sumenep adalah nama salah satu kabupaten yang berada di ujung paling timur pulau madura

12
Sumenep adalah nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura. Dulunya Sumenep bernama Songennep, Perubahan dari Songennep menjadi Sumenep terjadi pada masa penjajahan Belanda, permulaan abad XVIII (1705). Belanda sudah memulai peran dalam menentukan politik kekuasaan pemerintahan di Madura termasuk Sumenep. Pada awal abad XVIII Belanda mengubah sebutan Songennep menjadi Sumenep, terbukti dengan adanya terbitan Belanda pada masa itu telah menggunakan sebutan nama Sumenep. BATAS WILAYAH ADMINISTRASI Letak Kabupaten Sumenep yang berada diujung Timur Pulau Madura merupakan Wilayah yang unik karena selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari kepulauan yang tersebar berjumlah 126 pulau (sesuai dengan hasil sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002). Kabupaten Sumenep terletak diantara 113 032 (54"-116 016 (48" Bujur Timur dan diantara 4 055 (-7 024 1 Lintang Selatan. Gugusan pulau- pulau yang ada di Sumenep, Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 Mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling Timur adalah Plilau Sakala dengan jarak ±165 MiI laut dari Pelabuhan Kalianget. Sumenep memiliki batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah selatan berbatasan dengan : - Selat Madura 2. Sebelah Utara berbatasan dengan : - Laut Jawa 3. Sebelah Barat berbatasan dengan : - Kabupaten Pamekasan 4. Sebelah Timur berbatasan dengan : - Laut Jawa / Laut Flores LUAS WILAYAH Luas Wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km2, meliputi : Luas Pemukiman : 185,888938 km2 Luas Persawahan : 253,228804 km2 Luas Hutan : 254,344647 km2 Luas Perkebunan : 275,161269 km2 Luas Tegalan/Ladang : 989,155989 km2 Luas Pertambakan : 72,778416 km2 Luas Rumpur Tanah Kosong : 60,050872 km2 Luas Pasir : 2,848638 km2

Upload: achmad-frandik

Post on 28-Nov-2015

247 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sumenep

TRANSCRIPT

Page 1: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

Sumenep adalah nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura. Dulunya Sumenep bernama Songennep, Perubahan dari Songennep menjadi Sumenep terjadi pada masa penjajahan Belanda, permulaan abad XVIII (1705). Belanda sudah memulai peran dalam menentukan politik kekuasaan pemerintahan di Madura termasuk Sumenep. Pada awal abad XVIII Belanda mengubah sebutan Songennep menjadi Sumenep, terbukti dengan adanya terbitan Belanda pada masa itu telah menggunakan sebutan nama Sumenep.

BATAS WILAYAH ADMINISTRASI Letak Kabupaten Sumenep yang berada diujung Timur Pulau Madura merupakan Wilayah yang unik karena selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari kepulauan yang tersebar berjumlah 126 pulau (sesuai dengan hasil sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002). Kabupaten Sumenep terletak diantara 113 032 (54"-116 016 (48" Bujur Timur dan diantara 4 055 (-7 024 1 Lintang Selatan. Gugusan pulau-pulau yang ada di Sumenep, Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 Mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling Timur adalah Plilau Sakala dengan jarak ±165 MiI laut dari Pelabuhan Kalianget. Sumenep memiliki batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah selatan berbatasan dengan : - Selat Madura2. Sebelah Utara berbatasan dengan : - Laut Jawa3. Sebelah Barat berbatasan dengan : - Kabupaten Pamekasan4. Sebelah Timur berbatasan dengan : - Laut Jawa / Laut Flores

LUAS WILAYAH Luas Wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km2, meliputi : Luas Pemukiman : 185,888938 km2 Luas Persawahan : 253,228804 km2 Luas Hutan : 254,344647 km2 Luas Perkebunan : 275,161269 km2 Luas Tegalan/Ladang : 989,155989 km2 Luas Pertambakan : 72,778416 km2 Luas Rumpur Tanah Kosong : 60,050872 km2 Luas Pasir : 2,848638 km2

WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAH Adapun Struktur Wilayah Admihistrasi Pemerintah Kabupaten Sumenep adalah : Secara Geografis, Kabupaten Sumenep terbagi atas 2 bagian

Bagian DaratanBagian Daratan, dengan luas 1.146,927065 km2 terbagi atas 18 kecamatan, yaitu Ambunten, Batang-Batang, Batu Putih, Bluto, Dasuk, Dungkek, Ganding, Gapura, Guluk-Guluk, Kalianget, Lenteng, Manding, Pasongsongan, Pragaan, Rubaru, Saronggi, batuan, dan Sumenep Kota

Page 2: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

Bagian KepulauanBagian Kepulauan, dengan luas 946,530508 km2 terbagi atas 9 kecamatan, yaotu : Arkasa, Gayam, Giligenteng, Masalembu, Nonggunong, Raas, Sapeken, Talango,, dan Kangean.

Kelurahan : 4 Desa : 328 o 242 Desa di Daratan o 86 Desa di Kepulauan

Rukun Warga (RW) : 1.774 Rukun Tetangga (RT) : 5.569

Jumlah pulau di Kabupaten Sumenep sebanyak 126 pulau, terdiri atas :

Berpenghuni : 48 pulau Tidak Berpenghuni : 78 pulau Bernama : 104 pulau Tanpa Nama : 22 pulau

PERKEMBANGAN PENDUDUK PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2005

Tahun Penduduk (Jiwa) Kepadatan(Jiwa/

Km2) Laki - Laki Perempuan Jumlah 2005 478.995 524.040 1.003.035 478,85

Sumber Data : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil

KEADAAN TANAH Keadaan tanah di Kbupaten Sumenep terdiri dari beberapa jenis tanah antara lain sebagai berikut :a. Jenis tanah Aluvial Hodromortif, sebagian besar terdapat di Kecamatan Saronggi    dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Batang-batang.b. Jenis Tanah Alluvial Kelabu Kekuningan sebagian besar terdapat di Kecamatan     Kota Sumenep dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Saronggi.c. Jenis Tanah Litosol, sebagian besar tedapat di Kecamatan Guluk-guluk dan sebagian    kecil terdapat di Kecamatan Lenteng.d. Jenis tanah Asosiasi Litosol dan Mediteran, sebagian besar terdapat di Kecamatan Bluto,    Saronggi dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Talango.e. Jenis Regusol Coklat Kekiningan, sebagian besar terdapat di Kecamatan Giligenting    dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.f. Jenis tanah komplek Brows Forest Litosol dan meniteran, sebagian besar terdapat di    Kecamatan Pragaan, Gading, Guluk-guluk, dan sebagian kecil terdapat di    Kecamatan Saronggi dan Ambunten.g. Jenis Tanah Grumosol Kelabu, sebagian besar terdapat di Kecamatan Gading dan    sebagian kecil tedapat di Kecamatan Kalianget.h. Jenis Tanah Komplek Mediteran Grumusol, egusol, dan Litosol sebagian besar     terdapat di Kecamatan Batu Putih dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Gapura.  

Page 3: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

Kabupaten Sumenep termasuk katagori daerah tropis atau beriklim panas :

Suhu udara rata-rata antara 26,6°C - 29,4°C Penguapan antara 104,1mm - 144,26mm Kecepatan angin antara 13 knot - 22 knot Penyinaran matahari antara 47,4% - 100% Temperatur antara 19,30°C - 32,36°C Kelembaban 52% - 100% Tekanan Udara 1.003,5 mbs - 1.012,85 mbs

Topografi

Luas kemiringan lahan (rata-rata)

1. Datar (0 – 8%) : 92.489.612,00 Ha2. Bergelombang  ( 9-15 % ) : 68.118.664,00 Ha3. Agak curam ( 16-25 % ) : 23.591.103,00 Ha4. Curam ( 25-45 % ) : 7.790.608,00 Ha5. Sangat  curam ( >45 % ) : 875.000,00 Ha

KETINGGIAN WILAYAH Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat Di Kabupaten Sumenep Tahun 2005

No Ketinggian tempat

(Meter Di Atas Permukaan Laut)

Luas

(Km2) (%)

1. 0 – 25 (DPL ) 980,40 49,05 2. 25 – 50 (DPL ) 338,38 16,93 3. 50 – 100 (DPL ) 383,50 19,19 4. 100 – 500 (DPL ) 296,36 14,83   JUMLAH 1.998,54 100

Sumber Data : BPS Kabupaten Sumenep

POTENSI YANG DIMILIKI

Berdasarkan Masterplan Madura 2008 pertumbuhan dan perkembangan pulau Madura relative lambat hal ini terlihat dari rendahnya pendapatan perkapita penduduk yang masih dibawa rata – rata pendapatan perkapita provinsi Jawa Timur serta Pulau Jawa. Rendahnya tingkat aksesibilitas penduduk Pulau Madura ini disebabkan oleh rendahnya tingkat aksesibilitas antar kota – kota di pulau Madura dengan pusat kegiatan Nasional maupun pusat – pusat

Page 4: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

kegiatan wilayah di Pulau Jawa. Untuk membuka akses antara Pulau Madura dengan Pulau Jawa, Pemerintah Provinsi Jawa Timur meresmikan Jembatan Nasional Suramadu pada tanggal 10 juni 2009 (sumber: www.suramadu.com) sehingga diharapkan akan mempercepat pertumbuhan pengembangan di Pulau Madura. Optilmalisasi Suramadu dalam mempercepat pertumbuhan dan perkembangan di Madura harus ditunjang juga oleh optimalisasi potensi-potensi daerah di Madura.

Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep ditunjukkan oleh keanekaragaman jenis Sumber Daya Alam seperti pariwisata pantai atau taman laut. Selain itu juga ditunjang oleh sarana dan prasarana yang relatif lengkap dibandingkan dengan kota – kota lain di pulau Madura meliputi prasarana pelabuhan, bandara Trunojoyo yang akan selesai dibangun pada tahun 2010 ( RTRW Kabupaten Sumenep 2009- 2029 ) , terminal yang menghubungkan antar daerah – daerah di Kabupaten Sumenep dan secara keseluruhan kondisi jalan di kota sumenep adalah kondisi jalan baik 77,63%, kondisi sedang 10,62% dan kondisi jalan rusak 2,83 % ( RTRW Kabupaten Sumenep 2009-2029) sehingga akses untuk menuju Kota Sumenep akan semakin mudah. Namun adanya potensi tersebut Kurang dioptimalkan oleh pemerintah kota. Berdasarkan data proyeksi penduduk (Kabupaten Sumenep Dalam Angka 2008 Jumlah penduduk Kabupaten Sumenep tahun 2007 sebanyak 1.076.592 jiwa, tahun 2008 sebanyak 1.078.315 jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk 6 % pertahun pada tahun 2008. Sedang jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2006 sebanyak 358.359 Jiwa atau sekitar 33,49 % dari jumlah penduduk (RKPD Kabupaten Sumenep Tahun 2011). Sumber daya alam yang melimpah belum mampu mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Angka penduduk yang hidup di garis kemiskinan masih sangat besar. Sehingga untuk mengurangi angka tersebut memerlukan suatu upaya pengembangan yang optimal yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep. Banyaknya jumlah pendudukmiskin ini dapat memperlambat laju pertumbuhan di Kabupaten Sumenep. Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep merupakan gugusan Kepulauan Kangean yang terletak sekitar sekitar 500meter sebelah barat Pulau Kangean Kabupaten Sumenep dengan Luas wilayah 241,99 km2. Dari Pelabuhan Kalianget, pulau ini dapat ditempuh 11 jam pergi / pulang dengan kapal perintis dan 3-4 jam dengan mengunakan kapal express. Saat ini hanya ada jalur pelayaran reguler dari pulau jawa yaitu dari Kabupaten Banyuwangi dan Surabaya. Kecamatan Arjasa juga sebenarnya memiliki potensi jalur pelayaran dari Probolinggo dan Situbondodi Pulau Jawa, Namun saat ini belum ada sarana transportasi (kapal) resmi atau pelayaran reguler dari Probolinggo dan Situbondo untuk menjangkau Kepulauan ini (Bapedda Sumenep,2011), Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Arjasa sangat strategis sebagai tempat transit. Selain itu berdasarkan RTRW Kabupaten Sumenep 2009-2029 ditetapkan beberapa kawasan strategis yang terkait dengan ekonomi, berdasarkan potensi yang ada maka dapat merujuk pembentukan kawasan strategis, yaitu Kecamatan Arjasa sebagai kawasan pelabuhan.Fasilitas dermaga/pelabuhan merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting untuk melakukan kegiatan transportasi di Kecamatan Arjasa. Dermaga/pelabuhan yang bersifat permanen dan berkonstruksi cukup kuat untuk bias dipakai tempat bersandar dan berlabuhnya kapal-kapal besar / penumpang. Di Kecamatan Arjasa (Pulau Kangean) terdapat 2 unit pelabuhan yaitu Pelabuhan Batu Guluk I dan II yang berada di Desa Bilis-bilis terjadi ( RTRW Kabupaten Sumenep 2009 - 2029). Pelabuhan Batu Guluk merupakan tempat pengguna jasa pelayaran keluar masuk Kepulauan Kangean sesuai fungsinya sebagai sentra berlabuhnya kapal dan terminal penumpang dari wilayah Arjasa dan pulau sekitarnya. Frekuensi pelayaran kapalnya cukup padat setiap minggunya dan volume penumpang maupun barangnya sangat banyak. Keberadaan Pelabuhan Batu Guluk telah memberikan multiplier effect yang cukup tinggi pada kehidupan ekonomi dan lapangan kerja masyarakat setempat, yaitu jasa transportasi darat, jasa bongkar muat barang di kapal serta warung makanan dan minuman. Pelabuhan Arjasa di P. Kangean (Batu Guluk I dan II) dikembangkan menjadi Nasional sesuai dengan konsep pengembangan pelabuhan pada RTRWP Jawa Timur. Pengembangan jalur transportasi pengangkutan orang dan barang diarahkan menuju ke Kec. Sapeken, Sumenep/Kalianget, Kalimantan, Sulawesi (Makassar, Kendari), P. Jawa, Bali dan Nusatenggara. Pelabuhan ini dirancang sebagai salah satu gerbang masuk Kabupaten Sumenep dari arah

Page 5: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

Timur (RTRW Kabupaten Sumenep 2009-2029). Selain itu pengembangan pelabuhan tersebut sejalan dengan pengembangan Kecamatan Arjasa sebagai kawasan industri berbahan baku hasil kelautan dan perikanan (sumber: profil Kecamatan Arjasa 2010).Kecamatan Arjasa direncanakan menjadi kota dengan orde P6 yaitu Pusat Kegiatan Lokal (PKL) pada RTRWN. Saat ini kedudukan Perkotaan Arjasa adalah sebagai pusat SSWP VIIdengan orde P7. Dengan mengembangkan konsep multi-gate system dimana Kabupaten Sumenep diarahkan menjadi gerbang masuk Pulau Madura atau Provinsi Jawa Timur dari arah timur melalui jalur udara ataupun laut, maka Perkotaan Arjasa akan dipromosikan menjadi PKLP (Pusat Kegiatan Lokal Promosi). Konsekwensinya adalah orde perkotaan Arjasa akan merubah dari orde P7 menjadi P6. Perkotaan Arjasa (PKLP) yang dipromosikanmenjadi PKL untuk wilayah Kepulauan (RTRW Kabupaten Sumenep 2009-2029).Dominannya penggunaan Pelabuhan Batu Guluk karena Kecamatan Arjasa selaku wilayah hinterland pelabuhan merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alamyang besar, baik yang berasal dari sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan dan lain-lain. Selain itu letak Kecamatan Arjasa sebagai pintu gerbang sebelah timur pulau madura lebih strategis karena aktivitas sosial ekonomi beberapa wilayah kepulauan sekitarnya sangat bergantung dengan keberadaan pelabuhan di Kecamatan Arjasa. Namun saat ini tidak mampumengembangkan Kecamatan Arjasa yang kurang berkembang dengan indikator perkembangan investasi dan perkembangan ekonomi masyarakat yang rendah. Oleh karena belum terdapatnya investasi maka dalam perkembangannya, Kecamatan Arjasa kurang dapat berkompetisi dengan wilayah Kabupaten Sumenep lainnya. Dapat dilihat dari fakta empiri bahwa pertumbuhan perekonomian kawasan kepulauan terutama Kecamatan Arjasa yang kurang berkembang (indicator : jumlah penduduk miskin). Berdasarkan laporanpendataan Program Perlindungan Sosial 2008 (PPLS08) sebanyak 11.997 rumah tangga berada di bawah garis kemiskinan yang berada di wilayah Kecamatan Arjasa dan ini merupakanrumah tangga miskin terbesar di Kabupaten sumenep. Tidak tersedianya lapangan pekerjaan dan tidak tersedianya fasilitas pemasaran bagi penjualan produk local, menyebabkan sebagiandari mereka mencari penghasilan di luar pulau bisa dilihat dari tingkat perkembangan jumlah penduduk Kecamatan Arjasa selama 5 (lima) tahun terakhir masih relatif rendah. Apabila halini terjadi, maka perputaran ekonomi yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kawasan ini tidak akan pernah terjadi. (sumber : RTRW Kabupaten Sumenep 2009-2029 danprofil Kecamatan Arjasa 2010). Selain itu bahwa secara umum, Kecamatan Arjasamemiliki tingkat perkembangan fisik yang stagnan. Keadaan ini dicirikan oleh sedikitnya bangunan di Kecamatan Arjasa dan cenderung tidak terjadinya konversi lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Perkembangan fisik yang ada hanya berupa perkembangan pemukiman dan pergudangan dengan intensitas yang kecil yaitu dengan luas 239.442 Ha (1,48%) dari total luas penggunaan lahan 16162,2 Ha (RTRW Kabupaten Sumenep2009-2029). Hal ini menunjukkan perkembangan Kecamatan Arjasa tidak begitu pesat. Dindikasi bahwa masih lemahnya citra kawasan dan daya jual kawasan sehingga investor belum masuk ke kawasan ini. Lemahnya citra ini berpengaruh terhadappenurunan kualitas pelayanan kota dan nilai jual kota. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Di wilayah Sumenep juga terdapat potensi energi panas bumi atau geotermal terdapat di Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan. Namun menurut Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral Sumenep, Suprayugi, belum ada penelitian secara utuh tentang potensi geotermal di Pragaan.

Sayang, berdasarkan data dari Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumenep, diketahui bahwa sebagian warga setempat yang tersebar di 200 desa di 27 kecamatan belum bisa menikmati fasilitas aliran listrik dari PLN. Menurut Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, Dewi J. Putriatni di Surabaya,medio April lalu, secara keseluruhan terdapat 11 lokasi geotermal di wilayah provinsi

Page 6: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

tersebut. Salah satu lokasi potensi geotermal di Jawa Timur itu berada di Sumenep, Madura.

Secara kelembagaan, pihak Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral Sumenep mengaku akan berupaya berkoordinasi dengan Kementerian ESDM maupun Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur guna membahas potensi geotermal di Pragaan. Meskipun energinya kecil, pihak ESDM Sumenep berharap, potensi geotermal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik untuk kepentingan lokal. Pihak ESDM Sumenep juga mengemukakan, pihaknya membutuhkan sumber energi alternatif guna menyediakan aliran listrik bagi warga di Kabupaten Sumenep. Apalagi sebagian wilayah Pragaan belum teraliri listrik dari PLN.

Sumenep juga merupakan kabupaten yang kaya akan sumber gas dan minyak yang cukup besar, yang berasal dari pegunungan Pagerungan. Hal ini pula yang menyebabkan kabupaten dengan populasi penduduk sekitar 1 juta jiwa ini memiliki Pendapatan Asli Daerah lebih besar dari kabupaten lain. Dilihat dari karakter masyarakat Madura yang bertemperamen keras dan tegas, masyarakat Sumenep cenderung lebih ramah dan lembut. Hal ini dikarenakan kabupaten ini dipengaruhi oleh budaya keraton Jawa yang dianut oleh masyarakatnya, terutama dari bangsawan dan abdi dalem Keraton Sumenep sejak jaman Kolonial.

Walaupun terdapat beberapa hal yang berbeda dengan saudara luar kabupaten, kabupaten Sumenep tetap serupa dengan kabupaten lain di Madura dalam hal pariwisata. Dimana banyak didominasi oleh obyek wisata pantai, dan juga terdapat obyek wisata lain tentunya. Karena itu, tak salah bila daerah ini mempunyai karakteristik unik, yakni kehidupan penduduknya tidak jauh dari sektor kelautan dan perikanan, terutama di daerah kepulauan. Dalam skema  pengembangan Madura, Kabupnten Sumenep dipersiapkan sebagai tujuan wisata, perikanan, peternakan dan industri penggaraman. Dengan ditunjang lingkungan biofisik dan posisi yang strategis. Struktur perekonomian kabupaten ini didominasi sector kelautan, pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa.

Kontribusi paling besar berasal dari sektor pertanian khususnya sub sektor perikanan dan kelautan. Di antara budidaya laut yang potensial terdapat di perairan Sumenep adalah rumput laut (Echeume cottonii). Hasil perikanan laut yang potensial di perairan Sumenep adalah teri nasi yang berorientasi ekspor. Komoditas unggulan ekspor lainnya adalah ikan kerapu, ikan hias, teripang dan lobster dengan negara tujuan ekspor Jepang, Hongkong, Singapura dan Korea Selatan.Selain komoditi tersebut, perairan Sumenep juga mempunyai potensi yang cukup tinggi hasil- hasil perikanan lainnya, seperti ikan layang. tongkol, kembung, tengiri, cumi-cumi, lemuru, bambangan, peperek, kakap merah, udang dan kepiting.

Pengembangan Wisala BahariKawasan pesisir Sumenep menyimpan beragam potensi wisata bahari baik berupa wisata alam, pendidikan, belanja, dan budaya. Daya tarik wisata alam antara lain tipologi ekosislem pesisir (terumbu karang, mangrove, estuaria, pantai dan pulau kecil) dan kondisi oceanografi (gelombang dan arus). Wisata pendidikan berupa area

Page 7: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

pembelajaran ekosistem alam. Wisata belanja berupa sentra perdagangan rumput laut. Sedangkan wisata budaya dan religi berupa nilai-nilai budaya dan religi masyarakat pesisir yang eksolik.Selain di kawasan pesisir daratan, potensi wisata bahari juga banyak terdapat di wilayah kepulauan. Berdasarkan hasil survei, potensi wisata yang dapat dikembangkan di wilayah kepulauan ini adalah wisata alam Di antaranya berupa wisata panlai dan wisata pemandangan bawah air khususnya berupa keindahan terumbu karang. Juga keunikan wisata budaya dan religi yang mendukungnya masyarakat kepulauan. Ini mempunyai peluang sangat bagus bila dipadu dengan traveling antar pulau melalui transportasi laut secara reguler.

Terumbu KarangSelain di wilayah kepulauan, sebaran terumbu karang (coral reef) juga banyak di kawasan pesisir daratan. Di antaranya di Kecamatan Dasuk, Gapura, Dungkek, Ambunten, Pasongsongan, dan Batang-batang. Sedangkan di wilayah kepulauan, terumbu karang banyak tersebar di Kecamatan Sapeken, Arjasa, Gili Genteng, Talango, Nonggunong, Gayam, Masalembu dan Raas.

Keanekaragaman jenis ikan karang bervariasi. Di pesisir daratan secara umum ditemukan ikan karang sebanyak 45 spesies dari 12 famili. Sedangkan di wilayah kepulauan, ditemukan 342 spesies ikan karang dari 33 famili dan 96 genera. Ikan karang yang dilemukan berasal dari ikan target, ikan indikalor, dan ikan mayor.Secara umum berdasarkan keanekaragaman jenis karang. selat. Sumenep lebih baik dibandingkan dengan bagian ulara Sumenep. Hal ini, menjelaskan bahwa jenis terurnbu karang yang mampu tumbuh di selatan Sumenep lebih banyak.Pemanfaatan patensi Sumberdaya kelautan dilakukan dengan menerapkan konsep keberlanjulan (sustainable) dan keterpaduan (integrated). Karena bila tidak, akan berakibat pada rusaknya lingkungan pesisir dan lautan. Atau mengalami penunman fungsi dimensi ekologis yang dimilki sebagai:1) penyedia sumberdaya (resources supplier),2) penyedia kebutuhan pendukung kehidupan (life support),3) penyedia jasa-jasa kenyamanan (amenities) dan4) penampung limbah 

Perkembangan perekonomian bersifat dinamis dan menjadi penggerak perkembangan bidang – bidang lainnya. Salah satu indikator kinerja kondisi ekonomi suatu daerah biasanya dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ). Aktivitas produksi atau kegiatan ekonomi masyarakat dalam suatu daerah di dalam PDRB dikelompokkan menjadi 9 ( sembilan ) sektor yaitu :

Page 8: Sumenep Adalah Nama Salah Satu Kabupaten Yang Berada Di Ujung Paling Timur Pulau Madura

SARAN

Sumenep merupakan wilayah yang sangat berpotensi dari segi pariwisata maupun lainnya,namun dengan potensi yang seperti itu pendapatan rata – rata penduduk sekitar masih cukup sedikit. Jadi pemerintah kabupaten Sumenep seharusnya lebih pandai untuk mengolah potensi yang ada untuk memajukan daerah tersebut. Terutama di kecamatan Arjasa yang memiliki potensi di bidang pelayaran yang sangat strategis.