pemberian suplemen pakan untuk perbalkan ......digunakan sebagai pakan suplemen. respon terhadap...

7
Penehllon don Pengembollgon Aplikan /.saIOp dan Rodias;, /999 PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN PRODUKSI DAN TATA LAKSANA REPRODUKSI SAP. PERAH DI GARUT Totti TJIPTOSUMIRA T., Dadang SUPANDI.. dan LuklnCln SURY ADARMA.. .Pu.o;al Aplika.~i IsolOp dan Radiasi, BATA~J ..Dina.~ Pelenlakan Dati II Kabupaten Garut ABSTRAK PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAIKAN PRODUKSI DAN TAT A LAKSANA REPRODUKSI SAri PERAn DI GARUT. Sualu pengamatan lapangan lelah dilakukan di petemakan masyarakat tradisional di desa Cihareday, Garul Jawa Barat. Pengamatan lapangan ini bertujuan untuk mengevaluasi erektivitas inlervensi pakan suplemen, dengan pemberian suplemen urea molases multi-nutrisi (UMMB), terf\adap produksi dan penampilan reproduksi sari perah. Pengamatan lapangan dibagi dalam dua rase: penama, kegiatan pemantauan data dasar produksi dan reproduksi 40 ekor sari perah Frisian Holstein (FH), kemudian rase kedua, dengan kegiatan sarna seperti rase pertama pada sari perah setelah diinlervensi dengan suplemen pakan UMMB. Observasi bertujuan mengamali pengaruh intervensi pakan suplemen UMMB. Komposisi pakan suplemen lIMMB yang diberikan terdiri dati: 33% molases, 18% dedak. 8% o/Ulgok, 13% bungkil kedelai, 9°10 kapur, 6% tepung lulang, 8% garam. 4% urea, dan I % mineral. yang diberikan pakan sari perah FH sebanyak 500 giekor/hari pada kelompok yang diberi pakan suplemen. Daya cerna diamati secarain vivo sebanyak 3 kali selama periode pengarnatan. Produksi susu, pengukuran beral badan sari dan anak sari dilakukan setiap 2 minggu. Aktivitas o\'arium dimonilor dengan mengukur konsenlrasi hormon progesteron (P.) yang terkandung dalam susu untuk seliap minggunya. Konsumsi pakan pada kelompok sapi perah sebelum diintervensi dengan suplemen pakan lIMMB lebih rendah dibandingkan selelah sari perah diinlervensi dengan suplemen pakan lIMMB, masing-masing 10,20 j: 1,64 vs. 14,21 j: 0,74 kg BK/h/e; dengan P<O,OOI. Rata-rata produksi susu mulai dati saat melahirl<.an hingga 60 llari post parluln, rata-rata produksi susu hingga hari ke 100 pp, total produksi hingga hari ke 60 pp. dan total produk.~i susu hingga hari ke 100 pp lebih rendah bila sari tidak diberi suplemen pakan lIMMB. Demikian pula ditemukan adanya perbaikan yang nyata pada rata-rata pertambahan bobOI badan sari perah akibat adanya penambahan pakan suplemen UMMB selama masa kebuntingan dan setelah melahirkan, dan adanya pengurangan interval waktu dari saat melahirl<.anhingga munculnya hormon P., Akan tetapi. tidak ditemukan adanya perbaikan yang nyata pada: interval waktu saat melahirl<.an hingga saal di inseminasi buatan (IB), dan jarak interval dati saal metahirl<.an hingga saal b..rhasil bunting kembali secara IB, sebagai akibat intervensi suplemen pakan UMMB, Namun. dati pengamatan yang lelah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa pakan suplemen UMMB dapat meningkatkAn produksi datI memperbaiki penampilan reproduksi sapi perah FH pp. Selanjutnya. dari lamanya petani memerah susu (periode laktasi), ditemukan adanya indikasi bahwa dengan meningkatJlya produksi sari perah FH. timbul minat petani untuk telap membuat tenlaknya berproduksi mengllasilkan susu lebih lama, unluk mendapalkan keuntungan ekonominya, sebelum dilakukan IB kembali. Dengan demikian. walaupun stralegi pemberian suplemen pakan dapat meningkatkan produksi dan penampilan reproduksi. tata laksana reproduksi masih letap harus diperbaiki dengan cara pelaksanaan IB yang efisien. ABSTRACT FEEDING SUPPLEMENTATION TO IMPROVE PRODUCTION AND REPRODUCTIVE MANAGEMENT OF DAIRY C'OWS IN GARUT. A field study was conducted in traditional dairy farms in Cihareday Garut West Java, to evaluate the effectiveness of feeding intervention using urea molasses multi-nutrient (UMMB) supplement on the production and reproductive performance of dairy cows. The study was devided in two fases of monitoring; a surv.:y to monitor the baseline of production and reproductive petformance of 40 Friesian Holstein (FH) dairy cows, and followed by the second observation on eftects ofUMMB ~"Upplementation intervention on production and reproductive management in dairy cows. This study was aims to assess the eftect of UMMB supplementation as a means of feeding intervention. llle UMMB consisted of 33% molasses. IS% rice bran. S% tapioca waste. 13% soybean meal. 90;0 lime. 6% bone meal, S~. salt (NaCI), 4% ur.:a. and 10/. minerals, and offered at a rate of 500 g/h/d to animals in the supplemented group. In-vivo digestibility was measured tlve.: times during the period of investigation. Milk production. body weight of cows and calves were recorded biweekly. Ovarian activity was monitored tlvough progesterone (P.) concentrations in milk samples collected weekly. Apparent feed intake of the dairy cows before the application of UMMB supplement was lower as compare to the animal after the application of UMMB supplement; 10.201: 1.64 vs. 14.21 1:0.74 kg DM/d/h; P'O.OOI. respectively. Mean milk yield from calving to 60 days post portum. mean milk yield to 100 days pp.. as well as total milk yield to 60 days pp.. and total milk yield to 100 days pp., were lower in dairy cows befOl"e the feeding intervention than after feeding intervention. There was also a significant improvement in the average daily weight change of dairy cows due to tJMMR supplement intervention during gestation and post partuln. and reduced the interval from calving to P. rise However. no improvement on the interval of calving to first service or time to artilicial insemination (AI). and the interval of calving to ..'Onception due to UMMB supplement intervention. Nevo:rtho:less,lrom this study. it can be conclude that UMMB supplementation in..T.:ased the production and improvo: the reproductive performance of dairy cows post por/lil/l However. from the milking activity by the famler (Ia tion period). there was an indication that r.:productive performanco: i" al"o affected by the inter.:st of farmers on k"eeping a long lactation period for diro:..'t economics benefits from milk production Thereforo:. although leeding supplementation strato:gy incro:a"o:d production and improved reproductive performance. reproductive m.:nagemO:I1I still need more consideration by practicing efticient AI. h:ala kuncl : pakan 5upl"n."n. produksl. ~produksl. sapl Foil. sejumlah petani temak. Setiap petani ternak memeliharn antara2 hingga 5 ekor temak. Jenis temak yang dipelihara dengaIl sistem ini umUllmya adalall Frisian Holstein (FH) yang telall beradaplasi dengan iklim dan lingkungan Jawa Barat. Adanya kctcrbatas.'ln padang rumput yang luas. PENDAHULUAN Ten\ak sapi peraJl di daerall Jawa Bardt. umwlmya dipelibara dengan sistem manajemen lrndisional dalam suatu lokasi yang merupakan kwnpulan dari 331

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Penehllon don Pengembollgon Aplikan /.saIOp dan Rodias;, /999

PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN PRODUKSIDAN TATA LAKSANA REPRODUKSI SAP. PERAH DI GARUT

Totti TJIPTOSUMIRA T., Dadang SUPANDI.. dan LuklnCln SURY ADARMA..

.Pu.o;al Aplika.~i IsolOp dan Radiasi, BATA~J

..Dina.~ Pelenlakan Dati II Kabupaten Garut

ABSTRAK

PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAIKAN PRODUKSI DAN TAT A LAKSANAREPRODUKSI SAri PERAn DI GARUT. Sualu pengamatan lapangan lelah dilakukan di petemakan masyarakat tradisional didesa Cihareday, Garul Jawa Barat. Pengamatan lapangan ini bertujuan untuk mengevaluasi erektivitas inlervensi pakan suplemen,dengan pemberian suplemen urea molases multi-nutrisi (UMMB), terf\adap produksi dan penampilan reproduksi sari perah.Pengamatan lapangan dibagi dalam dua rase: penama, kegiatan pemantauan data dasar produksi dan reproduksi 40 ekor sari perahFrisian Holstein (FH), kemudian rase kedua, dengan kegiatan sarna seperti rase pertama pada sari perah setelah diinlervensi dengansuplemen pakan UMMB. Observasi bertujuan mengamali pengaruh intervensi pakan suplemen UMMB. Komposisi pakansuplemen lIMMB yang diberikan terdiri dati: 33% molases, 18% dedak. 8% o/Ulgok, 13% bungkil kedelai, 9°10 kapur, 6% tepunglulang, 8% garam. 4% urea, dan I % mineral. yang diberikan pakan sari perah FH sebanyak 500 giekor/hari pada kelompok yangdiberi pakan suplemen. Daya cerna diamati secara in vivo sebanyak 3 kali selama periode pengarnatan. Produksi susu, pengukuranberal badan sari dan anak sari dilakukan setiap 2 minggu. Aktivitas o\'arium dimonilor dengan mengukur konsenlrasi hormonprogesteron (P.) yang terkandung dalam susu untuk seliap minggunya. Konsumsi pakan pada kelompok sapi perah sebelumdiintervensi dengan suplemen pakan lIMMB lebih rendah dibandingkan selelah sari perah diinlervensi dengan suplemen pakanlIMMB, masing-masing 10,20 j: 1,64 vs. 14,21 j: 0,74 kg BK/h/e; dengan P<O,OOI. Rata-rata produksi susu mulai dati saatmelahirl<.an hingga 60 llari post parluln, rata-rata produksi susu hingga hari ke 100 pp, total produksi hingga hari ke 60 pp. dan totalproduk.~i susu hingga hari ke 100 pp lebih rendah bila sari tidak diberi suplemen pakan lIMMB. Demikian pula ditemukan adanyaperbaikan yang nyata pada rata-rata pertambahan bobOI badan sari perah akibat adanya penambahan pakan suplemen UMMBselama masa kebuntingan dan setelah melahirkan, dan adanya pengurangan interval waktu dari saat melahirl<.an hingga munculnyahormon P., Akan tetapi. tidak ditemukan adanya perbaikan yang nyata pada: interval waktu saat melahirl<.an hingga saal diinseminasi buatan (IB), dan jarak interval dati saal metahirl<.an hingga saal b..rhasil bunting kembali secara IB, sebagai akibatintervensi suplemen pakan UMMB, Namun. dati pengamatan yang lelah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa pakan suplemenUMMB dapat meningkatkAn produksi datI memperbaiki penampilan reproduksi sapi perah FH pp. Selanjutnya. dari lamanya petanimemerah susu (periode laktasi), ditemukan adanya indikasi bahwa dengan meningkatJlya produksi sari perah FH. timbul minatpetani untuk telap membuat tenlaknya berproduksi mengllasilkan susu lebih lama, unluk mendapalkan keuntungan ekonominya,sebelum dilakukan IB kembali. Dengan demikian. walaupun stralegi pemberian suplemen pakan dapat meningkatkan produksi danpenampilan reproduksi. tata laksana reproduksi masih letap harus diperbaiki dengan cara pelaksanaan IB yang efisien.

ABSTRACT

FEEDING SUPPLEMENTATION TO IMPROVE PRODUCTION AND REPRODUCTIVE MANAGEMENTOF DAIRY C'OWS IN GARUT. A field study was conducted in traditional dairy farms in Cihareday Garut West Java, to evaluatethe effectiveness of feeding intervention using urea molasses multi-nutrient (UMMB) supplement on the production andreproductive performance of dairy cows. The study was devided in two fases of monitoring; a surv.:y to monitor the baseline ofproduction and reproductive petformance of 40 Friesian Holstein (FH) dairy cows, and followed by the second observation oneftects ofUMMB ~"Upplementation intervention on production and reproductive management in dairy cows. This study was aims toassess the eftect of UMMB supplementation as a means of feeding intervention. llle UMMB consisted of 33% molasses. IS% ricebran. S% tapioca waste. 13% soybean meal. 90;0 lime. 6% bone meal, S~. salt (NaCI), 4% ur.:a. and 10/. minerals, and offered at arate of 500 g/h/d to animals in the supplemented group. In-vivo digestibility was measured tlve.: times during the period ofinvestigation. Milk production. body weight of cows and calves were recorded biweekly. Ovarian activity was monitored tlvoughprogesterone (P.) concentrations in milk samples collected weekly. Apparent feed intake of the dairy cows before the application ofUMMB supplement was lower as compare to the animal after the application of UMMB supplement; 10.201: 1.64 vs. 14.21 1: 0.74kg DM/d/h; P'O.OOI. respectively. Mean milk yield from calving to 60 days post portum. mean milk yield to 100 days pp.. as wellas total milk yield to 60 days pp.. and total milk yield to 100 days pp., were lower in dairy cows befOl"e the feeding intervention thanafter feeding intervention. There was also a significant improvement in the average daily weight change of dairy cows due totJMMR supplement intervention during gestation and post partuln. and reduced the interval from calving to P. rise However. noimprovement on the interval of calving to first service or time to artilicial insemination (AI). and the interval of calving to..'Onception due to UMMB supplement intervention. Nevo:rtho:less,lrom this study. it can be conclude that UMMB supplementationin..T.:ased the production and improvo: the reproductive performance of dairy cows post por/lil/l However. from the milking activityby the famler (Ia tion period). there was an indication that r.:productive performanco: i" al"o affected by the inter.:st of farmers onk"eeping a long lactation period for diro:..'t economics benefits from milk production Thereforo:. although leeding supplementationstrato:gy incro:a"o:d production and improved reproductive performance. reproductive m.:nagemO:I1I still need more consideration bypracticing efticient AI.

h:ala kuncl : pakan 5upl"n."n. produksl. ~produksl. sapl Foil.

sejumlah petani temak. Setiap petani ternak memeliharnantara 2 hingga 5 ekor temak. Jenis temak yang dipeliharadengaIl sistem ini umUllmya adalall Frisian Holstein (FH)yang telall beradaplasi dengan iklim dan lingkungan JawaBarat. Adanya kctcrbatas.'ln padang rumput yang luas.

PENDAHULUAN

Ten\ak sapi peraJl di daerall Jawa Bardt.umwlmya dipelibara dengan sistem manajemen lrndisionaldalam suatu lokasi yang merupakan kwnpulan dari

331

Page 2: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Pene/ilian don Pengembangan Ap/ikasi lsolap don Radiasi. /999

pemeliharan sapi perall dilakukan dengan cara "kerelnan",daD llidup sapi sangat bergalltwlg pada rwnput lapaIlgandan lallall rumput serta limball da11/atau ll3sil &1mping

pertanian.

dipelihara secara berkelompok serta dalam bimbinganDinas Petemakan Dati II Garut.

Pakan basal dun pemberiannya. Seluruh bewailpercobaan dipelihara dengan sistem kereman. Pakan basalyang diberikaIl terdiri dari 60% rumput lapangan dan/ataurumput raja yang dikombinasikan dengan 40% campuranlimbah sayuran dan 11aSil samping pertanian (fabel 1).Sebagai tambahan, seluruh hewan mendapatkan konsentratkomersial (yaitu "Puri" yang dipasok oleh koperasi lokalsetempat), yang diberikan dengan perbandingan 1:2 antarakonsentrat dengan jumlah produksi susu. Air minumtersedia sepanjang hari.

Desa Cilmreday, Kabupaten Garut, adalah salallsatu daerall utanta pengltasil susu sapi di Jawa Barat, akantetapi memiliki keterbatasan lahan rurnput yang menopangproduksi susu. Namun, daerah ini memiliki potensi agarproduksi daD tata laksana atau manajemen reproduksi sapiperahnya dapat ditingkatkan. Hal ini tampak pada cepatmenurunnya produksi susu sapi perall post partum, yangmenandakan bahwa produksinya belum optimal. Dengandemikian, daerah Cihareday Garut merupakan daerahdirnana suatu strategi pemberian pakan, untuk dapatmeningkatkan dan mengoptilnalisasikan produksi sapiperall, diperlukarl. Selain itu, dengarl memaruaatkansebaik-baiknya potensi pakan yang ada, daerall inidiharapkan tetap menjadi daerall yang secaraberkesinarnbungan mengltaSilkan susu.

Penelitian lapangan ini dimulai pada tallun 1995daD berakltir tallun 1997, dengan kegiatan memantauproduksi daD penampilan reproduksi sapi perall FH petaltiternak tradisional, dan datnpaknya bila dalam sistempemeliharaan sapi perah tersebut dilakukan intervensipemberian suplemen pakan urea molases multulutrien blok(UMMB). Ballan baku suplemen UMMB berasal datiltasil samping daD limbah pert.1nian atau agro-industridigunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadapproduksi susu dan penampilan reproduksi sebagaipengarull pemberian pakan suplemen UMMB telahdilakukan pada sapi perah (2), kerbau (3), dan domba (4).Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah menciptakankemandirian petalu ternak dalam mengaplikasikanteknologi pakan suplemen untuk melungkatkan produksiternak dan peningkatan pendapatan hariarl, sertamenerapkan suatu sistem penelitian lapangan tanpamenggunakan kelompok hewan kontrol.

Prosedur pengamatan. Selurull temak dipantauproduksi susu dan penampilan reproduksinya satu kaliseminggu (yaitu tanggal melahirkan; produksi susu harian;total produksi susu hingga 60 hari dan 100 hari setelahkelahiran; tanggal timbulnya biralli post partum; tanggalffi; jUmlall ternak yang berlmsil di ffi; tanggal kelahiranberikutnya). Pendataan perubahan be rat badan induk(yang diukur dengan lingkar dada), skaT kondisi badan,dan pertaInbal1an berat badan anak dilakukan sekali setiap2 minggu. Daya cerna pakan dilakukan sebanyak 3 kaliselama tiap tahap pengamatan, dengan cara mengukUfjumlah pakan yang diberikan, jumlah pakan yang sisa, danbe rat feses yang dihasilk.w selaffic1 5 hari berturut-turut.

Pacta keselurulmn temak, sampel susu diambilsekali setiap lninggu yang dimulai pacta saat sapimelahirkan. Sampel susu digunakan untuk menentukankonsentrasi hormon progesteron dengan radioimmunoassay (RIA) kits rase padat yang dipasok oleh F AO/IAEA(4,5,6). Perubahan daTi konsentrasi hormon progesterondalam susu digunakan untuk menghitung jarak antara saatkelahiran dengan resumsi (kembali berfurigsi) ovarium danjarak kelalriran hingga keberhasilan bunting melalui ffi.

Data dasar kondisi sosio-ekonomi petani temakyang terlibat dalam kegiatan ini dicatat, yaitu meliputijumlah temak yang dipelihara, luas areallahan/sawah yangdikelola daD yang diperuntukkan bagi lahan rumput.Pengronatan terhadap dampak sosial-ekonomi akibatpemanfaatan suplemen pakan UMMB dilakukan olehDinas PeternakaIl dati II Garut. Pengatnatan ini bertujuanuntuk memantau pengaruh suplemen pakan terhadapproduksi sapi perall secara keselurullan.

BAHAN DAN METODE

PenelitiaIl dibagi daJaIn 2 talmpan, yaitu talmpmen1atltau keadaaIl produksi daIl reproduksi sapi perallselanla 1 tallW1 ta11pa menguball sistem pemelilmraanpetaIli temak (data dasar). Tallap kedua, adalall tallappemantauan produksi dan reproduksi sapi perall, setelahsapi-sapi pada talmp I diberi suplemen pakan UMMB.Parameter yang diamati di kedua tahap pelnantauantersebut sarna. Secara rinci, tarn kerja dalam penelitian inidisajikan sebagai berikut:

Analisis data. Data yang terkoleksi dianalisadengan korelasi nilai tengah dan analisis regresi sepertidiungkapkan oleh Steel daD Tome (7). Khusus untuk dataproduksi, status laktasi sapi perah dijadikan faktor koreksi,yaitu sebagai ko-faktor dalam analisis datanya.

Pemantauan data dasar sapi perahPengamatan terhadap dampak pemberian suplemenpakan UMMBLokasi. Pengalnatan dilakukan di desa Cihareday

Garut, 160 knl sebelah Tenggara Bandung, berada sekitar750 m di atas pennukaan laut. Kisaran temperatur antara24 -29 DC dan rataan Curall hUjaJl 2600 Inm/tahun.

Lokasi, jumlah, dan jenis temak yang dipantaudalam pengamatan ini sarna pada saat diadakan pendataandata dasar Sc'lpi perah FH. Demikian pula denganparameter yang diamati.HeJvan percobaan. Dalam penelitian ini, 40 ekor

sapi perah FH, dengan status biologis pada laktasi 2 dan 3,dipilih dan kemudian dipantau produksi dan penampilanreproduksinya. Sapi perah tersebut dipilih dari petaniternak yang memelilmra antara 2 hingga 3 ekor ternak, dan

Paton basal don pemberiannya. Sebagaimanatelall diungkapkan dalam pengamatan tahap I, sapimendapatkan ransUlll basal yang tidak berbeda dengan

332

Page 3: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Peneli/ian dan Pengembangan Aplikasi ls%p don Radiasi, J 999

sebelumnya. Jenis pakan basal yang digtmakaIl olehpetani tenmk disajikaIl daJam Tabel 1. Perbedaan pakanyang diberikan adalaJl tambaJk111 500 g/hari/ekor UMMBuntuk menggantikan 2 kg konsentrat "Puri". Komposisidasar UMMB yang diberikan, terdiri dari : 33% molases,18% dedak, 8% onggok, 13% bungkil kedelai, 9% kapur,6% tepung tulang, 8% garam (NaCl), 4% urea, and 1 %lnineraJ. Pemberian suplemen pakan UMMB dimulai padasaat 2 bulan sebelum kelaJuran.

diberi UMMB. Hasil-basil tersebut di atas menguatkanbasil temuan sebelumnya pacta temak sapi perah (2) danpacta temak kambing peranakan Etawah (FE) (10).

Untuk hewan laktasi, asam amino dan glukosamerupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan dan hanyadapat dipasok melalui llasil fermentasi yang terjadi dirumen (II). Dengan demikian, sintesis glukosa meningkathingga tiga kaIi lipat dan akibatnya sapi lakstasimembutuhkan peningkatan konsumsi pakan (12).Selanjutnya, 60 hingga 80 % glukosa basil sintesis tersebutdisalurkan dan digunakan oleh kelenjar susu (13).Kebutuhan nutrisi bagi sapi laktasi menjadi dua kali lipat

dibanding dengan sapi non-laktasi. Suplemen pakanUMMB, melalui peningkatan pertumbuhan daD aktivitasmikroba rumen serta daya cerna pakan, dapat memenuhikebutuhan nutrisi bagi sapi yang laktasi. Keadaan inisecara nyata digambarkan pacta Gambar I dan Tabel 3.Penurunan bobot badan lebih banyak terjadi pacta sapi saatbelum diberi suplemen UMMB, yang menunjukkan bahwaterjadi proses katabolisme cadangan tubuh untukmemproduksi suSu, bila dibandingkan dengan sapi setelahdiberi suplemen UMMB. Mobilisasi cadangan energy daDprotein sangat dibutuhkan dalam tubuh sapi laktasi yangdigtlnakan dalam sintesis protein suSu, laktosa susu,triglisedira gliserol daD proses oksidasi lainnya dalarnmengllasilkan ko-faktor dalmll sintesis susu (II). Datapacta Tabel 3 menunjukkan bahwa sapi yang laktasi,sebelum diberi UMMB, mendapatkan pasokan nutrisi

yang kurang sellingga mengalami penurunan bobot badan.

Analisis data. Data yang diperoleh dari basilpemantauan di lapangan di anaiisis dengan analisis varian(7). Interval dari kela11iran ke resumsi ovarium, kela11iranke tanda-t.:'U1da estrus pertanla post partum dc1l1 kelahiraIlke saat bunting kembali dianalisis dengan metode anaiisisvarian yang diperkuat dengan uji T (7; 8).

Tata laksana reproduksi. Untuk mengetahuipengarull intervensi suplemen pakan UMMB, dilakukanpemantauan terlmd.1p tarn laksanc1 reprodllksi. Keadaanyang diank1ti d.11am pelllc1fitauan ini mencakup: jarak antarkelaluran, rasio sen1ice/conception (SIC), dan peri odelaktasi (lalIk1 waktu sapi diperah).

BASIL DAN PEMBABASAN

Daya cerna

Tabel 2 menunjukkan daya cerna pakan basalyang diberikan (yang merupakan caInpumn daD kombinasidari ballaD-ballaD pakan dalam Tabel I) pada saat sebelumdiberikan UMMB dan setelall diberikan UMMB.

KonsUlllsi bahan kering (KBK), ballaD organik(KBO), protein kasar (KPK), dan energi (KE), padc'! sapiperall setelall mendapatkan suplemen UMMB lebih baik(P<O,OI), dibandingkan dengan tenu'lk sebelum diberiUMMB. Perbaikan konswnsi pakan akibat pengarullsuplemen pakan UMMB merupakan suatu ltal yang pernahdiutarakan oleh Hendratno , ill. (2, 9) pada ternak kerbaudaD padc'! ternak sapi perah (2). Dalam laporannya,kenaikan konsumsi pakan pada temak yang diberi illv1MBdiakibatkan oleh meningkatnya pertwnbulkw mikrobanunen yang menstimtllasi nilai palatabilitas pakaIl yangdiberikan, selungga merangsang naiknya konsumsi B.K.,8.0., dcw P.K. pakan basal agar dapat dicerna daDdiInanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hewan dc'!lamberproduksi, baik tumbuh maupun laktasi.

(+) suplemen UMMB

~/

I '(-) suplen.en UMMB --

I I I I I I I I I I I I I II I I

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Hari post parIum (Hari 0 = parturisi/kelahiran)

Gambar 1. Penampilan produksi susu pacta sapi perah FHdi Garut saat belum diberi UMMB dan setelahdiberi UMMB. (P<O.O2).

Produksi susu Hobot badan

Pengarull intervensi suplemen pakan UMMBterlladap produksi susu disajikan dalam Tabel 4 danGambar I. Gambar I menunjukkan ballwa suplemenpakan UMMB secara signifikan (P<O,O I) memperbaikitotal produksi susu pacta 60 hari pertama, yaitu 750 vs 793liter/ekor, demikian pula untuk total produksi susu 100llari pertalna, yaitu 1251 vs 1363 liter/ekor (P<O,OI),masing-masing untuk ternak saat sebelum diberi UMMBdan setelah diintervensi dengan UMMB. Suplemen pakanUMMB juga secara nyata (P<O,05) memperbaiki plmcakproduksi susu, yain. 13,9 vs 14,3 liter/ekor/llari, masing-masing lmtuk sapi saat sebelum diberi UMMB daD setelall

Perubahan bobot badan induk dan anak yangberbeda saat sebelum diberi UMMB daD setelah diberiUMMB disajikan dalmll Tabel 3 dan Gambar 2.

Dalam penelitian ini tidak diketemukan adanyakorelasi antara produksi susu dengan pertambahan bobotbadan aDak sapi yang dilahirkan (1=0,23). Hal ini sangatmungkin terjadi mengingat pacta sistim pemeliharaan sapiperah di Cilmreday Garut, penyapillan berlangsung saataDak sapi berumur I -2 lmri. Setelall disapih, anak sapillanya memperoleh 4-6 liter susu/ekor/hari hingga usianyamencapai 4 rninggu. Setelall usia 4 minggu, selain susu,pakatl atlak sapi ditamball dengan pemberian hijauan

333

Page 4: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Peneli/ian dun Penge",bangan Aplikasi lsa/ap dan Radiasi, 1999

lungga berusia 3 bulan. JUInlall hijauan yang diberikc1llpacta anak sapi tersebut ditamball secara berangsur-angsursesuai dengan pertumbullan mIak sapi (14). Prosespenyapil1aIl ImlgsUIlg ini merupakan suatu 11al yang Ulnumdilakukc1ll oleh petani temak setempat. Hal ilU disebabkankarel1a petmu temak bergmuUllg pacta produksi susu lmtukkelangsungan hidupnya dengml menjual susu ke koperasisetempat (Tabel 4). Tidak adanya perbedaan pertamballanbobot badan anak akibat adanya pemberian UMMB adalallwajar. Hal ilU secarajelas dapat dililtat pacta Gmnbar 2.

pula dengan pendapatan para petcmi ternak yang untukpendapatan Iwiannya tergantung daTi basil penjualan susu(14). Akibat keadaaIl jIll, peningkatan tata laksanareproduksi (Inanajemen reproduksi) sapi perah perlu untuklebih ditingkatkall, sehingga mendukung programpelaksallaall IB, daD akllirnya mendukung programpeningkatan produksi susu secara menyeluruh.

Sosial eliOnomi

'Ci~.ce"a.

'Cocoon

~="C.5

Evaluasi ekonomi terltadap dampak pen1anfaatansuplemen UMMB yang dilakukan oleh piltak DinasPetemakan setempat, menunjukka11 bahwa UMMBmenambah biaya pemelihaTac1ll sapi perah di Garut.Narnun, adanya pelk1mballan biaya pemelillc1raan tersebutdiimbangi dengal1 adal1ya peningkatan pendapatan olehpetani temak. Harga susu daTi temak yang telall diberisuplemen pakan UMMB lebih tinggi hila dibandingkandengan Imrga susu sebelum temak diberi sup Ie men pakanUMMB. Keadac'Ul ini disebabkan karena susu yangdiproduksi oleh tentak yang mendapat suplemen pakanUMMB mempUl1yai kadar lemak yang lebih tinggidibanding dengan susu yang bemsal daTi tenlak tanpaUMMB, mta-mta masing-ntasing yaitu: 3,8 : 3,2 (15).Setiap 0, I poin kelebihan kandungall lentak daTi rataanlulai kalldungan lemak nonnal (3,2), llaTga susu meningkatdengall kelipatall 10,- rupiall (15). Hasil evaluasi ekonomitersebut disajikan dalalu Tabel 4.

200

150

100

.,.-.1

"Ci~.c~..Q.

'Q...on

.¥..C..

so ~

-I I I I I I I I I I I I I

.200 .100 0 100 200 300 400

Hari {Post partuml

Aktivitas reproduksi post partumGambar 2. PeruballaIl bobot badan sapi perah FH pacta

pre and post partum selama periodepengaInatan berlangsung (0 dan L\: sebelumdiberi UMMB; .dan .: setelah diberiUMMB).

KESIMPULAN

Hasil penelitian lapclIlgan yang dilakukan inimenunjukkan bahwa pemberiaIl suplemen pakan UI\1l\.1B:(I) MeningkatkaIl konsmllsi B.K., B.a., P.K., clan

energi, yang l1aJ ini menunjukkan baJlwa sapi perahmempunyai kemampuan untuk mengaturkeseimbangan protein dan energi yang dibutuhkanselama peri ode laktasi;

(2) Memperbaiki perubahan/pertambahan bobot badansapi perah sekaligus memperbaiki produksi susu;

(3) Memperbaiki resumsi aktivitas ovaritUll setelahkelahiran, yang akan mendukung peningkatan tatalaksana reproduksi sapi perah.

PenaInpilaIl reproduksi &1pi perall FH secarakeseluruhan disajikaIl dalaIn Tabel 5, Suplemen pakanUMMB menunjllkkan tidak ad.:lIlya pengaruh positifterlmdap resumsi aktivik1s ovarium, peri ode kelalliran kekebuntingan, jUlnlall IB, dan jarak aIuara kelalliran,

Pemberian suplemen pakan UMMBmenunjukkan adanya perbaikan aktivitas ovarium postpartum, yaitu dengan memperpendek jarak atau peri odekelahiran hingga munculnya pmlcak honnon progesteron(P4), 76 hari dibanding 108 hari &1at sebelum diberiUMMB. Keadaml ini mendukmlg hasil yang dilaporkanoleh Hendratno, dkk (1) pc1d.:1 tenk1k sapi perah FH danDomilugues, dkk (16) pada ternak sapi fungsi ganda diBrazil, serta pada &1pi yang pertaIna kali biralu (17), Akantetapi perbaikan aktivitas ovarimn tersebut tidak didukungoleh keadaaIl penaInpilan reproduksinya, seperti disajikandalam Tabel 5,

Pada Tabel 5, rasio j'ervice to conception (SIC),jarak antar kelalliraIl, dan masa sapi diperall (peri odelaktasi) setelall ternak sapi diberi suplemen pakaIl UMMBmenjadi lebih paIljang. Hal ilU bertentaIlgan dengan Imsil-lmsil penelitiaIl terd.:ll1ulu, ballwa suplemen pakan UMMBmemperbaiki penampilan reproduksi secara menyelurull(1,2,10, d.:1l1 16). Pemantauan lebih rinci di lapanganmenunjukkaIl ballwa akibat pemberiaIl UMMB produksisusu sapi melungkat, sehingga kead.:1an ini menyebabkanpekllli lebih cenderung membiarkan ternak sapinyaberproduksi lebih d.:1ri 10 bulan dan menghind.:1ri layananIB oleh petugas lapaIlgan. Keadaan ini SaIlgat didukung

Suplemen pakml UMMB memperbaiki produksi,lk'1mun, penmupilml reproduksi sapi peraIl FH ini sangatdipengarulli oleh sikap petani yang sangat bergantungpada produksi susu Sc'1pi peliharnannya. Sebagaikelanjutannya, perlu diadakan kegiatan penelitianlapangan yang mengarall pada perbaikan tata laksanareproduksi sapi peraIl FH, terutama daIam penangananmasaIah lB., secara lebih intensif.

334

Page 5: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Penelirian don Pengenwangan Aplikasi lsorop dan Radiasi, /999

UCAPAN TERIMA KASIH 8. ANONYMOUS. 1989. "Minitab Reference ManualRelease 7". Minitab Inc. USA.

Penulis mengucapkan terin1a kc1Sih kepada JointDivision F AO/IAEA yang telah memberikan dukwlganRIA kits Illngga penelitian lapangan i'll dapc1t lebihmemplmyai arti di bidang reproduksi. Selain jIll, lIcapanterima kc1Sih juga penulis aJaInatkan kepada teknisilapangan Dinas Petemak.:1n Dati II Garut, yang selalu siapmenyelesaikan permasaJaJIan yang timbul di lapanganyang berkaitan dengan kegiatan penelitiall lapangaIl ini,serta selalu menyertai penulis daJam pengmnbilan sampeldan pemantauan. Tidak lupa pula, kepada seluruh praktisiteknis di kelompok Nutrsi dan Reproduksi Temak PAIR,yang selalu siap membantu dalam anaJisis saInpel.Terakllir kepada semua pihak yang telaJl membaIltu untukkelancaran pelakSaI1aall penelitian lapangan i'll. yang tidakdapat disebutkaIl saUl persatu.

9. HENDRATNO, C., SUHARYONO, ABIDIN, Z.,BAHAUDDIN, R. dan SOFIAN, A. 1990. "LajupertumbuhaJl lnikroba rumen dalam hubunga1U1yadengan peningkatan nilai biologis pakan".Prosiding. Symposium. IV dalam Aplikasi Isotopdan Radiasi. PAIR, BATAN.

10. TJIPTOSUMIRAT, T., SY AMSI, A.,KAMMARUDDIN, S. dan HENDRA TNO, C.1993. "Pengaroh UMMB dan protein bypasssebagai suplemen pakan terhadap penampilanreproduksi kmnbing Peranakan Etawah". Pros.Aplikasi Isotop dan Radiasi di Bidang Pertanian,Petemakan. dan Biologi. PAIR, BATAN, Jakarta.

11. PRESTON, T.R. and LENG, R.A. 1989. "MatchingRuminant Production System with AvailableResources in tile Tropics and Sub-tropics".PeuaJubul Book, Arnudale. Australia.

PUSTAKA

HENDRATNO, C., TJIPTOSUMIRAT, T.,SUHARYONO, SARTIKA, D. aJld EFENDI, P.1995. "Survey to establish a database line on tileproduction system of the small dc'1iry fannerlandllolder in West Java, Indonesia". Reportpresented at IAE4/FAO Re.~earch CoordinationA-feeting, Montevideo, Uruguay.

12. Van HERBEIN, M., McGILLARD, R. W. andYOUNG, J.W., 1978. "Rumen propionate andblood glucose kinetics in grazing cattle fedisoenergic diets". Journal of Nutrition. 108:994.

13. ANNISON, E.F. and LINZELL, J.L. 1964. "Theoxidation and utilization of glucose and acetate bythe malnmaI)' gland of the goat in relation to theiroverall metabolism and to milk formation".Journal of Physiology. 175:372.

2. HENDRA TNO, C., NOLAN, J. V. and LENG, R.A.1991. "The importance of urea molasses multi-nutrient block for nuninallt production inIndonesia". (Proc. International Symposium onNuclear and Related Techniques in AnimalProduction and Health, Vienna, 1991), IAEA,Viemk'1.

14. SUPANDI, D. and MUL Y ANA. 1996. (Komunikasipribadi dengan Praktisi Lapangan Dinas PetemakanDati II Garut, Jawa Barnt).

3. HABIB, G.S., BASIT, A.W. 311d JABBAR, G.G.1991. "TIle importaIrt of urea molasses block andb)'Pass protein on anilnal production". (Proc.International Symposium on Nuclear and RelatedTechniques in Animal Production and Health),IAEA, VielUla.

15. SURYADARMA, L. 1997. "Aplikasi TeknologiPAlR-BATAN, Pemanfaatan daDPengembmlgmulya di Bidang Peternakan di Garut,Jawa Barat". Laporml Kegiatan disampaikan padaSymposium Aplikasi Isotop daD Radiasi. PAIR,BATAN, Jakarta.

4. GHOSH, A., ALAM, M.G.S. and AKBAR, M.A.1993. "Effects of urea-molasses-minernl blocksupplementation on po.s1 partum ovarian activity inZebu cows". (Animal Reproduction Science,31 :61-67).

16. DOMINIGUEZ, C., MARTINEZ, N., LABRADOR,C. and LOPEZ, S. 1993. "Effect of strategic feedsupplementation with multinutrient blocks onproductive and reproductive performance in dual-purpose cows". Proceedings of Final ResearchCoordination Meeting of Coordinated ResearchProgramme., Brazil. FAO/IAEA.

5. IAEA. 1984. "Laboratory Trnilung Malrnal onRadioimmwloassays in Aninta) Reproduction".Tech. Rep. Series. IAEA. VielUta, Austria.

6. ANONYMOUS. "Progesterone RadioinullwloassaysKit". AninIa] Production and HeaItIl Section, JointF AO/IAEA Division, lAEA, Vienna, Austria.

17. MEIRELLES, C.F., ABDALLA, A.L. and Vn'TI,D.M.S.S. 1993. "The effect of feedsupplementation on the onset of puberty inBrazilian dairy heifers". Proceedings of FinalResearch Coordination Meeting of CoordinatedResearch Programme., Brazil. FAO/IAEA.7. STEEL, R.G.D. and TORRIE, J.H. 1980. "Principle

and Procedures of Statistics: A BiometricalApproach". 2nd Ed. Sydney McGraw-HilI BookCompany.

18. PETERS, A.R. and BALL, P.I.H. 1987."Reproduction in Cattle". Butterworth & Co.Publishers Ltd. United Kingdom.

335

Page 6: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Penelilian don Pengembangan Ap/ikasi Isolop don Radiasi. /999

Tabe! Analisis proksimat (bahan kering; BK; bahan organik: BO; protein kasar:PK; serat kasar: SK; dall energi: GE) pakan basal daD beberapa limbahtanarnan pertaniall yang digunakan sebagai bahan pakan, konsentrat Puri clansuplemen pakan UMMB

Tabel 2 Daya cerna ballaD kering (BK), ballaD organik (BO), protein kasar (PK), dan energi(E) pakall sapi perall di Garut

B.K -I~O--:-Ikg OM

P.K B.K B.D.%

E.K.E.K.(MJ/kgDM)

67,30

77,45

60,54

65,50

70,25

80,35

-UMMB+UMMB

t.S.

10,20:i: 1,64

14,21 :i:0,74P<O,OOI

6,18:i:l,77

9,31:i:O,74P<O,O5

6,88 :t 0,28

6,80 :t 2,86P<0,06

154,43::!: 11,26

215,00::!:7,73P<O,OOl

t.S.= tingkat signifikansi

Rataan perubahan bobot harian sapi perall FHdan anak sapi yang berbeda pacta saat sebelumdiberi Ul\.1MB dan setelaJl diintervensi denganUMMB

Table 3.

Nitai ekonomis pelnalUaatan suptemen pakan UMMB pacta sari perah FH diGarut (15)

Table 4,

336

Page 7: PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN ......digunakan sebagai pakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen

Pene/ilian dan Pengembangan Ap/ikasi IsolOp don Radios;, /999

Tabel 5. Pellampil311 reproduksi post partum dan produksi susu sapi perall di Garut

*) ts : tidak signifikaIl

DISKUSI

HARYANTOAMLIUS THALIB

PerCObaaIl bapak mengelk'1i UMMB sangatmelwik. apakall SUdall saIupai ke tingkat pelatil1aI1 danpembuataIl UMMB agar petenlak setempat manlpumemproduksi sendiri, sehingga lebih bernilai ekonolnisbuat peternak '7

1. Apakall yang dimaksudkan dengall penampilanreproduksi, mohon dijelaskan sejauh mana hubunganall tara suplemen pakall dengan penampilanreproduksi ?

2. Manakah yang lebih baik mengtmtungkan temakmenglmsilkan banyak susu ataukah cepat melahirkananak (lebih banyak anak sapinya) ditinjau secaraekonomis) ?TOTTI TJIPTOSUMIRAT

SUda11, ba11kan lungga Suda11 mencapai produksiyang dilakltkan oleh para petani temak.

TorrI T JIPTOSUMIRA T

WAHLAN

Perbedaan maltajemen sapi kontrol d.:1n sapi +UMMB, sejauh ma1k1 petani dapc1t mengadaptasi cara ini,kllususnya n1a11ajemen reproduksinya ?

1. PenaInpilan reproduksi merupakan keadaan sepertikondisi setelah melahirkan, efisiensi pembuahan/perkawinan jarak antara kelahiran yang akigbatpemberian suplemen pakan dapat lebih baik

dibandingak.,'lll dengan tanpa suplemen pakan.2. Yang lebih menguntungkan adalah temak yang setelah

melalurkan dapat cepat melalurkan kembali dan

produksi susunya tinggi.TOlTI TJIPTOSUMIRAT

SUKARDJIPetani secara langsung belum dapatmengadaptasikan manajemen reproduksi, Immun denganadaI1ya pembinaan dari peneliti yang terkait dan pihakDinas Petemakan setempat, Iml ini dapat dilakScll1akandengan baik.

Unttlk sosialisasi petemak tentang produksi susumemang pemsaltaan susu sapi perah untuk in-come dariproduksi susu panjang, tapi produksi pedet/anak, denganmenggunakan UMMB akan lebih pendek sudah bisa di IBlagi kurang lebih 76 lmri, apakall tidak disosialisasikan adastok hewan khusunya dati pemsalman itu yang dinilai baikuntuk dijadikan bibit dengan tekIlik IB sedangkansebagian besar sapi-sapi yang lain dibebaskan untuk tetapproduksi panjang (bisa satu tallun) ?

MUCH. ARlFIN

Adakah beda penaInpilan susu daTi yang diberipakaIl suplemen da11 yang tidak/kontrol, misalnya wanta,bau daD rasa. Hal ini yang mungkin akaJl maItarik pc1fakonsumen '1

TOlTI TJlPTOSUMIRA TTOlTITJIPTOSUMIRAT

Makin panjang sapi dibiarkan memproduksi susu(lebih daTi 9 bulaIl) akan mengakibatkan penurunanproduksi pacta latihan berikutnya, sehingga makin cepatsapi di IB kembali setelah melahirkan makin baik sapitersebut daTi segi biologis sapi maupun nilai ekonomis

produksinya.

Ad.1, yaitu kadar lemak susu sapi yang diberi UMMB lebihtinggi, sehingga susu lebih tinggi dibanding susu yangberasal d.1ri sapi tanpa UMMB.