studi eksploratif strategi presentasi diri remaja...

163
STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Ni Nyoman Trisna Umeda NIM : 149114201 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI

    REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Disusun oleh:

    Ni Nyoman Trisna Umeda

    NIM : 149114201

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTO

    Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa

    hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit kembali setelah berkali-

    kali jatuh.

    -Dee Lestari-

    Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi

    manusia yang berguna.

    -Albert Einstein-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan kepada semua orang yang turut terlibat selama

    saya menyelesaikan pendidikan saya seperti memberikan doa, motivasi, semangat,

    ataupun keterlibatan dalam hal apapun :

    Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu menuntun, melindungi, membimbing,

    dan memberikan saya kesempatan untuk melakukan hal yang bermanfaat selama

    proses pengerjaan skripsi ini.

    Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang mengajarkan saya segala

    hal terutama pengalaman hidup yang tidak akan saya dapatkan di tempat lain.

    Dosen Pembimbing, Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., M. A. yang tidak pernah

    lelah untuk membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu, serta mendorong

    saya hingga mampu menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.

    Bapak, Ibu, Kakak-kakak, dan Seluruh Keluarga Besar yang selalu memberi

    kepercayaan dan bersedia menjadi rumah bagi saya untuk mengeluh serta

    meminta pertolongan selama proses menyelesaikan studi ini dan juga yang selalu

    sabar menunggu hasil karya ini selesai dibuat.

    Sahabat serta Teman-teman yang selalu memberikan semangat, motivasi serta

    dukungan secara fisik maupun psikologis selama proses pengerjaan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

    tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali

    yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana

    layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 3 Oktober 2019

    Penulis

    Ni Nyoman Trisna Umeda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • EXPLORATORY STUDY SELF-PRESENTATION STRATEGIES OF

    LATE-ADOLESCENCES ON INSTAGRAM

    Ni Nyoman Trisna Umeda

    ABSTRACT

    This current study was aimed to discover the self-presentation strategies of late

    adolescences on Instagram. There were 611 individuals involved in the current study,

    consisting of 293 males and 318 females aged 18 to 22 years old. Most of the subjects

    involved in this study was in Bachelor’s or Diploma’s level. There were 530 subjects who

    are currently in the Bachelor’s or Diploma’s level, 79 subjects in high school level, and 2

    subjects in Master’s level. Convenience sampling is used as the sampling technique in

    this study. The self-presentation strategies scale has 26 items. The results of this research

    showed that there was an exemplification and self presentation strategies is considered

    high, intimidation and supplication is considered low. While, ingratiation strategy was

    done with medium effort. This study applied Levene Tests it is known there is no

    difference between male and female late adolescences in the use of ingratiation,

    intimidation, self-promotion and exemplification (sig > 0,05). Meanwhile, there is a

    difference between male and female late adolescences in the use of supplication strategy

    (sig < 0,05).

    Keywords : Self-Presentation, Self-Presentation Strategies, Ingratiation,

    Intimidation, Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Instagram User, Late

    Adolescence

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI

    REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM

    Ni Nyoman Trisna Umeda

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir di

    Instagram. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 611 individu yang terdiri

    dari 293 orang laki-laki dan 318 orang perempuan. Sebagian besar subjek yang terlibat

    saat ini berada pada tingkat pendidikan Sarjana atau Diploma sejumlah 530 orang, tingkat

    pendidikan SMA atau sederajat 79 orang dan 2 orang subjek berada pada jenjang

    Magister. Teknik pemilihan sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Alat

    pengumpulan data yang digunakan adalah skala presentasi diri. Hasil dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa subjek remaja akhir di Instagram melakukan strategi presentasi diri

    exemplification dan self-promotion pada kategori tinggi. Selanjutnya pada strategi

    intimidation dan supplication dilakukan pada kategori rendah. Sementara strategi

    ingratiation dilakukan pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji beda menggunakan

    Levene Tests dengan bantuan SPSS Windows versi 23 diketahui bahwa tidak ada

    perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan strategi

    ingratiation, intimidation, self-promotion dan exemplification (sig > 0,05). Sementara itu,

    terdapat perbedaan nilai pada remaja akhir laki-laki dan perempuan dalam menggunakan

    strategi supplication (sig < 0,05).

    Kata Kunci : Presentasi Diri, Strategi Presentasi Diri, Ingratiation, Intimidation,

    Self-Promotion, Exemplification, Supplication, Pengguna Instagram, Remaja Akhir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata

    Dharma :

    Nama : Ni Nyoman Trisna Umeda

    Nomor Mahasiswa : 149114201

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang

    berjudul :

    STUDI EKSPLORATIF STRATEGI PRESENTASI DIRI

    REMAJA AKHIR DI INSTAGRAM

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

    Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

    lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan

    akademis tanpa perlu permintaan izin dari saya maupun memberi royalti

    kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal, 3 Oktober 2019

    Yang menyatakan,

    (Ni Nyoman Trisna Umeda)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dan terimakasih saya ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi

    Wasa atas segala berkat, bimbingan dan pendampingan selama proses penulisan

    skripsi ini. Segala haru, tawa dan berbagai macam emosi turut menyertai

    perjalanan peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa banyak

    kekurangan dalam penelitian ini. Peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih

    kepada pihak lain yang turut memberikan kontribusi dalam membantu

    menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih

    kepada :

    1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar

    pengesahan skripsi ini.

    2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kepala Program Studi

    Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses

    akademik selama saya berproses di program studi ini.

    3. Ibu Dr. Tjipto Susana selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

    membimbing serta memotivasi saya selama menempuh pendidikan di

    Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    4. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,

    mengarahkan, memberi semangat serta motivasi kepada saya untuk dapat

    menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu

    karena tidak hanya sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, namun juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    sebagai Ibu kedua serta teman bagi saya dalam memberikan saran-saran

    yang membangun saya menjadi lebih baik.

    5. Bapak Agung Santoso, Ph. D. dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi.,

    Psi. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk

    memperkaya hasil dari penelitian ini. Terimakasih atas diskusi yang

    semakin membuka pandangan saya.

    6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata

    Dharma yang telah mengajar, mendidik serta memberikan ilmu

    pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan yang sangat berguna bagi saya

    kedepannya.

    7. Seluruh Staff Fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma: Mas

    Gandung, Ibu Nanik, Pak Sidik dan Mas Muji atas kesabaran,

    keramahannya, dukungan serta bantuannya dalam urusan administrasi

    kemahasiswaan selama menyelesaikan studi.

    8. Alm. Nengah Ladri yang selau menantikan saya sampai pada titik ini.

    Penelitian ini saya persembahkan untukMu.

    9. I Wayan Suka dan Ni Ketut Darmini yang selalu mendengarkan keluh

    kesah saya tiap malam dan selalu mengajarkan saya untuk menjadi pribadi

    yang sabar dan selalu bekerja keras. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu

    yang memberikan segala hal baik secara moral maupun materil yang

    sangat berarti dibandingkan segalanya di dunia ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    10. Kedua kakakku Ni Putu Linda Sari dan Ni Made Dyanik Dwikasari yang

    selalu ada dan setia memberikan semangat serta doa kepada saya sehingga

    skripsi dapat terselesaikan.

    11. Teman lama yang saat ini menjadi teman seperjuangan saya hingga ke

    depannya yaitu I Wayan Robi Suryana. Terimakasih karena terus

    mengajarkan peneliti untuk memikirkan hal-hal yang tidak hanya ada di

    depan mata saja. Akan tetapi, mempersiapkan diri sampai beberapa

    langkah lebih jauh. Dukungan moril yang diberikan, tidak dapat diukur

    dengan tingginya langit dan kedalaman laut.

    12. Teman, sahabat, kakak, adik dan partner hampir di segala kondisi yaitu

    Meilinda Aryani, Sutrisna Dewi, Venny Ardhana, Frederica Wulan,

    Cinthya Citra, Efrem Ferdinand, Tania Windana dan Irine Claudia yang

    selalu mensupport saya dalam segala kondisi.

    13. Bukan teman, bukan juga sahabat, melainkan saudara selama di

    perantauan, Yasinta Tiwi Carysa, Wayang Ayu, Agnes Shinta, Laurensia

    Aniella Hosea, Vania Lorrayne dan Mentanoia Grace B.J. Terimakasih

    karena saling memberi dan sampai bertemu dilain waktu.

    14. AKSI 2016, Keluarga BEMF Magis 2017, KMHD Swastika Taruna,

    Psychofest 2017, Bina Desa 2017, Psychotour 2017, KPU 2018, teman-

    teman Asisten Inventori dan Asisten Tes Proyektif yang telah memberikan

    kesempatan untuk saya berdinamika bersama kalian.

    15. Teman-teman asistensiku tersayang Awit, Dewi, Dinar, Epek, Shinta,

    Valens, Alvin, Rena, Dinar, Natal, Eva, Disa, Cecil, Ovan, Irene, Dyah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    Tegar, Tias, Maria, Adit, Acong, Amos, Areta, Kezia dan Yulia.

    Terimakasih atas kebersamaannya dan semangat terus sampai akhir.

    16. Seluruh teman-teman angkatan 2014 yang sangat luar biasa, semangat dan

    sukes untuk kalian semua. See you on top guys !

    17. Sahabatku Aviandita Akatama, Izza Aprilla dan Ajeng Ganurmala.

    Seberapa pun sulitnya perjuangan kalian saat ini, ada cerita dibaliknya

    yang bisa mendewasakan kita.

    18. Kakakku Ko Edwin, Kevin Irwanto dan Kevin Adian yang rela waktunya

    diganggu demi melancarkan penulisan skripsi ini, terimakasih dan sukses

    untuk kalian.

    19. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia untuk meluangkan waktu

    dan tenaga untuk membantu saya dalam pengisian skala penelitian.

    Bantuan yang kalian sangat berarti bagi saya dalam penyelesaian skripsi

    ini.

    20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah

    membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian diberi

    kemudahan dan kebaikan kalian akan peneliti ingat sampai kapan pun.

    Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tentunya memiliki banyak

    kekurangan. Saya sangat terbuka atas kritik dan saran dari pembaca untuk

    pengembangan penelitian ini kedepannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat

    bagi pembaca. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam

    penulisan skripsi ini dan peneliti mengucapkan terimakasih.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Yogyakarta,

    Peneliti

    Ni Nyoman Trisna Umeda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

    ABSTRAK ....................................................................................................... vii

    ABSTRACK ...................................................................................................... viii

    PERNYATAAN PERSETUJAUN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

    1. Manfaat Teoretis ............................................................................ 8

    2. Manfaat Praktis .............................................................................. 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9

    A. Presentasi Diri ...................................................................................... 9

    1. Definisi Presentasi Diri .................................................................. 9

    2. Perkembangan Presentasi Diri ....................................................... 10

    3. Strategi Presentasi Diri ................................................................... 13

    4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri ....................... 16

    5. Dampak Presentasi Diri.................................................................. 18

    B. INSTAGRAM ...................................................................................... 19

    1. Instagram dan Perkembangannya .................................................. 19

    2. Karakteristk Pengguna Instagram .................................................. 21

    3. Fitur Pada Instagram ...................................................................... 22

    C. REMAJA AKHIR ................................................................................ 24

    1. Definisi Remaja Akhir ................................................................... 24

    2. Aspek perkembangan Remaja Akhir ............................................. 26

    D. KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 28

    E. PERTANYAAN PENELITIAN .......................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 32

    A. JENIS PENELITIAN ........................................................................... 32

    B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ...................................... 32

    C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 32

    D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 33

    E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ............................ 34

    F. VALIDITAS, SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS ...................... 38

    1. Validitas ......................................................................................... 38

    2. Seleksi Item .................................................................................... 38

    3. Reliabilitas ..................................................................................... 40

    G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 41

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43

    A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ................................................. 43

    C. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 45

    1. Kategorisasi Subjek Penelitian ....................................................... 45

    2. Hasil Penelitian .............................................................................. 63

    a. Uji Normalitas .......................................................................... 63

    b. Uji Beda ................................................................................... 69

    D. PEMBAHASAN .................................................................................. 71

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 76

    A. KESIMPULAN .................................................................................... 76

    B. KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 78

    C. SARAN ................................................................................................ 78

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 99

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Item Skala Presentasi Diri ............................................................. 37

    Tabel 2 Seleksi Item ................................................................................... 39

    Tabel 3 Koefisien Korelasi Item Total (rix) ................................................ 40

    Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Jenis Presentasi Diri .................................. 40

    Tabel 5 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ............................................. 44

    Tabel 6 Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 44

    Tabel 7 Kategorisasi Strategi Ingratiation Secara Umum .......................... 46

    Tabel 8 Kategorisasi Strategi Ingratiation Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 47

    Tabel 9 Kategorisasi Strategi Intimidation ................................................. 49

    Tabel 10 Kategorisasi Strategi Intimidation Berdasarkan Jenis Kelamin .... 50

    Tabel 11 Kategorisasi Strategi Self-Promotion ............................................ 52

    Tabel 12 Kategorisasi Strategi Self-Promotion Berdasarkan Jenis Kelamin 53

    Tabel 13 Kategorisasi Strategi Exemplification ........................................... 55

    Tabel 14 Kategorisasi Strategi Exemplification Berdasarkan Jenis Kelamin

    ....................................................................................................... 56

    Tabel 15 Kategorisasi Strategi Supplication ................................................ 58

    Tabel 16 Kategorisasi Strategi Supplication Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

    Tabel 17 Kesimpulan Kategorisasi Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis

    Kelamin ......................................................................................... 60

    Tabel 18 Chi-Square Tests Antara Strategi Presentasi Diri Berdasarkan Jenis

    Kelamin ......................................................................................... 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    Tabel 19 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) .............................. 63

    Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas Strategi Ingratiation dan Jenis Kelamin .. 69

    Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Strategi Intimidation dan Jenis Kelamin . 70

    Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Strategi Self-Promotion dan Jenis

    Kelamin ......................................................................................... 70

    Tabel 23 Hasil Uji Homogenitas Strategi Exemplification dan Jenis

    Kelamin ......................................................................................... 70

    Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Strategi Supplication dan Jenis Kelamin . 71

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Histogram Strategi Ingratiation ..................................................... 64

    Gambar 2 Histogram Strategi Intimidation .................................................... 65

    Gambar 3 Histogram Strategi Self-Promotion ............................................... 66

    Gambar 4 Histogram Strategi Exemplification .............................................. 67

    Gambar 5 Histogram Strategi Supplication ................................................... 68

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Self-Presentation Tactics (SPT) Scale Versi Asli .................... 86

    Lampiran 2 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics

    (SPT) Scale Versi Indonesia ..................................................... 89

    Lampiran 3 Hasil Metode Back-Translation Self-Presentation Tactics

    (SPT) Scale Versi Inggris ......................................................... 93

    Lampiran 4 Skala Tryout (Mengacu Pada SPT) .......................................... 96

    Lampiran 5 Reliabilitas Skala Presentasi Diri ............................................. 106

    Lampiran 6 Skala Presentasi Diri................................................................. 111

    Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 118

    Lampiran 8 Hasil Uji Beda Strategi Presentasi Diri dan Jenis Kelamin ...... 119

    Lampiran 9 Surat Ijin SPT ........................................................................... 122

    Lampiran 10 Surat Keterangan Translator ..................................................... 124

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pada tahun 2017 Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII)

    menemukan peningkatan sejak 2016 yang kini pengguna internet mencapai

    143,26 juta orang. Ada informasi lain yang ditemukan dari survei tersebut

    yaitu sebanyak 87,13% cenderung mengakses sosial media untuk

    berkomunikasi (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia [APJII], 2017).

    Dewasa ini sosial media digunakan sebagai sarana interaksi, berkolaborasi

    dan menunjukkan eksistensi diri (Talani, 2014), yaitu digunakan untuk

    mempresentasikan diri (Gustina, 2015).

    Platform sosial media yang paling banyak diminati saat ini untuk

    mempresentasikan diri adalah Instagram (Ayudhya, 2017). Berdasarkan data

    pada Januari 2018 ditemukan, yaitu sebanyak 53 juta orang merupakan

    pengguna Instagram (Databoks, 2018). Indonesia juga termasuk sebagai

    pengguna Instagram terbesar se-Asia Pasifik tahun 2017 (Haryanto, 2017).

    Instagram memiliki banyak penggemar terutama remaja karena interaksi yang

    ditawarkan lebih luas, lebih menarik dan interaktif dibandingkan sosial media

    lainnya (Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016; Ayudhya, 2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Instagram fokus pada komunikasi dengan media foto ataupun video

    (Dewi, Mayangsari, & Rina, 2016). Selain menjadi media komunikasi,

    Instagram juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    sebagai album digital karena dapat menyimpan serta membagikan foto itu

    sendiri (Gustina, 2015). Foto juga dianggap mampu memberikan kesempatan

    bagi seseorang untuk mempresentasikan diri secara kreatif sesuai dengan

    keinginannya (Putri, 2016). Dengan demikian, individu dapat

    mempresentasikan dirinya melalui foto untuk mewakilkan citra diri yang

    ingin ditampilkan kepada orang lain (Gustina, 2015).

    Salah satu penggunaan sosial media oleh Awkarin yang sering

    mengunggah konten diluar kewajaran orang Indonesia (Kulsum, 2018).

    Konten-konten yang diunggah tersebut dianggap tidak pantas untuk

    ditampilkan (Kulsum, 2018; Harian Bernas Indonesia, n.d.). Akibatnya,

    sebagian followers berusia remaja turut mengecam tindakan yang dilakukan

    karena dianggap sebagai usaha untuk mencuci otak dengan melakukan

    tindakan yang tidak baik (Hidayat, 2016). Akan tetapi, followers remaja

    lainnya menyukai gaya hidup yang ditampilkan karena terkesan berani,

    sehingga diidolakan remaja seusianya (Laila, 2016).

    Fenomena tersebut didukung oleh penelitian Wahyuningtyas (2017) yang

    menjelaskan bahwa presentasi diri yang ditampilkan individu adalah karena

    adanya kebutuhan mengekspresikan diri. Pada saat individu menampilkan diri

    yang sesuai dengan keinginannya, menimbulkan perasaan nyaman tanpa

    terpengaruh oleh penilaian yang diberikan secara sosial. Hal ini menandakan

    bahwa diri yang disampaikan kepada orang lain bukan untuk memenuhi

    harapan orang lain, melainkan untuk memposisikan diri sesuai dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    kepentingan pribadi dengan menunjukkan diri sesuai dengan keinginannya

    (Arkin, 1981; Baumeister, 1982).

    Disisi lain Awkarin terlihat menampilkan diri secara kreatif dan unik

    untuk memperoleh public validation atas citra yang telah ditampilkan

    (Wahyuningtyas, 2017). Menurut Yang dan Brown (2016) menampilkan diri

    yang dilakukan secara online melalui sosial media merupakan cara yang tepat

    digunakan oleh remaja untuk mempresentasikan diri. Remaja

    mempresentasikan diri pada sosial media karena dapat mempermudah mereka

    dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Dalam hal ini, remaja akhir adalah mereka yang termasuk dalam rentang usia

    18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Remaja memiliki kebutuhan untuk

    menunjukkan originalitas dirinya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).

    Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) hal tersebut menyebabkan

    remaja memiliki kecenderungan untuk memberikan kesan lain daripada yang

    lain dengan menciptakan suatu gaya tersendiri. Bentuk originalitas yang

    ditunjukkan biasanya melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya

    tingkah laku atau kesenangan musik. Hal ini mengakibatkan munculnya

    kebutuhan remaja untuk menjadi populer melalui dukungan-dukungan yang

    diberikan lingkungan sosial dan penerimaan oleh orang disekitarnya

    (Soesilowindradini, 2005).

    Penggunaan sosial media untuk membentuk dan mengelola kesan yang

    dimunculkan orang lain tergolong tindakan presentasi diri (Flore, 2008).

    Presentasi diri didefinisikan sebagai usaha mengatur kesan yang dilakukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    untuk membangun kekuatan yang dapat mempengaruhi orang yang hendak

    dituju (Tedeschi & Riess, 1981; Lee, Quigley, Nesler, Corbett dan Tedeschi,

    1999). Kesan yang ditampilkan adalah originalitas diri agar tercapainya

    keinginan untuk memperoleh penghargaan dan menghindari penolakan

    lingkungan sosial (Tedeschi & Riess, 1981). Sementara itu, presentasi diri

    berarti usaha yang selektif untuk mengungkapkan citra diri agar terbentuk

    kesan yang diharapkan orang lain (Jones & Pittman, 1982). Menurut Lee et

    al. (1999) sebagai individu yang mempresentasikan diri, mereka akan

    melakukan berbagai cara untuk membangun citra yang diinginkan lingkungan

    sosial.

    Presentasi diri akan berhasil apabila dilakukan bersamaan dengan strategi-

    strategi presentasi diri (Jones & Pittman, 1982). Strategi presentasi diri yakni

    suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-verbal

    atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu dalam

    menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang dimunculkan

    orang lain (Jones & Pittman, 1982). Adapun jenis presentasi diri oleh Jones

    dan Pittman (1982) meliputi ingratiation (perilaku sosial yang berfokus pada

    keinginan untuk disukai dan dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan),

    intimidation (perilaku sosial yang menampilkan diri sebagai figur

    mengancam atau berbahaya), self-promotion (perilaku sosial yang

    ditunjukkan untuk menampilkan kualitas personal yang dimiliki),

    exemplification (perilaku sosial yang ditampilkan berkaitan dengan moralitas

    individu) dan supplication (perilaku sosial yang ditunjukkan untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    mendapatkan bantuan dengan menampilkan diri sebagai pribadi tergantung

    dan lemah).

    Presentasi diri dipercaya dapat memperluas kesempatan individu untuk

    menemukan lingkungan atau teman baru (Leary, Nezlek, Downs, Davenport,

    Martin & McMullen, 1994; Kusumasari & Hidayati, 2014). Tujuan lain dari

    melakukan presentasi diri untuk memperoleh keberhasilan dalam menjalin

    relasi (Yang & Brown, 2016). Presentasi diri juga dapat berdampak pada

    kesempatan individu belajar dan memudahkannya dalam membagikan

    informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, usia remaja yang aktif

    menggunakan dan mengekspresikan diri melalui sosial media memiliki

    dampak kecanduan melebihi kecanduan alkohol dan rokok (Royal Society

    For Public Health [RSPH], 2017). Dijelaskan bahwa tahap usia remaja dan

    dewasa awal yaitu usia 16 hingga 24 tahun sangat tertarik menggunakan

    sosial media yang mengakibatkan mereka akan mengalami kerentanan pada

    perkembangan emosionalnya (RSPH, 2017). Kerentanan emosional itu sering

    menimbulkan kecemasan atau depresi pada remaja yang aktif bersosial

    media. Survei tersebut menjelaskan 4 dari 5 remaja di UK yang menggunakan

    sosial media secara aktif mengaku hal itu menimbulkan perasaan cemas yang

    berlebih yang berpengaruh pada kehidupan personalnya (RSPH, 2017). Selain

    itu, kecemasan yang dirasakan itu berdampak pada body image karena 9 dari

    10 remaja perempuan merasa tidak bahagia atas tampilan fisiknya (RSPH,

    2017). Hal ini berlanjut pada menurunnya kualitas tidur akibat kecemasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    karena paparan terhadap sosial media yang melebihi kewajaran (RSPH,

    2017).

    Selain itu, media sosial instagram diketahui memiliki dampak negatif

    yang paling tinggi dibanding sosial media seperti youtube, twitter, facebook

    dan snapchat (RSPH, 2017). Walaupun demikian, instagram merupakan

    media sosial yang paling dapat menjadi sarana mengekspresikan diri dan

    mengungkapkan identitas daripada media sosial lainnya (RSPH, 2017). Perlu

    adanya perhatian khusus pada orang lain (audience) yang dituju karena

    mereka memiliki karakteristik yang berbeda untuk terpengaruh pada

    presentasi diri yang ditampilkan (Rui & Stefanone, 2013). Dalam hal ini

    karakteristik daripada audience berpengaruh dalam menentukan strategi

    presentasi diri yang digunakan (Rui & Stefanone, 2013).

    Mengeskpresikan diri yang biasanya ditampilkan melalui foto tidak hanya

    untuk mengabadikan momen melainkan juga sebagai sarana menampilkan

    diri melalui foto selfie (Simatupang, 2015). Selfie merupakan kegiatan dengan

    menampilkan seluruh atau sebagian bagian tubuh dengan kamera handphone

    (Simatupang, 2015). Dalam hal ini selfie berhubungan erat dengan self-image

    tiap individu, sehingga penggunakan menampilkan sisi terbaik dari dirinya

    agar tercipta kesan yang diinginkan (Simatupang, 2015).

    Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Juditha (2014) tentang presentasi

    diri pada media sosial path digunakan sebagai ajang eksistensi diri dengan

    menampilkan sisi terbaik. Sisi terbaik ditampilkan melalui tampilan status,

    lokasi, foto hingga musik yang sedang didengarkan pada sosial media path.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko

    (2018) terkait presentasi diri pada sosial media instagram. diketahui bahwa

    kesan positif yang diperoleh seseorang yang mempresentasikan diri dapat

    dipengaruhi oleh foto yang ditampilkan. Adanya keinginan yang besar dari

    individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan menghindari

    penolakan mendorong mereka untuk menampilkan sisi positif dari dirinya

    agar memperoleh feedback yang positif juga.

    Berdasarkan paparan di atas, audience memiliki perbedaan karakteristik

    yang dapat mempengaruhi strategi presentasi diri seseorang dalam

    menampilkan diri pada sosial media. Oleh karena itu, peneliti ingin

    mengetahui strategi presentasi diri yang dilakukan oleh remaja akhir di

    instagram.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan

    sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

    strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?”

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi presentasi diri remaja akhir

    di Instagram.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat Teoretis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

    pengetahuan dan informasi dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi

    Komunikasi, terkait dengan presentasi diri di sosial media instagram.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi pengguna

    media sosial online khususnya remaja agar lebih memahami strategi

    presentasi diri yang ditampilkan dalam sosial media.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. PRESENTASI DIRI

    1. Definisi Presentasi Diri

    Presentasi diri adalah usaha yang dilakukan untuk pembentukan kesan

    secara selektif untuk menampilkan citra diri agar sesuai dengan harapan

    orang lain (Jones & Pittman, 1982). Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan

    Jones dan Pittman, Tedeschi dan Riess (1981) mendefinisikan presentasi diri

    sebagai usaha mengatur kesan yang ditampilkan agar memperoleh

    penghargaan dan menghindari hukuman di hadapan orang lain. Melalui

    definisi ini dapat dipahami bahwa presentasi diri dilakukan untuk

    membangun kekuatan individu untuk mempengaruhi orang yang hendak

    dituju sehingga individu dapat diterima secara sosial.

    Presentasi diri yang dilakukan individu bertujuan untuk mempengaruhi

    persepsi orang lain (Tedeschi & Riess, 1981; Dominick, 1999). Presentasi diri

    dilakukan karena individu memiliki dorongan untuk diterima secara sosial

    (Schneider, 1981; Djafarova & Trofimenko, 2018). Penerimaan dapat

    diperoleh dengan menampilkan perilaku-perilaku yang telah direncanakan

    dan dipilih sebelumnya (Arkin, 1981). Walaupun perilaku yang ditampilkan

    merupakan perilaku yang telah dipilih, individu penting untuk melakukan

    kontrol dalam menampilkan tampilan diri agar terhindar dari penilaian negatif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    dan memperoleh penilaian positif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981; Dominick,

    1999). Penilaian positif yang nantinya diperoleh diharapkan dapat

    memberikan keuntungan bagi pelaku presentasi diri (Stevens & Kristof,

    1995).

    2. Perkembangan Presentasi Diri

    Pada kondisi sosial, individu dituntut untuk bertindak secara sengaja atau

    tidak disengaja dalam mengekspresikan diri agar dapat menimbulkan

    interaksi sosial (Goffman, 1956). Goffman berasumsi bahwa saat seseorang

    muncul di hadapan orang lain, maka orang tersebut mencoba untuk

    mengendalikan kesan yang dimunculkan dari situasi yang dihadapi. Dahulu

    hal ini dikenal dengan impression management oleh Goffman (1956). Seiring

    dengan perkembangan teori oleh beberapa ahli, istilah ini berkembang

    menjadi self-presentation atau presentasi diri yang memiliki hubungan erat

    dengan istilah impression management yang pertama kali diperkenalkan oleh

    Goffman (Schneider, 1981).

    Impression management berkaitan dengan tampilan diri yang dikelola

    dengan cara menyajikan tampilan diri yang tidak hanya ditampilkan oleh diri

    sendiri melainkan juga dapat disampaikan oleh pihak ketiga (Schneider,

    1981). Sedangkan self-presentation atau presentasi diri digunakan untuk

    tujuan mengatur kesan yang dimunculkan orang lain (Schneider, 1981).

    Saat memulai interaksi, individu tidak dapat memungkiri untuk

    mempresentasikan diri kepada orang lain (Dayakisni dan Hudaniah, 2009).

    Hal ini digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam menjalin relasi dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    orang lain melalui tindakan menampilkan citra diri (Yang dan Brown, 2016).

    Yang dan Brown (2016) menyebutkan bahwa citra diri yang dibangun

    tersebut adalah usaha untuk mempermudah dalam menjalin relasi dengan

    orang lain. Presentasi diri dianggap sebagai cara yang tepat dalam memulai

    hubungan melalui pengungkapan informasi pribadi agar diketahui orang lain

    (Kusumasari dan Hidayati, 2014).

    Menurut perkembangannya, presentasi diri dilakukan mulanya dilakukan

    secara offline namun kini dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan

    termasuk online (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Hal ini semakin didukung

    dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga terjadilah

    pergeseran presentasi diri tersebut (Huang, 2014). Perbedaan yang terlihat

    dari konteks presentasi diri offline dan online yakni pada media online yang

    dapat digunakan secara lebih bebas untuk mengekspresikan diri (Huang,

    2014; Putri, 2016). Ditambah lagi ketiadaan elemen verbal dalam interaksi

    yang dilakukan saat mempresentasikan diri secara online semakin

    memudahkan untuk melakukan presentasi diri (Gustina, 2015). Oleh karena

    itu, individu yang mempresentasikan diri secara online dapat fokus pada

    aspek tertentu dalam dirinya yang ingin ditonjolkan (Huang, 2014).

    Selain itu, pelaku presentasi diri percaya bahwa melalui dunia online

    dirinya memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertemu dengan orang

    baru dan dapat menampilkan diri yang berbeda dari offline self (Aryani,

    Hardjajani, & Nugroho, 2013). Hal ini menandakan bahwa individu sadar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    bahwa dalam dunia online perlu mengatur tampilan diri agar terlihat menarik

    di hadapan orang lain (Aryani, Hardjajani, & Nugroho, 2013).

    Berdasarkan penjelasan tersebut menandakan bahwa dunia online

    merupakan tempat ideal bagi individu dalam mempresentasikan diri karena

    individu merasa lebih bebas dalam membentuk kesan melalui akun

    pribadinya (Huang, 2014). Kecenderungan mempresentasi diri dapat

    tercermin dari tindakan penataan diri seperti menuliskan atau membagikan

    kata-kata bijak, menyampaikan kritik melalui komentar dalam sebuah

    postingan, membagikan kondisi pribadi yang sedang terjadi, bahkan hingga

    membagikan gambar maupun video di berbagai lokasi (Luik, 2012).

    Tindakan presentasi diri secara online biasanya dilakukan pada sosial

    media (Aldhafferi, Watson, & Sajeev, 2013). Tindakan presentasi diri dalam

    media sosial sangat dipengaruhi oleh tampilan visual dari penggunanya.

    Media sosial dalam hal ini dianggap sebagai perpanjangan tangan

    penggunanya, sehingga dapat mewakili presentasi diri yang dilakukan (Luik,

    2012). Dalam hal ini presentasi diri identik dengan foto yang diunggah pada

    akun media sosial (Yang dan Brown, 2016). Instagram adalah sosial media

    berbagi informasi melalui foto ataupun video oleh pengguna ataupun orang

    lain secara instan (Gustina, 2015).

    Foto tidak hanya mengabadikan sebuah momen atau salah satunya

    menampilkan kegiatan selfie (Simatupang, 2015). Simatupang (2015)

    menjelaskan selfie sebagai kegiatan berfoto dengan menampilkan seluruh

    atau sebagian tubuh dengan menggunakan kamera handphone. Selfie

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    berkaitan erat dengan self image seseorang. Hal ini membuat seseorang dalam

    menggunakan Instagram selalu ingin menampilkan sisi terbaik dirinya agar

    memperoleh kesan yang diinginkan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Djafarova dan Trofimenko (2018) tentang

    presentasi diri melalui Instagram menunjukkan data bahwa ketika seseorang

    mengunggah foto yang menggambarkan kesan positif, juga akan memperoleh

    feedback yang positif dari followersnya. Hal ini disebabkan oleh keinginan

    yang besar dari individu untuk membangun relasi dengan orang lain dan

    menghindari penolakan.

    Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Juditha (2014) tentang

    presentasi diri pada path digunakan sebagai ajang eksistensi dengan

    menampilkan diri terbaik mereka pada sosial media. Sosial media

    dimanfaatkan untuk mendeskripsikan diri dengan menampilkan status, lokasi,

    foto ataupun musik yang sedang didengar. Hal yang ditampilkan adalah hal

    terbaik yang telah melalui proses editing.

    3. Strategi Presentasi Diri

    Menurut Jones dan Pittman (1982) strategi presentasi diri diartikan

    sebagai suatu ciri perilaku secara spesifik yang meliputi style, ekspresi non-

    verbal atau komunikasi verbal dalam rangka meningkatkan kekuatan individu

    dalam menjalin relasi yang dirancang untuk membentuk kesan yang

    dimunculkan orang lain. Ada lima strategi presentasi diri yaitu :

    a. Ingratiation

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Ingratiation salah satu strategi presentasi diri yang paling banyak dipilih

    oleh individu (Jones & Pittman, 1982). Ingratiation merupakan perilaku

    sosial yang dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat (Lee et al,

    1999; Dimmer, 2016). Seorang ingritator memiliki tujuan untuk disukai oleh

    orang lain, sehingga memperoleh beberapa keuntungan dari orang lain (Lee et

    al., 1999; Dimmer, 2016). Sederhananya ingratiation bertujuan supaya

    individu dipersepsikan sebagai individu yang hangat, humoris, bisa

    dipercaya, mempesona dan berpenampilan menarik.

    b. Intimidation

    Berbeda halnya dengan ingratiation, intimidation merupakan perilaku

    sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan

    berbahaya bagi orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al., 1999).

    Intimidator cenderung mengabaikan keinginan untuk disukai dan lebih

    menampilkan kekuatan yang dimiliki agar orang lain merasa tidak nyaman

    (Jones & Pittman, 1982). Jones dan Pittman (1982) melihat bahwa

    intimidator cenderung dilakukan oleh orang-orang dengan kekuatan yang

    tinggi ke orang dengan kekuatan yang lebih rendah.

    c. Self-promotion

    Self-promotion merupakan perilaku sosial yang ditunjukkan untuk mencari

    pengakuan atas kemampuan tertentu yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982).

    Tujuan dari perilaku promoter adalah untuk memperoleh perhatian atas

    kualitas personal yang dimiliki (Jones & Pittman, 1982). Menurut Jones dan

    Pittman (1982) promoter berusaha untuk mencari atribusi atas kompetensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    yang mengacu pada tingkat kemampuan umum (kecerdasan atau kemampuan

    atletik) ataupun pada keterampilan tertentu (keahlian mengetik atau bermain

    alat musik), sehingga mendapatkan hak istimewa di lingkungan sosial dan

    terhindari dari kesan inferior. Alasan yang paling utama dan penting yakni

    ingin membuat orang lain terkagum-kagum dengan kemampuan yang dimiliki

    (Jones & Pittman, 1982).

    d. Exemplification

    Exemplification merupakan perilaku sosial untuk memproyeksikan

    integritas dan bermoral baik. Begitu juga halnya individu dengan strategi

    exemplification ingin terlihat jujur, disiplin, murah hati dan dermawan (Jones

    & Pittman, 1982). Strategi ini memiliki kaitan erat dengan moralitas individu

    sehingga dibutuhkan perilaku konsisten saat memahami nilai dari perilaku

    yang ditampilkan, sehingga nantinya dapat dinilai layak secara moral (Jones

    & Pittman, 1982).

    e. Supplication

    Supplication adalah perilaku sosial yang ditunjukkan sebagai bentuk

    kehilangan kemampuan diri. Perilaku yang tercermin adalah perilaku

    mengeksploitasi diri sebagai pribadi yang lemah dan bergantung pada orang

    lain (Jones & Pittman, 1982). Individu dengan strategi ini berusaha

    menampilkan diri sebagai pribadi yang bergantung untuk memperoleh

    pertolongan dan simpati dari orang lain (Jones & Pittman, 1982; Lee et al.,

    1999).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Kelima strategi ini digunakan juga dalam penelitian terbaru yang

    dilakukan oleh Lee et al. (1999). Penelitian Lee et al. (1999) menggunakan 12

    strategi presentasi diri, yang mana dari 12 strategi tersebut terdapat lima

    strategi yang juga mengacu pada strategi presentasi diri miliki Jones dan

    Pittman (1982). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi

    yang diajukan oleh Jones dan Pittman (1982) yakni sebanyak lima strategi.

    Kelima strategi ini dipilih karena strategi yang diajukan oleh Lee et al. (1999)

    didasarkan pada konteks offline, sehingga sulit untuk diadaptasi pada

    penelitian ini dengan konteks online. Selain itu, kelima strategi ini lebih dapat

    memberikan gambaran perilaku yang dapat digeneralisasi dalam kehidupan

    online self dan offline self daripada pengguna instagram (Dominick, 1999).

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Presentasi Diri

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku presentasi diri yang

    dilakukan individu, yaitu social anxiety (Schlenker & Leary, 1982), self-

    esteem (Rozika & Ramdhani, 2016; Nastiti & Purworini, 2018) dan jenis

    kelamin (Monago, Graham, Greenfield & Salimkhan, 2008; Herring &

    Kapidzig , 2015). Berikut penjelasannya:

    a. Social Anxiety

    Perilaku menampilkan diri yang dilakukan individu terkadang

    menghasilkan kesan yang diinginkan atau kesan yang tidak diinginkan. Kesan

    yang dimunculkan orang lain memicu munculnya perilaku mengontrol

    tampilan diri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Schlenker

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    dan Leary (1982) menjelaskan bahwa perasaan cemas yang dialami memicu

    timbulnya motivasi untuk mengontrol kesan orang lain terhadap dirinya.

    b. Self-Esteem

    Perilaku presentasi diri yang dilakukan oleh individu terutama remaja pada

    Instagram ditujukkan untuk membentuk harga dirinya menjadi lebih tinggi.

    Penyebabnya adalah adanya keinginan untuk diakui oleh publik sehingga

    menimbulkan tindakan menampilkan diri secara luas dan mendalam (Nastiti

    & Purworini, 2018). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nastiti dan

    Purworini (2018) menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan untuk

    membangun konsep diri yang disebarluaskan sehingga memperoleh feedback

    dari orang lain yang dapat menciptakan harga diri mereka. Hal ini

    menunjukkan bahwa presentasi diri yang dilakukan adalah untuk

    menciptakan harga diri dihadapan publik. Selain itu, hasil penelitian oleh

    Rozika dan Ramdhani (2016) dijelaskan bahwa semakin tinggi harga diri

    seseorang maka semakin tinggi juga presentasi diri yang dilakukan. penelitian

    tersebut menjelaskan bahwa harga diri yang tinggi dari individu

    menyebabkan individu cenderung sering mengunggah foto pribadi di akun

    Instagramnya.

    c. Jenis Kelamin

    Perilaku presentasi diri di media sosial merupakan mekanisme baru dalam

    pembentukan identitas remaja (Monago et al, 2008). Penggunaan gambar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    sebagai media mempresentasikan diri ditujukan untuk memperoleh

    persetujuan secara sosial. Laki-laki dan perempuan menunjukkan presentasi

    diri yang berbeda. Hasil dari penelitian Monago et al. (2008) menunjukkan

    bahwa perempuan mempresentasikan diri dengan menampilkan daya tarik

    fisik seperti tampilan tubuh atau kecantikan fisik. Sedangkan laki-laki lebih

    enggan mempresentasikan diri dengan menunjukkan daya tarik fisik dan lebih

    kepada status sosialnya.

    Hasil penelitian Herring dan Kapidzic (2015) menunjukkan bahwa remaja

    perempuan lebih mempresentasikan diri melalui tampilan fisik yang menarik

    dan terlihat menarik secara seksual. Sedangkan laki-laki lebih

    mempresentasikan diri dengan kurang jelas. Tapi antara laki-laki dan

    perempuan sama-sama menggunakan foto sebagai media presentasi diri pada

    sosial media. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian oleh Chua dan

    Chang (2016) yaitu remaja perempuan berusaha menunjukkan presentasi diri

    dengan menunjukkan foto selfie yang menarik agar memperoleh penerimaan

    dari kelompok sosialnya dengan mencocokan performa diri yang ditampilkan

    agar sesuai dengan harapan orang lain. Penerimaan merupakan indikator

    penting pada tampilan fisik yang dilihat berdasarkan followers, likes dan

    comment yang ada di akun Instagramnya.

    5. Dampak Presentasi Diri

    Presentasi diri adalah salah satu cara yang digunakan untuk memulai

    sebuah hubungan dengan mengungkapkan informasi pribadi agar diketahui

    orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014). Usaha yang dilakukan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    mempresentasikan diri dilakukan untuk memperoleh penerimaan dari

    lingkungan sekitar. Alasan ini digunakan oleh pelaku presentasi diri agar

    mereka memperoleh perhatian dari orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Presentasi diri yang dilakukan individu dapat memunculkan dampak

    positif seperti mempererat hubungan pertemanan ataupun kekeluargaan

    dengan mereka yang letaknya berjauhan (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Tidak hanya itu, mempresentasikan diri juga dapat memperluas pertemanan

    dan meningkatkan kesempatan untuk belajar dan memudahkan seseorang

    untuk membagikan informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Selain memberikan dampak positif, presentasi diri juga dapat

    menimbulkan dampak negatif pada pelakunya. Dampaknya dari

    mempresentasikan diri adalah berkuranngnya privasi pribadi (Kusumasari &

    Hidayati, 2014). Selain itu, pelaku yang melakukan presentasi diri dapat

    kehilangan kemampuan bersosialisasi diri di dunia nyata, bahkan menjadi

    korban cybercrime (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    B. INSTAGRAM

    1. Instagram dan Perkembangannya

    Internet dengan berbagai fitur yang tersedia di media sosial dianggap

    dapat membantu manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan

    manusia lainnya (Ratnasari, 2005). Menurut Ayudhya (2017) komunikasi

    yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pertemanan, terutama

    komunikasi melalui Instagram. Instagram merupakan kependekan dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    “instant-telegram” agar lebih mudah dieja oleh semua orang (@mrbambang,

    2012). Instagram merupakan sosial media yang sangat populer saat ini.

    Instagram menjadi media yang mampu menampilkan foto maupun video yang

    dapat diakses dengan cepat oleh penggunanya maupun orang lain (Gustina,

    2015). Oleh sebab itu, Putri (2016) melihat Instagram sebagai jurnal pribadi

    individu untuk dijadikan album foto digital karena dapat mengunggah foto

    yang diinginkan secara bebas.

    Dilansir dari halaman resminya, Instagram mulai diluncurkan pada

    tanggal 6 Oktober 2010 yang didirikan oleh Burbn, Inc (Lee, Lee, Moon &

    Sung, 2015). Aplikasi ini diluncurkan sebagai aplikasi berbagi foto melalui

    handphone (Lee et al, 2015). Pada april tahun 2012, akhirnya Instagram

    memutuskan untuk bekerjasama dengan Facebook untuk membangun

    jaringan komunikasi yang lebih luas (Instagram-press.com, 9/04/2012). Hal

    ini dilakukan Instagram dalam rangka menciptakan pengalaman foto yang

    lebih baik.

    Perkembangan pesat ditunjukkan Instagram mulai dari memperbaiki

    fitur-fitur yang ada. Mulai dari fitur stories, explore, geotag, @mention

    sharing, gif stickers, IGTV, hingga music in strories dan lainnya. Bahkan

    Instagram sudah menggunakan 25 bahasa untuk mempermudah pengguna

    untuk memahami Instagram sebagai jaringan global (Lee et al, 2015).

    Instagram dapat memfasilitasi individu dalam mempresentasikan diri

    secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016). Menurut Ayudhya (2017),

    kehadiran Instagram sebagai media sosial mampu menjadi penataan diri bagi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    para penggunanya. Oleh sebab itu, semakin majunya perkembangan jaman

    dalam pengunaan media sosial khususnya, menyebabkan individu mengalami

    pergeseran presentasi diri dari “real life” menjadi “virtual life”.

    Perkembangan yang semakin pesat juga menyebabkan individu berlomba-

    lomba untuk menampilkan diri dalam kehidupan virtualnya (Hanika, 2016).

    Kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan, menyebabkan

    Instagram sangat sesuai untuk menampilkan diri serta menciptakan citra diri

    sesuai dengan keinginan penggunanya. Melalui media foto yang digunakan

    sebagai sarana mempresentasikan diri, merupakan pilihan yang tepat untuk

    memberikan deskripsi diri dan dapat dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga

    sesuai dengan harapan mereka.

    Penelitian oleh Kleemans, Daalmans, Carbaat dan Anschutz (2018)

    melihat bahwa sebagian besar responden melakukan manipulasi atas foto

    yang diunggah pada akun Instagram. Terjadinya hal tersebut dikarenakan foto

    yang sudah dimanipulasi melalui proses editing mendapatkan tanggapan yang

    lebih baik daripada foto asli saat diunggah. Selain itu, individu yang

    melakukan manipulasi terhadap unggahan foto di sosial medianya memiliki

    kecemasan terhadap kecenderungan social comparison. Hal semacam ini

    dinilai oleh Tedeschi dan Riess (1981) sebagai usaha untuk mengumpulkan

    kekuatan individu dari penghargaan orang-orang yang menyukainya. Individu

    merasa sangat senang saat dirinya disukai dan akan menghabiskan banyak

    waktu untuk mencapai sumber kekuatan itu (Tedeschi & Riess, 1981).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    2. Karakteristik Pengguna Instagram

    Instagram adalah media sosial yang identik melalui tampilan visual karena

    dapat dengan bebas untuk mempresentasikan diri (Putri, 2016). Pengguna

    instagram cenderung menggunakan media visual seperti foto dan video

    sebagai media presentasi diri (Dewi, Mayangsari & Rina, 2016). Menurut

    Hartawan (2017) foto-foto dan video yang ditampilkan meliputi kegiatan

    sehari-hari, barang kepunyaan pribadi yang baru dibeli, baju ataupun aksesoris

    dan lain sebagainya.

    Tidak hanya ingin bebas dalam menampilkan diri, pengguna instagram

    juga ingin menampilkan tampilan yang berbeda dari yang umumnya

    ditampilkan orang lain (Putri, 2016). Individu merasa ingin menjadi yang

    berbeda dari yang lainnya agar selalu dinilai unik dan diingat oleh orang yang

    melihatnya. Hal tersebut yang mengakibatkan individu berlomba-lomba untuk

    menganut budaya anti-mainstream dan menampilkan foto atau video yang

    belum banyakk dipublikasikan oleh orang lain (Putri, 2016).

    Selain itu, dalam menampilkan diri pengguna instagram akan mencari

    celah untuk terlihat lebih unggul dibandingkan pengguna lainya untuk

    menampilkan keunggulan dirinya. Hal yang biasa dilakukan dengan

    memberikan hashtag atau geotag agar orang lain menemukan foto ataupun

    informasi tertentu dari apa yang telah diunggah (Putri, 2016). Menampilkan

    diri dengan cara itu dapat menarik perhatian pengguna lainnya, sehingga akan

    memberikan komentar dan like (Putri, 2016). Kecenderungan menampilkan

    perilaku tersebut mengarah pada perilaku pengguna yang berusaha untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    menampilkan segala aktifitasnya agar diketahui pengikutnya (Dewi,

    Mayangsari & Rina, 2016).

    3. Fitur Pada Instagram

    Instagram memiliki beberapa fitur yang menyebabkannya memiliki daya

    tarik khusus dibandingkan media sosial lainnya yaitu:

    a. Pengikut (follower)

    Instagram menawarkan fitur pengikut yang dikenal dengan follower.

    Fitur ini berguna untuk melakukan interaksi antar sesama pengguna

    Instagram berupa tanda suka, komentar atau direct message

    (@mrbambang, 2012).

    b. Mengunggah Foto maupun Video

    Foto ataupun video merupakan fokus utama dari kemunculan

    Instagram sendiri. Aktivitas mengunggah foto ataupun video dilengkapi

    dengan fitur editan yang menyertainya. Instagram turut memfasilitasi

    kreatifitas dari penggunanya dengan menyediakan filter yang dapat

    mendukung hasil foto dan video yang lebih menarik lagi (Instagram-

    press.com, 16/12/2014). Selain memberikan efek pada foto maupun video,

    pengguna juga dapat memberikan judul foto yang akan diunggah. Selain

    itu, juga dapat memberikan geotagging atau menandai tempat tersebut.

    c. Likes dan Comment

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Fitur ini berguna untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya. Fitur

    ini juga memiliki kesamaan dengan fitur yang ditawarkan oleh Facebook.

    Fitur ini berguna untuk menyukai foto yang telah diunggah atau diunggah

    orang lain. Selain itu, fitur komen juga digunakan untuk mengungkap

    pemikiran seseorang pada apa yang dilihat dalam kabar berita di

    berandanya (@mrbambang, 2012).

    d. Instagram Direct

    Tidak hanya komunikasi secara bebas dengan pengikut saja,

    melainkan Instagram menawarkan komunikasi yang lebih privat antar

    pengguna lainnya (Instagram-press.com, 12/12/2013).

    e. Instagram Stories

    Instagram Stories merupakan fitur yang dirancang untuk membagikan

    momen keseharian selain melalui foto ataupun video yang diunggah pada

    profil akun. Fitur ini menawarkan video ataupun foto dalam bentuk

    slideshow (Instagram-press.com, 2/08/2016).

    C. REMAJA AKHIR

    1. Definisi Remaja Akhir

    Remaja merupakan fase perubahan hidup manusia melalui fase transisi

    dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Dradjat, 1959; Santrock, 2007).

    Masa remaja juga dikatakan sebagai periode kritis pada tahap perkembangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    individu karena harus melewati persoalan-persoalan yang sulit dalam dirinya

    (Soesilowindradini, 2005). Menurut Lewin (dalam Mönks, Knoers &

    Haditono, 1987) remaja dikatakan berada dalam tempat marginal. Dikatakan

    demikian sebab remaja lebih mudah dikelompokkan dalam kategori anak

    dibandingkan dewasa sehingga kerap mendapatkan perhatian masyarakat di

    sekitarnya (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Santrock (2007)

    mengkategorikan remaja dalam rentang usia 10 hingga 22 tahun. Rentang

    usia tersebut meliputi usia 10 sampai 13 tahun sebagai remaja awal dan 18

    hingga 22 tahun sebagai remaja akhir. Pada tiap fasenya, remaja mengalami

    sejumlah perubahan yang meliputi aspek kognitif, emosi dan sosial.

    Fase remaja yang akan dibahas secara spesifik adalah tingkat

    perkembangan remaja akhir atau late adolescene. Remaja akhir identik

    dengan periode penemuan diri yang menyebabkan mereka mampu

    memutuskan pilihan sendiri untuk berperilaku (Santrock, 2016). Selain itu,

    remaja akhir cenderung berfokus pada eksplorasi identitas, minat karir dan

    relasi romantis dibandingkan remaja awal (Santrock, 2016).

    Menurut Mappiare (1982) pada masa ini ada kebutuhan khas yang harus

    terpenuhi yaitu remaja memiliki kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan

    untuk ikut serta dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk berprestasi,

    kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain dan kebutuhan untuk

    dihargai. Hal tersebut tidak berlaku bagi keseluruhan remaja karena

    kebutuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi,

    Mappiare (1982) menjelaskan kebutuhan psikologis-sosiologis yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    dibutuhkan remaja Indonesia yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok

    teman sebaya dan kebutuhan untuk menghindari penolakan dari teman

    sebaya.

    Dradjat (1959) menjelaskan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang

    maka mereka semakin membutuhkan interaksi dengan lingkungan sosialnya.

    Bagi remaja, pertemanan merupakan hal yang penting untuk menjaga relasi

    mereka dengan lingkungan sosialnya. Hubungan pertemanan menjadi hal

    yang penting karena respon yang diberikan seperti bantuan, dukungan,

    kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama merupakan

    harapan mereka (Soesilowindradini, 2005).

    Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Herring dan

    Kapidzic (2015) dijelaskan bahwa remaja cenderung menggunakan media

    visual seperti foto untuk mempresentasikan diri. Melalui sosial media, remaja

    cenderung mengobservasi profil yang dapat diterima oleh orang lain sehingga

    hal tersebut diadaptasi dan diterapkan pada diri mereka, sehingga remaja

    mampu untuk mencapai keadaan sempurna.

    Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa remaja

    akhir merupakan masa dimana seseorang mulai memiliki pemikiran, sikap

    dan perilaku yang ditampilkan untuk menunjukkan kematangannya dalam

    berbagai aspek seperti kognitif, emosi dan sosial sehingga dapat

    mengeksplorasi lingkungan sosialnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    2. Aspek Perkembangan Remaja Akhir

    Adapun tiga aspek perkembangan remaja tahap akhir yaitu aspek kognitif,

    aspek emosi dan aspek sosial (Mappiare, 1982). Penjelasan lebih lanjutnya

    sebagai berikut :

    a. Perkembangan Kognitif

    Remaja akhir memiliki kebebasan dalam berpikir. Kebebasan tersebut

    dapat meningkatkan kreatifitas remaja dalam memecahkan sebuah masalah

    ataupun menarik kesimpulan dari hal yang terjadi. Pola pikir yang demikian

    diharapkan dapat membantu remaja dalam menyusun rencana, menyusun

    alternatif pilihan, sehingga dapat menetapkan pilihan-pilihannya. Kaitannya

    adalah dengan pemilihan jurusan, kelanjutan studi hingga pemilihan teman

    hidup.

    Selain itu, keseharian remaja yang berusaha menunjukkan originalitasnya

    melalui gaya berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku bahkan

    hingga kesenangan musik atau apapun yang dapat memanifestasikan diri

    mereka sebagai diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks, Knoers &

    Haditono, 1987). Menurut Mönks, Knoers dan Haditono (1987) remaja

    menunjukkan kecenderungan lain daripada yang lain agar dapat menciptakan

    suatu gaya berbeda. Remaja merupakan salah satu rentang kehidupan

    manusia yang memiliki kecenderungan untuk mencari ciri khas tertentu

    dalam dirinya untuk menciptakan suatu gaya tersendiri (Mönks, Knoers &

    Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016).

    b. Perkembangan Emosi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Remaja akhir dalam tahap perkembangannya dapat dikatakan memiliki

    emosi yang stabil. Walaupun dalam hal tertentu kadang kala masih goyah

    apabila ada campur tangan dari figur otorita karena ketergantungan dalam hal

    ekonomi. Secara umum, perasaan dari remaja akhir cenderung lebih tenang

    walaupun terkadang mengalami gesekan. Hal tersebut akan diatasi secara

    tenang dan melihat norma orang dewasa sebagai pengendali perilakunya.

    c. Perkembangan Sosial

    Perkembangan pribadi, sosial dan moral yang sudah dimiliki pada tahap

    remaja awal akan dimatangkan dalam tahap remaja akhir. Hal yang menjadi

    perhatian pada perkembangan sosial adalah pola hubungan dengan keluarga

    serta relasi dengan teman sebaya.Apalagi peranan teman sebaya sangat

    memberikan pengaruh terhadap citra diri yang hendak dibentuk. Penerimaan

    yang diberikan teman sebaya juga memberikan dampak penilaian diri yang

    positif pada diri remaja.

    Walaupun demikian, remaja belum memiliki tempat yang jelas dalam

    lingkup masyarakat (Mönks, Knoers & Haditono, 1987). Remaja baru akan

    memperoleh tempat dan penghargaan di masyarakat apabila mereka mampu

    untuk patuh pada norma yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri (Mönks,

    Knoers & Haditono, 1987). Oleh sebab itu, kecenderungan-kecenderungan

    yang muncul pada masa remaja yang berkaitan dengan pencarian identitas

    yang ekstrem dapat muncul resiko-resiko bagi keberlangsungan kehidupan

    remaja (Berk, 2012).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    D. KERANGKA KONSEPTUAL

    Presentasi diri menjadi perilaku penting yang sering dilakukan beberapa

    tahun belakangan ini (Djafarova & Trofimenko, 2018). Penyebabnya yakni

    kebutuhan individu untuk diterima dalam lingkungan sosial (Schneider, 1981;

    Djafarova & Trofimenko, 2018). Sebenarnya, presentasi diri ialah usaha yang

    dilakukan secara selektif untuk meningkatkan kekuatan individu agar sesuai

    dengan harapan orang lain, sehingga diterima secara sosial (Jones & Pittman,

    1982).

    Presentasi diri akan menampilkan perilaku yang telah direncanakan dan

    dipilih untuk mempresentasikan diri ketika nantinya berinteraksi dengan

    lingkungan sosial (Arkin, 1981). Penerimaan tersebut akan terwujud apabila

    individu mampu mencapai penilaian positif dan terhindari dari penilaian

    negatif (Tedeschi & Rosenfeld, 1981). Menurut Schneider (1981) hal tersebut

    yakni cara membangun kekuatan dalam rangka meyakinkan orang yang hendak

    dituju.

    Sampai saat ini, presentasi diri mengalami perkembangan yang pesat dalam

    konteks online. Padahal presentasi diri dulunya berawal dari konteks offline

    karena ada kebutuhan untuk menjalin relasi sosial di lingkungan (Dayakisni &

    Hudaniah, 2009). Menurut Yang dan Brown (2016) seseorang akan

    menampilkan citra diri tertentu untuk mempermudah dalam menjalin relasi.

    Oleh sebab itu, presentasi merupakan cara yang tepat untuk mengungkapkan

    informasi pribadi agar diketahui orang lain (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Menurut Schneider (1981) presentasi diri dilakukan seseorang untuk

    membangun kekuatan dan mempengaruhi orang yang hendak dituju. Dengan

    demikian, presentasi diri dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan baik

    online maupun offline (Bojmel, Moran & Shahar, 2016). Presentasi diri secara

    online digemari karena media online dapat lebih bebas untuk

    mempresentasikan diri (Huang, 2014). Menurut Gustina (2015) ketiadaan

    elemen verbal dalam presentasi diri online dapat memudahkan individu. Oleh

    sebab itu pelaku presentasi diri akan dengan mudah terhubung dengan teman

    atau[un keluarga yang letaknya jauh (Kusumasari & Hidayati, 2014). Selain

    itu, pelaku presentasi diri juga dapat belajar dan mempermudah dalam

    memperoleh informasi baru (Kusumasari & Hidayati, 2014).

    Tindakan presentasi diri secara online identik dengan menampilkan foto

    atau media berbentuk visual (Yang & Brown, 2016). Foto dapat mencerminkan

    penggunanya yang tidak hanya digunakan untuk mengabadikan suatu moment,

    namun juga untuk selfie (Simatupang, 2015). Menurut Gustina (2015) sosial

    media yang sering digunakan untuk mempresentasikan diri adalah Instagram.

    Hal ini diakibat dari kemampuan untuk memfasilitasi individu dalam

    mempresentasikan diri secara maksimal melalui virtual (Putri, 2016).

    Semakin didukung oleh perkembangan teknologi menyebabkan presentasi

    diri secara online digemari terutama dikalangan remaja (Chua & Chang, 2016).

    Terutama pada remaja akhir yang cenderung ingin menampilkan originalitas

    diri yang berbeda dari orang lainnya, sehingga mendorong mereka untuk

    menciptakan kesan yang berbeda (Mönks, Knoers & Haditono, 1987).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Biasanya remaja akan menunjukkan originalitasnya melalui gaya berpakaian,

    berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku, kesenangan musik bahkan apapun

    yang dapat memanifestasikan diri yang berbeda dari yang lainnya (Mönks,

    Knoers & Haditono, 1987). Hal ini menyebabkan remaja cenderung mencari

    ciri khas tertentu untuk menciptakan gaya tersendiri (Mönks, Knoers &

    Haditono, 1987; Megawati & Herdiyanto, 2016). Remaja akhir dikategorikan

    berada dalam rentang usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, Remaja, 2007).

    Remaja akhir memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergaul dengan teman

    sebaya (Santrock, Remaja, 2007). Kebutuhan tersebut memicu keinginan

    remaja untuk mendapatkan penerimaan dalam bentuk dukungan, bantuan,

    kepercayaan, kesetiaan dan persahabatan yang bertahan lama

    (Soesilowindradini, 2005).

    Ciri khas yang biasanya ditampilkan saat mempresentasikan diri yaitu

    menunjukkan tampilan diri sebagai sosok yang menyenangkan (Djafarova &

    Trofimenko, 2018). Dalam strategi presentasi diri hal tersebut dikenal dengan

    ingratiation. Ingratiation merupakan perilaku sosial untuk disukai sebagai

    sosok yang hangat dan memiliki daya tarik tertentu (Lee et al, 1999; Dimmer,

    2016). Selain itu, ada strategi presentasi diri lainnya yaitu intimidation, self-

    promotion, exemplification dan supplication. Intimidation merupakan strategi

    yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat atau berbahaya (Lee

    et al, 1999; Dimmer, 2016). Selanjutnya adalah self-promotion yaitu perilaku

    sosial untuk mencari pengakuan atas kualitas personal yang dimiliki (Jones &

    Pittman, 1982). Exemplification merupakan perilaku sosial yang berusaha

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    menunjukkan diri sebagai sosok yang berkompeten, menyenangkan dan dinilai

    sopan santun (Jones & Pittman, 1982). Terakhir adalah supplication yang

    identik dengan menampilkan diri sebagai seorang yang kehilangan kemampuan

    diri, sehingga menampilkan diri sebagai orang lemah dan bergantung pada

    orang lain (Jones & Pittman, 1982).

    Penelitian ini akan akan mendeskripsikan strategi presentasi diri yang

    digunakan remaja akhir di Instagram. Strategi presentasi diri yang dipilih untuk

    digunakan remaja akhir dalam mempresentasikan diri dapat memberi pengaruh

    pada penerimaan lingkungan sosial.

    E. PERTANYAAN PENELITIAN

    Bagaimanakah strategi presentasi diri remaja akhir di Instagram?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. JENIS PENELITIAN

    Sesuai dengan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan

    adalah kuantitatif eksploratif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan

    menekankan analisis yang dihasilkan melalui data numerikal atau angka-

    angka yang diolah menggunakan metode statistika (Azwar, 2012). Melalui

    metode kuantitatif dapat diketahui perbedaan kelompok dari variabel yang

    diteliti. Menurut Arikunto (1989) penelitian eksploratif dilakukan untuk

    menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi

    terjadinya sesuatu, sehingga penelitian model ini digunakan juga untuk

    mengungkap hal-hal yang baru muncul di masyarakat (Mantra, 2004).

    B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi

    presentasi diri.

    C. DEFINISI OPERASIONAL

    Definisi operasional dari presentasi diri ialah usaha yang dilakukan secara

    selektif untuk meningkatkan kekuatan remaja akhir pengguna Instagram agar

    sesuai dengan harapan orang lain, sehingga dapat diterima secara sosial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Penelitian ini menggunakan alat ukur milik Lee et al (1999) yaitu Self-

    Presentation Tactics Scale atau SPT. Skala tersebut disusun berdasarkan

    strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982). Jenis presentasi diri

    dari skala yang digunakan yaitu ingratiation yaitu perilaku sosial yang

    dilakukan untuk menampilkan diri sebagai figur hangat, intimidation adalah

    perilaku sosial yang cenderung menampilkan diri sebagai figur yang kuat dan

    berbahaya bagi orang lain, enhancement (self-promotion) adalah perilaku

    sosial yang ditunjukkan untuk mencari pengakuan atas kemampuan tertentu

    yang dimiliki, exemplification yaitu perilaku sosial untuk memproyeksikan

    integritas dan bermoral baik dan suppication adalah perilaku sosial yang

    ditunjukkan sebagai bentuk kehilangan kemampuan diri. Data mengenai

    presentasi diri dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisian skala,

    bahwa semakin tinggi skor, maka semakin tinggi masing-masing strategi

    presentasi diri pada remaja akhir di Instagram. Hal sebaliknya terjadi apabila

    semakin rendah skor, maka semakin rendah masing-masing strategi

    presentasi diri remaja akhir di Instagram.

    D. SUBJEK PENELITIAN

    Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience

    sampling (Creswell, 2014). Teknik sampling ini menentukan sampel dengan

    melakukan pertimbangan tertentu seperti kemudahan dalam mengakses

    sampel yang digunakan untuk mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan

    subjek penelitian dengan kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    a. Subjek penelitian tergolong remaja akhir yang berusia 18-22 tahun

    b. Subjek memiliki akun Instagram

    c. Subjek sudah menggunakan Instagram lebih dari 1 tahun

    E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

    penyebaran alat ukur berupa skala. Skala dalam bentuk kuesioner menurut

    Hadi (2004) merupakan laporan langsung tentang diri sendiri atau self-report.

    Hal ini dianggap paling sesuai untuk dilaukan karena mengingat jumlah

    responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Selain itu,

    dipilihnya teknik ini semata-mata karena subjek merupakan orang yang paling

    mengetahui dirinya sehingga jawaban yang diberikan kepada peneliti adalah

    benar dan dapat dipercaya (Hadi, 2004).

    Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model skala likert. Model

    skala likert adalah metode penskalaan yang cukup sederhana dan mudah

    dipahami. Selain itu, model penskalaan ini dapat menunjukkan sikap pro dan

    kontra, positif atau negatif serta mengungkapkan kesetujuan dan

    ketidaksetujuan seseorang pada suatu objek sosial (Azwar, 2012).

    Menurut Supraktiknya (2014) penskalaan model likert akan meminta subjek

    untuk memberikan kesetujuan-ketidaksetujuan pada sebuah kontinum yang

    terdiri dari 5 respon yaitu: sangat setuju, setuju, tidak tahu/netral, tidak setuju

    dan sangat tidak setuju. Akan tetapi, dalam perkembangannya terdapat

    modifikasi terhadap penskalaan likert yaitu dengan penggunaan opsi jawaban

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    dengan jumlah genap untuk menghindari jawaban netral (Supratiknya, 2014).

    Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan model penskalaan likert

    dengan opsi jawaban genap untuk menghindari kecenderungan central

    tendency effect atau kecenderungan memilih jawaban netral oleh subjek yang

    defensif, ragu-ragu atau tidak bersedia mengerjakan skala dengan serius yang

    dapat mengancam validitas item tes (Supratiknya, 2014). Pemberian skor pada

    pernyataan dalam skala yaitu skor 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 3

    untuk setuju (S), skor 2 untuk tidak setuju (TS) dan skor 1 untuk sangat tidak

    setuju (STS).

    Penelitian ini menggunakan skala presentasi diri (Lee et al, 1999) yang

    disusun berdasarkan strategi presentasi diri milik Jones dan Pittman (1982)

    berdasarkan 5 jenis presentasi diri yaitu ingratiation, intimidation, self-

    promotion, exemplification dan supplication.

    Skala presentasi diri dalam penelitian ini merupakan instrumen yang telah

    dibuat sebelumnya oleh peneliti lain dan akan digunakan kembali dalam

    penelitian ini (Creswell, 2009 dalam Supratiknya, 2015) dan berbahasa asing,

    sehingga akan dilakukan adaptasi terlebih dahulu dengan menerjemahkan skala

    ke dalam Bahasa Indonesia dan akan disesuaikan dengan konteks penelitian.

    Metode penerjemahan skala yang digunakan yaitu metode translate-back

    translate. Back-translation ialah metode yang melibatkan pengambilan

    protokol dalam sebuah penelitian dalam bahasa tertentu. Kemudian protokol

    tersebut akan diterjemahkan ke dalam bahasa lain, kemudian meminta orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    lain untuk menerjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya untuk

    meminimalisir kemungkinan bias yang terjadi (Matsumoto & Juang, 2008).

    Sebelum menggunakan skala SPT dalam penelitian ini, peneliti sudah

    memperoleh ijin dari pihak atau peneliti-peneliti yang berkaitan langsung

    dengan skala (terlampir). Setelah itu, peneliti juga turut melibatkan dosen

    pembimbing sebagai expert judgement atau ahli yang memiliki kompetensi

    untuk melakukan analisis rasional untuk pengujian terhadap kelayakan atau

    relevansi isi dari skala (Azwar, 2012).

    Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan dari freelance translator yang

    merupakan lulusan Program Studi Sasta Inggris Universitas Sanata Dharma

    untuk menerjemahkan skala SPT versi asli ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah

    skala terjemahan SPT dalam bahasa indonesia diperoleh, peneliti meminta

    bantuan pada penerjemah lain yang berprofesi sebagai freelance translator

    yang merupakan lulusan Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana.

    Skala hasil back-translatiom kemudian dibandingkan antara peneliti dengan

    penerjemah dengan skala aslinya. Proses back-translation skala SPT dapat

    dilihat pada lampiran. Penerjemah menyatakan bahwa hasil back-translation

    skala SPT sama dan sesuai dengan versi aslinya. Penerjemah tidak menemukan

    perbedaan maupun pergeseran dari esensi dan makna pada kalimat-kalimat

    yang diterjemahkan dari skala SPT. Menurut Brislin (1970) saat skala asli dan

    skala hasil back-translation memiliki sifat yang identik, maka skala yang sudah

    diterjemahkan dengan skala aslinya memiliki kesetaraan makna. Berdasarkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    hasil back-translation tersebut, didapatkan skala SPT versi Bahasa Indonesia

    akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan skala dalam penelitian ini.

    Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi pada item dari skala tersebut

    yang menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Modifikasi dilakukan karena

    konteks item sebelumnya mengukur strategi presentasi diri pada kehidupan

    sehari-hari, sedangkan penelitian yang akan dilakukan untuk mengukur strategi

    presentasi diri dalam konteks online pada remaja akhir di Instagram. Dilakukan

    penyesuaian item pada skala sebelumnya karena presentasi diri pada konteks

    online memiliki perilaku yang terbatas. Hal ini dikarenakan presentasi diri

    yang dilakukan secara online adalah perihal mengunggah foto ataupun video

    sehingga agak sulit apabila menggunakan pada item skala asli. Selain itu,

    perilaku presentasi diri yang dilakukan dalam media sosial merupakan

    mekanisme baru dalam pembentukan identitas remaja (Monago, et al, 2008).

    Tabel 1. Item skala presentasi diri

    No. Jenis Nomor Item Jumlah

    Favorable

    1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8

    2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 5

    3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5

    4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5

    5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    F. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM

    1. Validitas

    Validitas dilakukan untuk mengetahui keakuratan skala psikologi yang

    dibuat agar sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2012). Validitas dengan

    kata lain ditentukan oleh besarnya proporsi kemampuan, atau kestabilan

    atribut psikologis yang terletak dalam diri individu dan tentunya memiliki

    relevansi dengan tujuan tes (Azwar, 2011). Hal ini mengartikan bahwa valid

    atau tidaknya suatu alat ukur dilihat dari ketepatan alat ukur dalam mencapai

    tujuan pengukuran (Azwar, 2011).

    Pengujian validitas pada penelitian ini yakni menggunakan evidensi terkait

    isi atau yang dikenal dengan validitas isi (IVI). Menurut Azwar (2011)

    validitas isi adalah salah satu jenis validitas yang dilakukan melalui pengujian

    skala dengan analisis rasional atau professional judgement melalui panel

    expert yaitu dengan cara meminta penilaian pada orang yang memiliki

    kompetensi dalam hal penggunaan bahasa yang tepat dan pemahaman akan

    materi yang diteliti. Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen

    pembimbing skripsi.

    2. Seleksi Item

    Untuk meninjau kualitas dari skala penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini, peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji

    coba skala. Salah satu caranya dengan melihat nilai koefisien korelasi item

    total atau rix (Azwar, 2012). Nilai korelasi item total yang baik adalah rit ≥

    0,30 karena dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2009).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Item dengan nilai rix kurang dari 0,30 dinyatakan sebagai item dengan daya

    beda yang rendah.

    Tryout dilakukan tanggal 21 Mei 2019 pada subjek mahasiswa yang

    menggunakan Instagram. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah

    mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skala yang

    disebar oleh peneliti sejumlah 55 eksemplar. Sebanyak 5 eksemplar memiliki

    data yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Jadi

    total skala yang dapat diolah dalam penelitian ini berjumlah 50 eksemplar.

    Adapun seleksi item yang dilakukan menghasilkan 2 item yang harus

    gugur berikut :

    Tabel 2. Seleksi item

    No. Jenis Nomor Item Jumlah

    Fav

    1. Ingratiation 1, 4, 7, 12, 15, 18, 21, 24 8

    2. Intimidation 2, 8, 13, 19, 25 4

    3. Self-promotion 3, 9, 14, 20, 26 5

    4. Exemplification 5, 10, 16, 22, 27 5

    5. Supplication 6, 11, 17, 23, 28 4

    Total 26

    Berdasarkan 26 item skala presentasi diri setelah uji coba dan dianalisis

    kisaran koefisien korelasi item total (rix) untuk tiap jenis presentasi diri dalam

    skala yang dibuat yaitu sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Tabel 3. Koefisien Korelasi Item Total (r