edisi maret 2018 suplemen majalah sains...

8

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

41 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

�Edisi Maret 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 2: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

� Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 3: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

�Edisi Maret 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Sungkup Portabel

Alat Praktis PengukurEmisi Gas Rumah Kaca

Sektor pertanian rentan terdampak perubahan iklim dan pemanasan global, bahkan dampaknya dapat dirasakan

secara langsung. Banjir dan kekeringan menjadi ancaman serius di daerah-daerah sentra produksi pangan.

Di sisi lain, aktivitas pertanian seperti pengelolaan lahan sawah, peternakan, dan penggunaan pupuk kimia atau anorganik memberi andil pada produksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memicu meningkatnya pemanasan global. Emisi GRK utama yang dihasilkan dari sektor pertanian, 67 % berupa metana diikuti oleh N2O3 dan CO2 masing-masing 30 % dan 3 %.

Masih tingginya produksi emisi GRK pada sektor pertanian membutuhkan monitoring dan pengawasan secara berkala, sehingga dapat dipantau dan ditekan kuantitasnya.

Sejumlah kendala acapkali menyulitkan pengambilan sampel data emisi GRK. Antara lain cukup jauhnya lokasi pengambilan sampel, sehingga kontinuitas, akurasi, dan validitas data sulit dicapai.

Padahal, presisi pengukuran emisi GRK sangat vital dan harus dilakukan secara intensif. Dengan begitu, informasi yang dihasilkan dapat dijadikan bahan untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat terkait pengurangan emisi GRK.

Alat yang digunakan untuk mengukur emisi GRK salah satunya adalah sungkup otomatis yang dirangkai dengan alat deteksi GRK. Sungkup otomatis digunakan karena diklaim menghasilkan data dengan akurasi tinggi.

Persoalannya, ukuran sungkup yang besar membutuhkan tempat besar dan tidak mudah untuk dibawa. Sehingga kurang praktis dan mengurangi daya jangkau pemakaiannya.

Sungkup PortabelPeneliti Balai Penelitian Lingkungan

Pertanian (Balingtan) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Prihasto Setyanto membuat terobosan dengan memodifikasi sungkup menjadi alat portabel. Prihasto tetap mengacu pada metode close chamber

Foto

-fot

o: B

alit

bang

tan

Page 4: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

� Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

technique, namun didesain lebih praktis dimana proses bongkar pasang menjadi lebih mudah.

Untuk membawanya pun tidak membutuhkan alat transportasi khusus. Sungkup portabel inipun anti bocor. Berbagai kelebihan tersebut mampu mengatasi kendala pengambilan data sampel di lokasi yang jauh dan sulit dengan akurasi data yang tinggi.

Sungkup portabel memiliki dua bentuk. Bentuk pertama berbahan baku aluminium dan polikarbonat, sehingga ringan namun tetap kokoh. Bentuknya kotak dengan panjang 40 – 50 cm, lebar 20 – 50 cm, dan tinggi 30 – 100 cm. Bongkar pasangnya mudah karena dieratkan dengan sekrup bersayap.

Untuk memperkuat sungkup, bagian bawahnya dilengkapi penampang setinggi 3 – 5 cm dari alumunium. Tepian bawah berbentuk tajam agar mudah dimasukkan ke dalam tanah. Tempat atau titik pengambilan sampel gas berbentuk tabung dari plastik yang diberi penutup merah dan tempat masuknya jarum.Sedangkan bentuk kedua terbuat dari paralon dan disambungkan menggunakan sistem knock down dan dieratkan dengan sistem sliding yang membelah paralon. Tutup sungkup juga didesain dengan lubang untuk mengambil contoh GRK dan menempatkan termometer.

Lahirnya invensi ini membawa angin segar pada teknologi penanganan emisi GRK, karena sifatnya yang praktis akan lebih mudah digunakan untuk pengukuran dan pemantauan emisi GRK. Jumlah alat yang ditempatkan di lapangan dapat diperbanyak sehingga bisa menghasilkan lebih banyak data per satuan luas dan waktu serta mengurangi nilai ketidakpastian data yang diambil.

Pemanfaatan alat ini secara optimal, bukan tidak mungkin akan mempercepat pengurangan emisi GRK, yang bermuara pada peningkatan peran sektor pertanian untuk terus mendengungkan upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Yovita Anggita Dewi

Page 5: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

�Edisi Maret 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Pakan menjadi bagian krusial keberhasilan budidaya ternak. Pemberian pakan pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan

gizi ternak, supaya tidak mengakibatkan defisiensi. Selain pakan utama, seperti rumput atau konsentrat, pakan tambahan seringkali diberikan untuk membantu peningkatan produktivitas dan kualitas produk.

Bolus, salah satu bahan pakan tambahan, sudah cukup banyak dimanfaatkan peternak untuk membuat pakan tambahan dan diberikan pada ternak. Bahan ini, galibnya dicampur dengan bahan lain untuk mengoptimalkan khasiatnya sebagai obat ternak. Bolus dapat dicampur dengan jerami yang mampu meningkatkan kadar protein dan menurunkan serat kasar jerami, sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak.

Membuat bolus tentu membutuhkan alat khusus, dan beberapa alat pembuat bolus sebenarnya sudah beredar di pasaran. Akan tetapi, mayoritas tidak praktis, sukar dibongkar pasang, dan tidak mudah dibawa karena bersifat permanen dan berat. Peternak tentu juga akan lebih sulit apabila ingin memanfaatkan alat tersebut untuk membuat bolus sendiri.

Inovasi alat pertanian disinyalir terkadang lebih susah diadopsi oleh pengguna karena aspek kekurangpraktisan, kesulitan untuk merakit dan membawa atau mengangkutnya. Alat dengan sistem portabel, dirancang dan dibuat untuk mengisi celah kekosongan alat pembuat bolus yang sudah ada.

Pembuat Bolus Portabel, Mudah Dirakit dan Dibawa

Page 6: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

� Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Keberadaan alat pembuat bolus portabel ini diharapkan

tidak hanya menjawab kebutuhan inovasi alat pertanian yang lebih

mudah dirakit dan dibawa, namun juga menarik minat

lebih banyak peternak untuk mengadopsi,

sehingga penyebaran dan pengembangan alat ini dapat didorong secara

lebih luas.Pembuat Bolus Portabel

Inventor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Riza Zainuddin Ahmad, berhasil merancang dan membuat alat pembuat bolus portabel dengan beberapa keunggulan dibandingkan dengan alat sebelumnya. Alat sejenis yang terlebih dahulu ada, hasil bolusnya berbentuk bola dan bekerja dengan sistem tekan (press), sedangkan alat invensi dari Balai Besar Penelitian Veteriner ini, menghasilkan produk bolus berbentuk silindris dan dalam satu kali pengoperasian mampu memproduksi lima buah bolus sekaligus.

Tak hanya itu, sistem portabelnya memungkinkan untuk dibongkar pasang dengan mudah dan cepat,serta lebih mudah dibersihkan. Bahannya yang terbuat dari besi, juga menjadikan alat ini lebih kuat dan tahan goncangan.

Pembuatan bolus portabel, terdiri dari beberapa bagian seperti gagang pendorong dengan sejumlah tuas pendorong yang disangga sarana penyangga, tiang penyangga cetakan sebelah kiri dan kanan dilengkapi dengan empat lubang, cetakan bolus, alat penahan bolus yang digunakan pada saat bolus ditekan, alat penampung bolus yang sudah ditekan, dan alas penyangga.

Bolus yang diproduksi dari alat ini dimensinya berdiameter 1,5 cm, panjang 3 cm, berat 4,5 gram, dengan daya simpan

dan stabilitasnya mencapai 6 bulan yang memungkinkan peternak untuk menyiapkan dan menyimpan pakan tambahan beberapa waktu sebelumnya. Harapannya, kebutuhan pakan ternak akan tersedia dan terpenuhi secara tepat waktu.

Keberadaan alat pembuat bolus portabel ini diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan inovasi alat pertanian yang lebih mudah dirakit dan dibawa, namun juga menarik minat lebih banyak peternak untuk mengadopsi, sehingga penyebaran dan pengembangan alat ini dapat didorong secara lebih luas. Adopsi alat secara luas, akan berkontribusi pada semakin banyaknya pemanfaatan bolus dalam pakan yang secara tidak langsung mengindikasikan semakin besarnya kesadaran peternak akan kebutuhan pakan tambahan.

Penggunaan pakan tambahan sebagai suplemen pada ternak yang semakin masif, akan meningkatkan suplai sumber nutrisi bagi ternak, sehingga intensi untuk memacu perbaikan produktivitas dan kualitas produk komoditas peternakan lebih mudah terpenuhi.

Yovita Anggita Dewi

Page 7: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

�Edisi Maret 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

�Edisi Februari 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 8: Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/file/... · Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen

� Edisi Maret 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia