pt. pipit mutiara jaya

37
PENATAAN LAHAN PADA KEGIATAN REKLAMASI PASCA TAMBANG BATUBARA DI PT. PIPIT MUTIARA JAYA SITE BEBATU KECAMATAN SESAYAP HILIR KABUPATEN TANA TIDUNG PROVINSI KALIMANTAN UTARA PROPOSAL TUGAS AKHIR Oleh : ADRI YONATHAN NIM. DBD 110 083 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK

Upload: adrie-yonathan

Post on 10-Dec-2015

95 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Reklamasi daratan, biasanya disebut reklamasi, adalah proses pembuatan daratan baru dari dasar laut atau dasar sungai. Tanah yang direklamasi disebut tanah reklamasi atau landfill.Pengeringan rawa untuk dijadikan pertanian adalah contoh bentuk penghancuran habitat. Di beberapa daerah di dunia, proyek reklamasi baru dibatasi atau tidak lagi diperbolehkan karena ada ikatan hukum perlindungan lingkungan.

TRANSCRIPT

Page 1: Pt. Pipit Mutiara Jaya

PENATAAN LAHAN PADA KEGIATAN REKLAMASI PASCA

TAMBANG BATUBARA DI PT. PIPIT MUTIARA JAYA SITE

BEBATU KECAMATAN SESAYAP HILIR KABUPATEN TANA

TIDUNG PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

ADRI YONATHAN

NIM. DBD 110 083

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2015

Page 2: Pt. Pipit Mutiara Jaya

Palangkaraya, Agustus 2015

Page 3: Pt. Pipit Mutiara Jaya

I. LATAR BELAKANG

Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pasca tambang.

Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan

adalah teknik penambangan terbuka dengan metoda gali-isi kembali (back

filling methods), penggunaan teknik ini mengakibatkan terjadinya pembukaan

areal bervegetasi dan mempunyai kecenderungan untuk bertambah seiring

dengan bertambah luasnya areal tambang. Penggunaan teknik ini juga

menyebabkan terjadinya lahan kritis karena hilangnya vegetasi penutup tanah,

adanya tekanan berat dari pukulan air hujan, erosi, sentuhan langsung cahaya

matahari dan terjadinya pemadatan tanah akibat aktifitas alat berat. Untuk

menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan penambangan

dengan teknik penambangan terbuka, maka dilakukan kegiatan reklamasi lahan

bekas tambang untuk memperbaiki kondisi areal yang terbuka.

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan

umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.

Pada tahapan kegiatan reklamasi akan di analisa berapa biaya yang perlukan

untuk tahapan tersebut, agar perusahaan dapat memperkirakan biaya yang akan

di gunakan nanti pada saat tahapan kegiatan pasca tambang tersebut

Page 4: Pt. Pipit Mutiara Jaya

dilaksanakan. Maka dari itu penulis mengambil judul tersebut “Penataan Lahan

Pada Kegiatan Reklamasi Pasca Tambang Batubara Di PT. PIPIT MUTIARA

JAYA SITE BEBATU KECAMATAN SESAYAP HILIR KABUPATEN

TANA TIDUNG PROVINSI KALIMANTAN UTARA”.

II. MAKSUD DAN TUJUAN PENILITIAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki atau

mengembalikan kemanfaatan tanah semula akibat usaha penambangan

Batubara di PT. Pipit Mutiara Jaya, sehingga dampak negatif dari kegiatan

penambangan dapat berkurang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menata dan memperbaiki kondisi

daerah yang telah ditambang (rusak) menjadi lahan yang produktif, sehingga

setelah penambangan pada daerah tersebut berakhir, lahan tersebut dapat

dimanfaatkan dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.

III. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan diangkat pada penelitian ini antara lain :

1. Seperti apakah metode yang digunakan pada penataan lahan di

PT. Pipit Mutiara Jaya?

2. Alat berat apa yang di gunakan pada proses penataan lahan di

PT. Pipit Mutiara Jaya?

3. Berapa total biaya pada proses penataan lahan untuk kegiatan reklamasi

di PT. Pipit Mutiara Jaya?

Page 5: Pt. Pipit Mutiara Jaya

IV. BATASAN MASALAH

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal maka perlu dibatasi

permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1. Penelitian hanya pada metode yang digunakan PT. Pipit Mutiara Jaya

dalam penataan lahan untuk kegiatan reklamasi.

2. Alat – alat berat hanya yang digunakan pada tahapan penataan lahan.

3. Tidak membahas secara detail kinerja dan produktivitas alat – alat berat

yang digunakan.

4. Biaya yang dihitung hanya biaya pada kegiatan penataan lahan.

Page 6: Pt. Pipit Mutiara Jaya

V. DASAR TEORI

1. Kondisi Tanah

Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui

keadaan tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi

dapat dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan

dengan operasi penambangan.

Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah :

- Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun tanahnya

belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.

- Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.

Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan

tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang

dan keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :

a. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan

pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat

menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah

warna tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor :

- Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap

coklat.

- Mangan, tanah berwarna gelap.

- Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.

Page 7: Pt. Pipit Mutiara Jaya

- Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin dan garam-garam karbonat akan

memperlihatkan warna puth/pucat pada tanah.

Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah dipengaruhi oleh

kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab.

Warna tanah dapat dipakai untuk :

- Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna tanah

makin besar kandungan bahan organiknya.

- Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah, dimana

warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna

kelabu/pucat menandakan drainase yang jelek.

- Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.

- Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.

- Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan

menunjukkan kadar besi tinggi.

b. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam

tanah, ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah

dalam kandungan bahan organik.

Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan

sebagai makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur

hara terdiri dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak

yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam

jumlah sedikit yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co.

Page 8: Pt. Pipit Mutiara Jaya

Kandungan unsur hara dinyatakan dalam kriteria sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain itu ketersediaan unsur hara sangat

ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman tanah.

c. Ketebalan top soil tanah

Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-45

cm atau lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting,

pada lapisan inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh

tumbuh-tumbuhan untuk hidup.

Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral

yang sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini.

Mikroflora dan dan demikianpula mikrofauna atau jazad renik biologis

(bakteri, cacing tanah, serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top

soil ini menyuburkan tanah dalam lingkungannya, sehingga tanaman dapat

tumbuh dengan baik.

d. Kelembaban tanah

Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi.

Air di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur danstruktur, semakin

halus liat tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat lebih

halus permukaannya daripada tanah berpasir, semakin besar ukurannya

makin sedikit air yang diikat pada satu satuan yang sama. Pada keadaan

lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya jangan

sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.

Page 9: Pt. Pipit Mutiara Jaya

e. Kedalaman Tanah (solumn)

Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui

terutama pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan

pertanian apabila solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya

maka lebih mudah ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau

pemeliharaan terhadap tanah tersebut.

f. Tekstur tanah

Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup.

Bahan padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik

terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar

ukurannya dibagi dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10

mm, kerikil 2-10 mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02

mm. Pasir, debu, dan liat merupakan fraksi utama.

Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk

menentukan golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu,

dan liat tanah dapat dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :

- Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan pasirnya >

70% yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak

lekat

- Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan debu-liat

relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu

lekat. Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat baik

untuk penanaman.

Page 10: Pt. Pipit Mutiara Jaya

- Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah liat

sangat lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.

Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu

diperhatikan adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam

penimbunan tanah penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi.

Untuk itu diperlukan pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang

erosi.

Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya

merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan

air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat

tindakan manusia. Sehubungan dengan itu kita mengenal :

a. Normal (geological erosion)

Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam

melalui tahap-tahap :

- Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke

dalam partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.

- Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui

penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.

- Pengendapan partikel-partikel tanah yang trerpindahkan atau terangkut

tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai.

Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang

hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan

kemungkinan kerugiannyapun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya

Page 11: Pt. Pipit Mutiara Jaya

partikel-partikel tanah yang dipindahklan atau terangkut seimbang dengan

banyaknya tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.

b. Accelerated Erosion

Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat

tindakan manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan

kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D.

D. Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya “Soil Physics” terjadinya erosi

tanah sangat tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan

aliran air, vegetasi, kemampuan tanah untuk menahan penyebaran air

(infiltrasi) serta faktor kegiatan dan perilaku manusia.

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan,

temperatur, angin, kelembabab, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor

iklim tersebut hujan merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah.

Sifat-sifat hujan berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan

mempunya kemampuan yang besar untuk menghancurkan butiran tanah

serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya

curah hujan cukup tinggi dan data yang diperoleh dari alat ombrometer

berupa data jumlah hujan.

Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap

daya rusak dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan

permukaan), kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk

Page 12: Pt. Pipit Mutiara Jaya

menentukan volume limpasa permukaan yang mengikis dan mengangkut

hancuran tanah).

2. Pengawetan Tanah

Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya

lapisan tanah akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha

untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi

dengan cara mekanis yang meliputi :

- Pembuatan sengkedan atau terasering pada tanah miring.

- Pembuatan jalur-jalur aliran air pada tempat-tempat tertentu (water ways).

- Pembuatan lubang-lubang dan selokan-selokan pada tempat-tempat

tertentu.

- Mengadakan pengolahan tanah yang tepat yaitu menurut arah kontur dan

memotong kontur.

Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk

mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off), sebelum aliran ini

dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya. Aliran air disalurkan dengan baik

dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi.

Sistim pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

a. Teras Datar (Gundulan)

Teras ini cocok diterapkan untuk lereng yang memiliki kemiringan 3 %,

dengan maksud untuk mengendalikan aliran permukaan yang mengalir

menurut arah lereng. Teras ini dibuat tepat dengan garis kontur, terutama

pada tanah yang mempunyai permeabilitas besar, sehingga tidak terjadi

Page 13: Pt. Pipit Mutiara Jaya

penggenangan atau luapan melalui guludan. Teras ini dibuat sejajar kontur

dengan jalan membuat tanggul yang diberi saluran diatasnya. Guludan yang

sudah terjadi sebaiknya ditanami rumput untuk menjaga kestabilannya

TERAS DATAR (GUNDULAN)

b. Teras Kridit

Teras ini merupakan penyempurnaan dari teras guludan. Dengan

membuat tempat penampungan lumpur yang lebih besar dengan tujuan untuk

mengarahkan pengikisan bidang agar menjadi rata dan terbentuk teras

bangku. Bentuk teras ini dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 3-

10% disesuaikan dengan keadaan tanah dan kondisi setempat. Jarak antara

jalur biasanya 5-12 m. Tanaman penguat teras sebaiknya dibuat datar, namun

apabila tidak mungkin maka guludan sebaiknya ditanami rumput atau diberi

batu.

Page 14: Pt. Pipit Mutiara Jaya

TERAS KRIDIT

c. Teras Bangku

Teras bangku memiliki bentuk yang khas yaitu antara bidang lereng

dibatasi terjunan. Teras ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bidang

lereng, guludan talud dan saluran air. Pembentukan teras bangku ini

dianjurkan pada lahan dengan kemiringan 10-30%. Teras ini dibuat dengan

tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah akibat erosi. Dibuat dengan

jalan memotong lereng dan meratakan tanah bagian bawah sehingga menjadi

bentuk bangku. Pada tepi teras dibuat guludan dengan lebar sekitar 20 cm.

Dibagian dalam bidang teras dibuat saluran dengan lebar 15 cm dan dalam

25cm.

Page 15: Pt. Pipit Mutiara Jaya

TERAS BANGKU

Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk

diketahui terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara

musiman ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa

ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air.

Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal dan air

tanah dalam.

a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh curah

hujan/intensitas curah hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.

b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh curah

hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan

maupun di musim kemarau. Letaknya jau di dalam tanah dan biasanya

terletak di atas batuan/tanah yang permiabel tanah/batuan yang kedap air.

Page 16: Pt. Pipit Mutiara Jaya

VI. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode

perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada

waktu sekarang. Teknik pengumpulan data ditempuh dengan prosedur

penelitian yang mencakup:

a) Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang

menunjang kegiatan penelitian, yang diperoleh dari :

- Instansi yang terkait dalam permasalahan

- Perpustakaan

- Grafik dan Tabel

- Informasi penunjang lainnya.

b) Penelitian di Lapangan

Penelitian di lapangan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

- Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang

terkait dengan permasalahanyang akan dibahas.

- Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah.

- Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar

penelitian yang dilakukan tidak meluas serta yang diambil dapat

digunakan secara efektif.

Page 17: Pt. Pipit Mutiara Jaya

c) Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara :

- Melakukan pengukuran-pengukuran

- Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung

- Mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan dan

wawancara seperlunya.

d) Perhitungan matematis berdasarkan teori

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan perhitungan

berdasarkan teori yang ada dan data hasil penelitian.

e) Analisa data

Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian dilakukan

analisa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan

hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.

f) Kesimpulan

Setelah pengolahan dan analisa data kemudian dilakukan

pengambilan suatu kesimpulan tentang hasil penyelidikan atau penelitian

yang telah dilakukan.

Page 18: Pt. Pipit Mutiara Jaya

VII. RENCANA DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL

HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

SARI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1.4.2 Manfaat Penenlitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan Batubara

2.2 Pengertian Reklamasi

Page 19: Pt. Pipit Mutiara Jaya

1.2.1 Dasar Pengelolaan Lingkungan

1.2.2 Pemetaan

1.2.3 Peralatan yang Digunakan

2.3 Karakteristik Lahan Pasca Tambang

2.4.1 Kondisi Fisik Lahan

2.4.2 Kondisi Kimia Lahan

2.4.3 Kondisi Biologi Lahan

2.4 Rencana Teknis Reklamasi

2.5.1 Pengaturan Bentuk Lahan

2.5.2 Pengolahan Tanah Pucuk (top soil)

2.6 Perencanaan Revegetasi lahan Pasca Penambangan.

2.6.1 Persiapan Pembibitan

2.6.2 Pemilihan Jenis Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian daerah

3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

3.1.3 Flora dan Fauna

3.1.4 Sosial dan Kependudukan

3.2 Kondisi Geoligi

3.2.1 Geologi Regional

Page 20: Pt. Pipit Mutiara Jaya

3.2.2 Geologi Lokal

3.3 Tata Laksana

3.3.1 Langkah Kerja

3.3.2 Metode Penelitian

3.3.3 Analisa Hasil

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

3.4.2 Sumber Data

3.5 Alat Dan Bahan

3.6 Lokasi Penelitian

3.7 Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUP

Page 21: Pt. Pipit Mutiara Jaya

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

VIII. DIAGRAM ALIR DAN PRINSIP KERJA

Bagan alir kegiatan Tugas Akhir pada PT. Pipit Mutiara Jaya adalah

sebagai berikut :

Mulai

Rumusan Masalah : 1. Seperti apakah metode yang digunakan pada penataan lahan di PT. Pipit

Mutiara Jaya ?2. Alat berat apa yang di gunakan pada proses penataan lahan di PT. Pipit

Mutiara Jaya ?3. Berapa total biaya pada proses penataan lahan untuk kegiatan reklamasi di

PT. Pipit Mutiara Jaya ?

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer : Metode analisa yang digunakan

perusahaan. Data tahapan-tahapan dalam

penataan lahan Data alat-alat yang digunakan

dalam penataan lahan

Data Sekunder : Peta Kesampaian Daerah

Penelitian Peta Geologi Regional Daerah

Penelitian Peta Geologi Daerah Penelitian Profil perusahaan Peta tata guna lahan Data anggaran biaya penataan

Page 22: Pt. Pipit Mutiara Jaya

IX. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Rencana kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, pada

bulan Agustus 2015 sampai bulan September 2015 dengan jadwal kegiatan

sebagai berikut:

Tabel Rencana Waktu Penelitian Tugas Akhir

No KegiatanWaktu (minggu)

1 2 3 4 5 6 7

1. Masa Orientasi

2. Pengamatan di lapangan

3. Pengambilan Data

Primer & Sekunder

4. Pengolahan dan

Analisa Data

Data Primer : Metode analisa yang digunakan

perusahaan. Data tahapan-tahapan dalam

penataan lahan Data alat-alat yang digunakan

dalam penataan lahan

Data Sekunder : Peta Kesampaian Daerah

Penelitian Peta Geologi Regional Daerah

Penelitian Peta Geologi Daerah Penelitian Profil perusahaan Peta tata guna lahan Data anggaran biaya penataan

Pengolahan Data

Selesai

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 23: Pt. Pipit Mutiara Jaya

Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan pihak

perusahaan.

X. TEMPAT PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini bertempat di wilayah PT. Pipit Mutiara Jaya Site

Bebatu Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung Provinsi

Kalimantan Utara.

XI. PENUTUP

Dengan proposal yang diajukan dan judul penelitian yang saya ambil,

sekiranya dari perusahaan dapat menerimanya, dan apabila judul yang saya

ajukan tidak sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini ataupun ada

permasalahan lain sehingga judul penelitian saya tidak dapat dilaksanakan,

adapun harapan saya untuk perusahaan dapat memberikan saya masukan yang

lain untuk melakukan penelitian di PT. Pipit Mutiara Jaya.

XII. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Buku Panduan pelaksanaan dan penulisan Tugas Akhir. Jurusan

Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik. Palangka Raya.

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Page 24: Pt. Pipit Mutiara Jaya

Curriculum Vitae

1. IDENTITASNama : Adri YonathanAlamat : Jl. Menteng 16 No.30a PalangkarayaKode Post : 73112 (Palangka Raya)Nomor Telepon : 085651987125Email : [email protected] Kelamin : Laki-lakiTempat Tanggal Kelahiran : Kuala Kapuas, 2 Oktober 1992Bahasa : Indonesia, Banjar, Dayak Status : Belum MenikahWarga Negara : IndonesiaAgama : Kristen Protestan

2. RIWAYAT PENDIDIKAN 1997 – 1998 : TK IDHATA I (Pulang pisau)1998 – 2004 : SD NEGERI BARIMBA I (kelas 1 cawu I-II)

SD NEGERI BANGKALAAN. D (kelas 1 cawu III ) SD NEGERI. T. PANGERAN 1 (kelas 2, 3, 4 cawu 1 ) SD NEGERI TAMPA I (kelas 4 cawu II-III, 5, 6)

2004 – 2007 : SMP NEGERI 1 PULAU MALAN2007 – 2010 : SMA I BANAMA TINGANG (KELAS 1)

Page 25: Pt. Pipit Mutiara Jaya

SMA KRISTEN PALANGKA RAYA (KELAS 2, 3)

3. Pengalaman Organisasi- Anggota Persekutuan Sivitas Akademika Kristen (PSAK) Universitas

Palangkaraya

4. Pengalaman Kerja : -

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Palangka Raya, Agustus 2015

Hormat saya,

Adri Yonathan

Page 26: Pt. Pipit Mutiara Jaya
Page 27: Pt. Pipit Mutiara Jaya