strategi pelaksanaan halusinasi.docx

74
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI STRATEGI PELAKSANAAN (SP) Masalah Utama : Halusinasi pendengaran A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: - Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar - Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri - Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat setan-setan. 2. Diagnosa keperawatan: Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: 1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya 2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya 3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara -cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi ORIENTASI: ”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan UNDIP yang akan merawat bapak Nama Saya nurhakim yudhi wibowo, senang dipanggil yudi. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa” ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini” ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit” KERJA: ”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

Upload: nuruldiniaputri

Post on 13-Sep-2015

125 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI STRATEGI PELAKSANAAN (SP) Masalah Utama: Halusinasi pendengaran A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien:- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.2. Diagnosa keperawatan:Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan1. Tindakan Keperawatan untuk PasienTujuan tindakan untuk pasien meliputi:1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimalSP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasiORIENTASI:Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan UNDIP yang akan merawat bapak Nama Saya nurhakim yudhi wibowo, senang dipanggil yudi. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apaBagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat iniBaiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menitKERJA:Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu? Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul? bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak mau dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa TERMINASI:Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi? Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnyaBaiklah, sampai jumpa. SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain Orientasi: Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?Kerja: Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!Terminasi:Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagiSP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan aktivitas terjadwal Orientasi: Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.Kerja: Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.Terminasi: Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teraturOrientasi: Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?Kerja: bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hariTerminasi: Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluargaa. Tujuan:1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di rumah2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan KeperawatanKeluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah: 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi. 3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasienSP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi. Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.ORIENTASI:Selamat pagi Bapak/Ibu!Saya yudi perawat yang merawat BapakBagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang Ibu bisa berikan.Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menitKERJA:Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu lakukan?Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebabJadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada. Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya. Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi.Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak, katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu saya tidak mau dengar. Ucapkan berulang-ulang, pakSekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkanBagus Bu TERMINASI:Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi Bapak?Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak? Jam berapa kita bertemu?Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.ORIENTASI:Selamat pagiBagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami halusinasi?Bagus! Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak. mari kita datangi bapak KERJA:Selamat pagi pak pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-suara yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluargaTERMINASI:Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak? Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak mengalami halusinas.bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa. SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutanORIENTASISelamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan jadual bapak selama dirumah Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?KERJAIni jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan? Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnyaHal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan tindakanTERMINASIBagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa

Gambaran kasus Strategi Pelaksanaan (SP) Halusinasi

Masalah : HalusinasiPertemuan : ke 21. Proses Keperawatan Kondisi :Klien mengatakan pernah melihat makhluk aneh (tinggi berwarna merah) pada saat magrib. Setiap saatklien kelihatanberbicara dan tersenyum-senyum sendiri. Konsentrasi kurang dan terdapat perubahan pola komunikasi. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori TUK : Mengidentifikasi waktu, isi, frekuensi munculnya halusinasi. Mengetahui perilaku yang biasa dilakukan klien saat halusinasi muncul. Mengidentifikasi akibat perilaku yang biasa dilakukan saat halusinasi terjadi.2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)1.Orientasia.Salam terapeutikSelamat siang pak Tarjo...!b.Evaluasi/validasiBagaimana perasaan Bpk saat ini ?Apakah Bpk masih sering melihat makhluk aneh dan mendengar suara yang membisiki Bpk ?c.KontrakTopik :Baiklah pak hari ini kita akan bercakap-cakap mengenai hal-hal yang Bpk lihat dandengarkan itu..!Tempat :"Mau dimana pak? Bagaimana kalau di tempat makan saja ?" Waktu:"Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 10 menit saja ?"2.KerjaPak Tarjosaat Bpk senyum-senyum tadi Bpk sedang berbicara dengan siapa atau melihat siapa ? Kapan saja dia datang menemui Bpk ? Apakah Pak Tarjo masih bisa melihat makhluk aneh ? Kapan Pak Tarjo bisa melihat makhluk aneh tersebut ? Kira-kira dalam sehari berapa kali Pak Tarjo bisa melihatnya ? Teman Pak Tarjo berbicara dan makhluk itu datang saat Pak Tarjo melakukan apa ?

Apa yang pak Tarjo rasakan ?

Silahkan Pak Tarjo bercerita !

Apa yang Pak Tarjo lakukan saat hal itu terjadi ?Akibatnya apa? Bagaimana Bpk, bersediakah untuk belajar menangani masalah halusinasi yang Bapak alami ?Baiklah berhubung waktu kita sudah habis, maka sampai disini dulu diskusi hari ini.

3.Terminasia.Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Tarjo setelah kita berdiskusi ?"

b.Evaluasi ObjektifApa saja yang kita bicarakan tadi ?Tindakan yang Bpk lakukan apa saja tadi ?Manfaat dan akibatnya ? iya Bagus sekali Bapak...!"

c.Rencana Tindakan Lanjut"Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi perasaan Pak Tarjo saat halusinasi serta akibatnya."

d.Kontrak yang akan datangTopikBagaimana kalau besok kita berdiskusi lagi ? Yang akan kita bicarakan tentang cara pengendalian halusinasi secara bertahap.TempatBesok kita berdiskusi di sini lagi atau menurut Bpk dimana ?WaktuWaktunya sama dengan sekarang atau lebih lama lagi Pak?

Demikian contoh strategi pelaksanaan (SP) Halusinasi semoga bermanfaat.

Tugas Keperawatan Jiwa II

LP-SP Keperawatan Jiwa:

Halusinasi

Disusun Oleh:

NORDIAH&ERIK PURWANTO

LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMAGangguan Persepsi sensori halusianasi.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH1. Pengertian- Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan).- Menurut Wilson (1983), halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik.- Halusianassi adalah keadaan dimana individu / keloimpok beresiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah dan pola stimulasi yang datang (Carpenito, 2000).2. Tanda dan GejalaFase I (Menyenangkan)Karakteristik :- Mengalami ansietas, rasa bersalah dan ketakutan- Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas- Perilaku dan pengalaman sensori masih dalam kontrol pikiran- Non psikotikPerilaku pasien :- Tersenyum sendir, tertawa sendiri- Menggerakkan bibir tanpa bicara, respon verbal lambat- Diam dan berkonsentrasiFase II (Menyalahkan)Karakteristik :- Adanya pengalamn sensori yang menakutkan- Mulai merasa kehilangan kontrol- Merasa dilecehakan oleh pengalaman, menarik diri- Non psikotikPerilaku pasien :- Meningkatnya denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah- Perhatian dengan lingkungan kurang- Konsentrasi terhadap pengalaman sensori- Kehilangan kemampuan membedakan halusinasiFase III (Konsentrasi)- Bisikan dan suara-suara menonjol, menguasai dan mengontrol- Tingkat kecemasan berat- Pengalaman halusianasi tidak dapat ditolak lagiKarakteristik :- Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya- Klien kesepian bila pengalaman sensori berakhir- Isu halusianasi menjadi atraktif dan menarik- Klien terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya- PsikotikPerilau Pasien :- Perintah halusinasi ditaati- Sulit berhubungan dengan orang lain- Perhatian dengan lingkungan berkurang- Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringatFasse IV (Menguasai)Karakteristik :- Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam- Klien tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan dengan lingkungan- Halusinasi berakhir dalam beberapa jam atau hari jika tidak ada terapi terapeutik- Psikotik beratPerilaku Pasien :- Perilaku panik, potensi akut suicide- Aktifitas fisik merefleksikan halusinasi- Tidak mampu berespon pada lebih dari satu orang- Tidak bisa berespon terhadap perintah yang kompleks3. EtiologiFaktor prdisposisi :- Faktor genetik- Faktor Neurobiology- Studi Neurotransmiter- PsikologisFaktor Presipitasi :- Sosial budaya - Stres lingkungan respon neurobiologis maladaptif Penuh kritik Kehilangan harga diri Gangguan hubungan interpersonal Tekanan ekonomi 4. AkibatKlien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan sukar untuk berhubungan dengan orang lain. Apabila perilaku halusiansinya berupa hal yang tidak menyenagkan maka akan mengakibatkan individu tersebut melakukan atau mencederai orang lain dan lingkungan. (PPNI, 2002).

C. POHON MASALAH Effect : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunga Core Problem : Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Causa : Isolasi sosial : Menarik diri

D. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJINoData FokusMasalah Keperawatan

1. DS :- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara gemuruh pada pagi dan malam.- Klien mengatakan pernah mondok di RSJ dengan penyakit yang sama. DO :- Klien tampak sering komat-kamit- Klien sering menyendiri- ADL mandiri. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Auditori

2. DS :- Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan hingga membuatnya marah DO :- Klien bingung, kadang mengamuk dan memukul Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3. DS :- Klien mengatakan sering menyendiri dan jarang mengobrol dengan teman atau orang lain. DO :- Melamun, menyendiri, pasif- Interaksi dengan orang lain berkurang Isoslasi sosial : Mearik diri

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)2. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain3. Isolasi sosial : menarik diri

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANDiagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinyaTujuan Khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percayaKH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya pada perawatIntervensi :- Sapa klien dengan ramah- Perkenalkan diri dengan sopan- Jelaskan tujuan pertemuan- Tunjukkan sikap emapati dengan menerima klien apa adanya dan beri perhatianb. Klien dapat mengenal halusinasinyaKH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan (isi, waktu, frekuensi, situasi, kondisi yang menimbulkan halusinasi)Intervensi :- Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap- Observasi tingkah laku klien sesuai dengan halusinasinya- Bantu klien mengenal halusinasinya- Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasi- Kaji respon klien saat terjadi halusinasic. Klien dapat mengontrol halusinasinyaKH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.Intervensi :- Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi- Diskusikan manfaat cara tersebut- Diskusikan cara baru untuk mengendalikan halusinasi (menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas, minum ibat teratur)- Beri kesempatan untuk melakukan cara tersebut saat halusinasinya timbuld. Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinyaKH : Setelah dilakukan ....x pertemuan keluarga dapat meyebutkan pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi.Intervensi :- Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan- Diskusikan dengan keluarga tentang : Pengertian halusinasi Tanda dan Gejala halusinasi Cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusiansi Proses terjadi halusinasi Obat-obat untuk halusinasi Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi Berikan informasi waktu kontrole. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benarKH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu diminumIntervensi :- Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat- Anjurkan minum obat- Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi- Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa kepoerawatan Aplikasi pada praktis klinis (terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC.Maramis, W.F, 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press, Surabaya.Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, Jakarta : CV. Sagung Seto.Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.

STRATEGI PELAKSANAAN IHALUSINASI

Pertemuan : ke 1Hari / Tanggal : 29 Maret 2013Waktu : -A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya.DO :Klien tampak pasif,terlihat suka menyendiri,berbicara sendiri.2. Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori : halusinasi3. Tujuan- Klien tampak mengenal halusinasi- Klien dapat menghardik halusinasi4. Tindakan Keperawatan- Mengidentifikasi jenis halusinasi- Mengidentifikasi isi halusinasi pasien - Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi- Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi- Mengajarkan pasien menghardik halusinasi- Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harianB. Srategi Pelaksanaan Halusinasi1. Orientasia. Salam TerapeutikAssalamualaikum Mas, Saya perawat yang akan merawat mas. Perkenalkan nama saya Nordiah, biasa di panggil Diah, saya mahasiswi dari STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin. Betul ini mas Erik? Kalau boleh tahu nama lengkapnya siapa? Senang dipanggil apa?b. Evaluasi ValidasiBagaimana perasaan mas hari ini? Ada keluhan yang mas rasakan hari ini?c. KontrakTopik: Baiklah, saya dengar mas sering mendengar suara-suara yang tak tampak wujudnya, benar begitu? bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara tersebut.Waktu : Berapa lama?? Bagaimana kalau 20 menit. Baiklah Mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang mengenai jenis halusinasi,respon terhadap halusinasi, dan kita akan belajar menghardik halusinasi, dan kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari pasien.Tempat : Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??2. Fase KerjaApakah mas Erik mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara tersebut? Apakah terus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering mas Erik dengar? Berapa kali sehari? Biasanya pada keadaan apa suara itu muncul? Mas Erik, saya punya beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan aktivitas yang sudah terjadwal, Keempat dengan minum obat yang teratur. Iya.. Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama dulu, yaitu dengan menghardik. Mau tidak mas?? Caranya begini : saat suara itu muncul, langsung Mas Erik bilang ,Saya tidak mau dengar. Pergi..!! Kamu suara palsu. Begitu di ulang-ulang terus sampai suara itu tidak terdengar lagi. Mengerti mas? Coba mas Erik peragakan. Nah begitu, bagus. Coba lagi. Ya bagus, Mas Erik sudah bisa.3. Fase Terminasi a. Evaluasi subyektifBagaimana perasaan mas Erik setelah latihan tadi??b. Evaluasi obyektifKalau suara itu muncul lagi, coba latihan yang tadi di terapkan. Coba Mas jelaskan jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu berhalusinasi, frekwensi, situasi yang menimbulkan halusinasi, respon dan cara menghardik halusinasi, Apakah Mas masih ingat??4. Rencana Tindak LanjutJika hal tersebut (mendengar,melihat,mencium,merasa,mengecap) itu muncul?? tolong Mas praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian Mas.5. KontrakTopik : Baikalah Mas nanti kita akan bercakap-cakap lagi, kita akan diskusikan dan latihan mengendalikan dengan bercakap-cakap dengan orang lain.Waktu : Mau jam berapa Mas? Ya baiklah jam 10.00 saja.Tempat: Tempatnya disini saja lagi ya Mas. Sampai ketemu nanti Mas. Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN IIHALUSINASI

Pertemuan : ke 2Hari/Tanggal : 30 Maret 2013Waktu : -A. Proses Keperwatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinyaDO : Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat2. Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi3. Tujuana) Tujuan Umum : Resiko mencederai dir sendiri , orang lain dan lingkungan tidak terjadi.b) Tujuan Khusus- Mengevaluasi jadwal harian pasien- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam kegiatan harian.4. Tindakan keperawatan- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.B. Srategi Pelaksanaan Halusinasi1. KontrakTopik : seperti janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain dan kita masuk dalam jadwal kegiatan.Waktu : waktunya 15 menit cukup kan?Tempat : Tempatnya disini saja ya mas?

2. Fase KerjaSekarang mas kita akan belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain jadi kalau mas mulai mendengar suara-suara langsung saja cari teman untuk ngobrol dengan mas. Contohnya begini mas : tolong saya mulai mendengar suara-suara,ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah misalnya adik mas, katakan : dik,, ayo ngobrol dengan mas, coba mas lakukan seperti saya tadi lakukan . Ya begitu bagus! Nah, sekarang kita masukan ke dalam jadwal harian mas ya?3. Fase terminasia. Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan mas setelah latihan ini?.b. Evaluasi obyektif : Jadi sudah ada berapa cara yang mas pelajari untuk mencegah suara-suara itu?,ya bagus sekali.4. Rencana tindak lanjutNah, kalau halusinasi itu datang lagi mas bias coba kedua cara itu ya mas!5. KontrakTopik : Baiklah mas besok saya akan dating lagi kita akan bahas cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan.Waktu : Mau jam berapa kita ketemu mas? Ya baiklah jam 09.00 saja.Tempat : Tempatnya mau dimana mas? Di sini saja mas? Ya baiklah sampai ketemu besok lagi ya mas!.

STRATEGI PELAKSANAAN IIIHALUSINASI

Pertemuan : Ke 3Hari/tanggal : 31 Maret 2013Waktu : -A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien DS : Klien mengatakan sudah menghardikhalusinasinya dan klien mengatakan dengan berbincang-bincang halusinasinya tidak datang.DO : klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat.2. Diagnosa KeperawatanGangguan sensori persepsi : Halusinasi3. Tujuana. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.b. Tujuan Khusus- Klien dapat membina hubungan saling percaya- Klien dapat mengenal halusinasinya- Klien dapat mengontrol halusinasinya- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baikc. Keperawatan- Melatih tindakan pasien beraktifitas secara terjadwal- Menjelaskan aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasinya- Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien- Melatih pasien melakukan aktifitas- Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah dilatih- Memantau pelaksanaan jadwal : memberikan kegiatan terhadap perilaku pasien yang positif

B. Strategi Komunikasi1. Fase Orientasia. Salam TerapeutikAssalamuallaikum mbak.b. Evaluasi / ValidasiBagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suara itu masih muncul? Apakah sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?c. KontrakTopik : Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dan kita masukan kedalam kegiatan harian.Waktu : mau berapa lama kita berbincang-bincang? Apa 15 menit cukup?Tempat : Tempatnya mau dimana mas? Baiklah disini saja.Tujuan : agar mas Erik dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.2. Fase KerjaKegiatan apa saja yang masih mas bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatan mas? Terus jam berikutnya apa kegiatan mas? Banyak sekali kegiatan mas setiap harinya. Mari kita latih 2 kegiatan hari ini. Bagus sekali mas bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat mas lakukan untuk mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai sore mas ada kegiatan. Mas, bagaimana kalau kegiatan yang tadi kita latih dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian mas?3. Fase Terminasia. Evaluasi SubyektifBagaimana perasaan mas setelah kita latihan tadi?b. Evaluasi ObyektifCoba mas sebutkan kembali 3 cara yang telah saya latih apabila halusinasi itu datang? Ya bagus sekali.4. Rencana Tindak LanjutNanti mas lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar suara-suara itu tidak muncul lagi.5. KontrakTopik : Baiklah mas besok saya akan datang kembali untuk membahas cara mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.Waktu : mau jam berapa mas Erik kita berbincang-bincang? Ya baiklah jam 10.00-10.15 WIB.Tempat: Mau dimana kita ketemunya? Ya baiklah disini saja.

STRATEGI PELAKSANAAN IVHALUSINASI

Pertemuan : Ke-4Hari/Tanggal : 01 April 2013Waktu : -A. Proses Keperawatan1. Kodisi KlienDS : Klien mengatakan dengan bercakap-cakap halusinasinya tidak datang dan klien mengatakan senang bercakap-cakap dengan perawat.DO : Dengan melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan teman / perawat, klien tidak melamun lagi.2. Diagnosa keperawatanGangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran3. Tujuana. Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasinya.b. Tujuan Khusus:- Klien dapat membina hubungan saling percaya- Klien dapat mengenal halusinasinya- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya- Klien dapat mengontrol halusinasinya- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik4. Tindakan Keperawatan - Melatih pasien menggunakan obat secara teratur- Jelaskan pentingnya menggunakan obat secara teratur- Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program- Jelaskan bila putus obat- Jelaskan cara mendapatkan obat- Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar pasien,benar cara,benar dosis,benar waktu)

B. Strategi Komunikasi1. Fase Orientasia. Salam TeraupeutikAsalammualaikum mas? Sesuai dengan janji saya kemarin,saya datang lagi ketempat ini.b. Evaluasi / ValidasiBagaimana perasaan mas hari ini?Apa mas masih ingat 3 cara yang sudah saya latih kemarin, cara untuk mengusir suara-suara? Apakah ketiga cara tersebut sudah dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian mas?c. KontrakTopik : Sesuai janji kita kemarin,hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang mas minum dan kita akan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian mas.Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Ya baiklah disini saja.Tujuan : Dari diskusi ini agar mas Erik minum obat dengan prinsip 5 benar /agar mas Erik mematuhi cara minum obat.2. Fase KerjaMas adakah perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suaranya masih terdengar atau sudah hilang? Begini mas, obat ini berguna untuk mengurangi atau menghilangkan suara-suara yang selama ini mas dengar. Berapa macam yang mas minum?? (perawat menyiapkan obat pasien). Ini yang berwarna orange (CPZ) diminum 3 kali sehari ya, jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7 malam yaa gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang mas dengar. (Pasien mengangguk-ngangguk). Ini yang putih (THP) diminum 3 kali sehari juga, gunanya agar mas rileks dan tidak kaku. Kalau yang merah jambu ini (HP) 3 kali sehari juga sama minumnya dengan yang putih dan orange, gunanya yang merah jambu ini untuk menenangkan pikiran mas biar tenang. Kalau suaranya sudah hilang, minum obatnya tidak boleh dihentikan yaa, harus diminum sampai benar-benar habis, biar suara-suaranya tidak muncul lagi. Kalau obatnya habis bisa minta ke dokter lagi. Bisa juga dikonsultasikan kalau berhenti minum obat, apa akibatnya pada mas. Begitu yaa.. Pastikan juga kalau obat yang diminum benar punya mas, jangan sampai keliru dengan orang lain. Mas juga harus banyak minum air yaa..3. Fase Terminasia. Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang obat tadib. Evaluasi ObjektifSudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba mas sebutkan kembali?4. Rencana Tindak LanjutNanti mas jangan lupa minum obat agar suara-suara itu tidak datang lagi,kemudian mas bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian mas.5. KontrakTopik : Baiklah mas pertemuan kita cukup sampai disini,besok saya datang lagi untuk memastikan mas masih dengar suara-suara atau tidak kita akan berdiskusi tentang jadwal kegiatan harian mas.Waktu : Waktunya mau jam berapa mas Erik? Jam 09.00-09.15,apa mas bersedia?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANDIAGNOSA GANGGUAN JIWAGANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Disusun Oleh :Eben Marnatha Zalukhu, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG20011STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 2SP: 1A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan sering melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. Bayangan itu kadang-kadang membuat saya sangat takut DO : Klien tampak tenang, kontak mata kurang Klien tampak sering berbicara sendiri Klien terlihat hipoaktifitas2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khusus : a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaanb. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.4. Tindakan Keperawatana. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi- Isi- Waktu- Frekuensi- Situasi- Respon terhadap / terjadinya halusinasib. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan a. Orientasi : Salam terapeutik: Assalamualaikum Pak Syamsir, apa kabar? Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul sekali nama saya Bruder Eben yang sedang praktek disini.

Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:Bagaimana perasaan Pak Syamsir hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Syamsir bangun jam berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Syamsir sudah mandi? Evaluasi/Validasi : Pak Syamsir masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-bayangan yang Pak Syamsir lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik. Kontrak : Pak Syamsir masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Syamsir lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?b. Kerja : Apakah Pak Syamsir melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan bayangan itu?Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Syamsir lihat bayangan itu? Berapa kali sehari Pak Syamsir alami? Pada keadaan apa bayangan itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Pak Syamsir rasakan pada saat melihat bayangan itu? Apa yang Pak Syamsir lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul?Pak Syamsir, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama, dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung Pak Syamsir tutuo mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak nyata . Kamu hanya bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Pak Syamsir peragakan! Nah begitu .bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir sudah bisa Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.C.Terminasi: Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?Evaluasi Objektif Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Syamsir Rencana tindak lanjut Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus berlatih ya Pak Syamsir walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?. KontrakTopik : Baiklah Pak Syamsir besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.Tempat : Pak Syamsir mau dimana tempatnya? Oh Pak Syamsir ingin di tempat tidur yah?Waktu : Jam berapa Pak Syamsir bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15 menit saja. Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 3SP: 2

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. DO : Klien tampak tenang,Klien tampak berbicara sendiri Kontak mata kurang Klien terlihat hipoaktifitas2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. TUK : a. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumPak Syamsir, sepertinya tadi saya lihat Pak Syamsir sedang bercakap-cakap sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?

4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus !5. Kontrak Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 15 menit. Tempatnya di tempat tidur. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang lain .Jadi kalau Pak Syamsir mulai melihat bayangan-bayangan langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Pak Syamsir. Contohnya begini...Tolong, saya melihat bayangan-bayangan. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya teman Pak Syamsir katakan : ayo ngobrol dengan Pak Syamsir, karena Pak Syamsir sedang melihat bayangan-bayangan. Begitu..coba Pak Syamsir lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya..begitu ..Pak Syamsir..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih terus ya Pak Syamsir!. Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain ya Pak Syamsir.

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah latihan ini? 2. Evaluasi Objektif Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara untuk mengontrol halusinasi?3. Rencana tindak lanjutBagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Pak Syamsir. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu bayangan itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari lagi.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.

4. Kontraka. Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal ?b. Tempat : Mau di mana?. Di ruang makan?c. Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?Sampai nanti ya. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 4SP: 3

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurangDO : Klien tampak tenang Klien tampak kooperatif Raut muka klien tampak bergairah2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khusus:a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan membaut kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumSepertinya bapak udah mulai sehat. Pak syamsir udah ngapain aja pagi ini.?? Bagaimana kalau kita bincang-bincang lagi.

4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus5. Kontrak Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan bapak setiap harinya. Kita akan membuat secara bersama-sama selama 15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll. Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan pak Syamsir melihat bayangan-bayangan aneh itu lagi . ( buat jadwal kegiatan bersama klien/ yang di sepakati oleh klien )Bagus, sekarang pak Syamsir sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini , yang untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama sama lagi ya pak?

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini? 2. Evaluasi ObjektifCara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa pak ? Bagus pak bisa menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.3. Rencana tindak lanjutMas ... mau kan melaksanakan kegiatan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ? dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan hari- hari selanjutnya. Nanti saya akan bantu

4. KontrakTopik : Besok kita akan bercakap-cakap tentang obat-obatan yang Mas ... minumdimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.Tempat : Kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju?Waktu : 10 menit saja. Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana kalau mas ikut berkumpul dengantemam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 5SP: 4

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi Klien DS : a. Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang mengganggunyab. Klien mengatakan melihat bayangan sampai 3xDO : a. Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendirib. Tatapan Klien Curiga2. Diagnosa KeperawatanGangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khususa. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur. c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teraturc. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teraturd. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.

3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumBagaimana perasaannya pagi ini pak? Udah mandi dan makan tadi pagi?4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus5. Kontrak Pagi ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat obat yang bapak minum. Bagaimana kalau kita sekarang berbincang bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya pak !

C. Kerja :Ini pak, obat obatan yang nanti di minum yang orange namanya CPZ, yang merah muda ini Halloperidol, obat obatan ini semuanya untuk mengendalikan suara sura yang sering bapak dengar, obat ini di minum 3x sehari masing masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini bapak akan mengantuk, lemas, ingin tidur terus tapi itu tidak apa apa. Bagaimana, apa bapak sudah jelas ? Obat ini harus tetap di minum terus, mungkin berbulan atau bahkan bisa selamanya. Tidak usah khawatir obat ini aman jika bapak minum sesuai yang di anjurkan.. Jangan berhenti minum obat walaupun bapak sudah merasa sehat. Kalau bapak menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, gejala gejala seperti yang bapak alami seperti sekarang akan muncul lagi.Bapak harus mengingat 5 hal saat minum obat yaitu :1. Benar obat2. Benar bahhwa obat ini untuk bapak3. Benar cara meminumnya4. Benar waktunya 5. Benar dosisnya.Ingat ya bapak .

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?

2. Evaluasi ObjektifCoba bapak sebutkkan jenis obat yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat minum obat3. Rencana tindak lanjutKarena bapak sudah paham tentang obat yang di minum , bapak dapat langsung meminum obat4. KontrakBapak kita ketemu lagi,kita akan membahas tentang masalah dengan keluarga bapak.

Diposkan oleh Eben Maranatha Zalukhu di 14.55 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKGANGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI ( PENDENGARAN )

I. TOPIKMengenal dan mengontrol halusinasi.II. TUJUANa. Tujuan UmumKlien mampu mengatasi halusinasi yang dialami.b. Tujuan Khusus1. klien mampu mengungkapkan definisi, tanda dan gejala halusinasi.2. klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

III. LANDASAN TEORIHalusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan.(cook dan fontaine 1987)Perubahan sensori; halusinasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan pada pola stimulus yang mendekat ( yang diprakarsai secara internal dan eksternal) disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebiahan atau kelainan berespons terhadap stimulus (towsend 1998)Jenis-jenis halusinasi:1. Halusinasi dengar : klien mendengar bunyi/ suara yang tidak ada hubunganya dengan stimulus yang nyata/ lingkungan.2. Halusinasi pengelihatan: klien melihat gambaran yang jelas/ samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.3. Hulusinasi penciuman: klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata.4. Halusinasi pengecapan; klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.5. Halusinasi perabaan: klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata6. Halusinasi kinestik : klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota badannya bergerak.7. Halusinasi visceral : perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

TANDA DAN GEJALA HALUSINASI Cenderung mempunyai rasa curiga Cenderung berprilaku merusak diri, orang lain dan lingkungan sekitar Kurang perhatian terhadap diri dan lingkungannya Bicara sendiri dan tidak beraturan / tidak nyambung Tidak dapat membedakan kenyataan dan khayalan Cenderung menarik diri Tiba-tiba dan menyerang Menolak makan Sulit tidur

IV. KLIEN a. Karateristik klien :- klien indikasi halusinasi- klien sudah tenang dan kooperatif- klien dalam kondisi fisik yang baik b. Jumlah peserta Perawat yang terdiri dari 5 orangLeader: Andi YuliantoCo leader: Indra PratamaObservasi: Indah SariFasilitator: Edi Santoso Efra Disto

Pasien yang terdiri dari 6 orang

V. PENGORGANISASIAN

A. WaktuTerapi aktivitas kelompok ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Desember 2010, pukul 09.00 - 9.30 WIB

B. Terapis Leader: Andi YuliantoCo leader: Indra PratamaObservasi: Indah SariFasilitator: Edi Santoso Efra Disto

C. Tugas dari para anggota :Leader Memimpin jalannya kegitan Menyusun rencana aktivitas kelompok Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan Menfasilitasi setiap anggota untuk mencapai tujuan Sebagai role model Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik mengungkapkan perasaan dan pikiran. Menciptakan suasana dimana anggota dapat menerima perbedaan dalam perasaan dan perilaku dengan anggota lain dan klien. Membuat tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran diskusi

Co Leader Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pimpinan Mengingatkan pimpinan bila diskusi menyimpang Bersama leader menjadi contoh untuk kerjasama yang baik

Fasilitator Menyiapkan alat yang akan diperlukan Menfasilitasi klien saat pelaksanaan TAKS Memotivasi klien saat pelaksanaan TAKS

Observer Mengobservasi perserta dan seluruh kegiatan pada saat pelaksanaan Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien Memberi umpan balik pada kelompok

VI. PROSES PELAKSANAANTAK GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI ( PENDENGARAN )Sesi 1: Mengenal halusinasi Hari / tanggal : Kamis / 30 Desember 2010Waktu : 09.00 09.30 WIB Tujuan1. Klien dapat menyebutkan definisi dan penyebab halusinasi2. Klien dapat menyebutkan respons perasaan yang dialami pada saat halusinasi ( jenis halusinasi )3. Klien dapat menyebutkan yang dilakukan saat terjadinya halusinasi4. Klien menyebutkan akibat halusinasi jika tidak dikontrol atau dicegah.5. Klien dapat meminimalis halusinasi dengan cara menghardik.Setting1. Terapis dank lien duduk bersamaan dalam lingkaran2. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan : Leader dan Co Leader : Klien

: Fasilitator

: Obsever

Alat1. Papan tulis / flipchart / whiteboard2. Spidol3. Radio / Hp4. Koran / majalah / bola / bunga

Metode1. Dinamika kelompok2. Diskusi Tanya jawab3. Role Play/bermain peran/simulasi

Prosedur Kegiatan1. Persiapana. Memilih klien halusinasi keoperatifb. Membuat kontrak dengan klienc. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi a. Salam terapeutik :1. salam dari terapis kepada klien2. memperkenalkan nama terapis (papan nama)3. menanyakan nama dan panggilan klien(berikan papan nama)b. Evaluasi / validasi1. Menyanyakan perasaan klien saat ini2. Menanyakan masalah yang dialami klien saat inic. Kontrak1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal halusinasi yang pernah dialami dan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.2.Menjelaskan aturan main berikut : Cara pelaksanaan : bola diputar searah jarum jam Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin dengan para terapis Lama kegiatan 30 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja a. Mendiskusikan definisi dan penyebab halusinasi 1) Tanyakan definisi dan pengalaman klien selama ini 2) Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien pada saat terpapar oleh penyebab halusinasi saat terjadi halusinasi. 1) Tanyakan perasaan klien setiap terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala). 2) Tulis dipapan tulis/ flipchart/whiteboard/buku tulis c. Mendiskusikan perilaku halusinasi yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri) 1) Tanyakan perilaku yang dilakukan pada saat halusinasi 2) Tuliskan di papan tulis/flipchart/whiteboard/buku tulis d. Membantu klien untuk menyebutkan halusinasi pada waktu kapan sering terjadi halusinasi e.Mendikusikan dampak / akibat halusinasi 1) tanyakan akibat halusinasi 2) tuliskan dipapan tulis/ flipchart/whiteboard/buku tulis f.Memberikan reinforcement pada peran serta klien g.Dalam menjalankan a s/d e klien harus ikut serta h.Berikan kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; halusinasi; dan akibat halusinasi. i.Memperagakan cara mengontrol halusinasi yaitu dengan cara menghadik halusinasi

4. Tahap Terminasia. Evaluasi 1) terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) memberikam reinforcement terhadap perilaku klien yang positif b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab halusinasi, tanda dan gejala ; halusinasi yang terjadi ; serta akibat halusinasi 2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala ; halusinasi yang belu diceritakan.3)Menganjurkan klien untuk menggunakan cara menghardik bila muncul halusinasi.c. Kontrak yang akan datang1) Menyepakati belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi 2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

5. Evaluasi dan Dokumentasi EvaluasiEvaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuaan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK gangguan persepsi sensori: halusinasi sesi 1kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab halusinasi,mengenal tanda dan gejala, halusinasi yang dilakukan dan akibat halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA- See more at: http://nsyadi.blogspot.com/2012/01/tak-stimulasi-persepsi-sensori.html#sthash.Ia1Wburm.dpuf

SAP HALUSINASI SATUAN ACARA PENYULUHANHALUSINASI

DISUSUN OLEH DWIYANI SYAHNING PRASETIA201110201087

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA2013

SATUAN ACARA PENYULUHANHALUSINASII . Identifikasi masalah

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005)Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes), H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut. ( Diktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Dapertemen Kesehatan, 2007)Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat.Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-negara berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan apapun pada tahun utama(Hardian, 2008).Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4%dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini.Krisis ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar 50 juta atau 25% dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (Nurdwiyanti, 2008).Berdasar kan data dari medical record BPRS dari makasar provinsi sulawesi selatan menunjukan pasien halusinasi yang dirawat pada tiga tahun terakhir sebagai berikut: pada tahun 2006 jumlah pasien 8710 dengan halusinasi sebanyak 4340 orang (52%), tahun 2007 jumlah pasien 9245 dengan halusinasi sebanyak 4430 orang (49%), tahun 2008 ( januari-maret) jumlah pasien 2294 dengan halusinasi sebanyak 1162 orang. Agar perilaku kekerasan tidak terjadi pada klien halusinasi maka sangat di butuh kan asuhan keperawatan yang berkesinambungan.Akibat semakin kompleksnya persoalan hidup yang muncul di tengah masyarakat, menyebabkan jumlah penderita gangguan jiwa di Riau tiap tahunnya terus bertambah. Selama tahun 2007 ini sajadi Riautelah menerima sebanyak 8.870 pasien gangguan jiwa.Berdasarkan dari hasil anamnesa pada bulan november 2010 pada ruangan nuri yang mana jumlah pasien halusinasi sekitar 32 orang (71,11%) dari 45 pasien yang ada diruangan, di merpati 33 pasien halusinasi (75%) dari 44 pasien, di mawar ada 9 pasien halusinasi (45%) dari 20 pasien, di hangtuah ada 2 pasien halusinasi (28,57%) dari 7 pasien, di melati ada 22 pasien halusinasi (64,70%) dari 34 pasien.Berdasarkan hal diatas, kami kelompok tertarik untuk mencari serta membahas halusinasi dalam seminar kelompok yang sebagai salah satu syarat tugas untuk menyelesaikan praktek klinik di RSJ Tampan Pekanbaru.

II. Pengantar

Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan Jiwa di MasyarakatSub Pokok Bahasan : HalusinasiSasaran : KeluargaHari/ tanggal : Senin ,7 oktober 2013Jam : 08.30 WIBWaktu Pertemuan : 40 menitTempat :

III. Tujuan Intuksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (halusinasi) selama 45 menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang gangguan persepsi (halusinasi) IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK) Setelah mengukuti kegiatan selama diharapkan dapat menjelaskan tentang

A. Menjelaskan pengertian halusinasiB. Menyebutkan jenis jenis halusinasiC. Menjelaskan tanda & gejala halusinasiD. Menjelaskan cara mengontrol halusinasiE. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan keluarga unuk mencegah klien halusinasi

V. Materi A. Pengertian halusinasiB. Jenis jenis halusinasiC. Tanda & gejala halusinasiD. Cara mengontrol halusinasiE. Hal hal yang harus diperhatikan keluarga untuk mencegah klien halusinasi

VI. Metode : Diskusi dan Tanya jawabVII. Media1. Materi SAP2. LeafletVIII. kegiatan pembelajaranNoWaktuKegiatan role play modelKegiatan peserta

1.5 menitPembukaan1. Memberikan salam 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran3. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di sampaikan1. Menjawab salam2. mendengarkan dan memperhatikan

2.20 menit Pelaksanaan materi Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan dan terarturMenyimak dan memperhatikan

3MateriA. Pengertian halusinasiB. Jenis jenis halusinasiC. Tanda & gejala halusinasiD. Cara mengontrol halusinasiE. Hal hal yang harus diperhatikan keluarga untuk mencegah klien halusinasi

3.10 menitEvaluasi :1. menyimpulkan isi penyuluhan2. menyampaikan secara singkat materi penyuluhan3. memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya4. memberikan kesempatan kepada udience untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan

Bertanya dan menjawab pertanyaan

4.5 menitPenutup1. menyimpulkan materi yang telah disampaikan2. menyampaikan terima kasih tas waktu yang telah diberikan oleh peserta3. mengucapkan salamMenjawab salam

IX. Pengesahan Yogyakarta, 11 Oktober 2013 Sasaran Penyuluh

Keluarga mahasiswaMengetahui Pembimbing PKLpembimbing materi penyuluhan

............

X. Evaluasi Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab Jenis pertanyaan : lisan Jumlah soal : 2 soalXI. Lampiram materi

A.Pengertian

Halusinasiadalah terjadinyapersepsi dalam kondisi sadar tanpa adanyarangsangnyata terhadapindera.Kualitas dari persepsi itu dirasakan olehpenderitasangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan halusinasi denganmimpi,berkhayal,ilusidan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya, namun tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah dimana seseorang mengalamigangguan penglihatan, dimana ia merasa melihat suatu objek, namun indera penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama.

B. Klasifikasi

Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.C. Proses terjadinya Halusinasi

Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:

1.Fase PertamaKlien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi meningkat.2.Fase KeduaKecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.3.Fase KetigaHalusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa aman sementara.4.Fase KeempatKlien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau bahkan selamanya.

D. Tanda dan GejalaHalusinasi Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:1. 1Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa sesuatu yang tidak nyata.3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti pakaian dan berhias yang rapi.5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan, mudah tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.E.Pencetus terjadinya halusinasi

Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh. Gangguan jiwaSkiziferenia Pengkonsumsiannarkobaataunakotikatertentu sepertiganja,morfin,kokain dll Mengkonsumsialkohol berkadar diatas 35%: sepertivodka,gind diatas batas kewajaran Traumayang berlebihan.

Penanggulangan Pasien dengan Halusinasi1. Penanggulanganpada pasien halusinasi dengan cara : Menciptakan lingkungan yangnyamanUntuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.

2. Melaksanakan program terapi dokterSering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif.Keluargaharus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.

3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada.Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif,keluargadapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.

4. Memberi aktivitas pada pasienPasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.

XII. Daftar pustaka

Stuart, G.W & Sundeen, S.J.1998.Buku Saku Keperawatan Jiwa(Terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta.