studi tentang pengaturan kewajiban lindung nilai

23
LINDUNG NILAI SARANA HUKUM MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN (Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai) DISERTASI Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Di bawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Subhilhar, Ph.D. Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara OLEH : S U T R I S N O NIM. 088101007/HK PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2 0 1 5

Upload: duonghanh

Post on 14-Jan-2017

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

LINDUNG NILAI SARANA HUKUM MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN

(Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Di bawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof. Subhilhar, Ph.D. Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

S U T R I S N O NIM. 088101007/HK

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2 0 1 5

Page 2: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

LINDUNG NILAI SARANA HUKUM MENJAGA STABILITAS PEREKONOMIAN

(Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)

DISERTASI

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Di bawah Pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof. Subhilhar, Ph.D. Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

S U T R I S N O NIM. 088101007/ HK

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2 0 1 5

Page 3: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai
Page 4: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai
Page 5: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai
Page 6: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

ABSTRAK

Nama : Sutrisno, S.H., M.Kn Promotor : Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.H

Kopromotor : Dr..Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M, Prof.Dr.TanKamello, S.H., M.S

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar merupakan momentum penting bagi Indonesia masuk dalam rezim devisa dan nilai tukar bebas. Peraturan dalam Undang-Undang itu menyebabkan sistem devisa dan nilai tukar di Indonesia terlalu liberal mengakibatkan pergerakan nilai tukar mata uang yang bersifat volatile. Akibat volatilitas yang tinggi tersebut memunculkan masalah hukum kontrak derivatif pada tahun 2008. Masalah hukum dimaksud adalah produk derivatif valuta asing (foreign exchange derivative) yang ditawarkan bank kepada nasabah ternyata bukan merupakan lindung nilai (hedging) melainkan produk spekulatif. Nasabah merasa dirugikan dan melakukan gugatan kepada bank dengan menyebutkan bank melakukan tindakan penyalahgunaan keadaan (“misbruik van omstandigheden”–“undue influence”). Sejak sengketa derivatif (structured product) pada tahun 2008. Otoritas moneter telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/26/PBI/2009 yang ditetapkan pada 1 Juli 2009 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Structured Product Bagi Bank Umum. Kemudian disusul oleh peraturan lain yang terkait prinsip kehati-hatian transaksi derivatif. Semua peraturan yang dikeluarkan dimaksudkan untuk memperketat ruang gerak transaksi derivatif valuta asing khususnya structured product, namun demikian belum ada penegasan tentang kewajiban untuk menggunakan derivatif sebagai lindung nilai.

Lindung nilai menjadi kebutuhan negara dengan pertumbuhan yang cepat (emerging market) salah satunya Indonesia. Untuk mendukung argumen penulis bahwa tindakan lindung nilai merupakan tindakan tepat bagi negara yang menganut rezim devisa bebas dan nilai tukar mengambang seperti Indonesia. Dalam penelitian ini penulis akan menghitung pareto cost efficiency yang merupakan pilihan rasional untuk mengalokasikan sumber daya yang paling menguntungkan. Selain itu lindung nilai merupakan win win solution dimana all parties better off, yaitu masyarakat, bank dan pemerintah. Diharapkan dengan tercapainya efisiensi maka fungsi hukum sebagai sarana rekayasa sosial (law as a tool of social engeneering) dapat berjalan secara maksimal di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian, sistem devisa dan nilai tukar mengambang bebas (free flooting exchange rate) bukan menjadi sesuatu yang dilarang atau diharamkan di Indonesia. Sistem devisa dan nilai tukar bebas perlu diatur dengan peraturan yang tepat dan efisien. Pengalaman krisis tahun dan tahun 2008 menunjukkan telah terjadi pergeseran dari wilayah privat kepada wilayah kepentingan publik. Artinya ketika hukum perdata (privat) menyebabkan kerugian atau dampak buruk kepada keselamatan banyak orang (publik) maka pada saat itu kepentingan umum wajib dijaga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis merekomendasikan : Pengaturan rezim devisa bebas dan nilai tukar mengambang bebas harus dikritisi agar aturan mengenai devisa dan nilai tukar tidak merugikan perekonomian dan nilai tukar di Indonesia. Untuk itu sudah saatnya lindung nilai dimasukkan dalam wilayah hukum publik. Kata Kunci : Produk Terstruktur, Lindung Nilai, Efisiensi, Peraturan Kehati-hatian, Hukum Publik

Page 7: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

ABSTRACT

Name : Sutrisno, S.H., M.Kn Promotor : Prof.Dr.Bismar Nasution, S.H., M.H

Copromotor : Dr..Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M, Prof.Dr.TanKamello, S.H., M.S Law Number 24 year 1999 on Foreign Exchange and Exchange Rate System (Foreign

Exchange Law), defined as an important momentum to Indonesia entry to free trade and exchange regime. Regulation in that law caused foreign exchange system and foreign exchange rate in Indonesia went liberally. Free floating exchange rate made currency exchange movement is volatile. High volatility has caused problems of derivative contract regulation on 2008. That was foreign exchange derivative problem, which was proposed by bank to customer, was not a hedging product but a speculative one. Customers are felt disadvantaged and accused bank claimed bank did misused of condition (misbruik van omstandigheden – undue influence). Since derivative (structured product) dispute in 2008, Monetary Authority has issued Bank Indonesia Regulation (PBI) Number 11/26/PBI/2009 that established on 1st July 2009, on the Principles of Prudential Regulation on Implementation of Structured Product Activity by Commercial Bank. Then followed by another regulation related to principles of prudential regulations of derivative transaction. Even though regulations related to ruled derivative are in common, the truth are those are functioning in tightening foreign derivative transaction accessibility, especially structured product. But obligation in using derivative, as a hedging is not stated explicitly.

Hedging is becoming a nation need with fast growth emerging market, such as Indonesia. In order to support writer’s arguments that hedging act is a right act to a nation with a free foreign exchange and floating rate such as Indonesia. Writer in this research will measure pareto cost efficiency, which is a rational option to allocate the most valuable resource. Hedging is a win-win solution which all parties better off, there are people, bank, and government. It is hoped with efficiency achievement, therefore “Law as a tool of social engineering” could be running maximally in Indonesia.

Based on research, foreign exchange system and free-floating exchange rate are not something prohibited anymore in Indonesia. Foreign exchange system and free-floating exchange rate should be managed well with right and efficient regulations. Crisis experiences on 2008 showed us there are shift from private law section to public law section. That means when private laws are causing loss or bad effect to a lot of people (public) safety, therefore public interest should be covered up. Based on the research result writer recommended : The regulations about free foreign exchange and free floating exchange rate regime must be criticized in order not giving negative effects and disturb economy and exchange rate. It is the right time that hedging should be included in public law section.

Keywords : Structured Product, Hedging, Efficiency, Prudential Regulation, Public Law

Page 8: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

KATA PENGANTAR Berkat Keagungan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang pada akhirnya

penelitian disertasi yang menjadi tugas akhir dan persyaratan untuk menyelesaikan Program

Studi Doktor Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara dapat penulis selesaikan. Bermula dari

ketertarikan penulis sebagai mantan praktisi perbankan yang melihat adanya kekosongan hukum

yang mengatur transaksi derivatif valuta asing dalam praktek hukum perbankan. Maka dibuatlah

disertasi ini dengan judul “Lindung Nilai Sarana Hukum Menjaga Stabilitas Perekonomian

(Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai)”.

Usaha bank sangat unik untuk dikaji, bisnis penuh kepercayaan (trust) sekaligus

merangkap bisnis paling beresiko (high risk business). Perkembangan teknologi telah

menawarkan kemudahan bagi nasabah bank untuk memperoleh financial services melalui

kecanggihan fitur produk derivatif yang bukan saja menarik tetapi sekaligus mengandung resiko.

Krisis ekonomi tahun 2008 di Indonesia adalah contoh dari resiko transaksi derivatif yang

menyebabkan nasabah dirugikan dan sistem perbankan juga menjadi rapuh akibat hilangnya

kepercayaan nasabah kepada bank. Pengadilan diramaikan dengan munculnya sengketa transaksi

derivatif valuta asing dalam bentuk structured product. Nasabah merasa dirugikan dan

melakukan gugatan kepada bank dengan menyebutkan bank melakukan tindakan

penyalahgunaan keadaan (“misbruik van omstandigheden”–“undue influence”). Dari semua

gugatan itu, ada sisi yang menarik untuk dicermati dan menjadi objek penelitian yaitu semua

gugatan didasari alasan yang sama yaitu menuding bank telah memanipulasi dengan

menawarkan produk spekulatif dengan bungkus lindung nilai (hedging).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak

terhingga kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H selaku Promotor

Page 9: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

beserta Dr. Zulkarnain Sitompul, S.H., LL.M dan Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S selaku

Kopromotor. Berkat perhatian dan bimbingan yang diberikan telah memunculkan self motivation

dan inspirasi kepada penulis untuk tanpa ragu menyelesaikan pendidikan sampai kepada jenjang

tertinggi di Strata-3 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis juga

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada yang amat terpelajar

Prof. Dr. Sunarmi,S.H., M.S, Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum dan Dr. Polin L.R. Pospos,

S.E., M.A selaku penguji disertasi yang memberikan kritik, masukan, saran-saran yang sungguh

berharga untuk memperkaya dan menyempurnakan disertasi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Subhilhar, Ph.D.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum atas

peluang dan kesempatan yang diberikan untuk mengikuti Studi Doktor Ilmu Hukum di

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ketua Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof.

Dr. Suhaidi, S.H., M.H, atas motivasi yang diberikan setiap kali bertemu dengan penulis.

4. Seluruh Dosen/Staf Pengajar Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pegawai pada sekretariat Program Studi Doktor Ilmu Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa memberikan keramahan dan pelayanan prima

dalam mengurus administrasi di Kampus Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

6. Seluruh rekan-rekan Program Studi Doktor Ilmu Hukum angkatan tahun 2008/2009 di

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, baik yang telah lebih dahulu menyelesaikan

Page 10: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Program Studi Doktor maupun yang masih dalam proses penyelesaian Program Studi Doktor.

Komunikasi baik yang terjalin dan saling memberikan semangat sangat efektif menjadikan

penulis tetap bersemangat menghadapi berbagai rintangan untuk menyelesaikan pendidikan

Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Almarhum Abul Khair, S.H., M.Hum, yang gigih dan bersemangat untuk belajar studi

sampai pada akhir hayatnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik

disisinya.

8. Almarhum Sensei Winta Karna, guru besar karate Kala Hitam, yang mengajarkan penulis

menjadi orang yang kuat fisik dan mental dalam menghadapi tantangan hidup. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik disisinya.

9. Orang Tua Kandung Bapak Kie Tjui Lai dan Ibu Ong Siok Hong, melalui kesederhanaan

hidup memberikan pengajaran moral bagi penulis untuk hidup jujur dan bekerja keras.

10. Bapak Mertua Ng Tjek Pak dan Ibu Mertua Tan Mie Lie, yang memberikan dukungan penuh

dengan menjaga dan merawat anak-anak penulis, sehingga penulis memiliki waktu yang

cukup untuk belajar dan mencari nafkah bagi keluarga.

11. Khusus kepada Istri tercinta Diana, S.E yang hidup bersama senang maupun susah dukungan

mu tiadatara, tak cukup dengan kata-kata dan air mata, kesuksesan tidak mungkin diraih

tanpa istri yang senantiasa mendukung suaminya.

12. Buah hati yang sangat tersayang Ivanna Olivera Sutrisno, Ivanni Sutrisno, Olivia Sutrisno

yang memberikan inspirasi untuk terus maju, capek pun tiada mengapa setelah melihat kalian

bertiga rasa itu hilang begitu saja, yang ada adalah semangat dan lebih semangat lagi

menghadapi semua rintangan dengan satu keyakinan semua masalah pasti ada jalan

keluarnya.

Page 11: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Akhirnya sebagai manusia biasa dengan kerendahan hati mohon maaf atas segala

kesalahan dan selalu mohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta Alam

Semesta dengan segala isinya.

Medan, Agustus 2015

Peneliti ,

S u t r i s n o

Page 12: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................. 3

ABSTRACT ........................................................................................................... 4

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 5

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 9

DAFTAR TABEL GAMBAR ............................................................................... 13

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................... 14

BAB I : PENDAHULUAN………………………………….…………................ 21

A. Latar Belakang ................................................................................................... 21

B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 33

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 33

D. Keaslian Penelitian ............................................................................................ 34

E. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 35

F. Kerangka Teoritis dan Konseptual ..................................................................... 37

1. Kerangka Teoritis ........................................................................................... 37 2. Kerangka Konsep ........................................................................................... 50

G. Metode Penelitian .............................................................................................. 54

1. Spesifikasi Penelitian ...................................................................................... 55 2. Metode Pendekatan ......................................................................................... 58 3. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................................... 60 4. Alat Pengumpul Data ...................................................................................... 60 5. Analisis Data ................................................................................................... 60

H. Asumsi ................................................................................................................ 62

Page 13: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

I. Sistimatika Penulisan ........................................................................................... 63

BAB II : TRANSAKSI BISNIS DALAM KONTRAK DERIVATIF VALUTA ASING ..................................................................................... 67

A. Pengertian Transaksi Derivatif ……………………………………………… 67

B. Prinsip Kontrak Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing …………………... 79 1. Transaksi Derivatif Valuta Asing Lahir Dari Asas Kebebasan

berkontrak (Freedom Of Contract) ............................................................. 85

2. Kontrak Derivatif Valuta Asing Tidak Diatur Dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata ................................................................. 112

3. International Standar Derivative Agrement (ISDA) ................................... 117

C. Transaksi Derivatif Valuta Asing Dalam Perspektif Economic Analysis Of Law ................................................................................................. 123 1. Pareto Efisiensi (Cost And Benefit Analysis) …………………………….. 127

2. Analisis Ekonomi Menjadi Pendekatan Hukum Transaksi Derivatif

Valuta Asing ................................................................................................ 133 a. Skenario Pertama Perusahaan Menggunakan Hedging ………………. 134

b. Skenario Kedua Perusahaan Tidak Menggunakan Hedging (Non Hedging) ………………………………………………………... 138

3. Lindung Nilai (Hedging) Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing .......... 143

D. Permasalahan Transaksi Derivatif Valuta Asing Di Indonesia ……………….. 146 1. Transaksi Derivatif Berunsur Spekulatif …………………………………. 146

2. Globalisasi Sistem Nilai Tukar Memunculkan Rekayasa Keuangan …….. 153

a. Evolusi Nilai Tukar Uang Di Dunia ...................................................... 155

a.1.Rezim Bretton Wood …………………………………………………. 158 a.2.Rezim Smithsonian Agreement ………………………………………. 160 a.3.Rezim Plaza Accord …………………………………………………. 161

Page 14: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

b. Perkembangan Sistem Nilai Tukar di Indonesia ……………….……. 162

b.1.Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) ………………………………….. 163 b.2.Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) ………………………………………………………. 165 b.3.Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate) ……………………… 166

BAB III : PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL BANKING PRINCIPLES) DALAM TRANSAKSI VALUTA ASING ……………. 170

A. Prudential Banking Principles Dalam Transaksi Derivatif Valuta Asing ……. 170

B. Perlindungan Konsumen Bank ..……………………………………………… 188

C. Otoritas Pengawasan Bank Sebagai Prudential Regulator di Indonesia ……… 196 1. Bank Indonesia ……………………………………………………….…... 204

2. Otoritas Jasa Keuangan ……………………………………………….….. 215

3. Koordinasi Lembaga Pengawasan Perlu Terus Ditingkatkan …………… 224

D. Peraturan Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar ……………………….. 234

1. Undang-Undang 24 Tahun 1999 Tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar …………………………………………………… 234

a. Sistem Lalu Lintas Devisa Dalam Perspektif Undang-Undang 24 Tahun 1999 ………………………………………………………... 238

b. Sistim Nilai Tukar Dalam Perspektif Undang-Undang 24 Tahun 1999 ……………………………………………………….. 249

b.1. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar tetap

(fixed exchange rate) …..………………………………….…..….. 250 b.2. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar mengambang (Free Floating Rate) …………………………………………………...... 252

b.3. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) …………………………..…. 255

2. Pengaturan Lindung Nilai (Hedging) BUMN ……………………………. 256

Page 15: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

BAB-IV: TRANSAKSI LINDUNG NILAI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PUBLIK .................................................................................. 268

A. Anatomi Perkara Transaksi Derivatif Valuta Asing di Indonesia ……………. 268

B. Studi Kasus Derivatif Valuta Asing Di Indonesia ……………………………. 270

1. Bedah Kasus Structured Product tahun 2008 – 2009 …………………..… 270 a. Perkara “PT Toba Surimi Industries (Surimi) vs The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (HCBC)” …………………. 273 b. Perkara ”PT.Gunung Bintan Abadi vs PT.Bank Cimb Niaga, Tbk” …………………………………………………… 275 c. Perkara ”Standard Chartered Bank vs PT. Nubika Jaya”....................... 278

d. Perkara “PT Citoputra Indoprima vs PT. Cimb Niaga Tbk (dhl. PT. Bank LIPPO Tbk)” ………………………………………… 287 e. Perkara ”PT.Bank Danamon Indonesia Tbk Dengan PT.Esa Kertas Nusantara” ................................................................................ 293 f. Perdamaian Antara ”PT.Permata Hijau Sawit Dengan Citi Bank N.A Jakarta Branch” .................................................................................... 297

2. Perlindungan Nasabah Kasus Structured Product ………………….……. 300 C. Gagasan Pengaturan Lindung Nilai (Hedging) Transaksi Valuta Asing

Dalam Perundang-Undangan …………………………………….…………… 312

1. Pengaturan Privat dan Publik Transaksi Valuta Asing .…………………... 312

2. Pengaturan Lindung Nilai Dalam Undang-Undang Untuk Kepentingan Publik ……………………………………………………… 322

BAB-V : PENUTUP ............................................................................................... 341 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 341

B. Saran-Saran ....................................................................................................... 343

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….… 345 DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………… 364

Page 16: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

DAFTAR TABEL GAMBAR

Hal

Gambar 1 : Kurva Penerimaan dan Biaya ..................................................................... 45 Gambar 2 : Diagram Batang Perkembangan Volume Total Transaksi

Valas Domestik ........................................................................................... 77 Gambar 3 : Diagram Batang Perkembangan Komposisi Transaksi Derivatif

Valas Domestik …....................................................................................... 78 Gambar 4 : Tabel Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Yang Mengunakan Fasilitas Hedging ……………………………………………………………….….. 137 Gambar 5 : Kurva Penerimaan dan Biaya ”PT A” (Skenario Hedging) ………….….. 138 Gambar 6 : Tabel Perhitungan Laba Rugi Perusahaan Non Hedging ……………..… 139 Gambar 7 : Kurva Penerimaan dan Biaya ”PT C” (Skenario Non Hedging)…………. 140 Gambar 8 : Tabel Perbandingan Analisis Struktur Biaya ……………………………. 141 Gambar 9 : Kurva Penerimaan dan Biaya Untuk Perbandingan Skenario

Perusahaan yang melakukan Hedging dan Non Hedging.………………. 142

Gambar 10 : Rekam jejak regulasi penerapan prinsip kehati-hatian pasca kasus structured product tahun 2008 ………………………………………..… 177

Gambar 11 : Struktur Pengaturan Edukasi dan Perlindungan Konsumen Bank di OJK.. 191 Gambar 12 : Sistem mengelola dan memelihara posisi devisa neto ………….………. 231 Gambar 13 : Sistem Nilai Tukar Tetap ………………………………….……………. 252 Gambar 14 : Sistem Nilai Tukar mengambang ……………………………………..... 254 Gambar 15 : Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali ………..…………..……... 256 Gambar 16 : Grafik Volitalitas Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) …… 260 Gambar 17 : Grafik Kurs Rupiah Terhadap USD Tahun 2008 s/d April 2009 ……..... 270

Page 17: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

DAFTAR ISTILAH Asymmetric information : Suatu kondisi yang tidak seimbang dimana satu pihak

memiliki informasi yang lebih baik dari pihak yang lain

Applied theory : Teori terapan adalah teori yang berada di level mikro untuk diaplikasikan dalam konsep

Balancing concept : Konsep keseimbangan Banking facility agreement : Perjanjian pemberian fasilitas produk Bona fides : Pelaksanaan iktikad baik Bretton Woods agreement : Kesepakatan Bretton woods menetapkan nilai tukarnya

mata uang Amerika terhadap emas (USD 35/ounce)

Callable forward option : Instrumen investasi kombinasi transaksi forward dan option merupakan contoh produk terstruktur

Capital inflow : Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia Capital outflow : Aliran dana asing yang ke luar dari Indonesia Civil law system : Sistem hukum kontinental yang dipengaruhi oleh hukum

Romawi

Common law system : Sistem hukum Anglo Saxon yang dipengaruhi tradisi Concept of natural law : Konsep hukum alam Conduct of business supervision : Pengawasan tingkah laku bisnis Insider trading : Transaksi antar lembaga atau transaksi orang dalam Money loundring : praktik pencucian uang Confirmation letter : Surat konfirmasi yang ditandatangani nasabah Cross border : Lintas batas negara Cross border transaction : Transaksi yang melewati lintas batas negara Demand and supply : Hukum permintaan dan penawaran sesuai hukum pasar

Page 18: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Derivatiphobia : Rasa takut terhadap transaksi derivatif Dewan Komisioner OJK : Pimpinan tertinggi OJK bersifat kolektif dan kolegial Direct investment : Investasi langsung dari luar negeri ke sektor riil Direct regulation : Peraturan langsung Duty of care : Pengurus diwajibkan mengelola perusahaan dengan hati- hati Early termination : Percepatan penyelesaian sebuah kontrak Economic analysis of law : Menggunakan prinsip-prinsip ekonomi untuk menganalisa permasalahan hukum Emerging market : Negara dengan pertumbuhan perekonomian yang cepat Equity : Saham Explicit deposit protection : Perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang secara langsung memberikan perlindungan kepada

masyarakat dan dapat menjamin simpanan masyarakat

External equilibrium position : Posisi keseimbangan eksternal terhadap nilai mata uang Fairness : Memandang berbagai pihak dalam situasi awal sebagai rasional dan sama-sama netral Fee based income : Keuntungan selain bunga bank Fiduciary duty : Kewajiban yang dibebankan kepada pemegang

kepercayaan menjaga kepentingan penerima manfaat di atas kepentingan pribadi

Financial instrument : Instrumen keuangan Fixed cost : Biaya tetap meliputi semua pengeluaran yang tidak berubah terlepas dari perubahan tingkat aktivitas Fixed exchanged rate : Sistem nilai tukar tetap dimana nilai tukar mata uang

domestik ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing

Foreign exchange derivative : Derivatif valuta asing

Page 19: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Forward Rate : Kurs mata uang yang dipakai dalam kontrak berjangka Free floating exchanged rate : Sistem nilai tukar mengambang bebas berdasarkan pada

permintaan dan penawaran mata uang asing

Free market economies : Ekonomi pasar bebas Freedom of contract : Asas kebebasan berkontrak Generic term : Merupakan istilah umum Good faith : Iktikad baik Grand theory : Teori payung yaitu teori makro yang mendasari berbagai

teori di bawahnya Hedge accounting : Standar akuntansi lindung nilai untuk menghitung keuntungan dan kerugian pendapatan atau biaya dalam

rangka Lindung Nilai

Hedging : Lindung nilai Holding period : Kewajiban menempatkan devisa di dalam negeri dalam

waktu tertentu

Homo economicus : Mahluk ekonomi Hot money : Sumber dana yang sensitif dan akan dengan cepat keluar

akibat hilangnya kepercayaan investor

Implicit deposit protection : Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawas dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat yang dapat menghindarkan kebangkrutan bank

Indirect regulation : Peraturan tidak langsung Interest rates : Tingkat suku bunga Internal risk measurement and management systems : Sistem pengukuran risiko dan manajeman internal yang

menyangkut exposure risikonya dan kinerja sebenarnya dalam rangka Pengelolaan risiko

Investor protection : Perlindungan terhadap investor

Page 20: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Ius constituendum : Peraturan hukum yang diharapkan berlaku pada masa mendatang. Laissez faire : Doktrin ekonomi liberal Law as a tool of social engeneering : Konsepsi hukum sebagai “sarana” pembaharuan

masyarakat Indonesia

Lender of the last resort” (LoLR) : Fungsi Bank Indonesia pemberian fasilitas pembiayaan jangka pendek kepada bank-bank yang mengalami likuiditas dan dan mengalami pemburukan kesehatan

Letter of intend (LOI) : Kesepakan awal sebelum perjanjian pokok Macroprudential supervision : Pengawasan terhadap kebijakan makro Managed floating exchange rate : Sistem nilai tukar mengambang terkendali Market conduct : Perilaku pelaku usaha Jasa keuangan dalam mendesain,

menyusun dan menyampaikan informasi, menawarkan, membuat perjanjian, atas produk dan/atau layanan serta penyelesaian sengketa dan penanganan pengaduan

Market confidence : adalah kepercayaan dari investor dan konsumen dalam setiap aktivitas dan kegiatan usaha di sektor jasa keuangan

Microprudential supervision : Pengawasan terhadap kebijakan mikro Middle theory : Teori pendukung yaitu level menengah, dimana focus

kajiannya makro dan juga mikro Misbruik van omstandigheden : Tindakan penyalahgunaan keadaan Moral hazard : Perilaku jahat dalam ekonomi merupakan tindakan yang

menimbulkan kemudharatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain

Multi supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh lebih dari dua otoritas

Mutual agreement : Kesepakatan bersama Nasabah eligible : Nasabah memiliki pemahaman terhadap structured

product dan memiliki modal paling kurang Rp.5 miliar

Page 21: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Nasabah profesional : Nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap structured product dan memiliki modal paling kurang lebih besar dari Rp.20 miliar

Nasabah retail : Nasabah tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai nasabah professional dan Nasabah eligible

Net profits : Laba bersih perusahaan Off balance sheet : Transaksi dalam perusahaan yang menurut aturan akuntasi

tidak atau belum boleh dicatat dalam proses akuntasi

Offshore borrowing : Pinjaman yang sumber dananya berasal dari luar negeri On the spot : Harga pasar pada saat transaksi Onbenoemde : Kontrak tidak bernama Over regulated : Pengaturan yang berlebihan Pacta sunt servanda : Asas kepastian hukum setiap perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang

Pareto cost eficiency : Pilihan rasional untuk mengalokasikan sumber daya yang paling menguntungkan

Income : Pendapatan Revenue : Pendapatan atau Penghasilan Portfolio investment : Portofolio investasi Premium : Sejumlah premi yang ditambahkan ke spot rate untuk

memperoleh kurs forward

Private interest : Kepentingan pribadi Probabilities of expected profits : Kemungkinan keuntungan yang akan diterima Profit and loss : Keuntungan dan biaya Profit oriented : Keinginan untuk memperoleh keuntungan Prudential principles : Prinsip kehati-hatian Public disclosure : Keterbukaan informasi terhadap publik

Page 22: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Public interest : Kepentingan umum Quasi independent : Bersifat tidak independen Redelijkheid en billijkheid : Doktrin iktikad baik yang didasari oleh kerasionalan dan

Kepatutan

Reserve requirement : Cadangan wajib minimum Scarcity : Menentukan pilihan dalam kondisi kelangkaan Social interest : Kepentingan masyarakat Social welfare : Kesejahteraan sosial Sophisticated customer : Konsumen yang profesional dan terbiasa dengan transaksi

berbasis teknologi

Spot rate : Nilai mata uang yang berlaku saat kontrak Stakeholder : Semua pemangku kepentingan Standard operating procedures : Menetapkan prosedur kerja yang telah distandarisasi Strike rate : Harga patokan Structured product : Produk terstruktur yang merupakan kombinasi berbagai

instrumen dengan transaksi derivatif valas terhadap rupiah

Subrime mortgage : Terjadinya keadaan kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat

Sui generis : Perjanjian khusus Term sheet prediction : Prediksi termin transaksi Theorie de I’autonomie de la volonte : Teori kebebasan kehendak Total cost : Total biaya penggabungan biaya tetap dan biaya variabel Forward transaction : Transaksi forward pada harga jumlah dan tanggal tertentu

di masa yang akan datang sesuai dengan kontrak

Spot transaction : Transaksi jual atau beli antara valuta asing terhadap rupiah di hari yang sama dengan penyerahan dananya dilakukan 1(satu) sampai dengan 2 (dua) hari

Page 23: Studi Tentang Pengaturan Kewajiban Lindung Nilai

Swap transaction : Transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan atau pembelian kembali secara berjangka

Twin peak supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh dua otoritas utama

Underlying asset : Aset yang mendasarinya Underlying transaction : Perjanjian yang mendasarinya transaksi derivatif Unified supervisory model : Pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan oleh

otoritas yang terintegrasi di bawah satu lembaga

United States Dollar/USD : Mata uang dolar Amerika Unrestricted freedom of contract : Kebebasan berkontrak memiliki kecendrungan ke arah

kebebasan tanpa batas

Unsophisticated customer : Konsumen tradisional yang awam terhadap transaksi berbasis kecanggihan teknologi

Unwind : Penghentian transaksi variabel cost : Biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan

volume bisnis

Wetboek van strafrecht : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Volatile : Fluktuatif dan bergejolak Zero sum bussiness : Bisnis beresiko tinggi merupakan bisnis kalah menang