strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

15
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Makalah Disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Profesionalisme Guru SD Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Oleh : D. A. Muiz Lidinillah, S.Si., S.E. NIP. 132 313 548 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA MARET 2006

Upload: unhystarskelyn

Post on 25-Jun-2015

20.202 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Makalah

Disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Profesionalisme Guru SD

Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

Oleh :

D. A. Muiz Lidinillah, S.Si., S.E.

NIP. 132 313 548

U N I VE RS IT AS P E ND I DI K AN I N DO NE S I A

K A M P US T AS I KM AL A YA

M A RE T 2 0 0 6

Page 2: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

1

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOAH DASAR

Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah, S.Si*

A. PENDAHULUAN

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak

dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan

antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam

pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran

induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan

dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah

dimiliki oleh siswa.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat

pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat

komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan

cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta

mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam menyelesaikan

masalah.

Adapun kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat

tercapai dalam belajar matematika adalah sebagai berikut : (1) menunjukkan

pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah ; (2) memiliki kemampuan

mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk

memperjelas keadaan atau masalah ; (3) menggunakan penalaran pada pola,

sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

* Dosen pengampu mata kuliah pendidikan matematika Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya,

Page 3: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

2

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika ;

(4) menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan),

menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah;

(5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Namun, kondisi di lapangan belum sepenuhnya sesuai dengan

karakteristik pembelajaran matematika yang terkandung dalam Kurikulum 2004

yang setelah mengalami berbagai revisi akan segera diberlakukan dalam bentuk

kurikulum yang baru, yaitu Kurikulum 2006. Pendekatan abstrak dengan metode

ceramah dan pemberian tugas sangatlah dominan pada setiap aktivitas

pembelajaran. Sangat jarang dilakukan pembelajaran matematika yang mampu

mengaktifkan siswa serta memberikan kebermaknaan dalam belajar matematika.

Tidak jarang siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit karena

harus menghafal sekumpulan rumus-rumus. Faktor penguasaan guru pada

materi-materi matematika serta model-model pembelajaran matematika

sangatlah penting karena inilah yang menjadi modal dasar bagi guru.

Guru diharapkan lebih kreatif dalam merancang strategi pembelajaran

matematika sehingga lebih bervariasi. Siswa sekolah dasar yang secara

psikologi masih dalam tahap operasional konkrit memerlukan beragam media

dan alat peraga serta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAKEM) untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya

terutama dalam bidang matematika. Pemahaman pada konsep matematika yang

kuat yang dihasilkan dari serangkaian pengalaman belajar akan menjadi bekal

bagi siswa dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.

Oleh karena itu, makalah ini akan menyajikan beberapa model, strategi,

pendekatan, metode dan teknik pembelajaran matematika yang bisa diterapkan

di sekolah dasar. Sasaran dari makalah ini adalah guru SD pada pembinaan

profesional guru sekolah dasar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Selanjutnya akan dipaparkan beberapa pendekatan dan metode

pembelajaran yang bisa diterapkan pada pembelajaran matemtika di sekolah

dasar.

Page 4: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

3

B. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI

SEKOLAH DASAR

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi

pembelajaran. Pada awalnya, istilah “strategi” dikenal dalam militer terutama

terkait dengan perang, namun demikian makna itu telah meluas tidak hanya

dalam kondisi perang tetapi damai, dan dalam berbagai bidang antara lain

ekonomi, sosial, pendidikan, dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1998 : 203) ada beberapa pengertian dari strategi yakni : (1) ilmu dan

seni mengunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan

tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan metode adalah cara yang teratur

dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud.

Suherman dkk. (2001 : 6) menyatakan bahwa strategi dalam kaitannya

dengan pembelajaran (matematika) adalah siasat atau kiat yang sengaja

direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar

pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan yang berupa hasil

belajar bisa tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran yang dilakukan

biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari penelaahan kurikulum, membuat

program pengajaran satu semester atau satu tahun, dan menyusun rencana

pembelajaran. Soedjadi (1999 : 101) dalam Widdiharto (2004 : 3) menyebutkan

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan

pembelajaran yang bertujuan mengubah satu keadaan pembelajaran kita

menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengubah keadaan itu

dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Suatu pendekatan

dapat dilakukan lebih dari satu metode dan satu metode bisa digunakan lebih

dari satu teknik. Secara sederhana dapat diurut sabagai rangkaian : teknik →

metode → pendekatan → strategi.

Menurut Suherman (2001 : 7), pendekatan pembelajaran matematika

adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep

yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Ada dua jenis pendekatan yaitu

pendekatan yang bersifat metodologi dan yang bersifat materi. Pendekatan

metodologi berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan

Page 5: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

4

ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara menyajikan bahan

tersebut. Sedangkan pendekatan secara material adalah pendekatan

pembelajaran matematika dimana guru dalam menayajikan konsep matematika

melalui konsep matematika lainnya.

Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang masih bersifat

umum, misalnya guru dominan menyampaikan materi secara lisan atau melalui

tnya jawab. Sedangkan Teknik pembelajaran adalah cara menyajikan materi

yang lebih khusus sesuai dengan kekhususan bidang studi. Misalnya untuk

mengajarkan matematika diperlukan teknik tertentu yang berbeda dengan teknik

yang digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran sejarah.

Istilah “model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran,

metode pembelajaran, dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran meliputi

suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Ismail (dalam Widdiharto,

2004 : 3) menyebutkan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : rasional

teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya ; tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai ; tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut

berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

tercapai. Suherman dkk. (2001 : 8) menyebutkan bahwa model pembelajaran

dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang

menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang

diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi pola

interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa berperan membedakan

antara satu model dengan model yang lainnya.

1. Pendekatan Pembelajaran Matematika

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan makna dari pendekatan

pembelajaran matematika, yaitu cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan

pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Ketika

guru menetapkan suatu sasaran dalam pembelajaran, maka perlu memilih suatu

pendekatan yang tepat sehinga pembelajaran akan berhasil secara optimal.

Berikut ini adalah beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan

dalam matematika yang dimaksudkan sebagai pendekatan secara metodologi :

Page 6: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

5

a) Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme didasarkan pada teori yang dirintis

kembangkan oleh Jean Piaget. Dalam kelas konstruktivis sesorang guru tidak

mengajarkan kepada siswa bagaimana menyelesaikan persoalan, namun

mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara

mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika siswa memberikan

jawaban, guru mencoba untuk tidak mengatakan bahw jawabannya benar atau

tidak benar, namun guru mendorong siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada

ide seseorang dan saling tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang

apa yang dapat masuk akalnya. Pendekatan ini secara radikal berbeda dengan

pendekatan tradisional dimana guru adalah seseorang yang selalu mengetahui

jawabannya. Justru dalam pendekatan ini, para siswa diberdayakan oleh

pengetahuannya yang berada pada diri mereka. Meraka berbagi strategi dan

penyelesaian, debat antara satu dengan yang lainnya, berfikir secara kritis

tentang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme adalah :

1) memberi peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan baru

dengan penggunaan masalah yang kontektual.

2) menggali bagaimana cara berpikir siswa

3) mendukung pembelajaran secara cooverative

4) memperhatikan potensi yang dimiliki oleh siswa

5) mengangap pembelajaran sebagai proses yang sama penting dengan hasil

belajar

6) mengaktifkan siswa dalam bertanya dan berdiskusi sesama siswa dan guru

7) meningkatkan kemampuan menemukan siswa (inkuiri) melalui kajian dan

eksperimen

8) meningkatkan kemampuan dan potensi berfikir siswa

9) menggunakan ide dan masalah yang muncul dari siswa sebagai bahan

sumber pembelajaran

Page 7: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

6

Contoh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivisme

Menghitung Nilai Rata-rata

Contoh pembelajarn yang dapat dikembangkan oleh guru adalah menentukan rata-rata

hitung. Perhatikan langkah-langkah pembelajarannya.

(a) Siapkan beberapa menara blok yang tingginya berbeda-beda sebagai benda kongkrit bagi

anak. Misalnya pada gambar berikut ini

(b) Minta anak untuk memotong beberapa menara blok yang lebih tinggi sesuai dengan

keinginannya.

(c) Tempelkan potongan menara blok yang tertinggi kepada menara blok yang terpendek.

Selanjutnya, potong sebagian menara blok yang lebih tinggi dan letakkan atau tempelkan

pada menara blok yang kurang tinggi. Lakukan hal ini seterusnya hingga semua menara

blok adalah sama tingginya. Tinggi menara blok tersebut yang sudah rata disebut rata-

rata tingggi. Hasilnya seperti berikut.

(4) Ulangi kegiatan di atas, dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu setiap menara blok

dipotong atau dipisahkan secara vertikal. Hal ini dilakukan secara berturut-turut.

Selanjutnya, susun hasil potongan dengan cara melintang (horizontal), yaitu

melengketkan pada kertas atau buku matematika anak. Sehingga hasilnya seperti berikut

ini.

Page 8: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

7

Setelah hal ini dilakukan oleh anak, ajak mereka untuk berpikir bagaimana jika menara blok

tersebut dibagi oleh lima orang anak sama banyak ? Dari sini siswa diharapkan dapat

mengkonstruksi sendiri tentang konsep pembagian, yaitu 25/5 = 5. Dengan demikian, rata-

rata tinggi menara blok tersebut adalah 5.

Dengan pendekatan seperti di atas, pada akhirnya anak dapat

mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktivitas yang dilakukan.

Dengan kata lain, tanpa mereka diajar secara paksa, anak akan memahami

sendiri apa yang mereka lakukan dan pelajari melalui pengalamannya.

b) Pendekatan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum yang sangat

penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesainnya, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah

yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan

matematika yang penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin,

penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-lain dapat

dikembangkan secara lebih baik.

Sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Matematika Sekolah bahwa

tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berpikir

secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta mengembangkan

sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena

itu, kemampuan memecahkan masalah siswa merupakan hasil belajar yang

sangat penting dalam pembelajaran matematika.

Polya telah mengmbangkan suatu strategi memecahkan masalah, yaitu

memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah

sesuai dengan rencana, dan melakukan pemeriksaan kembali terhadap semua

langkah yang telah dikerjakan. Langkah-langkah ini dapat diajarkan oleh guru

untuk dapat digunakan oleh siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dapat dilakukan

guru melalui penyajian soal-soal tidak rutin, kemudian siswa baik secara individu

atau secara berkelompok menyelesaikan masalah tersebut dengan

menggunakan strategi pemecahan masalah menurut Polya. Dalam hal ini, peran

Page 9: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

8

guru sangat penting untuk memantau kegiatan siswa dan membantu siswa

dalam menerapkan strategi yang tepat yang disesuaikan dengan situasi yang

terjadi.

Contoh soal rutin yang bisa digunakan oleh guru

Balok di bawah ini isinya adalah 2880 cm3. Carilah balok lainnya yang memilki isi sama.

c) Pendekatan Open Ended

Suatu problem yang memiliki beragam jawaban yang benar disebut

problem tidak lengkap atau problem open-ended. Penerapan problem open-

ended dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui penyajian

soal/problem kepada siswa yang sasarannya bukan hasil akhir pemecahannya,

tetapi siswa diharapkan dapat mengembangkan metode, cara, atau pendekatan

yang berbeda dalam menjawab permasalahan. Jadi proses yang dilakukan oleh

siswa bagaimana sampai pada pemecahan/jawaban adalah titik perhatiannya,

bukan pada hasil akhir jawabannya. Sifat keterbukaan (open) dari problem akan

hilang jika guru hanya mengajukan satu alternative cara dalam menjawab

permasalahan.

Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda (dalam Suherman

dkk., 2001 : 114) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan

pola piker matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Perlu

memberi kebebasan pada siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

Ciri-ciri bahwa kegiatan siswa dan kegiatan matematika disebut terbuka

jika memenuhi ketiga aspek berikut, yaitu ; (1) kegiatan siswa harus terbuka ; (2)

kegiatan matematika adalah ragam berpikir ; dan (3) kegiatan siswa dan kegiatan

matematika merupakan satu kesatuan.

30 cm

12 cm

8 cm

Page 10: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

9

Contoh problem open-ended yang bisa diberikan kepada siswa

Dengan menggunakan berbagai cara, hitunglah jumlah sepuluh bilangan ganjil pertama mulai

dari satu !

d) Pendekatan Realistik

Matematika Realistik (MR) merupakan matematika sekolah yang

dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik

awal pembelajaran. Pembelajaran MR menggunakan masalah realistik sebagai

pangkal tolak pembelajaran sehingga siswa diharapkan dapat menemukan dan

merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika

formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep

matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang

lain. Dengan kata lain, pembelajaran MR berorientasi pada matematisasi

pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan

matematika dalam kehidupan sehari-hari (everydaying mathematics), sehingga

siswa belajar dengan bermakna (pengertian).

Pembelajaran MR berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang

bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari

oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini. Karena itu,

perubahan persepsi guru tentang mengajar perlu dilakukan bila ingin

mengimplementasikan pembelajaran matematika realistik.

Berikut ini adalah lima prinsip utama dalam pembelajaran matematika

realistik, dalam Suherman (2001 : 128) :

1) didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu

sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika ;

2) perhatian diberikan pada pengembangan model-model, situasi, skema, dan

symbol-simbol ;

3) sumbangan dari para siswa, sehingga sisa dapat membuat pembelajaran

menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi dan

mengkostruksi sendiri, sehingga dapat membimbing siswa dari level

matematika informal menuju matematika formal ;

Page 11: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

10

4) interaktif sebagai karakteristik dari proses pembeajaran matematika ; dan

5) „intertwinning (membuat jalinan) jalinan antar topik atau antar pokok

bahasan.

Contoh soal matematika pendekatan realistik

Perhatikan gambar di atas !

1. Mana yang lebih mahal sebuah jam atau setrika ? Berapa lebih mahalnya ?

2. Gunakan dua gambar di atas untuk membuat kombinasi baru bagi jam dan setrika !

Tuliskan harga kombinasi tersebut !

3. Buatlah kelompok hanya jam saja, kemudian carilah harganya ?

4. Berapa harga jam ? Dan berapa harga satu setrika ?

Dengan bentuk lembar kerja seperti di atas diharapkan siswa dapat

mempelajari matematika lebh bermakna, karena soal-soal seperti itu akan lebih

mengkaitkan konsep matematika dengan dunia siswa sendiri.

2. Metode Pembelajaran Matematika

Matematika adalah pelajaran penting yang harus dikuasai oleh peserta

didik mulai dari jenjang sekolah dasar samapai sekolah menengah, tetapi

seringkali siswa menganggap untuk matematika itu sulit dan tidak

menyenangkan serta gurunya “galak”. Hal ini bisa diakibatkan oleh cara guru

mengajar yang monoton dan tidak menarik yang hanya menggunakan satu

Rp. 600.000,00

Rp. 800.000,00

Page 12: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

11

metode saja dalam pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, peran

guru dalam memberikan materi kepada siswa dikurangi, justru guru harus lebih

berperan dalam menggali, merangsang dan meningkatkan kompetensi dan

strategi belajar siswa. Secara individu siswa dihargai memiliki potensi diri yang

harus dikembangkan. Kemampuan guru untuk membuat strategi pembelajaran

matematika yang lebih menarik dan menyenangkan dapat dilakukan dengan

penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariatif. Dalam suatu

pembelajaran guru dapat merancang dan melaksanakannya melalui kombinasi

dari berbagai metode.

Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan

pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. Masing-masing metode

memiliki kelemahan dan kelebihannya dan setiap metode tidak bisa lepas

kaitannya dari penggunaan metode lainnya :

a) Metode Ceramah

Dalam pembelajaran matematika, metode ceramah dianggap kurang

tepat karena akan kecil sekali keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Namun

ada beberap bagian dari matematika yang bisa dilakukan dengan ceramah yaitu

penjelasan tentang sejarah matematika, penemuan-penemuan matematika, dan

mengenalkan fakta-fakta dalam matematika seperti simbol atau lambang.

b) Metode Ekspositori

Metode Ekspositori sama dengan ceramah dalam hal pembelajaran lebih

terpusat pada guru. Proporsi guru lebih berkurang karena guru hanya berbicara

diawal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal. Kemudian murid

diberikan soal latihan dan guru memantaunya. Metode inilah yang biasa

digunakan dalam pembelajaran matematika secara umum.

c) Metode Demonstrasi

Kegiatan belajar masih pada guru tetapi aktivitas murid lebih banyak.

Biasanya metode ini digunakan untuk menyajikan pembuktian rumus oleh guru

atau demonstrasi alat peraga. Dalam hal ini siswa pun memiliki kesempatan

untuk melakukan demonstrasi dari hasil pengerjaan latihan atau penggunaan alat

peraga.

Page 13: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

12

d) Metode Drill dan Latihan

Metode ini dapat digunakan pada tahap peningkatan keterampilan dan

kecepatan berhitung siswa, terutama siswa sekolah dasar pada topik operasi

hitung bilangan. Metode ini dapat digunakan setelah tahap penanaman konsep

dan penguasaan konsep dalam pembelajaran.

e) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dapat dilakukan pada setiap pembelajaran yang

dikombinasikan dengan metode lain. Dalam pembelajaran matematika, tanya

jawab dapat dilakukan untuk mengontrol aktivitas siswa ketika menyelesaikan

masalah atau soal. Dengan tanya jawab dapat diketahui cara berpikir siswa dan

kemampuan argumentasinya. Hal ini penting untuk mengembangkan

kemampuan komunikasi.

f) Metode Penemuan (Discovery)

Dalam pembelajaran matematika yang biasa dilakukan, siswa menerima

bahan pelajaran melalui informasi yang disampaikan oleh guru. Cara belajar ini

dapat dilakukan melalui metode ceramah, ekspositori, demonstrasi dan Tanya

jawab. Dari awal sampai akhir materi disiapkan dan sajikan oleh guru sesuai

dengan hasil yang hendak dicapai. Tetapi dalam metode penemuan, siswa

menemukan sendiri sesuatu hal yang baru bagi dirinya tetapi sebenarnya

hasilnya sudah diketahui oleh guru. Jadi istilah yang lebih tepat adalah

penemuan kembali.

Contoh soal untuk metode penemuan :

3 x 4 = . . . 5 x 8 = . . .

8 x 5 = . . . 3 x 9 = . . .

9 x 3 = . . . 4 x 3 = . . .

7 x 6 = . . . 6 x 7 = . . .

Perhatikan hasil yang diperoleh. Adakah hasilnya yang sama ? Apa yang dapat disimpulkan ?

Page 14: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

13

g) Metode Inkuiri

Metode inkuiri memiliki kesamaan dengan metode penemuan dalam hal

siswa menemukan sesuatu. Tetapi hasil yang ditemukan siswa pada metode

penemuan (discovery) adalah penemuan kembali, sedangkan dalam inkuiri hasil

penemuan benar-benar baru. Metode inkuiri ini dapat dilakukan dalam 4 tahap :

1) Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka-

teki

2) Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan

prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan

untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, dan masalah.

3) Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru

silaksanakan.

4) Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk

dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.

Sebagai contoh adalah menentukan kepadatan lalu-lintas di perempatan

atau menentukan air yang terbuang percuma dari kran air yang rusak.

h) Metode Permainan

Metode permainan diarahkan agar pembelajaran matematika lebih

menarik dan menyenangkan. Akan tetapi, permainan ini harus mengandung nilai-

nilai matematika dalam meningkatkan penanaman konsep, pemahaman,

pemantapan dan keterampilan.

Sebagai contoh, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menguasai urutan bilangan, maka siswa dapat dibariskan dalam satu barisan

dan siswa yang paling kiri menyebutkan bilangan awal yang kurang dari 10.

Murid selanjutnya menyebutkan bilangan kelipatannya.

Contoh lain untuk meningkatkan penguasaan siswa tentang bilangan

prima, dibuat sebuah lingkaran dari siswa-siswa. Kemudian ditunjuk seorang

siswa untuk mulai menyebutkan bilangan satu, kemudian secara bergiliran

bergerak ke arah kanan menyebutkan bilangan selanjutnya. Jika seorang siswa

mendapat giliran menyebutkan bilangan prima maka ia tepuk tangan, jika ada

siswa yang menyebutkan bilangan prima atau tidak tepuk tangan, maka ia

dihukum oleh teman-temannya.

Page 15: Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)

14

C. PENUTUP

Pada dasarnya, pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki

peran penting dalam mengkonstruksi pengetahuan siswa terutama bidang

matematika. Kemampuan siswa pada bidang matematika akan sangat

dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar. Oleh

karena itu, guru matematika sekolah dasar harus menguasai betul materi ajar,

strategi pembelajaran matematika yang baik. Berbagai pendekatan dan metode

pembelajaran matematika akan efektif dilaksanakan jika guru memahami betul

karakteristik tingkat perkembangan psikologi belajar anak, memahami kapan

suatu pendekatan atau metode pembelajaran digunakan serta kemauan yang

kuat dari guru untuk terus meningkatkan profesionalismenya. Suatu metode

mungkin tidak tepat digunakan dalam topik tertentu tetapi tepat pada topik yang

lain. Kemampuan guru dalam menggunakan atau menerapkan suatu metode

atau pendekatan pembelajaran akan tergantung dari pengalaman. Jadi

diperlukan latihan-latihan secara berkala dan evaluasi yang berkesinambungan

akan kinerja diri seorang guru dalam pembelajaran.

Pustaka

Sukayati. 2004. Contoh Model-model Pembelajaran Matematika di Sekolah

Dasar. PPPG Matematika. Yogyakarta.

Suherman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan

Pendidikan Matematika UPI-JICA. Bandung.

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP.

PPPG Matematika. Yogyakarta.