sukses story

5
Dr. Chandra Sundari Dr. Chandra Sundari Owner Eve Health Beauty Spa Acupuncture & Rejuvenation Clinic Mengembangkan Satu-satunya Spa Gallery di Dunia Dalam dunia usaha, persaingan adalah hal biasa. Tergantung bagaimana pengusaha menyikapinya, apakah bertarung habis- habisan dengan pesaing atau menyiapkan jurus jitu dalam menghadapinya. Pertarungan “head to head” dengan pesaing bisa mengakibatkan kehancuran dan kerugian besar. Sedangkan menggelar kreativitas dalam menarik pelanggan secara bisnis merupakan salah satu strategi ampuh dalam memenangkan persaingan. “Saya tidak takut menghadapi persaingan, karena hidup itu memang keras, karena kita harus memiliki ciri khas sendiri dan terus berinovasi. Saya mengembangkan usaha salon dan spa yang lengkap dipadu dengan gallery sehingga usaha saya merupakan spa gallery satu-satunya di dunia. Apalagi saya hobby melukis sehingga ada chemistry-nya,” kata Dr. Chandra Sundari, Owner Eve Health Beauty Spa Acupuncture & Rejuvenation Clinic. Lukisan yang ada di Eve gallery terdiri dari macam-macam tema: Religius, lingkungan hidup, humaniora dengan media: pensil, cat air, chalk coal, acrylic, pastel dan cat minyak. Dengan ide yang sangat brilian tersebut, Dr. Chandra tidak khawatir

Upload: yuanita-permata-gunawan

Post on 06-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sukses story

TRANSCRIPT

Dr. Chandra Sundari

Dr. Chandra SundariOwner Eve Health Beauty Spa Acupuncture & Rejuvenation ClinicMengembangkan Satu-satunya Spa Gallery di DuniaDalam dunia usaha, persaingan adalah hal biasa. Tergantung bagaimana pengusaha menyikapinya, apakah bertarung habis-habisan dengan pesaing atau menyiapkan jurus jitu dalam menghadapinya. Pertarungan head to head dengan pesaing bisa mengakibatkan kehancuran dan kerugian besar. Sedangkan menggelar kreativitas dalam menarik pelanggan secara bisnis merupakan salah satu strategi ampuh dalam memenangkan persaingan.

Saya tidak takut menghadapi persaingan, karena hidup itu memang keras, karena kita harus memiliki ciri khas sendiri dan terus berinovasi. Saya mengembangkan usaha salon dan spa yang lengkap dipadu dengan gallery sehingga usaha saya merupakan spa gallery satu-satunya di dunia. Apalagi saya hobby melukis sehingga ada chemistry-nya, kata Dr. Chandra Sundari, Owner Eve Health Beauty Spa Acupuncture & Rejuvenation Clinic.Lukisan yang ada di Eve gallery terdiri dari macam-macam tema: Religius, lingkungan hidup, humaniora dengan media: pensil, cat air, chalk coal, acrylic, pastel dan cat minyak. Dengan ide yang sangat brilian tersebut, Dr. Chandra tidak khawatir dengan kemunculan usaha dengan konsep yang sama di sekitarnya. Keunggulan layanan dan sentuhan seorang seniman ditambah pengetahuan kesehatan yang mumpuni dari pengalaman sebagai dokter, adalah sesuatu yang sulit ditiru.

Paduan ilmu psikologi dan kedokteran yang diperoleh dari guru-gurunya, kemampuan manajemen dan pengalaman yang menyatu dalam diri Dr. Chandra merupakan suatu berkat tersendiri yang dipahami betul sebagai kemurahan hati dari Tuhan. Kesemuannya itu menjadi hal yang unik untuk dipelajari baik oleh pesaing bisnis maupun orang-orang yang ada disekitarnya termasuk orang-orang yang bekerja padanya untuk mendapatkan ilmu tentang usaha yang sukses dijalankan Dr. Chandra.

dari dokter gigi, menjadi pengusaha dan billioner sukses (kisah sukses Chairul Tanjung, pendiri bank Mega sekaligus pemilik TV TransCorp)

Apa jadinya jika seorang calon dokter gigi justru merambah bisnis televisi? Jika ingin tahu jawabannya, lihatlah sosok Chairul Tanjung, pebisnis asli pribumi yang kini namanya berkibar dengan Grup TransTV dan Trans7. Berkat kesulitan ekonomi yang menderanya, ternyata hal tersebut justru menjadi bekal mengasah ketajaman insting bisnisnya.

Bermula dari awal kuliah di jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Biaya masuk kuliah kala tahun 1981 sebesar Rp 75 ribu, dengan uang kuliah per tahun Rp 45 ribu. Rupanya, untuk membayar uang kuliah tersebut, sang ibu sampai harus menggadaikan selembar kain halus.

Saya betul-betul terenyuh dan shock, sejak saat itu saya bersumpah tidak mau meminta uang lagi ke orang tua, kata dia pada pertengahan Januari 2009 ini.

Maka, kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 ini pun lantas memulai bisnis kecil-kecilan. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi, dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman usaha itu bangkrut.

Ternyata, ia justru bisa makin berkembang dengan berbagai usahanya. Ia pun lantas memfokuskan usahanya ke tiga bisnis inti, yakni: keuangan, properti, dan multimedia. Melalui tangan dinginnya, ia mengakuisisi sebuah bank kecil yang nyaris bangkrut, Bank Tugu. Keputusan yang dianggap kontoversial saat itu oleh orang dekatnya. Namun, pengalaman bangkit dari kegagalan rupanya mengajarkannya banyak hal. Ia justru berhasil mengangkat bank itu, setelah mengubah namanya menjadi Bank Mega menjadi bank papan atas dengan omset di atas Rp1 triliun saat ini. Selain itu, suami dari dokter gi Ratna Anitasari ini juga merambah bisnis sekuritas, asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Kemudian, di bisnis properti, ia juga telah membuat sebuah proyek prestisius di Kota Bandung, yang dikenal dengan Bandung Supermall. Dan, salah satu usaha yang paling melambungkan namanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.

Tak heran, dengan semua prestasinya, ia layak disebut sebagai The Rising Star. Bahkan, baru-baru ini, ia dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia, di posisi ke-18, dengan total kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.

Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, ungkapnya.

Kini Grup Para mempunyai kerajaan bisnis yang mengandalkan pada tiga bisnis inti. Pertama jasa keuangan seperti Bank Mega, Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Mega Capital Indonesia. Kedua, gaya hidup dan hiburan seperti Trans TV, Trans7. Ketiga berbasis sumber daya alam.

Pensiunan Dokter Bedah Sukses Bertani Durian Lima Anaknya Jadi Orang dari Hasil Durian

Bangga dan bahagia. Mungkin ITU yang dirasakan Suparno, 75, beserta istri, Siti Salami, 62. Pensiunan dokter bedah RSUD Pandan Arang Boyolali ini sudah mendapatkan apa yang dicita-citakan.

DI usia lanjut, Suparno tampak masih segar bugar. Untuk mengisi masa tuanya, hampir setiap hari dihabiskan di kebun seluas 2 haktare. Di kebun miliknya itu, dia mengolah tanah yang bisa dibilang subur.

Hal itu terlihat berbagai jenis tanaman bisa tumbuh subur di kebun Suparno. Saat >RADAR SOLONahmentas< (berumah tangga), semua bermukim di luar daerah. "Dulu, hasil panen durian memang untuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak kami hingga jadi orang. Sekarang tidak, Mas. Semua anak kami sudah berumah tangga dan punya pekerjaan tetap. Jadi hasil bertani durian ini kami nikmati sendiri bersama istri tercinta, hehehe," tutur Suparno dengan wajah sumringah.

Anaknya ada yang dosen, dokter dan pegawai BUMN sendiri. Hal inilah yang membuat dia dan istri merasa bahagia dan tinggal menikmati masa tuanya sembari mengawasi anak dan cucunya dari kejahuan."Ya, saya dan istri merasa bangga dengan apa yang sudah kami capai selama ini,"tutur pensiunan PNS ituSuparno dan istri merasa bahagia dan bangga bukan saja karena anak-anaknya sudah mapan hidupnya.Namun, ada hal lain yang membuat ia dan istri meras lebih dari itu.Apa itu. Pak? "Meski sudah usia senja, saya masih dipercaya pemerintah menjadi tenaga kontrak di RSUD Pandan Arang sekitar 6 tahun," papar suami Siti Salami itu. (nar)