kain tenun toraja

12
Assalamu’alaikum

Upload: putri-rahmatul

Post on 25-Jun-2015

989 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Slideshare ini dibuat atas dasar tugas pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Dibimbing oleh Bu Anggun Winata. Maaf kalau salah. Terima kasih telah menyempatkan untuk membaca. Semoga ilmu Anda semakin bertambah. Sukses!

TRANSCRIPT

Page 1: Kain Tenun Toraja

Assalamu’alaikum

Page 2: Kain Tenun Toraja

KAIN

TENUN

TORAJAOleh : Ilham Sya’bani Fatahillah (03)Putri Rahmatul Isti’anah (07)

Page 3: Kain Tenun Toraja

Kain Porilonjong

Page 4: Kain Tenun Toraja

• Masyarakat Toraja sangat mentakzimkan dan selalu berusaha mengambil hati para leluhur mereka, dengan demikian upacara pemakaman menjadi sangat diutamakan.

• Dalam upacara pemakaman ini selimut yang terbuat dari kain ikat memegang peranan yang sangat penting. Kain porilonjong (kain panjang) digantungkan di sepanjang didinding rumah orang yang meninggal atau digunakan untuk membentuk jalan tempat arwah orang tersebut berjalan menuju alam baka.

• Sedangkan jenazahnya ditutupi oleh kain seko mandi yang berbentuk persegi panjang. Selain itu kain seko mandi ini juga digantung menjadi semacam canopy untuk memayungi jenazah atau digantung bersama kain lainnya untuk menaungi tempat para tamu yang melayat.

• Kain tenun selain memegang peranan yang penting dalam berbagai upacara adat, juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan bagi para pemiliknya.

• Pada zaman dulu hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memiliki kain-kain tersebut misalnya kaum bangsawan atau orang-orang yang tergolong mampu secara ekonomi. Untuk dapat memiliki kain-kain tersebut mereka harus menukarnya dengan hewan ternak misalnya kerbau yang secara ekonomi memiliki nilai yang sangat tinggi.

Page 5: Kain Tenun Toraja

Kain Tenun Ikat Besar

Page 6: Kain Tenun Toraja

• Pada masa lalu kain ikat yang berukuran besar digunakan untuk membayar pajak dan sebagai tanda tercapainya perdamaian antara golongan aristokrat yang berseteru.

• Kain ini bercorak bidang-bidang segitiga dan corak menyerupai panah yang sangat dramatis yang disusun berselang-seling dengan garis-garis zig-zag, corak kait dan sekon yang merupakan stilasi dari gambaran tubuh manusia.

• Penghasil kain tenun ikat yang berukuran besar adalah To Mangki dan To Rongkong. Kain-kain yang mereka buat umumnya memiliki latar berwarna merah dengan motif-motif geometris berwarna biru, hitam, dan putih.

• Kain tenun ini sepintas memiliki kemiripan dengan kain tenun ikat yang dibuat oleh suku Indian di Amerika. Meskipun motif-motif pada kain tenun ikat Toraja ini adalah bentuk-bentuk geometris tetapi para ahli dari Barat berhasil menginterpretasikannya sebagai skema antromorfis yang merupakan ‘corak nenek moyang’ seperti dapat kita lihat pada motif-motif beberapa kain tenun ikat lungsi yang terdapat di Kalimantan dan Sumatera.

Page 7: Kain Tenun Toraja

Kain Ma’a

Page 8: Kain Tenun Toraja

• Kain ma’a yang berukuran panjang 2,25 meter dan lebar 60 cm ini merupakan kain sakral yang biasa dikenakan oleh para pemuka agama dan pemuka adat pada berbagai upacara seperti pada upacara peresmian rumah baru. Selain itu kain ini pun digunakan sebagai kafan pembungkus jenazah. Kain ma’a memiliki corak berupa kerbau berbaris beriringan yang dikelilingi oleh bentuk-bentuk salib yang menggambarkan bintang. Kalau kita perhatikan, ragam hias yang terdapat pada kain ma’a ini mirip dengan ragam hias yang terdapat pada kain suku Maa yang hidup di kawasan pegunungan Vietnam Selatan.

Page 9: Kain Tenun Toraja

B a t i k S a r i t a

Page 10: Kain Tenun Toraja

• Perbedaan antara batik sarita dengan batik di Jawa selain pada corak dan warna juga pada penggunaan bahan perintang warna. Sebagai perintang warna, suku Toraja menggunakan malam lebah atau bubur tepung beras mirip dengan pembuatan kain simbut dari Baduy.

• Menurut legenda setempat, kain sarita maupun kain ma’a dibawa oleh nenek moyang suku Toraja yang pertama kali datang ke bumi dari dunia atas atau surga. Kain sarita yang memilik ragam hias yang unik ini dianggap sakral dan digunakan sebagai penolak bala.

• Selain itu kain inipun diyakini memiliki tuah untuk memberkati manusia dan karenanya sering digunakan dalam berbagai upacara adat. Kegunaannya dalam upacara adat itu antara lain sebagai media penghubung antara manusia dengan nenek moyangnya.

• Caranya : ialah dengan mengikatkan ujung kain sarita yang panjangnya 5 meter dengan lebar 30 cm ini pada tiang rumah dan ujung lainnya diikatkan pada tiang tempat kerbau ditambatkan sebelum disembelih sebagai persembahan.

• Corak-corak yang terdapat pada kain ini menunjukkan tingkat sosial dan kekayaan si pemilik kain.

Page 11: Kain Tenun Toraja

• Serat kapas bukanlah satu-satunya bahan yang digunakan sebagai bahan pembuat kain tenun di Toraja. Serat tumbuhan lainnya pun dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain.

• Nenek moyang orang Toraja pernah menggunakan serat daun nanas sebagai bahan pembuat kain yang akan dijadikan tirai atau baju pada upacara tertentu.

• Sedangkan zat warna yang mereka gunakan semuanya terbuat dari bahan-bahan alami yang diperoleh dari dedaunan, biji-bijian, akar-akaran, tanah liat, maupun rempah-rempah. Warna-warna yang dihasilkan dari bahan-bahan alami tersebut antara lain ialah warna hijau, kuning, hitam, merah dan biru.

Page 12: Kain Tenun Toraja

Terima kasihWassalamu’alaikum

Wr. Wb.