bab iii kesepakatan antara suku-suku di israel dengan …

26
25 BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5: 1-4 Pada bab ini pembahasan difokuskan pada sejarah terbentuknya Israel bersatu sebagai sebuah kerajaan yang melahirkan sumber J, juga di jelaskan tentang Ideologi raja yang mendasari kehidupan bersama sebagai kerajaan. Selain itu, dilakukan penafsiran terhadap II Samuel 5: 1-4 yang merupakan bagian dari sumber DH. 3.1. Teori Sumber Alkitab perjanjian lama memiliki empat sumber utama, selain sumber G (Jerman Grundlage, "Foundation", dasar), yang telah membentuk dan memberi corak serta warna yang khas bagi kitab-kitab yang ada di dalamnya, mulai dari kitab kejadian sampai dengan kitab Raja-Raja yang disebut dengan sumber J, E, D.DH, dan P. 1 Keseluruhan sumber memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing yang membedakannya dari satu sumber dengan sumber yang lain. Tiap-tiap sumber memiliki konteks, maksud serta tujuan latar belakang ditulisnya yang harus dimengerti dengan baik. Oleh karena itu, dengan memahami sumber-sumber tersebut berdasarkan kriteria yang dijelaskan maka hal ini menjadi kunci utama memahami Alkitab Perjanjian Lama. Sumber yang paling tertua dalam Alkitab Perjanjian Lama khususnya Pentateukh adalah sumber J (Jahwist). Artinya bahwa sejarah J harus dilihat sebagai sejarah awal munculnya Israel sebagai suatu bangsa yang baru menduduki peta dunia tahun 1000 BCE. 2 1 Norman K. Gottwald, The Hebrew Bible: A Social literary Introduction (Philadelpia: Fortress Press, 1987), 151, 182. 2 Ibid., 161-288.

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

25

BAB III

KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD

DALAM 2 SAMUEL 5: 1-4

Pada bab ini pembahasan difokuskan pada sejarah terbentuknya Israel bersatu sebagai

sebuah kerajaan yang melahirkan sumber J, juga di jelaskan tentang Ideologi raja yang

mendasari kehidupan bersama sebagai kerajaan. Selain itu, dilakukan penafsiran terhadap II

Samuel 5: 1-4 yang merupakan bagian dari sumber DH.

3.1. Teori Sumber

Alkitab perjanjian lama memiliki empat sumber utama, selain sumber G (Jerman

Grundlage, "Foundation", dasar), yang telah membentuk dan memberi corak serta warna

yang khas bagi kitab-kitab yang ada di dalamnya, mulai dari kitab kejadian sampai dengan

kitab Raja-Raja yang disebut dengan sumber J, E, D.DH, dan P.1 Keseluruhan sumber

memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing yang membedakannya dari satu

sumber dengan sumber yang lain. Tiap-tiap sumber memiliki konteks, maksud serta tujuan

latar belakang ditulisnya yang harus dimengerti dengan baik. Oleh karena itu, dengan

memahami sumber-sumber tersebut berdasarkan kriteria yang dijelaskan maka hal ini

menjadi kunci utama memahami Alkitab Perjanjian Lama.

Sumber yang paling tertua dalam Alkitab Perjanjian Lama khususnya Pentateukh

adalah sumber J (Jahwist). Artinya bahwa sejarah J harus dilihat sebagai sejarah awal

munculnya Israel sebagai suatu bangsa yang baru menduduki peta dunia tahun 1000 BCE.2

1 Norman K. Gottwald, The Hebrew Bible: A Social literary Introduction (Philadelpia: Fortress Press,

1987), 151, 182.

2 Ibid., 161-288.

Page 2: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

26

3.1.1. Sejarah munculnya Israel sebagai Kerajaan Bersatu (Sumber J)

Sejarah real Israel menurut Gottwald,3 sebenarnya baru di mulai ketika berada dalam

konfederasi suku-suku penyembah Yahweh di tanah Kanaan. Kenyataan sejarah ini terjadi

melalui suatu revolusi yang dilakukan oleh para petani sebagai akibat dari ideologi

Yahwisme yang menjamin kesetaraan, yang dibawa oleh sekelompok oran yang melarikan

diri dari Mesir. Revolusi sosial ini terjadi karena ketidakpuasan terhadap tuan-tuan tanah

yang berlaku tidak adil, perang berkepanjangan yang mengancam keberadaan suku-suku

setempat mendorong terbentuknya konfederasi suku-suku.4 Bentuk kehidupan suku-suku ini

dicirikan dengan sistem kekerabatan. Beberapa rumah atau keluarga membentuk kelompok-

kelompok keluarga dan kahirnya membentuk satu suku.5 Didalam ilmu pengetahuan dikenal

sebagai "sistem garis ketururnan segmentaris". Sistem segementaris berarti kesatuan

kelompok bukan dihasilkan oleh kepemimpinan politik yang otonom melainkan oleh

orientasi para anggota mereka menuju ikatan silsilah dari sistem kekerabatan.6

Segment masyarakat dalam pengertian diatas tidak lebih tinggi atau lebih rendah,

tetapi berkedudukan sama secara politis. Lebih lanjut menurut Duchrow, dalam istilah

ekonomi hal ini berarti produksi keluarga dan pemenuhan kebutuhan sendiri (autarki). sistem

ini dibangun bukan berdasarkan hak kepemilikan melainkan hak penggunaan bersama, atau

dengan kata lain disebut ekonomi penunjang kebutuhan hidup.7 Meskipun secara ideologi

3 Ibid., 151, 182. Lihat juga, Jhon A. Titaley, Ideologi Raja dan Perannya dalam Kerajaan Daud:

Suatu Kajian Sosio-Historik. (Salatiga: Bina Dharma, No. 55 Juni 1997), 44.

4 Norman K. Gottwald, The Hebrew Bible.., 272.

5 Ulrich Duchrow, Mengubah Kapitalisme Dunia: Tinjauan Sejarah Alkitabiah bagi Aksi Politis,Terj.

Ester Kuntjara. (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2000), 157-158. 6 Ibid., 157-158.

7 Istilah ekonomi yang dipakai Duchrow adalah bagian dari penelitiannya tentang kapitalisme,

khususnya jika ditinjau dalam perspektif sejarah Israel sebelum menjadi kerajaan. Kepemilikan bersama dapat

dianggap sebagai kesetaraan, yang dalam kitab kejadian tidak ditemukan adanya konsep "miskin". 157-158.

Page 3: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

27

Suku atau kelompok ini dapat mengakui kesederajatan (egalitarian) tetapi dalam prakteknya

suku sama seperti susunan sosial lainnya, yang piramida bagian atasnya diduduki oleh kepala

suku (sheik).8 Kepala suku adalah komandan militer, hakim serta pengurus yang mengatur

tanan dan sumber-sumber penghasilan bagi para anggota suku.

Konfederasi suku-suku yang terbentuk lebih mencerminkan bentuk kehidupan yang

terbuka sebagai suatu sistem pembagian masyarakat yang egaliter (setara), didalamnya ketua-

ketua suku mewakili suku masin-masing mengatur kebijakan bersama. Selain itu, tua-tua

juga memiliki peranan yng sangat penting untuk menjamin kepentingan suku-suku yang ada.9

Sistem seperti ini dapat dikatakan ideal. Sebab masing-masing suku dapat mengatur

kehidupannya secara otonom, namun dengan melihat keadaan Israel yang berada ditengah-

tengah ancaman negar-negara adidaya sistem tersebut dipandang tidak sesuai. Oleh karena

itu, sistem konfederasi diganti dengan kerajaan sebagaimana lazimnya negara-negara adidaya

yang telah ada.

Munculnya Israel sebagai kerajaan disebabkan oleh faktor eksternal dan internal.10

Faktor eksternalnya adalah ancaman militer dari bangsa Filistin yang berbasis di pesisir

pantai selatan tahun 1150 BCE. Ancaman ini pada tahun tersebut menjadi ancaman yang

serius bagi bangsa Israel yang terletak di daerah pengunungan. Mereka telah maju dalam hal

sistem kepemimpinan oligarki, tentara yang kuat dan diperlengkapi dengan persenjataan

yang lebih maju, sedangkan faktor internalnya adalah kehidupan liga suku-suku menjelang

munculnya kehidupan monarki yang mencerminkan ketimpangan secara ekonomi dan

8 Robert B. Coote dan Mary P. Coote, Kuasa, Politik dan Proses Pembuatan Alkitab: suatu Pengantar

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001) 27-39.

9 Jhon A. Titaley, Munculnya dan Bentuk Kehidupan Bersama Israel Alkitab: Suatu Refleksi Aspirasi

dan Tantangannya Jurnal Bina Dharma No. 54 1997 hal 53.

10

Gottwald, The Hebrew... 319-320. Lihat juga Titaley, Ideologi Raja dan Perannya.. 44.

Page 4: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

28

terpusatnya kemakmuran pada keluarga tertentu, seperti Manasye, Efraim, Benyamin, dan

Yehuda. Terjadinya pertentangan antara keluarga Daud dan keluarga Saul. Keluarga ini

merupakan keluarga yang makmur dari dua daerah yang kuat di Israel. Pertentangan ini

kemungkinan untuk merebut pengaruh atas suku-suku yang lain di Israel.

Pertentangan ini dapat dilihat dari cerita tentang penyalahgunaan wewenang oleh

anak-anak Eli (1 Samuel 2:12-17) dan praktek penyuapan dan pencarian kekayaan bagi diri

sendiri oleh anak-anak Samuel (1 Samuel 8:1-3). Bahwa Daud sempat mengumpulkan

ratusan pemuda sebagai tentara pribadinya. Hal ini mengindikasikan pertentangan yang

terjadi sudah dalam waktu yang lama.

Selain faktor-faktor di atas sistem kerajaan dipilih dengan tujuan agar terciptanya

persatuan semua suku Israel melalui suatu pemerintah pusat yang kuat guna mengorganisir

perlawanan bersama.11

Memiliki seorang raja yang tetap berarti memiliki tentara yang

profesional, dan bangsa Israel tidak harus bergantung pada seorang hakim yang muncul pada

saat tertentu ketika dibutuhkan, seperti Gideon, Deborah, Simson, dan lain-lain. Dengan

demikian kehadiran seorang raja sangat dibutuhkan. Lebih lanjut menurut Titaley, walaupun

Saul sudah dilantik menjadi seorang "raja" hal ini belum dapat dikategorikan sebagai

seorang raja. Hanya ketika Daud dilantik dan menjadi raja, maka ia memenuhi kriteria itu.12

Titaley berpendapat bahwa pergantian konfederasi suku-suku menjadi kerajaan,

mestinya tidaklah dilihat hanya sekedar pergantian nama saja. Namun harus dipahami

sebagai fenomen baru. Artinya yang lama haruslah dilihat dalam kesediaan menjadi baru.

lebih lanjut jikalau yang lama ingin tetap dilihat sebagai yang lama atau karena tidak ditolong

11 C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama ( Yogyakarta: Kanisius 1992), 48.

12

Saul belum bisa disebut sebagai seorang raja (melek), karena tidak ada bukti telah adanya aparat

"kenegaraan" untuk memungut pajak, mengatur tenaga kerja atau memungut upeti terhadap penduduk taklukan.

Dalam tradisi kuno ia lebih cocok disebut (nagid). Jhon A. Titaley, Ideologi Raja dan Perannya.., 44.

Page 5: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

29

menjadi sesuatu yang baru, maka yang terjadi adalah perpecahan seperti yang kemudian

terjadi setelah kematian Salomo.13

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada kesepakatan

politik (kontrak) diantara suku-suku di Israel,14

dalam kesediaan m"menjadi baru" secara

bersama dalam bentuk kerajaan Israel bersatu dibawah penguasa tunggal.

3.1.2. Ideologi Raja (sebagai Acuan) Tradisi Zion dalam Kerajaan Israel Bersatu

Ketika menjalankan kehidupan bersama sebagai kerajan yang baru berdiri, Daud

melegitimasikan sistem atau ideologi guna mengatur kehidupan bersama. Dalam kerangka ini

ideologi Raja menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup bersama. Ideologi raja yang

dimaksudkan melatar-belakangi kehidupan kerjaan Israel bersatu, secara sosial dan

keagamaan, dibawah kekuasaan Daud, dan diteruskan oleh penerusnya Salomo dan Yosia.

Kedudukannya yang sentral dari ideologi kemudian sangat berpengaruh dalam kehidupan

kerajaan Israel bersatu maupun Yehuda dan melahirkan produk-produk kerajaan untuk

menunjang kekuasaan dengan propaganda, mempromosikan kesuksesan, serta melegitimasi

kepemimpinan dalam literatur dan ritual.15

Produk (tulisan, cerita, ritual) yang dibuat, dipengaruhi oleh ideologi raja. Misalnya

penjelasan mengenai dua belas suku Daud yang meniru tata nama adat serta struktur

administrasi yang hanyalah ditujukan dalam upaya Daud menyatukan suku-suku di Yehuda

dan Israel. Oleh karena itu, kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh besar dalam

pengembangan kekuasaan Daud, seperti Simeon dan Yehuda, dibuat lebih tua dari Yusuf dan

Benyamin, sebagai wakil daerah inti Israel. Sementara Manasye dan Efraim, sebagai

13 Jhon A. Titaley, Implikasi Ideologi Raja sebagai Acuan Kerajaan Daud dalam Sumber J dan DH.

Salatiga Jurnal Bina Darma, No. 56 September 1997, 44-45.

14

Bandingkan Robert B. Coote dan Mary P. Coote, Kuasa, Politik..., 5.

15

Lihat Jhon A. Titaley, Implikasi Ideologi Raja.., 43. Bandingkan Juga, Robert B. Coote dan Mary P.

Coote, Kuasa, Politik...., 35-38.

Page 6: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

30

perwakilan daerah pertama yang didiami dan daerah inti yang dapat menjadi posisi bagi

kekuasaann Daud malah ditempakan hanya sebagai anak laki-laki Yusuf. 16

Dengan demikian

Propaganda kerukunan suku-suku melalui sejarah duabelas suku bersaudara terlihat jelas

ditujukan dalam rangka menghidupkan rasa nasionalisme kerajaan untuk menghadapi musuh

nasional yakni Mesir.

Cerita ini dalam kerangka kepentingan Daud dengan ideologi rajannya juga

menggambarkan harapan yang sangat kuat dan optimistik terhadap identitas kesukuan dari

campuran orang-orang yang bersatu dalam kerajaan Daud yang baru berdiri itu. Suku-suku

inilah yang dalam sumber J digambarkan sebagai keduabelas suku keturunan Yakub. Yakub

yang dimaksudkan kemudian berganti nama menjadi Israel.17

Selain cerita tentang kesatuan suku-suku diatas, cerita tentang penviptaan, ingin

menjadikan ibadah Yahweh suatu dasar yang sakral dari sejarah manusia. Kerajaan Daud

dalam perspektif ini ingin dijadikan pusat dan puncak dari sejarah manusia. Karena

melaluinya, pengalaman, persepsi dan maksud dinasti Daud ditetapkan.18

Itulah sebabnya

mengapa dari cerita ini juga ditemukan cerita penciptaan dunia dan manusia seperti terdapat

dalam Kejadian 2:4b dan seterusnya, terdapat juga di Kejadian 1-2: 4a, yang dipahami

sebagai bagian dari sumber P. Cara atau langkah ini dibuat karena cerita penciptaan dalam

Alkitab selalu ditandai oleh tiga ciri yaitu: (1) cerita penciptaan dunia dimaksudkan bagi

suatu masyarakat tertentu, (2) cerita penciptaan dinyatakan secara khusus dengan cara Allah

menguasai air, dan (3) cerita penciptaan mengikat suatu masyarakat dengan ibadahnya.19

16 Robert B. Coote dan Mary P. Coote Kuasa, Politik.., 35-38.

17

Jhon A. Titaley, Implikasi Ideologi Raja.., 45.

18

Ibid., 45.

19

Ibid., 19.

Page 7: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

31

Dalam kerajan Daud yang masih muda itu, ibadah terhadap Yahweh ditetapkan berupa

pemusatan kultus di Yerusalem.

Salah satu cara untuk memperkuat Ideologi raja adalah dengan mengembangkannya

lewat ibadah raja (royal cult) yang dapat dilihat lewat berbagai Mazmur raja (royal psalms)

dalam kitab Mazmur.20

Daud dengan kerajaan Yahwehnya biasanya melakukan perayaan

yang diselenggarakan paa musim gugur. Tradisi yang berada di belakang ini adalah tradisi

Zion. Tradisi Zion adalah sekumpulan tema digunakan untuk memuliakan Zion atau

Yerusalem sebagai kota raja Yahweh, kediaman Allah di bumi, yang dari sana Ia memerintah

seluruh dunia.21

Yahweh adalah Maharaja, dan Ia memilih Yerusalem sebagai kediamanNya,

dengan wakilnya adalah raja Daud. Beberapa ciri Tradisi Zion adalah sebagai berikut:22

1. Gunung Tinggi

Kepercayaan bangsa-bangsa Semit bahwa dewa-dewa mereka berdiam di gunung

yang tinggi. Yahweh juga dipercayai berdiam di gunung Sinai (Keluaran 3:1; 18:5 24:13 ;

Bilangan 10:33). Dengan dipindahkannya tabut perjanjian oleh Daud ke Jerusalem, Bukit

Zion maka Yerusalem menjadi pilihan Yahweh. Bukit Zion tidaklah tinggi tetapi dianggap

sebagai gunung yang tinggi.

2. Sungai

Yahweh juga diidentifikasi sebagai Elyon, maka citra Elyon yang penuh dengan air

juga dikenakan kepada Yahweh. Karena itu Mazmur 46:4 berbicara tentang sungai, yang

alirannya membawa sukacita, membawa kesuburan dan penyembuhan kepada umatNya

(Yeh. 47:1-2; Joel 3:18; Zakharia 13:1;14:8).

20 Jhon A. Titaley, Ideologi Raja dan Perannya...,45.

21

Ibid., 45.

22

Ibid., 45-46.

Page 8: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

32

3. Keamanan

Kediamannya di Yerusalem memberikan Jaminan keamanan mutlak kepada

umatNya. dengan Yahweh berdiam di tengah kota, kota itu tidak akan tergoyahkan karena

Yahweh lebih kuat dari kekuatan pengganggu apapun yang ada (Mazmur 46: 1-5,7,8; Yesaya

17:12-14).

4. Kemarahan Yahweh

Yahweh dapat membalas semua kekuatan pengganggu dengan kemarahan yang

sangat besar, dan yang dilakukanNya dari surga, (Mazmur 76:9) sekalipun Dia berdiam di

Zion. Karena gunung yang tinggi juga dipahami sebagai surga, maka masuk akal juga kalau

Yahweh membalas kekuatan pengganggu itu dari Zion (Amos 1:2 ; Joel 4:16).

5. Akibat Bagi Penduduk Zion

Akibat kehadiran Yahweh di Zion adalah bahwa hanya mereka yang memenuhi

ketentuan Yahweh sajalah yang dapat hidup dihadapan hadiratNya (Yesaya 33:13-16 ;

Mazmur 24:3-4) bahwa penduduk kota Zion terutama raja, berkewajiban membangun kota

Allah (Hagai 1:2-11 ; Mazmur 78:69 dan 1 Raja-Raja 8:13) bahwa mereka yang hidupnya

bersesuaian dengan kehendak Allah akan menikmati sukacita dan keamanan, dan hidup yang

berkelimpahan.

Guna dalam kerangka memenuhi tuntutan legitimasi inilah tadisi Zion dikembangkan

sekaligus memberikan superioritas Yahweh terhadap dewa-dewa lainnya. Daudlah yang

memulai pemusatan ibadah di Yerusalem dengan membawa tabut perjanjian ke kota itu (2

Samuel 6), terutama setelah ia selesai dengan penaklukan berbagai daerah sekitarnya,

Page 9: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

33

termasuk Yerusalem, kota Daud.23

Dengan demikian dari penjelasan ideologi raja dan tradisi

Zion serta cerita-cerita yang di uraikan, hal ini sebenarnya dapat dilihat sebagai upaya yang

"dibuat" sedemikian rupa sehingga Ideologi ini menjadi dasar kehidupan dari kerajaan Israel

bersatu; yang didalamnya terdapat suku-suku dengan berbagai macam kepentingan; dibangun

demi kepentingan bersama.

3.1.3. Pecahnya Kerajaan Israel Bersatu

Setelah masa pemerintahan Daud sebagai raja atas Israel bersatu berakhir, maka

Salomo naik tahta yang diurapi oleh nabi Nathan dan imam Zadok. Pemerintahan Salomo

yang penuh dengan kejayaan berakhir secara tragis. Kerajaan itu pecah menjadi dua yakni

Yehuda di Selatan dan Israel di utara.24

Perpecahan kerajaan diakibatkan oleh dosa-dosa

Salomo dan politiknya sendiri yang tidak peduli dengan rasa kesukuan yang masih kental

serta tidak menghormati rasa kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki oleh suku-suku di

Israel sebelum menjadi kerajaan. Salomo membebankan pajak dan kerja rodi demi

kepentingan negara dan pembangunannya. Kebijakan Salomo menimbulkan keresahan dan

ketidakpuasan terutama pada suku-suku di utara, karena rakyat diperlakukan sebagai pekerja

rodi saja (Bandingkan 1 Raja-raja 11:28 ; 12: 4-18) dan segala karya pembangunan Salomom

membawa beban penderitaan kepada rakyat.

Ditengah ketidakpuasan ini dan menjelang kematian Salomo, peran kenabian muncul

yakni dengan adanya nubuatan yang disampaikan oleh nabi Ahia dengan menyampaikan

firman Allah kepada Yerobeam bin Nebat, seorang yang berasa dari suku Efraim dan sudah

mempunyai rencana untuk memberontak terhadap Salomo ( 1Raja-raja 11:26-28, 40). Hal ini

23 Ibid., 46.

24

Berthold A. Pareira, dan O. Charm, Nabi-nabi Perintis:Pengantar Kitab-kitab

Kenabian.(Yogyakarta: Kanisius, 1984), 25.

Page 10: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

34

diberitakan dan disertai perbuatan simbolis dan tanda. (1 Raja-raja 11:29-39). Perbuatan dan

tanda ini menghadirkan dan mewartakan tentang tanda-tanda apa yang akan terjadi dan pasti

terjadi. Sebagaimana mantel yang dipakai Ahia itu dicabik, demikian kerajaan Salomo akan

tercabik-cabik dan sebagaimana Yerobeam mendapat sepuluh cabika maka demikian pula

sepuluh suku akan mengikuti dia dalam perpecahan itu. Diduga nabi Ahia merupakan salah

satu nabi yang tidak puas dengan segala bentuk kebijakan Salomo bagi rakyat Israel. Hal ini

secara tidak langsung menyiratkan bahwa nabi juga berperan dalam bidang politik dan

memiliki pengaruh dalam pemerintahan dan tanda itu juga merupakan tanda kenabian

pertama dalam sejarah kenabian di Israel.25

Setelah Salomo, Rehabeam menjadi raja atas Israel dan apa yang dinubuatkan oleh

nabi Ahia terjadi. sepuluh suku di utara meminta kepada Rehabeam untuk meringankan

beban rakyat dengan melakukan pembaharuan sistem pajak, tetapi Rehabeam menolak

permintaan mereka karena terhasut oleh rayuan penasehat muda kerajaan sehingga mereka

memberontak dan memisahkan diri dari Yehuda dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat. dan ia

dipilih serta diangkat menjadi raja atas sepuluh suku di Israel utara.26

Yerobeam berasal dari

suku Efraim, dan baru kembali dari pengasingan di Mesir. Secara intern ada beberapa faktor

yang menyebabkan pecahnya kerajaan Israel bersatu yakni:27

Keinginan orang-orang di utara, dibawah bimbingan Sikhem untuk segera

membebaskan diri dari dominasi politik yang dijalankan di Yerusalem dan

Yehuda.

25 Ibid., 25.

26

Wismoady Wahono, Disini Kutemukan.. 141.

27

Th. C. Vriezen,Agama Israel Kuno, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 198.

Page 11: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

35

Stres yang dirasakan oleh rakyat yang sangat tertindas akibat sistem kerja

paksa atau rodi.

Sikap kritis yang tampak dikalangan para nabi melalui Ahia yang menyatakan

keberatan-keberatan terhadap aturan sosial dan keagamaan yang ditetapkan

oleh Salomo

Awalnya orang Israel taat dan setia kepada Allah tetapi ketika Israel terpecah menjadi

dua yakni Israel Utara yang dipimpin Yerobeam dan Yehuda yang dipimpin oleh Rehabeam,

perlahan-lahan ketetapan hati dan loyalitas iman kepada Yahweh, Allah Israel mulai

memudar dan kemudian hilang.

3.2. Kitab Samuel

Kitab Samuel dikelompokan dalam kitab para nabi, khususnya nabi-nabi terdahulu.

Kitab ini dinamakan Samuel karena andil nabi Samuel yang begitu besar dalam kerajaan

Israel ketika memberkati Saul dan Daud sebagai raja. Israel.28

Kitab Samuel dan kitab Raja-

raja sebenarnya merupakan satu bagian dalam bentuk aslinya.29

Namun kemudian dibagi

menjadi I, II Samuel dan I, II Raja-raja dengan maksud agar kitab ini tidak terlalu banyak.

3.2.1 Penulis

Penulis kitab Samuel memang tidak diketahui secara pasti. Namun ada

kecenderungan bahwa kitab I dan II Samuel merupakan produk dari hasil karya Deutronomis

atau sumber DH.30

Karena menurut para ahli Perjanjian Lama sebagian kitab ulangan (pasal

28 David F. Payne, I & II Samuel, (Philadelpia: Westminster Press, 1982), 1.

29

Lihat dalam Talmud (Baba Bathra 14b), Eusebius (Hist. eccl. 7:25, 2), dan Jerome (Prologus

Galeatus). Dalam Robert H. Pfeiffer, INTRODUCTION TO THE OLD TESTAMENT, (New York and

Evanston: Harper & Raw Publisher, 1948), 338.

30

Sumber DH adalaj sumber ketiga dari empat sumber utama, setelah sumber J dan E, sebelum

sumber P, yang telah membentuk Alkitab Perjanjian Lama, dengan cakupan yang sangat luas yaitu dari kitab

Ulangan (pasal 12-26) Sampai Raja-raja. Kitab Ulangan merupakan kitab kelima yang ada dalam Pentateukh.

Page 12: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

36

12-26) dan nabi-nabi terdahulu (Yosua, Hakim-Hakim, I-II Samuel, I-II Raja-Raja; kecuali

kitab Rut) sebagai bagian dari tradisi DH, sebab kitab-kitab terebut dipengaruhi oleh

perspektif teologi Deutronomis.31

Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kitab Samuel yang

terdiri dari dua bagian ini diedit oleh sejarawan DH. Tentang penulis DH, beberapa ahli

menduga bahwa naskah itu secara rahasia ditulis oleh Hilka dan Safan dengan bantuan

Nabiah Hulda, yang segera dimintakan pendapatnya oleh Yosia.32

Friedman, memperkuat

pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa penulis DH adalah golongan imam Lewi yang

berasal dari Silo.33

berdasarkan pendapat itu, dapat dikatakan bahwa penulis atau editor dari

kitab Samuel adalah imam Lewi dari Silo yang dipekerjakan dalam istana pada saat Yosia

menjadi raja atas Yehuda.

3.2.2 Waktu Penulisan

Mengikuti penjelasan sebelumnya bahwa penulis yang mengedit kitab Samuel ini

adalah sumber DH. Ahli-ahli Perjanjian Lama mengatakan bahwa sumber ini berasal dari

satu redaksi sehingga menimbulkan dua kemungkinan masa penulisan yaitu sebelum atau

sesudah masa pembuangan. Kemungkinan yang dimaksudkan adalah pada masa

pemerintahan Yosia, sebelum pembuangan, dan pada masa pembuangan yaitu sekitar abad

Bahasa latinnya adalah Deuteronium" dan dari nama inilah diperoleh nama sumber D atau DH sebagai

kependekatan dari Deutronomistic History (sejarah Deutronomis). Hal ini disebabkan karena Ulangan 12-26

adalah dasar acuan yang dipakai untuk menghasilkan keseluruhan sejarah Deutronomi. Semua literatur yang

ditulis oleh para penulis sejarah Deutronomi mengikuti gaya-gaya kitab Ulangan sehingga disebut juga dengan

istilah Deutronomistic History (DH).

31

www.hope.edu/academic/religion/bandstra/rtot/chii. (diakses tanggal 26 juli 2009) bandingkan juga

Norman K Gottwald, The Hebrew.., 139. selain itu bandingkan juga Titaley, Implikasi Ideologi Raja., 47.

32

Karen Amstrong, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang dilakukan Oleh Orang-orang

YAhudi, Kristen dan Islam selama 4000 tahun (Bandung: Mizan, 2003), 86-87.

33

Golongan Imam Silo menginginkan pemusatan agama, tetapi tidak mengikat kepada tabut atau

dibawah keimaman Yerusalem; Peduli terhadap semua mata pencaharian imam-imam Lewi tetapi, akan

memberi hak memilih hanya kelompok pusat Lewi; Mereka menerima seorang raja, tetapi kekuasaannya perlu

dibatasi, mereka mempunyai pendekatan pra-monarki mengenai aturan-aturan peperangan. Richard Friedman,

Who Wrote the Bible?, (San Fransisco: Harper Collins Publisher, 1987), 119-124.

Page 13: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

37

ke-7 (640-609 S.Z.B).34

Mendalami dua kemungkinan yang dimaksudkan maka pandangan

Cross sangat berguna untuk menentukan kapan kitab Samuel ditulis. Menurut

pemahamannya, Cross membagi sumber DH menjadi dua edisi. Edisi pertama Dtr 1 yang

ditulis pada masa reformasi Yosia (640-609 SZB) atau sebelum pembuangan; dan edisi

kedua atau Dtr II ditulis pada masa pembuangan (550 SZB).35

Dtr 1 ditulis sebagai usaha untuk mendukung reformasi Yosia. Tema pertama yang

ditampilkan tentang dosa Yerobeam yang sangan besar sehingga harus dipunahkan dari muka

bumi ( I Raja-Raja 13:34). Tema kedua mengangakat tentang Daud sebagai hamba yang setia

dan Yerusalem sebagai pusat pemerintahan dinasti Daud. (I Raja-Raja 11:12-13; II Raja-Raja

8:19). Dtr 2 diperkirakan selesai pada tahun 550 SZB di pembuangan dengan tema utama

mencatat jatuhnya Yerusalem. Berdasarkan dua edisi ini dapat ditentukan bahwa kitab

Samuel termasuk dalam edisi pertama atau Dtr 1 yang ditulis tepatnya pada saat reformasi

Yosia tahun 640-609 SZB. Alasannya bahwa bacaan dalam II Samuel 5:1-4 berhubungan

dengan tema Daud sebagai hamba yang setia dan Yerusalem sebagai pusat pemerintahan

dinastinya.

3.2.3 Latar belakang Penulisan

Jika mengikuti penjelasan diatas yang menyebutkan bahwa penulis sumber DH ditulis

ketika masa pemerintahan Yosia pada abad ke 7 (640-609 SZB), maka latar belakang

penulisan kitab Samuel tentunya berkaitan dengan agenda reformasi yang dilakukan oleh raja

34 Frank M. Cross, Canaanite Myth and Hebrew Ephic: Esay in History of the religion of Israel

(Cambrige, Harvard University Press, 1973), 274-289.

35

Ibid., 275-278.

Page 14: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

38

Yosia. Menurut Marvin Chaney ada enam unsur penting yang perlu diperhatikan dalam

reformasi ini:36

1. Reformasi Yosia menandai kembalinya independensi (kemerdekaan) nasional

Yehuda yang telah dikuasai Asyur selama hampir satu abad sebagai daerah

taklukan sejak zaman Tiglat-Pilezer III (745-727). Namun setelah

meninggalnya Asyurbanipal (627 SZB) maka menyurut pula kekuatan Asyur,

sehingga kerajaan-kerajaan kecil mulai bangkit nasionalismenya, termasuk

Yehuda. Oleh karenanya reformasi Yosia dengan DHnya harus dipahami

sebagai gerakan nasionalisme anti Asyur.

2. Perbaikan Bait Suci yang dilakukan Yosia menandai perasaan anti Asyur lewat

dipindahkannya simbol-simbol Asyur yang ada di Bait Suci dan ibadahnya (II

Raja-Raja 16: 10-18). Tindakan memperbaiki rumah ibadah sama halnya

dengan tindakan membangun rumah ibadah, dan ini hanya dapat dilakukan oleh

seorang raja yang berhasil dalam masyarakat Timur dekat Purba. Melalui

tindakan ini Yosia bertujuan memproklamasikan perbaikan status rajanya

diantara faksi-faksi yang ada di dalam kerajaan.

3. Ada unsur perluasan teritori dengan gerakan Yosia semacam ini. Terutama

terhadap daerah Utara yang dahulunya adalah bagian dari kerajaan Daud,

sebelum dipisahkan setelah kematian Salomo. Daerah Utara telah terepecah-

pecahkan oleh kekuasaan Asyur ke dalam beberapa daerah, dan daerah-daerah

itu kemudian ditempatkan elite-elite dari kerajaan jajahan Asyur lainnya.

36 Marvin L. Chaney, "Joshua" dalam, The Books of The Bible, (ed) Bernhard W. Anderson (New

York: Charles Sribner's Son, 1989)103-112.

Page 15: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

39

Mereka kemudian tumbuh menjadi "penguasa-penguasa" terbatas di daerah

Utara. Oleh karena itu, apa yang dilakukan Yosia adalah untuk mendapat

dukungan dari orang-orang yang tidak merasa puas terhadap kekuasaan dinasti

Daud (dalam hal ini Salomo), maupun "penguasa-penguasa" baru tersebut.

4. Terhadap kenyataan ini Yosia memperjuangkan politiknya dengan

mempromosikan hukum dan tradisi Musa sebagai alat legitimasi dengan

retorika Daud. Yosia dan para pengikutnya menguukuhkan kedua tradisi ini

sebagai bagian dari kerajaannya, yakni tradisi Musa dan tradisi Daud yang nyata

dalam DH. Dengan demikian hal ini menempatkan Yosia sebagai satu-satunya

pewaris sah untuk melaksanakan kedua tradisi itu, termasuk daerah Utara.

5. Perbaikan Bait Suci ditandai dengan ditemukannya hukum-hukum yang

kemudian dijadikan Yosia sebagai hukum seluruh negeri dengan satu upaya

perjanjian (II Raja-Raja 22:3-14; 23:1-3). Didalam tradisi Timur dekat Purba

tindakan ini sama halnya dengan penegasan kekuasan raja.

6. Penerapan hukum berarti pula (sentralisasi) dari kerajaan/ Pemusatan secara

politik terjadi dengan penegasan bahwa Yosia adalah pewaris sah dinasti Daud,

yang kekuasaannya meliputi seluruh Israel bersatu dahulu. Karenanya, tempat

ibadah di Betel menandai semua dosa yang dibuat Yerobeam di Utara (I Raja-

Raja 12:26-33 dan 13:34). Pemusatan secara kultus ditempuh dengan cara

menetapkan perayaan paskah secara nasional dan berpusat di Yerusalem (II

Raja-Raja 23:21-23). Upacara ini tidak lagi dilaksanakan seja zaman hakim-

hakim. Upacara ini merupakan perayaan rakyat di Utara yang kembali

diselenggarakan Yosia menjadi perayaan nasional dengan berpusat di

Page 16: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

40

Yerusalem seperti yang dituntut oleh kitab Ulangang 16:1-8, Yosia berusaha

untuk menawan hati rakyat di Utara agar mendukungnya.

3.2.4. Tujuan Penulisan Kitab Samuel

Kitab Samuel ditulis dengan tujuan sebagai catatan sejarah tentang kejadian-

keajadian yang sebenarnya terjadi agar bangsa Israel masa mendatang dapat mengetahui

dengan jelas bagaimana awa Israel terbentuk serta kejadian-kejadian yang terjadi dalam

periode tersebut. Khususnya mengenai para pendiri bangsa (founding fathers) dan tokoh-

tokoh yang ada didalamnya. selain itu kitab ini juga mengajak bangsa Israel untuk belajar

dari keberhasilan dan kegagalan dalam hal kepemimpinan.37

3.2.5. Struktur dan Isi

Struktur atau garis besar kitab Samuel adalah sebagai berikut:38

A. Para Imam dan Tabut di Silo (I Samuel 1:1- 7:1)

1. Kelahiran dan masa kecil Samuel, berakhirnya periode Imam di Silo, Eli dan

anak-anaknya (1:1-4:1a, termasuk nyanyian Hanah (2:1-10)

2. Hilangnya tabut dari Silo dalam perang melawan bangsa Filistin (4:1b 7:1)

B. Samuel dan Saul (&:2-15:35)

1. Samuel sebagai Hakim Israel mengalahkan Filistin (7:2-17) dan Samuel gagal

mendapatkan seorang raja yang dikehendaki rakyat (8:1-22)

2. Saul ditunjuk menjadi raja; pertama pemberitahuan oleh Samuel secara

pribadi kepada Saul (9:1-10:16) kedua, pemberitahuan secara umum di

37 David F. Payne, I & II Samuel..., 3.

38

Robert H. Pfeiffer, Introduction To..., 338-340.

Page 17: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

41

Mizpah, setelah Saul ditunjuk oleh Lot (10:17- 27a), Ketiga, oleh masyarakat

di Gigal (10:27b).

3. Samuel berhenti dari pekerjaannya sebagai Hakim (12)

4. Saul dan awal kesuksesan perang melawan Filistin; pecahnya perang (13:1-7),

Samuel menawarkan pengorbanan kepada Saul (13:8-14), masa-masa sulit

bagi bangsa Israel (13:15-23), kemenangan atas bangsa Filistin di Mikhmas

oleh kepahlawanan Yonatan (14:1-46), rangkuman tentang masa

pemerintahan Saul (14:47-52).

5. Kemenangan Saul atas bangsa Amalek dan penunjukannya yang kedua kali

oleh Samuel (15).

C. Saul dan Daud (I Samuel 16-31; II Sam 1)

1. Daud dan Saul, Daud ditunjuk menjadi raja oleh Samuel (16:1-13), Pertemuan

Daud dengan Saul pertama kali sebagai pemain kecapi (16:14-23) dan setelah

mengalahkan Goliat (17:1-18:5) Saul iri akan popularitas Daud (18:6-16),

Saul menjanjikan Merab sebagai isteri Daud (18:17-19); Tetapi setelah

mengalahkan seratus prajurit Filistin, Saul memberinya Mikhal sebagai isteri

untuk dinikahi (18:20-30); Yonatan membujuk Saul agar tidak membunuh

Daud (19:1-7) tetapi karena takut akan bahaya dari Saul, Daud melarikan diri.

Pertama ketika isterinya memberitahukan maksud pembunuhan oleh Saul

(19:8-17) dan Daud pergi ke Samuel di Ramah dan Saul menyuruh orang

suruhannya untuk menangkap Daud tetapi gagal karena dipenuhi Roh

kenabiah/Roh Allah (19:18-24); kedua, ketika diperingatkan secara diam-diam

oleh Yonatan (20:1-42).

Page 18: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

42

2. Daud bebas; ia meminta pertolongan pada Imam di Nob (21:1-9); Daud

berpura-pura gila (21:10-15); dan menjadi kepala bandit (22:1-5); Saul

menyuruh membunuh Imam Nob tetapi Abyatar luput dan lari bersama Daud

(22:6-23); Daud membebaskan Kehila dari bangsa Filistin (23:1-6), tetapi

kemudian melarikan diri dari Saul ke Zif (23:7-14), dimana Yonatan membuat

perjanjian ketiga dengan Daud (23:19-28); Saul kembali ke Israel karena

serangan Filistin (23:19-28) Daud menyelamatkan Saul di En-Gedi (23:29-

24:22); kematian Samuel (25:1); Daud Nabal dan Abigail (25:2-42; isteri-

isteri Daud yang lain 25:43); Daud menyelamatkan Saul di Zif (26:1-25).

3. Daud diantara orang-orang Filistin (27;28:1); Daud dan gerombolannya

menawarkan jasa-jasanya ke raja Akhis di Gat, menerima Ziklak (27:1-4),

berteman dengan Ziklag, berpura-pura menyerang Yehuda (27:7-12); Daud

menawarkan diri untuk bersekutu dengan Filistin melawan Saul (28), Daud di

kirim pulang oleh orang-orang Filistin (29:1-11); Ziklag terbakar pembalasan

Daud kepada orang Amalekh (30:1-6), Daud mengalahkan mereka (30:7-31)

4. Kematian Saul (1 Samuel 28:3-25; 31; II Samuel 1); Takut akan bencana Saul

memanggil roh Samuel (28:3-25); Dikalahkan Filistin di Gilboa, Saul bunuh

diri (31), Daud mengalahkan Amalekh yang membunuh Saul (II Samuel 1:1-

16), ratapan Daud atas Saul dan Yonatan (1:17-27).

D. Daud Sebagai Raja atas Yehuda (II Samuel 2:4)

Orang-orang Yehuda menunjuk Daud sebagai raja (2:1-7) tetapi Abner

menunjuk Isyboset sebagai raja Israel (2:8-11) dan melawan Daud (2:12-

Page 19: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

43

3:1); anak-anak Daud (3:2- 5); Abner memihak Daud kemudian dibunuh

Yoab (3:6-39) Pembunuhan Isyboset (4).

E. Daud Sebagai Raja atas Israel (II Samuel 5-24)

1. Daud ditunjuk sebagai raja Israel (5:1-3) Daud menaklukan Yerusalem (5:4-

25, termasuk ringkasan cerita dinasti Daud dan keluarganya (5:13-16) ) dan

membawa tabut di Silo ke Yerusalem (6)

2. Nubuatan Natan tentang berakhirnya dinasit Daud (7)

3. Cerita-cerita tentang kemenangan-kemenangan Daud (8:1-14), pegawai-

pegawi Daud (8:15-18)

4. Masalah-masalah dalam kerajaan Daud (9:1-20:22) kebijaksanaan Daud atas

Meribaal (9); perang dengan Bani Amon (10:1-11:1); perzinahan Daud

dengan Batsyeba (11:5-27); Natan memperingatkan Daud (12:1-15a); perang

melawan Bani Amon (12:26-31); Amnon dibunuh Absalom karena

memperkosa Tamar (13:1-38); Daud tidak mau berdamai dengan Absalom

(13:39-14:33) pemberontakan Absalom (15:1-12); Daud melarikan diri

(15:13-30); Absalom mengikuti saran Huzai dan menolak saran Ahitofel, dan

hasilnya dia kalah dan dibunuh (15:31-18:18); Daud meratapi kematian

Absalom (18:19-19:8) dan Daud kembali ke Yerusalem (19:9-43);

pemberontakan seba (20:1-22);

5. Pegawai-pegawai Daud (20:1-22).

6. Hutang darah orang-orang Gibeon atas keturunan Saul (21:1-14).

7. Cerita-cerita kepahlawanan Daud, bagian pertama (21:15-22).

Page 20: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

44

8. Nyanyian Syukur Daud (22)

9. Perkataan Daud yang terakhir (23:1-7).

10. Cerita-cerita Kepahlawanan Daud, bagian kedua (23:8-39)

11. Pendaftaran penduduk dan hukuman (24).

3.3. Tafsiran Terhadap 2 Samuel 5:1-4

Bacaan dalam 2 Samuel 5:1-4 bercerita tentang Daud menjadi raja atas seluruh Israel.

Bagian bacaan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ayat 1-3 yang menjelaskan Daud

diurapi menjadi raja oleh Tua-tua Israel melalui satu perjanjian, dan ayat 4-5 yang

menjelaskan tentang berkuasanya Daud di Hebron atas Yehuda selama tujuh tahun enam

bulan, dan Yerusalem atas seluruh Israel dan Yehuda selama tigapuluhtiga tahun.

1. Lalu datanglah segala suku Israel di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah

dagingmu. Pasal ini dimulai dengan cerita tentang Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Hal ini

terjadi sebagai konsekuensi terbunuhnya Ishabaal; pasal 5 bukan merupakan sambungan

cerita pasal 4, namun karena pertimbangan korelasi dengan sejarah yang terjadi, berkaitan

dengan pasal ini maka dapat dibagi dua yakni ayat 1-3 dan 4-5. Editor DH menekankan 3

hal: keterkaitannya sedarahnya dengan keluarga Saul, hak sejarah (perannya dalam

memimpin pasukan perang Israel), dan janji Tuhan kepada Daud sendiri.39

Ayat pertama (1), segala suku di Israel menunjuk pada 10 suku keturunan (anak-

anak) Yakub. Mereka merupakan darah daging Daud dan kemudian berkumpul di Hebron.

Daud merupakan kandidat satu-satunya yang tersedia, dan jika dipahami secara lebih dalam

lagi maka akan ditemukan gambaran sebagai berikut:

39 Lihat Hans Wilhem Hertzberg, I & II SAMUEL: A Comentary, (Philadelphia: The Westminster

Press, 1964), 266-267.

Page 21: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

45

Pada teks ayat pertama ini terlihat bahwa penulis menggambarkan adanya suatu

hubungan yang kuat dan erat antara suku-suku dengan Daud. "Ketahuilah kami in darah

dagingmu" Itu artinya penulis ingin menekankan hubungan Daud dengan suku-suku

selayaknya hubungan saudara. Penulis selanjutnya menerangkan dan menekankan lebih jauh

seakan-akan hubungan ini berasal dari pengakuan yang dibuat secara mendalam dari suku-

suku tersebut. Maksudnya jika dikaitkan dengan propaganda Yosia maka pesan yang ingin

disampaikan adalah salah satu alasan terpilihnya Daud menjadi raja oleh karena adanya

pengakuan dan hubungan darah antara Daud dengan suku-suku di Utara. Hal ini kemudian

memperkuat kelayakan Yosia untuk melegitamsi Yosia adalah keturunan langsung Daud, dan

bukankah ia berhak berdasarkan pengakuan dan hubungan saudara tersebut?

2. Telah lama, ketika saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan

orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus

menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel".

Pada ayat 2 penulis lebih mengarahkan pada seting cerita bahwa seakan akan suku-

suku bersepakatan membentuk kerajaan bersama Daud. Caranya dengan membuat

perbandingkan Daud dengan Saul dan kelihatan bahwa Daud lebih tangguh daripada Saul.

Hal ini dibuktikan pada kalimat "Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah

yang memimpin segala gerakan orang Israel" Maksud dari kalimat ini adalah ingin

mengatakan bahwa sebenarnya ketika Saul memimpin pada masa kejayaannya, Daudlah

yang berperan sentral dibalik kejayaan itu, dan bukan sepenuhnya kerja kerasnya Saul.

Selain itu, bagi penulis ia ingin mengatakan bahwa hal ini bisa terjadi atau wajar

karena, Yhwh menghendaki itu dan terungkap dalam kalimat "Tuhan telah berfirman engkau

yang harus mengembalakan umatKu Israel dan engkau menjadi raja atas Israel". Penekanan

Page 22: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

46

ini cukup menarik karena Daud yang lebih diutamakan dan hal itu menjadi keharusan. Hal ini

mengisyaratkan bahwa keturunan Daudlah yang berhak menjadi raja atas Israel dan itu

sebuah keharusan, dan dari teks tersebut terlihat jelas propaganda dan keinginan Yosia untuk

menjadi raja atas Israel bersatu karena diperintahkan atau direstui oleh Yhwh.

3. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud

mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka

mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

Pada ayat ke 3 oleh penulis ingin ditekankan atau dijelaskan bahwa pengangkatan

Daud sebagai raja tidak terjadi dengan sendirinya. Melainkan hasil dari sebuah Perjanjian

atau Kesepakatan "oleh seluruh suku Israel". Dalam kaitan ini editor ingin mengatakan

bahwa kesepakatan itu bersumber pada kesepakatan "semua tua-tua Israel" yang mengurapi

Daud sebagai manifestasi dari otoritas yang lebih tinggi (Tuhan) dan sebagai pelaksana

maksud Tuhan itu. Janji Tuhan berlaku bagi pangeran (nagid) dan pemimpin yang memiliki

kharisma seturut kehendak Tuhan. Dengan hal ini orang Israel dapat melihat dengan jelas

manifestasi (inilah raja yang sebenarnya) Daud sebagai raja (melek). Penobatan oleh Tua-tua

jelas sebagai ikthiar akan situasu sakral konstitusional. Tentu saja tempat pengurapan Daud

sebagai raja di gunung Hebron, sesuai dengan sabda Tuhan. Oleh karena itu, Daud menjadi

raja dalam kapasitas dan pengertian yang sesungguhnya.40

Lebih lanjut pada ayat 3 dalam kaitannya dengan ayat 1 dan ayat 2 yang mana adanya

pengakuan yang dibuat penulis dari suku-suku dan merupakan keinginan mereka, serta

dipilih oleh Yhwh maka dengan keinginan Yhwh, dan suku-suku (10 suku di Utara) maka

40 Ibid., 266-267. Dalam tinjauan Die Staatenbildung der Isreeliten in Palestina, A, Alt memberikan

bukan cuma persamaan tetapi juga perbedaan dalam prosedur penobatan Daud dan Saul menjadi raja, dan

faktanya bahwa penyatuan Israel belum terwujud, tetapi penyatuan kepribadian Israel itu sendiri telah terjadi.

Hal ini tercemin dalam masa pemerintahan Daud, bahkan jauh setelah kematian Salomo.

Page 23: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

47

pada endingnya, penulis (editor) mengungkapkan bahwa Daud akhirnya dapat dilantik

menjadi raja. Hal ini memperjelas tujuan penulis guna menggunakan sebagai legitimasi dan

propaganda Yosia bahwa ia berhak menjadi raja atas Israel utara (10 suku) dan di selatan

sama seperti leluhurnya Daud yang merupakan raja yang legal atau sah.

4. Daud berumur tigapuluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empatpuluh tahun lamanya ia

memerintah. 5. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia

memerintah tigapulh tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.

Pada ayat 4 dan 5, jika asumsinya adalah catatan statistik yang dimasukkan dalam

bacaan ini berasal dari berbagai sumber, maka patut diakui bahwa penyertaannya dilakukan

dengan sangat baik. Pernyataan tentang Yerusalem, yang ditaklukan sesudahnya,

menunjukkan bahwa peristiwa yang diceritakan tidak mengacu pada konteks saat

penulisannya. Dilain pihak, tidak juga dapat berpendapat bahwa penyerangan terhadap

Yerusalem secara tiba-tiba dilihat secara historis memuluskan langkah Daud menjadi raja.

Detail yang sering dipertanyakan yakni berapa lama Daud berkuasa di Israel. 40 tahun

menjadi angka yang mewakili tahun berkuasanya Daud. Penempatan beberapa catatan

tentang pokok pikiran ini menandakan pengetahuan signifikan tentang sejarah yang terjadi

pada masa itu.41

Pemahaman semacam ini dapat dilihat pada konteks ayat 4-5 yaitu;

Pada ayat empat ada penggambaran yang cukup khas dari penulis yang kemudian

ingin memamerkan atau memunculkan kejayaan Daud dengan mengungkapkan masa Daud

memimpin kerajaan selama 40 tahun lamanya dengan usia yang cukup ideal atau matang

yaitu 30 tahun untuk memimpin kerajaan. Tujuannya oleh penulis adalah menunjukkan

kekaguman terhadap Daud yang diarahkan untuk mengangkat dan sekaligus melegitamasi

kemampuan Yosia dalam usaha propagandanya dengan mengaitkannya pada garis keturunan

41 Ibid., 267-268.

Page 24: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

48

yang bisa dikatakan Yosia memiliki bakat yang turun dari Daud dalam hal

kepemimpinan.Hal ini dalam pemahaman propaganda tadi adalah untuk menarik simpati

suku-suku di utara.

Ayat kelima memuat tentang keinginan penulis dalam menguraikan kematangan

Daud dalam memimpin. pertama penulis menguraikan dan memberikan informasi tentang

sebelum Daud memimpin Israel bersatu ia terlebih dahulu memimpin atau menguasai Hebron

dan menjadi raja di sana (dua suku yang ada di selatan) dengan menonjolkan proses dan

jangkau waktu yang cukup untuk mengatakan Daud adalah pemimpin yang matang dan

penuh kesiapan dalam memimpin kerajaan Israel bersatu. Buktinya penulis memulai dengan

kepemimpinan di Hebron sebagai awal penceritaan, meskipun hanya enam bulan tetapi

setting cerita ini penting untuk arti kelayakkan" sehingga secara wajar Daud dapat memimpin

kerajaan Israel bersatu dengan jangka waktu yang lama yaitu tigapuluh tahun. Pertanyaannya

adalah mengapa penulis sengaja membuat setting semacam ini? jawabannya sederhana,

karena dalam kerangka berpikir semacam ini penulis ingin meyakinkan pembaca dalam hal

ini suku-suku bahwa Yosia juga dipersiapkan sama dengan Daud dahulu. Karena

Propagandanya yang tersirat adalah Yosia juga mulai dari Hebron, setelah itu, penekanannya

berlanjut pada hak istimewa agar menjadi raja juga atas 10 suku di Utara sehingga tidak perlu

ada keraguan lagi karena sudah benar jalurnya seperti pendahulunya atau leluhurnya Daud.

3.4 Kesimpulan

Pada cerita ini terjadi dua peristiwa utama tentang bangsa Israel.42

Daud menjadi raja atas

seluruh Israel. Editor DH menekankan 3 hal: Keterkaitan sedarahnya dengan Saul, hak sejarah

42 David F. Payne, I & II SAMUEL., 177-179.

Page 25: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

49

(perannya dalam memimpin pasukan perang Israel) dan janji Tuhan kepada Daud sendiri.43

Kalimat

kami ini darah dagingmu" sebenarnya sebagai kata kata awal yang menjawab keinginan Yosia yang

berusaha menarik simpati 10 suku di utara untuk bergabung kembali. "Demi Hambaku Daud dan

Yerusalem yang telah kupilih"44

Hal penting yang dibandingkan dengan dosa Yerobeam adalah

Kesetiaan Daud. Didalam sejarah Raja-Raja, Daud adalah salah satu raja yang melambangkan

kesetiaan dan Yerobeam melambangkan ketidaksetiaan. Dipandang demikian karena Daud

membangun tempat ibadah bagi Yahweh di Yerusalem dan Yerobeam membangun kuil

tandingan di Betel. Sebuah kultus yang tidak disenangi oleh Yahweh dan tindakan ini

membawa pada pengutukan yang bersifat pribadi.

Daud, Hizkia, dan Yosia merupakan tiga raja Israel yang melakukan apa yang baik

dan benar di mata Yahweh. Kriteria yang dipakai adalah sentralisasi hukum (Pemusatan

Kultus di Yerusalem) dan kesetiaan kepada Allah Israel, Yahweh. Kriteria pertama ditujukan

kepada semua raja di Utara dan kriteria kedua untuk menilai raja-raja Yehuda. Daud menjadi

raja atas Israel bersatu, Hizkia menjadi raja penuh atas Yehuda, dan Yosia melakukan

reformasi untuk memulihkan Israel utara dan Yehuda agar kembali menjadi satu. Dari ketiga

raja yang dianggap benar di Yahweh, Daud dan Hizkia yang melakukan penghancuran kultus

di Betel dan Dan. Namun ternyata mereka memiliki dosa kecil, sedangkan Yosia bebas dari

kritikan itu, ia melakukan apa yang benar dan hidup sama seperti leluhurnya Daud, dan tidak

menyimpang ke kanan atau ke kiri, dan tidak ada raja yang hidup sebelum Yosia yang

menyembah Yahweh dengan sungguh-sungguh.

43 Hans Wilhelm Hertzberg, I & II SAMUEL.., 266-267.

44

Lihat. I Raja-Raja 1:12-13 & II Raja-Raja 8:19.

Page 26: BAB III KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN …

50

Dengan demikian, cerita II Samuel 5:1-5 yang mengatakan bahwa ada semacam

perjanjian atau kesepakatan antara Daud dan suku-suku di Israel- yang ditulis oleh Yosia -

dapat dikatakan masih hanya sebuah wacana bagi Yosia untuk mendapatkan legitimasi atas

kekuasaannya dan sebagai propaganda bagi sepuluh suku di Utara yang telah memisahkan

diri dari kerajaan Israel bersatu. Ia ingin kembali menyatukan kerajaan Yehuda dan Israel

seperti zaman para leluhurnya Daud. Dengan Yerusalem sebagai pusat pemerintahannya. Jadi

itu artinya Perjanjian ini bukan merupakan perjanjian yang dilakukan secara sengaja dan

sadar, tetapi lebih kepada "pemaksaan" dengan maksud dan tujuan-tujuan tertentu oleh

Yosia.