struktur baja 1 modul 4 · pdf filemahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal...

14
STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 Sesi 3 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution Materi Pembelajaran : 7. Tekuk Lokal. a) Menurut SNI 03-1729-2002. b) Menurut AISC 2005. c) Menurut AISC 2010. 8. Profil Tersusun Batang Tekan. a) Sumbu Profil. b) Kelangsingan Batang Profil Tersusun. c) Pelat Koppel. d) Koefisien Tekuk. e) Kuat Tekan Nominal. f) Kestabilan Profil Tersusun. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang tekan. DAFTAR PUSTAKA a) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008. b) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. c) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI)”, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984. d) SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. e) William T. Segui,”Steel Design”, THOMSON, 2007.

Upload: vuongphuc

Post on 07-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

STRUKTUR BAJA 1

MODUL 4S e s i 3

Batang Tekan (Compression Member)

Dosen Pengasuh :Ir. Thamrin Nasution

Materi Pembelajaran :7. Tekuk Lokal.

a) Menurut SNI 03-1729-2002.b) Menurut AISC 2005.c) Menurut AISC 2010.

8. Profil Tersusun Batang Tekan.a) Sumbu Profil.b) Kelangsingan Batang Profil Tersusun.c) Pelat Koppel.d) Koefisien Tekuk.e) Kuat Tekan Nominal.f) Kestabilan Profil Tersusun.

Tujuan Pembelajaran :Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang tekan.

DAFTAR PUSTAKA

a) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.

b) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 1,Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990.

c) “PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI)”, Yayasan LembagaPenyelidikan Masalah Bangunan, 1984.

d) SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.e) William T. Segui,”Steel Design”, THOMSON, 2007.

Page 2: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

thamrinnst.wordpress.com

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir

dalam modul pembelajaran ini.

Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.

Wassalam

Penulis

Thamrin [email protected]

Page 3: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

1

B A T A N G T E K A N(COMPRESSSION MEMBER)

7. Tekuk Lokal.

Pada penampang komponen struktur tekan, yang mempunyai ketebalan sangat tipisdibandingkan lebarnya, yaitu pada badan atau sayap, maka besar kemungkinan akan terjaditekuk lokal. Yaitu tekuk yang terjadi pada sebagian tempat pada penampang tersebut. Iniberakibat komponen struktur tersebut tidak mampu memikul beban secara penuh. Artinyastruktur akan runtuh sebelum mencapai kapasitasnya.

Klasifikasi penampang untuk tekuk lokal, dapat dilihat dari beberapa standar sebagairujukan seperti tertera berikut ini :

a. SNI 03-1729-2002.

Penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak (compact = padu), takkompak (noncompact) atau penampang langsing. Untuk penampang kompak, bagian sayap(flanges) harus menyatu dengan badan (web) secara menerus atau bagian badan mempunyaiangka perbandingan antara lebar dan tebalnya (p) pada elemen tertekan tidak melampauiseperti yang terdapat pada Tabel 7.5-1. Apabila angka perbandingan antara lebar dan tebaldari salah satu atau lebih elemen yang tertekan melampaui p, tetapi tidak lebih besar dari r,dikatakan penampang tak kompak (noncompact). Jika angka perbandingan antara lebar dantebal pada setiap elemen melampaui r maka disebut elemen penampang langsing. sepertiberikut,

Jika b/t, d/t, h/tw p penampang kompak (compact)Jika p < b/t, d/t, h/tw r penampang tak kompak (noncompact)Jika b/t, d/t, h/tw > r elemen penampang langsing (slender – element

sections).

Page 4: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

2

Page 5: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

3

Gambar 15 : Batas kelangsingan elemen penampang profil tertekan.

rpCompact

r

p

Non-Compact Slender

Elastic Strength

Inelastic

Plastic Strength

0

Page 6: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

4

b. A I S C - 2005.

Penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak (compact = padu), takkompak (noncompact) atau penampang langsing. Untuk penampang kompak, bagian sayap(flanges) harus menyatu dengan badan (web) secara menerus atau bagian badan mempunyaiangka perbandingan antara lebar dan tebalnya (p) pada elemen tertekan tidak melampauiseperti yang terdapat pada Tabel B4.1. Apabila angka perbandingan antara lebar dan tebaldari salah satu atau lebih elemen yang tertekan melampaui p, tetapi tidak lebih besar dari r,dikatakan penampang tak kompak (noncompact). Jika angka perbandingan antara lebar dantebal pada setiap elemen melampaui r maka disebut elemen penampang langsing, sepertiberikut,

Jika b/t, d/t, h/tw p penampang kompak (compact)Jika p < b/t, d/t, h/tw r penampang tak kompak (noncompact)Jika b/t, d/t, h/tw > r elemen penampang langsing (slender – element

sections).

Nilai modulus elastisitas E = 29.000 ksi, atau E = 200.000 Mpa, dan Fy adalah teganganleleh, selanjutnya tabel tersebut dapat dilihat pada halaman berikut.

Page 7: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

5

AISC 2005

Page 8: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

6

AISC 2005

Page 9: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

7

c. A I S C - 2010.

Dalam AISC – 2010, penampang batang yang memikul gaya sentris tekandiklasifikasikan menjadi elemen penampang langsing (slender) dan tidak langsing(nonslender). Elemen penampang tidak langsing apabila angka perbandingan antara lebardengan tebal elemen tertekan (b/t) tidak melampaui seperti yang terdapat dalam Tabel B4.1a.Elemen penampang langsing apabila angka perbandingan antara lebar dengan tebal telahmelampaui nilai seperti terdapat dalam tabel tersebut, seperti berikut,

Jika b/t, D/t, h/tw r elemen penampang tak langsing (nonslender)Jika b/t, d/t, h/tw > r penampang langsing (slender)

AISC 2005

Page 10: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

8

AISC 2010

Page 11: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

9

8. Profil Tersusun batang Tekan.

Profil tersusun adalah susunan beberapa profil menjadi satu profil atau batangtunggal, yang diikat dengan pelat-pelat yang disebut Pelat Koppel, dimana kekuatannyadihitung terhadap Sumbu Bahan dan Sumbu Bebas Bahan.

a). Sumbu profil.Pada batang tekan terdapat sumbu-sumbu penting yang harus diperhatikan, yaitu :- Sumbu Utama.- Sumbu Bahan.- Sumbu Bebas Bahan.

Sumbu utama, adalah sumbu dimana terdapat nilai inertia ekstrim maksimum danminimum, seperti terlihat pada gambar 16.(a) berikut, dimana sumbu X dan sumbu Y adalahsumbu utama, sumbu X dan Y pada profil ini adalah juga merupakan sumbu bahan.

Gambar 16 : Letak sumbu-sumbu profil.

Pada gambar 16.(b), yaitu profil siku tunggal, sumbu bahannya adalah sumbu X dansumbu Y. Yang menjadi sumbu utama adalah sumbu tempat momen inertia ekstrimmaksimum, dan sumbu tempat momen inertia ekstrim minimum.

Besar momen inertia I dan I dapat dilihat pada tabel profil, atau dapat dihitungsebagai berikut,

22

maksξ 22Sxy

IyIxIyIxII

22

min 22Sxy

IyIxIyIxII

Dimana,Ix = momen inertia terhadap sumbu X.Iy = momen inertia terhadap sumbu Y.Sxy = momen sentrifugal terhadap sumbu X dan Y.

Pada Gambar 16.(c), sumbu X adalah sumbu bahan dan sumbu Y adalah sumbu bebas bahan.

...(19.a)

...(19.b)

Page 12: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

10

b). Kelangsingan batang profil tersusun.

Gambar 17 : Profil tersusun.

- Terhadap sumbu X-X (sumbu bahan),

xr

Lxkx

.

Dimana,k = faktor panjang tekuk.Lx = panjang komponen struktur tekan arah X.

xr = jari-jari inertia terhadap sumbu X.

total

total

Ag

Ixrx

- Terhadap sumbu Y-Y (sumbu bebas bahan),

21

2

2

myiy

Dimana,

yr

Lyky

.

min1

1

r

L

m = jumlah batang tunggal yang membentukprofil tersusun.

Ly = panjang komponen struktur tekan arah Y.

yr = jari-jari inertia terhadap sumbu Y.

L1 = jarak antara dua pelat koppel.

minr = ηr = jari-jari inertia minimum batang tunggal (lihat gbr.16.b). (revisi)

Pelat koppel

Pelat koppel

(a) (b)

a

L1

h

h

t

x

Gambar 18

...(20)

...(21)

...(22)

...(23)

...(24)

Pelat koppel

Pelat koppel

Pelat koppel

Page 13: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

11

Gambar 19 : Profil tersusun dengan nilai m.Sumber : SNI 03-1729-2002

c). Pelat Koppel.

SNI 03-1729-2002 pasal 9.3 menyatakan bahwa persamaan (22) diatas terpenuhiapabila :c1). Pelat-pelat kopel membagi komponen struktur tersusun menjadi beberapa bagian yang

sama panjang atau dapat dianggap sama panjang.c2). Banyaknya pembagian komponen struktur minimum adalah 3 (tiga) medan pelat koppel.c3). Hubungan antara pelat kopel dengan elemen komponen struktur tekan harus kaku.c4). Pelat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan,

1

1.10a L

IIp

Dimana,Ip = momen inertia pelat koppel

= 1/12 t h3.Apabila pelat koppel terdapat pada muka dan belakang (gbr 19.a,b,c,e,f), (revisi)Ip = (2) . 1/12 t h3.I1 = momen inertia minimum batang tunggal (I), lihat gambar 16.b. (revisi)a = jarak antara dua pusat berat profil, lihat gambar 18 dan 19.

Pelat-pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa pada seluruh panjangkomponen struktur tersusun itu bekerja gaya lintang sebesar,

...(25)

Page 14: STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 · PDF fileMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lokal berdasarkan standar-standar SNI 03-1729-2002, AISC 2005, AISC 2010, profil tersusun batang batang

Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 4 Sesi 3, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

12

Du = 0,02 Nu

dengan Nu adalah kuat tekan perlu (beban kerja) komponen struktur tersusun akibat beban-beban terfaktor. Anggapan ini hanya berlaku untuk batang tekan dengan gaya sentris.

d). Koefisien Tekuk.

Koefisien tekuk ωx dan ωiy selanjutnya ditentukan oleh harga-harga x dan λiy :- Terhadap sumbu X,

E

fx

y)(

1cx

- Terhadap sumbu Y,

E

fiy

y)(

1ciy

Dengan menggunakan parameter kelangsingan batang tekan pada persamaan (15)sebelumnya dicari koefisien tekuk dengan persamaan 18.(a), (b), dan (c) (lihat Modul 4 Sesi1) seperti berikut,

untuk ,250c maka 1

untuk 2,120 5, c makac

67,06,1

43,1

untuk 21,c maka 225,1 c

e). Kuat Tekan Nominal.

Kuat tekan nominal dipilih yang terkecil dari kedua persamaan berikut,- Terhadap sumbu X,

x

fAN

y.gn

- Terhadap sumbu Y,

iy

fAN

y.gn

f). Kestabilan Profil Tersusun.

Pasal 9.3.(6) SNI 03-1729-2002 menyatakan, untuk menjaga kestabilan elemen-elemen penampang komponen struktur tersusun maka harga-harga x dan iy pada

persamaan (20) dan (22) harus memenuhi :

x 1,2 1

iy 1,2 1

1 50

...(27.a)

...(27.b)

...(28.a)

...(28.b)

...(28.c)

...(26)