(studi kasus smplb negeri salatiga) skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/teknik...

149
i TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) OLEH THONY ROHMAD DARMAWAN NIM. 11111001 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: doandiep

Post on 05-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

i

TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU

(Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH

THONY ROHMAD DARMAWAN

NIM. 11111001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

ii

Page 3: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

iii

\

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

SKRIPSI

Page 4: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

iv

Page 5: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

v

Page 6: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

vi

MOTTO

"Hidup itu harus disyukuri dan dinikmati, bukan untuk dikufuri”

Page 7: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

vii

PERSEMBAHAN

Atas Rahmad dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan

untuk:

1. Ayahku (Suyoto) tercinta dan Ibuku (Sumini) tersayang yang selalu

mendo’akan dan memberikan banyak kasih saying dan banyak berkorban

untuk ku hingga aku seperti sekarang.

2. Adik-adik kutercinta (Muhammad Dwi Styawan, Noviana Putri

Handayani, Rizky Kusuma Dewi dan Muhammad Ilham Bagus Purnomo)

dan seluruh keluarga yang telah mendukungku.

3. Kakek dan nenek yang sudah mendukung segala usahaku terimakasih

banyak atas doa dan restunya.

4. Terimakasih untuk teman-teman Racana Iain Salatiga yang selalu

memberikan kebahagiaan dan selalu menyemangati penulis.

5. Bapak/ Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan

memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama dalam perkuliahan.

6. Untuk calon istriku yang telah dipersiapkan Allah untukku

7. Teman-temanku angkatan 2011 PAI A semoga kita semua menjadi orang-

orang yang sukses dunia dan akhirat.

Page 8: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan

kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SLB

Negeri Salatiga Tahun 2015” dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, Dekan FTIK.

3. Siti Ruhayati, S.Pd.I ,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M.Hum., selaku dosen pembimbing

akademik.

6. Bapak Muhlisun, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMPLB Negeri Salatiga yang

telah membina dan memberikan izin penelitian bagi penulis.

Page 9: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

ix

7. Bapak Eko Puji Widodo, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMPLB

Negeri Salatiga yang telah membina dan memberikan arahan kepada peneliti.

8. Bapakku Suyoto dan Ibuku Sumini, yang senantiasa memberikan do’a restu-

Nya bagi keberhasilan studi penulis.

9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi

dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan

balasan dan tercatat sebagai amal kebaikan oleh Allah swt. Akhirnya dengan

tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, Januari 2016

Penulis

Thony Rohmad Darmawan

NIM. 11111001

Page 10: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

x

ABSTRAK

Darmawan, Thony Rohmad (NIM 11111001). Teknik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada ABK Tunarungu SMPLB N

Salatiga. Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd.

Kata kunci: Teknik Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Anaktunarungu

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui teknik pembelajaran pendidikan

agama Islam yang ada di SMPLB Negeri Salatiga. Hal ini menjadi penting

melihat persoalan yang di hadapi pada anak tunarungu dalam mengikuti

pembelajaran mengalami kesulitan disebabkan memiliki inteligensi rendah untuk

berfikir secara abstrak. Oleh karena itu, guru dalam penyampaian materi harus

menggunakan teknik yang dapat diketahui langsung oleh siswanya.

Rumusan masalah pada penelitian tersebut yaitu: (1) Bagaimana teknik

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga?, (2) Bagaimana karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam

pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (3) Apa faktor pendukung dan

penghambat pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga?

Metode yang dilakukan dalam penelitian menggunakan pendekatan

kualitatif. Responden adalah Kepala Sekolah, guru PAI, anak tunarungu, dan

orangtua anak tunarungu. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode

wawancara, metode dokumentasi, dan metode observasi. Data dikumpulkan

berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data ditranskip menjadi

data yang lengkap.

Hasil penelitian yang didapat, serta guru di SMPLB Negeri Salatiga dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan teknik yakni teknik

artikulasi, dan teknik latihan. Karakteristik pembelajaran Pendidikan Agam Islam

sama dengan sekolah umum tetapi berbeda pada aplikasi pembelajaran di materi,

waktu dan jadwal pembelajaran juga berbeda dengan sekolah umum. Sedangkan

faktor pendukungnya yaitu guru mengajar sesuai dengan profesionalnya, guru

selalu menjunjung tinggi etos kerja, SMPLB Negeri Salatiga keberadaannya

didukung oleh masyarakat setempat. Adapun faktor penghambatnya adalah

kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah, perhatian yang kurang dari

wali murid kepada anaknya yang mengalami ketunarunguan, kurangnya guru

Pendidikan Agama Islam dan kurangnya guru terapi khusus anak tunarungu.

Page 11: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

xi

DAFTAR ISI

Sampul ............................................................................................................ i

Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ......................................................................................... iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................... v

Motto ............................................................................................................... vi

Persembahan ................................................................................................... vii

Kata Pengantar ................................................................................................ viii

Abstrak ............................................................................................................ x

Daftar Isi .......................................................................................................... xi

Daftar Tabel ..................................................................................................... xv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Fokus Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

E. Metode Penelitian .................................................................................. 8

F. Penegasan Istilah ................................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19

A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................................... 19

1. Teknik .............................................................................................. 19

Page 12: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

xii

2. Pembelajaran .................................................................................... 19

3. Pendidikan Agama Islam ................................................................. 30

B. Tunarungu .............................................................................................. 39

1. Pengertian Tunarungu ....................................................................... 24

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ............................................................. 41

3. Karakteristik Anak Tunarungu ......................................................... 42

4. Perkembangan Anak Tunarungu ....................................................... 44

5. Faktor-faktor Penyebab Tunarungu .................................................. 47

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 37

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga ................................................. 51

1. Letak Sekolah SLB Negeri Salatiga ................................................. 51

2. Sejarah Berdiri .................................................................................. 52

3. Identitas Sekolah ................................................................................ 55

4. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................................... 56

5. Struktur Organisasi

6. Keadaan Siswa ................................................................................... 59

7. Keadaan Guru .................................................................................... 60

8. Pendanaan .......................................................................................... 63

9. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 64

10. Keunggulan SMPLB Negeri Salatiga ............................................... 68

11. Partisipasi Lingkungan .................................................................... 69

B. TEMUAN PENELITIAN ....................................................................... 70

1. Profil Responden ................................................................................ 70

Page 13: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

xiii

2. Teknik Pembelajaran Pendidikan Islam pada Siswa Tunarungu

SMPLB Negeri Salatiga ..................................................................... 74

3. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga .................................................. 78

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga 85

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 92

A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Islam pada Siswa Tunarungu

SMPLB Negeri Salatiga ......................................................................... 92

B. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga ....................................................... 95

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga ............................ 100

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 106

A. Kesimpulan ............................................................................................ 106

B. Saran ...................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110

LAMPIRAN

Page 14: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VII B

Tabel 3.2 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VIII B

Tabel 3.3 Keadaan Tenaga Pengajar di SMPLB Negeri Salatiga

Tabel 3.4 Data Sarana Prasarana

Tabel 3.5 Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB Bagian B

Page 15: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

2. Lembar Konsultasi Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Penelitian

4. Verbaltim Wawancara

5. Surat Keterangan Penelitian

6. Riwayat Hidup Penulis

7. Foto-foto

Page 16: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam telah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan,

seperti yang terdapat dalam QS. Ashaad ayat 29, dimana manusia diperintahkan

untuk mempelajari agama:

ر ر ر

Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (Q.S.

Ashaad/38:29).

Pendidikan Islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai

kelengkapan fisik saja, tapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai kelainan

dan kekurangan fisik atau mental, karena manusia mempunyai hak yang sama di

hadapan Allah SWT. Dalam QS. An Nuur ayat 61:

… Artinya: “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang,

tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan

(bersama sama mereka) di rumah kamu sendiri...” (Q.S. An Nuur/24:61)

Page 17: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

2

Agama Islam adalah Agama yang tidak hanya berorientasi kepada dunia

ini saja (yang dilambangkan oleh tanah yang menjadi bahan asal manusia) atau

kepada akhirat saja (yang dilambangkan oleh kata ruh (ciptaan-Nya itu) tetapi

kepada keseimbangan antara keduanya. Hanya dengan Agama yang mengajarkan

pemeliharaan keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai

dua dimensi atau bi-dimensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan

melaksanakan tanggung jawab di dunia dan di akhirat kelak.

Perkembangan manusia ada yang wajar atau normal dan ada pula yang

perkembangannya terganggu (abnormal) yang akan berpengaruh terhadap mental

dan jasmani. Sehingga dalam permasalahan pendidikan, tidak ada perbedaan

antara anak yang normal perkembangan jasmani dan rohaninya, dengan anak-anak

yang mengalami kecacatan fisik atau kelemahan mental yang sering disebut

sebagai anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dimaknai dengan anak-anak yang

tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan

berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi

berkelainan (exception) atau luar biasa (Yuliani, 2009: 166). Konsep ketunaan

berbeda dengan konsep berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan

kecacatan, sedangkan konsep berkelainan atau luar biasa mencakup anak yang

menyandang ketunaan maupun yang dikaruniai keunggulan.

Beberapa yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain:

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,

gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan. Karena

Page 18: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

3

karakteristik dan hambatan yang dimiliki, anak berkebutuhan khusus memerlukan

bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan

potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks

bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan

bahasa isyarat.

Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa

(SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk

tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB

bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G

untuk cacat ganda (Efendi, 2009: 7).

Dalam ajaran Islam setiap manusia diciptakan untuk beribadah kepada

Allah. Kewajiban beribadah ini diwajibkan kepada manusia yang dalam keadaan

sadar, artinya mampu menggunakan akal dan hatinya untuk membedakan yang

baik dan yang buruk. Begitu pula pada anak berkebutuhan khusus, mereka tetap

diwajibkan beribadah kepada Allah selagi dalam keadaan sadar dan tentunya

disesuaikan dengan perkembangan mereka.

Pendidikan Agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab

pendidikan masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk

pendidikan selanjutnya. Sebagaimana Zakiyah Daradjat mengemukakan, bahwa

pada umumnya Agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,

pelatihan yang dilalui sejak kecil (Majid, 2004: 68). Pendidikan, khususnya

pendidikan Agama Islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai

Page 19: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

4

kelengkapan fisik saja, akan tetapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai

kelainan dan kekurangan fisik atau mental.

Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi

pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilain perlu disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan

mereka sebagai subyek belajar dan mendorong mereka untuk mengembangkan

segenap bakat dan potensinya secara optimal.

Pendidikan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus berbeda

dengan anak yang normal. Perbedaan ini bukan pada materi pokoknya melainkan

pada segi luasnya dan pengembangan materi Pendidikan Agama yang disesuaikan

dengan kemampuan anak tersebut. Para penyandang tuna tidaklah mudah untuk

dididik ajaran Agama Islam, Karena kekurangan dan kelemahan mereka dalam

menangkap pelajaran Agama serta tingkah laku yang berbeda dengan anak normal

pada umumnya.

Sehingga kurikulum yang digunakan SLB adalah kurikulum sekolah

reguler (kurikulum nasional) yang dimodifikasi (diimprovisasi) sesuai dengan

tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan

karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat kecerdasannya (Ifdlali, “Pendidikan Inklusi

Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus” (Online),

http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/115-, diakses 14

September 2015). Dengan adanya proses pembelajaran yang tepat, maka

diharapkan mereka akan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang kelak

dapat dikembangkan anak guna melengkapi bekal hidup.

Page 20: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

5

Mengingat kondisi peserta didik yang memiliki keterbatasan intelegensi

dan juga keterbatasan lainnya, dan juga pentingnya Pendidikan Agama bagi Umat.

Maka pelaksanaan pembelajaran PAI di SLB harus berjalan sesuai dengan tujuan,

sehingga pengetahuan yang diterima setiap anak tidak berbeda dengan anak-anak

normal. Maka, diperlukan pelaksanaan metode pembelajaran yang matang.

Karena teknik pembelajaran PAI merupakan substansi manajemen yang utama di

sekolah.

Kebutuhan mengenai permasalahan keagamaan semakin kompleks seiring

perkembangan zaman. Karena itu guru PAI harus tanggap, seorang guru harus

tepat dan efektif dalam menyampaikan materi pelajaran PAI. Untuk menciptakan

peserta didik yang berkualitas dan mampu menghadapi perkembangan zaman

maka kebutuhan pembaharuan dalam metode merupakan suatu keharusan.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi hasil.

Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik secara aktif,

baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan

rasa percaya pada diri sendiri. Sedang dari segi hasil, proses pembelajaran

dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) ( E. Mulyasa, 2004: 102).

Maka penulis tertarik untuk mengkaji teknik Pembelajaran PAI yang

diterapkan di SMPLB Negeri Salatiga. Karena SMPLB Negeri Salatiga

Page 21: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

6

merupakan satu - satunya SLB Negeri di Salatiga dengan siswa terbanyak dengan

berbagai ragam ketunaan.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mempermudah dalam

memahami permasalahan, penulis membuat rangkaian dan batasan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

tunarungu SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam penelitian ini mengacu pada

permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

2. Untuk mengetahui karakteristik materi pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambatan pembelajaran

pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

tahun 2015?

Page 22: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan kontribusi

bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya

khasanah Pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mengetahui tentang Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

b. Mahasiswa

Agar dapat meningkatkan belajar mahasiswa sebagai penerus bangsa,

sebagai calon guru yang diharapkan mampu mengembangkan metode-

metode belajar yang menarik.

c. Bagi Lembaga

Bagi Lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana untuk

lebih meningkatkan pembinaan dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam terhadap siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah pengalaman penelitian

dalam penelitian terkait dengan sisiwa tunarungu di SMPLB Negeri

Salatiga.

Page 23: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

8

E. Metode Penelitian

Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang bersifat sekarang (Nana Sujana, 1989: 64).

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka

pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)

dalam pelaksanaanya menggunakan metode pendekatan kualitatif diskriptif

analisis yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara,

pengamatan, serta penelaahan dokumen studi documenter yang antara satu

dengan yang lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan

(Sukmadinata, 2008:108). Dalam laporan penelitian ini data memugkinkan

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan

dokumen lainnya.

Moloeng (2008:2) menyatakan, bahwa penelitian lapangan (field research)

dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau

sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingya adalah

peneliti berangkat ke lapangan mengadakan pengamatan tentang sesuatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau in siti.

2. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting, karena

peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan

Page 24: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

9

untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya.

Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMPLB Negeri Salatiga,

dan akan melakukan wawancara observasi dengan subjek penelitian di SMPLB

Negeri Salatiga.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMPLB Negeri Salatiga. Adapun alasan

pemilihan tempat penelitian di SMPLB Negeri Salatiga. Berkaitan dengan

upaya pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga sangatlah penting. Oleh karena itu, para

guru untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa SMPLB Negeri

Salatiga perlu terus dikembangkan.

Salah satu diantara lembaga SMPLB Negeri Salatiga yang menerapkan

teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga. Lembaga ini merupakan aset yang perlu dilestarikan

dan di jaga kualitasnya, sehingga akan meningkat pula dalam mengembangkan

fitroh manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya

manusia seutuhnya (Insan Kamil).

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah

orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian (Arikunto, 1989:102).

Sumber data dibedakan menjadi dua antara lain:

Page 25: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

10

a. Data primer

Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah ucapan dan

tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari

subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interprestasi data. Data

atau informasi tersebut diperoleh dari orang-orang yang dipandang

mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data atau

informasi tersebut yang diperlukan. Sumberdata primer merupakan data

yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu guru PAI dan

Siswa SMPLB Negeri Salatiga.

b. Data Skunder

Data skunder adalah data informasi yang di peroleh dari sumber-

sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literature, internet,

majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi

lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut

diantaranya buku-buku refrensi. Dalam penelitian ini data skunder yaitu

dengan mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam data-data yang

diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang siswa sekolah luar biasa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan digunakan metode-metode

berikut:

Page 26: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

11

a. Metode Wawancara

Menurut Surakhmad (1994: 32) wawancara adalah pengumpulan

data dengan Tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih

secara berhadapan secara fisik.

Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan kepada

beberapa responden melalui: data tentang teknik pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, Karakteristik Materi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran Pendidikan

Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga. Guru

Pendidikan Agama Islam, siswa tunarungu dan orang tua dari siswa

tunarungu.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

cara membaca atau mengutip dokumen-dokumen yang ada dan dipandang

relevan. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan rapat, catatan seharian

dan sebagainya (Arikunto, 1989: 131). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data sejarah SMPLB Negeri Salatiga. Struktur Organisasi,

keadaan guru dan siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga,

pembelajaran pendidikan agama islam serta macam-macam layanan yang

dimiliki SMPLB Negeri Salatiga dan data-data dan informasi lain yang

menunjang.

Page 27: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

12

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan langsung dengan objek penelitian (Surakhmad, 1994:164).

Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan

SMPLB Negeri Salatiga baik keadaan bagi siswa tunarungu meupun

gurunya. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat

peristiwa dengan situasi yang berkaitan dengan pengetahuan.proposional

maupun langsung diperoleh dari mata (Moloeng, 2007: 174).

Posisi penelitian disini adalah sebagai observer participant. Dalam

kaitan ini, peneliti dituntut untuk langsung terjun ke lokasi dimana

penelitian tersebut untuk mengadakan pengamatan dan penelitian supaya

mendapatkan data yang diinginkan.

Melalui metode obsevasi ini, peneliti bisa mengetahui secara

langsung venomena yang di teliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa

tunarungu, metode pembelajaran pendidikan agama islam di SMPLB

Negeri Salatiga, karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPLB Negeri Salatiga, faktor pendukung dan faktor penghambat

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga.

6. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan

pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap

Page 28: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

13

bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain

(Zuriah, 2007:217)

Prosedur analisis dalam penelitian ini adalah: penyusunan data,

pengolahan data, dengan mengklasifikasikan data ke dalam kategori-kategori

yamg jumlahnya lebih terbatas sesuai dengan data yang diperlukan, organisasi

data, pemilihan-pemilihan menjadi satuan-satuan tertentu dan penemuan hal-

hal yang penting untuk dipelajari. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan

selama dan setelah pengumpulan data

Dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data

temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut

yaitu teknik triagulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan lain (Moloeng, 2009: 330). Karena ini menggunakan

beberapa sumber buku metode dan pengecekan sesuai hasil.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administrative yang meliputi , pengajuan ijin oprasional untuk

penelitian dari Kepala Sekolah SMPLB Negeri Salatiga selaku

penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dalam

melakukan administrative lainnya.

Page 29: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

14

b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi:

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu

SMPLB Negeri Salatiga.

2) Menemui siswa tunarungu yang akan menjadi subjek penelitian.

3) Melakukan survey langsung ke lapangan dengan melakukan

wawancara kepada para responden atau informan sebagai langkah

pengumpulan data.

4) Menyajikan data dengan susunan atau urutan yang memungkinkan

untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif

temuan penelitian.

6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan

F. Penegasan Istilah

Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan

maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah lain didalam judul

ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Majid,

2013: 24).

Menurut penulis, yang dimaksud teknik pembelajaran pada penelitian ini

adalah, suatu cara yang dilakukan untuk memberikan nilai, ilmu, pemahaman,

serta konsep-konsep yang bertujuan untuk menambah pengetahuan,

Page 30: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

15

kemampuan, wawasan, serta ilmu pengetahuan yang berguna bagi individu

maupun masyarakat luas.

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam usaha yang lebih khusus ditekankan untuk

mengembangkan fitroh keberagamaan peserta didik agar lebih mampu

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implementasi

dari semua ini, pendidikan agama islam merupakan komponen yang tidak

terpisahkan dari sistem Pendidikan Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau

pendidikan agama islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan

islam dengan bidang-bidang studi yang lain. Implementasi lebih lanjut,

pendidikan agama islam harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum peserta

didik memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain (Muhaimin,

2002:76).

Jadi yang peneliti maksudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

penelitian ini adalah, bagaimana cara mengarahkan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam dari

peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas

pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan social.

3. Tunarungu

Tunarungu merupakan satu keadaan kehilangan pendengaran yang

diakibatkan seorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama

melalui indra pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah

Page 31: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

16

banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya

mengandung pengertian yang sama.

Menurut Ahmadi (2004: 60) Anak berkelainan indra pendengaran atau

tunarungu secara medis dikatakan, jika dalam mekanisme pendengaran karena

sesuatu dengan lain sebab terdapat satu atau lebih organ mengalami gangguan

atau rusak. Akibatnya, organ tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya

untuk mengantarkan dan mempersepsi rangsangan suara yang ditangkap untuk

diubah menjadi tanggapan akustik. Secara pedagogis, seorang anak dapat

dikategorikan berkelainan indra pendengaran atau tunarungu, jika dampak dari

disfungsinya organ-organ yang berfungsi sebagai penghantar dan persepsi

pendengaran mengakibatkan ia tidak mampu mengikuti progam pendidikan

khusus untuk meniti tugas perkembangannya.

Menurut penulis tunarungu yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah,

kehilangan sebagian atau keseluruhan kemampuan untuk mendengar berarti

kehilangan kemampuan menyimak secara utuh peristiwa disekitarnya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif,

secara garis besar sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini meliputi, sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul),

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pengesahan keaslian tulisan,

motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

Page 32: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

17

2. Bagian Inti

Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data :

Bab I : Pendahuluan

Meliputi Latar Belakang Masalah, fokus Masalah, Tujuan

penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan

Agama Islam pada anak tunarungu (SMPLB Negeri Salatiga),

anak tunarungu.

BAB III : Paparan Data Penelitian

Meliputi gambaran umum SMPLB Negeri Salatiga dan paparan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga.

BAB IV : Analisis Data Penelitian

Meliputi teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga, karakteristik

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga, faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di

SMPLB Negeri Salatiga.

BAB V : Kesimpulan, Saran

yang meliputi kesimpulan, saran-saran.

Page 33: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode (Majid,2013: 232).

Menurut penulis dapat disimpulkan bahwa teknik merupakan cara atau

siasat agar suatu metode bisa terlaksana secara optimal.

2. Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang berimbuhan awalan pe-

dan akhiran –an. Secara umum dapat diketahui bahwa pembelajaran berarti

sebuah proses belajar dan mengajar. Akan tetapi banyak ahli yang telah

mendefinisikannya dengan lebih sistematis, baik dari kata pembelajaran itu

sendiri atau secara terperinci dari kata belajar dan mengajar. Untuk lebih

mudah dalam memahaminya maka akan dipaparkan pengertiannya satu

persatu.

Definisi belajar telah diungkapkan oleh banyak ahli diantaranya oleh

Crombach dalam bukunya Educational Psycology, menyatakan “Learning is

show by a change in behavior as a result of experience.” (Suryabrata,

2007:231), yang berarti bahwa belajar yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan. Sedangkan menurut

dictionary of psychology yang dikutip dari Muhimmin Syah menyebutkan

Page 34: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

19

bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama: belajar diartikan “the process

of acquiring knowledge”, kedua: belajar diartikan “a relatively permanent

change potentiality which occurs as a result of reinforced practice.”

Pengertian pertama memiliki suatu proses untuk memperoleh pengetahuan.

Pengertian kedua, belajar berarti suatu perubahan kemampuan untuk beraksi

yang relatife langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Sriyanti, 2009:22-

33).

Kata belajar memiliki beberapa pengertian sebagaimana yang telah

diungkapkan oleh Nasution yang dikutip oleh Usman (2002:19) yaitu sebagai

berikut:

a. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid

b. Mengajar ialah kebudayan kepada anak; dan

c. Mengajar ialah aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan

dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi

proses belajar mengajar.

Senada dengan pengertian tersebut diatas Reflis Kosasi menjelaskan

bahwa mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu suatu

usaha yang dilakukan oleh guru sehingga menyebabkan perilaku tingkah laku

pada diri anak (Usman, 2002:20-21).

Kemudian disimpulkan oleh Usman (2002:21) bahwa mengajar adalah

suatu usaha bagaimana lingkungan dan adanya interaksi subjek didik (anak)

dengan lingkungannya sehingga tercipta kondisi belajar yang baik.

Page 35: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

20

Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa mengajar

adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang terhadap peserta didik untuk

menghasilkan adanya suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

perilaku buruk menjadi baik dalam satu waktu yang dikondisikan.

Pengertian tersebut di atas sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al

Qur’an Surah Al-Kahfi: 66, yaitu:

Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya

kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu

yang telah diajarkan kepadamu?" (Q.S. Al-Kahfi:66).

Menurut Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pada firman Allah SWT dan beberapa pengertian diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berarti sebuah proses yang berlangsung

antara dua belah pihak yaitu penyampai (guru) dan penerima (peserta didik)

dalam rangka mentransformasikan suatu pengetahuan dengan didasari rasa

tanggung jawab.

Dengan dijelaskan definisi belajar, mengajar dan pembelajaran itu sendiri

maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah usaha untuk

mendapatkan sesuatu yang ditandai dengan adanya suatu perubahan, mengajar

Page 36: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

21

adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki sikap

dan pengalaman yang baru, dan pembelajaran adalah proses antar keduanya

(belajar dan mengajar).

a. Teori belajar

Teori merupakan sebuah pernyataan ilmiah yang diungkapkan oleh

para ahli dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran sebenarnya

telah muncul sejak manusia itu dilahirkan, sedangkan munculnya teori

pembelajaran adalah belakangan setelah kehidupan manusia berkembang

secara mapan.

Ketika pola pikir manusia semakin maju dan berkembang, maka

teori pembelajaran juga bermunculan secara bertahap dan semakin

sempurna. Akan tetapi bukan berarti teori sebelumnya adalah salah, karena

masing-masing teori memiliki dasar dan pembuktian sendiri-sendiri.

Secara singkat dibawah ini akan diungkapkan beberapa teori

pembelajaran yang berdasarkan pada bidang psikologi yaitu:

1) Teori Kondisioning Klasik oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Teori ini lebih dikenal dengan sebutan nama pencetusnya yaitu

teori Pavlov. Teori ini menyatakan bahwa sikap perilaku seseorang

dapat berupa sebuah respon dari stimulus yang ada, atau dengan bahasa

lain perilaku telah tumbuh dari sebuah kebiasaan yang sengaja telah

dikondisikan.

Page 37: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

22

2) Teori koneksionisme oleh Edward Lee Thorndike (1874-1989)

Menurut Thorndike belajar untuk mengubah sebuah perilaku tidak

cukup dengan adanya stimulus dan respon, akan tetapi Thorndike telah

menghubungkan keduanya karena dapat menghasilkan adanya

hubungan saraf (neural) yang ditunjukkan dengan adanya perubahan

perilaku. Oleh karena itu teori ini disebut dengan koneksionisme yang

mengacu pada koneksi neural antara stimulus dan respon (Sriyanti,

2009:63). Bagi Thorndike, bentuk belajar yang paling mendasar adalah

Trial and Eror atau disebut dengan selection dan connection (Sriyanti,

2009:63).

3) Teori operan kondisioning oleh B. F. Skinner (1904-1990)

Teori yang diungkapkan Skinner sebenarnya tidak lari dari dasar

adanya hubungan antara stimulus dan respon, hanya saja skinner

menambahi bahwa stimulus yang menghasilkan respon positif

hendaknya diberi sebuah pengukuhan (reinforcement). Pengukuhan

(reinforcement) adalah metode peningkatan frekuensi atau kekerapan

(berlangsungnya) suatu perilaku (Sriyanti, 2009:83).

Teori-teori tersebut merupakan teori mendasar dari segi psikologi

perspektif behaviorisme (tingkah laku). Dengan dasar teori-teori

tersebut ada beberapa teori yang lebih spesifik mengarah pada proses

pembelajaran disebutkan oleh (Hamalik, 2003:58-64).

Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik di sekolah.

Page 38: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

23

a) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

b) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik.

c) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari.

d) Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik di sekolah.

b. Ciri Pembelajaran

Dilihat dari definisi dan teorinya, pada hakikatnya pembelajaran

dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran yang dibahas di

sini adalah pembelajaran yang berlangsung secara sistematis dan

direncanakan dalam sebuah bangku pendidikan.

Pembelajaran sebagai suatu proses belajar dan mengajar secara

terperinci dari segi belajar telah memiliki ciri-ciri tersendiri sebagaimana

diungkapkan oleh Sriyanti mengutip pendapat Baharudin dan Esa N. W

yaitu:

1. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

2. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa

bersifat potensial.

4. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

Page 39: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

24

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan (Sriyanti,

2009:24)

Dari sini nampak jelas bahwa ciri-ciri orang yang telah belajar

maka akan didapatkan suatu perubahan pada dirinya.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang dilangsungkan dalam ruangan

menurut Hamalik (2003:64-66) adalah sebagai berikut:

a. Rencana,

b. Kesaling ketergantungan

c. Tujuan,

Rencana berarti adanya sebuah kesengajaan penataan terhadap

semua unsur-unsur sistem pembelajaran yang termasuk didalamnya

yaitu penataan ketenangan, material dan prosedur untuk

mempermudah dalam melangkah pada hal-hal yang hendak menjadi

tujuan.

Kesaling ketergantungan berarti adanya saling kait mengkait

antara unsur-unsur pembelajaran yang satu dengan yang lainnya

dengan selaras, serasi, dan sistematis. Ini berarti pembelajaran tidak

akan terjadi ketika tidak ada keterpaduan dalam unsur-unsur

pembelajaran.

Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak

ditentukan atau memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu dalam

proses pembelajaran tersebut. Maka dengan adanya tujuan atau lebih

mudah mengarah dan dapat menfokuskan pembicaraan dalam

Page 40: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

25

pembahasan materinya, sehingga peserta didik akan lebih mudah

untuk menerima dam memahami.

Berbeda dengan Hamalik, (Djamaroh, 2006:39-42)

menyebutkan ciri-ciri pembelajaran secara lebih terperinci sebagai

berikut:

1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak

didik dalam suatu perkembangan tertentu, sehingga perhatian

dipusatkan pada anak didik.

2) Prosedur yang direncanakan dan didesain secara sistematik dan

relevan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga

dapat tercapai tujuan yang optimal.

3) Materi sesuai tujuan dengan memperhatikan komponen anak didik

dan komponen-komponen lain serta disiapkan sebelum

berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

4) Aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental.

5) Guru sebagai pembimbing harus dapat memotivasi agar terjadi

proses interaksi yang kondusif.

6) Kedisiplinan dalam pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.

Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran

disiplin.

7) Adanya batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

8) Evaluasi dalam rangka untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran.

Page 41: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

26

Ciri-ciri ini sifatnya lebih melengkapi, karena ciri-ciri

sebelumnya juga telah tercakup dalam ciri-ciri yang terakhir. Dari

ciri-ciri yang ada menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu

pelaksanaan yang tertata secara sistematis, dan mengarah dalam

mencapai tujuan, yang mana tujuan utamanya adalah suatu

perubahan atas bimbingan dari seorang guru.

c. Unsur-unsur Pembelajaran

Unsur dapat dikatakan suatu komponen yang harus ada. Unsur

pembelajaran berarti segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan

pembelajaran. Sebenarnya unsur pembelajaran juga dapat menjadi ciri dari

pembelajaran, maka isi dari unsur pembelajaran hampir sama dengan yang

disebutkan dalam ciri-ciri pembelajaran. Secara mendasar unsur yang

paling utama adalah guru, siswa dan materi.

Menurut (Djamaroh, 2006:41-50) yang termasuk dalam unsur-

unsur pembelajaran adalah:

1. Tujuan pembelajaran;

2. Bahan pelajaran (materi);

3. Kegiatan belajar mengajar;

4. Teknik pembelajaran;

5. Alat dan alat bantu pembelajaran;

6. Sumber pelajaran;

7. Evaluasi.

Page 42: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

27

Slameto (1991: 91-92) menyebutkan unsur-unsur pembelajaran

dengan bahasa yang berbeda, bahwa dalam membuat strategi belajar

mengajar mencakup 8 unsur perencanaan tentang:

a. Komponen-komponen sistem yaitu guru/dosen, siswa/mahasiswa;

b. Jadwal pelaksanaan;

c. Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah

diidentifikasikan;

d. Masukan dan karakteristik siswa;

e. Bahan pengait;

f. Metode dan teknik;

g. Media yang digunakan.

Berbeda dengan kedua pendapat diatas menurut (Hamalik,

2003:67-70) membagi unsur pembelajaran sebagai berikut:

1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru

a) Motivasi membelajarkan siswa.

Yakni seorang guru harus memiliki motivasi yang kuat

untuk mendidiknya siswanya. Sehingga guru harus berjiwa ikhlas

dan berpendidikan dalam rangka menjadikan peserta didiknya

menjadi orang yang berpengetahuan dan kepribadian yang baik.

b) Kondisi guru siap membelajarkan siswa

Tidaklah cukup dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi

guru, akan tetapi juga harus benar-benar mempersiapkan diri

Page 43: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

28

dengan kemampuan dalam proses pembelajaran atau yang disebut

dengan kemampuan professional.

2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar

a) Motivasi belajar menurut sikap tanggap dari pihak guru serta

kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya

pembelajaran.

b) Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar diantaranya:

(1) Buku pelajaran;

(2) Pribadi guru;

(3) Sumber masyarakat.

c) Pengadaan alat-alat bantu belajar.

d) Suasana kelas (balajar) yang efektif.

e) Subjek yang belajar.

Unsur-unsur ini lebih mengarah pada hal yang bersifat umum yakni

dari segi intern (kepribadian guru) dan juga bersifat ekstern (abstrak: buku

materi, alat bantu, siswa).

Berdasarkan pada beberapa unsur yang telah disebutkan dapat

disimpulkan secara umum unsur-unsur pembelajaran adalah:

a) Guru dan siswa atau pengajar dan yang diajar.

b) Materi yang diajarkan.

c) Metode pembelajaran.

d) Media pembelajaran.

e) Alat bantu (dapat berupa media atau bahan pengait materi).

Page 44: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

29

f) Sumber pelajaran.

g) Tujuan pembelajaran.

h) Evaluasi.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan

agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan

dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati Agama lain

dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2002:75-76).

Menurut penulis yang dimaksud dengan Pendidikan Agama

Islam berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

pendidikan agama Islam adalah upaya yang ditempuh pendidik dalam

melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah

memudahkan dalam mencapai tujuan utama khususnya pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan penegasan istilah yang telah dijabarkan maka

maksud judul diatas adalah upaya merencanakan, melaksanakan dan

evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diterapkan

dengan mudah khususnya bagi anak tunarungu sehingga dapat

melaksanakan ajaran Islam baik dari segi kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Page 45: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

30

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari

pandangan hidup. Jika pandangan hidup adalah Islam, maka tujuan

Pendidikan harus diambil dari ajaran Islam.

Menurut Daradjat (2009: 32) dalam bukunya Ilmu Pendidikan

Islam tujuan itu meliputi:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai denagn semua

kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi

sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.

2) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan

akhirnya terdapat pada waktu hidup didunia ini telah berakhir pula.

Pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan,

memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan

tujuan Pendidikan yang telah dicapai.

Tujuan akhir Pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman

Allah surat Al-Imran ayat 102, yang berbunyi:

Page 46: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

31

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-

kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama

Islam.

3) Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan

dalam suatu kurikulum Pendidikan formal.

4) Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu (Daradjat, 2009: 32).

c. Faktor Pendukung Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Faktor pendukung dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

dilihat dari segi guru, sumber/ sarana/ fasilitas, dan siswa, bahwa faktor

pendukung pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1) Sikap Mental Guru

Para guru hendaknya menyadari tentang perlunya pembaharuan

strategi belajar mengajar. Sehingga mempunyai kesiapan mental untuk

melaksanakan pendekatan belajar aktif (active learning strategy)

sebagai hasil dari adanya pembahasan Pendidikan.

Page 47: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

32

2) Kemampuan Guru

Para guru hendaknya mempunyai beberapa kemampuan yang dapat

menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai isi pokok

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3) Penyediaan Alat Peraga/ Media

Dalam kegiatan belajar mengajar alat atau media sangat diperlukan

agar dapat menunjang tercapainya tujuan Pendidikan. Alat atau media

harus diupayakan selengkap mungkin agar segala aktivitas mengajar

dapat dibantu dengan media.

4) Kelengkapan Kepustakaan

Kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan

pegajaran, hendaknya diisi dengan berbagai buku yang relevan sebagai

upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan dan pengalaman siswa.

d. Kurikulum

1) Pengertian Kurikulum

Dalam proses Pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk

mencapai tujuan Pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat

akan sulit mencapai tujuan dan sasaran Pendidikan yang diinginkan.

Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya

adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan

serta canggihnya teknologi.

Page 48: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

33

Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan

praktik pendidikan. Disamping itu, kurikulum harus bisa memberikan

arahan dan patokan keahlian kepada peserta didik setelah

menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga (Haryati,

2011:1).

Definisi kurikulum yang akan digunakan yaitu kurikulum yang

dipandang sebagai suatu program Pendidikan yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan Pendidikan tersebut.

Kurikulum diartikan 2 macam yaitu:

a) Sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari di

sekolah/perguruan tinggi atau memperoleh ijazah tertentu.

b) Sejumlah materi pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga

pendidikan atau jurusan (Munardji, 2004:83).

Dinyatakan oleh Nik Hayati (2011:2) bahwa hakikat kurikulum

adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik

yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan Pendidikan, saran-saran

strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat

diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan

mencapai tujuan yang diinginkan.

2) Ciri-ciri Kurikulum dalam Pendidikan Agama Islam

Menurut Al-Syaibani sebagaimana dikutip oleh Nik Haryati

(2011:5), bahwa kurikulum Pendidikan Islam seharusnya ciri-ciri

sebagai berikut:

Page 49: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

34

a) Kurikulum Pendidikan Islam harus menonjol pada mata pelajaran

Agama dan akhlak.

b) Kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan

menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan

rohani.

c) Kurikulum Pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara

pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani, akal, dan rohani

manusia.

d) Kurikulum Pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu

ukir, pahat, tulis indah, gambar, dan sejenisnya.

Berdasarkan kurikulum Pendidikan Agama Islam diatas, yang telah

ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, dalam

pelaksanaan program PAI pada siswa tunarungu kurikulum yang

dipakai di SMPLB Negeri Salatiga menggunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan SKKD sebagai pedoman

pengajaran di SMPLB Negeri Salatiga.

e. Faktor Penghambat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Kesulitan dalam menghadapi perbedaan individu peserta didik.

2) Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan peserta didik.

3) Kesulitan dalam memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

4) Kesulitan dalam memperoleh sumber dan alat-alat pembelajaran.

Page 50: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

35

5) Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan pengaturan.

(http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com/faktor-faktor-

pendukung-dan-penghambat.html, Senin 9 Oktober 2015).

f. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Umum

Ada tiga faktor yang mempengaruhi penggunaan model pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yaitu tujuan dan karakteristik bidang studi

pendidikan agama Islam, kendala pembelajaran, serta karakteristik peserta

didik. Pembelajaran Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dan

yang dimaksud dengan karakteristik bidang studi pembelajaran Agama

Islam adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang terbangun dalam

struktur isi dan konstruk/tipe isi bidang studi pendidikan agama Islam

berupa fakta, konsep, dalil/hukum, prinsip/kaidah, prosedur, dan keimanan

yang menjadi landasan dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran

(Muhaimin, 2002:150).

Faktor yang kedua yaitu kendala pembelajaran adalah keterbatasan

sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu, dan keterbatasan

dana yang tersedia. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu karakteristik

peserta didik adalah kualitas perseorangan peserta didik, seperti bakat,

kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, dan kemungkinan hasil

belajar yang akan dicapai. Jadi ketiga faktor diatas sangat mempengaruhi

Page 51: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

36

dalam pemilihan suatu strategi/metode pembelajaran Agama Islam

(Muhaimin, 2002:151).

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentu saja sangat berbeda

dengan pembelajaran materi-materi lainnya, sebab materi ini mencakup

segala bentuk perubahan, baik kognitif, psikomotorik, maupun efektif,

yang menuntut praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman

kognitif tentang Agama Islam, menuntut perubahan psikomotorik yang

harus dilakukan secara fisik maupun mental, dan perubahan itu menuntut

perwujudan sikap yang disebut akhlak. Sehingga, pengetahuan Agama

yang ditanamkan kepada peserta didik, dapat merubah tingkah laku

mereka ke arah yang ditentukan dalam Islam.

Sebagai contoh, misalnya pembelajaran mengenai keyakinan terhadap

adanya Malaikat. Pembelajaran pengetahuan mengenai Malaikat dan

tugas-tugasnya, menuntut keyakinan bahwa para Malaikat itu ada, dan

setelah keyakinan itu tumbuh, maka dituntut pula sikap yang mengarah

kepadanya. Misalnya keyakinan terhadap adanya Malaikat Raqib dan Atid

yang mencatat amal perbuatan manusia, maka peserta didik diharapkan

menyadari bahwa setiap perbuatannya akan dicatat, sehingga ia tidak akan

melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

Agama Islam, guru menjadi figure central yang sangat menentukan, sebab

pembelajaran semacam ini membutuhkan contoh nyata dalam kehidupan.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam disekolah-sekolah umum

diberikan sesuai dengan jenjangnya. Materi agama Islam pun disesuaikan

Page 52: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

37

dengan jenjang pendidikannya. Materi tersebut antara lain sejarah Islam,

Shalat, Thaharah, Puasa, hafalan surat-surat pendek dan do’a-do’a sehari,

dan Tajwid.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, tugas guru sangatlah

berat. Seorang guru dituntut memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:

kesiapan mental dalam menghadapi berbagai kesulitan mengajar, mampu

memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan, selalu ingin meningkatkan

prestasi, menguasai teknik-teknik mengaktifkan murid, dan menjadi

teladan bagi murid-murid (Mansyur, dkk., 1982: 10-11).

g. Karakteristik Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB

Materi Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada anak

tunarungu hanya dibatasi pada meteri-materi yang sederhana. Muatan

materinya meliputi Al-Qur’an, Akidah, Akhlak, dan Fiqih. Cara

penyampaian materinya yang berkaitan dengan keseharian suasana

pembiasaan kehidupan Islami seperti doa sehari-hari, surat-surat pendek,

pengenalan huruf Hijaiyah, pengenalan Rukun Iman, Rukun Islam,

Wudhu, Sholat berikut prakteknya, serta memberi contoh yang baik pada

anak didik.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru mengajar dengan

rasa sabar, berulang-ulang, serta dengan memberikan contoh-contoh

sederhana sehingga siswa dapat sedikit demi sedikit memahami materi

yang diajarkan. Di sini terdapat sesuatu yang khas dalam proses

pembelajaran di SLB (Sekolah Luar Biasa) yaitu walaupun teknik yang

Page 53: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

38

diterapkan sama dengan sekolah umum, umum dalam pelaksanaannya

terdapat perbedaan dalam sistem menggunakan metode yang ada.

Jadi, berdasarkan teori di atas, anak-anak tunarungu juga memiliki hak

untuk mendapatkan pengetahuan akademik seperti anak-anak umumnya

dimana kurikulum dan materinya disesuaikan kondisi mereka dan yang

berupa materi-materi sederhana. Sedangkan penyampaian materinya

menggunakan model-model khusus sesuai dengan gangguan yang dialami

siswa.

B. Tunarungu

1. Pengertian Tunarungu

Secara umum tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai

rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian

anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu

pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini

dikemukakan beberapa definisi anak tunarungu oleh beberapa ahli.

Dalam bukunya T. Sutjihati Somantri, Andreas Dwidjosumarto (1990:1)

mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar

suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori

yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang

indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga

pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka

yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat

Page 54: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

39

berfungsi untuk mendengar, baik dengar maupun tanpa menggunakan alat

bantu dengar (hearing aids).

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau

tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga

mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Anak tunarungu

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan

lahir batin yang kelak.

Mencermati berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

ketunarunguan adalah seseorang yang mengalami gangguan pendengaran

yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, dan sangat berat yang dalam hal

ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu kurang dengar dan tuli,

yang menyebabkan terganggunya proses perolehan informasi atau bahasa

sebagai alat komunikasi. Besar kecil kehilangan pendengaran sangat

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasinya dalam kehidupan sehari-

hari, terutama bicara yang jelas dan benar.

2. Klasifikasi Anak Tunarungu

Menurut Efendi dalam bukunya “Pengantar Psikopedagogik Anak

Berkelainan” mengemukakan, ada beberapa klasifikasi tunarungu secara

terinci antara lain:

a. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB

(desibell). Ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada rentangan

yaitu kemampuan mendengar masih baik karena berada di garis batas

Page 55: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

40

antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran taraf ringan,

tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan dapat mengikuti

sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu diperhatikan,

terutama harus dekat dengan guru.

b. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat dekat, tidak

mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya, tidak dapat

menangkap suatu percakapan yang lemah.

c. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, sering terjadi

mis-understanding terhadap lawan bicaranya jika diajak bicara,

penyandang tunarungu kelompok ini mengalami kelainan bicara terutama

pada huruf konsonan misalnya “K” atau “G” mungkin diucapkan menjadi

“T” dan “D”, kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam

percakapan.

d. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu, kesulitan membedakan suara, tidak memiliki kesadaran bahwa

benda-benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara.

e. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran 75 dB (desibell). Ciri

anak kehilangan pendengaran pada kelompok ini hanya dapat mendengar

Page 56: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

41

suara keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi (+ 2,54 cm) atau sama

sekali tidak mendengar.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu sangat komplek dan berbeda-beda satu sama

lain. Secara kasat mata keadaan anak tunarungu sama seperti anak normal

pada umumnya. Apabila dilihat beberapa karakteristik yang berbeda.

Karakteristik bahasa dan bicara anak tunarungu yaitu:

a. Miskin kosa kata.

b. Mengalami kesulitan dalam mengerti ungkapan bahasa yang mengandung

arti kiasan dan kata-kata abstrak.

c. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa.

d. Sulit memahami kalimat-kalimat yang komplek atau kalimat-kalimat yang

panjang serta bentuk kiasan.

Anak tunarungu juga mempunyai beberapa karakteristik, terutama

keterbatasan kosa kata. Hal tersebut yang menyebabkan anak tunarungu

kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Terlebih lagi permasalahan

tentang kejelasan dalam berbicara. Anak tunarungu biasanya mengalami

masalah dalam artikulasi, yaitu mengucapkan kata-kata yang tidak tahu atau

kurang jelas.

Anak tunarungu mempunyai karakteristik yang spesifik bahwa anak

tunarungu mempunyai hambatan dalam perkembangan bahasa (mendapatkan

bahasa). Bahasa sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Sedangkan, anak

tunarungu mempunyai permasalahan dalam wicaranya untuk berkomunikasi

Page 57: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

42

dengan orang lain, karena wicara sebagai alat yang sangat penting dalam

komunikasi. Dalam berbicara pun harus menggunakan artikulasi yang sangat

jelas agar pesan mudah diterima oleh orang lain, maka dari itu anak harus

dilatih secara berulang-ulang sehingga anak terampil mengucapkan kata-kata

dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

Mencermati beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa seseorang

tunarungu memiliki keterbatasan dengan memperoleh bahasa dan mengalami

permasalahan dalam bicaranya. Kurang berfungsinya indera pendengaran

menyebabkan anak tidak dapat menirukan ucapan kata-kata dengan tepat dan

jelas. Oleh sebab itu, anak tunarungu untuk mendapatkan bahasa atau kosa

kata harus melalui proses belajar mengenal kosa kata dan belajar

mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas.

4. Perkembangan Anak Tunarungu

Dalam buku “Psikologi Anak Luar Biasa” karya T. Sutjihati Somantri,

fungsi-fungsi perkembangan anak tunarungu itu ada yang tertinggal jauh oleh

anak normal. Ada pula yang sama atau hampir sama menyamai anak normal.

Dibawah ini akan dipaparkan mengenai perkembangan pada anak tunarungu,

yaitu:

a. Perkembangan Bicara dan Bahasa

Perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan ketajaman.

pendengaran. Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran, anak

tunarungu tidak mampu mendengar dengan baik. Menurut T. Sutjihati

Somantri (2006:95), anak Tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara

Page 58: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

43

setelah masa meraban, proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan

visual. Selanjutnya dalam perkembangan bicara dan bahasa, anak

Tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai

dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya. Bahasa merupakan alat

komunikasi yang dipergunakan manusia dalam mengadakan hubungan

dengan sesamanya.

b. Perkembangan Kognitif Anak Tunarungu

Intelegensi anak Tunarungu secara potensial sama dengan anak

normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh

tingkat kemampuan berbahasanya, keterbahasan informasi, dan daya

abstraksi anak. Pekembangan kognitif anak Tunarungu sangat

dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa

akan menghambat perkembangan inteligensi anak Tunarungu.

Anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang

rendah melainkan secara umum karena inteligensinya tidak mendapat

kesempatan untuk berkembang.

c. Perkembangan Emosi Anak Tunarungu

Anak Tunarungu menafsirkan sesuatu secara negative atau salah

dan sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu

dapat mengahambat perkembangan pribadinya dengan menampilkan

sikap menutup diri, bertindak agresif, atau menampakkan kebimbangan

dan keragu-raguan. Emosi anak Tunarungu selalu bergolak di satu pihak

karena kemiskinan bahasanya dan pihak lain karena pengaruh dari luar

Page 59: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

44

yang diterimanya. Anak Tunarungu bila ditegur oleh orang yang tidak

dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.

d. Perkembangan Sosial Anak Tunarungu

Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan

dengan orang lain. Demikian pula anak Tunarungu, tidak lepas dari

kebutuhan tersebut. Dengan adanya hambatan dalam perkembangan

sosial ini mengakibatkan pula pertambahan minimnya penguasaan bahasa

dan kecenderungan menyendiri serta memiliki sifat egosentris.

Faktor sosial dan budaya meliputi pengertian yang sangat luas,

yaitu lingkungan hidup di mana anak berinteraksi anatara individu

dengan individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Anak Tunarungu

banyak dihinggapi kecemasan karena menghadapi lingkungan yang

beraneka ragam komunikasinya, anak Tunarungu sering mengalami

berbagai konflik, kebingungan, dan ketakutan karena hidup dalam

lingkungan yang bermacam-macam.

e. Perkembangan Perilaku Anak Tunarungu

Kepribadian pada dasarnya merupakan keseluruhan sifat dan sikap

pada seseorang yang menentukan cara-cara unik dalam penyesuaiannya

dengan lingkungan. Anak Tunarungu untuk mengetahui keadaan

kepribadiannya, perlu kita perhatikan cara penyesuaiannya.

Perkembangan kepribadian banyak ditentukan oleh hubungan

antara anak dan orang tua terutama ibunya. Perkembangan kepribadian

terjadi dalam pergaulan atau perluasan pengalaman pada umumnya

Page 60: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

45

diarahkan pada faktor anak sendiri. Faktor dalam diri anak Tunarungu

yaitu ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran, kemiskinan

berbahasa, ketidaktetapan emosi, dan keterbatasan inteligensi

dihubungkan dengan sikap lingkungan terhadap menghambat

perkembangan kepribadiannya.

5. Faktor-faktor penyebab Tunarungu

Menurut Moores (1978) dalam bukunya Efendi mengidentifikasikan

beberapa penyebab ketunarunguan yang dialami anak dihubungkan dengan

kurun waktu terjadinya yaitu:

a. Ketunarunguan sebelum lahir (prenatal) yaitu ketunarunguan yang terjadi

ketika anak masih berada dalam kandungan ibunya. Kondisi yang

menyebabkan ketunarunguan yang terjadi pada saat anak dalam

kandungan sebagai berikut:

1) Hereditas atau keturunan

Banyak informan yang mengindikasikan terjadinya keadaan

genetis yang berbeda dapat mengarah terjadinya sebuah ketunarunguan.

Perpindahan sifat ini cenderung pada gen-gen yamg dominan, gen-gen

represif, atau jenis kelamin yang berhubungan dengan gen-gen itu.

Anak yang mengalami ketunarunguan karena di antara anggota

keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan. Menurut astimasi

Moores (1982) presentase anak yang mengalami ketunarunguan jenis

ini sekitar 30%-60%. Ketunarunguan jenis ini disebut tunarungu

genetis.

Page 61: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

46

2) Maternal rubella

Maternal rubella yang dikenal sebagai penyakit cacar air atau

campak. Virus tersebut sangat berbahaya jika menyerang wanita ketika

tiga bulan pertama waktu kehamilan sebab dapat memengaruhi atau

berakibat buruk terhadap anak atau bayi yang dikandungannya.

3) Pemakaian antibiotik over dosis

Obat-obat antibiotik lainnya yang besar pengaruhnya terhadap

gangguan pendengaran atau tunarungu pada anak semasa dalam

kandungan antara lain: dibydrosterptomycin, neomicin, kanamicin, dan

streptomycin.

4) Toxoemia

Ketika ibu sedang mengandung, karena suatu sebab ibu menderita

keracunan pada darahnya (toxoemia). Kondisi ini dapat berpengaruh

pada rusaknya placenta atau janin yang dikandungnya, kemungkinan

bayi itu lahir akan menderita tunarungu.

b. Ketunarunguan saat lahir (neonatal) yaitu ketunarunguan yang

terjadi saat anak dilahirkan. Ada beberapa kondisi yang

menyebabkan ketunarunguan saat anak dilahirkan sebagai berikut:

1) Lahir Prematur

Prematur adalah proses lahir bayi yang terlalu dini sehingga

berat badannya atau panjang badannya relatif sehingga di bawah

normal dan jaringan-jaringan tubuhnya sangat lemah, akibatnya

Page 62: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

47

anak lebih mudah terkena axonia (kekurangan oksigen) yang

berpengaruh pada kerusakan inti cochlea (cochlear nuclei).

2) Rhesus Factors

Setiap manusia sebenarnya mempunyai jenis darah yang

disebut rhesus (rh). Jenis darah yang ada pada manusia adalah

jenis darah A-B-AB-O. Pada jenis darah tersebut ada rhesus

yang positif dan ada yang negatif.

3)Tang Verlossing

Bayi yang dikandung tidak dapat lahir secara wajar, artinya

untuk mengeluarkan bayi dari kandungan mempergunakan

pertolongan atau alat bantu. Untuk mengatasi kondisi yang

demikian, biasanya dokter menggunakan tang dalam membantu

lahir bayi.

c. Ketunarunguan setelah lahir (posnatal) yaitu ketunarunguan yang

terjadi setelah anak dilahirkan oleh ibunya. Ada beberapa kondisi

yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi setelah dilahirkan

sebagai berikut:

1) Penyakit Meningitis Cerebralis

Meningitis cerebralis adalah peradangan yang terjadi pada

selaput otak. Terjadinya ketunarunguan ini karena pada pusat

susunan saraf pendengaran mengalami kelainan akibat dari

peradangan. Jenis ketunarunguan akibat peradangan pada

selaput otak ini biasanya jenis ketunarunguan perseptif.

Page 63: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

48

2) Infeksi

Anak yang terkena infeksi akan menyebabkan anak

mengalami tunarungu perspektif karena virus-virus akan

menyerang bagian rumah siput (cochlea) sehingga

mengakibatkan peradangan.

3) Otitis Media Kronis

Pada penderita secretory otitis akan menderita ketunarunguan

konduktif. Penyakit ini sering terjadi pada masa anak-anak yang

diduga mengalami otitis media.

Page 64: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

49

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga

Sekolah SLB Negeri Salatiga adalah Sekolah Luar Biasa . SLB Negeri

Salatiga memiliki empat jenjang yaitu: TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

Maka akan disajikan data secara umum SLB Negeri Salatiga, kecuali untuk data

murid akan disajikan khusus hanya pada SLB Negeri Salatiga.

1. Letak Sekolah SLB Negeri Salatiga

Letak SLB Negeri Salatiga menempati areal tanah seluas 3810 m².tanah

tersebut dijadikan bangunan permanen untuk sekolah TKLB, SDLB, SMPLB,

dan SMALB. Adapun batas-batasnya adalah

a. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk

c. Sebelah timur berbatasan dengan villa permata Banjaran

d. Sebelah barat berbatasan dengan SD Mangunsari 02

Lokasi SLB Negeri Salatiga adalah Jl. Hasanudin Gang.III (Cakra)

Banjaran – Mangunsari Salatiga. (Observasi dan Dokumentasi pada tamggal 04

Nopember 2015).

2. Sejarah Berdiri

Pada tahun 1983 diresmikan berdirinya SLB Negeri Mangunsari Salatiga

yang berlokasi di Jln. Hasanudin gang III (cakra) Banjaran Mangunsari

Page 65: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

50

Salatiga. SLB Negeri Salatiga adalah Sekolah Luar Biasa yang berdiri dibawah

naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada awalnya SLB Negeri Salatiga

adalah SMPLB Negeri Mangunsari Salatiga (jenjang sekolah menengah

pertama) yang berdiri tahun 1983 berdasar Inpres Nomor 4 /1983, dengan

jumlah siswa awal 4 anak jenis ketunaan Tunagrahita (C) yang diasuh oleh 5

orang guru. Menyesuaikan perkembangan dan sesuai dengan situasi dan

kondisi untuk lebih memberikan fasilitas anak untuk memperoleh layanan

pendidikan, dengan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Nomor 421.8/24686 Tanggal 25 Juni 2007 Beralih status menjadi SLB

NEGERI SALATIGA yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang

TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.

Sebelum dilakukan pembelajaran PAI atau ketika anak baru masuk

sekolah SMPLB, setiap anak harus melakukan tahap assesmen atau

penelaahan, pengungkapan masalah diantaranya: dengan pengkajian

diagnostic, observasi, dan wawancara.

Setelah anak bisa mengungkapkan setiap masalah atau kebutuhan mereka,

maka dari pengajar atau pembimbing membagi mereka ke dalam beberapa

kelompok belajar.

SLB Negeri Salatiga adalah sekolah yang melayani pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus / luar biasa / cacat jenis :

a. Tunanetra (A)

Tunanetra adalah anak yang memiliki gangguan penglihatan (buta).

b. Tunarungu (B)

Page 66: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

51

Tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan pendengaran, baik

ringan, sedang, ataupun berat.Sedangkan tunarungu wicara merupakan

anak yang kehilangan daya pendengaran yang mengakibatkan gangguan

komunikasi verbal. Tunarungu wicara dilambangkan dengan huruf B.

c. Tunagrahita (C)

Tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ dibawah rata-rata.Tunagrahita

dilambangkan dengan huruf C, selain itu ada perbedaan kelas C1 untuk

tunagrahita sedang.

d. Tunadaksa (D)

Tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan fisik (cacat tubuh). Tuna

daksa dilambangkan dengan huruf D, sedangkan untuk tunadaksa ringan

dilambangkan dengan huruf D1

e. Tunalaras (E)

individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan

kontrol sosial.

f. Tunaganda (G)

Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi

kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya

masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas

dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja,

melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai

kelainan yang dimiliki.

g. Autis

Page 67: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

52

Autis di SLB Negeri Salatiga merupakan kriteria yang masih bisa

dikatakan baru, sehingga kelas autis tidak dilambangkan huruf.

3. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SLB N Salatiga

b. NSS : 101036203018

c. Provinsi : Jawa Tengah

d. Kecamatan : Sidomukti

e. Kelurahan : Mangunsari

f. Jenjang : TKLB, SDLB, SMPLB,

SMALB

g. Alamat : JL. Hasanudin, Banjaran,

Mangunsari, Jawa

Tengah, Indonesia

h. Kabupaten : Semarang

i. Propinsi : Jawa Tengah

j. Kode Pos : 50721

k. Daerah : Perkotaan

l. Telepon / Fax : +62298238036

m. Status Sekolah : Negeri

n. Jarak ke Pusat Kecamatan : 0,1 km

o. Nama Kepala Sekolah : Muhlisun, M. Pd

p. NIP : 19620610 198407 1 001

Page 68: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

53

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Visi yang dikembangkan SLB N Salatiga adalah:

1) Mendidik siswa bisa mandiri

2) Berkemampuan optimal dan

3) Berakhlak mulia

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut SLB N Salatiga mempunyai Misi

sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengacu pada perundang-

undangan yang berlaku.

2) Melaksanakan program kurikulum yang berlaku.

3) Menambah kegiatan ketrampilan.

4) Mengintensifkan kegiatan Agama.

c. Tujuan

1) Menampung anak berkebutuhan khusus Tunanetra A), Tunarungu

(B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Tunaganda (g) di

daerah salatiga dan sekitarnya dalam pendidikan formal.

2) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa depan

yang kompetitif.

3) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan

berkesinambungan.

Page 69: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

54

5. Struktur Organisasi

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala

urusan yang mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur

organisasi (Dokumentasi pada tanggal 04 Nopember 2015). Adapun struktur

organisasi SLB Negeri salatiga sebagai berikut:

Page 70: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

55

STRUKTUR ORGANISASI SLB N

SALATIGA

6. Keadaan Siswa

KOMITE

M. Syatibi, S.Ag

KEPALA SEKOLAH

Muhlisun, M. Pd

KOORD TK/SD

Siti Aisyah, S.Pd

PENJAGA SEKOLAH

C. Sholeh

TUKANG KEBUN

Sri Rahayu

PETUGAS KEBERSIHAN

Sutikno

SISWA

GURU

KOORD SMP

Drs. Sarjiya

KEHUMASAN

Reni S, S.Pd

Otto D,P

SARPRAS

Juzan, S.Pd

Wisnu LJ, S.Si

KESISWAAN

Wawan P,S.Pd

Indah ,W

KURIKULUM

Sularno, S.Pd

Eko Puji, S.Ag

TATA USAHA

Baniyah, S.Pd.I

PUSTAKAWAN

Reni I, A.Md

KOORD SMA

Sri Lestari, S.Pd

Page 71: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

56

6. Keadaan Siswa

Agar lebih jelasnya akan disajikan data tentang keadaan siswa SMPLB

bagian B pada anak tunarungu, dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VII B

No. Nama Agama Alamat

1. Musa Fasta Afdholi Islam Jl. Cerme, 545 Salatiga

2. Hilmy Ahmad Quds Islam Jl. Dr.Muwardi 63 Salatiga

3. Agus Nursalim Islam Gedat RT 11/I Wates Getasan

4. M Sultan Syahrir Ramadhan Islam Kupang Kidul RT.01 / RW.08

Ambarawa

5. Siti Nurul Hidayah Islam Sraten Rt 02 Rw 01 Tuntang,

Kab. Semarang

Tabel 3.2

Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VIII B

6. Pradeva Satria Nugraha Islam Perum Cendrawasi No.27 RT 05

/ RW 04 Noborejo

7. Aqshal Samudya P Islam Kenteng Susukan

8. Filisa Wanda Aisah Islam Ngasem, Rt.01/III Jetis,

Bandungan, Amb. Kab.

Semarang

Keterangan: Dokumentasi 04 Nopember 2015

Page 72: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

57

7. Keadaan Guru

Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di SLB Negeri Salatiga pada

tahun 2015/2016 seluruhnya ada 39 orang yang terdiri dari 33 PNS, 6 Guru

Wiyata Bakti, 1 orang pustakawan, dan 1 orang penjaga. Guru yang mengajar

di SLB Negeri Salatiga tersebut berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa

(PLB) dan berpendidikan S1, SGPLB, 1 Lulusan SMK, dan 1 Lulusan SMA.

Sedangkan untuk guru yang mengajar khusus di SLB B berjumlah 8 orang.

Guru-guru di SLB Negeri Salatiga mendapatkan tugas dan tanggung jawab

mengampu mata pelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam

menjalankan tugasnya sebagai pendidikan guru yang ada di SLB Negeri

Salatiga tidak pernah mengeluh, menjalankan tugasnya dengan penuh

semangat, sabar dan ikhlas dalam membimbing anak yang berkebutuhan

khusus mulai dari anak tunarungu sampai dengan anak yang mengalami

keterbelakangan mental, dan anak autis.

Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan daftar tabel tenaga

pengajar di SLB Negeri Salatiga sebagai berikut:

Page 73: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

58

Tabel 3.3

Keadaan Tenaga Pengajar di SMPLB Negeri Salatiga

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

MENGAJAR

KELAS

1 Muhlisun, M.Pd GURU SI.P.mat PKn 4C,5C

2 Trisnani, S.Pd GURU SGPLB C 4C

3 Rohani Eko S., S. Pd GURU SGPLB A 7 CI

4 Rohana Dwi S., S.Pd GURU SGPLB A 1CI (a)

5 Siti Aisyah, S.Pd GURU SI.Pkn 2C

6 Nunik Supriyatmi,

S.Pd GURU

SGPLB A 1A

7 Siti Rahayu,S.Pd GURU SGPLB C 3CI

8 Drs. Sarjiya GURU SI PLB 7B

9 Kusnanto GURU SGPLB A 3A

10 Sri Mulyani, S. Pd

GURU SGPLB E 3C

11 Wagiman, S. Pd GURU SGPLB C 12C

12 Subiyati GURU SGPLB E 1CI (b)

13 Yekti Widayani,S.Pd GURU SGPLB C 6CI

14 Sri Rahayu, S.Pd GURU SGPLB D ICI (c)

15 Rastini GURU SGPLB C 5C

16

Wawan Pamungkas,

S. Pd GURU

SGPLB A 7C

17 Indyatno, BA GURU Sm. PLB 6C

Page 74: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

59

18 Muh Ihromi, S.Pd.I GURU S1. PAI PAI SDLB

19 Sularno, S.Pd GURU SGPLB D 8C

20 Juzan, S.Pd GURU SGPLB C 10D/C

21 Tin Kartini, S.Pd GURU S1.BHS&SENI 2CI

22 Sri Lestari W. S.Pd GURU S1 PPKN 8CI

23 Otto Danang P. S.Pd GURU SGPLB A 10B

24

Eko Puji Widodo. S.

Pd GURU S1 PAI

PAI SMP/SMA

25

Indah

Widyahety.S.Pd GURU SI. SENI

1B (b)

26 Reni Setiawati. S.Pd GURU S1.MIPA 12B

27

Khoirul Hidayati,

S.Pd GURU SI PLB

6B

28 Ninda Solikhah, S.Pd GURU S1 PLB IB (b)

29 Hastien C.,S.Pd GURU SI PLB Cuti

30 Yustiana E. H. S.Pd GURU SI B.Ingg 2B

31

Heriani Thamrin,

S.Pd GURU SI Komp

9CI

32 Fitri Indriyani, S.Si GURU SI Olahraga OR SD/SMP/SMA

33 Wisnu Laksono, S.Si GURU SI. Teologi PAK SD/SMP/SMA

34 Lusi Wulandari GURU SMA PAK SD

35 Masiyem GURU SGPLB C 10CI

Page 75: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

60

Keterangan: Dokumentasi 04 Nopember 2015

8. Pendanaan

Pendanaan adalah hal yang tidak dapat lagi ditawar demi kelangsungan

suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya pendanaan suatu lembaga

pendidikan akan lebih maju. Dari hasil penelitian tentang pendanaan yang ada

di SLB Negeri Salatiga dapat dilihat dari wawancara seperti di bawah ini:

“Untuk pendanaan di SMPLB Negeri Salatiga ini dari pemerintah, kemudian

dari komite sekolah, itupun tidak mengikat sifatnya itu artinya hanya

membantu saja, tidak mematok berapa banyak bantuan tersebut hanya sifatnya

membantu dan merekapun tetap berkomunikasi dengan baik” (Wawancara

pada tanggal 9 Nopember 2015).

9. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana tidak lain untuk mendukung kelancaran, keberhasilan

proses belajar mengajar. Sarana prasarana di SMPLB Negeri Salatiga sebagai

pendukung jalannya proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

36 Asih Widiyarti, S.Pd GURU SI. P.Bio 11B

37 Baniyah, S.Pd.I GURU SI.Bhs. Ingg 4B

38 Reni Indriyani

A.A.Md

Pustakawan D.III T.Boga Pustakawan

39 Khairul Sholeh PSD SMP Penjaga Sekolah

40 Ika Yunita A. S Pd Guru SI Bk 5B

41

Fenny Ayuningtyas,

S.Pd

Guru

SI PLB

9B

42 Abdur Rahman Guru SI. PAI PAI/SD

Page 76: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

61

1) Kantor: yang digunakan sebagai tempat manajemen dan administrasi kerja.

2) Tata usaha, menyelenggarakan administrasi SLB, pusat informasi SLB

serta sebagai tempat pendaftaran siswa baru.

3) Aula, digunakan sebagai tempat acar-acara penting, misalnya pelepasan

kelulusan peserta didik, untuk memeringati hari-hari besar dll.

4) Ruang kelas: terdiri dari 10 ruang, dimana setiap kelasnya dihuni oleh 4-6

siswa. Sedangkan siswa tersebut terbagi dalam 16 Rombongan belajar.

Yaitu kelas 1B10 siswa, 1C 11 siswa, 1C1 10siswa, 2B 3 siswa, 2C 9

siswa, 2C1 9 siswa, 3A 1 siswa, 3C 5 1) siswa, 3C1 1 siswa, 3C Autis 2

siswa, 4C 9 siswa, 4C1 6 siswa, 5B 2 siswa, 5C 6 siswa, 5C1 7 siswa, 6C

4siswa, 6D 1 siswa, 6C1 1) 5 siswa.

5) Mushola: digunakan sebagai sarana untuk kegiatan praktek sholat, kajian

keislaman sholat berjamaah.

6) Taman bermain: yang digunakan untuk melatih motorik kasar, sosialisasi

dengan teman bermain bersama.

7) Perpustakaan: yang berfungsi sebagai bahan bacaan dan referensi bagi

pegawai dan siswa.

8) Lapangan Olahraga: digunakan untuk Olahraga, antara lain: ruang

badminton, tenis meja, dan voly.

9) Ruang terapi, meliputi: psikoterapi, psioterapi, hidroterapi, terapi musik.

10) Ruang praktek: digunakan para siswa untuk tata boga, dan praktek

melukis.

Page 77: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

62

11) Kantin: Sarana memenuhi kebutuhan siswa, guru dan karyawan sekolah

serta umum.

12) Gudang: digunakan ntuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak

terpakai.

13) UKS: Unit kesehatan sekolah.

14) Kamar mandi.

15) Rumah dinas penjaga.

Page 78: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

63

Table 3.4

DATA SARANA PRASARANA

NO NAMA BARANG JUMLAH BAHAN

1 Gedung Sekolah 5 Beton

2 Gedung Asrama 1 Beton

3 Gedung Artikulasi 1 Beton

4 Musholla 1 Beton

5 Perpustakaan 1 Beton

6 Rumah Dinas 1 Beton

7 Ruang Sensori Integrasi 1 Beton

8 Meja Guru 11 Kayu

9 Kursi Guru 11 Kayu

10 Meja Siswa/Sekolah 129 Kayu

11 Kursi Siswa/Sekolah 129 Kayu

12 Almari 29 Kayu

13 Papan Tulis 3 Triplek

14 White Board 35 Triplek

15 Papan Informasi 5 Triplek

16 Meja Kursi Tamu 2 set Kayu

17 Alat Peraga 40

18 Alat Pertanian 1 set Besi

19 Jumlah Buku 1470 Kertas

20 Alat Kebersihan 1set Plastik

21 Alat Pertukangan 1 set Besi

Page 79: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

64

Keterangan: Dokumentasi 04 Nopember 2015

22 Alat Kecantikan 2 set Kayu

23 Alat Perbengkelan 1 set Mesin

24 Alat Boga 1 set Besi

25 Lapangan 1

26 Kantin 1 Beton

27 Tempat Parkir 2

28 Alat Kesehatan 24

29 Alat Keterampilan 41

30 Komputer 25 Elektronik

31 Monitor 21 Elektronik

32 TV 3 Elektronik

33 Sound System 5 Mesin

34 Speaker Sound King 2 Mesin

35 Mesin Jahit 10 Mesin

36 Tenda 7 Plastik Parasit

37 Kursi Lipat 3 Besi

38 Mesin Ketik 1 Mesin

39 Mesin Ketik Braille 1 Mesin

40 Camera Digital 1 Elektronik

41 Kursi Roda 8 Besi

42 Parabola 1 Mesin

Page 80: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

65

10. Keunggulan SLB Negeri Salatiga

Selain hasil belajar secara akademik, SLB Negeri Salatiga juga memiliki

keunggulan dan prestasi di luar akademik, diantaranya:

Tingkat Eks Karesidenan Semarang

1. Juara II bulu tangkis putra SDLB B

2. Juara I balap kursi roda 100 m putra/ SMPLB D

3. Juara II lari 100 m putra/c SMPLB

4. Juara III bocce putra SMPLB C1

5. Juara II bulu tangkis putra SMALB

Tingkat Kota Salatiga

1. Juara I Cipta Baca Puisi SDLB A/D

2. Juara I Lari 80 m Putra /C SDLB

3. Juara I Bulu Tangkis SDLB B

4. Juara II Melukis SDLB

5. Juara I Lari 100 m Putra /C SMPLB

6. Juara I Cipta Baca Puisi SMPLB

7. Juara I Menyanyi Solo SMPLB A/D

8. Juara II Lompat Jauh Putri /B SMPLB

9. Juara II Memainkan Alat Musik SMPLB C

10. Juara I Merias Wajah dan Kuku SMALB B

11. Juara II Desain Grafis SMALB B

Page 81: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

66

Berdasarkan hasil penelitian mengenai beberapa keunggulan dari SLB

Negeri Salatiga dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Keunggulan dari SMPLB sini, mengenai biaya semuanya gratis karena ada

BOS (Bantuan Oprasional Sekolah), sarana prasarana itu di bantu baik dari

Pusat, baik dari Provinsi, dan Kabupaten. Memang sekolah Negeri mendapat

fasilitas seperti ini, keunggulan lainnya murid juga banyak yang pindah ke

sini. Lomba propinsi olahraga lompat jauh, lomba kursi roda, ada lagi

jamboree pramuka itu bahkan juara 8 dan 1 tingkat propinsi itu outbound.

Untuk yang terhangat ini lompat jauh tingkat propinsi”. (Wawancara 9

Nopember 2015).

11. Partisipasi Lingkungan

Pengaruh lingkungan terhadap peserta didik hanya merupakan pengaruh

belaka, tidak ada unsur tanggung jawab di dalamnya. Peserta didik akan

beruntung apabila kebutuhan mendapat pengaruh yang baik dari

lingkungannya, dan sebaliknya akan rugi apabila kebetulan mendapatkan

pengaruh yang kurang baik.

Lingkungan disekitar SMPLB Negeri Salatiga dan masyarakat kota

salatiga pada umumnya sangat mendukung keberadaan sekolah tersebut.

Sebagaimana pernyataan kepala sekolah SMPLB Negeri Salatiga berikut:

“Peran masyarakat cukup bagus terbukti ketika ada perayaan 17 agustus

kita di ajak untuk memperingati. Sekaligus dari instansi-instansi di sekitar

sekolah juga meminta untuk anak untuk tampil sehingga ada penampilan

band dan seni tari dari anak-anak SMPLB”. (Wawancara Pada Tanggal 9

Nopember 2015).

Page 82: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

67

B. Temuan Penelitian

1. Profil Responden

Berdasarkan jumlah beberapa informan yang diteliti oleh peneliti yang

berada di SMPLB Negeri Salatiga. Masing-masing informan terdiri dari siswa

dan siswi yang mengalami ketunarunguan, teman dekat siswa tunarungu, orang

tua siswa tunarungu, dan guru siswa tunarungu yang bersangkutan. Berikut ini

penjelasan mengenai profil masing-masing informan, yaitu sebagai berikut:

a) SNH (14 TAHUN)

SNH adalah seorang perempuan, siswi yang duduk di bangku kelas 7 bagian

B.

SNH adalah salah satu siswi yang mengalami ketunarunguan sejak lahir.

SNH hidup dalam kondisi biasa. Ibunya adalah seorang wiraswasta dan

Ayahnya seorang wiraswasta. Sejak SNH mengalami ketunarunguan, SNH

tidak pernah putus asa untuk belajar. Dalam belajar di sekolah SNH telah

menggeluti apa yang EW pandaikan dalam kelebihan SNH. EW salah satu

siswi yang rajin dalam keterampilan melaksanakan kegiatan sekolah.

b) MFA (14 Tahun)

Mfa adalah seorang laki-laki, siswa yang duduk dibangku kelas 7 bagian B.

Mfa adalah anak yang mengalami ketunarunguan sejak lahir. Mfa hidup

dalam kondisi yang cukup. Ibunya adalah seorang wiraswasta dan Ayahnya

seorang wiraswasta. Sejak MFA mengalami ketunarunguan, MFA tidak

pernah putus asa untuk belajar. Dalam belajar di sekolah MFA telah

menggeluti apa yang MFA disukai oleh MFA.

Page 83: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

68

c) HAQ (13 Tahun)

HAQ adalah seorang anak laki-laki yang duduk dibangku kelas 7 bagaian

B. HAQ adalah anak yang mengalami ketunarunguan sejak lahir, HAQ

adalah anak yang manja HAQ adalah anak yang hidup dalam kecukupan

karana orangtuanya adalah anggota DPR. HAQ adalah anak yang hidup

dalam keluarga berkecukupan dia belajar dengan tekun ketika guru

agamanya sedang member contoh tentang praktek wudhu dan sholat.

d) AN (14 Tahun)

AN adalah siswa laki-laki yang duduk di bangku kelas 7 bagian B di

SMPLB Negeri Salatiga. AN adalah siswa laki-laki yang mengalami

ketunarunguan sejak lahir. AN hidup dalam keluarga petani, kedua

orangtuanya adalah seorang petani. AN adalah anak yang pendian di

sekolahnya tetapi dia selalu memperhatikan ketika guru agamanya

sedang memberikan pelajaran kepadanya dan kepada siswa

sepantarannya. AN selalu rajin mengikuti pelajaran agama yang

diajarkan guru, bahkan AN selalu bersemangat jika harus

mempraktekkan apa yang diajarkan barusan kepadanya. AN di rumah

sengat rajin beribadah walaupun AN tidak begitu paham doa dalam

sholatnya. Tetapi dia yakin bahwa tuhan tau perasaannya.

e) MSSR (13 Tahun)

MSSR adalah siswa laki-laki di SMPLB N Salatiga .MSSR adalah siswa

kelas 7 bagian B. mssn mengalami ketunarunguan sejak lahir, MSSR

adalah siswa yang sangat rajin MSSR hidup dalam keluarga yang biasa

Page 84: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

69

karena orang tuanya sebagai wiraswasta. MSSR di sekolah sangat rajin,

MSSR selalu berangkat pagi dan tidak meu terlambat. Hobinya ketika

istirahat selalu keruang computer untuk bermain computer. Paling suka

kalau menggambar.

f) PSN (15 Tahun)

PSN Adalah siswa laki-laki yang bersekolah di SMPLB Negeri Salatiga

kelas 8 bagian B. PSN mengalami ketunarunguan sejak lahir. PSN hidup

dalam keluarga yang berkecukupan orangtuanya adalah seorang pegawai

negeri sipil. PSN adalah siswa yang rajin pulan seperti teman-temannya

yang lain. Tetapi dia sangat sensitif ketika orang lain sedang berbica,

dikira membicarakan dirinya. Kegemaran PSN adalah bermain sepak

bola. Terkadang ketika waktu istirahan PSN menyempatkan diri untuk

bermain sepakbola.

g) AS (14 Tahun)

AS merupakan salah satu siswa yang mengalami kecacatan di bagian

telinga, sehingga AS mengalami ketunarunguan. AS sekolah di SMPLB

di bagian B duduk di kelas 8. AS juga mengalami gangguan dalam

berbicara, sejak AS masih kecil sudah mengalami ketunaan. Namun, AS

tidak merasa malu, karena semua ini adalah pemberian dari Tuhan. Jadi,

AS tetap semangat dalam menjalankan kehidupan ini. AS mempunyai

salah satu keterampilan berupa seni musik yaitu main gitar. AS pandai

memainkan gitar sejak RR masih duduk di bangku SD.

Page 85: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

70

h) FWA (16 Tahun)

FWA merupakan siswi yang mengalami tunarungu, dan mengalami

ketunawicara. Akibat dari tunarungu FWA juga terganggu dalam

bicaranya. Sehingga, FWA sangat sulit untuk untuk mengucapkan kata-

kata yang sempurna seperti teman yang lainnya. FWA hidup dalam serba

kecukupan, FWA adalah anak tunggal yang tidak mempunyai saudara.

FWA tinggal di sebuah desa lereng gunung Sindoro, dalam kehidupan

FWA kalau dirumah sering membantu orang tuanya untuk berkebun

tembakau.

Namun, FWA tidak malu dalam menjalankan segala hal yang FWA

punyai. Walaupun FWA tidak sesempurna dengan teman yang lainnya.

Kata guru SLB Negeri Salatiga FWA termasuk anak rajin dan penurut

dengan gurunya. FWA tidak pernah membantah kalau disuruh gurunya

atau orang tuanya untuk mengerjakan hal apapun. FWA sekarang duduk

di bangku kelas 8 bagian B.

2. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Tunarungu Di

SMPLB Negeri Salatiga

Berbicara masalah teknik mengajar, dalam kurikulum SMPLB Negeri

Salatiga bidang studi pendidikan agama Islam disebutkan: teknik yang

diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengajar disebutkan:

Teknik ceramah, teknik artikulasi, dan teknik latihan. Dari teknik-teknik

semuanya diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama

Islam dan disesuaikan dengan keadaan siswa yang mengalami ketunarunguan.

Page 86: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

71

Untuk lebih jelasnya dijelaskan masing-masing teknik yang diterapkan

oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengajar, yaitu:

a. Teknik Artikulasi

Teknik artikulasi merupakan ucapan atau suara yang dihasilkan

oleh perangkat alat ucap yang melibatkan gerakan otot-otot dari langit-

langit rahang, lidah, dan bibir sehingga menghasilkan suatu bunyi bahasa

yang dapat dibedakan dengan jelas. Mengucapkan kata-kata memerlukan

artikulasi yang jelas agar orang lain mudah memahami ucapan yang

dikeluarkan anak tunarungu. Maka dari itu, anak harus dilatih

mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas secara berulang

sehingga anak terampil atau terbiasa mengucapkan kata-kata dengan

artikulasi yang tepat dan jelas.

1) Penyebab gangguan Artikulasi

Penyebab gangguan artikulasi sebagai berikut:

a) Faktor Organik

(1) Hilangnya ketajaman indra pendengaran (tunarungu)

(2) Bentuk konstitusib fisik pada bagian mulut dan wajah (oral-

facial) kurang atau tidak sempurna (abnormal).

(3) Buruknya koordinasi dari otot-otot bicara.

(4)Tinggi atau sempitnya langit-langit sehingga menyebabkan

kesukaran bagi lidah untuk bergerak.

Page 87: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

72

b) Faktor Fungsional

(1) Metode pengajaran yang tidak konsisten atau salah dari orangtua

dalam membicarakan stimulasi bicara pada anak.

(2) Buruknya model bicara yang diterapkan di lingkunagan rumah,

lingkungan sekitar dan lingkungan sekolah.

2) Klasifikasi gangguan Artikulasi

Berikut ini adalah klasifikasi gangguan artikulasi antara lain:

a) Omissi, yaitu pengurangan huruf konsonan pada kata-kata tertentu

pada setiap upayanya karena kesulitan atau ketidak mampuan untuk

memproduksi suara konsonan tersebut.

b) Subtitusi, yaitu penggantian ucapan yang benar menjadi salah,

meskipun sebenarnya tahu tentang laval suara yang benar atau tepat.

Contoh: kata “rumah” menjadi “yumah”.

c) Distursi, yaitu mencoba mendekati ucapan yang benar tapi malah

salah atau kacau. Contoh: kata “saya” yang diartikulasikan

menyerupai huruf konsonan “z” pada huruf ”s”.

d) Addisi, yaitu penambahan huruf-huruf konsonan atau suku kata yang

sebenarnya tidak perlu pada kata-kata tertentu disetiap ucapan atau

bicaranya. Contoh: kata “Bandung” diucapkan “Mbandung”.

Dari hasil wawancara mengenai teknik pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPLB Negeri Salatiga dapat di lihat dari wawancara dengan guru

Pendidikan Agama Islam yaitu Pak Eko Puji Widodo Guru PAI siswa

tunarungu:

Page 88: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

73

“Tekniknya kita biasanya, melambatkan gerak mulut mas agar anak-anak

paham dan menggunakan media, karena anak tunarungu visual tentunya seperti

gambar, kita akan menyesuaikan materi pembelajaran ya media fisual, video,

praktek materi sholat, materi haji dan yang lainnya dengan menggunakan

media sesuai pembelajaran Dan ini mas kami juga melatih anak untuk

senantiasa terbiasa melaksanakan kegiatan keagamaanya mas… anak –anak

kita latih untuk melaksanakan wudhu sholat dan ngaji walaupun seperti itu

anaknya mas”… (Wawancara 9 Nopember 2015).

b. Teknik Latihan

Teknik latihan merupakan cara guru menyampaikan materi kepada

siswa untuk latihan sendiri (dalam hal ini biasanya siswa ditekankan

kepada latihan menulis, membaca). Biasanya latihan menulis untuk dibuat

PR, seperti menulis surat-surat pendek.

Namun dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentunya ada

kekurangan dan kelebihan dari teknik yang digunakan. Begitu juga pada

teknik latihan memiliki kelebihan diantaranya: dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya sesuai

dengan daya dan kemampuannya. Sedangkan kelemahan dari teknik

latihan diantaranya: kadangkala siswa diminta untuk latihan menulis tetapi

siswa justru menggunakan untuk kesempatan bermain bersama dengan

temannya.

3. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SLB Negeri Salatiga

Karakteristik pendidikan SLB khususnya SMP hampir sama dengan

sekolah regular, kurikulumnya relatif sama dengan kurikulum di sekolah

umum, hanya dibatasi pada jumlah materinya. Materi yang diajarkan di

SMPLB Negeri salatiga ditentukan sendiri oleh sekolah dengan kurikulum

Page 89: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

74

yang dibuat. Materi yang diberikan adalah materi sederhana yang berkaitan

dengan kehidupan Islami. Seperti Ibadah Sholat, dan bacaan sholat, tapi begitu

susah, dan yang terpenting rukun- rukunnya. Kalau mengejar menggunakan

materi pada umumnya terlalu sulit. (wawancara pada tanggal 9 Nopember

2015).

Kegiatan pembelajaran di SLB Negeri Salatiga, dalam hal penataan ruang

kelasnya untuk SD sudah mempunyai ruangannya sendiri, SMP sudah

mempunyai ruangannya sendiri, dan SMA juga sudah mempunyai ruangannya

sendiri. Jumlah siswanya sudah banyak, tetapi antara tunarungu dan grahita di

jadikan satu.

a. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam

Tujuan penbelajaran adalah faktor yang penting, karena merupakan arah

yang akan dicapai oleh pendidikan. Tanpa tujuan yang jelas, maka arah

pendidikan menjadi kabur. Berdasarkan hasil interview dengan beberapa

orang guru bahwa tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB

Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Memberikan bekal kepada siswa agar menjadi insan yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah.

Menurut bapak Kepala Sekolah:

“Kalau soal memberikan bekal kepada siswa disini ya Mas…ya...setelah

anak ini keluar atau sudah menyelesaikan belajarnya dari SLB Negeri

Salatiga ini Mas…besoknya anak ini agar menjadi anak yang taat kepada

Allah ya Mas tentunya, seperti memberi arahanan untuk melaksanakan

sholat 5 waktu, melaksanakan puasa, setiap paginya diajarkan untuk

sholat dhuha, diajarkan sopan santun dengan yang lebih tua, seperti itu

mas…

Kemudian disambung dengan bapak Eko Puji Widodo:

Page 90: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

75

“iya Mas… anak-anak disini juga diajarkan prilaku yang baik, kalau pas

waktu mau sholat to… Mas anak-anak pada semangat, Mas..mereka itu

tahu kalau waktu jam segini itu waktunya untuk sholat, mereka bergegas

ke mushola”

2) Memberikan bekal budi pekerti (akhlak) agar siswa dapat disiplin dan

hidup mandiri.

Kemudian kata Pak Eko Puji Widodo menyambung tentang jawaban

yang kedua:

“Kalau soal budi pekerti (akhlak) Alhamdulillah Mas,, anak-anak disini

sudah bisa menyesuaikan sama dengan anak yang lainnya. Mereka juga

mengerti kalau saya lulus dari sekolah sini saya harus bisa mandiri sama

dengan anak-anak yang lainnya,, begitu Mas …..”

3) Tercapainya kreativitas siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Wawancara dengan Pak kepala Sekolah mengatakan bahwa:

“siswa akan tercapai kreativitasnya dengan kemampuan yang dimiliki

masing-masing, contohnya Mas,,, ada siswa yang pandainya menyanyi,

ya… mereka teruskan bakatnya agar bisa menjadi penyanyi yang baik,

ada juga yang pandainya memainkan musik, pandai menari, dan lainnya

Mas.. saya juga bangga dengan mereka Mas… walaupun mereka itu

dalam keadaan fisiknya tidak sesempurna manusia yang lain

mempunyai fisik tubuh yang lengkap, mereka tetap semangat Mas”.

b. Materi yang diajarkan

Materi dan metode merupakan bagian dari pendidikan yang pokok.

Materi adalah bahan-bahan yang harus diberikan atau disajikan kepada

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin di capai.

SLB Negeri Salatiga menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

yang kemudian digunakan di SLB Negeri Salatiga sebagai acuan dalam

Page 91: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

76

proses belajar mengajar dengan memperhatikan Kompetensi dan

Kompetensi Dasar peserta didik. Materi yang diberikan di SMPLB Negeri

Salatiga berdasarkan sistem semester.

Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disampaikan

meliputi: Al-qur’an, Aqidah, Akhlak, serta fiqh dan materi tersebut

disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, guru lebih menekankan pada materi akhlak dan

fiqh karena dengan menekankan materi akhlak dan fiqih diharapkan siswa

nantinya dapat berakhlak dan bertingkah laku baik kepada orang tua, guru,

dan teman, baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta dapat

melaksanakan sholat dalam kehidupan sehari-hari dan menjalan kewajiban

berpuasa pada bulan romadhon maupun puasa sunah, sehingga anak

tunarungu mendapatkan materi yang bersifat konkret dan praktis.

Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan kurikulum pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga dapat di lihat dari hasil

wawancara seperti yang akan dijelaskan

“Berdasarkan pada kurikulum Pendidikan Agama Islam yang telah

ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dalam pelaksanaan program PAI

pada siswa tunarungu jenis kurikulum yang diajarkan di SLB Negeri

salatiga baik di SDLB, SMPLB, hingga SMALB semuanya masih relatif

sama dengan kurikulum yang ada di sekolah umum yaitu masih

menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai

pedoman pengajaran di SLB Negeri Salatiga. Tetapi karena adanya

kurikulum baru kami juga menyesuaikan sedikit demi sedikit”. (Wawancara

pada tanggal 9 Nopember 2015).

SMPLB Negeri Salatiga menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

Page 92: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

77

yang kemudian digunakan SMPLB Negeri Salatiga sebagai acuan dalam

proses belajar mengajar dengan memperhatikan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar peserta didik. Materi yang diberikan di SMPLB Negeri

Salatiga berdasarkan sistem semester. Adapun materi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas 1-3 SMPLB bagian B sebagai berikut:

a. Kelas VII B

1) Al-qur’an

a) Semester ganjil meliputi menirukan Al-qur’an surat Al-fatikhah

b) Semester genap meliputi menirukan Al-qur’an surat Al-ikhlas.

2) Aqidah

a) Semester ganjil meliputi menunjukkan ciptaan Allah SWT,

menghafal enam rukun iman

b) Semester genap meliptuti mencontoh bacaan syahadat tauhid dan

syahadat rosul.

3) Akhlak

a) Semester ganjil meliputi membiasakan perilaku terpuji seperti

menunjukkan perilaku jujur.

b) Semester genap meliputi menampilkan perilaku hormat kepada

orang tua dan guru.

4) Fiqih

a) Semester ganjil meliputi menyebutkan pengertian bersuci

b) Semester genap meliputi mencontoh tata cara bersuci dan berwudlu

dengan tertib.

Page 93: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

78

b. Kelas VIII B

1. Al-qur’an

a) Semester ganjil meliputi menirukan Al-qur’an surat An-nasr

b) Semester genap meliputi menirukan dan melafalkan bacaan Al-

qur’an dan An-nas.

2. Aqidah

a) Semester ganjil meliputi menirukan dari bacaan lima asmaul husna

b) Semester genap meliputi melafalkan dan menyebutkan dari asmaul

husna

3. Akhlak

a) Semester ganjil meliputi menunjukkan perilaku rendah hati dan

memberi contoh perilaku hidup sederhana

b) Semester genap meliputi mencontoh perilaku sopan kepada teman

di kelas.

4. Fiqh

a) Semester ganjil meliputi mencontoh tata cara wudlu dan melafalkan

bacaan sholat

b) Semester genap meliputi mencontoh gerakan sholat secara tertib.

(Dokumen pada tanggal 2 Nopember 2015)

c. Waktu, Jadwal, dan kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran pendidikan Agama Islam untuk jenjang SMPLB Negeri

Salatiga bagian B dari kelas 1-2 SLB Negeri Salatiga dilaksanakan hanya 1

kali dalam satu minggu yaitu pada hari Senin. Waktu pelaksanaannya pada

Page 94: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

79

pagi hari mulai dari jam 08.00-12.00. Untuk lebih jelasnya, penulis akan

sajikan jadwal mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam tabel sebagai

berikut:

Table 3.5

Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB Bagian B

Hari Kelas Jam Guru

1. SENIN VII B 09-00 s.d

12.00

Eko puji

widodo

2. SENIN VIII B 09-00 s.d

12.00

Eko puji

widodo

Keterangan : (Dokumen Dan Wawancara Pada Tanggal 9 Nopember 2015)

d. Sarana pembelajaran pendidikan agama Islam

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah, diperlukan

sarana yang mendukung keberhasilan belajar mengajar. Sarana pendidikan

adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan

sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar

seperti gedung, ruang kelas, ruang guru, meja kursi, serta alat-alat dan

media pengajaran.

Menurut Pak kepala sekolah smplb n salatiga mengatakan:

“Fasilitasnya sudah memadai hanya saja mungkin, kebanyakan fasilitas

terkadang palah jarang di sentuh”. (wawancara pada tanggal 9 Nopember

2015 diruang Kantor SMPLB Negeri Salatiga).

SMPLB Negeri Salatiga ruang terapi sudah ada, untuk tenaga terapisnya

yang belum ada, tetapi tidak menjadikan guru di SLB Negeri Salatiga malas

Page 95: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

80

untuk mengajar tetapi tetap menjalankan tugas sebagai pendidik

sebagaimana mestinya.

4. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga

Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan

pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Salatiga yaitu sebagai

berikut:

a. Faktor pendukung

1) Guru mengajar sesuai dengan profesionalnya serta dengan penuh rasa

sabar dan ikhlas.

Maksud dari guru penuh rasa sabar dan ikhlas di sini gini Mas ;

“Guru di SLB Negeri Salatiga ini Mas, selain mengajar dengan rasa

sabar, kami juga mengajarnya dengan rasa yang ikhlas Mas,,. Kami

semua ikhlas mas,, ya… Kami semua dengan rasa kesabaran menghadapi

anak-anak di sini Mas. Kami semua tidak pernah mengeluh kok, anak ini

gini ya.. kok anak itu gitu ya.. kami semua bisa memaklumi lah Mas.

Kami semua sangat prihatin sekali Mas melihat anak-anak seperti itu”.

(wawancara pada tanggal 9 Nopember 2015 pada pukul 10.00 di ruang

Kepala Sekolah).

Guru di SMPLB Negeri Salatiga mengajar sesuai dengan lulusan

kependidikannya. Sebagian besar dari guru di SMPLB Negeri Salatiga

sudah berlatar belakang pendidikan dari PLB.

Menjadi guru di SMPLB Negeri Salatiga, bukanlah pekerjaan

mudah. Didalamnya dituntut pengabdian dan dan juga ketekunan. Harus

ada pula keikhlasan dan dan kesabaran dalam menyampaikan pelajaran.

Page 96: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

81

Sebab, sejatinya guru bukan hanya mendidik tetapi juga mengajarkan.

Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.

2) Guru selalu menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi dan

misi sekolah.

Guru di SMPLB Negeri Salatiga selalu menjunjung tinggi etos

kerja terutama ketaatan dan kesadaran guru akan tanggung jawab sebagai

pendidik. Guru di sekolah tersebut berbeda dengan sekolah anak normal

yang hanya sekedar mengajar saja, melainkan di SMPLB Negeri

Salatiga, guru menjadi tumpuan bagi para siswa.

Guru di SMPLB Negeri Salatiga tersebut, selain menjadi tenaga

pendidik dalam mengajar juga sebagai orang tua, karena anak tunarungu

perlu mendapatkan bimbingan dan arahan. Salah satu contoh konkret

adalah ketika siswanya malas masuk sekolah. Selain itu guru di SMPLB

Negeri Salatiga selain berperan sebagai orang tua juga berperan sebagai

kakak bermain bersama didalam proses pembelajaran.

3) SMPLB Negeri Salatiga keberadaannya didukung oleh masyarakat

setempat, pemerintah dan Direktorat PLB.

Pemerintah pada saat itu belum memiliki lembaga pendidikan

resmi bagi anak cacat dan masih bergantung pada lembaga umum,

sehingga konsentrasi terhadap pendidikan dan pemberdayaan dalam

mengatur anak cacat masih kurang.

Namun seiring berjalan waktu pemerintah mempunyai peraturan

sendiri dan mempunyai lembaga resmi yang mengatur dan mengayomi

Page 97: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

82

anak-anak penyandang cacat, guna membekali pendidikan mereka.

Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat menjadi pendukung untuk

meningkatkan pendidikan bagi anak cacat, terutama membekali

kemandirian dan ketrampilan anak.

4) Partisipasi lingkungan yang mendukung.

Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam

membangun proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam

memciptakan iklim positif bagi kemampuan siswa dan guru. Bagi

kemajuan siswa, lingkungan turut mengundang siswa untuk berperan

aktif dalam kegiatan, terutama perlombaan-perlombaan. Kemudian bagi

guru, lingkungan selaku mengadakan silaturahmi, sehingga terjalin kerja

sama yang bagus dalam meningkatkan pendidikan tersebut. Selain itu

lingkungan juga ikut berperan membantu sekolah untuk memenuhi

kebutuhan finansial, ketika sekolah akan mengadakan kegiatan.

b. Faktor penghambat

1. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah.

Melihat kondisi anak yang berkebutuhan khusus atau anak

tunarungu, terutama pada awal masuk belajar setelah liburan sekolah,

sebagian anak malas untuk belajar kembali.

“Ketika sehabis liburan para siswa ada yang sulit masuk ke kelas mas

“Kadang kami ada guru yang nyamperi didepan sekolah, Kadang kami

ada guru yang nyamperi didepan sekolah Mas, agar anak tersebut mau

untuk belajar kembali, dan kembali kesekolah. Anak kan kalau sehabis

libur panjang, mereka males-malesan untuk masuk sekolah Mas, mereka

pengennya dirumah untuk bermain terus mas…(wawancara pada tanggal

10 Nopember 2015 di ruang kelas).

Page 98: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

83

2. Perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang tunarungu.

Kurangnya perhatian dari wali murid terhadap siswa menjadikan

terhambatnya siswa dalam perkembangannya, meskipun dari pihak

sekolah sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan

pembelajaran. Sehingga keadaan tersebut menjadikan tidak seimbang,

dikarenakan kurangnya kerja sama antara pihak sekolah dan wali murid.

Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga orang tua wali kurang

memperhatikan anak tunarungu dalam segi makanan dan pergaulan

sehari-hari, bahkan sekolah hanya dijadikan sebagai tempat penitipan

bagi anaknya, karena mereka masih merasa malu memiliki anak yang

cacat.

Pak kepala sekolah mengatakan tentang kurang perhatiannya orang

tua terhadap anaknya:

“Tidak begitu mencolok hanya terkadang dari orang tua banyak yang

tidak mau menyekolahkan anaknya karena gengsi dan sebagainya. Terus

sosialisasi kita masih kurang, sehingga kita mendapatkan murid itu juga

kurang. Sehingga mendapatkan murid yang berpretasi juga kurang”.

(Wawancara pada tanggal 10 Nopember 2015).

3. Kurangnya guru PAI

Kurangnya guru agama Islam di SLB Negeri Salatiga, merupakan

salah satu penghambat dalam proses pembelajaran. Dikarenakan guru

agama Islam hanya ada 2 orang guru, yang satu memgampu mata

Page 99: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

84

pelajaran agama Islam pada jenjang SDLB, dan yang satunya lagi

mengampu mata pelajaran agama Islam jenjang SMPLB dan SMALB.

4. Kurangnya tenaga terapis dan guru khusus PLB

Dari hasil wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah pada tanggal

9 Nopember 2015 pada pukul 09.00 di ruang Kepala Sekolah:

“Di SLB Negeri Salatiga masih sangat kekurangan tenaga terapis dan

guru khusus dari PLB, dan untuk tenaga terapisnya sampai sekarang

belum ada yang daftar di SLB Negeri Salatiga ini. Jadi, kami sangat

kesulitan waktu melaksanakn terapi untuk anak-anak yang mengalami

ketunaan”.

5. Sekolah sudah menyediakan terapi khusus untuk mengkondisikan siswa

tunarungu, akan tetapi terkendala waktu karena guru terapis tuna wicara

sedang sibuk.

“Kemarin-kemarin ada mas, terapi wicaraa. Ada jadwal dari guru

pengampu, Cuma 2 bulan ini agak macet saking sibuknya guru-guru

wicaranya.

(Wawancara 9 Nopember 2015)

Dari beberapa pernyataan responden tersebut dapat disimpulkan

bahwa faktor pendukung sekaligus penghambat di SMPLB Negeri

Salatiga diantaranya adalah:

1. Faktor Pendukung

Page 100: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

85

1) Guru mengajar sesuai dengan profesionalnya serta dengan penuh

rasa sabar dan ikhlas.

2) Guru selalu menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi

dan misi sekolah.

3) SMPLB Negeri Salatiga keberadaannya didukung oleh masyarakat

setempat, pemerintah dan Direktorat PLB.

4) Partisipasi lingkungan yang mendukung.

2. Faktor Penghambat

1) Kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah.

2) Perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang

tunarungu.

3) Kurangnya guru PAI

4) Kurangnya tenaga terapis dan guru khusus PLB

5) Sekolah sudah menyediakan terapi khusus untuk mengkondisikan

siswa tunarungu, akan tetapi terkendala waktu karena guru terapis

tuna wicara sedang sibuk.

Page 101: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

86

BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan pada sebelumnya, maka

pada bab ini akan dilakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan dianalisis

adalah pelaksanaan teknik pembelajaran pendidikan agama Islam, karakteristik

pembelajaran pendidikan agama Islam, serta faktor pendukung dan penghambat di

SMPLB Negeri Salatiga.

A. Teknik yang digunakan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

Berbicara masalah teknik mengajar, dalam kurikulum SMPLB Negeri

Salatiga bidang studi pendidikan agama Islam disebutkan: teknik artikulasi, dan

teknik latihan. Dari teknik-teknik semuanya diterapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran pendidikan agama Islam dan disesuaikan dengan keadaan siswa

yang mengalami ketunarunguan, hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2002:21)

yang berpendapat bahwa mengajar adalah suatu usaha bagaimana lingkungan dan

adanya interaksi subjek didik (anak) dengan lingkungannya sehingga tercipta

kondisi belajar yang baik.

Untuk lebih jelasnya dijelaskan masing-masing teknik yang diterapkan

oleh guru pendidikan Agama Islam dalam mengajar, yaitu:.

1. Teknik Artikulasi

Teknik artikulasi merupakan ucapan atau suara yang dihasilkan oleh

perangkat alat ucap yang melibatkan gerakan otot-otot dari langit-langit

rahang, lidah, dan bibir sehingga menghasilkan suatu bunyi bahasa yang dapat

Page 102: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

87

dibedakan dengan jelas. Mengucapkan kata-kata memerlukan artikulasi yang

jelas agar orang lain mudah memahami ucapan yang dikeluarkan anak

tunarungu. Maka dari itu, anak harus dilatih mengucapkan kata-kata dengan

artikulasi yang jelas secara berulang sehingga anak terampil atau terbiasa

mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

Peneliti menemukan pada saat wawancara langsung dengan guru PAI

pada siswa tunarungu, saat mengajar anak tunarungu harus menggunakan

teknik artikulasi, karena kalau tidak menggunakan teknik tersebut, anak-anak

tidak akan mengerti dengan penjelasan dari gurunya. Saat menggunakan teknik

artikulasi harus benar-benar jelas agar anak-anak tidak kebingungan. Memang

harus penuh dengan tenaga untuk mengajar anak tunarungu, apalagi dengan

menggunakan teknik artikulasi. Saat bicara rahang-rahang mulut harus peka

dan jelas.

Teknik pengajaran ini sejalan dengan teori pembelajaran koneksionisme

yang diungakapkan oleh Edward Lee Thorndike. Teori pembelajaran

koneksionisme menjelaskan bahwa dalam pembelajaran anak harus diberi

stimulus atau rangsangan, dengan tujuan agar anak dapat belajar dengan cara

merespon atau menanggapi rangsangan tersebut.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa teknik yang digunakan ialah

dengan cara memberikan stimulus kepada anak berupa kata atau ucapan.

Pemberian stimulus tersebut diharapkan anak dapat merespon, memahami dan

meniru kata-kata yang diucapkan oleh guru.

Page 103: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

88

2. Teknik Latihan

Teknik latihan merupakan cara guru menyampaikan materi kepada siswa

untuk latihan sendiri (dalam hal ini biasanya siswa ditekankan kepada latihan

menulis, membaca, latihan wudhu, latihan sholat berjama’ah).

Namun dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentunya ada

kekurangan dan kelebihan dari teknik yang digunakan. Begitu juga pada teknik

latihan memiliki kelebihan diantaranya: dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan daya dan

kemampuannya. Sedangkan kelemahan dari teknik latihan diantaranya:

kadangkala siswa diminta untuk latihan menulis tetapi siswa justru

menggunakan untuk kesempatan bermain bersama dengan temannya.

Pak Eko Puji Widodo, memaparkan dalam mengajarnya menggunakan

teknik latihan, agar anak tersebut bisa menyesuaikan dengan anak yang

lainnya, kadang anak tersebut cenderung tidak bisa apa-apa dengan cara belajar

mereka, maka dari itu dalam pembelajaran tersebut harus menggunakan teknik

latihan. terkadang murid diberikan pekerjaan rumah murid tunarungu merasa

senang sekali. Karena disekolah, anggapnya mereka itu sekolah tempat untuk

bermain saja, bukan untuk belajar.

Teknik pembelajaran ini sejalan dengan teori pembelajaran kondisioning

klasik yang diungkapkan ole Ivan Petrovich Pavlov. Teori pembelajaran

kondisioning klasik mengungkapkan bahwa anak harus dilatih dengan

kebiasaan-kebiasaan yang baik agar anak dapat belajar dari kebiasaan tersebut.

Page 104: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

89

Teknik latihan di sekolah ini dilakukan dengan cara memberikan latihan

menulis dan membaca kepada siswa. Dengan demikian anak akan belajar

menulis dan mebaca melalui latihan tersebut.

Dari teknik latihan ini penulis menyimpulkan bahwa dengan teknik latihan

atau pembiasaan, anak akan memiliki bekal dalam kehidupannya,di dalam

praktek pembelajaran di sekolah luar biasa penulis melihat bahwa anak tidak

hanya dilatih untuk menulis dan membaca, akan tetapi dilatih untuk

melaksanakan kegiatan keagamaan seperti berdo’a, wudhu dan sholat. Dengan

demikian anak akan terbiasa melaksanakan tugas keagamaannya.

B. Karakteristik Pembembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

Krakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada pada SMPLB

Negeri Salatiga dari segi kurikulum sama dengan sekolah smp pada umumnya,

akan tetapi dalam penyampaian meterinya sangatlah berbeda, karena yang

diajarkan tidak sama dengan anak pada umumnya. Dalam penyampaian materi

sangat jauh berbeda guru harus lebih sabar, kreatif dan inovatif agar tercapai

tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, penelitian menemukan dua cara

pengajaran pendidikan Islam yang terdapat pada SMPLB Negeri Salatiga, cara

pengajarannya yakni menggunakan teknik artikulasi dan teknik latihan.

Kegiatan pembelajaran di SMPLB Negeri Salatiga, dalam hal penataan

ruang kelasnya dijadikan satu antara, SMP kelas tujuh dan delapan. Dikarenakan

jumlah siswanya sangat sedikit, namun antara tunarungu dengan ketunaan yang

lainnya dipisah.

Page 105: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

90

Adapun tujuan pendidikan agama Islam :

1. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam

Tujuan penbelajaran adalah faktor yang penting, karena merupakan arah

yang akan dicapai oleh pendidikan. Tanpa tujuan yang jelas, maka arah

pendidikan menjadi kabur. Hal ini sejalan dengan teori Hamalik (2003:64-66)

bahwa Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak ditentukan

atau memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu dalam proses pembelajaran

tersebut. Maka dengan adanya tujuan atau lebih mudah mengarah dan dapat

menfokuskan pembicaraan dalam pembahasan materinya, sehingga peserta

didik akan lebih mudah untuk menerima dam memahami.

Berdasarkan hasil interview dengan beberapa orang guru bahwa tujuan

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga adalah

sebagai berikut:

a) Memberikan bekal kepada siswa agar menjadi insan yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah.

Memberikan bekal kepada siswa agar menjadi insan yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah adalah agar anak-anak setelah keluar atau lulus dari

sini agar menjadi anak yang berguna, mengerti tentang agama, mengerti

tentang bahayanya tidak menjalankan sholat 5 waktu, bahayanya

membantah kepada kedua orang tua, pernyataan tersebut merupakan

tenggapan dari responden mengenai pemberian bekal kepada peserta didik

agar kelak menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Page 106: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

91

Hal ini sesuai dengan tujuan Belajar mengajar, yaitu untuk

membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sehingga

perhatian dipusatkan pada anak didik.

Maksud di atas adalah pembelajaran dipusatkan kepada anak didik

agar mempunyai bekal keagamaan dalam kehidupannya agar menjadi insan

yang beriman, dan bertaqwa kepada Allah.

b) Memberikan bekal budi pekerti (akhlak) agar siswa dapat disiplin dan hidup

mandiri.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan pak Eko Puji Widodo di

sekolah memberikan hasil, bahwa memberikan bekal budi pekerti kepada

anak sangatlah penting, dikarenakan mereka hidup dalam lingkungan

masyarakat.

Hal ini sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an mengenai pendidikan

akhlak sangat penting diberikan kepada anak, sesuai dengan firman Allah

SWT dalam Q.S. Luqman 18-19:

Artinya : (18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka

bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Page 107: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

92

(19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah

suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara

keledai. (Q.S. luqman/ 18-19).

c) Tercapainya kreativitas siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Wawancara dengan Pak Eko Puji Widodo mengatakan bahwa:

Dalam hal pencapaian kreativitas dan potensi siswa, peneliti

menemukan bahwa siswa diarahkan sesuai dengan minat, bakat dan

kreativitas yang dimilikinya.

Menumbuhkan kreativitas anak merupakan salah satu dari tujuan

pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dijelaskan dalam materi

ujian komprehensif lisan pada tujuan pendidikan Islam halaman 30 yaitu:

Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri

manusia, alam sekitarnya dan mengenai kemahabesaran Allah SWT,

sehingga tumbuh kreativitas yang benar.

2. Materi yang diajarkan

SMPLB Negeri Salatiga menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

yang kemudian digunakan di sekolah sebagai acuan dalam proses belajar

mengajar dengan memperhatikan Kompetensi dan Kompetensi Dasar peserta

didik. Materi yang diberikan berdasarkan sistem semester.

Dari hasil penelitian, peneliti menemikan bahwa materi pembelajaran

pendidikan agama Islam yang disampaikan meliputi: Al-qur’an, Aqidah,

Akhlak, serta fiqih dan materi tersebut disesuaikan dengan kondisi peserta

didik. Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, guru lebih

Page 108: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

93

menekankan pada materi akhlak dan fiqih karena dengan menekankan materi

akhlak dan fiqih diharapkan siswa nantinya dapat berakhlak dan bertingkah

laku baik kepada orang tua, guru, dan teman, baik dilingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat, serta dapat melaksanakan sholat dalam kehidupan

sehari-hari dan menjalan kewajiban berpuasa pada bulan ramadhan maupun

puasa sunah, sehingga anak tunarungu mendapatkan materi yang bersifat

konkret dan praktis.

Materi PAI yang diberikan di sekolah tersebut sesuai dengan Firman Allah

dalam Q.S. Luqman ayat 13 yang berbunyi:

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman ayat 13)

3. Waktu, Jadwal, dan kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dari hasil dokumentasi dalam penelitian ini panulis menemukan bahwa

jadwal pembelajaran pendidikan Agama Islam untuk jenjang SMPLB Negeri

Salatiga bagian B dari kelas 1-2 dilaksanakan hanya 1 kali dalam satu minggu

yaitu pada hari Senin. Waktu pelaksanaannya pada pagi hari mulai dari jam

Page 109: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

94

08.00-12.00. Untuk lebih jelasnya, penulis akan sajikan jadwal mata pelajaran

pendidikan agama Islam dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB Bagian B

NO Hari Kelas Jam Guru

1. SENIN VII B 09-00 s.d

12.00

Eko Puji Widodo

2. SENIN VIII B 09-00 s.d

12.00

Eko Puji Widodo

4. Sarana pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah, diperlukan

sarana yang mendukung keberhasilan belajar mengajar. Sarana pendidikan

adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai

penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti

gedung, ruang kelas, ruang guru, meja kursi, serta alat-alat dan media

pengajaran.

Dalam hal sarana pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah

menengah pertama luar biasa, penulis menemukan bahwa sarana dalam

pembelajaran pendidikan sekolah tersebut sudah sangat memadai, dari segi alat

peraga pembelajaran, tempat praktek pembelajaran, maupun tempat ibadah

sudah tersedia dan kondisinya masih begitu baik.

Page 110: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

95

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada Anak Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga

Semua insan yang hidup di dunia pasti tidak akan luput dari yang namanya

persoalan atau masalah. Dan masalah tersebut bisa menjadikan pola pikir manusia

tambah dewasa, karena dengan adanya masalah seseorang akan lebih

menggunakan otak untuk berfikir dan mencari jalan yang benar-benar logis. Sama

halnya dengan seorang guru yang mengajar pasti ada penghambatnya dalam

mengajar.

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh siswanya dalam pembelajaran

di dalam kelas, misalnya dalam mengenai hafalan, berbicara pada seorang guru

atau temannya, dalam menanggapi pembelajaran, anak tersebut merasa lebih

lemah, karena pola pikirnya yang tidak bias melampaui batas maksimal. Sehingga

dalam cara menyampaiannya pembelajaran harus dengan rasa sabar dan penuh

ketelitian.

1. Faktor Penghambat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

a. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah.

Dalam hal ini peneliti melihat kondisi anak yang berkebutuhan

khusus atau anak tunarungu, terutama pada awal masuk belajar setelah

liburan sekolah, sebagian anak malas untuk belajar kembali. Sehingga

kepedulian orang tua walim murid khususnya bagi anak tunarungu untuk

senatiasa mengajak anaknya kembali melaksanakan proses belajar

mengajar kembali.

Page 111: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

96

b. Perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang tunarungu.

Peneliti melihat kurangnya perhatian dari wali murid terhadap siswa,

akibatnya menjadi terhambatnya siswa dalam perkembangannya,

meskipun dari pihak sekolah sudah semaksimal mungkin memberikan

pelayanan dan pembelajaran. Sehingga keadaan tersebut menjadikan tidak

seimbang, dikarenakan kurangnya kerja sama antara pihak sekolah dan

wali murid. Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga orang tua wali

kurang memberikan perhatikan anak tunarungu dalam segi makanan dan

pergaulan sehari-hari, bahkan sekolah hanya dijadikan sebagai tempat

penitipan bagi anaknya, karena mereka masih merasa malu memiliki anak

yang cacat.

c. Kurangnya guru PAI

Peneliti melihat bahwa kurangnya guru agama Islam di SMPLB

Negeri Salatiga, merupakan salah satu faktor penghambat dalam proses

pembelajaran. Dikarenakan guru agama Islam hanya terdiri dari dua tenaga

pengajar, yang satu memgampu mata pelajaran agama Islam pada jenjang

SDLB, dan yang satunya lagi mengampu mata pelajaran agama Islam

jenjang SMPLB dan SMALB.

d. Kurangnya tenaga terapis dan guru PLB

Peneliti juga menemuakan bahwa ruang terapis yang sudah tersedia

akan tetapi kurangnya guru khusus PLB, khususnya untuk anak tunarungu

belum tersedia, dikarenakan guru penerapis PLB terkendala waktu terapis.

Page 112: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

97

2. Faktor Pendukung Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga

Adapun faktor pendukung yang peneliti temukan dalam kelancarkan

pembelajaran pendidikan agama Islam di Smplb negeri salatiga yaitu:

a. Guru mengajar sesuai dengan profesionalnya serta dengan penuh rasa

sabar dan ikhlas.

Guru di SMPLB Negeri Salatiga mengajar sesuai dengan lulusan

kependidikannya. Sebagian besar dari guru sudah berlatar belakang

pendidikan dari PLB. Menjadi guru di SMPLB Negeri Salatiga, bukanlah

pekerjaan mudah. Didalamnya dituntut pengabdian dan dan juga

ketekunan. Harus ada pula keikhlasan dan dan kesabaran dalam

menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya guru bukan hanya mendidik

tetapi juga mengajarkan. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu

menjalankannya.

b. Guru selalu menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi dan misi

sekolah.

Guru di SMPLB Negeri Salatiga selalu menjunjung tinggi etos kerja

terutama ketaatan dan kesadaran guru akan tanggungjawab sebagai

pendidik. Guru di sekolah tersebut berbeda dengan sekolah anak normal

yang hanya sekedar mengajar saja, melainkan di SMPLB Negeri Salatiga,

guru menjadi tumpuan bagi para siswa.

Guru di SMPLB Negeri Salatiga tersebut, selain menjadi tenaga

pendidik dalam mengajar juga sebagai orang tua, karena anak tunarungu

Page 113: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

98

perlu mendapatkan bimbingan dan arahan. Salah satu contoh konkret

adalah ketika siswanya malas masuk sekolah. Selain itu guru di SMPLB

Negeri Salatiga selain berperan sebagai orang tua juga berperan sebagai

kakak bermain bersama di dalam proses pembelajaran.

c. SMPLB Negeri Salatiga keberadaannya didukung oleh masyarakat

setempat, pemerintah dan Direktorat PLB.

Pemerintah pada saat itu belum memiliki lembaga pendidikan

resmi bagi anak cacat dan masih bergantung pada lembaga umum,

sehingga konsentrasi terhadap pendidikan dan pemberdayaan dalam

mengatur anak cacat masih kurang.

Namun seiring berjalan waktu pemerintah mempunyai peraturan

sendiri dan mempunyai lembaga resmi yang mengatur dan mengayomi

anak-anak penyandang cacat, guna membekali pendidikan mereka.

Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat menjadi pendukung untuk

meningkatkan pendidikan bagi anak cacat, terutama membekali

kemandirian dan ketrampilan anak.

d. Partisipasi lingkungan yang mendukung.

Pada dasarnya lingkungan memiliki peran yang sangat penting

dalam membangun proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam

memciptakan iklim positif bagi kemampuan siswa dan guru. Bagi

kemajuan siswa, lingkungan turut mengundang siswa untuk berperan aktif

dalam kegiatan, terutama perlombaan-perlombaan. Kemudian bagi guru,

lingkungan selaku mengadakan silaturahmi, sehingga terjalin kerja sama

Page 114: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

99

yang bagus dalam meningkatkan pendidikan tersebut. Selain itu

lingkungan juga ikut berperan membantu sekolah untuk memenuhi

kebutuhan finansial, ketika sekolah akan mengadakan kegiatan.

Page 115: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai

dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang

dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan

dalam skripsi ini, yaitu:

1. Teknik pembelajaran Agama Islam yang digunakan di SMPLB Negeri Salatiga

yakni: teknik artikulasi, dan teknik latihan. Anak tunarungu biasanya

mengalami masalah dalam artikulasi, yaitu mengucapkan kata-kata yang tidak

tahu atau kurang jelas. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam anak

diajarkan dengan menggunakan teknik artikulasi.

Teknik artikulasi sejalan dengan teori pembelajaran koneksionisme yang yang

diungkapkan pleh Edward Lee Thorndike. Teori pembelajaran koneksionisme

menjelaskan bahwa dalam pembelajaran, anak harus diberi stimulus atau

rangsangan, dengan tujuan agar anak dapat dengan cara merespon atau

menanggapi rangsangan tersebut. Stimulus kepada anak berupa kata atau

ucapan, pemberian stimulus tersebut diharapkan anak dapat merespon,

memahami dan meniru kata yang diucapkan oleh guru

Selain menggunakan teknik artikulasi anak tunarungu juga menggunakan 2

bahasa yaitu menggunakan bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Selama ini dengan

teknik tersebut pembelajaran berjalan efektif. Teknik latihan sejalan dengan

teori pembelajaran kondisioning klasik yanag diungkapkan oleh Ivan Petrovich

Page 116: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

101

Pavlov. Teori pembelajaran kondisioning klasik mengungkapkan bahwa anak

harus dilatih dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar anak dapat belajar

dari kebiasaan tersebut. Dalam praktek pembelajaran Pendidikan Agama Islam

penulis melihat bahwa anak tidak hanya dilatih untuk menulis dan membaca,

akan tetapi juga di latih untuk melaksanakan kegiatan keagamaan seperti

berdo’a, wudhu dan sholat. Sedangkan guru mengajar dengan rasa sabar dan

ikhlas, mengulang-ulang materi, serta pemberian contoh-contoh yang

sederhana kepada peserta didik agar bisa memahami materi yang diajarkan.

Dalam hal ini guru menggunakan media papan tulis agar lebih mudah

menerapkan teknik tersebut.

2. Krakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada SMPLB

Negeri Salatiga dari segi kurikulum sama dengan sekolah smp pada umumnya,

akan tetapi dalam penyampaian meterinya sangatlah berbeda, karena yang

diajarkan tidak sama dengan anak pada umumnya. Dalam penyampaian materi

sangat jauh berbeda guru harus lebih sabar, kreatif dan inovatif agar tercapai

tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, penelitian menemukan dua cara

pengajaran Pendidikan Islam yang terdapat pada SMPLB Negeri Salatiga, cara

pengajarannya yakni menggunakan teknik artikulasi dan teknik latihan.

Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disampaikan meliputi:

Al-qur’an, Aqidah, Akhlak, serta fiqh dan materi tersebut disesuaikan dengan

kondisi peserta didik. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

guru lebih menekankan pada materi akhlak dan fiqh karena dengan

menekankan materi akhlak dan fiqh diharapkan siswa nantinya dapat berakhlak

Page 117: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

102

dan bertingkah laku baik kepada orang tua, guru, dan teman, baik dilingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta dapat melaksanakan sholat dalam

kehidupan sehari-hari dan menjalankan kewajiban berpuasa pada bulan

romadhon maupun puasa sunah, sehingga anak tunarungu mendapatkan materi

yang bersifat konkret dan praktis.

SMPLB Negeri Salatiga menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

yang kemudian digunakan di sekolah sebagai acuan dalam proses belajar

mengajar dengan memperhatikan Kompetensi dan Kompetensi Dasar peserta

didik. Materi yang diberikan berdasarkan sistem semester.

3. Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPLB Negeri Salatiga

Pada penelitian ini, peneliti menemukan adanya lima penghambat yaitu

yang pertama kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah, kedua

perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang tunarungu

kurang, ketiga kurangnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI), keempat

kurangnya guru khusus PLB, dan yang kelima terkendala waktu untuk guru

terapis tunarungu

Kemudian peneliti menemukan pelaksanakan pendukung dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu yang pertama guru mengajar

dengan penuh rasa sabar dan ikhlas. Maksud dari sabar tersebut adalah semua

guru selalu sabar dalam mengampu siswa-siswinya yang kurang semaksimal

mungkin dalam menanggapi pembelajaran dalam kelas, dan ikhlas yang

Page 118: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

103

dimaksud disitu adalah ikhlas dalam megajar secara materi atau dalam soal

donator yang masih kurang. Yang kedua guru selalu menjunjung tinggi etos

kerja dalam mewujudkan visi dan misi sekolah, dan yang ketiga partisipasi

lingkungan yang sangat mendukung.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu

mengenai teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu,

maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Bagi siswa tunarungu diharapkan di SMPLB Negeri Salatiga, setelah

mendapatkan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Agar siswa dapat lebih disiplin dan

hidup mandiri sehingga tidak mengandalkan dari orang lain.

2. Bagi guru

Bagi guru di SMPLB Negeri Salatiga

a. Meningkatkan kualitas guru untuk mengetahui potensi siswa

b. Melakukan persiapan sebelum mengajar dan mampu menguasai kelas

c. Mengembangkan minat bakat siswa sesuai keahlian atau keterampilannya

dengan ekstrakurikuler dengan mengikut sertakan dalam perlombaan.

3. Bagi pengurus SMPLB Negeri Salatiga

a. Untuk melengkapi sarana dan prasarana SMPLB Negeri Salatiga agar

proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

Page 119: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

104

b. Mengusahakan pendanaan dengan membuka jaringan terhadap instansi yang

terkait.

c. Meningkatkan kualitas personal dalam memajukan sekolah dengan

manajemen yang baik

d. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan wali murid.

4. Bagi masyarakat Banjaran Salatiga

a. Kesadaran masyarakat agar lebih peduli untuk meningkatkan kemajuan

bersama.

b. Memperbanyak silaturrahmi tidak hanya pada waktu acara resmi, melainkan

waktu luangnya dijadikan ajang penguatan emosional.

c. Ikut menciptakan lingkungan positif dalam mendukung proses pembelajaran

dan mengembangkan kreatifitas siswa.

Page 120: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

105

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bina Aksara.

Djamaroh, Syaiful Bahari. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

_____. 2004. Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah

Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: PT. Rineke Cipta

Daradjat, Zakiah. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Efendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

Sinar Grafika Offset.

_____ 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Bandung: Alfabeta.

http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/115-,. diakses 14

September 2015.

http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com/faktor-faktor-pendukung-dan-

penghambat.html. diakses 9 oktober 2015.

Mansyur, dkk. 1982. Metodologi Pendidikan Agama. Jakarta: CV. Forum.

Page 121: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

106

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____ 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moloeng, J.lexy. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan

Implementasi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2002. Peradikma Pendidikan Islam Upaya Mengfektifkan Pendidikan

Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Munardji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Ilmu.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS).

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana dan Ibrahim.1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.

Bandung:Sinar Baru.

Surakhmad, winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Somantri, H.T.Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT.Refika

Aditama.

Sriyanti, Lilik, Muna Erawati, dan Suwardi. 2009. Teori-teori Pembelajaran.

Salatiga: STAIN Salatiga.

Sujiono, dan Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: PT. Indeks.

Page 122: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

107

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Press.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Pendidikan Social dan Pendidikan. Jakarta:

Sinar Grafika.

Page 123: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

1

Page 124: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

1

Page 125: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

1

Page 126: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

1

Page 127: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

2

VERBATIM WAWANCARA

Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Tunarungu Di SMPLB Negeri Salatiga

Nama Responden : EKO PUJI WIDODO, S.Pd.I

NIP : 19791013 201001 1 007

Pekerjaan : Guru Pendidikan Agama Islam SLB N Salatiga

Hari/tanggal : Senin, 9 dan 10 Nopember 2015

Waktu : 11.30

Tempat : Mushola SMPLB N Salatiga

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kegiatan keagamaan bagi siswa tunarungu yang biasanya

dilakukan?

Kegiatannya biasanya kami setiap dhuhur sholat

jama’ah, nanti ada banyak siswa yang melaksanakan

sholat, jadi kita gabung ada anak tuna rungu dan anak

Page 128: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

3

grahita, jadi pas dhuhur penuh musholanya penuh. Ada

juga kegiatan MABIT (malam bina iman dan takwa)

terutama yang udah besar kelas 2 keatas itu sampai

tidur di sekolahan. Ada sholat dhuha untuk anak tuna

rungu harusnya senin pagi tadi, tetapi ada sedikit

kendala.

2 Bagaimana respon siswa dengan mata Pelajaran Agama Islam? Semangat

atau tidak,Sunggug-sungguh atau tidak, Adakah perubahan perilaku setelah

mengikuti mata pelajaran agama Islam?

Kalau semangat pastinya iya, karena jamnya kadang

istirahat belum selesai murid langsung masuk ke

ruangan, sampai dhuhur. Kalo perubahan pastinya kita

berharap ada karena ajaran kita pastinya langsung

praktek, anak langsung diberikan bekal keagamaan

seperti wudhu dan sholat.

“Kalau soal budi pekerti (akhlak) Alhamdulillah Mas,,

anak-anak disini sudah bisa menyesuaikan sama

Page 129: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

4

dengan anak yang lainnya. Mereka juga mengerti kalau

saya lulus dari sekolah sini saya harus bisa mandiri

sama dengan anak-anak yang lainnya,, begitu Mas

…..”

3 Waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan jadwalnya? Jadwalnya hari senin, jadi habis istirahat pertama,

sampai dhuhur lebih anak-anaknya yang minta sampai

jam segitu, saking semangatnya.

4 Apakah materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB sama

dengan SMP umum?

Secara garis besarnya sebenarnya aturannya sama jadi

sebetulnya sama Cuma mengenai indikator dan lainnya

akan kita turunkan karena jelas anaknya berbeda,

karena anak tunarungu itu materinya hampir separuh

materinya anak umum (lebih rendah). Jadi kalo dia

kelas 6 kita materinya kelas tiga. Di sma kelas 12 kita

Page 130: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

5

kelas 6 biasanya seperti itu.

Tetapi dalam pembelajaran pendidikan islam di smplb

negeri salatiga ini sudah jelas yaitu memberikan bekal

kepada siswa agar menjadi insan yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah adalah agar anak-anak setelah

lulus dari sini agar menjadi anak yang berguna,

mengerti tentang agama, mengerti tentang bahayanya

tidak menjalankan sholat 5 waktu, bahayanya

membantah kepada kedua orang tua mas…

5 Bagaimana teknik pembelajaran yang di kembangkan pada siswa di

SMPLB N Salatiga?

“Tekniknya kita biasanya, melambatkan gerak mulut

mas agar anak-anak paham dan menggunakan media,

karena anak tunarungu visual tentunya seperti gambar,

kita akan menyesuaikan materi pembelajaran ya media

Page 131: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

6

fisual, video, praktek materi sholat, materi haji dan

yang lainnya dengan menggunakan media sesuai

pembelajaran”.

Dan ini mas kami juga melatih anak untuk senantiasa

terbiasa melaksanakan kegiatan keagamaanya mas…

anak –anak kita latih untuk melaksanakan wudhu

sholat dan ngaji walaupun seperti itu anaknya mas…

6 Alat peraga apa saja yang dapat menunjang pembelajaran Pendidikan

Agama Islam?

Peraganya banyak mas, jadi kita banyak menggunakan

media contohnya gambar sholat, gambar wudhu dan

lainnya.

7 Bagaimana karakter pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB N

Salatiga?

Banyak menggunakan bahasa isyarat, karena mereka

anak tunarungu bisanya lebih jelas dan mudah kalau

kita menggunakan bahasa isyarat. Jadi setelah gambar

Page 132: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

7

setelah video kita menggunakan isyarat.

8 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

Faktor pendudkung banyak : peralatan peraktek sudah

kumplit semuanya mas.

Faktor penghambat : ketika sehabis liburan para siswa

ada yang sulit masuk ke kelas mas “Kadang kami ada

guru yang nyamperi didepan sekolah Mas, agar anak

tersebut mau untuk belajar kembali, dan kembali

kesekolah. Anak kan kalau sehabis libur panjang,

mereka males-malesan untuk masuk sekolah Mas,

mereka pengennya dirumah untuk bermain terus mas

9 Apa saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam

belajar Agama Islam?

Kalau secara prestasi : Sebentar lagi memang akan

diadakan lomba pestival anak sholeh khusus anak SLB

tetapi untuk yg tunarungu sebatas lomba kaligrafi , jadi

Page 133: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

8

setiap diadakan lomba kami selalu mengundang guru

untuk diajak menggambar.

10 Mengapa bapak lebih memilih mengajar di SMPLB N Salatiga kenapa tidak

diluar?

Lebih unik dan lebih menantang dan ibadah juga mas.

11 Apa pengalaman baik atau buruk yang menarik dalam mengajar di SMPLB

Salatiga?

Banyak pengalaman baik mas.

Pengalaman buruk terkadang anak tunarungu

terkadang mis komunikasi mas, tapi dimaklumi mas.

12 Bagaimana cara menangani para anak yang kesulitan dalam menerima

bimbingan yang disampaikan?

Kita dengan anak Tunarungu akan coba praktek satu-

satu, tunagrahita juga seperti itu praktek satu persatu.

Setiap anak berbeda-beda jadi harus dicoba satu-

persatu mas.

13 Apa harapan bapak setelah anak-anak smplb ini lulus dari sini? “iya Mas sama seperti pak kepala… anak-anak disini

Page 134: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

9

juga diajarkan prilaku yang baik, kalau pas waktu mau

sholat to… Mas anak-anak pada semangat,

Mas..mereka itu tahu kalau waktu jam segini itu

waktunya untuk sholat, mereka bergegas ke mushola”

13 Apakah ada terapis khusus anak tunarungu smplb ini pak? “Kemarin-kemarin ada mas, terapi wicarara. Ada

jadwal dari guru pengampu, Cuma 2 bulan ini agak

macet saking sibuknya guru-guru wicaranya.

Page 135: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

10

VERBATIM WAWANCARA

Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Tunarungu Di SMPLB Negeri Salatiga

Nama Responden : MUHLISUN, M.Pd

NIP : 19620610 198407 1 001

Pekerjaan : Kepala Sekolah SLB Negeri Salatiga

Hari/tanggal : Senin, 9 Nopember 2015

Waktu :13.20

Tempat : Kantor SMPLB Negeri Salatiga

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa Bapak/Ibu mengepalai beberapa jenjang Pendidikan? Ya , SD, SMP, dan SMA

2 Adakah karakter tertentu anak tunarungu di SMPLB N

Salatiga?

Karakter anak tunarungu, ya ada.! Karakteristiknya mudah

tersinggung, jadi kalo ada orang yang bergerombol, anak

tunarungu tersinggung, di kira ngerasani atau membicarakanya,

Page 136: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

11

dan anak tunarungu sering salah komunikasi sering salah paham

dikarenakan seperti itu tadi mas.

3 Bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPLB N Salatiga?

Untuk pendidikan SLB khususnya SMP berbeda dengan biasanya,

kalau anak SLB itu yang penting bisa melaksanakan Ibadah

Sholat, dan bacaan sholat, tapi ya begitu susah, dan yang

terpenting rukun- rukunnya. Kalau kita mengejar materi pada

umumnya ya susah, ya inti pembelajarannya juga menyangkut itu,

ya yang penting prakteknya.

4 Darimanakah latar belakang guru Pendidikan Agama

Islam di SMPLB N Salatiga?

Latar belakang guru PAI ya pak Eko itu, dari UIN JOGJA. Sudah

mempunyai ijazah PLB. Dengan demikian Guru di SLB Negeri

Salatiga ini Mas, selain mengajar dengan rasa sabar, kami juga

mengajarnya dengan rasa yang ikhlas Mas,,. Kami semua ikhlas

mas,, ya… Kami semua dengan rasa kesabaran menghadapi anak-

anak di sini Mas. Kami semua tidak pernah mengeluh kok, anak

Page 137: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

12

ini gini ya.. kok anak itu gitu ya.. kami semua bisa memaklumi lah

Mas. Kami semua sangat prihatin sekali Mas melihat anak-anak

seperti itu”.

5 Apakah fasilitas Proses Belajar Mengajar di SMPLB N

Salatiga?

Fasilitasnya sudah memadai hanya saja mungkin, kebanyakan

fasilitas terkadang palah jarang di sentuh.

6 Apakah keunggulan atau kelebihan dari SMPLB N

Salatiga?

Keunggulan dari SLB sini, mengenai biaya semuanya gratis

karena ada BOS (Bantuan Oprasional Sekolah), sarana prasarana

itu di bantu baik dari Pusat, baik dari Provinsi, dan Kabupaten.

Memang sekolah Negeri mendapat fasilitas seperti ini, keunggulan

lainnya murid juga banyak yang pindah ke sini.

Lomba propinsi olahraga lompat jauh, lomba kursi roda, ada lagi

jamboree pramuka itu bahkan juara 8 dan 1 tingkat propinsi itu

outbound. Untuk yang terhangat ini lompat jauh tingkat propinsi.

7 Bagaimana prestasi sekolah di SMPLB N Salatiga? Prestasi sekolah ini, sekolah baru saja diakreditasi dan hasilnya

Page 138: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

13

SMA mendapat A, SMP mendapat A dan SD juga mendapat A.

8 Apa harapan bapak setelah anak smplb ini lulus? “Kalau soal memberikan bekal kepada siswa disini ya

Mas…ya...setelah anak ini keluar atau sudah menyelesaikan

belajarnya dari SLB Negeri Salatiga ini Mas…besoknya anak ini

agar menjadi anak yang taat kepada Allah ya Mas tentunya, seperti

memberi arahanan untuk melaksanakan sholat 5 waktu,

melaksanakan puasa, setiap paginya diajarkan untuk sholat dhuha,

diajarkan sopan santun dengan yang lebih tua, seperti itu mas…

Page 139: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

14

9 Apa saja faktor pendukung dan penghambat di SMPLB N

Salatiga?

Faktor Pendukung : yang jelas ketenagaan atau jumlah guru

jumlahnya sudah memenuhi, fsilitas juga, gedung baru juga ada,

Faktor Penghambat: Tidak begitu mencolok hanya terkadang dari

orang tua banyak yang tidak mau menyekolahkan anaknya karena

gengsi dan sebagainya. Terus sosialisasi kita masih kurang,

sehingga kita mendapatkan murid itu juga kurang. Sehingga

mendapatkan murid yang berpretasi juga kurang.

10 Usaha apa saja yang akan dicapai dalam mewujudkan visi

dan misi SMPLB N Saltiga?

Yang jelas usaha itu tetap kita lakukan untuk menjaring anak

berkebutuhan kusus terutama di salatiga, kalau kebetulan asrama

sudah ada mungkin kita mencari di luar, kemudian kita tetap

memprogramkan supaya berprestasi, kan setiap Mei ada OSM

OBSM MLS2M itu 2 bulan sebelumnya kita sudah setelah

semesteran gembleng anak-anak yang berprestasi di bidang

olahraga dan lain lain kita gembleng terus, Sesuai dengan bidang

Page 140: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

15

yang di sukainya atau diminatinya.

11 Darimana saja pendanaan SMPLB N Salatiga? “Untuk pendanaan di SLB Negeri Salatiga ini dari pemerintah,

kemudian dari komite sekolah, itupun tidak mengikat sifatnya itu

artinya hanya membantu saja, tidak mematok berapa banyak

bantuan tersebut hanya sifatnya membantu dan merekapun tetap

berkomunikasi dengan baik”

12 Bagaimana peran lingkungan atau masyarakat dalam

memajukan SMPLB N Salatiga?

Peran masyarakat cukup bagus terbukti ketika ada perayaan 17

agustus kita di ajak untuk memperingati. Sekaligus dari instansi-

instansi di sekitar sekolah juga meminta untuk anak untuk tampil

sehingga ada penampilan band dan seni tari dari anak-anak SLB.

13 Siapa saja komite di SMPLB N Salatiga? Komite di sekolah ini meliputi Wali murid, guru, tokoh-tokoh

masyarakat ya itu saja.

14 Kurikulum apa saja yang dipakai di SMPLB N Salatiga? Untuk kurikulum sekarang itu kurikulum 2013 untuk kelas 9 itu

Page 141: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

16

peke KTSP, yang pake kurikulum 2013 itu hanya kelas 7 dan 8.

15 Apakah ada kesulitan menggunakan kurikulum 2013? Ya karena ini masih baru guru belum menguasi betul, tetapi guru

tetap berusaha memberikan yang terbaik.

16 Usaha apa saja yang dilakukan sekolah untuk memupuk

bakat atau potensi para siswa di SMPLB Negeri salatiga ?

Kalau soal potensi siswa kami memberikan arahan sesuai dengan

minat bakatnya mass dengan demikian siswa akan tercapai

kreativitasnya dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing,

contohnya Mas,,, ada siswa yang pandainya menyanyi, ya…

mereka teruskan bakatnya agar bisa menjadi penyanyi yang baik,

ada juga yang pandainya memainkan musik, pandai menari, dan

lainnya Mas.. saya juga bangga dengan mereka Mas… walaupun

mereka itu dalam keadaan fisiknya tidak sesempurna manusia

yang lain mempunyai fisik tubuh yang lengkap, mereka tetap

semangat Mas”.

Page 142: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

17

VERBATIM WAWANCARA

Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Tunarungu Di SMPLB Negeri Salatiga

Responden : Amin Santosa

Pekerjaan : Wiraswasta

Waktu : 10 Nopember 2015

Tempat : Halaman SMPLB Negeri Salatiga

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana putri anda dalam kegiatan sehari-hari

di rumah setelah pulang sekolah?

Kegiatan sehari-harinya setelah pulang sekolah ya ganti baju, setelah hanti

baju ya nonton Tv mas, kalau nanti ada PR ya di kerjakan Prnya mas…

2 Bagaimana cara anda mengawasi putra/putrinya

dirumah?

Khusus anak saya?... Ya seperti anak normal biasanya mas…tidak ada

masalah mas…

3 Apakah anda selalu memantau putrinya saat ya kalau dia punya kesulitan selalu saya bantu mas…

Page 143: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

18

belajar?

4 Bagaimana putri anda jika disuruh untuk

membantu pekerjaan rumah?

Dia tanpa di suruh di rumah selalu melaksanakan tugasnya mas…

5 Apa keluh/kesah yang dialami putri anda terhadap

orangtua?

tidak ada sama sekali mas…

6 Bagaimana cara bergaul putri anda dirumah? Dia tadak seperti waktu kecil dulu Percaya diri ya, kalau sekarang dia

minder ya mas… tapi mau si mas kalau bergaul dengan temen temennya

mas…

7 Apakan saat anda menyuruh putrinya untuk

mengerjakan shalat, dia menolak?

Tidak , dia sudah tau jadwalnya jam segini itu sholat ishak, jam segini

sholat dhuhur, jam segini sholat ashar dan itu tanpa disuruh mas..

8 Pada waktu bulan Ramadhan, apakah putri anda

selalu ikut melaksanakan puasa?

iya , dia ikut melaksanakan puasa, ikut sahur, ikut terawih mas…

Page 144: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

19

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Thony Rohmad Darmawan

Tempat/Tanggal lahir : Ngawi, 21 maret 1994

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Gedanganak rt 04 rw 06 kec. Ungaran Timur 50519

Jenjang Pendidikan :

1. RA Al-Hikmah Gedanganak

2. MI Hidayatul Atfal Gedanganak, Lulus Tahun 2005

3. Mts Al-Uswah Bergas , Lulus Tahun 2008

4. Smk Islam Sudirman Ungaran, Tahun Lulus 2011

5. IAIN Salatiga, Lulus Tahun 2016

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 11 Januari 2016

Penulis

Thony Rohmad Darmawan

Page 145: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

20

DARTAR LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Pak Eko Puji Widodo Menyampaikan materi dengan teknik artikulasi,

disertakan dengan gambar.

Page 146: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

21

Pak Eko Puji Widodo Memberikan Teknik Latihan contoh cara

berwudhu yang benar dengan penuh kesabaran.

Page 147: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

22

Teknik Latihan. Murid-murid mempraktekkan cara berwudhu, agar

mereka terbiasa berwudhu.

Page 148: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

23

Teknik Latihan. Pak Eko Puji Widodo memberikan contoh sholat dengan

penuh rasa semangat.

Page 149: (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1142/1/TEKNIK PEMBELAJARAN... · (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

24

Murid mempraktekkan cara sholat dengan penuh rasa semangat.

Pak eko puji widodo membenarkan gerakan yang kurang benar kepada

siswa, agar nantinya menjadi baik sholatnya.