suep jaya

19
TUGAS WORKSHOP PEENCANAAN BENGKEL Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Workshop Keteknikan Pertanian Oleh : Septianus Windar Setyo N. 081710201024

Upload: taufiq-rahman

Post on 16-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

TUGAS WORKSHOP

PEENCANAAN BENGKEL

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Workshop Keteknikan PertanianOleh :Septianus Windar Setyo N.081710201024JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009

BAB 1. PERENCANAAN BENGKEL

1.1 Pengertian bengkel

Bengkel ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Selain itu, bengkel memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengembangkan daya cipta dan karya manusia sehingga dapat menghasilkan karya yang berguna bagi kehidupan manusia dan tempat untuk pengujian alat dan mesin yang akan diterapkan di suatu tempat serta tempat pendidikan dan latihan bagi operator, teknisi, masinis dalam bidang mekanisasi pertanian. Sedangkan perbengkelan dalam arti sempit berfungsi:

1. Sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alat dan mesin.

2. Sebagai tempat untuk melakukan perbaikan berbagai alat dan mesin.

3. Sebagai tempat untuk melakukan perakitan berbagai alat dan mesin.

4. Sebagai tempat untuk penyimpanan berbagai alat dan mesin.

5. Sebagai tempat penyimpanan suku cadang alat dan mesin.

Peralatan yang biasa dipakai oleh bengkel pada umumnya hanya perkakas tangan untuk mendukung perawatan dan perbaikan. Untuk mendukung kerja bengkel perlu disediakan meja kerja untuk menempatkan lemari untuk menyimpan suku cadang dan perkakas.

Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel adalah hal yang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala, sehingga membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam pemakaiannya, sehingga diperlukan perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahan. Jika mesin rusak, maka jadwal kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan perusahaan.

Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis.

Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin nyata. Alsin dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Jika alsin mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran selanjutnya akan merugikan secara ekonomi.

1. Dengan tertundanya suatu jadwal pekerjaan, bisa jadi akan menyebabkan harus diubahnya jadwal seluruh rangkaian pekerjaan di perusahaan.

2. Jika pekerjaan tersebut terkait dengan musim, adanya penundaan bisa mengakibatkan kerugian yang besar, karena pekerjaan di musim/tahun tersebut bisa tertunda sampai tahun berikutnya.

Pentingnya bengkel pada suatu usaha tani yaitu perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel minimal, yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang.

Berdasarkan fungsinya Bengkel Pertanian dibagi kedalam:

1. Bengkel Kecil dan Sederhana ( Small Scale)

Fungsi dan kegunaan bengkel ukuran kecil adalah untuk melakukan perawatan (maintenance) dari alat dan mesin pertanian, kendaraan bermotor, motor stasioner, dan berbagai peralatan sederhana. Bengkel Small Scale ini sering disebut pula sebagai pusat kegiatan mekanik seperti perawatan dan perbaikan kecildan dipakai pula untuk menyimpan alat dan mesin pertanian yang tidak terpakai. Hambatan yang ditemui pada bengkel small scale ini adalah tidak adanya pemisahan tempat untuk pengisian bahan bakar. minyak pelumas, dan penyimpanan alat dan mesin pertanian.

2. Bengkel Menengah (Medium Scale) Fungsi dan kegunaan bengkel ukuran menengah adalah sebagai bengkel utama dari suatu perusahaan atau base-workshop untuk melakukan perawatan dari Alsintan berupa kendaraan bermotor (traktor), motoe stasioner, dengan jumlah kurang dari 50 unit. Disamping itu tipe bengkel menegah ini sering pula dimanfaatkan sebagai lapangan atau field-workshop, jika fasilitas bengkel pusat telah dimiliki. Terkadang fasilitas bengkel kelas menengah ini digunakan pula sebagai pusat perawatan bagi distributor alsintan untuk mendukung pelayanan purna jual. Jika melihat fungsi dan kegunaannya maka dalam pertimbangan penempatan lokasi bengkel, bengkel ukuran menengah ini memiliki dua pandangan, yakni:1. Fasilitas bengkel ditempatkan sedekat mungkin dengan kantor pusat administrasidari kegiatan usaha atau proyek yang dilayani.

2. Fasilitas bengkel ditempatkan dekat dengan pusat/tempat suku cadang, gudang, dll.

Selain hal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kelengkapan yang harus di miliki bengkel ukuran sedang, antara lain: keserasian, bahaya kebakaran, drainase, tersedianya energy listrik dan air, dan ventilasi yang baik.

3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale)

Adapun fungsi dan kegunaan dari bengkel ukuran besar adalah sebagai berikut :

Sebagai base-workshop dengan ukuran yang lebih besar daripada bengkel medium scale.

Untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku cadang.

Untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian yang rusak.Karena fungsinya tersebut maka bengkel ukuran besar memiliki sifat:

1. Permanen atau tetap. Seperti fasilitas bengkel pada pabrik pabrik produksi skala besar..

2. Perlu didukung oleh tenaga ahli, teknisi, dan masinis yang sangat terlatih.

Lokasi bengkel sebaiknya ditempatkan agak jauh dari pemukiman atau perkampungan (daerah yang padat penduduknya), karena kegiatan bengkel dapat menimbulkan polusi suara (memiliki tingkat kebisingan yang tinggi) namun tidak mengesampingkan jalur transportasi yang baik. Alternatif yang lain adalah dengan menempatkan di luar kota dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan yang relatif lebih murah. Perkakas pendukung pada tipe ini akan lebih lengkap dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut:

1. Perlenkapan untuk bongkar pasang alat dan mesin

2. Peralatan untuk meng-las, mengebor, menggurinda, dll

3. Pekerjaan untuk kerja logam (tuang, tempa, skrap, frais, bubut)

4. Peralatan untuk menyetrum baterai

5. Peralatan untuk perbaikan logam

6. Gudang untuk menyimpan alat-alat bengkel

7. Guadang untuk suku cadang

8. Tempat untuk bagian perkayuan

9. Ruang kantor untuk pimpinan bengkel dan administrasi.

Tataletak bengkel merupakan bagian dari pemeliharaan bengkel secara keseluruhan, menyangkut masalah penempatan alat dan mesin perbengkelan. Bengkel yang mempunyai tataletak peralatan dan mesin yang baik, dapat memberikan keleluasaan dalam bekerja. Namun penempatan posisi alat dan mesin tidak terlalu berjauhan dan penyusunannya berurut. Penyusunan alat dan mesin yang baik dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya:

1. Memudahkan pemeliharaan alat dan mesin yang ada didalam bengkel.

2. Keamanan dalam bengkel.

3. Keamanan peralatan dan perlengkapan bengkel.

4. Keselarasan ruang kerja.

5. Memperkecil peluang terjadinya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.

Sehingga dengan mengetahui kondisi bengkel yang akan didirikan kita juga harus memperhatikan keselamatan kerja para pegawai. Karena hal ini sangat penting guna kelancaran proses kegiatannya. Keselamatan dapat diartikan sebagai sebuah keamanan yang menjamin kelancaran sebuah kegiatan yang ada di bengkel. Keselamatan kerja dalam perbengkelan tentu saja harus ditunjang oleh perlengkapan keselamatan kerja, selain itu para pekerja yang ada di bengkel pun haruslah memahami mengenai keselamatan kerja. Faktor keselamatan kerja ini haruslah menjadi aspek penting yang harus dibangun oleh beberapa pihak baik dari pekerja ataupun dari pihak pemilik perusahaan.Cara yang baik dan mudah dalam menjaga keselamatan adalah mengenali karakter peralatan yang terpasang di dalam bengkel, cara, prosedur, dan persyaratan penggunanya artinya dalam pengaturan penempatan, penyediaan energi listrik, dsb. Haruslah mengikuti persyaratan keamanan. Di dalam bengkel harus disediakan lemari obat-obatan, P3K, dll. Untuk keperluan pertolongan kecelakaan. Juga harus tersedia alat pemadam kebakaran, pasir, dan alat penyemprot air. Usaha pencegahan kecelakaan harus lebih diperhatikanProgram keselamatan kerja yang baik adalah program yang terpadu dengan pekerjaan sehari-hari (rutin), sehingga sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal ini wajar, karena perusahaan yang bekerja aman. Apabila kecelakaan terjadi menimpa tubuh atau jiwa seseorang, maka diharapkan setiap pekerja menguasai P3K. Begitu pula tata laksana bengkel merupakan suatu penunjang yang utama dalam ketertiban jalannya pemakaian perkakas, mesin, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya. Tata laksana bengkel yang tercatat rapi dan sesuai dengan tempatnya membuat kecelakaan dapat diminimalisir atau mungkin dapat dihilangkan.

1.2Tata Letak Bengkel "Tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut;

Pengaturan tata letak (layout) dari suatu fasilitas pelayanan dan area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Kita tidak dapat menghindarinya, sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan atau mesin didalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup yang kecil dan sederhana. Pengaturan departemen-departemen dalam sebuah industri (dimana fasilitas-fasilitas produksi akan diletakan dalam masing-masing departemen sesuai dengan pengelompokkannya) akan didasarkan pada aliran bahan (material) yang bergerak diantara fasilitas-fasilitas produksi atau departemen-departemen tersebut.

1.3Administrasi Perbengkelan

Kelangsungan kegiatan perbengkelan yang baik perlu didukung sistem pengelolaan yang baik pula. Dalam pengelolaan bengkel akan mencakup jenis peralatan, jumlah peralatan yang dimiliki, ketersediaan suku cadang, kepemilikan perkakas, dll. Untuk memudahkan pengelolaan peralatan, perkakas, alat bantu, serta suku cadang bagi peralatan maupun untuk perawatan traktor diperlukan sistem administrasi perbengkelan. Fungsi bengkel disamping untuk melakukan proses produksi pembuatan alat atau mesin dan perbaikan, juga berfungsi untuk melakukan perawatan terhadap alat maupun mesin yang telah ada, termasuk juga pealatan perbengkelan sendiri. Oleh karena itu fungsi bengkel juga harus dapat melayani perawatan dan pemeliharaan berkala bagi mesin dan perkakas yang dimiliki, misalnya pemeliharaan mesin bubut, generator, traktor, serta mesin diselnya.

1.4Menata Peralatan Dan Administrasi Perbengkelan

Dalam kegiatan perbengkelan akan melibatkan tenaga kerja manusia, bahankonstruksi dan perkakas perbengkelan. Untuk mendukung kelangsungan proses kerja perbengkelan dengan baik, maka dibutuhkan penataan peralatan dan pengelolaan bengkel yang didukung dengan sistem administrasi yang baik. Yang dimaksud dengan penataan peralatan adalah pengaturan tata letak peralatan atau perkakas bengkel yang disesuaikan dengan tahapan proses kerja yang umum berlaku di dalam kegiatan perbengkelan.

1.5 Skema Tata Letak

1.6 Peralatan Perbengkelan

1. Obeng dan kunci-kunci

Prinsip kerjanya perkakas ini adalah memutar (torsi) kepala sekrup dengan menggunakan obeng , atau mur dari pasangan bautnya dengan menggunakan kunci-kunci (seperti kunci pas, ring, sok, inggris, dll.). Kegunaannya untuk mengencangkan atau melonggarkan sekrup, dan ikatan mur-baut

2. Palu

Prinsip kerja perkakas ini adalah dengan pukulan atau tumbukan. Perkakas palu terdiri dari kepala palu dan tangkai palu. Bagian kepala palu berfungsi untuk memukul benda kerja agar membentuk suatu objek yang diinginkan dengan mengayunkannya, sedangkan objeknya ditempatkan di atas landasan. Kegunaannya untuk meratakan dan meluruskan plat atau pipa; menempa, memukul pahat, pasak, dll.

2. Perkakas Las

Mengelas adalah suatu proses penyambungan logam dengan logam lainnya dengan mengikutsertakan energi panas, dengan atau tanpa tekanan, dengan atau tanpa logam pengisi.

Cara lain dalam penyambungan logam dikenal dengan :

1. Penyambungan logam dengan mur-baut

2. Penyambungan logam dengan paku keling

3. Penyambungan logam dengan pasak

4. Penyambungan logam dengan patri

5. Penyambungan logam dengan lipatan

Jadi penyambungan logam dengan cara pengelasan akan berbeda dengan cara penyambungan logam yang lainnya karena tidak menggunakan energi panas. Dengan pengertian di atas, maka penyambungan logam dengan pengelasan dapat dibedakan menjadi pengelasan dengan asetilen dan pengelasan dengan listrik. Pengelasan dengan gas asetilen atau dikenalpula dengan las karbit, dimana gas asetilen yang ditampung di dalam suatu tabung besi. Gas yang lain adalah gas oksigen yang ditampung di dalam tabung besi pula dan memiliki tekanan yang tinggi. Kedua gas tersebut selanjutnya disalurkan dan dicampur di dalam brander, maka campuran kedua macam gas tersebut akan mudah terbakar.

Prinsip kerja alat ini berdasarkan proses pembakaran campuran gas asetilin dan oksigen yang bertekanan dengan perbandingan yang sesuai dengan cara mengaturnya melalui katup pada alat pembakarnya (brander). Brander berfungsi mengatur campuran gas yang dikeluarkan melaui saluran nosel, sehingga intensitas panas dari api hasil pembakaran campuran gas dapat diatur dengan memilih jenis nosel yang digunakan pada pengelasan.

3. Tang

Prinsip kerja perkakas penjepit ini misalnya pada tang, tang yang dapat dikunci, adalah suatu perkakas yang terdiri dari dua bilah yang bekerja dengan prinsip tuas (seperti gunting), yang mampu menjepit suatu objek Kegunaannya untuk memegang dengan menjepit suatu benda kerja atau objek

4. Kikir

Prinsip kerja perkakas ini adalah sebuah bilah atau batang baja yang memiliki permukaan yang kasar yang dapat difungsikan untuk mengikis objek dengan cara diayun maju dan mundur. Contoh perkakas ini misalnya kikir Kegunaannya untuk mengikis logam atau membuat bentuk benda kerja.

5. Perkakas Bor Duduk listrik

Bor duduk merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.

Bagian-bagian dari perkakas bor duduk listrik:

1. Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak

2. Sistem transmisi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor penggerak ke poros pemutar cak

3. Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor kepermukaan benda kerja

4. Cak dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak

5. Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang sedang ditangani

6. Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas bor di atas rangka atau meja

7. Sistem transmisi daya dan putaran dari motor listrik ke poros penggerak cakGambar Perkakas Bor Duduk Listrik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Design Bengkel. http://www.google.co.id/search?q=macam-macam+alat+potong+%28tang%29&btnG=Telusuri&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hs=l4j [ 23 Mei 2009].

Anonim. 2006. Pengelasan. http://www.grisoft.com/doc/downloads-updates/us/crp/0 [ 23 Mei 2009].Department of Labor and Immigration. 1975. Turning Between Centres 1. Canberra: Basic Trade Manual. Australian Government Publishing.

Gatot, Bintoro. 2000. Dasar-dasar Pekerjaan Las. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.