strategi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
TRANSCRIPT
Strategi Mitigasi dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
Irma Suryani
Perubahan Iklim Menurut UU No. 31 Tahun 2009
Tentang “Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika” Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
Beberapa Pemahaman perubahan iklim:
Pemahaman petani terhadap Perubahan
Iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering tidak menentu.
Pemahaman nelayan terhadap Perubahan iklim adalah susahnya membaca tanda-tanda alam.
Pemahaman masyarakat umum terhadap Perubahan iklim adalah ketidakteraturan musim.
Macam Macam Iklim1. Iklim musim2. Iklom Tropis3. Iklim Laut
Gambar 1 : Tiga daerah iklim menggunakan metoda korelasi ganda, yang membagi Indonesia menjadi daerah A (garis tegas), daerah monsun selatan; daerah B (titik garis putus-putus), daerah semi-monsun; dan daerah C (garis putus-putus), daerah anti monsun.
Peristiwa Perubahan Iklim di Indonesia yaitu:
Perubahan Curah Hujan.
Pergeseran Musim.
Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi.
Perubahan iklim dapat dikelompokkan menjadi 4 :
1. Meningkatnya temperatur udara2. Meningkatnya curah hujan; 3. Kenaikan muka air laut 4. Meningkatnya intensitas
kejadian ekstrim
Dampak perubahan Iklim Terhadap:
Komsumsi EnergiKeanekaragaman HayatiSumber Daya AirSistem TransportasiWilayah PesisirSektor PertanianHutanKesehatan
Upaya Mitigasi
Pentingnya gaya hidup hemat energi perlu dikampanyekan secara terus menerus kepada seluruh lapisan masyarakat.
Menggunakan berbagai jenis media dan sarana, pendidikan hemat energi ini juga perlu masuk dalam kegiatan pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Penggunaan energi baru dan terbarukan (seperti bahan bakar nabati dan pemanfaatan limbah/sampah menjadi energi).
Pelestarian keragaman sumber daya genetik, terutama untuk tanaman pertanian dan ternak dilakukan melalui koleksi plasma nutfah yang dilakukan oleh beberapa balai penelitian di bawah Departemen Pertanian.
Usaha rehabilitasi waduk, alokasi air melalui operasi waduk, pembangunan jaringan irigasi, penghijauan lahan kritis dan sosialisasi gerakan hemat air, peningkatan kehandalan sumber air baku, peningkatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA).
Mengembangkan tanaman karet pada lahan semak belukar dan alang-alang.
Memanfaatkan lahan alang-alang (cadangan karbon rendah) menjadi lahan perkebunan (cadang karbon lebih besar).
Meremajakan tanaman perkebunan yang sudah menurun produktivitasnya.
Mengembangkan ternak yang adaptif terhadap lingkungan yang lebih ekstrim (kekeringan, suhu tinggi, genangan).
pengelolaan tanah dan tanaman
Upaya Adaptasi
Mulai dipikirkan dan ditetapkan sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
Mengurangi emisi methan dengan mencegah timbulnya kebakaran di musim kemarau,
pengelolaan TPA maupun pembenahan rawa-rawa.
Menerapkan pengelolaan sumber air yang lebih
terpadu dengan cara melestarikan ekosistem disertai perbaikan waduk-waduk penampung air dan parasarana penunjang lainnya.
menanam tanaman penghadang seperti pohon mangrove.
Pindah lokasi atau bermukim
jauh dari pantai.
Melakukan penyesuaian misalnya, dengan beralih ke sumber-sumber nafkah yang lain (wilayah pesisir).
Sumber:http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/
Klimatologi/Informasi_Perubahan_Iklim.bmkg -
Sahri Muhammad, D. Gede R. Wiadnya, Darmawan O. Sutjipto, Adaptasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Kelautan Terhadap Dampak Perubahan Iklim Global, [Makalah disajikan pada acara Seminar Nasional Pemanasan Global: Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia, di Universitas Brawijaya Malang, pada hari Sabtu 31 Januari 2009]