strakom lc

Download Strakom LC

If you can't read please download the document

Upload: iqbalisasi

Post on 16-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Strategi Komunikasi

TRANSCRIPT

MAIN CASE : Low Cost Green Car (LCGC)Strategi Komunikasi Massa Pemerintah Pusat Dalam Penerapan Kebijakan LCGC(Sebuah Analisa Kebijakan Pemerintah Pusat atas Low Cost Green Car /LCGC)OLEH :IQBAL KHOIRURIJALSEKOLAH PASCASARJANADEPARTEMEN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAANFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013PENDAHULUANI. LATAR BELAKANGKeadaan ekonomi dunia beberapa tahun belakangan ini mengalami perubahan yang begitu signifikan. Salah satu faktornya adalah terjadinya puncak krisis ekonomi di Amerika Serikat di pertengahan tahun 2008 yang kemudian berimbas ke seluruh dunia, bukan hanya negara kecil dan berkembang saja yang terkena dampaknya, melainkan negara besar dan maju pun terkena dampak yang tidak disangka akan mengganggu kestabilitasan ekonomi dunia. Namun pada saat itu Indonesia menjadi salah satu negara yang masih bisa meredam efek kriris yang disebarkan oleh Amerika Serikat.Pada saat keadaan ekonomi sedang tidak stabil, dilain sektor perkembangan teknologi di dunia terus mengalami kemajuan dan tentunya memiliki pengaruh yang kuat terhadap Indonesia. Indonesia berusaha mengimbangi serta mencoba turut serta dalam persaingan yang semakin terbuka luas pasca globalisasi. Bukanlah hal mudah bagi Indonesia untuk bertahan dan bersaing dari gempuran intervensi asing, baik yang sifatnya kebijakan ataupun barang-barang produksi asing. Disahkannya Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2013 memunculkan ide baru dari pemerintah perihal kendaraan mewah seperti mobil. Dengan adanya peraturan tersebut pemerintah Indonesia menciptakan kebijakan Low Cost and Green Car (LCGC). Kementerian Perindustrian mematangkan peraturan teknis terkait kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau "Low Cost and Green Car" setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013.Pemerintah Indonesia berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena sebagaimana kita ketahui masyarakat Indonesia mayoritas memiliki sifat yang konsumtif. Ketersediaan barang-barang produksi di Indonesia sering kali tidak dapat mencukupi atas permintaan masyarakat yang begitu tinggi. Hal ini menjadi fokus pemerintah untuk mencari kebijakan yang tepat agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Karena akan sangat mengkhawatirkan apabila ketersediaan barang-barang di pasar tidak dapat memenuhi kebutuhan masayakat, nantinya akan berdampak pada keadaan ekonomi, politik dan keamanan yang bisa menjadi faktor pendorong terjadinya krisis. Sifat konsumtif masyarakat Indonesia ini ternyata dijadikan peluang oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Contohnya di saat kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak stabil, namun kebutuhan akan kendaraan bermotor (mobil, motor dan sepeda) bagi masyarakat Indonesia justru semakin tinggi. Penjualan mobil pada tahun 2009 meningkat sebanyak kurang lebih 500 ribu unit dibanding tahun 2008. (Sumber: Kantor Kepolisian Republik Indonesia, HYPERLINK "http://www.bps.go.id" www.bps.go.id, diakses tanggal 17 September 2013). Bisa dilihat permintaan akan kendaraan bermotor di Indonesia cukup tinggi, meskipun sesungguhnya keadaan ekonomi Indonesia pada saat itu kurang baik. Hal tersebut tidak mempengaruhi daya beli akan kendaraaan bermotor. Harga mobil yang rata-rata dikisaran Rp 100 juta/unit tentunya bisa digolongkan dalam barang mewah.Mengacu pada data tersebut, baik perusahaan lokal maupun asing berlomba untuk menarik customer sebanyak-banyaknya demi keuntungan perusahaan. Selain dari itu, Indonesia sebagai negara berkembang pun ingin berusaha untuk menarik investor agar mau melakukan investasi dan mereka meyakinkan akan pengembalian yang tinggi atas investasi tersebut.Tingginya produksi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kerjasama dengan Indonesia tentunya menyebabkan keadaan iklim dan alam di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang berbahaya. Semakin tingginya aktivitas produksi perusahaan membawa dampak buruk terhadap lingkungan Indonesia yang disebabkan oleh limbah-limbah pabrik. Pemerintah kembali diberi tugas agar bisa memperbaiki keadaan lingkungan Indonesia atas efek dari perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah Indonesia.Berdasarkan temuan-temuan tersebut pemerintah Indonesia menciptakan kebijakan yang didasari oleh Peraturan Presiden yang dicetuskan pada tahun 2013. Kebijakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang ingin memiliki mobil. Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan dari segala faktor, pada Juni 2013 pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2013, tentang Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.Seperti kita diketahui, pemerintah Indonesia di era Soeharto pernah mengeluarkan kebijakan pengembangan mobil nasional. Dalam program tersebut, pemerintah menunjuk PT Timor Putra Nasional untuk membuat mobil kebanggaan Indonesia. Berbagai fasilitas diberikan pemerintah kepada TPN yang memproduksi mobil Timor. Namun pengembangan mobil ini terhenti karena Indonesia dilanda krisis moneter 1997/1998. Mimpi Indonesia memiliki mobil nasional seperti Proton dari Malaysia pun gagal. HYPERLINK "http://bisnis.liputan6.com/read/693254/mobil-murah-buyarkan-mimpi-mobnas-indonesia" http://bisnis.liputan6.com/read/693254/mobil-murah-buyarkan-mimpi-mobnas-indonesia, diakses tanggal 17 September 2013, Pukul 19.35 WIBCita-cita pemerintah Indonesia di era sekarang ini berharap kebijakan tersebut dapat diterima dan membawa dampak positif bagi Indonesia di segala sektor. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangai Peraturan Presiden (PP) No 41 Tahun 2013 soal ketentuan mobil murah atau low cost and green car (LCGC) termasuk program low carbon emission seperti mobil listrik, hybrid, biodiesel, dan biofuel. Tujuan awal diciptakannya program LCGC dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, mengganti kendaraan yang ada dan tidak ramah lingkungan menuju ke green transportation, green public transport, dan green vehicle, dari segi penanaman modal asing yang masuk. HYPERLINK "http://www.kemenperin.go.id/artikel/7426/Wamenhub:-Tak-Ada-Mobil-Murah-pun-Jalan-Macet" http://www.kemenperin.go.id/artikel/7426/Wamenhub:-Tak-Ada-Mobil-Murah-pun-Jalan-Macet, diakses tanggal 17 September 2013, Pukul 20.14 WIBDalam pasal 3 ayat 1(c) tersebut menyatakan bahwa untuk mobil hemat energi dan harga terjangkau, Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak sebesar 0 persen dari harga jual. Pajak 0 persen tersebut untuk motor bahan bakar cetus api dengan kapasitas silinder 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Kedua, untuk motor nyala kompresi (diesel atau semi diesel ) dengan kapasitas isi silinder sampai 1.500 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Hadirnya suatu kebijakan pasti ada pro-kontra dari kebijakan tersebut. Dari segi ekonomi bisa dikatakan menguntungkan, namun menjadi kekhawatiran bagi para pemerintah daerah di kota-kota besar seperti Jakarta. Salah satunya adalah keberatan yang diutarakan oleh gubernur DKI Jakarta Jokowi. Jokowi mengkritik kebijakan ini karena melihat kondisi jalan di Jakarta yang tidak memadai untuk menerima semakin banyaknya kendaraan bermotor masuk ke jalanan Jakarta. Jika mobil LCGC bisa dibeli dengan harga murah tentunya banyak masyarakat Indonesia yang membelinya, karena melihat hari sisi efisiennya. Dengan harga yang relatif murah, tidak berperlu ketakutan kehujanan. Bisa dibandingkan jika menggunakan motor, yang mana pengendara harus berbasah-basahan jika hujan. Bisa dibayangkan jika masyarakat Indonesia menggunakan mobil semua dan kemacetan tidak bisa dihindari. Terjadinya komunikasi yang tidak tepat ketika pemerintah pusat merancang kebijakan ini tanpa menyertakan pemerintah daerah, mengakibatkankan perbedaan pendapat akan kebijakan ini semakin banyak dikemukakan oleh pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, Jokowi mengajukan keberatan karena yang nantinya menghadapi tuntutan langsung dari masyarakat langsung adalah pemerintah daerah. RUMUSAN MASALAHApa strategi perencanaan komunikasi & penggunaan media yang sesuai ?Bagaimana kebijakan komunikasi yang sudah ada & kebijakan apa yang masih dibutuhkan ?Strategi komunikasi apa yang bisa mendukung kebijakan komunikasi program ini sehingga efektif ?Apa metode analisis kebijakan yang tepat dalam hal ini ?TUJUAN Menguraikan strategi perencanaan komunikasi & penggunaan media yang sesuai Menguraikan kebijakan komunikasi yang sudah ada & kebijakan apa yang masih dibutuhkan Menguraikan strategi komunikasi yang bisa mendukung kebijakan komunikasi program ini sehingga efektif Menguraikan metode analisis kebijakan yang tepat dalam hal ini II. PEMBAHASANPemerintah mengambil kebijakan LCGC tentu memiliki niat baik untuk pembangunan Indonesia itu sendiri. Pembangunan ekonomi dimasa sekarang sudah semakin pesat dengan didorong oleh teknologi yang terus berkembang. Proses pembangunan ekonomi tidaklah mudah, terlebih lagi bagi negara-negara berkembang di dunia. Berdasarkan pendekatan kebutuhan manusia, pembangunan ekonomi itu diartikan sebagai upaya pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan ketidak merataaan distribusi pendapatan. Donal A. Ball, dkk. International Business: Tantangan Persaingan Global. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria. 2004: 175. Dan kebijakan inilah yang diambil oleh pemerintah negara berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan berusaha menyeimbangkan antara pertumbuhan pendapatan dengan kemajuan manusia.Selain itu intervensi pemerintah dapat mempengaruhi bisnis internasional, pasar dan investasi asing akan merasakan dampak yang paling besar. Intervensi pemerintah dalam perdagangan internasional merupakan hambatan yang paling sulit. Mengembangkan strategi untuk menghadapi peraturan tersebut harus menjadi tujuan utama dalam rencana pemasaran suatu perusahaan. Meskipun menggunakan strategi semacam ini mungkin terlihat tugas yang menakutkan, dengan persiapan dan perencanaan yang rinci, tidak ada alasan bagi suatu perusahaan tidak bisa berhasil. Pro dan kontra yang kemudian muncul di tengah masyarakat saat ini sebenarnya bisa diredam dengan menjalankan sebuah perencanaan komunikasi yang tepat dalam menerapkan sebuah kebijakan. Salah satu teori ataupun model perencanaan komunikasi atas kebijakan yang bisa kita pakai untuk melakukan analisis apakah proses perencanaannya sudah berjalan baik atau belum adalah dengan menggunakan pendekatan model dari Edward III (1980:9) dimana ia menguraikan In our approuch to the study of policy implementation, we begin in the absrtact and ask : What are the precondition for succsesful policy implemetation? What are primary obstacles to succsesfull policy implementation? karena itu ia memberikan sebuah solusi bahwa ada beberapa hal yang diperlukan dalam perencaan tersebut yakni, Communication, Resourches, Dispotition or Attitudes, and bureaucratic Structure menjelaskan empat faktor dimaksud yakni komunikasi, sumberdaya, sikap pelaksana, struktur. Ini berarti bahwa kebijakan publik tidak akan efektif dalam pelaksanaannya apabila tidak didukung oleh keempat faktor di atas. Sukses tidaknya suatu pelaksanaan perencanaan komunikasi kebijakan sangat mensyaratkan agar pemerintah memahami apa yang harus dilakukan. Apapun yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus disosialisasikan kepada kelompok sasaran sehinga akan mengurangi penyimpangan tujuan. Menurut Edwards III (1980: 17) faktor-faktor komunikasi yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah1) Penyampaian/transmissionPolicy decisions and implementation orders must be transmitted to the appropriate personnel before they can be followed. Naturally, these communications need to be accurate, and they must be accurately perceived by implementors.2) Kejelasan/clarityIf policies are to be implemented properly, implementation directives must not only be received, but they must also be clear. If they are not implementors will be confused about what they should do, and they will have discretion to impose their own views on the implementation of policies...3) Konsistensi/consistencyContradictory decisions confuse and frustrate administrative staff and constrain their ability to implement policies effectivelyKomunikasi PembangunanKomunikasi dan pembangunan adalah dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah as an integral part of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about development ( Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987 ).Siebert, Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara.Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma pembangunan yang dipilih oleh suatu negara.Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial.Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan.Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.Dengan demikian pembangunan di Indonesia adalah rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada di garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek pembangunan.Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep komunikasi pembangunan, maka dapat dilihat dalam arti luas dan terbatas. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.Berangkat dari hal ini, seharusnya pemerintah bisa menggunakan media-media komunikasi yang tepat terlebih dahulu sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan terkait publik. Sebut saja forum-forum diskusi, lembaga survey, maupun penelitian-penelitian yang sifatnya data empiris mengenai apa yang dibutuhkan oleh masyarakat mengenai keberadaan kendaraan bermotor dalam hal ini mobil murah. Karenanya pemerintah tidak bisa serta merta membuat sebuah kebijakan yang pada daerah tertentu akan berlaku efektif sedangkan pada daerah lainnya justru merugikan.Strategi KomunikasiRogers (1976) mengatakan komunikasi tetap dianggap sebagai perpanjangan tangan para perencana pemerintah, dan fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan partisipasi mereka dalam pelaksanaan rencana-rencana pembangunan. Dari pendapat Rogers ini jelas bahwa setiap pembangunan dalam suatu bangsa memegang peranan penting. Dan karenanya pemerintah dalam melancarkan komunikasinya perlu memperhatikan strategi apa yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga efek yang diharapkan itu sesuai dengan harapan.Para ahli komunikasi terutama di negara-negara berkembang mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap strategi komunikasi dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional di negara-negara masing-masing. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting karena efektivitas komunikasi bergantung pada strategi komunikasi yang digunakan.Effendy (1993) mengatakan strategi baik secara makro (planned multimedia strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu :1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.2. Menjembatani cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harusmenunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Dengan demikian strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda tergantung pada situasi dan kondisi.Setiap strategi dalam bidang apa pun harus didukung oleh teori, demikian juga dalam strategi komunikasi. Teori merupakan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman yang telah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi, teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai pisau analisis adalah paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell.Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang dirumuskan, yaitu who says what in which channel to whom with what effect. Rumus di atas tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh, pertanyaan efek apa yang diharapkan secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu :When ( Kapan dilaksanakannya).How ( Bagaimana melaksanakannya).Why ( Mengapa dilaksanakan demikian).Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi.Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Para ahli komunikasi cenderung sependapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. AA Procedure adalah penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). Jadi proses perubahan sebagai efek komunikasi melalui tahapan yang dimulai dengan membangkitkan perhatian. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan tindakan.Selain melalui pendekatan di atas, maka seseorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku apabila dirinya terdapat faktor-faktor kredibilitas dan attractiveness. Rogers (1983) mengatakan kredibilitas adalah tingkat di mana komunikator dipersepsi sebagai suatu kepercayaan dan kemampuan oleh penerima. Rakhmat (1989) mengatakan dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan, tetapi juga keadaan komunikator secara keseluruhan. Jadi ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan. Selanjutnya Tan (1981) mengatakan kredibilitas sumber terdiri dari dua unsur, yaitu keahlian dan kepercayaan. Keahlian diukur dengan sejauhmana komunikan menganggap komunikator mengetahui jawaban yang benar, sedangkan kepercayaan dioperasionalisasikan sebagai persepsi komunikan tentang sejauhmana komunikator bersikap tidak memihak dalam penyampaian pesan. Dari variabel kredibilitas dapat ditentukan dimensi-dimensinya yaitu : keahlian komunikator (kemampuan, kecerdasan, pengalaman, pengetahuan, dsb) dan kepercayaan komunikator (kejujuran, keikhlasan, keadilan, dsb). Demikan juga mengenai daya tarik adalah berkenaan dengan tingkat mana penerima melihat sumber sebagai seorang yang disenangi dalam bentuk peranan hubungannya yang memuaskan. Effendy (1983) mengatakan daya tarik adalah komunikator yang dapat menyamakan dirinya dengan orang lain, apakah idiologi, perasaan, dsb. Demikian juga Tan (1981) mengatakan daya tarik adalah diukur dengan kesamaan, familiaritas, dan kesukaan. Kesamaan meliputi pandangan, wawasan, ide, atau gagasan. Familiaritas meliputi empati, simpati, dan kedewasaan. Kesukaan meliputi frekuensi, ketepatan, keteladanan, dan kesopanan. Demikian mengenai faktor-faktor yang penting dimiliki oleh komunikator agar komunikasi yang dilancarkan dapat merubah sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikan.Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan efektivitas komunikasi. Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1981) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran dimaksud.2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti.3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.