strategi pemasaran ekspor kain grey ke … · email permintaan dan penawaran 4. 6doh¶v&rqwudfw...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI
PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO
Tugas Akhir
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan guna
Mencapai Gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
Kharima Putri Sejati
F. 3107029
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir ini disetujui oleh Dosen Pembimbing Program Studi D III
Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta, Mei 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing,
Arif Rahman Hakim, SE
NIP.310 800 001
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional
v
MOTTO
Cantik itu terlihat lewat keteguhan hati untuk menjaga
agama, lewat kesungguhan menuntut ilmu,
lewat ketabahan menghadapi cobaan,
dan lewat indahnya senyuman untuk memaafkan.
(Penulis)
Kecantikan abadi seorang perempuan terletak pada
keelokan adab, dan ketinggian ilmu. Bukan pada wajah
dan pakaiannya
(Hamka)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada :
1. Mama dan Aleh, Terimakasih atas limpahan
kasih sayang yang tak dapat dinilai dengan
apapun
2. Kakakku Yusi dan adikku Tata “Sipet”, serta
semua saudaraku
3. Sahabat-sahabatku
4. Almamaterku
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat serta hidayah, anugerah, serta inayahNYa sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ STRATEGI
PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI PADA PT. DAN LIRIS
DI SUKOHARJO ”.
Penyusunan tugas akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa
adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini,
khususnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hari Murti, M.Si selaku ketua program studi D III Bisnis
Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Arif Rahman Hakim, SE selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan waktu dan bimbingannya dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
4. Bapak Sarjiyanto, SE yang telah banyak menyalurkan ilmu selama
masa perkuliahan.
5. Seluruh dosen yang mengajar di D III Bisnis Internasional.
6. Seluruh staff dan karyawan program D III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Direktur Utama PT. Dan Liris yang telah memberikan ijin untuk
melakukan magang kerja dan penelitian.
8. Ibu Celestine, Ibu Adriyana, Ibu Evi, Ibu Artin, Ibu Yeyen, Bapak Rudi,
Bapak Hendrat, serta seluru karyawan PT. Dan Liris yang telah
memberikan informasi yang diperlukan penulis.
9. Mama dan Aleh yang senantiasa berkorban jiwa, harta, dan tenaga,
terimakasih dan mohon doa restu agar putri/keponakanmu ini dapat
membahagiakanmu.
viii
10. Kak Cicie, Tata, Hal Amat, Emun, Om Asan, dan semua saudara
sepupuku yang tak berhenti memberikan semangat.
11. Sahabat-sahabatku, Kinthel, Atunz, Tutiek, Puti*g, Doraemon, Tikuz,
Sule, terimakasih kalian telah memberi warna dalam hidupku.
12. Teman-teman BI’07 dan semua pihak yang telah membantu yang
penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas
semuanya.
Penulis merasa bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan Tugas
Akhir ini dan penulisan di masa mendatang.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ABSTRAKSI ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Metode Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Persyaratan Ekspor ............................................ 10
B. Persiapan Ekspor Barang ............................................................ 11
C. Tata Niaga Barang Ekspor .......................................................... 12
D. Tahap Kegiatan Ekspor ............................................................... 13
E. Pengertian Umum Pemasaran Ekspor ........................................ 16
F. Prinsip Dasar Pemasaran ............................................................ 17
G. Konsep Pemasaran ..................................................................... 19
H. Keputusan Pemasaran ................................................................ 21
I. Komunikasi Pemasaran dan Promosi.......................................... 30
J. Market Oriented ........................................................................... 31
K. Promotional Mix ........................................................................... 32
x
L. Alternatif Strategi Pemasaran Internasional dalam Kaitanya
dengan Produk dan Promosi ........................................................ 35
M. Perhitungan Memasuki Pasar Internasional ................................ 37
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan ................... 39
2. Lokasi Perusahaan ................................................................. 42
3. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 43
4. Personalia ................................................................................ 50
5. Proses Produksi ....................................................................... 55
6. Produk yang Dihasilkan ........................................................... 66
B. Pembahasan
1. Orientasi Pasar (Market Oriented) untuk Ekspor Kain Grey
Tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ........... 68
2. .................................................................................................. Ke
ndala Pemasaran Kain Grey ke Turki
pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ............................................... 71
3. Strategi Pemasaran kain Grey ke Turki
pada PT. Dan Liris di Sukoharjo ............................................... 73
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran ............................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 91
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Jam Kerja Karyawan PT. Dan Liris
Tahun 2010……………………………………………………. 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Dan Liris…………….………….. 45
Gambar 3.2. Prosedur Analisis Kontrol
pada Proses Pembuatan Garmen……………………….. 62
Gambar 3.3. Orientasi Pasar Ekspor Kain Grey PT. Dan Liris
Tahun 2008 – 2009………………………………………… 69
Gambar 3.4. Orientasi Pasar Ekspor Kain Grey Wilayah Asia
PT. Dan Liris Tahun 2008 – 2009………………………… 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Email Permintaan dan Penawaran
4. Sale’s Contract
5. Telefax
6. Shipping Instruction
7. Commercial Invoice
8. Packing List and Weight List
9. Attestation
10. Pemberitahuan Ekspor Barang
11. Nota Pelayanan Ekspor
12. Certificate of Insurance
13. Certificate of Origin (Form A)
14. Certificate of Origin (Textile Product)
15. Bill of Lading
ii
ABSTRAKSI
STRATEGI PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI PADA PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO
KHARIMA PUTRI SEJATI
F3107029
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui orientasi pasar PT. Dan Liris selama tahun 2008-2009 dan kendala-kendala yang dihadapi PT. Dan Liris dalam memasarkan kain grey ke Turki serta strategi pemasaran ekspor yang diterapkan untuk menghadapi kendala pemasaran ekspornya tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak PT. Dan Liris dalam hal ini bagian marketing ekspornya, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lainya.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar PT. Dan Liris pada tahun 2008-2009 untuk wilayah Asia yang terbesar adalah ke Turki. Kendala pemasaran yang dihadapi PT. Dan liris dalam memasarkan kain grey ke Turki adalah kurangnya perusahaan melakukan kunjungan dagang ke negara tersebut, dan sifat tricky dari sebagian pembeli Turki. Strategi pemasaran yang yang diterapkan PT. Dan Liris adalah Marketing Mix Strategy (Strategi Bauran Pemasaran) yang meliputi srategi produk (product), strategi harga (price), strategi distribusi (place) dan strategi promosi (promtion), dan beberapa strategi lain untuk menghadapi kendala pemasaran yaitu payment diminta T.T, kunjungan dan pengenalan customer, conversation yang lebih sering, harga lebih tinggi dari yang lain, bagian administrasi harus lebih ketat dalam checking L/C.
Saran yang dapat diajukan adalah agar mencoba menganalisa dan membidik pasar baru yang memiliki potensi yang sama dengan Turki, membuat jadwal rutin bagi staf marketingnya untuk melakukan kunjungan dagang ke Turki maupun ke negara lain, melakukan inovasi produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing dan meningkatkan kegiatan periklanan dengan mempertimbangkan efektifitas media periklanan yang digunakan pada masing-masing buyer. Kata kunci : Marketing Mix Strategy, Product, Price, Place, Promotion
iii
ABSTRACT
EXPORT MARKETING STRATEGY FABRIC GREY TO TURKEY AT PT. DAN LIRIS IN SUKOHARJO
KHARIMA PUTRI SEJATI
F3107029
The purpose of this thesis is to determine the market orientation of PT. Dan Liris during the years 2008-2009 and the constraints faced by PT. Dan Lirisl in a gray cloth into the Turkish market and export marketing strategies adopted to deal with the export marketing constraints.
The research method is case study, namely to take a certain object to be analyzed in depth by focusing on one issue. The data used are primary and secondary. Primary data were collected through direct interviews with the PT. Dan Liris in this case the marketing of exports, while the secondary data obtained from books or other reading sources.
The research concluded that the market orientation of PT. Dan Liris in the year 2008-2009 for the largest Asian region to Turkey. Marketing constraints faced by PT. Dan liris in a gray cloth into the Turkish market is the lack of corporate conduct a trade visit to that country, and the tricky nature of some buyers in Turkey. Marketing strategies that are implemented is the Marketing Mix Strategy (Marketing Mix Strategy) which includes product strategy (product), pricing strategy (price), the distribution strategy (place) and promotion strategy (promotion), and several other strategies for dealing with the payment requested marketing constraints T.T, and the introduction of customer requests, conversations that more often, higher prices than others, the administration must be more stringent in checking L / C.
Suggestions are proposed analyzing and targeting new markets that have the same potential with Turkey, making a regular schedule for marketing staff to make frequent visits Turkey or to trade others, production innovations to produce high quality products at competitive prices and increase advertising activities by considering the effectiveness of advertising media used in each of the buyer.
Keywords: Marketing Mix Strategy, Product, Price, Place, Promotion
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada era globalisasi saat ini kemajuan teknologi dan pertumbuhan
industri semakin berkembang pesat. Pengaruh globalisasi tersebut
apabila ditinjau dari segi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global
yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas teritorial atau
kewilayahan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dunia
dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat
terjangkau dengan cepat dan mudah, serta perdagangan dan
investasi yang menuju kearah liberalisasi kapitalisme sehingga semua
orang bebas untuk berusaha dimana saja dan kapan saja, akibatnya
hampir semua perusahaan besar maupun kecil, akan terpengaruh oleh
kegiatan dan kompetisi global karena sebagian besar dari perusahaan
yang memiliki produk potensial ekspor telah menjual produknya ke
pasar internasional dan bersaing dengan produk dan jasa yang berasal
dari luar negeri.
Perdagangan internasional yang mengarah pada perekonomian
global mengakibatkan Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah
pengembangan ekspor. Hal ini sekaligus merupakan tantangan bagi
Indonesia untuk dapat memanfaatkan peluang dalam era globalisasi
tersebut, dan apabila dibandingkan pelaksanaanya, perdagangan
internasional (ekspor-impor) sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
2
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan
kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan internasional,
misalnya dengan adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang,
taksiran, timbangan dan hukum perdagangan.
Pengaruh globalisasi dan pesatnya perdagangan ekspor
Indonesia tersebut nampaknya harus terhalang akibat krisis finansial
global yang terjadi beberapa waktu terakhir. Krisis finansial global telah
menerjang keberbagai arah, sehingga tidak hanya sektor finansial
yang mengalami kegoncangan tetapi sektor riil juga merasakan
akibatnya. Kondisi resesi yang saat ini dihadapi oleh sebagaian besar
negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, telah
mengurangi jumlah permintaan mereka terhadap produk ekspor
Indonesia. Padahal negara-negara tersebut merupakan negara-negara
tujuan ekspor terbesar Indonesia terutama untuk produk sepatu,
elektronik dan tekstil.
Selain mengalami penurunan akibat krisis global, persaingan yang
sangat ketat di dunia internasional juga menjadi salah satu
permasalahan, terutama Menyusul pemberlakuan AFTA (Asian Free
Trade Area) - China 2010. Pemberlakuan ACFTA (Asian China Free
Trade Area) ini semakin meningkatkan persaingan para negara
produsen TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), khususnya pada ancaman
serbuan produk dari China. Karena pasar ekspor China sama dengan
Indonesia, jadi apabila pasar tersebut terganggu maka pilihan lain
adalah dengan cara mencari pasar baru. Indonesia yang telah menjalin
3
perjanjian perdagangan bebas dengan China tentu tidak bisa
menghambat arus produk China, misalkan dengan menaikkan tarif bea
masuk atau hambatan lainnya. Selain itu sejumlah negara ASEAN
seperti Kamboja, Vietnam, serta Laos mulai tumbuh sebagai pesaing
baru TPT bagi Indonesia di pasar internasional.
Pada penulisan tugas akhir ini penulis tertarik untuk memfokuskan
penelitian pada strategi pemasaran ekspor untuk salah satu jenis
produk tekstil, karena meskipun ekspor TPT (Tekstil dan Produk
Tekstil) nasional mengalami pasang surut dalam beberapa tahun
terakhir, tetapi produk tekstil (TPT) nasional masih menjadi salah satu
andalan ekspor non-migas Indonesia.
Ditengah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan ketatnya
persaingan, produsen-produsen tekstil nasional masih berusaha untuk
meningkatkan penjualan ekspornya, salah satunya seperti yang
dilakukan oleh PT. Dan Liris. PT. Dan Liris adalah perusahaan ekspor
tekstil dan garmen yang berada di daerah Sukoharjo dan telah
melaksanakan ekspornya selama 23 tahun. Perusahaan ini telah
mengekspor berbagai produknya ke berbagai negara seperti negara-
negara di Eropa, Asia, Inggris, Australia dan Timur Tengah.
PT. Dan Liris Sukoharjo memiliki tiga jenis produk tekstil yaitu
benang, kain grey (kain mentah) dan produk finishing printing.
Meskipun ekspor garmen saat ini mendominasi pasar dunia akan
tetapi PT. Dan Liris masih mampu untuk tetap memasarkan produk
tekstil lainya yaitu kain grey (kain mentah). Salah satu contoh hasil
4
dicapai adalah dengan adanya penambahan devisa negara melalui
perjanjian kerjasama jual beli kain grey (kain mentah) yang melibatkan
dua negara yaitu PT. DAN LIRIS (Indonesia) dengan SILCO S.A
(Turki).
PT. Dan Liris memiliki strategi untuk mempertahankan wilayah
pemasaran kain grey yang sebagian besar berorientasi ke pasar Turki.
PT. Dan Liris mencoba mengatasi kendala-kendala pemasaran yang
sesuai dengan perpaduan strategi pemasaran, mengembangkan
rencana pemasaran yang baik berdasarkan pengalaman, dan
melaksanakan rencana melalui strategi yang tepat untuk
mempertahankan dan meningkatkan penjualan ekspor kain grey.
Karena bagaimanapun pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam usahanya untuk
terus berproduksi dan berkembang. Melalui pemasaran perusahaan
mendapatkan hasil, dan dari hasil inilah perusahaan mendapatkan
laba. Oleh karena itu pemasaran merupakan hal penting yang tidak
dapat dihindari perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah, dengan judul :
STRATEGI PEMASARAN EKSPOR KAIN GREY KE TURKI PADA
PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini. Rumusan
5
masalah bertujuan agar penelitian ini dapat terfokus kepada masalah
yang akan dibahas. Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini sebagi berikut :
1. Bagaimana orientasi pasar (market oriented) untuk ekspor kain
grey pada tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo?
2. Apa saja kendala pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada
PT. Dan Liris di Sukoharjo?
3. Bagaimana strategi pemasaran ekspor kain grey ke Turki pada
PT. Dan Liris di Sukoharjo?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas adapun tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui orientasi pasar (market oriented) untuk ekspor
kain grey pada tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di
Sukoharjo.
2. Untuk mengetahui kendala pemasaran ekspor kain grey ke Turki
pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.
3. Untuk mengetahui strategi pemasaran ekspor kain grey ke Turki
pada PT. Danlliris di Sukoharjo.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat dan
kegunaan sebagai berikut :
6
1. Bagi Instansi
Diharapkan mampu memberikan suatu kontribusi yang positif
bagi instansi dalam menyempurnakan strategi untuk menentukan
kebijakan yang berhubungan dengan pemasaran kain grey ke
Turki.
2. Bagi Akademisi
Sebagai perwujudan sumbangan pemikiran dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perdagangan
internasional. Melalui karya ilmiah ini dapat memberikan tambahan
referensi dan informasi yang disediakan bagi akademisi lainya yang
akan melakukan penelitian lanjutan terkait dengan strategi
pemasaran ekspor.
3. Bagi Pemerintah
Diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan profesional di bidang marketing ekspor, sehingga
dapat membantu dalam peningkatan penjualan produk ekspor
Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian
negara.
E. METODE PENELITIAN
Beberapa metode yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
7
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik yang
memfokuskan pembahasan tentang strategi pemasaran kain grey
ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo. PT. Dan Liris merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang industi tekstil yang melakukan
penjualan di pasar lokal dan internasional yang beralamat di
Kelurahan Banaran (selatan Laweyan) Kec.Grogol, Kab.Sukoharjo,
57193, Indonesia. Waktu pelaksanaan penelitian atau magang di
mulai tanggal 01 Februari 2010 sampai dengan 28 Februari 2010.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
meliputi dokumen-dokumen ekspor (invoice, packing list,
Letter of Credit , Bill of Lading, PEB, Certificate of Origin)
dan beberapa email permintaan dari buyer, serta data-data
penjualan kain grey pada tahun 2008 – 2009 di bagian
penjualan kain grey yaitu dari kepala bagian serta para staf
marketing ekspor kain grey dan finishing printing.
2) Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber pustaka
yang relevan dengan permasalahan penelitian misalnya :
buku, artikel, jurnal, majalah, dan lain-lain.
8
b. Alat Pengumpul Data
1) Dokumentasi
Data yang diperoleh dari obyek penelitian yang
merupakan gambaran nyata dari PT. Dan Liris di Sukoharjo
yang diamati oleh peneliti. Informasi yang didapat kemudian
diolah kembali oleh penulis. Selain itu penulis mengambil
contoh dokumen-dokumen yang berkaitan diantaranya
Invoice, Packing List, COO (Certificate of Origin atau Surat
Keterangan Asal Barang), Bill of Loading, Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB), serta salinan beberapa email
permintaan dari buyer untuk dapat mengetahui bagaimana
penerapan strategi pemasaran ekspor.
2) Observasi
Merupakan kegiatan penelitian partisipatif secara
langsung di obyek penelitian, yakni pada PT. Dan Liris di
Sukoharjo melalui magang kerja. Sehingga penulis
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam permasalahan
penelitian.
3) Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara interview
(wawancara) secara langsung dengan menggunakan
instrumen daftar pertanyaan yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian kepada pihak-pihak atau
narasumber pada PT. Dan Liris Sukoharjo.
9
4) Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
mencatat arsip dan dokumen dari perpustakaan Universitas
Sebelas Maret dan sumber lainnya seperti Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kota Surakarta, Badan
Pusat Statistik, Sukofindo dan dinas terkait lainnya.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data ini diperoleh dari sumbernya yaitu kepala bagian
penjualan ekspor kain grey dan finishing printing, serta para staf
marketing ekspor kain grey dan finishing printing dan pihak-
pihak yang terlibat secara langsung pada strategi pemasaran
kain grey ke Turki pada PT. Dan Liris di Sukoharjo.
b. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari buku-buku maupun sumber pustaka
lain yaitu Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri,
Korespondensi Bisnis Ekspor Impor, Teori Ekspor Impor dan
sumber pustaka lain yang berhubungan dengan pemasaran
internasional fokusnya pada strategi pemasaran ekspor.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN DAN PERSYARATAN EKSPOR
1. Pengertian ekspor
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah
pabean. Daerah pabean adalah wilayah republik Indonesia yang
terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi
yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, dan
naik turunya penumpang dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar roda transportasi.
2. Persyaratan ekspor
Berdasarkan keputusan menteri perdagangan
No.07/MDAG/PER/4/2005 tanggal 19 April 2005 tentang perubahan
atas lampiran menteri perindustrian dan perdagangan
No.558/MPP/Kep/12/1998 tangal 4 Desember 1998 tentang
ketentuan umum dibidang ekspor bahwa ekspor dapat dilakukan
oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah memiliki :
a. Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)
b. Surat Izin Usaha Perdangangan (SIUP)
11
c. Izin usaha dari departemen teknis atau lembaga
pemerintah non-departemen berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
B. PERSIAPAN EKSPOR BARANG
a. Persiapan administratif
Persiapan alat-alat yang akan digunakan sebagai fasilitas kantor,
seperti letter head, komputer, tempat dan alamat kantor yang jelas.
b. Persiapan legalitas
a. SIUP,TDP (diurus melalui dinas perindustrian dan
perdagangan)
b. NPWP (melalui kantor pajak)
c. Izin khusus eksportir tertentu : APE (angka pengenal ekspor)
atau API (angka pengenal impor)
c. Persiapan Fisik barang
a. Kontrak dengan produsan
b. Brosur
c. Daftar harga
d. Contoh barang
d. Persiapan operasional
a. Proses ekspor
b. Peraturan ekspor
12
c. Prosedur ekspor
d. Strategi ekspor
C. TATA NIAGA BARANG EKSPOR
1. Komoditi yang diatur tata niaga ekspornya
Setiap eksportir yang akan ekspor harus memenuhi dan
mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari menteri
perindustrian dan perdagangan dalam hal ini diatur oleh dirjen
perdagangan luar negri. Kategori produk yang diatur adalah :
a. Produk perkebunan
b. Produk kehutanan
c. Produk manufaktur
2. Komoditi yang diawasi ekspornya
Komoditi yang di ekspor atas persetujuan menteri perindustrian
dan perdangangan. Barang tersebut adalah barang yang sangat
dibutuhkan didalam negeri guna :
a. Menjaga stabilitas pengadaan dan konsumsi dalam negeri.
b. Menjaga kelestarian alam.
c. Memenuhi kebutuhan dan mendorong pengembangan industri
didalam negeri.
3. Barang yang dilarang ekspornya
Barang yang tidak diizinkan untuk diekspor karena masuk
dalam syarat sebagai berikut :
a. Untuk menjaga kelestarian alam.
13
c. Untuk menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau
pengrajin.
d. Merupakan barang bernilai sejarah dan budaya.
4. Barang yang bebas ekspornya
Barang yang bebas diekspor oleh setiap eksportir yang
mempunyai ijin dari DEPERINDAG atau departemen teknis lainya.
Barang tersebut termasuk barang yang digunakan untuk
difersifikasi produk dan difersifikasi pasar.
D. TAHAP KEGIATAN EKSPOR
1. Sale’s contract process
Berikut ini adalah tahapan sampai terjadinya sale’s contract
process :
a. Promotion (promosi)
Eksportir melakukan promosi melalui korespondensi seperti
melalui surat, fax, katalog dan email. Selain itu dapat melakukan
promosi secara negosiasi perdagangan seperti pameran, baik
secara nyata ataupun maya dan dapat juga melalui kunjungan
dagang.
b. Inquiry (permintaan)
Importir yang berminat dengan promosi yang telah dilakukan
eksportir akan mengirimkan surat permintaan harga (letter of
inqury ) kepada eksportir.
14
c. Offer sheet
Eksportir akan memenuhi permintaan importir dengan
mengirimkan surat penawaran harga.
d. Order sheet
Importir setelah mempelajari dengan seksama offer sheet dari
eksportir lalu mengirimkan surat pesanan (order sheet) kepada
eksportir.
e. Sale’s contract
Eksportir menyiapkan kontrak jual beli (sale’s contract) sesuai
dengan data-data dari offer sheet dan order sheet dan
mengirimkanya kepada importir.
f. Sale’s comfirmation
Importir mempelajari sale’s contract tersebut dan apabila setuju
maka importir akan menandatangani sale’s contract tersebut
(sales confirm) dan mengirimkanya kepada eksportir.
2. L/C opening process
Tahapan dalam L/C Opening process adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi L/C
Setelah terjadinya sale’s contract maka importir membuka
sebuah aplikasi letter of credit (L/C) kepada opening bank (bank
di negara importir) sebagai dana yang disiapkan untuk
dibayarkan kepada eksportir.
15
b. L/C confirmation
Opening setelah menyelesaikan jaminin dana L/C dari importir,
kemudian meneruskan pembukaan L/C melalui bank
korespondensinya (advising bank) di negara eksportir.
c. L/C Advice
Advising bank setelah meneliti keabsahan pembukaan L/C dari
opening bank lalu meneruskan L/C tersebut kepada eksportir
yang berhak memerima dengan surat pengantar dari advising
bank (L/C advice)
3. Cargo shipment process
Tahapan untuk cargo shipment process adalah sebagai berikut :
a. Ekportir setelah menerima L/C advice lalu menyiapkan barang
(ready for export), memesan ruang kapal kepada shipping
company dan menguruskan fiat muat dari bea cukai (PEB) dan
dokumen lainnya.
b. Shipping company setelah selesai malakukan pemuatan ke atas
kapal menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak
angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk bill of
lading.
c. Shipping company mengangkut barang tersebut kepelabuhan
tujuan dan menyerahkannya kepada shipping agent di Negara
tujuan.
16
d. Importir setelah menerima dokumen pengapalan dari opening
bank lalu mengurus izin impor (import clearence) kepada pihak
bea cukai di pelabuhan tujuan.
e. Shipping agent menyerahkan muatan (barang kepada) importir.
4. Shipping document negotiation process
a. Eksportir setelah menerima B/L menyiapkan semua dokumen
pengapalan yang diminta dalam L/C seperti invoice, packing list,
SKA dan lainya dan menyerahkan kepada negotiating bank.
b. Negotiating bank meneliti semua dokumen yang dipersyaratkan
dalam L/C dan bila semua cocok, maka negotiating bank akan
membayar sejumlah yang ditagih eksportir.
c. Negotiating bank meneruskan dokumen tersebut kepada
opening bank sebagai penagihan kembali uang yang
dibayarkan kepada eksportir (reimbursment).
d. Opening bank selanjutnya memberitahukan dokumen
pengapalan tersebut kepada importir dan importir akan
melakukan pelunasan pembayaran kepada opening bank.
E. PENGERTIAN UMUM PEMASARAN EKSPOR
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar produk yang bernilai satu sama lain. Dalam konteks yang
lebih luas pemasaran global dapat diartikan sebagai proses
17
memfokuskan sumber daya (manusia, uang dan aset fisik) dan tujuan-
tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan
menaggapi ancaman pasar global.
D. PRINSIP DASAR PEMASARAN
Untuk dapat menang dan bersaing di pasar global perusahaan
harus menjalankan tiga prinsip dasar pemasaran, tiga prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Penciptaan nilai (value) bagi pelanggan
Perusahaan harus mampu memberikan nilai bagi pelanggan
yang lebih besar dari pada nilai yang dapat diberikan pesaing. Hal
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = Value (Nilai)
B = Benefit (maanfaat yang dapat dirasakan pelanggan)
P = Price (harga yang dibebankan kepada pelanggan)
Dari rumus diatas jelas bahwa pelanggan hanya merasa
mendapat nilai (value) dari produk yang dibelinya jika uang yang
dikeluarkanya untuk membeli produk tersebut tidak lebih besar dari
manfaat yang diperoleh dari produk itu.
2. Penciptaan Keunggulan Bersaing
Perusahaan harus mampu menyediakan penawaran total (total
offering) kepada pelanggan lebih menarik dari pada yang diberikan
V = B/P
18
pesaing. Penawaran total ini dapat dirumuskan dalam bentuk
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari :
a. Product (Produk)
Dalam merancang produk perusahaan harus mampu
mengembangkan aspek-aspek berwujud (tangible) dan tidak
berwujud (intangible) dalam produk untuk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dipasar global.
b. Price (harga)
Perusahaan harus mampu mengembangkan kebijakan
harga yang memberikan pendapatan yang bagus bagi
perusahaan tanpa mengabaikan lingkungan persaingan yang
ada.
c. Promotion (promosi)
Perusahaan perlu merancang strategi untuk meningkatkan
minat konsumen terhadap produk dan atau jasa yang
disediakan perusahaan.
d. Distribution (distribusi)
Perusahaan harus memikirkan cara-cara untuk
menyampaikan produk dan atau jasanya ketangan konsumen
secara efektif dan efisien.
3. Fokus (memusatkan tujuan, usaha dan sumber daya)
Dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan secara lebih
baik dari pada pesaing, perusahaan harus mampu memfokuskan
19
bauran pemasaranya pada kebutuhan dan keinginan pelanggan di
pasar sasaran yang sudah ditentukan.
Ketiga prinsip diatas haruslah tercermin dalam strategi
pemasaran global yang diterapkan perusahaan, karena pada
dasarnya strategi pemasaran global dapat disusun dengan
menggunakan kerangka bauran pemasaran yang telah disebutkan
diatas.
G. KONSEP PEMASARAN
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran
merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya
akan mengetahui cara dan falsafalah yang terlibat di dalamnya, yaitu
konsep pemasaran.
Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mendapatkan
sejumlah laba, sehingga seluruh kegiatan dalam perusahaan yang
menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan
tersebut. Kegiatan ini meliputi personalia, keuangan, pemasaran,
produksi dan kegiatan lain.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Basu
Swastha, 2000: 17). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran dibuat
dengan dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu :
20
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan berorientasi pada
konsumen atau pasar. Pada dasarnya perusahaan yang ingin
mempraktekkan orientasi konsumen harus :
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani
dan dipenuhi.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualan.
c. Menentukan produk dan program pemasaran.
d. Melaksanakan dan menentukan strategi yang paling baik
apakah menitik beratkan pada mutu yang lebih tinggi, harga
yang murah atau model menarik.
e. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku
mereka.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan. Laba dapat diperoleh melalui pemuasan konsumen.
Dengan laba tersebut, maka perusahaan dapat tumbuh,
berkembang dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya.
3. Seluruh pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi. Di dalam perusahaan, hal ini perlu
dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen, juga perlu
dihindari adanya pertentangan didalam perusahaan maupun antar
perusahaan dengan pasar.
21
Perusahaan harus menetapkan konsep pemasaran dalam praktek,
agar keuntungan-keuntungan yang terkandung di dalamya dapat
direalisasikan, dan dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen
pemasaran. Manajemen pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang
ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju
dengan maksud mencapai tujuan organisasi (Philip Kotler, 1993: 20).
Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara
terus menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan
terdiri dari mencari kesempatan yang menarik dan mengembangkan
strategi pemasaran. Yang dimaksud strategi pemasaran tersebut
adalah suatu pasar sasaran dan bauran pemasaran.
E. KEPUTUSAN PEMASARAN
Pada prinsipnya Pemasaran berawal dan berakhir pada
pelanggan. Berdasarkan konsep ini setiap keputusan bisnis (termasuk
keputusan pemasaran) harus bersifat cotumer-oriented. Keputusan
pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Keputusan target pasar
Keputusan target pasar tergantung pada perumusan ide
konseptual mengenai pelanggan. Hal ini dipengaruhi oleh apa yang
dipasarkan dan diarahkan pada segmen pelanggan yang mana.
Sebagai pemasar internasional harus jeli dengan beberapa hal
yang berkaitan dengan pelanggan atau konsumen (Customer
22
Orientation’s Evolution). Beberapa faktor kunci menyangkut
pelanggan antara lain :
a. Daya beli konsumen, yakni kemampuan membeli produk
tertentu.
b. Selera, kemauan atau minat konsumen untuk mendapatkan dan
mengkonsumsi produk tertentu.
c. Harga Produk, beberapa konsumen mementingkan faktor harga
dari pada selera maupun aspek kemanfaatan.
d. Manfaat, dalam membeli suatu produk konsumen sering juga
menggunakan pertimbangan aspek kemanfaatnya yang akan
diperoleh.
2. Keputusan bauran pemasaran
Pada umumnya keputusan bauran pemasaran (marketing mix)
adalah 4P meliputi Produk (product), harga (price), saluran
distribusi (place) dan promosi (promotion).
a. Produk (product)
Bauran pemasaran yang pertama adalah produk. Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk-produk
yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,
peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.
Produk juga dapat diartikan sebagai produk baru dimana
pengertianya bisa meliputi produk orisinil, produk yang
disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang
23
dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Selain
itu juga dapat didasarkan pada pandangan konsumen melalui
produk tersebut. Pemahaman tentang produk dapat mencakup
tiga hal yaitu:
1) Berupa barang yang dapat dibeli.
2) Pelayanan, yang merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mendapatkan upah.
3) Nilai tambah atau nilai guna produk, yang merupakan
keuntungan yang akan diterima oleh konsumen tanpa
memasukkan komponen biaya pembelian barang, ataupun
pengeluaran atas pelayanan yang diterima konsumen.
b. Harga (Price)
Harga dimaksud adalah nilai atau kekayaan dari suatu
produk yang mampu menarik pembeli untuk membayarnya.
Penting untuk disesuaikan dengan kulitas produk dan
kemampuan daya beli konsumen. Harga merupakan nilai
pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi
produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga terbentuk dari kompetisi produk untuk memenuhi tujuan
dua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Produsen
memandang harga sebagai nilai barang yang mampu
memberikan manfaat pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan
konsumen memandang harga sebagai nilai barang yang
mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan
24
keinginanya. Setidaknya ada 4 macam motivasi dalam
penentuan harga :
1) Besar kecilnya laba atau profit yang diharapkan.
2) Tingkat penjualan produk.
3) Pencitraan nama perusahaan.
4) Stabilisasi penjualan produk yang berdampak pada
eksistensi perusahaan di pasar internasional.
Untuk menentukan harga jual suatu produk ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Biaya untuk memproduksi, biaya transportasi faktor
produksi, biaya tenaga kerja, dsb.
2) Pesaing yang melakukan aktifitas bisnis serupa.
3) Pelanggan yang menjadi konsumen atas produk yang
dihasilkan.
4) Kebijakan pemerintah terhadap produk yang akan dijual di
pasar.
5) Tinggi rendahnya nilai mata uang di setiap negara.
Setelah memperhatikan faktor-faktor yang penting dalam
penentuan harga diatas, perusahaan dapat mulai menentukan
harga melalui enam langkah prosedur penetapan harga (Philip
Kotler, 2002: 520) sebagai berikut:
1) Memilih tujuan penetapan harga
Pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana
perusahaan ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin
25
jelas tujuan perusahaan semakin mudah untuk menentukan
harga.
2) Menentukan permintaan
Tiap harga yang dikenakan peusahaan akan
menghasilkan permintaan yang berbeda-beda dan karena itu
akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap
tujuan pemasaranya.
3) Memperkirakan biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang
dapat dikenakan perusahaan atas produknya dan biaya
perusahaan menentukan batas terendahnya.
4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing
Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan
oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan
harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan
kemungkinan reaksi harga oleh pesaing.
5) Memilih metode penetapan harga
Terdapat enam metode penetapan harga sebagai
berikut : penetapan harga mark-up (mark-up pricing),
penetapan harga sasaran pengembalian (taget-return
pricing), penetapan harga berdasar nilai yang dipersepsikan
(perceived-value pricing), penetapan harga nilai (value
pricing), penetapan harga sesuai harga berlaku (going-rate
26
pricing), penetapan harga penawaran tertutup (sealed-bid
pricing).
6) Memilih harga akhir
Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, termasuk
penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran
pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penatapan harga
perusahaan, dan dampak dari harga terhadap pihak-pihak
lain.
c. Saluran distribusi (place)
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar serta mempermudah penyampaian produk
(barang dan jasa) dari produsen kepada konsumen sehingga
penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan. Melalui
distribusi dapat diatasi kesenjangan yang ada antara produsen
dan konsumen.
Distribusi dapat dibedakan melalui dua sistem yaitu sistem
distribusi langsung dan tidak langsung. Sistem distribusi
langsung tidak menggunakan perantara yang independent,
sementara untuk sistem distribusi tidak langsung menggunakan
satu atau beberapa perantara.
Distribusi Jika dilihat dari saluran distribusinya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu saluran distribusi panjang dan
distribusi pendek. Distribusi panjang jika alur distribusi barang
27
mulai dari pabrik di luar negeri masuk ke suatu pasar asing
melalui agen impor, dari agen impor kemudian ke wholesaler
atau distributor, dari distributor kemudian diteruskan ke retail,
baru kemudian sampai ke final costumer. Sedangkan saluran
distribusi pendek yaitu jika alur distribusi barang mulai dari
pabrik di luar negeri masuk ke suatu pasar asing tanpa melalui
wholesaler dan langsung ke retailer dan kemudian final
costumer. Penentuan pemilihan jenis saluran distribusi dapat
didasarkan pada :
1) Hukum atau peraturan yang berlaku di negara tujuan
pemasaran yang berbeda-beda.
2) Citra produk, “produk murah” memerlukan saluran distribusi
yang lebih panjang, dikarenakan jumlah konsumen pasti
juga lebih banyak dan beraneka ragam. Sedangkan untuk
“produk mewah” saluran distribusi tidak begitu intensif,
karena jumlah konsumen yang relatif sedikit dan akan
cenderung mendatangi produk.
3) Produk dengan spesifikasi harga murah akan mengalami
perputaran yang lebih cepat daripada produk mahal. Maka
saluran produk murah harus lebih panjang juga.
4) Loyalitas distributor atau perantara menjadi pertimbangan
untuk terus menggunakan perantara atau tidak.
5) Budaya lokal (local Acceptance) perlu juga dipertimbangkan
sebagai penentu saluran distribusi yang akan dipilih.
28
Kebijakan distribusi internasional dapat dilakukan denngan
empat langkah berikut :
1) Menggunakan tenaga pemasaran yang berasal dari negara
sendiri, yang tugasnya memasukkan produk ke negara
tujuan atau bahkan mendirikan perusahaan cabang di
negara lain (ekspatriat).
2) Agen impor atau perantara perdagangan antar negara yang
hanya mempunyai peranan untuk memasukkan barang ke
negara tujuan.
3) Menggunakan perantara dari negara asing yang sudah
mempunyai hubungan baik dengan negara tujuan.
4) Metode franchising sering juga dipilih untuk mendistribusikan
barang atau produk.
d. Promosi (promotion)
Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang
berusaha menyebarluaskan informasi, mempengaruhi dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan ataupun
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada
produk yang ditawarkan produsen. Keberhasilan promosi
tergantung pada beberapa hal antara seperti kemampuan
penyampai pesan beradaptasi dengan faktor lokal, misalnya
kebudayaan, bahasa, dan selera. Selain itu promosi tidak boleh
bertentangan dengan hukum lokal baik yang bersifat konstitusi
29
maupun konvensi. Alat atau media-media yang dapat digunakan
sebagai sarana promosi (Kotler, 2002: 626) antara lain adalah:
1) Periklanan
Semua bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide,
barang atau jasa yang dilakukan perusahaan atau sponsor
tertentu.
2) Promosi penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Hubungan masyarakat dan publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau
melindungi citra perusahaan atas masing-masing produknya.
4) Penjualan pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih
guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan
menerima pesan.
5) Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, faxsimile, e-mail dan alat
penghubung lainya untuk berkomunikasi secara langsung
dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan.
Kegiatan promosi mempunyai peran yang penting dalam
perusahaan, peranan tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Memaksimalkan penjualan agar produk dapat bertahan di
pasar global yang ada.
30
b) Untuk mengembangkan dan menjual produk-produk baru
di pasaran.
c) Menemukan dan mengembangkan pasar untuk produk
yang telah ada sebelumnya maupun untuk produk yang
baru.
d) Memberikan kualitas pelayanan yang baik agar bisnis
dapat bertahan.
3. Keputusan pengorganisasian dan pengendalian aktivitas
pemasaran
Keputusan ini berkaitan dengan pembentukan organisasi yang
efektif untuk mencapai sasaran pelanggan dan mengkoordinasikan
keputusan bauran pemasaran. Selain itu keputusan ini juga
menyangkut pengendalian, yaitu membentuk standar kinerja
tertentu dan mengukur prestasi yang diperoleh dalam
mempertahankan posisi pasar dan mengalokasikan sumber daya.
F. KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PROMOSI
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Indriyo
Gitosudarmo, 1995: 245). Berarti semakin baik komunikasi pemasaran
31
tercipta maka akan mendatangkan kepuasan yang semakin tinggi bagi
semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan
pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan
pertukaran, menciptakan arus informasi antar pembeli dan penjual
yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien dan memungkinkan
semua pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk mencapai
persetujuan pertukaran yang memuaskan.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha, 2000:
237). Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam manajemen pemasaran, dan sering dikatakan sebagai proses
berlanjut karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan
selanjutnya dari perusahaan.
G. MARKET ORIENTED
Market Oriented atau Orientasi pasar adalah berhubungan
dengan obyek atau daerah tertentu yang menjadi fokus dan tujuan
penjualan. Apabila dikaitkan dengan aktifitas pemasaran perusahaan,
orientasi pasar dapat diartikan sebagai obyek atau konsumen di suatu
negara yang menjadi sasaran penjualan suatu perusahaan.
Untuk mengetahui orientasi pasar ekspor suatu perusahaan kita
dapat melihat melalui catatan penjualan dari produk yang dipasarkan,
32
dari catatan penjualan tersebut kita dapat melakukan pendataan dan
menghitung berapa kali perusahaan melakukan penjualan ekspor dan
kemana saja negara tujuan ekspornya. Dari data tersebut kita dapat
menyajikanya dalam bentuk grafik maupun diagram sehingga akan
tampak jelas negara manakah yang menjadi tujuan ekspor terbesar
suatu perusahaan.
K. PROMOTIONAL MIX
Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang
lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan (Indriyo Gitosudarmo, 1995: 240). Dari definisi dapat
disimpulkan bahwa variabel Promotional Mix ada empat yaitu ;
1. Periklanan
Periklanan merupakan bentuk komunikasi non-individu dengan
sejumlah biaya dengan media tertentu yang dilaksanakan oleh
perusahaan, organisasi non-laba ataupun para individu. Adapun
tujuan utama periklanan adalah meningkatkan permintaan atas
produk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat periklanan adalah :
a. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak
orang sekaligus.
b. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi tentang
produk dan perusahaan.
33
c. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan
produknya melalui pengunaan cetakan, suara dan warna yang
menarik perhatian.
2. Personal Selling
Personal Selling merupakan usaha untuk memperkenalkan
suatu produk melalui komunikasi langsung (tatap muka) agar
konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Sebagai
salah satu variabel dari promosi personal selling memungkinkan
penjual untuk :
c. Mengadakan hubungan langsung dengan calon pembeli
sehingga penjual lebih dapat mengamati karakteristik beserta
kebutuhan pembeli.
d. Memperoleh tanggapan dari calon pembeli.
e. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli baik
dalam hubungan bisnis maupun persahabatan yang erat.
Jadi, dalam personal selling terjadi interaksi langsung, saling
bertemu muka antara pembeli dengan penjual, sehingga dapat
diketahui secara langsung keinginan, perilaku dan motif pembelian
dari konsumen, sekaligus dapat melihat reaksi konsumen. Dengan
demikian perusahaan dapat lebih segera mengadakan berbagai
penyesuaian.
3. Publisitas
Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang,
barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat
34
melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan
dari sponsor (Basu Swastha, 2000: 273). Bila dibandingkan dengan
alat promosi yang lain, publisitas memiliki beberapa kebaikan
antara lain :
a. Lebih dapat dipercaya, sebab berupa suatu berita bukan iklan.
b. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan
c. Jauh lebih murah, karena tanpa biaya.
d. Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat
kabar atau pada posisi lain yang mencolok.
2. Promosi penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain
personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong
efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan
menggunakan alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan
sebagainya. Berikut adalah metode-metode promosi penjualan :
a. Pemberian contoh barang secara cuma-cuma, ini merupakan
salah satu alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal
tapi juga paling efektif.
b. Kupon berhadiah, cara ini sangat efektif karena membuat orang
mudah tertarik.
c. Rabat, merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada
pembeli.
d. Potongan harga, memberikan sejumlah potongan harga
(discount) untuk menarik pembeli.
35
e. Peragaan, memamerkan barang-barang pada waktu tertentu,
ditempat dan situasi tertentu.
L. ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL DALAM
KAITANYA DENGAN PRODUK DAN PROMOSI
Terdapat lima alternatif untuk menentukan strategi pemasaran
internasional dalam kaitanya dengan produk dan promosi yaitu
sebagai berikut :
1. Strategi perluasan langsung (straight extension strategy)
Dalam strategi ini perusahaan tidak melakukan sesuatu yang
baru, perusahaan sama sekali tidak merubah produk yang sudah
dijualnya di pasar domestik, dan memasarkan produknya ke pasar
asing dengan cara promosi yang sama seperti diterapkan di pasar
domestic.
2. Strategi adaptasi produk (Product adaptation)
Perusahaan mengubah produk domestiknya agar sesuai
dengan kondisi dan selera pasar asing yang dituju, cara promosi
tidak banyak diubah atau bahkan tidak diubah sama sekali,
contohnya adalah restoran cepat saji McDonal’s yang meluncurkan
produk baru McRendang yang pastinya dibuat dengan
mempertimbangkan selera orang Indonesia, selain itu ada juga
KFC yang telah lama memasukan nasi dalam daftar menunya, dan
mungkin shampo dalam bentuk sachet juga merupakan upaya
36
produsen asing dalam menyesuaikan diri dengan kondisi pasar di
Indonesia.
3. Strategi Produk Baru (Product Invention)
Dalam menerapkan strategi ini perusahaan mampunyai dua
pilihan, yang pertama adalah yang disebut backward invention,
dalam strategi ini perusahaan memperkenalkan produk yang baru
bagi pasar lokal yang dituju, tetapi yang sebenarnya produk ini
sudah lama dikenal di Negara asalnya. Contohnya seperti yang
dilakukan The National Cash Register Company yang meluncurkan
kembali produk mesin kas Engkol (crank-opereted cash register) di
amerika latin dan afrika dengan harga hanya separuh dari harga
mesin modern, dan perusahaan ini berhasil memperoleh penjualan
yang cukup besar. Bentuk yang kedua dari strategi ini adalah
forward invention, dalam strategi ini perusahaan membuat produk
yang benar-benar baru untuk memenuhi pasar setempat.
4. Strategi adaptasi komunikasi (Communication adaption)
Perusahaan menyesuaikan cara-cara promosinya dengan
kondisi masyarakat negara tujuan.
5. Adaptasi ganda (Double Adaptation)
Perusahaan menyesuaikan segala sesuatunya dengan
masyarakaat setempat baik dalam hal penyesuaian produk maupun
promosinya.
37
M. PERHITUNGAN MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL
Untuk memasuki pasar internasional dapat menggunakan metode
perhitungan analisis SWOT. Analisis SWOT Meliputi komponen
Strengh (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunity (peluang), dan
Treats (ancaman) yang dimiliki oleh perusahan.
a. Strengh (kekuatan)
Kekuatan yang dimaksud adalah hal-hal positif atau
kelebihan-kelebihan yang kita atau perusahaan miliki, seperti
misalnya :
a. Memiliki teknologi yang bagus.
b. Memiliki produk yang cukup dikenal baik oleh masyarakat.
c. Harga produk terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.
d. Memiliki tarif rendah.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah sisi negatif yang dimiliki, namun apabila
dapat dikendalikan dengan strategi yang baik maka kelemahan
tersebut dapat dijadikan kekuatan, beberapa kelamahan tersebut
antara lain :
a. Berhadapan dengan tipe konsumen yang sangat menyukai
produk discount.
b. Memilih cara pemasaran yang membutuhkan biaya besar.
c. Mempunyai tarif yang mahal.
38
c. Oportunity (peluang)
Peluang disini berarti kesempatan yang dimiliki persahaan
untuk memasuki pasar global, peluang tersebut antara lain :
a. Perusahaan memiliki cara distribusi atau penyaluran produk
yang lebih baik dari pesaing.
b. Konsumen merupakan tipe yang tidak terpengaruh oleh produk-
produk discount.
c. Masyarakat atau konsumen sangat perduli dan perhatian pada
promosi produk.
d. Tipe pasar adalah pasar terbuka.
d. Treats (ancaman)
Ancaman yang dimaksud adalah faktor-faktor yang dapat
berpotensi menjadi hambatan pada kelancaran bisnis perusahaan,
hambatan tersebut seperti :
a. Memiliki pesaing yang unggul.
b. Produk-produk dari pesaing sangat berkualitas.
c. Pesaing mampu memberikan harga yang rendah.
d. Masyarakat adalah tipe konsumen yang selalu membeli produk
dari salesman.
39
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
Pada tahun 1920, seorang pedagang swasta nasional dari kota
Solo yang bernama Kwee Tiong Djien, memulai usaha dagang baru
yang bergerak di bidang batik dengan statusnya yang bermula dari
usaha dagang perseorangan. Kemudian setelah beliau wafat pada
tahun 1946 usaha tersebut diteruskan oleh puteranya yang
bernama Kasom Tjokrosaputro yang kemudian diberi identitas
dengan nama usaha dagang batik “KERIS”.
Sejak munculnya Orde Baru pada tahun 1966, terbuka pula
cakrawala baru bagi kehidupan sosial ekonomi bangsa Indonesia.
Pemerintah membuka kesempatan penanaman modal bagi modal
asing (PMA) dan modal dalam negeri (PMDN). Dengan adanya
kesempatan tersebut, maka usaha dagang batik “Keris” pada tahun
1970 diubah bentuk badan hukumnya menjadi PT. BATIK KERIS.
Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan
yang sangat pesat, maka untuk menunjang kebutuhan bahan baku
agar tidak terganggu oleh fluktuasi pasar, pada tahun 1974 para
pemegang saham PT. Batik Keris mendirikan PT. DAN LIRIS yang
berproduksi di bidang pemintalan benang, pertenunan, finishing
serta pakaian jadi (garmen).
40
Nama PT. Dan Liris yang dipilih ternyata punya arti tersendiri
sebagaimana sangat berartinya sebuah pabrik tekstil bagi
kesejahteraan rakyat Indonesia. Dan Liris berarti hujan rintik-rintik
yang tak kunjung reda. PT. Dan Liris pada mulanya didirikan
sebagai industri tekstil yang mendukung industri pembatikan, baik
untuk industri batik milik PT. Batik Keris sendiri maupun juga untuk
industri batik rakyat milik pengusaha lainnya.
Akan tetapi Kasom Tjokrosaputro pun tidak lama dapat
menikmati apa yang telah dirintis dan usahakan selama ini, sebab
pada tanggal 29 Desember 1976 beliau wafat. Kasom meninggal,
tapi beliau juga meninggalkan putra-putra yang sudah cukup
terlatih serta mendapat bimbingan langsung dari beliau sendiri,
diantaranya adalah Handoko Tjokrosaputro. Apa yang telah dirintis
dan diusahakan oleh almarhum Kasom Tjokrosaputro memang
tidak sia-sia, sebab putra-putrinya dapat berhasil dalam mengelola
perusahaan dan pada saat ini PT. Dan Liris berada di bawah
pimpinan Michelle Tjokrosaputro.
PT. Batik Keris dan PT. Dan Liris terus berkembang sampai
saat ini, bahkan mampu menjadi perusahaan tekstil besar yang
mengekspor sebagian hasil produksinya ke pasaran luar negeri.
Sejak tahun 2007. PT. Dan Liris menerapkan slogan ”MOVING
TOGETHER TOWARD EXCELLENCE” yang berarti maju bersama
menuju yang terbaik dan PT. Dan Liris memiliki visi, misi serta
sasaran sebagai berikut :
41
a. VISI
Menjadi produsen tekstil yang terintegrasi yang terkenal sebagai
yang terbaik terutama oleh pemegang saham, pelanggan dan
karyawan.
b. MISI
Menjadi produsen tekstil yang terintegrasi yang dapat
memuaskan pemegang saham melalui profit dan pelanggan
melalui baiknya pelayanan, kualitas dan harga.
Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran,
kehati-hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil.
c. Sasaran
Membeli dan memperbaiki mesin-mesin.
Menerima dan melatih karyawan yang berarti di pabrik dan di
manajemen.
Membuat program, struktur dan target baru.
Mesin-mesin modern di pabrik PT. Dan Liris dilengkapi dengan
sistem untuk melindungi lingkungan hidup dan memiliki peralatan
yang diatur dengan komputer untuk mengendalikan efisiensi dan
mutu. Berkat kecanggihan peralatan dan mutu tinggi yang
dihasilkannya, produk-produk PT. Dan Liris diterima di pasaran luar
negeri.
Pada saat ini PT. Dan Liris sudah dapat digolongkan ke dalam
kelompok perusahaan besar. PT. Dan Liris sudah mengalami
42
berbagai macam perkembangan, baik perkembangan skala usaha,
operasi maupun permodalan, permodalan yang ada sebagian
besar merupakan modal pribadi sebesar 80% dan modal asing
sebesar 20%.
2. Lokasi Perusahaan
PT. Dan Liris Sukoharjo merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industi tekstil yang melakukan penjualan di pasar lokal
dan internasional yang beralamatkan di Kelurahan Banaran
(selatan Laweyan) Kec.Grogol, Kab.Sukoharjo, 57193, Indonesia.
Lokasi ini merupakan pindahan dari lokasi sebelumnya yaitu di
Colomadu. Adapun alasan dipilihnya lokasi di Cemani Banaran
tersebut adalah berdasarkan pertimbangan dari berbagai macam
segi, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Merupakan anjuran dari pemerintah.
b. Mendekati tenaga kerja, karena di daerah itu banyak tenaga
kerja, sehingga relatif murah dan mudah didapat.
c. Letak tanah yang tidak terlalu jauh dari kota (Solo) dan juga
masih memungkinkan untuk perluasan.
d. Kemudahan transportasi, karena Solo merupakan salah satu
kota yang cukup ramai dan masih dekat dengan pelabuhan,
yaitu pelabuhan Semarang, sehingga akan mempermudah
masalah transportasi dan pemasaran, baik untuk impor maupun
ekspor.
43
e. Sumber air bagus, dalam hal ini perusahaan di daerah tersebut,
maka akan memberi kesempatan kerja bagi masyarakat
sekitarnya, dengan demikian dapat turut membantu mengatasi
masalah pengangguran.
f. Segi keamanan, karena lokasinya masih dekat dengan kota
Solo, maka apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan
lebih cepat teratasi.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai susunan organisasi yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi. Adapun faktor-faktor itu meliputi keadaan buruh,
manajemen, dan pabrik. Maka untuk itu diusahakan adanya
hubungan yang baik guna menjamin adanya kerjasama antar
bagian-bagian tersebut.
Bentuk organisasi yang dilaksanakan pada PT. Dan Liris
adalah staf dan lini. Dengan bentuk tersebut diharapkan dapat
menunjukkan hubungan yang jelas antara pemimpin dan bawahan,
maupun antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian nampak
jelas. Dalam struktur organisasi ini, direktur utama membawahi
langsung semua aktivitas karyawan, meskipun semua bagian
memiliki tugas yang berbeda antar satu dengan yang lain.
44
Kekuasaan dan badan tertinggi dipegang oleh Dewan Komisaris,
kemudian Dewan Komisaris menunjuk Direktur Utama sebagai
pejabat tertinggi yang memimpin dan bertanggung jawab secara
langsung terhadap jalannya perusahaan. Direktur Utama dibantu
oleh masing-masing bagian yang dikelompokkan ke dalam enam
divisi yaitu Divisi Pemasaran, Divisi Logistik, Divisi Produk Tekstil,
Divisi Produksi garmen, Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi
Umum dan Perwakilan Jakarta.
Untuk menunjang kegiatan sehari-harinya masing-masing divisi
dibagi menjadi beberapa bagian yang setiap bagian dikepalai oleh
seorang kepala bagian. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi
PT. Dan Liris dapat dilihat pada gambar berikut ini :
45
G
am
ba
r 3.1
Ba
ga
n S
truktu
r Org
an
isa
si P
T. D
an
Liris
S
um
be
r : PT
. Da
n L
iris
ST
RU
KT
UR
OR
GA
NIS
AS
I
PT
. DA
N L
IRIS
KA
. DIV
. PE
MB
.
TE
XT
ILE
&
UM
UM
PR
ES
IDE
N D
IRE
KT
UR
DE
WA
N K
OM
ISA
RIS
WA
KIL
PR
ES
DIR
DIR
EK
TU
R
PR
OD
UK
SI
R &
D
PP
IC
KA
. DIV
.
SP
INN
ING
K
A. D
IV.
PR
OD
UK
SI G
AR
ME
NT
KA
. DIV
.
F &
P
KA
. DIV
.
WE
AV
ING
DIR
EK
TU
R.
MA
RK
ET
ING
DIR
EK
TU
R
AK
T &
KE
U.
KA
. DIV
.
KE
U. &
AN
GG
R.
KA
. DIV
.
AK
UN
TA
NS
I
DIR
EK
TU
R
UM
UM
INT
ER
NA
L
AU
DIT
&
QA
URUSAN KTR. DL. JKT PEMBL. SPINNING
PEMBL WEAVING
PEMBL UMUM & PROYEK
IMPORT
PEMBL F & P
PEMBL UTILITY
KABAG. SPINNING I
KABAG. SPINNING II B
KABAG. SPINNING III
KABAG. WEAVING I
KABAG. WEAVING II
KABAG. WEAVING III
UTILITY I
UTILITY II
KABAG. PROD. FINISHING
KABAG. PROD. PRINTING
KAPROD. KONV. 1
KAPROD. KONV. 2
KAPROD. KONV. 3
KAPROD. KONV. 4
KAPROD. KONV. 5
KAPROD. KONV. CLMC
KABAG. PEMBELIAN GARMENT
KABAG. PENJL. GARMENT
PEMBELIAN LOKAL
PEMBELIAN IMPORT
MERCHANDISING
SHIPPING
KABAG. PENJL.BNG.(LOK & EKS)
EKSPEDISI & SHIPPING
ADM. LOKAL & EXP
KABAG. PENJL. KAIN GREY
(LOKAL & EKSPORT)
KABAG. PENJL. F & P PENJ. KAIN F & P EKS
PENJ. KAIN F & P LOKAL
KABAG. AKUTANSI
UR. PAJAK & KABER
ANGGARAN
KABAG. KEUANGAN
EDP
VERIFIKASI
AUDITOR QUALITY ASSURANCE
HRD & BLK
PERSONALIA
KOORD. UMUM
PERSN. GARMENT
KOORD. UMUM
PERSN. TEXTILE
KE
ND
AR
AA
N
PE
RS
. BA
G.
UM
UM
KABAG. PERSONALIA
URTP
KABAG. SATPAM
SEKRETARIATAN/HUMAS
HUKUM
DIR
EK
TU
R
UM
UM
KABAG. SPINNING II A
46
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab yang ada pada
PT. Dan Liris adalah sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris
1) Mengusahakan agar tujuan perusahaan seperti yang
tercantum dalam anggaran dapat tercapai dengan baik.
2) Mengawasi pelaksanaan tujuan perusahaan tersebut,
berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan.
3) Mengatur dan mengkoordinir kepentingan-kepentingan para
pemegang saham.
4) Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham
dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban Direksi.
5) Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor
urut sesuai dengan wewenang yang telah tertera dalam
anggaran dasar perusahaan.
6) Menunaikan kewajiban dan melaksanakan kekuasaan lain,
yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.
b. Direktur Utama
1) Sebagai pejabat tertinggi, bertugas memimpin perusahaan
dibantu oleh Kepala Divisi Pemasaran, Logistik, Produksi,
Keuangan dan Akuntansi, Divisi Umum serta Perwakilan
Jakarta.
2) Mengawasi langsung hasil-hasil kegiatan staf perencanaan
dan pengembangan perusahaan, Internal Auditor serta
Sekretariat Perusahaan.
47
3) Mengawasi hasil-hasil kegiatan Perwakilan Jakarta melalui
sistem administrasi dan Pelaporan yang telah ditentukan.
4) Memimpin rapat direksi dan mengkoordinasikan usulan-
usulan dari bawahan.
5) Mempertanggungjawabkan semua hasil kegiatan
perusahaan kepada Dewan Komisaris.
c. Staf Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan
Membantu Direktur Utama dalam hal penetapan strategi
perusahaan, guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam anggaran dasar.
d. Internal Auditor
Memeriksa dan melaporkan kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil
kegiatan berbagai tingkat organisasi, sehingga Direktur Utama
dapat secara obyektif mengawasi dan menilai kegiatan serta
prestasi yang telah ditentukan.
e. Sekretariat Perusahaan
Menyediakan fasilitas-fasilitas atau jasa-jasa kesekretariatan
kepada perusahaan agar komunikasi perusahaan, baik ke
dalam maupun ke luar dapat berjalan lancar.
f. Divisi Pemasaran
1) Merencanakan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan
program pemasaran dalam negeri dan pemasaran ekspor
yang telah disetujui direktur utama.
48
2) Mengikuti perkembangan-perkembangan pasar khususnya
barang-barang perusahaan dan umumnya terhadap barang-
barang sejenis dari pesaing perusahaan.
3) Mengusahakan agar senantiasa ada pelayanan penjualan
yang baik dan wajar guna meningkatkan penjualan.
g. Divisi Logistik
1) Mengusahakan agar barang-barang yang dibutuhkan oleh
berbagai unit organisasi perusahaan dapat diadakan dengan
cara melakukan pembelian.
2) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan-pelaksanaan
pembelian yang dilaksanakan oleh perusahaan.
3) Mengadakan hubungan yang baik dan wajar dengan suplier
yang telah ditunjuk dalam pelaksanaan pembelian.
4) Mengatur dan mengawasi pemasukan, penyimpanan serta
pengeluaran bahan baku.
h. Divisi Produksi Tekstil
1) Mengusahakan agar semua produksi tekstil perusahaan
dapat berjalan dengan lancar.
2) Mengadakan penyesuaian antara kapasitas produksi tekstil
yang ada dengan rencana-rencana produksi tekstil,
sehingga dapat mengatur pesanan-pesanan yang
disampaikan kepada divisinya.
49
3) Senantiasa mengikuti perkembangan-perkembangan yang
dapat mempengaruhi produksi dan berusaha agar diadakan
penyesuaian.
4) Menjaga kontinuitas produksi tekstil dengan mengadakan
kontrol pada setiap bagian.
i. Divisi Produksi Garmen
1) Menyelenggarakan produksi pakaian jadi (garmen), dan
mengusahakan agar semua produksi garmen perusahaan
dapat berjalan dengan lancar dengan cara mengadakan
perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan terhadap
kegiatan dibidang produksi garmen.
2) Mengadakan penyesuaian antara kapasitas produksi
garmen dengan rencana-rencana produksi garmen sehingga
dapat mengatur pesanan-pesanan.
3) Mengikuti perkembangan yang dapat mempengaruhi
produksi garmen dan berusaha agar diadakan penyesuaian.
j. Divisi Keuangan dan Akuntansi
1) Sesuai dengan kebijakan perusahaan di bidang keuangan,
merencanakan, mengatur serta mengawasi penerimaan dan
pengeluaran dana, sehubungan dengan adanya transaksi-
transaksi yang terjadi.
2) Mengadakan suatu sistem keuangan yang baik, sehingga
semua kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan
dengan keuangan dapat berjalan dengan lancar.
50
3) Mengatur dan mengawasi pencatatan kekayaan dan
transaksi perusahaan sesuai dengan sistem akuntansi agar
pencatatan dapat dilakukan secara tepat dan teliti.
k. Divisi Umum
1) Merencanakan, mengawasi, melaksanakan kebijaksanaan
perusahaan yang berkenaan dengan pengadaan, pemilihan
dan penempatan pegawai.
2) Merencanakan, mengawasi, melaksanakan kebijaksanaan
perusahaan yang berkenaan dengan sistem penggajian,
tunjangan-tunjangan, kesejahteraan pegawai, promosi,
pemindahan dan pemberhentian pegawai.
l. Perwakilan Jakarta
1) Membantu perusahaan pusat dalam mengatur dan
menyelenggarakan distribusi barang, untuk daerah
pemasaran dalam negeri.
2) Membawahi agen, cabang dan grosir, yang akan
memasarkan produk perusahaan ke konsumen.
4. Personalia
Salah satu faktor produksi yang cukup penting bagi suatu
perusahaan adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu hal-hal
yang berhubungan dengan masalah personalia harus diperhatikan
yaitu kebutuhan, persyaratan, kesejahteraan karyawan dan
51
sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
a. Jumlah tenaga kerja perusahaan
PT. Dan Liris Sukoharjo mempunyai tenga kerja yang dibagi 2
kelompok, antara lain:
1) Tenaga kerja tetap atau Staf : 500 karyawan.
Jumlah tenaga kerja tetap atau staf tersebut terdiri dari
golongan I A, I B, II A, II B, II C, III A, III B, IV A, IV B.
2) Tenaga kerja harian : 7224 karyawan
Jumlah tenaga kerja harian tersebut terdiri dari golongan A,
B, C, D, E.
b. Organisasi Buruh dan Kesepakatan Kerja Bersama
Seluruh karyawan di perusahaan ini tergabung dalam
organisasi buruh yang dikenal dengan istilah Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia (SPSI) dalam unit kerja PT. Batik Keris atau
PT. Dan Liris. Kemudian untuk menyelaraskan hubungan, hak,
kewajiban serta tanggung jawab antara pengusaha dengan
pekerja, maka dibuat perjanjian yang dituangkan dalam
“Kesepakatan Kerja Bersama PT. Batik Keris atau PT. Dan Liris
dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dalam unit
Kerja PT. Batik Keris atau PT. Dan Liris.
52
c. Jam Kerja di PT. Dan Liris
Pada PT. Dan Liris kegiatan perusahaan berlangsung selama
24 jam penuh, sehingga kerja karyawan perlu dibagi menjadi
beberapa shift, seperti dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Daftar Jam Kerja Karyawan PT. Dan Liris
Tahun 2010
Jenis Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)
Day Shift 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Shift Pagi 06.00 – 14.00 09.30 – 10.30
Shift Siang 14.00 – 22.00 17.30 – 18.30
Shift Malam 22.00 – 06.00 01.30 – 02.30
Sumber : PT. Dan Liris, 2010
Khusus day shift pada hari Sabtu, jam kerja lebih pendek, yaitu :
jam 08.00 – 13.00 WIB (tanpa istirahat), day shift ini dikenakan
atau berlaku untuk para karyawan kantor dan sebagian
karyawan produksi, sedangkan karyawan produksi lainnya
dikenakan shift pagi, siang atau malam.
d. Sistem Pengupahan
Cara pemberian upah kepada karyawan di PT. Dan Liris dapat
dibedakan ke dalam empat macam, yaitu :
53
1) Upah Harian
Upah harian ini diberikan pada karyawan harian setiap dua
minggu sekali,besarnya sesuai dengan jumlah hari kerja.
2) Upah Bulanan
Upah ini diberikan pada karyawan yang telah berstatus
sebagai karyawan bulanan (staf), diberikan pada setiap akhir
bulan dan besarnya tergantung dari pendidikan, jabatan,
serta masa kerja masing-masing.
2) Upah Borongan
Upah ini diberikan pada karyawan borongan yang besarnya
didasarkan pada produktivitas kerja.
3) Upah Harian dan Bulanan
Upah ini biasanya diberikan pada sopir-sopir, sehingga
mereka menerima gaji baik harian maupun bulanan.
4) Upah Tambahan (Premi)
Diberikan kepada karyawan yang berprestasi selama
periode tertentu Adapun macam-macam premi yang
diberikan PT. Dan Liris kepada para karyawan antara lain
berupa premi absensi, premi jabatan, premi kondite.
e. Kesejahteraan Karyawan
1) Kesehatan
Disediakan tenaga dokter dan pengobatan yang diberikan
kepada setiap karyawan yang memerlukannya.
54
2) Transportasi
Perusahaan menyediakan kendaraan (mobil) khusus untuk
antar jemput karyawan atau karyawati terutama yang
berstatus staf.
3) Asrama dan Perumahan
Bagi karyawan yang berasal dari jauh, perusahaan
menyediakan sebuah asrama yang letaknya tak jauh dari
lokasi perusahaan. Asrama ini mampu menampung sekitar
400 orang dan di dalamnya telah tersedia berbagai
perlengkapan yang diperlukan. Sedangkan bagi staf tertentu
disediakan perumahan dengan fasilitas yang cukup
memadai.
4) Rekreasi dan Olahraga
Dalam jangka waktu tertentu (setahun sekali) perusahaan
mengadakan piknik bersama ke obyek-obyek wisata
tertentu. Bagi karyawan yang hobi berolah raga tenis, tenis
meja, bulu tangkis, bola volley disediakan lapangan dan
perlengkapan olahraga.
5) Tempat Peribadatan
Perusahaan menyediakan mushola masjid bagi karyawan
yang beragama islam, yang biasa menampung sekitar 500
jamaah.
55
6) Pakaian Seragam
Seluruh karyawan setiap tahunnya mendapatkan jatah dua
stel pakaian seragam.
7) Tunjangan Hari Raya dan Jaminan Sosial Hari Tua
Setiap tahun setiap karyawan mendapat tunjangan berupa
uang dan bingkisan pada saat lebaran. Untuk memberikan
jaminan hari tua bagi para karyawan, maka perusahaan
telah mendaftarkan seluruh karyawan menjadi peserta
jamsostek (PT. ASTEK) sejak karyawan yang bersangkutan
diangkat menjadi karyawan di perusahaan.
8) Pendidikan dan Training
Bagi karyawan biasa maupun staf, perusahaan mengadakan
pendidikan atau training guna meningkatkan kemampuan,
pengetahuan atau ketrampilan mereka yaitu dengan cara
mendatangkan tenaga ahli atau pengajar dari dalam atau
luar negeri, serta dapat juga mengirimkan beberapa
karyawan untuk training di luar perusahaan, misalnya dikirim
ke luar negeri.
5. Proses Produksi
Kegiatan produksi dilaksanakan oleh dua divisi yaitu tekstil dan
divisi garmen. Divisi tekstil membawahi tiga departemen produksi
yaitu departemen spinning yang bertugas untuk melakukan
pemintalan kapas menjadi benang, departemen weaving untuk
56
menguba mengubah benang menjadi kain mentah (grey) dan
departemen finishing printing yang bertugas memproses akhir dari
kain grey dan memberi warna atau motif pada kain grey.
Sedangkan divisi garmen bertugas untuk membuat pakaian jadi.
a. Proses Produksi Tekstil
1) Departemen Spinning
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi
departemen Spinning pada dasarnya hanya terdiri satu
macam saja yaitu kapas, namun dalam hal ini kapas
tersebut terdiri dari dua jenis, antara lain: kapas cotton
(kapas alami), kapas polyester (kapas sintetis).
Kapas cotton (kapas alami) yang digunakan untuk
proses produksi tersebut diimpor dari negara lain,
diantaranya dari Afrika, Australia, Amerika, dan Brazil.
Sedangkan kapas polyester (kapas sintetis) terbuat dari
tetron dan rayon dimana kapas tersebut dapat diperoleh di
dalam negeri.
Pada proses pemilihan dan pembelian kapas untuk
bahan baku pembuatan benang tidak hanya didasarkan
pada harga yang rendah atau biaya transportasi yang
rendah saja, tetapi didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu,
antara lain:
57
1) Seratnya panjang
Tujuan pemilihan kapas dengan serat panjang agar
kemungkinan menjadi sampah atau noil lebih sedikit.
2) Bersih
Dengan kapas yang bersih, maka dalam proses
pemisahan antara kapas dengan kotoran atau sampah di
mesin blowing akan lebih mudah.
3) Kandungan madu rendah
Apabila kapas terdapat kandungan madu tinggi maka
dalam proses produksi akan banyak yang lengket di
mesin sehingga kemungkinan menjadi noil atau sampah
sangat besar.
4) Tingkat kehalusan
Kapas yang seratnya halus maka hasil produksinya juga
lebih halus.
5) Tahan panas
Kapas yang tahan panas maka dalam proses produksi
akan menghasilkan benang yang kuat dan ketika kapas
berada di mesin blowing tidak akan mudah terbakar.
Setelah mengetahui kriteria-kriteria pemilihan bahan
baku, maka berikut ini adalah proses produksi pada
departemen spinning :
58
a) Blowing
Bertujuan untuk membuka ball kapas, membersihkan
kapas, dan juga mixing atau pencampuran berbagai
jenis kapas (kapas dengan serat panjang, bersih, dan
tahan panas).
b) Carding
Bertujuan untuk meluruskan serat, pemisahan antara
serat panjang dengan serat pendek.
c) Lap former
Bertujuan untuk membuat lap untuk proses
berikutnya, dan perangkapan.
d) Drawing
Bertujuan untuk perangkapan, mengurangi
ketidakrataan, dan pencampuran antara kapas alami
(cotton) dengan kapas sintetis (polyester).
e) Combing
Bertujuan untuk pensejajaran, pemisahan serat
antara panjang dengan serat pendek dan terakhir
pembersihan.
f) Flyer
Bertujuan untuk roving dan pemberian twis (puntiran).
g) Ring Spinning
Bertujuan untuk mengumpulkan benang dan terakhir
penomeran benang.
59
h) Winder
Merupakan proses tahap akhir dari proses spinning,
yang bertujuan untuk penggulungan menjadi besar,
menghilangkan cacat pada benang, dan terakhir
adalah digulung secara berulang-ulang jika terjadi
kesalahan dalam penggulungan sebelumnya.
Proses terakhir pada departemen spinning
adalah proses pembelian benang agar nantinya siap
digunakan untuk proses di departemen weaving.
2) Departemen Weaving
Departemen Weaving bertugas mengolah benang hasil
produksi departemen spinning menjadi kain mentah (grey).
Proses yang terjadi pada departemen weaving diawali
dengan proses preparation (persiapan) dengan memperbaiki
barang yang mungkin mengalami kerusakan. Diteruskan
dengan proses warping, benang disiapkan dan dibentuk
menjadi jajaran benang untuk nantinya akan mengalami
proses penganjian. Proses penganjian ini bertujuan untuk
mempertinggi kekuatan benang. Proses terakhir di
departemen weaving adalah proses loaming (pertenunan),
pada proses ini benang dianyam dengan cara menyilangkan
saling tegak lurus antar benang.
60
3) Departemen Finishing Printing
Pada departemen ini, kain mentah dari departemen
weaving diolah dengan memberikan pewarnaan dan
penyempurnaan kain sehingga siap untuk dipasarkan.
Pertama.
Kain grey disiapkan secara kuantitas agar kain tersebut
dapat diproses sesuai dengan pemesanan. Setelah kain
grey digulung dan nantinya akan melalui beberapa proses
pemasakkan untuk menghilangkan kotoran, proses
pengelantangan untuk menghilangkan zat warna alami atau
pigmen alami dan oli serta proses merseriasi untuk
menggelembungkan serat-serat kain agar diperoleh daya
serap kain sehingga memperlancar penyerapan zat warna.
Baru kemudian proses pencelupan atau proses pewarnaan
secara baik dan merata.
Setelah proses pencelupan tadi, ada satu proses
terakhir yaitu proses inspecting yang bertujuan menyeleksi
dan memberi tanda khusus pada kain yang mempunyai
cacat. Hasil produksi pada divisi tekstil adalah kain finishing
adalah Coral, Apricot, Lilac, Navy, Mint, Ceries, Santung
Polkadot, Georgette, Rayon, Flanel, Nylon, Woll, Chiffon,
Poliester, Cotton, Pollisima, teteron, High Twist Solid dan
lain-lain
61
b. Proses Produksi Garmen
Pada bagian garmen, sebelum memulai produksi,
direncanakan terlebih dahulu produk apa yang akan dibuat.
Perencanaan produk didasarkan pada RO (Realisasi Order)
sebagai instruksi kerja. Dengan melihat RO, kemudian dibuat
sebuah patrun (pola). Dan pola yang dibuat didasarkan pada
lembar instruksi kerja ini terdiri dari beberapa komponen dengan
ukuran yang sudah ditentukan atau yang sudah ada.
Gambaran-gambaran pola pada tiap-tiap komponen inilah
dibuat patrun. Apabila pola terdiri dari 10 komponen, maka
patrun yang dibuat harus berjumlah 10 buah (komponen) dan
ukuran patrun ini harus sebesar ukuran yang tercantum.
Setelah patrun terbuat, bahan baku (kain) dipotong
seukuran patrun pada tiap-tiap komponen yang dibuat tersebut.
Setelah itu dibuat original sampel untuk contoh yang akan
diberikan kepada pihak buyer. Pada pembuatan patrun (pola) ini
harus benar-benar minimal pas, dan tidak boleh kurang dengan
ukuran yang telah ditetapkan pada RO (Realisasi Order)
tersebut. Andaikan terjadi kekurangan, maka toleransi yang
diterima 0,1 mm. Karena disini apabila ketepatan ukurannya
tidak pas, dapat mengakibatkan dalam pembuatan sampel atau
produk tidak terbentuk produk yang bagus (biasa disebabkan
karena ukurannya tidak sama), maka dalam penjahitannya tidak
seimbang dan dapat terjadi kekerutan. Dengan adanya
62
kekerutan ini kualitas dari pada produk tersebut akan jelek dan
lain sebagainya.
Sebelum diproses, supervisor terlebih dahulu merancang
suatu proses untuk mempermudah jalannya proses yang akan
dilakukan. Berikut ini alur prosedur analisis kontrol untuk proses
produksi garmen.
Gambar 3.2 Prosedur analisis kontrol pada proses pembuatan garmen
Sumber : Humas PT. Dan Liris
Keterangan :
2) Sebelum produk diproses, supervisor merancang suatu
proses untuk mempermudah jalannya proses yang akan
dilakukan. Perancangan ini berupa urut-urutan proses dari
Supervisor
Kabag Produksi
Supervisor
Operator
Supervisor
63
awal hingga akhir. Juga ditentukan pula lay out mesin, jenis
mesin yang digunakan, jumlah operatornya, dan target yang
ditentukan untuk mengerjakan pada tiap komponen.
3) Kemudian rancangan tersebut diserahkan kepada kabag
produksi untuk dimintakan persetujuan.
4) Setelah kabag produksi setuju supervisor menjelaskan
rancangan tersebut kepada operator.
5) Operator melaksanakan proses produksi berdasarkan
rancangan yang telah dijelaskan oleh supervisor.
6) Supervisor membuat kartu stock sebagai data hasil produksi
per operator per hari.
Dalam melaksanakan produksi garmen perusahaan
mempergunakan bahan baku dan alat-alat sebagai berikut :
1) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah kain finishing yaitu
Coral, Apricot, Lilac, Navy, Mint, Ceries, Santung Polkadot,
Georgette, Rayon, Flanel, Nylon, Woll, Chiffon, Polyester,
Cotton, Pollisima, Teteron, High Twist Solid dan lain-lain.
2) Peralatan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi
garmen yaitu, gunting, mesin jahit, seterika, meja potong, air
untuk mengetahui luntur atau tidaknya kain, alat
penerangan, penggaris, kapur jahit, benang, jarum, kertas
karton, kertas pola, dan komputer untuk menghitung berapa
64
jumlah pola yang dapat dihasilkan dari sejumlah ukuran kain,
mesin obras dan polybag.
Dalam proses pembuatan bahan baku (kain) menjadi
produk garmen, penguraian prosesnya dapat dimulai dari
gudang, cutting, proses jahit dan terakhir proses finishing
packing.
1) Gudang
Merupakan tempat mengalirnya bahan baku. Disini
gudang mempunyai tujuan sebagai persiapan dan
penyediaan bahan baku untuk keperluan proses. Gudang
sebagai tempat penyimpanan (baik bahan baku dan
accessories) dipakai untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi, agar
dapat berjalan lancar tidak terjadi hambatan karena
bahan yang diperlukan dalam proses produksi tidak ada
atau belum lengkap. Untuk accessories yang digunakan
dapat diperoleh dari suplier di Bandung dan Jakarta.
Jenis-jenis accessories biasanya dipakai dalam proses
produksi adalah sebagai berikut :
a) Proses jahit : benang, label, kancing, zipper dan lain-
lain
b) Proses finishing : karton punggung, hang-tag, klip
plastik, polybag, karton krah.
65
c) Proses packing : outer box, inner box, lakban dan
lain-lain
2) Cutting
Bagian ini merupakan tahap pemotongan bahan
baku (kain), sejumlah ukuran kain yang diperlukan.
Misalnya diperlukan suatu komponen 4000 pcs, maka
diperlukan 4000 pcs per pemotongan.
3) Proses Jahit
Proses ini berlangsung setelah pemotongan dilakukan.
Proses jahit dilaksanakan melalui tiga proses yaitu :
a) Proses Pembikinan
Kegiatan pada proses pembikinan adalah jahit bikin
krah, jahit bikin tutup saku.
b) Proses Badanan
Kegiatan pada proses badanan adalah jahit pasang
saku, box split, pasang label, jahit pasang split
lengan.
c) Proses Pemasangan
Kegiatan pada proses pemasangan adalah jahit
pasang krah, jahit pasang manset, plipih bawah,
pasang kancing, lubang kancing.
66
4) Finishing dan Packing
Merupakan pekerjaan akhir dari proses konveksi dari
bahan baku sampai menjadi barang jadi. Adapun
pekerjaan dibagian finishing meliputi, menggosok,
melipat, perbaikan terhadap hasil jahitan, menyortir,
memasang accessories, memasukkan ke dalam polybag,
lalu masuk gudang jadi. Setelah barang masuk gudang
jadi tahap terakhir dari proses produksi yaitu melakukan
pengepakan. Barang dipak dalam inner box. Sesuai
dengan pesanan, yaitu ukuran, jumlah dan jenis garmen
tersebut kemudian dimasukkan ke outer box, di lakban
dan barang siap masuk container.
Proses produksi garmen perusahaan dibagi dalam empat
konveksi, yaitu:
1) Konveksi I adalah tempat pembuatan hem pria (Man –Shirt)
2) Konveksi II adalah tempat pembuatan ladies blouse
3) Konveksi III adalah tempat pembuatan piyama
4) Konveksi IV adalah tempat pembuatan pakaian anak
6. Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan PT. Dan Liris Sukoharjo sangat
beraneka ragam sehingga disesuaikan dengan tiap-tiap tahapan
atau divisi, antara lain:
67
b. Divisi Spinning
1) Spinning I : TR-45 (80/20), TR-30 (80/20), TR-20
(80/20) + Re Use, dll.
2) Spinning II A : PC-45 (65/35 combed), PC-40 (65/35
combed), CVC-45 (45/55 combed), Cm-
30 Lycr, dll.
3) Spinning II B : C-40, Cotton C-30.
Jenis produk diatas merupakan sebagian kecil dari seluruh jenis
produk benang yang beraneka ragam.
c. Divisi Weaving
Produk di divisi weaving antara lain: C 13372 60/1 Print,
Cot 6868 63”, TC 11076 59/60, TC 7575 59/60, TC 11060
59/60, Cot 13372 60/61. Jenis produk tersebut merupakan
sebagian kecil dari seluruh jenis produk kain grey.
d. Divisi Finishing dan Printing
Produk di divisi finishing dan printing adalah batik tekstil,
printing tekstil, kain solid (kain berwarna polos), batik tekstil
untuk ekspor, printing tekstil untuk ekspor. Dimana untuk produk
jenis printing adalah sprei, baju dewasa, dan baju anak-anak.
Sedangkan produk batik adalah sprei dan baju dewasa.
e. Divisi Garment
Produk yang dihasilkan dalam tahapan terakhir dalam
proses produksi di PT. Dan Liris Sukoharjo adalah pakaian jadi
68
siap pakai dengan model dan desain sesuai dengan permintaan
pembeli.
Produk dari PT. Dan Liris di Sukoharjo sebagian telah
diekspor ke berbagai negara di dunia. Saat ini order pembelian
yang paling ramai berasal dari Turki, Jerman, Belgia, Yunani,
Australia, Italia, Taiwan, Malaysia. Namun pembeli dari Italia sudah
berlangganan rutin walaupun order tidak banyak. PT. Dan Liris
kebanyakan mendapat pembeli yang tidak satu tempat dengan final
destination (contoh: importir dari Perancis membeli barang tetapi
barang yang dibeli minta dikirim ke Turki).
B. PEMBAHASAN
1. Orientasi Pasar (Market Oriented) untuk Ekspor Kain Grey
Tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo
a. Grafik dan Prosentase Orientasi Pasar (Market Oriented) untuk
Ekspor Kain Grey Tahun 2008 dan 2009 pada PT. Dan Liris di
Sukoharjo
Penulis telah melakukan penelitian berkaitan dengan
orientasi pasar ekspor kain grey pada PT. Dan Liris. Dari
penelitian tersebut penulis melakukan pencatatan data melalui
arsip penjualan kain grey pada dua tahun terakhir, dan berikut
diagram prosentase export market oriented PT. Dan Liris pada
tahun 2008 dan 2009 :
69
Sumber : PT. Dan Liris
Sumber : PT. Dan Liris
70
b. Analisa Orientasi Pasar untuk Ekspor Kain Grey Tahun 2008
dan 2009 pada PT. Dan Liris di Sukoharjo
Berdasarkan gambar 3.3 dari diagram diatas terlihat bahwa
pada dua tahun terakhir ini pasaran kain grey PT. Dan Liris
yang terbesar adalah ke wilayah Eropa yaitu sebesar 55,88%,
dan pesanan kain grey ke Eropa ini didominasi oleh negara
Italia, Belgia, Jerman dan beberapa pesanan ke Belanda.
Besarnya permintaan ke Eropa ini karena kebutuhan akan
produk tekstil disana sangat tinggi, dengan kondisi
perekonomian yang maju serta jumlah masyarakat yang besar
dan cukup konsumtif dalam hal busana.
Pada penulisan tugas akhir ini penulis memfokuskan untuk
daerah pemasaran Turki, dimana Turki adalah wilayah Asia
bagian barat, sehingga untuk orientasi pasar Asia sebesar
39,04% dapat diperjelas pada gambar 3.4. Pada diagram
tersebut terlihat bahwa 91,05% pasaran kain grey ditujukan ke
Turki, dan 4,87% ke Taiwan serta 3,25% ke Mesir dan hanya
0,81% saja penjualan ke wilayah Syria. Besarnya ekspor kain
grey ke Turki ini disebabkan karena Turki memiliki banyak
perusahaan tekstil dan garmen yang menjual produknya di
dalam maupun luar negeri, sehingga mereka memerlukan
banyak pasokan bahan baku (kain grey), dan produk kain grey
dari PT. Dan Liris sesuai dengan kebutuhan mereka.
71
Sementara itu untuk penjualan ke Amerika hanya sebagian
kecil saja yaitu sebesar 1,34% dan penjualan ini terakhir terjadi
pada tahun 2008, untuk tahun 2009 tidak ada pesanan dan
penjualan kain grey ke wilayah tersebut. Berkurangnya
penjualan ke Amerika ini karena pasar tekstil disana telah
diserbu oleh produk tekstil dari China, selain itu juga akibat
krisis yang terjadi di Amerika akhir-akhir ini menyebabkan
permintaan impor tekstil ke negara tersebut menjadi berkurang.
2. Kendala Pemasaran Kain Grey ke Turki pada PT. Dan Liris di
Sukoharjo
a. Kurangnya Kunjungan atau Pengenalan Langsung ke Costumer
PT. Dan Liris jarang mengadakan kunjungan langsung ke
negara Turki untuk mengenal lebih jauh para pembeli yang ada
disana. Meskipun dalam anggaran pemasaran PT. Dan Liris
menjadwalkan akan melakukan kunjungan dagang ke
beberapa negara Asia dan Eropa, sebanyak satu atau dua kali
dalam setahun, namun dalam praktiknya pelaksanaan
kunjungan dagang tersebut tergantung dari kebijakan pemilik
perusahaan akan dilaksanakan atau tidak.
Karena itulah, sehingga sedikit sekali kesempatan para
marketing ekspor PT. Dan Liris untuk dapat meninjau buyer
secara langsung, hal ini mengakibatkan pihak PT. Dan Liris
tidak mengetahui secara persis kondisi buyer yang ada disana,
72
apakah kredibilitas buyer tersebut baik atau mungkin hanya
buyer fiktif yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian
bagi PT. Dan Liris.
b. Sifat Tricky pembeli Turki
Para pembeli dari Turki menurut PT. Dan Liris sebagian
besar memiliki sifat tricky (curang) dalam berdagang, mereka
seringkali berusaha untuk meguntungkan posisi mereka
sendiri. Ketika terjadi kendala dan pihak PT. Dan Liris
menawarkan posisi win-win solution mereka cenderung sulit
untuk diajak bernegosiasi karena yang mereka inginkan adalah
kemenangan dipihak mereka sendiri. Contoh kasus yang
pernah terjadi misalnya ketika telah disepakatinya sale’s
contract oleh kedua belah pihak bahwa sistem pembayaran
yang akan digunakan dalam jual beli kain grey adalah L/C
(Letter of Credit), namun ketika barang yang dipesan telah
diproduksi dan siap untuk dikirim, L/C belum juga dibuka oleh
mereka, dan ketika pihak PT. Dan Liris berusaha untuk
menanyakan dan mengkonfirmasi ulang, pihak pembeli selalu
memberikan berbagai alasan hingga pada akhirnya mereka
akan sulit dihubungi, hal ini tentunya mengakibatkan kerugian
baik dari segi waktu maupun biaya.
73
3. Strategi Pemasaran Kain Grey ke Turki pada PT. Danlliris di
Sukoharjo
a. Strategi Marketing Mix
1) Produk (Product)
Produk yang dihasilkan oleh PT. Dan Liris adalah tekstil
dan garmen. Produk tekstil terdiri dari benang (departemen
spining), kain grey atau kain mentah (departemen weaving),
dan produk finishing printing. Masing-masing produk
memiliki departemen dan manajemennya sendri. Pada
penulisan tugas akhir ini penulis memfokuskan penelitian
pada produk ekspor kain grey atau kain mentah.
Kain grey yang diproduksi PT. Dan Liris sendiri terbagi
dalam tiga klasifikasi atau yang biasa disebut dengan grade.
Grade yang pertama adalah grade A atau Dying Quality,
grade A ini adalah kain grey dengan kualitas ekspor.
Dibawah grade A adalah grade B yang tentunya secara
kualitas tidak sebaik grade A dan yang terakhir adalah grade
L yang memiliki kualitas dibawah grade B. Pengkasifikasian
grade ini didasarkan pada ketidaksempurnaan kain grey
ketika proses pembuatan, misalnya kain sedikit cacat
(robek), bernoda atau penataan serat-serat kain yang kurang
sempurna dan tidak rapi.
Untuk kain grey grade A atau dying quality (kualitas
ekspor) PT. Dan Liris memiliki sembilan jenis yang sering
74
dipesan oleh para pembeli dari luar negeri, kesembilan jenis
kain grey tersebut yaitu :
a) TCT 110X80 / 45X750 - 63”
b) TCT 110X76 / 45X45 - 63”
c) TCT 110X60 / 30X30 - 63”
d) COT 133X72 / 40X40 - 63”
e) TCT 88X64 / 45X45 - 63”
f) TCT 75X75 / 30X30 - 63”
g) TCT 133X72 / 45X45 - 63”
h) TCT 113X72 / 45X45 - 63”
i) COT 68X68 / 30X30 - 63”
Dari kesembilan jenis kain grey diatas yang sering dipesan
oleh buyer Turki adalah kain grey TCT 110X76 / 45X45 - 63”
dan TCT 110X80 / 45X750 - 63” karena kedua jenis kain
grey tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen yang ada
disana.
Pada prinsipnya PT. Dan Liris berusaha unuk
memuaskan pelanggan kain grey dengan tetap
mempertahankan mutu dan kualitas kain, dengan bahan
baku benang yang berasal dari kapas yang berkualitas yang
diimpor dari beberapa negara seperti Afganistan dan Afrika.
Strategi yang dilakukan PT. Dan Liris dalam hal produk
sangat beragam, dibawah ini akan penulis klasifikasikan
penerapanya:
75
a) Ditinjau berdasarkan karakteristik wilayah lokal, negara
atau regional
Peraturan pemerintah Turki mengenai produk tekstil
yang akan masuk ke negara mereka sangat ketat.
Berkaitan dengan hambatan non-tarif, menurut marketing
PT. Dan Liris tidak terlalu memberatkan, karena
perusahaan telah lama melakukan kerjasama dengan
Turki bahkan melakukan perjanjian perdagangan kain
grey dengan salah satu perusahaan tekstil terbesar
disana yaitu Silco S.A.
Karakter perusahaan-perusahaan tekstil Turki
berkaitan dengan jenis dan kualitas kain grey telah
sesuai dengan produk yang diproduksi PT. Dan Liris.
Seperti yang kita ketahui bahwa kain grey adalah
kain mentah, sehingga buyer akan mengolahnya lagi
menjadi kain finishing printing, maupun menjadi produk
garment, dan hasil olahan produk dengan bahan baku
kain grey yang berasal dari PT. Dan Liris sesuai dengan
selera konsumen yang dituju oleh perusahaan-
perusahaan yang membeli kain grey tersebut.
Pola pembelian yang dilakukan buyer Turki sangat
beragam, ada yang dalam partai besar maupun partai
kecil, hal ini tergantung dari kegiatan produksi mereka.
PT. Dan Liris kurang lebih memiliki sekitar 17
76
perusahaan tekstil Turki yang menjadi pelanggan kain
grey, dan 11 dari 17 perusahaan tersebut masih aktif
memesan kain grey sampai sekarang.
Meskipun produk dari China mendominasi pasar
tekstil dunia, namun sepertinya pembeli dari Turki masih
menjatuhkan pilihan pada kain grey PT. Dan Liris karena
bagi mereka kualitas poduk kain grey PT. Dan Liris lebih
baik dari pada China.
b) Karakteristik Produk
Produk kain grey yang diekspor PT. Dan Liris ke
Turki adalah grade A (dying quality) yang dikemas dalam
kemasan bales. Masing-masing bale memiliki jumlah
panjang yang berbeda-beda, keterangan mengenai
jumlah panjang tersebut dapat dilihat dengan jelas pada
packing list. Setelah dikemas dalam bentuk bales lalu
kemasan akan diberi shipping mark sesuai dengan
permintaan buyer.
c) Konsiderasi Perusahaan
Produk kain grey yang akan diekspor harus dapat
memberikan laba bagi perusahaan, hal ini merupakan
tanggung jawab para staf marketing PT. Dan Liris dalam
mengkalkulasi biaya pengadaan produk dengan harga
penjualan yang akan ditawarkan, sehingga mampu
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
77
Marketing PT. Dan Liris juga cermat dalam melihat
peluang pasar mana saja yang memiliki potensi sebagai
sasaran penjualan kain grey, sehingga PT. Dan Liris
dapat secara konsisten melakukan ekspor ke negara
tujuanya tersebut.
2) Harga (Price)
Penentuan harga di pasar internasional lebih kompleks
karena dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya pengaruh
pemerintah baik di negara asal maupun negara tujuan, serta
perbedaan nilai mata uang asing dan tambahan biaya lain
yang tidak dapat dihindari seperti pajak dan asuransi.
Dalam strategi menetukan harga ekspor kain grey para
marketing PT. Dan Liris dituntut untuk dapat membaca
situasi terutama harga pasaran standar kain grey dunia,
karena hal ini erat kaitanya dengan harga yang ditawarkan
pesaing. Selain itu harga bahan baku yang cenderung
fluktuatif juga menjadi kendala dalam penetuan harga, untuk
itu PT. Dan Liris berusaha mencari bahan baku yang
berkualitas dengan harga seminimal mungkin, sehingga
tidak jarang departemen weaving (bagian pembuatan kain
grey) membeli bahan baku benang dari luar PT. Dan Liris
karena benang yang diproduksi depertemen spining (bagian
78
pembuatan benang) harganya lebih mahal dari pada harga
benang dari perusahaan lain.
Penetuan harga kain grey ketika diekspor ke Turki tidak
bisa dilakukan hanya dengan satu harga pasaran saja.
Seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa PT. Dan Liris
mempunyai sekitar 17 perusahaan tekstil dari Turki yang
menjadi pelanggan kain grey, meskipun mereka membeli
produk kain grey dengan jenis yang sama, dan mereka juga
berasal dari negara yang sama, namun dalam praktiknya
perusahaan dapat menerapkan harga yang berbeda,
perbedaan harga ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :
a) Harga bahan baku fluktuatif
Harga kain grey dipengaruhi oleh harga bahan baku
yaitu benang. Harga benang sendiri sangat tergantung
oleh harga kapas, dan harga kapas dunia cenderung naik
turun, hal ini tentu akan mempengaruhi harga kain grey.
Jika suatu perusahaan membeli disaat harga kapas turun
maka harga kain grey juga akan turun, dan jika
perusahaan lain membeli kain grey dengan jenis yang
sama namun ketika itu harga kapas sedang tinggi maka
harga kain grey juga akan naik.
79
b) Sistem pembayaran
PT. Dan Liris mempunyai dua jenis sistem
pembayaran yang biasa digunakan dalam perdagangan
ekspornya yaitu menggunakan L/C (Letter of Credit) dan
T.T in advance (Telegrafic Transfer dengan pembayaran
dimuka). T.T in advance sendiri dapat dilakukan dengan
T.T 100%, 80% atau 20%.
Perbedaan jenis pembayaran yang digunakan ini
juga dapat mempengaruhi harga, misalnya saja dengan
L/C, PT. Dan Liris dapat mengenakan harga sedikit lebih
tinggi karena L/C melibatkan bank sehingga
memungkinkan akan terjadi penambahan biaya
administrasi.
Selain dengan L/C penambahan biaya juga dapat
dikenakan pada T.T 20% karena mengingat apabila
pembayaran dimuka dibayarkan 20% maka resiko
apabila sisa 80% tidak terbayar atau tertunda dalam
tempo yang lama bisa saja terjadi, sehingga apabila
resiko yang dihadapi perusahaan lebih tinggi maka harga
dapat dinaikan.
c) Term yang digunakan
Term yang biasa digunakan PT. Dan Liris adalah
FOB (Free on Board), CNF (Cost and Freight) dan CIF
(Cost Insurance and Freight). Masing masing term dapat
80
dikenakan biaya yang berbeda-beda, sehingga
tergantung dari permintaan buyer akan menggunakan
term yang mana, dan term yang mereka minta akan
mempengaruhi perbedaan harga kain grey.
d) Currency (nilai mata uang)
Mata uang yang digunakan PT. Dan Liris ketika
berdagang dengan buyer Turki adalah Dollar Amerika
(US$), meskipun nilai dollar cenderung stabil namun
terkadang terjadi kenaikan mupun penurunan, dan hal ini
juga mempengaruhi harga penjualan kain grey.
e) Kondite buyer
Setiap Buyer Turki memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Salah satunya adalah sifat mereka yang
seringkali menunda pembayaran baik ketika
menggunakan L/C maupun T.T, selain itu juga apabila
mendapat pesanan dari buyer baru yang kredibilitasnya
belum cukup dikenal, sehingga ketika berhadapan
dengan kondite buyer tersebut, PT. Dan Liris akan
berhati-hati dan menerapkan harga sedikit lebih tinggi
kepada mereka.
f) Proses negosiasi
Proses negosiasi dapat terjadi antara buyer dengan
marketing ekspor PT. Dan Liris secara langsung. Tetapi
terkadang negosiasi oleh PT. Dan Liris kepada buyer
81
dapat juga terjadi melalui perantara (brokers) dan hal
inilah yang dapat mempengaruhi harga, karena
perusahaan tentu harus memikirkan komisi untuk broker,
komisi tersebut berkisar antara 1% - 2% dari jumlah
penjualan sehingga untuk menutup komisi tersebut, biaya
komisi dapat ditambahkan ketika mengkalkulasi harga.
g) Pengaruh Freight Forwarding
Freight Forwarding (FF) juga dapat mempengaruhi
perbedaan harga, kasus yang pernah terjadi adalah
berkaitan dengan space (ruang kapal). Ruang kapal
terkadang telah dibooking seluruhnya oleh satu buyer,
sementara apabila harus menunggu jadwal kapal
berikutnya maka pengiriman PT. Dan Liris akan
terlambat, dan ini akan mengecewakan buyer dan
mempengaruhi citra perusahaan, oleh karena itu
perusahaan akan bernegosiasi dengan FF untuk
disediakan ruang kapal meskipun konsekwensinya harga
space dapat sangat mahal. Sehingga untuk menutup
biaya angkutan tersebut perusahaan melakukan
perubahan harga. Akan tetapi apabila perubahan harga
tidak disetujui buyer maka perusahaan telah siap
menerima resiko pengurangan profit demi menjaga nama
baik dan hubungan bisnis yang berkelanjutan dengan
buyer.
82
3) Place (Saluran Distribusi)
PT. Dan Liris mempunyai beberapa saluran distribusi
untuk memasarkan produknya. Untuk daerah pemasaran
dalam negeri mempunyai saluran utama yaitu adanya
perwakilan. Perwakilan utama berada di Jakarta. Perwakilan
tersebut membawahi beberapa agen, cabang dan grosir.
Setelah produk sampai ditangan agen, produk dapat
langsung disalurkan kepada konsumen.
Sedangkan bagi pasar luar negeri, perusahaan
menggunakan saluran utama yaitu instansi non-pemerintah,
perusahaan mempunyai beberapa saluran pemasaran
seperti pialang (brokers) dan wisman dagang. Pialang tetap
perusahaan selama 10 tahun terakhir berasal dari Singapura
dengan nama Doodwell. Pialang ini bertindak atas nama
perusahaan untuk melakukan tindakan hukum seperti
pemesanan, pembayaran, dan sebagainya. Sedangkan
wisma dagang (trading house) merupakan suatu tempat
terjadinya transaksi bagi perusahaan Indonesia.
Sementara itu untuk saluran distribusi dalam pemasaran
kain grey ke Turki rata-rata dilakukan secara langsung.
Pengiriman barang dilakukan menggunakan jasa freight
forwarding sebagai agen yang membantu hingga barang
sampai ke pelabuhan tujuan. Setelah sampai di pelabuhan
83
tujuan maka barang dapat langsung diambil oleh
perusahaan Turki yang telah memesan kain grey tersebut.
Selain distribusi barang dikirimkan kepada pembelinya
secara langsung, untuk distribusi kain grey, PT. Dan Liris
juga pernah berbisnis dengan brokers (agen perantara),
broker biasanya memesan kain grey dan meminta kepada
PT. Dan Liris untuk mengirimkan pesananya ke satu atau
beberapa alamat buyer yang berbeda.
4) Promotion (promosi)
Perusahaan menjalankan strategi promosi untuk
mendukung usaha pemasaran dengan menggunakan unsur-
unsur bauran promosi. Unsur-unsur bauran promosi itu
adalah advertising atau iklan, sales promotion, publisitas dan
personal selling. Strategi yang paling banyak digunakan
dalam pemasaran kain grey ke Turki adalah periklanan.
Media periklanan yang sangat berperan dalam
menjaring buyer Turki adalah dengan media elektronik
seperti website. PT. Dan Liris mempunyai website dengan
alamat www.danliris.com dimana dalam website tersebut
buyer dapat melihat catalouge produk tekstil dan garmen
PT. Dan Liris. Selain dengan website, media periklanan lain
yang berperan menarik minat buyer Turki adalah melalui
situs jejaring sosial yaitu facebook, beberapa staf marketing
84
di PT. Dan Liris mempunyai akun facebook dan mereka
dapat memasang foto-foto produk tekstil PT. Dan Liris
maupun melakukan penawaran sehingga mereka dapat
saling bernegosiasi secara langsung.
Selain dengan media periklanan, banyak buyer Turki
yang mengetahui tentang produk kain grey PT. Dan Liris
atas informasi sesama buyer, sehingga perusahaan
berusaha untuk memberikan produk dan pelayanan yang
baik bagi customer untuk menjaga nama baik dimata
pelanggan.
Untuk menunjang aktifitas periklanan, para marketing
juga melakukan pendekatan dengan buyer melalui telepon,
mereka sering bercakap-cakap dengan buyer Turki untuk
menawarkan dan menjelaskan deskripsi kain grey atau
melakukan konfirmasi tentang pesanan produk yang mereka
minta. Percakapan dilakukan dengan bahasa inggris,
dengan artikulasi yang jelas dan sopan, sehingga dapat
dimengerti oleh buyer.
Selain dengan telepon, mereka juga melakukan
pendekatan melalui email, informasi dalam email yang
dikirimkan kepada buyer harus jelas, lengkap dan sopan,
sehingga dapat dimengerti dan menarik simpati buyer.
Percakapan melalui email inilah yang sering dilakukan
85
hingga pada akhirnya tercapai sebuah sale’s contract antara
PT. Dan Liris dengan buyer dari Turki.
Untuk mengembangkan pasaran di berbagai negara
lain, perusahaan juga mempunyai suatu organisasi
perwakilan yaitu ITPC (Internasional Trade Promotion
Centre) dan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor
Nasional). Dari bidang ini, para importir dapat mengetahui
daftar perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan
berbagai produknya dan mereka dapat mengadakan
hubungan langsung dengan perusahaan yang diinginkan.
b. Strategi Menghadapi Kendala
Kendala yang dihadapi PT. Dan Liris dalam pemasaran
kain grey ke Turki seperti yang telah dijelaskan dalam bahasan
sebelumnya adalah kurangnya kunjungan dan pengenalan
langsung ke costumer, serta sifat tricky para pembeli Turki.
Berkaitan dengan kendala tersebut PT. Dan Liris memiliki
beberapa strategi untuk mengatasinya, strategi tersebut antara
lain yaitu :
1) Payment diminta T.T ( terutama untuk buyer baru)
Apabila mendapat pesanan dari buyer Turki sedangkan
PT. Dan Liris belum pernah melakukan bisnis dengan buyer
tersebut sebelumnya, maka pembayaran yang disyaratkan
adalah dengan T.T 80%, hal ini untuk mengantisipasi
86
kemungkinan buyer akan melakukan kecurangan
pembayaran.
2) Kunjungan dan pengenalan costumer
Sebisa mungkin pihak PT. Dan Liris harus
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke Turki,
mengingat negara tersebut adalah buyer terbesar dalam
pembelian kain grey. Dengan melakukan kunjungan maka
PT. Dan Liris dapat meninjau buyer, melihat kantor mereka,
dan mengenal lebih jauh tentang mereka, sehingga hal ini
dapat meningkatkan hubungan bisnis dan menjalin
persahabatan.
3) Conversation yang lebih sering
Perusahaan rutin melakukan percakapan dengan buyer,
percakapan tidak harus selalu membahas bisnis, tetapi
dapat diselingi obrolan ringan sebagai intermezzo untuk
lebih mengenal karakter buyer, dan mendekatkan hubungan.
Kedekatan sangat bermanfaat dalam hubungan bisnis,
misalnya ketika kita mendapat buyer baru dan kita tidak
mengetahui kredibilitas buyer tersebut, maka kita dapat
bertanya kepada buyer yang telah kita kenal dekat mengenai
buyer baru kita tersebut, sehingga kita dapat mengantisipasi
kerugian karena kita belum mengenal buyer baru itu
sebelumnya.
87
4) Harga lebih tinggi dari yang lain
Buyer dari Turki yang belum memiliki kredibilitas yang
baik, atau para buyer baru sering kali melakukan
kecurangan, sehingga apabila mendapat pesanan dari
mereka maka harga dapat dinaikan karena perusahaan
menghadapi resiko lebih tinggi.
5) Bagian administrasi harus lebih ketat dalam checking L/C
Ketika akan melakukan negosiasi pembayaran dengan
bank dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam L/C harus
diteliti dengan hati-hati, jangan sampai terjadi discrepancy,
karena discrepancy ini akan dijadikan alasan bagi buyer
untuk tidak mengambil barang, atau menunda pembayaran.
88
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Orientasi pasar ekspor kain grey PT. Dan Liris pada tahun 2008 –
2009 untuk wilayah Asia yang terbesar adalah ke Turki.
2. Kendala Ekspor kain grey ke Turki adalah kurangnya kunjungan
perusahaan ke costumer dan sifat tricky buyer Turki.
3. Strategi marketing mix untuk ekspor kain grey ke Turki yang
diterapkan PT. Dan Liris yaitu :
a) Product
Kain grey yang diekspor ke Turki adalah Grade A (Dying
quality) dengan selalu menjaga mutu dan kualitas produk.
b) Price
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan selalu mengikuti
harga pasaran kain grey dunia.
c) Place
Saluran distribusi dalam pemasaran kain grey ke Turki
dilakukan secara langsung dan beberapa kali menggunakan
jasa brokers (agen perantara).
d) Promotion
Media periklanan yang sangat berperan dalam menjaring
buyer Turki adalah dengan media website.
89
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas diajukan saran sebagai berikut:
1. Selama ini ekspor PT. Dan Liris ke Turki sudah cukup bagus, dan
penulis menyarankan perusahaan mulai saat ini mencoba
menganalisa dan membidik pasar baru yang memiliki potensi yang
sama dengan turki sehingga dapat meningkatkan penjualan.
2. Strategi yang diterapkan PT. Dan Liris dalam menghadapi kendala
pemasaran ke Turki sudah tepat dan disarankan agar marketing
PT. Dan Liris bekomunikasi dengan pemilik perusahaan untuk
membuat jadwal rutin dalam melakukan kunjungan dagang ke
Turki maupun ke negara lain untuk memperluas pasar.
3. Berkaitan dengan strategi pemasaran ekspor kain grey ke Turki
disarankan kaitanya dengan produk adalah dengan melakukan
efisiensi produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dengan harga bersaing, sehingga mampu merebut kembali pasar
yang telah dikuasai pesaing, terutama China. Sementara itu untuk
aktifitas promosi perusahaan disarankan untuk meningkatkan
kegiatan periklanan dengan mempertimbangkan efektifitas media
periklanan yang digunakan pada masing-masing buyer.
90
DAFTAR PUSTAKA
Sarjiyanto dkk, 2009, Buku Pedoman Magang Kerja dan Tugas Akhir Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Amir, MS, 1999, Ekspor Impor Teori dan Penerapanya, Penerbit PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Swastha, Basu, 2000, Asas-asas Marketing, Yogyakarta : Liberty.
Indriyono Gitosudarmo, 1995, Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta Kotler, Philip, 1993, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan
Pengendalian, Erlangga, Jakarta Grifin dan Pustay, International Business, a managerial perspective 1996
Keegen , warren J, Managemen Pemasaran Global (terjemahan Alexander Sindoro) , revisi 1995
Budiarto, Teguh dan Ciptono, Fandy, 1997 Pemasaraan Internasional, BPFE, Yogyakarta
http://www.digilib.uns.ac.id/tugasakhir
05/03/2010, 21.15
http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_Cukai.Nov19,
05/03/2010, 23.00
91
LAMPIRAN
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116