studi kasus fitria kasih perbaikan

78
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “E” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 – 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012 Oleh: Fitria Kasih 1021995

Upload: komp-aan

Post on 24-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “E” G1P0A0H0 USIA

KEHAMILAN 29 – 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM

TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

Oleh:

Fitria Kasih

1021995

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2012

Page 2: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik dengan judul

“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 –

30 Minggu dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di BPS Vera Kornita Skm

Tanggal 25 September 2012”. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat

tugas akhir Praktek Klinik Kebidanan II yang harus dipenuhi oleh setiap

mahasiswi Kebidanan STIKes MERCUBAJTIJAYA Padang pada

Semester V.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat

bantuan, bimbingan dan dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ny.E sebagai klien yang telah bersedia bekerja sama dalam

penulisan laporan studi kasus ini.

2. Ibu Vera Kornita SKM selaku pembimbing klinik yang telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan kasus ini.

3. Ibu Sunesni S.Si.T M.Biomed sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dengan kesabaran, ketekunan

dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

ini.

4. Ibu Devi Syarief, S.SiT, M.Keb sebagai ketua Prodi D III kebidanan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.

5. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan semangat dan

dukungan dalam menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini.

i

Page 3: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan

mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, karena itu penulis

mengharapkan masukan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan

berguna bagi kita semua khususnya dalam bidang kesehatan.

Padang, Oktober 2012

Penulis

ii

Page 4: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

iii

Page 5: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikor yang paling penting

untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negara untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan, Khususnya dalam bidang obstetri. Adapun penyebab kematian maternal dan

perinatal dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu penyebab kematian langsung,

penyebab kematian antara, dan penyebab kematian secara tidak langsung.

Ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu infeksi, perdarahan dan preeklampsia

yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin yang dikandungnya.

Menurut data yang didapat dari WHO pada tahun 2005 terdapat 536.000 kematian maternal

di dunia yaitu 25% disebabkan oleh perdarahan, infeksi 15% dan eklamsia 12%.2 Dari data

yang didapat dari WHO, pada kurun waktu 1997-2002, hipertensi dalam kehamilan seperti

preeklamsia adalah penyebab kematian maternal utama di Amerika Latin sebesar 25,7% dan

penyebab kematian kedua di negara maju dengan presentase sebesar 16,1%.

Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering kali muncul selama

kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan. Hipertensi dalam

kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/kesakitan pada ibu ( termasuk kejang, eklamsia,

perdarahan otak, oedema paru [ cairan di dalam paru], gagal ginjal akut, dan

penggumpalan/pengentalan darah didalam pembuluh darah), serta morbiditas pada janin

( termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim,

solusio plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur).

Hipertensi dalam Kehamilan ( HDK ) adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

ibu disamping perdarahan dan infeksi. Pada HDK juga juga didapati angka mortalitas dan

morbiditas bayi yang cukup tinggi. Di Indonesia, preeklamsia dan eklamsia merupakan

penyebab dari 30-40 % kematian perinatal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia

telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Oleh karena itu

diperlukan perhatian, serta penanganan yang serius terhadap ibu hamil dengan penyakit ini.

Sedangkan angka kejadian hipertensi di Sumatera Barat tahun 2008 adalah 90 orang,

tahun 2009 adalah 143 orang dan pada tahun 2010 adalah 159 orang. Setelah melihat angka

kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Sumatera Barat tahun 2008-2010 angka kejadiannya

meningkat.

1

Page 6: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Bidan Vera Kornita SKM adalah salah satu Bidan Praktek Swasta ( BPS ) di Pesisir

Selatan. Mahasiswa kebidanan tingkat 3 STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG memakai

BPS Vera Kornita SKM sebagai tempat Praktek Klinik Kebidanan (PKK) III. Pada saat

penulis sedang melaksanakan praktek di tempat BPS Vera Kornita SKM ini, penulis menem

ukan ibu hamil dengan hipertensi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 – 30 Minggu

Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012.

Sehingga hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih

mendalam kepada mahasiswa kebidanan tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.

“E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 – 30 Minggu Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps

Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan kasus ini penulis membatasi masalah yaitu penerapan manajemen

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi Ny. “E” di BPS VERA KORNITA SKM

tanggal 25 September 2012.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola

pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus kehamilan

dengan hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Dapat melaksanaan pengkajian data dengan cara wawancara, observasi dan

pemeriksaan kasus pada kehamilan dengan hipertensi.

1.3.2.2 Dapat menegakkan diagnosa, mengkaji masalah dan kebutuhan pada kasus kehamilan

dengan hipertensi.

1.3.2.3 Dapat mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada kasus kehamilan

dengan hipertensi.

1.3.2.4 Dapat menentukan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan hipertensi.

2

Page 7: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

1.3.2.5 Dapat membuat rencana asuhan kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi

sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan.

1.3.2.6 Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efesien pada kasus kehamilan

dengan hipertensi.

1.3.2.7 Dapat mengevaluasi usaha yang telah diberikan pada kasus kehamiln dengan

hipertensi.

1.3.2.8 Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus kehamilan dengan hipertensi.\

1.4 Manfaat Penulisan

Berpedoman dari hasil penerapan manajemen kebidanan yang penulis lakukan

terhadap Ny. “E” kehamilan dengan hipertensi , penulis mengharapkan:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat melaksanakan manajemen

usaha kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi.

2. Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada

klien.

3. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan dalam mencari

pemecahan masalah tersebut.

3

Page 8: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan

2.1.1 Pengertian

Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah komplikasi kehamilan setelah

kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai salah satu

dari : oedema, proteinuria.

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan

merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu

bersalin.( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo, 2010 )

Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih

cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain etiologi yang tidak jelas, Hipertensi dalam

kehamila dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang

pengelolaan hipertensi dalam kehamilan hrus benar benar di pahami oleh semua

tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.

2.1.2 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan

Adapun klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai

protein urin dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau

kehamilan dengan tanda tanda pre eklamsia tetapi tanpa protein urin.

2. Pre eklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai

dengan protein urin.

3. Eklamsia pre eklamsia yang disertai dengan kejan kejang dan/atau koma

4. Preeklamsia superimpose pada hipertensi menahun hipertensi kronik di sertai tanda

tanda pre eklamsia atau hipertensi kronik di sertai protein urin.

5. Hipertensi kronik adalh hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu

atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan

hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.

4

Page 9: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

2.1.3 Kriteria hipertensi dalam kehamilan :

Dibawah ini akan dijelaskan kriteria hipertensi dalam kehamilan yaitu:

1. Kenaikan tekanan darah 30 mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolic

2. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg sesaat dengan interval 6 jam

3. Terdapat oedema atau kenaikan berat badan lebih dari ¾ Kg /setiap minggu

4. Terdapat protein urin

5. Terdapat /disertai konvulasi atau koma

Keberadaan protein urin sangat menetukan pre eklamsia yang menunjukkan

bahwa kerusakan telah mencapai tingkat glomerulus ginjal sehingga fungsinya

menurun atau bersifat patologis

Hipertensi sangat menetukan tingkat kematian perinatal karena dapat terjadi

minimal:

1. Gangguan tumbuh kembang janin intra uterine akibat pertumbuhan plasenta yang

terlalu kecil atau terjadi infark yang luas.

2. Terjadi solusio plasenta yang melebihi sekitar 1/3 luas plasenta

3. Penyebab utama kematian intra uterine adalah terjadinya insufisiensi plasenta yang

menahun atau solusio plasenta

2.1.4 Faktor Risiko

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang

dapat dikelompokkan dalam factor risiko sebagai berikut:

1. Primigravida

2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes

mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.

3. Umur yang ekstrim

4. Riwayat keluarga pernah pre eklamsia/ eklamsia

5. Penyakit penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

6. Obesitas

2.1.5 Patofisiologi

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan

jelas. Banyak teori telah di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam

hehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut di anggap mutlak benar. Teori teori

yang sekarang banyak di anut adalah (Sarwono 2010 hal.532) :

5

Page 10: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

3. Teorinintoleransi imunologik antara ibu dan janin

4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik

5. Teori defisinsi gizi

6. Teori inflamasi

Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang

cabang arteri uterine dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus

miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkurta member cabang arteri radialis.

Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis

member cabang arteri spiralis.

Pada hamil normal dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trovoblas ke

dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut

sehingga terjadi dilatasi arteria spiralis. Infasi trofoblas juga memasuki jaringan

sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan

lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen

arteri spiralis ini member dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi

vascular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran

darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat

menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Prose ini dinamakan “remodeling arteri

spiralis”.

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel sel trofoblas pada

lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis

menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan

mengalami distensi dan fasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami

vasokontrksi, dan terjadi kegagalan ” remodeling arteri spiralis ”, sehingga aliran

darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak

iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan

patogenesi hipertensi dalam kehamilan.

6

Page 11: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Diameter rata-rata artei spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron,

sedangkan pada preeklamsi rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal vasodilatasi

lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke utero plasenta.

Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel

Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan / radikal bebas

Sebagaiman dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam

kehamilan terjadi kegagalan “ remodeling arteri spiralis ”, dengan akibat

plasenta mengalami iskemia.

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan

oksidan (disebut juga radikal bebas).

Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimaan elektron atau

atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.

Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal

hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel

pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan memang dibutuhkan untuk

perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin

dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka

dulu hipertensi dalam kehamilan disebut “ toxaemia ”.

Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak

asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain

akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel

endotel.

Peroksida Lemak Sebagai Oksidan Pada Hipertensi Dalam

Kehamilan

Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan,

khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya

vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi

dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang sangat tinggi.

Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan

beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran

sel endotel. Membrane sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh

peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran

darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak

7

Page 12: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah

menjadi peroksida lemak.

Disfungsi Sel Endotel

Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi

kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel

endotel. Kerusakan sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel

endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini

disebut “ disfungsi endotel ” (endhothelial dysfunction). Pada waktu terjadi

kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka

akan terjadi :

Gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel

endotel, adalah memproduksi prostaglandin yaitu menurunnya

produksi prostasiklin (PGE2): suatu vasodilator kuat.

Agregasi sel sel trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan.

Agregasi sel trombosit ini adalah untuk menutup tempat tempat di

lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit

memproduksi trombosan (TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Dalam

keadaan normal perbandingan kadar prostasiklin ( lebih tinggi

vasodilatator ). Pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih tinggi

dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, dengan

terjadi kenaikan tekanan darah.

Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular

endhoteliosis )

Peningkatan permeabilitas kapilar.

Peningktan produksi bahan bahan vasopresor, yaitu endotelin.

Kadar NO ( vasodilatator ) menurun, sedangkan endotelin

( vasokontriktor ) meningkat.

Peningkatan faktor koagulasi.

Teori Intoleransi imunologikantara Ibu dan janin

Dugaan bahwa faktor imunologik berperan:terhadap terjadinya hipertensi

dalam kehamilan terbukti dengan f akta sebagai berikut

1. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi

dalam kehamilan dibandingkan dengan multigravida.

8

Page 13: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

2. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko

lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika

dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.

3. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi

dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat

kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya

hipertensi dalam kehamilan.

Pada perempuan hamil normal respons imun tidak menolak adanya

“hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya kuman

leokocite antigen protein G (HLA-G) yang berperan penting dalam

modulasi respon imun, sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi

(plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin

dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu.

Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah sel invasi trofoblas ke

dalam jaringan desidua ibu. Jadi HLA-G merupakan pra kondisi untuk

terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, di samping itu

untuk menghadapi sel Natural Killer. Pada plasenta hipertensi dalam

kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di

desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.

Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan

gembur sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G

juga merangsang produksi sitikon, sehingga memudahkan terjadinya

reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi Immune Maladoptation pada pre

eklamsia.

Pada awal trimester kedua kehamilan

perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre eklamsia, ternyata

mempunyai proporsi Helper sel yang lbih rendah disbanding pada

normontensif.

Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan

vasopresor. Refraktor, berarti pembuluh darah tidak peka terhadap

rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang

9

Page 14: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Pada kehamilan

normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor

adalah akibat dilindungi adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel

pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan

vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sistesa inhibitor ( bahan

yang menghambat produksi prostaglandin ). Prostaglandin ini di kemudian

hari ternyata adalah prostasiklin.

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan vasokonstruktor dan

ternya terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor. Artinya,

daya refraktor pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang, sehingga

pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Banyak

peneliti telah membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-

bahan vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada

trimester pertama. Penignkatan kepekaan pada kehamilan yang akan

menjadi hipertensi dalam kehamilan sudah dapat di temukan pada

kehamilan 20 minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan

terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Teori Genetik

Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.

Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan

secara familial dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa

pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26 % anak perempuannya akan

mengalami preeklamsia pula, sedangkan hanya 8 % anak menantu

mengalami pre eklamsia.

Teori Defisiensi Gizi ( Teori Diet )

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi

berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting

pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada pre

eklamsia beberapa waktu sebelum pecahnya perang dunia II. Suasana serba sulit

10

Page 15: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan

insiden hipertensi dalam kehamilan.

Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termasuk

minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko pre eklamsia.

2.1.6 Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan

Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah

keadaan masyrakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya, bergantung pada

ras, pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kemampuan peklayanan rumah sakit,

dan lainnya. Dengan demikian kejadian di tiap daerah tidak dapat di samakan dengan

daerah lainnya. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat di

perkirakkan sebagai berikut.

1. Primigravida sekitar 7-12 %.

a. Makin meningkat pada :

Hamil ganda

Hidramnion atau hamil dengan DM

Kehamilan Molahidatidosa

2. Pada kehamilan multigravida 5 ½ - 8 %.

Di Indonesia perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12 %

serta sangat bervariasi dari masing masing daerah dan hasil penelitian rumah

sakit.

2.1.7 Pembagian klinik hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teroritis (Zweifel 1922)

sehingga tidaklah salah kalau terdapat usulan pembagian kliniknya berbagi bentuk.

Salah satu bentuk pembagian kliniknya dalah :

11

Page 16: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi dalam kehamilan :

a. Pre eklamsia

Pre eklamsia ringan

Pre eklamsia berat

b. Eklamsia:

Eklamsia ringan

Eklamsia berat

HELLP syndrome

2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun atau

superimposed pre eklamsia dan eklamsia.

3. Gestasional Hipertensi

Hipertensi sementara ( coincidental hypertension atau transient

hypertension ).

Pembagian ini untuk memudahkan evaluasi dalam pengobatan yang diharapkan lebih

terarah dengan tujuan :

1. Menghindari agar jangan sampaiterjadi eklamsia.

a. Karena AKI dan AKB nya tinggi

b. Mengupayakan agar kehamilan dapat mencapai aterm.

2. Jika terpaksa tindakan cepat dan tepat harus diambil untuk menyelamatkan

maternal atau janinnya dengan tindakan trauma yang paling ringan.

3. Menghindari sebanyak mungkin kerusakan organ vital sehingga hidupnya

dapat dipertahankan secara normal.

4. Melakukan pengawasan postpartum sehingga kejadian pre eklamsia

berulang dapat dihindari.

2.2 Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan

Adanya hipertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang ditemukan pada umur

kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi persisten setelah 6 minggu pasca

persalinan. Diagnosis klinik hipertensi kronik pada kehamilan ditegakkan berdasarkan gejala-

gejala sebagai berikut :

Adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau didapatkan hipertensi pada

kehamilan kurang dari 20 minggu.

12

Page 17: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Ditemukan kelainan organik, misalnya : pembesaran jantung, kelainan ginjal, dan

sebagainya.

Umur ibu di atas 30 tahun dan umumnya multigravida.

4.

13

Page 18: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Bila terjadi superimposed preeclampsia, maka didapatkan : tekanan darah sistolik lebih

dari 200 mmHg adanya perubahan-perubahan pada pembuluh darah retin berupa

eksudasi, perdarahan, dan penyempitan.

5. Retensi air dan natrium tidak menonjol. Jarang didapatkan edema dan proteinuria.

6. Hipertensi masih temp didapatkan sampai 6 bulan pasca persalinan.

2.2.1 Komplikasi

Hipertensi dalam kehamilan dapat mengakibatkan :

Gagal ginjal.

gagal jantung.

Oedema paru-paru.

kelainan pembekuan darah.

Perdarahan otak

Kematian janin.

2.2.2 Upaya Penanggulangan

2.2.2.1 Diet Rendah Garam

2.2.2.2 Pengertian

Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti yang terdapat ddi dalm

garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin

(mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular

tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam tubuh, serta

berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari

umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam

keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan

jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.

Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan

sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO menganjurkan

pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekuivalen dengan 2400

mg).

Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida,

dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh,

14

Page 19: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi. Penyakit-penyakit

tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekomsio kordis, toksemia pada

kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites, dan

hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.

2.2.2.3 Tujuan Diet

Tujuan Diet  Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi  garam atau air

dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

2.2.2.4 Syarat Diet Rendah Garam

Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.

Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan

hipertensi.

2.2.2.5 Macam Diet dan Indikasi Pemberian

Diet Garam rendah diberikan kepada pasien denan edema, asites atau hipertensi

seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, serosis hati, penyakit ginjal

tertentu, toxemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup

zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai Diet Rendah

Garam.

2.2.2.6 Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)

Diet Rendah Garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan

Hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur .

Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya misalnya   daun seledri (96

mg/100 gr bahan makanan), pisang (18 gr bahan makanan).

2.2.2.7 Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, acites, dan hipertensi

tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Pada

pengolahan makananya boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur (2gr). 

Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya, misalnya roti bakar (700

mg/100gr  bahan makanan), susu asam bubuk (600 mg/ 100 gr bahan makanan),

biskuit  (500mg/100gr bahan makanan), kue-kue (250mg/100gr bahan makanan), roti

cokelat (500mg/100gr bahan makanan), ayam (100mg/100gr bahan makannan),

daging bebek (200mg/100gr bahan makana), putih telur bebek( 228mg/100gr), susu

skim bubuk (470mg/100gr bahan makanan).

2.2.2.8 Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)

15

Page 20: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.

Pemberian makanan sehari samadengan diet rendah garam I. Pada pengolahan

makanannya boleh menggunakan I sdt (4gr) garam dapur. Contoh pengaturan

makanannya; keju  (1200 mg/100gr makanan), sosis (1000 mg/ 100gr bahan

makanan), lemak babi (1500 mg/100 gr bahan makanan), garam (38758 mg/100 gr

bahan makanan).

2.2.2.9 Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(gr) Takaran

Beras

Daging

Telur Ayam

Tempe

Kacang Hijau

Sayuran

Buah

Minyak

Gula Pasir

300

100

50

100

25

200

200

25

25

5 gls nasi

2 ptg sdg

1 butir

4 ptg sdg

2 ½ sdm

2 gelas

2 ptg sdg papaya

2 ½ sdm

1 ½ sdm

 

2.2.2.10 Nilai Gizi

Energi                    2230 kkal

Protein                   75 gr

Lemak                   53 gr

Karbohidrat           365 gr

Kalsium                 500 mg

Besi                       24 mg

Tiamin                   1,2 mg

Vitamin                 87mg

Natrium                 305 mg

2.2.2.11 Pembagian Bahan Makanan Sehari

1. Pagi

Beras 70 gr                  1 gelas nasi

Telur 50 gr                   1 btr

Sayuran 50 gr              ½ gelas

Minyak 5 gr                 ½ sdm

16

Page 21: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Gula Pasir 10 gr          1 sdm

2. Pukul 10.00

Kacang hijau 25 gr      2 ½ sdm

Gula Pasir 15 gr          1 ½ sdm

3. Siang dan Sore

Beras 140 gr                2 gelas nasi

Daging 50 gr               1 potong sedang

Tempe50 gr                2 potong sedang

Sayuran 75 gr              ¾ gelas

Buah 100gr                 1 potong sedang papaya

Minyak 10 gr               1 sdm

2.2.2.12 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak DianjurkanSunber karbohidrat

 Beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, hongkue, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : macaroni, mie, bihun, roti, biskuit, kue kering.

Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur, baking powder dan soda.

  

Sumber protein hewani, 

Daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, telur maksimal 1 butir sehari. 

Otak, dinjal, lidah, sardine, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin dan telur pindang.

Sumber protein nabati. 

Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur. 

Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan matrium.

Sayuran. 

Semua sayuran segar, sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate. 

Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan dan acar.

Buah-buahan. 

Semua buah-buahan segar, buah yang diawet tanpa

Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur dan

17

Page 22: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

garam dapur dan natrium benzoate. 

lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.

Lemak. 

Minyak goring, margarine dan mentega tanpa garam.

Margarine dan mentega biasa. 

Minuman. 

The dan kopi. 

Minuman ringan

Bumbu. Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan untuk diet rendah garam II dan III 

Garam dapur untuk diet rendah garam I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, magi, tomato kecap,petis, tauco.

1. Contoh Menu Sehari

Pagi                       Nasi

Telur dadar

Tumis kacang panjang

Pukul 10.00          Bubur kacang hijau

Siang                     Nasi

Ikan

Tahu bacem

Sayur kangkung

Pepaya 

Malam                  Nasi

Daging

Keripik tempe

18

Page 23: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Sayur bayam

Pisang

2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

Dokumentasi asuhan kebidanan dengan kehamilan hipertensi merupakan bentuk catatan

dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa pemantauan yang dilakukan,

meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengindentifikasian masalah terhadap

tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta

menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat

pada langkah sebelumnya.

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan antara lain sebagai

berikut :

1. Pengumpulan Data Dasar

a. Data Subjektif

1. Data subjektif

a. Biodata atau identitas klien dan suami

- Nama ibu/ suami : membedakan antara pasien satu dengan yang lain

- Umur ibu/ suami : mengetahui apakah ibu dalam kategori faktor resiko

- Kebangsaan : memudahkan dalam berkomunikasi

- Agama : memudahkan penanganan sesuai dengan kepercayaan

pasien dan dapat memberi penyuluhan yang tidak

bertentangan dengan agama pasien

- Pekerjaan : mengetahi taraf hidup dan sosial ekonominya agar

nasehat yang diberikan sesuai, j

uga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya

- bekerja dipabik yang tingkatnya stresnya tinggi bisa menjadi factor resiko

terjadinya hipertensi.

19

Page 24: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

- Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bisa

meyesuaikan dalam pemberian penyuluhan

- Alamat kantor : mengetahui dimana pasien bekerja

- Alamat rumah : mengetahui apakah rumah ibu jauh dari tempat

pelayanan kesehatan atau tidak sehingga apabila

terjadi sesuatu pada ibu, ibu bisa langsung

mendapatkan pelayanan segera.

- Nomor telepon : memudahkan menghubungi ibu.

b. Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien masuk atau datang ketempat pelayanan

kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan pasien. dalam kasus hiperetensi

dalam kehamilan ini keluhan utama yang mungkin ditemui:

Sakit kepala dan sering pusing.

Bagian pundak terasa berat.

c. Riwayat kesehatan

- Riwayat penyakit yang pernah diderita : Mengetahui kemungkinan ibu

sedang menderita penyakit menular (TBC,HIV), menurun

(DM,HIPERTENSI), berbahaya (KANKER). Informasi ini sangat penting

untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan mengupayakan

pencegahan dan penanggulangannya.

Yang harus diperhatikan yaitu penyakit hipertensi pada keluarga.

- Keluarga : Mengetahui kemungkinan dalam anggota keluarga ada yang

menderita penyakit menular (TBC, HEPATITIS B), penyakit keluarga yang

diturunkan (jantung dan asma), hipertensi, keturunan hasil kembar.

d. Riwayat menstruasi

Mengetahui tingkat kesuburan ibu

- Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali

- Siklus : mengetahui keteraturan haid

- Lama : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu

- Banyak nya : berapa kali ibu mengganti duk dalam satu hari

20

Page 25: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

- Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami kesulitan selama hamil

khususnya rasa nyeri pada saat datangnya haid.

Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing, pingsan ataupun tanda-tanda

anemia yang lain serta jumlah perdarahan yang berlebihan atau stosel.

e. Riwayat pernikahan

- Status pernikahan : mengetahui keadaan psikologis ibu

- Berapa kali menikah : karena pada ibu multipara yang kemudian

menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya HDK.

- Lama pernikahan : status kesuburan

- Usia menikah : karena pada usia yang ekstrim sangat

mempengaruhi juga terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

f. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu.

Hal ini ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko yang ditimbulkan karena

pada ibu yang pertama kali hamil mempunyai risiko terjadinya HDK.

g. Riwayat Kontrasepsi

Mengetahui apa jenis kontrasepsi yang digunakan ibu, berapa lamanya, apa

masalahnya, atau efek samping yang dirasakan ibu, keluhan selama memakai

kontrasepsi.

h. Data psikososial dan spiritual

Mengetahui bagaimana hubungan ibu dan suami keluarga serta tetangga,

mengetahui perasaan ibu dengan keadaannya sekarang.

Mengetahui bagaimana kebiasaan berobat klien, apakah ke nakes atau non

nakes, serta bagaimana hubungan ibu dengan Allah SWT, apakah ibu ada sholat

atau tidak.

i. Pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya

Mengetahui seberapa jauh ibu memahami dan mengetahui tentang penyakit

yang dideritanya( hipertensi dalam kehamilan ), tanda dan gejala, serta cara

mengatasinya.

j. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Nutrisi

21

Page 26: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya memakan

makanan yang menagndung protein, sayur-sayuran, buah-buahan dan

banyak cairan.

- Makan : mengetahui apa saja jenis, porsi,frekwensi,pantangan dan masalah

dalam pemenuhan makan ibu sehingga kita bsa menilai bagaimana status

nutrisi ibu.

- Minum: mengetahui jenis, frekuensi, jumlah dan malasalh dalam

pemenuhan kebutuhan cairan sehingga kita bisa menilai bagaimana kondisi

cairan dan elektrolit ibu apakah tepenuhi atau tidak.

Eliminasi

- BAB : 1 kali/hari, lembek,warna khas.

- BAK : hendaknya 3-4 kali/ hari, berwarna kuning jernih dan tidak terdapat

endapan.

Istirahat

- Mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam,gangguan tidur serta

masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola pemenuhan

istirahat pasien : sebaiknya ibu tidur selama 8 jam untuk menjaga kesehatan

ibu.

Personal higiene

Menjaga kebersihan tubuh terutama pada alat genitalia, mencegah terjadinya

infeksi. Usahakan ibu mandi dengan air bersih dan membersihkan daerah

genitalianya.

Aktifitas

Aktifitas ibu merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan timbulnya

masalah pada keadaan ibu seperti aktifitas yang terlalu berat atau

melelahkan.

Pola hubungan seksual

Mengetahui kehidupan seksual ibu baik dari teknik, frekuensi maupun ada

keluhan.

2. DATA OBJEKTIF

Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

22

Page 27: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

a. Pemeriksaan umum

Secara teoritis mungkin ditemukan dalam keadaan baik.

- Keadaan umum : mengetahui apakah ibu bisa bekerja sama dengan

tenaga kesehatan atau tidak.

- TTV(TD,N,P,S) : mengetahui keadaan ibu dalam batas normal atau tidak

Fokusnya yaitu pada Tekanan Drah

- TB, BB, LILA : mengetahui status gizi ibu

b. Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan yang dilakukan secara head to too.

- Inspeksi (periksa pandang)

Yang dinilai adalah bentuk tubuh normal.

Kepala, apakah ada massa atau tidak,bagaimana kebersihannya,warna

rambut, distribusi rambut.

Muka, simetris atau tidak, apakah ada closmagravidarum,warna serta

oedema.

Mata , menilai bagaimana kedaan conjunktiva,sklera,serta oedema

palpebra.

Hidung, menilai bagaimana bentuk dan kebersihannya.

Telinga,menilai bagaimana bentuk,pendengaran dan pengeluarannya.

Mulut, menilai bagaimana keadaan bibir, lidah, gusi seta gigi apakah ada

caries.

Leher,pemeriksaan kalenjer tiriod dan limfe serta vena jugularis.

Payudara/dada, menilai bentuk payudara,apakah ada bekas OP, warna,

konsistensi dan keadaan puting.

Abdomen, menilai adanya bekas operasi, masa dan nyeri tekan.

Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai, apakah ada

varises, oedema serta cacat.

Genitalia eksterna,menilai bagaimana kebersihannya, apakah ada varises

pengeluaran, masalah serta oedema..

c. Pemeriksaan khusus

a) Inspeksi

Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera)

untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher

apakah terdapat perbesaran kalenjer baik kalenjar tiroid maupun limfe

23

Page 28: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya

teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum,

aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai

dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian

luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah.

b) Palpasi

Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan menggunakan

cara leopold :

1. Leopold I :

Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU

dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala, bokong atau lainnya,

normal pada fondus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang

kemungkinan adalah bokong janin.

2. Leopold II :

Untuk menentukan dimana letak punggung janin dan bagian-bagian

kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun sebelah kanan

kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.

3. Leopold III

Ungtuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan

apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum, dan

normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.

4. Leopold IV

Untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian terbawah janin ke

dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan

seberapa masuknya ke PAP.

c) Auskultasi

Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120 – 260 kali/menit,

irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah.

d) Perkusi

Pemeriksaan refleks patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan

berkurangnya vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium

sulfat.

e) Pemeriksaan TBBJ

24

Page 29: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Dengan mengunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang bertujuan

untuk mengetahui taksiran berat badan janin normal atau tidak.

f) Pemeriksaan panggul luar

Yang diukur adalah:

Distantia spinarium : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24

– 26 cm. distantia cristarium : jarak antara kedua crista iliaka kiri dan

kanan : 28 – 30 cm. conjugata eksterna : 18 – 20 cm. lingkaran panggul :

80 – 90 cm.

d.Pemeriksaan penunjang

1. Darah

Yaitu kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%

(TM I dan TM II gr% dan TM III 10,5 gr%)

Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia

Hb 9 – 10 gr% : anemia ringan

Hb 7 – 8 gr% : anemia sedang

Hb ≤ 7 gr% : anemia berat

2. Urine

Laboratorium dasar : darah lengkap, urin lengkap, ginjal, fungsi

hepar, gula darah

Fokusnya pada urin jika dalam urin di temukan protein maka pasien

sudah jatuh ke dalam preeklamsia.

Pemeriksaan penunjang : rontgen dan USG.

2. Interprentasi data

Data dasar interprestasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah

diindentifikasikan. Didalam interprestasikan data, terdapat tiga komponem penting

didalamnya yaitu :

a. Diagnosa

Ibu hamil, G.P.A. H , usia kehamilan, janin, tunggal/gamelli, intrauterine/ekstra, let

kep/su/li, PuKa/Ki, keadaan umum ibu..dengan hipertensi dalam kehamilan.

b. Masalah

Dapat berupa keluhan utama yang menyangkut masalah nomenklatur seperti kondisi

fisik ibu yang berkurang baik atau keadaan psikologis ibu, dan keadaan janin

25

Page 30: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

c. Kebutuhan

Kebutuhan yang diberikan pada pasien berdasarkan masalah yang ada pada pasien.

26

Page 31: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengindentifikasi masalah kemudian

merumuskan diagnosis potensial berdasarkan masalah yang sudah

terindentifikasi pada masa kehamilan.

4. Indentifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta

kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien apakah

dibutuhkan tindakan segera atau tidak.

5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Rencana asuhan yang menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah

dan diagnosa. Dalam asuhan menyeluruh harus menceminkan rasional yang

benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang berhubungan langsung

sesuai dengan up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau

tidak akan mau dilakukan. Jika tidak menghasilkan asuhan pasien yang tidak

lengkap dan berbahaya.

6. Melaksanakan perencanaan

Perncanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien

bahkan anggota kesehatan lainnya yang mana bidan berkolaborasi. Bidan juga

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang telah

direncanakan.

7. Evaluasi

Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalianan. Dari hasil

pelaksanaan perencanaan dapat diketahui keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan dan menunjukkan perbaikan kondisi apabila bayi ataupun ibu sempat

mengalami masalah yang harus segera ditangani.

1

Page 32: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “E” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 –30

MINGGU DENGAN HIPERTENSI DI BPS VERA KORNITA SKM

TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

1. PENGKAJIAN ( Pengumpulan data )

A. IDENTITAS ( Biodata )

Nama : Ny. E Nama Suami : Tn.D

Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun

Suku/bangsa : Minang/Indonesia Suku/bangsa : Minang/indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat rumah :Tanah Keras Alamat rumah : Tanah Keras

Keluarga terdekat yang mudah dihubungi :

Nama : Ny. T (Kakak klien )

Alamat : Tanah Keras

B. ANAMNESIA ( Data Subjektif )

1. Pada tanggal : 25-09- 2012 Pukul : 08:00 WIB

Alasan kunjungan ini :……. Pertama √ rutin ….ada keluhan

Keluhan-keluhan : Ingin memeriksakan kehamilannya, kepala

sering pusing

2. Riwayat menstruasi

Menarche : Umur 11 tahun Lamanya : 5 – 7 hari

Siklus : 28 hari Sifat darah : Encer

Banyaknya : 2 – 3 x ganti duk Warna darah : merah kehitaman

Dismenorrhoe : Tidak ada

2

Page 33: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tgl lahir peno longBayi Nifas

PB BB JKKeadaan Lochea laktasi

1 ini

2

Usia Kehamila

n

Jenis Persa linan

Tempat Persalinan

Komp likasi

4. Kontrasepsi yang dipergunakan : Tidak ada

Lama dan keluhan

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. Hari pertama haid terakhir : 04 – 03 – 2012

b. Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Mual dan muntah

Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Ingin memeriksakan

kehamilannya, kepala sering pusing

c. Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Pertengahan Agustus 2012.

d. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : > 20 kali/hari

e. Keluahan-keluhan yang dirasakan ibu

5 L : Tidak ada

Mual dan muntah terus menerus : Tidak ada

Nyeri otot : Tidak ada

Demam tinggi : Tidak ada

Sakit kepala berat : Tidak ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri/panas BAK : Tidak ada

Gatal pada vulva : Tidak ada

Pengeluaran pervaginaan : Tidak ada

Nyeri & kemerahan pada tungkai : Tidak ada

Bengkak pada wajah : Tidak ada

f. Obat/suplemen termasuk jamu : Tidak ada

Jamuan yang dikonsumsi

3

Page 34: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

g. Imunisasi

TT 1 (tanggal) : catin

TT 2 (tanggal) : 12-07-2012

6. Riwayat kesehatan ibu

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada TBC : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada Epilepsi : Tidak ada

DM : Tidak ada PMS/IMS : Tidak ada

b. Riwayat alergi

Jenis makanan : Tidak ada

Jenis obat-obatan : Tidak ada

c. Riwayat transfusi darah : Tidak ada

d. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak ada

e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada

7. Riwayat kesehatan keluarga

a. Riwayat penyakit keturunan

Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada

Hipertensi : Ada Epilepsi : Tidak ada

DM : Tidak ada

b. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada

8. Riwayat psikososial

a. Kehamilan ini : Direncanakan

b. Respon ibu terhadap kehamilan : Senang

c. Respon suami & keluarga terhadap kehamilan ini : senang

d. Hubungan dengan suami/keluarga : Baik

e. Hubungan dengan tetangga & masyarakat : Baik

f. Kekhawatiran-kekhwatiran khusus : Tidak ada

9. Riwayat perkawinan

Kawin 1 umur : 24 tahun

Setelah kawin berapa lama baru hamil : ± 2 bulan

4

Page 35: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

10. Keadaan ekonomi

Penghasilan perbulan : Rp.1.500.000

Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang

Penghasilan perkapita : Rp.750.000

11. Kebiasaan hidup sehari-hari

a. Personal hygiene

Mandi : 2 x sehari

Sikap : 2 x sehari

Keramas : 1 x sehari

Ganti pakaian dalam : 2 – 3 x sehari

b. Pola makan dan minum

Sebelum hamil

Pagi : 1 piring lontong + 1 ½ gelas air putih

Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ mangkok sayur + 1 ½ gelas

Air putih

Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ gelas air putih

Saat kehamilan sekarang

Pagi : 1 piring lontong + 1 bakwan + 1 ½ gelas air putih

Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 potong tahu/tempe + 1 ½

Mangkok sayur + 1 ½ gelas air putih

Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ mangkok sayur + 1 ½

Gelas air putih

c. Pola eliminasi

BAK BAB

Frek : 6– 7 kali Frek : 1X sehari

Warna : kuning jernih Warna : Kuning kecoklatan

Keluhan : Tidak ada Konsistensi : Lembek

Keluhan : Tidak ada

d. Pola istirahat

Istirahat siang : tidak ada

Istirahat malam : 6 – 7 jam

5

Page 36: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

e. Aktifitas sehar-hari

Beban kerja : Tidak mengganggu kehamilan

Olah raga : Ada

Kegiatan spiritual : Sholat lima waktu

f. Hubungan seksual : Tidak ada masalah

g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

Kebiasaan merokok, minum keras : Tidak ada

Konsumsi obat-obatan terlarang : Tidak ada

Budaya yang merugikan kesehatan : Tidak ada

12. Persiapan untuk kegawatdaruratan

a. Pengambilan keputusan yang berhubungan : Suami

dengan kesehatan ibu

b. Tempat persalinan yang diinginkan : BPS

c. Petugas kesehatan yang diinginkan : Bidan

Oleh ibu untuk menolong persalinan

d. Persiapan donor darah : Ada

e. Persiapan biaya persalinan : Ada

f. Persiapan transportasi : Ada

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data oblektif)

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran : CMC Pernafasan : 28 x/menit

TD : 150/90 mmHg BB sebelum hamil : 60 kg

Nadi : 78 x/menit BB setelah hamil : 70 kg

Suhu : 36.50c TB : 146 cm

LiLA : 30 cm

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : Kulit kepala bersih

Rambut : Bersih, tidak rontok, warna hitam

Mata : Simetris ki-ka, konjugtiva tidak pucat, sklera

tidak ikterik

Muka : Tidak ada chloasma gravidarum, simetris ki-ka,

6

Page 37: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

tidak oedema, tidak pucat

Mulut : Simetris, bibir tidak pucat

Gigi : Tidak ada karies

Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan

pembesaran kelenjar limfe

Payudara : Simetris :kiri dan kanan

Aerola mammae : Hiperpigmentasi

Papilla mammae : Menonjol

Kolostrum/cairan lain : Belum ada

Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada

: Pembesaran perut : Sesuai dengan usia

Kehamilan

: Strie : Tidak ada

: Linea : Tidak ada

Geitalia : Kemerahan : Tidak dilakukan pemeriksaan

karena ibu menolak

Pembengkakan : Tidak dilakukan pemeriksaan

karena ibu menolak

Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan

karena ibu menolak

Oedema : Tidak dilakukan pemeriksaan

karena ibu menolak

Ekstremitas

Atas Bawah

Oedema : Tidak ada Oedema : Ada

Sianosis : Tidak ada Varices : Tidak ada

Pergerakan : Positif ( + ) Pergerakan : Positif ( + )

b. Palpasi

Leopold

Leopold I : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus teraba lunak,

bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin

7

Page 38: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Leopold II : Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan –

tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.

Pada dinding perut ibu sebelah kanan teraba keras,memapan,memanjang

kemungkinan punggung janin.

Leopold III: Pada bagian bawah p erut ibu teraba bulat, keras, dan masih

dapat digoyangkan, kemungkinan kepala janin, kepala belum masuk

PAP

Leopold IV : Tidak dilakukan

Mc.Donald : 27 cm

TBBJ : ( 27 – 13 ) x155 = 2170 gram

c. Auskultasi

BJJ : Positif ( + )

Frekuensi : 152 x/menit

Irama : Teratur

Intensitas : kuat

d. Perkusi

Reflek patella kanan : Positif ( + )

Reflek patella kiri : Positif ( + )

e. Pemeriksaan panggul luar

Distantia spinarum : 30 cm

Distantia cristarum : 36 cm

Distantia eksterna : 26 cm

Linggkaran panggul : 96 cm

f. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium :

Hb :11.2 gr %

Protein Urine : Negatif (-)

Glukosa Urin : Negatif (-)

USG/CTG : Tidak dilakukan

8

Page 39: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

9

Page 40: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “E” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 – 30 MINGGU DENGAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM

TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

Pengumpulan Data Interprestasi Data Diagnosa

Potensial

Tindakan

Segera

Intervensi Implementasi Evaluasi

Tanggal : 25 September

2012

Pukul : 08:00

DS

1. Ibu mengatakan

bahwa ia ingin

memeriksakan

kehamilannya

2. Ibu mengatakan

sering pusing.

3. Ibu mengatakan

Ini adalah

Diagnosa :

Ibu G1P0A0H0, Gravid

29-30 minggu, janin

Hidup, tunggal,

Intrauterine, Let-kep,pu-

ka, keadaan

Jalan lahir normal, KU

Ibu dan janin baik

dengan hipertensi dalam

kehamilan.

Dasar :

1. Ibu mengatakan ini

Adalah

Kehamilannya yang

Pre-

eklamsia

Rujuk

pasien ke

rumah

sakit untuk

pemeriksa

an lebih

lanjut.

1. Informasikan

pada ibu dan

keluarga

tentang hasil

pemeriksaan

1. Menginformasikan

pada ibu dan

keluarga tentang

hasil pemeriksaan

yang telah

dilakukan:

- Usia kehamilan

- TTV

- DJJ

1. Ibu dan keluarga

mengerti dengan

informasi yang

diberikan:

- Kehamilan ibu

sudah memasuki

usia 29-30

minggu

-TTV ibu tidak

normal normal

yaitu:

TD : 150/90 mmHg

N : 78 x/menit

P : 22 x/menit

10

Page 41: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Kehamilannya

Yang pertama.

4. Ibu mengatakan

bahwa ia tidak haid

sejak ± 8 bulan yang

lalu

5. HPHT : 04-03-2012

DO

1. TP : 11-12-2012

2. TTV

TD : 150/90

mmHG

N : 78 x/menit

P : 27 x/menit

S : 36,50c

Pertama

2.Ibu mengatakan sering

pusing

3. HPHT : 04-03-2012

4. TP : 11-12-2012

5. DJJ : (+), 152x/menit,

teratur, kuat

5. Teraba dua Bagian

Besar Janin.

6. Ibu tidak merasakan

nyeri pada saat

pemeriksaan

7. Leopold

L I : TFU 4 jari diatas

pusat, teraba bokong

2. Jelaskan

penyebab dan

cara mengatasi

keluhan yang

dirasakan ibu.

3. Beri

penyuluhan

tentang pola

istirahat yang

2. Menjelaskan

penyebab keluhan

yang dirasakan oleh

ibu yaitu

3. Menganjurkan untuk

istirahat yang cukup

yaitu + sekitar 8

jam/hari. Istirahat

S : 36,50c

- DJJ dalam batas

normal yaitu : 152

x/menit

2. Ibu mengerti

dengan penjelasan

yang diberikan.

3. Ibu sudah di

berikan imunisasi

TT 3

11

Page 42: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

3. BB sebelum hamil :

60 kg

4. BB sekarang : 70 kg

5. TB : 146 cm

6. LiLA : 30 cm

7. Leopold

L I : TFU 4 jari

diatas pusat, pada

fundus terba lunak,

bundar dan tidak

melenting,

kemungkinan adalah

bokong janin

L II : pada dinding

perut ibu sebelah kanan

teraba panjang, keras

L II : Pu-ka

L III : Let-kep, kepala

belum masuk PAP

L IV : Tidak

dilakukan

7. TTV

TD : 150/90 mmHg

N : 78 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36,50c

Hb :11.2 gr %

Protein Urine : Negatif

(-)

Glukosa Urin : Negatif

(-)

cukup

4. Anjurkan ibu

untuk

mengurangi

konsumsi

garam.

5. Berikan

therapy pada

ibu

6. Anjurkan ibu

untuk segera

melakukan

pemeriksaan

siang 1-2 jam dan

malam 6-7 jam

4. Menganjurkan ibu

untuk mengurangi

konsumsi garam agar

tidak memperparah

keadaan ibu.

5. Memberikan

robolansia pada ibu

yaitu:

- Kalk 3 x 1

- Vit. C 1 x 1

- Tablet Fe 1 x1

6. Menganjurkan ibu

untuk segera

melakukan

pemeriksaan labor ke

4. Ibu mengerti

dengan penjelasan

yang diberikan.

5. Ibu mengerti

dengan informasi

yang diberikan

dan mau

melaksanakannya

6. Ibu mengatakan

akan pergi ke

rumah sakit.

12

Page 43: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

memapan,

kemungkinan adalah

punggung janin pada

dinding perut ibu

sebelah kiri teraba

tonjolan-tonjolan kecil

kemungkinan adalah

ekstremitas janins

L III : pada bagian

bawah perut ibu teraba

bulat, keras dan

melenting,

kemungkinan adalah

kepala janin, kepala

masih bisa

digoyangkan dan belum

masuk PAP

L IV : tidak

dilakukan

Masalah :

1. Gangguan rasa

nyaman

Kebutuhan :

Berikan pasien nasihat

tentang tirah baring pada

saat ibu merasakan

pusing dan tunggu

sampai ibu merasakan

pulih kembali. Setelah

ibu merasa pulih tunggu

sekitar 15 menit agar ibu

berdiri kembali.

labor ke

rumah sakit.

7. Anjurkan ibu

untuk selalu

kontrol

kehamilannya

setiap satu

minggu pada

tenaga

kesehatan.

8. Jadwal

rumah sakit untuk

lebih memastikan

hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan

di BPS

7. Menganjurkan ibu

untuk selalu

mengontrol

kehamilannya setiap

satu minggu pada

tenaga kesehatan

agar keadaan ibu dan

janin dapat dipantau

secara teratur.

8. Menjadwalkan

7. Ibu akan kontrol

setiap satu

minggu sekali.

8. Ibu bersedia

13

Page 44: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

8. Mc,Donald : 27 cm

9. TBBJ : 2170 gram

10. DJJ : (+),152

x/menit, teratur, kuat.

11. Reflek patella ki-ka

: (+)

12. Pemeriksaan

Labor :

Hb :11.2 gr %

Protein Urine :

Negatif (-)

Glukosa Urin :

Negatif (-)

kunjugan

ulang

kunjugan ulang yaitu 1

minggu lagi atau bila

ada keluhan

datang 1 minggu

lagi atau bila ada

keluhan

14

Page 45: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “E” dengan tahap-tahap

manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data, masalah

atau diagnosa potensial, tindakan segera, indentifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan sesuai dengan rencana asuhan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi,

maka pembahasannya adalah:

4.1 Pengkajian Data

Dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti

baik dalam pengumpulan data subjektif, objektif, dimana didukung oleh peralatan dan

pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan karyawan atau petugas kesehatan

yang bersedia memberikan masukan serta saran-saran yang bersifat membangun.

1. Data Subjektif

a. Identitas Pasien

Pada identitas pasien ini ditemukan umurnya adalah 25 tahun dan tidak

ditemukan umur yang ekstrim untuk terjadinya kehamilan dalam hipertensi.

b. Keluhan yang dirasakan ibu

Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya dan sering

pusing. Ibu mengatakan tidak datang haid sejak ± 8 bulan yang lalu, ini sesuai

dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) nya yaitu tanggal 04 maret 2012.

HPHT dapat digunakan untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran

persalinan dengan mengunakan rumus Naegele : hari + 7, bulan – 3, tahun + 1

(Rustam, 1998). Dan ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang

pertama, disebut juga dengan primipara yaitu wanita yang pertama hamil dan

belum pernah melahirkan anak baik yang hidup maupun yang mati. Dan ini

sesuai dengan teori tentang faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan

yaitu primipara.

c. Riwayat menstruasi

Ibu mengatakan menarche umur 11 tahun, siklus 28 hari, lamanya 5 – 7 hari dan

tidak ada nyeri ( dismenorrhoe ) saat haid. Ibu mengalami siklus haid yang

15

Page 46: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

normal, ini sesuai dengan teori yaitu siklus haid yang klasik adalah 28 ± 2 hari,

sedangkan pola haid dan lamanya pendarahan haid tergantung pada tipe wanita,

dan biasanya 3 – 8 hari ( Rustam, 1998 )

d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah ada masalah

obstertik pada masa lalu.

e. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan tidak haid selama bulan maret yang lalu. Pada trimester pertama

ibu merasaa mual, muntah di pagi hari serta nafsu makan berkurang. Pada

trimester dua ibu tidak ada mengalami keluhan yang menggangu aktifitas sehari-

hari. Namun pada trimester ketiga ini ibu sering pusing.

f. Riwayat kesehatan ibu

Pasien dalam kasus ini tidak pernah mengalami penyakit yang spesifik, alergi

pada jenis makanan atau obat-obatan tertentu dan ibu tidak pernah mengalami

tranfusi darah, operasi dan kelainan jiwa.

g. Riwayat kesehatan keluarga

Secara teoritis penyakit keturunan perlu dikaji karena penyakit keturunan dapat

berpengaruh pada kehamilan dan kesehatan ibu. Pada kasus ini tidak ditemukan

adanya anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang dapat

berpengaruh kepada ibu, contohnya : DM, TBC dll

h. Riwayat psikososial

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan ibu merasa senang dengan

kehamilannya. Kekhwatiran-kekhwatiran khusus tidak ada.

i. Riwayat perkawinan

Status perkawinan dan setelah menikah berapa lama baru hamil perlu

dipertanyakan. Tujuannya untuk mengetahui fungsi alat reproduksi pasien baik

atau tidak. Pada kasus ini pasien kawin pertama kalinya umur 24 tahun dan

setelah 2 bulan baru hamil. Umur ibu pada kasus ini merupakan kategori umur

yang tidak beresiko yaitu dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia

aman kehamilan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun

16

Page 47: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

j. Kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari

1. Personal hygiene

Pasien dalam kasus ini personal hygiene-nya baik.

2. Pola makanan dan minum

Nafsu makan ibu tidak ada meningkat,hanya biasa saja sama seperti saat ibu

belum hamil. Dan masalah gangguan pencernaan tidak ada.

3. Pola eliminasi

Pasien dalam kasus ini BAK dan BAB nya stidak ada masalah.

4. Pola istirahat

Pola istirahat siang dan malam pasien yang ada dalam kasus ini sedikit

bermasalah/kurang cukup.

5. Kebiasaan

Pasien pada kasus ini tidak ada melakukan kebiasaan yang merugikan

kesehatan.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Pada pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum ibu baik serta tanda-tanda

vital dalam keadaan baik seperti, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 78

kali/menit, suhu 36,50c dan pernafasan ibu 22 kali/menit. Denyut jantung janin

juga dalam keadaan normal yaitu 152 x/menit dan iramanya teratur.

b. Pemeriksaan khusus

1. Inspeksi

Pada pemeriksaan inspeksi tidak ditemukan masalah dan tidak ada

penyimpangan kearah patologis.

2. Palpasi

Pemeriksaan difokuskan pada abdomen dengan menggunakan cara leopold.

a) Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam

fundus. Pada kasus ini ditemukan : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus

teraba lunak, bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin.

b) Leopold II menentukan letak punggung janin dan bagian ekstremitas janin.

Pada kasus ini ditemukan : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang,

17

Page 48: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

keras memapan, kemungkinan punggung janin dan bagian kiri perut ibu

teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.

c) Leopold III menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian

terbawah janin sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan. Pada

kasus ini ditemukan: pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,

keras dan melenting, kemungkinan kepala janin, kepala masih bisa

digoyangkan dan belum masuk PAP

d) Leopold IV menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah

masuk PAP dan pada kasus hasilnya, leopold 4 tidak dilakukan karena

kepala masih bisa digoyangkan.

3. Auskultasi

Pada kehamilan normal ditemukan denyut jantung janin normal adalah 120 –

160 x/menit ( Manuaba, 2007 ). Sama halnya pada kasus ini ditemukan denyut

jantung janin 152 x/menit.

4. Perkusi

Reflek patella kiri dan kanan : positif (+) / normal

5. Pemeriksaan TBBJ

Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13 ) x 155, tujuannya adalah

untuk mengetahui berat badan janin. Pada kasus tafsiran berat badan janin

adalah 2170 gram.

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.

4.2 Interpretasi Data

1. Diagnosa kehamila

Ibu G1P0A0H0, gravid 29-30 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, lep-kep,

pu-ka, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baikdengan hipertensi.

Diagnosa ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2007) mengatakan bahwa untuk

menegakkan diagnosa pada ibu hamil tidaklah sulit khususnya bagi wanita pada

masa reproduksi aktif. Penegakan diagnosa kehamilan dilakukan secara

anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

2. Masalah

18

Page 49: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Pada kasus ini tidak ada ditemukan masalah.

3. Kebutuhan

Sesuai dengan pengkajian yang telah penulis lakukan terhadap Ny. “E” dan pada

kasus tidak ditemukan masalah maka tidak ada kebutuhan yang harus dipenuhi.

4.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada kasus ini diagnosa potensial dan masalah potensial adalah pre Eklamsia

4.4 Tindakan Segera

Pada kasus ini tindakan segera belum dibutuhkan.

4.5 Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan yang penulis rumuskan mengacu pada masalah yang

penulis temui waktu melakukan pengkajian dan juga hal-hal yang dibutuhkan oleh

klien.

4.6 Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan, semua rencana tindakan yang telah disusun dapat

dilakukan atau dilaksanakan oleh penulis dengan baik dimana didukung oleh pasien

yang bersifat kooperatif, peralatan dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik

dan karyawan atau petugas kesehatan yang bersedia membimbing penulis selama

melakukan asuhan pada Ny “E”.

4.7 Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan, evaluasi pada kasus

ini sangat baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang diberikan dapat

diaplikasikan dengan efektif. Pada kasus ini penulis mampu memberikan asuhan

kebidanan pada Ny “E” G1P0A0H0 usia kehamilan 29 – 30 minggu dengan kehamilan

hipertensi di BPS Vera Kornita SKM tanggal 25 september s2012. Hubungan pasien

dengan penulis yang mengobservasi ibu pada saat itu merasa senang.

19

Page 50: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan semua data ibu

baik data subjektif maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan

pasien, dilanjutkan dengan mengindentifikasi secara benar masalah atau diagnosa

berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana dapat disimpulkan:

1. Dalam melakukan pengkajian perlu adanya ketelitian, kepekaan sehingga

diperoleh data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan.

2. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya

mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan

tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu.

3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya

dapat direncanakan pada kasus nyata, karena pada perencanaan disesuaikan

dengan masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak direncanakan.

4. Pada dasarnya perencanaan merupakan perwujudan dari perencanaan, akan

tetapi tidak semua rencana dapat dilakukan.

5. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah

penulis mengadakan evaluasi pada Ny. “E” G1P0A0H0 dengan usia kehamilan

29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM. Kehamilan Ny. “E” merupakan

kehamilan yang tidak normal dan belum ada memerlukan penanganan-

penanganan khusus.

5.2 Saran

1. Institusi pelayanan

Diharapkan kepada instusi pelayanan dapat menerapkan manajemen kebidanan

sesuai dengan asuhan dan masalah yang terjadi pada pasien.

2. Institusi Pendidikan

Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran penugasan

selanjutnya.

20

Page 51: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah sumber buku pustaka

yang terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan

dan wawasan sesuai dengan ilmu dan teknologi terkini, dan diharapkan juga

institusi pendidikan dapat membimbing mahasiswa seoptimal mungkin sehingga

dapat dicapai hasil yang optimal.

21

Page 52: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

LEMBARAN KONSULTASI PERBAIKAN

Nama : FITRIA KASIH

NIM : 1021995

Pembimbing : SUNESNI S.Si.T M BIOMED

Penguji : 1.

2.

Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia

Kehamilan 29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM tanggal 25

September 2012

No Hari / Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

1

2

3

4

5

22

Page 53: Studi Kasus Fitria Kasih Perbaikan

DAFTAR PUSTAKA

Afmatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Prof. dr. I.B.G Manuaba.dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC

Prawihardjo,Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka

Fraser M Diane, dkk. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC

23