strategi komunikasi pengurus keluarga alumni...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI
PENGURUS KELUARGA ALUMNI PONDOK
PESANTREN AL HASAN (KAPPAH) KOTA CIAMIS
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SILATURAHMI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Ulfah Nurazijah
Nim: 11140510000029
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Ulfah Nurazijah (11140510000029)
Strategi Komunikasi Pengurus Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan (KAPPAH) Kota Ciamis dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi
Organisasi KAPPAH ini dibentuk atas dasar keinginan
para alumni yang ingin tetap menjalin silaturahmi. Seiring
perkembangan teknologi yang semakin canggih, tentu
memudahkan siapa saja melakukan komunikasi. Namun pada
kenyataannya masih banyak yang mengabaikan akan komunikasi
efektif. Seperti halnya yang terjadi pada pengurus KAPPAH
mengenai kurang terbukanya jalur komunikasi, sehingga sulitnya
meningkatkan motivasi silaturahmi. Salah satu faktor
penghambatnya seperti masih banyak yang mengabaikan
komunikasi, minder, malu, sehingga para pengurus segera
melakukan strategi komunikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana strategi
komunikasi pengurus KAPPAH berdasarkan model perencanaan
komunikasi Philips Lesly dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi? Apa faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi?
Pelaksanaan strategi komunikasi tentu harus dilakukan
dengan adanya kerjasama dalam suatu organisasi maupun
lembaga. Seperti halnya menyebarluaskan informasi dengan baik,
maka akan terciptanya komunikasi efektif. Dalam penyampaian
pesan tersebut diberikan motivasi agar bisa merangkul kembali
alumni dalam kekeluargaan. Jika adanya faktor penghambat,
maka pengurus segera mengadakan rapat untuk merencanakan
beberapa strategi. Sehingga dengan mengadakan beberapa agenda
bisa menarik perhatian alumni yang memang belum pernah
melakukan silaturahmi.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan masuk ke dalam jenis deskriptif. Dimana penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu fenomena
secara detail. Kemudian diperjelas dengan model perencanaan
komunikasi Philips Lesly. Sebelum pelaksanaan program
hendaknya dilakukan kegiatan komunikasi baik itu secara
langsung ataupun melalui media sosial.
ii
Hasil penelitian ini yaitu dengan melakukan beberapa
strategi komunikasi dalam meningkatkan motivasi silaturahmi.
Pada model perencanaan komunikasi Philips Lesly yang
digunakan pengurus KAPPAH menggunakan dua tahapan utama
yaitu organisasi yang ingin menggerakan kegiatan dan publik
yang menjadi sasaran kegiatan. Tahapan organisasi terdiri dari
empat tahapan yaitu analisis dan riset, perumusan kebijakan,
perencanaan program pelaksanaan, kegiatan komunikasi.
Kemudian bagian dari publik yaitu adanya feedback, evaluasi dan
penyesuaian, lalu kembali pada organisasi. Maka dengan begitu
organisasi bisa mengetahui strategi yang harus dilaksanakan
untuk kinerja pengurus yang lebih baik.
Kata kunci: Strategi komunikasi, Kappah, Motivasi, Silaturahmi,
Organisasi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat dan hidayah
Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita yakni
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, serta
tabiin tabiatnya.
Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu
menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari pihak lain. Semua
ini karena bimbingan, nasehat, motivasi dari semua pihak yang
diberikan kepada penulis. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang
disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan
dalam menempuh program studi Strata (S1) pada jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief Subhan,
MA, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Suparto,
M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, MA, serta Wakil Dekan
iv
III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Bapak Dr.
Suhaimi, M. Si.
2. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Bapak Drs. Masran M. Ag, dan Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Fita Fathurokhmah,
M. Si.
3. Bapak Dr. A Ilyas Ismail, MA sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membantu
mengarahkan seluruh mahasiswa/i untuk mengikuti proses
kegiatan akademik.
4. Dosen Pembimbing skripsi, Ibu Hj. Kalsum Minangsih,
MA. Terima kasih banyak atas bimbingan dan arahannya,
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmunya melalui belajar kepada penulis
semasa kuliah. Seluruh Staf Tata Usaha (TU) dan Staf
Pepustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Sesepuh Pondok Pesantren Al Hasan H. Fuad Solahudin,
H. Ilan Mochamad Fauzan sebagai Ketua Umum
KAPPAH, dan salah satu alumni H. Irfan Soleh, S.Th.I,
MBA yang telah memberikan kesempatan dan waktunya
kepada penulis, sehingga penulis bisa melakukan
penelitian di Pondok Pesantren Al hasan mengenai
strategi komunikasi KAPPAH (Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan).
v
7. Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku
tercinta Ayahku H. Sirozudin dan Ibuku Hj. Iim Syamsiah
yang telah mencurahkan kasih sayangnya, memberikan
motivasi, perhatian, dukungan moril maupun materil.
Terima kasih banyak atas pengorbanan dan do’a-do’a
yang dipanjatkan setiap hari. Teruntuk kakak-kakaku A
Deden Haeruman Azam beserta istri Teh Asmi dan Teh
Dais Nuralawiyah beserta suami A Kamal yang selalu
memberikan semangat kepada adiknya.
8. Genk positif sebuah nama grup yang terlahir dari kisah
positif. Zulfa, Nadya Maulina, Nursolehah, Kinanti
Pingkan T. Terima kasih banyak telah menemani hari-hari
penulis semasa kuliah, semoga tetap terjalin persahabatan.
Girls generation Fitri Luthfiana, Syifa Khoerunnisa, Ema
Fatimah, Wiwi Wihdatulaliyah, Amelia Khoirotunnisa,
Ummi Mukaromah, Dina Azizah, Awidatusiqoh dan
teman-teman HIQMA seperjuangan yang memberikan
banyak kenangan, dan saling mendukung.
9. KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) Galuh Jaya, kakak
senior, seangkatan, ade-adenya juga yang selalu penuh
perhatian kepada penulis. Teman-teman KKN SINERGIS
164 yang sampai ini masih menjaga kekompakan,
kekeluargaan, ku ucapkan rasa syukur karena
dipertemukan dengan kalian.
10. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan
satu-persatu, diantaranya Maya Muslika, Farhaniah
vi
Nurfadila, Loli Tamara P, Perwita Suci, KPI A dan KPI
angkatan 2014.
Demikian ucapan terima kasih yang bisa penulis berikan.
Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan mereka
dengan sebaik-baiknya balasan. Meskipun terdapat banyak
kekurangan dari penyusunan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 09 Oktober 2018
Ulfah Nurazijah
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
E. Metodologi Penilitian ........................................................ 9
1. Pendekatan Penelitian ................................................... 9
2. Subjek dan Objek Penelitian ....................................... 10
3. Tehnik Pengumpulan Data .......................................... 11
4. Tehnik Analisis Data ................................................... 12
5. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 13
F. Kajian Pustaka ................................................................ 13
G. Sistematika Penulisan ..................................................... 15
viii
BAB II LANDASAN TEORITIS ............................................ 17
A. Strategi ............................................................................ 17
B. Komunikasi ..................................................................... 18
1. Unsur-Unsur Komunikasi ........................................... 19
2. Proses Komunikasi ...................................................... 21
C. Strategi Komunikasi ........................................................ 24
1. Pengertian Strategi Komunikasi .................................. 24
2. Tujuan Strategi Komunikasi ........................................ 25
3. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi ...................... 26
4. Fungsi Strategi Komunikasi ........................................ 28
D. Pengertian Motivasi ........................................................ 29
E. Silaturahmi ...................................................................... 31
F. Pesantren ......................................................................... 36
G. Model Perencanaan Komunikasi Philips Lesly .............. 37
BAB III GAMBARAN UMUM .............................................. 40
A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al Hasan .................. 40
B. Sejarah singkat KAPPAH (Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan) ............................................................... 42
C. Visi, Misi ......................................................................... 43
D. Tujuan ............................................................................. 44
E. Program Kerja ................................................................. 44
F. Struktur Organisasi ......................................................... 45
G. Tugas dan Fungsi ............................................................ 47
H. Sarana dan Prasarana ...................................................... 48
I. Logo KAPPAH ............................................................... 49
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................... 51
ix
A. Strategi Komunikasi Pengurus KAPPAH (Keluarga
Alumni Pondok Pesantren Al Hasan) dalam Meningkatkan
Motivasi Silaturahmi .............................................................. 51
1. Organisasi .................................................................... 53
2. Publik .......................................................................... 66
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi ............................... 79
BAB V PENUTUP .................................................................... 85
A. KESIMPULAN ............................................................... 85
B. SARAN ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 89
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Unsur-unsur Komunikasi .............................................. 52
Tabel 2 Model Perencanaan Komunikasi Philips Lesly ............ 56
Tabel 3 Model Perencanaan Komunikasi Philips Lesly ............ 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kantor pengurus KAPPAH ......................................... 2
Gambar 2 Pengajian Bulanan ....................................................... 5
Gambar 3 Diskusi Antar Alumni ............................................... 23
Gambar 4 Silaturahmi Perangkatan ........................................... 24
Gambar 5 Memperingati Isra Mi’raj .......................................... 46
Gambar 6 Rihlah Alumni ........................................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang aktifitas
kesehariannya melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi
pada dasarnya merupakan proses penyampaian dan
penerimaan lambang-lambang (pesan) yang mengandung arti
antara komunikator dan komunikannya, dengan tujuan
mewujudkan kesamaan makna. Agar komunikasi dan
informasi berlangsung efektif, maka seorang komunikator
perlu memahami strategi komunikasi dengan baik. Strategi
sebagai suatu (rangkaian) kebijakan, maka menjadi penting
untuk mengetahui cara atau teknik tentang perumusan
kebijaksanaan.1
Pada era berkembanganya teknologi, berkomunikasi
sangat mudah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
yang sedang berkembang pada saat ini. Melalui media sosial
ataupun pesan elektronik memudahkan seseorang
berkomunikasi bahkan dengan jarak yang sangat jauh.
Kemudahan ini memiliki dampak yang sangat berpengaruh
kepada kehidupan seseorang, organisasi ataupun lembaga.
Maka daripada itu, sangat mudah untuk menjalin komunikasi
dengan siapa pun. Akan tetapi pada kenyataannya masih
1 Bintoro Tjokroamidjojo, Teori & Strategi Pembangunan Nasional,
(Jakarta: CV Haji Masagung, 1988), h. 13.
2
banyak orang yang mengabaikan dalam hal berkomunikasi
sehingga tidak menghasilkan komunikasi efektif.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung bisa
menciptakan kesamaan makna, saling memahami antara
komunikator dan komunikan, sehingga dalam prosesnya akan
tercipta komunikasi efektif, contoh seperti seseorang yang
melaksanakan silaturahmi. Silaturahmi merupakan bentukan
dari bahasa Arab dari kata silaturrahim, dan istilah ini berasal
dari dua kata yakni: shilah yang berarti hubungan atau
sambungan, dan rahim memiliki arti peranakan. Istilah-istilah
tersebut merupakan sebuah simbol hubungan baik, penuh
kasih sayang antar karib kerabat yang asal usulnya berasal
dari satu rahim.2
Biasanya silaturahmi secara khusus dikategorikan untuk
keluarga, sanak saudara atau dikatakan dengan keturunan.
Namun kata silaturahmi juga biasa digunakan untuk umum
bagi semua orang, seperti silaturahmi kepada sahabat, teman,
alumni lembaga maupun anggota organisasi. Salah satu cara
melakukan silaturahmi ini bisa dilaksankan secara tatap muka
atau melalui media sosial. Dalam silaturahmi di contohkan
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi
seluruh umat Islam. Beliau pertama kali di utus oleh Allah
SWT untuk memperbaiki akhlakul karimah manusia di bumi.
Akhlakul karimah yaitu sama dengan akhlak terpuji atau baik,
mencakup semua perkataan, perbuatan yang benar dan
2 M. Quraish Shihab, Jurnal Bimas Islam, Mengoptimalkan Daya Guna
Silaturahmi di Kalangan Umat Islam, (Jakarta: DEPAG, 2008), h. 27.
3
muncul pada diri manusia dengan sendirinya. Hal tersebut
bisa terjadi karena kebiasaan seseorang dalam kehidupan
sehari-harinya melakukan akhlak terpuji. Dengan
menanamkan akhlak terpuji maka akan terciptanya kehidupan
yang baik pula. Salah satu contoh akhlak terpuji yaitu dengan
melakukan atau menjaga silaturahmi. Silaturahmi merupakan
amalan yang sangat ditekankan Allah SWT agar menjaga
silaturahmi antar kerabat.
Allah SWT menyeru hambanya berkaitan dengan
silaturahmi dalam QS. An Nisa 4:1
م رقيبايك
ان عل
رحام إن هللا ك
ألون به وا
سآءل
ذي ت
قوا هللا ال وات
Artinya:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’
4:1).
Dalam ayat tersebut dijelaskan agar manusia selalu
bertakwa kepada Allah dan bisa menjaga hubungan
silaturahmi dengan sesama umat manusia, karena
sesungguhnya Allah menjaga dan mengawasi apa yang kita
perbuat.
Seiring perkembangan teknologi pada saat ini tidak
memungkinkan bahwa silaturahmi ataupun berkomunikasi itu
bisa dilakukan dengan baik. Pada kenyataannya masih banyak
4
orang yang mengabaikan silaturahmi, komunikasi, maka dari
itu kegiatan tersebut adanya hambatan yang
mempengaruhinya. Tidak hanya dalam organisasi, bahkan di
lingkup keluarga pun masih banyak yang acuh akan
silaturahmi dengan sesama kerabat. Pada kegiatan silaturahmi
tentu berkaitan dengan komunikasi, karena dalam ruang
lingkupnya terdapat beberapa orang. Jika ingin menghasilkan
komunikasi yang efektif, maka harus terciptanya pemahaman
pentingnya komunikasi bagi orang atau organisasi.
Secara sosial, seseorang yang banyak bersilaturahmi,
maka akan dimudahkan rezeki, panjang umur, juga adanya
peluang bisnis. Bersilaturahmi tidak hanya dilaksanakan di
rumah kediaman, tetapi bisa juga berlangsung di tempat-
tempat lain. Sebab, inti daripada silaturahmi adalah
menyambung yang putus, mendekatkan yang jauh dengan
cara saling memaafkan.
Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan silaturahmi di
ruang lingkup pesantren seharusnya bisa menjadi contoh
bahwa alumni pesantren selalu menjaga kekeluargaannya.
Pesantren sendiri merupakan suatu lembaga dan wahana
agama sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji” ilmu
agama islam. Dalam lembaga pesantren terdapat ciri-ciri khas
yaitu, memiliki Kyai, memiliki santri mukim, adanya asrama
santri, mushola atau masjid tempat sholat, memiliki kajian
pembelajaran kitab. Pondok pesantren sebagai lembaga tidak
5
hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga
mengandung makna keaslian.3
Ketika seseorang menjadi santri di pondok pesantren tentu
sangat identik dengan rasa kekeluargaan. Namun setelah
dinyatakan menjadi alumni banyak yang lupa akan
silaturahmi dan sulit untuk berkomunikasi. Seperti halnya
pada pondok pesantren Al Hasan yang berlokasi di kota
Ciamis, pesantren ini didirikan pada tahun 1986. Pimpinan
pondok pesantrennya bernama KH. Muhammad Syarif
Hidayat. Kemudian, di bawah naungan pondok pesantren ini
terdapat ikatan alumni dengan nama keluarga alumni pondok
pesantren Al Hasan (KAPPAH) yang didirikan atas dasar
keinginan alumni untuk merangkul dan menyatukan para
alumni dengan silaturahmi. Ketua KAPPAH ini bernama H.
Ilan Mochamad Fauzan. Organisasi ini terbentuk dari tahun
1990. Sejak awal didirikannya organisasi ini belum
terbentuknya kepengurusan, serta dalam memberikan dan
menyebarluaskan informasi masih kurang memadai karena
belum banyaknya pengguna teknologi, hasilnya hanya
beberapa orang saja yang ikut menjalankan organisasi.
Namun seiring berjalannya waktu dan semakin
berkembangnya teknologi tentu adanya perubahan,
peningkatan dalam organisasi KAPPAH. Pengurus alumni ini
memiliki kendala dalam hal komunikasi, sehingga
memerlukan strategi komunikasi agar bisa meningkatkan
3 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994),
h.6.
6
kinerja kepengurusan dalam rangka meningkatkan motivasi
silaturahmi pengurus serta alumni.
Adanya permasalahan yang dialami pengurus ikatan
alumni ini terlihat bahwa kurang terbukanya komunikasi
antara pengurus dan para alumni, kemudian masih banyaknya
alumni yang kurang peduli dalam kegiatan komunikasi,
mereka mengabaikan pesan yang diterimanya terutama
melalui media sosial. Dalam hal ini pengurus KAPPAH mulai
merencanakan strategi komunikasi untuk meningkatkan
silaturahmi, salah satunya dengan memberikan informasi
mengenai rencana kegiatan melalui media sosial untuk
meningkatkan motivasi silaturahmi alumni. Menurut
Sukamto, motivasi adalah tingkah laku yang dilatarbelakangi
oleh adanya kebutuhan dan diarahkan kepada pencapaian
suatu tujuan agar kebutuhan terpenuhi.4
Tujuan pengurus merencanakan strategi komunikasi
meningkatkan silaturahmi ini yaitu untuk mempererat
kekeluargaan dengan saling berbagi pengalaman, tolong-
menolong juga membuka jalur bisnis. Beberapa informasi
kegiatan yang disebar pengurus KAPPAH kurang
menghasilkan feed back baik dari khalayak atau para
alumninya, karena memang dalam penyampaian pesannya
kurang begitu menarik, sehingga tidak timbulnya motivasi
agar alumni bisa menghadiri suatu acara yang telah
4 Yuliyatun, Jurnal ADDIN, Media Dialektika Ilmu Islam-Studi Al Qur’an
Tentang Makna Motivasi, (Kudus: Pusat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, 2011), h. 259.
7
diagendakan. Dalam rangka meningkatkan motivasi
silaturahmi baik itu secara langsung atau tidak langsung,
maka pengurus KAPPAH ini mengadakan beberapa agenda
yang bertujuan bisa merekatkan kembali kekeluargaan
alumni. Kegiatan tersebutt diantaranya mengadakan pengajian
bulanan setiap satu bulan sekali, bersilaturahmi dengan para
kiai, melaksanakan ramah tamah dengan beberapa angkatan
alumni yang berbeda, diskusi melalui media sosial, rihlah
pesantren dan lainnya. Hasilnya yaitu agar saling mengenal
dari beberapa angkatan, memperbanyak ikatan persaudaraan,
memperdalam ilmu agama, menumbuhkan rasa kekeluargaan.
Dalam mempertahankan agenda tersebut, maka pengurus
KAPPAH ini harus melakukan dan mengetahui bagaimana
strategi komunikasi yang baik agar bisa memberikan hal
positif dan memotivasi baik untuk pengurus ataupun alumni
lainnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, akhirnya penulis tertarik
untuk membahas dan mendalami skripsi yang berjudul:
“Strategi Komunikasi Pengurus Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan (KAPPAH) Kota Ciamis dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka peneliti membatasi masalah
agar ruang lingkup pada penelitian bisa lebih fokus,
8
terarah dan tidak meluas. Oleh karena itu peneliti
membatasi penelitian ini hanya pada strategi
komunikasi pengurus KAPPAH.
2. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis,
maka perlu dibuat perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi pengurus KAPPAH
berdasarkan model perencanaan komunikasi Philips
Lesly dalam meningkatkan motivasi silaturahmi?
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat
pengurus keluarga alumni pondok pesantren Al
Hasan dalam meningkatkan motivasi silaturahmi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui strategi komunikasi pengurus KAPPAH
berdasarkan model perencanaan komunikasi Philips
Lesly dalam meningkatkan motivasi silaturahmi.
2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat
pengurus keluarga alumni pondok pesantren Al Hasan
dalam meningkatkan motivasi silaturahmi.
9
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan informasi, guna memperkaya teori komunikasi
yang berkaitan dengan strategi komunikasi. Kemudian
juga dapat memberikan tambahan referensi dan
perbandingan bagi selanjutnya dalam studi ilmu
komunikasi khususnya mahasiswa jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
untuk masyarakat, mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian strategi komunikasi dan mengetahui pentingnya
strategi komunikasi dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi. Proses penyampaian komunikasi kepada
khalayak baik secara langsung maupun melalui media
sosial bisa sampai dengan baik.
E. Metodologi Penilitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang dihasilkan dari data yang artinya catatan
atas kumpulan fakta. Data yang dikumpulkan berupa kata-
10
kata, gambar, dan bukan angka-angka.5 Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk
memberikan fakta-fakta atau kejadian secara sistematis
dan akurat.6 Penelitian jenis ini biasanya memiliki dua
tujuan yaitu untuk mengetahui perkembangan fisik dan
mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial
tertentu.
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok
tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
mengungkapkan dan mendeskripsikan secara faktual,
akurat dan sistematis mengenai bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh pengurus keluarga
alumni pondok pesantren Al Hasan (KAPPAH) dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi melalui teknik
observasi, pengumpulan data wawancara, dan
dokumentasi.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah
pengurus keluarga alumni pondok pesantren Al Hasan
(KAPPAH) sebagai sumber untuk peneliti mendapatkan
keterangan dan data. Adapun yang menjadi objek
5 Lexy, J, Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet-23, h. 11. 6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Praktek, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), h. 47.
11
penelitiannya adalah strategi komunikasi pengurus
KAPPAH dalam meningkatkan motivasi silaturahmi.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun untuk melakukan penelitian ini terdapat
tiga teknik pengumpulan data yang digunakan
melalui:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Peneliti
mengamati langsung objek yang akan diteliti seperti
dengan melihat perkembangan dan hasil kinerja
pengurus dalam meningkatkan motivasi silaturahmi.
Dalam hal ini peneliti mengamati kegiatan dan strategi
komunikasi yang dilakukan oleh pengurus keluarga
alumni pondok pesantren Al Hasan (KAPPAH) dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi, contohnya
peneliti mengikuti beberapa kegiatan yaitu pengajian
bulanan, diskusi antar alumni, dengan begitu peneliti
bisa mengetahui faktor pendukung dan faktor
penghambatnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Menurut Burhan Bungin wawancara adalah dimana
12
pewawancara dapat leluasa melacak ke berbagai arah
guna mendapatkan informasi yang selengkap
mungkin.7 Dalam melakukan kegiatan wawancara ini
peneliti mengadakan wawancara langsung dengan
ketua KAPPAH yang bernama H. Ilan Mochamad
Fauzan angkatan tahun 2003, alumni angkatan tahun
2005 bernama H. Irfan Soleh S. Th.I, MBA dan
sesepuh pondok pesantren KH. Fuad Solahudin
angkatan tahun 1988.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.8 Teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen dan berkaitan
dengan apa yang diteliti. Data tersebut berupa buku,
media massa, foto, untuk melengkapi penelitian.
Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung pengurus
KAPPAH untuk memperoleh dokumen-dokumen
terkait dengan kebutuhan penelitian.
4. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis
dengan teknik triangulasi, yaitu menggabungkan
ketiga hasil data sementara dari observasi, wawancara
7 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 67. 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 82.
13
dan dokumentasi kemudian dikumpulkan untuk dibuat
kesimpulan. Data-data yang sudah terkumpul diolah
atau direvisi kembali menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Peneliti tentunya
bertindak sebagai pengamat, hasil penelitiannya diolah
dan disajikan dengan cara melaporkan data,
menerangkan dan memberi gambaran mengenai data
yang terkumpul secara apa adanya, kemudian
disimpulkan.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Al
Hasan Kota Ciamis, JL. Jenderal Ahmad Yani, No.
120, Kertasari, Kec. Ciamis, Kab. Ciamis, Prov. Jawa
Barat.
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Setelah penulis mencari dan melihat judul skripsi yang
ada di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, ada beberapa judul skripsi yang membahas
mengenai meningkatkan silaturahmi di antaranya:
1. Peran Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Darul
Makmur (IPELMASDAM) dalam Menjaga Silaturahmi
Mahasiswa di Banda Aceh, yang di susun oleh Nur
Rauzah pada tahun 2017, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, jurusan Manajemen Dakwah .
14
Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana peran
organisasi ikatan pelajar mahasiswa darul makmur
(ipelmasdam) dalam menjaga silaturahmi mahasiswa
Banda Aceh.9 Persamaan dengan skripsi yang saya
bahas yaitu sama-sama ingin menjaga ikatan
silaturahmi antar alumni yang berbeda angkatan.
Perbedaannya yaitu dari caranya mengenai peran
pengurus dalam organisasi dan pada skripsi yang saya
bahas mengenai strategi komunikasi pengurusnya.
2. Metode Dakwah Jama’ah Tabligh dalam
Meningkatkan Silaturahmi dengan Masyarakat di
Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota
Baru, yang di susun oleh Tarmizi pada tahun 2016,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam. Dalam skripsi ini
membahas tentang bagaimana metode dakwah jama’ah
tabligh dalam meningkatkan silaturahmi dengan
masyarakat Kota Baru.10 Persamaan dengan skripsi
yang saya bahas yaitu suatu organisasi yang ingin
meningkatkan silaturahmi khalayak. Perbedaannya
yaitu dilihat dari cara nya, skripsi yang berkaitan
dengan pembahasan saya menggunakan metode
dakwah kepada masyarakat, dan pada skripsi saya
9 Nur Rauziah, Peran Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Darul
Makmur (IPELMASDAM) dalam Menjaga Silaturahmi Mahasiswa di Banda
Aceh, UIN Ar- Rainy Darussalam-Banda Aceh, 2017. 10 Tarmizi, Metode Dakwah Jama’ah Tabligh dalam Meningkatkan
Silaturahmi dengan Masyarakat di Kelurahan Sidomulya Barat Kecamatan
Tampan Kota Baru, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2016.
15
sekelompok pengurus melakukan strategi komunikasi
untuk alumninya.
Perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian
yang akan penulis lakukan dapat dilihat dari subjek,
dan lokasi penelitian yang berbeda. Penelitian ini lebih
mengarah kepada strategi komunikasi yang dilakukan
oleh pengurus keluarga alumni pondok pesantren Al
Hasan (KAPPAH) dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah susunan
karya tulis dalam bentuk laporan hasil penelitian yang
merupakan karya ilmiah.11 Untuk mempermudah
penulisan, maka penulis membuat sistematika yang terdiri
dari beberapa bab, yaitu:
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini penulis menerangkan secara garis
besar mengenai latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.
BAB II: Landasan Teoritis
Pada bab ini peneliti menguraikan landasan teori
yang digunakan dalam penelitian yaitu strategi,
komunikasi, strategi komunikasi, teori model perencanaan
11 Azyumardi, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi, (Ceqda, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 11.
16
komunikasi Philips Lesly, pengertian motivasi,
silaturahmi serta pesantren.
BAB III: Gambaran Umum
Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat,
visi-misi dan tujuan, program kerja, logo, serta struktur
kepengurusan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Al
Hasan (KAPPAH).
BAB IV: Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan
penelitian tentang strategi komunikasi Pengurus Keluarga
Alumni Pondok Pesantren Al Hasan (KAPPAH) dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi.
BAB V: Penutup
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan
saran dari hasil penelitian Strategi Komunikasi Pengurus
Keluarga Alumni Pondok Pesantren Al Hasan dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi, serta memberikan
saran sebagai bahan yang bisa dipertimbangkan untuk
melengkapi kekurangan yang ada.
17
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Strategi
Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu suatu
ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk
melakukan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai,
atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.1
Pada hakikatnya strategi berasal dari bahasa Yunani kuno
yang berarti “seni berperang”. Dalam konteks awalnya,
strategi diartikan sebagai suatu hal yang dilakukan oleh para
jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh
dan memenangkan peperangan. Menurut William F. Glueck
bahwa strategi adalah rencana yang dipersatukan,
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau
lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk
meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan dicapai
dengan pelaksanaan tepat oleh organisasi itu.2
Strategi merupakan suatu proses untuk melakukan
perumusan dan penentuan rencana untuk mencapai suatu
tujuan jangka panjang. Kemudian diperkuat oleh Marthin-
Anderson mengatakan bahwa strategi adalah seni dimana
1 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online, 2018. 2 William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,
(Jakarta: Erlangga, 1987), edisi II, h. 24.
18
melibatkan kemampuan pikiran untuk membawa semua
sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan
memperoleh keuntungan maksimal dan efisien.3
Strategi juga dilakukan oleh suatu organisasi dalam
merealisasikan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Dengan begitu ketika melaksanakan strategi perlu
adanya tindakan yang dilakukan serta sumber yang menjadi
faktor pendorong dalam mewujudkan tujuan organisasi.
B. Komunikasi
Istilah komunikasi merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris communication yang dikembangkan di Amerika
Serikat. Komunikasi yang dilakukan hendaknya memakai
lambang-lambang atau bahasa yang mempunyai kesamaan
arti antara orang yang memberi pesan dengan orang yang
menerima pesan. Jika orang yang memberi pesan dan yang
menerima pesan tidak menyamakan maknanya, maka tidak
terjadi komunikasi yang efektif.4
Sedangkan secara terminologi komunikasi merupakan
proses menyampaikan suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Seseorang yang berkomunikasi berarti
mengharapkan orang lain bisa ikut berpartisipasi atau
bertindak sesuai tujuan. Komunikasi menurut beberapa tokoh
diantaranya:
3 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), h. 61. 4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), h.19-
20.
19
1. Harold D. Laswell mengatakan bahwa komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
“siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”,
“kepada siapa”, dan akibat atau hasil apa” (Who? Says
what? In wich channel? To whom? With what effect?).
2. Everett M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi
adalah proses dimana suatu ide dialihkan sumber kepada
penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.
3. Hovland, Janis, dan Kelley: 1953 mengatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).5
1. Unsur-Unsur Komunikasi
Tabel Unsur-Unsur Komunikasi
Tabel 1. Unsur-Unsur Komunikasi
5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 21.
Sumber Pesan Media Penerima Efek
Umpan balik
20
a. Sumber
Sumber disini yaitu seorang komunikator atau pihak yang
menyampaikan pesan kepada penerima. Fungsi dari
komunikator yaitu sebagai encoding, artinya orang yang
memformulasikan pesan atau informasi yang kemudian
disampaikan kepada orang lain. Tentunya seorang
komunikator harus menguasai bentuk, model, dan strategi
komunikasi untuk mencapai tujuannya. Sumber sering disebut
dengan banyak istilah antara lain: komunikator, pengirim,
atau dalam bahasa Inggris disebut source, encoder, sender.6
b. Pesan
Pesan merupakan pernyataan yang disampaikan pengirim
kepada penerima. Dalam pesan harus mempunyai inti pesan
sebagai pengarah mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah
pernyataan sebagai panduan pikiran, perasaan, ide, informasi,
keluhan, dan lain sebagainya.
c. Media
Media merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber atau komunikator kepada
penerima. Media disini tentunya bisa melalui surat kabar,
film, televisi, internet. Media alternatif juga seperti brosur,
spanduk, stiker, poster dan semacamnya.
6 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 34.
21
d. Penerima
Penerima atau disebut dengan komunikan adalah orang
yang menerima pesan dan menjadi sasaran oleh komunikator.
Fungsinya sebagai decoding yaitu orang atau khalayak yang
menginterpretasikan, menerjemahkan, menganalisi isi pesan
yang diterimanya.
e. Efek
Efek disini ialah mengenai apa yang dirasakan,
dipikirkan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Efek juga bisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan perilaku seseorang. Dengan begitu efek diartikan
sebagai perubahan, penguatan keyakinan pada pengetahuan,
sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.
f. Umpan Balik
Umpan balik merupakan tanggapan atau respon yang
diberikan oleh penerima sebagai penerimaan dari
komunikator. Dalam bahasa Inggris umpan balik sering
disebut feedback, reaction, response.
2. Proses Komunikasi
a. Proses Komunikasi Tatap Muka
Pada komunikasi tatap muka ini tentunya melalui proses
komunikasi dengan cara saling bertemu dan bertatap muka
dalam suatu acara atau tempat tertentu. Komunikasi tatap
muka ini sering juga disebut komunikasi langsung, karena
seorang komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya
22
pada saat itu juga. Komunikasi ini diklarifikasikan menjadi
dua jenis:
1. Komunikasi Antarpersona
Komunikasi ini yaitu komunikasi antara komunikator
dengan seorang komunikan. Komunikasi ini dianggap paling
efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, juga perilaku
seseorang, karena sifatnya berupa percakapan. Pentingnya
situasi komunikasi ini yaitu agar bisa mengetahui diri
komunikan dengan lengkap, seperti mengetahui namanya,
pekerjaannya, pendidikannya, pengalamannya dan sebagainya
dengan tujuan mengubah sikap, pendapat, perilaku.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok ini juga termasuk kepada
komunikasi tatap muka, karena berada dalam situasi
berhadapan dan saling melihat. Sama halnya dengan
komunikasi antarpersona yaitu menimbulkan arus balik secara
langsung. Menurut Sasa Djuarsa komunikasi kelompok
merupakan interaksi tatap muka tiga orang atau lebih individu
guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki
seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan
masalah, sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya.7
b. Proses Komunikasi Bermedia
Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang
menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu
pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya atau banyak
7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 124.
23
jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan
komunikasi secara tidak langsung, dan adanya konsekuensi
arus balik yang kurang baik. Komunikator tidak mengetahui
tanggapan komunikan pada saat ia berkomunikasi. Dalam
melancarkan komunikasi menggunakan media, maka
komunikator harus lebih matang mempersiapkan rencana agar
berhasilnya komunikasi efektif. Komunikan yang dijadikan
sasaran terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Komunikasi bermedia massa
Media masa tentunya digunakan untuk melakukan
komunikasi dengan orang yang jaraknya jauh. Media ini
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti radio,
televisi surat kabar. Seperti memberi informasi melalui radio
dengan penjelasan mengenai sesuatu yang akan diadakan.
2. Komunikasi bermedia nirmasa
Dalam kehidupan sehari-hari tentu manusia menggunakan
kecanggihan teknologi dengan cara mengirim atau menerima
pesan. Penyampaian pesan seseorang tentu berbeda-beda,
seperti halnya suatu organisasi memiliki keperluan untuk
menyebarluaskan informasi kegiatan. Seperti melalui
spanduk, pamflet, poster, telepon, surat, telegram.
Kepentingan dalam bermedia nirmasa ini tetap efektif, karena
pesan-pesan yang telah dibuat bisa tersampaikan kepada
orang yang jaraknya jauh.8
8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 11.
24
C. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan
komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus
mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis
harus dilaksanakan, dalam arti bahwa pendekatan bisa
berbeda sewaktu-waktu, bergantung pada situasi dan kondisi.9
Menurut pakar Middleton (1980) menyatakan bahwa
strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari
semua elemen komunikasi, mulai dari komunikator, pesan,
saluran (media), penerima sampai pada pengaruh atau efek
yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.10
Strategi komunikasi yang terpenting dilakukan oleh suatu
organisasi yaitu peran antara komunikator, komunikan dan
pesan, dari ketiga unsur tersebut tentu akan membantu
jalannya strategi komunikasi. Tujuannya untuk mencapai
komunikasi yang efektif. Apabila dalam proses komunikasi
ada faktor penghambat, perubahan, maka komunikator harus
bisa mengambil langkah dan tindakan secara tepat, agar
strategi yang sudah direncakan bisa tercapai. Pemilihan
strategi merupakan langkah krusial (rumit) yang memerlukan
penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi.
9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 32. 10 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 61.
25
Karena jika pemilihan strategi keliru maka hasil yang
diperoleh tidak sesuai, terutama adanya kerugian dari segi
waktu, materi dan tenaga.11
Komunikasi yang dilakukan seorang komunikator tentu
harus memahami strategi komunikasi yang akan digunakan,
berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif
ditentukan oleh strategi komunikasi, dan tentunya
memerlukan adanya perencanaan, karena konsep komunikasi
akan dilihat sebagai suatu proses penyebaran atau pertukaran
informasi.
2. Tujuan Strategi Komunikasi
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
b. To establish acceptance, yaitu pembinaan atau
pengelolaan pesan yang diterima oleh komunikan.
c. To motivate action, yaitu mendorong komunikan untuk
melakukan tindakan sesuai yang kita inginkan.12
Tiga tujuan ini sangat berkaitan erat karena yang pertama
harus memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang
diterimanya, kemudian jika komunikan sudah mengerti
dengan pesannya maka penerima harus dibina dan kegiatan
dimotivasikan.
11 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 62. 12 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 32.
26
3. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi
Dalam menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan faktor pendukung dan
penghambat. Akan lebih baik jika dalam strategi komunikasi
diperhatikan dibutuhkan komponen-komponen komunikasi
serta faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi.13
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi maka perlu mengetahui
sasaran komunikasi. Hal ini sangat bertujuan dengan
komunikasi terhadap komunikan. Dalam proses mengenali
sasaran terdapat faktor yang perlu diperhatikan dari
komunikator, yaitu:
1) Faktor Kerangka Referensi
Pesan yang disampaikan kepada komunikan harus
disesuaikan dengan kerangka referensi dan itu terbentuk dari
perpaduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma, status
sosial dan cita-cita. Maka dengan begitu pesan yang
disampaikan kepada khalayak melalui media massa harus
bersifat informatif, umum, dapat dimengerti oleh semua
orang.14
2) Faktor Situasi dan Kondisi
Faktor situasi disini yaitu situasi komunikasi pada saat
komunikan akan menerima pesan yang disampaikan seperti
adanya hambatan pada saat komunikasi berlangsung tiba-tiba
13 Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi: Filososfi, Konsep, dan
Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 116. 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 32.
27
ada hujan, suara gemuruh petir, maka itu akan mengganggu
suasana dan sehingga komunikan tidak memperhatikan saat
berkomunikasi. Kemudian kondisi yaitu keadaan fisik dan
psikis komunikan pada saat ia menerima pesan. Apabila
komunikan dalam keadaan marah, bingung, sakit, maka
komunikasi tidak akan efektif.
b. Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi tentu banyak sekali macamnya, untuk
dapat mencapai sasaran komunikasi maka kita dapat memilih
media tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Dari
sekian media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan
pasti, karena masing-masing media memiliki kelebihan dan
kekurangan.
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi tentu mempunyai tujuan, dalam hal ini
harus menentukan teknik yang harus dipakai. Pesan
komunikasi terdiri atas pesan dan lambang, isi pesan
komunikasi bisa satu tetapi lambang yang dipergunakan bisa
berbagai macam. Lambang yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi ialah bahasa. Tanpa penguasaan bahasa
hasil pemikiran bagaimanapun tidak dapat dikomunikasikan
kepada orang lain secara tepat.
d. Peran Komunikator dalam Komunikasi
Dalam melancarkan komunikasi adanya faktor penting
bagi seorang komunikator, yaitu:
28
1. Daya tarik sumber
Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi
dengan daya tarik sumber yang mampu mengubah sikap,
opini dan perilaku komunikan. Jika pihak komunikan merasa
ada kesamaan makna atau memahami isi pesan dengan apa
yang disampaikan komunikatornya, maka komunikan tersebut
bisa memahami dan percaya pada isi pesan tersebut.
2. Kredibilitas sumber
Faktor kedua agar komunikasi berhasil yaitu adanya
kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini
bersangkutan dengan pengalaman atau pengetahuan
seseorang, serta bersangkutan dengan profesi, keahlian yang
dimiliki.15
4. Fungsi Strategi Komunikasi
Dalam proses komunikasi tentunya strategi komunikasi
sangat diperlukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
suatu kegiatan komunikasi efektif. Bahwasannya seiring
berkembangnya teknologi saat ini tentu memudahkan siapa
saja dalam melakukan komunikasi. Strategi komunikasi baik
secara makro maupun mikro mempunyai fungsi ganda, yaitu:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik
kepada sasaran untuk memperoleh hasil maksimal.
b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa begitu
15 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 32.
29
ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
budaya.16
Peran komunikasi dalam strategi komunikasi sangat
penting, agar komunikator selaku pelaksana bisa mengadakan
suatu perubahan apabila ada yang mempengaruhi. Karena
suatu pengaruh tersebut bisa saja hadir sewaktu-waktu, dan
faktor tersebut bisa terdapat pada media, komunikan,
sehingga efek yang diharapkan tidak bisa tercapai. Dengan
begitu strategi komunikasi merupakan seluruh rencana dan
cara yang digunakan untuk melancarkan suatu komunikasi
dengan memperhatikan seluruh aspek komunikasi yang sudah
ditentukan.
D. Pengertian Motivasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), motivasi
yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Motivasi adalah dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif
yang berarti dorongan, rangsangan atau daya penggerak yang
ada dalam diri seseorang.17
Motivasi juga merupakan salah satu unsur pokok dalam
perilaku seseorang juga sebagai proses psikologi.
16 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 28. 17 Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi: Filososfi, Konsep, dan
Aplikasi, h. 107.
30
Berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai,
dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi apa
yang timbul ketika semua itu berlangsung.18
Scunk dan Pintrich (1996) mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan yang membuat individu melakukan
suatu pekerjaan tertentu dan membantu individu mencapai
target perkerjaannya tersebut. Motivasi juga memberikan arah
dari sebuah tindakan individu agar lebih konsisten dalam
mencapai tujuannya. Motivasi memerlukan suatu aktivitas,
baik itu secara fisik atau mental. Aktivitas fisik ditandai
dengan sebuah usaha, ketekunan, dan tindakan terbuka
lainnya. Sedangkan aktivitas mental ditandai dengan
tindakan-tindakan kognitif seperti perencanaan, berlatih,
pengorganisasian, pemantauan, membuat keputusan,
memecahkan masalah, dan menilai kemajuan.
Menurut Uno (2007) mengungkapkan bahwa motivasi
merupakan dorongan internal dan ekternal dalam diri
seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan
minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita,
penghargaan dan penghormatan.
Menurut Sargen (Siagian, 2004) motivasi yaitu sesuatu
yang membuat seseorang bertindak, kemudian adanya
dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
dihadapinya.19
18 Martinis Yamin, Teori Motivasi dalam Ilmu Manajemen, (Jambi: Media
Akademika, 1986), h. 61. 19 Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi: Filososfi, Konsep, dan
Aplikasi, h. 107.
31
Menurut White (1959), yang mengusulkan konsep
motivasi kompetensi, yaitu ide bahwa orang termotivasi
untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,
menguasai dunia mereka sendiri dan memproses informasi
secara efisien.20
Ketika pengurus ikatan alumni bisa mencapai tujuan
mereka, maka pencapaian tersebut merupakan bentuk dari
kemampuan mereka dalam menjalankan kinerja organisasi.
Keyakinan yang tumbuh mengenai motivasi berguna untuk
menetapkan tujuan selanjutnya. Pengurus alumni yang
memotivasi kepada alumni lainnya bisa menemukan
pembelajaran selanjutnya dan tentu akan membantu dalam
mengembangkan motivasi selanjutnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana cara mendorong seseorang agar
bisa memberikan gairah dan keterampilan untuk mewujudkan
tujuan. Seperti halnya dalam meningkatkan motivasi
pengurus serta para alumni agar bisa menjaga silaturahmi dan
tidak memutuskan kekeluargaan.
E. Silaturahmi
1. Pengertian Silaturahmi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, silaturahmi
merupakan tali persaudaraan atau persahabatan.21 Silaturahmi
20 Ridwansyah, Pengaruh Motivasi Belajar di Pondok Pesantren
Terhadap Prestasi Belajar Santri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h.
20. 21 Ebta Setiawan, KBBI Online, (Kemdikbud: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2018).
32
merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa
berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan
melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk
melaksanakan amal shalih ini. Semakin mudahnya alat
transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat
kaum muslimin bersilaturahmi. Silaturahmi juga
mendekatkan diri kepada orang lain setelah selama ini jauh,
kemudian menyambung kembali komunikasi berdasarkan
rasa kasih sayang di antara mereka. Keutamaan
menghubungkan silaturahmi seperti dalam hadist:
ان عن سهل بن معاذ نا زبث ال حد
قهيعة
نا ابن ل
ث نا حسن حد
ث بن حد
فال أ
ه ق ن
م أ
يه وسل
عل
ى الل
صل
بيه عن رسول الل
س عن أ
نضل أ
عطي من م عك وت
طصل من ق
ن ت
ضائل أ
ف ال
ن ش ح عم
صف
تمك نعك وت
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami (Hasan) telah
menceritakan kepada kami (Ibnu Lahi'ah) berkata; telah
menceritakan kepada kami (Zabban) dari (Sahl bin Mu'adz
bin Anas) dari (Bapaknya) dari Rasulullah Shallallahu'
alaihiwasallam beliau bersabda: "Keutamaan yang paling
utama adalah kamu menyambung orang yang telah
memutusmu, kamu memberi orang yang tidak pernah
memberimu dan mememaafkan orang yang mencelamu".
(HR. Imam Thabrani)22
Sifat individualisme sangat mewarnai kehidupan sosial
dan budaya. Sampai saat ini masih menipisnya kepedulian
terhadap orang lain, kecenderungan hanya memikirkan
22 Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Syarah Mukhtarul Hadist, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2018), h. 164.
33
kepentingan individu. Kehidupan seperti ini telah membudaya
dan sulit diperbaiki. Maka istilah silaturahmi bisa dikatakan
sebagai kegiatan rutinitas bulanan atau tahunan, bahkan
dijadikan tempat berlindung diri dari beberapa kesalahan
yang pernah diperbuat. Akibatnya silaturahmi yang dilakukan
tidak melahirkan sikap peduli antar sesama.23
2. Manfaat Silaturahmi
Manfaat adalah hikmah yang bisa dialami semua orang.
Dalam kajian silaturahmi ini tentu banyak sekali manfaat
yang di dapatkan oleh orang yang melaksanakan silaturahmi,
lebih baik lagi jika silaturahmi tersebut diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan dilakukan dengan hati yang ikhlas
maka manfaatnya akan terasa, diantaranya yaitu:
a. Terciptanya persaudaraan dan persahabatan,
mencakup ukhuwah basyariyyah (persaudaraan
kemanusiaan) dan ukhuwah khalaqiyah (persaudaraan
semakhluk) dengan jalan memberi rahmat dan kasih
sayang.
b. Memperpanjang umur, melalui keberhasilan
memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
c. Menghasilkan hubungan yang harmonis, mencegah
timbulnya stress. Ia melahirkan ketenangan, kecerahan
pikiran untuk lebih berkonsentrasi.24
23 Abu Bakar, Dialogia, Silaturahmi Dalam Sunnah Nabawiyah,
(Ponorogo: Waris Darmuji, 2003), h. 28. 24 M. Quraish Shihab, Mengoptimalkan Daya Guna Silaturahmi di
Kalangan Umat Islam, h. 30-31
34
d. Mudah rezeki, bukan hanya keberkahannya melainkan
juga memperoleh tambahan secara materil. Allah akan
melapangkan dan mempermudah orang-orang yang
senang bersilaturahmi. Istilah lain mendapatkan rezeki
yang barokah, maksudnya kemudahan untuk
mencukupi segala kebutuhan.
e. Seseorang yang senang melakukan silaturahmi,
kemudian seseorang tersebut meninggal dunia, maka
tidak mudah terlupakan dan selalu terkenang. Seperti
jasa-jasanya akan tetap bermanfaat untuk
kemaslahatan orang lain.25
3. Larangan Memutuskan Silaturahmi
Jika setiap muslim memperhatikan dan menjalankan
perintah silaturahmi, maka kepedulian akan terus tertanam
dalam jiwa setiap muslim juga menumbuhkan kepedulian
sosial secara meluas. Adanya makna ukhuwah fillah atau
persaudaraan karena Allah, tujuan suci bagi orang-orang yang
mengajakan mengenai kejujuran, keimanan, keikhlasan.
Sesungguhnya itulah yang dinamakan kekuatan iman
seseorang yang membekas pada hatinya dipenuhi rasa cinta,
kasih sayang, saling menghormati. Maka perasaan bersaudara
secara tulus inilah yang akan melahirkan pribadi mukmin
yang mempunyai rasa kasih sayang yang jujur serta ikhlas.26
25 Abu Bakar, Dialogia, Silaturahmi Dalam Sunnah Nabawiyah, h. 35. 26 Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1994), h. 12.
35
Seperti dalam surat Al Hujurat ayat 10:
ر م ت
كعل ل
ٱلل
قوا م وٱت
ويك
خ بين أ
صلحوا
أ فوة
منون إخ
ؤ ما ٱل حمون إن
Artinya:
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab
itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.”
Penjelasana ayat di atas, bahwa orang-orang mukmin
adalah saudara dan ibarat satu bangunan, jika kepedihan
menimpa salah satu diantara mereka, maka yang lain juga ikut
merasakan. Damaikanlah antara kedua saudara kalian apabila
mereka berdua bersengketa dan bertakwalah kepada Allah
supaya kalian mendapat rahmat.
Kemudian orang yang memutuskan silaturahmi dapat
menimbulkan malapetaka dan termasuk dosa besar. Seperti
dalam surat QS. Muhammad ayat 22:
م رحامك
عوا أ
طقرض وت
فسدوا في األ
ن ت
يتم أ
ولهل عسيتم إن ت
ف
Artinya:
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan
hubungan kekeluargaan?.”
Maksud dari ayat tersebut yaitu jika seseorang
memalingkan diri dari iman, kemudian dia membuat
kerusakan di muka bumi serta memutuskan hubungan
kekeluargaan, maka mereka seperti kembali ke ahlak jahiliyah
yaitu gemar menimbulkan kerusakan.
36
F. Pesantren
Pesantren adalah yang lazim disebut dengan istilah
pondok atau tempat tinggal para santri. Di Indonesia istilah
pesantren lebih popular dengan sebutan pondok pesantren.
Pesantren merupakan subkultur pendidikan di Indonesia
sehingga dalam menghadapi pembaharuan akan memberikan
warna yang unik.27
Begitu juga sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang
mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga
pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi
pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan.
Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang
umumnya menetap di pesantren. Tempat dimana para santri
menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan istilah
pondok. Pondok pesantren juga tentunya menciptakan banyak
generasi dari tahun ke tahun disebut dengan alumni.
Alumni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu
sekolah atau perguruan tinggi. Ada pula yang mengatakan
alumnus dalam kamus yang sama memiliki arti orang yang
telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atu perguruan
tinggi. Jika dilihat tentu kita melihat perbedaannya. Alumni
merupakan bentuk jamak dari alumnus, karena alumni
27 Abuddin Nata, MA, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung:
Angkasa, 2003), h.115.
37
menunjukan banyak orang, sedangkan alumnus merupakan
bentuk tunggal yang hanya menunjukan satu orang saja.
G. Model Perencanaan Komunikasi Philips Lesly
Model ini di definisikan sebagai gambaran sistematis
dengan menunjukan potensi-potensi tertentu yang berkaitan
dengan aspek dari sebuah proses. Kemudian model juga bisa
menggambarkan cara menunjukan sebuah objek, yang mana
di dalamnya dijelaskan mengenai suatu pemikiran, proses dan
hubungan yang mendukungnya.
Model perencanaan komunikasi yang dibuat oleh Philips
Lesly pada tahun 1972 ini terdiri atas dua komponen utama,
yaitu organisasi yang ingin menggerakan kegiatan dan publik
yang menjadi sasaran kegiatan. Pada komponen organisasi
terdapat empat tahapan, yaitu analisis dan riset, perumusan
kebijaksanaan, perencanaan program pelaksanaan, kegiatan
komunikasi. Kemudian pada komponen publik terdapat dua
tahapan, yaitu umpan balik dan evaluasi.
Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
38
Tabel 2. Model Perencanaan Komunikasi oleh Philips
Lesly
1. Organisasi
a. Analisis dan Riset
b. Perumusan Kebijakan
c. Perencanaan Program Pelaksanaan
d. Kegiatan Komunikasi
2. Publik
a. Umpan Balik
b. Evaluasi
Organisasi sebagai pengelola kegiatan, bisa dalam bentuk
lembaga pemerintah, perusahaan atau organisasi sosial.
Perencanaan Program Pelaksanaan
Organisasi Analisa dan Research
Kegiatan Komunikasi
Perumusan Kebijakan
Publik
Feedback
Evaluasi dan Penyesuaian
39
Tentunya suatu organisasi memerlukan tenaga dalam
menangani masalah komunikasi, dan perlunya kerjasama.
Dalam komponen organisasi maka adanya langkah pertama
analisis dan riset yaitu mengetahui permasalahan yang
dihadapi, kedua perumusan kebijakan yaitu mencakup dengan
strategi yang akan digunakan, ketiga perencanaan program
pelaksanaan yang tentunya sudah disiapkan sumber daya
yang akan digunakan seperti dana, tenaga, fasilitas, dan
keempat kegiatan komunikasi yaitu tindakan yang harus
dilakukan dengan membuat dan menyebarluaskan informasi,
baik itu melalui media massa maupun melalui saluran-saluran
komunikasi lainnya.
Kemudian publik merupakan komponen kedua yang
menjadi sasaran kegiatan organisasi. Dalam komponen ini
langkah yang harus dilakukan adalah umpan balik dan
evaluasi atau penyesuaian. Umpan balik tersebut melalui
wawancara atau fokus grup diskusi. Tujuannya untuk
mengetahui pendapat, ide, keluhan, dan saran dari khalayak.
Berdasarkan hasilnya, maka dijadikan bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan,
peningkatan dan penyesuaian program yang akan dilakukan
oleh organisasi atau lembaga pelaksana.28
28 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 70-71.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al Hasan
Pondok pesantren Al Hasan berlokasi di tempat yang
strategis yaitu di wilayah kabupaten Ciamis, 500 meter dari
pusat kota, Gedung Negara Kabupaten Ciamis, tepatnya di Jl.
Jenderal Ahmad Yani No.120, Lingkungan Bolenglang,
Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis
46213, Provinsi Jawa Barat. Al Hasan ini didirikan pada
bulan Desember tahun 1986 oleh Kyai Dr. Mustofa Hasan
dengan beberapa yang ikut mendirikan pondok pesantren ini
yaitu KH. Muhammad Arsyad, KH. Asikin, Drs. KH. Udin
Saefudin. Nama Al Hasan ini merupakan sebuah khas
muwaqif tanah pendirian pondok pesantren Al Hasan yang
bernama KH. Hasan.
Kemudian sampai saat ini pesantren Al Hasan di pimpin
oleh KH. Muhammad Syarif Hidayat, beliau adalah kiyai
muda alumni pondok pesantren Miftahul Huda Manonjaya
Tasikmalaya, serta salah satu murid dari ulama besar yang
kharismatik yaitu Uwa Ajengan (KH. Choer Affandy).
Tujuan didirikannya pesantren ini yaitu mencetak kader-kader
muslim yang berakhlak mulia dan dapat menyebarluaskan
ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin, sehingga dapat
diamalkan oleh semua lapisan masyarakat. Karakteristik
pesantren Al Hasan ini yaitu memadukan sistem pembinaan
santri dari pendidikan formal tingkat SMP, SMA/MAN, dan
Perguruan Tinggi untuk mengkaji kitab-kitab di Pesantren. Al
41
hasan juga membenah diri untuk tidak sekedar mengkaji
kitab-kitab klasik, namun telah memodernisasikan sistem
pesantren dengan mendirikan lembaga-lembaga pendukung
kegiatan pesantren.1
Amanat Pengasuh Pondok Pesantren Al Hasan:
a. Perteguh Jiwa dan Ahwal Kesantrian
b. Tuntut Ilmu, pertebal iman, dan perkaya amal sampai
akhir hayat
c. Jadilah orang yang memberi manfaat kepada umat
dengan galah yang ada
d. Kaya kreatifitas yang disertai mujahadah dan
istiqomah akan mengantarkan seseorang ke pintu
kesuksesan
e. Perluas persahabatan, persempit permusuhan
f. Agungkan agama Allah, kalau ingin ditolong Allah
g. Kita tidak banyak uang, tetapi banyak potensi untuk
dijadikan uang
h. Jadilah diri sendiri agar percaya diri
i. Jihad dan mati syahid komitmen muslim sejati
j. Pertahankan akidah ahlussunah wal jama’ah
Adanya amanat pengasuh tersebut bertujuan untuk
mengingatkan santri dan alumni agar bisa menerapkan
amalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan bisa
memberikan manfaat bagi yang mengamalkannya.
1 Al Hasan, Pesantren Terpadu, (Ciamis: Pesantrenku, 2018).
42
B. Sejarah singkat KAPPAH (Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan)
Berdirinya organisasi KAPPAH yaitu pada 5 februari
tahun 1990, salah satu pendirinya yaitu Asep Saefulloh,
Pendi, Misbah, dan alumni lainnya. Organisasi ikatan alumni
ini diberi nama KAPPAH (Keluarga Alumni Pondok
Pesantren Al Hasan), nama tersebut merupakan hasil diskusi,
kesepakatan secara bersama. KAPPAH ini berada dibawah
naungan pondok pesantren Al Hasan. Dibentuknya organisasi
KAPPAH yakni atas dasar para alumni yang ingin
menghubungkan tali silaturahmi.
Sejak awal didirikannya organisasi ini masih sangat pasif
dalam meningkatkan kinerja kepengurusan, kurangnya
dukungan dari alumni, sehingga pada saat itu belum terlihat
kesuksesan dalam menjalanka organisasi. Namun pada tahun
2002 mulai lagi dibentuk struktur pengurus agar lebih
terfokuskan dalam menjalankan tugas masing-masing
sehingga bisa tercapainya tujuan bersama. Pada tahun 2002
juga para pengurus yang telah dibentuk mulai merilis agenda
kegiatan KAPPAH agar bisa menarik perhatian para alumni.
Salah satunya yaitu mengadakan agenda tahunan reuni akbar
sekaligus milad pondok pesantren Al Hasan. Kemudian
seiring perkembangan zaman, teknologi yang semakin
canggih, maka mempermudah pengurus KAPPAH untuk
terus memperbaiki kinerja. Setiap tahun pengurus terus
43
memperbaiki dalam hal kinerja dengan menambahkan
berbagai kegiatan yang khusus untuk para alumni.2
C. Visi, Misi
Visi dan misi merupakan suatu aspek penting dalam suatu
organisasi, karena setiap langkah yang dilakukan tentunya
mengacu pada visi misi yang telah dibuat. Maka dengan
begitu perlu adanya pembinaan yang terarah, agar bisa
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam pencapaian tujuan
tersebut, maka pondok pesantren Al Hasan ini memiliki visi
dan misi yang jelas sebagai penuntun langkah kedepannya.
a. Visi KAPPAH (Keluarga Alumni Pondok Pesantren
Al Hasan)
Menciptakan keluarga alumni yang selalu
mengedepankan akhlakul karimah, dan menjaga
silaturahmi dengan baik.
b. Misi:
1) Mengembangkan solidaritas, kepedulian alumni untuk
mengenalkan almamater
2) Membentuk kekeluargaan yang harmonis sesama
alumni melalui silaturahmi
3) Membangun komunikasi antar alumni agar terciptanya
hubungan saling tolong-menolong
2 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochammad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
44
D. Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir atau segala sesuatu yang
ingin dicapai suatu organisasi. Dengan begitu tujuan
didirikannya pengurus KAPPAH (keluarga alumni pondok
pesantren Al Hasan) ini adalah untuk merangkul kembali
alumni-alumni sehingga bisa menumbuhkan kekeluargaan
dengan cara meningkatkan silaturahmi.
E. Program Kerja
Program merupakan suatu rancangan atau rencana,
tentunya pada setiap lembaga, kelompok organisasi, atau
bahkan negara juga memiliki program rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan. Adanya program kerja dalam suatu
organisasi bertujuan untuk memberikan perubahan yang
semakin baik dari sebelumnya. Maka dengan begitu pengurus
KAPPAH (keluarga alumni pondok pesantren Al Hasan) ini
juga memiliki beberapa program untuk lebih meningkatkan
kinerja organisasi, diantaranya yaitu:
a. Menetapkan agenda reuni akbar
b. Pengajian bulanan
c. Diskusi antar alumni
d. Silaturahmi alumni perangkatan kepada guru-guru
e. Memperingati Isra Mi’raj
f. Rihlah alumni pondok pesantren Al Hasan
Program-program tersebut dibuat dalam rangka
meningkatkan motivasi silaturahmi pengurus serta alumni
pondok pesantren Al Hasan. Begitupun juga agar bisa
45
mengukur keberhasilan pengurus mengenai seberapa
meningkatkah alumni yang peduli terhadap agenda yang
dilaksanakan.3
F. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan suatu gambaran mengenai
hubungan kerjasama serta di dasarkan pada tanggung jawab
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi tentu
mengalami berbagai perubahan dari tahun ke tahun.
Perubahan tersebut akan terlihat dari bagaimana kinerja yang
dilakukan para pengurus yang terikat di dalmnya.
Setiap organisasi memerlukan adanya struktur organisasi,
karena dengan struktur organisasi yang jelas tentu akan
mempermudah dalam melaksanakan tanggung jawab yang
ada pada suatu lembaga atau organisasi tersebut. Kemudian,
dalam suatu organisasi pasti membutuhkan sumber daya
manusia, karena manusialah yang mengelola, mengerjakan
tugas, dan juga memberi pengetahuan agar semakin tumbuh
dan berkembang organisasi yang dijalankan. Adanya struktur
bisa menjadikan suatu organsasi mengkhususkan tugas yang
berhubungan dengan proses produksi.4
Begitu pula organisasi KAPPAH membentuk struktur
organisasinya untuk bisa lebih meningkatkan kinerja
3 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochammad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB. 4 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 31.
46
kepengurusan dalam pelaksanaan program yang sudah
direncakan.
Struktur Pengurus KAPPAH
No JABATAN NAMA
1. Ketua Umum A. Ilan Mochamad Fauzan
2. Ketua 1 Jaja Solihin
3. Ketua 2 Nurzaman
4. Sekretaris 1 Hendar Nuryaman
5. Sekretaris 2 Aditiya Nugraha
6. Bendahara 1 Arif Furqon
7. Bendahara 2 Iwan Abdul Aziz
8. Bidang Pendidikan - Dede Dian Rahayu
- Ana Mahmud Rifai
9. Bidang Dakwah - Hendri Ramdani
- Husni Tamrin
10. Bidang Politik - Dian Prayoga
- Abdul Halim
11. Hubungan Masyarakat - Iyus Hamdani
- Wawan Gusmawan
47
G. Tugas dan Fungsi
a. Ketua Umum
Ketua umum adalah penanggungjawab utama dari suatu
organisasi tersebut. Tugasnya yaitu mengatur beberapa
kebijakan, menetapkan susunan kepengurusan, menetapkan
program kerja.
b. Ketua 1 dan 2
Ketua 1 dan 2 ini disebut juga dengan ketua harian,
tentunya membantu ketua umum dalam menjalankan
tugasnya mengenai organisasi KAPPAH. Tugasnya
menjalankan tugas rutin, menyelenggarakan rapat,
bertanggung jawab kepada ketua umum.
c. Sekretaris 1 dan 2
Dalam berbagai organisasi posisi sekretaris sangat
penting, karena posisinya tidak jauh dengan pemimpin bisa
juga dikatakan sebagai asisten. Tugasnya yaitu berkaitan
dengan surat-surat, membuat proposal, mencatat hasil rapat.
d. Bendahara 1 dan 2
Bendahara adalah orang yang membuat pembukuan dan
mengatur keuangan organisasi. Tugas pertamanya yaitu
membuat rencana anggaran pengeluaran. Karena suksesnya
suatu acara juga ditentukan dari segi keuangan yang dimiliki.
e. Bidang Pendidikan
Divisi bidang pendidikan ini bisa mengusulkan program
kegiatan, mendata aktifitas yang dilakukan, membangun
48
hubungan kerjasama. Tugasnya seperti mengatur jadwal, juga
menyiapkan topik pembahasan.
f. Bidang Dakwah
Bidang dakwah di organisasi KAPPAH ini tugasnya
menentukan rencana dakwah yang akan dilaksanakan,
memberikan motivasi, mengembangkan ilmu agama,
menentukan pengisi materi.
g. Bidang Politik
Bidang politik mengkoordinasikan perencanaan,
penyusunan dalam diskusi antar alumni mengenai apa yang
akan dibahas.
h. Hubungan Masyarakat
Humas memiliki peran dalam menciptakan citra baik
suatu organisasi, mengkomunikasikan segala bentuk
informasi, menyebarluaskan kepada khalayak.
H. Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai suatu tujuan, sarana yang terdapat di kantor
pengurus KAPPAH diantaranya yaitu meja, kursi, komputer,
infokus, rak dokumen, pulpen, alat absensi, papan tulis, buku,
kertas. Prasarana merupakan segala sesuatu yang menunjang
terselenggaranya suatu proses, maka prasarana KAPPAH
memiliki kantor pengurus, gedung aula Abu Bakar.
Kemudian juga terdapatnya fasilitas-fasilitas lain di
pondok pesantren Al Hasan seperti majelis ta’lim yang
didirikan pada tahun 1996, kelompok bimbingan ibadah haji
49
(kbih) dan koperasi pondok pesantren pada tahun 1998,
kursus-kursus didirikan pada tahun 2002, panti sosial asuhan
anak (psaa) pada tahun 2004, SMP terpadu tahun 2006, TKA,
TPA, DTA tahun 2009, travel umroh pada tahun 2010, SMK
Al Hasan pada tahun 2017.
I. Logo KAPPAH
Dalam logo tersebut terdapat 8 garis bintang, maksudnya
yaitu bahwa alumni pondok pesantren Al Hasan tetap bersatu
walaupun berasal dari berbagai daerah, ikatan kelurga tersebut
selalu tetap terjaga. Kemudian adanya warna hijau karena
mengikuti lambang pondok pesantren Al Hasan yang memiliki
arti kesejukan beragama, saling memahami dan mengerti
50
perbedaan yang ada. Nama KAPPAH yang berada di tengah logo
tersebut mengungkapkan bahwa keluarga seperti uhkhuwah yang
tetap menjaga silaturahmi walaupun sudah menjadi alumni.5
5 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochammad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
51
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Strategi Komunikasi Pengurus KAPPAH (Keluarga
Alumni Pondok Pesantren Al Hasan) dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi
Strategi merupakan suatu proses melakukan perumusan
dan penentuan rencana untuk mencapai suatu tujuan jangka
panjang. Demikian ketika seorang individu atau kelompok
ingin melakukan suatu agenda, tentunya harus merencanakan
strategi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam
mencapai kesuksesan tentu perlu melakukan strategi.
Kesuksesan ini merupakan hasil dari upaya yang telah
dilakukan suatu lembaga, organisasi dalam melakukan
kegiatan, maka dengan begitu sangat diperlukan strategi yang
baik.
Seorang pakar Middleton (1980) membuat definisi
dengan menyatakan bahwa “Strategi komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi, mulai
dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai
pada pengaruh atau efek yang dirancang untuk mencapai
tujuan komunikasi yang optimal.1
Pengurus KAPPAH ini menentukan strategi
komunikasinya melalui model perencanaan komunikasi
1 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 61.
52
Philips Lesly untuk meningkatkan motivasi silaturahmi yaitu,
Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:
Tabel 3. Model Perencanaan Komunikasi oleh Philips Lesly
1. Organisasi
e. Analisis dan Riset
f. Perumusan Kebijakan
g. Perencanaan Program Pelaksanaan
h. Kegiatan Komunikasi
2. Publik
a. Umpan Balik
b. Evaluasi
Kegiatan Komunikasi
Perumusan Kebijakan
Organisasi
Perencanaan Program Pelaksanaan
Publik
Analisa dan Research
Feedback
Evaluasi dan Penyesuaian
53
1. Organisasi
Organisasi merupakan suatu kelompok orang dalam satu
wadah untuk tujuan bersama, tentu di dalamnya memiliki
maksud yang ingin di capai. Pengurus KAPPAH (keluarga
alumni pondok pesantren al hasan) ini dibentuk dengan tujuan
untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan kesadaran
pentingnya silaturahmi juga menyambungkan kekeluargaan,
persaudaraan antara pengurus dengan alumni-alumni yang
pernah menerima pendidikan, ilmu agama di pondok
pesantren Al Hasan kota Ciamis. Sebagaimana yang di
ungkapkan oleh Ketua KAPPAH H. Ilan Mochamad Fauzan,
“Tujuan dibentuknya organisasi KAPPAH ini ya untuk
merangkul kembali para alumni atas dasar ingin
menyambungkan silaturahmi baik itu antara pengurus, guru-
guru dan alumni, dengan cara membentuk struktur organisasi
untuk kelancaran kinerja KAPPAH.”2
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa adanya
pengurus organisasi ikatan alumni ini sangat bermanfaat bagi
para alumni yang memang ingin terus melanjutkan
silaturahmi melalui jalan yang di bentuk oleh KAPPAH.
Kepengurusan yang telah di bentuk tentu berfungsi sebagai
pengelola dalam organisasi. Pengurus menjadi tumpuan
sebagai pengelola berbagai kegiatan, sehingga memerlukan
kerjasama dalam pelaksanaannya. Setiap organisasi pasti
memiliki perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan
organisasi merupakan suatu upaya meningkatkan kemampuan
2 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
54
organisasi berdasarkan waktu jangka panjang. Perubahan
tersebut akan membuahkan hasil yang baik jika para pengurus
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik pula.3
Dalam organisasi ini ada empat tahapan sebagai kunci
keberhasilan, sehingga bisa tetap berdiri sampai sekarang dan
menciptakan kekompakan, solidaritas, tahapannya yaitu
sebagai berikut:
a. Analisis dan Riset
Mendirikan suatu organisasi tentu memerlukan analisis
dan riset sebagai suatu landasan terpenting dalam berdirinya
organisasi. Analisis dan riset ini dilakukan setelah organisasi
KAPPAH sudah dibentuk, kemudian pengurus melakukan
agenda kumpul dan tentunya sebagai langkah awal untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi organisasi. Pada
proses ini para pengurus melakukan analisis dan riset
mengenai masalah apa yang terjadi dalam usaha
meningkatkan motivasi silaturahmi. Seperti hasil wawancara
yang dikatakan oleh ketua yaitu:
“KAPPAH ini terbentuk sejak dari 12 Januari 1990,
didirikan oleh beberapa alumni angkatan tersebut,
diantaranya bernama Asep Saefulloh, Pendi, Misbah. Pada
tahun 2002 para pengurus KAPPAH ini melakukan
perkumpulan untuk membahas permasalahan, kan kalau
dilihat dari tepat didirikannya organisasi ini belum adanya
perkembangan mengenai suksesnya mengurus organisasi,
nah pada tahun 2002 ini barulah kita mengadakan
perkumpulan untuk melakukan rapat. Masalah yang dihadapi
pengurus KAPPAH itu kurang terbukanya jalur komunikasi
3 Sondang Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 20.
55
antar alumni, sehingga masih banyaknya alumni yang belum
terangkul oleh pengurus, kurangnya kepedulian dari alumni
akan hal silaturahmi, ada juga alumni yang minder, dan lain-
lain. Makanya kenapa pada saat didirikannya organisasi
masih belum terangkul?, karena memang kan pada tahun
1990 masih kurang canggihnya teknologi, sehingga tidak
semua alumni memiliki handphone dan sulit memberikan
informasi.”4
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa analisis yang
dilakukan pengurus KAPPAH yaitu melihat sampai mana
kinerja organisasi sampai saat ini, kemudian para pengurus ini
berunding mengenai permasalahan yang dihadapi. Hasilnya
ternyata adanya keminderan, kurang terbukanya jalur
komunikasi meluas, sehingga banyak yang tidak terangkul
oleh ikatan alumni ini. Jika dilihat dari hasil penelitian ini,
bahwa memang komunikasi efektif itu dibuktikan dengan
adanya komunikator, pesan, komunikan. Apabila semua itu
terpenuhi, maka akan terciptanya komunikasi efektif. Hal ini
membuat organisasi ini bergerak untuk menciptakan suasana
baru bagi para alumni agar tertarik dan bisa mengikuti agenda
yang diadakan.
Kemudian di buktikan dari perkataan pengasuh pondok
pesantren yang di dengarkan salah satu alumni pada saat
sambutan di salah satu acara, seperti hasil yang di dapat dari
wawancara dengan alumni H. Irfan Soleh:
“Oh iyah pada saat saya mengikuti salah satu acara
sedang dilaksanakan, saya mendengar sambutan dari
pengasuh pondok yang mengungkapkan bahwa KAPPAH ini
4 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
56
masih kurang terbukanya jalur komunikasi antar alumni,
sehingga alumni tidak semua mendapatkan pesan
informasi.”5
Setelah dilakukannya analisis riset ini pengurus mulai
berunding membahas mengenai masalah yang dihadapi,
kemudian mereka merencanakan strategi komunikasi untuk
melakukan peningkatan kinerja pengurus dalam mengatasi
masalah. Agar kedepannya, komunikasi yang berupa pesan
informasi, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung
bisa disampaikan dengan sempurna. Sehingga organisasi ini
bisa lebih meningkatkan motivasi silaturahmi, dan mencapai
tujuan yang diharapkan.
Gambar 1. Kantor Pengurus KAPPAH
5 Hasil wawancara pribadi dengan alumni angkatan 2005, Irfan Soleh,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 21.00 WIB.
57
b. Perumusan Kebijakan
Setelah melakukan analisis dan riset dalam organisai
KAPPAH, maka diperlukan langkah selanjutnya dengan
merumuskan kebijakan. Begitupun dalam rencana
pelaksanaan ditetapkan sumber daya seperti dana, tenaga,
fasilitas. Dari segi tenaga ini tentu melibatkan para alumninya
sendiri baik itu pengurus maupun anggota. Strategi yang
direncanakan pada saat ini yaitu merencanakan beberapa
kegiatan yang di tujukan bagi para alumni. Kemudian saling
memberi arahan agar pengurus bisa memotivasi alumni
lainnya untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya
silaturahmi dan juga bisa menghadirkan alumni-alumni
tersebut dalam setiap kegiatan.
Perumusan kebijakan disini yaitu alternatif pemecahan
masalah dengan melakukan arahan kepada pengurus maupun
anggota untuk memperkuat apa yang sudah direncanakan
dengan memakai pedoman dari al-qur’an dan hadist. Seperti
dari hasil wawancara ketua:
“Pemecahan masalahnya ya, jadi kita saling bekerjasama
dan dalam memecahkan masalah tersebut kita melakukan
cara dengan merencanakan apa yang akan dilakukan dalam
meningkatkan silaturahmi, ya salah satunya kami pengurus
memberikan motivasi dengan sebuah ajakan. Kemudian
memberikan pesan dengan menambahkan ayat-ayat
mengenai ajakan silaturahmi, mengingatkan akan pentingnya
silaturahmi, sehingga sangat diharapkan alumni dapat
termotivasi terhadap ajakan. Bisa dikatakan lah yang
namanya alumni pesantren pasti tahu apa itu silaturahmi.
58
Namun kendalanya yaitu kurang diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.”6
Hal ini memang perlunya pemecahan masalah dengan
cara memberikan motivasi atas dasar ayat-ayat Al Qur’an.
Agar siapa saja atau khususnya alumni pesantren Al Hasan
bisa terketuk hatinya, sehingga tumbuh kesadaran pada
dirinya mengenai pentingnya silaturahmi. Karena memang
dalam silaturahmi adanya larangan memutuskan silaturahmi
yaitu dalam QS: Ar-Ra’d, ayat: 25
اقه ويق من بعد ميث
ذين ينقضون عهد الل
وال
مر الل
عون ما أ
ن ط
به أ
ار هم سوء الد ول
عنة
هم الل
ئك ل
ولرض أ
يوصل ويفسدون في األ
Artinya: “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah
diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang
Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan
kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh
kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk
(Jahanam).”
Berdasarkan ayat di atas, bahwa adanya suatu ancaman
bagi orang yang memutuskan silaturahmi, dan balasan bagi
orang tersebut yaitu neraka Jahanam. Maka dari itu janganlah
kita memutuskan tali silaturahmi dengan sengaja, dan jauhilah
perbuatan tersebut, agar kita senantiasa mendapatkan
perlindungan dari-Nya.
6 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
59
c. Perencanaan Program Pelaksanaan
Semua lembaga atau organisasi pasti memiliki
perencanaan program untuk mencapai keinginan bersama.
Dengan begitu pengurus KAPPAH ini merencanakan
program untuk tujuan meningkatkan motivasi silaturahmi,
seperti pada hasil wawancara dengan ketua,
“Rencana program KAPPAH ada agenda milad sekaligus
reuni akbar satu tahun sekali, kegiatan tersebut memang
sudah seperti satu kewajiban ya dalam setiap lembaga,
kemudian kami mengadakan program pengajian bulanan,
diskusi antar alumni, silaturahmi perangkatan kepada guru,
silaturahmi melalui media sosial (diskusi melalui whatsapp),
memperingati isra mi’raj, rihlah alumni dengan tujuan
mengumpulkan alumni-alumni yang berada di wilayah rihlah
dituju.”7
Berdasarkan hasil wawancara yaitu bahwa ikatan alumni
KAPPAH ini memiliki beberapa perencaan program yang
memang bertujuan meningkatkan motivasi silaturahmi.
Dalam rencana program pelaksanaan di setiap acara tentu
diberikan arahan serta penentuan panitia yang bertanggung
jawab atas acara yang akan dilaksanakan, seperti tambahan
dari ketua,
“Sebelumnya memang KAPPAH ini melakukan
perencanaan program, dan pasti lah setiap organisasi juga
merencanakannya lebih dulu. Jadi memang sebelum
melaksanakan program setiap acara itu nantinya ditentukan
jajaran panitia, kebanyakan sih panitianya dari pengurus
yang terbentuk dan juga para alumni yang bersedia ikut
berpartisipasi, tetapi KAPPAH juga melibatkan para santri
untuk membantu dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.”
7 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
60
Dari pemaparan di atas pengurus KAPPAH juga
melakukan perencanaan program sebelum dilaksanakan.
Kemudian dalam hal kepanitiaan bukan hanya melibatkan
pengurus dan alumni saja, tetapi melibatkan santri dalam
setiap agenda yang akan dilaksanakan. Karena dalam hal ini
membutuhkan tenaga banyak, kerjasama agar tercapainya
suatu tujuan. Panitia alumni dibebaskan dari angkatan berapa
saja, karena pengurus juga membutuhkan bantuan dan
keikhlasannya. Mengenai dana yang direncanakan yaitu
dengan cara menyebarluaskan informasi mengenai infaq
seikhlasnya dari alumni. Tutur dari ketua,
“Masalah dana kegiatan yah, ya jadi kalau dana kegiatan
pengurus KAPPAH juga merencanakan dari jauh hari,
memberikan informasi sebuah pesan seperti: demi lancarnya
acara kita, bagi siapa saja alumni yang ingin memberikan
infaq atau sebagian hartanya bisa dikirim melalui no rek.
Lalu disebarkanlah pesan tersebut melalui media sosial,
karena itu bisa dibilang efektif.”8
Mengenai perencanaan dana memang harus disiapkan dari
jauh-jauh hari, agar acara yang akan dilaksanakan bisa
berjalan dengan lancar. Pengurus KAPPAH melakukan
strategi dengan cara menyebarluaskan informasi terkait hal
dana melalui media sosial. Berapapun nominalnya asalkan
dibarengi ikhlas maka berkahlah infaq tersebut.
8 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
61
d. Kegiatan Komunikasi
Kegiatan komunikasi ini merupakan suatu tindakan yang
harus dilakukan yaitu membuat dan menyebarluaskan
informasi. Pada kegiatan komunikasi bisa saja dilakukan
secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung (media
sosial). Komunikasi secara langsung yaitu ketika ada salah
satu acara yang sedang berlangsung seperti pengajian
bulanan, maka para alumni bisa langsung melakukan kegiatan
komunikasi dengan tatap muka. Kemudian kegiatan
komunikasi secara tidak langsung ini yaitu melalui media
sosial seperti whatsapp, youtube, facebook, instagram. Seperti
ungkapan dari alumni,
“Media sosial yang digunakan dalam kegiatan
komunikasi yang saya ikuti sampai sekarang yaitu facebook,
youtube, whatsapp, instagram. Menurut saya adanya
silaturahmi melalui media sosial juga bagus, tapi akan lebih
mantap jika silaturahmi dilakukan secara langsung, karena
terasa sekali akan kekeluargaannya, nyaman ketika diskusi,
beda halnya kalau melalui media sosial sering adanya hal
negatif contoh seperti perbedaan pendapat, sampai akhirnya
ada yang keluar grup.”9
Dalam hal ini penguru KAPPAH mengadakan kegiatan
komunikasi silaturahmi secara langsung dan tidak langsung.
Silaturahmi merupakan tali persaudaraan atau persahabatan.
Sebagai seorang muslim kita harus bisa menjaga silaturahmi
dan jangan sampai memutuskan silaturahmi. Seperti yang
dikatakan ketua:
9 Hasil wawancara pribadi dengan alumni angkatan 2005, Irfan Soleh,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 21.00 WIB.
62
”Silaturahmi itu sangat penting, bisa saja dilakukan
dengan cara tatap muka juga bisa melalui media seperti
whatsapp, instagram dan lain sebagainya. Namun jika dilihat
dari alumninya, memang masih belum terlihat ke
kompakannya, paling juga perangkatan ada lah beberapa
orang yang mengikuti dalam agenda silaturahmi. Tapi
lumayan lah masih ada beberapa juga, semoga saja
kedepannya bisa lebih banyak lagi dan mengajak teman-
teman yang lainnya.”
Pada kegiatan komunikasi ini jika dilihat dari kehadiran
alumni pada kegiatan terus bergantian orangnya, karena
mungkin adanya penyesuaian waktu masing-masing.
Meskipun belum terlihat ke kompakannya, namun para
pengurus tetap bersyukur akan partisipasi alumni yang bisa
mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan dan terus
bekerjasama untuk melakukan kinerja organisasi ikatan
alumni dengan baik. KAPPAH juga melaksanakan kegiatan
komunikasi silaturahmi melalui 2 cara, yaitu:
a. Silaturahmi secara langsung
Silaturahmi secara langsung ini dikatakan dengan tatap
muka, yaitu silaturahmi yang dilakukan seseorang dengan
cara bertemu, tatap muka. Biasanya silaturahmi seperti ini
dilaksanakan atas kesadaran dirinya sendiri. Karena jika
melihat dari kehadiran misalnya seperti pada reuni akbar itu
tidak dipastikan hadir semua bisa jadi karena waktu atau
kesibukan seseorang. Kedatangan alumni yang bersilaturahmi
secara langsung lebih efektif, tumbuhnya kedekatan, kasih
sayang sesama umat. Beberapa agenda yang dilaksankan
63
KAPPAH intinya untuk mempererat tali silaturahmi. Seperti
hasil wawancara dari sesepuh,
“Silaturahmi sebenarnya lebih bagus secara langsung,
karena terasa ya saya sebagai gurunya merasa di jenguk oleh
anak-anaknya yang pernah belajar dengan saya. Tapi
kembali lagi sih itu semua karena kesadaran pada diri
seseorang, atau seorang alumni datang bersilaturahmi
karena masih mengingat akan guru-guru dan
almamaternya.”10
Hasil wawancara di atas memang memperjelas bahwa
silaturahmi itu lebih efektif secara langsung. Karena kita
sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, silaturahmi yang
dilakukan secara langsung merupakan suatu kesempatan
meminta maaf apabila masih mempunyai kesalahan, baik itu
dengan para guru, atau sesama alumninya. Kemudian adanya
KAPPAH ini sangat membantu para alumninya dan menjadi
satu jembatan bagi para alumni untuk bisa terus menjaga
silaturahmi dengan baik.
b. Silaturahmi secara tidak langsung
Silaturahmi secara tidak langsung disini berarti
silaturahmi yang dilakukan melalui media sosial. Seiring
perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka
memudahkan siapa saja berkomunikasi. Kegiatan komunikasi
ini dilaksanakan untuk merangkul para alumni melalui media
sosial. Salah satu yang dilakukan pengurus KAPPAH yaitu
terus menyebarluaskan informasi, agenda-agenda kegiatan
yang sudah terlaksana atau yang baru mau dilaksanakan.
10 Hasil wawancara pribadi dengan sesepuh Al Hasan, Fuad Solahudin,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 16.00 WIB.
64
Kemudian juga pengurus mulai membuat grup whatsapp
semenjak tidak jauh dari hadirnya media tersebut. Namun
pada saat itu grup tersebut hanya berisikan pengurus saja.
Pada tahun 2015 mulai satu persatu alumni dimasukan grup
tersebut, jadi secara acak. Hingga tahun 2018 ini grup
KAPPAH semakin ramai dengan adanya diskusi. Seperti
yang dikatakan ketua:
“Kegiatan komunikasi KAPPAH dengan menggunakan
beberapa media. Namun menurut kami para pengurus, media
yang efektif yaitu diadakannya grup KAPPAH di whatsapp,
sebenarnya di facebook juga bisa. Tau kan whatsapp itu ada
batasan orangnya. Nah para pengurus melakukan cara
dengan memasukan salah satu koordinator atau yang
berperan penting pada setiap angkatan ke dalam grup.
Awalnya sih kita memasukan siapa saja dengan cara acak.
Namun hal tersebut alhasil ada juga yang mengeluarkan
dirinya dari grup. Otomatis kan orang tersebut bisa jadi
merasa dirinya itu ngg penting, atau bisa jadi malu karena
orang biasa, tidak memiliki ilmu yang tinggi.”11
Kenyataannya memang setiap alumni manapun ada saja
yang kurang peduli akan adanya grup. Namun setidaknya kita
menghagai, menghormati adanya grup tersebut untuk ajang
silaturahmi. Hal tersebut tidak jadi masalah bagi pengurus
KAPPAH, karena memang itu hak pribadinya, kesadaran
dirinya. Tetapi walupun ada yang mengeluarkan sendiri, para
pengurus selalu memberikan informasi mengenai agenda-
agenda yang dilaksanakan KAPPAH dengan tujuan
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya silaturahmi.
11 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochamad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
65
Kegiatan komunikasi melalui media tentu tidak hanya
melalui whatsapp, tetapi pada media facebook juga KAPPAH
melaksanakan komunikasi dengan para alumninya, adanya
pemaparan dari alumni,
”KAPPAH juga melakukan komunikasi melalui media
facebook, karena kan facebook itu yang pertama kali hadir,
sehingga pengikutnya banyak alumni. Pada media ini
dilakukannya penyebaran informasi contohnya setiap
kegiatan riyadhoh santri, materi pengajian tersebut
disimpulkan oleh salah satu pengurus KAPPAH, kemudian
hasil kesimpulan tersebut dikirimkan melalui media facebook.
Ya tujuannya untuk berbagi ilmu yang telah di dapatkan, dan
bisa memberikan motivasi.”12
Dari pemaparan di atas, memang bahwa berbagi ilmu bisa
kapan saja. Tentunya bisa bermanfaat bagi yang menerima,
atau sekedar membacanya, apalagi kalau memang dilakukan
dengan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Media
facebook juga sangat mendukung akan kegiatan komunikasi
pengurus KAPPAH dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi. Karena memang media sosial merupakan wadah
komunikasi yang efektif bisa dilaksanakan kapan saja. Namun
hal tersebut juga tidak selalu mendapatkan hasil yang baik,
karena sifat manusia yang berbeda-beda dan itu merupakan
suatu tantangan bagi para pengurus KAPPAH agar lebih baik
lagi dalam melakukan strategi komunikasi dan juga
memperbaiki kinerja kepengurusan.
12 Hasil wawancara pribadi dengan alumni angkatan 2005, Irfan Soleh,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 21.00 WIB.
66
2. Publik
Publik ini merupakan komponen kedua yang menjadi
sasaran kegiatan organisasi. Publik atau khalayak artinya
orang banyak, orang ramai, kelompok tertentu yang menjadi
sasaran komunikasi.13 Pada organisasi ikatan alumni ini
mempunyai tipe keagamaan karena ruang lingkupnya alumni
pondok pesantren, namun di dalamnya juga terdapat unsur
sosial. Dalam komponen publik ini adanya langkah yang
harus dilakukan yaitu umpan balik dan evaluasi atau
penyesuaian. Adanya publik atau khalayak sangat mendukung
untuk melaksanakan kegiatan. Seperti yang dikatakan alumni,
“Khalayak tentunya hanya berkaitan dengan para alumni
pondok pesantren Al Hasan sendiri, karena kan tujuan
organisasi KAPPAH ini memang untuk para alumni, tetapi
ada tujuan lain juga sih untuk memberikan contoh kepada
yang berada diluar, baik itu lembaga, organisasi agar
mereka juga dapat termotivasi mengenai kegiatan yang
berkaitan dengan silaturahmi.”14
Hal tersebut ditujukan bagi para alumni Al Hasan, tetapi
ada hal positifnya bahwa adanya strategi komunikasi yang
dilakukan pengurus KAPPAH ini agar bisa menjadi contoh
untuk lembaga atau organisasi dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi alumninya.
Umpan balik yang dilaksanakan KAPPAH ini melalui
riset dengan cara memberikan pertanyaan bagi para alumni
mengenai agenda yang direncanakan, atau juga grup diskusi
13 Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 1, (Jakarta: Yayasan Kampus
Tercinta IISIP, 2002), h. 36. 14 Hasil wawancara pribadi dengan alumni angkatan 2005, Irfan Soleh,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 21.00 WIB.
67
melalui media sosial. Tentunya memiliki tujuan untuk
mengetahui pendapat, ide, keluhan dan saran dari khalayak
yaitu para alumni. Kemudian hasil dari pendapat, ide, keluhan
dan saran dari khalayak akan dijadikan bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan dalam rangka, peningkatan,
perbaikan, penyesuaian program yang akan dilaksanakan oleh
lembaga pelaksana atau organisasi.15
a. Umpan Balik
Umpan balik yang di dapatkan oleh organisasi KAPPAH
ini tentunya sudah mulai terlihat dari kontribusi para alumni
bisa mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan, seperti
semakin bertambahnya alumni yang menghadiri pada
pengajian bulanan, diskusi antar alumni, dan kegiatan lainnya.
Seperti yang dikatakan ketua,
“Alhamdulillah semakin kesini dengan melakukan
beberapa strategi komunikasi adanya timbal balik dari para
alumni, ya meskipun belum semua, tetapi sudah
memperlihatkan sedikit demi sedikit keberhasilan kinerja
pengurus KAPPAH.”16
Para alumni tersebut merasa terangkul berkat adanya
rangkulan oleh pengurus KAPPAH yang menjadi jembatan
bagi mereka yang ingin menjaga silaturahmi juga
kekeluargaan yang sudah terbentuk. Feedback itu sangat
diperlukan bagi suatu organisasi, karena semua itu untuk
mengukur keberhasilan strategi yang dilakukan oleh para
15 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, H. 75. 16 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochammad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
68
pengurus dalam meningkatkan motivasi silaturahmi. Hasil
dari beberapa strategi yang dilaksanakan akan terlihat ketika
para alumni atau publik yang dijadikan sasaran kegiatan yaitu
dilihat dari seberapa meningkatnya kehadiran alumni yang
terangkul dan tumbuh kesadaran dalam hal bersilaturahmi.
Contoh meningkatnya motivasi bagi para alumni yaitu, mulai
adanya perkembangan seperti antusias dari para alumni
dengan mengikuti agenda kegiatan yang dilaksanakan
KAPPAH, kemudian terciptanya rasa kekeluargaan,
solidaritas saling tolong menolong, dan tentunya mereka
selalu menjaga silaturahmi sampai saat ini.
Pada tahun 2015 mulai terlihatnya meningkat silaturahmi
dilihat dari kehadiran mereka dalam agenda reuni akbar, pada
tahun tersebut sekitar 350 alumni yang mengisi daftar
registrasi. Pada tahun 2016 pengurus terus memantau
perkembangan alumni yang ikut hadir dalam reuni akbar, di
tahun ini mulai bertambah 400 alumni. Kemudian pada tahun
2017 alhamdulillah dengan membuka jalur komunikasi,
memperluas jaringan internet, melakukan program-program
khusus untuk para alumni dengan tujuan memotivasi, ternyata
hasilnya memang semakin meningkat, karena di tahun 2017
sekitar 600 alumni yang mengisi registrasi. Semua ini berkat
kinerja pengurus yang terus ditingkatkan, serta dorongan dari
para alumni yang setuju dan mendukung adanya agenda
khusus untuk meningkatkan motivasi silaturahmi.
69
b. Evaluasi
Pada suatu lembaga tentunya melaksanakan evaluasi
untuk mengukur keberhasilan dan mengetahui kekurangan
agar kedepannya bisa memperbaiki hal-hal tersebut dalam
suatu lembaga atau organisasi. Keluarga Almuni Pondok
Pesantren Al Hasan (KAPPAH) bisa dibilang kokoh karena
bisa mempertahankan sistem perencanaan komunikasi dengan
baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau acara-acaranya.
Apabila kegiatan sudah terlaksana, maka pengurus melakukan
evaluasi. Seperti hasil yang dikatakan sesepuh KH. Fuad
Solahudin,
“Saya menjadi sesepuh, guru ngaji santri dan alumni
disini juga ikut memantau para pengurus KAPPAH mengenai
kinerja program yang sudah terlaksana dan yang belum
terlaksana. Seperti yang saya lihat mereka yang ikut dalam
kepengurusan selalu mengadakan evaluasi apabila telah
selesai melaksanakan agenda kegiatan.”17
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa hal ini
terlihat dari sikap para alumni yang ikut dalam kepengurusan,
mereka melakukan kerjasama untuk kemajuan atau
meningkatnya kinerja organisasi KAPPAH. Kemudian
adanya faktor dukungan dari guru-guru dalam setiap
pelaksanaan kegiatan yang di adakan pengurus sangat
menjadi motivasi untuk selalu memperbaiki kekurangan dan
mempertahankan kinerja organisasi dengan baik.
17 Hasil wawancara pribadi dengan sesepuh Al Hasan, Fuad Solahudin,
Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 16.00 WIB.
70
Banyaknya alumni yang ikut membantu mengembangkan
organisasi ini terlihat bahwa mereka mengajak para alumni
lainnya, teman-teman seangkatannya yang belum pernah
melakukan silaturahmi. Tujuannya agar terangkul dan ikut
bergabung kembali dengan perkumpulan alumni, sehingga
bisa memotivasi alumni lainnya untuk terus menjaga
kekeluargaan dan tidak melupakan silaturahmi. Pembahasan
dalam evaluasi ini bertujuan memperbaiki kegiatan
selanjutnya, seperti yang dikatakan ketua,
“Evaluasi yang dilakukan KAPPAH ini tentu ngebahas
mengenai kekurangan yang terjadi dalam setiap kegiatan,
sehingga kami para pengurus bisa mengetahui strategi apa
yang harus dilaksanakan apabila adanya kekurangan dalam
strategi yang digunakan sebelumnya. Kontribusi dari para
pengurus KAPPAH sendiri sangat mendukung kemajuan
organisasi. Jadi dengan begitu kan kita bisa melihat sampai
mana pencapaiannya dan melihat apa kurangnya dalam
setiap pelaksanaan acara.”18
Memang betul jika dilihat dari segi positifnya semua
organisasi atau lembaga itu harus melaksanakan evaluasi
ketika selesai agenda kegiatan, dengan begitu hasilnya
menjadi tolak ukur pengurus KAPPAH untuk lebih
memperbaiki kekurangan yang ada. Dalam meningkatkan
motivasi silaturahmi alumni, KAPPAH melakukan beberapa
strategi, yaitu:
18 Hasil wawancara pribadi dengan ketua KAPPAH, Ilan Mochammad
Fauzan, Sabtu 14 Juli 2018, Pukul: 14.00 WIB.
71
1. Strategi Merangkul
Dalam strategi ini berupaya memberikan motivasi
terhadap alumni-alumni yang belum pernah melakukan
silaturahmi. Tujuannya yaitu menciptakan kekeluargaan,
adanya peluang kerja, berbisnis, melalui silaturahmi yang
dilakukan, sehingga bagi alumni yang memang belum
memiliki pekerjaan bisa dibantu oleh alumni yang dikatakan
sudah sukses. Seperti ungkapan dari ketua:
”Strategi yang dilaksanakan KAPPAH sendiri salah
satunya dengan strategi mengajak alumni-alumni untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ikatan alumni, karena prinsip
dalam KAPPAH itu tentu tidak membeda-bedakan mana
kalangan atas, bawah, kami katakan bahwa semua alumni
pondok pesantren Al Hasan adalah keluarga.”
Pemaparan tersebut juga adanya motivasi bagi para
alumni, bahwa tidak adanya membeda-bedakan kalangan,
intinya semua alumni Al Hasan adalah keluarga yang harus
dijaga dan terus bisa memberikan contoh bagi lembaga atau
organisasi lainnya dalam mempererat tali silaturahmi.
2. Strategi Mengontrol
Pada strategi ini pengurus KAPPAH selalu mengontrol
setiap kegiatan yang dilaksanakan, dengan tujuan agar
mengetahui kekurangan apa saja yang belum terpenuhi.
Sehingga kedepannya bisa lebih memperbaiki lagi
kekurangan yang ada. Di dalam pelaksanaan strategi
komunikasi perlu adanya konsistensi atau kerja sama
pengurus dan anggota untuk menjalankan organisasi sehingga
72
bisa mencapai pada tujuan atau rencana yang telah
direncanakan sebelumnya. Seperti ungkapan ketua:
“Untuk strategi komunikasi KAPPAH sendiri yaitu
dengan cara mengukur keberhasilannya dari beberapa
agenda kegiatan yang dilaksanakan, kita selalu mengontrol
setiap kegiatan yang dilaksanakan, baik itu secara langsung
maupun tidak langsung untuk mengetahui kekurangan.”
Pada tahap ini strategi yang dilakukan KAPPAH
bertumpu pada program kegiatan yang direncanakan. Baik itu
secara tatap muka ataupun melalui media sosial. Agar
kegiatan lebih terkonsep dengan baik, maka ikatan alumni ini
menyusun beberapa agenda yang bertujuan meningkatkan
motivasi silaturahmi. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti
diberi kesempatan mengikuti beberapa kegiatan yang
dilaksanakan oleh ikatan alumni di pondok pesantren Al
Hasan, yaitu:
a. Milad dan Reuni Akbar KAPPAH 1 tahun sekali
Berbagai lembaga tentu adanya pergantian orang yang
menenmpati lembaga tersebut, dimana setiap orang yang
sudah menyelesaikan pendidikan, ataupun pekerjaan disebut
dengan alumni. Pada setiap lembaga pasti mengadakan
kegiatan kumpulan bagi para alumni nya. Bulan syawal
merupakan saat yang tepat untuk mengadaalan agenda
silaturahmi. Di dalam silaturahmi tersebut tentunya
merupakan acara temu kangen dengan teman juga almamater.
Dalam pelaksanaan agenda ini, KAPPAH atau panitia
membuka pendaftaran bazar bagi seluruh alumninya.
73
b. Pengajian Bulanan
Pengajian bulanan ini di mulai dari tahun 2017, bertujuan
mengumpulkan para alumni agar bisa meluangkan waktu
bersilaturahmi dengan para guru maupun almamater. Jadwal
pengajian ini diadakan satu bulan sekali pada hari sabtu kedua
setiap bulannya. Mulai pengajian tersebut di mulai setelah
maghrib. Kitab yang di kaji yaitu:
a) Tasawuf ( Al Hikam): oleh pengasuh pondok pesantren
Al hasan yaitu K.H Mochammad Syarif Hidayat.
b) Fiqih (Riyadul Badi’ah): oleh K. H Didin Najmuddin
c) Hadist (Mukhtar Al Hadist): oleh K.H Fuad Solahuddin
“Adanya pengajian bulanan ini sangat membantu dalam
pelaksanaan strategi komunikasi KAPPAH, dilihat dari
antusias para alumni yang ikut dalam kegiatan ini.”
Hasil di atas pemaparan dari ketua KAPPAH H. Ilan
Mochamad Fauzan.
Gambar 2. Pengajian Bulanan
74
c. Diskusi Antar Alumni
Pelaksanaan diskusi ini biasanya diadakan setelah
melaksanakan pengajian bulanan. Pembahasan dalam diskusi
ini berbagai macam seperti sharing pengalaman, membahas
peluang kerja maupun bisnis, masalah agama, politik,
kemudian adanya tanya jawab dan itu sangat membantu untuk
mendekatkan kekeluargaan.
Gambar 3. Diskusi Antar Alumni
d. Silaturahmi alumni perangkatan kepada guru-guru
Kegiatan silaturahmi perangkatan ini tentunya ada ketua
yang mengkoordinir atau mengajak satu angkatannya untuk
ikut bersilaturahmi ke rumah guru-guru. Biasanya silaturahmi
tersebut dilaksanakan ketika bulan ramadhan, ada juga yang
dilaksankaan beberapa hari setelah hari raya Idhul Fitri.
Semua berasal dari kekompakan angkataannya sendiri,
75
dengan begitu bisa terlihat sampai manakah silaturahmi yang
dilakukan oleh perangkatan tersebut.
Gambar 4. Silaturahmi Perangkatan
e. Memperingati Isra Mi’raj
Dalam memperingati isra mi’raj ini alumni ikut serta
mengikuti kegiatannya, tentunya kegiatan ini untuk para
santri dan alumni. Tujuannya yaitu mempererat hubungan
antara alumni dengan para santri. Para alumni memberikan
contoh kepada santri, bahwa ketika sudah menjadi alumni pun
masih bisa menjaga kekompakan juga silaturahmi kepada
guru serta almamater. Sehingga santri pun menjadi
termotivasi dari alumni yang selalu ikut berkontribusi dengan
almamaternya.
76
Gambar 5. Memperingati Isra Mi’raj
f. Rihlah Alumni Pondok Pesantren Al Hasan
Rihlah artinya perjalanan. Rihlah alumni disini yaitu
pengurus KAPPAH melakukan perjalanan, ziarah, wisata
dengan tujuan akhirya mengunjungi para alumni sesuai
daerah yang dituju untuk bersilaturahmi. Program ini
terlaksana mulai tahun 2017. Kegiatan rihlah ini sangat
membantu pengurus untuk mengumpulkan kembali alumni
pondok pesantren Al Hasan.
Gambar 6. Rihlah alumni
77
Seperti yang dilihat pada gambar di atas, bahwa pengurus
KAPPAH melakukan rihlah ke daerah yang ditentukan. Foto
ini diambil ketika rihlah ke daerah pangandaran. Hasilnya
bisa terlihat bahwa para alumni masih peduli dengan
almamaternya, sehingga mereka mengusahaakaan untuk ikut
bergabung dalam perkumpulan tersebut.
Sesuai dari kutipan Onong Uchjana Effendi dalam buku
dinamika komunikasi bahwa strategi komunikasi baik secara
makro maupun mikro mempunyai fungsi ganda, yaitu:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik
kepada sasaran untuk memperoleh hasil maksimal.
Dalam menyebarluaskan pesan komunikasi, pengurus
keluarga alumni pondok pesantren Al Hasan ini sudah
memenuhi penyampaian pesan yang bersifat informatif,
dilihat dari para pengurus ikatan alumni ini selalu
memberikan informasi-informasi terbaru mengenai agenda
yang akan dilaksanakan. Kemudian persuasif juga para
pengurus menggunakan penyampaian persuasif dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi. Terakhir yaitu instruktif
bahwa pengurus selalu menginstuksikan kepada para alumni
agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
KAPPAH.
b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa begitu
78
ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
budaya.
Organisasi KAPPAH ini menjembatani adanya perbedaan
angkatan, bahwa semua alumni pondok pesantren Al Hasan
adalah keluarga dan tidak adanya membeda-bedakan
angkatan. Sehingga dengan begitu tidak timbulnya
kecemburuan dari para alumni atau terpecah belahnya antar
angkatan.
Onong Uchjana Effendi mengutip pendapat R. Wayne
Peace, Brent D. Petterson dan M Dalias Burnet terkait tujuan
strategi komunikasi sebagai berikut:
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Sesuai
observasi yang dilakukan peneliti kepada pengurus
KAPPAH bahwa yang menerima pesan dan memahami
dengan baik akan terlihat dari kepedulian mereka untuk
ikut serta meningkatkan motivasi silaturahmi alumni.
b. To establish acceptance, yaitu pembinaan atau
pengelolaan pesan yang diterima oleh komunikan. Sesuai
dengan observasi, bahwa setelah pengurus menyampaikan
pesan mengenai agenda kegiatan, hasilnya banyak alumni
yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan
KAPPAH.
c. To motivate action, yaitu mendorong komunikan untuk
melakukan tindakan sesuai yang kita inginkan. Pada tahap
ini, stelah melihat kehadiran para alumni dari hasil
merangkul, maka para alumni diberikan motivasi, terus
79
diajak dalam kegiatan-kegiatan, dan juga agar bisa
merangkul alumni yang lainnya untuk ikut berpartisipasi.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi
Faktor pendukung dan penghambat ini merupakan bagian
yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah lembaga atau
organisasi, demikian halnya pada organisasi KAPPAH
(Keluarga Alumni Pondok Pesantren Al Hasan) adanya faktor
pendukung dan penghambat. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
1. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Motivasi
Silaturahmi
Faktor pendukung KAPPAH dalam strategi komunikasi
yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi silaturahmi ini
yaitu:
a. Komunikator
Komunikator yaitu orang yang memberikan informasi,
adanya komunikator sangat diperlukan untuk terlaksananya
suatu organisasi. Karena semua informasi yang berkaitan
mengenai ikatan alumni KAPPAH ini tentu disampaikan oleh
seorang komunikator. Pada ikatan alumni ini yang menjadi
komunikator ialah ketua umum yang bernama H. Ilan
Mochamad Fauzan. Ia selalu membimbing organisasi dan
terus meningkatkan kinerja bersama pengurus lainnya.
80
b. Komunikan/Alumni
Komunikan tentu berperan penting dalam komunikasi,
karena dimana ada komunikator maka harus ada komunikan
yang menerima pesan. Komunikan disini adalah alumni
pondok Pesantren Al Hasan. Alumni tentunya menjadi
penyemangat suatu organisasi karena bisa ikut membangun
meningkatkan silaturahmi.
c. Sarana
Sarana yang memadai tentu sangat berpengaruh akan
berjalannya suatu organisasi. Sarana di organisasi KAPPAH
ini sangat memadai, karena memang ikatan alumni ini berada
dibawah naungan pondok pesantren Al Hasan. Adanya kantor
pengurus KAPPAH, tempat pengajian yang semakin baik,
sehingga alumni pun akan merasakan kenyamanan ketika
bersilaturahmi ke pesantren.
d. Adanya peluang bisnis dan tolong-menolong
Dengan meningkatkan silaturahmi, di perkirakan akan
adanya peluang bisnis. Disini para alumni saling berbagi
pengalaman mengenai bisnis yang dimilikinya, kemudian
juga alumni yang dikatakan sudah sukses bisa merangkul
alumni yang belum mendapatkan pekerjaan atau penghasilan.
Maka dari situlah akan terciptanya rasa kekeluargaan, bahwa
kita sebagai manusia saling membutuhkan dan harus tolong-
menolong.
e. Berbagi ilmu melalui diskusi
Melalui diskusi secara tatap muka ataupun melalui media
sosial tentu bisa berbagi ilmu. Seperti halnya pada organisasi
81
KAPPAH ini membuat grup khusus untuk diskusi antar
alumni. Sehingga ilmu yang diberikan oleh siapapun asalkan
jelas, maka akan hadirnya manfaat bagi kehidupan. Karena
ilmu bisa dicari kapan saja dan dimana saja.
2. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Motivasi
Silaturahmi
Ikatan alumni KAPPAH dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi ini tentu tidak semuanya berjalan dengan lancar,
adanya beberapa faktor penghambat dalam proses
meningkatkan motivasi silaturahmi, yaitu:
a. Kurang komunikasi
Seiring berkembangnya teknologi tentu memudahkan
siapa saja untuk melakukan komunikasi. Namun
kenyataannya masih banyak yang mengabaikan komunikasi,
sehingga tidak adanya komunikasi efektif. Pada organisasi
KAPPAH ini juga terlihat dari banyaknya alumni belum
terangkul semua, karena kurang terbukanya komunikasi maka
sulit untuk mengumpulkan para alumni. Pada hakikatnya
komunikasi itu sangat penting dan diperlukan baik itu dalam
kehidupan sehari-hari apalagi dalam suatu organisasi, karena
komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang disampaikan
dapat dipahami.
b. Minder atau Rasa Malu
Minder atau rasa malu tentu hahikat kita sebagai manusia.
Namun sampai manakah seseorang mengatasi masalah
82
tersebut, melatih untuk percaya dirinya dalam hal apapun.
Pada organisasi ikatan alumni ini banyaknya yang ketika
diajak dalam kegiatan KAPPAH selalu mengeluarkan kata
“malu”. Jika dilihat dari hasil wawancara yang dipaparkan
oleh sesepuh,
“Salah satu faktor penghambat yaitu banyaknya alumni
yang merasa malu untuk hadir dalam agenda yang
dilaksanakan KAPPAH. Kata malu itu maksudnya malu
kenapa, ya mungkin malu akan perekenomian dan belum
mendapatkan pekerjaan, ada juga minder karena kalah saing
mendapatkan pasangan ketika mondok, ada juga yang malu
atas perilakunalumni tersebut ketika menjadi santri, seperti
selalu melanggar aturan, pernah mencuri, dan sebagainya.”
Dari pemaparan di atas, memang ini salah satu kendala
yang sulit untuk merangkul dan meningkatkan silaturahmi,
karena diri sendirinya pun tidak percaya diri, sehingga merasa
minder akan hal yang pernah di alami ketika dahulnya
menjadi santri.
c. Menimbulkan perpecahan pada grup sosial media
Adanya diskusi grup melalui media sosial tentu sangat
membantu dan bisa saling berbagi ilmu. Namun terdapatnya
faktor negatif yang terjadi mengenai pesan yang dikirim
ataupun diterima, karena tidak semua pesan yang
disampaikan itu sesuai oleh penerima pesan. Hal tersebut
terjadi karena perbedaan pendapat, sehingga terjadinya
perpecahan beberapa orang. Penggunaan teknologi sekarang
ini memang semakin canggih, maka dengan mudahnya
83
seseorang mendapatkan informasi, gambar, yang memang
tidak ada kejelasannya sumbernya. Ungkapan ketua,
“Masalah yang terjadi dalam diskusi media sosial
whatsapp ya, jadi adanya grup KAPPAH ini bertujuan untuk
melakukan diskusi dari berbagai angkatan, tetapi ada hal
negatifnya dari pesan yang dikirimkan oleh seseorang dan
diterima banyak orang. Disini kendalanya yaitu perbedaan
pendapat, sehingga terciptanya diskusi yang tidak efektif.”
d. Perbedaan angkatan
Perbedaan angkatan ini tentunya merupakan suatu
tantangan yang harus dihadapi KAPPAH dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi. Karena apabila dalam
suatu kegiatan misalnya reuni akbar terlihat adanya kubu
senior dan junior, mereka masing-masing dengan
angkatannya sendiri. Namun pada kegiatan lainnya KAPPAH
berusaha ingin menghilangkan perbedaan itu, jadi semuanya
itu sama tanpa membeda-bedakan ankatan seperti dengan
pengajian bulanan, tentu dari berbagai angkatan ada yang
mewakili.
e. Sulitnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
silaturahmi
Kesadaran akan pentingnya silaturahmi memang tumbuh
dari hati seseorang tersebut, karena dengan cara
bagaimanapun kalau hatinya tidak tersentuh maka akan sulit
untuk mengajak silaturahi atupun mengikuti beberapa
kegiatan. Sebagian orang menyepelekan silaturahmi. Dalam
hal ini KAPPAH berupaya menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya silaturahmi, melalui pesan-pesan yang disebarkan
84
yaitu menyelipkan kata-kata yang memotivasi agar alumni
yang belum pernah melakukan silaturahmi bisa tersentuh
hatinya dan bisa ikut dalam pelaksanaan komunikasi.
f. Kurang peduli satu sama lain
Kurang peduli ini merupakan salah satu penyebab
putusnya hubungan silaturahmi, karena kepedulian terhadap
sesama sangat dibutuhkan sebagai jalan untuk
mempertahankan tali silaturahmi. Jika dilihat dari kemajuan
teknologi seharusnya manusia bisa menggunakannya dengan
sebaik-baiknya. Namun pada kenyataanya banyak yang
mengabaikan akan informasi yang di dapat, sehingga kurang
peduli terhadap pesan yang diterima.
g. Kurangnya partisipasi dari alumni
Pada saat dilakukannya kegiatan, terlihat dari alumninya
sendiri yang memang masih kurang partisipasi, bisa dikatakan
setiap angkatan hanya beberapa orang yang ikut
berpartisipasi. Organisasi KAPPAH ini mengharapkan
kedepannya bisa lebih mengajak para alumni yang lainnya.
h. Penyesuaian waktu
Penyesuaian waktu disini yaitu karena kesibukan
seseorang berbeda-beda, maka tidak semua alumni bisa
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan KAPPAH. Dalam hal
ini pengurus melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan
agar alumni yang belum bisa ikut melakukan silaturahmi
dengan beberapa kegiatan yang dilakukan pengurus bisa
mengikuti agenda selanjutnya dan menjaga silaturahmi.
85
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Setelah melakukan penelitian mengenai Strategi
Komunikasi Pengurus KAPPAH Kota Ciamis dalam
Meningkatkan Motivasi Silaturahmi, maka pada bab ini
peneliti mengambil kesimpulan guna mempermudah dan
memahami pokok masalah dari hasil penelitian di lapangan
yang berupa pengamatan, dan wawancara mendalam.
Strategi komunikasi pengurus KAPPAH dalam
pelaksanaannya yaitu terus menyebaluaskan pesan,
informasi kegiatan bagi para alumni, agar memberikan
pemahaman bahwa setiap acara yang diadakan bermaksud
untuk menyatukan satu kesatuan atau kekeluargaan para
alumni. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model
perencanaan komunikasi dari Philips Lesly, terdiri dari dua
komponen yaitu organisasi yang menggerakan kegiatan
dan publik yang menjadi sasaran kegiatan.
1. Organisasi disini yaitu pengurus KAPPAH menjadi
satu wadah organisasi dan menjadi tumpuan para
alumni yang ingin ikut berpartisipasi. Pada lingkup
organisasi meliputi:
a. Analisis dan riset, jadi pada pelaksanaan analisis dan
riset ini para pengurus mencari permasalahan yang
86
terjadi dalam meningkatkan motivasi silaturahmi
alumni.
b. Perumusan kebijakan, dalam hal ini pengurus
melakukan perumusan dengan saling memberi arahan,
mengingatkan akan pentingnya silaturahmi dan
diperkuat dengan ayat-ayat Al qur’an agar terciptanya
motivasi dan tumbuhnya kesadaran silaturahmi.
c. Perencanaan program pelaksanaan, sebelum
dilakukannya kegiatan, pengurus KAPPAH
merencanakan program yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin di capai dalam
meningkatkan motivasi silaturahmi melalui program-
program.
d. Kegiatan komunikasi yang dilakukan pengurus yaitu
dengan cara melakukan silaturahmi secara langsung
dan tidak langsung, kemudian menyebarluaskan pesan
kepada para alumni melalui media sosial mengenai
agenda yang akan dilaksanakan.
2. Publik atau khalayaknya disini yaitu alumni yang
dijadikan tumpuan oleh pengurus organisasi KAPPAH
untuk mengetahui keberhasilan dan kurang berhasilnya
strategi komunikasi dalam meningkatkan motivasi
silaturahmi, komponen publik meliputi:
a. Feedback, hasil umpan balik dari alumni pada saat ini
mulai adanya perkembangan dari sebelumnya, karena
memang para alumni sangat setuju dengan adanya
program-program yang dilaksanakan pengurus dengan
87
maksud menyatukan kekeluargaan lewat silaturahmi,
dan kegiatan-kegiatannya.
b. Evaluasi dan penyesuaian, setelah melewati beberapa
rangkaian, disini pengurus melakukan evaluasi untuk
mengetahui kekurangan, agar kedepannya bisa lebih
diperbaiki dan menyesuaikan dengan kekurangan
sebelumnya.
2. Adanya faktor pendukung dan penghambat yang terlihat
pada organisasi KAPPAH ini. Faktor pendukungnya yaitu
dari komunikan, pesan, komunikator atau khalayak, sarana
dan prasarana, saling berbagi ilmu, pengalaman, adanya
peluang bisnis. Kemudian faktor penghambatnya yaitu
kurangnya komunikasi, minder/rasa malu, menimbulkan
perpecahan akibat kata-kata dalam diskusi grup whatsapp,
perbedaan angkatan, sulitnya menumbuhkan kesadaran
akan pentingnya silaturahmi, kurang peduli satu sama lain,
kurang partisipasi dari alumni, dan penyesuaian waktu.
Sejauh ini peneliti melihat strategi komunikasi yang
dilakukan pengurus KAPPAH sudah baik, namun perlu
adanya perbaikan untuk lebih meningkatkan kinerja
pengurus.
88
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian bahwa strategi komunikasi
sangat penting dalam suatu organisasi, maka penulis memberi
saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kinerja pengurus KAPPAH,
hendaknya ketua dan anggota saling memberikan motivasi
kepada para alumni agar bisa ikut dan mendukung dalam
pelaksanaan agenda yang sudah di rencakan.
2. Komunikasi yang sudah terjalin tetap berlanjut dan dijaga
agar menumbuhkan rasa kekeluargaan para alumni
pondok pesantren Al Hasan.
3. Sebaiknya menambahkan beberapa kegiatan menarik
yang memang bertujuan menyatukan kekeluargaan dari
beberapa angkatan, sehingga bisa terus terjalin dengan
baik dan silaturahmi tetap berlanjut.
4. Agar ikatan alumni lembaga, organisasi manapun bisa
termotivasi mengadakan beberapa kegiatan untuk
meningkatkan motivasi silaturahmi dan menjalankan
strategi komunikasi dengan baik.
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan motivasi
mengenai pentingnya silaturahmi bagi para alumni apa saja
baik itu alumni SD, SMP, SMA, Pesantren, Perguruan Tinggi,
dan terutama pada alumni pondok pesantren Al Hasan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. Y. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep,
dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Azyumardi. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Bakar, A. (2005). Dialogia, Jurnal Studi Islam dan Sosial,
Silaturahmi Dalam Sunnah Nabawiyah. Ponorogo:
Dialogia.
Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Effendy, O. U. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Effendy, O. U. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Glueck, W. (1987). Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Hasyimi, S. A. (2018). Syarah Mukhtarul Hadist. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Jarror, H. A. (1994). Bercinta dan Bersaudara karena Allah.
Jakarta: Gema Insani Press.
90
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren.
Jakarta: INIS.
Moelong, L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nata, A. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung:
Angkasa.
Rauziah, N. (2017). Peran Organisasi Ikatan Pelajara
Mahasiswa Darul Makmur Dalam Menjaga Silaturahmi
Mahasiswa Banda Aceh. UIN Ar- Rainy Darussalam-
Banda Aceh.
Ridwansyah. (2014). Pengaruh Motivasi Belajar di Pondok
Pesantren Terhadap Prestasi Belajar Santri. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Pers.
Siagian, S. (2004). Teori Pengembangan Organisasi. Bandung:
Bumi Aksara.
Shihab, Quraish, M. (2008). Jurnal Bimas Islam Mengoptimalkan
Daya Guna Silaturahmi di Kalangan Umat Islam. Jakarta:
DEPAG.
Soehoet, H. (2002). Teori Komunikasi 1. Jakarta: Yayasan
Kampus Tercinta IISIP.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Tarmizi. (2016). Metode Dakwah Jama’ah Tabligh dalam
Meningkatkan Silaturahmi dengan Masyarakat di
91
Kelurahan Sidomulya Barat Kecamatan Tampan Kota
Baru. UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Tjokroamidjojo, B. (1988). Teori & Strategi Pembangunan
Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung.
Yamin Martinis. (1986). Teori Motivasi dalam Ilmu Manajemen.
Jambi: Media Akademika.
Yuliyatun. (2011). Jurnal Addin Media Dialektika Ilmu Islam
Studi Al Qur'an Tentang Makna Motivasi. Kudus: Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Praktek.
Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TRANSKIP WAWANCARA
Ketua KAPPAH
Nama: H. Ilan Mochamad Fauzan
Pendidikan Terakhir: Universitas Al Azhar
Alumni: Angkatan 2003
Tempat dan waktu dilaksanakan wawancara
Tempat: Rumah kediamannya
Hari/Tangggal: Sabtu, 14 Juli 2018
Waktu: 13.00 - 14.00 WIB
1. Kapan berdirinya organisasi KAPPAH?
Jawaban:
KAPPAH ini terbentuk sejak dari 12 Januari 1990, didirikan oleh
beberapa alumni angkatan tersebut, diantaranya bernama Asep
Saefulloh, Pendi, Misbah.
2. Apa tujuan dibentuknya organisasi KAPPAH ini?
Jawaban:
Tujuan dibentuknya organisasi KAPPAH ini ya untuk merangkul
kembali para alumni atas dasar ingin menyambungkan silaturahmi
baik itu antara pengurus, guru-guru dan alumni, dengan cara
membentuk struktur organisasi untuk kelancaran kinerja
KAPPAH.
3. Apakah pengurus KAPPAH mengadakan kumpulan khusus untuk
merundingkan permasalahan yang terjadi?
Jawaban
Pada tahun 2002 para pengurus KAPPAH ini melakukan
perkumpulan untuk membahas permasalahan, kan kalau dilihat
dari tepat didirikannya organisasi ini belum adanya perkembangan
mengenai suksesnya mengurus organisasi, nah pada tahun 2002 ini
barulah kita mengadakan perkumpulan untuk melakukan rapat.
Masalah yang dihadapi pengurus KAPPAH itu kurang terbukanya
jalur komunikasi antar alumni, sehingga masih banyaknya alumni
yang belum terangkul oleh pengurus, kurangnya kepedulian dari
alumni, ada juga alumni yang minder, dan lain-lain. Makanya
kenapa pada saat didirikannya organisasi masih belum terangkul?,
karena memang kan pada tahun 1990 masih kurang canggihnya
teknologi, sehingga tidak semua alumni memiliki handphone dan
sulit memberikan informasi.
4. Bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan pengurus
KAPPAH?
Jawaban:
Pemecahan masalahnya ya, jadi kita saling bekerjasama dan dalam
memecahkan masalah tersebut kita melakukan cara dengan
merencanakan apa yang akan dilakukan dalam meningkatkan
silaturahmi, ya salah satunya kami pengurus memberikan motivasi
dengan sebuah ajakan. Kemudian memberikan pesan dengan
menambahkan ayat-ayat mengenai ajakan silaturahmi,
mengingatkan akan pentingnya silaturahmi, sehingga sangat
diharapkan alumni dapat termotivasi terhadap ajakan. Bisa
dikatakan lah yang namanya alumni pesantren pasti tahu apa itu
silaturahmi. Namun kendalanya yaitu kurang diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Apa saja agenda rutin atau program kerja yang sudah berjalan?
Jawaban:
Rencana program KAPPAH ada agenda milad sekaligus reuni
akbar satu tahun sekali, kegiatan tersebut memang sudah seperti
satu kewajiban ya dalam setiap lembaga, kemudian kami
mengadakan pengajian bulanan, diskusi antar alumni, silaturahmi
perangkatan kepada guru, silaturahmi melalui media sosial
(diskusi melalui whatsapp), memperingati isra mi’raj, rihlah
alumni dengan tujuan mengumpulkan alumni-alumni yang berada
di wilayah rihlah dituju.
6. Apakah sebelum melaksanakan kegiatan para pengurus
merencanakan dulu program?
Jawaban:
Sebelumnya memang KAPPAH ini melakukan perencanaan
program, dan pasti lah setiap organisasi juga merencanakannya
lebih dulu. Jadi memang sebelum melaksanakan program setiap
acara itu nantinya ditentukan jajaran panitia, kebanyakan sih
panitianya dari pengurus yang terbentuk dan juga para alumni
yang bersedia ikut berpartisipasi, tetapi KAPPAH juga melibatkan
para santri untuk membantu dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan
7. Mengenai dana, bagaimana cara pengurus dalam menanganinya?
Jawaban:
Masalah dana kegiatan yah, ya jadi kalau dana kegiatan pengurus
KAPPAH juga merencanakan dari jauh hari, memberikan
informasi seperti: demi lancarnya acara kita, bagi siapa saja
alumni yang ingin memberikan infaq atau sebagian hartanya bisa
dikirim melalui no rek. Lalu disebarkanlah pesan tersebut melalui
media sosial, karena itu bisa dibilang efektif.
8. Menurut anda silaturahmi itu bagaimana?
Jawaban:
Silaturahmi itu sangat penting, bisa saja dilakukan dengan cara
tatap muka juga bisa melalui media seperti whatsapp, instagram
dan lain sebagainya. Namun jika dilihat dari alumninya, memang
masih belum terlihat ke kompakannya, paling juga perangkatan
ada lah beberapa orang yang mengikuti dalam agenda silaturahmi.
Tapi lumayan lah masih ada beberapa juga, semoga saja
kedepannya bisa lebih banyak lagi dan mengajak teman-teman
yang lainnya.
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan komunikasi yang dilakukan
pengurus KAPPAH?
Jawaban:
Kegiatan komunikasi KAPPAH ini dengan menggunakan
beberapa media. Namun menurut kami para pengurus, media yang
efektif yaitu diadakannya grup KAPPAH di whatsapp, sebenarnya
di facebook juga bisa. Tau kan whatsapp itu ada batasan orangnya.
Nah para pengurus melakukan cara dengan memasukan salah satu
koordinator atau yang berperan penting pada setiap angkatan ke
dalam grup. Awalnya sih kita memasukan siapa saja dengan cara
acak. Namun hal tersebut alhasil ada juga yang mengeluarkan
dirinya dari grup. Otomatis kan orang tersebut bisa jadi merasa
dirinya itu ngg penting, atau bisa jadi malu karena orang biasa,
tidak memiliki ilmu yang tinggi.
10. Apakah dengan melakukan strategi komunikasi menghasilkan
feedback baik?
Jawaban:
Alhamdulillah semakin kesini dengan melakukan beberapa
strategi komunikasi adanya timbal balik dari para alumni, ya
meskipun belum semua, tetapi sudah memperlihatkan sedikit demi
sedikit keberhasilan kinerja pengurus KAPPAH.
11. Strategi apa yang dilakukan pengurus untuk meningkatkan
motivasi silaturahmi?
Jawaban:
Untuk strategi komunikasi KAPPAH sendiri yaitu dengan cara
mengukur keberhasilannya dari beberapa agenda kegiatan yang
dilaksanakan, kita selalu mengontrol setiap kegiatan yang
dilaksanakan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung
untuk mengetahui kekurangan. Kemudian dengan strategi
mengajak alumni-alumni untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
ikatan alumni, karena prinsip dalam KAPPAH itu tentu tidak
membeda-bedakan mana kalangan atas, bawah, kami katakan
bahwa semua alumni pondok pesantren Al Hasan adalah keluarga.
Kami terus menjalankan komunikasi yang efektif untuk
mempererat alumni dengan almamater pondok pesantren yaitu
dengan mengadakan silaturahmi secara langsung dan juga secara
tidak langsung.
12. Apakah dari beberapa agenda bisa membantu pengurus dalam
meningkatkan strategi komunikasi?
Jawaban:
Tentu sangat, seperti adanya pengajian bulanan, ini sangat
membantu dalam pelaksanaan strategi komunikasi KAPPAH,
dilihat dari antusias para alumni yang ikut dalam kegiatan ini.
13. Upaya apa yang dilakukan KAPPAH agar alumni lain bisa
termotivasi dan ikut dalam kegiatan yang sudah direncanakan?
Jawaban:
Upaya yang dilakukan sampai saat ini yaitu tetap mempertahankan
komunikasi, terus memberikan motivasi, ajakan kepada alumni
yang memang belum pernah sama sekali mengikuti kegiatan yang
diadakan KAPPAH. Salah satunya melalui media whatsapp
tentunya perangkatan alumni memiliki grup angkatan, maka
KAPPAH melakukan cara dengan menunjuk salah satu alumni
perangkatan untuk menjadi koordinator angkatannya masing-
masing, sehingga yang menjadi koordinator tersebut tentunya bisa
memberikan informasi pada grup angkatannya. Terus mengajak
alumni untuk bersilaturahmi baik itu dengan almamater maupun
para guru-guru yang telah memberikan ilmunya selama alumni
tersebut menimba ilmu di pondok pesantren.
14. Masalah apa yang terjadi dalam diskusi antar alumni melalui
media sosial?
Jawaban:
Masalah yang terjadi dalam diskusi media sosial whatsapp ya, jadi
adanya grup KAPPAH ini bertujuan untuk melakukan diskusi dari
berbagai angkatan, tetapi ada hal negatifnya dari pesan yang
dikirimkan oleh seseorang dan diterima banyak orang. Disini
kendalanya yaitu perbedaan pendapat, sehingga terciptanya
diskusi yang tidak efektif.
Sesepuh KAPPAH
Nama: KH. Fuad Solahudin
Pekerjaan: Guru santri & alumni
Alumni: Angkatan 1998
Tempat dan waktu dilaksanakan wawancara
Tempat: Rumah kediaman
Hari/Tangggal: Sabtu, 14 Juli 2018
Waktu: 16.00-17.00 WIB
1. Menurut bapak silaturahmi yang baik itu bagaimana?
Jawaban:
Silaturahmi sebenarnya lebih bagus secara langsung, karena terasa
ya saya sebagai gurunya merasa di jenguk oleh anak-anaknya yang
pernah belajar dengan saya. Tapi kembali lagi sih itu semua
karena kesadaran pada diri seseorang, atau seorang alumni datang
bersilaturahmi karena masih mengingat akan guru-guru dan
almamaternya.
2. Apakah bapak mengetahui, setelah KAPPAH melaksanakan
kegiatan para pengurus melakukan evaluasi?
Jawaban:
Ya, saya sebagai sesepuh, guru ngaji santri dan alumni disini juga
ikut memantau para pengurus KAPPAH mengenai kinerja yang
sudah terlaksana dan yang belum terlaksana. Seperti yang saya
lihat mereka yang ikut dalam kepengurusan selalu mengadakan
evaluasi apabila telah selesai melaksanakan agenda kegiatan.
3. Hambatan apa yang diketahui dalam KAPPAH ini?
Jawaban:
Salah satu faktor penghambat yaitu banyaknya alumni yang
merasa malu untuk hadir dalam agenda yang dilaksanakan
KAPPAH. Kata malu itu maksudnya malu kenapa, ya mungkin
malu akan perekenomian dan belum mendapatkan pekerjaan, ada
juga minder karena kalah saing mendapatkan pasangan ketika
mondok, ada juga yang malu atas perilakunalumni tersebut ketika
menjadi santri, seperti selalu melanggar aturan, pernah mencuri,
dan sebagainya.
4. Apakah bapak setuju mengenai diadakannya diskusi antar alumni
melalui media sosial? Alasannya?
Jawaban:
Iyah tentu saya setuju, karena meskipun melalui media sosial
silaturahmi harus tetap dilakukan, ya menurut saya strategi yang
dilakukan pengurus ini sangat membantu untuk lebih
meningkatkan motivasi, juga terus mengingatkan kepada alumni-
alumni lainnya bahwa alumni pesantren Al Hasan itu adalah
keluarga.
5. Dimana saja proses kegiatan KAPPAH dilakukan? Apakah hanya
di pesantren?
Jawaban:
Proses kegiatan KAPPAH ini ya ruang lingkupya sekitaran
pesantren saja, contoh seperti pengajian bulanan itu tempatnya
berpindah-pindah kadang di gedung aula Abu Bakar, Aula
Arraudoh, kadang juga estafet ke rumah guru-guru yang berada di
wilayah pesantren.
6. Apakah program yang dilaksanakan pengurus KAPPAH itu
memang bisa meningkatkan silaturahmi?
Program yang dilaksanakan pengurus tentu sangat baik, karena
saya juga melihat dari antusias, kehadiran alumni dari tiap
angkatan bisa ikut menghadiri kegiatan. Saya sebagai guru ikut
mendukung agar lebih meningkatkan lagi kinerja pengurus,
sehingga alumni pun bisa termotivasi dengan adanya kegiatan
yang dilaksanakan.
7. Bagaimana kegiatan komunikasi yang bapak ketahui pada media
whatsapp?
Jawaban:
Saya sendiri ikut masuk ke dalam grup whatsapp KAPPAH, dan
saya pun memantau kegiatan komunikasi yang dilakukan para
alumni dan pengurus. Dalam grup tersebut ada berbagai macam
karakter, ada almni yang aktif, ada yang hanya diam, pokonya
berbagai macam. Namun meskipun begitu pesan atau diskusi
dalam hal kebaikan tetap tersampaikan kepada semua peserta yang
ada di dalamnya. Kemudian saya minta kepada setiap koordinator
angkatan itu agar saya bisa dimasukan grup angkatan, dengan
maksud untuk memantau setiap angkatan dan memberitahukan
informasi yang diadakan KAPPAH.
8. Apakah santri ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan alumni?
Jawaban:
Iyah, saya juga ikut menyarankan kalau santri ikut dalam panitia
setiap agenda yang dilaksanakan, karena pasti pengurus juga perlu
bantuan tenaga yang banyak, contoh seperti pada reuni akbar itu
kan perlunya siapa yang menyambut para alumni, mengarahkan
sesuai tugas yang diperintahkan. Kemudian dalam pelaksanaan
pengajian bulanan juga ada beberapa santri yang ikut membantu
dalam masalah konsumsi dengan cara membantu memasak di
dapur umum dan mempersiapkan yang dibutuhkan pengurus.
Alumni KAPPAH
Nama: H. Irfan Soleh S. Th.I, MBA
Pekerjaan: Dosen, Wirausaha
Alumni: Angkatan 2005
Tempat dan waktu dilaksanakan wawancara
Tempat: Gedung Aula Abu Bakar
Hari/Tangggal: Sabtu, 14 Juli 2018
Waktu: 21.00-22.00 WIB
1. Apa yang anda ketahui tentang KAPPAH?
Jawaban:
Dari segi penamaan keluarga alumni, dengan penamaan keluarga
saja ikatan ukhuwah tentu lebih dekat, karena ibaratnya alumni itu
sudah dibilang seperti keluarga.
2. Apakah anda mengetahui masalah apa yang terjadi pada organisasi
KAPPAH?
Jawaban:
Masalah yang saya ketahui alumni itu banyak yang minder, waktu
itu saya juga pernah mengajak ke beberapa angkatan melaui pesan
media sosial untuk ikut kegiatan alumni, namun hasilnya ya
responnya kurang baik, mereka banyak yang mengabaikan. Oh
iyah pada saat saya mengikuti salah satu acara sedang
dilaksanakan, saya mendengar sambutan dari pengasuh pondok
yang mengungkapkan bahwa KAPPAH ini masih kurang
terbukanya jalur komunikasi antar alumni, sehingga alumni tidak
semua mendapatkan pesan informasi.
3. Dalam kegiatan komunikasi media sosial apa saja yang anda ikuti
mengenai KAPPAH?
Jawaban:
Media sosial yang digunakan dalam kegiatan komunikasi yang
saya ikuti sampai sekarang yaitu facebook, youtube, whatsapp,
instagram.
4. Bagaimana pendapat anda mengenai adanya silaturahmi di media
sosial?
Jawaban:
Menurut saya adanya silaturahmi melalui media sosial juga bagus,
tapi akan lebih mantap jika silaturahmi dilakukan secara langsung,
karena terasa sekali akan kekeluargaannya, nyaman ketika diskusi,
beda halnya kalau melalui media sosial sering adanya hal negatif
contoh seperti perbedaan pendapat, sampai akhirnya ada yang
keluar grup.
5. Apa yang anda ketahui mengenai kegiatan komunikasi pengurus
dalam memberikan motivasi?
Jawaban:
KAPPAH juga melakukan komunikasi melalui media facebook,
karena kan facebook itu yang pertama kali hadir, sehingga
pengikutnya banyak alumni. Pada media ini dilakukannya
penyebaran informasi contohnya setiap kegiatan riyadhoh santri,
materi pengajian tersebut disimpulkan oleh salah satu pengurus
KAPPAH, kemudian hasil kesimpulan tersebut dikirimkan melalui
media facebook. Ya tujuannya untuk berbagi ilmu yang telah di
dapatkan, dan bisa memberikan motivasi.
6. Mengenai khalayak apakah ada selain alumni pesantren Al Hasan?
Jawaban:
Khalayak tentunya hanya berkaitan dengan para alumni pondok
pesantren Al Hasan sendiri, karena kan tujuan organisasi
KAPPAH ini memang untuk para alumni, tetapi ada tujuan lain
juga sih untuk memberikan contoh kepada yang berada diluar,
baik itu lembaga, organisasi agar mereka juga dapat termotivasi
mengenai kegiatan yang berkaitan dengan silaturahmi.
7. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan yang terjadwal? Apa
alasannya?
Jawaban:
Insya Allah untuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh
pengurus KAPPAH ini saya masih mengikuti selagi tidak ada
agenda yang memang bentrok dengan jadwal saya. Alasan saya
mengikuti kegiatan yang diadakan KAPPAH ini karena saya ingin
menjaga silaturahmi, memperbanyak teman, berbagi ilmu,
pengalaman.
8. Saran apa yang anda berikan untuk pengurus agar bisa lebih baik
lagi dalam meningkatkan motivasi silaturahmi?
Jawaban:
Saran saya untuk pengurus yaitu terus menetapkan kegiatan yang
sudah berjalan, menambahkan lagi kegiatan menarik sehingga
alumni bisa tertarik hadir, kemudian hubungan komunikasinya
lebih ditingkatkan lagi, lebih banyak lagi merangkul alumni serta
diberikan motivasi agar alumni yang memang belum pernah
silaturahmi bisa terketuk hatinya dan bisa ikut berkumpul bersama
dalam setiap kegiatan.
9. Pernahkah anda mengajak alumni lainnya untuk ikut dalam
agenda yang dilaksanakan KAPPAH?
Jawaban:
Bukan pernah lagi, saya sering mengajak teman-teman, adik-adik,
pokonya sebisa saya membantu pengurus untuk meningkatkan
silaturahmi ini. Cara yang saya lakukan mengajak alumni-alumni
melalui pesan media sosial seperti di whatsapp, tapi memang
hasilnya tak semudah yang dibayangkan bahwa alumni tersebut
langsung mau. Kenyataannya itu masih banyak alumni yang
mengabaikan pesan, sehingga saya pun pernah dengan yang
tadinya mengajak dengan kata-kata bercanda, kemudian serius
tapi hasilnya tidak ada, tidak mempan. Ya mungkin memang
kesadaran silaturahmi itu kembali lagi pada diri masing-masing.
10. Manfaat apa yang anda dapatkan atau rasakan setelah melakukan
silaturahmi melalui kegiatan yang diadakan KAPPAH?
Jawaban:
Manfaat yang saya rasakan yaitu berkahnya silaturahmi
memperbanyak perkenalan, mempererat kekeluargaan, membuka
peluang bisnis, kebetulan juga saya seorang wirausaha dan saya
sangat senang bisa berbagi ilmu, pengalaman kepada para alumni
yang sudah bersedia mengikuti agenda yang dilaksanakan
KAPPAH. Saya berharap agar tetap bisa menjalin silaturahmi, dan
juga bisa memotivasi alumni-alumni lainnya. Bahwa janganlah
kamu takut kehilangan hartamu karena silaturahmi, justru dengan
bersilaturahmi kita akan dimudahkan pintu rezeki, berkah usia,
dan kebaikan-kebaikan lainnya.
DOKUMENTASI
Wawancara dengan ketua umum KAPPAH H. Ilan
Mochamad Fauzan
Wawancara dengan Sesepuh KH. Fuad Solahudin
Wawancara dengan Alumni Angkatan 2005 H. Irfan Soleh
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Pengajian Bulanan
2. Rihlah alumni sekaligus Ziarah
3. Diskusi Antar Alumni
4. Poster-poster ajakan
5. Media Sosial
Media Facebook