surat cinta untuk bapak presiden
DESCRIPTION
Nawa Cita atau Nawa(r) CitaTRANSCRIPT
SURAT CINTA UNTUK BAPAK PRESIDEN
NAWA CITA ATAU NAWA CIT(R)A
“Mengakhiri pidato ini, saya mengajak kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah
air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama
Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara
besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawati
samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang
menggulung”
“Dibawah Kehendak Rakyat dan Konsitusi”
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo
Assalammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Salam Damai dan Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya
Yang terhormat Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan inayahnya kepada kita semua khusunya Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Presiden Republik Indonesia tanpa
halangan suatu apapapun. Kedua, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabat, kepada para tabiin, dan
Insya Allah sampai kepada kita semua.
Salam Indonesia kepada Bapak Presiden Joko Widodo, perkenalkan saya Bapak,
seorang mahasiswa biasa di Univesitas yang biasa – biasa saja tempat Bapak dulu
berkuliah yaitu Universitas Gadjah Mada, seorang mahasiswa baru yang tahun ini
memasuki bangku kuliah sama seperti Bapak dulu saat memasuki bangku kuliah tahun
80 an ketika masuk di Fakultas Kehutanan. Nama saya Aris Hartono Bapak, fakultas
Sekolah Vokasi program Diploma IV Teknologi Jaringan. Bapak Presiden, ketika saya
membaca tentang kompitisi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada dalam kegiatan menulis surat untuk
Bapak Presiden dengan tema “Satu Tahun Pemerintah Jokowi – JK dalam bingkai Nawa
Cita” keinginan saya begitu bersemangat dengan satu harapan Bapak Presiden dapat
membaca surat ini walaupun sangat tidak mungkin tetapi bagi saya bukan suatu
permasalahan karena saya yakin apa yang saya sampaikan disurat ini suatu hari akan
sampai kepada Bapak Presiden.
Bapak Presiden yang saya hormati, tahun 2014 saat Bapak dicalonkan oleh PDIP-
P untuk menjadi calon Presiden hati dan jiwa saya terpanggil untuk bergerak mundukung
Bapak, saat itu juga saya baru memasuki usia untuk ikut dalam pesta demokrasi, begitu
besar harapan saya kepada Bapak terpilih menjadi Presiden ke 7 Republik Indonesia dan
harapan itu menjadi kenyataan Bapak terpilih menjadi Presiden ke 7 Republik Indonesia
dengan didampingi oleh Bapak Yusuf Kalla. Harapan begitu besar kepada Bapak
Peresiden akan menjadi nahkoda Bangsa Indonesia seperti yang Bapak haturkan pada
pidato “ Dibawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi “ saat Bapak dinobatkan menjadi
Presiden ke 7 Rupublik Indonesia. Saat itu saya mendengar, memperhatikan, serta
berusaha memahami satu – persatu kata dalam pidato yang Bapak sampaikan, pidato yang
menyentuh hati nurani saya untuk membantu Bapak dalam mewujudkan cita – cita mulia
Bapak untuk Bangsa Indonesia.
Bapak Presiden yang saya hormati, mengawali surat ini saya memetik pidato akhir
Bapak yaitu ajakan Bapak untuk membangun Bangsa Indonesia, seperti yang Bapak kutip
dari Bung Karno yaitu negara yang memiliki jiwa cakrawati samudera yaitu jiwa pelaut
yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung. Jiwa
tersebut Bapak bangunkan kembali untuk mengawali kinerja Bapak 5 tahun kedepan
sebagai seorang nahkoda dengan 250 juta penduduk Indonesia. Harapan begitu besar
bahwa nantinya Bangsa Indonesia dibawah kepemimpinan Bapak dapat mengarungi
samudera, menerjang ombak dengan semangat yang begitu mengebu – gebu dengan satu
cita – cita, Bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang berdaulat di bidang Maritim. Saat itu
juga begitu besar cita – cita dan harapan Bapak untuk memimpin Bangsa ini. Bapak juga
membuat sembilan agenda prioritas yang terbalut dalam “ Nawa Cita”, Nawa Cita yang
menjadi cita – cita Bapak yang akan Bapak laksanakan lima tahun kedepan.
Bapak Presiden yang saya hormati, sesuai dengan tema yang ditetapkan oleh
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada dalam
kegiatan menulis surat untuk Bapak Presiden yaitu “Satu Tahun Pemerintah Jokowi – JK
dalam bingkai Nawa Cita” membuat saya menjadi seorang mahasiswa yang harus
menulis surat ini kepada Bapak Presiden walaupun pemahaman saya masih kurang dalam
memahami Nawa Cita Bapak. Satu tahun kepemimpinan Bapak Presiden tepatnya pada
tanggal 20 Oktober 2015 besok, dengan Nawa Cita sebagai agenda prioritas Bapak
menjadi ujian Bapak terhadap masyarakat Indonesia, seperti yang saya haturkan pada
judul diatas “SURAT CINTA UNTUK BAPAK PRESIDEN, NAWA CITA ATAU
NAWA CIT(R)A, bukan lagi sebuah pencitraan kepada rakyat tapi adalah janji dan
komitmen Bapak dalam Nawa Cita tersebut, maka suatu saat Nawa Cita bukannya suatu
pencitraan yang akhirnya menjadi boemerang bagi Bapak. Bapak Presiden satu tahun ini
apakah Bapak sudah melakukan salah satu dari sembilan agenda prioritas tersebut atau
justru mengingkari apa yang menjadi cita – cita Bapak sendiri. Sebelum saya
menyampaikan pendapat saya tentang beberapa hal dalam Nawa Cita dan isinya satu
tahun terakhir, izinkan saya mengingatkan Bapak kembali tentang sembilan agenda
prioritas Jokowi – JK dalam Nawa Cita yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri
bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan
negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat
jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas
pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi
dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian,
pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas
9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi
serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta
Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan
Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
Begitu besar cita – cita Bapak dalam lima tahun kedepan, saya yakin Bapak Presiden
memiliki niat untuk menjadikan Indonesia ini lebih baik, dengan sembilan program
prioritas yang Bapak tuangkan dalam Nawa Cita tersebut. Salah satu program Nawa Cita
Bapak nomor 4 yaitu menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Dari apa yang Bapak
sampaikan sebagai seorang rakyat dan seorang mahasiswa dapat saya artikan bahwa
negara kita selama ini adalah negara lemah, negara yang tidak dapat berdikari sendiri di
berbagi sektor dan bidang terutama dalam hal penegakan hukum sebagai salah satu
bidang yang dapat mempengaruhi suhu politik bangsa ini.
Sebagai seorang mahasiswa baru yang baru 3 minggu menduduki bangku kuliah, saya
sadar Bapak, bahwa pengalaman saya dalam bidang hukum sangat tidak ada bahkan tidak
terpikirkan soal hukum, tapi sebagai seorang anak bangsa, kami sepakat untuk merubah
bangsa ini ke arah yang lebih baik, salah satunya dalam penegakan hukum. Dalam satu
tahun Bapak memimpin bangsa ini banyak hal yang sudah Bapak lakukan dalam
mengawal supremasi hukum, salah satunya adalah Bapak membentuk tim sembilan guna
menjaring, dan memberikan rekomendasi nama untuk memimpin lembaga anti korupsi
yaitu Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK). Sekarang nama – nama tersebut sudah
ditangan Bapak, sudah ada dan Bapak tinggal memilih siapa yang akan di calonkan untuk
mengikuti fit and proper test di DPR. Kami sebagai anak bangsa berharap pilihan Bapak
Presiden bukan merupakan pilihan politis tetapi benar – benar didasari oleh kapabilitas
dan kompetensi calon tersebut.
Menengok kembali ke awal pemerintahan Bapak, bahwa Bapak memilih menteri
dalam kabinet Bapak mengandeng KPK untuk memastikan rekam jejak pembantu Bapak
tidak tersangkut masalah hukum apalagi masalah korupsi sehingga KPK memberikan
rapor kepada calon menteri yang akan Bapak pilih menjadi pembantu Bapak. Saya yakin
Bapak begitu bimbang dalam memilih calon menteri setelah Bapak menerima hasil rapor
yang di siratkan dalam 3 warna yaitu merah, kuning, dan hijau tersebut. Bapak Presiden
yang saya banggakan, Nawa Cita Bapak pada nomor 4 jelas berbunyi menolak negara
lemah dan negara lemah salah satu aspek yang menjadi kriteria adalah pemimpinnya.
Bapak Presiden merupakan pemimpin yang berarti bahwa Bapak tidak boleh lemah
melawan kepentingan politik untuk kebaikan bangsa ini. Banyak diluar sana berkata
bahwa Bapak tidak sanggup untuk melawan kepentingan politik yang dititipkan untuk
mengisi salah satu jabatan dalam kabinet Bapak, tapi untuk saya tidak ada keraguan
bahwa sebenarnya bukan keinginan Bapak tapi keinginan elite partai semata.
Bapak Presiden yang saya hormati, jika memang Bapak menolak negara yang Bapak
pimpin mendapat predikat negara lemah, maka Bapak harus tetap melaksanakan janji dan
sumpah pada kepada rakyat diatas golongan atau kelompok, Bapak harus kuat, sekuat
tekad Bapak untuk memperbaiki negara ini. Bapak Presiden mempunyai kekuasaan serta
wewenang yang paling tinggi, nahkoda kapal adalah Bapak, pemimpin bangsa Indonesia.
Satu hal lagi yang menjadi menjadi prioritas satu tahun kepemimpinan Bapak yaitu
tentang pemberantasan korupsi, dalam Nawa Cita tertuang yaitu “Membuat pemerintah
tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan
kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi
demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan”.
Pemberantasan korupsi menjadi tersendat manakala ketua dan wakil ketua KPK
tersandung kasus hukum, saat itulah Bapak sebagai kepala negara diuji bagaimana Bapak
menyelesaikan hal itu. Pemberantasan korupsi bukanlah hal yang mutahil di laksanakan
selagi masih ada harapan bahwa politisasi tidak akan masuk dalam ranah hukum. Jalan
keluarnya adalah pada orang dan sistem dalam mencegah perilaku korupsi. Orang atau
person karena kerendahan mental dan akhlak menyebabkan gelap mata dan sistem yang
lemah serta menjadi budaya menyebabkan semakin leluasanya praktik korupsi di negeri
ini.
Bapak Presiden yang saya hormati, apakah yang saya sampaikan diatas bahwa Bapak
saat ini dalam kondisi yang tidak berdaya menghadapi kepentingan yang haus akan
jabatan ?, karena yang terlihat saat ini adalah kepentingan politik yang besar dan
kemunafikan dengan dalih rakyat yang menjadi alasan. Disini Bapak harus keluar dari
ketakutan atas elite politik pendukung Bapak. Satu tahun ini Bapak sering kali
dihadapkan pada kepentingan elite partai yang mempengaruhi setiap kebijakan –
kebijakan yang Bapak ambil, apakah ini menjadi pertanda bahwa apa yang disampaikan
diatas bahwa Bapak lemah adalah benar ?. Kondisi saat ini Bapak dihadapkan dengan
banyaknya permasalahan – permasalahan negara, dalam kondisi ini bukan pemimpin
yang selalu melakukan pencitraan yang dibutuhkan rakyat tapi pemimpin yang mampu
mendengar dengan hati, melihat dengan mata hati, dan bertindak dengan akal dan
budi yang murni.
Korupsi dan negara lemah adalah dua hal yang menjadi masalah besar bagi suatu
bangsa, tanpa terkecuali bangsa Indonesia. Saya yakin saat ini Bapak sedang
melaksanakan Nawa Cita tersebut, berusaha untuk memecahkan setiap permasalahan
bangsa, siang malam bahkan Bapak tanpa beristirahat tapi satu hal yang menjadi inti dari
surat ini bahwa Bapak tidak boleh lemah, bahwa Bapak tidak boleh mendengar pembisik
– pembisik, bahwa Bapak harus kembali kepada Bapak yang dulu, karakter Bapak ketika
menjadi walikota dan gubernur. Saat itu Bapak begitu kuat dalam penerapan birokrasi
maupun penentuan setiap kebijakan – kebijakan tapi saat ini bukan Bapak yang dulu,
Bapak yang dulu adalah Bapak yang tidak pandang siapapun jika memang salah maka
salah dan Bapak begitu mudahnya untuk mengganti pejabat birokrasi yang tidak sesuai
dengan tugas dan fungsinya tetapi saat ini yang terjadi Bapak tidak bisa melakukan semua
hal itu, Bapak lemah dalam hal itu, mari Bapak bangkit kami anak bangsa bersama Bapak,
mengawal setiap cita – cita Bapak dan senantiasa menjadi pengkritik setiap kebijakan –
kebijakan Bapak.
Nawa Cita adalah cita – cita murni Bapak untuk seluruh rakyat Indonesia, buka Nawa
Cit(r)a yang memiliki arti cita – cita yang hanya menjadi harapan semu tanpa sebuah
realisasi nyata. Rakyat tidak membutuhkan harapan semu Bapak, tapi realisasi dan kerja
nyata Bapak dan pembantu – pembantu Bapak tanpa menjadikan rakyat alasan klise
bahwa segala kepentingan untuk rakyat tetapi sebenarnya hanyalah sebuah kepentingan
segelintir kelompok saja. Bapak adalah seorang pengagum Bung Karno bahkan Nawa
Cita ini mempunyai hubungan dengan Tri Sakti yang Bung Karno cetuskan maka Bapak
harus ingat satu pesan dari Bung Karno yaitu “Hanya Bangsa yang berani mengambil
nasib dalam tangan sendiri, Akan dapat berdiri dengan tegaknya”, Bapak harus berani
dan kuat karena nasib bangsa ini ada ditangan Bapak, Bapak juga pengagum Sri Sultan
Hamengkubuwono IX bukan ?, tentu Bapak juga pernah membaca buku yang berjudul
“Tahta untuk Rakyat” disitulah rakyat menjadi yang utama dan diutamakan, suara rakyat
adalah suara Tuhan, bukan elite partai Bapak. Sebagai penutup surat ini ijinkan saya
bertanya kepada Bapak Presiden, akankah Nawa Cita menjadi Nawa Cita yang sebenar –
benarnya atau menjadi Nawa Cit(r)a atau bahkan Nawa(r) Cita.
Mengakhiri surat ini saya memohon maaf kepada Bapak Presiden apabila terdapat
kata – kata yang kurang berkenan di hati Bapak. Ini hanya tulisan mahasiswa biasa Bapak
yang baru belajar hakikat sebagai seorang mahasiswa, yang baru belajar tentang
kekritisan. Satu alasan yang menjadikan motivasi saya dalam menulis surat ini adalah
kecintaan saya terhadap Bapak Presiden, bahwa saya peduli terhadap bangsa ini bersama
dengan Bapak membangun Indonesia yang lebih baik lagi. Sebelum menutup surat ini
ijinkan saya bernyanyi satu lagi perjuangan mahasiswa Bapak yang berjudul Darah Juang
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur tuan...
Di negeri permai ini
Berjuta Rakyat bersimbah rugah
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja...
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk bebaskan rakyat...
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji...
Sekian dan terima kasih yang dapat saya haturkan kepada Bapak, semoga Bapak
Presiden dalam menjalankan tugas selalu diberi kemudahan dan kelancaran. Semoga
surat ini sampai kepada Bapak Presiden dan Bapak Presiden berkenan membaca surat ini.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang telah mengadakan kompetisi menulis surat
untuk Bapak Presiden, semoga selalu dalam kebaikan serta tetap semangat memberikan
kontribusi untuk nusa dan bangsa. Aamiin. Hidup Mahasiswa Indonesia !!!
Wassalammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Anak bangsa dari sudut Desa
Aris Hartono