surfaktan

29
ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb.Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Surfaktan”. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas Kimia Fisika II. Dalam penyusunannya saya menggunakan media cetak dan elektronik yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber. Makalah ini menjelaskan secara terperinci mengenai surfaktan dan hal-hal yang berkaitan di dalamnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian. SURFAKTAN

Upload: iqieg

Post on 09-Feb-2016

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Surfaktan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah berjudul “Surfaktan”.

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas Kimia Fisika II. Dalam penyusunannya saya

menggunakan media cetak dan elektronik yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai

sumber. Makalah ini menjelaskan secara terperinci mengenai surfaktan dan hal-hal

yang berkaitan di dalamnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini. Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat

kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya

harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca sekalian.

Bogor, 24 Desember 2012

Penyusun

SURFAKTAN

Page 2: Surfaktan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

D. Manfaat Penuisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Surfaktan.............................................................................................3

B. Sifat-sifat Surfaktan...............................................................................................4

C. Penggunaan Surfatan.............................................................................................4

D. Jenis-jenis Surfaktan.............................................................................................5

a. Deterjen.........................................................................................................5

b. Sabun............................................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

A. Kesimpulan............................................................................................................15

B. Saran......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

SURFAKTAN

Page 3: Surfaktan

ii

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan

murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.Campuran suatu zat akan

tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan

dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan

pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang

bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun,

pada makalah ini hanya akan dibahas beberapa kelompok bahan kimia saja diantaranya

Pewangi,ditergen dan sabun.

   Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami

lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih

murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah

tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi

organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di

sekitar sungai tersebut.Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan.

Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras dalam konsentrasi tinggi

akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi

biota tersebut.Selain itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya atau dampak yang

ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatasa dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apa itu Surfaktan ?

b. Apa saja jenis – jenis Surfaktan ?

c. Apa saja sifat – sifat dari Surfaktan ?

d. Bagaimana cara pembuatan Surfaktan?

e. Dimana saja Surfaktan itu dipergunakan ?

SURFAKTAN

Page 4: Surfaktan

ii

C. Tujuan Penulisan

a.       mengetahui apa itu Surfaktan beserta jenis-jenisnya .

b.      mengetahui sifat – sifat dari Surfaktan .

c.       mengetahui cara-cara pembuatan Surfaktan.

d.      mengetahui cara penggunaan Surfaktan .

D. Manfaat Penulisan

            Tujuan penulisan karya ilmiah ini, selain sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas

kimia, juga diharapkan untuk memberi manfaat bagi saya sendiri, dan para pembaca

khusunya  mahasiswa agar lebih mengerti tentang materi kimia khususnya  materi

“Surfaktan”  .

SURFAKTAN

Page 5: Surfaktan

ii

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Surfaktan

Campuran aktif dalam sebagian bahan pembersih disebut bahan aktif permukaan atau

Surfaktan. Zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karenacenderung untuk terkonsentrasi

pada permukaan atau antar muka. Molekul surfaktanmempunyai dua ujung yang terpisah,

yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar(hidrofobik).

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan

hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepalahidrofiliknya

pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhipermukaan

air.Sumber bahan mentah surfaktan dapat berasal dari surfaktan oleokimia maupunsurfaktan

petrokimia. Secara umum, kebanyakan rantai hidrokarbon dalam sebagian besarsurfaktan dan

lain-lain surfaktan istimewa dihasilkan dari bahan mentah berikut: Lemak dan minyak biasa

Petroleum Etilena Propilena.

Surfaktan dapat digolongkan menjadi duagolongan besar berdasarkan kelarutannya,

yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dansurfaktan yang larut dalam air.

1) Surfaktan yang larut dalam minyak

Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang,

senyawafluorokarbon, dan senyawa silikon.

2) Surfaktan yang larut dalam air

Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat

pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada

empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu

a) surfaktan anion yang bermuatan negative

b) surfaktan yang bermuatan positif

c) surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan

d) surfaktanamfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.

 

Surfaktan juga diklasifikasikan lagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a) Surfaktan Anionik

Surfaktan Anionik (negatif). Surfaktan ini memiliki bagian hidrofobik yang memiliki

ionnegatif. Dalam medium air berpisah dengan kation positif menjadi ion negatif.

Contoh : AlkylBenzene Sulfonate (ABS) ABS merupakan surfaktan yang lebih efektif

SURFAKTAN

Page 6: Surfaktan

ii

karena memberikanbusa yang banyak, harga murah, dan kualitas yang baik. contoh

lainnya: Alkohol sulfat danEster Sulfonat.

b) Surfaktan Kationik

Surfaktan Kation (positif). Sama halnya dengan surfaktan anion, surfaktan kation

jugamemisahkan diri dalam medium air. Kepala (bagian hidrofilik) sebagai kation

yang manamemiliki sifat surface active . Contoh: Senyawa-senyawa Ammonium

c) Surfaktan Anionik

Surfaktan Non-ionik (tak bermuatan). Surfaktan non ionik tidak memisahkan diri

padamedium air. Surfaktan ini memiliki kutub polar seperpolyglycol eter atau sebuah

polyol. Contoh surfaktan anionic biasa disebut “sabun” (sabun asam lemak), garam

asam alkil sulfonat (komponen utama deterjen sintetis, seperti alkil benzene sulfonat

(LAS) )lemakalcohol sulfat (komponen utama shampoo atau deterjen netral) dan lain-

lain.

d) Surfaktan Amfoterik

Surfaktan Amfoterik (positif atau negatif) Surfaktan ini memiliki ion positif dan

negatif.Rantai hidrofobik mengikat rantai hidrofilik sehingga tersusun dari ion positif

dan negatif.Perlakuannya tergantung pada kondisi medium atau nilai pH . Contoh:

Alkil betains.

B. Sifat-sifat Surfaktan

Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada

daerahkonsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh

pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu,

yaitu padakonsentrasi kritik misel.

Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari molekul-

molekulsurfaktan membentuk misel. Misel biasanya terdiri dari 50 sampai 100 molekul asam

lemakdari sabun Sifat-sifat koloid dari larutan elektrolit sodium dedosil sulfat.

C. Penggunaan Surfaktan

Dalam bidang kefarmasian surfaktan digunakan sebagai emulgator dalam pembuatan

sediaan obat emulsi. Dalam emulsi setiap emulgator dalam hal ini surfaktan memiliki harga

keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan istilah

HLB ( Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara

kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin

SURFAKTAN

Page 7: Surfaktan

ii

banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air

dandemikian sebaliknya

D. Jenis-jenis Surfaktan

a. Detergen

1. Pengertian produk deterjen dan manfaatnya

Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding

dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih

baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.Kebersihan merupakan salah satu faktor

penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat

tinggal serta tempat umum dibutuhkan produk pembersih atau sabun cuci yang dapat

diandalkan. Ibu rumah tangga, rumah sakit, sarana umum lain hingga hotel berbintang lima

pasti menjadikan produk yang satu ini sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk mencuci

pakaian maupun peralatan rumah tangga.

2. Bahan-bahan detergen

Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

1) Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai

ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini

berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan

kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat

empat kategori surfaktan yaitu

a. Anionik :

-Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)

-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)

-Alpha Olein Sulfonate (AOS)

b. Kationik : Garam Ammonium

c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle

d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

SURFAKTAN

Page 8: Surfaktan

ii

2) Builder

Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan

dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.

a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)

b. Asetat :

- Nitril Tri Acetate (NTA)

- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)

c. Silikat : Zeolit

d. Sitrat : Asam Sitrat

3) Filler

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai

kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium

sulfat.

4) Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik,

misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung

dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud

komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl

Cellulose (CMC).

3. Jenis-Jenis Detergen

   Kita tentu sudah akrab dengan detergen, selama ini kita mengenal detergent sebagai

bubuk pembersih pakaian. Sebenarnya deterjen adalah senyawa organik, yang memiliki dua

kutub dan bersifat non-polar karakteristik. Ada tiga jenis deterjen yaitu anionic, kationik, dan

non-ionik. Anionic dan permanen kationik memiliki muatan negatif dan positif yang melekat

pada non-polar (hidrofobik) CC rantai. Detergen non-ionik tidak mempunyai muatan ion

tetap, hal ini terjadi karena mereka memiliki jumlah atom yang lemah elektropositif dan

elektronegatif yang disebabkan oleh kekuatan menarik elektron atom oksigen.

   Ada dua jenis karakteristik detergent yang berbeda yaitu fosfat deterjen dan surfaktan

deterjen. Pada umumnya deterjen yang mengandung fosfat akan terasa panas ditangan,

sedangkan surfaktan adalah jenis deterjen yang sangat beracun. Perbedaan kedua jenis

detergen itu adalah deterjen surfaktan lebih berbusa dan bersifat emulsifying deterjen. Disisi

lain fosfat detergent adalah deterjent yang membantu menghentikan kotoran dalam air.Zat

yang terkandng didalam detergent juga digunakan dalam formulasi dalam pestisida.

SURFAKTAN

Page 9: Surfaktan

ii

Degradasi alkylphenol polyethoxylates (non-ion) dapat menyebabkan pembentukan

alkylphenols (terutama nonylphenols) yang bertindak sebagai endokrin pengganggu jika

limbah detergent bercampur dengan air limbah lain di saluran air.Awalnya deterjen mesin

cuci dikenal sebagai produk cuci pembersih pakaian, namun kini meluas dalam bentuk

produk-produk sabun cuci seperti:

a) Personal cleaning product, sebagai produk pembersih diri seperti sampo, sabun cuci

tangan, dll.

b) Laundry, sebagai sabun deterjen pencuci pakaian, merupakan produk deterjen yang

paling populer di masyarakat.

c) Dishwashing product, sebagai sabun cuci piring alat-alat rumah tangga baik untuk

penggunaan cuci piring manual maupun produk sabun mesin pencuci piring.

d) Household cleaner, sebagai produk cuci rumah seperti produk sabun cuci pembersih

lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas, dll.

4. Bahaya Detergen

   Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,

harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak

negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk

deterjen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak

langsung terhadap manusia dan lingkungannya.

   Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami

yamg ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil

pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak

dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’

pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan

anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat membentuk

chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene

merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.Pada awalnya

surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri deterjen. Namun karena ditemukan

bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang

telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.

   Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah

phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener

air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan

SURFAKTAN

Page 10: Surfaktan

ii

magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci deterjen meningkat.

Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate

(STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu

nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak,

phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan

air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton)

yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri.

Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya

eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang

dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng

gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen

berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat

sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat

merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran

selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui

saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng

gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar.

Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari

para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan

kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas,

melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi

alergi.

Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan

bahwa deterjen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya

3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam

air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Sedangkan tinja merupakan jenis

vektor pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia. Bagian yang paling berbahaya dari

limbah domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja, karena dapat

menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram tinja mengandung 1

milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada

suhu dibawah 10 derajat Celcius.

   Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi

sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan

menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa

SURFAKTAN

Page 11: Surfaktan

ii

klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada

pengolahan air minum, mengingat digunakannya kaporit (dimana di dalamnya terkandung

klor) sebagai pembunuh kuman pada proses klorinasi.

   Pada percobaan tersebut dapat dianalisa bahwa deterjen itu memang mempunyai

dampak buruk terhadap berbagai lingkungan kehidupan kita. Baik itu lingkungan terrestrial

dimana kita hidup, kemudian lingkungan perairan termasuk organisme yang hidup di

dalamnya, atau bahkan juga lingkungan kesehatan manusia sendiri yang sebenarnya tanpa

kita sadari mulai perlahan-lahan menyerang kesehatan kita.

   Deterjen fosfat tinggi seperti tri-natrium fosfat (TSP) dapat dibeli di beberapa toko cat

dan perangkat keras. Pembersihan secara teratur dengan deterjen fosfat tinggi telah terbukti

efektif dalam mengurangi debu di yang terdapat di jendela dan di sekitar pintu.Apa yang

terjadi jika limbah deterjent bercampur dengan air?Deterjent memiliki efek beracun dalam

air. Semua deterjent menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari

bakteri dan parasit, selain itu detergent dapat menyebabkan kerusakan pada insang.

Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi deterjent 15 bagian per juta. Detergent dengan

konsentrasi rendah pun sebanyak 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan. Surfaktan deterjen

pun tak kalah berbahaya karena jenis detergent ini terbukti mengurangi kemampuan

perkembangbiakan organisme perairan.

Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air. Bahan kimia organik

seperti pestisida dan fenol akan mudah diserap oleh ikan, dengan konsentrasi deterjen hanya

2 ppm dapat diserap ikan dua kali lipat dari jumlah bahan kimia lainnya.Detergent juga

memberi efek negatif bagi biota air. Fosfat dalam deterjen dapat memicu ganggang air tawar

bunga untuk melepaskan racun dan menguras oksigen di perairan. Ketika ganggang

membusuk, mereka menggunakan oksigen yang tersedia untuk mempertahankan hidupnya.

5. Pencegahan Bahaya Detergen

Kesadaran masyarakat pengguna deterjen mesin akan dampak dibalik manfaat deterjen

mesin cuci perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak negatif

yang ditimbulkan oleh penggunaan deterjen sangat diharapkan. Banyaknya pilihan produk

yang diinformasikan melalui iklan memang bisa menguntungkan konsumen. Tetapi

konsumen tetap perlu berhati-hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan

konsumen sendiri. Sebaiknya konsumen memilih deterjen yang pada kemasannya

mencantumkan penandaan nama dagang, isi / netto, nama bahan aktif, nama dan alamat

pabrik, nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan petunjuk penggunaan, juga

SURFAKTAN

Page 12: Surfaktan

ii

tanda peringatan serta cara penanggulangan bila terjadi kecelakaan. Selain itu dianjurkan bagi

konsumen untuk memilih produk yang mencantumkan bahan aktif yang lebih aman dan

ramah lingkungan. Informasi mengenai produk ramah lingkungan dapat dilihat pada label

baik berupa logo hijau maupun klaim ramah lingkungan. Selain itu produsen sebaiknya

memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai produknya.

   Hal lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam menggunakan deterjen adalah

cara penggunaan yang benar. Pada beberapa deterjen bubuk ternyata terdapat petunjuk yang

tidak tepat. Yaitu ketika konsumen dianjurkan menggunakan takaran genggam. Hal ini

sungguh berisiko karena deterjen bersifat basa yang berarti korosif terhadap kulit. Apalagi

jika kulit pengguna bersifat sensitif, maka takaran deterjen yang menggunakan istilah

‘genggam’ tersebut akan langsung memberikan reaksi pada kulit berupa gatal, mengering dan

pecah-pecah. Selain itu, takaran genggam bukan ukuran yang bersifat pasti, karena hanya

berupa kira-kira yang sangat tergantung kepada ukuran tangan seseorang. Jadi kecenderungan

konsumen untuk menggunakan berlebihan memang besar. Disamping itu, karena slogan-

slogan pada iklan produk deterjen baik di media elektronik maupun media cetak, timbul

persepsi konsumen bahwa busa banyak bisa mencuci lebih bersih. Padahal busa yang terlalu

banyak bukan berarti deterjen menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya

terhambat. Selain itu keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu

penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan

demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan

kematian. Oleh karena itu sebaiknya konsumen menggunakan takaran khusus untuk deterjen

dan produsen menyediakan alat takar tersebut di dalam kemasan produknya.

      Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup di

dalamnya, salah satunya adalah ikan. Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti

fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain. Jika organisme-organisme

seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan

pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen

dan polutan lainnya yang mencemari air dapat memusnahkan seluruh organisme yang hidup

di dalamnya.Besar tidaknya pengaruh detergen dan polutan lainnya pada ikan dan makhluk

hidup lain tergantung pada konsentrasi polutan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi polutan,

semakin besar pengaruhnya.

Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai

menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar

diuraikan oleh pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber

SURFAKTAN

Page 13: Surfaktan

ii

air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan

kesehatan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan

oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh

pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak hati-hati adalah:

a. rusaknya keindahan lingkungan perairan;

b. terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan

c. merugikan kesehatan manusia.

b. Sabun

1. Pengertian Prouk Sabun dan manfaatnya

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena

sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada

sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif

mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,

deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.

Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat

diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau

kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan

saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.

Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran

tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti

minyak zaitun.

Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri

tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara

senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan

baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak

dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk

menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan

pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida,

natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

SURFAKTAN

Page 14: Surfaktan

ii

2. Reaksi Kimia Pada Sabun

Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi

trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi

penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama

dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai

jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat

molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun

memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih

kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.

Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi

pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),

sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis

minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa

akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan

minyak biji katun.

3. Bahan-bahan Pembuat Sabun

a. Bahan Baku: Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH,

Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik

dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan

sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang

mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah

dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak

atau lemak).

Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat

digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut

dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari

ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut

lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah

SURFAKTAN

Page 15: Surfaktan

ii

tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan

untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

b. Bahan Pendukung

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun

hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi

produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan

aditif.

1) NaCl. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.

Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang

terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang

digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl

digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak

mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan

sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar

diperoleh sabun yang berkualitas.

2) Bahan aditif. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam

sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga

menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers

inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.

4. Dampak Limbah Sabun dan Pencegahannya

Sabun antibakteri yang menjanjikan dapat membunuh kuman tampaknya sudah tidak

asing lagi di masyarakat. Tetapi sudah banyak pula penelitian yang menyatakan bahwa sabun

antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban dapat membahayakan kesehatan

manusia dan juga lingkungan terutama menyebabkan polusi air dan tanah. Sebuah sisi lain

dari keuntungan penggunaan sabun yang menjanjikan dapat membunuh kuman

tersebut.limbah triclosan dan triclocarban yang terbawa oleh air akan bercampur dengan

tanah dan lingkungan air alami. Limbah triclosan dan triclocarban ini berbahaya karena tidak

dapat terurai selama berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. Bahan kimia dari senyawa ini

terdiri dari struktur cincin benzena yang terklorinasi, sehingga membuatnya sangat sulit untuk

dipecah atau terurai. Selain itu, kedua senyawa ini juga menolak air atau hidrofobik,

SURFAKTAN

Page 16: Surfaktan

ii

cenderung menempel pada partikel, sehingga mengakibatkan penurunan ketersediaan proses

dan merusak fasilitasi transportasi jangka panjang dalam air dan udara.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sabun antibakteri yang mengandung

triclosan dan triclocarban diduga dapat merusak organ reproduksi, menurunkan kualitas

sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks.Triclosan dan triclocarban telah dikaitkan

dengan gangguan endokrin, dengan dampak potensial yang merugikan perkembangan seksual

dan saraf.Selain dalam sabun antibakteri, triclosan juga sering dipakai dalam pasta gigi dan

kosmetik. Bahkan saat pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, senyawa ini juga digunakan

untuk membersihkan permukaan kulit saat operasi.

Penelitian lain menemukan bahwa kandungan triclosan pada pasta gigi yang

seharusnya dapat mencegah pertumbuhan bakteri, malah dapat menyebabkan kuman-kuman

makin kebal terhadap antibiotik.Penelitian laboratorium menunjukkan senyawa Triclosan

dapat menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, di antaranya E coli, salmonella

dan listeria. Dikhawatirkan mutasi itu akan membuat pengobatan infeksi menjadi tidak

efektif.Tak hanya itu, penelitian terbaru juga menemukan bahwa triclosan dan triclocarban

dapat merusak lingkungan, terutama menyebabkan polusi air dan tanah.Bahkan sebuah studi

menemukan bahwa akumulasi triclosan di air menyebabkan pencemaran di pantai yang

akhirnya mengancam kehidupan lumba-lumba.

SURFAKTAN

Page 17: Surfaktan

ii

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu

pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. detergen mengandung

bahan-bahan Surfaktan (surface active agent), Builder (pembentuk), Filler (pengisi), dan

aditif. Ada tiga jenis deterjen yaitu anionic, kationik, dan non-ionik. Ada dua jenis

karakteristik detergent yang berbeda yaitu fosfat deterjen dan surfaktan deterjen. Surfaktan

dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada

permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Builders, salah satu yang

paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Bahan ini mampu

menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Efek paling

nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi

(pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Selain merusak lingkungan alam,

efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga

dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia.Kita perlu hati-hati

dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang

buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai. Jika

detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau

binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita

sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme

(biodegradable).

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang. Sabun

merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari

minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida)

pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. sabun

antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban dapat membahayakan kesehatan

manusia dan juga lingkungan terutama menyebabkan polusi air dan tanah. sabun antibakteri

yang mengandung triclosan dan triclocarban diduga dapat merusak organ reproduksi,

menurunkan kualitas sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks.

SURFAKTAN

Page 18: Surfaktan

ii

B.     Saran

Selaku konsumen dan pemakai produk-produk yang terbuat dari bahan kimia.kita

harus lebih jeli dalam memilih produk yang akan kita pakai supaya dampak yang ditimbulkan

dari bahan kimia tersebut dapat diminimalisir. Upayakan pemakaian bahan kimia tersebut

sehemat mungkin untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan yang dapat

mempengaruhi kehidupan mahluk hidup. Gunakanlah bahan kimia sebijaksana mungkin,

jangan buang air cucian ke perairan yang banyak organisme yang hidup di dalamnya.

Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya bahan

yang ramah lingkungan. Dan yang paling penting, mari kita memohon ampun pada Allah

Swt., karena selama ini kita telah meracuni alam-Nya, alam sekitar kita.

SURFAKTAN

Page 19: Surfaktan

ii

DAFTAR PUSTAKA

Ahya M Salman. 1993. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Dekdibud

http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran air

http://lananewakatobi.blogspot.com/2012/04/biografi-la-nane-wakatobi.html (jam 1 pagi, la

nane wakatobi)

SURFAKTAN