strategi dakwah ustadz ahmad rifky umar said...
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH USTADZ AHMAD RIFKY UMAR SAID
DALAM MENYIARKAN ISLAM DI KELURAHAN PONDOK
PETIR KECAMATAN BOJONGSARI KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh :
ANDRI MAULANA
NIM: 109051000042
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H. /2014 M.
i
ABSTRAK STRATEGI DAKWAH USTADZ AHMAD RIFKY UMAR SAID
DALAM MENYIARKAN ISLAM DI KELURAHAN PONDOK PETIR KECAMATAN BOJONGSARI KOTA DEPOK
Dakwah adalah sebuah ajakan kepada kebaikan. Mengajak manusia untuk kembali dan tetap dijalan Allah. Inilah yang membuat dakwah dianggap sebagai profesi atau pekerjaan mulia. Di sisi lain dakwah dijadikan dan disamakan sebagai profesi umum lainnya. banyak dari da’i zaman sekarang mengkomersialisasikan dakwah untuk kepentingan pribadi. Padahal kepentingan dakwah adalah untuk kepentingan ummat. Sesungguhnya masih banyak metode dan strategi dakwah yang lebih baik, khususnya yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an. Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: pertama, bagaimana strategi dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam menyiarkan islam? Kedua, apa kosep yang diterapkan dalam menjalankan strategi dakwah tersebut? ketiga, apa pesan dakwah ustadz Ahmad Rifky Umar Said? Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Penelitian kualitatatif yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptip. Pendekatan penelitian ini berupa pengamatan, pencarian data dan menjabarkan tentang hasil penelitaian secara mendalam terhadap strategi dakwah, konsep dakwah dan faktor pendukung dan penghambat dakwah ustadz Ahmad Rifky. Teori yang di gunakan adalah teori pola strategi dakwah bil lisan dan bil hal. Bil lisan artinya, bahwa dakwah dapat dilakukan dengan cara perkataan-perkatan yang baik seperti ceramah, khutbah dan sebagainya,. Sedangkan bil hal artinya bahwa dakwah dapat dilakukan dengan perbuatan-perbuatan yang baik. (Ghazali: 1997) Strategi dakwah yang digunakan ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam menyiarkan Islam adalah strategi dakwah bil lisan yang dikolaborsikan dengan strategi dakwah bil hal. yakni strategi dakwah yang dimulai dengan perkataan dan diikuti dengan perbuatan. Semua strategi dakwah itu dimulai dari “ibda bin nafsi” artinya memulai dakwah dari diri sendiri. Kemudian baru berdakwah kepada orang lain.
Konsep yang dipakai pun adalah konsep sifat yang wajib ada pada diri Rasul. Yakni: siddiq (jujur), amanah (dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas).. Pesan dakwahnya adalah mengingat Allah dan Rasul-Nya, mengingat Hari Akhir dan berdzikir selalu kepada Allah.
Dakwah yang baik adalah dakwah selalu konsisten di jalan Allah. Mereka yang ikhlas dan hanya mengharap balasan dari Allah. Bukan mengharapkan imbalan materi. Seakan-akan dakwah sebagai barang yang bisa diberi tarif harga. Dakwah bukan barang yang bisa dijual. Tetapi dakwah adalah milik ummat, untuk diperjuangkan dalam “amr ma’ruf nahi munkar”.
Keywords: strategi, dakwah, bil lisan, bil hal, dan ibda bin nafsi
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT
Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak
terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amien.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri
peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan
keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini.
Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari
banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti
ucapkan kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu saya, H. M. Nusad dan Nawiyah. Beserta
kakak-kakak dan adik saya yang selalu mendukung saya baik secara
materi ataupun moril untuk terus belajar dalam mencari ilmu.
2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Suprapto, M.Ed. selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.si. selaku Wakil Dekan
iii
Bidang Administrasi Umum, Drs. Wahidin Saputra, M.A. selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
4. Bapak Rachmat Baihaky, M.A.selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarofah, M.A. selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
5. Dr. Fatmawati, M.A. selaku pembimbing yang telah membimbing peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
6. Bapak Drs. Masran, M.A. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memandu dan memberikan support sejak pertama kuliah hingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan.
7. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti
selama peneliti berada pada masa kuliah.
8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang
menunjang untuk skripsi ini.
9. Ustadz Ahmad Rifki Umar Said, sebagai objek dan narasumber penelitian,
dan warga pondok petir yang telah membantu peneliti dalam wawancara
dan melengkapi penyelesaian skripsi.
10. Teman-teman khususnya saudara Muhammad Rifki, Dendy Abdul
Quddus, Alif Syariat Muhammad, Sudirman dan semua teman-teman KPI
B angkatan 2009.
iv
11. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.
Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan,
semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti
bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi
pembaca. Amien
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Maret2014
Andri Maulana
NIM: 109051000042
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 8
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi dan Dakwah .............................................. 14
B. Ruang Lingkup Dakwah .......................................................... 18
1. Subjek dan Objek Dakwah .................................................. 18
2. Metode Dakwah ................................................................. 20
3. Media Dakwah ................................................................... 26
BAB III BIOGRAFI USTADZ AHMAD RIFKY UMAR SAID
A. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan ................................. 28
B. Kiprah Dakwah ........................................................................ 29
C. Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Shafa dan Masjid Jami’
An-Nur .................................................................................... 32
D. Nama-nama Guru dan Rujukan Dakwah Ustadz Ahmad Rifky
Umar Said ................................................................................ 36
vi
BAB IV STRATEGI DAKWAH USTADZ AHMAD RIFKY UMAR
SAID MENYIARKAN ISLAM DI KELURAHAN PONDOK
PETIR KECAMATAN BOJONGSARI KOTA DEPOK
A. Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said ................... 38
B. Konsep Penerapan Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky
Umar Said................................................................................. 48
1. Shidiq ................................................................................. 49
2. Amanah............................................................................... 50
3. Tabligh .............................................................................. 51
4. Fathonah ............................................................................ 52
C. Pesan Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said ...................... 53
1. Mengenal Allah dan Rasul-Nya .......................................... 53
2. Mengingat Hari Akhir ........................................................ 55
3. Berdzikir Sebanyak-banyaknya .......................................... 58
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 61
B. Saran ....................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sebagai al-Din Allah merupakan manhaj al-hayat atau way of life,
acuan dan kerangka tata nilai kehidupan. Ketika komunitas muslim berfungsi
sebagai sebuah komunitas yang ditegakkan di atas sendi-sendi moral iman, Islam
dan takwa dan dapat direalisasikan dan dipahami secara utuh dan padu merupakan
suatu komunitas yang tidak eksklusif karena bertindak sebagai “al-Umma al-
Wasatan” yaitu sebagai teladan di tengah arus kehidupan yang serba kompeks.1
Dakwah termasuk hal yang amat vital dan penting bagi penyebaran dan
perkembangan agama Islam. Tanpa adanya dakwah, Islam tidak akan berkembang
dan tidak akan bertahan sampai sekarang, dan juga manusia tidak akan pernah
mengenal Islam pada saat ini. Rasulullah Muhammad adalah orang yang pertama
yang menyiarkan agama Islam dengan cara berdakwah. Beliau berdakwah untuk
mengembalikan manusia kejalan yang diridhoi Allah dan mengajarkan manusia
agar selalu menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Setelah Rasul
meninggal dunia, dakwah Islam pun dilanjutkan oleh para sahabatnya dan
berlanjut terus dari generasi ke generasi penerus dakwah Rasulullah hingga
sampai sekarang ini.
Dakwah sendiri adalah sebuah ajakan, seruan dan panggilankepada diri
sendiri, keluarga maupun orang lain, untuk menjalankan semua perintah dan
1 Munzir Suparta, dan Harjani Hefni. Metode Dakwah (Edisi Revisi), (Jakarta: Kencana,
2009), Ed. Rev. Cet. ke-3. h. 3.
2
meninggakan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.2 Dalam hal ini
seorang pendakwah (da’i) selalu menghadapi tantangan dakwah yang berbeda-
beda atau sebuah kaum (masyarakat) yang berbeda-beda. Maka inilah yang
menjadi sebuah tantangan besar bagi para da’i dalam menyampaikan dakwahnya.
Seorang da’i dituntut untuk bisa mengemas sebuah pesan atau isi dakwahnya
sedimikian rupa, agar dakwah itu dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat
sebagai mad’u-nya. Di dalam al-Qur’an sendiri pun dijelaskan cara-cara
bagaimana seorang da’i untuk mengemas dakwahnya agar dakwah itu dapat
diterima oleh mad’u.
äí ÷Š$# 4’n<Î) È≅‹Î6y™ y7În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sàÏãöθ yϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡pt ø:$# ( Οßγø9 ω≈y_ uρ ÉL©9 $$Î/ }‘ Ïδ ß|¡ ôm r& 4 ¨βÎ) y7−/ u‘ uθ èδ
ÞΟ n=ôãr& yϑ Î/ ¨≅ |Ê tã Ï&Î#‹Î6y™ ( uθ èδuρ ÞΟ n=ôã r& tω tG ôγßϑø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. An-Nahl :125)
Dari ayat di atas, maka dakwah adalah: Menyampaikan kebenaran di jalan
Allah Subhanahu wa Ta’ala ( ر�� ���� ) dengan metode �� ��� وا �� �� ا�� ( ).
Propaganda, mengajak atau menyampaikan sesuatu dapat disebut dakwah jika
metode yang digunakan sesuai dengan ayat di atas,
yaitu; Bilhikmah dan Mau’idzah Hasanah. Sedangkan yang menetukan hasil dari
dakwah hanyalah Allah SWT,dalam memberi hidayah kepada manusia yang
menerima dakwah.
2 Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, (Yogyakarta: PT Pustaka Insane
Madani, 2008), h. 1.
3
Berhubungan dengan masalah di atas, maka metode yang digunakan dalam
mengajak haruslah sesuai dengan kondisi maupun tujuan yang akan dicapai.
Pemakaian metode atau cara yang benar merupakan tolak ukur keberhasilan dari
dakwah itu sendiri. Namun bila metode yang digunakan dalam menyampaikannya
tidak sesuai, maka akan mengakibatkan hal yang tidak diharapkan.
Adanya sebuah metode dalam dakwah memang membantu sekali dalam
mengajak mad’u kepada kebaikan (dakwah). Akan tetapi metode saja tidak cukup
digunakan oleh seorang da’i dalam berdakwah, apalagi zaman yang sudah
berubah menjadi serba modern seperti sekarang ini. Pastilah seorang da’i dituntut
agar dapat mengemas dakwah dengan sedemikian rupa, agar dakwahnyaa dapat
diterima oleh masyarakat. Maka dari itu yang dibutuhkan da’i saat ini adalah
bukan hanya metode dalam dakwah, tapi seorang da’ijuga harus mempunyai
strategi khusus dalam mensukseskan dakwahnya. Strategi dalam berdakwah yang
dimiliki seorang da’i, biasanya mempunyai perbedaan atau ciri khas dalam
pelaksanaannya, hal ini biasanya dipengaruh oleh situasi dan kondisi masyarakat
yang dihadapi.
Hal ini juga pernah dialami oleh Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam
berdakwah, ketika dia memulai berdakwah dan mencoba untuk mendirikan
sebuah Yayasan dan Pesantren Daarul Shafa ditengah-tengah komplek perumahan
di kelurahan Pondok Petir kecamatan Bojongsari kota Depok, beliau mendapat
penolakan yang amat keras dari masyarakat di tempat tinggal sekarang.
Masyarakat sekitar merasa terganggu dengan aktivitas pesantren yang sedang ia
dirikan dan jalankan tersebut. Berbagai alasan masayarakat, yang salah satunya
merasa kebisingan dengan aktivitas pesantren.
4
Inilah sebuah problematika dakwah yang amat sulit bagi Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said atau juga yang sering disebut dengan nama “Ustadz Lancip”.
Ketika beliau ingin mengerjakan sesuatu yang baik, sesuatu yang wajib bagi
setiap muslim dan muslimah dalam menegakan agama Islam “amr ma’ruf nahi
munkar”. Tetapi yang ia dapatkan adalah sebuah penolakan keras atas
dakwahnya, caci maki, dan lain sebagainya, bahkan ada orang meragukan ilmu
agama beliau dalam berdakwah.
Ustadz Lancip menanggapi masalah penolakan tersebut sebagai cobaan
dari Allah. Rasulullah sendiri pun mengalami cobaan yang amat lebih berat dalam
berdakwah pada masanya. Saat Rasulullah SAW hijrah ke Thaif, saat mendapat
penolakan dari Mekkah dan Madinah. Rasul sering mendapat penolakan, caci
maki, ancaman orang kafir dengan niat ingin membunuhnya, bahkan mendapat
sebuah pengusiran.3 Maka, dari situlah muncul dorongan dalam diri Ustadz
Lancip untuk lebih memotivasi, bahwa dirinya harus terus memperjuangkan
dakwahnya untuk menegakkan agama Islam dan menciptakan generasi-generasi
da’i yang berkualitas dalam berdakwah di zaman yang modern ini, yakni dengan
membangun Pesantren dan Yayasan YatimPiatu Daarul Shafa di kelurahan
Pondok Petir.
Awalnya memang beliau sempat merasa putus asa, akibat desakan warga
komplek perumahan sekitar Pondok Pesantren Daarul Shafa yang mencoba
mengusirnya. Bahkan warga komplek perumahan sekitar melaporkan Ustadz
Lancip ke kelurahan dan ke polisi, dengan tuduhan mengganggu ketertiban
umum. Inilah yang membuat beliau sempat putus asa dan menangis dalam
3 Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, h. 35.
5
do’anya. Dalam hati beliau tidak ada dendam atau marah, tapi sebaliknya beliau
terus berdo’a dan melakukan sebuah pergerakan, yakni dengan mendekati para
tokoh masyarakat dan pemuda sekitar, untuk meyakinkan masyarakat komplek
perumahan dan sekitarnya, agar bisa menerima dakwah dan usulan beliau untuk
membangun sebuah Pesantren dan Yayasan Daarul Shafa, karena itu sebenarnya
adalah suatu kebaikan dan menguntungkan bagi mereka juga untuk menitipkan
anak-anak mereka dalam mendalami Islam melalui Pesantren Daarul Shafa.
Di sela-sela perjuangan dakwah Ustadz Lancip, beliau sempat mengajak
para pemuda sekitar untuk meningkatkan kreativitas mereka, yakni dengan
membuat sebuah pelatihan marawis secara gratis. Awalnya memang sedikit yang
ingin latihan, namun dengan beriringnya waktu akhirnya banyak yang berminat
untuk berlatih. Sehingga dibentuklah sebuah Grup Marawis “Arrabany”, yang
mana grup ini sudah ikut berbagai parade marawis dan sering mendapat panggilan
acara.
Inilah yang membuat kepercayaan masayarakat sekitar semakin bertambah
dan mulai mendukung dakwah Ustadz Lancip. Karena pentingnya sebuah
lembaga pendidikan seperti Pesantren yang dapat mendidik anak-anak untuk bisa
meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah SAW, yakni dengan belajar lebih jauh
dalam mengenal Islam. Inilah hasil dari ketabahan, kesabaran, bertawakal dan
terus berdo’a kepada Allah akhirnya diapun dapat mendirikan sebuah Pesantren
dan Yayasan Daarul Shafa dan membuat sebuah pengajian Ibu-ibu sekitar yang
dilaksanakan sebulan sekali yang dihadiri oleh para Ustadz dan para Ulama se-
Jabodetabek.
6
Inilah sebuah keunikan strategi dakwah Ustadz Lancip yang perlu dikupas
lebih jauh, bagaimana beliau dapat mengubah pemikiran masyarakat yang tadinya
menolak dan berubah menjadi menerima dakwahnya. Maka dari itu penulis ingin
lebih jauh meneliti tentang strategi dakwah Ustadz Lancip dalam
memperjuangkan dakwahnya dari penolakan masyarakat, yakni dengan
mengambil judul penelitian sebagai berikut: “STRATEGI DAKWAH USTADZ
AHMAD RIFKY UMAR SAID DALAM MENYIARKAN ISLAM DI
KELURAHAN PONDOK PETIR KECAMATAN BOJONGSARI KOTA
DEPOK”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian skripsi ini, agar masalah
yang diteliti tidak melebar terlalu luas dalam pembahasan masalah yang dituju.
Maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada strategi dan penerapan konsep
dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) sebagai komunikator
dalam menyiarkan Islam di kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari kota
Depok.
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis mendapatkan rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz
Lancip) dalam menyiarkan Islam di kelurahan Pondok Petir kecamatan
Bojongsari kota Depok?
2. Apa konsep dakwah yang dipakai Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
(Ustadz Lancip) dalam menyiarkan Islam?
3. Apa saja pesan dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip)?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
(Ustadz Lancip) dalam menyiarkan Islam di kelurahan Pondok Petir
kecamatan Bojongsari kota Depok.
b. Untuk mengetahui konsep penerapan strategi dakwah Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) dalam menyiarkan Islam di
kelurahan Pondok Petir kecamatan Bojongsari kota Depok.
c. Untuk mengetahui pesan dakwah apa saja yang selalu Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) ingatkan kepada mad’u-nya?
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian di atas diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat antara lain:
a. Manfaat Teoritis (Akademis)
1) Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan khasanah
pengetahuan kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, tentang pentingnya lemabaga-
lemabaga pendidikan seperti pesantren Daarul Shafa dalam
pembinaan generasi pejuang Islam (da’i) melalui sebuah
pendidikan Islam yang mengkolaborasi antara pedidikan Islam
tradisional dan modern ini, dan itu adalah salah satu dari strategi
dakwah.
8
b. Manfaat Praktis
1) Bagi para da’i diharapkan ini menjadi bahan masukan serta
informasi agar lebih memperhatikan lagi tentang penyusunan
strategi dakwah yang dipakai dalam menghadapi berbagai macam
tantangan dakwah Islam.
2) Dengan penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat dan
digunakan sebagai bahan informasi dalam meningkatkan mutu
dakwah Islam.
D. METODELOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul diatas maka penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu metode untuk mengungkapkan masalah untuk menggambarkan
atau memaparkan apa adanya dari penelitian. Penelitian kualitatif biasanya
menekankan observatif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Maka dalam
penelitian ini peneliti menekankan pada observasi dan wawancara mendalam
dalam menggali data bagi proses validitas penelitian ini, tetapi tetap menggunakan
dokumentasi.4 Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data dimulai dengan
melakukan observasi terlebih dahulu ke Pondok Pesantren Daarul Shafa untuk
mengamati kegiatan dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said, baik dalam
berdakwah kepada santri-santrinya maupun kepada warga sekitar Pondok Petir.
Kemudian melakukan wawancara kepada para narasumber khususnya Ustadz
4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.9.
9
Ahmad Rifky Umar Said sebagai data utama penelitian, dan umumnya kepada
beberapa warga Pondok Petir yang memang selalu mengikuti kegiatan dakwah
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said, sebagai data pelengkap penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penulis mengambil tempat penelitian di Pesantren Daarul Shafa sekaligus
kediaman Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) dan lingkungan
sekitar wilayah kelurahan Pondok Petir kecamatan Bojongsari kota Depok. Pada
tanggal 20 Januari sampai 30 Januari dan 16 Februari 2014.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan
tindakan serta sumber data tertulis. Bahwa sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen, dan lain-lain, yang berkaitan dengan masalah strategi dakwah Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said dalam berdakwah di kelurahan Pondok Petir kecamatan
Bojongsari kota Depok
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi: teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung
objek penelitian. Observasi juga merupakan pengamatan dari
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.5
Dengan Teknik ini peneliti mengamati, mencatat, merekam dan
memfoto tentang kegiatan-kegiatan dakwah Ustad Ahmad Rifky Umar
5 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 54.
10
Said dalam berdakwah. Observasi pun peneliti lakukan saat melakukan
wawancara dengan Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dan beberapa
narasumber lainnya, dan hasil observasi digunakan untuk membantu
menjawab perumusan masalah penelitian.
b. Wawancara: Teknik pengumpulan data dalam upaya menghimpun data
akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah
penelitian. Kemudian data yang diperoleh dengan teknik ini adalah
dengan cara Tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung
antara seorang atau beberapa orang yang diwawancarai dan
pewawancara.6 Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) sebagai narasumber utama
penelitian dan mewawancarai beberapa dari warga Pondok Petir
sebagai data pelengkap dalam penelitian.
c. Dokumentasi: data yang diperlukan, dicari, dikumpulkan, dibaca dan
dipelajari dari sumber-sumber berupa arsip, buku, dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan penelitian. Data-data dan dokumen-
dokumen dalam penelitian ini berasal dari buku, bulletin, CD dan foto-
foto yang terkait dengan penelitian tentang strategi dakwah Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said.
5. Teknik Pengolahan Data
Dalam menyederhanakan/mereduksi data penelitian, peneliti melakukan
beberapa tahap, yaitu data dikelompokkan, disederhanakan lalu dikemas dengan
tujuan mempermudah memahami inti dari topik faktual terkait dengan fokus
6 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), Cet. ke-
1, h. 20.
11
penelitian ini. Dan dalam penulisan ini peneliti berpedoman pada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) terbitan CeQDA (Center
for quality Development and Assurance).
6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh secara deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dan dianggap akurat serta menuangkannya kedalam konteks penulisan
karya ilmiah atau skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan, memberikan
gambaran serta klasifikasi dan menginterpretasikan data-data yang terkumpul
secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas
permasalahan yang berkaitan dengan hal tersebut.
E. Kajian Pusataka
Pembahasan mengenai dakwah memamang selalu mewarnai berbagai
judul penelitian. Dari mulai materi, cara penyampaian hingga penguasaan
wawasan yang kurang mendalam dari seorang da’i. Sejauh ini syiar Islam yang
disampaikan masih banyak yang kurang tepat sasaran. Hal ini dikarenakan da’i
memiliki cara penyampaian dakwah sendiri, Serta aktivitas dari da’i dalam
berdakwah mempunyai ciri khas dalam menyampaikan strategi dakwahnya, yang
kadang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Berdasarkan uraian
singkat tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan
strategi dakwah Ustadz Lancip, Karena adanya sebuah perjuangan dakwah yang
amat berat dilakukan Ustadz Lancip untuk membangun dan mendirikan Pesantren
Daarul Shafa yang digunakan sebagai pondasi awal dalam menyiarkan Islam.
12
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Judul penulis adalah:
1. Strategi dakwah Kiai Emet Ahmad Khatib melalui Ishlah Tsamaniyah
(studi kasus pengembangan dakawah di Pesantren Al-Ishlah Bobos
Cirebon) yang dibuat oleh Abdul Basit (NIM: 106051001769) tahun 2014.
2. Strategi Dakwah Strategi Dakwah Habib Mundzir Al Munsawa dalam
Pembentukan Akhlakul Karimah Jama’ah Remaja di Majelis Rasulullah
yang dibuat oleh Halomoan (NIM: 108051000185) tahun 2013. Skripsi ini
lebih menjelaskan strategi dakwah dengan strategi pengajian-pengajian
keliling dari daerah satu ke daerah lainnya, karena jangkauan jama’ahnya
lebih luas.
F. Sitematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulisnya akan menguraikannya
ke dalam beberapa bab sebagai berikut:
1. Bab satu pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
2. Pada bab kedua, peneliti akan membahas tentang pengertian stategi
dakwah, ruang lingkup dakwah meliputi subjek dan objek dakwah, metode
dan media dakwah.
3. Pada bab ketiga, peneliti akan membahas tentang biografi Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said (Ustadz Lancip), perkembangan dakwah Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) dan berdirinya Pondok Pesantren
Daarul Shafa di kelurahan Pondok Petir.
13
4. Adapun dalam bab keempat, berisi tentang strategi berdakwah Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip), konsep dakwah menurut Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip) dan pesan dakwah Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said.
5. Akhirnya peneliti merangkum penelitian skripsi ini pada bab penutup
sebagai rangkaian akhir dari penelitian skripsi, tulisan ini berisikan tentang
kesimpulan dan saran-saran. Sebagai referensi skripsi, peneliti menyajikan
daftar pustaka yang menjadi rujukan dalam penelitian skripsi ini berikut
lampiran-lampiran yang terkait.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani "strategos", yaitu
jendral dalam militer. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan,
yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya
strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan
ekonomi, sosial, budaya, dan agama.1 Satu definisi umum dalam kamus adalah
suatu “prosedur untuk mencapai tujuan”. Dalam kamus istilah manajemen, adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan
saling berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi didefinisikan sebagai :
a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam
perang, dalam kondisi yang menguntungkan: sebagai komandan ia
memang menguasai betul, seorang perwira di medan perang.
c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus;
d. Tempat yang baik menurut siasat perang.
1 Rafi’udin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), h. 76. 2 Panitia Istilah Manajemen Lembaga LPM, Kamus Istiah Manajemen, (Jakarta: Balai
Askara, 1983), cet. ke-2 h. 245.
15
Menurut Djoko Luknanto strategi adalah:“The science and art” untuk
memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal secara terpadu dengan faktor-
faktor lingkungan internal untuk mencapai tujuan lembaga.3
Dari berbagai definisi diatas dapat diambil pengertian bahwa strategi
adalah:
cara atau metode terbaik untuk mencapai tujuan atau beberapa sasaran dengan
memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal secara terpadu dengan faktor-
faktor internal. Strategi ini biasanya hanya menonjolkan kesempurnaan dari
sebuah ide atau perencanaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan pengertian dakwah ditinjau dari segi bahasa Da’wah berarti:
panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab
disebut mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fi’il- nya adalah - ����- د�� د��ة
yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.4 Dakwah itu menyeru atau
mengajak kepada sesuatu perkara, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah
agar menerima dan menjadikan Dienul Islam sebagai dasar dan pedoman
hidupnya.5 Kata dakwah juga dapat dikategorikan sebaai fi’il amr yang artinya
sebuah perintah6
Jamaluddin Hasyib dalam suatu diskusi Wawacara dan Latihan Da’i
Pembangunan Menyongsong Matahari-2000 dalam makalahnya Strategi Dakwah
3 (UGM, 2003, http://luk.staff.ugm.ac.id). 4 Abd. Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet.
ke-3, h. 7. 5 Farid Ma’ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,1981), h.
28. 6 Kata Ad-da’watu (ا����ة) berasal dari kata da’aa – yad’uu ( ����- د�). Kata ini punya arti:
…�saaqa ilaaق إ�� thalaba (meminta), ��� ��hatstsa ‘alaa… (menganjurkan kepada…) danط�� (menuntun kepad…)-(kamus Al-mu’jamul Wasith, hal.698) dan Dalam Ilmu Tata Bahasa Arab kata dakwah berbentuk sebagai isim mashdar. Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) da’a-yad’u–da’watun, artinya memanggil, mengajak atau menyeru (lihat Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Cet. ke-1, h. 17).
16
dalam Pembangunan Masyarakat menulis tentang pengertian dakwah etimologi
sebagai berikut:
Dakwah = menyeru
Dakwah = mengajak
Dakwah = memanggil
Dakwah = berdo’a7
Menelusuri pengertian dakwah dari segi yang lain yaitu secara
terminologi, beraneka ragam pendapat para ulama. Menurut istilah, dakwah
mempunyai bermacam-macam pengertian, tergantung pada tujuan yang hendak
dicapainya, dan cara menyampaikannya.
“Menurut syaikh Ali Mahfudz dakwah ialah mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.”8 “Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A.Dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.”9 “Menurut Dr. Quraish ShihabDakwah adalah seruan atau ajakan kepada insafan atau usaha mengubah situasi kepada kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap diri pribadi maupun masyarakat.”10
Dari pengertian dakwah di atas, maka dakwah dapat diuraikan sebagai
suatu usaha penyampaian pesan yang berisikan risalah-risalah atau ajaran-ajaran
agama Islam, yang tujuannya adalah mengajak orang-orang yang menerima atau
mendengarkan pesan dakwah agar melaksanakan pesan ajaran agama Islam yang
disampaikan. Hal ini juga terdapat ajakan kepada para mad’u untuk berkenan
7 Jamaluddin Hasyib, Strategi Da’wah dalam Pembangunan Masyarakat”, Makalah
Diskusi Wawasan dan Latihan Da’i Pembangunan Menyongsong Matahari, (Jakarta: 1990), h. 11. 8 Moh. Ansori, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (PT. Mitra Cahaya Utama,
2006), Cet. ke-1 h. 10. 9 Toha Yahya Omar,Ilmu Dakwah,(Jakarta:Wijaya,1979), 1. dikutip oleh Samsul Munir
Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta:AMZAH,2009), h. 3. 10 M. Quraish Sihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan), h. 194.
17
dengan suka rela mau mengubah sikap dan perilakunya sesuai dengan ajaran
Islam, yaitu amar ma’ruf nahi munkar.
Melihat dua pengertian kata kunci diatas, yaitu strategi dan dakwah. Maka
penulis mendapat sebuah pengertian dari strategi dakwah. Strategi dakwah adalah
sebuah usaha penyampaian pesan-pesan ajaran Islam, yang dilaksanakan secara
matang yakni dengan melihat pola dakwah yang tepat dan sesuai dengan sasaran
dakwahnya. Hal ini seorang da’i harus bisa memanfaatkan faktor-faktor internal
dan ekternal, agar dakwah yang nantinya akan disampaikan itu berhasil dan
sampai sesuai dengan tujuan ajaran Islam.
Berbicara masalah strategi dakwah, memang tidak akan lepas kaitannya
dengan metode dakwah. Kegitan dakwah dibutuhkan suatu strategi yang
merupakan taktik dalam berdakwah, sehingga dapat dilaksanakan dengan tuntas
dan berhasil dalam mencapai tujuan. Strategi dalam penyampaian pesan agama
dapat dilaksanakan melalui pola dakwah yang tepat sasaran.11Pola dakwah yang
sering dijadikan strategi adalah:
a. Strategi dakwah bil lisan
Dakwah bil lisan adalah dakwah yang disampaikan dengan perkataan-
perkataan yang mempunyai nilai informatif dalam berdakwah, akan
tetapi tanpa melupkan nilai persuasif dakwah itu sendiri. Strategi
dakwah ini biasanya sering dikenal dengan sebutan ceramah agama.
b. Strategi dakwah bil hal
Dakwah bil hal adalah dakwah yang disampaikan dengan tindakan-
tindakan nyata atau perbuatan nyata terhadap kebutuhan penerima
11 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi
Dakwah. (Jakrarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1997) h. 21.
18
dakwah, sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh penerima dakwah. Dakwah seperti ini biasanya lebih
mempunyai nilai pesuasif yang lebih dalam mempengaruhi para
mad’u.
Membuat strategi dakwah harus memperhatikan masalah teknik dan taktik
yang memang jitu. Untuk mantapnya strategi dakwah, maka segala sesuatunya
harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban
terhadap pertanyaan dalam rumusan teori komunikasi Lasswell12, yaitu:
a. Who? (Siapa da’i atau penyampai pesan dakwahnya?)
b. Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)
c. In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)
d. To Whom? (Siapa Mad’unya atau pendengarnya?)
e. With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Subyek dan Obyek Dakwah
Subyek dakwah adalah orang yang melaksanakan tugas dakwah atau bisa
disebut sebagai da’i. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok.
Pribadi atau subyek adalah sosok manusia yang mempunyai nilai keteladanan
yang baik (uswatun hasanah) dalam segala hal.13Da’i yang baik adalah seorang
da’i yang mempunyai akhlakul karimah dalam dirinya. Kemudian da’i yang
sukses adalah da’i yang ketika hidup bermasyarakat bisa terus mengubah dan
12 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam Dan Aplikasi, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009),Cet. ke-1. h. 162. 13 Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1997), Cet. ke-1, h. 47
19
harus sadar akan perubahan ini, untuk mengarahkan dan mengingatkan dakwah
kepada jalan kebaikan menurut Islam.
Daerah da’i adalah mulai dari masyarakat desa yang primitif hingga
masyarakat industri yang telah terpengaruh diktatornya pengaruh ekonomi raksasa
dan teknologi ultra modern dan merajalelanya individualisme. Da’i berada di
tengah gejolak masyarakat yang bergejolak. Jelaslah bahwa da’iadalah seorang
yang harus paham benar tentang kondisi masyarakat itu dari berbagai segi,
psikologi, sosial, kultural, etnis, ekonomi, politik, makhluk Tuhan ahsani
takwim.14 Sebagai orang yang akan menjalankan amanah Allah di atas bumi, maka
juru dakwah harus memiliki sifat-sifat khusus, harus memiliki kepribadian muslim
sejati yaitu dengan dengan akhlakulkarimah.
Menurut M. Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki
seorang juru dakwah ke jalan Allah, yaitu: setia pada kebenaran, menegakkan
perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan kebenaran.15 M.
Ghazali juga menegaskan dua syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang juru
dakwah, yaitu: pengetahuan mendalam tentang Islam dan juru dakwah harus
memiliki jiwa kebenaran (ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan, kesadaran,
kemajuan).16
Obyek dakwah ini disebut juga mad'u atau sasaran dakwah, yaitu orang-
orang yang diseru, dipanggil, atau diundang, Maksudnya ialah orang yang diajak
ke dalam Islam sebagai penerima dakwah.17 Sehubungan dengan kenyataan yang
14 M. Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1982), Cet. ke-1, h. 106-
107 15 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h. 14 16 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, h. 16 17 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. ke-1, h. 34
20
berkembang dalam masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka
dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah, sasaran dakwahnya terbagi
menjadi:
a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil,
serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
b. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi
struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
c. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosial kultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi
ini terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa.
d. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi tingkat
usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
e. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat
hidup sosial ekonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan
miskin.
f. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi
okupasional (profesi dan pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang,
seniman, buruh, pegawai negeri, dan sebagainya.18
2. Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Jerman methodica artinya ajaran tentang
metode. Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata methodos artinya jalan,
18 M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), ed. Cet. ke-2, cet. Ke-4,
h. 47.
21
yang dalam bahasa Arab disebut thariq.19 Dalam bahasa Inggris, metode berasal
dari kata method, yang mempunyai arti pelajaran atau cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan dengan hasil yang efektif.20
Metode dakwah berarti jalan atau cara atau teknik berkomunikasi yang
digunakan oleh seorang da’idalam menyampaikan risalah Islam kepada
masyarakat (mad'u) yang menjadi obyek dakwahnya.21 Dalam mencari sebuah
keberhasilan dakwah di masayarakat kadang membutuhkan metode yang yang
sesuai dalam berdakwah. Karena masyarakat sebagai mad’u yang dihadapi bisa
berbeda-beda. Tugas seorang da’i adalah mencari dan menyesuaikan metode
dakwah yang akan dipakai dalam berdakwah. Pedoman dasar atau prinsip
penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Qur'an dan Hadits
Rasulullah saw.
Dalam al-Qur'an, sesungguhnya Allah telah befirman dalam surat An-Nahl
ayat 125, di mana dijelaskan tentang metode atau cara berdakwah yang baik.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara baik.” (An Nahl/ 16: 125)
Ayat di atas menjelaskan bahwa ada tiga metode atau tiga cara berdakwah
yang baik, yaitu: berdakwah dengan cara yang hikmah (bijaksana), berdakwah
dengan cara mauidzatulhasanah (nasehat-nasenat yang baik), dan berdakwah
dengan mujadalah (berdebat dengan cara yang baik).
19 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
h. 35. 20 Masdar Helmi, Problem Dakwah Islamiyah dan Pedoman Mubaligh, (Semarang : CV.
Toha Putra, 1969), h. 34 21 Said bin Ali Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press,
1994), cet. Ke-1, h. 101
22
a. Dengan Hikmah (bijaksana)
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an-Nasafi:
"Dakwah dengan bil Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan".
Menurut Toha Yahya Omar, "hikmah adalah bijaksana, artinya
meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berpikir,
berusaha menyusun dan mengatur cara-cara dengan menyesuaikan
kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang
dilarang oleh Tuhan".22 Menurut al-Maraghi dalam kitab tafsirnya,
"hikmah adalah perkataan yang tepat lagi tegas yang dibarengi dengan
dalil yang dapat menyingkap kebenaran dan melenyapkan keserupaan".23
Sedangkan menurut Ali Mustafa Ya'kub, "hikmah adalah sebagai
ucapan-ucapan yang tepat dan benar atau argumen-argumen yang kuat
dan meyakinkan".24
Dari penjelasan para ahli di atas dalam memberikan definisi
hikmah, penulis dapat menyimpulkan bahwa hikmah adalah perkataan
dan perbuatan yang tepat berdasarkan ilmu, dalam arti menyesuaikan
kepada keadaan zaman yang tidak bertentangan dengan agama Allah.
Artinya seorang da’i dituntut untuk bisa menyesuaikan dakwahnya, baik
dari isi dakwah maupun cara penyampaian dakwah tersebut.
22 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
h. 36. 23 M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press,
1997), h. 21. 24 Ali Mustafa Ya'kub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1997), h. 121.
23
b. Dengan Mau'izhah Hasanah (nasehat/pelajaran yang baik)
������ � ������ و ������ا�,��+) ا�*(�) وھ% ا�&% $�#�� ��"�� ا!
./"� او ���.ان
"Al- Mau'izhatil hasanah yaitu perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mreka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka, atau dengan al-Qur'an.25
Mau'izhahhasanah juga merupakan nasihat-nasihat yang baik
atau memberi peringatan, kata-kata, ucapan, dan teguran yang baik.26
Dengan lemah lembut dan perkataan yang enak didengar dan memberi
pelajaran atau nasihat akan dapat membuka hati yang keras, dan akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada dengan ancaman dan
penghinaan.
Jadi mau'izhahhasanah adalah nasihat yang baik, yaitu dengan
anjuran dan didikan yang baik serta dengan ajaran-ajaran yang mudah
dipahami. Memberi nasihat merupakan cara yang mudah dalam
berdakwah yang bisa dilakukan oleh seorang muslim dan da’i, ia tidak
harus melalui mimbar di masjid atau majelis taklim tapi cukup dengan
obrolan biasa atau diskusi ringan yang menyejukkan.
c. Dengan Mujadalah (berdebat dengan cara yang baik)
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan:
�1 وا���ء ا�� ��و7د��� ��&% ھ% ا�(4 اي ا�,5د�) ا�&% ھ% ا�(4 3���ء ا�� هللا
1&5�.
25 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,h.
37. 26 Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nuur Niaga SDN,
BHD, 1996), h. 27.
24
Artinya : "Berbantahan yang baik yaitu mengajak ke jalan Allah SWT dengan menggunakan ayat-ayat-Nya dan hujjah-Nya".27
Menurut M. Mansyur Amin, "berdebat dengan cara yang lebih
baik artinya adalah berdakwah dengan jalan mengadakan tukar pikiran
yang sebaik-baiknya.28 Metode debat merupakan cara praktis yang ideal
untuk mencapai cita-cita mulia yang diharapkan, yaitu untuk
menegakkan kebenaran.29 Dengan cara demikian, kita dapat mengetahui
letak keluasan ilmu Islam untuk diterangkan kepada orang lain. Yang
tadinya pendapat kita benar dan yang lain salah, dalam metode debat ini
kita dapat mengetahui kebenaran yang baik atau sesungguhnya dan
membetulkan aqidah yang batil.
Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang lainnya antara lain:
a. Metode pendekatan pribadi (personal approach)
Yaitu metode yang dilaksanakan dengan cara langsung
melakukan pendekatan kepada setiap individu.30 Metode ini pada
prakteknya dilaksanakan secara individu, yaitu dari pribadi ke pribadi
secara tatap muka, walaupun jama'ah yang dihadapinya melalui satu
perkembangan. Kelebihan memakai metode ini antara lain dapat
mengetahui secara langsung situasi dan kondisi individu. Sedangkan
kekurangannya antara lain, memerlukan tenaga dan waktu yang cukup
lama.
27 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,h.
39. 28 M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, h. 30. 29 Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah al-Qur'an, (Jakarta: Lentera,
1997), Cet. ke-1, h. 40. 30 Proyek Penerapan Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat, "Risalah
Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana", 1997, h. 36.
25
b. Metode diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi, khususnya dalam
penyampaian materi, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan
tingkah laku.31 Kelebihan pada metode ini antara lain kesimpulan yang
dihasilkan dalam diskusi akan mudah dipahami. Adapun kekurangannya
sulit untuk diramalkan arah penyelesaian diskusi, dan diskusi akan gagal
bila tidak dapat mengarahkannya.
c. Metode Ceramah
Metode yang paling banyak diwarnai oleh ciri (karakteristik)
bicara seorang mubaligh pada suatu aktivitas dakwah.32 Metode ceramah
ini sangat tepat, apabila jama'ah yang dihadapi merupakan kelompok
orang yang berjumlah besar dan perlu dihadapi secara sekaligus.
Kelebihan metode ini adalah adanya karakteristik tersendiri dan peluang
keberhasilannya pun berbeda dengan metode lainnya, serta dalam waktu
cepat dapat disampaikan materi yang sebanyak-banyaknya. Sedangkan
kekurangannya, bila penceramah tidak memperhatikan segi psikologis
jama'ahnya, maka materi ceramah yang disampaikan tidak sesuai dan
membosankan.
d. Metode Tanya Jawab
Metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi dakwah
sehingga mendorong mereka yang mendengarkan atau menanyakan
31 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, "Pedoman Guru Agama Lanjutan
Atas", (Jakarta: 1974), h. 15. 32 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas,1983), Cet.
ke-1, h. 104.
26
masalah yang dirasa belum dimengerti dan da’i sebagai penjawabnya.33
Kelebihan pada metode ini adalah dapat digunakan sebagai komunikasi
dua arah dan forum yang lebih hidup, dimana mubaligh dan jama'ahnya
sama-sama aktif memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
kurang jelas di hati para jama'ah. Sedangkan kekurangan dari metode ini
adalah hal ini membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya.
3. Media Dakwah
Mediadakwah dalam arti sempit dapat diartikan sebagai alat bantu
dakwah. Alat bantu dakwah berarti media dakwah memiliki peranan atau
kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa
adanya media masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Hakekat
dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti
(menjalankan) ideologi (pengajaknya).Sedangkan pengajak (da’i) sudah barang
tentu memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut agar
mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da’i harus mengorganisir komponen-
komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komponennya adalah
media dakwah.34
Ada beberapa media komunikasi dakwah, yang dapat digolongkan menjadi
lima golongan besar, yaitu:
a. Lisan: termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato, diskusi,
seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah dalam suatu acara, obrolan
secara bebas setiap ada kesempatan yang semuanya dilakukan dengan
lisan atau bersuara.
33 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 123-124. 34 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,h. 165.
27
b. Tulisan: dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan umpamanya;
buku-buku, majalah surat kabar, buletin, risalah, kuliah-kuliah tertulis,
pamplet, pengumuman tertulis, spanduk-spanduk dan lain sebagainya.
c. Lukisan: yakni gambar-ganbar dalam seni lukis, foto dan lain
sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang banyak
dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang ingin
disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik-komik
bergambar Islami untuk anak-anak.
d. Audio Visual: yaitu suatu cara menyampaikan sekaligus merangsang
penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi,
radio, film, dan sebagainya.
e. Akhlak: yaitu suatu cara menyampaikan langsung ditunjukkan dalam
bentuk perbuatan yang nyata.35
35 Hamzah Ya'kub, "Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership", (Bandung: Diponegoro, 1998), h. 47-48.
28
BAB III
BIOGRAFI USTADZ AHMAD RIFKY UMAR SAID
A. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Latar belakang keluarga Ustadz Ahmad Rifki Umar Said atau Ustadz
Lancip adalah seorang anak yang lahir dari pasangan Bapak H. Umar Said yang
masih dari keturunan Yaman dan Ibu Hj. Warisah. Beliau adalah anak ke-empat
dari enam bersaudara. Beliau adalah kelahiran Jakarta 8 April 1982. Ustadz
Lancip ini memang dari masa kecilnya sudah di amanatkan untuk menjadi seorang
pejuang Islam, menjadi seorang pendakwah, menjadi seorang mubaligh dan
memang bisa memberi manfaat kepada orang lain baik dari sisi agama maupun
sisi sosial.1
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said atau yang sering dikenal dengan Ustadz
Lancip telah menyelesaika pendidikan SDI Al-Falah (Jakarta Barat) tahun 1990-
1996, melanjutkan MTsN 12 (Jakarta Barat) tahun 1996-1999, SMAN 57 (Jakarta
Barat) tahun 1999-2002. Kemudian beliau mondok di Pesantren Al-Masturiyah
(Jakarta) dan sekolah kembali di MA Al-Masturiyah namun hanya setahun yaitu
pada tahun 1999-2000. Kemudain pindah sekolah ke MA Nurul Falah sekaligus
belajar di Pondok Pesantren Nurul Falah tahun 2002-2004. Ustadz Lancip juga
lulusan Sarjana Pendidikan Islam dari Universitas STAI Babbun Najah,
Pandeglang, Banten pada tahun 2006-2010.2
Pengalaman kerja Ustadz Lancip sebelum terjun ke dunia dakwah, mengisi
acara dakwah di radio lokal yaitu Fris FM (Pondok Petir). Pada tahun 1998-2000.
1 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014. Dimulai pada jam 10.36 sampai dengan selesai. 2 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014. Di mulai dari jam 10.36 WIB samapi dengan selesai.
29
Pernah juga mengajar di pondok pesantren Nurul Falah dari tahun 2002-2004.
selanjutnya pernah bekerja di Rekanan Pos Indonesia pada tahun 2004. Kemudian
pernah bekerja di bidang pabrik pembuatan kaset di Tanah Abang pada tahun
2005. Ustadz Lancip juga membuka layanan mengajar private kepada masyarakat
yang memang ingin belajar agama ataupun ilmu umum lainnya.
Dan kegiatan dakwah yang dijalani sekarang adalah:3
1. Ketua seksi dakwah MUI kecamatan Bojongsari kota Depok.
2. Forum Silaturahmi para Ulama sejabodetabek.
3. Pendakwah tetap di Banten TV dalam acara “Ngobrol Sareng Kang
Ustadz”.
4. Pendakwah di TV One dalam acara “Damai Indonesiaku”.
B. Perkembangan dakwah ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip)
Awal mula dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said atau Ustadz Lancip
dimulai pada tahun 2002, di daerah Babengket, Cibanteng, Bogor. Dakwah
Ustadz Ahmad Rifki Umar Said ini bermula dari ajakan Guru Besar dari Pondok
Pesantren Nurul Falah. Ketika itu Ustadz Ahmad Rifki Umar Said mendapatkan
tugas untuk berceramah di depan umum. Memamg awal mula berceramah masih
merasa gugup apalagi di depan masyarakat umum. Namun hal itu tidak pernah
Ustadz Lancip hiraukan, karena menurutnya inilah langkah awal untuk
mengamalkan ilmu agama yang didapat. Ceramah pertama Ustadz Lancip ini
justru dijadikan sebagai pijakan motivasi baginya dalam menyebarkan agama
Islam. Dengan beriringnya waktu beliau mulai mengisi ceramah di kampung-
3 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014.
30
kampung, dan mulai menata dan memperbaiki dakwah untuk kedepannya seperti
apa.
Kemudian pada tahun 2003, ketika Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
berceramah di daerah Balaraja, ceramah ini juga ajakan dari seorang guru yaitu
bapak K.H. Hamid yang menyuruh Ustadz Ahmad Rifky Umar Said untuk
menggatikan dirinya berceramah. Pada momen inilah seorang guru memberi gelar
kepada Ustadz Ahmad Rifki Umar Said dengan sebutan “Ustadz Lancip”. K.H.
Hamid memanggil pembawa acara dan memberikan nama untuk penceramah
selanjutnya yakni dengan nama Ustadz Lancip.4
Hal itu juga disaksikan oleh ayah Ustadz Ahmad Rifki Umar Said yaitu H.
Umar Said yang ikhlas menerima gelar “Ustadz Lancip” yang diberikan kepada
anaknya. Kemudian atas keridhoan orangtuanya Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
menerima gelar nama dengan panggilan “Ustadz Lancip” sampai sekarang.
Masalah arti dan makna Ustadz Ahmad Rifky Umar Said tidak pernah
membahasnya. Karena ini adalah pemberian dari seorang Guru Besar sekaligus
Ulama, beliau percaya bahwa ini adalah nama yang barokah ketika melanjutkan
dakwah kedepannya.
Kemudian pada tahun 2004 di Balaraja, ketika Ustadz Ahmad Rifki Umar
Said atau Ustadz Lancip berceramah dan sepanggung dengan salah satu Kiyai
kondang, ini juga menjadi sebuah tantangan dakwah bagi beliau. Pada saat itu
ketika Kiyai kondang berceramah, ternyata isi ceramahnya itu mencoba
merendahkan para ustadz-ustadz muda. Menurutnya ustadz muda zaman sekarang
tidak berkualitas dalam menjalankan dakwah, mereka tidak konsisten dalam
4 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014.
31
dakwah. Mereka hanya mencari keuntungan materi dalam berdakwah. Hal ini
sempat membuat sedikit marah Ustadz Lancip, namun Ustadz Lancip tidak mau
mengeluarkan amarahnya itu secara fisik atau membalas dengan kata-kata yang
tidak pantas diucapkan. Beliau hanya bersabar dan justru menjadikan ini sebagai
tantangan dakwah yang luar biasa baginya.
Tahun 2007 Ustadz Lancip mendapat undangan berdakwah di daerah
Cilacap. Ketika perjalanan beliau mendapat kecelakaan kecil di daerah
Tasikmalaya sampai-sampai mobilnya mogok. Setelah itu Ustadz Lancip sampai
Ciamis jam 4 sore, namun mobilnya mogok kembali karena air radiatornya kering.
Karena beliau mengejar waktu untuk memenuhi undangan dakwah, belau tidak
putus asa dengan cobaan yang dialaminya itu. Akhirnya beliau menyewa ojek dari
Ciamis untuk menuju Cilacap,5 ini Ustadz Lancip lakukan hanya demi berdakwah
di jalan Allah.
Kemudian tahun 2012, ketika Ustadz Lancip di minta oleh sahabatnya
untuk menggantikan bertausiah di acara Banten TV yaitu acara “Ngobrol Sareng
Kang Ustadz”, beliau di minta untuk mengisi acara 2 episode, karena penceramah
tetap Banten TV sedang berhalangan. Kemudian Ustadz Lancip menerima
tawaran itu untuk mengisi acara tausiah tersebut selama 2 episode. Setelah Ustadz
Lancip mengisi acara tersebut, tidak di sangka beliau dipanggil dan diminta oleh
Direktur Banten TV untuk menjadi penceramah tetap di Banten TV dalam acara
“Ngobrol Sareng Kang Ustadz”. Permintaan itu pun disetujui oleh Ustadz Lancip
untuk mengisi acara tersebut, dan sampai sekarang Ustadz Lancip menjadi
penceramah tetap dalam acara tersebut.
5 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014.
32
Berkat kesabaran, ketekunan, dan konsisten dalam berdakwah, Ustadz
Lancip mulai mendapat panggilan-panggilan ceramah. Panggilan dakwah itu
datang mulai dari kampung-kampung, orang-orang komplek perumahan dan
bahkan pernah di undang mengisi acara dakwah dirumah salah satu Menteri, dan
juga dirumah artis-artis. Dakwah yang Ustadz Lancip pakai pun lebih
mengedepankan isi dan makna dakwah yang sebenarnya, dan bukan dijadikan
sebagai mencari keteranan. Untuk panggilan dakwah sudah merata, sering terjadi
di wilayah Jabodetabek, bahkan tidak jarang juga beliau mendapat panggilan
dakwah di luar Jabodetabek dan bahkan sampai ke daerah Jawa Tengah.
C. Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Shafa dan Masjid Jami’ An-Nur
1. Pondok Pesantren Daarul Shafa
Awal mula berdirinya pondok Pesantren Daarul Shafa ini tidak dari
perjalanan dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said. Pada 2009 beliau
mendapatkan sumbangan uang dari seorang dermawan sebesar 125 juta rupiah,
yang mana uang ini di amanatkan untuk kepentingan ummat. Kemudian Ustadz
Lancip membangun sebuah pesantren dan yayasan yatim piatu, dengan modal
uang 125 juta tersebut.6
Namun dengan dana yang dibilang minim untuk pembangunan Pondok
Pesantren dan Yayasan YatimPiatu Daarul Shafa, tidak membuat Ustadz Lancip
ini ragu sama sekali dalam pembangunan Pondok Pesantren dan Yayasan Yatim
Piatu kedepannya, beliau yakin bahwa pembangunan ini pasti akan berjalan terus
walaupun memang banyak kekurangan dari sisi manapun.
6 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014.
33
Pelan-pelan Ustadz Lancip mengerjakan bangunan yang dibilang butuh
dana yang tidak sedikit. Bahkan Ustadz Lancip sampai-sampai pinjam sana,
pinjam sini, dan pinjam kemana-mana hanya demi berdirinya Pondok Pesantren
dan Yayasan YatimPiatu Daarul Shafa. Artinya bahwa Ustadz Lancip memang
mempunyai hati yang mantap dalam menggerakan dakwah, agar dakwah ini tidak
hanya disampaikan melalui ceramah-ceramah. Akan tetapi berdakwah itu bisa
dengan membangun sebuah sekolah Islam, sebuah Pondok Pesantren sekaligus
sebuah Yayasan YatimPiatu, yang bisa menciptakan para generasi-generasi
penerus dakwah Islam untuk mempertahankan syariat Islam sampai akhir zaman
nanti.
Alhamdulillah berkat keyakinan, keikhlasan, keistiqomahan dan kesabaran
Ustadz Lancip mampu mendirikan sedikit demi sedikit pembangunan pesantren
dilanjutkan dengan pembangunan Yayasan Yatim Piatu. Ustadz Lancip mulai
mendapat dana-dana dari donator-donatur. dan juga menerima shadaqah dari para
tamu-tamu yang mengundang dalam acara-acara baik acara hari-hari besar islam
seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan sebagainya, yang hasilnya itu diutamakan
untuk pembangunan Pondok Pesantren dan Yayasan Yatim Piatu Daarul Shafa.
Kemudian pada tahap pembangunan, tidak disangka Ustadz Lancip ini
mendapatkan donatur dari sebuah lembaga Islam Inggris. Ketika selesai peletakan
batu pertama dalam pembangunan Pesantren Daarul Shafa pada 9 April, tahun
2009. Ustadz Lancip kedatangan tamu yaitu Syeikh Muhammad Irfan dan Syeikh
Muhammad Ridwan dari Yayasan Al-Shafatruas (Inggris), beliau diberikan
amanat uang sebesar 500 juta untuk pembangunan Pesantren Daarul Shafa.
34
Bantuan itu pun masih terus berjalan sampai saat ini dan dijalankan secara
bertahap.7
Karena niat, cita-cita dan keinginan Ustadz Lancip adalah ingin
mendirikan sebuah pondok pesantren yang berbasis pengkolaborasian antara
modern dan tradisional. Yakni dengan misi:
a. Penanaman aqidah shalihah.
b. Membentuk pribadi yang cerdas, krreatif, inovatif, dan berakhlaqul
karimah.
c. Mengaplikasikan ilmu agama dengan teknologi informasi dan
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
dan visi:
“Mendidik kader-kader umat yang beriman berilmu dan bermanhaj ahli
sunnah wal jama’ah”.
Hal ini juga dipengaruhi oleh masalah akhlak bangsa yang semakin hilang
digerus oleh pergaulan masa kini. Banyak anak-anak zaman sekarang sudah lupa
akan pengetahuan agama. Lupa akan Allah yang menciptakannya, lupa akan
Rasulullah SAW akan perjuangan Islam yang begitu berat dalam melawan
kemungkaran orang-orang Quraish. Inilah yang amat disayangkan Ustadz Lancip
kepada generasi-generasi muda kebanyakan. Maka dari itu beliau ingin
menciptakan lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam.
Itulah tujuan beliau dalam mendirikan Pondok Pesantren dan Yayasan
YatimPiatu, yang intinya adalah menciptakan kader-kader Islam yang memang
7 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 24 januari 2014. Dimulai pada jam 14.15 sampai dengan selesai.
35
bisa bermanfaat bagi umat Islam dan bisa menjadi penerus dakwah dalam
memperjuangkan islam.
2. Masjid Jami’ An-Nur
Awal mula berdirinya masjid Jami’ An-Nur dimulai pada tahun 2012,
yang awalnya ingin di bangun masjid dengan pembangunan dua lantai, dan
pengerjaan pembangunannya mulai berjalan. Diawali dengan pembangunan dan
pengecoran tiang-tiang masjid, dilanjutkan dengan membangun dinding-
dindingnya. Namun pengerjaannya sempat berhenti karena lagi-lagi terbentur
dengan masalah dana. Akhirnya pengerjaannya dihentikan sementara, dan
dilanjutkan sambil pencarian dana baik dari donatur-donatur penyumbang atau
dari yang lainnya.
Ketika pembangunan masjid itu sedang berjalan, tapi pembangunannya
kurang efektif karena terbentur dengan dana. Kemudian datang tim survei dari
Arab Saudi yang mempunyai organisasi Bulan Sabit Merah. Team survey itu pun
menawarkan siap menajdi donatur dalam pembangunan Masjid tersebut. akan
tetapi pembangunannya sesuai dengan konsep dari team Bulan Sabit Merah.8
Ustadz Lancip pun setuju dengan tawaran tersebut, dan kemudian
dibongkarlah bangunan Masjid yang rangkaiannya kurang lebih 40 % telah
dibangun. Kemudian dibangunlah Masjid yang sederhana namun layak untuk
beribadah. Dan pengerjaannya pun semua dana ditanggung dari team Bulan Sabit
Merah sampai masjid itu berdiri. Alhamdulillah tidak sampai setahun Masjid
Jami’ An-Nur pun berdiri di tengah-tengah pondok pesantren dan bisa dipakai
untuk kegiatan santri-santri dalam belajar atau melakukan kegiatan-kegiatan
8 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 24 januari 2014.
36
Islami lainnya. Masjid Jami An-Nur juga dipakai untuk shalat 5 waktu berjamah
oleh warga sekitar pondok Pesantren Daarul Shafa dan sholat Jum’at.
D. Rujukan Dakwah dan Guru-Guru Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
Al-Qur’an dan Hadits sudah barang tentu menjadi rujukan dakwah utama
bagi Ustadz Lancip. Namun seorang da’i juga memerlukan rujukan-rujukan
dakwah sebagai bahan materi dan tehnik dalam berdakwah. Al-Qur’an dan Hadits
kadang memerlukan penafsiran yang lebih dalam maknanya. Tidak sembarang
orang menafsirkan al-Qur’an dan Hadits begitu saja. Namun ada cara-cara tertentu
yang sudah diajarkan oleh para Ulama dalam menafsirkan makna yang memang
sulit dipahami. Maka dari itu alangkah baiknya kita pakai rujukan-rujukan dakwah
dari kitab-kitab yang dikarang oleh para Ulama-Ulama ternama pada saat itu.
Adapun rujukan dakwah yang Ustadz Lancip pakai dari kitab-kitab
karangan para Ulama-Ulama terdahulu adalah:9
1. Ta’limu Ta’lim
2. Salafun Nasholih
3. Durratun Nasihin
4. Tanqihul Qoul
5. Shahih Bukhori wa Muslim
6. Shahih Bukhori
7. Nasho’ihul Ibad
8. Tanbihul Ghafilin
Dan kitab fiqihnya yang dipakai:
1. Safinatun Naja’
9 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada tanggal 30 januari 2014. Di mulai pada jam 10.36 WIB sampai dengan selesai.
37
2. Fathul Mu’in
Dan kitab lainnya yng dipakai:
1. Naso’ihud Diin wal Wasiah Imaniyah (karangan Habib Abdullah bin Alwi
Al-Hadad).
Itulah Sumber-sumber utama dakwah di atas yang dijadikan sebagai
rujukan-rujukan dakwah oleh Ustadz Lancip. Kemudian Ustadz Lancip juga
belajar berdakwah dari beberapa guru dalam memahami kitab-kitab atau sumber-
sumber dakwah diatas. Adapun nama-nama guru”10” beliau dalam belajar agama
adalah:
1. K.H. Muhammad Anhar (Pesantren Nurul Falah)
2. K.H. Fahruddin (Pesantren Al-Masturiyyah)
3. Habib Abu Bakar bin Habsyi (Jakarta)
4. Habib Abdullah Al-Athas (Khalifah Empang, Bogor)
5. Habib Salim Sahab (Pandeglang, Banten)
6. Syeikh K.H. Mufasir (Ciomas, Bogor)
7. K.H. Uci Sanusi (Malimping, Lebak, Banten)
8. K.H. Omik (Rangkas Bitung)
9. Utadz Yusuf (Pesantren Al-Amin, Sukabumi).
10 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 24 januari 2014.
38
BAB IV STRATEGI DAKWAH USTADZ AHMAD RIFKY UMAR SAID DALAM
MENYIARKAN ISLAM DI KELURAHAN PONDOK PETIR
KECAMATAN BOJONGSARI KOTA DEPOK
A. Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
Dakwah adalah penyampaian pesan-pesan ajaran agama yang berisikan
akidah dan norma-norma perilaku yang seharusnya menjadi rujukan masyarakat
beragama. Pertanyaannya adalah, bagaimana metode dan strategi paling ideal
dalam penyampaian pesan-pesan ajaran tersebut. Setelah kita merujuk pada
sejumlah ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang dakwah, maka ada satu ayat
yang membicarakan metode dakwah. Sebagaimana yang telah disinggung di
atasyaitu SuratAn-Nahl ayat 125. Di ayat itu menjelaskan tentang metode dakwah,
yaitu: metode dakwah bilhikmah, metode dakwah al-mauidzotulhasanah, dan al-
mujadalah. Namun dalam hal ini metode dakwah yang di atas tersebut terasa
kurang efektif apabila dilaksanakan. Da’iyang butuhkan saat ini bukan hanya
metode saja, tetapi juga harus mempunyai strategi dakwah.
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said atau yang sering dipanggil Ustadz Lancip
menerapkan metode dakwah yang memang bersumber dari al-Qur’an, yakni
dengan al-hikmah, al-mauidzotulhasanah, dan al-mujadalah. Ketiga metode
itulah Ustadz Lancip dapat membentuk sebuah strategi dakwah. Strategi dakwah
yang dipakai pun adalah strategi dengan pola dakwah bil-lisan dan bil-hal.
Artinya bahwa Ustadz Lancip sendiri ingin menyatukan kedua strategi tersebut
dalam sebuah pengertian “apa yang kita ucapkan dengan lisan, maka harus diikuti
dengan perbuatan nyata”.
39
“Tidak akan mengena dakwah kita apabila kita tidak memulai dari hati kita sendiri, jadi strategi dakwah yang pertama saya lakukan adalah ibda bin nafsi.. (memulai dari diri sendiri) sebelum kita nyuruh orang lain, ya kita harus berbuat dulu, nah ini sangat efektif sekali ketika lisan berucap, hati meng-Amin-kan insyaAllahcepet dapet, berkata yang benar, bahwa kita sudah melakukan itu, kita sudah mencoba hal itu”1
Strategi dalam dakwah Ustadz Lancip dimulai dari ibdabinnafsi artinya
dakwah yang dimulai dari diri sendiri dengan mengisinya dengan akhlakul
karimah. Inilah dakwah yang sangat efektif menurutnya, karena dakwah itu
sebenarnya bukan hanya mengajak orang lain. Tetapi dakwah yang sebenarnya
adalah memuilai berdakwah pada diri sendiri dan baru dilanjutkan berdakwah
kepada orang lain. Inilah kadang yang menjadi sebuah problematika bahwa setiap
da’i kadang-kadang hanya berdakwah panjang-lebar, tetapi dakwah yang telah
sampaikan tidak diterapkan dalam drinya. Maka dari itu Ustadz Lancip
menganjurkan untuk memulai dakwah dari diri sendiri. Ketika berdakwah dalam
diri sendiri sudah mantap ditanamkan, maka percayalah dakwah kepada orang lain
pun akan mudah dilaksanakan.
Firman Allah:
ô‰ s)©9 tβ%x. öΝä3 s9 ’ Îû ÉΑθ ß™u‘ «! $# îο uθ ó™é& ×πuΖ|¡ ym yϑÏj9 tβ%x. (#θã_ ö�tƒ ©! $# tΠöθ u‹ø9 $# uρ t� ÅzFψ$# t�x. sŒuρ ©! $# # Z�� ÏVx. ∩⊄⊇∪
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab 21]
Keteladanan Rasulullah saw memiliki pengaruh yang amat besar dalam
membantu kaum muslimin untuk mengenal Islam secara teori dan praktek, serta
meneladani dalam berbagai masalah kecil maupun besar, baik dalam hal ibadah,
1 Wawancara langsung kepada Ustadz Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 24 Januari 2014. Pada jam 14.30 WIB.
40
muamalat, atau amalan-amalan harian.2Ayat diatas juga terdapat kata “uswatun
hasanah”3yang artinya: contoh yang baik, kebaikan yang ditiru, contoh
identifikasi, suri tauladan atau keteladanan.4
Dakwah dengan akhlakul karimahmemang sangat dibutuhkan da’i saat ini.
Mengikuti jejak Rasulullah dalam berakhlak maka dijamin dakwah akan sukses.
Dakwah yang baik adalah dakwah yang bisa berakhlak pada diri sendiri dan
kepada orang lain. Ketika berada di masayarakat, yang dilihat sebenarnya bukan
hanya perkataan-perkataan yang berakhlak, namun perbuatan yang nyata dengan
akhlak menjadi tolak ukur masyarakat dalam menerima dan menganggumi bahkan
mencontoh seorang da’i dalam berdakwah.
Strategi dakwah yang dipakai Ustadz Ahmad Rifky Umar Said adalah:
1. Strategi dakwah bil Lisan
Dalam strategi dakwah bil lisan ini Ustadz Ahmad Rifky Umar Said atau
Ustadz Lancip biasa memakai model ceramah agama. Model ini adalah model
klasik yang sering dipakai para da’i pada umumnya. Namun dalam strategi
dakwah bil lisan seperti jenis ceramah agama tidak begitu saja mampu
mempengaruhi mad’u untuk menerima dakwahnya. Dalam hal ini ustadz Lancip
membuat strategi dakwah bil lisan ini menjadi lebih hidup dan mampu
mempengaruhi mad’u agar kembali kejalan Allah. Ustadz Lancip mengemas
dakwah yang disampaikan ini sesuai dengan mad’u yang dihadapi.
2 Munzir Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Edisi Revisi),(Jakarta: Kencana,
2009), Ed. Rev. Cet. ke-3 h. 195. 3Uswatun hasanah berasal dari kata al uswah yang berarti orang yang ditiru sedangkan
bentuk jamaknya usan (Tafsir al Maraghi dalam buku Metode Dakwah (Edisi Revisi), karangan Munzir Suparta dan Harjani Hefni, h. 196).
4 Munzir Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Edisi Revisi),h. 196.
41
Pada dakwah bil lisan ini, dilihat dari kekuatan pengaruhnya dakwah bil
lisan lebih menekankan pengaruh informasi, seorang da’i hanya menyampaikan
dakwah kepada mad’u melalui lisan atau perkataan-perkataan. Dakwah jenis
ceramah ini dijadikan sebagai strategi dakwah yang cukup ampuh dalam
mengajak mad’u untuk menyimak dakwah. Akan tetapi tidak semua mad’u itu
menangkap dakwah yang disampaikan, kadang ada saja yang bosan malah
mengantuk dan lain sebagainya.
Inilah tantangan dakwah saat ini yang memang sangat membutuhkan
strategi dakwah yang ampuh dalam mengajak para mad’u untuk menyimak
dakwah yang disampaikan seorang da’i. Seorang da’i dituntut untuk bisa
mengemas dakwahnya sebaik mungkin. Bagaimana bisa menarik perhatian para
mad’u agar terus menyimak dakwah yang disampaikan. Bagaimana cara
berdakwah dihadapan mad’u yang berbeda-beda, seperti berdakwah dengan
orang-orang intelektual, dengan orang-orang tua, dengan para pemuda, dan
dengan anak-anak. Semua itu membutuhkan keterampilan da’i yang handal dan
hafal situasi dan kondisi yang dihadapi ketika berdakwah.
Strategi dakwah Ustadz Lancip dikemas dengan memadukan antara materi
dakwah yang diselingi sedikit hiburan dan candaan. Artinya bahwa ketika
berdakwah ustadz Lancip tidak lupa dengan tujuan dakwah yang sebenarnya.
Mengajak manusia agar menjadi manusia yang lebih baik dan mengajak manusia
agar menjadi manusia yang uswatun hasanah ketika berakhlak. Walaupun ada
selingan hiburan maupun candaan sebenarnya itu hanya dijadikan sebagai bahan
pencari perhatian mad’u agar tetap fokus dalam menyimak dakwah.
42
Ustadz Lancip membatasi hiburan dan candaan itu, artinya tidak
“kebablasan” dalam menyampikan dakwah dengan menyelipkan hiburan dan
candaan dalam materi dakwah tersebut. Karena hiburan adalah hiburan, dan
candaan adalah candaan. Hanya sekedar penghilang rasa penat dan stress. Tidak
perlu melibatkan hati untuk sesuatu yang lucu, mata, telinga dan otak saja sudah
cukup. Mengingat sesuatu hal yang lucu akan merangsang mulut untuk tertawa.
Karena tidak ada orang tertawa terpingkal-pingkal yang bisa mengingat Allah.
Dalam menyimak dakwah bukan berarti tidak boleh tertawa. Asal masih
dalam batas kewajaran, tertawa itu boleh-boleh saja. Tetapi ketika tertawa itu
berlangsung dari awal sampai akhir dalam sebuah kajian ilmu agama, maka nilai
dakwahpun akan berubah menjadi sebuah hiburan lawak. Diakui atau tidak
memang begitulah kenyataannya. Tidak menambah Iman. Tidak mengubah
perilaku. Karena yang mereka lihat dan mereka dengar tidak lebih dari sekedar
“guyonan” semata.
2. Strategi dakwah bil Hal
Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata.
Kadang inilah yang menjadi kendala seorang da’i dalam berdakwah. Karena
adanya seorang da’i yang masih tidak konsisten dengan dakwahnya. Seperti da’i
membicarakan panjang lebar tentang agama, tentang hukum dan syariat Islam.
Namun, perkatan yang disampaikan kadang tidak sesuai dengan perbuatannya
sehari-hari. Da’i yang sukses dan baik adalah da’i yang konsisten akan tujuan
dakwah dan hanya mengharap ridho Allah semata.
Dalam dakwah bil hal, Ustadz Lancip menganggap strategi dakwah ini
menjadi bagian paling penting juga dalam mempengaruhi para mad’u. Seperti
43
turun langsung ke masyarakat untuk malakukan kegiatan-kegiatan sosial, yakni
dengan cara kerja bakti membersihkan lingkungan, mengunjungi tetangga yang
terkena musibah, memenuhi undangan warga sekitar dalam acara pengajian,
Ta’ziah, acara pernikahan dan lain sebagainya. Inilah yang membuat salah satu
keberhasilan dakwah Ustadz Lancip dalam mengajak orang-orang untuk berbuat
baik.
Dakwah bil hal juga dilaksanakan Ustadz Lancip kepada para pemuda
sekitar Pondok Pesantern Daarul Shafa. Awalnya Ustadz Lancip melihat anak-
anak muda sekitar Pondok Pesantren yang hanya nongkrong-nongkrong di pinggir
jalan, main gitar dan menyanyi. Kemudian Ustadz Lancip mencoba mendekati
perkumpulan para pemuda itu, menawarkan kepada para pemuda sekitar Pondok
Pesantren Daarul Shafa untuk mengalihkan sesaat bakat mereka. Bakat para
pemuda yang ada dicoba untuk bermain musik Islami seperti Marawis ataupun
Hadroh.
Awalnya memang banyak yang masih menolak, karena masih banyak
yang merasa malu. Ketika Ustadz Lancip mengundang mereka untuk latihan di
Pondok Pesantren Daarul Shafa, memang yang datang tidak banyak namun latihan
tetap berjalan. Kemudian setiap latihan ternyata semakin bertambah para pemuda
sekitar yang datang dan ingin latihan. Ustadz Lancip merasa senang dengan
kemauan para pemuda dalam menggali kreativitas yang ada dalam kegiatan-
kegiatan yang Islami seperti ini. Para pemuda berlatih sungguh-sungguh, dan
Alhamdulillah mendapatkan hasil yang baik juga. Group Marawis yang
dinamakan “Ar-Rabbani” ini akhirnya berdiri dan menjadi group kebanggaan
44
warga sekitar. Karena sering mengikuti parade dan festival marawis, dan juga
sering diundang dalam acara Maulid, Isra’ Mi’raj, pernikahan dan lain sebagainya.
Hal itu adalah salah satu hasil dakwah bilhal yang dilakukan ustadz Lancip
dalam menyampaikan dakwah secara perbuatan nyata. Awalnya banyak para
pemuda sekitar yang masih belum suka untuk bershalawat. Akhirya dengan
adanya kegiatan marawis ini mereka mau membaca dan mempelajari shalawat
Nabi Muhammad SAW. Ustadz Lancip juga membangun kembali pengajian
remaja kelurahan Pondok Petir yang sempat redup beberapa tahun. Ustadz Lancip
mengundang anak-anak muda Pondok Petir dalam acara-acara dakwah. Bahkan
menjadikan para pemuda dan pemudi sekitar untuk menjadi panitia penanggung
jawab acara-acara seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Islam dan
sebagainya.
Berkat dakwah nyata yang Ustadz Lancip lakukan, akhirnya pengajian
para pemuda dan pemudi yang disebut dengan organisasi “IRMUPP”5 (Ikatan
Remaja/I Muslim Pondok Petir) ini kembali aktif. Para pemuda mulai
menghidupkan pengajian-pengajian di musholah-musholah dan masjid-masjid di
kelurahan Pondok Petir. Organisasi IRMUPP ini mulai mengadakan pengajian
bulanan keliling kemasjid-masjid dan musholah-musholah dikelurahan Pondok
Petir. Ustadz Lancip sendiri bersedia menjadi pendakwah sekaligus pengajar
dalam kegiatan pengajian tersebut.
Kedua hal itulah yang menjadi strategi dakwah Ustadz Lancip dalam
menyiarkan Islam di kelurahan Pondok Petir, yakni dengan strategi dakwah bil
lisan dan strategi dakwah bil hal. Ustadz Lancip memulai dakwah dengan lisan
5 IRMUPP adalah organisasi yang menaungi pengajian para pemuda dan pemudi
musholah-musholah dan masjid-masjid di kelurahan Pondok Petir.
45
dan melanjutkan dakwah dengan perbuatan. Dakwah yang sesungguhnya adalah
dakwah yang mampu mengajak dan menyeru diri sendiri untuk berbuat baik, dan
mengajak orang lain untuk berbuat baik juga. Semua itu juga tidak terlepas dari
akhlakulkarimah yang diterapkan da’i dalam berdakwah.
Adapun strategi dakwah lain yang digunakan agar pendekatan dakwah ini
diterima oleh masyarakat sekitar, diadakannya pengajian bulanan oleh Ustadz
Lancip. Dalam pengajian tersebut dihadiri oleh para Ustadz dan Ulama se-
Jabodetabek. Sebenarnya ini adalah forum silaturahmi yang beliau dirikan dan
adakan dengan harapan:
1. Masyarakat bisa mengenali para Ulama dan para Ustadz lokal, bahwa
inilah mereka para da’i yang tidak kalah dengan da’i kondang yang sering
hadir di media televisi pada umunya.
2. Menciptakan rasa silaturahmi yang lebih erat antara para da’i dengan
mad’u tanpa ada sekat dan penghalang apapun.
3. Menciptakan motivasi bagi para orangtua untuk lebih mendidik anaknya
dalam segi agama tanpa meninggalkan pendidikan dunianya, karena yang
dihadiri dalam forum silaturahmi ini adalah Ustadz-Ustadz muda yang
memang benar-benar berjuang di jalan Allah.
4. Menyatukan umat Islam. Apabila ada permasalahan agama yang terjadi
entah masalah hukum ataupun masalah sosial yang kaitannya dengan
agama Islam dengan forum ini kita dapat bermusyawarah bersama para
Ulama-Ulama.
Demikian strategi-strategi dakwah yang Ustadz Lancip lakukan, semua itu
hanya satu tujuan yakni hanya ingin berjuang dijalan Allah dalam mendapatkan
46
keridhaan-Nya. Berjuang tidak selalu dengan nyawa kita. Berjuang itu bisa
dengan lisan (berdakwah dengan berkata-kata yang baik), dengan harta dan
perbuatan nyata. Tidak mesti dengan bom bunuh diri dan lainnya. Allah
memerintahkan kita agar tidak selalu putus asa dalam berjuang di jalan-Nya.
Menurut Ustadz Lancip adalah apabila ada masalah carilah solusi, karena setiap
masalah, cobaan, dan ujian dalam dakwah pasti ada hikmah di balik semua itu.
Dalam menjalankan strategi dakwah tentu saja ada faktor pendukung dan
penghambat dalam dakwah, berikut adalah faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam menjalankan strategi dakwah menurut Ustadz Ahmad Rifky
Umar Said:
Faktor pendukung dalam dakwah Ustadz Lancip adalah:
1. Mempunyai ilmu agama yang baik dan ilmu umum lainnya.
2. Mempunyai akhlak yang baik, ditunjukan dengan meneladani akhlak
Rasulullah SAW yang empat, yakni siddiq, amanah, tabligh, dan
fathanah.
3. Pandai bergaul dimana saja, seperti golongan orang yang suka mabuk,
main judi, preman dan lain sebagainya. Artinya bukan berarti ikut dalam
perbuatan tersebut, tetapi melakukan pendekatan dakwah dengan cara
sedikit-sedikit.6
4. Banyaknya media komunikasi dakwah yang dapat digunakan dalam
berdakwah seperti:
a. Media televisi
b. Media radio
6 Wawancara langsung kepada Ustazd Ahmad Rifky Umar Said di kediaman beliau pada
tanggal 30 Januari 2014. Dimulai pada jam 10.35 sampai dengan selesai.
47
c. Media internet dan lainnya.
5. Adanya lembaga pendidikan, seperti sekolah-sekolah Islam dan Pondok
Pesantren Daarul shafa yang Ustadz Lancip dirikan.
6. Adanya organisasi-organisasi sosial ataupun organisasi pengajian-
pengajian, seperti salah satunya ada organisasi IRMUPP (Ikatan Remaja/I
Muslim Pondok Petir).
Adapun faktor penghambat dakwah Ustadz Lancip adalah:
1. Masih adanya fitnah, cacimaki dan celaan dari orang yang iri terhadap
kesuksesan dakwah Ustadz Lancip. Hal ini dikatakan sebagai penghambat
karena fitnah yang terus-menerus ada sampai saat ini kadang
mempengaruhi orang lain untuk tidak mengikuti aktivitas dakwah yang
dilakukan Ustadz Lancip.
2. Masalah ekonomi juga pernah menjadi penghambat dakwah Ustadz
Lancip. Karena seorang da’i yang benar-benar berdakwah dijalan Allah,
kadang sering diuji dengan permasalahan ekonomi. Apakah dia mampu
untuk terus konsisten dalam berdakwah sedangkan masalah ekonomi dia
terus menurun bukan malah bertambah. Ini adalah godaan bagi seorang
pendakwah. Apakah dia mampu untuk berdakwah bukan demi uang,
ataukah dia malah menjual-belikan dakwah. Dari hal itulah kadang
dakwah itu dijadikan sebuah profesi dengan memasang tarif dan
sebagainya. Seakan-akan dakwah ini dilelang, di mana ada bayaran besar
maka di situlah dia akan datang. Inilah alasan Ustadz Lancip mengatakan
bahwa masalah ekonomi kadang menjadi penghambat tujuan dakwah yang
sesungguhnya bagi para da’i.
48
3. Sifat tertutup dari masyarakat yang tidak mau menerima perubahan,
mereka mempertahankan tradisi-tradisi yang tinggal oleh para orangtua
dan sesepuh daerah mereka. Hal itu memang tidak bisa disalahkan, Karena
tradisi-tradisi itu adalah ciri khas mereka dalam menyiarkan islam. Namun
tidak bisa dipungkiri juga kita “mau tidak mau” menerima perubahan
tersebut karena perkembangan zaman yang mulai serba modern seperti ini.
Artinya bukan berarti menghilangkan tradisi-tradisi masyarakat sekitar
dalam menyiarkan Islam, namun hanya memoles sedikit tradisi itu agar
bisa lebih baik dalam menyiarkan Islam untuk kedepannya. Inilah yang
kadang sulit dilakukan Ustadz Lancip, karena ketakutan mereka akan
adanya pembodohan akhlak dengan hal-hal baru dalam menyiarkan Islam.
B. Konsep Penerapan Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
Dalam konsep pemakaian strategi dakwah yang Ustadz Lancip lakukan
adalah menerapkan atau memakai sebuah sifat yang wajib dan harus ada pada diri
Rasulullah. Yakni: siddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan),
dan fathonah (cerdas). Rasulullah saw mempunyai perilaku dan akhlak yang
sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa
membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku
bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada
orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh karena itu tidak
mengherankan di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki
akhlak yang paling agung.
49
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)
Suri tauladan bagi umat Islam dalam berakhlak mulia adalah Nabi mereka,
Muhammad saw, seorang Nabi yang telah dididik langsung oleh Allah dengan
sebaik-baik didikan akhlak, telah diajari-Nya dengan sesempurna pengajaran,
diberikan Al-Qur’an dan Al-Hikmah, dilindungi dari keburukan-keburukan dan
perangai-perangai tercela, dan dijadikan teladan kebaikan bagi seluruh manusia.7
Adapun sifat yang wajib ada pada diri Rasul adalah sebagai berikut:
1. Siddiq
Siddiq artinya benar atau jujur. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang
menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-
perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan
Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi pembawa wahyu dan
agamanya.Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar,
malah perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil
bagi Rasulullah SAW itu bersifat pembohong, penipu dan sebagainya. Menurut
Ustadz Lancip bahwa untuk menjadi seorang da’i haruslah dimulai dari kejujuran.
Kejujuran ini bukan hanya dalam perkataan, akan tetapi kejujuran ini harus
dilakasakan dalam perbuatan nyata seorang da’i.
Firman Allah:
$ tΒ uρ ß,ÏÜΖtƒ Çtã #“uθ oλù;$# ∩⊂∪ ÷βÎ) uθèδ āωÎ) Ö ór uρ 4 yrθ ム∩⊆∪
7 Yusuf al-Qudrawi, Retorika Islam: Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah Islam,
h. 121-122.
50
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.(3) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.(4)” (QS An-Najm: 3-4)
“Beliau (Muhammad) tidak mengucapkan sesuatu yang bersumber dari hawa nafsunya (ayat 3).” ….beliau hanya menyampiakan apa yang telah diperintahkan kepada beliau dan menyampaikan kepada ummat manusia secara sempurna dan tidak melakukan dan penambahan..8
2. Amanah
Amanah artinya benar-benar boleh dipercayai. Jika satu urusan diserahkan
kepadanya, niscaya orang percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah penduduk Makkah memberi gelaran kepada
Nabi Muhammad saw dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’,
jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan,
dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang
yang tidak pernah berdusta.
öΝà6 äó Ïk=t/ é& ÏM≈n=≈y™Í‘ ’ În1u‘ O$ tΡr&uρ ö/ä3s9 î îw ¾¾$ tΡ ∩∉∇∪ ÏΒr&
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A'raaf: 68)
“..Demikian itulah berbagai sifat yang dimiliki para Rasul, yaitu menyampaikan, memberi nasehat, dan dapat dipercaya..”9 Amanah adalah suatu sifat yang amat sulit dimiliki manusia, Ustadz
Lancip menganggap bahwa menjaga amanat adalah hal yang paling berat
dilaksanakan. Karena amanah ini adalah titipan kepercayaan orang kepada orang
yang lainnya. Dalam hal ini pula Ustadz Lancip memanfaatkan sifat amanah
dalam dirinya untuk dijadikan tumpuan strategi dakwah. Ustadz Lancip terus-
8. M. Abdul Ghofar E.M., Abdurahman Mu’thi, Abu Ihsan Al-Atsari (Penerjemah), Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7(Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2004), h. 568.
9 M. Abdul Ghofar E.M. (Penerjemah), Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, (Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2003), h. 403.
51
menerus menjadikan dirinya sebagai seorang yang amanah. Amanah ini adalah
sifat-sifat yang memang didambakan oleh manusia kepada seorang penjaga
amanah.
Hal ini dicontohkan secara sederhana: bahwa dalam berdakwah ustadz
Lancip mencoba untuk selalu memenuhi undangan baik ceramah, tahlil dan
sebagainya, beliau tidak pernah membedakan siapa dan dari mana orang yang
mengundangnya, ketika dapat undangan maka dia akan datang. Kemudian juga
beliau yang diamanatkan uang dan lainnya untuk kepentingan dakwah Islam dari
para donatur, semua itu beliau jalankan dengan baik dalam mengerjakan amanat
tersebut.
3. Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah SWT yang ditujukan
oleh manusia, disampaikan oleh Rasulullah. Tidak ada yang disembunyikan
walaupun apa yang disampaikan itu menyinggung Rasulullah sendiri. Rasulullah
SAW adalah manusia mulia yang mempunyai sifat tabligh, ketika Rasulullah
SAW mendapatkan wahyu maka dia akan menyampaikan kepada manusia, tanpa
mengurangi atau melebihkan wahyu yang Rasulullah dapatkan.
Sifat tabligh ini yang menjadi salah satu strategi dakwah yang dilakukan
Ustadz Lancip. Artinya ketika Ustadz Lancip mempunyai ilmu, khususnya ilmu
agama, maka dia merasa wajib menyampaikan ilmu itu. Menurutnya ilmu yang
bermanfaat adalah ilmu yang dapat diamalkan untuk kepentingan umat. Tanpa
adanya tablihg mustahil Islam bertahan sampai sekarang. Firman Allah:
}§ t6tã #’ ¯<uθ s?uρ ∩⊇∪ β r& çνu !%y 4‘ yϑôãF{ $# ∩⊄∪
52
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, kerana telah datang seorang buta kepadanya.” (QS 'Abasa: 1~2) “Lebih dari satu orang ahli tafsir yang menyebutkan bahwa pada suatu hari, Rasulullah saw pernah berbicara dengan beberapa pembesar kaum Quraisy dan beliau berharap mereka mau memeluk islam. Ketika beliau tengah berbicara dan mengajak mereka, tiba-tiba muncul Ibnu Ummi Maktum, di mana dia merupakan salah seorang yang memeluk Islam lebih awal. Maka Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai sesuatu seraya mendesak beliau. Dan Nabi saw sendiri berkeinginan andai saja waktu beliau itu cukup untuk berbicara dengan orang tersebut karena beliau memang sangat berharap dan berkeinginan untuk member petunjuk kepadanya. Dan beliau bermuka masam kepada Ibnu Ummi Maktum seraya berpaling darinya dan menghadap orang lain.”10 Pendakwah yang baik adalah da’i-da’iyang konsisten dalam berdakwah,
apapun ilmu agama yang dia dapatkan maka sampaikanlah. Walaupun kadang
yang ingin disampaikan itu hal-hal yang menyingung diri kita sendiri sebagai da’i.
karena Rasulullah saja mendapat teguran dari Allah dari ayat di atas. Ketika
berdakwah ada perasaan menyinggung hati sebagai da’i, maka hilangkanlah itu.
Karena tujuan da’i menyampaikan apa yang benar sesuai dengan al-Qur’an dan
Hadits.
4. Fathanah
Fathanah artinya cerdas. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh
atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an dan kemudian
menjelaskannya dalam puluhan ribu Hadits, bukankah itu memerlukan
kebijaksanaan dan kecerdasan yang luar biasa. Sifat fathanah ini tidak sembarang
dipunyai oleh manusia, sifat fathanah adalah sifat yang dimiliki orang-orang
pilihan Allah, menurut ustadz Lancip sifat fathanah juga harus contohkan seorang
da’i. Ketika ada permasalahan agama, seseorang bisa memecahkan permasalahan
10 M. Abdul Ghofar E.M., Abdurahman Mu’thi, Abu Ihsan Al-Atsari (Penerjemah), Tafsir
Ibnu Katsir Jilid 8, (Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2005) h. 398
53
agama dengan cara yang baik dan benar. Tanpa adanya fathanah dalam diri
manusia pilihan (da’i) maka manusia tidak akan bisa menemukan strategi-strategi
dakwah yang ampuh dalam melawan perkembangan zaman ini.
Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.11
C. Pesan Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
Ada tiga pesan dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said yang menurutnya
penting sekali untuk ditanamkan dalam hati manusia. Yakni:
1. Mengenal Allah dan Rasul-Nya
Ajaran pokok dari aqidah Islam adalah Ma’rifatullah dan Ma’rifaturrasul.
Oleh karenanya kedua perkara ini wajib diketahui pertama kali. Sebab seseorang
belum dikatakan beriman kalau belum mengimani Allah dan Rasul-Nya dengan
benar dan semua amal ibadahnya tidak sah.12 Sebenarnya manusia sudah
mengenal Allah dan mengenal Rasulullah yakni dengan kalimat syahadata’in
dengan mengucap dua kalimat syahadat. Dalam syahadat pertama ada kalimat
asyhaduallaa ilaaha illallaah artinya “aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah” dan
asyhaduanna muhammadur rasulullaah atinya “aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah”. Namun terkadang manusia mengenal hanya
11,http://matengkol.multiply.com/journal/item/1174/MATAHARI_BULAN…(13-02-
2014, 13:43 pm) 12
_______http:///saif01.wordpress.com//2009/07/12/ma%E2%80%99rifatullah-dan-ma%E2%80%/99/ /rifaturrasul-mengenal-allah-dan-rasul-nya/(14-02-2014, 09:13 am)
54
secara lisan saja, tidak dengan hati dan perbuatan. Lisan pandai berkata syahadat
tapi kadang hati tidak demikian dengan maknanya.
“Penghambaan diri kepada Tuhan sendiri-Nya merupakan bahagian pertama dari rukun pertama dalam kepercayaan islam yang terlambang dalam syahadat: laa ilaaha illallah. Menerima cara penghambaan diri ini dari Rasulullah saw merupakan bahagiaannya yang kedua, terlambang dalam syahadat: Muhammadur Rasulullah...13 ..Penghambaan diri kepada Allah itu terlambang dalam “konsep kepercayaan”… konsep kepercayaan adalah yang timbul dalam pengenalan manusia, karena telah menerima hakekat dari sumber pertamanya, dan yang dipergunakan manusia dalam membentuk pengenalan terhadap hakekat manusia.14
Ustadz Lancip mengatakan mengenal Allah dan Rasulnya adalah langkah
awal kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita ini adalah makhluk ciptaan
yang diberi nama manusia. Karena manusia adalah ciptaan maka wajiblah bagi
manusia mengenal Sang Pencipta yaitu Allah swt. Ketika kita sudah diciptakan,
maka kita adalah hamba-hamba Allah. Manusia sebagai hamba-hamba Allah
maka wajib untuk beriman dan beribadah kepada Allah.
Keimanan kepada Allah Ta’ala dan tauhid. Tidak ada penyembahan
kecuali kepada-Nya, dan tidak permohonan pertolongan kecuali kepada-Nya, dan
tidak ada ketaatan kecualiatas perintah-Nya.15 Makna mengenal Allah adalah
semata-mata manusia beriman kepada Allah. Iman atau taqwa dalam arti umum
adalah mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya,
menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya, dan mengharamkan apa yang
diharamkan-Nya.
13 Sayyid Quthub, ma’alim fitthoriq. (alih bahasa) A. Rahman Zainuddin, Petunjuk
Jalan (Jakarta: Media Dakwah, 1987), Cet. ke-3, h. 138. 14 Sayyid Quthub, Ma’alim Fitthoriq, (alih bahasa) A. Rahman Zainuddin, Petunjuk
Jalan, h. 143. 15 Yusuf al-Qudrawi, Retorika Islam: Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah Islam.
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), h. 93.
55
Jelaslah pengertian di atas, bahwa ketika mengenal Allah dan Rasul-Nya
maka wajiblah bagi manusia mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya. Mengerjkan perintah-Nya bisa dilakukan dengan menegakkan syariat-syariat
Islam, mengerjakan kewajiban-kewajiban seperti yang paling utama adalah
mengerjakan sholat dan puasa, karena dengan itu kesungguhan dalam beribadah
diuji untuk lebih mengenal Allah secara pribadi. Kemudian mengerjakan
kewajiban-kewajiban lainnya dengan sunguh-sungguh pula, niscaya manusia bisa
mengenal Allah dengan iman kepadanya.
Begitu juga dengan mengenal Rasul sudah jelas dalam kalimat syahadat
bahwa “nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Rasulullah adalah utusan Allah
yang menyampaikan wahyu-wahyu Allah melalui perantara malaikat Jibril. Nabi
Muhammad adalah kekasih Allah. Penutup para Nabi dan Rasul. Rasullullah
adalah manusia yang diamanatkan untuk mengajak manusia kepada jalan yang
“diridha’i Allah”. Karena Rasulullah adalah manusia sempurna ciptaan Allah
SWT. Rasulullah adalah seorang pemimpin agama yang memang wajib kita kenal
dan kita teladani akhlaknya.
2. Mengingat Hari Akhir
Beriman kepada hari kiamat atau hari akhir adalah mempercayai bahwa
seluruh alam semesta dan segala isinya pada suatu saat nanti akan mengalami
kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan ada
kehidupan yang kekal yakni di akhirat nanti. Kepercayaan kepada hari kiamat
merupakan masalah sam’iyyat, yakni masalah yang kita ketahui dan kita percayai
berdasarkan dalil yang ada dalam Al-Quran dan Hadits. Hari akhir yakni hari
56
dimana seluruh kehidupan yang ada di alam semesta ini berakhir, hanya Allah-lah
yang Maha Kekal. Berikut dalil yang menjelaskan adanya hari akhir yakni:
Surat An-Naml ayat 87:
tΠöθ tƒuρ ㇠x!Ζム’ Îû Í‘θ ÷Á9 $# tíÌ“ x! sù tΒ ’ Îû ÏN≡uθ≈yϑ ¡¡9 $# tΒuρ ’Îû ÇÚ ö‘F{ $# āω Î) tΒ u!$ x© ª! $# 4 <≅ä. uρ çν öθ s? r&
t Ì�Åz≡yŠ ∩∇∠∪
“ Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang ada di bumi, di langit dan segala yang ada di bumi, kecuali siapa yang di kehendaki Allah SWT. Dan semua akan datang menghadap-Nya dengan merendahkan Diri.”
“..Allah Ta’ala menggambarkan tentang keterkejutan manusia pada hari ditiupnya sangkakala. Hal itu sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang mana terompet di tiup pada waktu itu. Di dalam hadits sangkakala tersebut dinyatakan bahwa Israfil-lah yang meniupkannya dengan perintah Allah Ta’ala. Tiupan pertama adalah tiupan yang mengejutkan, hingga cukup lama waktunya dan hal itu terjadi diakhir umur dunia ketika hari kiamat terjadi, menimpa manusia-manusia terburuk. Maka saat itu terkejutlah penghuni langit dan bumi. “Kecuali siapa yang dikehendaki Allah” mereka adalah para Syhuhada karena mereka hidup di sisi Rabbmereka dengan mendapat rizki…”16 Keimanan pada hari akhirat, tempat pembalasan dan keabadian, yang
mana setiap jiwa diberikan balasan atas segala sesuatu yang telah diperbuatnya,17
sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
yϑsù ö≅ yϑ÷è tƒ tΑ$ s)÷WÏΒ >ο §‘sŒ # \�ø‹yz …çν t� tƒ ∩∠∪ tΒuρ ö≅ yϑ÷ètƒ tΑ$s) ÷WÏΒ ;ο §‘sŒ # v� x© …çν t� tƒ ∩∇∪
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjkan kejahhatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya”. (az-zalzalah: 7-8).
16 M. Abdul Ghofar E.M., Abdurahman Mu’thi, Abu Ihsan Al-Atsari, (Penerjemah) Tafsir
Ibnu Katsir Jilid 6, (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004) h. 245 17 Yusuf al-Qudrawi, Retorika Islam: Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah
Islam,. h. 93.
57
Ustadz Lancip selalu mengingatkan bahwa manusia pasti akan
meninggalkan dunia. Meninggal dunia sebelum hari kiamat datang maka akan
ditempatkan ruh manusia itu di alam kubur sementara. Di alam kubur pun
manusia akan menerima balasan atas perbuatan yang dilakukannya selama masih
hidup di dunia. Apabila yang dikerjakan adalah baik maka balasan yang diterima
di alam kubur pun akan baik. Kemudian apabila yang dikerjakan adalah sesuatu
yang buruk maka akan mendapat balasan yang buruk pula.
Alam kubur pun mempunyai kenikmatan bagi orang yang beriman kepada
Allah dan bisa menjadi siksaan bagi mereka yang mengingkari Allah. Namun
siksaan itu hanya sementara. Karena akhir dari balasan atas semua perbuatan
manusia baik dan buruknya akan dipertanggung jawabkan pada hari akhir nanti.
Hari akhir adalah hari di mana semua makhluk di alam semesta diluluh lantakkan
oleh Allah. Ketika semua alam semesta dan makhluk diluluh lantakkan dan Allah
akan membangkitkan kembali makhluknya. Manusia akan diminta pertanggung
jawaban atas apa yang diperbuat selama hidup di dunia. Apabila perbuatan baik
yang dilakukannya maka akan mendapat balasan kenikmatan yakni surganya
Allah. Namun apabila amal perbuatan buruknya lebih banyak maka nerakalah
balasannya.
Ustadz Lancip selalu mengingatkan dirinya sendiri dan juga mengajak
orang lain untuk memanfaatkan umur yang diberikan Allah. Mati itu adalah
urusan Allah. Mati tidak melihat usia tua atau muda dan mati tidak melihat tempat
di mana kita berada, kalau Allah sudah berkehendak maka tidak dapat ditolak.
Ustadz Lancip pun mengingatkan untuk perbanyaklah bekal (perintah dan
kewajiban manusia kepada Allah) dalam menghadapi kematian yakni dengan
58
berbuat amal sholeh seperti sholat, puasa, berakhlakul karimah kepada sesama
makhluk Allah, tetap teguh membela jalan Allah dan amal-amal lainnya baik yang
wajib ataupun yang sunnah.
3. Berdizikir sebanyak-banyaknya
Dzikir adalah sebuah aktivitas yang kaya akan aspek esoteris, Ia adalah
bagian perilaku yang harus ada dalam sebuah perjalanan menempuh jalan rohani
untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Semesta Alam.18 Karena pendekatan
kepada Allah Ta’ala adalah dengan cara mengerjakan hal-hal yang wajib, sunnah,
dzikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, do’a, dan istighfar. Demikian itu agar seorang
mu’min menyambung tali yang kokoh pada Tuhannya dalam keadaan apapun.19
Jadimanusiabisa berdzikir untuk mengingat Allah di mana pun berada dan kapan
pun waktunya. Ketika seseorang ingat kepada Allah maka niscaya orang itu tidak
akan berbuat yang dilarang Tuhannya. Perbuatan yang lakukan merasa selalu
diawasi oleh Allah. Firman Allah:
t Ï%©!$# tβρ ã� ä. õ‹ tƒ ©! $# $Vϑ≈uŠÏ% # YŠθ ãèè% uρ 4’n?tãuρ öΝÎγÎ/θ ãΖã_ Ç ...
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring. (Al-Imron: 191)
“Allah Ta’ala menerangkan sifat orang-orang yang berakal, yaitu mereka yang ketika merenung, ia mengingat Allah sehingga tidak putus-putusnya mengingat Rabb mereka dalam segala situasi dan kondisi, baik berdzikir dengan tersembunyi, dengan hati atau lisan….Ayat di atas juga berkaitan dengan sebuah hadits dari Imran bin Husain bahwasannya Rasulullah bersabda: “sholatlah kamu dengan berdiri. Jika tidak mampu, maka
18https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=345474382205486&id=1779034
75629245&comment_id=2175514&offset=0&total_comments=5 (16-02-2014, 20:33). 19 Yusuf al-Qudrawi, Retorika Islam: Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah Islam,
h. 93.
59
sholatlah dengan keadaan duduk. Jika tidak mampu, maka sholatlah dengan keaadaan berbaring”…20 Jelaslah bahwa berdizikir adalah kunci mendekatkan diri kepada Allah.
Karena dengan berdzikir manusia dapat menghindari perbuatan-perbutan yang
tercela. Ustadz Lancip menganjurkan kepada diri dan semua orang ketika
berdakwah untuk perbanyak dzikir kepada Allah. Dzikir adalah kunci penguatan
iman manusia kepada Alllah dan iman kepada yang lainnya (terdapat dalam
Rukun Iman). Orang berdzikir pasti selalu ingat dengan dosa-dosa yang
diperbuatnya. Nabi Muhammad SAW saja yang sudah bersih hatinya dan
mendapat jaminan surga dari Allah, Beliau masih dan sering berdzikir kepada
Allah. Bahkan Nabi memohon ampun atas dosa yang diperbuatnya dan dosa yang
dibuat oleh ummatnya dengan cara berdzikir.
Ustadz Lancip juga mengingatkan tentang cara berdzikir, berdzikir bukan
berarti mereka yang selalu membawa tasbih dan duduk dimasjid-masjid. Tetapi
dzikir itu bisa dilakukan di mana saja, dan kapan saja. Contohnya: seorang ibu
dianjurkan berdzikir ketika menyusui anaknya, ketika bekerja meluangkan waktu
istirahat dengan berdzikir, ketika dalam perjalanan selalu berdzikir mohon
keselamatan dalam perjalanan, dan lain sebagainya.
Banyaknya tindak kejahatan, pergaulan bebas dan perbuatan tercela
lainnya ini diakibatkan banyak dari manusia yang lupa akan Allah, lupa akan
perjuangan Rasulullah dalam menyirakan Islam. Ustadz Lancip merasa adanya
keterpurukan aqidah Islam dalam masyarakat. Ini dibuktikan semakin maraknya
pergaulan bebas di kalangan remaja-remaja. Orang tua membiarkan anak
20. M Abdul Ghafar (Penerjemah),Riyadhush Sholihin Jilid 4, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafe’i, 2005), h. 388.
60
perempuannya pergi dengan pakaian yang mengundang hawa nafsu. Itu adalah
salah satu masalah keterpurukan aqidah saat ini di masyarakat.
Ustadz Lancip selalu berusaha untuk mengajak dan memberi nasehat
kepada siapa saja, terutama pada diri sendiri. Marilah perbaiki aqidah dalam
berakhlak. Perbanyaklah berdzikir dan bersholawat untuk mengenal dan
mengingat Allah dan Rasul-Nya. Dakwah yang sukses adalah dakwah yang bisa
mengajak semua kalangan masyarakat untuk beriman kepada Allah. Dakwah tidak
pilih-pilih siapa mad’u yang dihadapi, baik yang kaya atau yang miskin, siapaun
dan di manapun dakwah harus tetapkan ditegakkan agar tetap bertahan sampai
hari akhir nanti.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti menganalisis hasil data yang di dapat dari masalah Strategi
dan perjuangan dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said. Maka peneliti menarik
beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yakni:
1. Strategi dakwah yang dipakai Ustadz Lancip dalam berdakwah adalah strategi
dengan pola dakwah bil lisan dan bil hal, yang keduanya itu diisi dengan
penanaman akhlakul karimah, yakni dengan perkataan-perkatan yang baik dan
juga diikuti dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat pula.
Karena tujuan dakwah juga meliputi masalah sosial. Apabila ada orang
bermanfaat bagi orang lain maka itu termasuk dakwah menurut Islam. Namun
dalam hal ini penerapan akhlakul karimah yang dilakukan Ustadz Lancip di
mulai dari diri sendiri (ibda bin nafsi). Usahakan diri sendiri bisa berakhlakul
karimah dan berbuat baik, maka kesuksesan dakwah akan didapatkan.
Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat dakwah Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said dalam menjalankan strateginya adalah:
a. Faktor pendukung
1) Ilmu yang agama yang luas.
2) Mempunyai akhlak yang baik.
3) Mampu bergaul dengan masyarakat dari berbagai kalangan.
4) Banyaknya media komunikasi untuk berdakwah.
62
5) Adanya lembaga pendidikan pesantren dan sekolah.
6) Masuk ke-lembaga atau organisasi ke-Islaman atau sosial sekitar.
b. Faktor penghambat
1) Masih adanya tuduhan-tuduhan fitnah yang dialami Ustadz Ahmad
Rifky Umar Said.
2) Masalah ekonomi.
3) Masih adanya sikap tertutup masyarakat untuk menerima sesuatu yang
baru dalam dakwah.
2. Stretegi dakwah yang ampuh adalah strategi dakwah yang bisa me-
managemen akhlakul karimah pada diri sendiri dan orang lain. Beliau
memakai penerapan strategi dakwah dengan konsep dakwah mengikuti sifat
wajib ada Rasulullah SAW, yakni: siddiq (benar atau jujur), amanah
(dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas dalam
memanfaatkan ilmu).
3. Pesan dakwah penting yang selalu disampaikan dalam materi dakwah Ustadz
Ahmad Rifky Umar Said adalah:
a. Mengajak para mad’u untuk mengenal Allah dan Rasul-Nya.
b. Selalu mengingat hari Akhir dan kematian (ajal).
c. Perbanyak untuk berdzikir dan bersholawat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ini adalah strategi pendekatan yang berhasil dilakukan ustadz Lancip antara
lain adalah:
63
1. Membuat pengajian mingguan dan pengajian bulanan yang dihadiri oleh para
Ustadz dan para Ulama se-Jabodetabek di Pesantren Daarul Shafa bagi para
warga disekitar Pondok Petir.
2. Sering mendatangi orang sedang terkena musibah, contohnya: ketika ada
warga yang meninggal dunia, Ustadz Lancip bersama santri-santrinya
berta’ziah bersama warga sekitar.
3. Melatih kreativitas anak-anak Remaja/I Pondok Petir untuk bermain marawis
dan Hadroh untuk mengiringi pembacaaan shalawat yang intinya mengajar
shalawat Nabi dengan melalui seni dengan nama group “AR-RABBANI”.
4. Mengisi pengajian Remaja/I IRMUPP (Ikatan Remaja Muslim Pondok Petir)
yang diadakan setiap bulan bergilir pada setiap musholah dan masjid di
kelurahan Pondok Petir.
5. Mengadakan acara-acara hari besar Islam yakni dengan melibatkan warga
sekitar Pondok Pesantren Daarul Shafa mulai dari para pemuda/i, sebagai
panitia pelaksana acara.
B. Saran-saran
Dengan jenis metodologi penelitian kualitatif peneliti dapat
menginterprestasikan strategi dakwah usatdz Ahmad Rifky Umar Said, konsep
dakwah, pesan dakwah serta pendukung dan hambatan dakwah secara deskriptif.
Penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang dakwah dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, maka akan lebih terukur nilai-nilai yang terkandung di dalam
strategi dakwah. Sedangkan untuk praktisi dai diharapkan bisa terus mengembangkan
64
metode dan strategi dakwah yang lebih kontekstual untuk menjaga citra Islam.
Artinya tidak ada lagi orang yang menjadikan dakwah sebagai komersialisasi.
Komersialisasi dakwah pun bisa dihapuskan dari berbagai sudut pandang. Sangat
disayangkan bila berdakwah dijadikan sebuah profesi untuk merauk keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Pesan penulis kepada Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (Ustadz Lancip),
adalah:
1. Berdakwah hendaknya memiliki prinsip untuk mengajak orang lain dari
kejahilan (kebodohan) kepada kebenaran, dari kegelapan kepada terang
benderang. Namun sebaiknya da’i memiliki strategi, metode dan pendekatan
yang baik agar isi dakwah bisa sampai kepada mad’u. Menyampaikan
kebenaran ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia merupakan tanggung
jawab kita bersama. Demikianlah umat manusia melihat kehadiran Islam
bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka.
2. Banyak da’i yang mengambil keuntungan dakwah, salah satunya dengan
modal lawakan. Artinya da’i lebih menonjolkan lelucon mereka dari pada isi
pesan dakwah yang sebenarrnya. Menurut peneliti ini adalah suatu hal yang
salah dan ini juga bukan dinamakan sebagai upaya stretagi dakwah. Dakwah
yang baik adalah dakwah yang lebih menekankan pada pesan dari makna
dakwah yang harus orang pahami, adapun hiburan itu boleh dilakukan hanya
untuk mengalihkan perhatian para mad’u agar tetap fokus dengan dakwah
yang disampaikan da’i.
65
3. Teruslahmenjadi da’i yang menjadi contoh bagi para mad’u dan generasi-
generasi penerus dakwah selanjutnya. Biarpun sudah menjadi da’i kondang
yang selalu eksis dalam berdakwah, janganlah sampai melakukan
komersialisasi dakwah dalam mencari keuntungan materi semata, tetapi
jadilah da’i yang selalu istiqamah dalam menegakan ajaran Islam melalui
dakwah, dan siap menghadapi tantangan dakwah yang terjadi di masyarakat
pada umunya. Selalu menjadi da’i yang selalu dirindukan dan dicintai
keberadaannya oleh para jamaahnya dan untuk Pondok Pesantren Daarul
Shafa yang beliau dirikan dengan susah payah. Semoga terus menjadi
lembaga pendidikan yang mencetak para penerus bangsa yang menguasai
ilmu agama dan teknologi sehingga dapat bersaing seiring perkembangan
zaman.
66
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Abdul, M. Ghafar (Penerjemah). Riyadush Shalihin Jilid 4 (Syarah Riyadhush
Sholihin; Penulis, Abu Usman Salim bin ‘Ied Al-Hilali). Jakarta: Pustaka
Imam Syafe’i, 2005.
Abdul, M. Ghofar E.M.. (Penerjemah) Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Bogor: Pustaka
Imam Syafi’i, 2003.
_ _ _ _. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004.
_ _ _ _. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004.
_ _ _ _. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2005.
Al-Qudrawi, Yusuf. Retorika Islam: Bagaimana Seharusnya Menampilkan Wajah
Islam, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2004.
Amin, M. Mansyur. Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin
Press, 1997.
Ansori,H. Moh. Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, PT. Mitra Cahaya
Utama, 2006, Cet. ke-1.
Arifin,M.. Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, ed. ke-2, Cet. ke-4.
Bachtiar , Wardi .Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet.
ke-1.
Darussalam,Ghazali. Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia: Nuur Niaga
SDN, BHD, 1996.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. "Pedoman Guru Agama
Lanjutan Atas", Jakarta: 1974.
67
Fadhlullah, Muhammad Husain. Metodologi Dakwah al-Qur'an, Jakarta: Lentera,
1997, Cet. ke-1.
Habin,M. Syafaat. Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1982. Cet. ke-1.
Hasanuddin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. ke-1.
Hasyib,Jamaluddin.Strategi Da’wah dalam Pembangunan Masyarakat”, Makalah
Diskusi Wawasan dan Latihan Da’i Pembangunan Menyongsong
Matahari, (Jakarta: 1990).
Hasymi.Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, Jakarta: Bulan Bintang, 1994.
Helmi, Masdar.Problem Dakwah Islamiyah dan Pedoman Mubaligh, Semarang:
CV. Toha Putra, 1969.
Moleong, Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
Munir, Samsul Amin. Ilmu Dakwah, Jakarta: AMZAH, 2009.
Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2008.
Noor, Farid Ma’ruf. Dinamika dan Akhlak Dakwah, Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1981.
Panitia Istilah Manajemen Lembaga LPM. Kamus Istiah Manajemen , Jakarta:
Balai Askara, 1983, Cet. ke-2.
Proyek Penerapan Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat. "Risalah
Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana", 1997.
Qathani, Said bin Ali. Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta: Gema Insani Press,
1994., Cet. ke-1.
68
Quthub, Sayyid. Ma’alim Fitthoriq(alih bahasa) A. Rahman Zainuddin.Petunjuk
Jalan, Jakarta: Media Dakwah, 1987.
Rafiudin, S.Ag.. Drs. Maman Abdul Jalil,. Prinsip dan Strategi Dakwah,
Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, Cet. ke-1.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009.
Shaleh, Abd. Rasyid. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993,
Cet. ke-3.
Sihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an: Peran dan Fungsi Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1992.
Suparta, Munzir dan Harjani Hefni. Metode Dakwah (Edisi Revisi), Jakarta:
Kencana, 2009, ed. Rev. Cet. ke-3.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al Ikhlas, 1983,
Cet. ke-1.
Ya'kub, Ali Mustafa. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta: Pustaka Firdaus,
1997.
Ya'kub, DR. Hamzah. "Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership",
Bandun: Diponegoro, 1998.
2. Internet/Website
http://matengkol.multiply.com/journal/item/1174/MATAHARI_BULAN…(13-
02-2014, 13:43 pm)
,http://saif01.wordpress.com//2009//07/12//ma%/E2%/80%99//rifatullah-dan-ma
%E2%80%99rifaturrasul-mengenal-allah-dan-rasul-nya/(14-02-2014,
09:13 am)
69
http://ustadlancip.blogspot.com/2014/03/pesantren-daarul-shafa-pimpinan-ustadz
.html
(UGM, 2003, http://luk.staff.ugm.ac.id)
LAMPIRAN
Lampiran wawancara.
Wawancara dengan pemuda IRMUPP yaitu saudara Indra Zulius.
1. Apa yang anda ketahui tentang sosok Ustadz Lancip sebagai da’i di
Pondok Petir ini?
Ustadz Rifky, ya di sini kita mengenalnya sekarang Ustadz Lancip.
Memang saya sering ikut juga kalau beliau ceramah. Beliau orang yang
tegas, dia juga punya niat dan motivasi. Kaya ngajak pemudalah untuk
bangkit ngaji. Sebelum beliau terkenal dan berceramah keluar dan di
telivisi. Dulu dia itu mengisi acara di radio Friz Fm, pada malem jum’at.
Dia juga sekarang nih, kalaupun sudah banyak panggilan ceramah keluar,
tapi beliau sempet berkata sama saya. Selalu menanyakan bagaimana
perkembangan pengajian pemuda. Apakah ada masalah atau ga?
Dia juga selalu meluangkan waktu, apabila ada pengajjian bulanan
IRMUPP, apabila kita sedang sulit karena ga ada penceramah, dia suka
membantu mencarikan dan masalah transport penceramah beliau yang
nanggung.
Dan beliau juga ketika kami meminta dia untuk ceramah selalu
menyempatkan waktu untuk pengajian remaja Pondok Petir. Kadang
apabila kami kasih uang transport uang malah dibalikin, katanya, simpen
ja buat kas pengajian, malah dia juga suka menyumbang pas lagi acara
pengajian bulanan itu.
Pokoknya dia selalu memotivasi pemudalah kalau dalam mengai mah.
2. Bagaimana penilaian tentang dakwah Ustadz Lancip?
Ustadz Lancip ya, Ustadz Lancip dakwahnya bagus apalagi kita sebagai
pemuda dan pemudi yang ngikut dalam pengajian IRMUPP, beliau juga
sering membantu kami dalam mengadakan pengajian-pengajian.
Khususnya untuk mengajak para teman pemuda dan pemudi kami yang
berada di kelurahan Pondok Petir ini. Belaiu adalah salah satu
pembimbing atau guru kita di IRMUPP. Dakwah Ustadz Lancip tidak
membosankan, maksudnya ngertilah kalau berdakwah dengan anak muda
harus berdakwah yang gimana… ya pokoknya nyambung dengan bahasa
anak muda zaman sekarang mah.
Memang seperti apa sihh ceramahnya ?
Ceramah beliau bagus, kalau yang pernah dia bilang ke say amah
“ceramah itu ga bisa sama terus ndra, kudu (harus) ngeliet (lihat) situasi
dan tempat. Kudu tau gimana jama’ahnya”.
Isi dakwahnya juga bagus, karena beliau selalu keras ceramahnya yang
menurut beliau agak sedikit maju masyarakatnya dalam menganut budaya
barat.
3. Ketika anda sebagai pemuda, kira-kira strategi dakwah yang Ustadz
Lancip jalankan itu seperti apa untuk saling mengingatkan para
teman-teman pemuda dalam dakwah?
Strategi ya, Ustaz Lancip selalu mengajak dan mengingtkan kami untuk
selalu ngaji, jangan malu kalaupun umur sudah tua mah, ngaji tetep wajib.
Ustadz juga sering mengundang kita sebagai pemuda dalam acara-acara
pengajian yang Ustadz adakan di Pesantrennya. Emang banyak yang saya
denger si, beliau itu ceramahnya agak keras, tapi menurut saya dan temen-
temen IRMUPP kerasnya itu tegas bang.
Apakah banyak yang setuju dan tidak setuju dengan cerramah keras
itu, artinya menerima atau tidak, kan kadang-kadang ada aja
omongan negatif dari jama’ah, bagaimana pandangan abang tentang
hal itu?
Yah kembali lagi ja, Ustadz juga manusia bang jadi pastilah ada yang
suka dan ada juga yang ga suka, seperti yang saya denger dari beberapa
Ulama di sini sih beliau itu terlalu keras dalam dakwah, tapi balik lagi ke
yang tadi, perbedaan itu pasti ada, ada juga jama’ah yang senang dengan
dakwah yang sedikit keras. Ada juga yang ga.
4. Kira-kira acara pengajian seperti apa?
Banyak, acara Maulid, Rajaban (Isra’Mi’raj ), acara pengajian bulanan
Pesantren Daarul Shafa dan acara-acara yang lainnya. masih banyak.
Karena kita juga mengundang beliau apabila kami mengadakan pengajian
bulanan IRMUPP. Pengajian rutin keliling setiap bulan, jadi tempatnya
ganti-gantian, pokoknya setiap Rw/Rt ada Musholah atau Masjid, kita
akan koordinasi dengan pemuda sekitar untuk mengadakan pengajian di
tempat mereka.
5. Apa saja kegiatan dakwah Ustadz Lancip lakukan yang berbaur
dengan masyarakat?
Ya.. kaya pengajiian bulanan Pesantren tadi, mengisi dakwah di pengajian
di IRMUPP, sering mengajak murid-muridnya berta’ziah ketika ada
tetangga meninggal dunia. Masih banyak pokoknya.
Mengetahui, 27 Januari 2014,
Peneliti Narasumber
Andri Maulana Indra Zulius
Hasil wawancara Kepada Ustadz Lancip
1. Bagaimana perjalanan dakwah Pak Ustadz dan seperti apa konsep
dakwah yang dipakai?
Perjalanan dakwah saya dimulai dari tahun 2002, disitu mulai saya
berdakwah, pertama kali saya mulai berdakwah di Cibanteng, Babengket
Bogor.
Konsep dakwah yang dijalani itu berubah-rubah, berawal kita membahas
tentang hukum yang sangat keras cuman dengan kultur yang ada hal itu
terasa kurang mengena di hati masyarakat, ya akhirnya di tahun 2006 saya
merubah konsep dakwah saya dengan serius santai (sersan), jadi kita
membahas hukum dengan diselingi candaan-candaan yang membuat
mereka senang, ya akhirnya dakwah inilah yang mengena di hati
masyarakat, konsep dakwah ini memang berubah-rubah, makanya
memang kita tidak bisa terlalu keras juga ga bisa, terlalu lembut juga
jangan, jadi saya ngambil keduanya dengan melihat sintuasi kondisi
masayarakat yang ada.
2. Bagaimanaa metode dakwah Pak Ustadz Lancipmengacu pada
Qur’an suarat An-Nahl: 125, ada metode dakwah bil-hikmah,
mauidzotul hasanah dan mujadalah?
Bilhikmah itu itu kalimat-kalimat, tanyalah olehmu “kata Allah” dengan
kalimat yang bagus, kalimat yang baik, kalau kita melucu kita juga harus
tau cara-caranya bagaimana melucu yang baik jangan sampai kebablasan,
kita menguraikan ayat Qur’an pun harus hati-hati jangan sampai salah
dalam membacanya, apalagi hadits berbeda dengan Hadits Qudsi dan
Ijma’ para Ulama. Ini kadang-kadang kita karena kurang hati-hati yang
seharusnya Ijma’ Ulama tapi kita jadikan hadits.
Walmauidzatul hasanah dan juga dengan tingkah laku yang baik, itu tadi
bagaimana menjaga amanah, panitia lah yang mempercayai kita untuk
mengisi disitu, ini yang sangat berat disitu, karena memang godaan-
godaan itu banyak.
Ahsan itu yang terbaik, jadilah mujahid-mujahid yang baik, jadi ahsan itu
dengan kalimat yang baik dengan bahasa yang baik yang bisa dimengerti
masyarakat. Dan juga yang paling utama adalah akhlak kita, seorang
ulama seorang ustadz harus menjaga akhlaqnya yang baik. Ini juga
sebenarnya…suatu..apa ya…penilaian juga didalam masyarakat,
contohnya ada seorang ustadz dateng disitu ada Kiyai Sepuh, dia gak mau
cium tangan dengan Kiyai Sepuh. Ini kadang-kadang jadi bomerang juga,
nah disitulah yang namanya ahsan terbaik disitu. Dengan
akhlakulkarimah, kita lebih menunduk, dengan bukan kita menjadi
seorang yang wah dipanggil ustadz, dipanggil ceramah kondang dan
sebagainya.yang menyebabkan umatpun menilai “ah ternyata itu kondang
akhlaknya gak ada” itu jadi penilaian semua kita tuh. Turun dari mobil
sampai ketempat panitia, pen-suguhan panitia itu luar biasa dinilai
masyarakat. Apalagi panitia sendirilah yang pasti menilai mereka.
3. Bagaimana strategi dakwah Pak Ustadz Lancip dalam berdakwah?
Strategi dakwah ini dengan kondisi umat sekarang ini memang kita harus
punya strategi, ketika berdakwah kita melihat dulu konstituen kita siapa?,
jamaah kita siapa? Disitulah strategi dakwah kita mulai, kalau disitu terlalu
banyak orang tua berarti kita harus ngaji, ketika kita berdakwah
konstituen campur dengan anak-anak kita harus mengerti bahasa anak-
anak, bahasa gaul sehari-hari apa? Ketika kita berceramah dengan Ibu-ibu
itu beda lagi atau dengan anak sekolah anak SD, SMP. kita membuka
sejarah perjuangan Rasulullah harus ada strategi-strateginya nah itu
berbeda-beda tergantung dari konstituen yang ada, jamaah yang ada kita
nilai disitu barulah kita bermanufer disitu, bagaimana dakwah biar..yang
intinya biar mengena kepada mereka dan dakwah kita tersampaikan. Ini
yang memang saya..memang saya pelajari ini lama kurang lebih hampir
beberapa bulan saya pelajari.
4. Bagaimanakonsep dalam menjalankan strategi dakwah Pak Ustadz
Lancip dalam berdakwah?
Konsep strategi dakwah yang memang saya jalani memang berasal dari
sumber sunnatullah yang kalimat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah,
kita mulai dari diri sendiri dulu, karena tidak akan mengena dakwah kita
apabila kita tidak memulai dari hati kita sendiri, jadi startegi dakwah yang
pertama saya lakukan adalah ibda bin nafsi.. (memulai dari diri sendiri)
sebelum kita nyuruh orang lain, ya kita harus berbuat dulu, nah ini sangat
efektif sekali ketika lisan berucap, hati meng-Amin-kan insyaallah cepet
dapet, berkata yang benar, bahwa kita sudah melakukan itu, kita sudah
mencoba hal itu. Ketika menguraikan ujian, kita menguraikan kenikmatan
insyaallah kita bisa. Karena kita sudah merasakan nikmat dan kita juga
pernah merasakan kesulitan dalam berdakwah dan kehidupan ini
Amanah menjaga ini yang paling berat, menjaga amanah orang-orang yang
sudah mengundang. Ini memang salah satu prinsip saya , siapapun yang
mengundangnya, dari manapun dia, saya tidak akan pernah untuk tidak
hadir. Jadi amanah yang paling utama. Baru kita berlanjut kepada tabligh
menyampaikan dan inilah yang sangat luar biasa bagaimana kita
menyampaikan strategi-strategi dakwah yang ada, para Kiyai
menyampaikan berbagai macam ilmunya insyaAllah ini adalah hal yang
sangat bagus ketika kita punya strategi dakwah yang baik untuk dalam
bertabligh ini,
baru nanti fathanah, kita menjadi manusia pilihan, kita sudah dipilih Allah
kita jalani kehidupan ini dengan keikhlasan.
5. Strategi Dakwah khusus Pak Ustadz Lancip dalam menyiarkan Islam
diPondok Petir?
Memang yang pertama strategi dakwah adalah akhlakul karimah saya
selalu menonjolkan itu. Saya kadang keluar pake celana biasa, pake kaos,
kadang-kadang saya berolahraga saya silaturohim dengan mereka, saya
ngobrol dengan mereka. Jadi dakwah yang saya lakukan adalah pertama
bukan mencari nama tapi menunjukan akhlak. Bukaan saya kucuk-kucuk
seorang ustadz harus pake peci keluar, harus pake baju koko keluar, harus
pake sarung keluar. Dan Alhamdulillah di pondok petir ini saya bisa
masuk kedalam golongan yang doyan judi, doyan mabok, preman dan
sebagainya. Dan Alhamdulillah itu membawa hikmah yang luar biasa
sampe penghormatan preman pun kepada saya Alhamdulillah. Karena
bangunnya saya pondok pesantren dari 2009 sampai sekarang
Alhamdulillah belom pernah diusik oleh golongan mereka. Tapi bahkan
mereka membantu itu. Inikan luar biasa inilah dakwah yang pertama saya
lakukan adalah akhlak karena kita tidak membedakan manusia.
Topeng kita kita lepas semua, tapi kita memperlihatkan akhlak.
Alhamdulillah itu membawa hikmah yang luar biasa dan sedikit banyak
saya bisa merubah sedikit masyarakat pondok petir ini. Yang tadinya tidak
baik menjadi baik. Merangkul bukan memukul itu motto saya tetapi
merangkul itu bukan dengan pakaian kita tapi dengan pakaian akhlak.
6. Apa saja Tantangan dakwah dalam menyiarkan Islam?
Sudah menjadi sunnatullah disaat berjuang dijalan Allah pasti banyak
hambatan, apalagi ketika saya membangun pondok pesantren, fitnah yang
luar biasa, cacian, makian, hinaan bahkan sampai saat ini pun masih ada.
Tetapi saat kita memaknai makna dari ujian ini. Ada satu hikmah yang
saya ambil, apa hikmah yang saya ambil…
ketika diuji sama Allah kemudahan akan kita dapatkan itu yang pertama
dan Alhamdulillah disetiap ada ujian itu luar biasa hikmah luar biasa besar,
bangunan cepet kebangun, hutang waktu itu cepet lunas dan itu luar biasa
dan bagaimana menghadapinya? Alhamdulillah selama ujian ini datang
saya selalu tersenyum, saya selalu tersenyum..menonton, melihat dan
ketika ujian ini datang saya selalu berdo’a. jadi dua yang saya lakukan
senyum dan do’a, tapi tidak ada unsur dendam, ketika mereka datang
kepada saya, dia habis fitnah saya Alhamdulillah saya bisa terima dengan
baik. Karena inilah yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW.
Nah itu memang berat perkara ini, kadang-kadang ada seorang Kiyaiberani
memasang badan atau apapun juga, tapi Alhamdulillah saya bisa
melakukan ini bagaimana sudah menjadi sunnatullah qudrat kita bahwa
perjuangan itu pasti akan ada ujian batu kerikil, kita nikmati aja. Ketika
kita berjalan ditanjatan (jalan menaik) ya kita naik, ketika kita berjalan
dijalan yang berlobang ya kita nikmati jalan yang berlobang itu,
insyaAllahada hikmahnya, ada suatu Hadits mengatakan, Hadits ini luar
biasa tuh..
Idza ahibballahu abdan iftalahu auliasma’ tadhorru’a
Kalau Allah cinta kepada hamba-Nya, sayang kepada hamba-Nya Allah
akan lihat tangisannya bukan senyumnya
Dari kalimat inilah saya bisa mengamalkannya, jadi ketika ujian datang
kita sering menangis kita mengeluh kepada Allah Alhamdulillah luar biasa
subhanallah ini yang saya rasakan, nah itulah ujian-ujian pasti ada. “maju
terus pantang mundur” itulah motto kita.
7. Kegiatan dakwah yang berbaur dengan masyarakat sekitar.?
Ya memang dulu kita sempat berbaur dengan masyarakat tapi sempet
tahun vakum, nah Alhamdulillah sekarang sudah ada forum silaturohim
para ulama setiap bulan di Pondok Pesantren Daarul Shafa, yang mana
mereka datang kemari dan mengisi tausiah disini, nah alhmadulillah ini
sudah mulai berkembang lagi setiap bulan kita mengadakan pengajian
rutinitas bulanan dan juga kegiatan-kegiatan sosial dengan ta’ziah atau pun
sebagainya. Alhamdulillah kita bisa melakukan itu untuk menjalin
silaturahim kepada masyarakat. Karena dengan begitu insyaallah kita bisa
bersilaturahim kepada masyarakat dengancara yang baik.
Jamaah yang hadir dari mana aja?
Semua campur ada yang dari sini ada juga yang dari luar tergantung
mereka yang ingin hadir, tapi rata-rata hampir semua wilayah se-
Jabodetabek hadir ketika kita mengadakan pengajian di sini.
8. Apa saja pesan dakwah Pak Ustadz?
Pesan dakwah yang sering..sering saya sampai cuma tiga hal.
Yang pertama adalah mengenal Allah dan Rasulnya dengan kita
beribadah, itu yang pertama motto saya dalam berdakwah yang
kedua saya selalu mengingatkan kepada para jamaah untuk mengingat
kepada hari akhir. Bahwa hari itu kita akan pulang kita harus menyiapkan
bekal dan keduanya ini tidak akan dapatkan kecuali dengan dzikrullah
dengan mengingat kepda Allah jangan lupakan sholat, jangan lupakan
dzikir, jangan lupakan baca al-Qur’an. Ini pesan yang selalu saya
sampaikan ketika dalam berdakwah. Karena melihat akhir-akhir ini
kehidupan ummat kenapa seperti ini…karena… karena banyak diantara
kita yang lupa kepada Allah lupa kepada hari akhir apalagi dia
berdzikir.nah inilah yang memang penyebab darisalah satu penyakit hati
kita. Itu yang selalu saya sampaikan dan seterusnya saya akan sampaikan
itu. Kenapa karena kondisi kita saat ini adalah sedang berada di dalam
keterpurukan aqidah. Keterpurukan aqidah inilah yang menyebabkan
orang lupa kepada Allah lupa kepada akhirat lebih cinta kepada dunia ini
yang luar biasa makanya kan dalam hadits Rasulullah sudah bilang
I’mal lidunyaaka ka annaka tamutu aabadan, wa’mal li akhirotika ka
annka tamutu ghodan.
Cari dunia mu ambil duniamu seolah-olah kau tidak akan mati selamanya,
tapi kata Rasul ingat (wa’mal liakhirotika ka annaka tamutu ghodan)
ingat hari akhirmu seolah-olah besok adalah tepat kita meninggal dunia.
Ini yang saya sampaikan kebobrokan akhlak kehancuran moral belum lagi
sekarang namanya pergaulan bebas yang sangat luar biasa belum lagi
aliran-aliran sesat yang sudah merajalela belum lagi aliran-aliran yang
selalu menyalahkan kegiatan orang lain ini sudah luar biasa. Padahal kalu
kita berada di dalam lingkup Allah kita ingat kepada hari akhir dan dzikir
kepada Allah insyaallah di situ akan timbul nanti tawadlu di dalam diri
kita dan qona’ah di dalam kehidupan, nah ini yang susah nih. Makanya
tiga poin itu yang selalu saya sampaikan di dalam dakwah cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya, ingat kepada hari akhir dan berdizikirlah sebanyak-
banyaknya.
Nah ini perintah dari Rasul yang Allah perintahkan kepada Rasulullah
dari Allah SWT.
Laqod kaana lakum fii rasulillaahi uswatun hasanah, limang kaana
yarjurllaaha .
Bagi siapa bagi yang (limang kaana yarjurllaaha) jadi orang yang
pengen deket kepada Allah wal yaumal aakhir dan mereka yang percaya
kepada hari akhir. Wa dzakarallaha dzikron katsiro dan mereka berdzikir
kepada Allah. Nah inilah ayat yang menjadikan metode dakwah saya.
9. Dari manakah Rujukan dakwahPak Ustadz?
Rujukan dakwah yang kita ambil pertama kita memakai kitab-kitabsalafun
nasholih ada beberapa rujukan yang memang saya suka pake yang
pertama memang pendakwah memakai itu yang pertama adalah kitab
durratun nasihin, yang kedua kitab tanqihul qoul yang ketiga adalah
Shohih Bukhori wa Muslim, shahih Bukhori..Shohih Imam Bukhori
Dan yang paling utama saya selalu membuka rujukan dalam kitab
Naso’ihulIbadnah ini karena sangat bagus sekali karena dalam
Naso’ihulIbadini bukan cuma orang yang bedosa saja yang kena
pendakwah pun ada bagaimana hukumnya di situ ada semua didalam kitab
TangbihulGhafillinnah itu menjadi kajian-kajian kita untuk menjadi rem-
rem dalam perjuangan kitab TanbihulGhafilinitu yang paling utama. Dan
yang paling utama lagi menjadi rujukan adalah kitab Ta’limMuta’limdan
juga TafsirJalalaenitu memang sudah kita pake semua di situ dalam
metode dan strategi dakwah kita sebagai rujukan kita untuk fiqihnya ada
SafinatunNaja’dan juga ada juga FathulMu’initu menjadi rujukan kita di
situ.
Selain kitab-kitab di atas ?
Paling kita memaki buku-buku para imam-imam terdahulu yang paling
saya sering baca yaitu kitab karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Hadad
di situ ada kitab yang namanya NasoihulDinniyahwal
WasiahImaniyahkitabNasoihudDiinwal WasiahImaniyahnah itulah
rujukan dakwah saya disitu.
10. Bagaimana proses dana bantuan dari inggris untuk pembangunan
pesantren daarul shafa?
Ketika itu kita ada saudara tinggal di inggris dan beliau
tergabung..tergab.. bergabung di Yayasan Al-Safhatrust, di tahun 2009
kami kedatangan tamu dari sana. Setelah peletakan batu pertama pada
tanggal 9 april 2009. Ketika mereka datang memberikan kepercayaan
amanat uang sebesar 500 juta hingga berkelanjutan saat ini.
Yang datang perwakilan?
2 orang perwakilan datang Syeikh Muhammad Irfan dan Syeikh
Muhammad Ridwan
Jabatannya?
Pengurus… pengurus harian
11. Pengalaman kerja sebelum menjadi seorang da’i??
Mengajar diPesantren Nurul Falah tahun 2002-2004
Kerja..banyak kerjanya.. Rekanan Pos Indonesia daerah Ciledug, 2004.
Pembuatan kaset, kerja dipembuatan kaset 2005 didaerah tanah abang,
sebenernya banyak yang ditulisin.
12. Faktor pendukung dakwah ?
Pertama do’a seorang guru, yang saya rasakan itu yang luar biasa,
keberkahan ilmu,
yang ketiga saya selalu merutinkan silaturahmi kepada para ulama dan
berziarah di makam-makam para ulama.Itu faktor utama.
13. Faktor penghambat dakwah?
Dulu faktor penghambat dakwah yang pertama adalah masalah ekonomi
keluarga itu yang kadang-kadang mengendorkan perjuangan kita. Tidak
ada sinkronisasi antara keluarga dan tujuan kita. Itu yang pertama.
Yang kedua faktor penghambat itu saya sudah terlalu tua untuk pesantren
waktu itu. Jadi kalau bahasanya itu telat buat mondok jadi akhirnya saya
memutuskan mengambil inti-inti sari di dalam pesantren itu, contoh
pengajian pasaran kitab, harfiah, yaqulu, atau kitab fiqih yang lainnya
FathulMu’insaya biasakan setiap tahun itu mengadakan pasaran
dibeberapa Pondok Pesantren untuk menghatamkan kitab-kitab tersebut,
itu yang biasa saya lakukan seperti itu.
Kalau untuk Pondok Pesantren faktor penghambat kita itu cuma
fitnah,ujian, cacian, hinaan itu sudah saya rasakan semua tapi itu tidak
menghambat tetapi membantu kita untuk lebih maju.
14. Bagaimana perjalanan dakwahPak Ustadz?
Yang pertama tahun 2008… eh jangan tahun 2008 dulu 2004, tahun 2004
pengalaman ceramah ketika di Balaraja diawali dengan perjuangan
dakwah sepanggung dengan kiyai kondang nah ketika kiyai ini berceramah
dia bukan mendukung para pemuda buat maju dia bukan mendukung
generasi yang lain untuk maju tetapi di atas penggung ini dia merendahkan
bahkan menghina dengan kalimat-kalimat yang tidak pantas untuk seorang
pendakwah dalam Islam, menjatuhkan derajat kita. Nah itu tantangan yang
sangta luar biasa di situ, apalagi beliau sangat kondang waktu itu sampai
sekarangpun masih kondang ini perjungan yang paling berkesan oleh saya
ini di sini yang membuat mental saya kuat. Ketika dia menjadi
penceramah pertama saya kedua harga diri kita dijatuhkan oleh dia dengan
bahasa anak muda yaitu belagu, masih muda itu so “(sombong)”, semua
dibilangin semua dengan kalimat-kalimat yang tak pantas tapi
Alhamdulillah respon jamaah setelah kita berceramah dengan dia
Alhamdulillah kita bisa dalam artian lebih baik dari dia. Mungkin dari
faktor itulah itu yang pertama.
Yang ke dua tahun 2007 nah ini pengalaman yang paling unik ketika saya
dipanggil didaerah ciamis.. eh cilacap.. daerah cilacap berangkat dari
Jakarta jam 08.00 pagi pas jam 12 siang mobil kita mengalami kecelakaan
di Malabong, ketika sampai di tasik aer radiator mobil ini bocor. Sampai
jam 4 sore kami baru sampe ciamis akhirnya saya punya inisiatif naek
ojek dari ciamis menuju cilacap yang jarak waktu itu kurang lebih hampir
3 jam. Wah ini perjuangan yang sangat luar biasa sampai dicilacap untuk
masuk ke lokasi nih harus naek turun gunung luar biasa perjuangan sampai
pulangpun kita pulang 2 hari dua malam diperjalanan karena setiap 2 kilo,
3 kilo mobil ini berhenti isi aer isi aer terus menerus. Nah ini perjungan
yang unik di tahun 2007, tapi itu Alhamdulillah kesabaran yang sangta luar
biasa, yang ini luar biasa
Yang ketiga kejadian unik ini terjadi pada tahun 2012 ketika saya disuruh
untuk membadali teman saya untuk mengisi acar tausiah di Banten TV
subhanallah setelah saya mengisi dua kali saya langsung dipanggil oleh
pimpinan Banten TV untuk mengisi secara rutin sampai sekarang ini.
Setiap hari rabu dan kamis jam 5 sore di acara n”gobrol sareng kang
ustadz” ini luar biasa perjuangan kita yang memang di dalam kesabaran ini
membawa hikmah itu perjungan-perjuangan yang sangta unik, dan
sebenarnya banyak yang sangat unik, nah tapi ini yang paling unik. Yang
paling luar biasa.
15. Apakah Pernah mengajar anak-anak remaja majelis ta’lim sekitar?
anak muda majelis ta’lim…oh banyak itu ngajar diradio di Fris Fm ngisi
acara tausiah setiap jum’at di radio tahun 1998-1999. Perkumpulan
Majelis Ta’lim ibu-ibu di balaraja. Ngajar anak muda wilayah Pondok
Petir dari 2009 sampai sekarang. Ada IRMUPP, IRSI dan yang lainnya.
16. Pembangunan Masjid Jami’ an-Nur.?
Ini mesjid memang altar, awal mauditingkat dua berhubung kondisinya,
akhirnya tingkat satu saja.dan ini Alhamdulillah luar biasa kami
membangun masjid selama satu tahun. Satu tahun ini yang pekerjaan
pertama kita sendiri yang mengerjakan, untuk selesai sampai sekarang ini
Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dana dari arab dari bulan sabit
merah. Alhamdulillah berdirilah masjid ini. Dengan perjuangan kita yang
sangat kersa ya Alhamdulillah kaya gitu.
Bantuan ini datang apakah melalui pihak-pihak tertentu?
Datang sendiri..datang sendiri.. Yang datang langsung team surveinya.
Alhamdulillah proses cuma satu hari.
Depok, Januari 2014 Mengetahui,
Peneliti Narasumber Andri Maulana Ahmad Rifky Umar Said
Lampiran foto-foto.
Foto dan sesudah observasi
Foto bersama Ustadz Ahmad Rifky Umar Said atau Ustadz Lancip
Foto ini diambil setelah peneliti selesai wawancara pada tanggal 30 januari 2014
pukul 11.29 WIB bertempat dikediaman Ustadz Lancip.
Foto ini diambil saat Peringatan Maulid Pondok Pesantren Daarul Shafa Pimpinan
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said (ustadz Lancip) yang dihadiri oleh para kiyai dan
para ustadz. pada hari minggu, tanggal 16 februari 2014 pukul 08.00 pagi - sampai
dengan selesai.
Pondok Pesantren Daarul Shafa yang masih bertahap pembangunannya
Masjid Jami’ An-Nur
Pengajian Bulanan Pemuda/i IRMUPP, dilaksanakan di Masjid Jami’ An-Nur (Pondok Pesntren Daarul Shafa Pimpinan Ustadz Ahmad Rifky Umar). Foto ini diambil pada page facebookIRMUUP.
https://www.facebook.com/IRMUPP?ref=ts&fref=ts.
Wawaancara dengan saudara Indra Zulius, beliau salah satu pemuda Pondok Petir dari pengajian IRMUPP (Ikatan Remaja Muslim Pondok Petir). Di kediamannya pada jam 21.47.
YAYASAN KHOIRUN NISA EL
PESANTREN DAARUL
N.S.M : 121232760069 N.P.S.N. : 20279685 S.K.I.O.P : KW. 10.4/4 PP. 07/4626/2012
Jl. Kesadaran 1 RT
Telp. (021) 92697744, HP. 0813 8029
No. Rek. Untuk Pembangunan : a/n Yayasan K
Surat Keterangan Wawancara
Saya yang betanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa mahasiswa
Syarif Hidayatullah Jakarta:
Nama : Andri Maulana
Nim : 109051000042
Jurusan : Komunikasi
Fakultas : Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Pada tanggal 23 dan 30 Januari telah melakukan wawancara untuk bahan penelitian skripsi yang
berjudul “Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam Menyiarkan Islam di
Pondok Petir”.
Demikian surat ini kami buat agar dapat diketahui dan digunakan sebagai mestinya.
YAYASAN KHOIRUN NISA EL-SHAFA
PESANTREN DAARUL SHAFA
MTs DAARUL SHAFA
: 121232760069 N.P.S.N. : 20279685 S.K.I.O.P : KW. 10.4/4 PP. 07/4626/2012
Jl. Kesadaran 1 RT. 04/05 Pondok Petir, Kec. Bojongsari Kota Depok
Telp. (021) 92697744, HP. 0813 8029 4424, 087875275508
: a/n Yayasan Khoirun Nisa El Shafa BNI.0172614389, BCA : 4731229940
Surat Keterangan Wawancara
Saya yang betanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa mahasiswa Univesitas Islam Negeri
Andri Maulana
: 109051000042
Komunikasi Penyiaran Islam
Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
telah melakukan wawancara untuk bahan penelitian skripsi yang
berjudul “Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam Menyiarkan Islam di
ian surat ini kami buat agar dapat diketahui dan digunakan sebagai mestinya.
Depok, 30 januari 2014
Pengasuh Pondok PesantrenDaarul Shafa
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said
: 121232760069 N.P.S.N. : 20279685 S.K.I.O.P : KW. 10.4/4 PP. 07/4626/2012
04/05 Pondok Petir, Kec. Bojongsari Kota Depok
oirun Nisa El Shafa BNI.0172614389, BCA : 4731229940
Univesitas Islam Negeri
telah melakukan wawancara untuk bahan penelitian skripsi yang
berjudul “Strategi Dakwah Ustadz Ahmad Rifky Umar Said dalam Menyiarkan Islam di Wilayah
ian surat ini kami buat agar dapat diketahui dan digunakan sebagai mestinya.
Depok, 30 januari 2014
Pondok Pesantren Shafa
Ustadz Ahmad Rifky Umar Said