strategi marketing politik adang daradjatun - dani anwar

Upload: dany-jakarta

Post on 07-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    1/23

    STRATEGI MARKETING POLITIK ADANG DARADJATUN DANI ANWAR

    PADA PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 2007

    METODE ANALISAMARKETING ORIENTED PARTY MODEL LEES

    MARSHMENT (2005)

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    DKI Jakarta adalah ibu kota, pusat pemerintahan, serta pusat perekonomian

    Republik Indonesia, maka kesuksesan Pilkada di Jakarta tentu juga mencerminkan situasi

    demokrasi Indonesia. Jakarta juga kota megapolitan dengan segudang persoalan, siapapun

    yang mencoba memimpin Jakarta akan menghadapi banyak persoalan bila berhasil keluar

    sebagai pemenang pilkada. Sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus juga pusat bisnis,

    Jakarta dianalogikan sebagai magnet karena dapat menarik banyak individu-individu didaerah untuk mengadu nasibnya. Masalah-masalah Jakarta, baik sebagai ibukota negara

    maupun sebagai pusat bisnis Indonesia, menurut Bianpoen, pengamat masalah perkotaan

    dari Program Studi Lingkungan Pascasarjana Universitas Indonesia, masalah di DKI

    Jakarta dapat diklasifikasikan menjadi lima masalah besar, yaitu: 1) kemiskinan, 2)

    kesenjangan sosial, 3) kemacetan lalu lintas, 4) sampah, dan 5) banjir (Kompas, 2007).

    Semua masalah ini sangat mendesak untuk segera diselesaikan. Siapapun yang menjadi

    gubernur Jakarta harus menyelesaikan kelima permasalahan ini, kampanye harus dapat

    meyakinkan kepada penduduk Jakarta bahwa pasangan calon yang maju dalam kampanye

    pilkada Jakarta akan mengatasi masalah-masalah tersebut.

    Menurut catatan Kompas (2007), meskipun pada saat pilkada pasangan Adang-Dani

    kalah, namun pasangan ini lebih mampu merebut dukungan dari massa partai-partai lain di

    bandingkan dengan pasangan Fauzi-Prijanto. PKS juga tercatat sebagai partai paling solid

    dalam pilkada Jakarta 2007. Bila dilihat dari hasil pemilu 2004 di Ibu Kota, PKS kala itu

    hanya meraih sekitar 23,3 % suara, PKS juga tercatat sebagai partai paling solid dalam

    pilkada Jakarta 2007. Menurut penghitungan resmi dari KPUD Jakarta, tanggal 16 Agustus

    2007, Fauzi Bowo - Prijanto meraih 57,87% suara sedangkan rivalnya pasangan Adang

    Daradjatun Dani Anwar meraih sisanya, 42,13% dari jumlah suara keseluruhan sebesar

    3.645.066 suara sah, yang tersebar di 11.202 TPS. Pasangan calon yang diusung PKS

    memperoleh suara lebih dari 40%. Ini menunjukkan bahwa kerja mesin politik PKS

    2

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    3/23

    cukup bagus dalam meraih simpati untuk pasangan calon yang diusungnya, dan kondisi ini

    berbeda dengan pasangan Fauzi Bowo - Prijanto yang meskipun didukung oleh 20 parpol,

    hanya meraih suara dibawah 60%.

    Terjadinya kenaikan yang signifikan atas pemilih non PKS yang memberikan suara

    mereka kepada pasangan calon usungan PKS, menunjukkan bahwa model marketing politik

    yang digunakan oleh Adang Dani lebih kepada strategi pemasaran yang berorientasi

    kepada pasar. Karena bila memasarkan calon tersebut hanya kepada pemilih yang memilih

    PKS sebagai partai pilihan Pemilu, maka tentu suara yang didapatkan hanya berkisar

    sekitar 23,3 %.

    1.2 Rumusan MasalahAristoteles mengatakan, setiap negara atau kota dibentuk oleh sekumpulan

    masyarakat, dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dianggap baik oleh semua.

    Kepentingan yang sama ini kemudian menjadi dasar suatu masyarakat politik, yaitu

    masyarakat yang menginginkan terwujudnya harapan yang terbaik dan yang ideal bagi

    kehidupan mereka (Aristoteles; 2007). Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam

    suatu sistem politik (negara atau kota) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan

    dan melaksanakan tujuan (Budiardjo; 1993). Nilai utama politik adalah membuka ruang

    partisipasi masyarakat dalam menentukan arah dan masa depan mereka, maka untuk

    mencapai arah yang ideal dan masa depan yang baik adalah keikutsertaan masyarakat untuk

    mengikuti kegiatan politik, dimana salah satu kegiatan politik yang menjadi pilar bagi

    berjalannya suatu sistem demokrasi adalah Pemilu dan Pilkada (Golder, 2005).

    Untuk melaksanakan tujuan-tujuan bersama, perlu ditentukan kebijakan-kebijakan

    umum (public policies), dan agar seseorang individu atau satu kelompok tertentu dapat

    melaksanakan kebijakan-kebijakannya, maka diperlukan kekuasaan (power) dan

    kewenangan (authority). Suatu cara yang konstitusional untuk meraih kekuasaan dan

    kewenangan adalah melalui pemilu. Harus diakui, dunia politik di Indonesia saat ini jauh

    lebih terbuka dan transparan bila dibanding rezim Orde Baru. Tidak jarang saat rezim orba,

    pemilu hanyalah sebuah formalitas. Pemenangnya dapat diprediksi jauh hari, tidak ada

    persaingan terbuka, bebas, dan transparan. Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala

    daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum

    3

    http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerah
  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    4/23

    penyelenggaraan pilkada adalah UU Nomor 22 / 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan

    Umum. Dengan dasar hukum ini, maka secara resmi Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

    Wakil Kepala Daerah atau lebih dikenal dengan Pilkada diberlakukan di seluruh wilayah

    NKRI. Pilkada DKI Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2007 adalah

    pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan UU Nomor 22 / 2007. Pilkada DKI

    Jakarta juga merupakan awal dimulainya penggunaan strategi strategi marketing politik,

    khususnya pada tingkat Pemilihan Kepala Daerah. Karena itu, jika ingin menelusuri

    penggunaan model marketing politik dalam Pilkada, maka akan lebih tepat jika dimulai dari

    pertama kalinya Pilkada dilaksanakan di Indonesia.

    1.3 Tinjauan PustakaMarket-oriented party

    Model MOP menurut Lees-Marshment (2005) adalah model marketing politik,

    dimana untuk memenangkan suatu pemilihan umum, suatu partai/seorang kandidat harus

    terlebih dahulu mengidentifikasi dan memahami selera pasar sebelum merancang sebuah

    produk. MOP tidak berusaha untuk menguubah apa yang orang pikirkan, tetapi untuk

    menyampaikan apa yang orang inginkan. Model ini digunakan bukan untuk menyampaikan

    ideologi, tetapi lebih kepada suatu keinginan untuk mengembangkan dan menyampaikan

    berbagai kebijakan dan struktur yang akan memenuhi kebutuhan pasarnya. Asumsi model

    ini adalah, tidak lagi mementingkan ideologi suatu partai atau ideologi perseorangan,

    namun lebih mementingkan kepada selera pasar atau market oriented.

    MOP berlangsung melalui delapan tahap untuk mengembangkan sebuah produk

    yang akan memenuhi tuntutan pemilih, didukung dan diimplementasikan oleh organisasi

    internal dan dapat disampaikan dalam roda pemerintahan. Tahap pertama dari model MOP

    adalah Intelijen pasar (tahap 1). Tahap iniberupaya mencari tahu perilaku, kebutuhan,

    kehendak dan prioritas pemilih. Data yang berasal dari berbagai sumber dikumpulkan

    dengan menggunakan berbagai metode (termasuk polling, focus group, konsultasi publik

    dan pertemuan, dan diskusi internal dalam seluruh tingkatan) untuk mendapatkan informasi

    mengenai seluruh aspek dari produk tersebut. Pengumpulan intelijen tidak harus selalu

    melihat pemilihan secara seragam, tetapi hal ini harus melibatkan segmentasi strategis yang

    akan memungkinkan produk dan komunikasinya dirancang untuk kelompok-kelompok

    4

    http://id.wikipedia.org/wiki/8_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/2007http://id.wikipedia.org/wiki/8_Agustushttp://id.wikipedia.org/wiki/2007
  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    5/23

    spesifik. Data akan dikumpulkan secara profesional untuk menghindari bias politik, tetapi

    harus disosialisasikan ke seluruh anggota untuk meningkatkan peluang seluruh anggota

    partai, akan menerima perubahan yang berorientasi pasar dalam perilaku.

    Kemudian, partai/kandidat akan merancang produk (tahap 2) berdasarkan pada

    data intelijen yang telah didapatkan. Dari data yang telah didapatkan, jika diperlukan, partai

    bisa melakukan perubahan atas ideologi, transformasi besar atas citra dan perilaku

    partai/kandidat, yang efeknya dapat bersifat dramatis. Atau perubahan ini bisa diaplikasikan

    pada satu bidang tertentu (misalnya, terhadap pemimpin partai). Apapun bentuk perubahan

    yang dilakukan, tentu dapat menghasilkan oposisi internal dan kecil kemungkinan dapat

    berhasil dilaksanakan, bila tidak dilakukan penyesuaian dan kehati-hatian dalam segi

    manajemen informasi.

    Design product(tahap 3)atau bentuk kemasan produkdisesuaikan menurut empat

    faktor: achievability, reaksi internal, analisis kompetisi dan analisis dukungan.

    Achievability: partai politik seharusnya tidak

    mempromosikan apa yang tidak dapat disampaikan ketika menjalankan roda

    pemerintahan. Janji untuk mengurangi pajak dan kemudian gagal untuk

    melaksanakan, misalnya, hanya menyebabkan ketidakpuasan pemilih.

    Reaksi internal:analisis berkaitan dengan reaksi yang terjadi

    antara tuntutan dan prioritas pasar yang digunakan sebagai dasar perubahan produk

    partai dengan tuntutan dan prioritas anggota partai di akar rumput. Partai-partai

    politik pada umumnya bergantung pada anggota dalam pendanaan, dukungan dan

    kampanye. Karena anggota partai acapkali dimotivasi secara ideologis, perubahan

    harus sesuai dengan ideologi dan sejarah partai; dan juga dengan gagasan pasar

    yang mengisyaratkan bahwa sebuah MOP harus bertindak secara seimbang antara

    tuntutan eksternal (pemilih) dan dukungan (anggota) internal. Kegiatan ini dapat

    difasilitasi melalui komunikasi ekstensif yang dalam hal ini anggota partai harus

    diizinkan untuk menyampaikan pendapatnya.

    5

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    6/23

    Analisis kompetisi: kekuatan dan kelemahan partai-partai

    oposisi diperhitungkan dan respons atas partai-partai itu dibuat dalam product

    design tersebut. Hal ini memungkinkan untuk produk itu bersifat dan mengisi

    ketimpangan di pasar tersebut. Diferensiasiakan terjadi ketika partai menyesuaikan

    perilakunya sesuai dengan dukungan internalnya karena setiap partai besar

    mempunyai latar belakang sejarah dan ideologinya sendiri-sendiri. Kemudian, partai

    politik dapat menyoroti atau mengabaikan perbedaan ideologis tertentu berkenaan

    dengan kompetisi ini bergantung pada kekuatan atau kelemahan apa yang terkait.

    Sebuah partai yang hanya menjiplak sebuah partai yang berhasil dalam suatu

    pemilihan umum, tidak akan menggunakan pemasaran politik dengan benar.

    Analisis dukungan: tahap akhir dari penyesuaian mencakup

    mengidentiifkasi kelompok utama di dalam pemilihan yang dukungannya

    dibutuhkan agar menjamin proses pemilihan umum. Kelompok-kelompok atau

    segmen-segmen ini kemudian dibuat target berdasarkan pada product adjustment

    berikutnya dan melalui proses komunikasi.

    Implementasi (tahap 4) berkaitan dengan menyatukan partai politik di sekitar

    produk yang diusulkan. Hanya ketika mayoritas anggota dan kandidat secara keseluruhan

    menerima logika market-oriented product, maka pemilih akan diyakinkan tentang

    kredibilitas apa yang akan ditawarkan. Hal ini harus secara hati-hati dikelola secara internal

    untuk meminimalkan konflik yang dapat mengkontaminasi brand tersebut. Tahap ini

    agaknya merupakan tahap yang paling sulit walaupun paling penting; implementasi yang

    kurang berhasil guna dapat mendapatkan tujuan jangka pendek tetapi akan menghambat

    penyampaian (delivery) dan keberhasilan pemilihan dalam jangka panjang. Ketika produk

    itu diimplementasikan di seluruh partai, maka produk itu harus disampaikan ke pemilih

    dengan menggunakan teknik komunikasi yang paling sesuai dan berhasil. Komunikasi

    (tahap 5) adalah sebuah proses terus menerus yang memungiinkan proses interaksi dengan

    pendukung internal dan eksternal, dan dilakukan dalam cara koheren di tingkat nasional

    oleh anggota-anggota partai dari seluruh tingkatan.

    6

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    7/23

    Kampanye resmi (tahap 6) akan menegaskan kembali aspek-aspek yang lebih

    penting dari produk itu untuk mengingatkan para pemilih apa yang ditawarkan dan akan

    menggunakan praktek-praktek yang lebih inovatif tentang komunikasi pemasaran. Apabila

    produk ini berhasil dikomunikasikan dan partai/kandidat diterima menjalankan roda

    pemerintahan, maka akan dipilih (tahap 7) dan akan mendapatkan dukungan dari pemilih

    yang mendukung dan member assessmentdari produk partai tersebut. Tahap 8 dan terakhir

    adalah menyampaikan produk yang dijanjikan dalam pelaksanaan roda

    pemerintahan. Apabila partai/kandidat tetap menggunakan model market oriented saat

    berada dalam pemerintahan, maka partai/kandidat tersebut harus melakukan market

    inteligence secara terus menerus dan menyesuaikan produk politiknya saat tuntutan

    masyarakat/pemilih berubah.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisa strategi marketing politik yang

    digunakan oleh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Adang Daradjatun - Dani

    Anwar pada pilkada DKI Jakarta tahun 2007, menggunakan analisis MOP Lees Marshment

    (2005). Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk menguraikan teori-teori yang digunakan

    dalam model MOP Adang Daradjatun Dani Anwar, baik konsep/teori marketing,

    konsep/teori politik, maupun konsep/teori komunikasi sendiri. Sehingga diharapkan dapat

    membantu peneliti lain, dalam menganalisa model marketing politik yang digunakan oleh

    kandidat calon lainnya, baik untuk tingkat pemilihan kepala daerah, maupun untuk tingkat

    nasional.

    7

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    8/23

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    2.1 Analisis Isi Media

    Metode yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui strategi marketing politik

    pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Adang Daradjatun Dani Anwar adalah

    metode konten analisis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa isi media.

    Media yang digunakan adalah buku Jakarta Memilih: Pilkada dan Pembelajaran

    Demokrasi, terbitan Kompas, November 2007, serta menggunakan data sekunder yang

    diperoleh melalui buku, jurnal, disertasi, internet serta tulisan-tulisan lain yang

    berhubungan dengan penelitian ini.

    2.2 Analisa Model Marketing Oriented Party Lees-Marshment (2007)

    Metode yang digunakan untuk menganalisa strategi marketing politik pasangan

    calon Gubernur dan Wakil Gubernur Adang Daradjatun Dani Anwar menggunakan

    metode analisis Market Oriented Party (MOP) model Lees-Marshment (2005). Model ini

    sebelumnya telah digunakan oleh Lees Marshment dalam bukunya Political Marketing: A

    Comparative Perspective, terbitan Manchester University Press, tahun 2005, untuk

    menganalisa dua pemilihan umum yang diadakan di UK, dan Amerika Serikat.

    Penelitian Marshment di UK menyoroti pertarungan antara dua kubu partai yang

    berhadapan, yaitu, partai Konservatif (Conservative Party) yang diketuai oleh Michael

    Howard dan partai Buruh (Labour Party) yang diketuai oleh Tony Blair. Sedangkan untuk

    pemilu di Amerika, Marsment lebih menyoroti kepada model marketing oriented party

    yang digunakan oleh partai Republik (Republican Party) dan calon presiden dari partai

    tersebut, George W. Bush.

    8

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    9/23

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Tahap 1. Market Intelligence

    Proses Pemasaran yang berhasil, terdiri dari serangkaian langkah yang

    berkesinambungan yang menurut Philip Kottler (1980, dalam Morissan, 2010, hal.56)

    terdiri atas tiga tahap, yaitu segmentasi, targeting, danpositioning. Segmentasi dasar pada

    dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur konsumen. Targeting adalah

    menentukan target pasar dengan cara memilih, menyeleksi, dan menjangkau konsumen.

    Setelah pasar dipilih, maka proses selanjutnya adalah positioning, suatu strategi untuk

    memasuki pemikiran konsumen. Positioningsendiri, penulis anggap akan lebih tepat biladibahas dalam tahap 2 dan 3 dalam model Lees Marshment, yaitu tahap design produk.

    Dalam segmentasi, masyarakat akan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan

    karakteristik tertentu. Kompleksitas dan kerumitan struktur masyarakat dicoba

    disederhanakan melalui identifikasi setiap kelompok yang menjadi penyusun utama suatu

    masyarakat. Organisasi harus memahami dengan siapa mereka berkomunikasi,

    ketidaksesuaian antara metode komunikasi dengan gaya berkomunikasi akan membuat

    pesan yang disampaikan terhambat, atau bahkan tidak dapat dikomunikasikan sama sekali.

    Metode segmentasi berangkat dari suatu premis bahwa setiap individu cenderung untuk

    berinteraksi dan berhubungan dengan orang-orang yang berbagi karakteristik sama.

    Kebersamaaan orang-orang yang berbagi karakteristik sama inilah yang membentuk suatu

    kelompok masyarakat.

    Metode Segmentasi Pasar Organisasi Sosial Politik

    DASAR SEGMENTASI DETIL PENJELASAN

    Geografi Masyarakat disegmentasi melalui geografis

    dan kerapatan populasi. Ideologi yangditawarkan akan diterima secara berbeda

    oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.

    Demografi Konsumen dapat dibedakan berdasarkan

    umur, jenis kelamin, pendapatan,

    pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial.Masing-masing kategori memiliki pendapat

    9

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    10/23

    yang berbeda-beda tentang suatu ideologi.

    Psikografi Memberikan tambahan metode segmentasi

    berdasarkan geografi. Segmentasidilakukan berdasarkan kebiasaan, life style,

    dan perilaku yang terkait dengan suatuideologi.

    Perilaku Masyarakat dapat dikelompokkan dan

    dibedakan berdasarkan ketertarikan danketerlibatan dalam politik, serta perhatian

    terhadap permasalahan politik.

    Sosial-Budaya Pengelompokkan masyarakat melalui

    karakteristik sosial dan budaya. Klasifikasi

    budaya, suku, dan etnik seringkali

    membedakan intensitas, kepentingan danperilaku terhadap permasalahan politik.

    Diadopsi dari: Firmanzah (2008).

    Dari hasil analisis media Kompas, maka segmentasi terakhir yang didapat adalah

    sebagai berikut.

    Pemilih Fauzi Bowo-Prijanto lebih banyak disumbangkan oleh pemilih berusia muda

    (17-25 Tahun), dan usia matang hingga tua (46 tahun keatas)

    Pemilih Adang Daradjatun-Dani Anwar, lebih banyak disumbang oleh pemilih

    berumur 26-45 tahun. Rentan orang-orang dalam usia ini adalah yang menginginkan

    perubahan.

    Ada kecenderungan, pemilih yang tidak bekerja (pengangguran) lebih memilih Adang

    daripada Fauzi.

    Pasangan Fauzi-Prijanto lebih besar mendapat dukungan dari warga etnis Betawi dan

    kelompok Etnis Batak dan Tionghoa.

    Pasangan Adang-Dani lebih besar mendapatkan dukungan dari etnis Sunda, Melayu,

    dan Minangkabau.

    Pemilih dari etnis Jawa dan campuran terdistribusi cukup merata.

    Adang-Dani didukung oleh kelompok Islam Muhammadiyah.

    Fauzi-Prijanto didukung oleh kelompok Islam Nahdlatul Ulama, juga cenderung

    didukung oleh yang beragama Kristen, Katolik, dan lainnya.

    10

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    11/23

    3.2 Tahap 2.Product Design

    Positioningdalam perspektif Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) adalah strategi

    komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan suatu produk,

    merek, atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga konsumen

    memiliki peranan tertentu. (Morissan, 2010). Dalam positioning, atribut produk dan jasa

    yang dihasilkan akan direkam dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif

    konsumen. Semakin tinggi atribut produk, dan bila produk tersebut mempunyai

    differensiasi dengan produk lainnya, maka konsumen akan lebih cepat menanam image

    produk tersebut di kepala mereka. Sedangkan positioning dalam perspektif Marketing

    Politik juga mengadopsi sistem ini, kandidat atau parpol harus mampu menempatkan

    produk politik dan image politik dalam benak masyarakat, dan melakukan sesuatu yangberbeda dalam meraih positioning politik. (Firmanzah, 2008). Strategi positioningpolitik

    Adang Daradjatun-Dani Anwar, akan penulis analisa melalui petikan wawancara Kompas

    dengan Adang Daradjatun, dari petikan wawancara tesebut akan penulis tentukan produk

    politik apa yang mereka tawarkan dan bagaimana persepsi target konsumen mereka saat

    menerima ide tersebut. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

    hubungan-hubungan dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Komala,

    2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah gerakan, intensitas

    stimuli, kebaruan, dan perulangan. Gerakan adalah secara visual tertarik pada objek-objek

    yang bergerak; Intensitas Stimuli adalah rangsangan yang lebih menonjol, lebih terlihat

    daripada rangsangan lainnya; Kebaruan hal-hal yang baru, luar biasa dan berbeda, dan;

    Perulangan hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan

    menarik perhatian. Dari petikan percakapan Kompas dengan Adang Daradajatun pada buku

    Jakarta Memilih: Pilkada dan Pembelajaran Demokrasi halaman 149, penulis persepsikan

    seperti di bawah ini.

    1. Produk politik Adang-Dani diarahkan atau ditujukan kepada kaum terpelajar

    dan memiliki visi ke depan, seperti kata-katanya berikut ini Jakarta sebaiknya

    diarahkan menjadi pusat ekonomi-bisnis, sedangkan pusat pemerintahan dialihkan

    ke daerah lain. Kedudukan Jakarta sebagai Ibu Kota sebaiknya diakhiri karena

    dalm jangka panjang tidak produktif. Bila ide ini dikonsumsi oleh kaum terpelajar,

    maka muncul dari persepsi mereka adalah sesuatu yang bersifat kebaruan (novelty)

    11

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    12/23

    bagi mereka. Dan kelompok terpelajar, adalah kelompok yang siap untuk menerima

    perubahan yang radikal. Faktor kebaruan sangat terasa pada petikan wawancara ini,

    sesuatu hal yang melawan status quo, melawan pakem yang ada yaitu bila terpilih,

    maka Adang-Dani akan mewujudkan pindahnya Ibu Kota ke daerah lain.

    2. Penulis perhatikan terdapat pola pengulangan, yang isinya menegaskan

    bahwa produk politik pasangan kandidat yang diusung PKS ini ditujukan kepada

    kelompok yang ingin mengadakan perubahan, dalam retorika oral Adang

    Daradjatun. Misalkan dalam petikan wawancara berikut ini (Kompas, 2007, hal.

    117). Sepanjang hidupnya, Adang mengaku dia tak pernah lepas dari idealisme dan

    pembaharuan. Kalau ada orang yang tak punya idealisme dan tak mau berubah,orang itu sudah lama mati. Hidup ini harus punya nilai tambah,ungkap ayah dari

    empat anak ini. Adang dalam wawancaranya ini juga menunjukkan bahwa produk

    politiknya adalah untuk yang ingin melakukan perubahan. Dan seringkali kelompok

    atau orang yang mengadakan perubahan ini harus terbentur dengan tradisionalisme.

    Kaum atau kelompok yang menganut tradisionalisme menganggap tradisi mereka

    bersifat tetap, tak berubah dan mereka memaksakan kepada orang lain agar

    melakukan seperti yang ia lakukan sebelumnya (Werner, 1967 dalam Nurudin,

    2005). Dalam bukunya, Sistem Komunikasi Indonesia, Nurudin mengatakan bahwa

    ada semacam kontradiksi dan pertarungan antar kelompok yang ingin maupun yang

    tidak ingin mempertahankan tradisi sebagai kerangka (acuan) dasar.

    Untuk mengetahui pembentukan image seperti apa yang dilakukan oleh Adang

    Daradjatun akan penulis coba analisis dengan analisis retorika yang akan penulis dapatkan

    dari segi etos sang pembicara, dan metode penelitiannya menggunakan analisis isi

    kualitatif. Metode ini dilakukan melalui telaah dokumen tertulis dalam internet maupun

    buku yang mendukung. Retorika oral Adang Daradjatun menurut penulis adalah merupakan

    bentuk retorika politik. Retorika politik sendiri menurut Aristoteles dalam bukunya The Art

    Of Rethoric, adalah retorika yang berisi ajakan atau desakan untuk melakukan atau tidak

    melakukan sesuatu yang berkaitan dengan berbagai masalah, pembentukan opini dan

    pencitraan dari sesuatu yang diperjuangkan dengan tujuan agar khalayak memilih atau tidak

    12

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    13/23

    memilih (Zen, 2010). Menurut Aristoteles (1991), terdapat tiga unsur pokok dalam retorika,

    yaitu etos untuk mengetahui kredibilitas sumber, logos untuk merujuk bagaimana

    membangun argumen dan penalaran, dan pathos untuk mengetahui bagaimana orator

    memainkan emosi khalayaknya.

    Dari segi etos; seperti yang tercantum dalam website resminya

    http://www.bangadang.com/profil, menunjukkan image Adang Daradjatun sebagai

    seseorang atau sosok yang:

    Sehat, aktif dan dinamis. Terlihat dari paragraf pertama Terlahir dari keluarga

    yang berkecukupan, entah dari mana sebuah cita-cita untuk menjadi polisi itu muncul.

    Dalam usianya yang ke lima puluh tujuh, postur tubuhnya tegap dan perutnya datar,

    wajahnya pun nyaris tanpa kerutan. Tentu semua ini tidak datang tiba-tiba, melainkanhasil olah tubuh sejak remaja.

    Disiplin, terencana, dan punya kemauan yang kuat, seperti yang diampilkan dalam

    paragraf kedua berikut ini Disiplin adalah kata kunciyang sudah melekat pada Adang

    Daradjatun. Hati dan pikirannya sudah bulat. Dia harus bisa membuktikan impiannya

    sejak remaja untuk masuk dan menyelesaikan pendidikan di AKABRI, agar nantinya bisa

    menjadi seorang perwira, dan bukan sekedar impian kosong.

    Sosok yang berani menentang status quo, pantang menyerah untuk mencapai

    kesuksesan, sederhana, dan sosok yang visioner. Terlihat dalam paragraf ketiga berikut ini.

    Langkah yang membawanya menjadi Wakapolri saat ini bukanlah tanpa beban. Sejak

    awal ayahnya menentang cita-citanya tersebut , sehingga beliau sempat harus meminta

    bantuan ibunda demi izin ayahnya. Sempitnya asrama polisi yang harus menampung istri

    serta seorang anaknya dalam membangun pendewasaan jiwanya, jarak yang membentang

    saat harus berdinas jauh dari keluarga, desas desus yang membanding-bandingkan serta

    mengaitkan karier sang istri dengan beliau, sampai "penghuni istana"-nya yang kerap kali

    merasa tidak puas karena tidak pernah diperkenankan mencicipi fasilitas yang bisa

    diperoleh dari kedudukannya, semua dilaluinya dengan keteguhan hati, ketegaran sikap,

    visi ke depan, yang diyakininya akan mengantarnya pada kesuksesan.

    Pembentukan Image Adang pun juga terjadi dalam setiap wawancaranya, seperti

    yang ada pada halaman 117, dalam buku terbitan Kompas. Berikut petikan-petikannya. 1)

    13

    http://www.bangadang.com/profilhttp://www.bangadang.com/profil
  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    14/23

    Sebetulnya ini alasan sentimentil. Saya sudah 58 tahun hidup di Jakarta. Saya ingin

    berbuat lebih banyak lagi untuk bangsa ini. 2) Kalau ada orang yang tak punya

    idealisme dan tak mau berubah, orang itu sudah lama mati. Hidup ini harus punya nilai

    tambah. 3) Saya tak akan membawa Jakarta ke arah ekstrem.NKRI dan Pancasila

    adalah harga mati. 4) Saya lihatPKS ini anak-anak muda yang berpendidikan tinggi.

    5) Sejak bertugas sebagai perwira Polri, saya selalu mengingatkan banyak pihak bahwa

    NKRI adalah harga mati. Jakarta adalah kota internasional, kota dengan keberagaman,

    kota tempat perwakilan luar negeri bermukim. Semua warga Jakarta harus maju, termasuk

    non-Muslim dan orang Tionghoa punya hak yang sama. Image yang dapat penarik ambil

    adalah sosok yang rela berkorban, punya keteguhan hati, mengakui keberagaman, serta

    loyal kepada organisasinya.

    Jadi kesimpulan untuk rancangan produk politik pada tahap kedua ini melalui

    analisa segmentasi pasar, target konsumen dan pembentukan image untuk meraih

    positioningadalah sebagai berikut;

    o Produk: Lebih ditujukan kepada kelompok muda yang menginginkan

    perubahan, namun harus memiliki intelektualitas yang tinggi, karena gaya

    berkomunikasi Adang cenderung masih untuk konsumsi kelas menengah ke atas.

    o Differensiasi: Bukan merupakan sisa pemerintahan lama, sehingga bukan

    perpanjangan dari status quo. Menawarkan perubahan, meski sedikit dianggap

    ekstrem oleh kaum Tradisionalis.

    o Image: Sosok yang menawarkan sutu sistem baru dan fresh, atau

    menawarkan perubahan melalui proses, tidak secara tiba-tiba. Meski kata-kata

    perubahan itu dinterpretasi berbeda oleh kelompok tradisionalis, dianggap bahwa

    perubahan yang terjadi adalah perubahan yang ekstrem.

    3.3 Tahap 3. Desain Produk

    14

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    15/23

    Produk pada dasarnya adalah segala hal yang dapat dipasarkan yang dapat

    memuaskan konsumennya ketika dipakai atau digunakan. (Morissan, 2010). Suatu produk

    menjadi suatu simbol atau disebut juga dengan simbol produk(product symbolism), yaitu

    arti atau makna dari suatu produk bagi konsumen dan apa yang mereka alami ketika

    membeli dan menggunakan produk bersangkutan. (Irwin, 1987). Perencanaan produk

    melibatkan berbagai keputusan, konsumen tidak saja melihat produk dari fisiknya semata

    namun juga hal-hal yang berada diluar itu. Sebagaimana dikemukakan oleh Belch& Belch

    bahwa: consumers look beyond the reality of the product and its ingredients.

    Sedangkan produk yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang

    kompleks, di mana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai atau seorang kandidat

    terpilih (Niffenegger, 1989). Niffenegger (1989) membagi produk politik menjadi tigakategori, 1) party platform (platform partai), 2) past record (catatan tentang hal-hal yang

    dilakukan di masa lampau), 3) personal characteristic (ciri pribadi). Seorang kandidat

    politik adalah identitas dari sebuah institusi politik yang ditawarkan kepada pemilih.Butler

    dan Collins (1994) menyatakan adanya tiga dimensi penting yang mesti dipahami dari

    sebuah produk politik, 1) person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi), 2 ) loyalty

    (kesetiaan), dan 3) mutability (bisa berubah-ubah).

    Dari kedua pendapat diatas , maka penulis akan coba menganalisa produk politik

    apakah yang ditawarkan oleh pasangan calon Adang-Dani.

    1. Program Prioritas Adang-Dani bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil

    Gubernur DKI Jakarta adalah pembangunan/pembenahan infra struktur lalu lintas

    dan alat transportasi angkutan umum, serta ketersedian lapangan kerja. (Kompas,

    2007, halaman. 149). Citra PKS sebagai partai yang bersih juga platform PKS

    sebagai partai dawah juga ikut membantu terbentuknya image pasangan calon

    tersebut.

    2. Dimensi kedua dari produk politik Adang Daradjatun-Dani Anwar adalah

    past record. Adang memiliki integritas moral yang tinggi untuk mewujudkan sistem

    dan birokrasi yang bersih dan efisien. Idealisme dan kemampuan yang dimiliki

    menjadikannnya dikenal sebagai sosok yang mempelopori reformasi di tubuh Polri.

    Adang dengan reformasi Polri-nya sukses menyipilkan Polri. (Kompas, 2007, hal.

    160). Dani Anwar sendiri adalah putra asli betawi, ia adalah salah satu kader terbaik

    15

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    16/23

    PKS di parlemen DKI Jakarta dan dikenal akan ketegasannya. Sikap dan

    keteguhannya membuat forum wartawan Ibu Kota memilihnya sebagai anggota

    dewan favorit karena kevokalannya dalam berbagai isu.. Wakil rakyat dari PKS

    dinilai bersih dan mengakar ke rakyat, Dani juga terbiasa berinteraksi dan mengakar

    ke rakyat. Pngalaman hidup yang berliku dan dihabiskan di lingkungan rakyat kecil

    menjadikan Dani memiliki komitmen untuk mendengarkan aspirasi rakyat.

    (Kompas, 2007, halaman. 161).

    3. Aspek dari Adang Daradjatun yang menonjol menurut Niniek L. Karim

    (Kompas, 2007, halaman. 129) adalah: 1) mampu menyelesaikan masalah secara

    konkret, 2) mampu menjaga harmoni antara dirinya dengan orang-orang yang

    dipimpinnya, juga di antara para bawahannya, 3) mau dan mampu mencapai tujuanyang sudah ditentukan, teratur dalam bekerja, dna bertanggung jawab atas apa yang

    sudah direncanakan. Sedangkan untuk aspek yang menonjol dari Dani Anwar,

    adalah: 1) Suka bekerja keras dan dapat diandalkan, 2) mampu menganalisa secara

    cepat dan mampu membuat keputusan yang tegas, 3) setia dan taat kepada prinsip-

    prinsip yang dianggap benar, mampu bertahan dari berbagai godaan, dan 4) mampu

    mengontrol emosi.

    Jadi kesimpulan untuk tahap ketiga ini dapat penulis ambil kesimpulan, sebagai

    berikut:

    o Achievability:

    - Jakarta akan difokuskan sebagai pusat ekonomi-bisnis, yang gunanya untuk menarik

    tenaga kerja. Namun tetap akan dibangun sesuai dengan ekonomi kerakyatan

    - Meningkatkan daya saing pasar tradisional, sektor informal potensial harus

    dikembangkan dan diintegrasikan dalam pembangunan Jakarta.

    - Revitalisasi Balai Latihan Kerja

    -Infrastruktur transportasi kota difokuskan pada mass rapid transportation (MRT)

    berbasis jalan raya (busway) dan berbasis rel (KRL).

    - Percepatan pembangunan Banir Kanal Timur serta normalisasi daerah aliran sungai

    dan ruang terbuka hijau.

    16

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    17/23

    - Perombakan personalia birokrasi untuk melakukan pembenahan dan percepatan

    pembangunan.

    - Profesionalisme menjadi syarat untuk penempatan di pos tertentu, bukan karena

    dekat dengan salah satu partai. (Kompas, 2007, hal 150-158)

    o Analisa kompetisi:

    - Garis besar program Fauzi Bowo - Prijanto tak jauh berbeda dari program Adang

    Daradjatun Dani Anwar, kecuali bahwa pasangan Adang-Dani memberikan

    perhatian yang lebih spesifik pada pengembangan ekonomi rakyat dan reformasi

    birokrasi. Bila tak ada differensiasi produk, maka program pasangan yang diusung

    PKS akan dianggap mengikuti lawan politiknya.- Lima tahun terakhir Fauzi Bowo mendampingi Gubernur DKI Jakarta sebelumnya

    Sutiyoso, sebagai wakil gubernur. Latar belakang dan pengalamannya menjadi

    kelebihan tersendiri dalam mengurus Jakarta beserta seluruh aspek

    pemerintahannya.

    - 20 Partai Politik di Jakarta bermufakat mendukung pasangan Fauzi Bowo

    Prijanto,

    - Pasangan Fauzi Bowo Prijanto dinilai lebih potensial dalam menghasilkan

    efektivitas kerja yang tinggi bagi Jakarta. Keduanya dinilai sama-sama punya sifat

    optimis dan punya pemahaman tentang Jakarta di bidang masing-masing. (Kompas,

    2007, hal 194).

    o Analisa Dukungan:

    - Petikan wawancara dari Wakil Ketua Tim Kampanye Adang-Dani, M. Cholid,

    kepada media Kompas (Kompas, 2007, hal. 88); dukungan tim sukses tidak hanya

    dari PKS, tetapi juga dari komunitas Polri karena Adang sebelumnya adalah Wakil

    Kepala Polri.

    - Petikan wawancara, M. Cholid, kepada media Kompas (Kompas, 2007, hal. 89),

    tentang elemen simpatisan Adang yang membentuk Relawan Oranye. Mereka

    umumnya keluarga yang peduli kepada Adang untuk menjelaskan visi dan misinya.

    17

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    18/23

    - Jaringan Informasi Kota, jaringan pendukung Sarwono Kusumaatmadja mendirikan

    sekitar 900 posko. Forum Betawi Rembug (FBR) membangun 186 posko.

    Kerukunan Warga Jakarta (KWJ) menggalang dukungan keluarga anggota Polri.

    (Kompas, 2007, hal. 89)

    Tahap 4 dan 5. Implementasi dan Komunikasi.

    Ketika produk itu diimplementasikan, maka produk itu harus disampaikan ke

    pemilih dengan menggunakan teknik komunikasi yang paling sesuai dan tepat guna. PKS

    yang mengususng Adang-Dani memasang iklan di media massa untuk mencari sumbangan

    dana kampanye. Petikan wawancara Ketua Adang-Dani Center, Hartono, kepada media

    Kompas. (Kompas, 2007, hal. 76). Kami punya Galibu, gerakan lima ribu, lima puluhribu, lima ratus ribu. Setiap kader dan simpatisan PKS dapat menyumbang Rp. 5000, Rp.

    50.000, Rp. 500.000, dan lebih untuk kampanye Pilkada DKI. Tindakan implementasi ini

    sesuai dengan Teori Komunikasi-Kewenangan Chester Barnard (1983). Barnard

    menyatakan ada empat premis yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima suatu

    pesan yang bersifat otoritatif.

    1. Orang tersebut harus memahami pesan yang dimaksud

    2. Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan

    tujuan organisasi

    3. Orang tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama,

    bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya.

    4. Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan

    pesan.

    (Pace dan Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Menigkatkan Kinerja Perusahaan,

    2006, hal. 57)

    Kewenangan yang berasal dari tingkat atas organisasi sebenarnya merupakan

    kewenangan nominal. Kewenangan ini menjadi nyata apabila diterima. Dengan

    pengumpulan dana yang berasal dari kader PKS sendiri, maka ini tidak akan bertentangan

    dengan tujuan PKS, sebagai partai dawah dan citra PKS sebagai partai yang bersih. Dalam

    18

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    19/23

    dawah juga dibutuhkan kerjasama antar anggota, kerjasama ini terlihat jelas dengan sistem

    patungan yang dilancarkan oleh PKS. Kader PKS lebih cepat memahami maksud patungan

    dana ini, disebabkan PKS dikenal sebagai partai dengan dukungan kader yang solid dan

    militan (Kompas, 2007, hal. 217). Satu perintah dari otorisasi atas partai, atau pihak yang

    berwenang, yaitu ketua Tim Kampanye, akan lebih cepat didengarkan oleh kelompok

    dibawahnya.

    Tahap 6. Kampanye

    Kampanye Adang Daradjatun Dani Anwar, memakai media massa, membuat

    spanduk, poster, dan buku. Tim sukses juga menjadi petugas public relations dan menjalin

    komunikasi dengan jurnalis. Salah satu petikan wawancara dari Wakil Ketua TmKampanye Adang-Dani, M. Cholis, kepada Kompas, menunjukkan bahwa dalam

    kampanyenya isu-isu politik juga diangkat untuk memberikan alasan mengapa harus

    memilih Adang-Dani. Isu pembaruan dan perubahan lebih mengena kepada kaum muda.

    Mereka lebih well-informed , menerima informasi dan fakta tentang Jakarta. (Kompas,

    2007, hal. 89). Salah satu media cetak yang digunakan untuk kampanye adalah harian

    Warta Kota, yang oplahnya hampir 200.000 eksemplar, tersebar di wilayah Jakarta, Bogor,

    Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Agaknya tim kampanye Adang Daradjatun

    Dani Anwar lebih mengincar surat kabar yang beroplah besar di Jabodetabek. (Kompas,

    2007, hal. 77). Maksud kampanyenya adalah untuk mengajak masyarakat bersama-sama

    membenahi kota guna mewujudkan Jakarta yang modern, aman, dan sejahtera (Kompas,

    2007, hal. 83). Spanduk-spanduk yang dipasang dimaksudkan untuk menggugah kesadaran

    warga Jakarta pada berbagai masalah di kotanya, kesadaran ini diharapkan menjadi langkah

    awal untuk mengajak masyarakat melihat Adang-Dani sebagai pasangan yang dapat

    memimpin dan menyelesaikan berbagai persoalan tersebut (Kompas, 2007, hal. 84).

    Iklan politik khususnya iklan audio-visual, menurut Falkowski, Cwalan, dan Kaid

    (dalam Efriza, Pasyah, dan Pito, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik

    Sampai Korupsi, hal. 221), memainkan peranan strategis dalam political marketing, dalam

    hal ini iklan berguna untuk beberapa hal, yaitu:

    1. Membentuk citra kandidat dan sikap emosional terhadap kandidat.

    19

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    20/23

    2. Membantu para pemilih untuk terlepas dari ketidakpastian pilihan karena

    mempunyai kecenderungan untuk memilih kontestan tertentu.

    3. Alat untuk melakukan re-konfigurasi citra konsumen.

    4. Mengarahkan minat untuk memilih kandidat tertentu.

    5. Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional.

    6. Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih terhadap

    kandidat dan even-even politik.

    Hubungannnya dengan even kampanye, terlihat jelas bahwa tipe propaganda

    maupun persuasi sangat mendominasi iklan-iklan kampanye suatu partai/kandidat. Untuk

    itu penulis menggunakan Teori Peluru (the bullet theory) dikenal pula sebagai Teori Jarum

    Suntik (the hypodermic needle theory) dan Melvin De Fleur (1982) menyebutnya sebagaiteori mekanistik stimulus respons. Yang tujuan penggunaan teori ini adalah untuk

    menyatakan bahwa (meminjam istilah Lily dan Lily) kekuatan media sangat fantastis dalam

    merubah opini publik. Terlihat dari peningkatan jumlah pemilih Adang Daradjatun Dani

    Anwar, yang justru jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah pemilih PKS sendiri pada pemilu

    2004 untuk area DKI Jakarta.

    Tahap 7. Pemilihan

    Hampir semua penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga dalam Pilkada

    Jakarta 2007 menunjukkan Adang Daradjatun Dani Anwar yang diusung sendirian oleh

    Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh suara lebih dari 40 %. Peraihan suara yang

    relatif besar menunjukkan bekerjanya mesin politik PKS untuk meningkatkan simpati

    pada calonnya. Kondisi berbeda terjadi pada pasangan Fauzi Bowo Prijanto yang

    didukung 20 Parpol, tetapi hanya meraih kurang dari 60 persen suara. (Kompas, 2007, hal.

    251-252). Dukungan untuk Adang Daradjatun paling tinggi diperoleh dari kelompok

    ekonomi menegah. Kelompok dengan pengeluaran perbulan Rp. 1 juta-Rp. 1,5 juta adalah

    pendukung terbesar (22,9 %) (Kompas, 2007, hal. 256). Rentang perolehan suara yang tak

    terlalu besar berdasar pada quick count lembaga-lembaga survei menunjukkan sebagian

    besar pemilih (77,8%) di DKI Jakarta ternyata sudah menentukan siapa calon yang akan

    dipilih jauh hari sebelumnya.

    20

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    21/23

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kampanye yang dilancarkan oleh kedua belah pihak adalah bentuk kampanye saling

    sindir, namun menurut peneliti CSIS, Indra Jaya Piliang, tidak banyak manfaat yang dapat

    dipetik dari pemasangan berbagai spanduk. Spanduk-spanduk hanya berisi slogan-slogan

    yang tidak jelas, namun tidak menjawab masalah rakyat. Seharusnya spanduk-spanduk ituberisi kalimat-kalimat konkret yang dapat menjawab permasalahan rakyat. Hal senada juga

    disampaikan pakar Komunikasi Politik, Effendi Ghazali, penduduk Jakarta adalah

    masyarakat yang paling melek politik dan informasi dibandingkan masyarakat kota lain di

    ibukota. Dengan demikian, mereka lebih membutuhkan janji atau program yang kongkret

    dari masing-masing calon dan tak hanya saling menyindir.

    Bagi pemilih rasional, kedua program Calon Gubernur dan Wakil Gubernur ini,

    tidak menyentuh akar permasalahan warga Jakarta. Tidak adanya program nyata untuk

    mengatasi kemacetan yang ditawarkan, hanya sekedar membangun busway, subway, jalur

    khusus pejalan kaki, tidak menyentuh esensi dari masalah kemacetan di Jakarta. Ada

    beberapa hal yang seharusnya diperhatikan oleh kedua pasangan tersebut, misalkan seperti

    pembeberan APBD Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Calon dapat menunjukkan bahwa

    APBD Jakarta masih lemah dalam mengatasi masalah kemacetan, sehingga dapat

    menjajnjikan jika terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubrnur, dapat menaikkan APBD

    atau menganggarkan APBD untuk mengatasi kemacetan. Atau misalkan membeberkan

    kelemahan perundang-undangan dalam sistem tata kota yang terkait dengan masalah halte

    pinggir jalan. Janji yang dapat diutarakan adalah, diharuskannya setiap angkutan umum

    untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di halte yang akan dibangun di jalan-jalan

    yanh terbukti rawan kemacetan. Tentu saja peraturan ini harus ditegakkan oleh pihak yang

    berwajib seperti Kepolisisan. Untuk masalah PKL, calon dapat menjanjikan pembangunan

    21

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    22/23

    pasar dengan pajak yang murah dengan fasilitas layaknya Mal untuk menampung PKL

    yang berjualan di pinggir jalan.

    DAFTAR PUSTAKA

    BUKU

    Aristoteles. 2007.Politik (La Politica). Jakarta: Visimedia.

    Ardial. 2010. Komunikasi Politik. Jakarta: Indeks.

    Budiardjo, Miriam.1977.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Firmanzah. 2008. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan

    Obor Indonesia.

    ________. 2008. Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik. Jakarta:

    Yayasan Obor Indonesia.

    Kompas. 2007. Jakarta Memilih: Pilkada dan Pembelajaran Demokrasi. Jakarta: Penerbit

    Buku Kompas.

    Lilleker, D. G. and Jennifer Lees-Marsment. 2005. Political Marketing: A Comparative

    Perspective.UK: Manchester University Press.

    M.A, Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana

    Prenada Media Group.

    Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Perkasa.

    22

  • 8/6/2019 Strategi Marketing Politik Adang Daradjatun - Dani Anwar

    23/23

    Nursal, Adman. 2004. Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: PT.

    Gramedia Pustaka Utama

    Pace, Wayne R dan Faules, Don. 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan

    Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

    Pito, Andrianus Toni et al. 2006. MengenalTeori-teori Politik: Dari Sistem Politik Sampai

    Korupsi. Bandung: Nuansa Cendekia.

    Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:

    Media Pressindo.

    DISERTASI

    Zen, Fathurin. 2010. Radikalisme Islam Dalam Retorika Politik Indonesia (Analisis

    Retorika Para Elt Partai Politik Islam Tentang Radikalisme Islam Pada Era Konsolidasi

    Demokrasi Indonesia). Jakarta: Universitas Indonesia.

    SITUS

    http://www.bangadang.com/profil

    www.bps.go.id

    www.jakarta.go.id

    http://www.bangadang.com/profilhttp://www.bangadang.com/profilhttp://www.bps.go.id/http://www.jakarta.go.id/http://www.bangadang.com/profilhttp://www.bps.go.id/http://www.jakarta.go.id/