suku musi.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: suku Musi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5695d41f1a28ab9b02a061f1/html5/thumbnails/1.jpg)
Suku Musi atau dikenal pula dengan Suku Sekayu merupakan salah satu suku
bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan
beberapa suku bangsa yang berasal dan bermukim di sepanjang tepian Sungai Musi. Suku Musi
menuturkan Bahasa Musi atau disebut juga dengan Bahasa Sekayu yang merupakan salah satu
rumpun bahasa Melayudengan ragam dialek "e" (seperti dalam ucapan "ember").
Populasi Suku Musi terkonsentrasi di Kabupaten Musi Banyuasin, namun juga tersebar hingga di
tepian Sungai Musi di Kabupaten Musi Rawas, sebagian daerah Kabupaten Banyuasin, di
sebagian wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, perantauan diKota
Palembang (terutama di wilayah km.5 - km.12 Palembang), dan juga menyebar ke seluruh
wilayah Indonesia terutama Pulau Jawa. Orang Musi memiliki peran yang cukup dominan dalam
sosial dan politik di Provinsi Sumatera Selatan.
Etimologi dan Sejarah
Peta Persebaran Suku Musi di [[Pulau Sumatera]] (warna: hijau tua)
Asal usul nama Suku Musi berasal dari Sungai Musi yang menjadi mata air sumber kehidupan
awal masyarakat setempat. Trend pemberian nama suatu suku berdasarkan nama sungai
setempat sering dijumpai pada suku lainnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Gadis Musi dengan busana tradisional pada masa kolonial
![Page 2: suku Musi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5695d41f1a28ab9b02a061f1/html5/thumbnails/2.jpg)
Namun, belakangan Suku Musi lebih diidentifikasikan sebagai "Orang Sekayu" atau "Suku
Sekayu". Hal ini dikarenakan pusat pemerintahan, layanan publik, sosial budaya dan
ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin yang menjadi kantong populasi terbesar Suku Musi terletak
di Kota Sekayu.
Suku Musi termasuk kedalam rumpun melayu muda (Melayu Deutero) yang datang ke
kepulauan Nusantara pada tahun 500 SM setelah Melayu Proto. Suku Musi juga diduga
berkerabat dengan dengan Suku Palembang di hilir Sungai Musi, Suku Besemah di Pagar Alam,
dan Suku-suku di Pulau Bangka.
Seni dan Budaya
Busana adat yang dikenakan oleh duta wisata Kab. Musi Banyuasin (Kuyung Kupek)
Tari Stabek pada pembukaan Muba Expo
Kesenian dan budaya Musi sangat bercorak Melayu. Salah satu kesenian yang populer di
kalangan Orang Musi adalah Senjang. Senjang adalah jenis kesenian sastra lisan
(semacam Talibun) yang dipadukan dengan musik dan tarian dan biasanya dibawakan oleh
sepasang muda-mudi. Adapun tari tradisional Orang Musi adalah Tari Stabek yang dijadikan
tarian resmi penyambutan tamu agung yang berkunjung ke Kabupaten Musi Banyuasin. Tari
stabek diiringi musik tradisonal dan lagu yang dinyanyikan dalam bahasa musi.
![Page 3: suku Musi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5695d41f1a28ab9b02a061f1/html5/thumbnails/3.jpg)
Sosial Budaya
Suku Sekayu merupakan "manusia sungai" dan senang mendirikan rumah-rumah yang
langsung berhubungan dengan sungai Musi. Tidak seperti umumnya suku-suku di Indonesia,
suku Bugis, Minangkabau atau Jawa, suku Sekayu jarang berpindah-pindah ke tempat yang
jauh. Keinginan untuk lebih maju dan mencari keberuntungan mereka lakukan hanya sampai
di ibukota propinsi, yang biasa ditempuh dengan jalan darat, yang bisa dicapai kurang dari 3
jam ke arah selatan. Mereka memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang berhubungan
dengan pertanian, perhutanan, berburu, memancing, transporasi (jasa pengangkutan),
pembangunan dan di pemerintahan termasuk mengajar. Suku Sekayu yang tinggal di
Palembang menduduki sektor-sektor pekerjaan yang penting, mulai dari guru besar/dosen
universitas, ahli riset, hartawan dan pengembang lahan, pekerja galangan dan penarik becak
(alat transportasi beroda tiga, menggunakan tenaga manusia).
Rumah-rumah di pedalaman suku Melayu Sekayu hampir menyerupai rumah panggung
(rumah berkaki panjang) entah itu didirikan di atas tanah atau di atas air. Sistem kekerabatan
berdasarkan hubungan patrilineal. Kewajiban para istri adalah memelihara peraturan dan
keharmonisan rumah tangga sehingga para suami dapat mengatakan `rumah tanggaku adalah
surgaku'. Kebanyakan keluarga menginginkan anak lelaki karena dianggap sebagai jaminan
bakal negeri (memperkuat kuasa mereka) dan jaminan kelanjutan garis keturunan mereka
(negakke jurai).
Agama/Kepercayaan
Suku Sekayu hampir 100% penganut Islam. Setiap desa di Sekayu memiliki, mesjid atau
langgar (rumah ibadat kecil) bahkan beberapa desa memiliki madrasah/mushola (pusat
pengajaran dan pendidikan agama). Mereka juga melaksanakan beberapa praktek kuasa gelap
(okultisme) dan kepercayaan animisme (roh-roh kebendaan), yang merupakan kebiasaan atau
hal yang biasa pada seluruh masyarakat Melayu di Indonesia. Mereka sering pergi ke dukun
(ahli nujum) di kala mengalami kesulitan fisik atau KEBUTUHAN emosi dan krisis seperti
keluarga tanpa anak, penyakit parah, gangguan mental atau untuk meramal nasib. Suku
Sekayu sulit menerima Kabar Baik oleh karena tiga hal, keterpencilan (suku ini memiliki
kebudayaan yang kokoh), kesalah pahaman (mereka berpikir bahwa umat Kristen percaya
pada tiga Tuhan dan bahwa kekristenan dibawa oleh kaum barat yang moralnya merosot),
![Page 4: suku Musi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5695d41f1a28ab9b02a061f1/html5/thumbnails/4.jpg)
ketakutan dan kecurigaan (anak-anak tidak berani beralih ke agama lain karena takut dibuang
dan terhilang dari keluarga, masyarakat dan takut kehilangan mata pencahariannya).
Mata Pencaharian
Hampir seluruh masyarakat Sekayu hidup pada bidang pertanian. Mereka menanam padi
sawah atau padi ladang, selain itu mereka juga menanam ubi kayu, jagung, kacang tanah dan
kedelai. Sementara itu tanaman karet, cengkeh dan kopi juga menjadi sektor perkebunan
utama mereka. Pada kerajinan industri rakyat yang terkenal dari wilayah Sekayu adalah
berupa batu-bata dan genteng. Masyarakat Sekayu yang bermukim di Palembang, beberapa
dari mereka sukses menduduki sektor pekerjaan penting, mulai dari guru, dosen universitas,
ahli riset, hartawan dan
Bahasa
Bahasa yang diucapkan oleh masyarakat Musi, adalah bahasa Melayu Musi, yang masih
dekat dan mirip dengan bahasa Palembang. Bahasa Musi dikelompokkan ke dalam rumpun
bahasa Malayic.
Sedangkan asal usul orang Musi tidak diketahui secara pasti. Tetapi dari salah satu cerita
rakyat suku Sekayu mengatakan bahwa mereka dahulunya berasal dari suatu tempat yang
jauh di seberang laut, datang ke tanah ini bersama-sama dengan suku Palembang yang
kemungkinan adalah kerabat mereka pada masa lalu.
Pendapat lain mengatakan bahwa orang Musi merupakan bagian dari sub-suku Musi, yang
berada di kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, kota
Lubuk Linggau, dan kota palembang
![Page 5: suku Musi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5695d41f1a28ab9b02a061f1/html5/thumbnails/5.jpg)
ARTIKELSUKU MUSI
Disusun Oleh :
Nama : Windiyani Neni Fitriani
Kelas : XII RPL C
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANGDINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 4 PANDEGLANGJl. Raya Saketi – Malingping KM. 07 Pandeglang Banten 42274