studi kasus mekanisme transport sedimen

29
TUGAS MAKALAH HIDROLIKA PANTAI Studi Kasus Mekanisme Transport Sedimen Pantai “KAJIAN LAJU TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI AKKARENA” Oleh: Anne Hanifah 26020212120010 Oseanografi A PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

Upload: anne-hanifah

Post on 08-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Bagaimana mekanisme transport sedimen

TRANSCRIPT

  • TUGAS MAKALAH

    HIDROLIKA PANTAI

    Studi Kasus Mekanisme Transport Sedimen Pantai

    KAJIAN LAJU TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI AKKARENA

    Oleh:

    Anne Hanifah

    26020212120010

    Oseanografi A

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    JURUSAN ILMU KELAUTAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    2014

  • I. Pendahuluan

    1.1 Latar belakang

    Pantai adalah gambaran nyata interaksi dinamis antara air, angin dan

    material (tanah). Angin dan air yang bergerak membawa material dari tempat

    ketempat lain. Mengikis tanah dan kemudian mengendapkannya di suatu tempat

    secara kontinyu. Sehingga terjadi perubahan garis pantai. Energi yang diperoleh

    untuk gerakan air dan angin sebagian berasal dari pemenasan matahari. dan

    sebagian berasal dari gaya-gaya astronomi (matahari, bulan dan bumi).

    Perpindahan angin atau udara terjadi karena adanya perbedaan pemanasan sinar

    matahari yang tidak merata di suatu lokasi. Perbedaan sinar matahari ini pun

    menyebabkan terjadinya pergerakan air laut (arus laut) selain juga adanya aliran

    suangai dari muara. Rentang (range) pasang surut dan kekuatan arus pasang surut

    ditentukan oleh kombinasi efek gravitasi matahari. Sedangkan gelombang terjadi

    karena hembusan angina dipermukaan air. Daerah dimana gelombang di bentuk

    disebut daerah pembangkit gelombang (wave generating area). Gelombang yang

    terjadi di pembangkit disebut sea sedangkan gelombang yang terbentuk diluar

    pembangkit disebut swell ketika gelombang menjalar, partikel air bergerak

    dalam suatu lingkaran vertical kecil dan tetap pada posisinya selagi bentuk dan

    energi gelombang berjalan maju. Patikel air dipermukan bergerak dalam sebuah

    lingkaran besar dan membentuk puncak gelombang di puncak lingkaran dan

    lembah gelombang pada lintasan terendah. Dibawah permukaan, air bergerak

    dalam lingkaran linkaran kecil hingga kedalaman yang lebih besar dari panjang

    gelombang air sukar bergerak.

  • Salah satu proses yang terjadi di pantai dan sangat perlu diperhatikan

    adalah transpor sedimen sejajar pantai (longshore sediment transport). Proses

    transpor sedimen sejajar pantai dapat mengakibatkan perubahan garis pantai

    seperti erosi yang berdampak pada mundurnya garis pantai(abrasi), atau

    menyebabkan pendangkalan yang berakibat pada majunya garis pantai(akresi)

    yang akhirnya mengurangi fungsi pantai atau bangunan pantai. Transpor sedimen

    dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor sedimen menuju dan meninggalkan

    pantai (onshore - offshore transport) yang memiliki arah rata-rata tegak lurus

    pantai dan transpor sepanjang pantai (longshore transport) yang memiliki arah

    rata-rata sejajar pantai. Pada saat gelombang mendekati pantai, gelombang mulai

    bergesekan dengan dasar laut dan menyebabkan pecahnya gelombang di tepi

    pantai. Hal ini menyebabkan terjadinya turbulensi yang kemudian membawa

    material dari dasar pantai atau menyebabkan terkikisnya bukit-bukit pasir (dunes)

    di pantai.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya akresi atau erosi yang

    terjadi di Pantai Akkarena. Metodologi yang digunakan adalah pengukuran hidro

    oseanografi sesaat dan pengamatan foto satelit di Pantai Akkarena serta

    perbandingan dengan perhitungan empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    angkutan sedimen tegak lurus pantai dominan ke arah Barat dan angkutan

    sedimen sejajar pantai dominan ke arah Selatan. Hal ini mengakibatkan Pantai

    Akkarena mengalami erosi yang cukup signifikan, terutama di daerah sekitar

    muara sungai tertutup.

  • 1.2 Tujuan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa-apa saja yang

    dimaksud dengan :

    Mekanisme/proses terjadinya Littoral Transport, dan sketsanya/gambar litoral

    transpor.

    Parameter pendukung terjadinya Littoral Transport

    Mengetahui besarnya akresi atau erosi yang terjadi di lokasi studi kasus

    1.3 Manfaat

    Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah mengetahui

    bagaimana mekanisme transport sedimen di pantai dan parameter-parameter apa

    saja yang mendukung terjadinya transport sedimen di pantai.

  • II. Tinjauan Pustaka

    2.1 Pantai

    Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan.

    Dimana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah

    permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah

    lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai

    dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi

    dibawahnya (Triadmodjo,1999). Beberapa istilah kepantaian yang perlu diketahui

    diantaranya :

    Gambar 2.1a Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan pantai

    (Yuwono, 2005).

    Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya

    dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi baik oleh aktivitas

    darat maupun oleh aktivitas marine.

    Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan

    pasang tertinggi.

  • Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.

    Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh

    aktivitas marine.

    Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas

    daratan.

    Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan

    bagi pengamanan dan pelestarian pantai.

    2.2 Morfologi Pantai

    Pesisir merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan

    dengan dengan laut mulai dari batas muka air laut pada waktu surut terendah

    menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang

    pada waktu badai. Hal ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi

    BAKOSURTANAL (1990) dalam Sutikno (1999: 1) dijelaskan bahwa batas

    wilayah pesisir arah ke darat tersebut ditentukan oleh:

    1) Pengaruh sifat-sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa

    jauh pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air

    akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) dan seberapa jauh

    pengaruh air laut ke dalam air tanah.

    2) Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentarasi ekonomi

    bahari (desa nelayan) sampai arah ke daratan.

    Berdasarkan pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah

    yang mempunyai daerah yang terluas dari ketiga istilah di atas, sebab pesisir

    mencakup wilayah darat sejauh masih mendapat pengaruh laut dan sejauh mana

  • wilayah laut masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air tawar dan sedimen).

    Untuk memperjelas terminology kepantaian dan kepesisiran dapat diperhatikan

    dari Gambar 2.1. Sedangkan untuk kepentingan rekayasa atau teknik pantai,

    Triadmodjo (1999) mendefinisikan pantai sebagai berikut :

    Gambar 2.1b Terminologi pantai untuk keperluan rekayasa pantai

    (Triadmodjo, 1999).

    Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari

    gelombang pecah sampai batas naik-turunnya gelombang di pantai.

    Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah.

    Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya

    gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai.

    Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut

    lepas.

    Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut

    terendah sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi.

    Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore.

  • Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai

    yang terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka

    air tertinggi.

    Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung,

    misalnya pengaruh pasang surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan

    bakau, sand dunes ).

    Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman

    100 atau 150 m (Sibayama, 1992).

    2.3 Pengertian Sedimen

    Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau

    material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh

    media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang

    diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan

    kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi

    dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan

    hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain

    yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Sedangkan Gross (1990)

    mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan

    pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang

    dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia

    yang terjadi di laut. (Umi dan Agus, 2002).

    Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam aliran, tergantung pada

    keseimbangan antara kecepatan ke alas pada partikel (gaya tarik dan gaya angkat)

  • dan kecepatan pengendapan partikel. Ada 3 (tiga) macam pergerakan angkutan

    sedimen yaitu:

    1) Bed Load Transport

    Partikel kasar yang bergerak di sepanjang dasar sungai secara keseluruhan

    disebut dengan bed load. Adanya bed load ditunjukkan oleh gerakan

    partikel di dasar sungai yang ukurannya besar, gerakan itu dapat bergeser,

    menggelinding atau meloncat-loncat, akan tetapi tidak pernah lepas dari

    dasar sungai. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran

    yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif lambat, sehingga material

    yang terbawa arus sifatnya hanya menggelinding sepanjang saluran.

    2) Wash Load Transport

    Wash load adalah angkutan partikel halus yang dapat berupa lempung

    (silk) dan debu (dust), yang terbawa oleh aliran sungai. Partikel ini akan

    terbawa aliran sampai ke laut, atau dapat juga mengendap pada aliran

    yang tenang atau pada air yang tergenang. Sumber utama dari wash load

    adalah hasil pelapukan lapisan atas batuan atau tanah di dalam daerah

    aliran sungai. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran

    yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif cepat, sehingga material

    yang terbawa arus membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya dorong

    pada material tersebut.

    3) Suspended Load Transport

    Suspended load adalah material dasar sungai (bed material) yang

    melayang di dalam aliran dan terutama terdiri dari butir pasir halus yang

    senantiasa mengambang di atas dasar sungai, karena selalu didorong ke

  • atas oleh turbulensi aliran. Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan

    loncatan material akan semakin sering terjadi sehingga apabila butiran

    tersebut tergerus oleh aliran utama atau aliran turbulen ke arah

    permukaan, maka material tersebut tetap bergerak (melayang) di dalam

    aliran dalam selang waktu tertentu.

    2.4 Transport Sedimen Pantai

    Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang

    disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen

    dibedakan menjadi 2 macam yaitu : transpor menuju dan meninggalkan pantai

    (onshore-offshore transport) yang mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis

    pantai, sedangkan transpor sepanjang pantai (longshore transport) mempunyai

    arah rata-rata sejajar pantai. Transpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua

    komponen utama, yaitu transport sediment dalam bentuk mata gergaji di garis

    pantai dan transport sepanjang pantai di surf zone. Pada waktu gelombang menuju

    pantai dengan membentuk sudut terhadap garis pantai maka gelombang tersebut

    akan naik ke pantai (uprush) yang juga membentuk sudut. Massa air yang naik

    tersebut membentuk lintasan seperti mata gergaji, yang disertai dengan

    terangkutnya sediment dalam arah sepanjang pantai. Komponen yang kedua adalh

    transport sediment yang ditimbulkan oleh arus sepanjang pantai yang

    dibangkitkan oleh gelombang pecah. Transpor sidimen ini terjadi di surf zone.

    Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa massa air dan momentum

    searah penjalarannya. Transpor massa dan momentum tersebut akan menimbulkan

    arus di daerah dekat pantai. Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi

  • yang sangat besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar. Di daerah surf zone,

    kecepatan partikel air hanya bergerak searah penjalaran gelombangnya. Di swash

    zone, gelombang yang memecah pantai menyebabkan massa air bergerak ke atas

    dan kemudian turun kembali pada permukaan pantai. Gerak massa air tersebut

    disertai dengan terangkutnya sedimen.

    Sifat-sifat sedimen pantai dapat mempengaruhi laju transpor sedimen di

    sepanjang pantai. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimen antara lain :

    Karakteristik material sedimen (distribusi dan gradasi butir, kohesifitas

    faktor bentuk, ukuran, rapat massa, dan sebagainya)

    Karakteristik gelombang dan arus (arah dan kecepatan angin, posisi

    pembangkitan gelombang, pasang surut, dan kondisi topografi pantai yang

    bersangkutan)

    Transpor sedimen sepanjang pantai, terbagi dalam 2 kondisi :

    Transpor sedimen dasar, yaitu angkutan sedimen dimana bahan sedimen

    bergerak menggelinding, menggeser atau meloncat di dasar atau dekat

    sekali di atas dasar.

    Transpor sedimen suspensi, yaitu angkutan sedimen yang terjadi ketika

    bahan sedimen yang telah terangkat terbawa bersama sama dengan

    massa air yang bergerak dan selalu terjaga di atas dasar oleh turbulensi air.

    Meskipun pada kenyataannya sangat sulit diketahui kapan transport

    sedimen dasar berakhir dan mulai disebut sebagai transpor sedimen suspensi,

  • namun pengertian akan adanya mekanisme tersebut perlu diperhatikan untuk

    memahami sifat sifat angkutan sedimen di pantai dalam hubungannya dengan

    permulaan gerak sedimen. Pada umumnya, di daerah pantai transpor sedimen

    dasar lebih besar dari pada transpor sedimen susupensi. Selain itu, pergerakan

    sedimen menuju dan meninggalkan pantai dapat terjadi pula pada dua

    kemungkinan. Kemungkinan pertama, sedimen bergerak kembali terbawa

    sirkulasi sel yang berupa rip current dan yang kedua terbawa bersama aliran balik

    (back flows).

    2.5 Mekanisme Transport Sedimen

    2.5.1 Cara Pengangkutan Sedimen

    Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke

    tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di

    bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya.

    Suspensi

    Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi,

    jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja

    yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini

    adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak

    mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang

    buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah

    menyentuh dasar aliran.

  • Bedload transport

    Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi

    menjadi:

    endapan arus traksi

    endapan arus pekat (density current) dan

    endapan suspensi.

    Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada

    umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau

    pasang-surut air laut.

    Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang

    berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

    pemilahan baik

    tidak mengandung masa dasar

    ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah

    (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

    Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi

    dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran

    antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan

    perlapisan bersusun.

    Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media.

    Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam.

  • Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media

    yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan

    nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees

    ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi.

    Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan

    lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.

    Selley (1988) membuat hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan

    yang dihasilkan, sebagai berikut (Tabel IV.1).

    Tabel IV.1 Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang

    dihasilkan (Selley, 1988).

    Sumber: ttp://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html

    Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya

    dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat

    saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan

  • dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa

    sistem seperti itu dalah:

    sistem arus traksi dan suspensi

    sistem arus turbit dan pekat

    sistem suspensi dan kimiawi.

    2.5.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

    Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa,

    baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

    (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.

    2.5.3 Gravity

    Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3

    macam sedimen :

    dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa

    sistem seperti itu dalah:

    sistem arus traksi dan suspensi

    sistem arus turbit dan pekat

    sistem suspensi dan kimiawi.

    2.5.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

    Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa,

    baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

    (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.

    2.5.3 Gravity

    Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3

    macam sedimen :

    dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa

    sistem seperti itu dalah:

    sistem arus traksi dan suspensi

    sistem arus turbit dan pekat

    sistem suspensi dan kimiawi.

    2.5.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

    Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa,

    baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

    (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.

    2.5.3 Gravity

    Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3

    macam sedimen :

  • Debris flows (umumnya mud flows)

    Grain flows

    Fluidized flows

    Mud flows (interparticle interaction)

    Ada 2 : di bawah air dan di darat

    Ciri sedimen hasil mud flows:

    dikuasai matrik (matrix-dominated sediment)

    sortasi jelek

    pejal (tak berlapis)

    Grain flows (grain interaction)

    Ciri sedimen hasil grain flows:

    dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment)

    terpilah baik dan bebas lempung

    Fluidized flows

    Ciri sedimennya:

    tebal, non-graded clean sand

    batas atas dan bawahnya kabur

    umumnya terdapat struktur piring (dish structures).

  • Transportasi sedimen oleh gravitasi dapat terjadi di lingkungan subaerial

    maupun subaqueous (darat dan berair). Transport gravitasi pada lingkungan

    bawah laut cukup umum terjadi. Karakteristik transport sedimen oleh gravitasi

    adalah adanya pergerakan massa sedimen (bukan lagi per partikel seperti pada

    fluida tapi massa besar!). Istilah pergerakan massa sedimen oleh gravitasi ini

    dikenal sebagai gravity mass movement dan jenisnya macam-macam: ada rock

    falls, slide, dan sediment gravity flow. Rock fall mencakup blok atau klastika yang

    lepas jatuh bebas dari tebing atau lereng yang curam. Slide merpakan mekanisme

    pergerakan massa dari batuan atau sedimen karena longsor atau shear failure yang

    terjadi pada suatu massa batuan yang mengalami deformasi internal. Sediment

    gravity flow merupakan tipe pergerakan fluida dari suatu massa batuan yang

    mengalami deformasi internal (longsoran pada lereng lingkungan berair).

    Di lingkungan subaerial gravity flow juga terjadi contohnya longsoran

    (avalanche), aliran piroklastik dan base surge flow yang dihasilkan oleh hasil

    erupsi volkanik, grain flow dari pasir kering pada bidang sentuh gumuk pasir, dan

    lingkungan volcanic dan non volcanic tempat tejradinya aliran debris dan aliran

    lumpur (debris flow dan mud flow). Di lingkungan subaqueous fenomena

    sediment gravity flow yang umum berupa grain flow, debris flow, turbidite flow

    dan liquified sediment flow (atau dikenal juga sebagai liquifaction flow atau di

    beberapa buku disebut juga sebagai liquidized flow).

    Sediment gravity flow terjadi jika dan hanya jika butiran terpisah dari

    massanya dan sudut geser dalam meluas kemudian kosehifitas (kerekatan) batuan

  • dengan massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stabil lagi menahan

    beban yang akan bergerak turun karena gaya gravitasi.

    Empat jenis teoritis dari mekanisme dispersif dan support butiran dalam aliran

    yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran turbulen,

    upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas karena goncangan),

    grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matrix.

    2.6 Studi Kasus Di Pantai Akkarena

    Pantai Akkarena merupakan pantai yang terletak di daerah Timur Kota

    Makasssar dan berada di bagian wilayah kota (BWK) pariwisata. Pantai ini

    dimanfaatkan oleh penduduk kota Makassar sebagai tempat rekreasi. Lokasinya

    yang berada di daerah pariwisata membuat kondisi pantai ini sangat dipengaruhi

    oleh kegiatan manusia di sekitar pantai. Hal yang paling mencolok adalah

    perubahan garis Pantai Akkarena yang disebabkan oleh laju transpor sedimen

    sepanjang pantai, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar pantai.

    Pembangunan Trans Studio Makassar dan penutupan salah satu muara Sungai

    Jeneberang diduga mengakibatkan terhambatnya transpor sedimen sepanjang

    dengan massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stabil lagi menahan

    beban yang akan bergerak turun karena gaya gravitasi.

    Empat jenis teoritis dari mekanisme dispersif dan support butiran dalam aliran

    yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran turbulen,

    upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas karena goncangan),

    grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matrix.

    2.6 Studi Kasus Di Pantai Akkarena

    Pantai Akkarena merupakan pantai yang terletak di daerah Timur Kota

    Makasssar dan berada di bagian wilayah kota (BWK) pariwisata. Pantai ini

    dimanfaatkan oleh penduduk kota Makassar sebagai tempat rekreasi. Lokasinya

    yang berada di daerah pariwisata membuat kondisi pantai ini sangat dipengaruhi

    oleh kegiatan manusia di sekitar pantai. Hal yang paling mencolok adalah

    perubahan garis Pantai Akkarena yang disebabkan oleh laju transpor sedimen

    sepanjang pantai, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar pantai.

    Pembangunan Trans Studio Makassar dan penutupan salah satu muara Sungai

    Jeneberang diduga mengakibatkan terhambatnya transpor sedimen sepanjang

    dengan massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stabil lagi menahan

    beban yang akan bergerak turun karena gaya gravitasi.

    Empat jenis teoritis dari mekanisme dispersif dan support butiran dalam aliran

    yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran turbulen,

    upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas karena goncangan),

    grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matrix.

    2.6 Studi Kasus Di Pantai Akkarena

    Pantai Akkarena merupakan pantai yang terletak di daerah Timur Kota

    Makasssar dan berada di bagian wilayah kota (BWK) pariwisata. Pantai ini

    dimanfaatkan oleh penduduk kota Makassar sebagai tempat rekreasi. Lokasinya

    yang berada di daerah pariwisata membuat kondisi pantai ini sangat dipengaruhi

    oleh kegiatan manusia di sekitar pantai. Hal yang paling mencolok adalah

    perubahan garis Pantai Akkarena yang disebabkan oleh laju transpor sedimen

    sepanjang pantai, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar pantai.

    Pembangunan Trans Studio Makassar dan penutupan salah satu muara Sungai

    Jeneberang diduga mengakibatkan terhambatnya transpor sedimen sepanjang

  • Pantai Akkarena. Seiring dengan perkembangan piranti lunak (software) yang

    demikian pesat model matematika seringkali menjadi pilihan sebagai alat untuk

    mempelajari perilaku yang terjadi oleh karena disamping biayanya yang murah,

    model ini dapat mencakup dimensi ruang dan waktu yang panjang. Oleh karena

    itu penulis menggunakan program SMS (Surface Modelling System) untuk

    memodelkan arus (RMA2) dan gelombang (CGWAVE) di lokasi penelitian.

    Gambar 1. Lokasi penelitian.

    Batimetri

    Kondisi batimetri pantai akkarena disimulasikan dengan menggunakan program

    SMS bedasarkan data yang di perolehdari Direktorat Jendral Perhubungan Laut

    kota Makassar. Dengan kedalaman berkisar antara 0 - 14,44 m.

  • Gelombang

    Model transformasi gelombang pada lokasi penelitian disesuaikan dengan bentuk

    pantai dan arah angin yang dapat membangkitkan gelombang. Model transformasi

    gelombang diperoleh dari hasil running program CGWAVE dengan output

    meliputi Model kedalaman laut, tinggi, periode, arah penjalaran gelombang dan

    wave phase. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 2. Batimetri di lokasi penelitian.

  • Gambar 3. Tinggi dan arah penjalaran gelombang.

    Gambar 4. Wave phase.

    Gambar 4 menunjukkan fase gelombang dipermukaan. Deretan gelombang

    menjalar dari arah Barat Laut bergerak berusaha sejajar garis pantai namun ketika

    menuju garis pantai arah penjalaran gelombang mengalami pembelokan. Hal ini

  • disebabkan perubahan kedalaman/kontur sehingga menyebakan terjadinya

    refraksi. Kondisi kedalaman/kontur juga mempengaruhi panjang gelombang,

    semakin mendekati pantai kedalaman laut menjadi berkurang dan panjang

    gelombang juga ikut berkurang.

    SedimenData sedimen didapat dari hasil pengukuran menggunakan trap sediment yang

    ditanam sesuai dengan arah mata angin selama 24 jam. Sedimen yang telah

    terperangkap kemudian dikeringkan lalu ditimbang di Laboratorium

    Geomorfologi dan Manajemen Pantai Fakultas Kelautan & Perikanan

    Universitas Hasanuddin. Hasil dari pengukuran disajikan dalam bentuk tabel

    sebagai berikut:

    Tabel 2. Berat kering sedimen setelah ditimbang.

    Setelah dikeringkan dan ditimbang, sedimen kemudian diayak untuk

    mengetahui distribusi partikel sedimen dilokasi penelitian. Ayakan yang

    digunakan adalah 2mm, 1mm, 0,5mm, 0,25mm, 0,125mm,0,063mm, dan

  • Dari hasil analisa saringan, didapatkan bahwa sedimen yang tertahan pada

    saringan no 60 adalah 60,37%. Berdasarkan tabel klasifikasi Wenthworth, jenis

    sedimen pada arah Timur adalah pasir sangat halus dengan diameter 0,125mm dan

    bersifat non-kohesif. sehingga sangat mudah terangkut oleh gelombang dan arus,

    hal ini memudahkan terjadinya littoral transport di lokasi penelitian.

    Metodologi

    Untuk menghitung transpor sedimen di lokasi penelitian, digunakan rumus

    empiris yang telah ada dan perhitungan berdasarkan hasil pengukuran sesaat.

    Setelah itu, perbandingan foto satelit digunakan untuk melihat perubahan garis

    pantai yang terjadi selama beberapa tahun.

    Rumus Empiris

    adalah berat jenis air (1,03 ton/m), Hb adalah tinggi gelombang pecah (0,78 m),

    Cb adalah cepat rambat gelombang pecah (3,13 m/s), g adalah kecepatan

    gravitasi 9,81 m/s3, ab adalah sudut datang gelombang pecah (450). Berdasarkan

  • perhitungan tersebut didapatkan angkutan sedimen untuk masing-masing rumus

    empiris dalam satuan volume. Untuk mendapatkan massa angkutan sedimen,

    digunakan perbandingan massa jenis = M/V. Dengan sedimen adalah 1,4 gr/

    cm. Maka di dapatkan massa angkutan sedimen adalah volume dikalikan dengan

    massa jenis sedimen.

    Perhitungan diatas merupakan jumlah angkutan sedimen terbanyak menuju

    arah Selatan dan mencakup seluruh daerah di lokasi penelitian, yaitu 50.625 m.

    Jadi didapatkan jumlah angkutan sedimen tiap luasan dalam 1 hari adalah:

  • Perhitungan Sesaat

    Perhitungan pengukuran sesaat menggunakan data hasil penilitian langsung di

    lapangan arah Selatan. Data sedimen merupakan sedimen suspensi yang

    terperangkap di sediment trap yaitu (M=344,63gr). Untuk menghitung cakupan

    data sesaat dalam 1 sel dapat menggunakan persamaan:

    Dimana y adalah Jarak antara garis pantai pada saat pasang tertinggi dan surut

    terendah (18,4 m), t adalah Waktu (24 hours), Q adalah Transpor sedimen

    sepanjang pantai (344,63 gr), x adalah Jarak searah panjang pantai, d adalah

    kedalaman gelombang pecah (-1m).

    Jadi, data perhitungan sesaat mewakili panjang pantai 449,517 m,

    dibulatkan menjadi 450m atau sepanjang Pantai Akkarena dan luas cakupan

    daerah penelitian yaitu panjang garis pantai dikalikan dengan jarak titik

    pemasangan sediment trap ke garis pantai, 450m x 25m = 11.250 m2 . Sehingga

    didapatkan jumlah angkutan sedimen tiap luasan adalah 0,031 gr/m2.

    Besarnya perbedaan jumlah angkutan sedimen antara perhitungan empiris

    dan perhitungan sesaat karena data-data perhitungan sesaat hanya mewakili

    kondisi pantai dalam 1 hari penelitian dan hanya mencakup sebagian dari total

    keseluruhan luas lokasi penelitian. yaitu 11.250 m2 (Pantai Akkarena) dari total

    50.625 m2 luas keseluruhan lokasi penelitian.

  • Foto satelit dan perubahan garis pantai:

    Pengukuran sesaat dan perhitungan empiris menunjukkan bahwa Pantai

    Akkarena mengalami erosi. Selajutnya, dilakukan pengukuran menggunakan foto

    satelit yang bertujuan untuk mengetahui besarnya erosi yang terjadi di Pantai

    Akkarena dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Foto satelit yang digunakan

    bersumber dari Google Earth.com dan pengukuran menggunakan fasilitas ruler

    yang telah tersedia.

    Proses pengukuran dilakukan pada 5 titik yang telah ditentukan. Penentuan

    titik-titik tersebut berdasarkan pengamatan foto satelit, mengalami perubahan

    (akresi/erosi) yang cukup signifikan. Dari tahun 2006 hingga tahun 2010 garis

    pantai di tiap titik lokasi penelitian mundur sebesar: Titik A 17,22m, Titik B 64m,

    Titik C 36,49m, Titik D 97m, dan titik E 19,62m.

  • III. Penutup

    Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam aliran, tergantung pada

    keseimbangan antara kecepatan ke alas pada partikel (gaya tarik dan gaya

    angkat).

    Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang

    disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya.

    Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke

    tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload

    tranport.

    Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya

    dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus

    pekat saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme.

    Laju transpor sedimen terbesar pada saat pengukuran, menuju ke arah

    Selatan dengan jumlah sedimen yang terangkut 344,63 gr/hr. Sedimen ini

    terangkut oleh arus sepanjang pantai dari arah Utara menuju ke Selatan

    dengan kecepatan 0,5 m/s. Sedangkan angkutan sedimen tegak lurus pantai

    dominan menuju ke arah Barat (keluar pantai) dengan jumlah 278,35 gr/hr.

    Hal ini menunjukkan pantai mengalami erosi.

    Hasil analisa data Google Earth menunjukkan terjadi abrasi di lokasi

    penelitian.

    Besarnya perbedaan jumlah angkutan sedimen antara perhitungan empiris

    dan perhitungan sesaat karena data-data perhitungan sesaat hanya

  • mewakili kondisi pantai dalam 1 hari penelitian dan hanya mencakup

    sebagian dari total keseluruhan luas lokasi penelitian.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Hutabarat,S dan Evans,S. (1985). Pengantar Oseanografi, Penerbit Universitas

    Indonesia (UI-Press), Jakarta.

    Muawanah, Umi dan Agus Supangkat.1998.Pengantar dan Sedimen Dasar Laut.

    Jakarta:Badan Ristek dan Perikanan.

    Mulyanto,H. (2010). Prinsip Rekayasa Pengendalian Muara dan Pantai, Graha

    Ilmu, Yogyakarta. Parman,S. (2010). Deteksi Perubahan Garis Pantai

    Melalui Citra Penginderaan Jauh Di Pantai Utara Semarang Demak,

    Jurnal Geografi, Jurusan Geografi FIS - UNNES, Semarang.

    Munandar, Fikri Aris dan Achmad Yasir Baeda. 2014. Kajian Laju Transpor

    Sedimen di Pantai Akkarena. Lab. Teknik Pantai dan Lingkungan,

    Universitas Hasanuddin Kampus Teknik Unhas Gowa . Jurnal Lingkar

    Widyaiswara. Prodi Teknik Kelautan Fakultas Teknik,

    Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008. Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif.

    BPPT. Jakarta.

    Triatmojo, B. 1999. Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.

    Widada, Sugeng.2002.Modul Mata Kuliah.Semarang:Universitas Diponegoro.