sukalsemirata2013
DESCRIPTION
semirataTRANSCRIPT
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |381
Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada
Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,
Kalimantan Barat
Sukal Minsas, Indra Junaidi Zakaria, Jabang Nurdin
Jurusan Biologi Universitas Andalas, Padang
Abstrak. Penelitian mengenai komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim
timur dan barat di Estuari Sungai Peniti Kalimantan barat, telah dilakukan pada bulan
Agustus 2012 hingga April 2013 di 5 lokasi pada musim timur dan barat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim
yang berbeda di Estuari Sungai Peniti. Penelitian ini di lakukan dengan metode survei dan
koleksi langsung di lapangan. Stasiun sampel telah ditetapkan secara purposive sebanyak
dengan pertimbangan rona lingkungan yang berbeda. Berdasarkan hasil identifikasi yang
telah dilakukan, ditemukan 82 jenis fitoplankton yang masuk kedalam 36 genus, 21 family, 7
ordo, 3 kelas yang tergabung di dalam 3 divisi yaitu Bacillariophyta, Chlorophyta dan
Pirrophicophyta. Sebanyak 56 jenis fitoplankton ditemukan pada musim timur dan 55 jenis
pada musim barat. Hasil pengukuran parameter fisika kimia di Estuari Sungai Peniti masih
dalam kondisi baik untuk pertumbuhan fitoplankton. Kandungan klorofil-a fitoplankton pada
musim timur termasuk dalam kategori oligotrofik-mesotrofik (0,24 4,96 mg/m3) dan oligotrofik pada musim barat (0,11- 0,24 mg/m
3.
Kata kunci: Fitoplankton, klorofil-a, Keanekaragaman, Estuari
PENDAHULUAN
Perairan Indonesia yang dipengaruhi
oleh sistem pola angin muson memiliki
pola sirkulasi massa air yang berbeda dan
bervariasi antara musim, disamping itupula
juga dipengaruhi oleh massa air Lautan
Pasifik yang melintasi perairan Indonesia
menuju Lautan Hindia melalui sistem arus
lintas Indonesia (Arlindo).
Sirkulasi massa air perairan Indonesia
berbeda antara musim barat dan musim
timur. Dimana pada musim barat, massa air
umumnya mengalir ke arah timur perairan
Indonesia, dan sebaliknya ketika musim
timur berkembang dengan sempurna suplai
massa air yang berasal dari daerah
upwelling di Laut Arafura dan Laut Banda
akan mengalir menunju perairan lndonesia
bagian barat (Wyrtki, 1961).
Perairan Sungai Peniti merupakan salah
satu ekosistem estuari di Indonesia yang
terletak di bagian barat Kabupaten
Pontianak, Kalimantan Barat.Kawasan
tersebut memiliki posisi strategis ditinjau
dari sektor perikanan, kehutanan dan
pariwisata. Ekosistem estuari dipengaruhi
beberapa faktor seperti aspek fisiografi,
aspek hidrologi dan aspek sosioekonomi
termasuk aktivitas manusia di sekitarnya..
Perairan Sungai Peniti sangat menarik
untuk diamati, karena komponen biota
perairan yang cukup beragam, seperti
makrofita aquatik, nekton, bentos, dan
fitoplankton.Fitoplankton mempunyai
peranan penting bagi biota perairan yaitu
sebagai pakan alami bagi zooplankton, ikan
dan sebagai bioindikator terpenting untuk
penentuan kualitas perairan secara umum.
Kelayakan suatu perairan untuk kegiatan
perikanan dapat diketahui dengan melihat
komposisi fitoplankton dan kandungan
klorofil. Kehidupan fitoplankton sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
walaupun kondisi perairan tidak
menguntungkan bagi kehidupannya,
-
Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,
Kalimantan Barat
382| Semirata 2013 FMIPA Unila
komunitas fitoplankton masih dapat
bertahan sehingga dapat digunakan sebagai
indikator untuk jangka waktu yang panjang.
Klorofil merupakan salah satu parameter
yang sangat menentukan produktivitas
primer di perairan. Sebaran dan tinggi
rendahnya kandungan klorofil sangat terkait
dengan kondisi oseanografi suatu perairan
(Mann dan Lazier, 1991). Klorofil sendiri
terdiri dari tiga jenis yaitu klorofil-a, b dan
c. Ketiga jenis klorofil ini sangat penting
dalam proses fotosintesis tumbuhan.
Kandungan yang paling dominan dimiliki
oleh fitoplankton adalah klorofil-a. Oleh
karena itu klorofil-a dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator kesuburan perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui komposisi dan kandungan
klorofil-a fitoplankton pada musim timur
dan barat di Estuari Sungai Peniti.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Agustus 2012 hingga April 2013.
Pengambilan sampel dilakukan di Estuari
Sungai Peniti Kalimantan Barat dan di
lanjutkan di Laboratorium Zoolongi
FMIPA Universitas Tanjungpura,
Pontianak. Penelitian ini di lakukan dengan
metode survei dan koleksi langsung di
lapangan. Stasiun sampel telah ditetapkan
secara purposive sebanyak dengan
pertimbangan rona lingkungan yang
berbeda. Stasiun-stasiun tersebut adalah
Laut Tanjung (Lokasi 1), Sungai Kasim
(Lokasi 2), Sungai Burung Laut (Lokasi 3),
Parit Tanjung (Lokasi 4) dan Sungai Peniti
(Lokasi 5).
Bahan yang digunakan pada penelitian
ini adalah formalin 4%, aquades, gliserin,
reagen titrasi O2 dan CO2 bebas, kertas
saring ukuran pori 0,45 m, Aluminium
foil, MgCO3, Aceton, sementara alat yang
digunakan adalah plankton net no. 25, botol
sampel ukuran 20 ml (botol film), keping
Sechi, termometer, hand refraktometer, pH
meter, kamera, Vacum Pump, Centrifuge
merk WIFUG, tabung reaksi, Buchner,
kuvet glass, spektrofotometer , object glass,
cover glass, mikroskop, dan foto
mikroskop.
Sampel fitoplankton diambil sebanyak 3
kali ulangan pada tepi kiri, tengan dan tepi
kanan sungai. Setiap ulangan diambil
sampel sebanyak100 liter dan di masukkan
ke dalam botol koleksi dengan volume 20
ml kemudian diawetkan dengan 1 ml
larutan formalin 4% dan 1 ml gliserin
(Hadi, 2005), sedangkan untuk analisis
kandungan klorofil-a, botol sampel
dibungkus dengan aluminium foil (Lind,
1985).
Dilaboratorium preparat fitoplankton
diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10 x 10 dan 10 x 40 dengan
bantuan minyak emersi. Jenis fitoplankton
yang di temukan di identifikasi. Objek yang
diamati difoto dengan menggunakan
mikrosko Olympus dan kamera Nikon, dan
sebagai tambahan, dilakukan pengukuran
terhadap: O2 dan CO2 terlarut, TSS, TDS
dan kandungan hara seperti: nitrat dan
posfat, pH, transparansi, suhu, kuat arus,
dan salinitas.
Penentuan kandungan klorofil-a
fitoplankton, sampel air disaring dalam
Buchner dan ditambah larutan MgCO3 1 ml
kemudian dipompa dengan menggunakan
pompa kedap udara untuk menghisap air
dari kertas saring. Kertas saring diambil dan
dilipat beberapa kali sampai menjadi lipatan
kecil, kemudian dimasukkan ke tabung
reaksi dan ditambahkan 8,5 ml aseton 90%,
kemudian diaduk dengan pengaduk
kaca.Tabung reaksi dibungkus dengan
aluminium foil agar tidak terkena cahaya
dan disentrifugasi dengan kecepatan 2.500
rpm selama 30 menit kemudian dimasukkan
ke dalam kuvet dan di ukur dengan
spektofotometer pada panjang gelombang
750, 664, 647, 630 nm (Lind, 1985).
Kandungan klorofil-a dianalisis dengan
menggunakan Rumus Stricland and
Parsons (1968) dalam Lind (1985).
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |383
Klo-a mg/m3= ((11,05xE664)-(1,54xE647)-(0,08xE630)) x Ve
Vsxd
Keterangan:
E664 : Absorbansi 664 nm- absorbansi 750 nm
E647 : Absorbansi 647 nm- absorbansi 750 nm
E630 : Absorbansi 630 nm- absorbansi 750 nm
Ve : Volume ekstrak aceton (10 ml)
Vs : Volume contoh air yang disaring (100 L)
D : Lebar diameter kuvet (1 cm)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Fitoplankton di Estuari Sungai
Peniti
Komposisi fitoplankton di Estuari
Sungai Peniti ditemukan 82 jenis
fitoplankton yang masuk kedalam 36 genus,
21 family, 7 ordo, 3 kelas yang tergabung
di dalam 3 divisi yaitu Bacillariophyta,
Chlorophyta dan Pirrophyta.
Gambar 10. Komposisi Fitoplankton Estuari
Sungai Peniti pada Musim Timur
dan Barat
Gambar 2. Komposisi Fitoplankton pada musim
timur di Estuari Sungai Peniti
Gambar 3. Komposisi Fitoplankton pada musim
barat di Estuari Sungai Peniti
Komposisi jenis fitoplankton yang
ditemukan selama pengamatan didominasi
oleh kelas bacillariophyceae. Pada musim
timur komposisi kelas bacillariophyceae
sebanyak 87 %, musim barat sebanyak
82%. Tinggi nya kelas Bacillariophyceae
menurut Arinardi et, al (1997), kelas
bacillariophyceae karena bersifat
kosmopolitan dan mempunyai daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan..
Menurut Nybakken (1988).
Bacillariophyceae merupakan fitoplankton
yang umum terdapat di perairan serta
berukuran besar sehingga sering tertangkap
oleh jaring plankton. Disamping itu
Bacillariophyceae juga memiliki ketahanan
yang cukup besar, seperti yang
dikemukakan oleh Sulastri dkk (2002),
bahwa Bacillariophyceae memiliki dinding
sel yang lebih kuat terhadap curah hujan
jika dibandingkan dengan kelompok yang
lain seperti Chlorophyceae. Kelas
Dinophyceae ditemukan terbanyak setelah
diatom. Hal ini sesuai dengan Nontji
(2006), Dinophyceae adalah grup
fitoplankton yang sangat umum
ditemukan di laut setelah diatom
Parameter Fisika Kimia di Estuari
Sungai Peniti
Hasil pengamatan parameter fisika dan
kimia pada musim timur dan barat terlihat
pada tabel 1 berikut:
-
Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,
Kalimantan Barat
384| Semirata 2013 FMIPA Unila
Tabel 1. Parameter lingkungan dan unsur hara di Estuari Sungai Peniti pada musim Timur dan
Barat
Lo
kasi
Suhu
Udara
(0C)
Suhu
Air
(0C)
Keda
Laman
(m)
Trans
Paransi
(m)
O2
Bebas
(ppm)
CO2
Bebas
(ppm)
Kecepatan
Arus
(m/s)
TDS
(ppm)
TSS
(ppm)
Nitrat
(ppm)
Posfat
(ppm)
1 T 31 28 1,86 0,43 4,4 2,45 0.178 11233 344 0,5 < 0,05
B 26.5 29.5 1,95 0,20 5.2 2,2 0,47 7613 210 0,9 0,06
2 T 33 28 1,89 0,36 6,4 0,88 0.127 11688 412 0,65 < 0,05
B 27 29.5 2,23 0,20 4.7 2,4 0,60 1551 395 1,05 0,058
3 T 33 31,5 2,35 0,44 6,8 1,8 0.051 11839 224 0,9 < 0,05
B 27.5 29.5 2,35 0,19 4.3 2,8 0,43 7504 285 1,5 0,055
4 T 33,5 33,5 1,74 0,39 6,24 1,4 0.188 5122 588 0,55 < 0,05
B 27 29 1,84 0,24 4.5 3,24 0,08 9007 317 0,72 0,058
5 T 32 27,5 2,41 0,33 6,52 1,72 0.082 11787 282 0,5 < 0,05
B 31 29 2,91 0,21 5.5 2,52 0,28 6208 305 0,89 0,06
Pengukuran parameter fisika dan kimia
pada musim timur di dapatkan suhu udara
berkisar 31-33,50C, suhu air berkisar antara
28-33,50C, salinitas berkisar antara 25,5-
29,5, kedalaman berkisar antara 1,74-2,41m, transparansi berkisar antara 0,33-
0,44 m, pH berkisar antara 7,3-8, kecepatan
arus berkisar antara 0,051-0,188 m/s, TDS
berkisar antara 5122-11839 ppm, TSS
berkisar antara 224-588 ppm, Oksigen
bebas berkisar antara 4,4-6,8 ppm, dan
Karbondioksida bebas berkisar 0,88-2,45
ppm, kuat arus berkisar antara 0,051-0,188
m/s. Hasil pengukuran unsur hara
memperlihatkan Nitrat berkisar antara 0,5-
0,9ppm dan posfat < 0,05 ppm (tabel 1).
Hasil pengamatan parameter fisika dan
kimia pada musim barat memperlihatkan
suhu udara berkisar 26,5-310C, suhu air
berkisar antara 29-29,50C, salinitas 0 ,
kedalaman berkisar antara 1,84-2,91m,
transparansi berkisar antara 0,19-0,24 m,
pH 7, kecepatan arus berkisar antara 0,08-
0,60 m/s, TDS berkisar antara 1551-9007
ppm, TSS berkisar antara 210-395 ppm,
Oksigen bebas berkisar antara 4,3-5,5 ppm,
dan Karbondioksida bebas berkisar antara
2,2-3,24 ppm, kecepatan arus berkisar
antara 0,08-0,60 m/s. nitrat berkisar antara
0,72-1,5 ppm dan posfat berkisar antara
0,055-0,06 ppm (tabel 1).
Pada umumnya parameter fisika kimia di
Estuari Sungai Peniti masih dalam kondisi
baik untuk pertumbuhan fitoplankton. Suhu
air permukaan di Estuari Sungai Peniti pada
saat musim timur berkisar antara 28-33,50C
dan pada musim barat berkisar antara 29-
29,50C. Umumnya plankton dapat
berkembang dengan baik pada suhu 24-
350C (Chumaidi, 2004).
Hasil pengukuran transparansi Estuari
Sungai Peniti pada saat musim timur
berkisar antara 0,33-0,44 m dan pada
musim barat berkisar antara 0,19-0,24 m.
Transparansi sangat dipengaruhi oleh
penetrasi cahaya dan banyaknya partikel
terlarut dalam air. Semakin tinggi
kecerahan semakin dalam penetrasi cahaya
dan semakin kecil padatan terlarut ke dalam
kolom air (Nybakken, 1988).
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |385
Padatan tersuspensi mempengaruhi
kekeruhan dan kecerahan perairan
(Wardoyo, 1989). Hasil pengukuran TDS
pada musim timur berkisar antara 5122-
11839 ppm, sedangkan pada musim barat
TDS berkisar antara 1551-9007 ppm,. Suin,
2002 menyatakan bahwa semakin banyak
padatan tersuspensi maka tingkat kekeruhan
akan semakin tinggi, sehingga penetrasi
cahaya semakin berkurang yang
menyebabkan penyebaran organisme ke
dalam perairan akan semakin terbatas.
Oksigen terlarut di Estuari Sungai Peniti
pada musim timur berkisar antara 4,3-5,5
ppm dan pada musim barat berkisar antara
4,4-6,8 ppm . Kisaran ini masih sesuai
dengan pertumbuhan fitoplankton, menurut
Salmin, 2005 bahwa kandungan oksigen
terlarut minimum 2 ppm.
Kandungan Klorofil-a Fitoplankton
Secara umum kandungan klorofil-a
selama musim timur dan barat
menunjukkan kisaran yang bervariasi yaitu
berkisar antara 0,24 4,96 mg/m3 pada musim timur dengan kategori tingkat
kesuburan sedang- sedang (oligotrofik-
mesotrofik) dan pada musim barat berkisar
antara 0,11- 0,24 mg/m3
dengan tingkat
kesuburan rendaah (Oligotrofik) (Gambar
4).
Gambar 4. Kandungan Klorofil-a Fitoplankton
di Estuari Sungai Peniti pada musim
Timur dan Barat
Kandungan klorofil pada musim timur
di duga karena transparansi cahaya yang
tinggi, cahaya matahari masuk ke perairan
digunakan fitoplankton untuk proses
fotosintesis. Umumnya fotosintesis
bertambah sejalan dengan peningkatan
intensitas cahaya (Mann, 1982). Cahaya
merupakan salah satu faktor yang yang
menentukan distribusi klorofil-a di perairan.
Tingginya kandungan klorofil-a pada
musim timur dan barat juga di duga karena
tingginya komposisi fitoplankton yaitu dari
kelas bacillariophyceae (Gambar 5),
menurut Menurut Sulastri, dkk (2002)
meningkatnya kandungan klorofil-a
disebabkan oleh meningkatnya kelimpahan
fitoplankton.
Tingginya kandungan klorofil juga
berhubungan dengan penurunan jumlah zat
hara, dimana penyerapan zat hara oleh
fitoplankton menyebabkan melambatnya
penurunan tenggelamnya sel fitoplankton
(Parsons dan Takahashi, 1984).
Gambar 5. Kelimpahan dan kandungan klorofil-
a di Estuari Sungai Peniti pada
musim timur dan barat
-
Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,
Kalimantan Barat
386| Semirata 2013 FMIPA Unila
KESIMPULAN
Komposisi fitoplankton yang di temukan
di Estuari Sungai Peniti pada musim timur
dan barat didominasi oleh Kelas
Bacillariophyceae dengan kandungan
klorofil-a fitoplankton pada musim timur
dengan kategori rendah-sedang (oligotrofik-
mesotrofik) dan kategori rendah
(oligotrofik) pada musim barat dan
parameter fisika kimia di Estuari Sungai
Peniti masih dalam kondisi baik untuk
pertumbuhan fitoplankton.
DAFTAR PUSTAKA
Wyrtki, K., 1961. Physical Oceanography
of the Southeast Asean Waters, NAGA
Rep. 2.Scripps Inst. of Oceanography La
jolla, Calif.
Mann, K.II. dan J.R.N. Lazier. 1991.
Dynamic of Marine Ecosystem,
Biological-Physical Intersction in The
Ocean. Boston
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan
Pengambilan Sampel Lingkungan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lind, O.T. 1985. Limnology. Departement
of Biology and Institute Of
Environmental Studies. Baylor
university. Waro. Texas.
Arinardi, O.H., Trimaningsih, H.R.Sumijo.,
A.Elli. 1996. Kisaran Kelimpahan dan
Komposisi Plankton Predominan di
Perairan Kawasan Tengah Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi. LIPI. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut.
Gramedia, Jakarta.
Sulastri., Apip dan Lukisubehi. 2002.
Perubahan Komposisi Fitoplankton dan
Tingkat eutrofikasi Danau Maninjau
Sumatra Barat. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. LIPI Press,
Jakarta
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara.
Djambatan, Jakarta
Chumaidi. 2004. Coleastrum sp Sebagai
Pakan Awal Larva Ikan. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
Wardoyo, S. 1989. Kriteria Kualitas Air
Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Pusat
Studi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan. Institut Pertanian Bogor
Suin, N.M. 2002. Metoda Ekologi.
Univesitas Andalas. Padang
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan
Kebutuhan O2 Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Idikator Untuk Menentukan
Kualitas Perairan. Oseana. Vol XXX. No
3/2005. ISSN 0216-1877
Mann, K.H, 1982. Ecology of Coastal
Waters: A. System Approach. Black
Well Scientific Publication. Oxford
Parsons, T.R., M. Takahashi. 1984.
Biological Oceanography Process: New
York