strategi dan kegiatan kementerian...
TRANSCRIPT
-
0
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Palangkaraya, 28 September 2016
STRATEGI DAN KEGIATAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DISAMPAIKAN DALAM MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2016-2021
-
1
1 PENDAHULUAN
1
-
2
KONDISI GEOSTRATEGIS INDONESIA
Pontianak
Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka
yang merupakan jalur pelayaran kontainer global.
Memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Untuk mendukung sarana transportasi laut diperlukan armada pelayaran serta
infrastruktur pelabuhan yang memadai dan efisien melalui pembangunan Tol Laut.
INDONESIA ADALAH NEGARA YANG SANGAT
BERGANTUNG PADA LAUT DALAM DISTRIBUSI LOGISTIK
3
-
3
3
PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (1)
Perlunya percepatan dan pembangunan pada sektor
kereta api
Pertumbuhan di sektor kereta api hanya 7.7% dari total
4,800 km adalah jalur ganda, dimana kereta
penumpang dan barang menggunakan jalur yang
sama
Efisiensi waktu pada jaringan sektor tersebut sangat
rendah.
Perlunya komposisi moda transportasi yang seimbang
Tingginya pengguna kendaraan pribadi menjadi
sumber kemacetan di kota-kota besar.
Menurut survey, Jakarta didominasi dengan
kendaraan pribadi sebanyak 62.2%, yang berarti
sekitar 10 juta komuter melakukan perjalanan setiap
harinya.
7.700%
13.400%
18.00%
28.400%
38.800%
41.100%
Indonesia
Thailand
Malaysia
India
China
Japan
Rasio Double Tracking Jalur KA (%)
Pangsa Moda (%)
2.3
14
25
62.2
46
11
12.9
20
63
22.6
19
0
0% 50% 100%
Jakarta
Taipei
Hong Kong
Rail Private Transport Non-Rail Public Transport Others
-
4
4
Jaringan Transportasi Udara yang melebihi
kapasitas
Semenjak diberlakukannya deregulasi pada
tahun 2004, perkembangan transportasi udara
meningkat menjadi double digit setiap tahunnya,
sementara perkembangan bandara yang lambat
tidak dapat mengejar laju permintaan.35 45
55
65
75
85
95
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
PA
SS
EN
GE
RS
(
Million
P
assen
gers P
er A
nn
um
)
Year
Top 10 Airports of Passengers in the World
1st:ATLANTAGA
2nd:BEIJING
3rd:LONDON
4th:CHICAGOIL
5th:TOKYO,JP
6th:LOSANGELESCA
7th:PARIS
8th:DALLAS/FORTWORTHTX
9th:JAKARTA
10th:DUBAIJakarta
6
Perlunya optimalisasi kinerja dari sektor transportasi laut
Ketidakseimbangan muatan angkutan laut sehingga sistem logistik menjadi
tidak efisien dan berdampak pada tingginya biaya ekonomi.
Tingginya biaya logistik di Indonesia yang mencapai 24% dari total PDB
PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI (2)
-
5
BELAWAN
JAKARTA
SURABAYA
MAKASSAR
SORONG
BATAM
BITUNG
AMBON
JAYAPURA
MERAUKE
POMAKO
TANTANGAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI SEBAGAI PENYEIMBANG LOGISTIK
MUATAN BARAT DAN TIMUR INDONESIA
Kondisi saat ini muatan terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia, maka untuk menyeimbangkan muatan ke
Kawasan Timur Indonesia diperlukan upaya optimalisasi kerjasama antar sektor seperti perindustrian,
pertanian, pertambangan, dsb guna menyeimbangkan mata rantai jaringan logistik Barat dan Timur
Indonesia, selain itu didukung dengan peningkatan infrastruktur pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia
antara lain pengadaan peralatan bongkar muat sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan
lebih efisien5
-
6
6
PENGUATAN KONEKTIVITAS DOMESTIK
Penguatan konektivitas domestik yang kuat dapat menurunkan biaya logistikdan meningkatkan daya saing melalui pengintegrasian antarmoda dalammemfasilitasi perpindahan barang menuju pelabuhan/ dry port
6
-
7
2 KEBIJAKAN PEMBANGUNANSEKTOR TRANSPORTASI
7
-
8
TANTANGAN
1. Geopolitik
2. Geoekonomi
3. Bonus Demografi
4. Agenda Paska 2015
5. Perubahan Iklim
REGULASI KELEMBAGAAN PENDANAAN
PR
OY
EK
ST
RA
TE
GIS
AMANAT RPJPNInfrastruktur Memadai Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
Pengangguran < 5% Penduduk Miskin > 5% HDI dan GDI Meningkat
PERMASALAHAN
1. Kondisi jalan daerah
kurang memadai
2. Pembangunan Kereta
api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan
kurang kompetitif
4. Perkotaan yang
semakin padat
ISU STRATEGIS
VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA
SASARAN RPJMN2015-2019
Kondisi mantap jalan nasional 100%
Waktu tempuh perjalanan darat dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km
Biaya logistik menurun menjadi 19,2% terhdap PDB
Pangsa Pasar Angkutan Umum 32%
On time performance penerbangan mencapai 95%
Jumlah penumpang pesawat sebanyak 162 juta penumpang per tahun
Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline.
Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle.
Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun.
Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api menjadi kurang dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api.
KEBIJAKAN DAN SRATEGI
Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri,
Mempercepat pembangunan SistemTransportasi Multimoda
Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasionaldengan transportasi yang berorientasilokal dan kewilayahan.
Membangun sistem dan jaringantransportasi yang terintegrasi untukmendukung investasi pada KoridorEkonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusatpertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi
Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraantransportasi
Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan
Mengembangkan sistem angkutan umummassal yang modern
Meningkatkan Kapasitas dan KualitasJaringan Jalan Kota
Mengembangkan manajementransportasi perkotaan yang berimbang
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KREATIF
KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2015-2019
8
Peningkatan
Ketersediaan
Penguatan
Konektivitas
Nasional
Pengembangan
Transportasi
Massal Perkotaan
Peningkatan
Efektivitas dan
Efisiensi
Pembiayaan
Penyediaan
Infrastruktur
-
9
9
1. Meningkatkan keselamatan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi
2. Meningkatkan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi
3. Meningkatkan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi nasional
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di bidang transportasi
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian transportasi
6. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja Kementerian Perhubungan
7. Meningkatkan jumlah dan kualitas penetapan dan implementasi regulasi sektor transportasi
8. Menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
9. Pelaksanaan pengawasan intern yang berintegritas, professional dan amanah
10. Meningkatkan kapasitas, konektivitas/aksesibilitas antar wilayah dan keterpaduan antarmoda/ multimoda
11. Meningkatkan kontribusi sektor transportasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
12. Meningkatkan produksi moda transportasi
13. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan, terluar dan wilayah bencana
14. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel
serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu
15. Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dalam sistem manajemen perkotaan
Meningkatkan keselamatan
dan keamanan transportasiMeningkatkan pelayanan
transportasi
Meningkatkan kapasitas
infrastruktur transportasi
Percepatan pembangunan transportasi dalam rangka rangka
mewujudkan konektivitas nasional
Kebijakan
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
-
10
10
1.Meningkatkan Konektivitas Aksesibilitas Antar Wilayah Melalui Peningkatan
Kinerja Pelayanan Transportasi dan Dukungan Peningkatan Optimalisasi
Pentarifan Angkutan Angkutan Jalan, Kereta Api, ASDP, Angkutan Udara,
Angkutan Perintis;
2.Meningkatkan pembangunan dan layanan sarana prasarana transportasi,
Pemerataan Distribusi Transportasi Nasional dan Regional, serta Integrasi
PengembanganTransportasi Nasional
STRATEGI MENINGKATKAN KONEKTIVITAS MELALUI
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
-
11
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau. Wilayah
perairannya mencapai 80% dari keseluruhan wilayah;
Oleh karena itu, sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah
bahwa Indonesia harus membangun transportasi laut & udara yang handal, didukung dengan jaringan
tranportasi perkeretaapian dan jalan.
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
11
-
12
3ARAH KEBIJAKAN
SEKTOR TRANSPORTASI
DALAM RENSTRA KEMENHUB
TAHUN 2015-2019
12
-
SINKRONISASI SASARAN RPJMN DENGAN RENSTRA KEMENHUB 2015-2019
SASARAN NASIONAL(RPJMN 2015-2019)
Kapasitas Sarana & Prasarana
KeterpaduanAntarmoda/Multimoda
Kinerja Pelayanan
Konektivitas Nasional & Global
Keamanan & Keselamatan
Ramah Lingkungan
Perdesaan, Rawan Bencana, Tertinggal & Perbatasan
ISU STRATEGIS (RPJMN 2015-2019)
Konektivitas
TransportasiPerkotaan
Pelayanan angkutan massalperkotaan
Kinerja lalu lintas perkotaan
Manajemen transportasiperkotaan
1
2
1
3
5
6
8
9
10
7
SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi1
Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi2
Pelayanan Transportasi
Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi 3
Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan4
Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan5
Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
6
Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan7
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi
8
Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance9
Kapasitas Transportasi
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda
10
Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dankhususnya wilayah timur Indonesia
11
Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan12
Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasiperkotaan
13
2
4
14
-
14PEMERATAAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
(Perwujudan Nawa Cita Ke-3)
14
Prioritas Alokasi APBN : terhadap wilayah yang secara ekonomi sudah berkembang sehinggaproyek transportasi pada wilayah tersebut sudah layak secara ekonomi maupun finansial,Kemenhub berperan sebagai fasilitator untuk mendorong pembangunan oleh BUMNtransportasi dan swasta (nasional/asing). Dengan demikian APBN dapat difokuskan untukpemerataan pembangunan di wilayah yang belum berkembang seperti di Kawasan TimurIndonesia,Wilayah Perbatasan, serta DaerahTerpencil danTerluar.
Perpanjangan landasan pacu untuk dapat melayani minimal ATR-72 untuk menurunkan biayatransportasi udara di daerah pinggiran dalam rangka menunjang percepatan pertumbuhanekonomi, serta landas pacu di daerah rawan bencana yang mampu didarati pesawat Hercules
Penerbitan PP No. 64 tahun 2015, terkait pemberian konsesi kepada investor pelabuhan (Pelindodan Swasta) yang dapat dilakukan melalui mekanisme pelelangan atau melaluipenugasan/penunjukan setelah dilakukan audit oleh lembaga yang kompeten dan berwenang
Pemberian anggaran subsidi keperintisan transportasi darat, laut dan udara serta subsidiangkutan laut tetap dan teratur untuk barang bahan pokok dan 9 barang penting dalam rangkamenunjang Tol Laut.
Telah diterbitkan Permenhub nomor PM. 121 Tahun 2015 yang memberikan ijin kapalpesiar/cruise ship untuk menaikkan dan menurunkan penumpang pada 5 pelabuhan utama danPermenhub nomor PM. 171 Tahun 2015 yang memberikan kemudahan kapal Yacht asingbersandar menurunkan wisatawan dengan kemudahan pengurusan kepabeanan, kekarantinaan,keimigrasian dan kepelabuhanan di 18 pelabuhan
-
TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
TAHUN 2015-2019
Pengembangan 100 Pelabuhan Non Komersial
Pengerukan alur pelayaran/kolam pelabuhan
pada 65 lokasi
Pembangunan 103 Kapal Perintis
Terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis
Penyelenggaraan Rute Angkutan Laut Tetap Dan
Teratur untuk Mendukung Tol Laut pada 13
rute
Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Negara
Kenavigasian 41 Unit
Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Patroli
282 Unit
Pembangunan 15 Bandara baru
Pengembangan Bandara untuk pelayanan Kargo
Udara di 9 Lokasi
Pembangunan/ pengembangan bandara di 100
lokasi
Pembangunan/ pengembangan terminal
penumpang di 26 bandara
Pembangunan BRT di 34 kota dengan
pengadaan 3.170 bus
Pembangunan angkutan massal cepat di
kawasan kota metropolitan
Pembangunan/ pengembangan Terminal
Penumpang Tipe A pada 41 lokasi
Penerapan teknologi ATCS di seluruh ibu kota
provinsi
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di
65 lokasi
Pembangunan/ pengembangan dermaga
sungai dan danau di 120 lokasi
Pengadaan kapal penyeberangan (terutama
perintis) sebanyak 50 unit
Pembangunan Jalur sepanjang KA 3.258
kmsp di Jawa, Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan dan Papua
Penyelenggaraan kereta api perintis pada 10
lintas
Pembangunan dan pengembangan kampus
baru pada 27 lokasi
16
-
16
4PROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN
SEKTOR TRANSPORTASI
DALAM RENSTRA KEMENHUB
TAHUN 2015-2019
16
-
LOKASI PEMBANGUNANTERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A
JAWA BARAT (2 Lokasi)
Terminal Karawang
Terminal Bekasi
SULBAR (1 Lokasi)
Terminal Polewari Mandar
SULUT (1 Lokasi)
Terminal Amurang
KALTENG (1 Lokasi)
Terminal Lamandau
SUMBAR (1 Lokasi)
Padang
JAWA TENGAH (5 Lokasi)
Terminal Demak
Terminal Brebes
Terminal Bobot Sari
Terminal Puwokerto
Terminal Magelang
Tersebar pada 34 Provinsi di 41 lokasi pada tahun 2015-2019
RIAU (1 Lokasi)
Terminal Kota Dumai
SUMUT (1 Lokasi)
Terminal Asahan
KEPRI (1 Lokasi)
Terminal Batam
SUMSEL (1 Lokasi)
Terminal Musi Banyuasin
LAMPUNG (1 Lokasi)
Terminal Rajabasa
BANTEN (1 Lokasi)
Terminal Pondok Cabe
Bali (1 Lokasi)
Terminal Gilimanuk
KALBAR (4 Lokasi)
Terminal Singkawang
Terminal Barang Entikong
Terminal Barang Badau
Terminal ArukSULSEL (1 Lokasi)
Terminal Daya Makassar
SULTRA (1 Lokasi)
Terminal Kendari
NTT ( 3 Lokasi)
Terminal Motoain
Terminal Motomasin
Terminal Wini
MALUKU UTARA ( 1 Lokasi)
Terminal Sofifi
PAPUA BARAT ( 1 Lokasi)
Terminal Manokwari
PAPUA (2 Lokasi)
Terminal Jayapura
Terminal Skouw
KALTARA (1 Lokasi)
Terminal Tanjung Selor
JAWA TIMUR (7 Lokasi)
Terminal Kediri
Terminal Lamongan,
Terminal Patria Kota Blitar
Terminal Ponorogo
Terminal Probolinggo
Terminal Jember
Terminal Banyuwangi
17
Indikasi Pendanaan
(Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
107,24 350,00 525,00 525,00 525,00 2.032,240
Yogyakarta (1 Lokasi)
Terminal Jombor
-
SULBAR (2 Lokasi)
Batu Parigi
Salulebo
KALTENG (5 Lokasi)
Kasongan Baru
Lamunte
Katingan
Permata Intan
Bapuju
SUMBAR (1 Lokasi)
Padang, Bukit Tinggi
JATENG (1 Lokasi)
Pahimbuan
RIAU (5 LOKASI)
Kuala Enok
Rokan
Siak
Kampar
Pulau Pisang
SUMSEL (4 Lokasi)
Karang Baru
Musi
Sungai Lumpur
Lebung Itam
KALBAR (4 Lokasi)
Tayan
Kapuas
Belitang Hulu
Nanga Mahap
JABAR (1 Lokasi)
Padaherang
KALTIM (5 Lokasi)
Batu Dinding
Tanah Grogot
Long Hubung
Long Pahangai
Bongan
KALTARA (4 Lokasi)
Segah
Kelay
Tanjung Palas Barat
Malinau Selatan
KALSEL (7 Lokasi)
Labuan Amas Utara
Paminggir
Mataraman
Sei Tabuk
Aranio
Simpang Empat
Satui
JAMBI (6 Lokasi)
Kuala Indah
Nilam Pari
Rambe
Batanghari
Batang Asai
Mendahara
JATIM (1 Lokasi)
Sungai di Jawa Timur
PAPUA (5 Lokasi)
Mamberano
Atsewetsy
Wapoga
Kamora
Sawaerma
PAPUA (5 Lokasi)
Segn
Maldan
Yahadian Uragi
Matemani Kais
Kasueri
LOKASI PEMBANGUNANDERMAGA SUNGAI DAN DANAU
Tersebar di 93 lokasi pada tahun 2015-2019
18
Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Dermaga Sungai 47,08 0,00 118,94 48,50 54,85 269,370
Dermaga Danau 0,00 0,00 46,10 22,38 24,00 92,480
Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar)
-
19
Bireun
Lhoksumawe
Besitang
Rantau Prapat
Dumai
Duri
Muaro
Tj. Api-Api
Kertapati
Bakauheni
Tarahan
SUMATERA (1.581,65 Kmsp)
Program strategis lainnya: Penanganan perlintasan sebidang (underpass,
flyover, elevated track) Pembangunan fasilitas perawatan dan pengujian
prasarana dan sarana perkeretaapian Program peningkatan keselamatan Pembangunan sarana KA untuk angkutan perintis
termasuk sarana kerja Subsidi angkutan KA perintis
JAWA (891,32 Kmsp)
Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sulawesi Jalur KA Baru Manado Bitung Jalur KA Baru Bitung Gorontalo Isimu Jalur KA Baru Pare Pare - Mamuju Jalur KA Baru Makasar-Pare Pare Jalur KA Baru Makasar-Sungguhminasa-Takalar-
Bulukumba-Watampone Jalur KA Baru Mamuju Palu Isimu (Persiapan)
Pembangunan Kereta Api Perkotaan Perkotaan Makassar & Sekitarnya (Swasta/Pemda) Perkotaan Manado
Pembangunan Kereta Api Akses Bandara/Pelabuhan Bandara Sultan Hasanuddin Pelabuhan Garonggong, Pelabuhan New Makassar Pelabuhan Bitung
SULAWESI (399,63 Kmsp)
Pembangunan KA Khusus/Batubara/Akses Pelabuhan (Skema KPS): Muara Wahau - Muara Bengalon Murung Raya Kutai Barat Paser Penajam Paser Utara
Balikpapan Puruk Cahu - Mangkatib/BatanjungPembangunan Kereta Api Akses Bandara Bandara Syamsuddin Noor
Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Kalimantan Jalur KA Baru Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-
Martapura-Banjarmasin Jalur KA Baru Balikpapan-Samarinda Jalur KA Baru Tanjung-Balikpapan Jalur KA Baru Banjarmasin-Palangkaraya
Jalur KA Baru Pontianak Batas Negara Jalur KA Baru Palangkaraya-Sangau-
Pontianak (persiapan) Jalur KA Baru Samarinda-Sangata-
Tanjung Redep-Batas Negara (persiapan)
KALIMANTAN (285,40 Kmsp)
19
PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIANMELALUI PENGEMBANGAN JARINGAN PERKERETAAPIAN NASIONAL
-
LOKASI PEMBANGUNANJARINGAN PERKERETAAPIAN DI KALIMANTAN TAHUN 2015-2019
20
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019
(Rp. Miliar) 0 0 100 6.767 7.994
-
21
Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Pembangunan & Pengembangan Pelabuhan Non Komersial 7.353,85 11.690,22 11.866,09 8.966,55 7.619,11 47.495,82
LOKASI PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL
LOKASI
PEMBANGUNAN
Pelabuhan Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu Panjang, Batutua, Bau-Bau, Belang-Belang , Bicoli, Bintuni, Boepinang,
Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok Painan, Dabo Singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi Reo, Kendal,
Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala Semboja, Labuhan Bajo, Labuhan Angina, Lakara, Larantuka, Letung, Linau Bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan,
Matasiri, Meranti, Midai, Moor, Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu, Pulau Banyak, Pulau Buano, Pulau Salura, Pacitan, Padang Tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan,
Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Patani, Pelaihari, Penajam Pasir, Pomalaa, Pota Pulau Laut, Pulau Teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei
Nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi Speed Boat, Subi, Taddan, Tanah Ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api-Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung,
Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapa-Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar
-
RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARATAHUN 2015-2019
Indikasi Pendanaan
(Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
949.35 1376 956 - - 3281.35
Kualanamu
Juanda
Soekarno-Hatta
Syamsuddin NoorSepingganBalikpapan
Biak
Sam Ratulangi
Hasanuddin
Muara Teweh
Letung
Tambelan
Kertajati
Samarinda Baru
Maratua
Tebelian
Morowali
Miangas
Siau
Namniwel
Kabir-Patar
Werur
Buntu Kunik
Koroway Batu
Sabang
Lasikin
Teuku Cut Ali
Rambele
Gayo Lues
Lasondre
Rokot
Tj. Balai Karimun
Bawean
Sumenep
Atambua
Long Ampung
Data dawai
MoaSentani
MopahMerauke
Kerinci
Muko Muko
Enggano
Long Bawan
Rote
Kabir
Rencana Pembangunan 15 Bandara Baru
Pengembangan 9 Bandara Pelayanan Kargo Udara
Keterangan:
Pengembangan 25 Bandara di daerah perbatasan dan rawan bencana
Peningkatan Jumlah Rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara sebanyak 265 rute
25
Pengembangan Bandara di Kalimantan Tengah yaitu Bandara Muara Teweh
-
Pengembangan 15 Bandar Udara untuk peningkatan kapasitas terbesar menjadi B737 Series (Perpanjangan
dan Pelapisan Runway, Peningkatan Apron dan Taxiway).
Dekai-Yahukimo
Banyuwangi
Labuhan Bajo
Binaka-Gn.Sitoli
Betoambari bau bau
Kuabang Kao
Mathilda-Saumlakibaru
Iskandar-Pangkalan Bun
DEO Sorong
Tanjung Pandan
Waingapu
Poso
Ibra-Langgur
Rambele-Takengon
Tojo Una Una
LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA(PERPANJANGAN RUNWAY)
UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA
23
Indikasi Pendanaan
(Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
1271.842 1007.923 - - - 2279.765
RENJA-TAHUN-2016_SAT_2_master_ok.-pagu-kebutuhan.xlsx
-
PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA
2
3
5
6
16
1
4
12
9
7
8
1011
20
14
13
15
17
18
21
22 23
24
26
19
25
11. Bandar Udara Bua-Luwu12. Bandar Udara Bone13. Bandar Udara Aroepala-Selayar14. Bandar Udara Iumbu Mehang Kunda-Waingapu15. Bandar Udara Frans Sales Lega-Ruteng16. Bandar Udara Gewayantana-Larantuka17. Bandar Udara Tardamu-Sabu18. Bandar Udara Saumlaki19. Bandar Udara Oesman Sadik-Labuha20. Bandar Udara Kambuaya
21. Bandar Udara Tanah Merah22. Bandar Udara Illu23. Bandar Udara Bokondini24. Bandar Udara IWamena25. Bandar Udara Timika26. Bandar Udara Mopah-Merauke
1. Bandar Udara Silampari2. Bandar Udara Pangsuma-Putussibau3. Bandar Udara H.Asan-Sampit4. Bandar Udara Iskandar-Pangkalan Bun5. Bandar Udara Kuala Pembuang6. Bandar Udara Muara Teweh Baru7. Bandar Udara Tjilik Riwut-Palangkaraya8. Bandar Udara Melak9. Bandar Udara Sultan Bantilan-Toli-Toli10. Bandar Udara Seko
Indikasi Pendanaan
(Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
240,74 760,28 283 272 - 1.55626
-
KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTISTAHUN 2015-2019
Pada tahun 2015 target rute pelayanan perintis sebanyak 217 rute, dan target diakhir 2019 sebanyak 265 rute perintis25
Daftar KPA Penyelenggara:
KPA Nagan Raya (5 Rute)
KPA Takengon (7 Rute)
KPA Gunung Sitoli (8 Rute)
KPA Bengkulu (7 Rute)
KPA Singkep (10 Rute)
KPA Palangkaraya (6 Rute)
KPA Ketapang (5 Rute)
KPA Samarinda (5 Rute)
KPA Waingapu (9 Rute)
KPA Gorontalo (8 Rute)
KPA Tarakan (10 Rute)
KPA Masamba (12 Rute)
KPA Mamuju (5 Rute)
KPA Selayar (7 Rute)
KPA Ternate (4 Rute)
KPA Langgur (9 Rute)
KPA Manokwari (9 Rute)
KPA Sorong (5 Rute)
KPA Jayapura (8 Rute)
KPA Merauke (19 rute)
KPA Nabire (8 Rute)
KPA Timika ( 22 Rute)
KPA Wamena (17 Rute)
KPA Sumenep ( 5 Rute)
KPA Oksibil (7 Rute )
Indikasi Pendanaan
(Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
466,62 620,7 631,48 643,02 655,38 3.017,2
-
26
5PROGRAM/KEGIATAN
SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2016
DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
26
-
27
REKAPITULASI
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2016
NO. PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN 2016
1. DITJEN PERHUBUNGAN DARAT 75.569.647.000
2. DITJEN PERKERETAAPIAN 3.683.000.000
3. DITJEN PERHUBUNGAN LAUT 249.793.020.000
4. DITJEN PERHUBUNGAN UDARA 584.811.427.000
TOTAL 913.857.094.000
27
Catatan :
1. Termasuk Belanja Dukungan Manajemen Teknis dan Investasi di daerah yang dibiayai anggaran satker
Kantor Pusat.
2. *) Termasuk kegiatan pemeliharaan Faskes sebesar Rp. 3.75 M, tersebar di wilayah kerja BLLAJSDP
Palangkaraya yaitu Pulau Kalimantan.
-
28
28
Subsidi Operasi Bus Perintis
10 Lintasan
(Rp. 4,24 M)
1. SID Pengerukan Alur-Pelayaran Anjir/Terusan Raya di Provinsi KalimantanTengah Rp. 1,07 M;
2. Penetapan Kelas dan Kebutuhan Fasilitas Alur Pelayaran di DAS Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah Rp. 1,2 M.
Penyusunan Masterplan dan DED
Terminal Penumpang Lamandau
Rp. 800 Juta
Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup Terminal Penumpang
Lamandau Rp. 900 Juta
Penyusunan Dokumen Andalalin
Terminal Penumpang Lamandau
Rp. 500 Juta
-
29
Pelabuhan Laut Kumai Pengerukan alur pelayaran pelabuhan
Kumai -5 m LWS (Rp. 68,54 M)Pelabuhan Laut Sampit
Pengerukan Alur Pelayaran/Kolam
Pelabuhan Sampit- S. Mentaya termasuksupervisi (Rp. 68,48 M)
Pelabuhan Pulang Pisau Pengerukan Alur Pelayaran Pelabuhan
Pulang Pisau-Muara Kahayan termasuksupervisi (Rp. 68,99 M)
-
30
30
Bandara Beringin-MuaraTeweh Grubing area pendekatan lepas landas
runway 32 dan 14 : Rp. 460 Juta
Bandara Kuala Kurun Pelapisan dalam rangka peningkatan
PCN Rp. 23,05 M
Bandara Sanggu Buntok Lanjutan Pembuatan Saluran Drainase
Sisi Udara Rp. 2,76 M
Lanjutan Pembuatan pagar pengaman
bandar udara dengan Wiremesh tinggi
2,4 m Rp. 1,6 M
Bandara Tjilik Riwut Subsidi Angkutan Perintis Udara 6 rute (palangkaraya-Kuala
Pembuang, Palangkaraya-Muara Teweh, palangkaraya-
Purukcahu, Palangkaraya-Pangkalan Bun, Kuala Pembuang-
Banjarmasin, Palangkaraya-Sampit) Rp. 16,36 M;
Pekerjaan Rekonstruksi dan pelapisan runway dan taxiway
termasuk marking dan pengawasan Rp. 58,19 M;
Pembuatan Taxiway Baru (150 m x 23 m), Apron Baru (238 m x
110 m), dan Fillet (403.125 m2) termasuk Marking dan
Pengawasan (Tahap I) Rp. 54,9 M;
Lanjutan Pembangunan gedung Terminal Baru Tahap III Rp.
88,45 M;
Pembuatan jalan acces menuju terminal baru Rp. 76,5 M.
Bandara H. Asan - Sampit Pekerjaan pelapisan runway, Apron dan
taxiway untuk peningkatan daya dukungRp. 22,47 M
Pekerjaan perluasan gedung terminal
penumpang Rp. 4,65 MBandara Kuala Pembuang
Pembangunan Gedung Terminal baru
termasuk pegawasan Rp. 8,6 M
Bandara Iskandar-Pangkalan Bun Pelebaran landas pacu dari 30 M
menjadi 45 M Rp. 37,42 M
Bandara Tumbang Samba Pembuatan landscape Rp. 500 Juta
-
31PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN JALUR KA TRANS KALIMANTANPROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN JALUR KA
DI KALIMANTAN TENGAH TA. 2016
Amdal pembangunan jalur KA Segmen
Palangkaraya Pulang Pisau (98 Km)
Rp. 1,25 M
Amdal pembangunan jalur KA Segmen
Palangkaraya Pulang Pisau (98 Km)
Rp. 1,25 M
Studi kelayakan pembangunan jalur KA
antara Palangkaraya Sampit Nanga
Bulik Rp. 1,18 M
-
32
6PROGRAM/KEGIATAN
SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2017
DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
32
-
REKAPITULASI
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2017
NO. PROGRAM/ KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2017
1. DITJEN PERHUBUNGAN DARAT 57.519.175.000
2. DITJEN PERHUBUNGAN LAUT 115.672.722.000
3. DITJEN PERHUBUNGAN UDARA 388.814.169.000
TOTAL 562.006.066.000
33
-
34
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2017
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA / RINCIAN BELANJA VOLUME Biaya (Rp)
1 DED Perlengkapan Jalan Nasional Propinsi Kalimantan Tengah (2002 Km) 1 Pkt1,481,480
2Pemeliharaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan
Tengah1 Pkt
1,501,872
3 Subsidi Operasional Angkutan Jalan 1 Pkt4,593,315
4 Pengadaan dan Pemasangan Rambu sungai Mentaya 128 Unit 1,369,216
5 Pengadaan dan Pemasangan Rambu sungai Katingan 104 Unit 1,112,488
6Pengadaan dan Pemasangan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) termasuk
supervisi (7 Lokasi)1 Pkt
1,466,518
Rp. 000,-
-
35
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN LAUT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2017
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA / RINCIAN BELANJA VOLUME Biaya (Rp)
1 KSOP KELAS V KUALA PEMBUANG
Pembangunan Faspel Teluk Segintung 1 PKT 5.915.670
2 KSOP KELAS V PEGATAN MENDAWAI
Pengurukan/ Pemadatan Tanah (375 M2) 1.525 m3 491.830
3 KSOP KELAS III SAMPIT
Pengerukan alur pelayaran pangkalan sampit 397.000 m3 67.924.807
SPV pengerukan alur pelayaran pangkalan sampit 1 PKT 761.186
4 KSOP KELAS V PULANG PISAU
Pembangunan Faspel Laut Batajung 1 PKT 4.826.340
5 UPP KELAS III RANGGA ILUNG
Replacment Gedung Kantor UPP Rangga Ilung 120 m2 550.000
Rp. 000,-
-
36
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN UDARA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2017
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA / RINCIAN BELANJA VOLUME Biaya (Rp)
1 BANDAR UDARA TJILIK RIWUT-PALANGKARAYA
Lanjutan Pembangunan Gedung Terminal Baru 20,124 M2 32,468,000
Pengadaan Dan Pemasangan Mekanikal 1 Paket 35,160,950
Pengadaan Dan Pemasangan Elektrikal 1 Paket 27,384,793
Pengadaan dan pemasangan Pagar Pengaman Bandar Udara 3000 M' 3,283,660
Pemenuhan Standar Pagar Pengaman Bandar Udara 4,235 M' 1,349,579
2 BANDAR UDARA ISKANDAR-PANGKALAN BUN
Lanjutan Pengadaan dan Pemasangan pagar pengaman serta pemenuhan standar pagar
pengaman6,000 M 6,624,423
3 BANDAR UDARA H. ASAN - SAMPIT
Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan serta pemenuhan standar pagar Pengaman5,393
M' 6,132,600
4 BANDAR UDARA BERINGIN-MUARA TEWEH
Pengadaan dan pemasangan pagar pengaman bandar udara 4,000 M' 6,000,000
Pekerjaan Grubing Area Fasilitas Sisi Darat 20,000 M2 520,000
Evaluasi daya dukung perkerasan landas pacu, taxiway dan apron dengan HWD 1 PKT 500,000
Pekerjaan penataan gedung terminal penumpang 1,250 M2 3,238,000
Pekerjaan GSE Road dan penataan area parkir depan terminal 6,826 M2 4,211,000
Rp. 000,-
-
37
PROGRAM/ KEGIATAN SEKTOR PERHUBUNGAN UDARA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2017
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA / RINCIAN BELANJA VOLUME Biaya (Rp)
5 BANDAR UDARA TUMBANG SAMBA
Pengadaan dan Pemasangan serta Pemenuhan Standard pagar pengaman bandara 3,025 M' 6,829,867
Pembuatan Saluran Drainase Bandar Udara 3,658 M' 6,174,686
Pekerjaan pembuatan access road PKP-PK termasuk halaman parkir 500 m2 638,500
Pemenuhan Standard Runway Strip (Galian dan Timbunan) 143,100 M3 19,329,376
Rekonstruksi permukaan Runway, Taxiway, dan Apron serta Marking 2,056 M2 1,635,020
Perpanjangan Run Way dari 1200 m menjadi 1400 m sampai konstruksi base course 6,000 M2 7,662,000
6 BANDAR UDARA SANGGU-BUNTOK
Lanjutan pengadaan dan pemasangan pagar pengaman serta pemenuhan standar pagar
pengaman5,400 M 5,403,000
7 BANDAR UDARA KUALA PEMBUANG
Perpanjangan Runway Dari 1200 M Menjadi 1600 M termasuk Turning Area 13,500 M2 54,241,059
Pembuatan Areal Parkir Terminal Baru 5,000 M 8,424,180
Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman Bandara 3,600 m' 5,760,000
Pemenuhan Standar Runway Strip Eksisting dan akibat perpanjangan runway (Striping dan
Timbunan)137,818 M 16,243,431
8 BANDAR UDARA KUALA KURUN
Review Master Plan 1 Paket 1,000,000
Pekerjaan water suply system 1 Paket 650,000
Rehabilitasi gedung terminal 402.67 M2 2,634,969
Pengadaan dan pemasangan pagar pengaman Bandara 972 m 1,555,200
Rp. 000,-
-
38
7PENDANAAN & PENINGKATAN
INVESTASI PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR
PERHUBUNGAN
38
-
39
Infrastruktur transportasi menjadi salah satu syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi. Presiden berkomitmen untuk membangun
infrastruktur secara komprehensif, termasuk di dalamnya adalah
transportasi umum yang terintegrasi di darat, laut, udara dan
perkeretaapian.
Pembangunan infrastruktur perhubungan membutuhkan investasi
yang tidak sedikit dan waktu yang relatif lama. Skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) merupakan alternatif
pendanaan yang paling tepat karena pengadaan infrastruktur
menyangkut kepentingan publik dan menuntut keterlibatan
pemerintah.
39
LATAR BELAKANG
-
40
2015 2016 2017 2018 2019 JUMLAH 2015 2016 2017
1 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT 6.077,11 10.620,24 13.031,64 13.481,22 14.053,45 57.263,66 6.077,11 3.811,62 4.522,32
2 DITJEN PERKERETAAPIAN 18.670,67 39.558,85 46.200,81 63.253,29 65.641,93 233.325,55 18.670,67 13.209,11 18.031,44
3 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT 22.842,96 25.513,01 25.216,71 25.362,23 26.985,45 125.920,35 22.842,96 14.437,68 11.662,27
4 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA 11.745,87 18.376,11 17.820,38 17.620,36 17.748,30 83.311,02 11.745,87 10.307,84 9.306,55
5 BPSDMP 4.401,61 6.712,10 6.741,82 6.819,24 7.507,36 32.182,13 4.401,61 5.497,53 4.347,87
6 BADAN LITBANG 228,26 240,36 251,11 237,05 247,94 1.204,71 228,26 217,26 124,16
7 INSPEKTORAT JENDERAL 100,31 105,33 110,59 116,12 122,93 555,28 100,31 100,31 90,31
8 SEKRETARIAT JENDERAL 887,22 1.036,89 1.031,46 1.087,93 1.148,37 5.191,87 887,22 884,29 526,83
9 BPTJ - - - - - - - - 120,44
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 64.954,00 102.162,88 110.404,53 127.977,43 133.455,74 538.954,59 64.954,00 48.465,64 48.732,19
% PENGANGGARAN 100,00% 47,44% 44,14%
PERBANDINGAN ANGGARAN DALAM RENSTRA KEMENHUB 2015-2019 DENGAN REALISASI ANGGARAN
No. UNIT KERJAREALISASI PENGANGGARAN (Rp. Miliar)ALOKASI RENSTRA 2015-2019 (Rp. Miliar)
40
KETERBATASAN APBN
PERBANDINGAN ANGGARAN DALAM RENSTRA KEMENHUB 2015-2019 DENGAN REALISASI ANGGARAN
-
41
41
Proyek Proyek Infrastruktur Membutuhkan Dana Yang besar serta tingkat resiko yang tinggi, seringkali Pihak Swasta
tidak tertarik untuk turut serta dalam proyek KPS karena proyek tersebut tidak layak secara finansial. Oleh Karena itu
diperlukan pemilihan suatu skema pembiayaan proyek yang sesuai
PRINSIP DASAR :
SWASTA, diprioritaskan untuk ditawarkan terlebih dahulu
KPBU, dikerjasamakan antara Pemerintah dengan Badan Usaha dengan fasilitas pemberian dukungan pemerintah, berupa:
Pengadaan Tanah (LMAN),
Sebagian Konstruksi,
Pembiayaan sebagian konstruksi memungkinkan pelaksanaan proyek dilakukan oleh Badan Usaha pemenang lelangdengan dana yang disediakan oleh PJPK sehingga kualitas pembangunan dapat diselaraskan
VGF (Viability Gap Fund),
Availability Payment (AP), pembayaran oleh pemerintah untuk biaya investasi dan operasi dengan mencicil secaratahunan setelah proyek selesai.
Joint Venture (JV) BUMN/BUMD
Divestasi proyek yang sudah beroperasi (brownfield)
Pembentukan JV BUMN/BUMD dengan swasta (greenfield)
BUMN/BUMD, dengan penugasan
APBN/APBD sebagai opsi terakhir
Obligasi Infrastruktur (Infrastructure Bond), saat ini baru terbatas menggunakan Surat Berharga Syariah Negara(SBSN/Sukuk). Pada tahun 2016 pendanaan melalui SBSN senilai Rp 31,5 T, terdiri dari project based sukuk sebesar Rp.13,8 T, dan underlying project sebesar Rp 17,7 T.
PEMBIAYAAN NON APBN
-
42
INVESTASI TRANSPORTASI
APBN dan Pembelanjaan Sektor Publik
Infrastruktur dasar, non-komersial, non
cost-recovery, secara ekonomi sangat
layak, secara finansial tidak layak, strategis
secara nasional, akses kepada daerah tertinggal dan
perdesaan, meningkatkan
ekonomi nasional dan lokal dan merupakan
kewajiban pemerintah (Public Service Obligation,
PSO)
Kemitraan Pemerintah dan
Swasta
Infrastruktur dasar, komersial dan non-komersial, potensi
cost-recovery, secara ekonomi sangat
layak, secara finansial layak atau kurang
layak, dapat menjadi layak apabila ada
dukungan pemerintah, strategis secara nasional, akses
kepada daerah tertinggal dan
perdesaan, meningkatkan
ekonomi nasional dan lokal, mendukung
logistik dan koridor ekonomi
Investasi Swasta Murni
Infrastruktur ekonomi yang komersial, full
cost-recovery, secara ekonomi sangat
layak, secara finansial juga layak, strategis
secara nasional, akses kepada pelabuhan
dan bandara internasional , meningkatkan
ekonomi nasional dan lokal. Penyediaan
infrastruktur khusus seperti Special
Railways, Special Ports, dan Special
Airports dapat menggunakan skema
ini dengan sifat unsolicited dan tanpa
tender.
Kerjasama Pemerintah
Swasta
KPS Konvensional
Pemerintah melakukan persiapan
KPS Aliansi Strategis
Pemerintah & Swasta bersama-sama sejak awal
Investasi Swasta Murni
SolicitedProgram
Pemerintah
UnsolicitedInisiatif Swasta, Special Facilities
*) Idealnya skema 1 diserahkan penuh kepada pihak swasta sepanjang
sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan sesuai dengan
konsesi, bahwa proyek tersebut dapat diserahkan kepada swasta.
*) BUMN/BUMD mengerjakan skema 2 dan 3
*) Kontribusi Pemerintah = Dukungan Pemerintah, dapat dilakukan melalui :
a) Pendanaan pembebasan lahan
b) Pembiayaan sebagian konstruksi;
c) Pemberian Viability Gap Fund (VGF)
INVESTASI & PEMBIAYAAN
-
43
CREATIVE FINANCING
APBN On-Budget
APBN 2,5% to 5% PDB
PDF/ VGF
PMN
Hibah
Obligasi /SUN Infra-
struktur
Obligasi /Sukuk Infra-
struktur
Performance Based Annuity Scheme PBAS
Available Direct
Payment
Availale Indirect
Payment
BUMN Infra-
struktur
Obligasi Syariah/
Sukuk
DCM Off-Budget
Per-bankan
Bank Infra-struktur
Asset Backed Securities
Dana Pensiun
Dana Asuransi
Pasar Modal Reksa-dana
Off-Budget Private Financing
KPS/ PPP
Conven-tional KPS
Aliansi Strategis KPS
SMI/IIGF /PIP
Swasta Murni/
PFI
Unsolicited Fasilitas Khusus
PBAS= Performance-based Annuity Scheme, merupakan perjanjian kerjasama penyediaan infrastruktur antara Pemerintah dengan operator,
yang besarnya didasarkan pada kinerja Pihak Swasta, melalui pembayaran angsuran multi years dari pemerintah ke operator. Swasta berperan
dalam hal: design, construct, finance, operate dan maintain; sebuah proyek sehingga mencapai suatu standard tertentu yang disepakati.
Pemerintah berperan dalam hal: melaksanakan pembayaran berbasis kinerja (performance-based payments) selama jangka waktu kontrak 20-20
tahun. Isu ke depan: (1) Kriteria proyek yang cocok dengan skema PBAS; (2) Strategi pemilihan proyek PBAS; (3) Alokasi anggaran MoF dana
PBAS; (4) Penyusunan mekanisme dan aturan pencairan dana PBAS (di MOF, dan PJPK); dan (5) Kelembagaan yang tepat untuk mengelola
PBAS;
DCM: Domestic Capital Market
SMI : Sarana Multi Infrastruktur
IIGF : Indonesia Infrastructure Guarantee Fund
PIP : Pusat Investasi Pemerintah
PFI : Private Finance Initiative
CREATIVE FINANCING
-
44
TERIMA KASIH