sumber : bina marga tpgjk no. 038/t/bm/1997 web viewmenurut bina marga dalam tata cara perencanaan...

37
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL 3.1 Parameter Perencanaan 3.1.1 Klasifikasi Jalan 1. Klasifikasi Medan Berdasarkan Kondisi Kemiringannya Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Klasifikasi medan di bedakan seperti pada tabel berikut : No . Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%) 1 Datar D < 3 2 Perbukitan B 3 - 25 3 Pegunungan G > 25 Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Berdasarkan sketsa dan data kontur yang ada maka dapat membuat tabel stationing dan persentase kemiringan. Titik STA Eleva si Jarak Beda Tinggi Kemiringa n B 0 + 0 90.50 50 0.00 0.00% 1 0 + 50 90.50 50 0.00 0.00% 2 0 + 100 90.38 50 0.12 0.25% 3 0 + 150 90.25 50 0.12 0.25% P1 0 + 189.77 2 90.23 39.772 0.02 0.06% 4 0 + 200 90.13 50 0.10 0.20% 5 0 + 250 89.71 50 0.42 0.85% 6 0 + 300 89.21 50 0.50 0.99% 7 0 + 350 88.76 50 0.45 0.90% 8 0 + 400 88.40 50 0.36 0.72% 1 Kelas Lanjutan dan Karyawan

Upload: hoangquynh

Post on 31-Jan-2018

375 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MMPERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ALINYEMEN

HORISONTAL

3.1 Parameter Perencanaan3.1.1 Klasifikasi Jalan

1. Klasifikasi Medan Berdasarkan Kondisi KemiringannyaMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik

jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Klasifikasi medan di bedakan seperti pada tabel berikut :

No. Jenis Medan Notasi

Kemiringan Medan

(%)1 Datar D < 32 Perbukitan B 3 - 253 Pegunungan G > 25

Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997Berdasarkan sketsa dan data kontur yang ada maka dapat

membuat tabel stationing dan persentase kemiringan.Titik STA Eleva

si Jarak Beda Tinggi

Kemiringan

B 0 + 0 90.50 50 0.00 0.00%

1 0 + 50 90.50 50 0.00 0.00%

2 0 + 100 90.38 50 0.12 0.25%

3 0 + 150 90.25 50 0.12 0.25%

P1 0 + 189.772 90.23 39.772 0.02 0.06%

4 0 + 200 90.13 50 0.10 0.20%

5 0 + 250 89.71 50 0.42 0.85%

6 0 + 300 89.21 50 0.50 0.99%

7 0 + 350 88.76 50 0.45 0.90%

8 0 + 400 88.40 50 0.36 0.72%

9 0 + 450 87.88 50 0.53 1.05%

P2 0 + 466.121 87.84 16.121 0.04 0.25%

10 0 + 500 87.58 50 0.25 0.51%

11 0 + 550 86.94 50 0.64 1.28%

12 0 + 600 86.26 50 0.68 1.36%

1Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 2: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM13 0

+ 650 85.55 50 0.72 1.43%

14 0 + 700 84.61 50 0.94 1.88%

I 0 + 747.038 83.56 47.038 1.05 2.22%

 Total = 14.19%Rerata = 0.79%

Persentase kemiringan yang didapat adalah 0,79%, maka menurut tabel klasifikasi medan dari Bina Marga jenis medan adalah datar.

2Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 3: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelasnya

a. Klasifikasi Jalan dan Volume Jam Rencana (VJR)

3Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 4: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

4Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 5: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

b. EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang)Sebelum menentukan LHR, maka terlebih dahulu

menetapkan ekivalen mobil penumpang (EMP). Dari jenis medan, maka ekivalensi mobil penumpang (EMP) didapatkan berdasarkan tabel berikut :

No. Jenis Kendaraan

Kondisi MedanDatar/

PerbukitanPegunun

gan1 Sedan, Jeep, Station

Wagon 1 1

2 Pick Up, Bus Kacil, Truk Kecil 1,2 - 2,4 1,9 - 3,5

3 Bus dan Truk Besar 1,2 - 5,0 2,2 - 6,04 Sepeda Motor 0.5 0.75

Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997

Jadi, besarnya faktor ekivalensi mobil penumpang untuk masing – masing kendaraan adalah :a. Mobil penumpang : 1767 x 1 = 1767

SMPb. Bus : 62 x 2 = 124 SMPc. Truk 2 As : 124 x 3 = 372 SMPd. Truk 3 As : 56 x 4 = 224 SMP

LHR Data = 2487 SMPb. LHR Awal Umur Rencana : [(1+i)n x LHR Data]

a. Mobil penumpang : (1 + 0.025)20 x 1767 = 2895,435SMP

b. Bus : (1 + 0.025)20 x 124 = 203,188 SMPc. Truk 2 As : (1 + 0.025)20 x 372 = 609,565 SMPd. Truk 3 As : (1 + 0.025) 20   x 224 = 367,050 SMP         

LHR Awal : (1 + 0.025)20 x 2487 = 4075,239SMPc. LHR Akhir Umur Rencana : [(1+i)n x LHR Awal]

a. Mobil penumpang : (1 + 0.028)20 x 2895,435 = 5030,095 SMP

b. Bus : (1 + 0.028)20 x 203,188 = 352,989SMP

c. Truk 2 As : (1 + 0.028)20 x 609,565 = 1058,967SMP

d. Truk 3 As : (1 + 0.028) 20   x 367,050 = 637,658 SMP         LHR Akhir : (1 + 0.028)20 x 4075,239 = 7079,709 SMP

Jadi, dengan jarak LHR = 7079 SMP, maka jalan tersebut di klasifikasikan ke dalam golongan Jalan Kelas III.

5Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 6: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3.1.3 Penentuan Kecepatan RencanaKecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang

ditempuh dalam kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam km/jam.

Kecepatan rencana/Design Speed (Vr) adalah kecepatan maksimum yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometric jalan yang memungkinkan kendaraan – kendaraan bergerak secara aman dan nyaman dalam kondisi suasana cerah, arus lalu lintas kecil dan pengaruh hambatan samping jalan tidak berarti. Kecepatan rencana ditentukan berdasarkan fungsi jalan dan jenis medan dari jalan yang direncanakan.

Berdasarkan kelas III dan medan DATAR, maka kecepatan rencana yang disyaratkan 60-120 km/jam maka diambil Vr = 80 km/jam.

3.1.4 Perhitungan Jarak Pandangan1. Jarak Pandang Henti

V R ( km/ j ) 100 90 80 70 60 50 40 3

0Ss−min (m ) 18

5160

130

105 85 65 50 3

5

2. Jarak Pandang Menyiap

2.2 Perencanaan Alinemen Horizontal3.2.1 Perencanaan Alternatif Lintasan

Beberapa kriteria perencanaan trase jalan : Jarak lintasan tidak terlalu panjang. Pelaksanaan dan pemeliharaan operasional mudah dan efisien. Ekonomis dari segi pelaksanaan, pemeliharaan, dan

operasionalnya. Aman dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan operasionalnya. Memenuhi perencanaan desain geometrik jalan raya.

1. Alternatif I

6Kelas Lanjutan dan Karyawan

Kec. Rencana(km/jam)

Jrk.Pand.Menyiap Std. Perhit.

(m)

Jrk.Pand.Menyiap Std. Desain

(m)Jrk.Pand.Menyi

ap Min. (m)Jrk.Pand.Menyiap Min.Desain

(m)

Page 7: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MMDipilih lintasan lurus, yang menghubungkan titik B ke titik I.

Pada lintasan ini elevasi tertinggi yang dilalui adalah elevasi 90,50 dan elevasi yang terendah adalah elevasi 83,56. Lintasan ini tidak memenuhi point 2 dan 3, tanpa memandang kondisi topografi dan tanpa memeperhitungkan volume galian dan timbunan serta tidak sesuai dengan kriteria desain.

Selain itu alternatif 1 ini juga tidak memenuhi syarat penyelesaian tugas desain jalan raya, yang diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan dalam merencanakan suatu lengkungan pada perencanaan alinemen horizontal.

2. Alternatif IIDipilih lintasan dengan elevasi muka tanahnya mendekati

pada kontur. Bentuk lintasan ini efisien karena hanya membentuk dua tikungan, memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang sama.

7Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 8: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3.2.2 Penentuan Titik Koordinat dan GridDari peta kontur skala 1 : 500, dimana 1 cm jarak dipeta sama

dengan 5 m di lapangan. Koordinat titik di peroleh :1. Titik B = (10035,1768 ; 9934,6747)2. Titik P1 = (9850,2102 ; 9977,1111)3. Titik P2 = (9588,5577 ; 9888,1911)4. Titik I = (9310,0916 ; 9925,2169)

3.2.3 Perhitungan Jarak Antara Titik dan Sudut Pertemuan Tikungan

Perhitungan jarak antara titik dan sudut pertemuan tikungan didapat dengan pengukuran langsung pada gambar AutoCAD.1. Jarak antara B dengan P1 = 190,0193 ≈ 190 m2. Jarak antara P1 dengan P2 = 276,4225 ≈ 276 m3. Jarak antara P2 dengan I = 280,9168 ≈ 281 m4. Jarak antara B dengan I = 725,0852 ≈ 725 m5. Sudut P1 = 148°6. Sudut P2 = 154°

8Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 9: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

1. Perhitungan JarakDari koordinat yang diketahui maka dapat dicari masing –

masing jaraknya yaitu :a. d1=√(x1−xB )2+( y1− yB )2

¿√ (9850,2102−10035,1768 )2+(9977,1111−9934,6747 )2 ¿189,7722≈190m

b. d2=√(x2−x1 )2+( y2− y1 )2

¿√ (9588,5577−9850,2102 )2+ (9888,1911−9977,111)2 ¿276,3490≈276m

c. d3=√(x I−x2 )2+ ( y I− y2 )2

¿√ (9310,0916−9588,5577 )2+(9925,2169−9888,1911)2 ¿280,9169≈281m

2. Perhitungan Suduta. Perhitungan Sudut tangent pada tikungan P1 :

tan α1=¿¿ xB− x1

yB− y1 ¿ 10035,1768−9850,2102

9934,6747−9977,1111 ¿−4,359

α 1=arch tan−4,359=−77,078 °

tan β1=¿¿ x1−x2

y1− y2 ¿ 9850,2102−9588,5577

9977,1111−9888,1911 ¿2,943

β1=arch tan 2,943=71,230°

∆1=|β1−α 1|=|71,230°−(−77,078° )|=|148,309 °|≈148 °

b. Perhitungan Sudut tangent pada tikungan P2 : tan α2=¿¿ x1−x2

y1− y2 ¿ 9850,2102−9588,5577

9977,1111−9888,1911 ¿2,943

α 2=arch tan 2,943=71,230°

9Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 10: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM tan β2=¿¿ xI−x2

yI− y2 ¿ 9310,0916−9588,5577

9925,2169−9888,1911 ¿−7,521

β2=arch tan−7,521=−82,426 °

∆2=|β2−α2|=|−82,426 °−(71,230 ° )|=|−153,656°|≈154 °

3.2.4 Perhitungan Lengkungan Tikungan1. Jari – Jari Minimum (RMin)

Jari – jari minimum (RMin) merupakan nilai batas lengkung atau tikungan untuk suatu kecepatan rencana tertentu. Jari – jari minimum merupakan nilai yang sangat penting dalam perencanaan alinemen terutama untuk keselamatan kendaraan bergerak di jalan. Berikut adalah tabel jari – jari minimum (RMin) dan derajat Lengkung maksimum (DMaks) untuk beberapa kecepatan :V renc .(km / jam ) emaks .(m /m' ) f maks . Rmin . Perhit . (m ) Rmin .Desain (m ) Dmaks . (..0 )

40 0,100,08

0,166 47,36351,213

4751

30,4828,09

50 0,100,08

0,160 75,85882,192

7682

18,8517,47

60 0.100,08

0,153 112,041121,659

112122

12,7911,74

70 0,100,08

0,147 156,522170,343

157170

9,128,43

80 0,100,08

0,140 209,974229,062

210229

6,826,25

90 0,100,08

0,128 280,350307,371

280307

5,124,67

100 0,100,08

0,115 366,233403,796

366404

3,913,55

110 0,100,08

0,103 470,497522,058

470522

3,052,74

120 0,100,08

0,090 596,768666,975

597667

2,402,15

10Kelas Lanjutan dan Karyawan

D(…0)

R(m)

Kecepatan Rencana (km/jam)50 60 70 80

e Ls e Ls e Ls e Ls e

Page 11: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

Tabel Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasinya (e maks. = 10 %)

Catatan : Untuk lengkung atau tikungan C-C, pengambilan R rencana,

harus di daerah yang dasarnya hitam. Untuk lengkung atau tikungan S-C-S maupun S-S, pengambilan R

rencana harus di daerah bawahnya. LN merupakan lereng jalan normal, diasumsikan sebesar 2 %. LP merupakan lereng luar diputar, sehingga perkerasan

mendapat superelevasi sebesar lereng jalan normal 2 %. Ls diperhitungkan dengan rumus Shortt, landai relatif maksimum,

jarak tempuh 3 detik dan lebar perkerasan 2 x 3,75 meter.2. Lengkungan Tikungan P1

a. β = 180° - 148° = 32°b. V rencana = 80 km/jamc. R rencana = 250 meterd. emaks = 10% (Metode Bina Marga)e. e = 0,093 = 9,3%f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung :

Ls=¿ V R×t3,6

¿ 80×33,6 ¿66,67≈67m

Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Ls=0,022× V R3

RC×C −2,727× V R×e

C

¿0,022× 803

250×1,5 −2,727× 80×0,093

1,5

¿9,75m Berdasarkan kelandaian relative maksimum :

Ls=¿ ( em−en3,6 xℜ ) ×Vr¿ ( 0,093 –0,02

3,6×0,035 ) ×80

¿46,35m g. Koefisien gesekan maksimum (fm) :

f m=−0,00065.V +0,192 11

Kelas Lanjutan dan Karyawan

D(…0)

R(m)

Kecepatan Rencana (km/jam)50 60 70 80

e Ls e Ls e Ls e Ls e

Page 12: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM¿ (−0,00065 ) (80 )+0,192 ¿0,14

h. Jari – jari lengkung minimum (RMin) :

Rmin=¿ V 2

127.(emaks+ f m)

¿ 802

127.(0,1+0,14)

¿209,97≈210meter

i. θs=¿ 90.Lsπ . R ¿

(90 ) (9,75 )

( 227 ) (250 ) ¿1,12°

j. Sudut dari busur lingkaran (θC) :θc=β−2.θs=32−(2 ) (1,12 )=29,77 ° ≈30°

k. Panjang bagian tikungan (LC) :

Lc=¿ θC360

.2π . R

¿ 30360 (2 ) ( 22

7 ) (250 )

¿129,93meter l. L=2 LS+LC

¿ (2 ) (9,75 )+(69,68 ) ¿149,43meter

m. Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent (yC) :

yC=¿ Ls2

6.R

¿ 9,752

(6 ) (250 )

¿0,06meter n. Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent (xC) :

xC=¿ Ls−¿ Ls2

40.R2

¿ 9,75−¿ 9,752

(40 ) (250 )2

¿ 9,75−0,000412

Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 13: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM¿9,7481meter

o. Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent (p) : p=¿ yC – R (1−cos θS )

¿ (9,75 )2

(6 ) (250 )– (250 ) (1−cos1,12° )

¿0,0634−0,0475 ¿0,0159≈0,02meter

p. Jarak antara Ts dan p dari busur lingkaran yang bergeser (k) :k=¿ xC – R .sinθS

¿9,75−¿ 9,752

(40 ) (250 )2 – (250 ) (sin 1,12 ° )

¿9,75−0,00004−4,87 ¿4,88meter

q. Jarak eksternal total :

Es=(R+ p ) sec β2 – R

¿ (250+0,02 ) sec 322 –250

¿10,09meter r. Titik perubahan dari tangent ke spiral (Ts) :

Ts=(R+ p ) tan β2 +k

¿ (250+0,02 ) tan 322 +4,88

¿76,57meter s. Kontrol type tikungan :

L≤2.Ts 149,43≤ (2 ) (76,57 ) 149,43≤153,13 ..... OKJadi, type lengkungan tikungan P1 ini adalah SCS (Spiral

Circle Spiral).

13Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 14: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3. Lengkungan Tikungan P2a. β = 180° - 148° = 26°b. V rencana = 80 km/jamc. R rencana = 250 meterd. emaks = 10% (Metode Bina Marga) e. e = 0,093 = 9,3%f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung :

Ls=¿ V R×t3,6

¿ 80×33,6 ¿66,67≈67m

Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Ls=0,022× V R3

RC×C −2,727× V R×e

C

¿0,022× 803

250×1,5 −2,727× 80×0,093

1,5

¿9,75m Berdasarkan kelandaian relative maksimum :

Ls=¿ ( em−en3,6 xℜ ) ×Vr¿ ( 0,093 –0,02

3,6×0,035 ) ×80

¿46,35m g. Koefisien gesekan maksimum (fm) :

f m=−0,00065.V +0,192 ¿ (−0,00065 ) (80 )+0,192 ¿0,14

h. Jari – jari lengkung minimum (RMin) :

Rmin=¿ V 2

127.(emaks+ f m)

¿ 802

127.(0,1+0,14)

¿209,97≈210meter

14Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 15: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

i. θs=¿ 90.Lsπ . R ¿

(90 ) (9,75 )

( 227 ) (250 ) ¿1,12°

j. Sudut dari busur lingkaran (θC) :θc=β−2.θs=26− (2 ) (1,12 )=24,11°

k. Panjang bagian tikungan (LC) :

Lc=¿ θC360

.2π . R

¿ 24,11360 (2 ) ( 22

7 ) (250 )

¿105,2meter l. L=2 LS+LC

¿ (2 ) (9,75 )+(105,2 ) ¿124,74meter

m. Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent (yC) :

yC=¿ Ls2

6.R

¿ 9,752

(6 ) (250 )

¿0,06meter n. Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent (xC) :

xC=¿ Ls−¿ Ls2

40.R2

¿ 9,75−¿ 9,752

(40 ) (250 )2

¿ 9,75−0,0004

¿9,7481meter o. Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent (p) :

p= yC – R (1−cosθS )

¿ (9,75 )2

(6 ) (250 )– (250 ) (1−cos1,12° )

¿0,0634−0,0475 ¿0,0159≈0,02meter

p. Jarak antara Ts dan p dari busur lingkaran yang bergeser (k) :

15Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 16: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MMk=¿ xC – R .sin θS

¿9,75−¿ 9,752

(40 ) (250 )2 – (250 ) (sin 1,12 ° )

¿9,75−0,00004−4,87 ¿4,88meter

q. Jarak eksternal total :

Es=(R+ p ) sec β2 – R

¿ (250+0,02 ) sec 322 –250

¿6,77meter r. Titik perubahan dari tangent ke spiral (Ts) :

Ts=(R+ p ) tan β2 +k

¿ (250+0,02 ) tan 322 +4,88

¿63,39meter s. Kontrol type tikungan :

L≤2.Ts 124,74≤ (2 ) (63,39 ) 124,74≤126,77 ..... OKJadi, type lengkungan tikungan P2 ini adalah SCS (Spiral

Circle Spiral).3.2.5 Pemeriksaan Pelebaran Perkerasan

1. Perhitungan Pelebaran Pada TikunganRumus :

Dimana : B= Lebar perkerasan pada tikungan (m) b’ = Lebar lintasan pada tikungan n= Jumlah jalur lau lintas Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

16Kelas Lanjutan dan Karyawan

B=n (b'+c )+(n−1 )Td+Z

b '=2,4+(R−√R2−P2 )

Td=√R2+A (2P+A )−R

Z=¿ (0,105 ) .Vr

√R

Page 17: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM Z= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi C= Kebebasan samping (0,8 m) P= Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m A= Jarak ujung mobil dan ban depan = 1,2 m Vr = Kecepatan rencana R= Jari-jari tikungan

Rumus :

Dimana : B= Lebar Total L = Lebar badan jalan (2x3,5 = 7 m)

a. Tikungan P1 V rencana = 80 km/jam R rencana = 250 meter b '=2,4+(R−√R2−P2 )

¿2,4+ (250−√2502−6,12 ) ¿2,474meter

Td=√R2+A (2P+A )−R

¿√2502+(1,2 ) ( (2 ) (6,1 )+1,2 )−250

¿0,032meter

Z=¿ (0,105 ) .V R

√R

¿ (0,105 ) (80 )

√250

¿0,531meter

B=n (b'+c )+(n−1 )Td+Z

¿2 (2,474+0,8 )+ (2−1 ) (0,032 )+0,531

¿7,112meter

W=B−L

¿7,112−7

¿0,112meter

Jadi, penambahan lebar tikungan pada titik P1 = 0,112 meter.

b. Tikungan P2 V rencana = 80 km/jam

17Kelas Lanjutan dan Karyawan

W=B−L

Page 18: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM R rencana = 250 meter b '=2,4+(R−√R2−P2 )

¿2,4+ (250−√2502−6,12 ) ¿2,474meter

Td=√R2+A (2P+A )−R

¿√2502+(1,2 ) ( (2 ) (6,1 )+1,2 )−250

¿0,032meter

Z=¿ (0,105 ) .V R

√R

¿ (0,105 ) (80 )

√250

¿0,531meter

B=n (b'+c )+(n−1 )Td+Z

¿2 (2,474+0,8 )+ (2−1 ) (0,032 )+0,531

¿7,112meter

W=B−L

¿7,112−7

¿0,112meter

Jadi, penambahan lebar tikungan pada titik P2 = 0,112 meter.

2. Perhitungan Kebebasan Samping Pada Tikungana. Tikungan P1

V rencana = 80 km/jam R rencana = 250 meter Jarak Pandang Henti (S) = 130 meter θ=¿

(90 ) (S )π .R

¿ (90 ) (130 )

( 227 ) (250 )

¿14,89 °

m=R (1−cosθ )

¿ (250 ) (1−cos14,89 ° )

¿8,40meter

Jadi, kebebasan samping pada tikungan P1 adalah 8,40 meter

18Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 19: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

b. Tikungan P2 V rencana = 80 km/jam R rencana = 250 meter Jarak Pandang Henti (S) = 130 meter θ=¿

(90 ) (S )π .R

¿ (90 ) (130 )

( 227 ) (250 )

¿14,89 °

m=R (1−cosθ )

¿ (250 ) (1−cos14,89 ° )

¿8,40meter

Jadi, kebebasan samping pada tikungan P2 adalah 8,40 meter

3.2.6 Diagram Superelevasi1. Diagram Superelevasi Tikungan P1 Type SCS

a. Perhitungan Diagram Superelevasi : Diketahui :

Ls = 9,75 m en = 2% emaks = 9,3% d1 = 189,77 meter

e total=en+emaks=2 %+9,3%=11,3%=0,113

a=¿ enetotal

Ls=¿ 2%11,3% 9,75=1,73meter

Perhitungan titik stationing pada tikungan P1 :19

Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 20: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM Sta. P1 = 0 + d1 = 0 + 189,77 meter Sta. Ts1 = Sta. P1 – Ts

= 0 + 189,77 – 75,84 = 0 + 113,93 meter

Sta. Sc1 = Sta. Ts1 + Ls= 0 + 113,93 + 9,75 = 0 + 123,68 meter

Sta. Cs1 = Sta. Sc1 + Lc= 0 + 123,68 + 128,59 = 0 + 252,27 meter

Sta. St1 = Sta. Cs1 + Ls= 0 + 252,27 + 9,75 = 0 + 262,02 meter

2. Diagram Superelevasi Tikungan P2 Type SCS

a. Perhitungan Diagram Superelevasi : Diketahui :

Ls = 9,75 m en = 2% emaks = 9,3% d2 = 276,35 meter

e total=en+emaks=2 %+9,3 %=11,3%=0,113

a=¿ enetotal

Ls=¿ 2%11,3% 9,75=1,73meter

Perhitungan titik stationing pada tikungan P1 : Sta. P2 = Sta. P1 + d2 = 0 + 189,77 + 276,35 = 466,12

meter Sta. Ts2 = Sta. P2 – Ts

= 0 + 466,12 – 63,39 = 0 + 402,73 meter

Sta. Sc2 = Sta. Ts2 + Ls

20Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 21: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM= 0 + 402,73 + 9,75 = 0 + 412,48 meter

Sta. Cs2 = Sta. Sc2 + Lc= 0 + 412,48 + 105,24 = 0 + 517,73 meter

Sta. St2 = Sta. Cs2 + Ls= 0 + 252,27 + 9,75 = 0 + 527,47 meter

3.3 Perencanaan Alinemen VertikalPerencanaan alinemen vertical merupakan salah satu cara agar

pembangunan jalan yang kita lakukan menjadi lebih ekonomis serta memeperhitungkan faktor keamanan para pengguna jalan.

Alinemen vertikal adalah potongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan yang melalui sumbu jalan atau center line. dimana pada perencanaan ini kita akan melihat potongan memanjang atau permukaan tanah jalan yang akan kita bangun. Dan dari sini kita akan melakukan “cut and fill” sebagai pertimbangan ekonomis dan merencanakan lengkung vertikal sebagai pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.

Ada dua jenis lengkung vertikal yang digunakan pada perencanaan ini :

1. Lengkung Vertikal Cekung :Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara ke dua tangen

berada dibawah permukaan jalan. Selisih antara kedua gradient garis yang menghubungkan bernilai negatif (-).

2. Lengkung Vertikal Cembung :Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara ke dua tangen

berada diatas permukaan jalan. Selisih antara kedua gradient garis yang menghubungkan bernilai positif (+).

21Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 22: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3.3.1 Perencanaan LengkunganPergantian dari satu landai ke landai yang lain, dilakukan dengan

menggunakan lengkung vertikal. Lengkung tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi keamanan, kenyamananan drainase.

Pengaruh dari kelandaian dapat dilihat dari berkurangnya kecepatan kendaraan (atau kendaraan mulai menggunakan gigi rendah). Kelandaian tertentu masih dapat ditolerir, apabila kelandaian tersebut akan mengakibatkan kecepatan jalan kendaraan lebih besar dari setengah kecepatan rencananya.

Untuk membatasi pengaruh perlambatan kendaran truk terhadap arus lalu lintas, maka ditetapkan landai maksimum untuk suatu kecepatan rencana seperti pada tabel berikut ini :

V renc. (km/jam)

Landai Maksimum (%)

22Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 23: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM100 380 460 550 640 730 820 9

Tabel Landai Maksimum Untuk Alinyemen VertikalLandai maksimum saja tidak cukup sebagai faktor penentu dalam

perencanaan alinyemen vertikal. Karena landai yang pendek memberikan faktor pengaruh yang berbeda apabila dibandingkan landai yang panjang (pada kelandaian yang sama). Tabel berikut menyajikan besaran panjang kritis suatu landai.

Kec. Rencana(km/jam)

Kelandaian(%)

Panj. Kritis Kelandaian

(m)

1004 7005 5006 400

805 6006 5007 400

606 5007 4008 300

507 5008 4009 300

408 4009 300

10 200

Tabel Panjang Kritis Kelandaian

Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Sebenarnya Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Rencana

1. Alinyemen 1

23Kelas Lanjutan dan Karyawan

Titik STA Elevas

iKemiring

anB 0 + 0 90.50

0.14%

P1 0 + 189.77 90.23

0.87%

P2 0 + 466.12 87.84

1.52%

I 0 + 747.04 83.56

Titik STA Elevasi

Kemiringan

B 0 + 0 90.50

0.17%

P1 0 +

300.01 89.99

2.22%

P2 0 + 480 86.00

0.91%

I 0 +

747.04 83.56

Page 24: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MMP1

a. Jarak Pandang Menyiap : V R=80 km

jam

m=12,5 kmjam

t 1=2,12+0,026×V R=2,12+( 0,026×80 )=4,2detik

t 2=6,56+0,048×V R=6,56+(0,048×80 )=10,4detik

a=2,052+0,0036×V R=2,052+( 0,0036×80 )=2,34 kmjam

d1=0,278×t1× {V R−m+( ½×a× t1 )}

¿0,278×4,2× {80−12,5+ (½×2,34×4,2 ) }¿84,55m

d2=0,278×V R×t 2=0,278×80×10,4=231,30m

d3=diambil75m

d4=23×d2=

23×231,30=154,20m

∑ d=d1+d2+d3+d4=¿81,63+231,30+75+154,20=545,04m¿

Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m

b. Jarak Pandang Henti : Kelandaian :A=g1−g2=|(−0,14 )— 0,87 )=|−0,72|=|0,72|(turun )

dhhitungan=0,287×V R×tr+0,039× V R2

α

¿0,287×80×2,5+0,039× 802

3,4

¿129,01m

Kontrol : dhhitung = 129,01 m < dmin PPGJR = 130 m Diambil jarak pandang henti rencana = 130 m

c. Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung :

24Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 25: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM1

Kelandaian:A=g1−g2=|(−0,17 )−(−2,22 )|=|−2,05|=|2,05|( turun )

VR = 80 km/jam → LMin = 70 meter Untuk jarak pandang henti (JPH) :

h1 = 120 cm = 1,2 m h2 = 10 cm = 0,1 m

Untuk jarak pandang menyiap (JPM) : h1 = 120 cm = 1,2 m h2 = 120 cm = 1,2 m

Berdasarkan jarak pandang berada di luar dan di dalam daerah lengkung (S > L).

L=2. S−¿ 200. (√h1+√h2 )2

A

70=2.S−¿ 200. (√1,2+√1,2 )2

2,05

S=269,64meter > L = 70 meterMaka S>L→269,64m>70m memenuhi syarat.

Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah lengkung (S < L).

L=¿ A ×S2

200× (√h1+√h2 )2

70=¿ 2,05×S2

200× (√1,2+√0,1 )2

S=116,78meter > L = 70 meterMaka S<L→116,78m≮4 70m tidak memenuhi syarat.

Ev=¿ A× L800=¿ (2,05 )× (70 )

800 ¿0,179meter

Hasilnya adalah : Lv = 70 meter S > L Ev = 0,179 meter

Perhitungan lengkung parabola vertical cembung.25

Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 26: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MMPerhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung

sampai 12 Lv.

Rumus : y=¿ ( x12Lv )

2

Ev

x1=5m → y1=¿ ( 512

(70 ) )2

(0,179 )=0,004m

x2=10m → y2=¿ ( 1012

(70 ) )2

(0,179 )=0,015m

x3=15m → y3=¿ ( 1512

(70 ) )2

(0,179 )=0,033m

x4=20m → y4=¿ ( 2012

(70 ) )2

(0,179 )=0,058m

x5=25m → y5=¿ ( 2512

(70 ) )2

(0,179 )=0,091m

x6=30m → y6=¿ ( 3012

(70 ) )2

(0,179 )=0,132m

x7=35m → y7=¿ ( 3512

(70 ) )2

(0,179 )=0,179m

2. Alinyemen 2

P2

a. Jarak Pandang Menyiap : V R=80 km

jam

m=12,5 kmjam

t 1=2,12+0,026×V R=2,12+( 0,026×80 )=4,2

t 2=6,56+0,048×V R=6,56+(0,048×80 )=10,4

26Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 27: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM a=2,052+0,0036×V R=2,052+( 0,0036×80 )=2,34 km

jam

d1=0,278×t1× {V R−m+( ½×a× t1 )}

¿0,278×4,2× {80−12,5+ (½×2,34×4,2 ) }¿84,55m

d2=0,278×V R×t 2=0,278×80×10,4=231,30m

d3=diambil75m

d4=23×d2=

23×231,30=154,20m

∑ d=d1+d2+d3+d4=¿81,63+231,30+75+154,20=545,04m¿

Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m

b. Jarak Pandang Henti : Kelandaian:A=g2−g3=|(−0,87 )—1,52 )=|−0,65|=0,65 (turun )

dhhitungan=0,287×V R×tr+0,039× V R2

α

¿0,287×80×2,5+0,039× 802

3,4

¿129,01m

Kontrol : dhhitung = 129,01 m < dmin PPGJR = 130 m Diambil jarak pandang henti rencana = 130 m

c. Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung :

P2

Kelandaian:A=g2−g3=|(−2,22 )−(−0,91 )|=|−1,30|=1,30 ( turun )

VR = 80 km/jam → LMin = 70 meter h1 = 120 cm = 1,2 m h2 = 10 cm = 0,1 m Apabila S > L :

L=2. S−¿ 200. (√h1+√h2 )2

A

27Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 28: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM70=2.S−¿ 200. (√1,2+√0,1 )2

1,30

S=188,15meter > L = 70 meter Apabila S < L :

L=¿ A ×S2

200× (√h1+√h2 )2

70=¿ 1,30×1302

200× (√1,2+√0,1 )2

S=146,43meter > L = 70 meter

Ev=¿ A× L800=¿ (1,30 )× (70 )

800 ¿0,114meter

Hasilnya adalah : Lv = 70 meter S > L Ev = 0,114 meter

Perhitungan lengkung parabola vertical cekung.Perhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung

sampai 12 Lv.

Rumus : y=¿ ( x12Lv )

2

Ev

x1=5m → y1=¿ ( 512

(70 ) )2

(0,114 )=0,002m

x2=10m → y2=¿ ( 1012

(70 ) )2

(0,114 )=0,009m

x3=15m → y3=¿ ( 1512

(70 ) )2

(0,114 )=0,021m

x4=20m → y4=¿ ( 2012

(70 ) )2

(0,114 )=0,037m

x5=25m → y5=¿ ( 2512

(70 ) )2

(0,114 )=0,058m

28Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 29: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

x6=30m → y6=¿ ( 3012

(70 ) )2

(0,114 )=0,084m

x7=35m → y7=¿ ( 3512

(70 ) )2

(0,114 )=0,114m

29Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 30: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

30Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 31: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

31Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 32: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

32Kelas Lanjutan dan Karyawan

Page 33: Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Web viewMenurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan

Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

33Kelas Lanjutan dan Karyawan