sukalsemirata2013

6
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |381 Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti, Kalimantan Barat Sukal Minsas, Indra Junaidi Zakaria, Jabang Nurdin Jurusan Biologi Universitas Andalas, Padang [email protected] Abstrak. Penelitian mengenai komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim timur dan barat di Estuari Sungai Peniti Kalimantan barat, telah dilakukan pada bulan Agustus 2012 hingga April 2013 di 5 lokasi pada musim timur dan barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim yang berbeda di Estuari Sungai Peniti. Penelitian ini di lakukan dengan metode survei dan koleksi langsung di lapangan. Stasiun sampel telah ditetapkan secara purposive sebanyak dengan pertimbangan rona lingkungan yang berbeda. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, ditemukan 82 jenis fitoplankton yang masuk kedalam 36 genus, 21 family, 7 ordo, 3 kelas yang tergabung di dalam 3 divisi yaitu Bacillariophyta, Chlorophyta dan Pirrophicophyta. Sebanyak 56 jenis fitoplankton ditemukan pada musim timur dan 55 jenis pada musim barat. Hasil pengukuran parameter fisika kimia di Estuari Sungai Peniti masih dalam kondisi baik untuk pertumbuhan fitoplankton. Kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim timur termasuk dalam kategori oligotrofik-mesotrofik (0,24 4,96 mg/m 3 ) dan oligotrofik pada musim barat (0,11- 0,24 mg/m 3 . Kata kunci: Fitoplankton, klorofil-a, Keanekaragaman, Estuari PENDAHULUAN Perairan Indonesia yang dipengaruhi oleh sistem pola angin muson memiliki pola sirkulasi massa air yang berbeda dan bervariasi antara musim, disamping itupula juga dipengaruhi oleh massa air Lautan Pasifik yang melintasi perairan Indonesia menuju Lautan Hindia melalui sistem arus lintas Indonesia (Arlindo). Sirkulasi massa air perairan Indonesia berbeda antara musim barat dan musim timur. Dimana pada musim barat, massa air umumnya mengalir ke arah timur perairan Indonesia, dan sebaliknya ketika musim timur berkembang dengan sempurna suplai massa air yang berasal dari daerah upwelling di Laut Arafura dan Laut Banda akan mengalir menunju perairan lndonesia bagian barat (Wyrtki, 1961). Perairan Sungai Peniti merupakan salah satu ekosistem estuari di Indonesia yang terletak di bagian barat Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat.Kawasan tersebut memiliki posisi strategis ditinjau dari sektor perikanan, kehutanan dan pariwisata. Ekosistem estuari dipengaruhi beberapa faktor seperti aspek fisiografi, aspek hidrologi dan aspek sosioekonomi termasuk aktivitas manusia di sekitarnya.. Perairan Sungai Peniti sangat menarik untuk diamati, karena komponen biota perairan yang cukup beragam, seperti makrofita aquatik, nekton, bentos, dan fitoplankton.Fitoplankton mempunyai peranan penting bagi biota perairan yaitu sebagai pakan alami bagi zooplankton, ikan dan sebagai bioindikator terpenting untuk penentuan kualitas perairan secara umum. Kelayakan suatu perairan untuk kegiatan perikanan dapat diketahui dengan melihat komposisi fitoplankton dan kandungan klorofil. Kehidupan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, walaupun kondisi perairan tidak menguntungkan bagi kehidupannya,

Upload: heron-surbakti

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semirata

TRANSCRIPT

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |381

    Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada

    Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,

    Kalimantan Barat

    Sukal Minsas, Indra Junaidi Zakaria, Jabang Nurdin

    Jurusan Biologi Universitas Andalas, Padang

    [email protected]

    Abstrak. Penelitian mengenai komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim

    timur dan barat di Estuari Sungai Peniti Kalimantan barat, telah dilakukan pada bulan

    Agustus 2012 hingga April 2013 di 5 lokasi pada musim timur dan barat. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kandungan klorofil-a fitoplankton pada musim

    yang berbeda di Estuari Sungai Peniti. Penelitian ini di lakukan dengan metode survei dan

    koleksi langsung di lapangan. Stasiun sampel telah ditetapkan secara purposive sebanyak

    dengan pertimbangan rona lingkungan yang berbeda. Berdasarkan hasil identifikasi yang

    telah dilakukan, ditemukan 82 jenis fitoplankton yang masuk kedalam 36 genus, 21 family, 7

    ordo, 3 kelas yang tergabung di dalam 3 divisi yaitu Bacillariophyta, Chlorophyta dan

    Pirrophicophyta. Sebanyak 56 jenis fitoplankton ditemukan pada musim timur dan 55 jenis

    pada musim barat. Hasil pengukuran parameter fisika kimia di Estuari Sungai Peniti masih

    dalam kondisi baik untuk pertumbuhan fitoplankton. Kandungan klorofil-a fitoplankton pada

    musim timur termasuk dalam kategori oligotrofik-mesotrofik (0,24 4,96 mg/m3) dan oligotrofik pada musim barat (0,11- 0,24 mg/m

    3.

    Kata kunci: Fitoplankton, klorofil-a, Keanekaragaman, Estuari

    PENDAHULUAN

    Perairan Indonesia yang dipengaruhi

    oleh sistem pola angin muson memiliki

    pola sirkulasi massa air yang berbeda dan

    bervariasi antara musim, disamping itupula

    juga dipengaruhi oleh massa air Lautan

    Pasifik yang melintasi perairan Indonesia

    menuju Lautan Hindia melalui sistem arus

    lintas Indonesia (Arlindo).

    Sirkulasi massa air perairan Indonesia

    berbeda antara musim barat dan musim

    timur. Dimana pada musim barat, massa air

    umumnya mengalir ke arah timur perairan

    Indonesia, dan sebaliknya ketika musim

    timur berkembang dengan sempurna suplai

    massa air yang berasal dari daerah

    upwelling di Laut Arafura dan Laut Banda

    akan mengalir menunju perairan lndonesia

    bagian barat (Wyrtki, 1961).

    Perairan Sungai Peniti merupakan salah

    satu ekosistem estuari di Indonesia yang

    terletak di bagian barat Kabupaten

    Pontianak, Kalimantan Barat.Kawasan

    tersebut memiliki posisi strategis ditinjau

    dari sektor perikanan, kehutanan dan

    pariwisata. Ekosistem estuari dipengaruhi

    beberapa faktor seperti aspek fisiografi,

    aspek hidrologi dan aspek sosioekonomi

    termasuk aktivitas manusia di sekitarnya..

    Perairan Sungai Peniti sangat menarik

    untuk diamati, karena komponen biota

    perairan yang cukup beragam, seperti

    makrofita aquatik, nekton, bentos, dan

    fitoplankton.Fitoplankton mempunyai

    peranan penting bagi biota perairan yaitu

    sebagai pakan alami bagi zooplankton, ikan

    dan sebagai bioindikator terpenting untuk

    penentuan kualitas perairan secara umum.

    Kelayakan suatu perairan untuk kegiatan

    perikanan dapat diketahui dengan melihat

    komposisi fitoplankton dan kandungan

    klorofil. Kehidupan fitoplankton sangat

    dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,

    walaupun kondisi perairan tidak

    menguntungkan bagi kehidupannya,

  • Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,

    Kalimantan Barat

    382| Semirata 2013 FMIPA Unila

    komunitas fitoplankton masih dapat

    bertahan sehingga dapat digunakan sebagai

    indikator untuk jangka waktu yang panjang.

    Klorofil merupakan salah satu parameter

    yang sangat menentukan produktivitas

    primer di perairan. Sebaran dan tinggi

    rendahnya kandungan klorofil sangat terkait

    dengan kondisi oseanografi suatu perairan

    (Mann dan Lazier, 1991). Klorofil sendiri

    terdiri dari tiga jenis yaitu klorofil-a, b dan

    c. Ketiga jenis klorofil ini sangat penting

    dalam proses fotosintesis tumbuhan.

    Kandungan yang paling dominan dimiliki

    oleh fitoplankton adalah klorofil-a. Oleh

    karena itu klorofil-a dapat dijadikan sebagai

    salah satu indikator kesuburan perairan.

    Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui komposisi dan kandungan

    klorofil-a fitoplankton pada musim timur

    dan barat di Estuari Sungai Peniti.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

    Agustus 2012 hingga April 2013.

    Pengambilan sampel dilakukan di Estuari

    Sungai Peniti Kalimantan Barat dan di

    lanjutkan di Laboratorium Zoolongi

    FMIPA Universitas Tanjungpura,

    Pontianak. Penelitian ini di lakukan dengan

    metode survei dan koleksi langsung di

    lapangan. Stasiun sampel telah ditetapkan

    secara purposive sebanyak dengan

    pertimbangan rona lingkungan yang

    berbeda. Stasiun-stasiun tersebut adalah

    Laut Tanjung (Lokasi 1), Sungai Kasim

    (Lokasi 2), Sungai Burung Laut (Lokasi 3),

    Parit Tanjung (Lokasi 4) dan Sungai Peniti

    (Lokasi 5).

    Bahan yang digunakan pada penelitian

    ini adalah formalin 4%, aquades, gliserin,

    reagen titrasi O2 dan CO2 bebas, kertas

    saring ukuran pori 0,45 m, Aluminium

    foil, MgCO3, Aceton, sementara alat yang

    digunakan adalah plankton net no. 25, botol

    sampel ukuran 20 ml (botol film), keping

    Sechi, termometer, hand refraktometer, pH

    meter, kamera, Vacum Pump, Centrifuge

    merk WIFUG, tabung reaksi, Buchner,

    kuvet glass, spektrofotometer , object glass,

    cover glass, mikroskop, dan foto

    mikroskop.

    Sampel fitoplankton diambil sebanyak 3

    kali ulangan pada tepi kiri, tengan dan tepi

    kanan sungai. Setiap ulangan diambil

    sampel sebanyak100 liter dan di masukkan

    ke dalam botol koleksi dengan volume 20

    ml kemudian diawetkan dengan 1 ml

    larutan formalin 4% dan 1 ml gliserin

    (Hadi, 2005), sedangkan untuk analisis

    kandungan klorofil-a, botol sampel

    dibungkus dengan aluminium foil (Lind,

    1985).

    Dilaboratorium preparat fitoplankton

    diamati di bawah mikroskop dengan

    perbesaran 10 x 10 dan 10 x 40 dengan

    bantuan minyak emersi. Jenis fitoplankton

    yang di temukan di identifikasi. Objek yang

    diamati difoto dengan menggunakan

    mikrosko Olympus dan kamera Nikon, dan

    sebagai tambahan, dilakukan pengukuran

    terhadap: O2 dan CO2 terlarut, TSS, TDS

    dan kandungan hara seperti: nitrat dan

    posfat, pH, transparansi, suhu, kuat arus,

    dan salinitas.

    Penentuan kandungan klorofil-a

    fitoplankton, sampel air disaring dalam

    Buchner dan ditambah larutan MgCO3 1 ml

    kemudian dipompa dengan menggunakan

    pompa kedap udara untuk menghisap air

    dari kertas saring. Kertas saring diambil dan

    dilipat beberapa kali sampai menjadi lipatan

    kecil, kemudian dimasukkan ke tabung

    reaksi dan ditambahkan 8,5 ml aseton 90%,

    kemudian diaduk dengan pengaduk

    kaca.Tabung reaksi dibungkus dengan

    aluminium foil agar tidak terkena cahaya

    dan disentrifugasi dengan kecepatan 2.500

    rpm selama 30 menit kemudian dimasukkan

    ke dalam kuvet dan di ukur dengan

    spektofotometer pada panjang gelombang

    750, 664, 647, 630 nm (Lind, 1985).

    Kandungan klorofil-a dianalisis dengan

    menggunakan Rumus Stricland and

    Parsons (1968) dalam Lind (1985).

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |383

    Klo-a mg/m3= ((11,05xE664)-(1,54xE647)-(0,08xE630)) x Ve

    Vsxd

    Keterangan:

    E664 : Absorbansi 664 nm- absorbansi 750 nm

    E647 : Absorbansi 647 nm- absorbansi 750 nm

    E630 : Absorbansi 630 nm- absorbansi 750 nm

    Ve : Volume ekstrak aceton (10 ml)

    Vs : Volume contoh air yang disaring (100 L)

    D : Lebar diameter kuvet (1 cm)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Komposisi Fitoplankton di Estuari Sungai

    Peniti

    Komposisi fitoplankton di Estuari

    Sungai Peniti ditemukan 82 jenis

    fitoplankton yang masuk kedalam 36 genus,

    21 family, 7 ordo, 3 kelas yang tergabung

    di dalam 3 divisi yaitu Bacillariophyta,

    Chlorophyta dan Pirrophyta.

    Gambar 10. Komposisi Fitoplankton Estuari

    Sungai Peniti pada Musim Timur

    dan Barat

    Gambar 2. Komposisi Fitoplankton pada musim

    timur di Estuari Sungai Peniti

    Gambar 3. Komposisi Fitoplankton pada musim

    barat di Estuari Sungai Peniti

    Komposisi jenis fitoplankton yang

    ditemukan selama pengamatan didominasi

    oleh kelas bacillariophyceae. Pada musim

    timur komposisi kelas bacillariophyceae

    sebanyak 87 %, musim barat sebanyak

    82%. Tinggi nya kelas Bacillariophyceae

    menurut Arinardi et, al (1997), kelas

    bacillariophyceae karena bersifat

    kosmopolitan dan mempunyai daya

    adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan..

    Menurut Nybakken (1988).

    Bacillariophyceae merupakan fitoplankton

    yang umum terdapat di perairan serta

    berukuran besar sehingga sering tertangkap

    oleh jaring plankton. Disamping itu

    Bacillariophyceae juga memiliki ketahanan

    yang cukup besar, seperti yang

    dikemukakan oleh Sulastri dkk (2002),

    bahwa Bacillariophyceae memiliki dinding

    sel yang lebih kuat terhadap curah hujan

    jika dibandingkan dengan kelompok yang

    lain seperti Chlorophyceae. Kelas

    Dinophyceae ditemukan terbanyak setelah

    diatom. Hal ini sesuai dengan Nontji

    (2006), Dinophyceae adalah grup

    fitoplankton yang sangat umum

    ditemukan di laut setelah diatom

    Parameter Fisika Kimia di Estuari

    Sungai Peniti

    Hasil pengamatan parameter fisika dan

    kimia pada musim timur dan barat terlihat

    pada tabel 1 berikut:

  • Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,

    Kalimantan Barat

    384| Semirata 2013 FMIPA Unila

    Tabel 1. Parameter lingkungan dan unsur hara di Estuari Sungai Peniti pada musim Timur dan

    Barat

    Lo

    kasi

    Suhu

    Udara

    (0C)

    Suhu

    Air

    (0C)

    Keda

    Laman

    (m)

    Trans

    Paransi

    (m)

    O2

    Bebas

    (ppm)

    CO2

    Bebas

    (ppm)

    Kecepatan

    Arus

    (m/s)

    TDS

    (ppm)

    TSS

    (ppm)

    Nitrat

    (ppm)

    Posfat

    (ppm)

    1 T 31 28 1,86 0,43 4,4 2,45 0.178 11233 344 0,5 < 0,05

    B 26.5 29.5 1,95 0,20 5.2 2,2 0,47 7613 210 0,9 0,06

    2 T 33 28 1,89 0,36 6,4 0,88 0.127 11688 412 0,65 < 0,05

    B 27 29.5 2,23 0,20 4.7 2,4 0,60 1551 395 1,05 0,058

    3 T 33 31,5 2,35 0,44 6,8 1,8 0.051 11839 224 0,9 < 0,05

    B 27.5 29.5 2,35 0,19 4.3 2,8 0,43 7504 285 1,5 0,055

    4 T 33,5 33,5 1,74 0,39 6,24 1,4 0.188 5122 588 0,55 < 0,05

    B 27 29 1,84 0,24 4.5 3,24 0,08 9007 317 0,72 0,058

    5 T 32 27,5 2,41 0,33 6,52 1,72 0.082 11787 282 0,5 < 0,05

    B 31 29 2,91 0,21 5.5 2,52 0,28 6208 305 0,89 0,06

    Pengukuran parameter fisika dan kimia

    pada musim timur di dapatkan suhu udara

    berkisar 31-33,50C, suhu air berkisar antara

    28-33,50C, salinitas berkisar antara 25,5-

    29,5, kedalaman berkisar antara 1,74-2,41m, transparansi berkisar antara 0,33-

    0,44 m, pH berkisar antara 7,3-8, kecepatan

    arus berkisar antara 0,051-0,188 m/s, TDS

    berkisar antara 5122-11839 ppm, TSS

    berkisar antara 224-588 ppm, Oksigen

    bebas berkisar antara 4,4-6,8 ppm, dan

    Karbondioksida bebas berkisar 0,88-2,45

    ppm, kuat arus berkisar antara 0,051-0,188

    m/s. Hasil pengukuran unsur hara

    memperlihatkan Nitrat berkisar antara 0,5-

    0,9ppm dan posfat < 0,05 ppm (tabel 1).

    Hasil pengamatan parameter fisika dan

    kimia pada musim barat memperlihatkan

    suhu udara berkisar 26,5-310C, suhu air

    berkisar antara 29-29,50C, salinitas 0 ,

    kedalaman berkisar antara 1,84-2,91m,

    transparansi berkisar antara 0,19-0,24 m,

    pH 7, kecepatan arus berkisar antara 0,08-

    0,60 m/s, TDS berkisar antara 1551-9007

    ppm, TSS berkisar antara 210-395 ppm,

    Oksigen bebas berkisar antara 4,3-5,5 ppm,

    dan Karbondioksida bebas berkisar antara

    2,2-3,24 ppm, kecepatan arus berkisar

    antara 0,08-0,60 m/s. nitrat berkisar antara

    0,72-1,5 ppm dan posfat berkisar antara

    0,055-0,06 ppm (tabel 1).

    Pada umumnya parameter fisika kimia di

    Estuari Sungai Peniti masih dalam kondisi

    baik untuk pertumbuhan fitoplankton. Suhu

    air permukaan di Estuari Sungai Peniti pada

    saat musim timur berkisar antara 28-33,50C

    dan pada musim barat berkisar antara 29-

    29,50C. Umumnya plankton dapat

    berkembang dengan baik pada suhu 24-

    350C (Chumaidi, 2004).

    Hasil pengukuran transparansi Estuari

    Sungai Peniti pada saat musim timur

    berkisar antara 0,33-0,44 m dan pada

    musim barat berkisar antara 0,19-0,24 m.

    Transparansi sangat dipengaruhi oleh

    penetrasi cahaya dan banyaknya partikel

    terlarut dalam air. Semakin tinggi

    kecerahan semakin dalam penetrasi cahaya

    dan semakin kecil padatan terlarut ke dalam

    kolom air (Nybakken, 1988).

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |385

    Padatan tersuspensi mempengaruhi

    kekeruhan dan kecerahan perairan

    (Wardoyo, 1989). Hasil pengukuran TDS

    pada musim timur berkisar antara 5122-

    11839 ppm, sedangkan pada musim barat

    TDS berkisar antara 1551-9007 ppm,. Suin,

    2002 menyatakan bahwa semakin banyak

    padatan tersuspensi maka tingkat kekeruhan

    akan semakin tinggi, sehingga penetrasi

    cahaya semakin berkurang yang

    menyebabkan penyebaran organisme ke

    dalam perairan akan semakin terbatas.

    Oksigen terlarut di Estuari Sungai Peniti

    pada musim timur berkisar antara 4,3-5,5

    ppm dan pada musim barat berkisar antara

    4,4-6,8 ppm . Kisaran ini masih sesuai

    dengan pertumbuhan fitoplankton, menurut

    Salmin, 2005 bahwa kandungan oksigen

    terlarut minimum 2 ppm.

    Kandungan Klorofil-a Fitoplankton

    Secara umum kandungan klorofil-a

    selama musim timur dan barat

    menunjukkan kisaran yang bervariasi yaitu

    berkisar antara 0,24 4,96 mg/m3 pada musim timur dengan kategori tingkat

    kesuburan sedang- sedang (oligotrofik-

    mesotrofik) dan pada musim barat berkisar

    antara 0,11- 0,24 mg/m3

    dengan tingkat

    kesuburan rendaah (Oligotrofik) (Gambar

    4).

    Gambar 4. Kandungan Klorofil-a Fitoplankton

    di Estuari Sungai Peniti pada musim

    Timur dan Barat

    Kandungan klorofil pada musim timur

    di duga karena transparansi cahaya yang

    tinggi, cahaya matahari masuk ke perairan

    digunakan fitoplankton untuk proses

    fotosintesis. Umumnya fotosintesis

    bertambah sejalan dengan peningkatan

    intensitas cahaya (Mann, 1982). Cahaya

    merupakan salah satu faktor yang yang

    menentukan distribusi klorofil-a di perairan.

    Tingginya kandungan klorofil-a pada

    musim timur dan barat juga di duga karena

    tingginya komposisi fitoplankton yaitu dari

    kelas bacillariophyceae (Gambar 5),

    menurut Menurut Sulastri, dkk (2002)

    meningkatnya kandungan klorofil-a

    disebabkan oleh meningkatnya kelimpahan

    fitoplankton.

    Tingginya kandungan klorofil juga

    berhubungan dengan penurunan jumlah zat

    hara, dimana penyerapan zat hara oleh

    fitoplankton menyebabkan melambatnya

    penurunan tenggelamnya sel fitoplankton

    (Parsons dan Takahashi, 1984).

    Gambar 5. Kelimpahan dan kandungan klorofil-

    a di Estuari Sungai Peniti pada

    musim timur dan barat

  • Sukal Minsas, dkk: Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti,

    Kalimantan Barat

    386| Semirata 2013 FMIPA Unila

    KESIMPULAN

    Komposisi fitoplankton yang di temukan

    di Estuari Sungai Peniti pada musim timur

    dan barat didominasi oleh Kelas

    Bacillariophyceae dengan kandungan

    klorofil-a fitoplankton pada musim timur

    dengan kategori rendah-sedang (oligotrofik-

    mesotrofik) dan kategori rendah

    (oligotrofik) pada musim barat dan

    parameter fisika kimia di Estuari Sungai

    Peniti masih dalam kondisi baik untuk

    pertumbuhan fitoplankton.

    DAFTAR PUSTAKA

    Wyrtki, K., 1961. Physical Oceanography

    of the Southeast Asean Waters, NAGA

    Rep. 2.Scripps Inst. of Oceanography La

    jolla, Calif.

    Mann, K.II. dan J.R.N. Lazier. 1991.

    Dynamic of Marine Ecosystem,

    Biological-Physical Intersction in The

    Ocean. Boston

    Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan

    Pengambilan Sampel Lingkungan.

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Lind, O.T. 1985. Limnology. Departement

    of Biology and Institute Of

    Environmental Studies. Baylor

    university. Waro. Texas.

    Arinardi, O.H., Trimaningsih, H.R.Sumijo.,

    A.Elli. 1996. Kisaran Kelimpahan dan

    Komposisi Plankton Predominan di

    Perairan Kawasan Tengah Indonesia.

    Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Oseanologi. LIPI. Jakarta.

    Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut.

    Gramedia, Jakarta.

    Sulastri., Apip dan Lukisubehi. 2002.

    Perubahan Komposisi Fitoplankton dan

    Tingkat eutrofikasi Danau Maninjau

    Sumatra Barat. Lembaga Ilmu

    Pengetahuan Indonesia. LIPI Press,

    Jakarta

    Nontji, A. 2005. Laut Nusantara.

    Djambatan, Jakarta

    Chumaidi. 2004. Coleastrum sp Sebagai

    Pakan Awal Larva Ikan. Balai Riset

    Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.

    Wardoyo, S. 1989. Kriteria Kualitas Air

    Untuk Keperluan Pertanian dan

    Perikanan. Fakultas Perikanan dan Pusat

    Studi Pengelolaan Sumber Daya dan

    Lingkungan. Institut Pertanian Bogor

    Suin, N.M. 2002. Metoda Ekologi.

    Univesitas Andalas. Padang

    Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan

    Kebutuhan O2 Biologi (BOD) Sebagai

    Salah Satu Idikator Untuk Menentukan

    Kualitas Perairan. Oseana. Vol XXX. No

    3/2005. ISSN 0216-1877

    Mann, K.H, 1982. Ecology of Coastal

    Waters: A. System Approach. Black

    Well Scientific Publication. Oxford

    Parsons, T.R., M. Takahashi. 1984.

    Biological Oceanography Process: New

    York