suplemen model

48
Hal. | 26 PANDUAN PEMBUATAN APE BERBAHAN ALAM DARI HASIL HUTAN Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam di Kawasan Pinggiran Hutan Disusun Oleh Tim Pengembang Model ● H. Salehuddin, SP. M.Si. ● Dra, Hj. Dalwa ● Sallena, S.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN DIKMEN BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 2020 SUPLEMEN MODEL

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUPLEMEN MODEL

Hal. | 26

PANDUAN PEMBUATAN APE BERBAHAN ALAM

DARI HASIL HUTAN

Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam

di Kawasan Pinggiran Hutan

Disusun Oleh

Tim Pengembang Model

● H. Salehuddin, SP. M.Si.

● Dra, Hj. Dalwa

● Sallena, S.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DITJEN PAUD, DIKDAS, DAN DIKMEN

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

2020

SUPLEMEN MODEL

Page 2: SUPLEMEN MODEL

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan hidayahNya

lah, sehingga bahan ajar ini dapat diselesaikan. Bahan ajar ini merupakan bahan yang

dapat digunakan oleh pendidik/tenaga kependidikan dalam melakukan pengelolaan

satuan PAUD berbasis alam di kawasan pinggiran hutan

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya dalam penyelesaian bahan ajar ini, semoga segala bantuannya menjadi

amal ibadah dan mendapat keberkahan dari Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kami selaku tim pengembang model, menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh

dari kesempurnaan, olehnya itu saran serta kritikan konstruktif sangat kami harapkan

demi penyempurnaannya.

Akhirnya, selamat menggunakan bahan ajar ini, semoga pendidik/tenaga

kependidikan PAUD dapat memiliki pengetahuan praktis yang bermakna, bermanfaat

dan memberikan kontribusi positif, bagi kemajuan pendidikan, utamanya PAUD dan

Dikmas di masa yang akan datang. Aamiin.

Palu, Juli 2020

Kepala BP PAUD dan Dikmas Sulawesi Tengah Penyusun : 1. Salehuddin, SP. M.Si. 2. Dra. Hj. Dalwa 3. Sallena, S.Pd. Drs. Arman Agung, M.Pd. NIP : 1969101120011121002

Page 3: SUPLEMEN MODEL

KATA PENGANTAR

BP PAUD dan Dikmas Sulawesi Tengah, pada tahun anggaran 2020 melaksanakan

pengembangan Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam di Kawasan Pinggiran

Hutan yang diujicobakan di dua lokasi yang berada di kabupaten Donggala provinsi

Sulawesi Tengah. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan model tersebut,

maka disusunlah bahan ajar berupa modul, yang berfungsi sebagai pedoman bagi

guru/pendidik maupun tenaga kependidikan, dalam melaksanakan pengelolaan di satuan

PAUD masing-masing.

Bahan ajar model berbentuk modul yang disusun ini, dibuat sebagai panduan bagi

guru/pendidik dan tenaga kependidikan, dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan

dalam melakukan pengelolaan satuan PAUD, khususnya yang berbasis alam di kawasan

pinggiran hutan. Sebelum diimplementasikan, modul ini diujicoba dalam skala terbatas,

untuk itu perlu kajian dan penyempurnaan lebih lanjut, apabila nantinya akan digunakan

dalam skala yang lebih luas, dengan karakterisik satuan PAUD yang mirip atau hampir

sama saat diujicoba.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan model, dan semoga bahan ajar

yang berbentuk modul ini dapat bermanfaat adanya. Aamiin.

Palu, September 2020

Kepala

BP PAUD dan Dikmas Provinsi Sulawesi Tengah

H. Saprullah, S.Sos. MM. NIP : 196308301992031009

Page 4: SUPLEMEN MODEL

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Deskripsi Singkat 1 C. Standar Kompetensi 2 D. Peta konsep 3 E. Manfaat 5 F. Tujuan Pembelajaran 5 G. Petunjuk Penggunaan Modul 5 BAB II. KEGIATAN BELAJAR 1 ; HAKIKAT PENGELOLAAN A. Standar Kompetensi 6 B. Kompetensi Dasar 6 C. Materi Pokok 6 1. Hakikat Pengelolaan 6 2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan 6 D. Uraian Materi 6 E. Rangkuman 11 F. Latihan / Tugas 11 G. Kunci Jawaban 11 BAB III. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENYUSUN PENGELOLAAN SATUAN PAUD A. Standar Kompetensi 13 B. Kompetensi Dasar 13 C. Materi Pokok 13 1. Perencanaan Pengelolaaan Satuan 13 2. Pelaksanaan Pengelolaan Satuan 13 3. Evalusi Pengelolaan Satuan 13 D. Uraian Materi 13 E. Rangkuman 21 F. Latihan / Tugas 21 G. Kunci Jawaban 22 BAB IV. KEGIATAN BELAJAR 3 : PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI KELOMPOK BERMAIN A. Standar Kompetensi 23 B. Kompetensi Dasar 23

Page 5: SUPLEMEN MODEL

K

C. Materi Pokok 23 1. Hakikat Pengelolaaan di Kelompok Bermain 23 2. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 24 3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 25 4. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain 27 D. Uraian Materi 23 E. Rangkuman 29 F. Latihan / Tugas 29 G. Kunci Jawaban 30 BAB V. KEGIATAN BELAJAR 4 : PENGELOLAAN BELAJAR DI TAMAN KANAK KANAK A. Standar Kompetensi 31 B. Kompetensi Dasar 31 C. Materi Pokok 1. Mengelola Taman Kanak-Kanak 31 2. Memanfaatkan Potensi Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-Kanak 33 D. Uraian Materi 31 E. Rangkuman 36 F. Latihan / Tugas 37 G. Kunci Jawaban 38

Page 6: SUPLEMEN MODEL

1

A. Latar Belakang

Pengelolaan merupakan suatu upaya yang sistematis atau suatu rangkaian

pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Standar Nasional

Pendidikan, pengelolaan merupakan standar ke enam, yang didalamnya mencakup

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien,

pada tingkat satuan pendidikan. Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber daya yang

ada, seperti sumber daya manusia, peralatan atau sarana yang ada pada satuan pendidikan

dapat didaya gunakan, sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu,

tenaga, dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Seorang pendidik ataupun tenaga kependidikan, penting untuk memahami

dengan baik fungsi pengelolaan, dalam mendukung aktivitas tugas di satuan pendidikan.

Berlimpahnya potensi sumber daya lingkungan di sekitar satuan pendidikan, khususnya

PAUD, dapat dikelola dengan baik dalam rangka mendukung pembelajaran yang

produktif.

B. Deskripsi Singkat

Bahan Ajar ini merupakan bahan ajar tentang Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis

Alam di Kawasan Pinggiran Hutan, yang didalamnya terdiri dari 6 modul. Bahan ajar

ini akan memberikan pengetahuan tentang Hakikat Pengelolaan, Fungsi Pengelolaan,

Pengelolaan dalam Perencanaan, Pengelolaan dalam Pelaksanaan, Pengelolaan

dalam Pengawasan, dan Keterkaitan Pengelolaan dengan Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN

Page 7: SUPLEMEN MODEL

2

Pendidikan Lainnya.

C. Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kemampuan minimal peserta didik atau warga belajar

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang

diharapkan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran pada satu mata ajar. Adapun

standar kompetensi dimaksud meliputi :

1. Hakikat Pengelolaan

2. Menyusun Pengelolaan Satuan PAUD

3. Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam

4. Keterkaitan Pengelolaan dengan Standar Nasional Pendidikan Lainnya.

Page 8: SUPLEMEN MODEL

3

D. Peta Konsep

Peta konsep merupakan suatu bagian skematis atau ilustrasi grafis yang mewakili

hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep lainnya ,sehingga

menjelaskan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian

pernyataan. Adapun peta konsep dalam bahan ajar ini, sebagai berikut :

Page 9: SUPLEMEN MODEL

44

Gambar 1. Peta Konsep Bahan Ajar

5. Pengelolaan

Satuan PAUD di

Kelompok Bermain

6. Pengelolaan Satuan

PAUD di Taman Kanak-

Kanak

1. Hakikat Pengelolaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan memahami seluruh konsep dan melakukan praktik terbaik yang

berhubungan dengan pengelolaan satuan PAUD berbasis alam di kawasan pinggiran hutan

3. Prinsip

Pengelolaan

Pengelolaan Satuan

PAUD Berbasis Alam

yang Berdayaguna dan

Berhasilguna

2. Fungsi

Pengelolaan

4. Menyusun

Pengelolaan

Satuan PAUD

Page 10: SUPLEMEN MODEL

5

E. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan adanya bahan ajar berupa modul ini adalah bahwa

pendidik dan tenaga kependidikan, pada satuan PAUD di kawasan pinggiran hutan, dapat

memahami bagaimana melaksanakan pengelolaan satuan PAUD berbasis alam secara ideal,

sehingga akan dapat meningkatkan kualitas satuan PAUD di wilayahnya.

F. Tujuan Pembelajaran

Melalui penggunaan bahan ajar yang berupa modul ini, pendidik dan tenaga

kependidikan dapat mendeskripsikan tentang hakikat pengelolaan, menyusun

pengelolaan satuan PAUD, pengelolaan satuan PAUD berbasis alam, dan keterkaitan

pengelolaan dengan Standar Nasional Pendidikan.

G. Petunjuk Penggunaan Modul

Bahan ajar modul Model Pengelolaan Satuan PAUD Berbasis Alam di

Kawasan Pinggiran Hutan, adalah bacaan sederhana, singkat, padat, dan spesifik, yang

dapat dijadikan panduan bagi guru/pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan

PAUD. Sebelum menggunakan bahan ajar ini, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan,

sebagai berikut :

1. Baca dan pahami isi yang terkandung dalam bahan ajar (modul) ini;

2. Lakukan atau praktekkanlah apa yang menjadi arahan dan petunjuk dalam modul

ini;

3. Diskusikan dengan teman sejawat, fasilitator atau pada tim pengembang, jika

menemui kendala atau masalah;

4. Carilah solusi lain yang tepat jika sekiranya solusi yang ada pada bahan bacaan ini

kurang sesuai.

Page 11: SUPLEMEN MODEL

6

D. URAIAN MATERI

1. Hakikat Pengelolaan

Pengelolaan merupakan sebuah kata yang artinya dapat disamakan dengan manajemen,

yang berarti pula pengurusan atau pengaturan (Arikunto, 1993). Pengelolaan diartikan

sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu. Marry Parker Follet (1997) mendefinisikan bahwa pengelolaan adalah

seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Dalam

penyelesaian sesuatu tersebut, terdapat 3 faktor yang terlibat, yaitu : (1). Adanya penggunaan

sumberdaya organisasi, baik SDM maupun faktor-faktor produksi lainnya; (2).Proses yang

bertahap, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan adanya proses

pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan; dan (3) Adanya seni

dalam penyelesaian pekerjaan yang ada didalam organisasi.

A. Standar Kompetensi Menjelaskan pengertian pengelolaan sebagai suatu upaya mengembangkan organisasi

B. Kompetensi Dasar Peserta mampu menjelaskan pengelolaan sebagai suatu upaya mengembangkan organisasi

C. Materi Pokok 1. Hakikat Pengelolaan 2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan

BAB II KEGIATAN BELAJAR 1

PENGELOLAAN

Page 12: SUPLEMEN MODEL

7

Kata “pengelolaan” sering kita dengar ataupun kita baca, dan kata ini sangat familiar di semua

sektor kehidupan kita, termasuk sektor pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata

manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi ( Sutisna:1983).

Pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah

adiministrasi dalam bidang pendidikan. Namun sebelum itu, kita perlu memahami terlebih

dahulu pengertiaan administrasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :

• Menurut Moh. Rifai (1982) adiministrasi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan

dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersdia dan yang sesuai, baik personal

maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu tujuan secara efektif dan

efisien.

• Sondang P Siagian ( 1983) administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara

dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang diolah ditentukan sebelumnya.

Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) menyampaikan beberapa alasan tentang perlunya

kaidah-kaidah administrasi diterapkan dalam bidang pendidikan berikut beberapa alasanya:

• Mengantisipasi tuntutan perkembangan dan juga tuntutan pembangunan yang terjadi baik

lokal maupun global sehingga pendidikan dapat merencanakan, menyediakan, mengelola

dan juga mengatur berbagai tuntutan yang ada guna kepentingan pembangunan itu sendiri

• Produk atau hasil dari pembangunan pendidikan baik berbentuk fisik maupun non fisik

dap dirasakan manfaatnya bagi kehidupan manusia

• Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan yag semakin bertambah dan beragam sehingga

akhirnya tidak hanya tenaga pengajar yang diperlukan tetapi juga membutuhkan berbagi

tenaga kependidikan lainya seperti pengelola pendidikan, administrator , planner, supervisor

dan juga konselor.

• Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang menuntut peralatan dan

fasilitas yang memadai serta personil yang berkualitas.

• Pendidikan dan lembaga pendidikan telah menjadi ajang bisnis yang memerlukan

penangananyang lebih serius untuk dapat bersaing sehat.

Page 13: SUPLEMEN MODEL

8

2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan

2.1. Membuat Putusan

Pembuatan putusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang perlu dilakukan oleh para

administrator yang akan membawa dampak terhadap seluruh organisasi, prilakunya dan hasil

keputusan itu.

Langkah-langkah pembuatan putusan:

• Menentukan masalah

● Mengananalisa situasi

• Mengemembangkan aternatif-alternatif kemungkinan

• Menganalisa aternatif-alternatif kemungkinan

• Memilih alternatif yang paling mungkin

2.2. Merencanakan

• Adalah persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Dalam

merumuskan perencaan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri ( 1994)

• Kegiatan dapat bersifat tunggal maupun banyak dan saling mendukung satu sama lain.

• Kegiatan untuk menetapkan tindakan yang akan dilakukan

• Ada unsur ketidakpastian dalam merumuskan perencanaan sebab tidak ada rencana yang

tanpa hambatan tak terduga.

• Optimalisasi perhitungan yang akan terjadi untuk menjaga dan mengurangi kegagalan.

Lebih lanjut Dudung A Dasuqi dan Setyo Somantri ( 1994) menjelaskan bahwa merencanakan

mengandung:

• Pra rencana yang berisi

~ Pengumpulan dan pengolahan data

~ Diagnosa dan prognosis situasi

Page 14: SUPLEMEN MODEL

9

~ Perumusan kebijakan

~ Estimasi kebutuhan

~ Menganggarkan kebutuhan

~ Memilih sasaran

• Merumuskan rencana

• Perincian rencana

• Implementasai rencana

• Revisi dan perencanaan

2.3.Mengorganisasikan

Menurut Sutisna( 1983) makna arti mengorganisasikan adalah sebagai kegiatan dalam

menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam

usaha mencapai tujuan yang telah disepakati bersama oleh semua anggota.

2.4. Mengkomunikasikan

Berarti menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang yang satu

kepada orang lain atau dari kelompok yang satu kepada kelompok yang lain. Mengkomunikasikan dalam suatu organisasi adalah dimaksudkan utnuk dapat

mempengaruhi sikap perilaku para anggota organisasi secara sendiri- sendiri atau

berkelompok.

2.5.Mengkoordinasikan

Sutisna (1983) mengkoordinasikan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersatukan

sumbangan dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-sumber lain yang

terdapat dalam organisasi itu ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati.

2.6.Mengawasi

Menurut Sutisna ( 1983) adalah suatu proses fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa

yang terjadi sesuai dengan apa yang semestinya terjadi. Dengan kata lain pengawasan adalah

fungsi administratif untuk memastikan bahwa yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang

dibuat.

Page 15: SUPLEMEN MODEL

10

2.7. Menilai

Sutisna ( 1983) mengartikan penilaian sebagai seperangkat kegiatan yang dapat

menentukan baik tidaknya program-program atau kegiatan-kegiatan organisasi

yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Fungsi penilaian

• Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir periode kerja

• Mendukung dan menjamin cara bekerja yang efektif danefisien

• Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran

• Memajukan pengembangan oragnisasi sekolah.

Prinsip penilaian dalam pengelolaan pendidikan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo

Somantri (1994)

• Komperhensif : penilaian mencakup keseluruhan unsur

• Kooperatif : melibatkan semua yang terkait

• Ekonomis : tidak ada pemborosan.

Page 16: SUPLEMEN MODEL

11

E. Rangkuman

Pengelolaan pendidikan pada intinya adalah upaya-upaya untuk menerapkan kaidah-

kaidah administrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan hakikatnya adalah sebuah

manajemen, yang didalamnya memerlukan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan,

dan juga kontrol atau evaluasi. Pengelolaan juga adalah suatu seni untuk mengatur atau

mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Satuan PAUD perlu dikelola secara baik dan benar, agar tercapai kualitas PAUD yang

kompetitif.

F. Latihan / Tugas

1. Jelaskan pengertian pengelolaan dan pengelolaan pendidikan !

2. Jelaskan fungsi dan prinsip pengelolaan bagi sebuah satuan pendidikan !

3. Apakah tujuan dari penilaian dalam pengelolaan satuan PAUD ?

G. Kunci Jawaban

1. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Marry Parker Follet (1997)

mendefinisikan bahwa pengelolaan adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang

terkait dengan pencapaian tujuan. sedangkan pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai

upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan.

2. Fungsi dan prinsip pengelolaan adalah : a. Membuat putusan; b. Merencanakan; c.

Mengorganisasikan; d. Mengkomunikasikan; e. Mengkoordinasikan; f. Mengawasi; dan g.

menilai.

3. penilaian sebagai seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik tidaknya program-

program atau kegiatan-kegiatan organisasi yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Fungsi penilaian : a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir periode

kerja; b. Mendukung dan menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;

Page 17: SUPLEMEN MODEL

12

c. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran; d. Memajukan

pengembangan organisasi sekolah; Prinsip penilaian dalam pengelolaan

pendidikan menurut Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) : e.

Komperhensif penilaian mencakup keseluruhan unsur; f. Kooperatif melibatkan semua yang

terkait; dan g. Ekonomis tidak ada pemborosan.

Page 18: SUPLEMEN MODEL

13

D. URAIAN MATERI

1. Perencanaan Pengelolaan Satuan PAUD

Perencanaan pendidikan merupakan salah satu kebijakan nasional yang terindependensi dengan

kebijakan publik lainnya (Saud dan Abin, 2009). Di tingkat satuan pendidikan perencanaan

pendidikan secara legal formal biasa disebut sebagai rencana kerja satuan.

Sebelum menyusun perencanaan pengelolaan satuan, maka perlu dilakukan identifikasi

tantangan dan perumusan program. Langkah-langkah yang dilakukan, sebagai berikut :

a. Persiapan

Sebelum penyusunan rencana satuan, kepala sekolah dan guru/pendidik membentuk

tim penyusun rencana kegiatan satuan yang disebut kelompok kerja PAUD. Tugas utama

Pokja PAUD adalah menyusun RKS PAUD Pembentukan Pokja PAUD hendaknya

dilakukan melalui proses demokratis dengan mengedepankan musyawarah mufakat.

BAB III

KEGIATAN BELAJAR 2

MENYUSUN PENGELOLAAN SATUAN PAUD

A. Standar Kompetensi Menjelaskan hakikat penyusunan pengelolaan satuan PAUD

B. Kompetensi Dasar Menjelaskan dan menyusun bagian-bagian dari pengelolaan satuan PAUD

C. Materi Pokok 1. Perencanaan Pengelolaan Satuan 2. Pelaksanaan Pengelolaan Satuan 3. Evaluasi pengelolaan Satuan

Page 19: SUPLEMEN MODEL

14

13

BAB V KEGIATAN BELAJAR IV

PENGELOLAAN DALAM PELAKSANAAN

Setelah Pokja PAUD terbentuk, maka pengurus akan mengikuti pembekalan / orientasi

mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan, khususnya PAUD. Kegiatan

utama selama dalam pembekalan adalah membantu Pokja PAUD untuk mengenal

informasi pokok yang diperlukan dalam perencanaan pendidikan PAUD. Subyek yang

dibahas adalah : (1). Peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan dan

perlindungan anak; (2). Kebijakan pendanaan pendidikan; (3). Kebijakan peningkatan

atuan; (5). Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran inovatif. Kegiatan

pembekalan ini dapat berupa kunjungan ke satuan PAUD, pelatihan, atau pemberian

nformasi.

b. Penyusunan Rencana Pengelolaan Satuan ( RPS )

Penyusunan RPS terdiri dari 5 tahap, yaitu :

1. Tahap Identifikasi Tantangan

Tahapan ini terdiri dari 4 langkah. langkah-langkah tersebut yaitu :

● Menyusun profil satuan PAUD. Profil yang disusun berisi gambaran yang jelas,

lengkap, dan obyektif tentang situasi satuan PAUD saat ini serta

perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Profil yang disusun juga

memuat pula tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)

● Mengidentifikasi harapan pemangku kepentingan (stakeholders). Harapan

pemangku kepentingan disusun dengan rambu-rambu, sbb :

~ Dirumuskan berdasarkan profil satuan sat ini, apa yang akan ditingkatkan,

diperbaiki, atau dicapai dalam 4 tahun kedepan.

~ Berorientasi pada peningkatan/perbaikan satuan (school improvement),

termasuk memperkuat kapasitas satuan PAUD dalam mengembangkan iptek.

~ Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), dalam hal

ini satuan PAUD, tetapi juga pengguna layanan (service user)

~ Mengacu pada visi dan misi serta tujuan satuan PAUD

~ Mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan.

● Merumuskan tantangan bagi satuan PAUD yakni perbedaan antara apa yang

menjadi harapan pemamgku kepentingan dengan apa yang ada pada profil.

Page 20: SUPLEMEN MODEL

15

Tantangan satuan PAUD sebaiknya dirumuskan secara spesifik, artinya

rumusan tantangan harus menunjukkan : (1). Apabila berkaitan dengan

pendidik/guru, maka perlu dirumuskan pendidik di kelas mana ( A atau

B ), apakah semua pendidik di kelompok umur tertentu, dan apakah di

semua tema atau tema-tema tertentu saja; (2). Apabila berkaitan dengan

penilaian dan metodenya, maka perlu dirumuskan besarnya

tantangan di penilaian apa dan dikelas mana saja; (3).

Apabila berkaitan dengan media, maka perlu dirumuskan media apa saja yang

dimaksud.

● Menetapkan tantangan utama (prioritas) . Tantangan utama terjadi karena

banyaknya keterbatasan-keterbatasan di satuan PAUD, seperti keterbatasan

SDM, pendanaan, fasilitas, media, dan lainnya, maka satuan PAUD sebaiknya

menfokuskan diri pada beberapa tantangan yang memiliki pengaruh besar

pada kinerja satuan PAUD secara keseluruhan. Tantangan utama dipilih

berdasarkan skala prioritas. Hal-hal di bawah ini dapat digunakan sebagai

pedoman untuk menentukan tantangan utama : (1). Tingkat kepentingan suatu

tantangan terhadap keseluruhan tujuan peningkatan mutu satuan PAUD; (2).

Besaran tantangan, yaitu besar antara harapan dan kenyataan; (3).

Sumberdaya manusia yang tersedia untuk menangani tantangan tersebut, baik

kini maupun akan datang; (4). jumlah biaya yang diperkirakan dan jumlah

dana yang akan diperoleh; (5). Kesiapan satuan PAUD dalam menghadapi

tantangan tersebut.

2. Tahap Analisis Pemecahan Tantangan

Tahap ini terdiri dari 2 langkah, yaitu :

● Tahap menentukan penyebab utama tantangan, caranya adalah :

~ Membuat daftar penyebab tantangan

~ Memilih penyebab utama tantangan.

Page 21: SUPLEMEN MODEL

16

● Menentukan alternatif pemecahan tantangan utama, caranya adalah :

~ Membuat daftar alternatif pemecahan tantangan

~ Menetapkan alternatif pemecahan tantangan utama.

3. Tahap Perumusan Program

Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yaitu :

● Menentukan sasaran. Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai

satuan PAUD dalam kurun waktu tertentu (biasanya 4 tahun) ke depan.

Penetapan sasaran satuan bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam

penyusunan program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu tertentu

guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan.

Penentuan sasaran yang baik, harus memperhatikan 3 hal, yaitu realistis, dapat

diukur, dan spesifik.

● Merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program.

Diketahui bahwa program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan

program sebaiknya disesuaikan dengan sasaran. Program ini bisa dilaksanakan

oleh pihak satuan PAUD maupun pihak lain. Misalnya dengan melibatkan

komite sekolah/ orang tua.

● Merumuskan indikator keberhasilan perencanaan pengelolaan berupa

program atau kegiatan lainnya. Indikator keberhasilan merupakan ukuran yang

digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan atau program

yang telah dilakukan. Indikator keberhasilan dapat berupa proses ataupun

hasil akhir. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan hasil akhir dapat

mengacu pada harapan pemangku kepentingan yang telah disusun oleh Pokja

Page 22: SUPLEMEN MODEL

17

● Menentukan kegiatan dan jadwal kegiatan. Jadwal adalah alokasi waktu suatu

Program dan kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan. Tujuan penyusunan

jadwal program dan kegiatan ini adalah untuk mempermudah pelaksana

dalam menentukan urutan kegiatan dan mengatur penggunaan sumberdaya

dan dana yang dimiliki satuan pendidikan. Dengan demikian alur kegiatan dan

keuangan satuan pendidikan/madrasah dapat dikontrol dengan lebih efektif.

4. Tahap Perumusan Rencana Anggaran Satuan PAUD

Tahap ini terdiri dari 3 langkah langkah, yaitu :

a) Membuat rencana biaya program

b) Membuat rencana pendanaan program

c) Menyesuaikan rencana biaya dengan sumber pendanaan.

5. Tahap Perumusan Rencana Kerja Tahunan Satuan PAUD

(RKTS PAUD) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan PAUD (RKAS PAUD).

Tahap ini terdiri dari 2 langkah. yaitu :

a) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan (RKTS PAUD, berisi 3 kegiatan : (1)

Menetapkan program/kegiatan strategis; (2) Menetapkan kegiatan operasi;

(3) Menetapkan jadwal RKTS PAUD. b) Membuat RKAS PAUD.

C. Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan PAUD (RKS PAUD)

Kegiatan ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :

a. Penyetujuan RKS PAUD oleh rapat dengan pertimbangan persatuan orang tua anak

didik

b. Pengesahan RKS PAUD oleh Dinas pendidikan setempat

c. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan.

Page 23: SUPLEMEN MODEL

18

2. Pelaksanaan atau Implementasi Pengelolaan Satuan PAUD

Pola pelaksanaan atau penerapan rencana yang telah disusun dilakukan secara

komprehensif oleh satuan PAUD, dikoordinasi, disinkronisasi, dan

dikontrol, serta dievaluasi. Pelaksanaan atau implementasi rencana, dilakukan

melalui berbagai forum rapat/pertemuan, koordinasi antar panitia, dan

koordinasi umum. Agenda yang dibahas pada setiap pertemuan dipimpin

langsung oleh Kepala Satuan PAUD, dimana dalam kegiatan tersebut diberikan

pengarahan yang bersifat global atas sebuah rencana yang telah digagas. Dari

pengarahan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi oleh panitia kegiatan

yang berfungsi semisal komisi. Di dalamnya dibahas teknis dan operasional

secara detail suatu rencana kegiatan. Hasil rapat dari panitia kegiatan

kemudian dibawa ke dalam rapat koordinasi umum atau diplenokan. Pola

pelaksanaan atau penerapan RKS PAUD yang dilakukan secara berjenjang

didasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) di Satuan PAUD, POS yang

dimaksudkan lebih dikenal dengan istilah panduan.

Adapun panduan yang biasanya ada di Satuan PAUD terdiri atas:

1) Panduan pengelolaan satuan PAUD

2) Panduan administrasi surat menyurat

3) Panduan administrasi keuangan

4) Panduan kepegawaian/pendidik

5) Panduan pengembangan kurikulum

6) Panduan proses pembelajaran

7) Panduan penilaian

8) Panduan peserta didik

9) Panduan pengelolaan sarana dan prasarana

10) Panduan kehumasan

11).Panduan kemitraan dalam mewujudkan PAUD Holistik Integratif.

Page 24: SUPLEMEN MODEL

19

Koordinasi, komunikasi, dan sinkronisasi antar guru/pendidik yang menangani

kelas dan kepala TK/KB/RA dilakukan secara berkala dan berkesinambungan selama

sepekan dua kali. Dalam lain kesempatan, secara temporer, kepala sekolah/kepala

TK/KB/RA, mengawal pelaksanaan program sesuai jadwal kegiatan bersama

kelompok-kelompok kerja atau panitia kegiatan yang dibentuk. Kelompok kerja atau

kepanitiaan yang dibentuk bisa jadi mendorong partisipasi pihak orang tua/wali murid

yang tergabung dalam paguyuban di satuan PAUD. Bentuk partisipasi itu bisa berupa

kontribusi tenaga, pikiran, bahkan materi dengan berbagai variasi yang sesuai

kebutuhan.

Selain secara internal, sinkronisasi juga diharapkan dijalin dengan pihak gugus

PAUD sebagai wahana perkumpulan pendidik/guru di tiap rayon/wilayah. Pelaksanaan

pemberdayaan gugus PAUD dilakukan dengan berbagai kegiatan, dimana kegiatan

tersebut terbagi dalam beberapa tahapan. Kegiatan dimaksud dibagi kedalam

dua tahap, yaitu : (1) perencanaan; dan (2) pengembangan. Dalam tahap perencanaan,

mereka mengumpulkan pendidik/guru, memilih pengurus, merancang kegiatan dan

program kerja, mencari informasi dari berbagai sumber dan mengembangkannya,

mendata/mencari dukungan dana dengan mengajukan proposal, merencanakan

program monitoring/evaluasi kerja, dan pelaporan kegiatan. Dalam tahap

pengembangan, mereka merancang kegiatan yang terdiri atas kegiatan mereformulasi

pembelajaran melalui model model pembelajaran yang variatif, seperti

mempersiapkan RPP dan mendiskusikan strategi alternatif pembelajaran yang efektif

sesuai dengan standar proses, merancang pengembangan silabus sesuai dengan

standar isi dan standar TPPA, merancang pengembangan penilaian sesuai dengan

standar penilaian, merancang lembaran kegiatan ilmiah/praktik siswa

untuk tiap KD, mendiskusikan penggunaan media pembelajaran yang tepat;

mendiskusikan kesulitan kesulitan yang dihadapi dalam rombel di kelas; menampung

karya PTK pendidik dan menyediakan jadwal presentasi , sosialisasi pembaruan yang

Page 25: SUPLEMEN MODEL

20

didapat oleh guru yang mengikuti penataran/diklat tingkat provinsi/nasional, baik

yang diselenggarakan oleh kementerian, dinas pendidikan, maupun di luar dinas

pendidikan/swasta; memperluas wawasan gurun dengan mendatangkan pakar/nara

sumber, guru model dan studi banding; melaksanakan program pemberdayaan dalam

berbagai kegiatan, antara lain: seminar, workshop, lokakarya, diskusi panel.

3. Evaluasi Pengelolaan Satuan PAUD

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menilai sesuatu / obyek berdasarkan

kriteria atau standar tertentu yang telah ditetapkan, untuk kemudian diambil

keputusan atas obyek yang dievaluasi tersebut. Evaluasi terhadap pengelolaan satuan

PAUD biasanya dilakukan untuk mengevaluasi 1). Perencanaan program, yaitu

kurikulum dan perangkatnya; 2). Pengorganisasian, yaitu tugas dan fungsi

struktur organisasi; 3). Peserta didik, yaitu jumlah dan kondisinya; 4). Sarana dan

prasarana, kuantitas, jenis dan kualitasnya; 5). Pembiayaan, yaitu pengeluaran dan

pemasukan. Evaluasi secara umum juga biasanya dilakukan terhadap 8 Standar

Nasional Pendidikan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, akan ditemukan hal-hal yang

masih kurang / minim, dan hal-hal yang perlu dipertahankan (Munthe, 2015).

Page 26: SUPLEMEN MODEL

21

E. Rangkuman

Penyusunan pengelolaan satuan PAUD meliputi hal-hal, sebagai berikut :

1. Perencanaan pengelolaan satuan yang terdiri dari kegiatan persiapan, penyusunan rencana

pengelolaan satuan, dan penyetujuan pengesahan dan soaialisasi RKS PAUD;

2. Pelaksanaan atau implementasi pengelolaan satuan PAUD;

3. Evaluasi pengelolaan satuan PAUD.

F. Latihan / Tugas

1. Hal-hal apa sajakah yang biasanya dievaluasi dalam pengelolaan satuan PAUD ?

2. Sebutkan 3 langkah dalam Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan

PAUD (RKS PAUD) !

3. Jelaskan tentang pengertian merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program ,

dalam kegiatan perumusan program satuan PAUD ?

4. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan ?

Page 27: SUPLEMEN MODEL

22

2

G. Kunci Jawaban

1. Evaluasi terhadap pengelolaan satuan PAUD biasanya dilakukan untuk mengevaluasi a).

Perencanaan program, yaitu kurikulum dan perangkatnya; b). Pengorganisasian, yaitu tugas

dan fungsi struktur organisasi; c). Peserta didik, yaitu jumlah dan kondisinya; d). Sarana dan

prasarana, kuantitas, jenis dan kualitasnya; dan e). Pembiayaan, yaitu pengeluaran dan

pemasukan. Evaluasi secara umum juga biasanya dilakukan terhadap 8 Standar Nasional

Pendidikan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, akan ditemukan hal-hal yang masih kurang /

minim, dan hal-hal yang perlu dipertahankan.

2. Penyetujuan, Pengesahan, dan Sosialisasi Rencana Kegiatan Satuan PAUD (RKS PAUD)

Kegiatan ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :

a. Penyetujuan RKS PAUD oleh rapat dengan pertimbangan persatuan orang tua anak

didik

b. Pengesahan RKS PAUD oleh Dinas pendidikan setempat

c. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan.

3. Merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program, merupakan hal penting ,

karena diketahui bahwa program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan

program sebaiknya disesuaikan dengan sasaran. Program ini bisa dilaksanakan

oleh pihak satuan PAUD maupun pihak lain. Misalnya dengan melibatkan

komite sekolah/ orang tua.

4. Perencanaan pendidikan merupakan salah satu kebijakan nasional yang terindependensi

dengan kebijakan publik lainnya. Di tingkat satuan pendidikan, perencanaan

pendidikan secara legal formal biasa disebut sebagai rencana kerja satuan.Sebelum menyusun

perencanaan pengelolaan satuan, maka perlu dilakukan identifikasi tantangan dan

perumusan program.

Page 28: SUPLEMEN MODEL

23

D. URAIAN MATERI

A. Hakikat Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain

Keberadaan kelompok Bermain (KB) sangat diperlukan sebagai usaha membantu

meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multikecerdasan pada diri setiap anak

berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebelum anak memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya. Kelompok Bermain adalah wadah pembinaan sebagai usaha kesejahteraan anak

dengan mengutamakan kegiatan bermain dan menyelenggarakan pendidikan

prasekolah bagi anak yang berusia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai memasuki

pendidikan dasar . Selain itu, Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk

PAUD pada jalur pendidikan nonformal ( PAUD Nonformal )

yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini sekaligus program

pendidikan sekaligus program

BAB IV

KEGIATAN BELAJAR 3

PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI

KELOMPOK BERMAIN

A. Standar Kompetensi Memahami pengelolaan satuan PAUD di Kelompok Bermain ( KB )

B. Kompetensi Dasar Menjelaskan dan menerapkan cara pengelolaan satuan PAUD di Kelompok Bermain (KB)

C. Materi Pokok

1. Hakikat Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 2. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain 4. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain

Page 29: SUPLEMEN MODEL

24

kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Adapula yang

menyebutkan bahwa KB adalah wadah PAUD bagi anak yang berusia 3 – 4 tahun.

PAUD khususnya pada jenjang Kelompok Bermain (KB) dalam menyelenggarakan

pendidikan menfokuskan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan

perkembangan fisik motoric kasar dan motorik halus, kecerdasan dalam berpikir,

mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan sosio emosional, dan

kecerdasan sikap serta perilaku beragama, kecerdasan bahasa dan komunikasi,

sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia

dini (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan).

Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami

akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi tersebut

disebabkan oleh adanya keterbatasan orang tua dan pendidik akan pengetahuan dan

informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan perlindungan pada anak usia dini.

Keterbatasan ini pada akhirnya mengakibatkan multipotensi dan multikecerdasan

yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan optimal.

B. Tujuan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain

Secara umum tujuan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain (KB)

adalah memberikan pelayanan pada anak usia 2-4 tahun sesuai amanat UUD 1945

dan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Bab II

Pasal 3. Sedangkan secara khusus, pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain,

yaitu :

1. Mengembangkan kehidupan beragama sedini mungkin, agar anak memiliki

moral dan budi pekerti yang luhur

2. Mengembangkan kemandirian agar anak dapat melayani dirinya sendiri /

mandiri dalam kehidupan sehari-hari

Page 30: SUPLEMEN MODEL

25

3. Mengembangkan kemampuan berbahasa agar anak mampu berkomunikasi

4. Mengembangkan kognitif agar anak memiliki kemampuan menghubungkan

pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki dengan pengetahuan dan

pengalaman yang baru diperolehnya

5. Mengembangkan kreativitas agar anak menjadi kreatif, lancar, fleksibel, dan

memiliki spontanitas dalam bertutur kata dan berpikir

6. Mengembangkan perasaan atau emosi agar anak mampu mengendalikan emosi

dan sikap prososial serta dapat menunjukkan reaksi yang wajar

7. Mengembangkan kemampuan bermasyarakat agar anak mampu bergaul dan

dapat mengembangkan kemampuan prososialnya secara wajar dan dapat

meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat

8. Mengembangkan keterampilan agar anak dapat mengembangkan motorik halus

dalam berolah tangan

9. Mengembangkan jasmani agar anak dapat meningkatkan keterampilan motorik

kasarnya dalam berolah tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatannya

10. Meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar dalam rangka

membentuk SDM yang berkualitas sejak usia dini dengan cara belajar melalui

bermain

11. Mengembangkan pengelolaan kegiatan secara sistematis, holistik, dan

integratif.

C. Prinsip / pendekatan dalam Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain

Ada 3 prinsip dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain. Prinsip

tersebut, sebagai berikut :

a. Prinsip Pendidikan Anak usia Dini

~ Berorientasi pada kebutuhan anak

~ Kegiatan pengembangan dilakukan melalui bermain

Page 31: SUPLEMEN MODEL

26

~ Merangsang munculnya kreativitas dan pemikiran yang inovatif

~ Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan

~ Mengembangkan kecakapan hidup anak

~ Menggunakan berbagai sumber dan media pengembangan yang ada di

lingkungan sekitar anak

~ Dilakukan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan anak

~ Rangsangan pendidikan mencakup semua aspek pengembangan.

b. Prinsip Perkembangan Anak

ⱺ Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan

merasakan aman serta nyaman dalam lingkungannya

ⱺ Anak belajar secara terus menerus dimulai dari membangun pemahaman

tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu

konsep, hingga mampu membuat sesuatu yang berharga

ⱺ Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun

dengan teman sebaya yang ada di lingkungannya

ⱺ Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajarnya

ⱺ Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangkan sebagai

perbedaan individu

ⱺ Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke

yang abstrak, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.

c. Prinsip Belajar Melalui Bermain

ꭥ Setiap anak itu unik. Mereka tumbuh dan berkembang dari kemampuaan,

kebutuhan, keinginan, pengalaman dan latar belakang keluarga

ꭥ Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. bagi anak-anak usia

dini, bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu, kegiatan bermain harus

dapat menfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang, sukarela

dan kasih sayang dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar

Page 32: SUPLEMEN MODEL

27

ꭥ Pendidik atau guru yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik

yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak,

bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak, penuh kasih sayang

dan kehangatanserta bersedia bermain dengan anak (Montolalu, 2011).

D. Apa yang Dilakukan dan Apa yang Dikerjakan untuk Anak di Kelompok Bermain

Apa yang Dikerjakan Apa yang Dilakukan

Kesadaran ~ Pengalaman ~ Memiliki minat ~ Mengenali parameter yang luas ~ Hadir ~ Menangkap

Menyiapkan Lingkungan a. Menyediakan kesempatan melalui

pengenalan obyekbaru, peristiwa, dan orang

b. Menumbuhkan minat dengan memunculkan masalah atau pertanyaan

c. Merespons minat anak atau berbagi pengalaman

d. Memperlihatkan minat, antusias

Eksplorasi ~ Observasi ~ Eksplorasi materi ~ Mengumpulkan informasi ~ Menemukan ~ Menghadirkan ~ Mencari tahu komponen-komponen ~ Membangun pengertian ~ Mengaplikasikan aturan sendiri ~ Menciptakan arti oleh diri sendiri

Menfasilitasi a. Mendukung dan meningkatkan

eksplorasi b. Memperluas dan memperbanyak

kegiatan dan alat-alat bermain c. Menjelaskan kegiatan anak d. Bertanya dengan pertanyaan terbuka e. Menghargai cara berpikir anak dan

sistem aturan mereka f. Membolehkan kesalahan yang bersifat

konstruktif

Page 33: SUPLEMEN MODEL

28 25

Penyelidikan ~ Menganalisis ~ Menyelidiki ~ Mengajukan penjelasan ~ Fokus ~ Membandingkan pemikiran sendiri

dengan yang lain ~ Menggeneralisasi ~ Menghubungkan dengan belajar

sebelumnya ~ Menyesuaikan dengan aturan sistem

yang konvensional

Mendorong a. Membantu anak memberikan

pengertian b. Arahkan anak, fokuskan perhatiannya c. Tanyakan pertanyaan yang lebih fokus d. Sediakan pertanyaan jika diminta e. Bantu anak membuat hubungan f. Sediakan waktu untuk penyelidikan

Penggunaan ~ Gunakan belajar dengan berbagai cara ~ Belajar menjadi lebih fungsional ~ Tampilkan belajar dalam cara yang

bervariasi ~ Aplikasikan dalam situasi baru ~ Formulasikan hipotesis baru dan ulangi

siklus.

a. Ciptakan alat untuk mengaplikasikan dalam dunia nyata

b. Bantu anak untuk mengaplikasikan dalam situasi baru

c. Sediakan situasi yang berarti untuk belajar.

Page 34: SUPLEMEN MODEL

29

E. Rangkuman

Hakikat pengelolaan kegiatan di Kelompok bermain (KB) adalah suatu upaya untuk

mewujudkan keberadaan kelompok Bermain (KB) bagi anak, yang sangat diperlukan sebagai usaha

membantu meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multikecerdasan pada diri setiap

anak berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebelum anak memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya.

Secara umum tujuan dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain (KB) adalah

memberikan pelayanan pada anak usia 2-4 tahun sesuai amanat UUD 1945 dan UU RI No 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Bab II Pasal 3.

Ada 3 prinsip dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain. Prinsip tersebut, sebagai

berikut : a. Prinsip Pendidikan Anak usia Dini; b. Prinsip perkembangan anak; dan c. Prinsip belajar

melalui bermain.

Dalam Kelompok bermain, anak dapat diarahkan melakukan “ Apa yang dikerjakan” yang

meliputi kesadaran, eksplorasi, penyelidikan dan penggunaan, serta “apa yang dilakukan” yang meliputi

menyiapkan lingkungan, menfasilitasi, dan mendorong.

F. Latihan / Tugas

1. Berikan pendapat anda tentang prinsip perkembangan anak yang perlu diketahui oleh seorang

pendidik !

2. Apa yang menyebabkan sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami akan potensi luar

biasa yang dimiliki oleh anak usia dini, dan bagaimana dampaknya bagi anak ?

3. Bagaimana seorang guru menfasilitasi anak saat belajar dan bermain ?

Page 35: SUPLEMEN MODEL

30

F. Kunci Jawaban

1. Prinsip Perkembangan Anak yang perlu diketahui oleh pendidik adalah :

ⱺ Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan merasakan aman

serta nyaman dalam lingkungannya

ⱺ Anak belajar secara terus menerus dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu,

mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep, hingga mampu membuat

sesuatu yang berharga

ⱺ Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan teman

sebaya yang ada di lingkungannya

ⱺ Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajarnya

ⱺ Perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangkan sebagai perbedaan individu

ⱺ Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dari

gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.

2. Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua dan pendidik tidak memahami akan potensi luar

biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan

orang tua dan pendidik akan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan

perlindungan pada anak usia dini. Keterbatasan ini pada akhirnya mengakibatkan multipotensi

dan multikecerdasan yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan optimal.

3. Guru dapat menfasilitasi belajar dan bermain anak dengan cara : a. Mendukung dan

meningkatkan eksplorasi; b. Memperluas dan memperbanyak kegiatan dan alat-alat

bermain; c. Menjelaskan kegiatan anak; d. Bertanya dengan pertanyaan

terbuka e. Menghargai cara berpikir anak dan sistem aturan mereka; dan

f. Membolehkan kesalahan yang bersifat konstruktif

Page 36: SUPLEMEN MODEL

31

26

BAB V

KEGIATAN BELAJAR 4

PENGELOLAAN SATUAN PAUD DI

TAMAN KANAK-KANAK

A. Standar Kompetensi

Memahami pengelolaan belajar yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan berbagai cara pengelolaan yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak

C. Materi Pokok 1. Mengelola Taman Kanak-Kanak 2. Memanfaatkan Potensi Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-Kanak

D. URAIAN MATERI

1. Mengelola Taman Kanak-Kanak

Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wadah PAUD yang diperuntukkan bagi anak yang

berusia 4-6 tahun. Di Taman Kanak-Kanak biasanya peserta didik di bagi dalam 2 kelas,

yaitu kelas A untuk anak yang berusia 4-5 tahun, dan kelas B untuk anak berusia 5-6 tahun.

namun dibeberapa TK terkadang masih menampung anak yang semestinya berada di Kelompok

Bermain, yaitu anak yang berusia 3-4 tahun. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan

prasekolah yaitu pendidikan yang yang diperuntukkan dalam membantu tumbuh kembang

Page 37: SUPLEMEN MODEL

32

jasmani dan rohani anak didik (usia dini) di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki

pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah (formal). Pendidikan

prasekolah bukan merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Pendidikan

prasekolah yang diwujudkan sebagai Taman Kanak-Kanak (TK), pada hakekatnya adalah

tempat anak bermain sambil belajar, dan bukan usaha percepatan pengajaran bahan sekolah

dasar.

Berbicara ruang lingkup pengelolaan TK, maka pertanyaan yang biasanya timbul

adalah “sebetulnya hal-hal apa saja yang dikelola di TK ?”. Ibrahim Bafadal dan Husaini

Usman (1998) menyebutkan bahwa yang dikelola di TK meliputi : 1). Program kegiatan

belajar; 2). Peserta didik; 3). Pegawai/tenaga PTK; 4). Sarana dan prasarana; 5). Tata

usaha dan keuangan; 6). Organisasi; dan 7). Hubungan TK/sekolah dengan masyarakat.

Taman Kanak-Kanak dikelola dengan sejumlah program yang dibuat oleh pendidik,

tenaga kependidikan, bahkan juga dengan melibatkan masyarakat. Program tersebut berupa

program non belajar dan program belajar. Program kegiatan belajar di TK berfungsi untuk :

1). Mengembangkan seluruh kemampuan yang di miliki anak sesuai dengan tahap

perkembangannya; 2). Mengenalkan anak dengan dunia sekitarnya; 3). Mengembangkan

sosialisasi anak; 4). Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak; 5).

Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.

Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu) yang

diperolehnya. Untuk itu, setiap satuan TK diharapkan mempersiapkan satuannya untuk

akreditasi. Biasanya persiapan akreditasi menjadi sesuatu yang dirasa memberatkan, namun

dengan pengelolaan/penataan yang baik, yang dipimpin oleh kepala TK yang serius, inovatif,

enerjik, dan kreatif, dan bertanggung jawab, maka proses akreditasi akan menjadi

menyenangkan, karena semua data dan dokumen 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

diperlukan dalam penyelenggaraan TK tersebut telah tersedia, sehingga sewaktu-waktu

diperlukan, akan mudah dan cepat ditemukan kembali untuk diajukan dalam proses akreditasi

Page 38: SUPLEMEN MODEL

33

2. Memanfaatkan Potensi / Bahan Alam dalam Pengelolaan Belajar di Taman Kanak-

Kanak

Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di alam sekitar. Bahan alam

terdapat di alam, dan ditemukan baik di tanah, atau bagian dari hewan dan tumbuhan.

Bahan alam mudah ditemukan disekitar lingkungan anak, dan ditemukan hampir di

semua tempat. Penggunaan bahan alam akan mempengaruhi pengetahuan anak,

bermain, dan mengekspresikan ide. Bahan yang digunakan anak dapat menstimulasi

daya kreatif imajinasi anak dan ekspresi artistik (Ismi Yunitasari, 2017). Bahan alam juga

dapat digunakan untuk lebih dari sekali tema atau kegiatan yang akan dipakai

dalam pembelajaran.

Memanfaatkan lingkungan alam akan merangsang bakat dan potensi yang dimiliki

anak. Lingkungan alam, seperti disekitar pantai, danau, pegunungan, atau sekitar hutan,

kaya akan sumber daya atau potensi yang dapat menunjang tumbuh kembang anak.

Alam sekitar dapat membantu anak dikarenakan : 1). Alam bersifat universal dan tidak

habis-habis; 2). Alam tidak dapat diprediksi; 3). Alam sangat berlimpah; 4). Alam itu

indah, alam hidup dengan suara dan berbagai keadaan; 5). Alam menciptakan banyak

tempat; dan 6). Alam dapat menyembuhkan dan mengandung sumber makanan yang

bergizi (Miller, 2009).

Bahan alam meliputi batang, ranting, daun, batu, biji-bijian, pasir, lumpur, dan air.

Anak dapat melakukan eksperimen dan eksplorasi dengan menggunakan bahan alam

( Isenberg dan Jalongo, 2010 ). Bahan alam yang digunakan sangat beragam, dan

penggunaannya diharapkan tepat yaitu sesuai dengan lingkungan di sekitar anak

(misalnya di lingkungan pesisir, lingkungan pasar, lingkungan danau, lingkungan tambang,

lingkungan perkebunan kelapa sawit, lingkungan persawahan, lingkungan pelelangan

ikan, dan lingkungan kawasan hutan). Banyak langkah-langkah yang digunakan dalam

penggunaan bahan alam. Adapun langkah untuk menggunakan bahan alam, yaitu bahan

alam dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, ukuran, dan bentuk. Selanjutnya

Page 39: SUPLEMEN MODEL

34

29

alam dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, bentuk, dan ukuran. Selanjutnya

dicocokkan yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya. Disediakan bahan-bahan

pendukung yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam seperti menggunakan tangkai

sebagai kaki, atau tangan, juga menggunakan daun sebagai sayap, biji-bijian untuk mata,

dan lain-lain.

Keuntungan dari penggunaan media bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya

yang mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan yang diberikan mudah, serta relatif

bersifat aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media pandang, dan berfungsi sebagai

Alat Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan Edukatif adalah jenis media yang

merupakan alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan

pendidikan (Badru Zaman, 2011). Berkaitan dengan alat permainan untuk anak TK, maka

pengertian APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK, yaitu aspek moral dan nilai-nilai

agama, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio emosional, aspek motoric/kinestetik, dan

aspek seni.

Bahan alam berupa batu-batuan dapat dibuat sebagai media bermain menjadi alat

hitung menghitung, bunyi-bunyian, juga dibuat menjadi bentuk binatang atau bentuk

lainnya.

Bahan kayu dapat berupa kayu keras dan lunak, pilihlah kayu yang cukup keras dan

kering, agar bubuk atau jaamur kayu tidak mudah termakan oleh anak. Ranting kayu, kulit

kayu, cabang, bahkan akar dapat dipergunakan sebagai media main anak.

Daun-daun kering dapat digunakan sebagai alat untuk melukis atau prakarya,

seperti membuat topi, boneka daun, dan mencetak. Juga dapat digunakan untuk kegiatan

matematika, seperti mengukur daun, membedakan kasar dan halus, dan mengelompokkan

macam-macam bentuk daun.

Biji-bijian hasil hutan dapat dpergunakan sebagai alat main, seperti biji mahoni, biji

salak, biji saga, bunga flamboyant, biji johar, biji tengkawang, atau biji tanaman hutan

lainnya, yang kesemuanya dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung atau menjadi

hiasan.

Page 40: SUPLEMEN MODEL

35

Pelepah dari pohon, seperti pelepah pinang, pelepah kelapa, pelepah pisang

hutan, pelepah daun singkong, dapat digunakan sebagai alat permainan maupun

kegiatan kesenian / alat musik, dan untuk peningkatan kreativitas, seperti untuk meronce

atau membuat cap dari pelepah.

Bambu sebagai tumbuhan yang banyak tumbuh di hutan, dapat pula dibuat

sebagai alat main, alat musik, dan alat untuk main bangunan. Ada berbagai macam

bambu yang dapat digunakan untuk keperluan main anak, seperti bambu apus, bambu

kuning, bambu betung, dan bambu belang, serta bambu kerdil.

Keseluruh hasil alam, yang umumnya dari hutan tersebut, harus dipertimbangkan

keamanannya bagi anak. Keamanan tersebut, jika bahannya kayu, maka sebaiknya yang

tidak berserat, agar tangan anak tidak tertusuk, juga untuk bambu khuusnya bulu bambu

yang gatal, sebaiknya dibersihkan agar licin dan bebas dari bulu bambu, seluruh alat main

dari kayu harus diamplas/dihaluskan, dan sudutnya harus dibuat tumpul. Jika dipaku,

diupayakan pakunya jangan menonjol, harus ditanam sampai dalam. Penggunaan cat

harus mempertimbangkan kemungkinan adanya racun/toksik, olehnya itu catnya harus

benar-benar kering (Rika Cahyani, 2002).

Page 41: SUPLEMEN MODEL

36

E. Rangkuman

Kegiatan atau hal-hal yang dikelola di TK antara lain, 1). Program kegiatan belajar;

2). Peserta didik; 3). Pegawai/tenaga PTK; 4). Sarana dan prasarana; 5). Tata usaha dan

keuangan; 6). Organisasi; dan 7). Hubungan TK/sekolah dengan masyarakat.

Taman Kanak-Kanak dikelola dengan sejumlah program yang dibuat oleh pendidik, tenaga

kependidikan, bahkan juga dengan melibatkan masyarakat. Program tersebut berupa program

non belajar dan program belajar. Program kegiatan belajar di TK berfungsi untuk : 1).

Mengembangkan seluruh kemampuan yang di miliki anak sesuai dengan tahap

perkembangannya; 2). Mengenalkan anak dengan dunia sekitarnya; 3). Mengembangkan

sosialisasi anak; 4). Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak;

5). Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.

Dalam mengelola TK penggunaan bahan alam sangat mendukung untuk meningkatkan

seluruh aspek perkembangan anak. Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di

alam sekitar. Bahan alam terdapat di alam, dan ditemukan baik di tanah, atau bagian dari

hewan dan tumbuhan. Bahan alam mudah ditemukan disekitar lingkungan anak, dan

ditemukan hampir di semua tempat. Penggunaan bahan alam akan mempengaruhi

pengetahuan anak, bermain, dan mengekspresikan ide. Keuntungan dari penggunaan media

bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya yang mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan

yang diberikan mudah, serta relatif bersifat aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media

pandang, dan berfungsi sebagai Alat Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan Edukatif adalah

jenis media yang merupakan alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk

kepentingan pendidikan. Berkaitan dengan alat permainan untuk anak TK, maka pengertian

APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK, yaitu aspek moral dan nilai-nilai agama,

aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio emosional, aspek motoric/kinestetik, dan aspek seni.

Page 42: SUPLEMEN MODEL

37

F. Latihan / Tugas

1. Bagaimanakah langkah-langkah yang digunakan dalam penggunaan bahan alam, sebagai

media pembelajaran ?

2. Apa keuntungan dari penggunaan media bahan alam menjadi alat permainan anak ?

3. Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu) yang

diperolehnya, apa maksud pernyataan tersebut ? \

Page 43: SUPLEMEN MODEL

38

G. Kunci Jawaban

1. Banyak langkah-langkah yang digunakan dalam penggunaan bahan alam, sebagai media

belajar. Adapun langkah untuk menggunakan bahan alam, yaitu bahan. alam

dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, bentuk, dan ukuran. Selanjutnya

dicocokkan yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya. Disediakan

bahan-bahan pendukung yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam seperti

menggunakan tangkai sebagai kaki, atau tangan, juga menggunakan daun sebagai

sayap, biji-bijian untuk mata, dan lain-lain.

2. Keuntungan dari penggunaan media bahan alam adalah tidak mengeluarkan biaya yang

mahal, bahannya mudah diperoleh, perlakuan yang diberikan mudah, serta relatif bersifat

aman. Bahan alam dapat dibuat sebagai media pandang, dan berfungsi sebagai Alat

Permainan Edukatif (APE).

3. Pengelolaan TK yang baik akan tercermin dari hasil akreditasi (kelayakan mutu)

yang diperolehnya. maksudnya adalah bahwa setiap satuan TK diharapkan mempersiapkan

satuannya untuk akreditasi. Biasanya persiapan akreditasi menjadi sesuatu yang dirasa

memberatkan, namun dengan pengelolaan/penataan yang baik, yang dipimpin oleh kepala TK

yang serius, inovatif, enerjik, dan kreatif, dan bertanggung jawab, maka proses akreditasi akan

menjadi menyenangkan, karena semua data dan dokumen 8 Standar Nasional Pendidikan

(SNP) yang diperlukan dalam penyelenggaraan TK tersebut telah tersedia, sehingga sewaktu-

waktu diperlukan, akan mudah dan cepat ditemukan kembali untuk diajukan dalam proses

akreditasi

Page 44: SUPLEMEN MODEL

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Anonim. http://wikipedia.org/wiki/pendidikan Dudung A. Dasuqi dan Setyo Sumantri. 1992. Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan. Bandung. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung. Isenberg, Joan P, & Jalongo, Mary R. 1993. Creative expression and Play in the Early Childhood Curriculum. New York. Macmillan Publishing Company. Ismi Yunitasari. 2017. Pengaruh APE Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas AUD. Lampung. UIN Raden Intan. Moh. Rifai. 1982. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Jemmars. Marry Parker Follet. 1997. Definition of Management. Jakarta. Indeks. Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Satuan pendidikan; Konsep,Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Miller, K. 2009. Organizational Communication Approaches and Processes 6th Edition. Belmont. CA. WadsworthPublishing Company. Rika Cahyani. 2002. Mainan untuk Anak, Edukatif dan Fun. Jakarta. Femina. Sondang P. Siagian. 1983. Organisasi, kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta. PT. Gunung Agung. Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek. Bandung. Profesional. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta. Kemdikbud RI.

Page 45: SUPLEMEN MODEL

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Epi Syahadat dan Subarudi, 2012. Permasalahan Penataan Ruang Kawasan Hutan dalam

Rangka Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Bogor. Penerbit Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset

Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2003. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Komarudin. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.

Page 46: SUPLEMEN MODEL

Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir,M. 2013. Metode Penelitian. Bogor. Penerbit Ghalia Indonesia. Nugroho, Riant. 2003. Pendidikan Indonesia; Harapan, Visi, dan Strategi. Yogyakarta. Pustaka

Pelajar Permenpan No. 15 Tahun 2010. Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.

Jakarta. Kemenpan RB. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI.

Peraturan Mendikbud No. 84 Tahun 2014. Pendirian Satuan PAUD. Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI.

Perdirjen PAUD dan Dikmas No. 02 Tahun 2016. Petunjuk Teknis Pengembangan Model PAUD

dan Dikmas. Jakarta. Penerbit Kemdikbud RI. Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Santoso, Soegeng. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua. Surakarta. Fairuz Media. Terry, George R. 2009. Prinsip- Prinsip Manajemen. Jakarta. Bumi Aksara.

Page 47: SUPLEMEN MODEL

DAFTAR PUSTAKA

Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo.

Aristo Rahadi, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.

Anwar, 2003. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education)Konsep dan Aplikasi. Bandung. Alfabeta.

Abdul Majid, 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. Remaja

Rosdakarya. Akmal Zimran, 2019. Makalah Esensialitas Pembelajaran STEAM bagi Anak. Disajikan pada

Workshop Peningkatan Kreativitas Guru, di Unsyiah Aceh. Badru Zaman dkk, 2009. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung. PPG Universitas

Pendidikan Indonesia. Bligh A, 2015. Towards a 10 10 Years Plan for Science Technology Engineering and Mathematics (STEM) Edycation and Skills in Queensland. Queensland Departmentof

Education. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah) .

Bandung. FPTK IKIP.

Page 48: SUPLEMEN MODEL

Endarta, 2016. Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi,dan Mengkomunikasikan. Literasi Pedagogi dan Teknolog, Media Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Guru Indonesia.

Ishak Abdulhak, 2011. Teknologi Pendidikan. Bandung. Remadja Rosda Karya.

Jujun S. Suriasumantri, 1999. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Komaruddin, 2000. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta, Bumi Aksara.

Marpaung, Yansen S, 2003. Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika di Sekolah. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. (tgl 27 – 28 Maret 2003 ).

Permenpan No. 15 Tahun 2010. Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya..

Jakarta. Kemenpan RI. Perdirjen PAUD dan Dikmas No. 02 Tahun 2016. Petunjuk Teknis Pengembangan Model

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Jakarta. Kemdikbud Ditjen PAUD dan Dikmas.

Santoso, Soegeng, 2012. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta. Universitas Terbuka.

Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang dasar tgl 6 – 19 di PPGMatematika.

Suryanto, Abdul Kadir, 1999. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta. Prenada Media Group. Udin S. Winataputra, 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.

White, D.W, 2010. What is STEM Education and Why is it Important. USA. Florida association of Teachers Educators Journal Vol. I.