studi kasus pada klienrepository.stikespantiwaluya.ac.id/505/2/manuskrip henny... · 2020. 9....
TRANSCRIPT
STUDI KASUS PADA KLIEN DIABETES MELLITUS DENGAN
MASALAH KETIDAKPATUHAN DI RS BALA KESELAMATAN
BOKOR TUREN
Henny Chrisnawati
Pembimbing (1) Wibowo, S.Kep.,Ns.,M.Biomed
Pembimbing (2) Emy Sutiyarsih, Ners. Skep., M.Kes
Program Studi D-III Keperawatan Program RPL, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Waluya Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami
ketidakstabilan gula darah karena ketidakstabilan insulin dalam tubuh sehingga
menyebabkan komplikasi. Ketidakpatuhan adalah perilaku individu yang tidak
sesuai dengan rencana promosi kesehatan atau teurapetik yang ditetapkan oleh
individu , keluarga serta profesional pelayanan kesehatan. Tujuan penulisan ini
adalah untuk memberi Studi Kasus pada klien DM dengan masalah
Ketidakpatuhan. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan studi kasus
dengan 1 klien sebagai responden yang dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2020
sampai 4 Agustus 2020 di ruang Anyelir ruang perawatan dewasa di RS Bala
Keselamatan Bokor Turen. Pada klien ditemukan masalah ketidakpatuhan dalam
melaksanakan 5 pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus meliputi edukasi latihan
fisik program diet DM yang sesuai 3J, terapi farmakologi dan kontrol gula .
Pada klien dilakukan Studi Kasus selama 3 hari dengan intervensi dan
implementasi yang sesuai dengan etiologi masalah. Berdasarkan penelitian,
didapatkan masalah belum teratasi dengan memenuhi 4 dari 5 kriteria hasil yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam memberikan tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah ketidakpatuhan dianjurkan untuk mengetahui faktor penyebab
ketidakpatuhan dan cara mengatasi ketidakpatuhan. Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah komplikasi dari penyakit diabetes mellitus.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Ketidakpatuhan
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a condition in which a person experiences blood sugar
instability due to insulin instability in the body, which causes complications. Non-
compliance is individual behavior that is inconsistent with the health promotion
or theurapeutic plans established by individuals, families and health care
professionals. The purpose of this paper is to provide nursing care to DM clients
with noncompliance problems. The research design used was a case study with 1
client as a respondent which was carried out on August 2, 2020 to August 4, 2020
in the Anyelir room, the adult treatment room at the Bokor Turen Salvation Army
Hospital. The client found a problem of non-compliance in carrying out the 5
pillars of diabetes mellitus management including education, physical exercise
with the 3J DM diet program, pharmacological therapy and sugar control. The
client was given nursing care for 3 days with intervention and implementation in
accordance with the etiology of the problem. Based on the research, it was found
that the problem had not been resolved by meeting 4 of the 5 predetermined
outcome criteria. Therefore, in providing nursing actions to solve the problem of
non-compliance, it is recommended to know the factors that cause non-
compliance and how to deal with non-compliance. This is done to prevent
complications from diabetes mellitus.
Keywords: Diabetes Mellitus, Non-compliance
Pendahuluan
Diabetes Mellitus adalah suatu
keadaan seseorang yang mengalami
ketidakstabilan gula darah ditandai
dengan adanya ketidakstabilan
insulin dalam tubuh (Kemenkes RI,
2014). Diabetes Mellitus merupakan
penyakit gangguan metabolik
menahun sebagai akibat jumlah
insulin yang dihasilkan oleh sel beta
pankreas tidak dapat mencukupi
kebutuhan metabolisme normal,
karena sel beta pankreas mengalami
penurunan fungsi mengakibatkan
hormone insulin dan glukogen yang
terlibat dalam pengaturan kadar gula
dalam darah mengalami gangguan
dan tidak dapat melakukan
metabolisme secara normal (Ginting,
2014).
Penurunan fungsi sel beta pankreas
pada penderita Diabetes Mellitus
dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu
: Diabetes Mellitus tipe 1 didapatkan
keadaan seseorang dengan jumlah
insulin yang kurang akibat dari
adanya kerusakan sel beta pankreas,
sedangkan pada Diabetes Mellitus
tipe 2 terjadi resistensi insulin atau
kualitas insulin tidak baik (Ginting,
2014).
Pasien dengan Diabetes memerlukan
pengobatan yang sistematik,
perawatan rutin dan teroganisir yang
dilakukan oleh pemberi layanan
kesehatan. Hal ini dapat meningkat
pada tingkat perawatan primer
dengan intervensi seperti
pengobatan, konseling kesehatan dan
gaya hidup dan pendidikan mengenai
penyakitnya dengan tindak lanjut
yang teratur dan tepat (IDF, 2017).
Pilar terapi yang efektif untuk
mengatasi diabetes adalah edukasi,
pengelolaan diet, aktivitas fisik,
terapi farmakologi dan kontrol gula
darah (Agustina, 2013). Tujuan diet
dan aktivitas fisik adalah menjaga
dan mempertahankan berat badan
ideal serta kadar gula darah yang
terkontrol. Diet diabetes yang benar
adalah kebutuhan kalori pasien
disesuaikan dengan peningkatan
kadar gula darah (Isniati, 2013).
Keberhasilan terapi untuk mengatasi
diabetes dipengaruhi oleh kepatuhan
penderita diabetes untuk menjaga
kesehatannya. Dengan kepatuhan
yang baik dalam pengobatan akan
tercapai hasil yang optimal.
Penderita diabetes harus mempunyai
kesadaran diri untuk bersikap patuh
karena hal tersebut akan mengurangi
tingkat kegagalan dalam pengobatan
yang berakibat menurunnya
kesehatan. Bahkan akibat ketidak
patuhan dalam menjaga kesehatan
dapat berdampak pada komplikasi
penyakit diabetes dan berujung
kematian (Fahri, 2013).
Diabetes sendiri merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang
jumlahnya meningkat dari tahun
ketahun, dan merupakan 10 besar
penyebab kematian di dunia
(Suastika, 2019). Berdasarkan badan
kesehatan dunia WHO (2018)
melaporkan sebanyak 200 juta jiwa
di dunia menderita diabetes pada
tahun 2018 dan diperkirakan pada
2025 jumlah penderita dapat
mencapai sekitar 330 jiwa.
Indonesia merupakan Negara
dengan jumlah penderita Diabetes
peringkat ke enam di dunia dengan
jumlah sebesar 10,3 juta jiwa pada
tahun 2017 (PERKENI, 2019).
Menurut Riset Kesehatan Dasar
(2018) menunjukkan ada
peningkatan prevalensi penyakit
Diabetes Mellitus sebesar 8,5% yang
sebelumnya di tahun 2013 sebesar
6,9%., yang artinya ada kurang lebih
22,9 juta penduduk Indonesia
menderita diabetes. Sementara
prevalensi menurut diagnosa dokter
meningkat dari 1,2% menjadi 2% .
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(2018) menyebutkan bahwa Provinsi
Jawa Timur masuk 10 besar
prevalensi penderita Diabetes
Mellitus se Indonesia dan menempati
urutan ke 9 dengan prevalensi 8,9%.
Riskesdas menyebutkan jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Jawa
Timur mengalami peningkatan
prevalensi pada tahun 2018 mencapai
623.296 penderita (Riskesdas, 2018),
Sedangkan angka kejadian Diabetes
Mellitus di Kota Malang menempati
urutan ke 3 di Jawa Timur dengan
jumlah penderita sebanyak 7.534
penderita (Lukita, 2018). Hasil yang
didapat dari data Rekam Medis di
Rumah Sakit Bala Keselamatan
Bokor Turen menunjukkan bahwa
jumlah penderita Diabetes yang
dirawat dalam rentang waktu satu
tahun (Januari - Desember 2019)
mencapai 466 penderita (Rekam
Medis RS Bala Keselamatan Bokor
Turen, 2019).
Penderita Diabetes akan memiliki
tingkat kualitas hidup yang tinggi
apabila dapat memanajemen
Diabetesnya dengan baik (IDF,
2017). Penatalaksanaan pengobatan
Diabetes harus dilakukan seumur
hidup, hal ini seringkali penderita
mengalami kejenuhan dan
ketidakpatuhan dalam melaksanakan
program pengobatan Diabetes.
Hasil penelitian pada 600 orang,
menunjukkan hanya 16,6% penderita
yang patuh dalam pengobatan
antidiabetik dan kontrol gula darah,
23,3% penderita Diabetes yang patuh
terhadap pengaturan diet dan 31,7%
penderita Diabetes yang patuh untuk
melakukan latihan fisik (Sharma,
Kalra, 2017).
Peneliti menemukan fenomena pada
bulan Maret 2020 saat praktek klinik
di ruang rawat inap dewasa di RS
Bala Keselamatan Bokor Turen,
penulis menemukan 2 klien
Diabetes Mellitus. Klien 1
perempuan berusia 56 tahun dengan
kadar gula 277 mg/dl dengan terapi
insulin Apidra dan Lantus. Klien
menderita Diabetes sejak 15 tahun
tidak menjalankan terapi insulin
secara tepat waktu dengan alasan
tidak cocok karena setelah pemberian
injeksi insulin klien mengeluh badan
terasa lemas, klien juga mengatakan
tidak rutin kontrol. Klien ke 2 bulan
Maret 2020, klien perempuan usia 68
tahun dengan riwayat DM 10 tahun
dengan kadar gula 78 mg/dl dengan
terapi insulin Apidra dan Lantus
mengatakan memberikan terapi
insulin dalam keadaan tidak makan
dan tidak memahami cara pengaturan
diet sehingga sering timbul keluhan
lemas dan keringat dingin.
Masalah Ketidakpatuhan telah masuk
kedalam daftar diagnosis
keperawatan yang harus ditangani
secara serius oleh perawat (PPNI,
2018). Berdasarkan hal tersebut
seorang perawat profesional harus
mempunyai kemampuan, tanggung
jawab dan kewenangan dalam
melaksanakan pelayanan dan Studi
Kasus. Perawat berkolaborasi dengan
klien dan keluarga dan juga ahli
kesehatan lain dalam penanganan
penderita Diabetes (Chazawi, 2014).
Keluarga merupakan orang yang
paling dekat yang dapat berperan
aktif dalam tercapainya kepatuhan
dan keberhasilan pengobatan pada
penderita Diabetes. Perawat juga
dapat berperan sebagai care provider
dengan cara melakukan pengkajian
untuk mengetahui sumber dari
dukungan keluarga dan penghalang
yang dapat muncul dalam pemberian
dukungan keluarga. Pendekatan
individu dalam menanggulangi
penyakit Diabetes lebih diarahkan
terhadap pendekatan keluarga karena
keluarga adalah pemberi pelayanan
kesehatan yang utama bagi individu
yang menderita penyakit kronis
seperti Diabetes mellitus (Hasbi,
2014).
Melihat fenomena tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan studi kasus
yang di fokuskan pada Studi Kasus
pada klien Diabetes Mellitus dengan
masalah Ketidakpatuhan di RS Bala
Keselamatan Bokor Turen.
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah studi kasus
untuk mengeksplorasi masalah
asuhan keperawatan pada klien
dewasa Diabetes Mellitus dengan
ketidakstabilan kadar glukosa darah
di Rumah Sakit Bala Keselamatan
“Bokor” Turen. Maka dijabarkan
oleh penulis :
1) Pasien dewasa dengan diagnosis
Diabetes Mellitus dengan atau
tanpa komplikasi.
2) Pasien yang menunjukkan
ketidakpatuhan dalam
melaksanakan minimal 3 dari 5
pilar (>50%) penatalaksanaan
penderita dengan DM
a. Program diet diabetes
b. Program pengobatan
c. Kontrol gula darah secara
rutin
d. Latihan fisik/olah raga
e. Edukasi tentang penyakit
3) Partisipan dalam penelitian ini
adalah 1 klien dengan
didiagnosa medis Diabetes
Mellitus dengan masalah
ketidakpatuhan yang dirawat di
ruang rawat inap dewasa ruang
Anyelir Rumah Sakit Bala
Keselamatan Bokor Turen. Klien
Ny. W 56 tahun.
Penelitian dilakukan 3 hari
dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa
wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan studi
dokumen.
Dicantumkan etika yang
mendasari penyusunan studi
kasus, terdiri dari :
1) Informed Consent
(persetujuan menjadi klien)
2) Anonimity (tanpa nama)
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Hasil
Pada studi kasus ini didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada klien didapatkan data bahwa
klien didiagnosa mengalami
Diabetes Mellitus tipe 2. Klien
mengatakan merasa lemas.. Klien
mengatakan. Klien mengatakan di
rumah sering makan tidak teratur
karena dirumah mempunyai usaha
konveksi. Klien mengatakan pada
tanggal 2 Agustus 2020 jam 11.15
mnt mengalami kecelakaan sepeda
motor yang dikendarainya menabrak
mobil. Jari telunjuk mengalami luka
robek, kuku terlepas dan terdapat
luka babras di jari ketiga dan
keempat tangan kiri , siku tangan
kiri bengkak dan sakit bila
digerakkan. Klien dilakukan
perawatan luka dengan dilakukan
heacting pada jari telunjuk dan klien
diperbolehkan untuk menjalani
rawat jalan. Pada jam 14.00 wib
klien datang kembali ke IGD RS
Bokor Klien mengeluh badannya
lemes dan mual-mual. Klien
mengatakan mempunyai riwayat
sakit Diabetes sejak 6 tahun yang
lalu. Saat datang di IGD RS Bala
Keselamatan pada tanggal 2 Agustus
jam 14.00 didapatkan keadaan
umum : Cukup, kesadaran :
Composmentis, TTV dengan TD :
127/86 mmhg, Nadi : 101x/mnt, S :
36,3C, RR : 20x/mnt, SPO2 : 99%
dan GDA : 533mg/dl. Saat berada di
IGD klien diberi injeksi Ceftriaxon 1
gram (IV), injeksi Ondancetron 4mg
(IV), infus NS 500 cc dilakukan
loading cairan 500 cc selanjutnya 20
tpm. Dilakukan Regulasi Cepat
Insulin (RCI) untuk menurunkan
kadar gula darah dengan injeksi
Novorapid 4 IU/jam hingga GDA <
250mg/dl. Kemudian dari IGD
dilanjutkan MRS di ruang Anyelir
Kamar 204 bed 1. Saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 2 Agustus
2020 dengan keluhan badan terasa
lemas, mual-mual. Klien
mengatakan sejak ada wabah corona
klien tidak pernah kontrol lagi ke
Puskesmas karena takut, klien
minum obat Diabetes dengan
membelinya di Apotik, klien juga
mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi makanan sesuai diet
yang dianjurkan dengan alasan
sudah lupa cara pengaturan dietnya,
sejak 3 tahun terakhir klien juga
tidak pernah lagi melakukan
aktivitas olah raga bersepeda yang
sebelumnya rutin dilakukan karena
kesibukan. Klien melakukan kontrol
gula darah secara mandiri tetapi
hanya dilakukan saat badannya
terasa tidak enak saja dan jarang
melakukan kontrol gula darah ke
Puskesmas.
2. Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian, dapat
ditegakkan diagnosis keperawatan
yaitu Ketidakpatuhan berhubungan
dengan masalah kesehatan yang
membutuhkan perubahan pola hidup
3. Rencana Keperawatan
Pada klien telah ditetapkan rencana
keperawatan sesuai dengan tinjauan
pustaka yaitu melakukan identifikasi
kepatuhan menjalankan pengobatan,
mengidentifikasi tingkat pemahaman
pada penyakit, komplikasi dan
pengobatan yang dianjurkan,
melakukan edukasi tentang diet 3J,
menganjurkan melakukan kontrol
gula darah secara rutin dan
menganjurkan melakukan latihan
fisiksecara teratur, melakukan
kolaborasi dalam pemberian diet 3J
dan melakukan kolaborasi dalam
pemberian insulin
4. Implementasi
keperawatan
Pada klien dari 13 rencana
keperawatan yang telah
direncanakan pada klien, 13 rencana
keperawatan telah dilakukan
implementasi pada klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada klien dewasa Diabetes
Mellitus dengan masalah
Ketidakpatuhan di Rumah Sakit
Bala Keselamatan Bokor Turen .
Klien dilakukan pengkajian sampai
dengan hasil evaluasi selama 3 hari
dengan kriteria hasil lelah/lesu
menurun, kadar glukosa dalam
darah membaik, tanda-tanda vital
dalam batas normal, dan klien
diperbolehkan pulang.
Pembahasan
1. Pengkajian
Klien mengatakan berumur 56 tahun.
Klien datang dengan keluhan badan
lemes dan mual. Saat dilakukan
pengkajian terdapat luka pada jari
telunjuk tangan kiri, luka babras pada
jari ke tiga dan keempat tangan kiri
dan siku tangan kiri bengkak. Klien
mengatakan memiliki riwayat
Diabetes sejak 6 tahun yang lalu.
Klien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga. Klien
mengatakan suami dan adik klien
juga menderita sakit Diabetes. Klien
mengatakan saat dirumah tidak
memiliki makanan pantangan
apapun. Klien mengatakan makan
makanan sehari 3 kali dengan jadwal
makan tidak teratur karena klien
sibuk dengan pekerjaanya di usaha
konveksi dengan waktu istirahat
yang tidak tentu. Klien suka makan
cemilan singkong rebus dan keripik.
Klien mengatakan suka minum teh
saat pagi tanpa mengganti gula
dengan gula anti Diabetes. Klien
mengatakan minum air putih 8-10
gelas setiap hari (2500cc)
Klien mengatakan aktivitas sehari-
hari menjalani usaha konveksi mulai
jam 09.00-20.00 WIB. Klien tidur
siang pada jam 12.00-15.00 WIB
dan pada malam hari klien terbiasa
tidur pada jam 24.00 WIB dan
bangun di jam 06.00 WIB. Klien
terbangun pada malam hari hanya
untuk BAK. Klien mengatakan
minum obat Diabetes dengan cara
membeli sendiri di apotik dan sudah
sejak 3 bulan terakhir tidak pernah
kontrol ke puskesmas karena takut
wabah corona. Klien melakukan
kontrol gula darah secara mandiri
hanya saat tubuhnya merasa tidak
enak saja. Klien mengatakan sudah
3 tahun terakhir tidak pernah
melakukan aktivitas olah raga. Saat
di RS klien mendapatkan Diet 1700
kal. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital :
- TD : 127/86mmHg, Nadi :
100x/mnt, Suhu : 36,3C, RR :
20x/mnt dan hasil pemeriksaan
GDA : 533 mg/dL. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan BB
: 45 kg, TB 150cm, IMT : 15
tergolong kurus.
Pengkajian pada klien menurut
Riyadi dan Sukarmin (2013)
Penderita Diabetes Mellitus
mengalami keluhan dengan adanya
peningkatan frekuensi BAK pada
malam hari, sering merasa lapar,
dan haus, merasa kesemutan pada
kaki, penglihatan semakin kabur
serta klien sebelumnya mempunyai
berat badan berlebih.Menurut
Susilowati(2014) Penderita diabetes
cenderung mengalami penurunan
berat badan dan cenderung
mengkonsumsi glukosa berlebih
dengan jam dan porsi tidak teratur.
Menurut Susilowati(2014) seorang
penderita diabetes akan mengalami
ketidakmampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari secara
maksimal serta mudah mengalami
kelelahan dikarenakan adanya luka
ganggren dan kelemahan otot-otot
pada bagian tungkai bawah.
Menurut Willem Pieter (2013) kurus
ramping pada diabetes fase lanjutan
dan lama tidak melakukan terapi,
sedangkan pada penderita gemuk
padat atau gendut merupakan fase
awal penyakit atau penderita
lanjutan dengan pengobatan rutin
dan pola makan yang masih belum
terkontrol. Menurut Tndra (2013)
Penatalaksanaan DM perlu
dilakukan meliputi edukasi, latihan
fisik, terapi farmakologi, program
diet dan kontrol gula darah
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut peneliti berdasarkan
pengkajian dan pemeriksaan pada
klien dapat ditegakkan Diagnosis
Keperawatan yaitu Ketidakpatuhan
berhubungan dengan program terapi
kompleks dan atau lama. Faktor
yang mempengaruhi ketidakpatuhan
pada pasien Diabetes Mellitus
diantaranya pemahaman tentang
instruksi yang kurang, pengetahuan
klien tentang pengelolaan Diabetes,
Isolasi sosial dan keluarga serta
keyakinan sikap dan kepribadian.
Dari Diagnosa yang telah ditetapkan
pada klien hal ini sesuai dengan teori
menurut PPNI (2018) yang
mengatakan bahwa salah satu
Diagnosis Keperawatan klien
Diabetes Mellitus adalah
Ketidakpatuhan berhubungan
dengan program terapi kompleks dan
atau lama. Dengan batasan
karakteristik :
1) Perilaku tidak mengikuti program
2) Perilaku tidak menjalankan
anjuran
3) Tampak tanda gejala/ masalah
kesehatan masih ada atau
meningkat
4) Tampak komplikasi penyakit/
masalah kesehatan menetap atau
meningkat.
Menurut Bulechek, Butcher,
Dochterman, & Wagner (2016)
Ketidakpatuhan adalah perilaku
individu yang tidak sesuai dengan
rencana promosi kesehatan atau
teurapetik yang ditetapkan oleh
individu (dan atau keluarga dan
komunitas) serta profesional pelayan
kesehatan.
3. Rencana Keperawatan
Pada klien ditetapkan tujuan yaitu :
Setelah dilakukan Studi Kasus klien
dapat mematuhi tindakan dan
melaksanakan anjuran dengan
penerapan promosi Kepatuhan
pengobatan dan edukasi diet.
Tujuan yang telah ditetapkan pada
klien dan pada tinjauan pustaka
sesuai PPNI (2018) yang
mengatakan bahwa penetapan tujuan
rencana keperawatan bagi klien
Diabetes Mellitus dengan masalah
ketidakpatuhan adalah klien dapat
mematuhi tindakan pengobatan dan
melaksanakan anjuran
Menurut Soegondo (2008) Tujuan
pengobatan Diabetes adalah
mengurangi, memperbaiki kualitas
hidup dan mencegah terjadinya
komplikasi mikrovaskular dan
makrovaskular melalui pencapaian,
normoglikemia, normolipidemia,
kendali tekanan darah, usaha
menghentikan merokok dan terapi
anti trombotik.
4. Implementasi Keperawatan
Pada klien ditetapkan 13 intervensi
menurut teori yang ditetapkan ,
semua tindakan berdasarkan inform
consent dari klien dan keluarga
Berdasarkan Intervensi diatas
dilakukan 13 implementasi pada
klien meliputi promosi kepatuhan
pengobatan dan edukasi diet
Hal tersebut sesuai dengan Setiadi
(2012) yang menyatakan bahwa
implementasi keperawatan
merupakan pengelolaan dan rencana
keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan atau
intervensi. Implementasi merupakan
realisasi tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga
meliputi pengumpulan data
berkelanjutan. Mengobservasi
respon klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan dan menilai
data yang baru (Nikmatur dan
Wahid, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari, masalah
ketidakpatuhan pada klien belum
teratasi dengan memenuhi 4 dari 5
kriteria hasil yang ada dikarenakan
tanda dan gejala penyakit belum
mengalami penurunan dibuktikan
dengan nilai kadar gula belum
mencapai batas normal.
Menurut Arizal Fahri (2013)
Keberhasilan terapi untuk mengatasi
Diabetes dipengaruhi oleh
kepatuhan penderita diabetes untuk
menjaga kesehatannya. Dengan
kepatuhan yang baik dalam
pengobatan akan tercapai hasil yang
optimal. Penderita diabetes harus
mempunyai kesadaran diri untuk
bersikap patuh karena hal tersebut
akan mengurangi kegagalan dalam
pengobatan yang berakibat
menurunnya kesehatan.
Kesimpulan
Studi Kasus pada 1 pasien penyakit
Diabetes Mellitus dengan masalah
Ketidakpatuhan di Rumah Sakit Bala
Keselamatan Bokor Turen dapat
dilaksanakan selama 3 hari setelah
dilakukan Studi Kasus sampai
dengan evaluasi. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan kondisi klien
mampu menunjukkan kepatuhan
dalam melaksanakan lima pilar
penatalaksanaan pada pasien
Diabetes Mellitus.
Daftar Pustaka
American Diabetes Association,
(2014). Nutrition
Recommendations and
Interventions For Diabetes a
Position Statement Of the
American Diabetes
Association,http://care.Diabete
sJournals.org/content/13/suple
ment1/S61.full, diakses pada
10 juli 2018.
Arizal Fahri,( 2013). Perawat yang
profesional, Jakarta : Bina
Media Perintis.
Bulechek, Bucher, Dochterman, &
Wagner (2016). Nursing
Intervension Clasification
(NIC): Amerika: Elsevier.
Chazawi Adami, (2014), Kedokteran,
Malang : Bayumedia.
Depkes RI,( 2013), Diabetes
Mellitus Masalah Kesehatan
Yang Serius , Jakarta : Depkes
RI.
Dr. Kevin Andrian,(2018), Diabetes
Mellitus : Gejala, Penyebab,
dan pengobatannya.
https://hellosehat.com
Ginting, M.( 2014). Patofisiologi
Buku Ajar Ilustrasi. Tangerang
Selatan, Binarupa Aksara.
Hasdianah, (2013). Mengenal
Diabetes Melitus Pada Orang
Dewasa dan Anak – Anak
Dengan solusi Herbal.
Yogyakarta : Nuha Medika.
IDF, (2017) , IDF Diabetes Atlas,
http:/www:idf.org/atlas
map/atlas map, 23 Januari
2015.
Isniati, (2013). Hubungan Diet
Penderita Diabetes Mellitus
Dengan Keterkendalian Gula
Darah. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, September 2010,
1 (2) FK Unand, Padang.
Kementerian Kesehatan, (2014).
Data prevalensi Penderita
Diabetes Mellitus di Jawa
Timur, Jakarta.
Muttaqin, Arif. (2012). Buku Ajar
Studi Kasus Klien dengan
Gangguan Sistem Endokrin,
Jakarta : Salemba medika.
Nikmatur, Rohmah dan Wahid,
Saiful, (2017), Proses
Keperawatan Teori dan
Aplikasi, Jakarta: Ar Ruzz
Media
Niven, (2012). Psikologi Kesehatan:
Pengantar untuk perawat dan
Tenaga Kesehatan Profesional
lain. Jakarta: EGC.
PERKENI, (2015). Konsensus
Pengelolaan Diabetes Mellitus
dan Pencegahan Pada
Diabetes Mellitus Tipe 2 PB,
Jakarta : Rineka Cipta.
PERKENI. (2015). Data Prevalensi
Penderita Diabetes di
Indonesia.
PERKENI. (2019) Pedoman
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus tipe 2
Potter & Perry, (2016), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, & Praktik,
Jakarta : EGC.
PPNI, (2017). Standart Diagnosis
Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta, DPP
PPNI.
PPNI, (2019). Standart Luaran
Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator
Diagnostik, Jakarta : Tim Pokja
SDKI DPP PPNI
PPNI, (2018). Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : DPP
PPNI
PPNI, (2016). Standart Diagnosis
Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator
Diagnostik, (Edisi 1), Jakarta:
DPPPPNI.
Pudiastuti, R. Dewi, (2013).
Penyakit Penyakit – Penyakit
Mematikan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Riyadi, S, dan Sukarmin, (2013).
Studi Kasus Pada Pasien
Dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Rohman. MS, (2010). Pathogenesis
dan Terapi Sindroma
Metabolik. Kardiol. Ind. 28 :
160 – 168.
Setiadi, (2012), Konsep & Penulisan
Dokumentasi Keperawatan,
Graha Ilmu: Yogyakarta
Smeltzer & Bare (2015) , Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Bruner & Sudarth Edisi 8
Jakarta : EGC.
Sudaryanto, A, Setiyadi, N. A &
Frankilawati, D. A, (2014).
Hubungan Antara Pola Makan
Genetik dan Kebiasaan
Olahraga Terhadap Kejadian
Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas
Nusukan Banjarsari. Jurnal
Keperawatan, 5, 19 – 23.
Susilowati, Martina. (2014).
Patofisiologi Buku Ajar
Ilustrasi. Tangerang Selatan :
Binarupa Aksara.
Soegondo, (2008). Diagnosis dan
Klasifikasi Diabetes Mellitus
Terkini: Dalam
Penatalaksanaan Diabetes
Terpadu, Jakarta: Balai
Penerbit FK UI: 2007
Tandra, (2013). Life Healthy With
Diabetes. Yogyakarta: Rapha
Publishing..
Wijaya, Andra S, Putri, Yessie M,
(2013). Keperawatan Medikal
Bedah 2 (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta :
Nugraha Medika