strategi kepemimpinan pembelajaran menyongsong implementasi kurikulum 2013

13
1 STRATEGI KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Husaini Usman dan Nuryadin Eko Raharjo FT Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep strategi kepemimpinan pembelajaran. Perbedaan pembelajaran di SMK dengan SMA membawa konsekuensi strategi kepemimpinan pembelajaran yang berbeda pula. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis grounded theory. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan anggota komite sekolahsecara snowball. Orang kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah. Objek penelitian adalah pelaku, konsep, tempat, dan kegiatan. Keabsahan data dilakukan dengan kriteria kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan komfirmabilitas. Langkah-langkah dan analisis data yang digunakan adalah model Lichman (2011). Penelitian menemukan bahwa strategi kepemimpinan pembelajaran adalah: keteladanan, pembelajaran di kelas dan luar kelas, kultur sekolah, dan penguatan. Kata Kunci: strategi, kepemimpinan pembelajaran, implementasi kurikulum 2013 THE STRATEGY OF INSTRUCTIONAL LEADERSHIP TOWARD THE IMPEMENTATION OF CURRICULUM 2013 Abstract: Theresearch was aim to find the strategy concept of instructional leadership. Different between VHS and HS learning bring coonsequency different of strategy of instructional too. The research used was qualitative with grounded theory type. Research instrument is the researchers ourself. Data collecting technique were used deep-interview, participation observation, and documentation. Reseach subjects areprincipal, vice principals, and school committee members with snowball. Key informan is principal. Research objects are: persons, concept, place, and activities. Verification of data was done by credibility, transferability, dependability, and comfirmability criteria. Stage and data analysis were used the Lichman model (2011). The research findings that the strategy of instructional leaderships are modeling, learning in and out classroom, school culture, and strengthening. Keywords: strategy, instructional leadership, implementation of curriculum 2013 PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se- bagai penghasil tenaga kerja perlu memperhati- kan keunggulan komparatif dan kompetitif. Ke- unggulan komparatif merupakan kemampuan dalam menghasilkan barang/jasa dengan biaya yang lebih hemat, mutu yang lebih hebat, dan waktu yang lebih tepat. Keunggulan kompetitif merupakan kemampuan daya saing lulusan SMK dalam tawar-menawar barang/jasa yang dihasilkannya di pasar kerja. Keunggulan kom- petetif dapat pula dimaknai daya saing lulusan SMK dalam mendapatkan pekerjaan sebagai pe- kerja atau menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha karena tujuan SMK adalah untuk menghasilkan lulusan lulusan yang siap bekerja sesuai bidang keahliannya baik ikut bekerja de- ngan orang lain sebagai pekerja maupun ber- wirausaha. Penyebabnya antara lain kepala se- kolah masih cenderung sebagai manager bukan sebagai leader pembelajaran. Akibatnya, ia le- bih fokus pada urusan administratif dan sistem daripada urusan pemberdayaan guru untuk me- ningkatkan proses dan hasil pembelajaran sis- wa. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki keseimbangan sebagai manager dan leader (Smith & Piele, 2008).

Upload: ahmad-nur-arifin

Post on 16-Aug-2015

228 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Kepemimpinan

TRANSCRIPT

1 STRATEGI KEPEMIMPINAN PEMBELAJARANMENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Husaini Usman dan Nuryadin Eko Raharjo FT Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak:Penelitianinibertujuanuntukmenemukankonsepstrategikepemimpinanpembelajaran. PerbedaanpembelajarandiSMKdenganSMAmembawakonsekuensistrategikepemimpinan pembelajaranyangberbedapula.Penelitianmenggunakanpendekatankualitatifdenganjenis groundedtheory.Instrumenpenelitianadalahpenelitisendiri.Teknikpengumpulandatayang digunakanadalahwawancaramendalam,observasipartisipasi,dandokumentasi.Subjekpenelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan anggota komite sekolahsecara snowball. Orang kunci dalampenelitianiniadalahkepalasekolah.Objekpenelitianadalahpelaku,konsep,tempat,dan kegiatan. Keabsahan data dilakukan dengan kriteria kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan komfirmabilitas. Langkah-langkah dan analisis data yang digunakan adalah model Lichman (2011). Penelitian menemukan bahwa strategi kepemimpinan pembelajaran adalah: keteladanan, pembelajaran di kelas dan luar kelas, kultur sekolah, dan penguatan. Kata Kunci: strategi, kepemimpinan pembelajaran, implementasi kurikulum 2013 THE STRATEGY OF INSTRUCTIONAL LEADERSHIP TOWARD THE IMPEMENTATION OF CURRICULUM 2013 Abstract:Theresearchwas aim tofind the strategyconceptofinstructionalleadership. Different betweenVHSandHSlearningbringcoonsequencydifferentofstrategyofinstructionaltoo.The researchusedwasqualitativewith grounded theory type. Research instrument is the researchers ourself.Datacollectingtechniquewereuseddeep-interview,participationobservation,and documentation. Reseach subjects areprincipal, vice principals, and school committee members with snowball.Keyinformanisprincipal.Researchobjectsare:persons,concept,place,andactivities. Verification of data was done by credibility, transferability, dependability, and comfirmability criteria. Stage and data analysis were used the Lichman model (2011). The research findings that the strategy ofinstructionalleadershipsaremodeling,learninginandoutclassroom,schoolculture,and strengthening. Keywords: strategy, instructional leadership, implementation of curriculum 2013 PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-bagai penghasil tenaga kerja perlu memperhati-kan keunggulan komparatif dan kompetitif. Ke-unggulankomparatifmerupakankemampuan dalammenghasilkanbarang/jasadenganbiaya yang lebihhemat, mutuyang lebih hebat, dan waktu yang lebih tepat. Keunggulan kompetitif merupakankemampuandayasainglulusan SMKdalamtawar-menawarbarang/jasayang dihasilkannya di pasar kerja. Keunggulan kom-petetif dapat pula dimaknai daya saing lulusan SMK dalammendapatkanpekerjaan sebagai pe-kerja atau menciptakan lapangan kerja sebagai wirausahakarenatujuanSMKadalahuntuk menghasilkan lulusanlulusan yang siap bekerja sesuai bidang keahliannya baik ikut bekerja de-nganoranglainsebagaipekerjamaupunber-wirausaha. Penyebabnya antara lain kepala se-kolah masih cenderung sebagai manager bukan sebagai leader pembelajaran. Akibatnya, ia le-bih fokus pada urusan administratif dan sistem daripada urusan pemberdayaan guru untuk me-ningkatkanprosesdanhasilpembelajaransis-wa. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolahyangmemilikikeseimbangansebagai manager dan leader (Smith & Piele, 2008). 2 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 Masalahyang dihadapi SMK saat ini ada-lahbelumadakonsepyangjelastentangke-pemimpinan pembelajaran dalammenyongsong implentasi Kurikulum2013. Oleh sebab itu, ke-pemimpinanpembelajaranmenyongsongim-plementasi Kurikulum 2013 perlu diteliti. Pene-litian dengan judul tersebut sepengetahuan pe-neliti belumpernah dilakukan. Modelkepemimpinanadasembilanya-itu: (1) manajerial; (2) partisipatif; (3) transfor-masional;(4)interpersonal;(5)transaksional; (6) postmodern; (7) kontingensi; (8) moral; dan (9) pembelajaran (intruksional). Pada penelitian ini dipilih kepemimpinan pembelajaran karena: relevan dengan bidangkeahlian peneliti, kom-ponenpaling penting dalammeningkatkan mutu pembelajaran (Bush, 2008 & Hammond, et al., 2010),faktor penting yang menentukan keefek-tifan sekolah(Huber,2010), mengantisipasi tun-tutan kompetensi kepala sekolah abad 21, men-dukungkeberhasilanimplementasiKurikulum 2013, kepemimpinan sekolah paling sukses jika difokuskanpadapembelajaranLeihwood& Riehl (2008 & Gurr; Drysdale, 2008), dan suk-ses atau gagalnya sekolah mencapai tujuan di-tentukan oleh kepemimpinan kepala sekolahnya (Hoy & Miskel, 2008; Bass & Bass & Huber, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untukme-nemukankonsepstrategikepemimpinanpem-belajaranmenyongsongimplementasiKuriku-lum2013 di SMK sehingga kesenjangan kom-petensi lulusan dengan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dapat dikurangi. Strategi berasal dari bahasa Yunani, stra-tegos. Strategos artinya tentara. Ago artinya me-mimpin. Strategi mula-mula digunakan di kemi-literan. Strategi adalah ilmu yangmempelajari perencanaandanpengarahanoperasimiliter berskala besar dan menggerakkan pasukan pada posisiyangpalingmenguntungkansebelum pertempuransebenarnyadenganmusuhuntuk mendapatkemenangan.Istilahstrategibisnis dan perencanaan strategi di bidang manajemen muncul tahun 1950-an dan populer tahun 1960 sampai tahun 1970-an. Ada66definisistrategiyangtelahdi-identifikasikanolehAbraham (2004)dania menyimpulkanstrategiadalah:berkaitande-ngan berpikir strategi dan perencanaan strategi, penentuutamadalam berpikirstrategidan perencanaan strategi,metode untukmendapat-kan alternatif strategi, dan membantu pembaca dalam menggunakankeuangandananalisis strategi berbagai alat.Strategi merupakan upaya yangsistematismelaluipengintegrasiandari tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiat-an untuk mencapai misi Depdiknas yang telah ditetapkan (Rencana Strategi Pendidikan Nasio-nal 2010-2015).Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan stra-tegiadalahpendekatanumumbersifatjangka panjang untuk mempertahankan hidupnya suatu organisasimelaluimeningkatkandayasaing secara berkelanjutan.Strategi selanjutnya dija-barkan menjadi pendekatan khusus jangka pen-dek atau langkah-langkah operasional yang di-sebut taktik. Konsep kepemimpinan pembelajaran me-milikisejarahyangpanjang,kompleks,dan multi-interpretasitentangsegalasesuatuyang harusdilakukankepalasekolahGurr&Drys-dale (2008).Pada tahun 1960, para kepala seko-lahmeningkatkanmutupembelajarandengan melakukan observasi kekelas-kelas.Pada 1970 ketikaAmerikaUtara,Inggris,danAustraliamenerapkan sisteminspeksi terhadap pembela-jaran,peranankepalasekolahsangatditekan-kan.Pada tahun 1970-an sampai awal 1980-an, bukuteksadministrasipendidikandifokuskan pada supervisi. Beberapa literatur mengungkap-kan bahwa supervisi dapat meningkatkan mutu pembelajarandikelas.Kepalasekolahadalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kepemimpinan pembelajaran dan pengembang-ankurikulum(Gurr&Drysdale(2008).Sejak tahun 1970 definisi kepemimpinan pembelajar-anmasihmembingungkan. Kepemimpinan pem-belajaran mencapai puncaknya di Amerika Uta-rapadatahun1980danfokuskepemimpinan pada peran kepala sekolah dalam kepemimpin-an pembelajaran(Murphy, 1990).Kerangkapikirkepemimpinanpembela-jaranmemilikiempatdimensiyaitu:(1)me-ngembangkanmisi dan tujuan pembelajaran ber-dasarkan misi dan tujuan sekolah; (2) mengelo-3 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 la pembelajaran; (3) meningkatkan iklim pem-belajaran;dan(4)mengembangkandukungan lingkungankerja(Murphy,1990).Kepemim-pinan pembelajaran di Indonesia mulai popular tahun2010ketikaDirektoratTenagaKepen-didikan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan mulai mengadakan pela-tihan kepala sekolah. Kepemimpinan pembela-jarandiAustraliadisebuteducationalleader-ship. Kepemimpinan pembelajaran (instruction-nalleadership) disebut juga educationleader-ship,schoolleadership,visionaryleadership, andteaching,learningleadership,andsupervi-sion leadership (Huber, 2010).Soutworth (2002) menyatakan kepemim-pinan pembelajaran adalah perhatian yang kuat terhadappengajarandanpembelajaran,terma-suk pembelajaran profesionalolehguru sesuai perkembangan siswa. Sejalan dengan pendapat Soutworth tersebut, Hallinger (2003) menyata-kan bahwa kepemimpinan pembelajaran dipan-dang sebagai kepemimpinan direktif kepala se-kolah yang kuat berfokus pada kurikulumdan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat South-worthdan Hallinger di atas, Bush dan Glover (2003) menyatakan bahwa kepemimpinan pem-belajaranfokuspadapengajarandanpembe-lajaran serta perilaku guru dalammengajar sis-wa. Pengaruh pemimpin ditargetkan pada pem-belajaran siswa melalui guru. Penekanan lang-sung pada dampak pengaruh daripada proses itu sendiri.Ketigapendapattersebutdapatdisim-pulkanbahwa kepemimpinan pembelajaran ada-lah kepemimpinan yangfokus pada peningkatan mutu pembelajaran siswa melalui guru. Kelemahandarikonsepkepemimpinan pembelajaran adalah terlalu berpusat pada kepa-lasekolahsehinggakepalasekolahcenderung otoriterdalammenerapkankepemimpinannya. Sistem implementasi kurikulum 2013 memerlu-kan perubahan manajemen dan kepemimpinan, kulturdaniklimsekolahterhadapkurikulum, pendidikdantenagakependidikan,saranadan prasaranauntukmenghasilkanlulusanyangkom-peten (Bahan Uji Publik Kurikulum 2013). Per-ubahan tersebut dipelopori oleh kepala sekolah karena kepala sekolah adalah agen perubahan.Perbedaan pembelajaran di SMK dengan di SMA. Pembelajaran di SMKmeliputimata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi; sedangkan mata pelajaran di SMA meliputi mata pelajaran wajib dan pilihan. Perbedaan tersebut berdam-pakstrategikepemimpinanpembelajarandi SMK berbeda dengan kepemimpinan pembela-jaran di SMA. Manajemen dan kepemimpinan, iklim akademikdan kultur sekolah merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkat-kan efektivitas interaksi dalamstrategi pening-katan efektivitas pembelajaran (BahanUji Pu-blik Kurikulum2013).Strategi kepemimpinanpembelajaranyang ditemukan Southworth (2002) dalampenelitian denganpendekatankualitatifnyapadaKepala SekolahDasardiInggrisdanWalesadatiga strategiuntukmeningkatkanpembelajaranse-cara efektif yaitu: (1) modeling; (2) monitoring; dan (3) professional dialog and discussion. Mo-delling artinya keteladanan kepala sekolah men-jadi contoh atau model yang ditiru oleh guru di sekolahyangdipimpinnya.Monitoring artinya melakukanpemantauankinerjagurukekelas saat guru melaksanakan proses pembelajaran di kelassertamemanfaatkanhasilpemantauantersebut untuk pembinaan lebih lanjut.Profes-sionaldialoganddiscussionartinyaberarti membicarakansecaraaktif,interaktif,efektif, aspiratif,inspiratif,produktif,demokratikdan ilmiah tentang hasil penilaian kinerja dan ren-cana tindak lanjut peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. TemuanpenelitianSouthworth (2002) ter-sebut mendukung kepemimpinan pembelajaranefektifapabilakepalasekolahmampumemain-kanperannyasebagai:(1)pemantaukinerja guru; (2) penilai kinerja guru; (3) pelaksana dan pengaturanpendampingandanpelatihan,(4) perencanaPengembanganKeprofesianBerke-lanjutan (PKB)guru; (5) pengkoordinasi kerja tim, dan (6) pengkoordinasi pembelajaran kola-boratif (OECD, 2009).Sejalan dengan pendapat OECDtersebut,Willison(2008)menyatakan tiga cara untuk menjadi kepemimpinan pembe-lajaran efektif yaitu: (1) talkthetalk; (2) walk the walk; dan (3) be the caddy. Talk to talk arti-nyabanyakberdialogdandiskusitentangpe-4 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 ngembangankeprofesianberkelanjutanguru. Walkthewalkartinya sering berkunjung ke ke-las memantau proses pembelajaran di kelas. Be the caddy artinya membantu guru menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran secara pro-fesional. METODE Pendekatanpenelitianyangdigunakan dalam penelitianiniadalahkualitatifdengan jenisgroundedtheory.J enisinidipilihkarena penelitiinginmenemukankonsepstrategike-pemimpinan pembelajaran menyongsongimple-mentasi kurikulum2013 yang berakar dari data lapangandan setelah dianalisis secara induktif menemukanstrategiyangdimaksud.Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik sam-pel yang digunakan snowball sampling artinya responden bertambah terus dan tidak dapat di-tetapkan jumlah sampai diperoleh data yang je-nuh (redundancy). Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancaramendalam,observasipartisipasi, dandokumentasi.Dalam pengumpulandata, prinsip yang ditekankan dalampenelitian kuali-tatif yang menjadi perhatian peneliti yakni: (1) prinsip emik dan etik-prinsip pengumpulan data secara objektif dengan lebih mengutamakan su-dut pandang subjek, artinya penelitian mendes-kripsikan ide, gagasan pemikiran atau pemikir-an-pemikiran lain berdasarkan pemyataan sub-jek (prinsip emik). Namun demikian untuk ka-sus-kasustertentupenelitiberusahamembuat penyimpulan dengan tanpa mengabaikan esensi makna fenomena (prinsip etik); (2) prinsip ho-listik-mengacupadapengumpulandatayang utuh,lengkapdankontekstual;(3)prinsipke-konsistenan- menyangkut konsistensi dalamhal sistempengamatan,penentuanstrukturpenje-lasan dan kode pengkategorian. Subjekpenelitianadalahkepalasekolah, wakil kepala sekolah, dan anggota komite seko-lah.Orangkuncidalampenelitianiniadalah kepala sekolah. Objek penelitian adalah pelaku, konsep, tempat, dan kegiatan. Pelakunya adalah kepalasekolah,konsepnyaadalahstrategike-pemimpinan, tempatnya adalah SMKN 2 Depok SlemanYogyakarta. Kegiatannya adalah pem-belajaran di dalamdan di luar kelas. Sebelum melakukanpenelitian,peneliti mengadakan studi pendahuluan untuk menjajaki bahwasekolahtersebutlayaksebagaitempat penelitian.Penelitiselalumenjagajarakyaitu tidak terlalu akrab (hangat) dan juga tidak ter-lalu jauh (dingin) dengan subjek penelitian un-tuk mendapatkan objektivitas yang tinggi. Sua-sana penelitian diusahakan dalam suasana san-tai, tidak terlalu formal, dan kekeluargaan agar data yang didapat sedeskriptif mungkin.Peneliti berusaha menjadi peneliti kuali-tatifsepertiyangdisarankanolehLichtman (2010)berikut.Saya:(1)tertarikpadaorang dan empati kepadanya, kepada situasi dan ling-kungannya;(2)tertarikpadaorangdalamke-adaan alamiah; (3) tertarik pada perilaku, pan-dangan,atau perasaan, karakteristik subjek yang diteliti;(4)senangdenganpeluangmenggali ide-idesubjekyangditelitisecaramendalam; (5) ingin menanyakan bagaimana manusia ber-interaksi?bagaimanajaringansosialdikem-bangkan?,danbagaimanakulturdipelihara?; (6) mampu mempetimbangkan dengan bail dan melakukaninstrospektifdenganbaikpula;(7) senangdenganorangdanmelihatbagaimana merekamerasakan;(8)memperhatikansemua yangmerekabicarakan,tentangyangmereka deskripsikan, dan tentang cara mereka bergaul; (9) tertarik dengan proses pembelajaran di ke-las, (10) melihat nilai-nilai di balik fakta-fakta dantabel-tabel;(11)tertarikdengancara-cara baru mereka mengerjakan sesuatu secara inova-tif; (12) pendengar yang baik dan penanya yang baik pula; (13) termotivasi dengan hal-hal yang mendua (ambiguity); (14) toleran terhadap ke-kakuan struktur; (15) senang menuliskan semua data yang relevan dengan tujuan penelitian; (16) pernahmenulislaporanpenelitian,tesis,dan disertasi;(17)inginmelihathasilpenelitian yangmaknanyamelebihipengujianhipetesis; (18)terbukaterhadapide-idebaru;dan(19) mengakui bahwa semua penelitian adalah kom-pleks, penuh tantangan, dan tidak menganggap mudah melakukannya. Teknik pemeriksaan atau pengujian pada tingkatkepercayaanhasilsangatdiperlukan 5 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 untukmenentukankeabsahandata. Keabsahan data dilakukan dengan kriteria (1) kredibilitas; (2) transferabilitas; (3)dependabilitas; dan(4) komfirmabilitasataukepastian(objektivitas). Langkah-langkahdananalisisdatayangdigu-nakan dalampenelitian ini adalah model Lich-man (2011) seperti Gambar 1. Konsep strategi kepemimpinan pembelajaran menyongsong im-plementasiKurikulum2013diprolehdengan langkah-langkah seperti Gambar 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasildatayangdikumpulkanmelalui wawancaramendalam,observasipartisipasi, dan dokumentasi tentang strategi pembelajaran meliputi empat kategori yaitu: (1) keteladanan; (2) pembelajaran di kelas dan di luar kelas; (3) kultur (budaya) sekolah; dan (4) penguatan. Gambar 1.Langkah dan Analisis Data (Lichman, 2011) Gambar 2. Langkah Menemukan Konsep (Lichman, 2011) Listening to interviews Writing field noter (From observations) Transcribing interviews Studying writen accounts Create a database Coding line by line Comparing codes Developing categories Writing memos (capture ideas about categories) Explication of substantive theory Building analyticalframework Reading literature on major categories Comparing literature with major categories Drawing diagrams that like theorical categories Comparing memosWriting memos (about developing theory) Conducting furtherinterviews and observation 6 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 Keteladanan Keteladananadalahucapan,bahasatu-buh, sikap, dan tindakan positif yang dapat di-contoh oleh orang lain. Keteladanan sebagai pe-mimpinpembelajaranantaralainditunjukkan olehgejala-gejala(fenomena)rutinyangtam-pak secara fisik yaitu: guru produktif dan karya-wan jurusan bangunan menerima order pesanan sepertijasaperencanaanbangunan,gurupro-duktif dan karyawan jurusan TKJmerakit lap-topdan LCDdenganmelibatkan siswa, guru produktif dan karyawan jurusan kimia meneri-majasateslaboratorium,guruproduktifdan karyawanjurusanmesinmenerima pemesanan CNC,guruproduktif dan karyawan jurusan Geo-logi pertambangan menerima jasa sondir, guru produktifdankaryawanjurusanotomotifme-nerima jasa bodyrepair mobil, guru produktif dankaryawanjurusanaudiovisualmenerima pesananbarang-barangelektronika,memiliki komitmen dan tanggung jawab yang tinggi ter-hadap mutu proses dan hasil pembelajaran, me-motivasi dan memfasilitasi guru untuk mening-katkanmutuprosesdanhasilpembelajaran, memberi contoh yang baik dalammenyiapkan, melaksanan,danmenilaipembelajaran,sering berdialog dan berdiskusi dengan guru permasa-lahan mutu pembelajaran serta upaya penyele-saiannya.Sering memantau proses pembelajaran di kelasdengancaratidakmenggangguproses pembelajaran, memantau kinerja guru (mensu-pervisi guru), menilai kinerja guru, melaksana-kanpengaturanpendampingandanpelatihan,melaksanakanpengembangankeprofesianber-kelanjutan guru, mengkoordinasi kerja tim, dan mengkoordinasikanpembelajarankolaboratif, danmenjadikan unit produksi sekolah sebagai miniatur bisnis dan sumber belajar berwirausa-ha serta sebagai inkubator bisnis. Pembelajaran di Kelas dan di Luar Kelas Pembelajaran adalah kegiatan eksplorasi, elaborasi,dankonfirmasiuntukmentransfor-masikan,melestarikan,danmengkritisiiptek dan kultur yang dilakukan di dalamdan di luar kelas. Pembelajaran di kelas antara lain ditun-jukkanolehgejala-gejala:pembelajarandilak-sanakanmelaluiprosesbelajarsetiapmateri pelajaran ataukegiatan yangdirancangkhusus. Setiapkegiatanbelajarmengembangkanke-mampuan dalamranah kognitif,afektif, dan psi-komotor.Pembelajaran di kelas yangkhusus me-nanamkanjiwakewirausahaanadalahmata pelajarankewirausahaan.Matapelajaranyang memiliki kaitan erat dengan penanamanjiwa ke-wirausahaan adalah pelajaran di bidang produk-tif. SMKbebas mengelola kurikulumnya,SMK menyusunkurikulumnya tanpamemper-timbangkanpotensisekolah,kebutuhansiswa dan kebutuhan lokal kabupaten/kota; kompeten-sikewirausahaanbelumrelevandengandunia kerja, pelajaran praktik ada yang bersifat indi-vidualdankelegialuntukmemberikanpenga-lamanmampubekerjasamadalamkerjatim; kompetensikewirausahaanyangdibutuhkan duniakerja,bebanbelajarrelatifterlaluberat danluassehinggakurangmendalam,pembe-lajarancenderungmasihberpusatpadaguru; pembelajaranmasihberorientasi buku teks; buku tekshanyamemuatmateribahasan;penilaian hasilbelajarsiswamasihcenderungbersifat kognitif;ujianketerampilanmasihmengguna-kanujiantertulis;prosespembelajaranmasih terbatas pada eksplorasi, elaborasi, dankonfir-masi; belajar tidak hanya di dalamkelas, tetapi jugadilingkunganluarsekolahdanmasyara-kat; kompetensi keterampilan belum relevan de-ngan dunia kerja; penilaian belajar siswa masih padahasilsaja;fortofolioyangdibuatsiswa belumdimanfaatkansecaramaksimalsebagai instrumen utama penilaian; gurumasih cende-rung sebagai satu-satunya sumber belajar; kewi-rausahaan masih diajarkan secara verbal (teore-tis).Pembelajarandidalamkelasditunjukkan adanyakegiatanekstrakurikulersepertipra-muka (belumwajib), organisasi kesiswaan, unit kesehatansekolah,olahraga,kerawitan,teater, kaligrafi, pecinta alam, peleton inti dan KIR. Pembelajarandiluarkelasdilaksanakan melalui kegiatankokurikuler dan ekstrakurikuler yangdiikutiolehsebagiansiswayangdiman-faatkan untuk mengembangkan jiwa kewirausa-haan antara lain: pembuatan kaos identitas oleh siswa,siswamenjualmakanandanminuman 7 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 yangdibelioleh sesamasiswa, guru, dan kar-yawan, yangdititipkanmelaluikoperasi siswa atau di ruang guru, kegiatan pendirian perusa-haan di dalamsekolah bekerja sama dengan GE Lighting. Kultur Sekolah Kultursekolahadalahkeyakinan-keya-kinan, nilai-nilai, norma-norma, tradisi bersama yang mengikat kebersamaan seluruh warga se-kolah. Penciptaan kultur sekolah yang bernuan-sakewirausahaandilakukanmelalui:penugas-an,pembiasaan,pelatihan,pengajaran,peng-arahan, dan keteladanan. Semuanya mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan jiwa kewirausahaansiswa.Integrasijiwakewirausa-haan ke dalamkultur sekolahdalamrangka pe-ngembangankulturkewirausahaanuntukma-sing-masing lapisan kultur sekolah adalah(1) in-tegrasi jiwa kewirausahaan ke dalamkultur se-kolah pada lapisan artifak; (2) integrasi jiwa ke-wirausahaankedalamkultursekolahpadala-pisannilai-nilaidankeyakinan;(3)integrasi jiwakewirausahaankedalam kultursekolah pada lapisan asumsi dasar. Padalapisanartifak initerdapattigadimensiyangsalingterkaityaitu: verbal, tingkah laku/behavioral,dan fisik/ material. Nilai-nilai dan keyakinan kepala sekolah yang mewarnai kultur sekolah yang dapat men-dukung pelaksanaan pendidikankewirausahaan antara lain: Berani menanggung risiko, mampu bangkit dari kegagalan, mampu memanfaatkan semuasumberdaya seefektifmungkin,mampumengembangkan sumberdaya yang ada, memi-likisifatdansikapmentalsebagaiwirausaha, berpikirsecararealistis,mampumelihatpe-luang,memilikistrategipembelajaranbisnis, mampu membagi waktu dan materi tentang ke-wirausahaan. Integrasijiwakewirausahaankedalam kultursekolahadalahasumsidasar,berupape-tunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi warga se-kolah, menyangkutperilakunyatatermasukmen-jelaskan kepada warga sekolah tentang cara me-rasakan dan memikirkan segala sesuatu. Asumsi dasarkewirausahaan:wirausahabagiandari hidupdansetiapsetiaplulusanSMKpasti laku di lapangan kerja. Penguatan Penguatanadalahusaha-usahaprofesio-nalyangdilakukanuntukmeningkatkanmutu hasil dan proses pembelajaran di dalamdan di luarkelas.Penguatanantaralainditunjukkan oleh gejala-gejala (fenomena) sebagai berikut. Penguatan sebagai respon dari pendidik-an kewirausahaan dilakukan dalamjangka pan-jang dan berulang terus-menerus. Penguatan di-mulai dari lingkungan terdekat dan meluas pada lingkunganyanglebihluas.Disampingpem-belajaran dan pemodelan, penguatan merupakan bagiandariprosesintervensi.Penguatanjuga dilakukan melalui proses habituasi dalamkultur sekolah. Hal itu akhirnya akan membentuk jiwa kewirausahaan yang terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri masing-masing individu warga sekolah.Penguatan dapat dilakukan dalamberba-gaibentuktermasukpenataanlingkunganbe-lajar di sekolah yang menyentuh dan membang-kitkanjiwakewirausahaan.Berbagaipenghar-gaansudahdiberikankepadasekolah,pendi-dik, tenaga kependidikan, atau peserta didik un-tuk semakin menguatkan dorongan, ajakan, dan motivasipengembanganjiwakewirausahaan. Sementara itu dalam habituasi telah diciptakanpenguatanyangmemungkinkanpesertadidik baikdi sekolah, di rumahnya, di lingkungan ma-syarakatnyamembiasakandiriberperilakuse-suainilaidanmenjadikarakteryangtelahdi-internalisasi dan dipersonalisai dari dan melalui proses intervensi.Penguatanjugaditunjukkanolehmem-beri pujian sewajarnya kepada siswa yang ber-prestasiakademikdannonakademik,melaku-kanremedialterhadapsiswayangbelumber-prestasi, memberi tugas-tugas pekerjaan rumah secara individual dan kolegial dan hasilnya di-koreksi untuk dikembalikan kepada siswa yang bersangkutan, menambah referensi perpustaka-ansekolah,memenuhisaranadanprasarana yang langsung menunjang proses pembelajaran di kelas,melaksanakan Pengembangan Kepro-fesianBerkelanjutan(PKB)bagiguruseperti 8 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 menggalakkandialogprofessionaldandiskusi ilmiahdalamMusyawarahKelompokKerja Guru(MKKG),mengadakanpelatihan,work-shop,seminar,dansejenisnyabaikdidalam maupun di luar sekolah, memotivasi guru untuk studilanjutsesuaidenganbidangkeahliannya untuk meningkatkan pelaksanaan tugas sebagai guru profesional. PEMBAHASANKeteladanan Sebelum reformasi ada pemberian hadiah bagi guru teladan dan sekarang istilah berganti menjadiguruberprestasi,kepalasekolahber-prestasi, dan pengawas berprestasi.Ada ungkap-an, Memberi contoh itu mudah, menjadi con-toh itu susah.Artinya, memberi contoh itu ber-sifatinsidentilsesuaikepentingandandibuat-buat,sedangkanmenjadicontohbersifatke-biasaanyangdilakukansecaraberulang-ulang tanpa dibuat-dibuat dan tanpa kepentingan un-tuk dipujidanmendapatkan hadiah.Kepala se-kolahadalahsebagaiimamdisekolahyang dipimpinnya. Oleh sebab itu, perilaku (pola pi-kir, sikap, tindakan) akan diikuti oleh guru se-bagaimakmumnya.Sebaliknya,makmum wajib mengikuti imamnya selama imamnya ti-dakbersalah.Sebagaiimamdanilmuan,mau menerima krtik konstruktif dari makmumnya. Temuan keteladanan sebagai strategi ke-pemimpinanpembelajaranmendukungkultur Indonesia yang cenderung patnernalistik. Orang tua dan orang-orang yang patut dihormati patut dicontohketeladanannya.Temuanketeladanan inimendukung strategikepemimpinan pembe-lajaranyangditelitiSouthworth(2002)dalam penelitianpendekatankualitatifnyayangdise-but modeling. Dukungan itu terjadi karena adanya per-samaan penelitian Southworth dengan peneliti-an ini. Persamaannya antara lain adalah sama-sama meneliti tentang strategi pembelajaran de-ngan pendekatan kualitatif. Perbedaan peneliti-an Southworth dengan penelitian ini antara lain adalahjikaSoutworthmenelitikepemimpinan pembelajaranKepalaSekolahDasarkategori kecilInggrisdanWalespadatahun2002de-ngan pengaruh kultur Barat dengan bentuk pe-merintahan kerajaan, maka penelitian ini mene-liti, maka penelitian ini meneliti kepemimpinan KepalaSMKterbesardanterkenaldiYogya-kartatahun 2012 dengan pengaruh kultur Jawa dengan bentuk pemerintahan republik. Pembelajaran di Kelas dan Luar kelas Temuan penelitian tentang pembelajaran di dalamdan di luar kelas mendukung pernyata-anSoutworth(2002),Hallinger(2003),dan Bush & Glover (2003) yang menyatakan kepe-mimpinanpembelajaranadalahkepemimpinan yang focus pada pembelajaran. Pembelajaran di sini meliputi pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Prosespembelajarantidakhanyame-nyangkuteksplorasi, elaborasi, dankonfirmasi tetapi juga meningkatkan kompetensi siswa da-lammelakukanobservasi (menyimak,melihat, membaca, mendengar), bertanya, asosiasi, me-nyimpulkan,mengkomunikasikanbaiksecara lisan,tertulis,maupunbahasatubuh)(Bahan Uji Publik Kurikulum 2013). Siswa sudah in-formasiipetksdankulturdarikelasdanluar kelas, dari guru, dari buku, dari berbagai sum-berlainnyatetapibelummampumeramunya dalambentuk karya ilmiah. Kultur baca siswa kita masih rendah karena waktunya tersita oleh sinetron di tv, SMS, main game, melihat hal-hal yang tidak perlu di internet,dan berkomunikasi lewat telepon.Siswa kita dapat dikatakan sebagai pen-dengar yang baikkarenamasihberkultur diam. Siswatakutbertanyapadahalbelajaradalah bertanyakarenaingintahu.Kemampuanme-nyimpulkan masih rendah karena belummampu menyimpulkan berbagai informasi.Siswa cende-rung belummampu mengkomunikasikan piker-annyabaiksecaratertulis,bahasatubuh,mau punlisankarenakurangmenguasaisubstansi, dan bahasa Indonesia.Kurikulum belum mempertimbangkan mempertimbangkan potensi sekolah, kebutuhan siswadankebutuhan lokalkabupaten/kota ku-rangnyawawasangurudalampengembangan kurikulum.Kompetensikewirausahaanbelum relevan dengan dunia kerja karena belum efek-tifnyakemitraansekolahdenganduniakerja. 9 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 Pelajaranpraktikadayangbersifatindividual dankelegialuntukmemberikanpengalaman mampubekerjasamadalamkerjatimkarena dunia kerja memutuhkan kerja timyang solid.Bebanbelajarrelatifterlaluberatdan luas sehingga kurang mendalamakibatnya sis-wabanyaktahusesuatutetapisedikit-sedikit. Pembelajarancenderungmasihberpusatpada gurukarenagurubelummampumenerapkan PAKEM,pembelajaran kontekstual, dan pembe-lajarankolaboratifsecaraefektifdisamping masihkuatnyakulturdiamdikalangansiswa kita. Pembelajaran masih berorientasi buku teks karena PAKEM, pembelajaran kontekstual, dan kolaboratif belumberjalanefektif.Penilaian si-fat kognitif dan ujian keterampilan masih meng-gunakanujiantertuliskarenaterbatasnyaang-garanpendidikan.Prosespembelajaranmasih terbatas pada eksplorasi, elaborasi, dan konfir-masi karena tidak ada tugas observasi, dan lain-lain dari gurunya. Belajar tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di lingkungan luar sekolah dan masyarakatkarenabelumditerapkannyapem-belajarankontekstualdankolaboratifsecara efektif. Kompetensiketerampilan belum relevan dengan dunia kerja karena belumefektifnya ke-mitraansekolahdenganduniakerja.Penilaian belajarsiswamasihpadahasilsajakarena untuk mengejar target Ujian Sekolah dan Ujian Nasional yang bersifat tertulis. Forto folio yang dibuat siswa belum dimanfaatkan secara maksi-mal sebagaiinstrumen utama penilaiankarena gurujarangmemberitugasuntukfortofolio. Gurumasihcenderungsebagaisatu-satunya sumber belajar karena belum menerapkan PAI-KEM, pembelajaran kontekstual dan kolaboratif secaraefektif.Kewirausahaanmasihdiajarkan secara verbal (teoretis) karena guru-guru masih kurangpengalamanberwirausahadankurang efektifnya kemitraan dengan dunia kerja. Pem-belajaran di dalamkelas ditunjukkan adanya ke-giatan ekstra kurikuler seperti pramuka (belum wajib),OrganisasiKesiswaan,UnitKesehatan Sekolah, dan PMR karena baru inilah kemam-puan yang dimiliki sekolah. Temuanpembelajarandikelasdandi luarkelasinibertentangandenganBahanUji Publik Kurikulum2013.Pertentangan itu terjadi karenaimplementasiKurikulummemerlukan perubahan-perubahan antara lain: standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elabora-si, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengama-ti,menanya,mengolah,menalar,menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, belajar tidak ha-nya terjadidi ruangkelas, tetapijuga diling-kungansekolahdanmasyarakat,gurubukan satu-satunya sumber belajar, sikap tidak diajar-kan secara verbal, tetapi melalui contoh dan te-ladan, persamaan dari elemen penilaian adalah: penilaian berbasis kompetensi, pergeserandari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pe-ngetahuan berdasarkan hasil saja], menuju peni-laianotentik [mengukur semua kompetensi si-kap,keterampilan,danpengetahuanberdasar-kanprosesdanhasil],memperkuatPAP(Pe-nilaianAcuan Patokan)yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diper-olehnyaterhadapskorideal(maksimal),peni-laian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar, tetapijugakompetensiintidanStandarKom-petensi Lulusan,mendorong pemanfaatan por-tofolioyangdibuatsiswasebagaiinstrumen utama penilaian, dan persamaan dalamStandar KompetensiLulusan(SKL)yangmeliputisi-kap, keterampilan, dan pengetahuan.

Kultur Sekolah Kultursekolah merupakan salah satu stra-tegi kepemimpinan pembelajaran yang menjadi temuan penelitian ini. Dalam kultur sekolah se-benarnya sudah termasuk iklim sekolah seperti yangdinyatakanSchein(1997)bahwaruang lingkupkultursekolahadalah:tingkahlaku yangdiamalkan,bahasa,adat,tradisi,norma kelompok,standarddannilai,dalam halini adalah kultur kewirausahaan, karya-karya yang dipublikasikan,falsafahformal,misi,aturan main, aturan untuk semua orang dalam organi-sasi,iklimsekolah,keterampilantersembunyi, kebiasaanberpikir,paradigma,pengetahuan bersama untuk diketahui, makna bersama dalam kelompok, dan bahasa kiasan atau simbol-sim-bol. Beda kultur sekolah dengan budaya seko-lah adalah kultur sekolah berakar dari antropo-logi, sedangkan iklim sekolah berakar dari so-10 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 siologi.Kultur SMK temuan penelitian ini ada-lah kultur kewirausahaan. Kultur kewirausaha-an diperlukan di SMK karena tujuan SMK ada-lahuntukmenyiapkanlulusanyangmampu bekerja sesuai bidangnya baik sebagai pekerja ikut orang lainmau pun sebagai wirausaha.Kulturkewirausahaantemuanpenelitian iniadalahberanimenanggungrisiko,mampu bangkitdarikegagalanuletataupantangme-nyerah), mampu memanfaatkan semua sumber-daya seefektif mungkin, mampumengembang-kansumberdayayangada,memilikisifatdan sikap mental sebagai wirausaha, berpikir secara realistis,mampumelihatpeluang,memiliki strategi pembelajaran bisnis,mampumembagi waktudanmateritentangkewirausahaan.Sifat kewirausahaan temuan penelitian ini masih sa-ngat umum. Ada sifat-sifat penting yang harus dimilikisetiapwirausahayaitu:jujur,kreatif, inovatif,kerjakeras,motivasiberprestasi,pe-masarulung,komunikatif,negosiatif,hemat, energik,empati,etis,inisiatif,anthusias,dan visioner (Anonim, 2005). KiHajarDewantara(1928)menyatakan bahwakulturadalahcipta,karsa,dankaryaatau pikiran,perasaan,dantindakan.Anonim(2005) lebihlanjutmenjelaskanbahwaseorangwira-usaha yang sukses harus memiliki kultur kewi-rausahaan. Pikiran, persaan, dan tindakan saling berkaitan seperti Gambar 3. J adi, kultur juga dapat dimaknai tentang kebiasaancaramanusiaberpikir,berpersaan, dan bertindak. Pikiran adalahkumpulan infor-masi dan pertanyaan yang disimpan di otak dan dapat dipanggiljika dibutuhkan.Tindakan ada-lahketerampilanmenerapkanpikiran.Perasaan adalah sekumpulan kualitas sifat yang memben-tukkepribadianseseorang.Seseorangyangti-dakmemilikibudayakewirausahaantersebut akan gagal sebagai wirausaha yang sukses. Temuanbudayakewirausahaansebagai salah satu strategi kepemimpinan pembelajaran mendukungPusatPengembanganKurikulum dan Perbukuan (2010) yang menyatakan bahwa kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat di-percaya,danhormatkepadaoranglain.Inter-aksiseseorangdenganoranglainmenumbuh-kankaraktermasyarakatdankarakterbangsa. Olehkarenaitu,pengembanganjiwakewira-usahaanhanyadapatdilakukanmelaluipe-ngembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalamlingkungan sosialdankulturtertentu,maka pengembangan sifat-sifatindividuseseoranghanyadapatdi-lakukandalam lingkungansosialdankultur yangbersangkutan. Artinya, pengembangan kul-tur kewirausahaan hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan siswa dari lingkungan sosial, kultur sekolahdanmasyarakat. Gambar 3. Kultur Kewirausahaan Perasaan Pi kiran Kultur Ti ndakan 11 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 Penguatan Penguatan merupakan salah satu temuan strategi kepemimpinan pembelajaran. Temuanpenelitianinimendukunghasil penelitian Southworth (2002) yang menemukan bahwa strategi kemimpinan pembelajaran untuk meningkatkanpembelajaransecaraefektifya-itu: (1) modeling; (2) monitoring; dan (3) pro-fessionaldialoganddiscussion.Adanyadu-kungan tersebut terjadi karena salah satu upaya untukmelaksanakanpenguatanterhadapguru adalah dengan cara melakukan pemantauan ke kelas-kelasdanmemantaukinerjagurusecara terus-menurus. Selain itu, kepala sekolah harus mengadakan dialog professional dan diskusi de-ngan guru secara priodik untuk membahas ten-tangpeningkatanmutuprosesdanhasilpem-belajaran siswa.Temuanpenguatanpendidikankewirausa-haandalampenelitianinimendukungpendapat Bubb&Earley(2008)yangmenyatakanbahwa pengembangankeprofesiankepalasekolahber-kelanjutan adalah pelatihan profesional, pendidikan profesional,dandukunganprofessional.PeContoh pelatihanprofesionaladalahkursussingkat, workshop,konfrensi,dankegiatanlainyanglebih menekankan pada keterampilan. Contoh pendidikan profesionaladalahkursusjangkapanjang,studi lanjutyangmenekankanpadapengetahuan,dan pengetahuanberbasispenelitian.Contohdukungan profesional adalah kegiatan yang menekankan pada peningkatan pengalaman kerja dan kinerja (Bolam, 1993).Kegiatanpengembangankeprofesiankepala sekolahberkelanjutandapatpulaberupakegiatan mengikutipelatihan,mengikutibimbinganteknis, mengikutikursus,mengikutiseminar,belajar mandiri,danmembuatkaryatulisilmiah,dan mempublikasikan karya tulis ilmiah. Pengembangan keprofesian kepala seko-lahberkelanjutanadalahkegiatanyangmeng-arah pada seluruh pembelajaran formal dan in-formal yang mampu meningkatkan kepala seko-lahdangurumelaksanakantugaspokokdan fungsinya (Bubb & Earley, 2007). Adanya pro-grampengembangankeprofesiankepalaseko-lah dan guru diharapkan akan mampu mening-katkan kompetensinya secara berkelanjutan da-lam rangkamelaksanakantugaspokokdan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan. Penguatan pendidikan kewirausahaan te-muan penelitian ini tampaknya sudah layak dan praktisuntukdilaksanakandisekolahdengan cara dimulai darilingkungan sekolahdanme-luas menjadi di luar lingkungan sekolah, pemo-delan,intervensi,habituasi dalamkultur seko-lah, terintegrasi, internalisasi, personalisasi, pe-nataan lingkungan belajar di sekolah, memberi penghargaan,mendorong,mengajak,memoti-vasi,memberi pujian sewajarnya kepada siswa yangberprestasiakademikdannonakademik, melakukan remedial terhadap siswa yang belum berprestasi, memberi tugas-tugas pekerjaan ru-mah secara individual dan kolegial dan hasilnya dikoreksiuntukdikembalikankepadasiswa yangbersangkutan,menambahreferensiper-pustakaansekolah,memenuhisaranadanpra-saranayanglangsungmenunjangprosespem-belajaran di kelas, melaksanakan Pengembang-an Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru sepertimenggalakkandialogprofesionaldan diskusiilmiahdalamMusyawarahKelompok KerjaGuru(MKKG),mengadakanpelatihan, workshop,seminar, dan sejenisnya baik di da-lammaupundi luar sekolah,memotivasiguru untuk studi lanjut sesuai dengan bidang keahli-annyauntukmeningkatkanpelaksanaantugas sebagai guru profesional.Penguatan profesional bagikepalasekolahdanguruhanyamungkin terjadisecaraefektif,jikakepalasekolahdan guru dengan penuh kesadaran untuk belajar se-panjang hayat dan mau membelajakan tujangan sertifikasigurunyauntukmeningkatkanprofe-sionalnya melalui belajar mandiri, mengadakan pelatihan dan sejenisnya, bahkan studi lanjut. PENUTUP Kesimpulan Konsep strategi kepemimpinan pembela-jaran menyongsong implentasi Kurikulum 2013 meliputi empat kategori yaituketeladanan,pem-belajaran dikelas dan luar kelas,kultur sekolah, dan penguatan.Keteladanan adalah ucapan, ba-hasa tubuh, sikap, dan tindakan positif yang da-pat dicontoh oleh orang lain.Pembelajaran ada-lahkegiataneksplorasi,elaborasi,dankonfir-masi untukmentransformasikan, melestarikan, dan mengkritisi iptek dan kultur yang dilakukan 12 Cakrawal a Pendi di kan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1 di dalamdan di luar kelas. Kultur sekolah ada-lahkeyakinan-keyakinan, nilai-nilai, norma-nor-ma, tradisi bersama yang mengikat kebersama-an seluruh warga sekolah. Kultur SMK adalah kultur kewirausahaan. Penguatan adalah usaha-usahaprofesionalyangdilakukanseseorang ataumelaluioranglainuntukmeningkatkan mutuhasildanprosespembelajarandidalam dan diluarkelas. Strategi kepemimpinan pembe-lajaran saat ini belumsepenuhnyamendukung implementasi Kurikulum2013.

Saran Saran untuk kepala sekolah.Implementasi Kurikulum2013 menuntut perubahan kepemim-pinan danmanajemen sekolah (kesiswaaan, sa-rana prasarana, keuangan, kelas, pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan), iklim aka-demik, dan kultur sekolah. Oleh sebab itu, ke-pala sebagai agen perubahan sebaiknya meng-ubah diri bukan hanya sebagai manageryang si-bukmenanganisistemsekolahtetapijugase-bagai leaderyang sibuk menangani guru melalui kepemimpinanpembelajarandengancarame-laksanakan PKB. PKB tidak hanya mengandal-kanbiayadaripemerintahtetapibiayasendiri denganmenggunakansebagiandaritujangan sertifikasi guru. SaranuntukKepalaDinasPendidikan Kabupaten/Kota dan Kasubdit Pendidik dan Te-nagaKependidikanPendidikanMenengahDi-rektoratPendidikanPembinaanPendidikdan Tenaga Kependidikan Direktorat J enderal Pen-didikan Menengah Kementerian Pendidikan dan KebudayaanhendaknyamemfasilitasiKepala SMKdanguruuntukmengadakanpelatihan atau bimbingan teknik antara lain pelatihan ma-najemen perubahan, manajemen kelas, manaje-men pembelajaran, manajemen kesiswaan khu-susnya peminatan siswa, kepemimpinan pembe-lajaran,manajemenkeuangan,manajemensa-ranadanprasarana,danmanajemenpendidik dantenagakependidikan,manajemenkuriku-lum,administrasipersuratandanpengarsipan berbasis ICT, sisteminformasimanajemen se-kolah berbasis ICT. Semua materi berbasis im-plementasi Kurikulum2013, Materi hendaknya yanglebihmengutamakanpraktikdaripada teorisehinggabanyakkasusdansimulasinya. Khusus untukmateri pelatihan Kepemimpinan pembelajarandisarankanmenggunakanmodel OECD dengan berbagai modifikasi yang sesuai dengan kultur dan kemampuan sekolah di Indo-nesia. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepa-daredaksi,staf,danmitrabestariCakrawala Pendidikan yang telah memfasilitasi penerbitan artikel ini. Tanpa bantuan mereka mustahil arti-kel ini dapat diterbitkan. DAFTAR PUSTAKA Abraham,C.S.2004.StrategicPlanningA Practical Guide for Competitive Success. Canada: Thomson South Western.Anonim. 2005. Mari Belajar Bisnis. Pendidikan Kewirausahaan untuk Sekolah Menengah KejuruandanLembagaPendidikandan Pelatihan.Turino,Italy:International Training Centre, ILO. Bass, M. & Bass, R. 2008. The Bass Handbook ofLeadershipTheory,Research,&Ma-nagerialApplications.FourthEdition. New York: Free Press.Bolam,R.1993.RecentDevelopmentand Emer-ging Issues in TheContinuingProfessional Development of Teachers.London: GTC. Bubb, S., & Earley. 2008. Leading and Manag-ing Continuing ProssionalDevelopment. London: Paul Chapman Publishing. Bush, T. & Glover,D. 2003. School Leadership: ConceptandEvidence. Nottingham: Na-tional College for School Leadership.Dempster, N., Lovett, S., & Flukiger, B. 2011.StrategiestoDevelopschool Leadership. dalamA Select Literature Revieuw. Mel-bourne, Australia. J uli, page 1-35. Depdiknas.2010.RencanaStaregisDeparte-men Pendidikan Nasional 2010-2015. J a-13 Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013 karta:DepartemenPendidikanNasional. J akarta. Gurr,D.,&Drysdale,L.2008.Instructional LeadershipinThreeAustralianSchools. Melbourne, Australia: Centre for Organi-sationalLearningandLeadership,The University of Melbourne. Hallinger,P.2003.LeadingEducational Change: Reflections on the Practice of Instructio-nalandTransformationalLeadership, dalamCambridgeJournalofEducation Vol. 33, No. 3, November, p. 35-70. Hammond, L. D., Meyerson D., LaPointe, M., & Orr, T. M. 2010.PreparingPrincipals forChangingWorldLessonfromEffec-tiveSchoolLeadershipPrograms.San Francisco: J ossey-Bass. Huber,G.S.2010.SchoolLeadershipInter-national Perspective.London: Springer. Hoy, W.K., & Miskel, C.G. 2008. Administra-tionEducationTheory,Research,and Practice.New York: RandomHouse, Inc.Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013.J akarta:KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Leithwood, K.A. & Riehl, 2008.What do We AlreadyKnowaboutSuccessfulSchoolLeadership?dalam AERAPaperTask ForceonDevelopingResearchinEdu-cational Leadership, page: 1-40. Lichman,M.2010.QualitativeResearchin EducationAUsersGuide.Edition2. London: Sage Publication, Ltd. Lichman,M.(Editor).2011.Understanding andEvaluatingQualitativeEducation Research. London: Sage Publication, Ltd. Murphy, J . 1990. Principal Instructional Lead-ership,dalamAdvancesinEducational Administration:ChangingPerspectives on the School, 1, 163-200 Pusat Pengembangan Kurikulumdan Perbuku-an.2010.PedomanPelaksanaanPendi-dikanKarakter.Jakarta:PusatPengem-bangan Kurikulumdan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemente-rian Pendidikan Nasional. Schein, E.H. 1997. OrganizationalCultureand Leadership.SanFrancisco:J ossey-Bass Publishers. Smith, C.S., & Piele, P.K. 2008.School Leader-shipHandbookforExcellentinStudent Learning. FourthEdition.Thousand Oaks, California:CorwinPressASagePubli-cation Company. Soutworth,G.2002.InstructionalLeadership inSchools:ReflectionandEmpirical Evidence, dalamSchool Leadership and Management. 22 (1): 73-92. OECD.2009.ImprovingEducationalLeader-ship. Tool Kit. Willison, R. 2010. What Make an Instructional Leader,dalamPhiDeltaKappan,No-vember 2010 Vol. 92 Nomor 3. page66-69.