studi kepuasan kerja karyawan bagian produksi …/studi... · of the employee is through resign and...

105
STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA HOUSEWARES FURNITURE INDONESIA TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH : WARIYANTI NIM K7403216 P. EKONOMI / BKK PTN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: truongcong

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN

PRODUKSI PADA HOUSEWARES FURNITURE

INDONESIA TAHUN 2008

SKRIPSI

OLEH :

WARIYANTI

NIM K7403216

P. EKONOMI / BKK PTN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

ii

STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN

PRODUKSI PADA HOUSEWARES FURNITURE

INDONESIA TAHUN 2008

OLEH :

WARIYANTI

NIM K7403216

P. EKONOMI / BKK PTN

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

iii

Page 4: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

iv

Page 5: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

v

ABSTRAK

Wariyanti. Studi Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada Housewares Furniture Indonesia Tahun 2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia, (2) Bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia, (3) Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia, (4) Cara mengungkapkan ketidakpuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia, (5) Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengembangkan kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan strategi penelitian tunggal terpancang. Penelitian dilakukan pada Housewares Furniture Indonesia dengan pemilik dan karyawan Housewares Furniture Indonesia sebagai sumber informan. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dan Snowball. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data secara kualitatif dengan model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia yaitu: Kesesuaian jenis pekerjaan dengan keahlian, latar belakang pendidikan, bakat dan minat karyawan karena karyawan yang bekerja pada Housewares Furniture Indonesia sebagian besar adalah lulusan SMU/ SMK dan juga lulusan sarjana; Pembayaran atau upah yang diberikan kepada karyawan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-hari; Promosi jabatan ada saat terjadi kekosongan jabatan berdasarkan masa kerja, tingkat pendidikan, dan kemampuan karyawan; Pengawasan dirasakan karyawan biasa-biasa saja, diawasi atau tidak diawasi karyawan tetap bekerja dengan baik dan

Page 6: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

vi

sesuai dead line; Antar rekan kerja terjadi kerjasama dan saling menghargai yang menumbuhkan sikap saling mempercayai dan mempermudah pencapaian tujuan perusahaan maupun tujuan individu karyawan; Kondisi kerja yang meliputi: a) Penerangan cukup terang mampu menunjang karyawan untuk dapat bekerja lebih baik, b) Suhu udara yang nyaman menyebabkan karyawan nyaman dalam bekerja dan tidak lekas capek, c) Suara bising ditimbulkan dari mesin pabrik serta suara karyawan sendiri yang tidak terlalu mengganggu aktivitas pekerjaan, d) Keamanan terjamin. (2) a) Faktor materi pekerjaan, penempatan karyawan yang sesuai dengan keahlian, latar belakang, bakat dan minat menjadikan karyawan dapat menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab pekerjaan dengan baik sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja. b) Faktor pembayaran atau upah, penghargaan atas jerih payah dan jasa karyawan kepada perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian upah sesuai dengan standar UMK wilayah Klaten memberikan kepuasan kepada karyawan karena keberadaan mereka telah dihargai oleh perusahaan. c) Kesempatan promosi, kesempatan promosi yang didasarkan pada kriteria lama masa kerja, tingkat pendidikan, serta kemampuan karyawan dirasakan cukup adil, dengan keadilan tersebut karyawan merasakan kepuasan kerja. d) Pengawasan, pengawasan aktivitas dan hasil kerja karyaan yang sesuai dengan keadaan karyawan memotivasi karyawan bekerja lebih baik sehingga karyawan merasakan kepuasan kerja. e) Kondisi kerja yang berupa penerangan yang cukup, suhu udara yang sejuk, tingkat kebisingan yang rendah, keamanan kerja dan keamanan karyawan menunjang aktivitas karyawan menuju tercapainya kepuasan kerja. (3) faktor-faktor yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi adalah faktor pengawasan dan faktor pembayaran atau upah. (4) Cara karyawan Housewares Furniture Indonesia mengungkapkan ketidakpuasan kerja mereka dengan cara adanya keinginan untuk pindah kerja dan dengan menyuarakan ketidakpuasan mereka, (5) Usaha yang dilakukan Housewares Furniture Indonesia dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan bagian produksi dilakukan dengan cara pendekatan tidak langsung, non directive approach, perubahan, dan pengubahan persepsi, sedangkan pendekatan pemindahan pekerja kurang efektif untuk diterapkan.

Page 7: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

vii

ABSTRACT

Wariyanti. Study Of Employee’s Satisfaction In Production Division Of Housewares Furniture Indonesia 2008. Thesis. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2010.

The purposes of this research are to know: 1) the factors influencing

employee satisfaction in production division of Housewares Furniture Indonesia,

2) How those factors influence the employee satisfaction in production division of

Housewares Furniture Indonesia, 3) the dominant effect factors influencing

employee satisfaction in production division of Housewares Furniture Indonesia,

4) the way of describing employee’s unsatisfaction in production division of

Housewares Furniture Indonesia, 5) the efforts done by the company in order to

develop employee satisfaction in production division of Housewares Furniture

Indonesia.

The research use descriptive qualitative and single source research

strategy. This research was done in Housewares Furniture Indonesia, and the

owner and the employee as the respondents. This research use Purposive

Sampling and Snowball. The technique of collecting data was done by interview,

observation and documentation. The validity of data use source triangulation

technique and method. The data analysis technique use interactive model

qualitatively.

Based of the research, it could be concluded that: 1) there are several

factors influencing employee satisfaction in production division of Housewares

Furniture Indonesia, such as: the type of job done by the employee proper with

their skills, most of back ground knowledge of the employee who working in

Housewares Furniture Indonesia was High School Level or Vocational School and

Bachelor degree; the salary given to the employee is enough to meet their

minimal needs; there is promotion based on working period, education level and

skills of the employee; friendly supervision so the employee still do their job

seriously and on time although there are no supervision; there are good

relationship between the employee and respect each other and it is hoped to

Page 8: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

viii

develop good relationship to reach the purposes of the company and the

employee; the condition of the work covering: a) good lightening to support the

employee’s work, b) good temperature make the employee comfortable in

working, c) the voice of machine is not too noisy so it is not disturbing working

activity and good security. (2) a) factor of job materiel, job occupation,

background, skills and interest can make the employee doing their job well and

can reach job satisfaction, b) factor of payment or salary, the company give the

proper salary according to regional standard minimal payment (UMK) in Klaten

so it give satisfaction for the employee, c) chance for getting promotion, it based

on several criteria such as; period of working, education level, and good skills, d)

supervision, supervising activity and result of employee’s work proper with

employee’s condition, it motivate the employee to work better so they reach

working satisfaction, 3)the dominant effects influencing the employee satisfaction

in production division of Housewares Furniture Indonesia employee satisfaction

are supervision factor and payment factor, 4) the way to describe unsatisfaction

of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done

by Housewares Furniture Indonesia to increase their employee satisfaction are

through non directive approach, changing and changing perception, whereas

moving employee to other job occupation is not effective to do.

Page 9: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

ix

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

sudah selesai dari suatu urusan, sungguh-sungguh urusan yang lain.”

(Al-Insyitah: 6-7)

“Mengakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, berusaha

terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa.”

(HAMKA)

“Niscahya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajad.”

(QS. Al-Mujadilah)

''Sesungguhnya pertolongan itu datangnya bersama kesabaran, kesenangan

bersama kesusahan, dan sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”

(HR. Bukharu Muslim)

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

(QS. Ar.Ra’d : 11)

“Bersyukurlah atas kesedihan, yang mengajari kita belas kasihan atas

penderitaan. Berterimakasihlah kepada misteri yang tetap menjadi misteri,

tabir yang menutupi kita dari Sang Maha Pencipta, yang membuat kita

percaya tentang sesuatu yang tidak kelihatan.”

(Robert Nathan)

Page 10: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

x

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Ibu dan Bapak yang kusayang, maaf belum memberi yang

terbaik, namun cinta dan kasih sayang yang terpatri kan

terus memacu diri ini untuk selalu melakukan yang terbaik.

Kakak-kakakku yang menyayangiku.

Keponakan kecilku yang memberi keceriaan padaku.

Sahabat-sahabat yang kusayang, terima kasih atas motivasi

dan doa yang kalian panjatkan, semoga Allah SWT

memberkahi dan merahmati persaudaraan kita.

Teman-teman di PTN angkatan 2003, kubersyukur Allah

telah mempertemukan kita, terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

Almamater.

Page 11: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, penulis haturkan atas limpahan

nikmat dan karunia Allah SWT, berbagai pertolongan serta ijin-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “Studi Kepuasan Kerja Karyawan

Bagian Produksi Di Housewares Furniture Indonesia Tahun 2008”. Sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kami, nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, para shahabat, para thabi’in dan orang-orang sholeh yang

megikuti risalah Beliau hingga akhir jaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga

pengerjaan skripsi ini berjalan dengan baik dan lancar. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak di bawah ini dan hanya

dapat mendoakan semoga Allah SWT membalas dengan lebih banyak kebaikan

kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi FKIP UNS, yang telah memberikan ijin

penyusunan skripsi ini.

4. Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS, yang telah memberikan ijin

atas penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Soemarsono, M.Pd selaku Pembimbing I atas bimbingan, pengarahan,

ilmu serta motivasi yang sangat berharga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 12: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xii

6. Dra. Kristiani, M.Si selaku Pembimbing II yang juga telah memberi

bimbingan, pengarahan, ilmu serta motivasi yang sangat berharga sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga

FKIP UNS, yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis belajar di

bangku kuliah.

8. Mr. Jonathan Sadler sebagai pemilik Housewares Furniture Indonesia yang

telah memberikan ijin dan berbagai informasi yang berharga sehingga penulis

dapat dengan lancar mengerjakan skripsi ini.

9. Moh. Feri Effendi sebagai owner representative Housewars Furniture

Indonesia yang telah memberikan ijin dan berbagai informasi yang berharga

sehingga penulis dapat dengan lancar mengerjakan skripsi ini.

10. Seluruh staf dan karyawan bagian produksi Housewares Furniture Indonesia

atas informasi dan bantuannya selama pengerjaan skripsi.

11. Semua teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi selama

pengerjaan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

bagi penulis sendiri serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang ekonomi untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 13: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGAJUAN

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia

2. Tinjauan Tentang Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

b. Teori Kepuasan Kerja

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Kerja

d. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja

e. Usaha Mengembangkan Kepuasan Kerja

Karyawan

Halaman

i

ii

iii

iv

v

ix

x

xi

xiii

xvii

xviii

xix

1

1

3

4

5

6

6

6

7

7

8

11

22

22

Page 14: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xiv

B. Kerangka Berpikir

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

C. Sumber Data

D. Teknik Sampling

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Validitas Data

G. Teknik Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Housewares Furniture Indonesia

2. Misi dan Tujuan Housewares Furniture Indonesia

3. Lokasi Housewares Furniture Indonesia

4. Struktur Organisasi Housewares Furniture Indonesia

5. Job Description Housewares Furniture Indonesia

6. Kepegawaian Housewares Furniture Indonesia

7. Produksi Housewares Furniture Indonesia

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Karyawan Bagian Produksi Di Housewares Furniture

Indonesia

2. Faktor-faktor yang Lebih Dominan Pengaruhnya

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Housewares

Furniture Indonesia

3. Gejala Timbulnya Ketidakpuasan Kerja Karyawan

Bagian Produksi Di Housewares Furniture Indonesia

4. Usaha-usaha yang Dilakukan Housewares Furniture

Indonesia Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja

Karyawan Bagian Produksi

23

25

25

26

28

29

31

35

36

38

40

40

40

41

42

42

42

44

47

49

49

58

60

61

Page 15: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xv

C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Karyawan Bagian Produksi Di Housewares Furniture

Indonesia

2. Bagaimana Faktor-faktor Tersebut Mempengaruhi

Kepuasan Kerja Karyawan Di Housewares Furniture

Indonesia

3. Gejala Timbulnya Ketidakpuasan Kerja Karyawan

Bagian Produksi Di Housewares Furniture Indonesia

4. Usaha-usaha yang Dilakukan Housewares Furniture

Indonesia Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja

Karyawan Bagian Produksi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

B. Implikasi

1. Implikasi Praktis

2. Implikasi Teoritis

C. Saran

1. Bagi Housewares Furniture Indonesia

2. Bagi Karyawan Housewares Furniture Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

65

65

72

74

75

78

82 82 82 82 82 83 84 86

Page 16: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran 25

Gambar 2 Skema Model Analisis Data Interaktif 39

Gambar 3 Skema Prosedur Penelitian 40

Gambar 4 Struktur Organisasi Housewares Furniture Indonesia 138

Page 17: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perincian day shift Housewares Furniture Indonesia 47

Page 18: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi 86

Lampiran 2 Pedoman Wawancara 87

Lampiran 3 Daftar Informan 94

Lampiran 4 Daftar Fieldnote 1 96

Lampiran 5 Daftar Fieldnote 2 91

Lampiran 6 Daftar Fieldnote 3 98

Lampiran 7 Daftar Fieldnote 4 104

Lampiran 8 Daftar Fieldnote 5 107

Lampiran 9 Daftar Fieldnote 6 110

Lampiran 10 Validitas Data (Triangulasi Metode) 123

Lampiran 11 Validitas Data (Triangulasi Sumber Data) 131

Lampiran 12 Struktur Organisasi Housewares Furniture Indonesia 138

Lampiran 13 Foto Lokasi Penelitian 139

Lampiran 14 Surat Ijin Menyusun Skripsi 140

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 141

Lampiran 16 Data Jenjang Pendidikan Karyawan 143

Lampiran 17 Data Masa Kerja Karyawan 144

Lampiran 18 Data Jenjang Promosi Karyawan 145

Page 19: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepuasan kerja menjadi topik yang cukup menarik, penting, dan sangat

populer di kalangan ahli psikologi industri dan manajemen, karena terbukti besar

manfaatnya bagi kepentingan individu, industri, dan masyarakat. Bagi individu,

penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja karyawan

memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka.

Bagi industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha

peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah

laku karyawannya. Selanjutnya, masyarakat tentu akan menikmati hasil kapasitas

maksimum dari industri.

Istilah kepuasan kerja dikaitkan dengan nama-nama seperti Maslow,

Herzberg, Atkinson, dan lain-lain. Beberapa Diantaranya dikenal luas oleh

kalangan manajer karena para tokoh ini sangat mempengaruhi bidang manajemen

dan juga mempengaruhi pola pemikiran dan tindakan para manajer. Sepintas, di

dalam teori kelihatannya sederhana, yang menyatakan bahwa manajer dapat

menentukan kebutuhan bawahan dengan mengamati tindakannya, dan manajer

dapat meramalkan tindakan bawahan dengan mengetahui kebutuhannya. Akan

tetapi, dalam prakteknya jauh lebih rumit. Ada beberapa alasan untuk kerumitan

ini, yaitu kebutuhan setiap individu sangat berbeda satu dengan yang lain dan

akan berubah sejalan dengan perkembangan waktu, perbedaan individu

mempersulit tugas manajer untuk meletakkan dasar kepuasan, cara bagaimana

menterjemahkan kebutuhan ke dalam tindakan juga berbeda antar individu, dan

individu tidak selalu bertindak sesuai dengan kebutuhannya, yang mana

kebutuhan yang memotivasi mereka juga bermacam-macam.

Menurut Wexley and Yukl dalam Moh. As’ad (2001:104) “Job

satisfaction is the way an employee about his her job yang memiliki arti bahwa

kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya”. Dalam

1

Page 20: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xx

artian sikap seseorang terhadap pekerjaan mencerminkan pengalaman yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya, serta harapannya

terhadap pengalaman masa depan.

Perusahaan harus memberikan perhatian yang besar terhadap masalah

kepuasan kerja para karyawannya, apalagi melihat kenyataan bahwa persaingan

dalam dunia usaha semakin ketat, perusahaan dituntut untuk bisa berperan lebih

aktif dalam mengelola sumber daya yang dimiliki agar terus hidup dan

berkembang. Kepuasan kerja menjadi sangat penting karena tercapainya tujuan

perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dan usahanya untuk

dapat mengelolanya terutama dalam hal faktor sumber daya manusia sebagai

tenaga kerja. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi tidak hanya tergantung pada

penggunaan mesin yang serba modern, tetapi juga pada tenaga manusia yang

terpilih. Perlakuan terhadap tenaga kerja memiliki kekhususan yang tidak dimiliki

oleh faktor produksi lain seperti kepribadian, tujuan, perasaan, dan sebagainya.

Hal inilah yang merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk mengatur

berbagai macam kekhususan yang dimiliki tenaga kerja guna mencapai tujuan

perusahaan. Contoh konkrit perusahaan yang sangat memerlukan peran tenaga

kerja manusia adalah Housewares Furniture Indonesia yang merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel juga memperhatikan aspek

tenaga kerja dalam hal ini karyawan bagian produksi, karena karyawan produksi

sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembuatan mebel yang akan

dipasarkan kepada masyarakat.

Peristiwa umum yang sering terjadi di perusahaan sebagai akibat tidak

adanya kepuasan kerja dari perusahaan antara lain : karyawan mogok kerja atau

unjuk rasa menuntut kenaikan upah atau gaji, buruh berhenti kerja, banyak para

karyawan melewatkan kerja yang semestinya harus dikerjakan, dan sebagainya.

Hal tersebut akhir-akhir ini sering terjadi yang menunjukkan adanya gejala

ketidakpuasan kerja para karyawan pada perusahaan dengan berbagai sebab dan

hal ini tidak dapat dipandang remeh karena menyangkut faktor tenaga kerja

manusia dan berjalannya kehidupan suatu perusahaan. Karena masing-masing

pihak dalam hal ini perusahaan dan tenaga kerja saling membutuhkan, alangkah

Page 21: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxi

baiknya ada usaha-usaha dari pihak perusahaan untuk memadukan keinginan para

karyawan sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga menimbulkan rasa

puas para karyawan dalam bekerja yang akibatnya dapat meningkatkan

produktivitas kerja. Ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yaitu

perusahaan berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

Di Klaten yang merupakan sentra industri mebel dengan jumlah

perusahaan lebih dari 35 perusahaan berorientasi ekspor, satu tahun belakangan

ini banyak unjuk rasa karyawan yang menuntut hak-hak karyawan antara lain

kenaikan upah dan kesejahteraan karyawan pada umumnya. Hal ini berkebalikan

dengan kondisi perusahaan yang pada umumnya pada tahun ini mengalami

kemerosotan nilai ekspor yang diakibatkan oleh menurunnya posisi rupiah

terhadap dollar Amerika yang berada di posisi lebih dari Rp10.000,00/dollar

Amerika, yang menyebabkan perusahaan harus mengurangi biaya produksi

diantaranya dengan melakukan PHK terhadap karyawan-karyawannya, akan tetapi

sekitar 30% diantaranya berhasil mepertahankan karyawan dengan tidak

merumahkan karyawannya. Salah satu perusaan tersebut adalah Housewares

Furniture Indonesia.

Data Penyebaran Sentra Industri Mebel Di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No Kecamatan Jumlah 1 Cawas 3 2 Ceper 4 3 Juwiring 3 4 Kalikotes 5 5 Kemalang 3 6 Klaten Utara 9 7 Ngawen 3 8 Trucuk 5

Total 35 Sumber: Disnakertrans Klaten 2008

Page 22: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxii

Data Perusahaan Mebel yang Tidak Melakukan PHK Di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No Kecamatan Jumlah 1 Cawas 1 2 Ceper 1 3 Juwiring 1 4 Kalikotes 2 5 Kemalang 2 6 Klaten Utara 3 7 Ngawen 0 8 Trucuk 1

Total 11 Sumber: Disnakertrans Klaten 2008

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Studi Kepuasan Kerja

Karyawan Bagian Produksi Pada Housewares Furniture Indonesia Tahun 2008”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan uraian latar belakang di atas maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian

produksi pada Housewares Furniture Indonesia?

2. Bagaimanakah faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia?

3. Berdasar faktor-faktor yang ada faktor manakah yang dominan dalam

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares

Furniture Indonesia?

4. Bagaimana gejala ketidakpuasan kerja karyawan bagian produksi pada

Housewares Furniture Indonesia?

5. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka

mengembangkan kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares

Furniture Indonesia?

Page 23: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxiii

C. Tujuan Penelitian

Selaras dengan serangkaian permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia. 2. Mengetahui bagaimanakah faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

3. Mengetahui manakah faktor yang dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

4. Mengetahui gejala ketidakpuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

5. Mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengembangkan kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian bagi

khasanah ilmu pengetahuan manajemen terutama manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan.

2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat praktis

sebagai berikut: a. Bagi pimpinan Housewares Furniture Indonesia, sebagai masukan agar

Housewares Furniture Indonesia mampu melihat dengan jeli terhadap faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja karyawan.

b. Bagi Pegawai Housewares Furniture Indonesia, sebagai masukan agar dapat meningkatkan kualitas pengabdian yang akan menentukan keberhasilan perusahaan.

Page 24: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxiv

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia

Bidang penanganan, pengorganisasian dan pengawasan upah, kondisi pisik

tenaga kerja, disiplin kerja, dan pelayanan program kesejahteraan merupakan

tugas perusahaan, termasuk bagian personalia mempunyai peran penting dalam

pencapaian sasaran organisasi melalui penciptaan iklim sadar produktivitas

(Productivity Awareness) di kalangan seluruh karyawan pada setiap level

manajemen.

Manajemen yang baik ditujukan bagi peningkatan kontribusi yang dapat

diberikan oleh para pekerja. Suatu organisasi di mana tercapainya tujuan

organisasi tidak menjadi persoalan, apapun tujuan organisasional tetap diusahakan

tercapai. Bentuk satuan yang mengelola sumber daya manusia dimaksudkan

bukan sebagai tujuan akan tetapi sebagai alat untuk mencapai efisiensi,

efektivitas, dan prouktivitas kerja orang-orang secara keseluruhan.

Hedjrahman dan Husnan (2001:5) mendefinisikan manajemen sumber

daya manusia sebagai “Perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dari

keadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan

pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan

perusahaan, individu, dan masyarakat”. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2003:116-

117) “Manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya

manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Sedangkan menurut Flippo

(2002:117) ”Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, integrasi, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia

untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat”.

6

Page 25: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxv

Manajemen yang efektif dapat diterapkan dengan memberdayakan para

karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja organisasi

dan tujuan pribadi mereka. Hal yang penting dalam manajemen sumber daya

manusia adalah menghasilkan pendayagunaan penuh sumber daya manusia

perusahaan, sehingga karyawan bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Dari beber4apa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

manajeman sumber daya manusia merupakan suatu ilmu atau seni yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam hal

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan

pemeliharaan sumber daya manusia secara terpadu sehingga sumber daya manusia

yang ada dapat ditingkatkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk

mencapai efektivitas dan efisiensi perusahaan agar tujuan organisasi, individu, dan

masyarakat dapat tercapai.

2. Tinjauan tentang Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja dari setiap pekerja berlainan, karena pada dasarnya

kepuasan kerja bersifat individual, yang mana setiap individu akan memiliki

tingkat kepuasan kerja yang berlainan sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

bagi individu tersebut.

Kepuasan kerja mempunyai pengertian yang sulit untuk didefinisikan

walaupun dengan istilah yang sederhana. Namun beberapa ahli telah mencoba

untuk mengemukakan beberapa pengertian kepuasan kerja. T. Hani Handoko

(2001:193) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai berikut “Kepuasan kerja (job

satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan

kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya”.

Moh. As’ad (2001:104) berpendapat bahwa “Batasan yang sederhana dan

operasional mengenai kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap

Page 26: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxvi

pekerjaan”. Selain itu, Moh as’ad (2001:104) dalam bukunya yang berjudul

psikologi industri menuliskan pendapat beberapa ahli diantaranya :

1) Wexley and Yukl Job satisfaction is the way an employee about his her job yang memiliki arti bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Dalam artian sikap seseorang terhadap pekerjaan mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya, serta harapan-harapannya terhadap pengalaman masa depan.

2) Vrom Kepuasan kerja adalah refleksi dari attitude yang bernilai positif.

3) Hoppec Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara menyeluruh memuaskan kebutuhannya.

4) Tiffin Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pemimpin dan sesama karyawan.

5) Blum Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

merupakan perasaan yang dimiliki oleh seorang karyawan yang diperoleh dari

pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugasnya, yang dapat berupa perasaan

senang atau tidak senang. Apabila pelaksanan pekerjaan dapat memuaskan maka

akan dapat menimbulkan perasaan senang, namun apabila keadaan menjadi

kebalikannya yang mana pelaksanaan pekerjaan tidak dapat memuaskan maka

akan menimbulkan perasaan tidak senang terhadap pekerjaan tersebut.

b. Teori Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan yang

didasarkan pada evaluasi berbagai aspek dari pekerjaan tersebut. Karakteristik

kepuasan kerja yang sering dijumpai dalam penelitian adalah upah, kondisi kerja,

pengawasan, teman sekerja, pakerjaan, dan kesempatan promosi. Seorang

karyawan akan memperlihatkan suatu sikap tertentu terhadap setiap aspek dari

Page 27: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxvii

pekerjaannya baik secara parsial maupun serempak. Sikap seseorang terhadap

pekerjaannya memperlihatkan kesenangan atau ketidaksenangan yang dialami

dalam pekerjaannya serta harapannya dimasa mendatang.

Menurut Wexley dan Yulk dalam As’ad (2001) terdapat beberapa teori

yang menggambarkan kepuasan kerja yaitu teori ketidaksesuaian, teori keadilan,

dan teori dua faktor. Berikut adalah penjelasan mengenai teori-teori kepuasan

kerja:

1) Teori ketidaksesuaian (Descrepancy Theory)

Karyawan akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi

yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan

semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan semakin besar

ketidakpuasannya. Apabila yang didapat ternyata lebih besar dari yang

diinginkan, maka karyawan akan menjadi lebih puas walaupun terdapat

discrepancy. Tetapi merupakan decrepancy yang positif. Sebaliknya,

semakin jauh kenyataan yang dirasakan itu di bawah standar minimum

sehingga menjadi discrepancy negative maka makin besar pula

ketidakpuasan seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Oleh karenanya,

seorang karyawan akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara apa

yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

Karyawan akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia

merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Teori ini merinci

bagaimana seorang karyawan memilih karyawan lain sebagai bandingan

atau banyaknya karyawan sebagai bandingan yang akan dipilih. Seorang

karyawan menilai adil hasilnya dengan membandingkan hasil

perbandingan rasio inputnya dengan hasil perbandingan rasio output

karyawan. Jika rasio hasil perbandingan input seseorang karyawan sama

atau sebanding dengan rasio karyawan bandingannya maka keadilan

dianggap ada oleh seorang karyawan.

Teori ini dikembangkan oleh Adams dalam As’ad (2001: 105) ”Prinsip

teori adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung

Page 28: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxviii

apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak pada suatu

situasi”. Perasaan equity dan inquity atas situasi diperoleh seorang

karyawan dengan cara membandingkan dirinya dengan karyawan lain

yang sekelas, sekantor maupun ditempat lain.

Menurut teori ini elemen-elemen dari equity ada tiga yaitu :

a) Masukan (Input)

Masukan sesuatu yang bernilai yang diseimbangkan seorang

karyawan terhadap pekerjaannya seperti pendidikan, pengalaman,

keahlian, jumlah jam kerja dan peralatan pribadi,perseBeliauan

perlengkapan-perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan.

b) Keluaran (Outcomes)

Merupakan sega;la sesuatu yanmg diperoleh karyawan dari

pekerjaannya seperti gaji, tunjangan, status pengakuan dan

kesempatan berprestasi.

c) Orang pembanding (Comparison person)

Yaitu kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan

rasio input-outcomes yang dimilikinya, atau bisa pula dengan dirinya

sendiri dimasa lampau.

Berdasarkan teori ini setiap karyawan akan membandingkan rasio input-

outcomes dirinya dengan rasio input-outcomes orang lain (comparison

person). Bila perbandingan ini cukup adil (equity) maka ia akan merasa

puas bila perbandingan ini tidak seimbang tetapi menguntungkan (over

compensation in equity) bisa menimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak,

tetapi jika perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan (under

compensation in equity) akan timbul ketidakpuasan.

3) Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kepuasan kerja secara kualitatif berbeda

dengan ketidakpuasan kerja, yang dikenal dengan teori Herzberg. Dalam

teori ini karakteristik pekerjaan dikelompokkan menjadi dua yaitu

kelompok memuaskan (satisfiers) atau disebut dengan motivators dan

kelompok tidak puas (disastifier) atau hygiene factors. Satisfier

Page 29: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxix

merupakan faktor-faktor atau situasi yang dapat dibuktikan sebagai

sumber kepuasan kerja terdiri atas prestasi, penghargaan, pekerjaan itu

sendiri, dan tanggung jawab. Disastifier adalah faktor-faktor yang menjadi

sumber ketidakpuasan yang terdiri dari kebijaksanaan dan administrasi

perusahaan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, keamanan kerja, dan

status.

Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas terdapat beberapa model

tentang kepuasan kerja, menurut Kreitner dan Kinicki (2005:271-172) adalah

sebagai berikut :

1) Pemenuhan kebutuhan (Need full fillment) Model ini menyatakan bahwa kepuasan ditentukan oleh sejauh mana

karakteristik pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Bila dengan pekerjaannya tersebut karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, maka dengan sendirinya karyawan akan merasa puas.

2) Pencapaian nilai (Value attrinment) Gagasan yang mendasari model ini adalah kepuasan memungkinkan

pemenuhan nalai-nilai yang dianggap penting oleh karyawan. Banyak penelitian yang mendukung anggapan bahwa pemenuhan nilai mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian para manajer dapat menambah kepuasan karyawan dengan menyusun lingkungan kerja yang sesuai dan yang dihubungkan dengan imbalan serta pengakuan untuk memperkuat nilai-nilai karyawan.

3) Komponen sikap/ keturunan (Trait/ Genetic components) Dalam organisasi kadang dijumpai karyawan yang merasa puas dengan

pekerjaannya, walaupun menghadapi situasi kerja yang bagaimanapun, sedang pada saat yang sama ada karyawan yang merasa tidak puas. Model ini mencoba menjelaskan keadaan tersebut secara khusus, model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasn kerja merupakan bagian dari sikap pribadi dan faktor-faktor keturunan, sehingga perbedaan individu mempunyai arti yang sama penting dengan karakteristik lingkungan kerja.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individu.

Setiap individu mempunyai kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai-

nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek yang terpenuhi maka

semakin tinggi kepuasan yang dirasakan oleh karyawan.

Seorang pimpinan perusahaan tidak mungkin dapat mencapai hasil yang

diinginkan tanpa memperhatikan faktor bawahannya. Memberi motivasi kepada

Page 30: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxx

bawahan sudah menjadi keharusan bagi setiap pemimpin perusahaan agar

kepuasan kerja karyawan dapat tercapai, oleh karena itu perlu mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh

Caugemi dan Claypool dalam As’ad (2001:15) “Mengemukakan bahwa hal-hal

yang menyebabkan rasa puas adalah prestasi, penghargaan, kenaikan jabatan, dan

pujian, sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan adalah

kebijaksanaan, supervisor, kondisi kerja, dan gaji”.

Menurut Harld E Burt yang diikuti oleh As’ad (2001:112) faktor-faktor

yang dapat menimbulkan kepuasan kerja yaitu :

1) Faktor hubungan antar karyawan a) Hubungan antara manajer dengan karyawan; b) Hubungan sosial diantara karyawan; c) Sugesti dari teman sekerja; d) Faktor fisik dan kondisi kerja; e) Emosi dan situasi kerja.

2) Faktor individu yang berhubungan dengan : a) Sikap orang terhadap pekerjaannya; b) Usia seseorang pada saat bekerja; c) Jenis kelamin.

3) Faktor luar yang berhubungan dengan : a) Keadaan keluarga dari karyawan; b) Rekreasi; c) Pendidikan (training, upgrading, dan sebagainya). Pendapat Ghiselli dan Brown dalam As’ad (2001:112-113)

mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu :

1) Kedudukan (posisi) Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.

2) Pangkat (golongan) Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan dukungan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

Page 31: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxi

3) Umur Dinyatakan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

4) Jaminan finansial dan jaminan sosial Masalah jaminan finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

5) Mutu pengawasan Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Sedangkan menurut Blum yang dikutip Moh. As’ad (2001:114) Faktor-

faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu :

1) Faktor individual meliputi: usia, kesehatan, watak, dan harapan. 2) Faktor sosial meliputi : kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan

berekreasi, kondisi kerja, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

3) Faktor utama dalam pekerjaan meliputi : upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju, penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan menyelesaikan konflik antar manusia, dan perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugasnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada enam

dimensi kerja yang memiliki pengaruh penting terhadap kepuasan kerja karyawan

yaitu: materi pekerjaan, pembayaran/ upah, kesempatan promosi, pengawasan,

teman kerja, dan kondisi kerja.

Penjelasan mengenai faktor-faktor di atas adalah sebagai berikut :

1) Jenis materi pekerjaan

Pekerjaan adalah bagian dari tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh

para pemegang posisi. Pemegang posisi yang dimaksudkan dapat berupa posisi

manajerial seperti manajer tingkat atas, menengah, atau bawah, maupun posisi

non manajerial seperti karyawan. Pekerjaan memiliki kaitan erat dengan suatu

jabatan.

Page 32: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxii

Penempatan karyawan dalam suatu kedudukan haruslah sesuai dengan

latar belakang pendidikan, pengalaman, bakat dan minat karyawan. Latar

belakang pendidikan, pengalaman, bakat, dan minat karyawan sangat mendukung

karyawan dapat bekerja secara efektif dan dapat memenuhi standar pelaksanaan

pekerjaan.

Menurut Edwin B. Flippo (2002) mengatakan bahwa faktor pekerjaan

adalah persyaratan khusus yang diminta dari pelaksana kerja (Job holder) yang

harus disumbangkan. Pada umumnya ada empat faktor utama yang digunakan

yaitu ketrampilan, tanggung jawab, usaha, dan kondisi kerja. Keempat hal itulah

yang karyawan lakukan untuk perusahaan, dengan kata lain faktor pekerjaan

inilah yang dijadikan standar pelaksanaan pekerjaan yang nantinya nilainya diukur

dengan besarnya pembayaran upah (uang) oleh perusahaan. Perusahaan membeli

ketrampilan dan usaha karyawan dalam jumlah dan tingkat tertentu, serta membeli

kemampuan karyawan untuk memangku sejumlah tanggung jawab dan untuk

bertahan dalam kondisi tertentu.

Jenis pekerjaan juga sangat berkaitan dengan kepuasan kerja. Menurut

Ashar Sunyoto Munandar (2002:357-358) ciri-ciri pekerjaan yang dapat

memberikan kepuasan kerja adalah :

a) Keseragaman ketrampilan. Banyak ragam ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, makin banyak ragam ketrampilan yang diperlukan, makin kurang membosankan pekerjaan.

b) Jati diri tugas. Sejauh mana tugas merupakan kegiatan dri pekerjaan yang lebih besar dan dirasakan tidak merupakan suatu kelengkapan tersendiri dari rasa tidak puas.

c) Tugas yang penting. Rasa pentingnya tugas bagi seseorang jika tugas yang dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, makin ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.

d) Otonomi, Pekerjaan yang memberikan kebebasan, ketidakketergantungan, dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.

e) Pemberian balikan pada pekerjaan akan membantu meningkatkan kepuasan kerja.

2) Pembayaran upah

Pengertian upah menurut Payaman Simanjuntak (2003:129) adalah

”Imbalan yang diterima pekerja atas jasa kerja yang diberikannya dalam proses

Page 33: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxiii

memproduksi barang atau jasa di perusahaan”. Pekerja dan keluarganya sangat

tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan,oleh

sebab itu para pekerja dan Serikat Pekerja selalu mengharapkan upah yang lebih

besar untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Menurut Mutiara Sibarani Panggabean (2002:77) ”Upah merupakan

imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam

kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan”.

Uang mempunyai arti yang berbeda bagisetiap individu. Disamping memenuhi

kebutuhan tingkat rendah (makanan, perumahan), uang merupakan simbol dan

pencapaian (achievement), keberhasilan, dan pengakuan atau penghargaan.

Halsey dalam As’ad (2001: 101) mengajukan syarat-syarat untuk dipenuhi

terhadap rencana-rencana dan sistem upah yang baik yaitu:

a) Adil bagi pekerja dan pimpinan perusahaan. Artinya karyawan jangan sampai dijadikan alat pemerasan dalam mengejar angka-angka produksi karyawan;

b) Sistem upah sebaiknya bisa mempunyai potensi untuk mendorog semangat kerja karyawan dalam produktivitas kerja;

c) Selain upah dasar/ standar perlu juga disediakan upah perangsang sebagai imbalan tenaga yag dikeluarkan oleh karyawan;

d) Sistem upah itu sebaiknya harus mudah dimengerti artinya jangan berbelit-belit sehingga karyawan akan sulit memahaminya.

3) Kesempatan promosi

Salah satu hal yang menjadi tolok ukur oleh karyawan untuk menilai

kepuasan kerjanya adalah kesempatan promosi yang akan diperolehnya selama

bekerja diperusahaan. Dengan adanya promosi maka karyawan akan merasa puas

terhadap pekerjaan yang dilakukannya, dan berpengaruh terhadap motivasi yang

dimiliki. Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:258) ”Promosi dapat

diartikan sebagai proses perubahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam

hierarki wewenang dan tanggung jawab yang lebih tinggi daripada dengan

wewenang dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada tenaga kerja pada

waktu sebelumnya”.

Promosi memberikan peran penting bagi karyawan bahkan menjadi hal

yang dinanti-nantikan oleh karyawan, jika seseorang memperoleh kesempatan

Page 34: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxiv

promosi maka karyawan akan mendapatkan perubahan dalam hidup mereka yang

meliputi perubahan status, upah, dan prestise. Menurut Andre W. F. Sikula dalam

Malayu Hasibuan (2003:108) ”Technically a promotion is a movement within an

organization from one position to another that involves either an increase in

status”. Secara teknik promosi adalah perpindahan di dalam suatu organisasi dari

satu posisi ke posisi lainnya yang melibatkan peningkatan upah maupun status.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:108) ”Promosi adalah perpindahan

dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga

kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar”. Jadi promosi berarti

perpindahan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan

wewenang dan tanggung jawab yang semakin besar tetapi memperoleh status dan

penghasilan yang semakin tinggi. Promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan

untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi, jika kesempatan tersebut

diberikan kepada karyawan maka karyawan akan terdorong bekerja giat,

bersemangat, berdisiplin, berprestasi, serta kemauan untuk maju memperbaiki

kualitas mereka.

Kriteria untuk promosi perlu ditetapkan secara jelas. Menurut Siswanto

Sastrohadiwiryo (2003:260-261) ”Kriteria promosi meliputi : senioritas,

kualifikasi pendidikan, prestasi kerja, karsa dan daya cipta, tingkat loyalitas,

kejujuran, dan supelitas”.

Tujuan diadakan promosi menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:

261-262) adalah :

a) Meningkatkan moral kerja. Meskipun yang berpengaruh terhadap meningkatnya semangat dan kegairahan kerja tidak hanya promsi, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, tetapi promosi merupakan salah satu faktor dominan yang dapat dilakukan untuk terwujudnya tujuan tersebut;

b) Meningkatkan disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kondisi ketaatan dan keteraturan terhadap kebijakan normatif yang telah digariskan manajemen yang memiliki wewenang salah satu kegiatan promosi diperuntukkan guna menjamin kondisi tersebut. Dengan disiplin yag tinggi, tenaga kerja mampu memberikan keluaran produk-produk kerja yang tinggi pula;

c) Terwujudnya iklim organisasi yang menggairahkan. Terciptanya iklim organisasi yag menggairahkan pada diri tenaga kerja suatu perusahaan,

Page 35: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxv

merupakan salah satu harapan dari setiap individu suatu perusahaan. Oleh karena itu, untuk merealisasikan harapan tersebut, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan promosi bagi para tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, serta pedoman-pedoman yang telah ditetapkan sehingga harmonisasi antar tenaga kerja dapat terwujud;

d) Meningkatnya produktivitas kerja. Dengan menduduki jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya, diharapkan tenaga kerja mampu meningkatkan produk-produk kerja mereka. Dengan moral kerja, disiplin kerja yang tinggi, dan ditunjang dengan iklim organisasi yang menggairahkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

4) Pengawasan

”Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, umpan balik, membandingkan kegiatan yang nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan” (Robert J. Mockler dalam Yohanes Yahya, 2006: 134). J. Winardi (2002:54) mengatakan bahwa ”Diketemukannya fakta bahwa

seorang individu dan perilakunya dipengaruhi oleh ekspentasi-ekspentasi dan

tekanan-tekanan sosial, orang-orang dengan siapa ia bekerja sama.” Hubungan

sosial karyawan berpengaruh terhadap perilaku mereka. Diharapkan dalam

hubungan ini berakibat munculnya sikap-sikap positif yang dapat menunjang

kelancaran perusahaan.

Menurut Sondang P. Siagian (2004: 258) ”Definisi yang lumrah diberikan

kepada pengawasan ialah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan

operasional guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”. Pengawasan dilakukan untuk

mencegah terjadinya deviasi dalam operasionalisasi suatu rencana sehingga

berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung terlaksana dengan baik

dalam arti bukan hanya sesuai dengan rencana, akan tetapi juga dengan tingkat

efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin.

Page 36: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxvi

Menurut Yohanes Yahya (2006:134) terdapat tiga tipe dasar pengawasan

yaitu :

a) Pengawasan Pendahuluan (steering control) Pengawasan ini di rancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu tujuan kegiatan tersebut diselesaikan.

b) Pengawasan Concurrent Pengawasan ini dilakukan selama kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu kegiatan itu dilaksanakan atau dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan double-check yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

c) Pengawasan Umpan Balik Pengawasan ini juga dikenal sebagai alat untuk pengukur untuk mengetahui hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana yang ditentukan dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang.Pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.

5) Teman Kerja

Banyaknya waktu dalam sehari yang dimiliki karyawan dihabiskan di

perusahaan, oleh sebab itu mereka lebih sering mengadakan interaksi sosial

dengan rekan-rekan kerja dalam kelompok kerjanya daripada dengan anggota-

anggota keluarga mereka yang dekat. Adanya pengakuan akan keberadaan

karyawan jika hubungan dengan rekan kerja sangatlah harmonis, adanya sikap

peduli, penghargaan, dan kerja sama dari anggota kelompok yang lain. J. Winardi

(2002:57) mengatakan ”Bahwa kepuasan-kepuasan individual timbul dari

hubungan antar perorangan mereka, kemudian diterjemahkan menjadi kepuasan

pribadi, kesenangan, atau kegembiraan”.

J. Winardi (2002:54) mengatakan bahwa ”Diketemukannya fakta bahwa

seorang individu dan perilakunya dipengaruhi oleh ekspentasi-ekspentasi dan

tekanan-tekanan sosial, orang-orang dengan siapa ia bekerja sama.” Bahwa

hubungan sosial karyawan berpengaruh terhadap perilaku mereka. Diharapkan

dalam hubungan ini berakibat munculnya sikap-sikap positif yang dapat

menunjang kelancaran perusahaan.

Page 37: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxvii

Ashar S. Munandar (2006:395) mengatakan bahwa ”Hubungan yang baik

antar anggota dari suatu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama dalam

kesehatan individu dan organisasi.” Hubungan yang baik antar rekan kerja

merupakan sebuah energi bagi kelangsungan hidup serta mampu menunjang

kesehatan para karyawan.

6) Kondisi kerja

Kondisi kerja di dalam pabrik yang didirikan oleh perusahaan merupakan

faktor yang cukup penting dalam pelaksanaan proses produksi yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut. Sebagaimana diketahui, yang mempengaruhi kepuasan

kerja salah satunya adalah faktor kondisi kerja. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kondisi kerja, terutama adalah persyaratan teknis dari pelaksanaan

proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Mesin dan peralatan

produksi berikut persyaratan teknisnya serta metode pengawasan karyawan yang

dilaksanakan di perusahaan yang bersangkutan akan mempengaruhi kondisi kerja.

Menurut Ashar Sunyoto M. (2006) kondisi kerja meliputi beberapa aspek berikut :

a) Penerangan

Penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik

tetapi termasuk juga penerangan yang berasal dari sinar matahari.

Penerangan yang baik adalah penerangan yang cukup tetapi tidak

menyilaukan. Penerangan harus pula disesuaikan dengan ukuran ruangan

kerja, kondisi mata karyawan khususnya karyawan yang matanya plus dan

atau minus.

Menurut Ashar S. Munandar (2006:135-136) ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan dalam penerangan yaitu :

(1) Kadar cahaya. Untuk pekerjaan tertentu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai penerangan. Pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kejelian mata menuntut kadar cahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memerlukan penglihatan tajam.

(2) Distribusi cahaya. Pengaturan ideal jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual.

(3) Sinar yang menyilaukan dirasakan sebagai silau karena intensitas cahaya yang melebihi intensitas cahaya yang telah biasa diterima oleh mata. Kajian dalam laboratorium menunjukkan bahwa silau

Page 38: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxviii

menunjukkan peningkatan kesalahan dalam kerja selama waktu 20 menit. Selain ketegangan mata, silau juga mengaburkan padangan.

Dengan penerangan yang baik diharapkan karyawan akan

menjalankan tugasnya dengan teliti sehingga kesalahan karyawan dalam

bekerja dapat diperkecil yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan.

b) Suhu udara

Temperatur udara atau suhu udara pada ruang kerja karyawan

perusahaan akan sangat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

perusahaan yang bersangkutan. Suhu udara yang terlalu panas bagi

karyawan akan dapat menjadi penyebab turunnya kepuasan kerja

karyawan sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan untuk

pelaksanaan proses produksi.

c) Suara bising

Menurut Mc. Cormic dalam Ashar Sunyoto M. (2006:143)

menyatakan bahwa ”Suara bising adalah suara yang tidak diinginkan

dengan batasan bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan

tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.” Dalam bekerja karyawan akan

memerlukan suasana yang dapat mendukung konsentrasi dalam bekerja.

Suara bising yang bersumber baik dari mesin-mesin pabrik maupun dari

kendaraan umum akan dapat mengganggu konsentrasi karyawan dalam

bekerja. Dengan konsentrasi yang terganggu seorang karyawan tidak akan

dapat bekerja lebih baik sehingga akan banyak melakukan kesalahan

dalam pekerjaannya yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

Akibat lain yang ditimbulkan dari tingkat kebisingan yang tinggi

menurut Ashar Sunyoto M. (2006:143) adalah :

(1) Timbulnya perubahan fisiologis. Penelitian menunjukkan pada orang-orang yang mendengar suara bising pada tingkat 95-110 desibel terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan detak jantung, dan dilatasi dari pupil mata. Penyempitan dari pembuluh darah tetap berlangsung beberapa waktu setelah tidak ada bising lagi dan mengubah persediaan darah untuk tubuh;

Page 39: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xxxix

(2) Adanya dampak psikologis. Bising dapat mengganggu kesejahteraan emosional merka yang bekerja dalam lingkungan yang ekstrim bising lebih agresif, penuh curiga, dan cepat jengkal dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada lingkungan yang lebih sepi.

d) Keamanan kerja dalam perusahaan

Keamanan kerja bagi karyawan merupakan faktor yang sangat

penting yang perlu diperhatikan perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan

membuat karyawan tenang dalam bekerja, sehingga akan berdampak pada

meningkatnya produktivitas perusahaan. Keamanan kerja berhubungan erat

dengan keselamatan kerja para karyawan. Menurut Wulfram I. Ervianto

(2005: 195) menyatakan pendapatnya bahwa ”Keselamatan kerja adalah

suatu keadaan dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat menjamin

secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada atau di tempat

tersebut” .

Keamanan kerja bertujuan menghindarkan karyawan dari

kecelakaan kerja karena hal itu akan merugikan perusahaan. Kecelakaan

yang terjadi jelas akan menimbulkan kerugian pada organisasi tempat

kerja. Kerugian yang paling besar diderita organisasi adalah kerugian yang

menimpa tenaga kerja baik cacat tubuh atau yang utama adalah meninggal

dunia. Kerugian akibat kecelakaan sehingga tenaga kerja meninggal dunia

tidak dapat diganti dalam waktu singkat, melainkan memerlukan waktu

yang cukup lama untuk memperoleh tenaga pengganti dari tenaga kerja

yang meninggal tersebut. Apalagi kalau tenaga kerja yang meninggal

adalah tenaga kerja yang terampil dan telah berpengalaman. Kerugian

materiil yang diderita organisasi yaitu kerusakan peralatan atau

perlengkapan, terhentinya pekerjaan yang berwujud berkurangnya

produksi atau perbaikan atau rehabilitasi peralatan/ perlengkapan.

Komponen ini dapat ditambah dengan biaya perawatan/ pengobatan dan

kompensasi.

Keamanan kerja yang baik tidak hanya keamanan fisik karyawan

tetapi juga keamanan barang-barang pribadi karyawan. Dengan sistem

Page 40: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xl

keamanan yang baik diharapkan karyawan akan tenang dalam bekerja

sehingga akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

d. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja

Apabila seorang pemimpin perusahaan berbicara masalah kepuasan kerja,

maka pimpinan perusahaan tersebut tidak bisa lepas dari masalah ketidakpuasan

kerja. Dengan mengetahui gejala-gejala ketidakpuasan kerja dari karyawan maka

seorang pemimpin akan dapat mencari jalan agar ketidakpuasan kerja bisa

diminimumkan sehingga kepuasan kerja akan dapat ditingkatkan.

Menurut Ashar Sunyoto M. (2006: 366-367) ketidakpuasan karyawan

dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara, misalnya :

1) Keluar (Exit). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan baru.

2) Menyuarakan (Voice). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.

3) Mengabaikan (Neglect). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen, atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat semakin banyak.

4) Kesetiaan (Loyalty). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

e. Usaha Mengembangkan Kepuasan Kerja Karyawan Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat mengembangkan kepuasan

kerja karyawan semaksimal mungkin, dalam batas kemampuan perusahaan

tersebut. Timbul pertanyaan di sini bagaimana cara mengembangkan kepuasan

kerja karyawan semaksimal mungkin. Hal ini penting, sebab dengan dana dan

kemampuan yang terbatas perusahaan harus memilih suatu cara yang paling tepat

untuk mengembangkan kepuasan kerja karyawan semaksimal mungkin. Menurut

Wexley &Yulk (1992) ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kepuasan kerja karyawan yaitu :

Page 41: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xli

1) Pendekatan non directive counselling kadang-kadang efektif untuk menangani pekerja secara individual yang merasa kesal terhadap sesuatu, penting kiranya untuk menemukan apakah pekerja tidak puas dengan beberapa aspek pekerjaan atau masalah pribadi yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan;

2) Pendekatan tidak langsung (non directive approach) ini untuk menghindarkan pekerja tetap mempertahankan diri, serta memungkinkan baginya untuk menurunkan ketegangan dengan membicarakan masalahnya dan memperkaya penghargaan diri dengan memberikan kesempatan kepadanya mengembangkan penyembuhan dirinya, namun bila masalahnya menyangkut pekerja yang lain maka pemecahannya pekerja seharusnya diserahkan kepada konselor profesional;

3) Pendekatan mengadakan perubahan-perubahan dalam kondisi kerja, pengawasan, kompensasi, atau rancangan pekerjaan yang tentunya tergantung pada faktor pekerjaan mana yang menjadi penyebab ketidakpuasan kerja;

4) Pendekatan memindahkan pekerja ke pekerjaan yang lain untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik antar karakteristik pekerja dengan karakteristik pekerjaannya;

5) Pendekatan untuk mengubah persepsi atau harapan dari pekerja yang tidak puas, pendekatan ini cocok bila para pekerja memiliki kesalahan konsepsi yang didasarkan pada informasi yang tidak memadai atau tidak benar.

B. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan serta

menjaga kelangsungan perusahaan. Berhasil tidaknya suatu usaha dalam

perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja. Dengan demikian

tenaga kerja merupakan faktor penentu dan faktor utama menuju kearah

tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan hendaknya

memperhatikan para karyawan dalam melakukan pekerjaan guna memperoleh

kepuasan kerja.

Kepuasan kerja merupakan sesuatu yang harus mendapatkan perhatian oleh setiap perusahaan, namun dalam kenyataannya tidak semua karyawan memperoleh kepuasan kerja dalam melakukan pekerjaan yang diinginkan perusahaan. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah materi pekerjaan, pembayaran/ upah, kesempatan promosi, pengawasan, teman sekerja, dan kondisi kerja. Para karyawan tentunya mempunyai harapan yang besar terhadap faktor-faktor tersebut

Page 42: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlii

yang nantinya dapat memotivasi dalam bekerja maupun dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga dengan karyawan yang memiliki motivasi dan produktivitas yang tinggi dalam bekerja, perusahaan mendapat keuntungan, yaitu perusahaan berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya harapan dari faktor-faktor tersebut yang ditandai oleh motivasi yang tinggi dan produktivitas yang tinggi pula dalam bekerja, hal yan g diharapkan karyawan dari perusahaan yaitu untuk lebih meningkatkkan kinerjanya dalam melayani karyawan maupun dalam memuaskan karyawan dalam bekerja. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terlaksana sesuai harapan karyawan dan perusahaan meningkatkan kinerjanya dengan baik maka kepuasan kerja karyawan tercapai sesuai yanga diharapkan.

Untuk menjelaskan sistematika kerja dari penelitian ini maka penulis mencoba membuat kerangka berpikir yang berbentuk gambar sederhana sekaligus merupakan perwujudan jalan pemikiran penulis agar mudah dipahami. Adapun bentuk dan skema kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

1) Materi pekerjaan 2) Pembayaran/ upah 3) Kesempatan promosi 4) Pengawasan 5) Teman sekerja 6) Kondisi kerja

Harapan karyawan Kinerja perusahaan

Kepuasan kerja karyawan tercapai

Page 43: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xliii

BAB III

METODOLOGI

Istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani merupakan gabungan dari

kata “metodos” yang berarti cara, dan “logos” yang berarti ilmu. Menurut

Suharsimi Arikunto (2002:136) “Metodologi penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003:1) menyatakan bahwa, “Metodologi

penelitian berasal dari kata yaitu metodos yang artinya cara yang tepat untuk

melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi

metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara

seksama untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

metodologi adalah suatu cara atau metode yang digunakan dalam melaksanakan

suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan objek untuk

memperoleh data yang berguna dalam mendukung tercapainya tujuan penelitian.

Di dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti memilih lokasi pada Housewares

Furniture Indonesia yang beralamat di desa Bakalan Rt. 02/ II, Ceper, Klaten

dengan alasan sebagai berikut:

a. Pada Housewares Furniture Indonesia tersedia data yang digunakan dalam

penelitian ini;

b. Letak Housewares Furniture Indonesia yang strategis, lokasinya yang mudah

dijangkau oleh sarana transportasi sehingga memudahkan penelitian.

25

Page 44: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xliv

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini direncanakan dimulai dari disetujuinya judul skripsi

sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian yang diperkirakan selama enam

bulan yaitu mulai bulan Maret 2008 sampai bulan Desember 2008.

B. Bentuk dan Strategi

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang ditekankan

pada masalah proses dan makna persepsi, maka bentuk penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap variable mandiri yaitu

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain. Menurut

Bodgan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2004: 3) “Metode

kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Pemilihan data pada penelitian ini didasarkan pada data yang bersifat deskriptif.

Menurut Lexy J. Moleong (2004: 6) “Data deskriptif adalah data yang

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka”. Penelitian tersebut yang diambil

adalah berupa kata-kata tertulis atau lisan para karyawan serta perilaku-perilaku

karyawan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Adapun ciri-ciri umum

penelitian deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1998:140) adalah : ”1.

Menempatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masalah sekarang dan

besifat aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan

kemudian dianalisis”.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan

alasan sebagai berikut :

a. Masalah yang ada pada penelitian ini merupakan masalah yang aktual pada

masa sekarang, yang mana kepuasan kerja adalah kebutuhan bagi seorang

karyawan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan

perusahaan;

Page 45: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlv

b. Dengan metode penelitian deskriptif sesuai dengan masalah dan tujuan yang

penulis rumuskan, yaitu mengetahui faktor-faktor kepuasan kerja karyawan

dan pengaruhnya terhadap karyawan bagian produksi pada Housewares

Furniture Indonesia;

c. Yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, oleh

karena itu yang sangat diutamakan adalah kemampuan peneliti dalam

menerjemahkan data yang diperoleh dari wawancara, observasi, studi

kepustakaan, dan hasil pengumpulan data;

d. Data yang diolah dan dihasilkan dalam penelitian ini buakanlah angka-angka

melainkan berupa kata-kata atau rangkaian kata-kata yang mengarah pada

pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai apa yang sebenarnya

terjadi sebagaimana di lapangan;

e. Penelitian ini menggunakan tahapan yang sistematis dengan cara

mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis, dan

menginterpretasikan data.

2. Strategi Penelitian

Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Dalam

penelitian ini, strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati,

mengumpulkan informasi, dan menyajikan analisis hasil penelitian. Menurut H.B.

Sutopo (2002:112) mengemukakan bahwa ”Dalam penelitian kualitatif dikenal

adanya studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda. Secara lebih khusus baik

studi kasus tunggal maupu studi kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis

penelitiann terpancang maupun holistik penuh”.

Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan

deskriptif terhadap kasus tunggal terpancang, yang mana peneliti hanya mengkaji

satu masalah saja yaitu tentang kepuasan kerja karyawan di Housewares Furniture

Indonesia.

Page 46: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlvi

Alasan dari pemilihan strategi ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya mengupas satu masalah saja yaitu sejauh mana kepuasan

kerja karyawan tercapai di Housewares Furniture Indonesia;

b. Penelitian ini terpancang pada sasaran dan tujuan serta masalah sudah

ditetapkan sebelum peneliti terjun ke lapangan atau tempat penelitian agar

kegiatan pengumpulan datanya lebih terarah berdasarkan tujuan penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam suatu penelitian dapat berasal dari

manusia, dokumen, arsip dan benda-benda lainnya. Menurut Lofland and Lofland

yang dikutip oleh Moleong (2001: 112) mengemukakan bahwa “Sumber data

utama dalam penalitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Adapun sumber data dalam

penelitian ini adalah:

1. Informan Informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik dan benar

tentang masalah yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti memilih informan

yang dapat bersikap objektif dan secara sukarela memberikan informasi yang

dibutuhkan dalam melakukan pengumpulan data bagi penelitian, dalam penelitian

ini peneliti memilih informan yaitu kepala personalia, karyawan dan pihak-pihak

yang dianggap mempunyai kekayaan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena

dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi sosial

selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat yang menjadi lokasi

penelitian adalah Housewares Furniture Indonesia di desa Bakalan Rt. 02/ II,

Ceper, Klaten. Sedangkan peristiwa yang diteliti di sini adalah kegiatan karyawan

bagian produksi. Di dalam penelitian ini peneliti berperan secara pasif yaitu hanya

mengamati kegiatan karyawan bagian produksi.

Page 47: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlvii

3. Arsip dan Dokumen

Yang dimaksud dengan dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu,sedangkan arsip merupakan catatan rekaman yang sifatnya lebih formal terencana. Arsip dan dokumen yang dipergunakan sebagai sumber data adalah arsip dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. (HB. Sutopo, 2002: 51) Dalam hal ini dapat diambil dari arsip yang relevan yang ada di

Housewares Furniture Indonesia yaitu arsip yang berupa buku-buku, majalah,

peraturan-peraturan, notulen rapat, dan atau catatan harian, sedangkan dokumen

yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian misalnya

foto-foto yang diambil pada saat penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan

permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian. H. B

Sutopo (2002:36) mengemukakan bahwa :

Teknik Sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses yang umum dalam memusatkan atau suatu proses yang umum dalam memusatkan atau pemilihan riset dalam penelitian yang mengarah pada pendekatan seleksi. Teknik sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan yang muncul.

Suharsimi Arikunto (2002:14-15) mengemukakan bahwa teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian kualitatif ada empat, yaitu :

1. Accidental Sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yang tidak dirancang pertemuannya terlebih dahulu;

2. Purposive Sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal;

3. Cluster-quota Sampling, yaitu memilih sejumlah responden dari wilayah tertentu sampai batas yang diinginkan terpenuhi;

4. Snowball Sampling, yaitu peneliti memilih responden secara berantai. Dalam penelitian ini digunakan sampling yang bersifat purposive sampling

(sampling yang bertujuan). Menurut Lexy J. Moleong (2001: 165) bahwa “Teknik

Purposive sampling mengandung maksud yaitu untuk menjaring sebanyak

Page 48: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlviii

mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya

(construction)”. Dengan kerangka teknik purposive sampling ini peneliti hanya

memilih informan yang dianggap mengetahui masalahnya dan betul-betul dapat

dipercaya. Dengan demikian peneliti dapat terhindar dari pemborosan tenaga,

biaya dan waktu.

Menurut Lexy Moleong (2004) sampel bertujuan dapat ditandai dengan

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Rancangan sampel yang muncul

Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan

Pemilihan sampel ini bertujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya

hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan

sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat

dipilih untuk memperoleh informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu,

sehingga dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang

ditemui.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel

Setiap sampel pada mulanya dapat sama keguaannya, sesudah makin banyak

informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, ternyata

bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan

Sampel bertujuan ini menjelaskan bahwa jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Kuncinya di sini

ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel

sudah harus dihentikan.

Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik bola salju

(snowball sampling) H. B. Sutopo (2003:37) mengemukakan bahwa :

Snowball sampling, yang berupa penggunaan sampling tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai, dan selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan sampling berikutnya sehingga mendapatkan data yang lengkap dan mendalam, ibaratnya bola salju yang menggelinding, semakin jauh semakin besar.

Page 49: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xlix

Dengan menggunakan teknik ini, pemilihan informan dapat berkembang

sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan

data, jumlah informan tidak dibatasi dan cenderung memilih informan yang

dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang sedang diteliti secara

baik dan mendalam, sehingga penulis dapat memperoleh data yang diperlukan

dengan betul-betul dapat dipercaya dan faktual.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian. Data dalam penelitian

merupakan hal yang sangat penting untuk membuktikan dugaan awal peneliti.

Dalam menentukan teknik pengumpulan data harus sesuai permasalahan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, teknik wawancara merupakan salah satu cara

pengumpulan data. Lexy J. Moleong (2001: 135) menyatakan bahwa “Wawancara

merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Antara pewawancara dan yang diwawancarai seharusnya melakukan komunikasi

secara langsung. Patton, seperti yang dikutip Lexy J. Moleong (2004), membagi

wawancara menjadi tiga macam :

a. Wawancara Pembicaraan Informal

Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada

pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam

mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai.

Page 50: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

l

b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan

garis besar pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan

pokok-pokok itu dilakuan sebelum wawancara dilakukan. Pokok-pokok yang

dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula

penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu

tidak perlu dilakukan sebelumnya.

c. Wawancara Baku Terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat

pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun

sama untuk setiap responden. Keluesan mengadakan pertanyaan mendalam

(probing) terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan

kecakapan pewawancara. Wawancara demikian digunakan jika dipandang

sangat perlu untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi

antara seorang yang diwawancarai dengan yang lainnya.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan

menggunakan petunjuk umum wawancara dengan alasan agar informan dapat

mengungkapkan secara terbuka dan bebas tanpa adanya tekanan, namun masih

mengacu pada pokok pembahasan sehingga informasi yang diperoleh merupakan

data yang objektif, dan untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat

tercakup seluruhnya. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah manajer

produksi, pengawas, serta karyawan bagian produksi Housewares Furniture

Indonesia.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang utama

dalam kebanyakan penelitian kualitatif. Ada beberapa alasan mengapa dalam

penelitian kualitatif, pengamatan atau observasi dimanfaatkan. Guba & Lincoln

yang dikutip Moleong (2001: 125) mengemukakan sebagai berikut:

a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung;

Page 51: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

li

b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya;

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data;

d. Sering terjadi adanya keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang menceng atau bisa;

e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit;

f. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Spradley seperti yang dikutip oleh H. B. Sutopo (2002:65) juga

menjelaskan bahwa ”Pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi 1)

tak berperan sama sekali, 2) observasi berperan, yang terdiri dari berperan pasif,

berperan aktif, dan berperan penuh.” Berdasarkan pendapat ini, dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Observasi Tak Berperan

Observasi ini berarti peneliti sama sekali kehadirannya dalam melakukan

observasi tidak diketahui oleh subyek yang diamati.

b. Obsevasi Berperan Pasif

Observasi ini peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak

berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam

konteksnya.

c. Observasi Berperan Aktif

Observasi ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai

pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinan dalam suatu

situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses

yang bisa diperolehnya dan dimanfaatkan bagi pengumpulan data.

d. Observasi Berperan Penuh

Jenis observasi ini diartikan bahwa peneliti memang memiliki peran dalam

lokasi studinya, sehingga benar-benar sebagai penduduk, atau sebagai anggota

lembaga atau organisasi yang sedang dikaji.

Page 52: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lii

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

berperan pasif. Dengan observasi berperan pasif, peneliti akan mendatangi

langsung ke lokasi observasi yang memungkinkan peneliti untuk melihat,

mengamati serta mempelajari secara langsung keadaan tempat yang akan diteliti.

Dengan observasi ini memudahkan peneliti untuk mendapatkan data secara

mendalam, sebab peneliti dapat menangkap fenomena- fenomena yang muncul

pada saat itu.

3. Analisis Dokumen

Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga

dapat dilakukan dengan cara mencatat arsip atau dokumen yang isinya

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dokumen yang digunakan dalam

penelitian berfungsi sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen

sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

untuk meramal.

Suharsimi Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa ”Di dalam

melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peratiran, notulen rapat, atau

catatan harian”. Moleong (2001: 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah

setiap bahan tertulis ataupun film”.

Karena lokasi dalam penelitian ini adalah suatu lembaga formal, dalam hal

ini Housewares Furniture Indonesia, maka peneliti lebih mengutamakan

penggunaan dokumen resmi, tanpa mengesampingkan dokumen pribadi dalam

penelitian. Dokumen pribadi berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, termasuk di

dalamnya risalah suatu laporan hasil rapat, dan keputusan pemimpin kantor

tersebut. Dokumen demikian dapat menyajikan informasi tentang keadaan, aturan,

dan kedisiplinan. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan informasi yang

dihasilkan suatu lembaga sosial, seperti majalah, buletin, pernyataan, dan berita

yang disiarkan oleh media massa.

Page 53: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

liii

F. Validitas Data

Validitas merupakan keakuratan atau kesahihan data yang telah

dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik kesimpulan pada akhir

penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2001: 173)

bahwa, “Untuk menetapkan keabsahan (trustwothiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan

kepastian (confirmability)”. Densin seperti yang dikutip Moleong (2004:178)

“Membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.”

Berdasar pendapat tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Triangulasi dengan Sumber

Triangulasi ini berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitataif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :

a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;

b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan sepanjang waktu;

c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang terjadi sepanjang waktu;

d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan;

e) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

2. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi ini terdapat dua strategi yaitu yang pertama adalah pengecekan

dokumen kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

Page 54: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

liv

pengumpulan data dan kedua adalah pengecekan derajad kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Penyidik

Triangulasi ini berarti mengumpulkan data yang semacam dilakukan oleh

beberapa peneliti.

4. Triangulasi dengan Teori

Triangulasi ini adalah melakukan penelitian tentang topik yang sama dan

datanya dianalisis dengan beberapa perspektif teoritis yang berbeda.

Jenis trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangggulasi sumber dan metode. Dalam trianggulasi sumber data menggunakan

beberapa sumber data utuk mengumpulkan data dengan permasalahan yang sama.

Data yang diperoleh dari wawancara dibandingkan dengan data hasil pengamatan

dan dokumentasi. Sedang trianggulasi metode digunakan untuk megecek hasil

penelitian dari dari beberapa teknik pengumpulan data. Dengan demikian

diharapkan dari keseluruhan data dalam penelitian ini akan menjadi valid dan sah

dengan landasan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

G. Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2002: 103) ”Bahwa analisa data merupakan

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Teknik analisis data merupakan teknik dalam memeriksa dan menganalisis

data sehingga menghasilkan data yang sah dan dapat dipercaya. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis interaktif. Menurut MB. Miles dan AM. Huberman

sebagaimana dikutip oleh HB. Sutopo (2002: 94) “Analisis dalam penelitian

kualitatif terdiri dari empat komponen”.

Page 55: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lv

Berdasar pendapat di atas dapat dijelaskan tahap-tahap analisis data

sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan data. Sesuai dengan

teknik pengumpulan data yang dikemukakan sebelumnya, maka pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Seluruh data

yang terkumpul dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Pengumpulan data dilakukan

selama data yang diperlukan belum memenuhi dan akan dihentikan jika data

sudah memenuhi untuk ditarik suatu kesimpulan.

2. Reduksi data

Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data adalah mengadakan reduksi

data. Kegiatan reduksi data berlangsung selama penelitian dilaksanakan,

dengan cara membuang data yang tidak diperlukan, mengatur data dan

pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga agar tetap berada di dalamnya

sehingga penarikan kesimpulan akhir dari penelitian dapat dilakukan dengan

mudah.

3. Penyajian data

Proses analisis selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir

informasi secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam

menghubungkan dan merangkai keterkaitan antar data dalam menyusun

penggambaran proses serta memahami fenomena yang ada pada obyek

penelitian.

4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

Data yang diperoleh di lapangan, sejak awal peneliti sudah menarik

kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih belum jelas dan masih bersifat

sementara, tetapi kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap

yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis

data yang dilaksanakan.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dapat segera

ditarik kesimpulan yang bersifat sementara. Agar kesimpulan dapat lebih mantap

maka peneliti memperpanjang waktu observasi tersebut sampai ditemukan data

Page 56: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lvi

baru yang dapat mengubah kesimpulan sementara sehingga diperoleh suatu

kesimpulan yang baik.

Gambar 2: Komonen analisis data model interaktif

Sumber: Mattew B. Milles & A. Hubberman yang dikutip oleh

HB.Sutopo (2002: 96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan suatu proses tahapan/ langkah-langkah

penelitian dari awal sampai akhir. Menurut Lexy j. Moleong (2001: 85) “Tahap-

tahap penelitian yang akan dilaksanakan adalah tahap pra lapangan, pekerjaan

lapangan, analisis data, dan tahap penyusunan laporan”. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Pralapangan

Tahap pralapangan mempersoalkan segala macam persiapan yang diperlukan

sebelum peneliti terjun ke dalam kegiatan penelitian. Kegiatan yang harus

dilaksanakan pada tahap pralapangan yaitu menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, menjajaki dan menilai keadaan laporan, memilih

dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan

persoalan etika penelitian.

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian data

Penarikan kesimpulan (verivikasi)

Page 57: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lvii

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu memahami latar

penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil

mengumpulkan data.

3. Tahap analisis data

Ada tiga prinsip pokok persoalan dalam tahap analisis data yaitu konsep dasar,

menemukan tema, dan merumuskan hipotesis dan bekerja dengan hipotesis.

4. Tahap pembuatan laporan

Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melangkah, berikut ini peneliti

sajikan skematis prosedur penelitian sebagai berikut:

me

Gambar 3: Skema Proses atau Prosedur Penelitian

Menyusun proposal

Persiapan Pelaksanaan

Mengumpulkan Data

Analisis Data

Penyusunan Konsep/Laporan

Penarikan Kesimpulan

Pertanggungjawaban Laporan

Page 58: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lviii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Housewares furniture Indonesia

Housewares Furniture Indonesia adalah sebuah perusahaan ekspor mebel

kayu dan rotan yang berkantor pusat di Pert, Australia, sebagai pemiliknya adalah

Mr. Jonathan Sadler yang didirikan pada tahun 1997. Berawal dari hanya sebuah

retail shop furniture di Perth dengan satu buah toko dan gudang, Mr. Jonathan S.

mulai merintis usahanya dengan kapasitas impor awal sekitar 2 container per

bulan. Ketekunan dan kerja kerasnya merintis usaha retail shop ini akhirnya

membuat Beliau mengembangkan bisnisnya sebagai wholesaler furniture di

Australia. Dengan berbekal promosi marketing door to door, akhirnya Beliau

berhasil mensuplai beberapa retail shop besar di beberapa bagian Australia seperti

Brisbane, Sidney, Melbourne, dan Adelaide.

Semakin ketatnya persaingan penjualan mebel di Australia membuat Mr.

Jonathan S. mulai mengembangkan pangsa pasarnya ke negara–negara di Eropa

dan Amerika. Dengan rutin mengikuti beberapa pameran Internasional tahunan di

Jerman, akhirnya Beliau berhasil mensuplai beberapa retail shop di Jerman dan

sebagian negara di Eropa.

Keberhasilan marketing Mr. Jonathan S. untuk mengembangkan dan

mengekspor produk Indonesia ke Australia dan Eropa ini tidak terlepas dari peran

besar Branc office-nya di Indonesia yang diberi nama “Housewares Furniture

Indonesia” yang beralamat di desa bakalan Rt. 02/ II Ceper, Klaten pada area

seluas 7.000 m2. Sebagai perwakilan housewares di Indonesia, Mr. Jonathan S.

mempercayakan kepada Bp. Moh. Feri Effendi sebagai owner Representatve

housewares di Indonesia, yang bertanggungjawab atas semua produksi produk

kayu dan rotan yang diekspor ke Australia dan Eropa.

Housewares Furniture Indonesia sebagai pusat dari semua produksi

mebelnya sekaligus sebagai Trading Center dari produk-produk Indonesia selain

40

Page 59: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lix

mebel yang diekspor ke luar negeri, Housewares Furniture Indonesia juga

bertindak sebagai trading company dari produk-produk buatan Indonesia yang

diekpor ke luar negeri seperti handycraft yang terbuat dari kerang, perunggu,

kuningan, perak, tanah liat (terracotta), dan lain-lain juga sebagai tekstil batik

yang kesemuanya diambil dari beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta,

Cirebon, dan Bali.

Untuk memaksimalkan dan mempertinggi mutu produksi, perusahaan

housewares ini menggunakan tenaga mesin modern. Penggunaan mesin modern

ini bukan berarti mengurangi tenaga kerja yang ada, namun untuk

mengoptimalkan kegiatan industri dan menjamin mutu serta kualitas produk agar

tetap stabil sehingga kepuasan konsumen (importer) selalu terjaga.

2. Misi danTujuan Perusahaan

Housewares Furniture Indonesia melalui Bpk. Moh Feri E. sebagai owner

representative Housewares Australia menetapkan beberapa tujuan khusus (misi

sosial) perusahaan terhadap keberadaannya di Indonesia sebagai berikut:

a. Misi Eksternal

Memberikan yang terbaik untuk semuanya, bagi konsumen luar negeri

maupun karyawan sendiri, artinya Housewares Furniture Indonesia sebagai

produsen akan memberikan yang terbaik bagi pembelinya yaitu dengan

memperhatikan kualitas produk dan ketepatan waktu dalam pengiriman barang

serta menjaga hubungan yang baik dengan pembeli sehingga kerja sama akan

terus bejalan.

b. Misi Internal

Menberikan yang terbaik bagi para karyawan artinya perusahaan

memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan memenuhi kebutuhan

karyawan melalui pemberian gaji, uang lembur, jaminan keamanan, dan

keselamatan kerja karyawan.

c. Tujuan Perusahaan

1) Berusaha meningkatkan kualitas produk furniture di Indonesia pada

umumnya dan Klaten pada khususnya, dengan mengadakan perubahan

Page 60: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lx

pola produksi dari produk sederhana ke orientasi pasar luar negeri yang

lebih luas.

2) Memperkenalkan produk furniture dan beberapa produk buatan Indonesia

sebagai hasil dari budaya daerah untuk diproduksi di tingkat Internasional.

3) Membuka peluang kerja terutama untuk masyarakat sekitar.

4) Menjalin kerja sama atau kemitraan dengan pengusaha furniture skala kecil

dan menengah di wilayah Klaten sebagai pengrajin furniture kayu dan

wilayah Trangsan Gatak sebagai pengrajin furniture rotan.

3. Lokasi perusahaan

Housewares Furniture Indonesia berlokasi di desa Bakalan Rt 02/ II Ceper

Klaten dengan pusat marketing di Australia.

.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka antar orang dalam suatu organisasi

yang menunjukkan pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam

perusahaan secara vertikal dan hubungan antar bagian secara horisontal yang

menunjukkan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi,

bagan, atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,

wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi. Bagan struktur

organisasi Housewares furniture Indonesia terlampir pada lampiran 12.

5. Job Deskripsi

Pembagian tugas dari setiap bagian dalam struktur organisasi Housewares

Furniture Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Owner Representative

Tugas dan tanggung jawab:

1) Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap semua kegiatan perusahaan baik

ekstern maupun intern;

2) Mengkoordinasi, mengatur, dan mengawasi personil dibawahnya.

Page 61: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxi

b. Sekretaris

Tugas dan tanggung jawab:

Membantu owner representative menyelesaikan tanggung jawab di

perusahaan.

c. Accounting

Tugas dan tanggung jawab:

1) Mengawasi dan membuat laporan keuangan;

2) Mengatur keuangan pemasok.

d. Staf Ekspor

Tugas dan tanggung jawab

1) Mengurus dokumen-dokumen ekspor;

2) Mengatur pelaksanaan kegiatan stuffing (loading barang).

e. Manajer Produksi Kayu

Manajer prouksi di Housewares Furniture Indonesia terbagi menjadi dua yaitu

manajer produksi kayu dan manajer produksi rotan dengan perincian tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

Tugas dan tanggung jawab manajer produksi kayu:

1) Melakukan pengawasan produksi kayu;

2) Melakukan perencanaan dan pengendalian bahan-bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi;

3) Mengkoordinasi kerja quality control (QC) dalam dan luar;

4) Mengadakan penelitian dan inovasi produk.

Tugas dan tanggung jawab manajer produksi rotan:

1) Melakukan pengawasan produksi rotan;

2) Melakukan perencanaan dan pengendalian bahan-bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi;

3) Mengkoordinasi kerja QC dalam dan luar;

4) Mengadakan penelitian dan inovasi produk.

f. Quality control (QC)

Terdiri dari tiga QC yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

Page 62: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxii

1) QC Luar: bertugas mengntrol dan bertanggung jawab setiap bahan mentah

atau setengah jadi yang masih dikerjakan pemasok di luar pabrik;

2) QC dalam: bertugas mengontrol dan bertanggung jawab setiap bahan

mentah sampai jadi yang masuk dari pemasok sampai proses menjadi

barang jadi;

3) QC independent: Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil akhir

produksi dan menentukan apakah hasil produksi ini layak atau tidak untuk

diekspor.

g. Administrasi gudang

Tugas dan tanggung jawab :

1) Bertanggung jawab terhadap administrasi gudang dari stok bahan mentah,

bahan setengah jadi, barang jadi, dan bahan penolong;

2) Melakukan pembelian bahan-bahan penolong.

h. Loading Staff

Tugas dan tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap pemuatan dan penempatan barang di dalam

container;

2) Mengkoordinasi pembelian barang-barang jadi di luar produk Housewares

Furniture Indonesia.

6. Kepegawaian

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

keberadaan dan keefektifan penggunaan sumber daya yang lain. Pada perusahaan

Housewares Furniture Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang dibagi

dalam dua kelompok, yaitu:

a. Tenaga kerja

1) Tenaga kerja harian/ tetap

Housewarwes Furniture Indonesia hanya memiliki 50 orang karyawan

tetap, hal ini dikarenakan pada tahap finishing, dari pemasok sudah

memberikan servis bila pengerjaan barang dari pemasok kurang sempurna.

Page 63: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxiii

2) Tenaga kerja borongan

Tenaga kerja borongan ini dipimpin oleh seorang penanggungjawab,

membawahi beberapa karyawan lain, yang biasanya berjumlah 15-20

orang.

b. Kepegawaian

1) Penerimaan pegawai

Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Housewares Furniture Indonesia

terdiri dari karyawan dengan berbagai tingkat pendidikan dengan keahlian

tertentu. Penarikan pegawai dilakukan melalui:

a) Memberikan informasi pada karyawan untuk disampaikan kepada orang

lain;

b) Memasang iklan di surat kabar;

c) Lamaran yang masuk secara kebetulan.

2) Pemberhentian pegawai

Pemberhentian karyawan sebenarnya diusahakan untuk tidak dilakukan

kecuali dalam keadaan tertentu, seperti melanggaraturan perusahaan yang

sebelumnya telah diperingatkan sebanyak tiga kali, dan atas pemintaan

sendiri atau meninggal dunia.

3) Sistem jam kerja

a) Sistem jam kerja regular

Sistem yang digunakan pada Housewares Furniture Indonesia adalah

day shift system dengan jam kerja 7 jam sehari dan hari Minggu libur.

Sedangkan perincian day shift adalah sebagai berikut:

Tabel. Perincian day shift pada Housewares Furniture Indonesia

Hari Jam kerja Istirahat

Senin-Kanis 08.00-16.00 12.00-13.00

Jumat 08.00-16.30 11.30-13.00

Sabtu 08.00-16.00 12.00-13.00

Page 64: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxiv

b) Sistem jam kerja lembur

Seseorang dikatakan kerja lembur apabila Beliau bekerja melebihi jam

kerja normal yang telah ditetapkan. Kerja lembur diberlakukan jika ada

pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Perusahaan Housewares

Furniture Indonesia membuat kebijakan bagi karyawan produksinya

bahwa kerja lembur karyawan yang dapat dilakukan oleh karyawan

dalam satu hari maksimal 4 jam per orang dan dalam satu bulan

maksimal 24 jam per orang. Hal ini dilakukan mengingat keadaan fisik

maupun kemampuan karyawan tersebut.

4) Sistem pengupahan

Pengupahan yang diterapkan Housewares Furniture Indonesia didasarkan

pada kondisi sosial ekonomi, kemampuan perusahaan, dan kesesuaian

dengan peraturan pemerintah mengenai Upah Minimum Kabupaten (UMK)

yang sedang berlaku. Sistem pengupahan pada Housewares Furniture

Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pengupahan untuk setiap karyawan administrasi (staf) diberikan tiap

akhir bulan berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan masa kerjannya;

b) Pengupahan untuk karyawan harian diberikan setiap satu minggu sekali

berdasarkan hari kerjanya;

c) Pengupahan untuk karyawan borongan diberikan setiap satu minggu

sekali berdasarkan jumlah hari kerjanya;

d) Adapun komponen upah per bulan Housewares Furniture Indonesia

meliputi upah pokok lembur rutin, premi prestasi, lembur resmi,

tunjangan jabatan, dan cuti. Sedangkan upah lembur ditetapkan sendiri

berdasarkan lama jam kerja lembur dikalikan per jam kerja lembur. Upah

yang diberikan perusahaan Housewares Furniture Indonesia adalah

minimum Rp.20.000,00 per hari dengan tunjangan makan sebesar

Rp.3.000,00 per hari. Tunjangan makan ini diberikan berdasarkan jumlah

hari masuk karyawan.

Page 65: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxv

5) Kesejahteraan karyawan

Untuk membantu dan menunjang karyawan agar bekerja lebih giat,

Housewares Furniture Indonesia memberikan fasilitas-fasilitas antara lain

tunjangan dan asuransi kesehatan, pembagian sembako, cuti, dan rekreasi.

7. Produksi

Sistem produksi pada perusahaan Housewares Furniture Inonesia

menggunakan tenaga mesin modern untuk memaksimalkan dan mempertinggi

mutu produksi. Penggunaan mesin produksi tersebut bukan berarti perusahaan

mengurangi tenaga kerja yang ada tetapi hanya dimaksudkan untuk

mengoptimalkan kegiatan industri.

a. Jenis bahan baku yang digunakan

Bahan baku yang digunakan Housewares Furniture Indonesia dalam

proses produksinya terdiri dari:

1) Kayu( kayu jati, mahogani,mindi, dan akasia);

2) Rotan( rotan, enceng gondok, dan pelepah pisang).

b. Jenis produk yang dihasilkan

Jenis produk yang dihasilkan Housewares Furniture Inonesia antara lain:

1) Dari kayu (cabinet, meja, kursi, dan drawer);

2) Dari rotan (Pentagon, Monaco, food cover).

c. Proses produksi

1) Untuk bahan dasar dari kayu

a) Rangka;

b) QC (ketepatan ukuran, kontruksi yang terdiri dari kekuatan kayu dan

daya tahan, kualitas kayu kekeringan kayu di bawah 14);

c) Proses pengamplasan;

d) Amplas sanding;

e) Pewarnaan;

f) Packing.

Page 66: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxvi

2) Untuk bahan dasar dari rotan

a) Untuk bahan baku dari enceng gondok dan pelepah pisang dipilih

bahan baku yang berkualitas;

b) Penjemuran, dilakukan sampai bahan baku benar-benar telah kering

sehingga kualitas bahan baku tetap terjaga;

c) Penganyaman, ada dua cara penganyaman yaitu dengan anyam

kelabang dan dengan anyam lelesan;

d) Pembuatan rangka;

e) Amplas;

f) Proses peminyakan, terdiri dari proses pengolesan silicon dan H202

untuk membunuh kuman yang ada pada bahan baku;

g) Pewarnaan;

h) Finishing;

i) Packing.

d. Stuffing

Stuffing sebenarnya adalah istilah Amerika,yaitu mengisi container atau

memeriksa container seperti light test, bersih, bebas bau, kering, dan bebas

hama, pintu dapat ditutup dengan baik, dan atap tidak berkarat. Stuffing yang

baik adalah:

1) Maksimum kapasitas container;

2) Berat berbagi rata;

3) Peraturan umum pemuatan barang dalam karton;

4) Yang ringan di atas yang berat di bawah;

5) Kemasan mudah pecah jangan tertekan ke dinding;

6) Susunan jangan mudah rubuh menimpa pintu container;

7) Muatan berbahaya harus diperhatikan.

(Sumber: dokumen Housewares Furniture Indonesia)

Page 67: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxvii

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Data yang diperoleh di lapangan perlu dideskripsikan secara sistematis

sehingga dapat mempermudah penulis dalam melakukan analisis secara cermat

yang pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan dari hasi penelitian tersebut.

Berkaitan dengan deskripsi permasalahan penelitian maka penulis menguraikan

hasil peneitian sebagai berkut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi

pada Housewares Furniture Indonesia tahun 2008.

a. Faktor Materi Pekerjaan

1) Keragaman ketrampilan

Pekerjaan yang memberikan banyak ragam ketrampilan untuk

melakukan akltivitas kerja, akan memberikan rasa tidak cepat bosan pada

pekerjaan tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan

I pada tanggal 20 Oktober 2008 sebagai berikut:

“ Pekerjaan sebagai staff administrasi gudang cukup memberikan

ragam ketrampilan, mengorganisir arsip dan dokumen-dokumen perusahaan

mempunyai seni tersendiri bagi saya”.

Kegiatan karyawan dalam melakukan pekerjaan pada Housewares

Furniture Indonesia terutama bagian produksi cukup beragam, walaupun

pada bagian administrasi gudang, karyawan menganggap pekerjaannya

cukup mempunyai seni, sehingga karyawan bagian produksi tidak cepat

mengalami kebosanan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya.

2) Jati diri tugas

Merupakan tingkat di mana suatu pekerjaan membutuhkan

penyelesaian sebagai satu kesatuan dan dapat diidentivikasikan, yang

dimaksud di sini adalah dapat melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir

dengan hasil yang nyata. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan II pada tanggal 23 Oktober 2008 sebagai berikut:

“Saya mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada saya

dengan baik, bila ada kesulitan biasanya saya bertanya kepada rekan kerja

Page 68: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxviii

atau atasan saya sehingga pekerjaan yang saya lakukan tidak membuang-

buang waktu.”

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa karyawan bagian

produksi pada Housewares Furniture Indonesia dapat melaksanakan tugas

masing-masing dari awal sampai akhir atas beban kerja yang mereka

tanggung.

3) Tugas yang penting

Rasa pentingnya tugas bagi seorang karyawan akan aktivitas pekerjaan

yang dilakukannya memberikan keberartian bagi karyawan. Semakin

seorang karyawan menganggap bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah

penting maka karyawan cenderung mempunyai kepuasan kerja. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan informan III pada tanggal 25

Oktober 2008 sebagai berikut:

“Pekerjaan saya pada bagian QC adalah sallah satu bagian terpenting dalam produksi, karena kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan sangat tergantung dari hasil pekerjaan saya, bila saya teledor mdengan pekerjaan saya maka bisa-bisa kualitas produk yang dihasilkan akan berkualitas jelek, sehingga dengan demikian saya merasa saya sangat dibutuhkan perusahaan.”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa karyawan

Housewares Furniture Indonesia berpendapat bahwa pekerjaan mereka

sangatlah penting bagi perusahaan.

4) Otonomi

Pekerjaan yang memberikan kebebasan dan ketidak ketergantungan,

serta memberikan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat

menimbulkan kepuasan kerja. Hasil ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan informan IV pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai berikut:

“ Posisi saya sebagai Kasi QC memberikan kebebasan kepada saya untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan keadaan perusahaan serta permintaan pasar atau konsumen. Permintaan konsumen bagaimana maka saya mberusaha untuk memenuhinya, mau yang kualitas baik, sedang, atau rendah”

Page 69: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxix

Hasil wawancara diatas dapat diketatahui bahwa otonomi atas

pekerjaan yang dilakukan karyawan bagian produksi pada Housewares

Furniture Indonesia memberikan kepuasan bagi karyawannya.

5) Pemberian balikan atau umpan balik

Merupakan tingkat di mana dalam melakukan pekerjaannya seorang

karyawan mendapatkan hasil tentang prestasi yang telah dilakukannya,

secara langsung dan jujur. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan

informan V pada tanggal 31 Oktober 2008 sebagai berikut:

“Rekan kerja memuji saya ketika saya dapat menyelesaikan pekerjaan

saya kurang dari dead line yang diberikan atasan saya,dan kadang atasan

saya juga demikian.Hal-hal kecil demikian membuat saya lebih percaya diri

dan senang, karena ada bonus untuk karyawan yang berprestasi. He…”

Karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia

berpendapat adanya upaya perusahaan dalam menghargai hasil kerja para

karyawan yang bisa diungkapkan dengan pemberian pujian atas hasil kerja

karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan dengan pemberian

bonus-bonus.

Pekerjaan merupakan bagian dari tugas yang dilakukan atau dikerjakan

oleh para pemegang posisi. Pemegang posisi yang dimaksudkan dapat

berupa posisi manajerial seperti manajer tingkat atas, menengah, dan bawah

maupun posisi non manajerial seperti karyawan. Seorang karyawan apabila

di dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian,

pendidikan, bakat dan minat sesungguhnya karyawan tersebut akan

mengalami kejenuhan di dalam pekerjaannya.

Penempatan karyawan dalam suatu kedudukan haruslah sesuai dengan

latar belakang pendidikan, keahlian, bakat dan minat karyawan. Hal ini

sangat mendukung karyawan dalam mengembangkan pekerjaan, supaya

karyawan dapat bekerja secara efektif dan dapat memenuhi standar

pelaksanaan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan I pada tanggal 20 Oktober 2008 sebagai berikut :

Page 70: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxx

” Pekerjaan yang saya geluti sudah sesuai dengan keahlian, latar belakang pendidikan, bakat, dan minat di perusahaan.... Beban yang saya tanggung dalam melaksanakan pekerjaan saya rasa biasa- biasa saja, saya merasakannya tidak terlalu berat, hal ini dikarenakan beban pekerjaan ini sesuai dengan kemampuan pikiran dan ketrampilan yang saya miliki”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa karyawan

Housewares Furniture Indonesia merasa sudah puas penempatan

pekerjaannya karena sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan,

keahlian, bakat dan minat karyawan serta harapan karyawan.

Hal lain diungkapkan oleh informan 1 sebagai berikut :

”Bila hasil pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan harapan

perusahaan maka saya akan sangat menyesal sekali, dan untuk

memperbaikinya maka saya akan mencoba mengkonsultasikannya dengan

orang-orang yang saya rasa lebih mumpuni dalam hal tersebut”.

Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal

23 Oktober 2008 sebagai berikut :

”Pengaruh hasil pekerjaan dengan kepuasan dalam bekerja sangat besar,

apabila hasil pekerjaan kita bagus maka akan menimbulkan kepuasan kerja

tersendiri”.

Tantangan pekerjaan yang dihadapi karyawan Housewares Furniture

Indonesia beragam tergantung dari jabatan/ posisi yang diemban, biasanya

mereka menghadapinya dengan cara belajar dan bertanya kepada rekan

kerja, atasan, dan tenaga ahli yang lebih mengetahui kesulitan tersebut.

Kesulitan-kesulitan (tantangan) yang dihadapi para karyawan dapat dilalui

dengan baik, maka akan berdampak pula pada hasil pekerjaan yang telah

dilakukan, hasil pekerjaan mereka bagus, maka kepuasan dalam bekerja akan

tercapai.

b. Faktor Upah/ Pembayaran

Disamping memenuhi kebutuhan tingkat rendah (makan dan perumahan),

uang merupakan simbol dan pencapaian (achievement), keberhasilan, dan

pengakuan atau penghargaan. Pekerja dan keluarga bergantung pada upah

Page 71: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxi

yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan informan I sebagai berikut :

“Upah yang diberikan perusahaan cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup minimal sehari-hari. Upahnya dibandingkan dengan tenaga dan

pikiran yang saya keluarkan untuk bekerja sudah cukup sesuai, tetapi bila

perusahaan ingin menaikkan lagi ya saya jadi tambah senang. He…”.

Dari hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa Housewares Furniture

Indonesia selama ini memberikan upah kepada karyawan sudah sesuai

dengan UMK dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-

hari dengan layak, serta sesuai dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk

bekerja.

Selain mendapatkan upah pokok dari perusahan, karyawan juga mendapat

balas jasa lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan II

sebagai berikut:

“Selain upah yang saya terima , saya juga memperoleh balas jasa yang lain

diantaranya adalah bonus lembur dan jamsostek”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa selain mendapatkan

kenaikan upah dari masa kerja di perusahaan, karyawan juga mendapatkan

balas jasa lain yaitu bonus lembur dan jamsostek.

c. Faktor Kesempatan Promosi

Promosi merupakan perpidahan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih

tinggi di dalam suatu perusahaan yang disertai dengan wewenang dan

tanggung jawab yang besar dan disertai pula dengan kenaikan status.

Kesempatan promosi sangat didambakan oleh para karyawan apalagi bagi

mereka yang telah bekerja lama di perusahaan atau yang memiliki jenjang

pendidikan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan III sebagai berikut:

“Lama masa kerja diperusahaan sangat berpengaruh terhadap kesempatan

promosi jabatan.”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan V sebagai berikut:

Page 72: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxii

“Lama masa kerja menurut saya berpengaruh terhadap kesempatan promosi, selain dilihat dari kinerja, skill dari karyawan juga menjadi pertimbangan disisi lain karyawan yang berpengalaman lebih diutamakan. Selama ini jarang terjadi promosi. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap promosi walaupun ada faktor lain yang menjadi pertimbangan pelaksanan promosi. Pelaksanaan promosi yang saya lihat selama ini sudah adil menurut kriteria yang berlaku sesuai peraturan dari perusahaan.”

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan yang

telah bekerja cukup lama di Housewares Furniture Indonesia akan

dipromosikan oleh perusahaan dengan melihat pada kredibilitas dalam

melaksanakan pekerjaan, memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki

kemampuan dan pengalaman di dalam melakukan pekerjaan di perusahaan.

Mengenai tingkat keadilan dalam mempromosikan jabatan kepada karyawan

selama ini perusahaan berlaku secara adil artinya dalam memberikan

promosi jabatan kepada karyawan perusahaan melihat dari sisi lama masa

kerja, pendidikan yang dimiliki karyawan, serta kemampuan dan

pengalaman yang dimiliki karyawan. Jenjang waktu promosi tidak

dilaksanakan secara periodik tetapi disesuaikan dengan tingkat kekosongan

pada jabatan di perusahaan.

d. Faktor Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik dengan tujuan-tujuan

perusahaan, merancang sisten informasi umpan balik, membandingkan

kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil

tindakan korektif yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber

daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien

guna mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan informan III pada tanggal 25 Oktober 2008 sebagai berikut:

“…mengadakan pengawasan baik secara langsung maupun tidak

langsukng yang man atujuannya adalah untuk mengontrol kerja kami agar

sesuai dengan harapan perusahaan”.

Page 73: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxiii

Hal lain diungkapkan informan III sebagai berikut:

“Perilaku ketika sedang ada pengawasan dari atasan saya merasakan hal yang buiasa-biasa saja, saya tidak merasa ketakutan akan aktivitas pekerjaan yang saya lakukan… dengan pengawasan atasan tersebut kerja kami menjadi sangat terkontrol, karyawan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Pengawasan yang dilakukan atasan sudah sesuai dengan kondisi karyawan”.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan di

Housewares Furniture Indonesia, karyawan yang diawasi atasan perilakunya

biasa-biasa saja dan tidak ada perilaku yang tegang maupun takut kalau

pekerjaan yang dilakukannya tidak beres, selain itu atasan juga bisa sebagai

tempat konsultasi mengenai pekerjaan.

Bentuk pengawasan yang dilakukan atasan terhadap aktivitas pekerjaan,

dilaksanakan secara langsung yaitu atasan terjun sendiri untuk mengawasi

aktivitas-aktivitas pekerjaan karyawan, maupun secara tidak langsung, yaitu

dengan menugaskan orang kepercayaan atasan untuk mengawasi pekerjaan

karyawan. Pengaruh bentuk pengawasan yang mana akan menumbuhkan

semangat kerja yang tinggi, rasa disiplin, ketelitian, serius dalam bekerja,

dan karyawan merasa pekerjaannya terkontrol, sehingga dapat mencapai

target ataupun sesuai dengan deadline atasan.

e. Faktor teman Kerja

Keberadaan rekan kerja tidak dapat dikesampingkan begitu saja, karena

keberadaan mereka tidak lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial,

karyawan harus menjalin hubungan sosial dengan rekan kerja mereka. Hal

ini sesuai dengan wawancara dengan informan III sebagai berikut:

“…saya sering mendapat dukungan dari rekan kerja saya, mereka selalu

memotivasi saya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Pergaulan yang terjadi

di perusahaan antar rekan kerja saya merasakan sudah berjalan dengan

harmonis”.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan dengan

rekan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam

bekerja. Sesama rekan kerja membantu dan bekerja sama dalam

Page 74: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxiv

menyelesaikan beban kerja, berdiskusi tentang pekerjaan, bersedia

membantu jika ada masalah, dan menghargai hasil kerja keras rekan

kerjanya. Pergaulan yang terjadi antara rekan kerja yang satu dengan yang

lain terjalin dengan cukup harmonis, akrab, saling menjaga kredibilitas

diantara sesama rekan kerja, serta tercipta rasa kekeluargaan satu dengan

yang lainnya.

f. Faktor Kondisi Kerja

Kondisi kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam melaksanakan

proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi kondisi kerja yang meliputi:

1) Penerangan

Penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik tetapi juga

penerangan yang berasal dari sinar matahari. Penerangan yang baik adalah

penerangan yang cukup tetapi tidak menyilaukan, penerangan harus

disesuaikan dengan luas ruangan kerja dan kondisi mata. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan informan IV pada tanggal 28 Oktober 2008

sebagai berikut:

”Penerangan ditempat kerja saya sudah baik, tidak menyilaukan mata juga

tidak terlalu redup sehingga kerja kami juga baik”.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa penerangan pada

Housewares Furniture Indonesia dirasakan cukup dan tidak menyiaukan

mata, sehingga bisa membuat karyawan betah dalam bekerja. Kondsi

penerangan yang cukup dapat menunjang aktivitas pekerjaan para karyawan

karena kondisi penerangan yang baik dapat membuat karyawan bekerja

dengan lebih baik.

2) Suhu udara

Suhu udara pada ruang kerja karyawan perusahaan akan sangat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan informan III sebagai berikut:

Page 75: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxv

”Suhu udara yang sejuk dan nyaman juga dapat menunjang saya dalam

melakukan aktivitas pekerjaan. Ventilasi udara di tempat saya bekerja sudah

mencukupi.”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan VI pada wawancara tanggal 4

Oktober 2008 sebagai berikut:

”Suhu udara yang saya rasakan nyaman untuk bekerja karena tidak terlalu

panas”.

Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa suhu udara

di Housewares Furniture Indonesia adalah cukup nyaman untuk bekerja

karena tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, sehingga karyawan

merasa nyaman dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya. Ventilasi udara

yang ada dirasakan para karyawan sudah sesuai dan dan berfungsi dengan

baik yang bisa membuat sinar matahari masuk ke ruang kerja dan membuat

sirkulasi udara cukup baik.

3) Suara bising

Menurut Mc. Cormic dalam Ashar S. Munandar (2006: 143) ”Suara bising

adalah suara yang tidak diinginkan dengan batasan bunyi yang tidak

memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang

dilaksanakan”Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan V

pada tanggal 31 Oktober 2008 sebagai berikut:

”Tingkat kebisingan di tempat kerja tidak terlalu bising karena jauh dari

kendaraan umum tapi jadi agak bising saat mesi beroperasi”.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan

yang terjadi di Housewares Furniture Indonesia adalah tergolong cukup

bising karena dalam ruang kerja bagian produksi terdapat mesin-mesin yang

cukup keras suaranya ketika beroperasi,akan tetapi karena suara bising

tersebut berasal dari mesin produksi yang mana hal itu merupakan bagian

dari aktivitas kerja mereka maka hal itu bisa dikatakan tidak mengganggu

aktivitas kerja karyawan.

Page 76: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxvi

4) Keamanan kerja dalam perusahaan

Keamanan kerja di tempat bekerja sangatlah penting, karena keamanan kerja

dapat menciptakan situasi yang kondusif serta nyaman. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan informan V sebagai berikut:

”Alat keamanan tersedia seperti tabung pemadam kebakaran dan pakaian

kerja.... Kondisi alat kerja baik karena jika ada kerusakan akan segera

diperbaiki. Keamanan akan barang-barang karyawan terjamin dengan baik”.

Hal senada juga diungkapkan oleh informan VI sebagai berikut:

”Keamanan di tempat kerja saya terjamin karena selama ini saya merasakan

tidak adanya laporan kehilangan barang yang berarti. Kondisi peralatan kerja

dalam keadaan layak pakai. Bila terjadi kerusakan akan segera diperbaiki.”

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi keamanan

peralatan kerja, peralatan kerja bekerja sebagaimana mestinya, dan bila

terjadi kerusakan dengan segera akan diperbaiki, penyediaan alat-alat

keamanan seperti tanda bahaya, alat pemadam kebakaran, pakaian kerja, dan

lain-lain di Housewares Furniture Indonesia sudah cukup memadai.

Keamanan barang-barang karyawan sudah cukup aman. Selama ini belum

pernah terjadi pencurian atas barang-barang maupun kendaraaan para

karyawan.

2. Faktor-faktor yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja

karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan dalam mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture

Indonesia ini didasarkan pada pendapat para karyawan di Housewares

Furniture Indonesia sebagai berikut:

a. Informan I

”...Rekan kerja karena kita bekerja ibarat sebuah keluarga yang harus

saling membantu baik saat ada masalah maupun saat tidak ada masalah”

b. Informan II

Page 77: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxvii

”Faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut saya

pribadi adalah faktor pengawasan, karena dengan adanya pengawasan

selain kerja saya menjadi lebih terkontrol, saya mempunyai kesempatan

untuk berdiskusi dengan atasan saya”

c. Informan III

”faktor yang sangat dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

adalah faktor pengawasan, karena selama ini yang saya rasakan saya

seperti diperhatikan oleh pihak perusahaan,dan dengan pengawasan

tersebutsaya merasa pekerjaan saya menjadi lebih terkontrol ya walaupun

tanpa pengawasan saya juga bekerja dengan baik, namun dengan adanya

pengawasan tersebut saya menjadi nyaman dalam bekerja”

d. Informan IV

”Faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja saya adalah

upah kerja karena pada dasarnya yang dicari pada kerja adalah upah,

dengan upah yang sesuai dengan kebutuhan karyawan memungkinkan

karyawan untuk lebih berpikir untuk memberikan yang terbaik untuk

perusahaan, dan hal itu bisa memberikan kepuasan tersendiri yang pada

akhirnya akan memberikan kemanfaatan pada perusahaan”

e. Informan V

”Faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah upah kerja

kami,karena memasuki dunia kerja yang dicari adalah upah selain

pengalaman kerja dan ingin mengembangkan kemampuan yang saya

miliki di perusahaan,dengan kemampuan yang saya miliki itulah saya

mendapatkan upah”

f. Informan VI

”faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja saya adalah

faktor upah dan materi pekerjaan, jika upah yang saya terima sesuai

dengan pengorbanan dari beban kerja yang harus sya selesaikan maka

saya akan merasa puas,saya merasa pekerjaan saya dihargai”

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang lebih

dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagi tiaptiap individu

Page 78: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxviii

karyawan adalah berbeda namun dari 6 (enam) informan di atas dapat

disimpulkan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan adalah faktor pengawsan dan faktor upah . Faktor yang berupa upah

atau pembayaran, karena dari para karyawan mengatakan bahwa orang

memasuki dunia kerja yang dicari adalah upah dan kepuasan batin yang

nantinya bisa dijadikan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Selain itu juga pada faktor pengawasan, dengan pengawasan yang dilakukan

atasan yang sudah sesuai dengan kondisi karyawan maka karyawan akan

merasa diperhatikan oleh perusahaan yang secara tidak langsung adalah dari

pimpinan perusahaan. Dengan diakui keberadaan mereka di perusahan maka

mereka akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik pada

perusahaan.

Dari pernyataan d atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada

Housewares Furniture Indonesia adalah faktor pembayaran atau upah dan

faktor pengawasan, faktor-faktor selain tersebut tetap mempunyai pengaruh

terhadap kapuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture

Indonesia tetapi tidak dominan dari ketiga faktor tersebut.

3. Gejala timbulnya ketidakpuasan kerja karyawan bagian produksi pada

Housewares Furniture Indonesia

Karyawan bisa menggunakan hampir semua faktor yang melibatkan upah,

jam kerja, atau kondisi kerja sebagai dasar ketidakpuasan kerja.

a. Keluar (Exit). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan

pekerjaan termasuk mencari pekerjaan baru.

Seperti yang diungkapkan oleh informan II sebagai berikut:

”Saya pernah berkainginan untuk pindah kerja tapi itu dulu saat awal-awal

saya bekerja karena saya merasa kurang nyaman dengan rekan kerja

saya....”.

Hal senada juga diungkapkan oleh informan IV sebagai berikut:

”Saya secara pribadi pernah merasakan ingin pindah kerja....”

Page 79: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxix

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala

ketidakpuasan kerja karyawan adalah berupa keinginan untuk pindah kerja.

b. Menyuarakan (Voice). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui

usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk

memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan VI sebagai berikut:

”Bila kami mendapati kesulitan dalam tugas yang kami terima maka kami biasanya minta tolong pada rekan kerja dan apabila mereka tidak bisa membantu maka saya berkonsultasi dengan atasan saya. Atasan saya selalu bersedia memberikan masukan-masukan kepada para karyawan bagaimana kami harus menghadapi permasalahan kami....” Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa para karyawan

Housewares Fdurniture Indonesia jika terjadi masalah dalam melaksanakan

tugas pekerjaan mereka,mereka tidak hanya diam saja akan tetapi

mendiskusikan dengan rekan kerja atau atasan mereka.

c. Mengabaikan (Neglect). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui

sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering

absen, atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat

semakin banyak.

d. Kesetiaan (Loyalty). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan

menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk

membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi

dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa gejala yang timbul dari

ketidakpuasan karyawan Housewares Furniture Indonesia diungkapkan

dengan dua cara yaitu keluar dan menyuarakan ketidakpuasan mereka.

4. Usaha-usaha yang dilakukan Housewares Furniture Indonesia dalam usaha

meningkatkan kepuasan kerja karyawan

Housewares Furniture Indonesia selalu berusaha untuk dapat

mengembangkan kepuasan kerja karyawannya semaksimal mungkin, akan

Page 80: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxx

tetapi masih dalam batas kemampuan perusahaan. Dengan kemampuan dan

dana yang terbatas perusahaan harus memilih suatu cara yang tepat untuk

mengembangkan kepuasan kerja karyawannya semaksimal mungkin.

a. Pendekatan tidak langsung (non directive coumselling) dilakukan dengan cara perusahaan mengadakan tatap muka langsung antara pimpinan perusahaan dengan para karyawan. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan keluhan-keluhan yang mereka rasakan selama bekerja di perusahaan untuk selanjutnya dapat ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang di perusahaan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan I sebagai berikut ”Penanganan keluhan karyawan di perusahaan saya ini cukup bagus yaitu dengan adanya departemen HRD yang menyelesaikan permasalahan-permasalahan karyawan. Dengan adanya departemen tersebut kami merasa cukup terbantu....” Hal senada juga diungkapkan oleh informan II sebagai berikut Penanganan keluhan di perusahaan saya, saya merasakan cukup sigap, tiap kali terjadi masalah kami para karyawan maka perusahaan akan mencari penyebabnya untuk selanjutnya dicari jalan penyelesaiannya.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan tidak langsung telah diterapkan pada perusahaan Housewares Furniture Indonesia.

b. Non directive approach

Yaitu pendekatan dengan cara mencaritahu permasalahan karyawan dengan jalan membicarakan permasalahan-permasalahan yang mungkin dihadapi karyawan yang bisa dilakukan pada waktu pengawasan berlangsung dan berusaha memberikan solusi-solusi kepada karyawan yang bermasalah tersebut.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan II sebagai berikut:

”...Pinpinan biasanya saat terjun langsung mengawasi kami beliau berbincang-bincang engan kami walau hanya sebentar tapi saya merasakan itu cukup berpengaruh terhadap apa yang saya rasakan... Biasanya pimpinan saya memberikan masukan-masukan tentang bagaim,ana saya harus menyikapi masalah yang saya hadapi.”

Page 81: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxi

Hal senada juga diutarakan oleh informan III sebagai berikut

”...beliau selalu bersedia memberikan saran-saran untuk memecahkan

masalah-masalah kami. Dan hal itu sangat kami harapkan dan sangat kami

butuhkan.”

Dari hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan non directive approach diterapkan di perusahaan Housewares

Furniture Indonesia.

c. Pendekatan perubahan

Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara pengubahan terhadap

faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidakpuasan kerja. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan informan II sebagai berikut

”Pimpinan tidak pernah melakukan perubahan-perubahan terhadap

manajemen perusahaan karena dirasakan menejemen yang dijalankan di

perusahaan selama ini sudah cukup baik dan belum perlu untuk diadakan

perubahan yang berarti.”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan V sebagai berikut:

”Pimpinan saya lihat selama ini kurang begitu mengadakan perubahan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

kecuali pada faktor upah kerja karena upah kerja pada perusahaan kami

disesuaikan dengan UMK yang berlaku di wilayah klaten.”

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

perubahan hanya berlaku pada faktor upah saja di perusahaan Housewares

Furniture Indonesia.

d. Pendekatan pemindahan pekerja

Pendekatan ini dilakukan dengan cara memindahkan karyawan dari satu

divisi ke divisi lain dalam perusahaan atau biasa disebut dengan rotasi

karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan I

sebagai berikut:

”Rotasi karyawan pada perusahaan kami belumpernah terjadi karena tiap-tiap divisi pada perusahaan kami memerlukan ketrampilan atau kemampuan yang berbeda-beda sehingga untuk melakukan rotasi antar

Page 82: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxii

divisi dirasa kurang menguntungkan baik dari perusahaan maupun dari karyawan.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan II sebagai berikut:

” Rotasi karyawan antar divisi tidak pernah terjadi karena kemampun yang dibutuhkan untuk tiap-tiap divisi adalah berlainan, sehingga untuk melaksnakan rotasi antar divisi dirasakan tidak memungkinkan karena bila hal itu dilakukan maka karyawan harus mendapatkan trainning baru untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan selain menyita waktu perusahaan juga harus mengeluarka dana ekstra untuk program trainning tersebut.” Dari hasi wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pemindahan kerja tidak pernah berlaku pada Housewares Furniture

Indonesia.

e. Pendekatan pengubahan persepsi

pendekatan pengubahan persepsi dilakukan dengan jalan jika ada

kesalahan informasi yang sampai kepada karyawan yang biasanya terjadi

karena human error, karena terkadang informasi perusahaan hanya

disampaikan melalui mulut ke mulut maka akan disampaikan informasi

yang sebenarnya melalui informasi tertulis.Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan informan IV sebagai berikut:

”Jalannya informasi perusahaan sehingga sampai ke tangan karyawan melalui dua cara yaitu perpindahan informasi dari mulut ke mulut karyawan dan dengan informasi secara tertulis dari perusahaan. Jika terjadi salah informasi maka perusahan akan segera melekukan klarifiksi atas informasi tersebut.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan VI sebagai berikut:

”Informasi-informasi perusahaan sampai ke tangan atau telinga karyawan melalui informasi secara tertulis dan melalui mulut ke mulut. Melalui informasi tertulis yaitu perusahaan memberikan selebaran yang berisikan informasi yang ingin disampaikan kepada karyawan. Sedangkan melalui mulut ke mulut yaitu dengan memberikan informasi pokok pada pimpinan divisi untuk selanjutnya disampaikan kepada para karyawan bawahannya. Langkah yang dilakukan perusahaan jika terjadi salah informasi adalah jika terjadi salah informasi yang cukup parah maka akan dilakukan diskusi antara perwakilan karyawan dengan pimpinan perusahaan. Tetapi jika

Page 83: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxiii

masih dalam tahap ringan maka hanya akan dilakukan dengan pemberian informasi ulang.” Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pengubahan persepsi telah dilakukan pada Housewares Furniture Indonesia Dari analisis hasil wawancara-wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan para karyawan bagian produksi Housewares Furniture Indonesia di atas tentang usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan karyawannya adalah dengan cara pendekatan tidak langsung, non directive approach, perubahan, dan pengubahan persepsi, sedangkan pendekatan pemindahan pekerja tidak diterapkan pada Housewares Furniture Indonesia.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Teori

Dalam bab ini, peneliti menganalisa data yang berhasil dikumpulkan di

lapangan sesuai dengan rumusan permasalahan, yang selanjutnya dihubungkan

dengan teori yang sudah ada. Rumusan permasalahan yang ada pada penelitian ini

adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan,

bagaimana faktor-faktor terseebut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, faktor

manakah yang lebih dominan, gejala ketidakpuasan kerja, serta bagaimana usaha-

usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan

bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian

produksi pada Housewares Furniture Indonesia

a. Faktor Materi Pekerjaan

Menurut Ashar Sunyoto M. (2002: 357-358) ciri-ciri pekerjaan yang dapat

memberikan kepuasan kerja adalah:

Page 84: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxiv

1) Keseragaman ketrampilan

Kegiatan karyawan dalam melakukan pekerjaan pada Housewares

Furniture Indonesia terutama bagian produksi cukup beragam, walaupun pada

bagian administrasi gudang, karyawan menganggap pekerjaannya cukup

mempunyai seni, sehingga karyawan bagian produksi tidak cepat mengalami

kebosanan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

terdapat kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di Housewares

Furniture Indonesia yaitu ragam ketrampilan bemberikan rasa tidak cepat bosan

dalam melakukan pekerjaan.

2) Jati diri tugas

Merupakan tingkat di mana suatu pekerjaan membutuhkan penyelesaian

sebagai satu kesatuan dan dapat diidentivikasikan, yang dimaksud di sini adalah

dapat melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir dengan hasil yang nyata.

Karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia dapat

melaksanakan tugas masing-masing dari awal sampai akhir atas beban kerja

yang mereka tanggung.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, ternyata ada kesesuaian

antara teori dengan kenyataan yang ada di Housewares Furniture Indonesia,

mereka mampu memenuhi jati diri tugas pekerjaan mereka.

3) Tugas yang penting

Rasa pentingnya tugas bagi seorang karyawan akan aktivitas pekerjaan yang

dilakukannya memberikan keberartian bagi karyawan. Semakin seorang

karyawan menganggap bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah penting

maka karyawan cenderung mempunyai kepuasan kerja.

Karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia merasakan

bahwa tugas pekerjaannya mempunyai andil yang penting bagi perusahaan,

karena tanpa adanya mereka produksi tidak akan berjalan dan produk yang

dipasarkan juga tidak akan pernah ada. Hal ini sesuai dengan teori yaitu rasa

penting tugas berpengaruh terhadap kepuasan karyawan.

Page 85: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxv

4) Otonomi

Pekerjaan yang memberikan kebebasan dan ketidak ketergantungan, serta

memberikan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan

kepuasan kerja. Karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture

Indonesia merasakan adanya kebebasan dalam berkreasi dalam pekerjaannya

akan tetapi tetap mengacu pada pesanaan konsumen. Pekerjaan yang dilakukan

karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia sudah sesuai

dengan teori yaitu pekerjaan yang memberikan otonomi dapat memberikan

kepuasan bagi karyawan.

5) Pemberian balikan atau umpan balik

Merupakan tingkat di mana dalam melakukan pekerjaannya seorang karyawan

mendapatkan hasil tentang prestasi yang telah dilakukannya, secara langsung

dan jujur. Karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia

merasakan adanya upaya perusahaan dalam menghargai hasil kerja para

karyawan yang bisa diungkapkan dengan pemberian pujian atas hasil kerja

karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan pemberian bonus-bonus.

Hal ini sesuai dengan teori yaitu pemberian balikan menyebabkan karyawan

memperoleh kepuasan.

b. Faktor Pembayaran atau Gaji

Pengertian upah menurut Payaman Simanjuntak (2003: 129) adalah “Imbalan

yang diterima pekerja atas jasa kerja yang diberikannya dalam proses

memproduksi barang atau jasa di perusahaan”. Setiap bulan karyawan bagian

produksi pada Housewares Furniture Indonesia menerima upah yang dapat

dikatakan cukup layak, adil, dan sesuai bagi mereka dalam memenuhi

kebutuhan minimal sehari-hari. Kelayakan dan kesesuaian upah dapat tercermin

dari kemampuan upah itu sendiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga selama

satu bulan. Sedangkan upah yang adil tampak dari pembagian upah yang sesuai

dengan tenaga yang di keluarkan dalam melakukan aktivitas pakerjaan, selain

itu juga disesuaikan dengan UMK yang berlaku pada wilayah Klaten. Lama

masa kerja di perusahaan terutama prestasi kerja yang dilihat dari segi

Page 86: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxvi

pendidikan karyawan, kelayakan dan keadilan pembayaran upah membrikan

kepuasan karyawan dalam bekerja dan bersemangat dalam bekerja.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata terdapat

kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di Housewares Furniture

Indonesia yaitu pemberian upah yang pantas dan bahkan lebih memberikan

kepuasan bagi karyawan.

c. Faktor Kesempatan Promosi

Kesempatan promosi merupakan kesempatan untuk mengambangkan

kemampuan yang ada pada diri karyawan merupakan usaha-usaha untuk

menuju ke arah yang lebih baik melalui kesempatan promosi yang ditawarkan

perusahaan, kesempatan promosi itu sendiri dirasakan besar manfaatnya akibat

dari tuntutan pekerjaan sebagai efek dari kemajuan teknologi. Kesempatan

promosi juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki,

pengalaman yang dimiliki dapat pula dijadikan landasan bagi perusahaan untuk

melakukan promosi. Malayu S. P. Hasibuan (2003: 108) ”Promosi adalah

perpindahan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu

organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin

besar.”

Kesempatan promosi yang diberikan perusahaan didasarkan atas prestasi

kerja karyawan, apabila prestasi kerja karyawan selalu mengalami kenaikan

berarti ia cukup menguasai pekerjaan sehingga karyawan tersebut layak

mendapatkan promosi. Kemudian dilihat dari pendidikan karyawan, biasanya

di perusahaan untuk menduduki posisi yang penting seperti manajer, kepala

staf, kasi, Diambilkan dari para karyawan yang memiliki pendidikan yang

tinggi minimal strata I.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

terdapat kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di Housewares

Furniture Indonesia.

d. Faktor Pengawasan

Pengawasan terhadap aktivitas pekerjaan karyawan sangatlah diperlukan

untuk menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan serta menjamin

Page 87: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxvii

bahwa semua sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara

efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, umpan balik, membandingkan kegiatan yang nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Robert J. Mockler dalam Yohanes Yahya, 2006: 134).

Sesuai dengan pendapat di atas bahwa pengawasan yang dilakukan

atasan terhadap aktivitas pekerjaan karyawan di perusahaan sudah terlaksana

dengan baik artinya dari pelaksanaan pengawasan atasan tersebut tidak

terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan dan

sumber daya yang dimiliki perusahaan dipergunakan sebagaimana mestinya,

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada saat pengawasan

dilaksanakan oleh pimpinan perusahaan, perilaku para karyawan sama

seperti pada waktu tidak ada pengawasan, hal itu seolah-olah sudah menjadi

hal yang biasa karena memang pekerjaan mereka memerlukan konsentrasi

dan tingkat keterampilan yang cukup tinggi, sehingga ada atau tidak

pengawasan dari atasan mereka tetap bekerja dengan baik. Bentuk

pengawasan yang dilakukan atasan terhadap aktivitas pekerjaan,

dilaksanakan secara langsung yaitu atasan terjun sendiri untuk mengawasi

aktivitas-aktivitas pekerjaan karyawan, maupun secara tidak langsung, yaitu

dengan menugaskan orang kepercayaan atasan untuk mengawasi pekerjaan

karyawan. Pengaruh bentuk pengawasan yang mana akan menumbuhkan

semangat kerja yang tinggi, rasa disiplin, ketelitian, serius dalam bekerja,

dan karyawan merasa pekerjaannya terkontrol, sehingga dapat mencapai

target ataupun sesuai dengan deadline atasan. Dengan adanya hal yang

demikian dapat menjamin karyawan dapat bekerja dengan baik dan bisa

menumbuhkan kepuasan dalam bekerja.

Page 88: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxviii

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

terdapat kesesuaian antara toeri dengan kenyataan yang ada di Housewares

Furniture Indonesia.

e. Faktor Teman Kerja

Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya mereka mempunyai

kebutuhan-kebutuhan untuk ikut serta dan diterima oleh macam-macam

kelompok. Menurut Mayo dan teman-teman dalam J. Winardi (2002: 69)

mengatakan bahwa “Menemukan fakta berperasan bosan dan pengulangan

banyak macam tugas sesungguhnya mengakibatkan menyurutnya semangat,

sedangkan kontak-kontak sosial membantu menciptakan dan mempertahankan

semangat maupun kepuasan kerja karyawan”. Betapa pentingnya sebuah

kontak sosial dalam pribadi para karyawan karena mampu mennciptakan dan

mempertahankan adanya kepuasan kerja karyawan. Hubungan antar rekan

kerja karyawan yang baik dimungkinkan karena sebagian besar usia yang tidak

jauh berbeda antar karyawan satu dengan yang lainnya. Hal itulah yang

membuat hubungan dengan rekan kerja sangat baik seperti adanya komunikasi

yang lancar dan menyenangkan dikarenakan mereka mempunyai pengalaman

dan permasalahan yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Ashar S. Munandar (2006:396) menyatakan bahwa ”Hubungan yang baik

antar anggota dari suatu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama dalam

kesehatan individu dan organisasi”. Penulis selama melakukan penelitian

melihat hubungan antar rekan kerja terjalin dengan baik. Kondisi ini sangat

menguntungkan perusahaan dan karyawan. Dengan adanya konflik bisa

mengakibatkan hubungan kerja para karyawan bisa terganggu serta

mengakibatkan kegiatan perusahaan dapat terhenti. Tidak adanya konflik

menunjukkan hubungan antar rekan kerja terjalin baik sehingga karyawan

dapat bekerja lebih tenang dan kegiatan produksi bisa berjalan lancar.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

terdapat kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di Housewares

Furniture Indonesia.

Page 89: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

lxxxix

f. Faktor Kondisi Kerja

Menurut Ashar Sunyoto M. kondisi kerja meliputi beberapa aspek sebagai

barikut:

1) Penerangan

Penerangan yang baik adalah penerangan yang cukup dan tidak

menyilaukan mata. Penerangan yang ada di Housewares Furniture Indonesia

sangat baik yaitu berasal dari penerangan listrik maupun dari sinar matahari,

karena di perusahaan karyawan dalam melakukan pekerjaan mulai dari pagi

sampai sore dan jika lembur sampai malam, untuk jam kerja pagi sampai sore

mulai pukul 08.00 WIB- 16.00 WIB dengan istirahat pada pukul 12.00 WIB-

13.00 WIB. Untuk jam kerja tambahan atau lembur, dimulai pukul 16.30 WIB-

20.00 WIB, sehingga untuk dua waktu tersebut membutuhkan penerangan yang

baik terutama dari penerangan listrik.

2) Suhu udara

Suhu udara pada ruang kerja perusahaan akan sangat mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan. Suhu udara sangat berpengaruh terhadap

aktivitas pekerjaan karyawan dan suhu udara dipengaruhi oleh pergantian

sirkulasi udara yang ada. Suhu udara di Housewares Furniture Indonesia cukup

nyaman untuk bekerja karena tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,

sehingga karyawan merasa nyaman dalam melaksanakan aktivitas

pekerjaannya. Ventilasi udara yang ada dirasakan para karyawan sudah sesuai

dan dan berfungsi dengan baik yang bisa membuat sinar matahari masuk ke

ruang kerja dan membuat sirkulasi udara cukup baik.

3) Tingkat kebisingan

Tingkat kebisingan yang ada pada Housewares Furniture Indonesia sendiri

tergolong bising sedang, karena walaupun jauh dari jalan raya, suara mesin

yang beroperasi cukup membuat ruangan sedikit bising. Tetapi walaupun

dengan ruangan yang sedikit bising, komunikasi karyawan tetap berjalan

lancar.

Page 90: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xc

4) Keamanan kerja

Pemberian fasilitas keamanan kerja merupakan bentuk dari penghargaan

yang diberikan perusahaan terhadap karyawan. Keamanan kerja berhubungan

dengan keselamatan kerja. Menurut Wulfram I. Ervianto (2005: 195)

menyatakan pendapatnya bahwa ”Keselamatan kerja adalah suatu keadaan

dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal

keselamatan orang-orang yang berada atau di tempat tersebut”. Keamanan

kerja bertujuan menghindarkan karyawan dari kecelakaan kerja, karena

kecelakaan kerja dapat merugikan perusahaan.

Keamanan kerja di Housewares Furniture Indonesia sendiri sangat bagus,

hal ini ditunjukkan dengan penyediaan alat pemadam kebakaran, tanda bahaya,

pakaian kerja, maupun keamanan barang-barang bawaan karyawan terjaga

dengan baik karena selama ini belum pernah terjadi laporan kehilangan dari

para karyawan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

terdapat kesesuaian antara toeri dengan kenyataan yang ada di Housewares

Furniture Indonesia.

2. Bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia

a. Faktor materi pekerjaan

Penempatan karyawan sudah sesuai dengan keahlian, latar belakang,

bakat, dan minat dari karyawan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

karyawan dengan lebih baik dan lancar, sehingga karyawan memperoleh

kepuasan dalam bekerja. Dengan memperoleh kepuasan dalam bekerja para

karyawan dapat menjalankan peran, tugas, tanggung jawab, maupun beban

dari pekerjaan meskipun ada kesulitan, tapi kesulitan tersebut rata-rata bisa

diatasi oleh para karyawan.

b. Faktor Pembayaran atau Upah

Pembayaran atau upah yang diterima karyawan dari perusahaan sudah memenuhi standar kelayakan hidup minimal sehari-hari. Upah yang diterima

Page 91: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xci

pun disesuaikan maupun dipertimbangkan dari lama masa kerja, tenaga yang dikeluarkan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan di perusahaan. Dari faktor kesesuaian tersebut karyawan merasa dihargai atas jerih payah yang dikeluarkan sehingga karyawan memperoleh kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Faktor kesempatan Promosi Kesempatan promosi yang ditawarkan oleh perusahaan kepada karyawan

selama ini merupakan kesempatan yang dinanti-nanti oleh para karyawan, dengan kesempatan promosi kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan lebih baik, yang mana semula di posisi yang lebih rendah dengan adanya promosi bisa menduduki posisi yang lebih tinggi. Kesempatan promosi yang diberikan perusahaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dilihat dari lama masa kerja dan tingkat pendidikan para karyawan. Karyawan yang memiliki masa kerja yang cukup lama akan mendapat kesempatan promosi dari perusahaan dan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga mendapatkan kesempatan promosi untuk menduduki jabatan dalam perusahaan. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dirasakan karyawan sudah memenuhi tingkat keadilan dalam pelaksanaan promosi, dengan tingkat keadilan tersebut karyawan dapat memperoleh tingkat kepuasan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan

d. Faktor Pengawasan

Pengawasan yang dilaksanakan perusahaan terhadap aktivitas pekerjaan

karyawan merupakan kewajiban atasan untuk menghindari penyelewengan-

penyelewengan dari pekerjaan yang dilaksanakan para karyawan. Pengaruh

dari pengawasan atasan terhadap aktivitas pekerjaan dirasakan sangat besar

karena bisa menjadikan karyawan termotivasi untuk dapat melaksanakan

pekerjaan. dan pengawasan yang sesuai dengan kondisi karyawan bisa

menimbulkan karyawan memperoleh kepuasan dalam bekerja.

e. Faktor Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang menunjang dan mendukung dari segi penerangan, suhu

udara yang sejuk, tingkat kebisingan yang rendah, keamanan kerja, dan

keamanan barang-barang yang dimiliki karyawan menjadikan para karyawan

Page 92: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcii

dapat melaksanakan aktivitas pekerjaan dengan lebih baik dan menimbulkan

para karyawan mendapatkan kepuasan dalam bekerja di perusahaan.

3. Gejala timbulnya ketidakpuasan kerja karyawan bagian produksi pada

Housewares Furniture Indonesia

Apabila seorang pemimpin perusahaan berbicara masalah kepuasan kerja,

maka pimpinan perusahaan tersebut tidak bisa lepas dari masalah

ketidakpuasan kerja. Dengan mengetahui gejala-gejala ketidakpuasan kerja dari

karyawan maka seorang pemimpin akan dapat mencari jalan agar

ketidakpuasan kerja bisa diminimumkan sehingga kepuasan kerja akan dapat

ditingkatkan.

Menurut Ashar Sunyoto Munandar (2006:366-367) ketidakpuasan

karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara, misalnya :

a) Keluar (Exit). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan, termasuk mencari pekerjaan baru.

b) Menyuarakan (Voice). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.

c) Mengabaikan (Neglect). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen, atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat semakin banyak.

d) Kesetiaan (Loyalty). Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

Pada dasarnya bekerja pada Housewares Furniture Indonnesia ini para

karyawan merasakan adanya kenyamanan dalam bekerja, selama ini yang terjadi pada proses bekerja di perusahaan Housewares Furniture Indonesia adalah suatu pekerjaan yang menuntut ketelitian, keuletan, kesabaran dari para karyawannya akan tetapi walaupun mendapat tuntutan yang dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh para karyawan akan tetapi dari pihak perusahaan sendiri mampu memberikan hak-hak dari para karyawan dengan cukup baik diantaranya pemberian upah yang sesuai dengan

Page 93: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xciii

pengorbanan para karyawan, fasilitas-fasilitas perusahaan yang digunakan oleh karyawan sebagaimana mestinya dengan catatan bisa bertanggung jawab jika terjadi kerusakan, maupun pemberian tunjangan-tunjangan terhadap diri pribadi karyawan maupun bagi keluarga karyawan. Selain itu keamanan yang terjamin juga mampu memberikan kenyamanan para karyawan dalam bekerja.

Beban kerja yang dirasakan para karyawan cukup berat akan tetapi diimbangi dengan pemberian hak-hak dari para karyawan menimbulkan kenyamanan tersendiri bagi karyawan dalam bekerja, walaupun terkadang mereka juga merasakan kepenatan dalam bekerja. Apabila terjadi kepenatan dalam bekerja, dan apabila memang situasi dan kondisi sangat memungkinkan maka biasanya perusahaan akan mengadakan rekreasi bersama untuk mengurangi kepenatan tersebut.

Jika terjadi kekurangpuasan dalam bekerja, para karyawan mengungkapkannya dengan cara mereka memberikan saran dan masukan kepada perusahaan melalui prosedur-prosedur yang telah ada di perusahaan yaitu melalui HRD. Mereka memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun bagi perusahaan, terkadang mereka secara langsung dapat berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan dan pada saat itulah mereka memanfaatkan pertemuan tersebut untuk berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan mereka. Terkadang terbersit di benak mereka untuk pindah kerja akan tetapi keinginan mereka ini bukanlah disebabkan dari ketidakpuasan pada pekerjaan akan tetapi keinginan mereka untuk menambah mengembangkan kemampuan dan untuk menambah pengalaman kerja mereka. Dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada para karyawan biasanya mengurungkan niatnya untuk pindah kerja, karena mereka berpikir apakah nantinya di perusahaan yang mereka tempati kelak mereka akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi yang ada sekarang.

4. Usaha-usaha yang dilakukan Housewares Furniture Indonesia dalam usaha

meningkatkan kepuasan kerja karyawan

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat mengembangkan kepuasan

kerja karyawan semaksimal mungkin, dalam batas kemampuan perusahaan

tersebut, dengan dana dan kemampuan yang terbatas perusahaan harus memilih

suatu cara yang paling tepat untuk mengembangkan kepuasan kerja karyawan

Page 94: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xciv

semaksimal mungkin. Menurut Wexley &Yulk (1992) ”Ada beberapa

pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepuasan kerja

karyawan yaitu :

a) Pendekatan non directive counselling kadang-kadang efektif untuk menangani pekerja secara individual yang merasa kesal terhadap sesuatu, penting kiranya untuk menemukan apakah pekerja tidak puas dengan beberapa aspek pekerjaan atau masalah pribadi yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan.

b) menghindarkan pekerja tetap mempertahankan diri, serta memungkinkan baginya untuk menurunkan ketegangan dengan membicarakan masalahnya dan memperkaya penghargaan diri dengan memberikan kesempatan kepadanya mengembangkan penyembuhan dirinya, namun bila masalahnya menyangkut pekerja yang lain maka pemecahannya pekerja seharusnya diserahkan kepada konselor profesional.

c) Pendekatan mengadakan perubahan-perubahan dalam kondisi kerja, pengawasan, kompensasi, atau rancangan pekerjaan yang tentunya tergantung pada faktor pekerjaan mana yang menjadi penyebab ketidakpuasan kerja.

d) Pendekatan memindahkan pekerja ke pekerjaan yang lain untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik antar karakteristik pekerja dengan karakteristik pekerjaannya.

e) Pendekatan untuk mengubah persepsi atau harapan dari pekerja yang tidak puas, pendekatan ini cocok bila para pekerja memiliki kesalahan konsepsi yang didasarkan pada informasi yang tidak memadai atau tidak benar.

Sesuai dengan observasi peneliti, dalam hal ini usaha yang dilakukan

perusahaan untuk mengembangkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan

pendekatan tidak langsung, non directive approach, perubahan, dan dengan

pendekatan pengubahan persepsi yang salah dari para karyawan. Pendekatan

tidak langsung dilakukan dengan cara perusahaan mengadakan tatap muka

langsung antara pimpinan perusahaan dengan para karyawan. Dalam

pertemuan tersebut dibicarakan keluhan-keluhan yang mereka rasakan selama

bekerja di perusahaan untuk selanjutnya dapat ditindak lanjuti oleh pihak yang

berwenang di perusahaan. Non directive approach dilakukan dengan

pemberian solusi atas masalah yang dihadapi karyawan. Perubahan hanya

berlaku pada faktor upah yang disesuaikan dengan UMK yang berlaku.

Sedangkan pendekatan pengubahan persepsi dilakukan dengan jalan jika ada

kesalahan informasi yang sampai kepada karyawan yang biasanya terjadi

Page 95: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcv

karena human error, karena terkadang informasi perusahaan hanya

disampaikan melalui mulut ke mulut maka akan disampaikan informasi yang

sebenarnya melalui informasi tertulis.

Page 96: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcvi

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bedasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis yang

dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan bagian produksi

pada Housewares Furniture Indonesia adalah :

a. Faktor materi pekerjaan

a) Kegiatan karyawan dalam melakukan aktivitas pekerjaan di

Housewares Furniture Indonesia terutama bagian produksi cukup

beragam, untuk setiap produk yang dihasilkan membutuhkan ragam

ketrampilan yang berbeda mulai dari pembuatan kerangka sampai

dengan finishing, sehingga karyawan bagian produksi Housewares

Furn iture Indonesia tidak cepat bosan dalam melakukan pekerjaannya.

b) Karyawan bagian produksi di Housewares Furniture Indonesia dapat

melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir dengan hasil yang nyata

atas beban kerja yang mereka tanggung.

c) Karyawan bagian produksi di Housewares Furniture Indonesia bahwa

tugas pekerjaannya mempunyai andil yang penting bagi perusahaan,

tanpa adanya mereka kegiatan produksi tidak akan pernah berlangsung.

d) Karyawan bagian produksi di Housewares Furniture Indonesia

mengatakan adanya kebebasan berkreasi dalam pekerjaannya tetapi

tetap mengacu pada pesanan konsumen.

e) Karyawan bagian produksi di Housewares Furniture Indonesia

merasakan adanya adanya upaya perusahaan dalam menghargai hasil

kerja karyawan yang diungkapkan dengan pemberian pujian serta

bonus-bonus.

b. Faktor pembayaran upah

Page 97: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcvii

Karyawan Housewares Furniture Indonesia mendapatkan upah yang sesuai

dengan UMK Klaten Rp 607.000,00 dan bahkan lebih (antara Rp

607.000,00- Rp 1.200.000,00) dan mendapatkan balas jasa lain yang

berupa bonus, upah lembur, dan jamsostek.

c. Faktor kesempatan promosi

Promosi bagi karyawan Housewares Furniture Indonesia tidak dilakukan

secara periodik akan tetapi sesuai dengan ada tidaknya kekosongan jabatan

pada perusahaan.

d. Faktor pengawasan

Pengawasan terhadap karyawan Housewares Furniture Indonesia

menumbuhkan semangat kerja, disiplin kerja, ketelitian, dan karyawan

merasa pekerjaannya terkontrol sehingga dapat mencapai target

perusahaan.

e. Faktor teman kerja

Hubungan antar rekan kerja karyawan bagian produksi di Housewares

Furniture Indonesia terjalin dengan harmonis dan meningkatkan semangat

dan motivasi kerja.

f. Faktor kondisi kerja

1) Penerangan di Housewares Furniture Indonesia tidak hanya terbatas

pada penerangan listrik tetapi juga yang berasal dari sinar matahari;

2) Suhu udara di Housewares Furniture Indonesia cukup nyaman untuk

bekerja, terdapat AC dan ventilasi udara yang mencukupi untuk

sirkulasi udara;

3) Tingkat kebisingan di Housewares Furniture Indonesia tergolong

sedang, walaupun jauh dari jalan raya suara mesin produksi membuat

bising, akan tetapi komunikasi karyawan tetap berjalan lancar;

4) Keamanan kerja di Housewares Furniture Indonesia sangat bagus

dengan adanya alat pemadam kebakaran, tanda bahaya serta keamanan

barang bawaan karyawan terjaga dengan baik.

78

Page 98: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcviii

2. Bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

bagian produksi pada Housewares Furniture Indonesia adalah

a. Faktor Materi Pekerjaan

Pekerjaan yang digeluti karyawan di perusahaan sudah sesuai dengan

keahlian, latar belakang, bakat, dan minat dari karyawan. Penempatan

karyawan pada pekerjaan tersebut menjadikan karyawan dapat melakukan

pekerjaan dengan lebih baik dan pekerjaan terlaksana dengan lancar, sehingga

karyawan memperoleh kepuasan dalam bekerja. Dengan memperoleh

kepuasan dalam bekerja para karyawan dapat menjalankan peran, tugas,

tanggung jawab, maupun beban dari pekerjaan terlaksana dengan baik

meskipun ada kesulitan, tapi kesulitan tersebut rata-rata bisa diatasi oleh para

karyawan.

b. Faktor Pembayaran atau Upah

Pembayaran atau upah yang diterima karyawan dari perusahaan sudah

memenuhi standar kelayakan hidup minimal sehari-hari. Upah yang diterima

pun disesuaikan maupun dipertimbangkan dari lama masa kerja, tenaga yang

dikeluarkan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan di perusahaan. Dari

faktor kesesuaian tersebut karyawan merasa dihargai atas jerih payah yang

dikeluarkan sehingga karyawan memperoleh kepuasan dalam melaksanakan

pekerjaan.

c. Faktor kesempatan Promosi

Kesempatan promosi yang diberikan perusahaan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang dilihat dari lama masa kerja dan tingkat

pendidikan para karyawan. Karyawan yang memiliki masa kerja yang cukup

lama akan mendapat kesempatan promosi dari perusahaan dan karyawan yang

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga mendapatkan kesempatan

promosi untuk menduduki jabatan dalam perusahaan. Dari pertimbangan-

pertimbangan tersebut dirasakan karyawan sudah memenuhi tingkat keadilan

Page 99: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

xcix

dalam pelaksanaan promosi, dengan tingkat keadilan tersebut karyawan dapat

memperoleh tingkat kepuasan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan

d. Faktor Pengawasan

Pengawasan yang dilaksanakan perusahaan terhadap aktivitas pekerjaan

karyawan merupakan kewajiban atasan untuk menghindari penyelewengan-

penyelewengan dari pekerjaan yang dilaksanakan para karyawan. Pengaruh

dari pengawasan atasan terhadap aktivitas pekerjaan dirasakan sangat besar

karena bisa menjadikan karyawan termotivasi untuk dapat melaksanakan

pekerjaan dan hal ini dapat menimbulkan karyawan memperoleh kepuasan

dalam bekerja.

e. Faktor Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang menunjang dan mendukung dari segi penerangan, suhu

udara yang sejuk, tingkat kebisingan yang rendah, keamanan kerja, dan

keamanan barang-barang yang dimiliki karyawan menjadikan para karyawan

dapat melaksanakan aktivitas pekerjaan dengan lebih baik dan menimbulkan

para karyawan mendapatkan kepuasan dalam bekerja di perusahaan.

3. faktor-faktor yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja

karyawan bagian produksi adalah faktor pengawasan dan faktor pembayaran

atau upah.

4. Gejala-gejala timbulnya ketidakpuasan kerja karyawan

Kekurangpuasan karyawan Housewares Furniture Indonesia diungkapkan

dengan memberikan saran dan masukan kepada perusahaan melalui prosedur-

prosedur yang telah ada di perusahaan yaitu melalui departemen HRD. Mereka

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun bagi perusahaan,

terkadang mereka secara langsung bisa berkomunikasi dengan pimpinan

perusahaan dan pada saat itulah mereka memanfaatkan pertemuan tersebut

untuk berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan mereka.

5. Usaha mengembangkan kepuasan kerja karyawan

Usaha yang dilakukan Housewareas Furniture Indonesia untuk

mengembangkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan pendekatan tidak

Page 100: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

c

langsung, non directive approach, perubahan, dan pengubahan persepsi,

sedangkan pendekatan pemindahan pekerja tidak diterapkan di Housewares

Furniture Indonesia. Pendekatan tidak langsung dilakukan dengan cara

perusahaan mengadakan tatap muka langsung antara pimpinan perusahaan

dengan para karyawan. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan keluhan-keluhan

yang mereka rasakan selama bekerja di perusahaan untuk selanjutnya dapat

ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang di perusahaan. Pendekatan

perubahan hanya berlaku pada faktor upah yang disesuaikan dengan UMK

yang berlaku. Sedangkan pendekatan pengubahan persepsi dilakukan dengan

jalan jika ada kesalahan informasi yang sampai kepada karyawan yang

biasanya terjadi karena human error, karena terkadang informasi perusahaan

hanya disampaikan melalui mulut ke mulut maka akan disampaikan informasi

yang sebenarnya melalui informasi tertulis.

B.Implikasi

1. Implikasi Praktis

Sumber daya manusia pada suatu perusahaan merupakan suatu hal yang

sangat penting karena manusia sebagai tenaga kerja dan juga pelaksana kegiatan

perusahaan akan menjadi penentu kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan.

Oleh karena itu, perhatian dan pemeliharaan tenaga kerja dalam hal ini karyawan

suatu perusahaan merupakan suatu hal yang harus dilakukan dan selalu

diperhatikan oleh pihak manajemen perusahaan.

Berdasarkan kesimpulan penelitian, implikasi yang dapat disimpulkan

adalah bahwa faktor materi pekerjaan, pembayaran atau upah, kesempatan

promosi, pengawasan, teman kerja, dan faktor kondisi kerja sangat mempengaruhi

terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada Housewares Furniture

Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga dan memelihara suasana

lingkungan kerja yang mendukung.

2. Implikasi Teoritis

Page 101: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

ci

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pedoman untuk

penelitian selanjutnya;

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada tentang usaha untuk

tetap menjaga agar karyawan mendapat kepuasan dalam bekerja.

C. Saran 1. Bagi Perusahaan

a. Wajib lembur untuk mengejar target pesanan konsumen dirasakan cukup

membebani karyawan oleh karena itu perusahaan perlu

mempertimbangkan kemampuan karyawan dalam memberikan beban kerja

misalkan dengan memberikan batas maksimal lembur bagi karyawan

misalnya 3 jam/ hari untuk setiap karyawan;

b. Perusahaan selama ini memberikan upah hanya berdasarkan jumlah hari

kerja, alangkah baiknya perusahan mempertimbangkan aspek-aspek lain

misalnya dengan melihat pada kuantitas dan kualitas produk yang

dihasilkan karyawan;

c. Pengawasan selama ini dilakukan setiap dua hari sekali. Karyawan

berpendapat bahwa mereka lebih bersemangat dan lebih terkontrol

pekerjaannya bila diawasi, oleh karena itu sebaiknya perusahaan perlu

meningkatkan intensitas pengawasan, apabila memungkinkan pengawasan

bisa dilakukan setiap hari;

d. Perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan hubungan baik antar pihak

perusahaan dengan karyawan misalnya dengan mengadakan pertemuan

setiap enam bulan sekali untuk forum diskusi maupun dengan membuat

sarana komunikasi yang lain misalnya dengan pengadaan kotak saran;

2. Bagi Karyawan

a. Karyawan perlu tetap menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara

atasan dengan karyawan dan antar rekan kerja dengan saling menghargai

dan menghormati hak dan kewajiban masing-masing sehingga tercipta

suasana kerja yang mendukung aktivitas kerja;

Page 102: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

cii

b. Karyawan dalam memanfaatkan fasilitas yang diberikan perusahaan perlu

turut menjaga fasilitas itu dengan baik agar ada timbal balik antara

karyawan dan perusahaan;

c. Karyawan perlu lebih mengoptimalkan kinerja, menjaga dan selalu

meningkatkan produktrivitas kerja dengan memanfaatkan jam kerja

sebaik-baiknya.

3. Bagi Peneliti lain

Walaupun penelitian ini sudah dilakukan secara optimal namun tidak

menutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Penelitian

ulang dapat dilakukan dengan penerapan metode dan teknik penelitian

serta pengambilan data yang berbeda.

Page 103: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

ciii

DAFTAR PUSTAKA

Ashar Sunyoto Munandar. 2006.Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press

B. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia

Pendekatan Administratif Dan Operasional. Jakarta Bumi Aksara

Cholid Narbuko & Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Daft, Richard L.. 2001. Manajemen .edisi 5. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Desler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Flippo, Edwin B.. 2002. Manajemen Personalia. Jakarta: Airlanga Heijrahman Ranu P. & Suad Husnan. 2001. Manajemen Personalia. Yogya:

BPFE H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Dasar, Teor,i dan

Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Surakarta University Press. J. Winardi. 2002. Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Yogya: BPFE

Kreitner, Robrt & Angelo Kinicki. 2005. Organizational Behavior. Jakarta:

Salemba Empat Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara. Mangkupraja Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:

Ghalia Indonesia Moh. As’ad. 2004. Psikologi Industri. Jakarta: Rinneka Cipta Moleong, Lexy J.. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Mutiara S. Panggabean. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia

Indonesia. Nitisemito, Alex S.. 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya

Manusia). Jakarta: Ghalia Indonesia.

85

Page 104: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

civ

Payaman Simanjuntak. 2003. Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan. Robbins, Stephen P.. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta:

Erlangga Sarlita Wirawan Sarwono. 2001. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.

Pendekatan Administrasi Dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Sondang P. Siagian. 2003. Manajemen sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. T.Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Yogya: BPFE

Wulfram I. Ervianto. 2005. Manajemen Proyek Kontruksi. Yogyakarta : Andi Offset

Wexley K. N. & Yulk G. A.. 1992. Perilaku Organisasi Dan Psikologi. Jakarta:

Rinneka Cipta

www.disnakertrans-klaten.go.id/upl

Yohannes Yahya. 2006. Pengantar Manajemen. Yogya: Graha Ilmu

Page 105: STUDI KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI …/Studi... · of the employee is through resign and make a demonstration, 5) the efforts done by Housewares Furniture Indonesia to

cv