studi kasus diabetes militus dan hipertensi

13
STUDI KASUS YULIA PUTRI CARLIANA 260110120054 1. Diabetes Militus Satu tahun sebelum diperiksa seorang wanita berumur 47 tahun di diagnosis menderita Diabetes Militus tipe 2. Kemudian pada saat didiagnosis, pasien diberikan obat resep metformin 500 mg 2 kali sehari, dan disarankan mengubah gaya hidup, termasuk pola maka, olahraga, dan mengurangi berat badan. Selama beberapa bulan berikutnya, dosis metformin ditambah menjadi dua kali 1000 mg sehari. Sang pasien, yang selalu menjaga penampilannya, terkejut ketika diberitahu bahwa dia kelebihan berat badan. Dia menunjukkan kegelisahan saat mendapatkan berita bahwa dia terkena diabetes tipe 2 dan diindikasi bahwa bibinya, yang berumur 77 tahun, memiliki diabetes untuk waktu yang lama. Pada saat ini, bibinya berada pada kondisi yang buruk, memiliki penyakit ginjal stadium akhir, dan kakinya diamputasi. Uji Fisik dan Laboratorium Index massa tubuh 28.5 kg/m2

Upload: yulia-putri-carliana

Post on 02-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Studi Kasus Diabetes Militus Dan Hipertensi

TRANSCRIPT

STUDI KASUSYulia Putri Carliana2601101200541. Diabetes MilitusSatu tahun sebelum diperiksa seorang wanita berumur 47 tahun di diagnosis menderita Diabetes Militus tipe 2. Kemudian pada saat didiagnosis, pasien diberikan obat resep metformin 500 mg 2 kali sehari, dan disarankan mengubah gaya hidup, termasuk pola maka, olahraga, dan mengurangi berat badan. Selama beberapa bulan berikutnya, dosis metformin ditambah menjadi dua kali 1000 mg sehari. Sang pasien, yang selalu menjaga penampilannya, terkejut ketika diberitahu bahwa dia kelebihan berat badan. Dia menunjukkan kegelisahan saat mendapatkan berita bahwa dia terkena diabetes tipe 2 dan diindikasi bahwa bibinya, yang berumur 77 tahun, memiliki diabetes untuk waktu yang lama. Pada saat ini, bibinya berada pada kondisi yang buruk, memiliki penyakit ginjal stadium akhir, dan kakinya diamputasi.Uji Fisik dan LaboratoriumIndex massa tubuh28.5 kg/m2Lingkar pinggang36 inciTekanan darah137/78 mm HgPlasma glukosa puasa (FPG)220mg/dLHemoglobin terglikosilasi (A1C)7,8% (0.4% lebih rendah daripada saat diagnosis)Pilihan KlinisPerubahan terapi apa yang perlu dibuat pada titik ini? Implementasikan konseling intensif berdasarkan perubahan gaya hidup Menggunakan insulin basal + Konseling gaya hidup yang intensif Tambahkan sulfonylurea + Konseling gaya hidup yang intensif Tambahkan glitazone + Konseling gaya hidup yang intensif Obat Pilhan pada Fase Ini : Sulfonilurea (Glimepiride)Sulfonilurea digunakan sebagai obat pilihan yang bekerja dengan cara menstimulasi kerja sel beta untuk menstimulasi insuli karena sebelumnya pasien pernah diberi dengan metformin untuk meningkatkan tingkat sensitivitas dari insulin, namun karena satu tahun berikutnya pasien tidak mengikuti saran dari dokter untuk menggunakannya sesuai resep, maka didiagnosis terjadi penurunan jumlah dari Insulin.Sulfonilurea bekerja dengan cara menstimulasi insulin dari sel beta pancreas. Sulfonilurea berikatan dengan reseptor sulfonylurea yang memiliki afintaas tinggi yang berkaitan dengan saluran K-ATP pada sel Beta Pankreas, akan menghambat efflux kalium sehingga terjadi depolarisasi kemudian membuka saluran Ca dan menyebabkan influx Ca sehingga meningkatkan pelepasan insulin. Di samping itu, sulfonylurea juga dapat meningkatkan reseptor terhadap insulin di hati dan perifer.Keputusan Klinis : Menambahkan sebuah Sulfonilurea dan Konseling Gaya Hidup yang Intensif.Berdasarkan saran dari penyedia layanan kesehatannya, sang pasien menghadiri beberapa sesi dengan seorang ahli diabetes di sebuah rumah sakit local dan menambahkan glimepiride 4 mg sehari pada pengobatannya. Dia mulai melakukan diet, menghadiri kelas menari dengan suaminya, dan berat badannya turun seberat 14 lb. A1C nya turun hingga 6.8%. Bagaimanapun, dia merasa bahwa diet ketatnya sulit dijaga dan mulai menguranginya sedikit. A1C nya meningkat hingga 8.1% . Dia tidak bisa percaya bahwa gangguan sedikit pada dietnya menghasilkan peningkatan yang tinggi pada A1C nya. Dia menjadi depresi dan ketakutan kalau dia akan seperti bibinya. Pilihan KlinisPerubahan terapi apa yang perlu dibuat pada titik ini? Tambahkan exenatide, tingkatkan konseling Tambahkan sebuah glitazone, tingkatkan konseling Tambahkan sebuah insulin basal, tingkatkan konseling Tambahkan sebuah insulin prandial, tingkatkan konselingObat Pilihan : Insulin Basal (Glargine)Penggunaan dengan insulin basal merupakan perlakuan yang tepat untuk pasien yang mengalami peningkatan kadar HbA1c hingga 7% saat kombinasi tiga obat diabetic dan perubahan pola hidup tidak mempan.Insulin Glargine bekerja dengan cara meregulasi metabolism glukosa. Insulin dan analognya menurunkan tingkat glukosa darah dengan menstimulasi uptake periferal glukosa, terutama oleh otot rangka dan lemak, dan dengan menginhibisi produksi glukosa hati. Insulin menginhibis lipolisis pada sel adipose, menginhibisi proteolisis, dan meningkatkan sintesis protein.Keputusan Klinis : Tambahkan sebuah Insulin Basal (Glargine)

Tabel 7.1 Basal Insulin Titration AlgorithmsTambahkan 10 unit dari glargine insulin pada saat waktu tidur dan gunakan berdasarkan algoritma yang tepat, pada kasus ini sebaiknya menggunakan 1-1-100. Pada algoritma ini, pasien diminta untuk meningkatkan dosis glargine merekea sebanyak satu setiap hari sampai tingkat FPG mereka berada pada