strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah pada bank...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR
CABANG PEMBANTU BANYUMANIK SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
Disusun Oleh :
AZIYAH SHOLAEMAH
NIM : 20111014
PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH & EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2014
MOTTO
“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui”
(QS. Al-Baqarah : 216)
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang
baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang
baik pula”
(QS. An-Nur : 26)
PERSEMBAHAN
Tuga Akhir ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT
2. Kedua orang tuaku (Bibit Santoso dan Sumtiyati) yang telah mendidik dan
mendoa’kanku sehingga Tugas Akhir ini bisa terselesaikan
3. Kakak-kakakku (mas mamik, mbak ari, mbak nani, mas amin, mas kasin, mas
adi) dan adik-adikku ( tami, zidna, mila) yang telah memberikan dukungan
dan semangat
4. Para Dosen STAIN Salatiga yang membimbingku selama ini
5. Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah Nya kepada kita, salawat serta salam selalu penulis sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan program Diploma III jurusan Syariah Program Studi
Perbankan Syariah (PS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penulisan tugas akhir ini banyak melibatkan pihak yang membantu dan
memberikan bimbingan serta motivasi yang tidak ternilai harganya.Untuk itu
perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syariah
3. Bapak Ahmad Mifdlol Muntohar, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan
Syariah.
4. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si selaku dosen pembimbing
5. Bapak Aditya Muko Wibowo, selaku Kepala KCP Bank Syariah Mandiri
Banyumanik beserta seluruh karyawan BSM KCP Banyumanik yang memberikan
kesempatan peneliti untuk melakukan kegiatan magang dan penulisan tugas akhir.
6. Ayah dan ibu yang memberikan dukungan moril dan materiil sehingga peneliti dapat
menyelesaikan tugas akhir
7. Budi Utomo selaku partner magang di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik,
terima kasih atas bimbingan dan kerjasamanya selama 3 bulan saat magang.
8. Eneng-eneng geulis “Alim Ulama”, semoga silaturahmi kita akan tetap terjaga sampai
kapanpun.
9. Teman-teman D3 Perbankan Syariah .
10. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak bisa
penulis sebut satu persatu.
Dalam penulisan tugas akhir peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang
sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senag hati peneliti menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat
bagi peneliti sendiri dan juga bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 21 Agustus 2014
Peneliti,
Aziyah Sholaemah
NIM 20111014
ABSTRAK
Sholaemah, Aziyah. 2014. Strategi Pemasaran Produk Penbiayaan Murabahah Pada
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang, Tugas
Akhir. Jurusan Syari’ah. Program Studi D3 Perbankan Syari’ah. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Alfred L.., M.Si
Kata Kunci : Bank Syariah Mandiri, Strategi Pemasaran dan Pembiayaan
Murabahah.
Perbankan syariah merupakan salah satu perbankan yang kegiatannya didasarkan
pada prinsip syariah, yang terbebas dari riba. Penulisan Tugas Akhir ini yaitu, untuk
mengetahui prosedur pembiayaan murabahah di BSM KCP Banyumanik, Strategi yang
digunakan BSM Banyumanik dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah serta
kendala dalam memasarkan pembiayaan murabahah. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode kualitatif dan deskriptif dimana dalam menganalisa data
menggunakan penelitian data terlebih dahulu melalui observasi, wawancara, dokementasi
dan Studi Kepustakaan, disusun, dikelompokkan berdasarkan teori agar diperoleh laporan
yang baik.
Hasil dari penelitian tugas akhir ini yaitu, Prosedur pengajuan pembiayaan di
BSM KCP Banyumanik tidak begitu rumit dan sudah sesuai dengan teori yang ada.
Dalam memasarkan pembiayaan murabahah BSM KCP Banyumanik menggunakan
strategi jemput bola, referensi dari teman, nasabah yang top up, promosi dengan
menyebar brosur, serta kendala dalam memasarkan pembiayaan murabahah yaitu ada 2
faktor, yakni faktor internal dan eksternal, dimana faktor internalnya yaitu para marketing
mikro belum begitu menguasai produk perbankan syariah dan faktor eksternal kurang
pengetahuannya masyarakat mengenai produk perbankan syariah serta persaingan antar
bank. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis dapat
menyimpulkan bahwa prosedur pengajuan pembiayaan murabahah di Bank Syariah
Mandiri KCP Banyumanik sudah sesuai dengan teori yang ada, strategi dalam
memasarkan produk pembiayaan murabahah belum begitu efektif karena unsur 4P yang
paling dominan adalah unsur promosi saja, hanya saja harus ditambah dengan
memperkenalkan produk pembiayaan murabahah kepada masyarakat luas dengan
menggunakan bahasa yang baik dan mudah dipahami agar masyarakat lebih paham
mengenai produk Bank Syariah.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........... …………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN..…………………………………….… … ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN.........……….…................. iii
LEMBAR KEASLIAN.........…………………………………............... .v
MOTTO.....................................……………………...……………….. v
PERSEMBAHAN………….................................................................. vi
KATA PENGANTAR.................……................................................... viii
ABSTRAK……………….. ……………………………………… ix
DAFTAR ISI…………………………………….……………………… x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 4
C. Tujuan Dan kegunaan…...……………………………... …. 5
D. Penelitian Terdahulu…… …………………………………… 6
E. Penegasan Istilah …………………………………………… 7
F. Metode Penelitian …………………………………………... 10
G. Sistematika Penulisan….............. ...…………………………… 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah Mandiri…............. ..…………………………… 13
B. Strategi Pemasaran……... ……………………………………. 15
C. Produk Pembiayaan Murabahah ……………………………. 19
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ………. ……………………… 29
B. Profil………………………………………………………….. 32
C. Kepemilikan Saham…………………………………………. . 32
D. Visi dan Misi…………………………………………………. 33
E. Produk-produk Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Banyumanik………………………………………….………… 41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah……..……………………… 55
B. Strategi BSM KCP Banyumanik dalam Memasarkan
Pembiayaan Murabahah…………..…………………………….. 65
C. Kendala BSM KCP Banyumanik dalam Memasarkan
Pembiayaan Murabahah…… ………………………………… 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………... 72
B. Saran ……………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Jenis-jenis Pembiayaan……………………………………. 21
Gambar 2.2 : Skema Bai’al-Murabahah………………….…………….. 25
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
KCP Banyumanik………………………………………… 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini lembaga keuangan syariah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Diantaranya yaitu Perbankan syariah yang merupakan institusi atau lembaga yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan dalam bidang
perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat. Dengan demikian dunia perbankan dapat menjembatani pihak yang berlebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana.Perbankan dalam menjalankan fungsinya
tersebut menggunakan prinsip kehati-hatian, terutama saat menyalurkan dana pada
masyarakat.
Saat ini banyak bank-bank syariah yang bermunculan yang tentu saja membuat
persaingan semakin sengit diusaha tersebut. Untuk dapat bertahan di industry perbankan
syariah, maka setiap perusahaan harus mempunyai strategi manajemen yang baik, karena
tanpa strategi manajemen yang baik, perusahaan akan mudah gulung tikar. Adapun salahsatu
faktor yang di perhatikan oleh lembaga syariah adalah bagaimana cara mereka memasarkan
produknya.
Seiring dengan banyaknya lembaga keuangan yang bermunculan di tengah
masyarakat, maka lembaga keuangan syariah harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya, agar lembaga keuangan syariah tetap eksis ditengah-tengah
maraknya bank-bank konvensional yang ada. Dalam hal ini kususnya lembaga keuangan
bank syariah dalam usahanya mengembangkan dunia perekonomian Islam, kedudukan
pemasaran sangat penting, karena sebagai penghubung antara nasabah dengan Bank syariah.
Untuk itu sebelum memperkenalkan produk, pihak bank harus mengenal atau mengerti
kebutuhan nyata dari para calon nasabah (masyarakat). Setelah itu baru memperkenalkan
produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu nasabah harus dipandang sebagai
mitra usaha yang bisa saling menguntungkan.
Dalam kegiatan mengenalkan produk tak lepas dari kegiatan pemasaran, Pada
dasarnya pemasaran menjadi kebutuhan pada lembaga, baik yang bergerak dibidang laba
atau nirlaba, mengingat perkembangan pasar dan pesaingan yang semakin ketat, bagian
pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat luas, antara lain mencari calon
nasabah sebanyak-banyaknya, melakukan penagihan, serta memperkenalkan atau
mempromosikan produk kepada nasabah. Maka dari itu untuk melakukan pemasaran yang
baik tidaklah mudah karena diperlukan strategi-strategi yang baik pula.
Banyak orang mengartikan pemasaran pada persepsi yang sempit, yaitu menjual jasa
atau iklan. Memang penjualan dan iklan merupakan bagian dari aktivitas pemasaran, namun
konsep pemasaran tidaklah sesempit itu. Pemasaran adalah segala daya dan upaya manusia
yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui proses tukar-menukar
yang baik dan teratur, sehingga kedua belah pihak yang melaksanakan pertukaran dapat
memperoleh kepuasan.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan
yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam
jangka pendek biasanya untuk mencari konsumen baru terutama untuk produk yang baru
diluncurkan. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan
produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa pemasaran bank merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan.
Baik produk simpanan maupun pinjaman.
Dengan demikian agar suatu lembaga keuangan dapat menguasai pasar dibandingkan
dengan lembaga keuangan lain, maka lembaga keuangan tersebut harus mempunyai strategi
pemasaran yang baik sehingga dapat melaksanakan strategi yang tepat demi
tercapainya tujuan lembaga keuangan tersebut.
Pembiayaan merupakan salah satu produk utama dan menjadi sumber utama
pendapatan perbankan syariah. Salah satu produk yang paling populer digunakan oleh
perbankan syariah adalah produk jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim
dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya, secara sederhana murabahah berarti
suatu penjualan barang seharga barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan
tertentu (Karim,2008:113).
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan tersebut, maka
penulis ingin meneliti bagaimana Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Banyumanik memasarkan produknya, kususnya produk pembiayaan murabahah dimana
produk tersebut paling banyak diminati dibandingkan produk yang lain. Maka penulis
mengambil judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK
SEMARANG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat diambil kesimpulan tentang apa
yang harus dilakukan berkenaan dengan strategi pemasaran.yang dilakukan Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang.
Adapun permasalahan yang akan diteliti dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Banyumanik Semarang?
2. Strategi apa yang digunakan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Banyumanik Semarang dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah?
3. Kendala apa saja yang timbul dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah pada
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri
kantor Cabang Pembantu Banyumanik.
b. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Banyumanik dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah.
c. Mengetahui kendala yang timbul dalam memasarkan produk pembiayaan
murabahah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik.
2. Kegunaan
Kegunaan dari tugas akhir ini adalah sebagaiberikut:
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam lembaga keuangan khusunya di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang dan sebagai bekal agar dapat
menerapkan ilmu yang tepat antara keadaan teori dengan keadaan lapangan yang
sesungguhnya.
b. Bagi Bank Syariah Mandiri
Penulisan tugas akhir ini dapat memberikan masukan pemikiran dalam
mengembangkan kegiatan Bank Syariah Mandiri di masa yang akan datang.
c. Bagi STAIN Salatiga
Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan tambahan reverensi.
D. Penelitian Terdahulu
Dari penelitian saudari Anik Budiyati Khomisah yang berjudul “Strategi Pemasaran
Produk Simpanan dan Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA Kembangsari Tengaran”
tahun 2007, menyimpulkan bahwa dalam memasarkan produk harus mengetahui strategi dan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran produk di BMT tersebut.
Selanjutnya dari penelitian saudari Nihlah Dewi Purnama Sari yang berjudul
“Strategi Marketing Produk Pembiayaan pada BMT TA’AWUN CIPULIR”tahun 2011.
Penelitian tersebut membahas mengenai bagaimana strategi marketing produk pembiayaan
yang dilakukan BMT TA’AWUN dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
memasarkan produk.
Sementara penelitian ini lebih membahas mengenai strategi pemasaran pembiayaan
murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang, serta
kendala yang timbul dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah.
Dari penelitian saudara Damsiri yang berjudul “Strategi Pemasaran Pembiayaan
OTO IB di BNI Syariah Cabang Semarang” tahun 2012, menyimpulkan bahwa pembiayaan
OTO IB hasanah yang menggunakan analisis SWOT pemasaran yang dilakukan tidak begitu
berhasil, dengan hasil yang kecil dan pembiayaan lainnya yang menggunakan akad
murabahah hal itu terjadi karena banyak tantangan dalam memasarkan produk tersebut.
Sedangkan penelitian ini lebih membahas mengenai prosedur pembiayaan
murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang,
bagaimana pembiayaan murabahah, strategi serta kendala dalam memasarkan produk
pembiayaan murabahah.
E. Penegasan Istilah
Dari judul penelitian yang penulis pilih yaitu “ Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik
Semarang”, terdapat makna-makna dari istilah yang diambil, diantaranya:
1. Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah, adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut
dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Atau
dengan kata lain, Bank Islam yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-
jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip Islam (Muhamad,2002:13).
2. Marketing/Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Muhammad (2002:194) secara spesifik pengertian
pemasaran bagi lembaga keuangan/jasa keuangan adalah :
a. Mengidentifikasi pasar yang paling menguntungkan sekarang dan dimasa yang
akan datang
b. Menilai kebutuhan nasabah/anggota saat ini, dan masa yang akan datang.
c. Menciptakan sasaran pengembangan bisnis dan membuat rencana-rencana untuk
mencapai sasaran tersebut.
d. Promosi untuk mencapai sasaran.
Sementara menurut Solati Siregar dikatakan, bahwa pemasaran lembaga
keuangan/jasa keuangan adalah usaha untuk menciptakan dan melayani permintaan
pasar/nasabah sehingga memperoleh keinginan bagi lembaga keuangan dan masyarakat.
3. Strategi Pemasaran
Menurut Tjiptono, strategi pemasaran adalah alat dasar yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaingan yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
4. Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga
biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up atau margin keuntungan
yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu
pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang
ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005:13).
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Nabhan,2008:93).
F. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan fakta saat ini dari suatu kelompok yang berkaitan dengan pendapat
kejadian/prosedur secara sistematik dan akurat.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk menyusun laporan ini ada 2 yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperolah secara langsung dari objek penelitian (tanpa perantara) dengan
menggunakan alat pengukur/alat pengambilan langsung, data primer dapat berupa
data observasi.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yang dikumpulkan dari sumber-sumber
yang ada(perpustakaan, buku ilmiah dan internet) yang pada umumnya berupa
bukti catatan/laporan historis yang telah tersusun sebagai data pendukung yang
akan penulis gunakan untuk menyusun laporan ini.
3. Teknik Pengumpulam Data
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data agar data yang diperoleh
relevan dengan objek yang diteliti sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observasi)
Suatu teknik pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan
suatu data. Di sini penulis langsung mengamati praktik yang terjadi pada objek
penelitian dengan mencari kesesuaian antara keterangan yang penulis miliki
dengan praktik/kegiatan sesungguhnya.
b. Kepustakaan (Literatur)
Suatu teknik pengumpulan data dengan mencari data dan buku-buku yang
berkaitan dengan objek permasalahan penelitian.
c. Wawancara
Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data informasi dengan
mengajukan pertanyaan yang diajukan kepada marketing mikro.
d. Dokementasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan,
buku, surat, notula ataupun brosur. Metode ini peneliti gunakan untuk
menambah data tentang apa yang diteliti, yang diperoleh dari catatan
dokumentasi Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
4. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang didapatkan, penulis menggunakan analisa data deskriptif
kualitatif, dimana dalam menganalisa data menggunakan penelitian data terlebih dahulu,
disusun dikelompokkan berdasarkan teori agar diperoleh laporan yang baik.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, penegasan istilah, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan pengertian yang bersifat teoritis, sebagai dasar acuan dalam
melakukan penelitian.
BAB III LAPORAN OBYEK
Bab ini menggambarkan tentang gambaran umum Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Banyumanik Semarang. Gambaran umum ini menjelaskan tentang sejarah
berdiri, visi misi bank syariah mandiri, data-data deskriptif berisi mengenai produk-produk
penghimpunan dan penyaluran dana.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini akan dijelaskan mengenai prosedur pembiayaan murabahah pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang, serta menerangkan
kendala yang timbul saat memasarkan pembiayaan murabahah dan strategi yang digunakan
Bank Syariah Mandiri dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi hasil dari penelitian yang berwujud kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BANK SYARIAH MANDIRI
Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking
atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan menggunakan kata
islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan syariah itu sendiri. Bank
syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi dan
praktisi perbankan Muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak
yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan
nilai moral dan prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktek
riba, kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar/ ketidakpastian (Muhamad,2002:13).
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Bank syariah atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah
lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan
pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam (Muhamad, 2002: 13).
Bank Syariah Mandiri berdiri sejak tahun 1999, Bank Syariah Mandiri merupakan
anak kantor dari PT Bank Mandiri (Persero) yang basicnya bank konvensional. PT. Mandiri
(persero) terbentuk dari penggabungan (merger) empat bank yaitu Bank Dagang Negara,
Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo yang menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan
untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri,
sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti
dari Bank Konvensional menjadi Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha dari Bank Konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris:
Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999,
BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.Bank Syariah Mandiri hadir
untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
B. STRATEGI PEMASARAN
Pemasaran adalah proses social yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,2002:9).
Umumnya kita mengenal istilah pemasaran dan penjualan yang terkadang
penggunaannya dianggap sama. Padahal kedua istilah tersebut berbeda dari sisi orientasi dan
konsep yang digunakan. Penjualan berorientasi pada produk yang telah ada dan berusaha
agar barang teersebut dapat terjual sebanyak mungkin (Muhammad,2002:191).
Sedangkan Pemasaran berpangkal pada kebutuhan pembeli yang belum terpenuhi
dalam hal penetapan produk, kualitas, harga, kemudahan mendapat sparepart dan
sebagainya. Produk bukan satu-satunnya penjamin kepuasan konsumen, akan tetapi ada
beberapa variable lain yang sangat mempengaruhi kepuasan konsumen yakni harga produk
lokasi, distribusi dan sebagainya. Apabila konsumen merasa puas, maka ia akan kembali ia
akan kembali tetap bertahan dengan produk dan memberi tahu pihak lain untuk membeli
dari kita (Muhamad, 2002: 191).
Dengan demikian kita harus menyusun strategi pemasaran yang baik, sehingga upaya
pemasaran yang dilakukan bisa optimal. Adapun strategi pemasaran yang dilakukan
diantaranya:
1. Marketing Mix
Konsep marketing mix pertama kali dikenalkan oleh Jerome McCarthy yang mempunyai 4
variabel, meskipun 4P adalah konsep klasik, tetapi masyarakat/lingkungan masih
menggunakan konsep tersebut karena sesuai dengan pasar/lingkungan. Marketing mix
(bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-lemen yang ada dalam marketing
mix itu sendiri. Elemen-elemen yang ada dalam marketing mix yaitu (Kasmir,2003:186):
a. Produk
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya itu dapat memenuhi keinginan
pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk.
b. Price
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga
menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menetukan laku
tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menetukan harga akan berakibat fatal
terhadap produk yang ditawarkan.
c. Place
Penentuan lokasi kantor cabang bank dilakukan untuk cabang utama, cabang
pembantu atau kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana
pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau
setiap lokasi bank yang ada. Dengan demikian pula sarana dan prasarana harus
memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan
dengan bank.
d. Promotion
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan di atas, baik produk,
harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan
seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena
itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.
2. Analisa 5C
Analisis 5C dianggap sebagai analisa yang cukup efektif digunakan pada Perbankan karena
analisis ini terbukti telah cukup mendiskripsikan keadaan nasabah pembiayan. Dalam
beberapa kasus seringkali digunakan metode analisa 5C (Zulkifli,2003:144-147):
a. Character (Karakter)
Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara numeric.
Namun demikian, hal ini merupakan pintu gerbang utama proses persetujuan
pembiayaan.
b. Capacity (Kemampuan)
Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan
seseorang untuk berbisnis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan memenuhi semua kewajibannya termasuk pembayaran pelunasan
pembiayaan.
c. Capital (Modal)
Analisa modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon
nasabah terhadap usahanya sendiri. Jika nasabah sendiri tidak yakin dengan
usahanya, maka orang lain akan lebih tidak yakin.
d. Condition (Kondisi)
Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah, seperti kebijakan pembatasan
usaha property, pelarangan ekspor pasir laut, trend PHK besar-besaran usaha
sejenis danlain-lain.
e. Collateral (Jaminan)
Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan dimaksud harus
mampu mengcover risiko bisnis calon nasabah.
C. PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Antonio Syafi’i menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas
pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang merupakan deficit unit, sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1997 tentang
Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.
Sementara menurut Muhammad Ridwan (2007:92), pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian sejumlah imbalan atau bagi hasil.
a. Jenis-jenis Pembiayaan
1) Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang diajukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan maupun investasi (Antonio,2001:167).
2) Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a)
Peningkatan produk baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun
secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas/mutu hasil produksi, (b) Untuk
keperluan perdagangan/peningkatan utility of place dari suatu barang.
3) Pembiayaan investasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Dalam hal ini
pembiayaan investasi diberikan pada nasabah untuk keperluan nasabah yaitu
penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun
pendirian proyek baru, dimana ciri-ciri pembiayaan mempunyai perencanaan
alokasi dana yang matang dan terarah, berjangka waktu menengah dan panjang.
4) Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan/pembiayaan konsumtif, dapat dijelaskan sebagai suatu jenis pembiayaan
yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat perorangan
(Antonio,2001:168).
Secara umum jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Jenis-jenis Pembiayaan
(Sumber:Antonio,2001:161)
Konsumtif Produktif
Modal kerja Investasi
Pembiayaan
Dari gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa pembiayaan terbagi menjadi 2
macamyaitu pembiayaan konsumtif dan produktif. Di mana pembiayaan konsumtif
yaitu pembiayaan yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan diberikan untuk
tujuan di luar usaha. Sementara pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang diajukan
untuk kegiatan produksi untuk meningkatkan usaha. Pembiayaan produktif dibagi
menjadi 2 yaitu pembiayaan modal kerja dan investasi dimana kedua jenis pembiayaan
tersebut bersifat produktif dan sama-sama untuk meningkatkan suatu usaha.
Murabahah (al-bai bitsaman ajil) atau lebih dikenal dengan murabahah saja.
Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli dimana
bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin).
Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi barang dan biaya-
biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan
(margin) yang diinginkan (Ascarya,2011:82).
Jual-beli menurut Sayyid Sabiq (1987:44) yaitu jual-beli menurut pengertian
lughawinya adalah saling menukar (pertukaran). Dan kataAl’Bai’ (jual) dan Asy Syiraa
(beli) dipergunakan biasanya dalam pengertian yang sama. Menurut pengertian syariat,
jual-beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela/memindahkan milik dengan ganti
yang dapat dibenarkan.
Dalam beberapa kitab fiqih, murabahah merupakan salah satu daribentuk jual
beli yang bersifat amanah.Murabahah terlaksana antara penjual dan pembeli
berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli
dan keuntungan penjual pun diketahui pembeli (Wiroso,2005:14).
MUI dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), hal 311, menyatakan bahwa
murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli sebagai laba. Mekanisme transaksi murabahah dalam perbankan dapat dilihat
gambar di bawah ini :
Negosiasi
Akad Jual Beli
Pembayaran
Gambar 2.2
Skema Bai’al-Murabahah
(Sumber : Nabhan,2008:91)
Dari gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut (Nabhan,2008:92):
1) Nasabah datang ke Bank Syariah untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan atas barang
tertentu yang diinginkan.
Nasabah
(Pembeli)
Bank ( Penjual)
hjjjjjjj
Barang dari Suplier
2) Bank mengumpulkan informasi mengenai barang yang diinginkan nasabah dari supplier
baik spesifikasi maupun harga barang yang diinginkan nasabah (harga pokok bagi
Bank).
3) Atas informasi ini kemudian bank dan nasabah melakukan negosiasi harga (harga pokok
dari supplier ditambah keuntungan untuk bank dan biaya-biaya administrasi) serta cara
pembayarannya.
4) Pembayaran yang dilakukan bisa dengan tunai atau angsuran sesuai kesepakatan antara
Pihak Bank dan Nasabah, Kewajiban nasabahhanya sebesar harga jual yang meliputi
harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati.
5) Apabila negosiasi telah menghasilkan kata sepakat, selanjutnya dibuat akad jual-beli
yang ditanda tangani kedua belah pihak. Selanjutnya bank membeli barang yang
diinginkan nasabah dari supplier secara tunai dan dikirim kepada nasabah. Selanjutnya
nasabah menyelesaikan pembayaran secara angsuran kepada bank.
2. Syarat-syarat Murabahah
Transaksi Bai’al-murabahah dalam bank syariah tidak bisa dilepasskan dari
ketentuan fikih Islam. Transaksi ini harus memenuhi syarat sahnya jual beli pada
umumnya, sehingga transaksinya sah dan hasilnya halal. Syarat Bai’-al murabahah
(Ridwan,2007:79):
a. Penjual memberi tahu harga pokok kepada nasabah calon pembeli.
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
c. Kontrak harus bebas dari riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah
pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya pembelian dilakukan secar hutang.
Secara prinsip Jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi, maka pembeli
memiliki pilihan:
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual.
c. Membatalkan kontrak.
Jual beli secara murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang
telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak. Bila
produk tersebut tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah murabahah
kepada pemesan pembelian (murabahah kpp), hal ini dinamakan demikian karena
si penjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli
yang memesannya (Ridwan,2007:79-80).
3. Rukun Murabahah
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah,
yaitu (Ascarya, 2011: 82) :
a. Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual,
dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
b. Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga), dan
c. Shighah, yaitu Ijab dan Qobul.
4. Jenis-jenis Murabahah
Menurut Ascarya (2011:89) murabahah dibagi menjadi dua yaitu :
a. Murabahah Sederhana
Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual memasarkan
barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai perolehan ditambah marjin
keuntungan yang diinginkan.
b. Murabahah kepada Pemesan
Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual.
Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena
keahliannya atau karena kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk murabahah
itulah yang diterapkan perbankan syariah dalam pembiayaan.
5. Manfaat dan Risiko Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah mempunyai manfaat dan risiko diantaranya (Ridwan,2007:80) :
a. Manfaat Bai’al-Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi bai’al-Murabahah memiliki beberapa
manfaat kepada bank syariah, salah satunya adanya keuntungan yang muncul dari
selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu sistem
murabahah juga sangat sederhana, hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya di bank syariah, serta menjadi akad yang lebih sering digunakan
dalam pembiayaan di bank syariah.
b. Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi dalam pembiayaan murabahah
antaralain sebagai berikut :
1) Default/ kelalaian : nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
2) Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah
bank membelikannya untuk nasabah, bank tidak bisa mengubah harga jual beli
teersebut.
3) Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena
berbagai sebab. Biasanya karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak
mau menerimanya, karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.
4) Dijual, karena bai’ al-Murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika
kontrak di tandatangani barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas
melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut termasuk untuk menjualnya, jika
terjadi demikian risiko untuk default akan besar.
6. Landasan Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual-beli dan prinsip akad ini
mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank islam.
Dalam Islam, jual-beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia
yang diridhai oleh Allah SWT (Wiroso,2005:14).
Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Alqur’an, sunnah, dan
ijma’ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual beli hukumnya mubah
(Muslich,2010:177). Adapun dasar hukum dari Alqur’an dan sunnah antara lain
(Susanto,2008:270):
a. Al-Qur’an
Artinya :“...Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba..”(Al-
Baqarah: 275).
b. Hadits
Dari Rafi bin Khudaij bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah, apa pekerjaan
yang terbaik? Kemudian Rasulullah bersabda :
ع ع ع ال ع ل ع ع ع ع ع ع ع ل ع ع ع ع ل ع ل ر
Artinya : Pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri dan setiap transaksi jual beli
yang mabrur. (HR. Ahmad)
Dari ayat alqur’an dan hadis-hadis yang dikemukakan di atas dapat dipahami
bahwa jual beli merupakan pekerjaan yang halal dan mulia. Apabila pelakunya jujur,
maka kedudukannya di akhirat nanti setara dengan para nabi, syuhada, dan shiddiqin
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. SEJARAH BANK MANDIRI SYARIAH
Dari informasi yang telah tersedia pada web Bank Syariah Mandiri, penyusun
menemukan bahwa perusahan Perbankan ini memilki nilai-nilai perusahan yang menjunjung
tinggi kemanusian dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah
Mandiri (BSM) sejak awal pendirianya. Kehadiran BSM sejak tahun 1997, sesunguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politk nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,industri perbankan nasional yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yangdimilki oleh
Yayasan Kesejahteran Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi
juga terkena dampak krisis, BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan
upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersaman, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank
(Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru
bernama PT Bank Mandiri (Persero)pada tangal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagaipemilk
mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan
untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri,
sebagai respon atas diberlakukanya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti
dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah segera mempersiapkan system dan infrastrukturnya, sehinga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta
Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tangal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober
1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
No.1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi
mulai beroperasi sejak Senin tangal 25 Rajab 1420 H atau tangal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi
salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank
Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih
baik.
Melihat perkembangan bank syariah mandiri yang terus meningkat. Bank syariah
mandiri membuka kantor–kantor cabang baru di kota– kota besar di Indonesia. Tidak halnya
kota semarang yang semakin berkembang, hingga akhirnya membuka beberapa Kantor
Cabang Pembantu yang diantaranya KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK
SEMARANG.
Berdasarkan surat Bank Indonesia No. 13/51/DPbS/Sm tanggal 7 Desember 2011,
terhitung mulai hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 telah dibuka Bank Syariah Mandiri
KCP Banyumanik Semarang :
Nama : Kantor Cabang Pembantu Banyumanik
Alamat : Jl. Setiabudi No. 152 Kav 3 & 5 kel. Sumurboto, kec.
Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah Telp.
024-76482057, fax. 024-6482056
B. PROFIL PERUSAHAAN
Nama : PT Bank Syariah Mandiri
Alamat :Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta10340 –
Indonesia
Telepon : (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Faksimili : (62-21) 3983 2989
Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi : 1 November 1999
Modal Dasar : Rp2.500.000.000.000,-
C. KEPEMILIKAN SAHAM
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk : 231.648.712 lembar saham (99,999999%)
PT Mandiri Sekurita : 1 lembar saham (0,000001%)
D. VISI DAN MISI
a. Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
b. Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
Shared Value:
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama
untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared
ValuesBank Syariah Mandiri.Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
Excellence:
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented)
Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity:
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
Integrity:
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
Customer Focus:
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui
harapan nasabah (internal dan eksternal).
Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mengelola kegiatan
usahanya dengan baik, efisien dan bertanggung jawab. Oleh karena itu dipeerlukan
adanya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik adalah yang
mempunyai kerangka hubungan antar fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
masing-masing dalam sistem kerjasama. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri
KCP Banyumanik adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR
CABANG PEMBANTU BANYUMANIK
(Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik)
Kepala Warung
Mikro
Operation Officcer
Sales
Assist
en
Teller Back
Office
Customer
Service
Marketi
ng
Mikro
Analisis
Mikro
Admin
Pembiaya
an Mikro
Kepala KCP BSM
Banyumanik
Keterangan :
Kepala KCP Banyumanik : Adityo Muko Wibowo
Operation Officer : Setyo Nugroho Cahyo Adi
Kepala Warung Mikro : Galuh Arandanu
Customer Service : Tri Junianto
Back Office : Dwi Murtopo Wahyu Wibowo
Teller : Nabella Roeslita sari
Sales Assisten : Tina Yunita & Haris Isnainda
Admin Pembiayaan Mikro : Insiyah Mutik Abida
Analisis Mikro : Phonton Yudha Santana
Marketing Mikro : Prasdika Perdana Putra & Akto Prasetyo
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Kepala Cabang Pembantu :
a. Memastikan tercapainya target bisnis yang meliputi, pendanaan, pembiayaan, laba
bersih, dll
b. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah
c. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
d. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh pegawai
bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya target.
e. Memastikan kepatuhan penggunaan wewenang limit transaksi operasional oleh
bawahannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Mengusulkan kebutuhan penambahan pegawai dibagiannya sesuai dengan hasil
perhitungan manning analisis dan kebutuhan bank.
g. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan agar memenuhi
persyaratan minimum agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai standar dan
SOP.
2. Operation Officer :
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional dengan efisien dan efektif.
b. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.
c. Mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi dan kewajiban pelaporan
dilaksanakan dengan peraturan yang berlaku.
d. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen beharga Bank, Pin Kartu ATM
maupun key access layanan e-banking.
e. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh pegawai
bawahan langsung.
5. Kepala Warung Mikro :
a. Mendapat calon nasabah pembiayaan warung mikro yang sesuai target yang
diberikan.
b. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.
c. Menindak lanjuti permohonan pembiayaan nasabah warung mikro dalam bentuk
NAP.
d. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan
e. Menyelesaikan pembiayaan warung mikro yang bermasalah.
6. Customer Service :
a. Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah.
b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening tabungan, giro dan
deposito.
c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah
d. Menginput data customer dan loan facility yang lengkap dan akurat.
e. Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan
f. Menyampaikan dokumen beharga Bank dan kartu ATM kepada nasabah.
g. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa bank.
7. Back Office :
a. Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan
SOP yang berlaku.
b. Memelihara administrasi dan dokumen seluruh transaksi.
c. Menjaga kerahasiaan pasword yang menjadi wewenang
d. Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum dicairkan.
f. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan dengan tertib
dan aman.
g. Menyediakan informasi data nasabah
h. Memenuhi data dan Informasi jaminan.
i. Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang terkait.
j. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
k. Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen terkait
pelaporan.
8. Teller :
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan SOP.
b. Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar.
d. Menjaga keamanan uang tunai di mesin ATM.
e. Mengisi uang tunai di mesin ATM.
f. Menyediakan laporan transaksi harian.
9. Sales Assisten :
a. Mencari nasabah pendanaan dan pembiayaan.
b. Melakukan survey kepada nasabah pembiayaan.
c. Melaksanakan monitoring rekening dan aktifitas usaha nasabah dan mengambil
langkah pencegahan atas penurunan kinerja/aktifitas nasabah, dll.
d. Mempromosikan produk pembiayaan, pendanaan dan talangan haji.
10. Admin Pembiayaan Mikro :
a. Membuat akad pembiayaan yang sesuai dengan permintaan calon nasabah.
b. Melakukan pengecekan kelengkapan data, dll.
c. Membuat akad perjanjian dan notaries
9. Analisis Mikro :
a. Melakukan proses analisa pembiayaan berdasarkan data dan kelengkapan
dokumen.
b. Membuat Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3)
c. Mengembalikan membuat Surat Penegasan Persetujuan
d. Pembiayaan (SP3) dll.
10. Marketing Mikro :
a. Melakukan pemasaran pembiayaan melalui kunjungan langsung kepada calon
nasabah.
b. Melakukan prakualifikasi terhadap calon nasabah dan usahanya berdasarkan
ketentuan pembiayaan warung mikro.
c. Melaksanakan monitoring rekening dan aktifitas usaha nasabah dan mengambil
langkah pencegahan atas penurunan kinerja/aktifitas nasabah, dll.
d. Melakukan pengecekan data calon nasabah melalui BI Checking dan membuat
proposal
E. PRODUK PRODUK BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU BANYUMANIK
1. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat
dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM. Fitur
& Biaya:
a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah
b. Bagi hasil yang kompetitif
c. Online di seluruh outlet BSM Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai kartu
ATM & debit dan kartu potongan harga di merchant yang telah bekerjasama
dengan BSM Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net
Banking
d. Minimum setoran awal: Rp80.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (non-
perorangan)
e. Minimum setoran berikutnya: Rp10.000
f. Saldo minimum: Rp50.000 Biaya tutup rekening: Rp20.000
g. Biaya administrasi Rp6.000
Syarat:
Perorangan :Warga Negara Indonesia KTP/SIM/Paspor
Warna Negara Asing : Paspor dan Kartu Izin Menetap Sementara (KIM/KITAS).
Non-Perorangan :
1) Badan Hukum: Bukti diri/identitas pengurus berupa fotokopi
KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akte
Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan Surat keterangan domisili,
SIUP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, TDP, NPWP Surat
penunjukkan khusus sebagai Kepala Cabang atau Kepala Bagian
Keuangan/Bendaharawan dari suatu Perusahaan/Badan/Instansi jika
diperlukan.
2) Non Badan Hukum: Bukti diri/identitas pengurus berupa fotokopi
KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akta
Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan/izin kegiatan atau tujuan
perkumpulan/organisasi dari instansi yang berwenang Surat Keterangan
susunan pengurus perkumpulan/organisasi dan surat penunjukan bagi pihak-
pihak yang berwenang mewakili perkumpulan/ organisasi dalam melakukan
hubungan dengan bank.
Manfaat:
1. Aman dan terjamin
2. Kemudahan bertransaksi di seluruh outlet BSM
3. Kemudahan bertransaksi dimanapun saja dengan menggunakan layanan e-
banking BSM
4. Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
2. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta
kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
Fitur:
Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah. Bagi hasil yang
kompetiti Periode tabungan 1s.d.10 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan
maksimal 65 tahun saat jatuh tempo Setoran bulanan minimal Rp100 ribu Target dana
minimal Rp1,2 juta dan maksimal Rp200 juta Jumlah setoran bulanan dan periode
tabungan tidak dapat diubah. Tidak dapat menerima setoran diluar setoran bulanan
Saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila ditutup sebelum jatuh tempo (akhir biaya
masa kontrak) akan dikenakan administrasi.
Syarat:
Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki rekening asal (source
account) berbentuk Tabungan atau Giro di BSM
Manfaat:
1. Kemudahan perencanaan keuangan
2. Nasabah jangka panjang
3. Memperoleh jaminan pencapaian target dana
4. Mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis, tanpa
pemeriksaan kesehatan
5. Manfaat asuransi adalah sebesar kekurangan target dana dari setoran bulanan
yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan cara sebagi
berikut: Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan
pada saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim.
3. BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. Fitur & Biaya:
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah Setoran awal minimal
Rp20.000 (tanpa ATM) & Rp30.000 (dengan ATM) Setoran berikutnya minimal
Rp10.000 Saldo minimal Rp20.000 Biaya tutup rekening Rp10.000. Biaya
administrasi Rp2.000 per rekening per bulan atau sebesar bonus bulanan (tidak
memotong pokok) Biaya pemeliharaan kartu ATM Rp2.000 per bulan.
Syarat:
Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah
Manfaat:
a. Aman dan terjamin
b. Online di seluruh outlet BSM
c. Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM Fasilitas BSM
Card, yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit dan kartu potongan harga di
merchant yang telah bekerjasama dengan BSM
d. Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking Penyaluran
zakat, infaq dan sedekah
d. BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah
setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
Fitur:
Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah Periode tabungan 1
s.d. 20 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan maksimal60 tahun saat jatuh
tempo Setoran bulanan minimal Rp100.000 s.d.Rp10.000.000 dengan kelipatan
Rp50.000 Bagi hasil yang kompetitif Jumlah setoran bulanan dan periode
tabungan tidak dapat diubah namun dapat dilakukan setoran tambahan diluar
setoran bulanan.
Syarat:
Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki Tabungan BSM
sebagai rekening asal (source account).
Manfaat:
Kemudahan perencanaan keuangan masa depan, khususnya untuk biaya
pendidikan putra/putri. Mendapatkan perlindungan asuransi secara otomatis,
tanpa melalui pemeriksaan kesehatan *)
e. BSM Tabunganku
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang
diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Fitur & Biaya:
a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadhi’ah yad dhamanah.
b. Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp20.000 (tanpa ATM) dan
Rp80.000 (dengan ATM).
c. Setoran tunai selanjutnya minimum Rp10.000. Saldo minimum rekening
(setelah penarikan) adalah Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp50.000 (dengan
ATM).
d. Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp100.000 kecuali pada saat
penutupan rekening.
e. Bebas biaya administrasi rekening. Biaya pemeliharaan Kartu TabunganKu
Rp2.000 (bila ada).
Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah Rp20.000.
Biaya ganti buku karena hilang/rusak atau sebab lainnya sebesar Rp0. Rekening
dormant (tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut-turut): Biaya penalti
Rp2.000 per bulan. Apabila saldo rekening mencapai <Rp20.000, maka rekening
akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo.
Syarat:
Kartu Identitas : KTP/SIM/Paspor.
Manfaat:
a. Aman dan terjamin
b. Online di seluruh outlet BSM
Bonus
c. Fasilitas Kartu TabunganKu yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit.
d. Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking& BSM Net Banking.
e. Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
Ketentuan:
Nasabah pemilik rekening TabunganKu adalah nasabah perorangan.
Nasabah adalah Warga Negara Indonesia. Nasabah TabunganKu hanya
dibenarkan memiliki 1 rekening di 1 Bank. Tidak dibenarkan mendapatkan
fasilitas joint account “AND” atau “OR”. Bila saldo ≤Rp20.000, maka rekening
akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan sebesar sisa saldo.
f. BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan
transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
Fitur & Biaya:
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah Setoran
Awal minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000(Non-Perorangan)
Saldo minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan)
Biaya administrasi bulanan:
a. Perorangan: Rp10.000 (tanpa ATM) dan Rp12.000 (denganATM)
b. Perusahaan: Rp15.000
Biaya tutup rekening : Pelanggaran Rp50.000 dan Permintaan Sendiri
Rp20.000 Biaya buku cek/giro: Rp100.000
Syarat:
Perorangan : KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan : KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang
Akte Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut
Pengesahan Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP,
TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, NPWP, SK
Domisili
Manfaat:
a. Dana aman dan tersedia setiap saat
b. Kemudahan transaksi dengan menggunakan cek atau B/G
c. Fasilitas Intercity Clearing untuk kecepatan pembayaran inkaso (kliring
antar wilayah)
d. Fasilitas BSM Card, sebagai kartu ATM sekaligus debet (untuk
perorangan)
e. Fasilitas pengiriman account statement setiap awal bulan
f. Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM
g. BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untukkemudahan
transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk
perorangan atau non-perorangan.
Fitur & Biaya:
a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah
b. Bebas biaya penarikan bank notes sampai dengan USD5.000 per bulan
Setoran Awal minimum USD1.000 Saldo minimum USD1.000 Biaya
administrasi bulanan USD5 Biaya tutup rekening USD10
Syarat:
a. Perorangan: KTP/SIM/Paspor.
b. Perusahaan: KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenangAkte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan
Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang
berwenang, NPWP, SK.Domisili
Manfaat:
a. Dana aman dan tersedia setiap saat
b. Penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan slip penarikan
c. Fasilitas pengiriman account statement setiap bulan
d. Bonus bulanan sesuai kebijakan BSM
h. BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah untuk perorangan.
Fitur & Biaya:
a. Jangka waktu yang fleksibel: 1, 3, 6 dan 12 bulan
b. Dicairkan pada saat jatuh tempo Setoran awal minimum Rp2.000.000
c. Biaya Materai Rp6.000
d. Biaya Penarikan: Rp30.000/rekening
Syarat:
Perorangan : KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan : KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan
Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari
instansi yang berwenang, NPWP, Sk Domisili
Manfaat:
a. Dana aman dan terjamin
b. Pengelolaan dana secara syariah
c. Bagi hasil yang kompetitif dapat dijadikan jaminan pembiayaan Fasilitas
Automatic Roll Over (ARO).
i. Pembiayaan Investasi
Fasilitas pembiayaan jangka pendek / jangka panjang dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan investasi berupa
rehabilitasi, modernisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan atau kebutuhan
khusus lainnya yang dinilai layak oleh bank.
Fitur:
Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan dapat
dalam mata uang rupiah dan US Dollar. Menggunakan prinsipjual beli/sewa
dengan margin yang disepakati bersama.Margin pembiayaan fixed selama masa
pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan minimal 1tahun/dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
j. Pembiayaan Modal Kerja
Fasilitas pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada pelaku usaha
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan
modal kerja dalam siklus waktu tertentu maksimal 1 tahun.
Fitur:
Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan dapat
dalam mata uang rupiah dan US Dollar. Menggunakan prinsip bagi hasil dengan
berdasarkan pada revenue sharing. Pembiayaan dapat bersifat revolving dan non
revolving. Pengembalian pembiayaan yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
Jangka waktu maksimal 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
k. Pembiayaan Warung Mikro
Limit pembiayaan sampai Rp.100 juta Peruntukan pembiayaan:
a. Perorangan Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS, Pegawai
Swasta, dsb. Wiraswasta/Profesi
b. Badan Usaha
Produk:
a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) Limit pembiayaan: minimal
Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah). Jangka waktu: maksimal 36 bulan. Biaya administrasi sesuai
ketentuan BSM.
b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) Limit pembiayaan: di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 36 bulan. Biaya administrasi
sesuai ketentuan BSM.
c. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) Limit pembiayaan: di atas
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,-
(seratus juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 48 bulan. Biaya administrasi
sesuai ketentuan BSM.
Persyaratan:
a. Wiraswasta/Profesi: Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. Usia minimal 21
tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun saat pembiayaan lunas.
Surat keterangan/ijin usaha.
b. Perorangan Golbertap Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1
(satu) tahun. Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55
tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiyaan. Surat keterangan kerja/SK
Pegawai.
c. Badan usaha Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. Surat keterangan/ijin
usaha. Akte pendirian/perubahan perusahaan.
l. Pembiayaan Small
a. Limit Pembiayaan: >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar
b. Gross Annual Sales Nasabah (GAS): s.d. Rp10 Milyar
c. Jenis Nasabah : Perorangan untuk usaha produktif Lembaga usaha berbadan
hukum dan/atau berbadan usaha Pembiayaan dengan pola kemitraan (dengan
limit pembiayaan >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar)
d. Skema yang dapat dijalankan:
1) Musyarakah
2) Mudharabah
3) Murabahah
4) Qardh
5) Kafalah
e. Sektor usaha sesuai ketentuan bank.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah
Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan
kegiatan pembiayaan. Perbedaannya dengan program adalah program menyatakan apa yang
harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.
Proses dasar pembiayaan adalah meliputi aplikasi, analisis permohonan pembiayaan,
penyusunan struktur pembiayaan dan penyiapan dokumen pembiayaan, realisasi
pembiayaan, pembinaan dan pengawasan, serta penyelesaian pembiayaan (Arifin,2002:238-
239).
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahap tahap
penilaian. Tahap-tahapan dalam pemberian kredit ini lebih kita kenal dengan nama prosedur
pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan
suatu kredit, diterima atau ditolak.Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam
setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian mungkin
ada kekurangan maka pihak Bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahkan langsung
ditolak (Kasmir,2003:95).
Secara umum menurut Kasmir (3003:96) prosedur pemberian kredit antara lain
melalui tahap sebagai berikut :
1. Pengajuan Proposal
Tahap yang pertama dalam mengajukan kredit yaitu membuat permohona kredit
secara tertulis dalam suatu proposal .Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-
dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan
suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang :
a. Riwayat perusahaan, seperti bidang usaha, nama pengurus dan lain sebagainya.
b. Tujuan pengambilan kredit
c. Besarnya kredit dan jangka waktu
d. Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara
nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan
cara lainnya
e. Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan
seperti :
1) Akte pendirian perusahaan
2) Foto copy KTP
3) Tanda Daftar Perusahaan
4) NPWP
5) Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir
6) Foto copy sertifikat yang dijaminkan
7) Kartu keluarga
8) Daftar penghasilan
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuan penyelidikan berkas ini yaitu untuk mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut pihak
perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi
kekurangan tersebut maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan. Dalam
penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran
dan keaslian dari berkas yang ada.
3. Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam penilaian atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu dilakukan suatu
penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan
5C atau 7P namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode
penilaian dengan study kelayakan.
4. Wawancara Pertama
Tujuan wawancara ini yaitu untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-
berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bankinginkan. Wawancara ini juga
untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
5. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas dokumen dari hasil penyelidikan dan
wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang
menjadi objek kredit. Tujuan peninjauan ini yaitu untuk memastikan bahwa objek yang
akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan yang tertulis dalam proposal.
6. Wawancara Kedua
Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas,jika mungkin ada
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada
permohonan dari pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the
spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
7. Keputusan Kredit
Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan
atau tidak, jika layak maka, dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit
akan mencakup :
a. Akad kredit yang akan ditandatangani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka Waktu Kredit
d. Biaya-biaya yang harus dibayar
8. Penandatanganan Akad Kredit
Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani
akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan surat perjanjian yang dianggap
perlu, penandatanganan dilaksanakan :
a. Antara Bank dengan debitur secara langsung atau
b. Melalui notaris
9. Realisasi Kredit
Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah
merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-
surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.
Sementara Nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan pada Bank
Syariah Mandiri harus melalui tahap-tahap sebagai berikut (Buku pedoman
pengajuan pembiayaan BSM):
a. Tahap Permohonan Pembiayaan
Nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan dengan mengisi
formulir yang telah disediakan. Formulir ini menjadi arsip bank yang akan
menjadi identitas calon nasabah. Dari formulir ini bank mendapatkan
identitas calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan.
Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan dengan
cara mengisi formulir yang sudah disediakan oleh bank dengan melampirkan
persyaratan :
1. Syarat-syarat Pembiayaan
Adapun persyaratan yang ditentukan oleh bank syariah mandiri
adalah sebagai berikut :
a) Badan Usaha
1) Foto copy akte pendirian / anggaran badan usaha nota riil
2) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usaha
3) Foto copy NPWP
4) Foto copy identitas ( KTP/ SIM/ PASPOR)
5) Laporan keuangan
6) Past performance usaha
7) Rencana usaha kedepan
8) Foto copy bukti pemilik jaminan
b) Perorangan
1) Foto copy legalitas usaha
2) Foto copy NPWP
3) Foto copy identitas diri, istri / suami
4) Laporan keuangan
5) Past performance usaha
6) Rencana usaha kedepan
7) Foto copy bukti kepemilikan jaminan
c) Setelah nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kemudian
deserahkan kepada marketing mikro. Surat permohonan pembiayaan
dicatat pada administrasi “ permohonan pembiayaan”.
d) Marketing mikro menyerahkan surat permohonan berikut lampiran
kepada KWM (kepala warung mikro) untuk memperoleh keputusan
awal “ disetujui, diproses atau tidak “.
e) Surat Permohonan disetujui maka Kepala Warung Mikro menyerahan
surat permohonan kepada Marketing Mikro untuk diinvestigasi,
apabila surat permohonan ditolak, surat permonan diserahkan kepada
Marketing Mikro untuk dibuatkan surat penolakan.
b. Tahap Investigasi
Marketing Mikro melakukan pemeriksaan
kebenaran/kewajaran/validitas surat permohonan, melakukan
wawancara dengan nasabah, melakukan BI Checking, pengecekan
dokumen barang jaminan. Hasil investigasi tersebut diserahkan
kepada Kepala Warung Mikro.
c. Tahap Analisa
Analisis Mikro (AM) melakukan analisa terhadap nasabah
yang mengajukan pembiayaan meliputi :
1) Analisis aspek 5C (Character, Capacity,Capital, Condition,
Collateral)
2) Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan.
3) Menghitung nisbah bagi hasil
4) Melakukan analisa resiko.
5) Membuat kesimpulan dan menetapkan persyaratan pembiayaan.
Prasyarat pembiayaan minimal Character dan Capacity harus
positif (+).
6) Mengisi formulir “Keputusan Komite Pembiayaan” atau NAP
(Nota Analisa Pembiayaan).
Setelah itu NAP diserahkan kepada Kepala Warung Mikro untuk
direview hasil analisa yang selanjutnya diserahkan kepada Kepala
KCP untuk dimintakan tanda tangan.
d. Tahap Persetujuan
Apabila NAP mendapatkan pengesahan dari Kepala KCP,
APM (Admin Pambiayaan MIkro) melakukan :
1) Membuat SP3 (Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan)
2) SP3 diserahkan kepada Kepala Warung Mikro untuk dilakuakan
pengecekan SP3 diserahkan kepada Kepala KCP untuk dilakuakan
penandatanganan pengesahan
3) Setelah SP3 disetujui Marketing Mikro menyampaikan kepada
nasabah untuk ditandatangani di atas materai
e. Tahap Pencairan
1) Pengajuan pencairan oleh nasabah
2) Surat permohonan diterima oleh Marketing Mikro, kemudian
Marketing Mikro membuat Daftar Pengecekan Realisasi
Pembiayaan (DPRD)
3) MarketingMikro melakuakan pengecekan kelengkapan pemenuhan
persyaratan pembiayaan yang telah disepakati antara lain :
a) Pengakadan pembiayaan, akad pembiayaan telah ditandatangani
nasabah di atas materai
b) Surat sanggup sudah ditanda tangani oleh nasabah di atas
materai
c) Jaminan yang diserahkan diikat sesuai ketentuan dan ditutup
asuransinya
d) Biaya administarsi, asuransi, dan biaya pengikatan jaminan telah
dibayarkan oleh nasabah
e) Hasil pengecekan dituangkan dalam DPRD
4) DPRD diserahkan kepada kepala KCP untuk dilakukan pengecekan
dan memutuskan persetujuan pencairan
5) Admin Pembiayaan Mikro membuatkan customer facility dan
memo pencairan yang disahkan oleh Kepala Warung Mikro
6) Customer service meneima customer facilitydan memo, kemudian
melakukan prose input pembukaan rekening pembiayaan nasabah
7) Loan Administration melakukan pencairan (melalui modul loan)
f. Tahap Monitoring
Marketing Mikro melakukan monitoring dan pembinaan
berdasarkan klasifikasi sebagai berikut :
1) Laporan aktivitas usaha yang diterima cabang sesuai yang
dipersyaratkan dalam SP3
2) Laporan / daftar kewajiban yang menunggak
3) Daftar kolektibilitas pembiayaan
Hasil monitoring dituangkan dalam laporan yang
diserahkan kepada Kepala Warung Mikro.
g. Tahap Pembayaran angsuran / Pelunasan
1). Teller menerima dana untuk kredit rekening dari nasabah,
kemudian teller melakukan input setoran direkening kredit
nasabah
2). Loan administration mendebet rekening (dana) untuk pembayaran
setoran, mencocokan angsuran pembiayaan yang jatuh tempo
pada hari itu
3). Setelah itu membuat tiket pendebetan/pembayaran angsuran yang
kemudian dimintakan pengesahan kepada operation manager.
Dari kedua prosedur di atas penulis dapat simpulkan bahwa
prosedurpemberian pembiayaan antara Bank Syariah Mandiridengan
teori yang sudah ada tidak jauh berbeda dan secara umum sama. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanya terletak pada persyaratan dan
ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan
masing-masing.
B. Strategi Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik dalam Memasarkan Pembiayaan
Murabahah
Proses menjual merupakan aktivitas yang sangat penting dalam operasional
perbankan. Tanpa proses ini, bisa jadi keuntungan bank menjadi tidak optimal bahkan tidak
akan tumbuh dengan baik. Agar proses menjual bisa berjalan dengan efektif memerlukan
strategy khusus dan keterampilan tersendiri. Dimulai dari persiapan menyusun marketing
strategy dengan mempertimbangkan unsur produk, price, place dan promosi yang baik.
Dalam Tugas Akhir Damsiri (2012:51), stategi yang digunakan Bank BNI Syariah
Cabang Semarang dalam memasarkan produk pembiayaan yaitu:
a. Door to door
Memasarkan produk pembiayaan dengan mendatangi masyarakat secara langsung untuk
mengenalkan produk pembiayaan ini. Cara ini akanmengenalkan secara langsung
kepada masyarakat bahwa ada produk pembiayaanyang menggunakan akad syariah.
Dengan pembiayaan itu nanti masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam
melakukan pembayaran kendaraan bermotor yang telah dibeli dan digunakan,
b. Promosi
Promosi merupakan upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa
pada masyarakat dengan tujuan menarik calon konsumenuntuk membeli atau
mengkonsumsinya.Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapkan
kenaikannya angka penjualan. Dengan cara promosi yang dilakukan secara terus
menerus dengan menyebarkan brosur kepada masyarakat mengetahui akan produk
pembiayaan Oto iB Hasanah.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 mei 2014 denganPrasdika Perdana Putra
selaku marketing mikro Bank Syariah MandiriKCP Banyumanik, adapun strategi Bank
Syariah Mandiri KCP Banyumanik dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah
adalah :
1. Promosi
Promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri yaitu dengan menggunakan media
massa ataupun elektronik, seperti iklan di TV, sebar brosur/pamphlet, maupun
memasang spanduk di tempat-tempat strategis.
2. Door to Doo/Jemput Bola
Yang dimaksudkan dengan strategi pemasaran jemput bola sendiri adalah sebuah
strategi dimana pihak Bank melakukan kegiatan pemasaran dengan cara
menghubungi atau mendatangi langsung calon nasabah. Strategi ini terbilang cukup
efektif, karena pihak bank bisa mendekatkan perusahaannya dengan calon nasabah
dan memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Referensi dari Teman
Dalam memasarkan produk referensi dari teman adalah salahsatu cara memasarkan
produk pembiayaan murabahah.
4. Nasabah yang Top UP
Cara memasarkan produk pembiayaan murabahah bisa jadi denganmenawarkan
kepada nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan lagi atau nasabah yang Top
Up.
5. Pihak Marketing Mikro harus menguasai produk / kelebihan produk Bank Syariah
Mandiri
Seorang marketing harus menguasai produk yang ditawarkan, agar saat
memasarkan produk yang ditawarkan para calon nasabah tidak ragu dan
kemungkinan akan memakai produk tersebut.
6. Personal Selling
Presentasi pribadi oleh para marketing mikro dalam rangka mensukseskan
penjualan dan membangun hubungan dengan nasabah.
Setiap bank syariah mempunyai strategi dalam memasarkan produknya.
Dari strategi pemasaran pembiayaan yang sudah dikemukakan di atas, strategi yang
diterapkan tidak jauh berbeda hanya saja menurut penulis, strategi yang digunakan
Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik dalam memasarkan pembiayaan
murabahahbelum mencakup semua unsur marketing mix/strategi 4P, strategi yang
lebih dominan dipakai yaitu hanya unsur promosi saja, akan lebih baik dan efektif
apabila unsur dalam 4P seperti produk, price,place diikut sertakan dalam strategi
memasarkan pembiayaan murabahah.
C. Kendala-kendala yang timbul dalam memasarkan produk Pembiayaan Murabahah di
Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik
Dalam hal memasarkan produk pembiayaan murabahah terdapat kendala-kendala
yang menghambat kelancaran proses pemasaran tersebut.
Kendala yang dihadapi BNI Syariah Dalam memasarkan produk pembiayaannya
yang diteliti oleh Rina Fitriliana Utami (2010:74) dalm Tugas Akhirnya yaitu:
a. Kurangnya SDM (sumber daya manusia) pemasaran yang kompeten.
b. Ketetapan sistem dari pusat yang sangat ketat.
c. Kurangnya pemahaman konsumen mengenai sistem perbankan syariah.
d. Penyuluhan dari pihak pemerintahan tentang ekonomi syariah yang kurang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Prasdika Perdana Putra selaku marketing mikro
Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik pada tanggal 20 mei 2014, kendala dalam
memasarkan pembiayaan murabahah di BSM KCP Banyumanik yaittu, adanya faktor
internal dari Bank Syariah Mandiri sendiri yakni, kurang pahamnya marketing mikro
mengenai produk-produk perbankan syariah karena pada dasarnya pendidikan para
marketing mikro bukan dari lulusan perbankan syariah. Sementara faktor eksternalnya
sendiri antara lain:
a. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat
Masyarakat pada umunya kurang mengetahui tentang sistem bagi hasil yang
digunakan BSM KCP Banyumanik ataupun sistem akad yang digunakan, sehingga
masyarakat menilai bahwa Bank Syariah Mandiri sama dengan bank konvensional yang
menggunakan bunga. Pembiayaan warung mikro ini terhambat karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tersebut, dan upaya yang dilakukan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat adalah menjelaskan dengan pemahaman dan bahasa
yang mudah dimengerti oleh masyarakat, tentang penjelasan sistem pembiayaan yang
digunakan warung mikro,yaitu dengan cara sistem bagi hasil dan akad yang digunakan
menggunakan dasar-dasar Alqur’an dan Al hadis sehingga tidak mengandung riba dan
tidak dilarang oleh agama.
b. Persaingan antar Bank
Wilayah Semarang merupakan kabupaten yang luas dan padat penduduk yang
memiliki SDM yang memadai, merupakan tempat yang mempunyai peluang bisnis
perbankan yang efektif, sehingga berdirilah bank-bank disekitar kabupaten Semarang
ini, maka terjadilah persaingan yang ketat antar bank untuk menarik antusias
masyarakat disekitarnya, dan pada tahun 2011 mulailah beroperasi Bank Syariah
Mandiri yang tempatnya tidak jauh dari bank-bank yang beroperasi sebelumnya
diwilayah tersebut, sehingga ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi bank
mandiri syariah.
Maka cara yang dilakukan untuk bersaing secara sehat adalah dengan melakukan
pengenalan secara langsung, dan memberikan wawasan dan pengenalan kepada calon
nasabah,bahwa Bank Syariah Mandiri ini mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan bank-bank konvensional yang berada disekitarwilayah Semarang.
Dalam memasarkan sebuah produk tidak mesti berjalan mulus, ada banyak kendala-
kendala yang dialami. Dari kendala-kendala yang dikemukakan di atas, kendala yang di
hadapi hampir sama,yaitu sama-sama kurangnya pengetahuan dari masyarakattentang
perbankan syariah dan persaingan antar bank. Adapun untuk meminimalisir kendala
tersebut yaitu mengenalkan produk bank syariah kepada masyarakat dengan
menggunakan bahasayang baik dan mudah dipahami, melakukan pengenalan produk
secara langsung, dan memberikan wawasan dan pengenalan kepada calon nasabah,
bahwa Bank Syariah Mandiri ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bank-
bank konvensional yang berada disekitar wilayah Semarang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa simpulan
yang bisa diambil dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Prosedur pemberian Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Banyumanik dengan bank yang lain tidak jauh berbeda dan pada umumnya
sama, yang membedakan mungkin hanya terletak pada persyaratan dan ukuran penilaian
yang ditetapkan oleh masing-masing bank dengan pertimbangan masing-masing.
2. Strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah yang diterapkan Bank Syariah
Mandiri KCP Banyumanik antara lain meliputi beberapa strategi, diantaranya strategi
dengan promosi, door to door / jemput bola, referensi dari teman, nasabah yang Top Up,
para marketing harus menguasai produk yang ditawarkan, serta strategi personal selling.
3. Dalam melakukan kegiatan pemasaran pembiayaan murabahah ada beberapa kendala-
kendala yang timbul diantaranya, faktor internal dimana para marketing belum begitu
menguasai produk perbankan syariah dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada
umunya kurang mengetahui tentang sistem bagi hasil yang digunakan BSM KCP
Banyumanik ataupun sistem akad yang digunakan, sehingga masyarakat menilai bahwa
Bank Syariah Mandiri sama dengan bank konvensional yang menggunakan bunga.
Persaingan antar bank yang berada di wilayah Kabupaten Semarang.
B. Saran
1. Prosedur dalam mengajukan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri
Banyumanik sudah sesuai dengan teori yang ada dan tidak terlalu rumit, dan tetap
dipertahankan seperti itu.
2. Ditingkatkan strategi dan pasukan para marketing serta diperbanyak promosi melalui
iklan di tv, mengadakan kuis di tv maupun radio, memberikan penyuluhan di kantor-
kantor, sekolah dan tempat keramaian.
3. Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik dalam memasarkan produknya harus
mengenalkan produk yang ditawarkan dengan mengenalkan secara langsung dengan
bahasa yang baik dan mudah dipahami masyarakat, dan memberikan penyuluhan
mengenai bagi hasil kepada masyarakat sekitar serta memberikan wawasan dan
pengenalan kepada calon nasabah bahwa Bank Syariah Mandiri mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan Bank konvensional pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta:Gema Insani
dan Tazkia Cendekia
Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta:Alvabet
Ascarya.2011.Akad &Produk Bank Syariah.Jakarta: Raja GrafindoPersada
Buku Pedoman Pembiayaan Bank Syariah Mandiri
Damsiri. 2012. (Strateg iPemasaran Pembiayaan OTO IB Hasanah di BNI Syariah Cabang
Semarang). Semarang:Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan.Jakarta:Raja Grafindo
Persada
Kasmir. 2003. ManajemenPerbankan. Jakarta: Raja GrafindoPersada
Khomisah,AnikBudiyati.2007. Strategi Pemasaran Produk Simpanan dan Pembiayaan di BMT
Sumber Usaha Kembangsari Tengaran) Tugas Akhir.Salatiga: STAIN Salatiga
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasara nEdisi 1. Jakarta:Prenhalindo
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Muslich, Ahmad Wardi. 2010. FiqhMuamalat. Jakarta: AMZAH
Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta:LumbungIlmu
Ridwan, Muhammad. 2007. Konstruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta:Pustaka SM
Sabiq, Sayyid.1927. Fikih Sunnah Edisi 12.Bandung: PT Alma’Arif
Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.Yogyakarta: UII Pres
Utami, Rina Fitriliana. 2010. (Strategi Pemasara nProduk pada PT BNI Syariah Cabang
Surakarta). Surakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Wiroso.2006. Jual Bel iMurabahah.Yogyakarta : UU Press
Zulkifli, Sunarto. 2003. Praktik Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta:Zikrul Hakim