web viewuntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... sepuluh potensi sumber...

176
Nama Mata Kuliah : AKUNTANSI KEPRILAKUAN Nama Pengusul : Dr. Hj. Mediaty M.Si. Ak Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin 2011 1

Upload: trinhtu

Post on 30-Jan-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Nama Mata Kuliah :

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Nama Pengusul :

Dr. Hj. Mediaty M.Si. Ak

Program Studi Akuntansi

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

2011

1

Page 2: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PENULISAN BAHAN AJAR 2011

1. Judul Buku Ajar :

2. Identitas Penulis :

a. Nama Lengkap : Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si. Ak

b. NIP : 19650925 199002 2 001

c. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/Iva

d. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

e. Telp/HP/e-mail : 085242070144/[email protected]

f. Bidang Keahlian : Akuntansi Keuangan

3. Biaya : Rp. 5.000.000,- ( Lima Juta Rupiah)

Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin

tahun 2011 sesuai SK Rektor Unhas

Nomor: H4.2/KU.10/2011 Tanggal…

Makassar, 7 Desember 2011

Dekan Fakultas Ekonomi Penulis,

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. H. Muhammad Ali, S.E, M.S Dr. Hj. Mediaty, S.E. M.Si. Ak

NIP. 19610324 198702 1 001 NIP. 19650925 199002 2 001

Mengetahui:

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP)

2

Page 3: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc

NIP. 19630501 198803 1 004

3

Page 4: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR ISI

4

Page 5: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Bahan Ajar: AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Senarai Kata Penting (glosarium)

Bab I Pendahuluan

Gambaran profil lulusan program studi akuntansi

Kompetensi lulusan

Analisis kebutuhan pembelajaran

GBRP

5

Page 6: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB I

PENDAHULUAN

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang

digunakan oleh para pemaiakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan

informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik

untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi.

Namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatjan aspek-aspek

keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat

dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang

dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya akuntansi bukanlah suatu perkembangan

lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

penggunanya.

Matakuliah Akuntansi Keperilakuan adalah matakuliah pilihan terkait tentang

Akuntansi Keprilakuan (Behavioral Accounting). Dalam penjelasan yang lebih aktraktif,

dengan detail dan jelas. Oleh karena itu, sistem pembelajaran mata kuliah akuntansi

keprilakuan ini memungkinkan mahasiswa lebih aktif dengan mudah mengerti, cepat dan

jelas dalam mengakses materi dan literature perkuliahan melalui media internet, sehingga

proses pembelajaran metode learning dapat tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi diri

jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi Unhas menunjukkan bahwa proses pembelajaran

masih belum optimal, misalnya mahasiswa kurang aktif mencari literatur dan salah satu

penyebab kurang optimalnya proses pembelajaran adalah tidak tersedianya bahan

ajar/modul kuliah multimedia berbasis internet. Dengan adanya metode pembelajaran e-

learning maka kebutuhan bahan ajar/modul kuliah berbasis internet ini menjadi suatu

keharusan.

6

Page 7: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Berbagai keterbatasan kondisi dalam proses pembelajaran tersebut menyebabkan

pemahaman pembelahjar pada materi kurang memuaskan. Hal ini tersebut tercermin pada

nilai-nilai yang dicapai mahasiswa yang memperogramkan mata kuliah akuntansi

keprilakuan yang masih mempunyai nilai rata-rata rendah. (maka kebutuhan bahan

ajar/modul kuliah berbasis internet ini menjadi suatu keharusan). Berikut gambaran profil

lulusan program mata kuliaha kuntansi keperilakuan. (Tabel 1)

Gambaran profil lulusan program studi akuntansi

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa dan Nilai Matakuliah Akuntansi Keperilakuan,

jurusan Akuntansi UNHAS Tahun Ajaran 2009-2010 dan 2010-2011

Tahun Ajaran Nilai Capaian

Jumlah

(orang)

Jumlah

(%)

2009-2010 A 9 16,6

B 11 20,4

C 15 27,7

D 15 27,7

E 4 7,4

Jumlah 54

2010-2011

A 15 25

B 18 30

C 9 15

D 11 18

E 7 12

Diharapkan dengan adanya bahan ajar akuntansi keprilakuan, jurusan akuntansi

dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan memberikan dukungan kepada

mahasiswa untuk mengikuti matakuliah akuntansi keprilakuan. Bahan ajar ini diharapkan

dapat menjadi bahan bacaan dasar bagi mahasiswa untuk menutupi kekurangan buku teks

mengenai akuntansi keprilakuan.

Tujuan

7

Page 8: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Fasilitas pembelajaran bahan ajar ini bertujuan untuk membantu mahasiswa untuk

memahami berbagai informasi terkait akuntansi keprilakuan khususnya terkait dengan

aspek keprilakuan di bidang akuntansi. Bahan ajar tersebut dipelajari secara mandiri atau

berkelompok dan akhirnya dapat memacu dan melatih situasi diskusi antar mahasiswa

sehingga diskusi didalam kelas menjadi lebih aktif. Selain itu bahan ajar tersebut dapat

pula melatih mahasiswa untuk lebih aktif mencari informasi melalui fasilitas internet atau

jurnal penelitian. Hasil/luaran yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman

mengenai akuntansi keprilakuan

Kompetensi lulusan

Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik:

Kompetensi Utama:

1. Mampu Memahami konsep akuntansi keprilakuan

2. Mampu menganalisis aspek prilaku ( hubungan antara sistem akuntansi, sumber daya

manusia dan efisiensi organisasi) pada berbagai bidang akuntansi

Kompetensi Pendukung

1. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan beradaptasi dalam lingkungan kerja

2. Mahasiswa mampu bekerjasama baik sebagai pimpinan maupun anggota dari sebuah

tim kerja

3. Mahasiswa mampu mereview hasil riset yang terkait dengan perkembangan akuntansi

keprilakuan

Kompetensi Penunjang

1. Mahasiswa memiliki pemahaman dan penguasaan tentang perkembangan akuntansi

keprilakuan

2. Mahasiswa mampu mengembangkan bidang akuntansi utamanya akuntansi keprilakuan

8

Page 9: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBRP)

MINGG

U- KE

SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI PEMBE-

LAJARAN

STRA-

TEGI

PEMBE-

LAJAR-

AN

KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

I Memahami konsep

akuntansi keprilakuan

Kontrak kuliah Ceramah Kesesuaian

referensi

4 15

II Pengertian akuntansi

keprilakuan

Ceramah/

Small

Grup

Kemampuan

memahami

konsep

3

III Konsep ilmu

keprilakuan

Ceramah/

Small

Group

Kemampuan

memahami

konsep

4

IV Psikology dan Sosial

psikology

Ceramah/

Small

Group

Kemampuan

memahami

konsep

4

V Menganalisis aspek

prilaku pada akuntansi

manajemen

Pengendalian

keuangan

Akuntansi

pertanggungjawaban

CAL

/RR

Pemahaman

Program 5

8 15

VI Perencanaan dan

penganggaran laba

CAL

/RR

Pemahaman

Program 6

7

VII Pengendalian Biaya CAL Pemahaman 6 30

9

Page 10: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Menganalisis aspek

prilaku pada akuntansi

keuangan

Internal Controlel

Program 7

VIII Auditing CAL Pemahaman

Program 8

6

IX

X

XI

SDAkuntansi

CAL Pemahaman

Program 11

6

XII

.

CAL Pemahaman

Program 12

7 30

XIII Akuntansi Sosial CAL Pemahaman

Program 13

8

XIV Ruang Diskrit CAL Pemahaman

Program 14

7

XV CAL Kreatifitas

program 15

8

XVI Evaluasi & Tugas Keseluruhan aktifitas Diskusi 10

TOTAL 100

10

Page 11: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

MATA KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

BAB II

PENGERTIAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. PENDAHULUAN

Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah

mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan,

pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi

sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk

menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk

menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam

pengambilan keputusan.

Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis

permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi

komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi,

seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada

dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan

petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya

yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan

keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil

keputusan.

11

Page 12: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia

serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.  Kesempurnaan teknis tidak pernah

mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya

sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan

bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting kita mengetahui mengenai sejarah

dan perkembangan akuntansi keperilakuan serta konsep dan ilmu-ilmu lain yang terkait

dengan akuntansi keperilakuan dan tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri.

Sasaran pembelajaran dari pengertian akuntansi keperilakuan adalah sebagai

berikut:

1. Pengenalan Akuntansi Keperilakuan.

2. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi

3. System Informasi Akuntansi

4. Dimana Akuntan Bekerja

5. Dimensi Akuntansi Keperilakuan

12

Page 13: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. Pengenalan Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari akuntansi dan ilmu sosial.

Akuntansi Keperilakuan banyak mencoba membahas tentang bagaimana perilaku manusia

dapat mempengaruhi data-data akuntansi dan pengambilan keputusan bisnis, serta

sebaliknya, bagaimana informasi akuntansi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

bisnis dan perilaku manusia.

2. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi

Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang memberikan pelayanan dan berfungsi

menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu tentang kondisi profit maupun

nonprofit kepada pengguna internal dan eksternal dalam mengambil keputusan

ekonomi. Pengguna internal dari informasi akuntansi adalah mereka para pemilik bisnis

itu sendiri termasuk staff yang melihat pelaporan akuntansi sebagai dasar financial,

investasi dan keputusan operasi dibuat. Pengguna eksternal seperti stackholder, kreditur,

buruh, dan analisis keuangan serta agen pemerintahan. Keseluruhan tentunya memiliki

kepentingan tersendiri terhadap informasi akuntansi.

Perbedaannya dalam hal ini adalah yaitu antara akuntansi keuangan dan akuntansi

manajemen. Akuntansi keuangan menekankan pada pelaporan untuk pengguna

eksternal, sedangkan akuntansi manajemen menekankan pada pelaporan internal.

Akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari akuntansi. Yang lebih mengarah pada

13

Page 14: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi. Akuntansi keperilakuan ini

mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

3. System Informasi Akuntansi

Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan

mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi,

aktivitas pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga

dilihat sebagai suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan

bagian kuantitatif dari sisten informasi, dimana system akuntansi menerima informasi dari

lingkungan (perusahaan,pemerintah,supplier,pelanggan,dll), mengukur informasi dan

melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan kepada lingkungan.

System informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu

perusahaan. Desain system yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran,

pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. System ini menyediakan desain

pengendalian internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan

data yang relevan untuk pelaporan intern dan ekstern.

4. Dimana Akuntan Bekerja

Para akuntan bekerja di perusahaan bisnis, perusahaan non-bisnis, atau pada

perusahaan akuntan public. Akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan bisnis maupun

non-bisnis semuanya bertanggungjawab terhadap desain dan pemeliharaan system

informasi akuntansi, perencanaan dan pengendalian keuangan, serta pelaporan terhadap

pengguna intern maupun pengguna ekstern. Pelaporan kpada pengguna intern

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memelihara dan mengembangkan efisiensi

14

Page 15: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

opersional dan profitabilitas perusahaan, mengembangkan perencanaan dan kebijakan-

kebijakan perusahaan, serta pengambilan keputusan yang sifatnya sewaktu-waktu (non-

rutin)

Perusahaan bisnis maupun non-bisnis, terikat pada perusahaan akuntan public

sehingga menghasilkan audit yang independen dari pelaporan keuangannya. Audit

melibatkan proses pemeriksaan pada penyajian informasi dalam pernyataan keuangan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, perusahaa akuntan public mengeluarkan laporan audit,

yang berupa opini-opini atas penyajian pernyataan keuangan sesuai dengan Certied Public

Accounting (CPA). Perusahaan akuntan public juga menyediakan klien bisnis dan non-

bisnis mereka berupa pajak, petunjuk akuntansi, serta pelayanan konsultasi manajemen.

5. Dimensi Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi pada dasarnya hanya fokus pada pelaporan informasi keuangan.

Beberapa decade terakhir, para manajer dan akuntan professional telah mengetahui secara

gambling kebutuhan informasi ekonomi yang memenuhi syarat bukan hanya disajikan dari

system akuntansi atau pelaporan pernyataan keuangan. Sebagai bagian dari nonfinansial,

informasi yang akurat mengandung arti terhadap kelengkapan data-data akuntansi yang

mengarah paa area perilaku akuntansi: sebagai sub wilayah akuntansi yang

mengintegrasikan dimensi perilaku manusia dengan akuntansi tradisional.

Definisi dan Ruang Lingkup

Akuntansi keperilakuan yang juga sebagai bagian dari akuntansi tradisional

memiliki peran untuk mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan

informasi keuangan. Hal tersebut merupakan dimensi akuntansi yang konsen pada

perilaku manusia dan hubungannya dengan desain, konstruksi, dan penggunaan

efisiensi system informasi akuntasi. Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan

hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi, merefleksikan adanya

dimensi social dari organisasi sehingga dengan demikian merupakan suplemen vital

terhadap informasi akuntansi yang harus selalu dilaporkan oleh akuntan.

15

Page 16: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Adapun ruang lingkup dari akuntansi keperilakuan yaitu: (1) aplikasi dari

konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi system akuntansi, (2)

studi mengenai reaksi terhadap format dan isi dari pelaporan akuntansi, (3) cara

bagaimana informasi diproses untuk pengambilan keputusan, (4) pengembangan

teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan perilaku data kepada pengguna, (5)

pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, aspirasi, dan

tujuan dari personal yang menjalankan organisasi. Secara umum, ruang lingkup

akuntansi keperilakuan dapat digolongkan ke dalam 3 kategori utama:

a. Pengaruh prilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan system

akuntansi, dimana hal ini menekankan pada bagaimana sikap dan pilosofis dari

manajemen mempengaruhi secara alami pengendalian keuangan dan

memfungsikan semua bagian dalam organisasi.

b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia, dimana hal ini

menekankan pada bagaimana system akuntansi berpengaruh terhadap motivasi,

produktivitas, pengambil keputusan, kepuasan kerja, dan kerjasama.

c. Metode untuk memprediksi dan strategis mengubah perilaku manusia,

menekankan pada bagaimana system akuntansi dapat digunkan untuk

mempengaruhi perilaku.

Aplikasi Akuntansi Keperilakuan

Manfaaat ekonomi dan terhadap manusia dari adanya aspek keperilakuan

akuntansi sangat banyak. Berikut beberapa situasi yang menggambarkan hal

tersebut: penelitian menunjukkan bahwa jika aspek keperilakuan sebagaimana

keputusan yang diambil tidak diinvestigasi sebelumnya, dan jika tidak segera

diambil langkah koreksi ketika disfungsi sikap terjadi, maka alternative ke dua

adlah lebih kepada outcome atau keluaran. Seperti pada kasus dimana para manajer

yang menyadari akan pentingnya aspek akuntansi keperilakuan mereka akan

melakukan investigasi terhadap bagaimana personal memandang inovasi, dan apa

yang mereka khawatirkan tentang hal tersebut.

Jika ditentukan bahwa sikap dan perilaku karyawan memiliki

tanggungjawab terhadap masalah anggaran, perusahaannya akan menginvestigasi

aspek keperilakuan dari situasi ini. Pertanyaan yang sesuai dengan kondisi tersebut

16

Page 17: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

adalah bagaimana personal (karyawan) bersikap selama proses pembuatan

anggaran. Apakah hubungan mereka harmoni dengan yang lainnya, Bagaimana

karyawan merasa adanya peranan mereka terhadap proses keseluruhan, dan tujuan

mereka secara individu dalam hubungannya dengan tujuan organisasi. Akuntan

keperilakuan juga akan mengetahui sebab dari sikap dan perilaku serta

kemungkinan terhadap perilaku yang sama akan terulang dimasa akan dating.

Sehingga akuntan keperilakuan akan menyarankan strategi mengubah perilaku

untuk membuatnya lebih cocok dengan fungsi organisasi.

Untuk tujuan internal, akuntan keperilakuan menyediakan manajmen bukan

hanya untuk informasi tentang bagaimana kelakuan karyawan, tetapi juga

memberikan alas an mengapa manusia berperilaku sebagaimana yang mereka

lakukan dan memberikan rekomendasi untuk perubahan perilaku yang tidak sesuai

fungsinya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah

untuk mengukur, dan megevaluasi factor-faktor perilaku yang relevan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan internal dan eksternal.

6. Sejarah Perkembangan Akuntansi Keperilakuan

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas

berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang

berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku

akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan

dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi

masalah yang berhubungan dengan:

1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.

2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,

karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,

manajer, investor, maupun Wajib Pajak.

3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan

pertimbangan dalam pembuatan keputusan

17

Page 18: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori

suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah

penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada

anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara,

dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam

disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan

suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil

dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi

akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu

rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout

(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada

akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh

fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.

Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975),

yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas

internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.

Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi

keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai

akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan

konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta

implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi

akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh

akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi

menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

C. PENUTUP:

SOAL LATIHAN

1. Apa yang menjadi dimensi ruang lingkup akuntansi keperilakuan?

2. Jelaskan sejarah perkembangan akuntansi keperilakuan.

18

Page 19: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

3. Apa yang dimaksud manajemen laba?mengapa dikatakan manajemen laba adalah

masalah keperilakuan?

19

Page 20: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Ancok, Djamaludin., (2000), "Dampak Teknologi Internet pada Kehidupan Manusia dan

Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi", Lustrum Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anonim, (2008), “Failure Rate, Statistics Over IT Project Failure Rate”. www.it-

cortex.com, (Diakses 21 Februari 2008)

Anonim, (2008), “Psychology”. http://en.wikipedia.com/wiki/psychology.html, (Diakses

pada 27 Februari 2008).

Anonim,(2008),“Technology,Acceptance,Model”.http://en.wikipedia.com/wiki/

technology_acceptan ce_model.html, (Diakses pada 27 Februari 2008).

Anonim,(2008),“Theory of Reasoned Action”.

http://en.wikipedia.com/wiki/theory_of_reasoned_ action.html, (Diakses pada 27

Februari 2008).

Anonim,(2008), “Theory Planned Behavior”.

http://en.wikipedia.com/wiki/theory_planned_beha vior.html, (Diakses pada 27

Februari 2008).

Davis, F. D., (1986), “Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-

user Information System Theory and Results”, Unpublished Doctoral Dissertation,

MIT.

Jogiyanto H. M., (2005), “Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Jogiyanto H. M., (2007), “Sistem Informasi Keperilakuan”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

20

Page 21: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sheppard, B. H., Hartwick J., dan Warshaw, P. R., (1988), “The Theory of Reasoned

Action: A Metaanalysis of Past Research with Recommendation for Modifications

and Future Research” Journal of Consumer Research.

BAB III

KONSEP ILMU KEPERILAKUAN

A. PENDAHULUAN

Dalam laporannya tahun1971, American Accounting Association’s Committee pada

Behavioral Science Content of the Accounting Curriculum mengembangkan definisi dan

ruang lingkup dari ilmu keperilakuan sebagai berikut:

Istilah ilmu keperilakuan merupakan istilah baru yang relative dan konsepnya yang

luas sehingga memerlukan percobaan untuk menggambarkan ruang lingkup dan

kontennya. Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset manapun, melalui percobaan

dan metode observasional, perilaku manusia dari segi fisikal dan lingkungan social.

Hal yang perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari ilmu keperilakuan, penelitian

yang akurat seharusnya berdasar pada dua basic criteria, yaitu: (1) harus bnar-benar

berhubungan dengan dengan perilaku manusia, yaitu mengidentifikasi keteraturan

pokok dalam perilaku manusia, dari segi persamaan maupun perbedaannya. (2)

penelitian seharusnya menyempurnakan dalam “cara saintifik”, maksudnya

penelitian harusnya merupakan percobaan yang sistematis untuk menggambarkan,

menghubungkan, menjelaskan sehingga dapat memprediksi beberapa phenomena;

21

Page 22: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

hal itu merupakan keteraturan pokok dalam perilaku manusia yang dapat

diobservasi.

Adapun tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan

memprediksikan perilaku manusia.Untuk menciptakan generalisasi tentang perilaku

manusia yang didukung olh bukti empiris yang dikumpulkan. Ilmu keperilakuan,

menyajikan kembali observasi yang sistematis dari perilaku manusia dengan tujuan

memberikan hipotesis spesifik dari referensi terhadap perubahan perilaku.

Ilmu keperilakuan merupakan “human side” dari ilmu social. Ilmu social mencakup

disiplin Antropologu, ekonomi, sejarah, ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu

keperilakuan mencakup psikologi dan sosiologi, aspek keperilakuan ekonomi dan

ilmu politik, dan aspek keperilakuan antropologi.

Sasaran pembelajaran dari pengertian konsep keperilakuan adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup dan Tujuan Akuntansi Kperilakuan

2. Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan; Persamaan dan Perbedaan

3. Perspektif pada Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial

4. Organisasional Mempengaruhi Perilaku

5. Peranan Teori

6. Budaya

22

Page 23: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

23

Page 24: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup dan Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Di masa lalu, akuntan konsen semata-mata pada pengukuran pendapatan dan biaya dan

studi kinerja untuk memprediksi masa akan dating. Mereka mengabaikan fakta bahwa

kinerja masa lalu telah menghasilkan perilaku manusia masa lalu dan kinerja masa lalu itu

sendiri merupakan factor yang akan mempengaruhi perilaku masa akan datang. Mereka

kurang melihat fakta bahwa ada beberapa yang harus dipahami dari control organisasi

yang harus dimulai dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, dan aspirasi

individu yang berinteraksi di dalam organisasi/perusahaan.

Akuntan keperilakuan focus pada hubungan antara perilaku manusia . dan system

akuntansi. Mereka menyadari bahwa, proses akuntansi meliatkan penyimpulan jumlah

yang besar dari kjadia ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia dan bahwa

pengukuran akuntansi itu sendiri meupakan factor yang mempengaruhi perilaku, dimana

hal itu yang menentukan kesuksesan kejadian ekonomi tersebut.

Akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat mamaprkan desain sistem

informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, ssemangat, dan produktivitas. Definisi

paling akhir dari akuntansi di akademik dan professional mencakup atau mengimplikasikan

pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi untuk pengambilan keputusan yang

beragam dan tujuan-tujuan lainnya.

Pengenalan ilmu keperilakuan terhadap akuntansi sangat penting bagi pengembangan

profesi, dimana hal itu dapat membuka pengetahuan baru yang akuntansi professional

harus dapat lebih familiar. Kesadaran akan hubungan antara perilaku manusia dan

akuntansi telah menghasilkan akuntan dengan alat lain untuk menyelesaikan problem

organisasional.

24

Page 25: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

2. Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan; Persamaan dan Perbedaan

Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku manusia.

Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan

akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari ilmu social,

akuntansi keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.

Ilmu keperilakuan terikat pada penelitian aspek-aspek teori motivasi, stratifikasi

soaial, atau bentuk-bentuk sikap. Akuntansi keperilakuan, bagaimanapun, akan

mengaplikasikan unsure spesifik dari teori-teori tersebut atau hasil penelitian-penelitian,

yang relevan terhadap situasi akuntansi saat ini.

Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai inuk disiplin ilmu

akuntansi, yang dapatdiaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan hasil penelitian dari

disiplin imu lain – ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan memprediksikan perilaku

manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan pendekatan-

pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.

Akuntansi keperilakuan akan banyak menjelaskan dan membeerikan pemahaman

mengenai struktur dan dan fungsi dari system akuntansi, serta hubungan manusia terhdap

hal tersebut. Ilmu keperilakuan akan lebih banyak menyinggung ilmu-ilmu lain yang lebih

luas terhadap dinamisasi organisasi dan pengembangan pola perilaku. Keduanya dapat

bersama-sama dapat menjelaskan problem serta mengembangkan strategi untuk

mengumpulkan bukti-bukti terkait. Keduanya dapat juga bekerjasama dalam memilih

metode penelitian, dalam analisis data, serta pada penulisan dan pelaporan. Berikut dapat

kita lihat dengan menggunakan tabel:

25

Page 26: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Perbedaan Akuntansi Keperilakuan Ilmu Keperilakuan

Bidang keahlian

Kemampuan untuk

mendesain dan

menjalankan proyek

penelitian

keperilakuan

Pemahaman kerja

bisnis organisasi

secara umum dan

system akuntansi

Orientasi

Akuntansi dasar; dasar

pengetahuan ilmu social

Tidak ada bagian/elemen

pada training

Elemen kunci pada training

Professional

ilmu social dasar, tidak

membahas akuntansi

elemen kunci pada

training

Tidak ada

bagian/elemen pada

training

Ilmu-an

3. Perspektif pada Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial

Tiga bahasan pokok yang juga banyak berkontribusi terhadap khasanah ilmu

keperilakuan adalah psikologi, sosiologi, dan psikologi social. Semua menggambarkan dan

menjelaskan mengenai perilaku manusia. Namun ketiganya berbeda dari segi perspektif

terhadap perilaku manusia. Psikologi secara khusus membahas bagaimana individu

berperilaku, focus pada aksi manusia itu sendiri sebagai respon untuk menstimuli

lingkungan mereka.

Sosiologi dan psikologi social, dilain sisi, focus pada kelompok, atau social, perilaku.

Keduanya menekankan pada interaksi antara individu, bukan pada stimuli fisikal. Perilaku

menjelaskan pada hubungan social, pengaruh social, dan kelompok yang dinamis.

Percobaan dibuat untuk memahami bagaimana bagaimana individu berpikir, merasa, dan

aksi yang dipengaruhi oleh imajinasi, atau kehadiran orang lain.

26

Page 27: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Ada beberapa factor yang mempengaruhi perilaku manusia, termasuk kebutuhan

individual dan motivasi-motivasi, tekanan kelompok, permintaan organisasional, sejarah

personal, latar belakang yang unik dari individu-individu, konfli dari dalam dan luar

organisasi, waktu permintaan, tanggungjawab personal dan social, dan seterusnya.

4. Organisasional Mempengaruhi Perilaku

Orang yang bekerja pada suatu organisasi, perilakunya dapat dipengaruhi oleh banyak

factor, termasuk ukuran dan struktur organisasi, gaya manajemen, otoritas/tanggungjawab

dalam hubungan kerja, status hubungan, norma kelompok juga mempengaruhi perilaku dan

fungsi organisasi. Memperoleh informasi dalam sebuah perusahaan juga berbeda

peerimaannya. Ada informasi yang akurat, kurang jelas ataupun tidak terkait sama sekali.

Berdasarkan informasi tersebut, individu meprosesnya, kemudia keputusan dibuat dan

sikap mulai kelihatan. Misalnya, official menyatakan bahwa hal tersebut merupakan

pekerjaan yang berat dan akan terus menerus mengembangkan dan meyakinkan tingkat

promosi kita, tapi non-offisial kemungkinan megindikasi yang sebaliknya. Keputusan

didasarkan pada informasi yang masing kurang akurat dan akan mempengaruhi sikap kerja

dan sikap ke depannya terhadap organisasi, dan hal itu tidak kondusif untuk efisiensi

opersional.

5. Peranan Teori

Sekumpulan pola perilaku yang diharapkan dan dibutuhkan wakil kepala keuangan

untuk sebuah peranan social. Peranan didefinisikan secara sederhana sebagai bagian dari

orang-orang yang terlibat dalam interaksi dengan yang lainnya. Peranan social diartikan

sebagai hak-hak,tugas-tugas, kewajiban, dan perilaku yang tepat yang dimiliki oleah

orang-orang yang memegang posisi tertentu dalam sebuah lingkungan social tertentu.

Dalam kelompok formal ataupun organisasi formal , peran didefinisikan sebagai kumpulan

peraturan. Dalam organisasi informal, mereka “mengerti”.

27

Page 28: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Peranan berbeda dengan perilaku orang yang memgang posisi tertentu dalam

organisasi dan menyatukan kelompok untuk spesialisasi dan fungsi kordinasi.Komponen

Perilaku actual dari peran disebut dengan norma.norma-norma adalah kebutuhan akan

perilaku yang tepat untuk sebuah peran khusus.

6. Struktur Sosial

Studi pembelajaran sistematic akan perilaku manusia tergantung pada dua factor yaitu:

pertama orang- orang bertindak dalam kebiasaan dan pengulangan pola; kedua orang-

orang tidak terisolasi ,mereka melakukan interaksi dengan lainnya. Untuk penerapan dalam

perilaku manusia, kita akan mempertimbangkan konsep masyarakat dan budaya.

Masyarakat bisa didefenisikan sebagai jumlah total hubungan sesama manusia. Konsep

masyarakat berlangsung secara terus menerus dan kesempurnaan antar individu dan

hubungan institusional. Konsep dari sebuah system digunakan dalam ilmu keperilakuan

dalam berbagai kajian ilmu. Ini mengarah pada susunan yang saling brehubungan dan

bagian yang independen ketika membahas tentang system tata surya, system hayati

ataupun system social. Pola dengan berbagai bagian dan subsistem beroperasi sebagai

struktur dari system. Pola struktur sosial mengarah pada bentuk hubungan antara berbagai

subsistem sosial dan individu yang mungkin membuat fungsi suatu masyarakat organisasi

sosial ataupun kelompok sosial.

7. Budaya

Budaya adalah cara hidup suatu masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa sebuah

budaya dan budaya tidak akan bertahan diluar masyarakat, atau cara hidup meliputi system

kepercayaan yang umum, cara perilaku yang diharapkan ataupun cara berpikir yang

diharapkan, pengetahuan teknis dan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola

umum perilaku manusia karena budaya merupakan perilaku yang seharusnya ada pada

kondisi tertentu.

Aspek penting dalam suatu budaya yang akan menjamin keberlangsungan hidup

manusia yaitu secara fisik dan secara social. Untuk memahami perilaku dalam konsep

organisasi para akutan sebaiknya tahu ide ataupun pikiran suatu kebudayaan. Dalam

beberapa instansi budaya organisasi merupakan lingkungan kerja merujuk pada lingkungan

28

Page 29: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

kerja dan iklim organisasi. Dasar pikiran awal bahwa elemem-elemen budaya

mempengaruhi perilaku. Budaya bisnis adalah system umum dari etika bisnis, pelaksanaan

bisnis, pengetahuan bisnis dan hardware yang mempengaruhi perilaku.

Kerangka kerja idealistis vs kerangka kerja materiaistis

Kerangka kerja Idealistis menjelaskan bahwa norma-norma budaya atau

perilaku dapat terlihat dalam ide-ide ataupun nilai_nilai yang dianut seseoarang.hal

ini sangat bertentangan dengan kerangka kerja materialistis dimana konsep ini

memahami bahwa ide-ide bukan penyebab utama suatu perilaku. Jadi nilai-nilai

bergantunh pada dasar ekonomi dan hubungan antar manusia. Paham ini

menyatakan bahwa ide-ide tidak menyebabkan perkembangan norma-norma

budaya, system ekonomi, atau system perpolitikan.

Kerangka kerja interaksi

Kerangka kerja interaksi symbolic dalam hal pemaknaan dan realitas secara social

ditentukan melalui proses interkaksi manusia dengan lainnya, pencapaian ketentuan

bersama dari situasi sosialndan kesepakatan bersama terkait “apa:. Dalam beberapa

cara, interaksi simbolik dapat digambarkan sebagai sebuah alternative untuk

peranan teori.

Kerangkakerja Lainnya

Perilaku bisa juga dimaknai sebagai istilah dari sikap, motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan kepribadian.

29

Page 30: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Menurut pendapat anda, manakah aspek-aspek yang menguntungkan dari

keberadaan struktur dan manakan aspek-aspek yang tidak menguntungkan?

2. Mengapa kelmpok informal membangun standar-standar perilaku? Apakah

pengaruh standar ini terhadap anggota kelompok?

3. Dapatkah suatu kelmpok berfungsi secara efektif tanpa suatu defenisi atau

hubungan otoritas?

30

Page 31: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Ancok, Djamaludin., (2000), "Dampak Teknologi Internet pada Kehidupan Manusia dan

Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi", Lustrum Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anonim, (2008), “Failure Rate, Statistics Over IT Project Failure Rate”. www.it-

cortex.com, (Diakses 21 Februari 2008)

Anonim, (2008), “Psychology”. http://en.wikipedia.com/wiki/psychology.html, (Diakses

pada 27 Februari 2008).

Anonim,(2008),“Technology,Acceptance,Model”.http://en.wikipedia.com/wiki/

technology_acceptan ce_model.html, (Diakses pada 27 Februari 2008).

Anonim,(2008),“Theory ofReasoned Action”.

http://en.wikipedia.com/wiki/theory_of_reasoned_ action.html, (Diakses pada 27

Februari 2008).

Anonim,(2008), “Theory Planned Behavior”.

http://en.wikipedia.com/wiki/theory_planned_beha vior.html, (Diakses pada 27

Februari 2008).

Davis, F. D., (1986), “Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-

user Information System Theory and Results”, Unpublished Doctoral Dissertation,

MIT.

Jogiyanto H. M., (2005), “Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Jogiyanto H. M., (2007), “Sistem Informasi Keperilakuan”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

31

Page 32: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sheppard, B. H., Hartwick J., dan Warshaw, P. R., (1988), “The Theory of Reasoned

Action: A Metaanalysis of Past Research with Recommendation for Modifications

and Future Research” Journal of Consumer Research.

BAB IV

PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Pada bab ini fokus pada perubahan faktor sosiologi ke factor psikologi dan psikologi

sosial. Faktor ini meliputi sikap dan perubahan sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran dan

personalitas. Sasaran pembelajaran dari psikologi dan psikologi sosial adalah sebagai

berikut:

1. Sikap/Prilaku

2. Motivasi

3. Persepsi

4. Pembelajaran (learning)

5. Kepribadian

32

Page 33: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. SIKAP/PERILAKU

Sikap adalah suatu hal mengenai kecenderunagn bereaksi baik dengan cara yang

menguntungkan maupun tidak menguntungkan secara konsisten pada orang, objek,

ide/gagasan, atau situasi. Istilah objek sikap digunakan untuk menggabungkan seluruh

objek terhadap seseorang yang mungkin bereaksi. Sikap dipelajari, dibangun dengan baik,

dan sulit untuk diubah. Seseorang belajar tentang/ mendapat sikap dari pengalaman

pribadi, orang tua, teman sebaya, dan kelompok sosial.

Akuntansi keperilakuan harus tahu tentang sikap untuk memahami dan

memprediksi perilaku seseorang. Akuntansi keperilakuan mungkin juga berkepentinagn

dalam sikap para karyawan terhadap sebuah paket kompensasi yang diusulkan, sikap

auditor internal terhadap pengenalan paket perangkat lunak yang baru, dan sikap pelanggan

terhadap sebuah perubahan pengemasan.

- Komponen Sikap

Sikap memiliki komponen kognitif, emosional, dan perilaku. Komponen kognitif

disempurnakan dari gagasan, pandangan, dan kepercayaan slah satunya mengenai

objek sikap komponen emosional atau afektif mengarah pada perasaan terhadap

33

Page 34: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

objek sikap. Perasaan positif meliputi rasa suka, hormat, atau empati. Perasaan

negative termasuk rasa tidak suka, rasa takut, atau benci. Komponen keperilaku

mengarah pada bagaimana seseorang bereaksi terhadap objek sikap.

- Kepercayaan, Pendapat, Nilai, Dan Kebiasaan

Yang berhubungan dekat dengan sikap adalah konsep kepercayaan,

pendapat, nilai, dan kebiasaan. Secara luas, kepercayan mungkin didefenisikan

sebagai komponen kognitif atas sikap. Kepercayaan mungkin didasarkan pada

dugaan bukti ilmiah, atas prasangka atau sebaih intuisi.

Opini atau pendapat kadang-kadang didefenisikan sebagai sinonim untuk

sikap dan kepercayaan. Secara umum, opini dipandang sebagai konsep yang lebih

sempit dari sikap. Seperti halnya kepercayaan, pendapat dihubungkan dengan

komponen kognitif atas sikap dan dikaitkan dengan bagaimana seseorang menilai

atau mengevaluasi sebuah objek.

Nilai adalah sasaran hidup yang penting dan standar keperilakuan. Nilai

adalah dan perasaan dasar yang mana orang-orang mengorientasikan diri mereka ke

arah sasaran yang lebih tinggi dan mereka membedakan apa yang bermanfaat dan

indah dari apa yang jorok dan tidak sopan. Nilai ini akan mempengaruhi sikap dan

perilaku.

Kebiasaan adalah pola yang tanpa disadari, otomatis, dan berulang dari

tanggapan perilaku. (Siegel;1989:29)

- Fungsi Sikap

Sikap memberikan empat fungsi utama :

1. Pemahaman/pengetahuan/fungsi membantu seseorang memberi arti, menyusun

pengertian dari, informasi atau kejadian baru.

2. Kebutuhan akan kepuasan. Misalnya, orang cenderung untuk membentuk sikap

positif terhadap objek saat memperoleh apa yang mereka inginkan dan bersifat

negative terhadap objek saat dihalangi untuk mendapatkan apa yang mereka

butuhkan.

3. Pembelaan diri melalui pengembangan atau perubahan untuk melindungi orang dari

dasar pengakuan kebenaran tentang diri mereka atau dunia.

4. Ekspresi nilai, orang-orang memperoleh kepuasan dengan mengekspresikan diri

mereka melalui sikapnya.

34

Page 35: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

- Pembentukan dan Perubahan Sikap.

Pembentukan sikap mengarah pada pengembangan sebuah sikap terhadap sebuah

objek ketika tidak terdapat sikap sebelumnya. Perubahan sikap mengarah pada

penggantian sebuah sikap yang telah ada sebelumnya dengan sikap baru. Sikap

terbentuk atas dasar factor psikologi, pribadi/personal, dan sosial.

- Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap membantu kita memperkirakan permohonan apa

yang paling efektif, yang mana sikap kemungkinan besar berubah sebagai hasil dari

permohonan, dan dalam keadaan tersebut yang mana sebuah permohonan tidak

menjadi efektif. Kita harus mengingat bahwa sikap mungkin berubah tanpa

dorongan dari luar. Sebagai contoh, jika seseorang diarahkan terhadap informasi

baru mengenai objek, maka perubahan sikap mungkin dihasilkan. Karyawan yang

setia yang mempelajari bahwa karyawan keuangan puncak perusahaan telah

menggelapkan dana untuk beberapa tahun yang lalu mungkin mengubah

kecenderungannya terhadap perusahaan, eksekutif perusahaan secara umum, dan

pekerjaannya sendiri.

- Teori Stimulus-Respon dan Penguatan

Teori stimulus-respon dan penguatan atas perubahan sikap fokus pada bagaimana

seseorang menanggapi stimulus khusus. Penempatan teori lebih menegaskan

komponen stimulus dari pada respon.

- Teori Penilaian Sosial

35

Page 36: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Teori penilaian sosial dari perubahan sikap mengambil sebuah pendekatan

pandangan/persepsi. Teori ini mempertimbangkan perubahan sikap sebagai sebuah

hasil dari perubahan bagaimana orang-orang merasa sebuah objek lebih baik dari

pada sebuah perubahan akan objek tersebut. Teori menekankan bahwa kita dapat

menciptakan perubahan kecil dalam sikap individu jika kita mengetahui struktur

sikap seseorang saat ini dan jika kita membuat pemohonan untuk berubah dengan

cara sedikit mengancam.

- Teori Konsistesi dan Ketidaksesuaian

Beberapa teori perubahan sikap mengasumsikan bahwa seseorang mencoba untuk

mempertahankan sebuah konsistensi, atau kesesuaian, antara sikap dan perilaku

mereka. Teori ini menegaskan pentingnya gagasan dan kepercayaan seseorang.

Teori konsistensi menyatakan bahwa hubungan antara sikap dan perilakU adalah

seimbang ketika tidak terdapat stress kognitif dalam system.

Teori Ketidaksesuaian adalah sebuah variasi dari teori konsistensi. Teori ini

berkaitan dengan hubungan antara unsure kognitif (informasi, kepercayaan, dan

gagasan). Ketidaksesuaian kognitif terjadi ketika seseorang mempunyai dua kondisi

yang bertentangan.

- Teori Persepsi Diri

Teori ini menyatakan bahwa orang-orang mengembangkan sikap mereka

berdasarkan cara mereka mengobservasi dan menginterpretasikan perilakunya..

dengan kata lain, teori menempatkan bahwa sikap tidak menentukan perilaku,

tetapi lebih kepada sikap dibentuk setelah perilaku terjadi sehingga sikap akan

menjadi konsisten dengan perilaku. Teori fungsional menyatakan bahwa sikap

membantu orang untuk memperoleh kebutuhannya, seperti diskusi ada awal bab.

Sehinggan untuk mengubah sikap sesorang kita harus menemukan apa kebutuhan

dari orang tersebut.

2. MOTIVASI

36

Page 37: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Motivasi adalah proses memulai kesadaran dan tindakan dengan maksud tertentu.

Motivasi adalah kunci untuk memulai, manjalankan, memelihara dan mengarahkan

perilaku. Motivasi juga terkait dengan reaksi subjektif yang terjadi selama proses ini.

Manajer dan akuntan perilaku harus memotivasi orang-orang pada level ini pada kinerja

yang diharapkan agar tujuan organisasi tercapai. (Siegel;1989:34)

Motivasi adalah konsep yang penting untuk akuntan perilaku karena efektivitas

organisasi tergantung pada performa orang-orang sebagaimana mereka diharapkan bekerja.

Manajer dan akuntan perilaku harus memotivasi orang-orang ke tingkat performa yang

diharapkan ini agar sasaran organisasi dapat dicapai.

Motif adalah faktor tunggal yang mencetuskan pross motivasi. Sebagai contoh, beberapa

orang menginginkan uang, sementara yang lain menginginkan kekuasaan, ketenaran, atau

keamanan. Motif adalah sifat alami seseorang. Orang dari keluarga yang sejahtera

mungkin mencari pekerjaan yang memberikan rasa pencapaian/prestasi dan harga diri.

Orang lain dari keluarga miskin mungkin mencari pekerjaan yang menawarkan kebebasan

dari kekhawatiran keuangan.

- Teori Kebutuhan

Sebagaimana yang kita ketahui mengenai teori motivasi yakni teori hirarki

kebutuhan Maslow. Teori ini digunakan dimana seseorang termotivasi oleh hasrat

mereka untuk memenuhi hirarki kebutuhan yang diinginkan: kebutuhan-kebutuhan

dasar psikologi, kebutuhan-kebutuhan social dan kepemilikan (pertemanan dan cinta),

kebutuhan atas penghargaan diri (dihargai, pengakuan, kekuatan, dan status) dan

kebutuhan akan aktualisasi diri (pemenuhan akan potensi yang dimiliki).

Berdasarkan teori Maslow, setelah seseorang memenuhi kebutuhan yang

diinginkan dari yang paling rendah sampai kebutuan yang paling tinggi, hal ini menjadi

penting dalam mengarahkan prilaku. Hal ini tidak sepenuhnya bahwa kebutuhan yang

paling rendah merupakan kepuasan yang lengkap dan selanjutnya menjadi kebutuhan

yang lebih tinggi. Teori tersebut juga merupakan salah satu kepuasan yang diperlukan

dan bukan pemotivator dalam jangka lama.

37

Page 38: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Konsep hirarki kebutuhan tidak akan didukung dengan baik hanya dari penelitian

empiris. Hal ini terjadi karena di Amerika Serikat, dimana banyak penelitian telah ada

yang menghubungkan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah lebih pada kepuasan.

Beberapa peneliti-peneliti bertanya akan gagasan mengenai struktur kebutuhan

manusia yang kompleks dimasukkan dalam hirarki yang diinginkan. Kritik lainnya

berpendapat bahwa teori tersebut tidak dapat memprediksikan suatu prilaku.

Walaupun terdapat kelemahan, teori kebutuhan Maslow adalah penting bagi para

manajer dan prilaku akuntan untuk diketahui karena hal itu memusatkan perhatian pada

kebutuhan individu dan pengakuan yang serupa dengan pemberian insentif yang

mungkin tidak hanya merupakan kepuasan yang menjadi kebutuahan setiap orang.

Konsep ERG merupakan sebuah peningkatan dari hirarki kebutuhan. Konsep

tersebut mengusulkan tiga kategori kebutuhan: keberadaan (hasrat fisik dan materi),

hubungan kekerabatan (pertemanan dan kepemilikan) dan pertumbuhan

(pengembangan personal dan pemenuhan diri). Hal ini berbeda dengan hirarki

kebutuhan Maslow bahwa tidak dengan mudah memenuhi kebutuhan baik yang paling

tinggi maupun rendah dan walaupun hal tersebut dapat memberikan kepuasan, sama

halnya dengan kebutuhan yang menjadi motivasi yang dominan. Sebagai contoh,

seorang eksekutif yang frustasi akan usahanya dalam pemenuhan kebutuhan berupa

keakraban mungkin dapat termotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tambahan

gaji.

Teori kebutuhan yang ketiga dalam motivasi yakni teori kebutuhan atas

penghargaan oleh McClelland yang mengemukakan semua motif, termasuk kebutuhan

untuk penghargaan yang sedang dipelajari. Karenanya, waktu kritis untuk

mengembangkan motivasi ini adalah sejak kanak-kanak yang memungkinkan untuk

pembelajaran struktur sampai anak-anak, dan selanjutnya meningkatkan harapan

mereka dan mengembangkan kebiasaan bekerja untuk mengaktualisasikan harapannya.

38

Page 39: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Ketika kebutuhan akan penghargaan adalah penting bagi kesuksesan bisnis,

seseorang dengan posisi eksekutif yang tinggi juga memiliki kebutuhan yang kuat

untuk kekuasaan. Dengan demikian, teori kebutuhan untuk penghargaan tidak

membantu kita untuk menjelaskan motivasi untuk semua orang dan seharusnya

digunakan dalam kombinasi bersama dengan teori lainnya untuk mengerti akan

pemenuhan motivasi.

Teori 2 Faktor Hezberg berfokus pada dua bagian dari imbalan atas kerja; yaitu

upah yang berhubungan dengan kepuasan pekerjaan (pemotivasi) dan yang

berhubungan dengan ketidakpuasan pekerjaan (factor hygiene). Pemotivator, yang

berhubungan dengan bagian dari pekerjaan, termasuk di dalamnya promosi,

pengakuan, tanggung jawab, pekerjaannya, dan potensi untuk pengaktualisasian diri.

Faktor hygiene, yang berhubungan dengan bagian dari pekerjaan, atau lingkungan

dimana pekerjaan tersebut dilakukan, termasuk di dalamnya keamanan dalam bekerja,

gaji, aturan perusahaan, kondisi kerja, dan hubungan personal dalam bekerja.

Teori ini bagi motivator dapat menghubungkan kepuasan kerja tapi juga

ketidakpuasan. Faktor hygienis berhubungan dengan kepuasan tetapi juga

ketidakpuasan. Dengan demikian, karyawan termotivasi oleh sesuatu seperti pengakuan

dan kemajuan dalam perusahaan. Peningkatan gaji tidak akan memotivasi, itu hanya

untuk melindungi ketidakpuasan kerja.

- Teori Ekspektasi

Teori ekspektasi terhadap motivasi diasumsikan bahwa pada level ini, motivasi

dalam melakukan tugas bergantung pada kenyakinannya mengenai imbalan atas tugas

tersebut. Dengan kata lain, struktur motivasi ada ketika pengharapan seseorang atas

penerimaan imbalan atas kinerja dari tugas yang dilakukannya masing-masing.

Pada umumnya, motivasi adalah hasil dari harapan, instrument, dan Valance.

Ekspektasi memberikan kemungkinan yang dirasakan bahwa tindakan spesifik akan

menghasilkan sebuah hasil yang spesifik. Sebagai contoh, karyawan-karyawan

mungkin percaya bahwa kinerja yang memuaskan akan dihasilkan dengan promosi.

Valance adalah kekuatan dimana seseorang merasa untuk bagian dari hasil. Sebagai

contoh, bagaimanakah pentingnya promosi bagi karyawan ? Instrumen menunjukkan

39

Page 40: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

efek kausal dari hasil awal pada hasil-hasil yang di masa depan. Sebagai contoh,

sebuah valansi memiliki nilai karena merupakan hasil dari harapan yang dipercayai

sebagai instrument yang memberikan hasil lainya. Keinginan karyawan untuk promosi

mungkin dapat dilihat sebagai instrumen yang ditransfer ke kantor pusat.

Teori distinguish antara imbalan interistik dan imbalan ekstristik. Imbalan intristik

adalah kreasi internal dan dihasilkan dari melakukan pekerjaannya sendiri, meliputi

perasaan untuk memperoleh penyelesaian dari melakukan pekerjaan dengan baik atau

perasaan puas ketika proyek telaksana dengan lengkap dan sukses. Imbalan ekstrinsik

meliputi upah, pengakuan, keamanann kerja, dan promosi yang mewakili pembayaran

atas kinerja. Teori motivasi yang digunakan adalah sebuah fungsi antara kedua imbalan

intrinsic dan ekstrinsik.

3. PERSEPSI

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di

dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak

pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap

situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi ( Miftah Thoha: 1996.

hal.123)

Persepsi adalah bagaimana seseorang memandang atau menginterpretasikan

kejadian, tujuan, dan manusia. Tindakan manusia yang didasarkan tanpa memperhatikan

persepsi lainnya yang secara akurat maupun tidak mencerminkan realitas. Pada

kenyataannya, realitas adalah apa yang setiap orang rasakan untuk melakukannya.

Deskripsi seseorang terhadap suatu realitas mungkin jauh dari deskripsi dari orang yang

lain. Definisi formal dari persepsi adalah proses dimana kita menseleksi, mengorganisir,

dan dorongan interpretasi ke dalam pemikiran dan koheren dengan gambaran dunia.

Para manajer dan prilaku akuntansi harus mengembangkan persepsi yang akurat bagi

seseorang yang mereka anggap ideal. Perbedaannya bahwa mereka merasa antara kunci

dari sekelompok orang dapat memberikan sejumlah kesuksesan atau ketidaksuksesan

40

Page 41: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

operasi. Sebagai contoh, sebuah rencana manajer harus mengembangkan persepsi masing-

masing pembimbing, pelanngan utama, kesatuan pekerja, penjualan yang representatif, dan

manajer-manajer lainnya. Rencana manajer harus mampu mengoreksi kekuatan maupun

kelemahan dari setiap pembimbing dalam lingkungan tersebut.

Prilaku para akuntan perlu mengetahui tentang persepsi karena persepsi tersebut

mem bentuk seseorang untuk berkembang ke dalam ide dan sikapnya mempengaruhi

prilaku. Jika dapat mengembangkan potensi karyawan bagi perusahaan dengan promosi

dan kompensasi yang adil, bahwa seseorang yang bergabung dalam perusahaan dan

menjadi pekerja yang memuaskan. Jika aturan yang diberikan tidak adil, maka calon

karyawan yang bergabung bersama perusahaan lainnya atau lebih sedikit dari total pekerja

yang produktif. Beberapa pengaplikasian berdasarkan persepsi yang telah didiskusikan

sebelumnya.

Dorongan Fisik Vs Kecenderungan Individu

Pengalaman seseorang di dunia berbeda-beda karena adanya kemandirian persepsi

antara kedua dorongan fisik dan kecenderungan individu. Dorongan fisik merupakan

masukan dari pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, dan berbicara. Kecenderungan

individu termasuk tujuan, kebutuhan, sikap, pembelajaran masa lalu dan harapan. Persepsi

berbeda oleh setiap orang karena kemampuan pancaindera dalam merespon mungkin

memiliki fungsi yang berbeda, tetapi pada dasarnya karena kecenderungan yang berbeda.

Dengan demikian, kesamaan aturan perusahaan akan mengakibatkan penangkapan yang

berbeda oleh pekerja produksi, manajer menengah, dan top manajemen.

Empat faktor lainnya yang diasosiasikan dengan kecenderungan individu adalah

kekeluargaan, perasaan, kepentingan dan emosi. Pada umumnya orang merasa tujuan

sederhana lebih cepat daripada tujuan yang tidak sederhana. Sebagai contoh jika kita

ketahui bahwa manajer baru merupakan seorang anggota pada The Elks atau Lions,

hubungan kekeluargaan dalam organisasi dapat berdampak lebih baik—walaupun tidak

semudah itu anggota Tutles atau Tiger, kehilangan kekeluargaan dalam organisasi akan

mengakibatkan pengembangan persepsi yang lebih lambat.

41

Page 42: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Perasaan seseorang terhadap suatu tujuan atau seseoarang juga berefek pada

persepsi. Ini merupakan sebuah tendensi bagi seseorang untuk mencari lebih banyak

informasi mengenai tujuan terhadap yang mereka pegang sebagai kekuatan positif atau

perasaaan negatif. Secara sederhana, yang lebih penting adalah manusia atau tujuannya,

informasi lebih yang ditunjukkan. Pada dua kasus, informasi lebih yang didapatkan tentang

sebuah tujuan, persepsi yang lebih lengkap dari tujuan.

Akhirnya, kondisi emosional seseorang dapat memberikan efek pada persepsi.

Persepsi mungkin dapat bergantung secara masing-masing, apakah kita telah memiliki hari

yang baik atau hari yang buruk, apakah perasaan riang gembira atau depresi dan

selanjutnya.

Penyelesaian, Pengorganisasian, dan Dorongan Interpretasi

Persepsi yang telah dikemukakan di atas merupakan proses dimana kita

menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpretasikan dorongan. Kita tidak hanya untuk

merasakan sedikit dari bagian untuk semua dorongan yang kita perlihatkan. Jadi secara

sadar atau tidak sadar, kita menyeleksi apa yang kita rasakan. Biasanya kita melakukan

seleksi untuk mempersepsikan sesuatu yang kita temukan lebih menarik atau lebih penting.

Apa yang kita seleksi untuk perasaan yang secara khas bergantung pada sifat dari

dorongan, harapan kita dan motiv kita. Sifat dari dorongan yang dimaksudkan seperti

factor-faktor seperti atribut fisik, desain, dan dorongan lainya yang berlainan, “buzz

words” dan nama-nama cabang. Harapan merupakan dasar dari pengalaman yang kita

rasakan dan kita kondisikan. Secara frekuensinya, kita melihat apa yang kta harapkan

terjadi dan termotivasi untuk merasakan apa yang kita butuhkan dan inginkan. Sebagai

contoh, ketergantungan pada kebutuhan-kebutuhan atau harapan-harapan, kita tidak hanya

melihat “baik” atau “buruk” dari situasi-situasi yang berbeda.

Biasanya seseorang mencari simpati dari luar dan dorongan atas kesenangan dan

menghindari rasa sakit atau dorongan yang berupa ancaman. Mereka mungkin seperti tidak

merasa penting, mungkin kehilangan informasi bahwa hal itu bukan suatu konsistensi

42

Page 43: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

terhadap kepercayaan yang berlebih-lebihan atau sederhana “turn off” untuk melindungi

dirinya dari dorongan yang bombarder.

Persepsi Relevan Untuk Akuntan

Akuntan perilaku dapat mengaplikasikan pengetahuaan akan persepsinya ke dalam

aktivitas-aktivitas perusahaan. Misalnya, dalam evaluasi kinerja, tata cara dimana

seseorang dihargai dipengaruhi oleh akurasi dari persepsi supervisor. Dalam keputusan

seleksi karyawan manajer haruslah sensitif terhadap kemungkinan bahwa keputusan

mereka mungkin saja biasa terhadap kesan pertama yang berpengaruh atau tidak.

Selalu terdapat risiko dalam mengambil keputusan bisnis. Keputusan manajer

tergantung pada risiko yang mereka tetapkan dan toleransinya pada risiko. Seseorang yang

mengambil risiko tinggi cenderung menjadi "kelompok sempit". Dan mereka yang

mengambil risiko rendah adalah "kategori luas", yang memilih wilayah lebih luas dari

alternatif.

4. PEMBELAJARAN ( LEARNING )

Pola pemikiran dan keprilakuan yang orang bawah ke dalam lingkungan kerja

mereka yang merefleksikan pengalaman, persepsi, dan motivasi mereka. Pola keperilakuan

ini bias sehingga tidak optimal terhadap organisasi. Untuk itu perilaku akuntan harus akrab

dengan hal yang bersifat prinsip dengan teori pembelajaran. Pembelajaran merupakan

proses di mana perilaku yang baru terjadi sebagai hasil motivasi, pengalaman, dan

pengulangan pada respon untuk situasi tertentu. Kombinasi motivasi, pengalaman, dan

terjadi pengulangan dalam bentuk kondisi klasik dan operasional

.

Kondisi Klasik (Pavlov’sDog)

43

Page 44: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Pavlov mengamati anjing yang mengeluarkan air liur tidak hanya ketika makan

tetapi juga ketika mereka mengamati makanan. Makanan yang tidak sesuai dengan kondisi

lingkungan menyebabkan tanggapan keperilakuan yang tidak sesuai terjadi. Pada

pengalamannya, Pavlov pertama kali membunyikan bel kemudian memberi makan anjing.

Pertama anjing hanya mengeluarkan air liur ketika diperlihatkan makanan. Tetapi setelah

perlakuan demikian dilakukan berulang-ulang, anjing akhirnya mengeluarkan air liur pada

saat bel berbunyi. Pada kasus ini bel (ransangan) diikuti dengan respon yang sesuai

kondisi. Hubungan antara sebuah ransangan dengan respon yang sesuai kondisi disebut

Classical Conditioning.

Operant Conditioning

Pada classical conditioning rangsangan murni diikuti oleh sebuah balasan di mana

menghasilkan respon. Pembelajaran yang bersifat prinsip telah diaplikasikan pada

kebanyakan organisasi. Hasilnya dalam bentuk pengatuan bonus dan penghargaan lainnya

yang telah dibangun untuk memperbaiki produktifitas, mengurangi perbaikan dan

ketidakhadiran dan membuat karyawan lebih tanggap kepada kebutuhan konsumen.

5. KEPRIBADIAN

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis dari dalam diri. Yang

menentukan dan merefleksikan bagaimana respon seseorang terhadap lingkungannya.

Tidak ada dua orang yang memiliki persamaan dalam karakter pribadi secara khusus.

Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi merupakan prediksi keperilakuan.

Pengujian personalitas dapat menentukan siapa yang lebih efektif dalam tekanan

pekerjaan, siapa yang merespon dengan baik setiap kritikan, siapa yang pertama kali dipuji

sebelum berbicara tentang perilaku yang tidak diinginkan, siapa yang memiliki

kemampuan memimpin, siapa yang senang bekerja berpartisipasi dalam lingkungan kerja.

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Dalam lingkungan yang bagaimanakah orang-orang berperilaku secara berbeda

dan karakter yang dapat memprediksi hal tersebut?

44

Page 45: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

2. Bagaimana Anda dapat mempelajari teori yang digunakan dalam motivasi?

3. Bagaimana seorang manajer memotivasi karyawan yang pada dasarnya puas

dengan pekerjaan mereka dan gaji mereka?

45

Page 46: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

46

Page 47: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-

Hall.)

David Hawkins, 1969. “Behavioral Accounting of Generally Accepted Accounting

Pronciples,” California Management Review ( Musim Dingin), 23-21

Edwin H. Caplan, 1971. “ Management Accounting and Behavioral Scince, “, Adisom

Wesley Publishing Company, Reading, Massachusetss.

Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc

Hall, F.S,1974. “Organizational Goals:The Status Of Theory Research,” makalah yang

dipresentasikan pada lokakarya mengenai akuntansi keperilakuan, pertemuan

tahunan dari American Institute for Decision Sciences, Atlanta, Georgia. 30

Oktober.

Ikhsan, Arfan, 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta.

47

Page 48: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB V

PENGENDALIAN KEUANGAN AKUNTANSI

PERTANGGUNG JAWABAN

A. PENDAHULUAN

Keterbatasan-keterbatasan dalam akuntansi akhir-akhir ini menjadi luas karena adanya

permintaan atau kebutuhan dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh

pemakain akuntansi sebagai bentuk dukungan dalam pelaporan akuntansi. Pertumbuhan

yang signifikan dalam manajemen penyedia baru bagi system informasi yang terdapat di

setiap organisasi selalu menjadi pemicu hadirnya kebutuhan-kebutuhan klien seperti di

atas. Setiap klien membutuhkan suatu dukungan untuk perancangan dan penerapan system-

sistem pengendalian keuangan. Pada kesempatan inim akan dibicarakan mengenai

masalah-masalah yang terkait dengan topic pengendalian dan dampak dari desain serta

implementasi dan system pengendalian keuangan.

Sasaran pembelajaran dari pengendalian keuangan akuntansi pertanggung jawaban

adalah:

1. Pentingnya Manajemen Keuangan

2. Defenisi Pengendalian Keuangan

3. Pengendalian Terpadu

4. Factor-faktor Kontekstual

5. Pertimbangan-pertimbangan Rancangan

6. Pengendalian dalam Era Pemberdayaan

48

Page 49: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

Pentingnya Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati

abad ke 21. Radiao dan televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang

pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan,pengambilalihan perusahaan,

dan berbagai jenis retrukturisasi perusahaan. Untuk dapat memahami

perkembangan n untuk ikut serta di dalamnya secara efektif diperlukan

pengetahuan mengenai pengendalian keuangan. Pentingnya prinsip keuangan ini

digaris bawahi dengan adanya perkembanga dramatis yang terjadi dalam pasar

keuangan.

Fungsi keuangan

Walaupun rinciannya bervariasi antarorganisasi, fungsi keuangan yang utama

adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan deviden untuk suatu

organisasi. Tujuan manajer keuangan adalah untuk merencanakan guna

memperoleh dan mengunakan dana, serta memaksimalkan nilai organisasi. Ada

beberapa kegiatan yang terlibat yaitu :

1. Dalam perencanan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi dengan

para eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanan

strategis umum.

2. Manajer keuangan harus memusatkan kegiatannya kepada keputusan

investasi dan perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.

Perusahaan yang berhasi biasanya mengalami laju pertumbuhan penjualan

yang tinggi, sehingga memerlukan dukungan penambahan investasi. Para

manajer keuangan perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan yang

sebaiknya dicapai dan membuat prioritas atas alternatif investasi yang

tersedia.

3. Manjer keuangan harus bekerjasama dengan para manjer lainya agar

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, karena semua keputusan

bisnis memiliki dampak keuangan.

49

Page 50: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

4. Manajer keungan menghubungkan menghubungkan perusahaan dengan

pasar uang dan pasar modal, yang merupakan sumber perolehan dana dan

tempat surat berharaga perusahaan diperdagangkan.

Jadi tugas pokok manajer keuangan adalah berkaitan dengan keputusan

investasi dan perhitungan biaya.dalam melaksanakan fungsinya maka manajer keungan

berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap

nilai perusahaan itu sendiri. fungsi keuangan dalam organisasi. Fungsi keuangan dalam

organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan yaitu :

a. Bendahara

Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan data. Tanggung

jawab seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang

tunai.meskipun tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan

kontroler,bendahara pada umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas

harian dan posisi modal kerja , membuat anggaran dan melaporkan informasi arus

kas dan informasi uang tunai.

b. Administrasi pembukuan atau akuntansi ( kontroler )

Bidang tanggungjawab kontroler meliputi akuntansi , pelaporan,dan pengendalian.

Fungsi pokok kontroler adalah mencatat ( recording) dan membuat laporan

( reporting ) mengenai informasi keuangan perusahaan.

Tugas lain dari kontroler adalah menegelolah pengajian, menyusun perhitungan

dan pelaporan pajak serta melakukan audit internal.

Definisi Pengendalian Keuangan

Umpan Balik Mekanikal vs Respons Perilaku

Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah pada perilaku dari

orang-orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin.oleh karena itu,

pengendalain keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada

pentingnya asumsi-asumsi keprilakuan.

50

Page 51: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan menggunakan

definisi pengendalian secara umum. Pada umumnya, pengendalian didefinisikan

sebagai suatu inisiatif yang dipili, yang akan mengubah kemungkinan dari

pencapaian hasil yang diharapkan. Definisi pengendalian telah didasarkan pada

konsep “kepercayaan .’ dan konsep “ kemungkinan.”

Perluasan Konsep-Konsep Tradisional

Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi seringkali berarti bahwa

hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Ketika

sistem pengendalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan informasi

akuntansi yang akurat dan andal, maka secara tradisional, fokus sitem pengendalian

terletak pada tujuh faktor berikut ini yaitu :

1. Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggungjawabnya

dengan kompeten dan penuh integritas.

2. Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan cara memisahkan

tugas dn tanggung jawab

3. Mendefenisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga

kesesuaian dari suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi

4. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi

telah dicatat dengan akurat

5. Memastikan bahwa dokumentasi memadai

6. Menjaga aktiva dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap

aktiva tersebut

7. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi

Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain pengendalian internal

mencerminkan pengalaman dari profesi audit. Pengalaman yang tidak terlihat

tersebut dapat digunakan untuk merancang dan menginplementasikan sistem

pengendalian keuangan melalui perluasan seperangkat tujuan yang dimiliki dari

informasi akuntansi guna mencakup proses adfministratif.

51

Page 52: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Pengendalian Terpadu

Secara formal sistem pengendalian komprenhensif merupakan suatu konfigurasi

yang saling melengkapi yaitu subsistem formal yang mendukung proses

administratif. Ada tiga tahap proses administratif dan implementasi pengendalian

yaitu :

1. Perencanaan

Proses perencanaan dalam organisasi ditandai dengan istilah perilaku penetapan

tujuan. Masalah-masalah pokok dari perencanaan dapat menjadi kunci

pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu

logis dapat menimbulkan suatu kerusakan pada pengendalian dari implementasi

rencana.

2. Umpan balik

Umpan balik dari organisasi barasal dari sumber formal dan informal yang

disusun dari komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara utin dihasilkan

dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyususnan.

3. Interaksi Pengendalian

Perencanaan, operasi, dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diidentifikasi

sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangan didukung oleh

rancangan pengendalian terpadu. Ukuran-ukuran umpan balik lebih

menekankan pada operasi dan bukannya pada hal-hl yang bersifat evaluasi

terhadap tahapan-tahapan perencanaan dan operasi tersebut.

Faktor- Faktor Kontekstual

Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan

mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan yang mengacu pada

serangkaian karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem

pemgendalian yang akan ditetapkan.

52

Page 53: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Ukuran

Ukuran dapat dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat

ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian.Ketika ukuran menjadi sesuatu

yang penting dalam melakukan konteks, ukuran juga banyak dikaitkan dengan

variabel-variabel lainnya.

Stabilitas Lingkungan

Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat

terhadap perubhan lingkungan seperti pengenalan sejumlah produk baru, tindakan-

tindakan pesaing yang melakukan metode produksi yang lebih baik atau efisien

atau inisiatif pihak pengambilan keputusan yang mempengaruhi unit-unit kerja.

Motif keuangan

Sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran –ukuran profitabilitas

seting kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba.

Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator-indikator brbasi laba adalah

bahwa tindikator –indikator tersebut secara statistik akan tampak jelas jika

diringkas.

Faktor-faktor proses

Suatu proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari

dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel.Strategi

pengendalian biaya variabel seringkali berbeda dalam hal substansi dengan strategi-

strategi pengendalian biaya yang disesuaikan.

Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan

Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan para desainer akan mencari cara

untuk menemukan hubungan sebab akibat yang dipercaya bersifat nyata dalam

lingkungan sehingga memiliki kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi logis

53

Page 54: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

yang dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan

pengendalian

Antisipasi terhadap konsekuensi logis

Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam

mendesain pngendalian. Suatu pengendalian akan berhubungan dengan hasil atau

konsekuensi.

Relevansi dengan teori Agensi

Sebagaimana diketahui, persoalan memperoleh banyak perhatian dalam akuntansi

manajemen, karena pendorong-pendorong sering kali didasarkan pada penilaian

variabel yang berhubungan dangan sistem akuntansi manajemen.

Ide-ide mengenai teori agensi dapat diilustrasikan dengan contoh perjalanan

seorang tenaga penjualan yang secara terus menerus barada jauh dari kantor.

Manajer penjualan atau pimpinan akan memiliki sedikit gagagsan mengenai tingkat

usaha yang dilakukan oleh agen tersebut.

Pengelolaan Perubahan

Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan-

rancangan pengendalian.Keberadaan pengendalian di dalam suatu perusahaan

mungkin telah berhenti fungsinya manakala telah terjadi perubahan. Dalam jangka

panjang , perusahaan aka memelihara lingkungan pengendalian suatu proses

perubahan dan kompensasi.

Pengendalian dalam Era Pemberdayaan

Kebanyakan pengendalian diartikan secara sempit seperti mengukur kemajuan

terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Suatu

system pengendalian diagnostic hanya merupakan salah satu unsure pengendalian.

Tetapi masih ada tiga unsure lainnya yaitu system kepercayaan, system batasand an

54

Page 55: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

system pengendalian interaktif dimana masing-masing dari keempat unsure

memiliki tujuan yang berbeda.

Sistem pengandalian diagnostic

Sistem pengendalian diagnostik menciptakan tekanan yang dapat menimbulkan

kegagalan -engendalian bahkan krisis. Salah satu tujuan utama sistem penilaian

diagnostik adalah untuk menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang

konstan. Dengan demikian, para manajer yang yakin bahwa dapat mengalihkan

perhatiannya ke masalah lain karena mereka mengetahui bahwa para pekerja akan

bekerja dengan rajin untuk mencapai tujuan yang disepakati. Tetapi potensi untuk

kegagalan pengendalian akibat dinaikkannya target kinerja dan penghargaan

membuat manajer harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sistem kepercayaan

Pada umumnya sistem kepercayaan bersifat singkat, sarat nilai, dan inspirasional,

dimana sistem ini mengarahkan karyawan pada tujuan utama bisnis, cara organisasi

menciptakan nilai, upaya untuk mencapai tingkat kinerja organisasi, cara seseorang

diharapkan untuk mengatur hubungan internal dan eksternal. Sistem kepercayaan

dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna memberikan pengendalian yang

lebih basar kepada manajer.

Sistem batasan

Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar

yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan dan system

kepercayaan yang digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta

kepercayaan yang positif dan inspirasional.

55

Page 56: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sistem pengendalian interaktif

Sistem ini merupakan system informasi formal yang digunakan oleh para manajer

untuk melibatkan dirir secara terus menerus dan personal dalam keputusan

bawahan.

Sistem pengendalian interaktif memiliki 4 karakteristik yang membedakannya dari

system pengendalian diagnostic yaitu:

1. Memfokuskan pada informasi yang berubah secara konstan yang

diidentifikasikan oleh para manajer puncak sebagai informasi yang potensial

bersifat strategis

2. Informasi menuntut perhatian yang rutin yang cukup signifikan dari para

manajer operasi di seluruh tingkatan organisasi

3. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang

dihadiri oleh para penyelia,bawahan dan rekan sejawat

4. Debat hanyaberlangung mengenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan

Penyeimbangan pemberdayaan dan pengendalian

Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena mereka percaya

pada potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah nilai.

Manajera yang abaik bekerja secara konstan untuk membantu para karyawannya

meningkatkan potensi mereka. Di perusahaan kecil para manajer melakukan hal ini

secara informal. Misalnya saja, ketika sedang makan dan bepergian berasama

mereka mengkomunikasikan nilai dan dan tujuan utama, aturan amain, target saat

ini, dan peruybahan signifikan yang dipelajari.karena itu tidfak dapat dipungkiri

bahwah pengendalian dan komunikasi prinsip-prinsip tuntutan merupakan hal yang

penting.

Para manjer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan

memastikan bahwah mereka memiliki cukup persediaan atas operasinya yang luas dengan

menggunakan seluruh unsur pengendalain.untuk mengomunikasiakan nilai inti, mereka

mengendalikan sistem kepercayaan. Paham perusahaan yang tesebar luas mengacu pada

pentingnya tanggung jawab, kebanggaan bersama atas kualitas, keberhasilan finansial,

serta integritas. Semua itu tecakup dalam tujuan yang diwariskan oleh pendiri

perusahaan :” menjadi yang terbaik.” Mempengaruhi strategi dengan empet tingkat

pengendalian dalain interaktif sistem pengendalian diagnotik

56

Page 57: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sistem kepercayaan sistem bahasa

Kepercayaan inspirasional ini dibatasi oleh batasan yang jelas. Para manajer dilarang,

misalnya untuk bekerja di negara tertentu, dimana pembayaran fasilitas dan suap diperluan

untuk menjalankan bisnis karena tindakan semacam ini akan membahayakan integritas

perusahaan.perusahaan juga mempertahankandaftar kunci keberhasilan untuk

meberitahukan kep-ada para manajer mengenai jenis-jenis proyek yang tidak

menguntuntungkan dan harus dihindari. Daftar ini disesuaikan dari waktu ke waktu.

Secara kolektif keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam dalam kekuatan yang

saling mendukung satu sama lain. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer

harus selalu berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan komperatif yang bertambah

serta penurunan dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan

kreativitas yang tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalain.

57

Nilai-nilai inti

Starategi bisnis

Variabel kinerja yang penting

Ketidakpastian strategis

Risiko yang akan

dihindari

Page 58: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

PENUTUP

1. Defenisi pengendalian mengutamakan “kepercayaan” dan “probabilititas”,

bagaiamanakah keutamaan ini berbeda dari keutamaan “kenyataan” dan

“kepastian”?

2. Bedakan antara pengendalian perilaku dan pengendalian yang bukan perilaku.

3. Indikasikan bagaimana hubungan antara perencanaan,operasi, dan kegiatan umpan

balik dalam suatu organisasi menghasilkan yang tidak konsisten dengan potensi

nyata yang ada pada organisasi.

58

Page 59: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Argyris. 1952. The Impact of Budget on People. New York: The Controllership

Foundation.

Arnold, Vicky dan Sutton, Steve G. Behavioral Accounting Research, Foundations and

Frontiers. University of Massachusetts Dartmouth.

Ashton, Robert H. 1982. Human Information Processing in Accounting. New York

University.

Cahyono, Dwi dkk. 2007. “Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan

Inovasi Terhadap Kinerja”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X

di Makasar.

Hansen, R. Hansen dan Mowen. Maryanne M. 2005. Management Accounting. Thomson

South - Western.

Hopwood, Antony G. 1989. “Behavioral Accounting in Retrospect and Prospect”.

Behavioral Research In Accounting. Vol 1. United in USA.

Ikhsan, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba

Empat.

Ittner, Christoper dan Larcker, David F. 1995. “Total Quality Management and the Choice

of Information and Reward System”. Journal Accounting Research. Vol 33. Printed

USA.

59

Page 60: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Jogianto. 2007. Sistem Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.

Kaplan, R dan Norton, D. 1992. ”The Balanced Scorecard-Measures that Drive

Performance”. Harvard Business Review.

Supriyono. 1999. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Yogyakarta:

BPFE.

60

Page 61: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB VI

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN LABA

A. PENDAHULUAN

Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Kata-kata seperti

keuangan, angka, dan estimasi muncul ketika seseorang berpikir mengenai “anggaran”.

Tetapi, di balik seluruh citra teknis yang berkaitan dengan anggaran, terdapat manusia.

Manusialah yang menyusun anggaran dan manusia juga yang harus hidup dengan anggaran

tersebut.

Aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul

dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia

mencoba untuk hidup dengan anggaran. Hal tersebut mengacu pada kegelisahan karena

mengetahui bahwa batas pengeluaran tidak akan dinaikkan tahun ini, ketakutan untuk

mengatakan kepada staff anda bahwa tidak aka nada kenaikan gaji tahun ini dan iri hati

yang dapar berkembang ketika kepala departemen lain menerima kenaikan anggaran

terbesar pada tahun-tahun belakangan ini.

Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran

menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan

hal tersebut harus sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan terhadap pada apa yang

dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran membatasi tindakan

manajemen. Anggaran merupakan alasan kinerja manajer dipantau secara kontinu dan

standar terhadap mana hasil kinerja dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari

anggaran yang ketat, kegelisahan dari laporan kinerja yang buruk, dan kegembiraan atau

rasa lega karena “memenuhi” anggaran.

Manajer sering kali menghadapi masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam

anggaran” atau bahwa “ anda sudah melebihi anggran anda”. Para manajer diperingatkan

secara priodik bahwa “ Anda tidak mencapai target yang dianggarkan.”

61

Page 62: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Oleh karena itu adalah tidak mengherankan bahwa sentimen-sentimen seperti

“anggaran melumpuhkan gaya saya” atau “karyawan bagian anggaran berusaha untuk

menangkap anda” sering kali disuarakan. Anggaran sering kali dipandang sebagai

penghalang atau ancaman birokratis terhadap kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap

proses penyusunan anggaran secara keseluruhan bahkan dapat mendorong orag untuk

melakukan sabotase terhadap anggaran tersebut.

Jika anggaran yang dimaksudkan untuk memotivasi orang menciptkanan kekhawatiran

pribadi dan masalah manusia lainnya, mengapa dipakai? Apakah manfaat yang diperoleh?

Apakah efek samping yang tidak diinginkan yang akan muncul? Apakah dampak

keperilakuannya? Apa yang bias dilakukan untuk memastikan penggunaan anggaran paling

efisien dan konstruktif secara perilaku?

Sasaran dari pembelajaran perencanaan dan penganggaran laba adalah:

1. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERTANGGUNGJAWABAN

2. Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban

62

Page 63: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERTANGGUNGJAWABAN

Akuntansi pertangungjawaban merupakan suatu cara untuk meningkatkan kinerja

serta mengendalikan aktivitas yang dilakukan oleh manajer pusat pertanggungjawaban

agar tercapai aktifitas yang efektif dan efisien. Namun agar manajer dapat meningkatkan

kinerjanya maka manajer perlu diberikan juga dorongan berupa penghargaan. Dengan

adanya kemungkinan bahwa usaha akan diberikan penghargaan serta penilaian manajer,

maka dapat dipastikan manajer akan termotivasi untuk bekerja sebaik-baiknya dalam

meningkatkan kinerjanya.

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayuningtyas, seorang mahasiswa pada

Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, ia berpendapat bahwa dalam memasuki abad

ke-20, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis.

Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang sangat perkembang pesat,

perusahaan dituntut untuk selalau siap dengan persaingan global tersebut. Perusahaan-

perusahaan besar memiliki banyak kegiatan atau aktivitas yang kompleks, sehingga

kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Kondisi yang demikian ini, mengharuskan suatu perusahaan untuk menetapkan suatu

kebijakan di dalam perusahaannya, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan efisien

dan melakukan penjualan dengan tingkat laba yang baik. Untuk dapat mewujudkan kondisi

perusahaan yang sehat, strategi manajemen yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi

merupakan perencanaan yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi

bergerak yang diinginkan manajemen senior.

63

Page 64: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespon

ancaman yang diterima atau adanya kesempatan. Manajemen dituntut untuk dapat

mengelola semua sumber daya yang dimiliki seperti modal, tenaga kerja, teknologi, serta

sumber daya lainnya secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan,

yaitu laba yang optimal. Operasi yang efisien dan efektif dapat terwujud dengan

mempekerjakan sumber daya manusia yang berkualitas, cermat dan memiliki ketrampilan

yang memadai, karena itu motivasi manusia dalam melaksanakan peran yang

dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi menjadi dominan.

Adanya suatu pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu atau

beberapa tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuannya adalah

mengimplementasikan rencana strategi manajemen puncak. Sebagai informasi, secara garis

besar pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi :

a. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input diukur dalam satuan

moneter dan output tidak diukur dalam satuan moneter. Secara umum ada dua macam

pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan.

b. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dimana output diukur dalam

satuan moneter, tetapi tidak ada hubungannya dengan input. Karena pusat pendapatan

adalah suatu organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap

laba.

c. Pusat Laba

Suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih

antara pendapatan dan pengeluaran.

d. Pusat Investasi

Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya

diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.

Pemisahan yang jelas antara wewenang dengan tanggung jawab sangat diperlukan

dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Suatu organisasi yang terdesentralisasi

adalah organisasi yang pembuatan keputusannya tidak diserahkan pada beberapa

64

Page 65: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

eksekutif-eksekutif puncak, tetapi disebarkan di seluruh organisasi dengan manajer

pada berbagai tingkat membuat keputusan-keputusan penting yang berhubungan

dengan lingkup tanggung jawab mereka, maka dari itu Di dalam suatu organisasi bisnis

pada level middle-up akan sangat tidak mungkin sebagai manajer puncak untuk

mengendalikan seluruh kegiatan operasi organisasinya secara perorangan. Untuk itu

diperlukan perangkat dan sistem yang dapat menjamin dan meyakinkan manajer

puncak bahwa anggota-anggota organisasinya dalam melaksanakan wewenang dan

tanggung jawab sesuai dengan keinginan manajer puncak. Dengan menggunakan

akuntansi pertanggungjawaban dimana struktur organisasi dibentuk menjadi beberapa

pusat pertanggungjawaban kegiatan operasi organisasi karena manajer puncak telah

mendelagasikan sebagian wewenangnya kepada para manajer pusat

pertanggungjawaban untuk melaksakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam

menjalankan kegiatan operasi organisai.

Melalui informasi-informasi yang dihasilkan oleh akuntansi pertanggungjawaban inilah

manajer puncak dapat mengendalikan kegiatan operasi organisasinya maupun

memberikan tindakan-tindakan korektif atas pelaksanaan kegiatan operasi yang

menyimpang dari aturan atas standar yang telah di tetapkan. Akuntansi

pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik jika terdapat kondisi-kondisi

sebagai berikut :

1. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus ditentukan

dengan baik melalui struktur organisasi.

2. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan

tujuan yang digunakan untuk mengukur prestasinya.

3. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan yang

ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya

4. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan

pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.

5. Hanya biaya, pendapatan, laba, dan investasi yang terkendalikan oleh manajer

pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan ke dalam laporan

prestssinya.

6. Laporan prestasi dan umpan baliknya untuk manajer pusat pertanggungjawaban

harus disajikan tepat waktu.

65

Page 66: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

7. Laporan prestasi harus mejadikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan

koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip

pengecualian.

8. Harus ditentukan dengan jelas peranan prestasi manajemen terhadap struktur

balas jasa atau perangsang dalam perusahaan.

9. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu prestasi

manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu prestasi keuangan. Selain prestasi

keuangan, seorang manajer dapat dinilai prestasinya atas dasar tingkat kepuasan

karyawan, moral, dan sebagainya.

Sebelum sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun, harus lebih dahulu

dipelajari garis wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga dapat

ditentukan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Sistem akuntansi

pertanggungjawaban dirancang khusus sesuai dengan struktur organisasi untuk dapat

menyajikan laporan-laporan prestasi yang berguna dalam menilai sumbangan manajer

tingkat pertanggungjawaban tertentu dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

2. Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk menilai prestasi manajer dengan tolak

ukur anggaran. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang telah

dianggarkan, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab. Organisasi yang baik

adalah yang terbagi atas pusat-pusat pertanggungjawaban dan setiap manajernya

mengetahui wewenang dan tanggungjawab masing-masing, merupakan tempat yang baik

untuk keefektifan anggaran. Dalam rangka pengendalian biaya, anggaran biaya harus

disusun sesuai dengan tingkatan manajemen dalam organisasi. Tiap-tiap manajer pusat

biaya harus mengajukan rancangan anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya. Seluruh rancangan anggaran ini akan ditampung oleh komite anggaran untuk

dibahas kelayakannya dan dikombinasikan serta diselaraskan satu sama lain. Dalam proses

pembahasan rancangan anggaran ini, terjadi negosiasi antara manajer pusat biaya dengan

komite anggaran. Dengan demikian, setiap perubahan yang terjadi atas rancangan anggaran

merupakan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak Rancangan anggaran yang telah

disepakati ini kemudian disahkan oleh komite anggaran menjadi anggaran yang harus

dilaksanakan dan menjadi tolak ukur prestasi para manajer.

66

Page 67: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Anggaran biaya yang disusun dengan pendekatan top-down dan bottom-up akan

menimbulkan komitmen dalam diri para manajer untuk mencapai target yang telah

ditetapkan. Masing-masing manajer akan merasa bahwa anggaran tersebut adalah

anggarannya dan mereka bersedia dinilai dengan tolak ukur anggaran tersebut. Anggaran

yang partisipatif seperti inilah yang cocok untuk penerapan akuntansi pertanggungjawaban.

Untuk memenuhi konsep pertanggungjawaban, penyusun anggaran harus partisipatif,

dalam arti melibatkan peran serta para manajer. Namun demikian, anggaran yang

partisipatif tersebut tidak akan dengan sendirinya menciptakan tindakan bagi para manajer

untuk melaksanakannya. Tindakan para manajer tergantung bagaimana mereka bereaksi

terhadap informasi yang tercantum dalam anggaran. Reaksi tersebut dapat bermacam-

macam, tergantung pada motivasi masing-masing. Salah satu cara untuk membangkitkan

motivasi adalah dengan menerapkan sistem penghargaan dalam perusahaan. Dalam

hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, sistem penghargaan tersebut harus

dihubungkan dengan keberhasilan manajer dalam melaksanakan anggaran pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Bagaimana pola yang dirancang untuk menangani pertanggungjawaban yang

tumpang tindih antar pusat pertanggungjawaban?

2. Diskusikan bagaimana cara untuk mewujudkan keselarasan antara tujuan organisasi

dan tujuan individu dari anggota organisasi?

3. Kondisi-kondisi yang bagaimanakah yang dapat mendukung terwujudnya

manajemen berdasarkan tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan?

67

Page 68: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Argyris, C., 1952. “The Impact of Budgets on People,” New York: Financial Executives

Foundation, 1-32

Anthony, G. Hopwood, 1974. “An Empirical Study of The Role of Accounting Data in

Performance Evaluation, “Empirical Research in Accounting; dan “Leadership

Climate and The Use of Accounting Data in Performance Evaluation, “The

Accounting Review, 49:3, 489-95

Borocol, Peter, 1982. “A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus

of Control, “The Accounting Review 57, No. 4.

McGregor, D. 1960. “The Human Side Enterprise,” McGraw-Hill, New York.

Siegel, Gary, dan Marcony H.R.,1989. Behavioral Accounting, South-Western Publishing

Co., Cincinati, Ohio.

Munandar, M., 2000. “Budgeting; Perencanaan Kerja dan Pengawasan Kerja.” Edisi 1,

Penerbit: BPFE Yogyakarta.

Richard Brealey dan Steward Myers, 1986. “Prinsip-prinsip Keuangan Perusahaan,” Jilid I

alih bahasa: Tjin-tjin Fenix Tjendra, Penerbit: Erlangga.

68

Page 69: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB VII

PENGENDALIAN BIAYA

A. PENDAHULUAN

Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau

memberikan jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-bianya. Data biaya harus

diakumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan

melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau

penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk

penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan pengguna

eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan pajak, dan kreditor. Dengan

menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan relevan, akuntansi

biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas operasional

harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu. Data biaya operasional harian juga

memainkan peranan dalam analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat yang

diinginkannya suatu alternatif keputusan.

Sasaran pembelajaran dari pengendalian biaya adalah sebagai berikut:

1. Sistem Biaya Tradisional Vs Biaya Standar

2. Sistem Biaya Tradisional (Historis)

3. Biaya standar

4. Kompabilitas Dengan Konsep Teori Organisasi Modern

5. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel

6. Dorongan Keprilakuan

7. Aspek Keprilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih

8. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar

69

Page 70: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. Sistem Biaya Tradisional Vs Biaya Standar

Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mengidentifkasikn, menguantifkasi, mengakumulasikan, dan

melaporkan berbagai elememn biaya yang berkaitan dengan produksibarang atau

penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk

penilaian persedian atau penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan penguna

eksternal seperti pemegang saham, kantor pemerkasaan pajak, dan kreditor. Dengan

menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tept waktu dan relevan, akuntansi

biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional

harian dan oran yang bertanggun jawab untuk itu. Data biaya juga memainkan peranan

dalam analisis dan penilaian profitabilitasrelaatif atau tingkat diinginkannya suatu

alternative kepetusan.

Pendekatan system yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya sangat

berbeda satu sama lain. Setiap jenis memiliki aspek keprilakuannya sendiri. Bila hal ini

diabakan, maka rspon manusia yang tidak diinginkannya dapat timbuldi man hal tersebut

berkisar dri agk menganggu sampai benar-benardestruktif.

- Sistem Biaya Tradisional (Historis)

Istilah tradisonal mengacu pada system biaya yang membatasi input pada biaya

histories dan mengusahakan penyerapan penuh atas biayatetap dan variable oleh unit

produk atau jasa. System biaya tradisional atau histories trutama focus

padaidentifikasidan akumulasi biaya perunitatau jasa. System tersebut digunakan untuk

menghitng nilai persdian dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang

diberikan untuk pelaporam keuangan eksternal. Tetapi,system biaya tradisional

tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif karena akumulasi data

biaya yang telah di tentukamn sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian

kontemporer serta untuk memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran

biaya perunit atau untuk periode masa depan tertentu harus di terapkn. Kinerja actual

70

Page 71: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

oleh pusat pertanggung jawabnharus secara periodikdibandingkan dengan tingkat

kinerja yang di iginkan. Penyimpangan harus di catat dan informasikan kembali kepada

individu yang berkepentingan, sehingga demikian dpat mendorong tindakan korektif

ang segera. Untuk menghindari respon yang disfungsional, pada umumnya disarankan

agarmanajer segmen hanya bertanggung jawab atas biaya yang dapat di pengaruhi oleh

tindakan mereka.

Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa

persyratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa

memperhitungkan semua biaya, baik yang dapat di telusuri ke suatu produk atau jasa

maupun yang terjadi untuk atau periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu prodk

atau segmen tidak dapt di telusuri langsung ke unit jasa, produk, atau departemen

tertentu. Biaya tersebut di bebankan ke produk atau jasa melalui alokasiyang kurang

lebih bessifat arbirer. Alokasi dapat menyesatkan manejemen dan mempengaruhi

kualitas keputusan manajerial secara negative.

Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan system biaya

tradisonal untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-stunya dasr untuk

pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari priode

sebelumnya. Membandingkan kinerja saat ini dengan periode sebelumya dapat cukup

menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahiu apakah biaya dari periode

sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Yang sama

mmbingungkannya adalah varians anggaran yang di timbulkan dari membandingkan

hasil kinerja actual dengan standar anggaran yang tetapkan untuk suatu tinggat

aktifitas yang berbeda dengan aktualnya yang di capai.

- Sistem Biaya Standar

Ruang lingkup

Mengakui kelemahan dari system biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi

“system biaya Standa” system biaya standar mencerminkan pencampuran yang

potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi

modern. Biaya standar adalah sasaran biaya perunit produk atau jasa yang di

tentukan sebelumnya secara ilmiah, yang di kembangkan melalui studi teknik dan

71

Page 72: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai

berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau penghasilan suatu

produk tertentu. Aspek pengndalian yang melekat dari perhitungan biaya standar

adalah kapabilitasnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data regular,

kinerja aktuak dengan standar yang di tentukan sebelumnya dan untuk menyoroti

varians (menguntungkan atau tidak menguntungkan ) antara kedua tingkat biaya

tersebut.

Kompabilitas Dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai

dengan konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini,

sebagai mana dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :

1. penetapan tujuan organisasi.

2. penentuan pusat pertangung jawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada

masing-masing.

3. pngisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang

memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk

melakukan fungsinya.

4. penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggunjawaban dan unit organisasi

lainnya serta, di mana perlu, lingkungan eksternal.

5. pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang

mencukupi,relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunukasi

6. desain dan inplementasi mekanisme pengndalian yang mengukur dan

mengevaluasi kenerja dalam hal tujuan organisasi dan membrikan umpan balik

mengenai penyesuain yang di perlukan dalam tujuan dan/atau kinerja

2. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel

- Filsofi yang mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional,sesuai dengan konsep biaya tersebut

membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung di bebankan langsung ke unit produk atau jasa, sementara

overhead tatap dan variable pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tariff

72

Page 73: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

yang di dasrkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasr yang di

gunakan untuk penyerapan berbeda dengan tingkat kapasitas yang telah di tentukan

sebelumya, maka prosedur penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi

atau penyerapan terlalu rendah atas overhead manufaktur (jasa). Analisis pelengkap di

butuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai kompnen yan menyebabkan terjdinya

penyerapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Metode akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead

tertentu akan konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang di hasilkan atau jasa

yang di hasilkan atau jasa yang di serahkan, sementara biaya overhead yang lainnya

berfluktuasi dengan volume. Untuk mengtasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan

anggaran fleksibel dari analisis-volume-laba di perkenalkan

Untuk memfasilitasi penghasilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa perlu

untuk menyususn laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu, suatu filosofi

perhitungan biay baru di perkenalkan sejk tahun 1930. metode ini, yang di sebut

dengan perhitungan biaya langsung atau biaya variable, dianggap meberikan hasil yang

lebih berarti bagi majemen dan bagi mereka yng berhadapn dengan pengambilan

keputusan sehari-hari berdasarkan hasil akuntansi biaya. Salah satu atributnya yang

diterima dengan baik adalah bahwa metode tersut menghindari terminology akuntansi

yang membingungkan, yang menjelaskan hubungan biaya-volume-laba

3. Dorongan Keprilakuan

Konsep,prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi pengukuran kinerja

manajerial dan, konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu mengarah

pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang

terkandung didalamnya, yang memotifasi manajer untuk memilih alternative tindakan

yang sesuai dengan kepentingan operasi dan / atau keuangan perusahan. Dalam proses

pengujian ulang tersebut,pertanyaan-pertanyaan seperti yang dinyatakan oleh David

Hawkins terlihat sesuai, yaitu:

73

Page 74: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

1. apa yang dimotifasi oleh konsep akuntassi, prinsip, atau praktik akuntansi yang di

lakukan oleh manajer dengan kpentingan prbadi mereka yang egois?

2. apakah tindakan yang mungkin ini mengaburkan kinerja manejerial, memberikan

ilusi kinerja yang sebenarnya tidak ada,atau mengarah pada tindakan ekonomi

yang buruk?

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, atau praktik akuntansi semacam itu

adalah bagus secara keprilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik

tersebut:

1. menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak

menguntungkan guna memberikan adopsi atas suatu lternatif akuntansi

2. menghambat adopsi tas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan

ilusi kinerja

4. Pengendalian Biaya

Membagi biaya kedalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang

lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan

laba rugi menggunakan marjin kontribusi, yang menekankan pada pola prilaku biaya

yang memberikan rincian kepada manajemen mengemai biaya teknik, biaya yang di

setujui dan biaya diskresioner. Perbedaan ini adalah penting bagi manajemen karena

setiap jenis biaya memerlikan prosedur pengendalian yang berbeda.

Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead variable,seperti bahan baker listrik.

Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah “seluruh biaya

organisasi dan pabrikyang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas )yang

tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi

tujuan jangka panjang.

74

Page 75: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Biaya dikresioner ( biaya terprogram) adalah biaya yang muncul dari keputusan

priodik(biaya tahunan)mengenai jmlah maksimum yang akan di keluarkan dan

yang tidak memiliki hubungan oktimum yang tidah ditunjukkan antara input (yang

di ukur oleh biaya)dan output di ukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya.

5. Pengambilan Keputusan

Perhitungan biaya langsung atau variable memberkan informasi penting lainnya

kepada manajer. Informasi tersebut meliputi marjin kontribusi dan produk, lini produk

aktivitas jasa, divsi, dan sejenisnya. Pengetahuan akan biaya diprensia atau biaya

variable serta marjin kontribusi akan mempengaruhi prilaku manajer dan mengarahkan

mereka pada pengambilan keputusan yang baik. Beberapa situasi pengambilan

keputusan yang umum akan di jelaskan sebagai berikut.

a) Keputusan bauran produk adalah keputusan mengenai bauran produk, menejer

penjualan yang mengetahui marjin kontrubusi dari produk-produknya akan jauh

lebih mampu untuk memutuskan produk yang mana akan di dorong dan mana

yang harus dikurangi atau di tolerir karena penjualannya menguntungkan produk

yang lain

b) Penetuan harga produk baru. Produk baru pada umumnya di terima di pasar

hanya setelah di uji coba secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki

reputasi dalam industri tersebut.

c) Penetrasi pasar. Manejer dapat menggunakan biaya variable sebagai dasar untuk

penentuan harga ketika mereka bermaksud untuk memasuki paar baru (pasar luar

negeri) denga produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi

persaingan yang semakin meningkat di mana permintan menurun.

d) Penghapusan produk. Marjin kontribusi akan membantu manajemen dalam

menentukan apakah akan menghentikan atau hanya berhenti menjualnya dipasar

tertentu.

75

Page 76: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

e) Pesanan khusus. Perusahaan juga dapat di hadapkan pada dua jenis situasi

pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi atau pelanggan

istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau

pengepakan .

f) Kampanye iklan dan promosi . untuk meningkatkan volume penjualan saai ini,

perusahaan dapat meluncurkan kampanye iklan dan promosi khusus.

g) Keputusan mengurangi biaya. Jika harga jual suatu perusahaan di tetapkan oleh

pesaing, maka menajemen akan mengetahui seberapa besar biaya variable yang

akan di perkenankan pada volume operasi saat ini jika tujuan laba tertentu harus

di capai.

6. Aspek Keprilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih

- Penetapan standar

Elemen yang paling berpengaruh dalam menetukan keberhasilan atau

kegagalan system biaya adalah standar yang di gunakan sebagai criteria kinerja.

Standar yang memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk

memotifasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja. Raymond Miles

dan Roger Vern mengemukakan empat persyratan utama bagi system pengendalian

yang unggul secara keprilakuan :

1. standar haruslah ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa sehingga orang

menerimanya sesuatu realistis bukannya arbitrer

2. orang-orang harus meras bahwa mereka memiliki pengaruh dalam menetapkan

tujuan mereka sendiri.

76

Page 77: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

3. orang-orang harus yakin bahwa mereka akan dihukum secara tidak adil untuk

variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja

4. umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.

7. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan di gunakan haruslah tidak

terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak

tercapai daripada di penuhi standar yang ketat adalah tantantangan yang berguna

(penghargaan intrinsic) bagi menejer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi

yang luar biasa.sementara itu standar yang longgar tidak memberikan memfaat

mototivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai, sehingga menejer

akan mengabaikan standar tersebut kerena dianggap tidak berarti.

- Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penerpan overhead.

Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variable, ke produk

pada tariff estimasi yang didasarkan pada tinkat kapasitas yang telah ditentukan

sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dari yang telah

ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan sebelumnya terlalu tinggi atau

terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini akan dipengaruhi oleh tingkat

kafasitas yang dipilih sebagai penyebut dari tarif tersebut.

Aspek kapitalisasi biaya tetap dalam persediaan juga mempengaruhi interprestasi

laporan laba rugi dari bisnis yang bersifat musiman. Perusahaan-perusahaan dengan

fluktuasi musiman dalam penjualan sering kali memproduksi lebih banyak dalam

waktu senggang untuk menimbung persediaan yang mencukupi selama priode

penjualan tinggi. Walaupun laporan laba rugi kuartalan dari perusahaan-perusahaan ini

kemungkinan besar akan menunjukkan laba yang lebih tinggi pada kuartalan perjualan

yang lebih rendah di bandingkan dengan kurtal pada penjualan yang lebih tinggi.

77

Page 78: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

- Alokasi Biaya Tidak Langsung

Salah satu keputusan paling controversial yang dihadapioleh setiap organisasi

adalah apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/ atau pusat

pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan. Dalam riset yang

didukung oleh National Assosiation of Accountants James Fremgen dan Shu S.liao

menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas 2 jenis biaya

tidak langsung: biaya jasa korporat dan biaya administratif corporate.

Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk mamfaat

korporat dan pusat pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi,

pengolahan data, penelitian dan pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan

yang dapat diidentifikasikan dengan tingkat aktivitas dari berbagai pusat

pertanggungjawaban sedangkan biaya administrative korporat adalah biaya yang

diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan

masyarakat, dan biaya korporat lainnya, terjadi untuk menjalankan perusahaan secara

keseluruhan.

Tujuan alokasi biaya tidak lansung responden survey menyebutkan laporan

keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal, penentuan harga berbasis biaya, dan

pengambilan keputusan.

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Informasi apakah yang diinginkan untuk mengenal dan mengidentifikasikan suatu

masalah atau suatu kesempatan?

2. Adakah komponen-komponen yang relevan dari motif kognitif dalam konteks

pengambilan keputusan? Mengapa motif ini adalah penting?

3. Informasi apakah yang diinginkan untuk mengenal dan mendefenisikan suatu

masalah atau suatu kesempatan?

78

Page 79: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

79

Page 80: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-

Hall.)

David Hawkins, 1969. “Behavioral Accounting of Generally Accepted Accounting

Pronciples,” California Management Review ( Musim Dingin), 23-21

Edwin H. Caplan, 1971. “ Management Accounting and Behavioral Scince, “, Adisom

Wesley Publishing Company, Reading, Massachusetss.

Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc

Hall, F.S,1974. “Organizational Goals:The Status Of Theory Research,” makalah yang

dipresentasikan pada lokakarya mengenai akuntansi keperilakuan, pertemuan

tahunan dari American Institute for Decision Sciences, Atlanta, Georgia. 30

Oktober.

Ikhsan, Arfan , dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba

Empat

80

Page 81: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB VII

PENGENDALIAN INTERNAL

A. PENDAHULUAN

Konsep Internal Control telah bergulir sejak tahun 1930-an. Untuk pertama kali,

George E. Bennet menyebutkan definisi Internal Control. Namun istilah tersebut baru

dinyatakan secara institutional oleh AICPA pada tahun 1949 melalui laporan khusus yang

berjudul “Pengendalian Internal – Elemen-elemen Sistem yang Terkoordinasi dan

Pentingnya Pengendalian bagi Manajemen dan Akuntan Independen”. Selanjutnya konsep

tersebut berkembang pesat dengan yang kita kenal 8 (delapan) unsur Pengendalian Internal

(Internal Control).

Perkembangan berikutnya, pada awal tahun 80-an konsep tersebut dinilai banyak pihak

sudah tidak berlaku lagi. Semakin kompleksnya dunia bisnis dan teknologi membuat

konsep pengendalian internal tersebut tidak efektif dalam mendorong tercapainya tujuan

perusahaan. Semakin banyak keluhan dari perusahaan dan institusi yang telah menerapkan

konsep internal control sebagaimana dikembangkan oleh American Institute of Certified

Public Accountant (AICPA), namun masih mengalami kegagalan.

Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul “Internal Control-Integrated

Framework”. Laporan COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang konsep

Internal Control yang lebih luas dan terintegrasi serta sesuai dengan perkembangan dunia

usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Jika pada konsep sebelumnya hanya

menekankan pada proses penyusunan laporan keuangan saja, maka konsep COSO

memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan melakukan pengendalian atas perilaku

seluruh komponen organisasi.

81

Page 82: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Konsep ini mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak.

Di Indonesia, perkembangan menarik terjadi dengan terbitnya Undang-undang nomor 1

tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006. Pada ketentuan tersebut,

ditetapkan bahwa setiap instansi pemerintah harus mengembangkan Sistem Pengendalian

Intern. Penjelasan dan ketentuan lain yang menjabarkan menyebutkan bahwa Sistem

Pengendalian Intern terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring.

Sasaran pembelajaran dari pengendalian internal adalah:

1. Definisi dan Ruang Lingkup Kontrol Internal

2. Manfaat Pengendalian Internal

3. Tipe Pengendalian

82

Page 83: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. Definisi dan Ruang Lingkup Kontrol Internal

Perolehan dan pemeliharaan system yang efektif dari control internal

merupakan tanggungjawab yang penting dari pihak manajemen. Tetapi istilah “internal

control” sebenarnya telah ditemukan dan didefinisikan oleh auditor. Auditor focus pada

pengendalian dalam hal audit organisasi karena mereka menyadari jenis dari

pemeriksaaan yang mereka lakukan membutuhkan kinerja dalam proses audit yang

memadai dari pengendalian internal untuk meyakinkan keakuratan dari data akuntansi

yang mereka peroleh.

Internal Kontrol pertama kali didefinisikan oleh American Institute of Accountants

pada tahun 1949 yaitu

Internal control terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan dari

metode yang terkoordinasi dan pengukuran yang diadopsi sebagai suatu

bentuk bisnis untuk menlindungi dan mengamankan asset, memeriksa

keakuratan dan keandalan dari data akuntansi, memajukan efisiensi

kegiatan opersional, dan menyesuaikan ketataan terhadap ketepatan waktu

dari penerapan kebijakan manajerial.

Adapun definisi pengendalian internal versi International Federation of

Accountant (IFAC):

System pada pengendalian internal adalah perencanaan dari organisasI dan

keseluruhan system yang terkoordinsasi, keuangan dan sebagainya,

dilakukan oleh pihak manajemen entitas untuk membantu pencapaian

keyakinan objektivitas manajemen, sejauhmana praktik telah dilakukan,

sesuai tujuan dan telah efisien dalam hubungannya dengan bisnis, termasuk

ketaatan terhadap kebijakan manajemen, melindungi asset perusahaan,

mencegah terjadinya penyimpangan kan kesalahan, keakuranan dan

kelengkapan data akuntansi, dan persiapan yang tepat waktu dari informasi

keuangan yang andal.

Pada tahun 1958, komite baru dari The American Institute of Certified Public

Accountnats (AICPA) mendefinsikan pengendalian internal dan ruang lingkupnya

berdasarkan standar yang berterima umum, yaitu:

Pengendalian internal secara umum mencakup:Pengendalian yang dapat

dikarakteristikkan berdasarkan aspek akuntansi dan administrative sebagai berikut:

83

Page 84: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Akuntansi: pengendalian terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan metode

dan prosedur yang merupakan pertimbangan yang utama, dan berhubungan secara

langsung untuk pengamanan asset dan keandalan dari pelaporan keuangan. Internal

control secara umum mencakup seperti si,pengendalian system dari otorisasi dan

persetujuan, pemisahan tugas dalam hal kegiatan operasional atau penjagaan asset,

pengendalian pisik seluruh asset, dan audit internal.

Administratif: pengendalian terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan

metode dan prosedur yang merupakanan pertimbangan utama dalam efisiensi dan

ketaatan kegiatan operasional terhadap kebijakan manajerial dan biasanya berhubungan

secara tidak langsung terhadap pelaporan keuangan. Secara umum mencakup

pengendalian sebagaimana analisis statistic, waktu dan pilihan studi, laporan kinerja,

program training untuk karyawan, dan control kualitas.

2. Manfaat Pengendalian Internal

Pengendalian internal mempunyai kemampuan untuk 1)mencegah dan mengurangi

penyimpangan atas perilaku yang tidak diinginkan yang terjadi 2) mengurangi biaya

atas perilaku yang menyimpang atau tidak diinginkan.dalam hal ini kategorinya terbagi

menjadi tiga kelompok utama yaitu motivasi,kemampuan, dan pengetahuan.

3. Tipe Pengendalian

Manajer biasanya menggunakan berbagai peralatan untuk mengantisipasi perilaku

atau biaya yang tidak diinginkan yang vterjadi. Semuan perangkat ini disebut dengan

pengendalian internal.

Kelompok 1; Khusus/Pencegahan

Restriksi akses wilayah dimana penilaian terhadap harta atau pencatatan

Pembagian tugas

Memvalidkan data sebelum

84

Page 85: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Kelompok 2: khusus/ pendeteksian

Rekonsiliasi terhadap jumlah persediaan dengan pencatatan persediaan.

Bentuk penomoran

Rekonsoliasi terhadap akun-akun neraca.

Kelompok 3: Umum/ pencegahan

Adanya pelatihan yang efektif

Rencana yang efektif perusahaan.

Kode etika tingkah laku.

Kelompok 4: umum/ pendeteksian

Menggunakan audit internal staff

Pengamanan terhadap pencatatan keuangan.

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan tentang definisi pengendalian internal

2. Jelaskan manfaat dari pengendalian internal

3. Sebutkan dan jelaskan komponen pengendalian internal

85

Page 86: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-

Hall.)

David Hawkins, 1969. “Behavioral Accounting of Generally Accepted Accounting

Pronciples,” California Management Review ( Musim Dingin), 23-21

Edwin H. Caplan, 1971. “ Management Accounting and Behavioral Scince, “, Adisom

Wesley Publishing Company, Reading, Massachusetss.

Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc

Hall, F.S,1974. “Organizational Goals:The Status Of Theory Research,” makalah yang

dipresentasikan pada lokakarya mengenai akuntansi keperilakuan, pertemuan

tahunan dari American Institute for Decision Sciences, Atlanta, Georgia. 30

Oktober.

Ikhsan, Arfan , dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba

Empat

86

Page 87: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB VIII

AUDITING

A. PENDAHULUAN

Perkembangan audit mutu professional mengalami perubahan yang cepat seiring

dengan tuntutan perdagangan global, yang dipengaruhi oleh berbagai standar mutu

internasional sebagai prasyarat produk dipasarkan ke pasar internasional. Kondisi ini

menuntut audit mutu professional harus memiliki pemahaman yang tinggi atas berbagai

standar mutu internasional sebagai common body of knowledge (CBOK) dalam

mendukung otoritas profesinya sebagai internal audit suatu perusahaan.

CBOK bagi auditor mutu adalah keharusan dalam mendukung pekerjaan audit

mutu suatu perusahaan. Pada tahun 2006 Studi CBOK yang diselenggarakan oleh Institute

of Internal Auditors (IIA) merupakan studi tentang profesi audit internal yang paling

komprehensif dan mendunia yang pernah dilakukan. Pada kurun waktu sebelumnya, IIA

memang pernah melakukan studi serupa, namun tidak dilakukan dengan sekomprehensif

studi pada tahun 2006. Komparasi studi-studi yang pernah dilakukan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Sumber: http://auditorinternal.com/2010/03/10/cbok-iia-fakta-dan-data-profesi-

audit-internal-global/

Table di atas menunjukkan bahwa, pada Studi CBOK di tahun 2006 nampak

semakin mengglobal CBOK dengan melibatkan responden valid sejumlah 9.366 (disaring

dari lebih 12.000 respons yang masuk) yang berasal dari 91 negara dan dengan

menambahkan kuesioner dalam 16 bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. Studi-studi

sebelumnya hanya disediakan dalam bahasa Inggris.

87

Page 88: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Selain itu, sebuah Standar internasional dari Organisasi Internasional untuk

Standarisasi (ISO; www.iso.org), yang berbasis di Jenewa, Swiss, yang mencakupi standar

mutu berbagai bidang termasuk mutu internal audit. Standar ini telah diperluas selama

bertahun-tahun untuk menutupi banyak area yang penting bagi governance dan mutu

perusahaan.

Auditor mutu dalam perusahaan, bergantung pada praktek-praktek dan standar-

standar tersebut, sehingga dalam konvergensi pertumbuhan kegiatan perusahaan untuk

meningkatkan governance dan internal control, harus secara umum memiliki seperangkat

pengetahuan umum (CBOK) sebagai kebutuhan untuk memahami peran, tanggung jawab,

dan aktivitas auditor mutu. Selain itu, review quality assurance (QA) dari fungsi audit

internal yang dilakukan oleh anggota tim audit internal sendiri atau oleh reviewer luar yang

dikontrak mengacu pada sebuah proses yang dipraktekkan oleh banyak fungsi audit

internal. Fungsi audit internal yang lebih besar, sering membawa nilai nyata bagi

perusahaan secara keseluruhan dengan memiliki review mutu secara independen dari

praktek-praktek audit internal dan operasi perusahaan.

Dengan demikian maka diperlukan adanya suatu sistem pengawasan atas jaminan

mutu internal audit melalui quality assurance. Menurut Sawyer dalam Jatnika (2006)

bahwa tujuan dari program quality assurance adalah untuk memberikan keyakinan

memadai bahwa pekerjaan audit yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar yang ada,

piagam audit, dan standar lain yang berlaku.

Untuk lebih memfokuskan pembahasan tentang convergence CBOK terhadap mutu

internal audit professional, maka pembahasan dalam paper ini lebih diarahkan pada peran

Standar Quality Assurance dalam meningkatkan mutu internal audit professional.

TUJUAN

Untuk memudahkan arah penulisan paper ini, maka diperlukan penetapan tujuan

yang diharapkan tercapai dari penulisan ini adalah:

1) Mendeskripsikan peran standar QA dalam meningkatkan audit mutu professional.

2) Merumuskan solusi tentang peran standar QA dalam dalam meningkatkan audit mutu

professional.

88

Page 89: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

3) Merumuskan langkah-langkah strategis pengaplikasian Standar QA dalam

meningkatkan audit mutu professional.

MANFAAT

Manfaat yang diharapkan sebagai dampak dari capai tujuan di atas adalah:

Meningkatnya pemahaman dan ketrampilan dalam penerapan standar Quality Assurance

untuk meningkatkan mutu audit internal.

GAGASAN

Sebelum membahas lebih jauh tentang kondisi kekinian dari Quality Assurance,

kami mengawali menjelaskan secara singkat tentang quality assurance dan mutu. Ini kami

lakukan untuk menyamakan persepsi awal sebagai pengantar untuk membahas lebih jauh

tentang quality assurance dan implikasinya terhadap mutu audit internal.

Mutu, sebagaimana diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan antara

sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat

memenuhi kebutuhan pembeli. Pembeli yang menentukan sifat-sifat dan karakteristik

yang penting. Pembeli yang menilai sampai seberapa jauh sifat-sifat dan karakteristik

keluaran memenuhi kebutuhannya. Sementara Institute of Quality Assurance,

menjelaskan mutu sebagai berikut: In its broadest sense, quality is a degree of excellence:

the extent to which something is fit for its purpose. In the narrow sense, product or

service quality is defined as conformance with requirement, freedom from defect or

contamination, or simply a degree of customer satisfaction. In quality management is

defined as the totally of characteristic of a product or service that bears on its ability to

satisfy stated and implied need. Quality is also rapidly embracing the nature or degree of

impact an organization has on its stakeholders, environment and society. Sedangkan oleh

American Society for Quality (ASQ), mutu dijelaskan sebagai berikut: Quality: a

subjective term for which each person has his or her own definition. In technical usage,

quality can have two meaning: 1) the 30 characteristics of a product or service that bear

on its ability to satisfy tated or implied need and 2) a product or service free of

deficiencies (Jatnika, 2006).

Selanjutnya audit mutu adalah, Audit mutu adalah proses pemeriksaan sistematis

sistem mutu yang dilakukan oleh auditor mutu internal atau eksternal atau tim audit, yang

merupakan bagian penting dari sistem mutu manajemen organisasi dan merupakan elemen

89

Page 90: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

kunci dalam sistem standar mutu ISO, ISO 9001.(

http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_audit)

Selanjutnya, Hadiawiardjo, dkk., dalam Jatnika (2006) bahwa QA adalah istilah

yang menyatakan keseluruhan kegiatan yang terencana dan resmi yang dimaksudkan untuk

memberikan kepercayaan bahwa keluaran akan memenuhi tingkat mutu yang diinginkan.

Sedangkan The Institute of Internal Auditor pada Statement on Internal Auditing Standards

No 4: Quality Assurance (1986, ) mendefinisikan sebagai berikut: As a general term,

"quality assurance" is usually understood to mean the process of objective review of

overall effectiveness and compliance with relevant policies and standards.

Sasaran pembelajaran dari peran standar quality assurance dalam meningkatkan mutu

auditing professional adalah:

1. Kondisi Kekinian Quality Assurance (Qa) Terhadap Mutu Audit Professional

2. Element-element dan Prosedur Review Quality Assurance Audit Internal

3. Manfaat Review QA Internal Audit

4. Melakukan Review QA Mutu Audit Internal

5. Solusi-Solusi Tentang Review Qa Terhadap Mutu Audit Internal

90

Page 91: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. KONDISI KEKINIAN QUALITY ASSURANCE (QA) TERHADAP MUTU

AUDIT PROFESSIONAL

Quality assurance sangat perlu dalam menjaga kemampuan departemen internal

audit untuk melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien, dan juga sangat penting

dalam mencapai dan memelihara.tingkat kepercayaan dari manajemen, komite audit, dan

semua pihak yang mempunyai hubungan dengan pekerjaan dan hasil internal audit. Untuk

kepentingan pelaksanaan quality assurance, the Institute of Internal auditor memberikan

pengarahan dengan dikeluarkannya Statement on Internal Auditing Standards No 4 tentang

Quality Assurance. Selanjutnya pengarahan ini dimasukan sebagai bagian dari standar 560

dari Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.

Standar IIA 1312 "mengharuskan setiap departemen audit internal untuk memiliki

penilaian mutu eksternal setidaknya sekali setiap lima tahun oleh reviewer independen

berkualitas dari luar organisasi." Dengan kata lain, di samping fungsi review internal QA,

audit internal harus dinilai audit independen internal atau kontrak dengan penyedia luar

untuk menilai mutu keseluruhan dari fungsi audit internal. Ini merupakan persyaratan

kunci untuk semua departemen audit internal.

2. Element-element dan Prosedur Review Quality Assurance Audit Internal

Sebuah review QA biasanya dimulai dengan suatu review rinci sesuai dengan

prosedur audit internal, termasuk:

- mengevaluasi proses perencanaan penilaian risiko;

- meninjau dokumen perencanaan lainnya dan prosedur penugasan staf,

- meninjau laporan kertas kerja yang dipilih dan yang digunakan dalam audit yang

sebenarnya, dan

- semua perencanaan lain dan bahan-bahan administrasi yang digunakan oleh audit

internal dalam melaksanakan tugas program audit.

Sedangkan prosedur yang dapat diikuti dalam melakukan review QA adalah:

1) Tentukan area untuk dimasukkan dalam review QA internal audit, apakah

seluruh fungsi atau hanya komponen audit internal yang terpisah, seperti divisi

yang terpisah atau wilayah geografis.

91

Page 92: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

2) Tentukan jangka waktu audit untuk dimasukkan dalam review QA, apakah dari

kesimpulan review QA terakhir atau untuk periode 12 bulan sebelum

pengumuman audit.

3) Menentukan siapa yang akan mereview QA Audit internal dan memastikan

bahwa pengkaji memahami standar IIA.

4) Jika audit internal tidak memiliki review QA dalam 24 bulan terakhir, maka

perlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa baik anggota staf

audit internal dan manajemen memahami tujuan dan sifat dari review QA.

5) Jika tim review QA berencana untuk survei atau wawancara auditee di luar

departemen audit internal, maka perlu membuat beberapa rencana awal untuk

menginformasikan semua orang yang dilibatkan.

6) Berdasarkan audit internal yang selesai dan yang diproses, perlu

mengembangkan strategi umum untuk jumlah dan jenis audit yang akan dipilih

untuk diperiksa. Jika wilayah pengetahuan khusus harus dimasukkan, seperti

keamanan komputer atau desain otomatis, menentukan bahwa sumber daya

yang tepat telah dialokasikan.

7) Memutuskan apakah akan meninjau QA berdasarkan tingkatan, memeriksa

kepatuhan terhadap standar-standar umum atau rencanakan untuk memasukkan

review rinci audit yang dipilih, termasuk referensi cek workpaper atau tes

reperformance.

8) Jika masalah yang dihadapi dalam perjalanan dari review QA direncanakan,

seperti audit membutuhkan kajian yang lebih rinci, prosedur harus disiapkan

untuk mengevaluasi lingkup kajian QA atau jadwal.

9) Mengembangkan prosedur umum untuk format dan sifat laporan audit QA

akhir.

10) Mengembangkan strategi untuk pelaporan hasil review QA untuk anggota lain

dari departemen audit internal dan untuk anggota yang dipilih dari manajemen

senior.

Selanjutnya sebagai hasil dari prosedur review dan survei auditee, resensi QA harus

meringkas hasil dan menyiapkan laporan kepada CAE. Berdasarkan laporan rekomendasi

ini, rencana untuk perbaikan atau tindakan korektif harus ditetapkan. Dalam beberapa

kasus, jika review menemukan bahwa audit selesai tertentu tidak mengikuti prosedur audit

92

Page 93: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

internal yang baik, program review yang sedang berlangsung atau tindakan perbaikan

harus ditetapkan.

3. Manfaat Review QA Internal Audit

Ada berbagai pihak yang akan memperoleh manfaat dari pelaksanaan review QA internal

control, yaitu:

a. Untuk Audit Internal, sebagai penerima manfaat utama dari setiap program

review QA Audit internal akan audit internal itu sendiri. Review QA audit internal

akan memungkinkan reviewer luar untuk menilai seberapa bagus fungsi audit

internal yang dilakukan dalam memenuhi standar audit internal. Hal ini dapat

menjadi manfaat yang berharga untuk fungsi audit internal moderen. Review QA

audit internal, yang dilakukan oleh pihak luar, dapat dilakukan ke beberapa area

tertentu dengan cara tidak sepenuhnya sesuai dengan standar atau di mana efisiensi

yang lebih baik dapat dicapai. Hasil review QA tersebut, manajemen audit internal

dapat meningkatkan operasinya sendiri secara keseluruhan.

b. Untuk Manajemen, ringkasan hasil audit internal dari review QA dengan berbagai

tingkat manajemen senior dapat menjadi informasi yang menyediakan keyakinan

yang lebih besar dalam review mutu audit internal yang dilakukan kepada

manajemen senior, ini adalah keuntungan besar bagi perusahaan secara

keseluruhan.

Tentu saja, manfaat yang ada dapat menjadi efektif jika pelaksanaan review QA

audit internal mematuhi standar-standar mutu yang berlaku, dan mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan untuk review QA audit mutu secara total.

4. Melakukan Review QA Mutu Audit Internal

Sebuah perusahaan besar, dapat melakukan review QA audit internal menggunakan

anggota yang ditunjuk dari departemen. Dan sering, auditor internal yang akrab dengan

perusahaan, prosedur, dan industri dan juga memahami prosedur audit internal, sering kali

adalah orang terbaik, paling memenuhi syarat untuk meninjau operasi audit internal.

Sebuah fungsi audit internal yang lebih luas dapat melakukan review QA sendiri secara

efektif apabila dapat menunjukkan kepada orang lain, baik di dalam dan di luar

departemen, yang bertindak sebagai pihak independen.

Meskipun auditor internal memiliki standar yang mengharuskan mereka untuk

bertindak secara independen, melakukan review mutu sendiri dapat dilihat sebagai latihan

93

Page 94: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

melayani diri sendiri atau program untuk mengkritik seseorang di departemen. Seperti

disebutkan, review yang terbaik dilakukan oleh sebuah fungsi independen dalam audit

internal dan harus mengikuti prosedur normal audit internal.

Setelah selesai review, manajer yang bertanggung jawab untuk unit terakhir akan

merespon laporan audit, dan salinan dari laporan akhir akan disampaikan kepada direktur

audit internal, yang bisa mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

Ini adalah cara yang sangat efektif untuk mengatur review QA internal audit ketika

fungsi audit didistribusikan di seluruh perusahaan.

5. SOLUSI-SOLUSI TENTANG REVIEW QA TERHADAP MUTU AUDIT

INTERNAL

Terlepas dari gambaran umum tentang kondisi kekinian di atas, pada bagian ini

kami tampilkan beberapa solusi atau kebijakan IIA yang pernah dilakukan berkait dengan

review QA mutu audit internal.

Tim PwC Advisory Internal Audit Anderson and Chambers (2006), bahwa dalam

menanggapi peningkatan fokus tata kelolah yang efektif, maka Institute of Internal

Auditors (IIA) mengeluarkan dua ketentuan kunci untuk merevisi standar untuk praktek

audit internal pada tahun 2002. Dari dua ketentuan, jaminan kualitas eksternal review

(QAR) dianggap sangat penting, yang mencerminkan peningkatan peran yang dimainkan

oleh departemen audit internal dalam pengawasan, risiko dan kegiatan tata kelola

perusahaan yang luas.

Selanjutnya Anderson dan Chambers berpandangan bahwa review QA yang dapat

memperkuat nilai strategis audit internal, dipengaruhi oleh beberapa factor keberhasilan

yang berhubungan dengan masing-masing dari tiga komponen utama dari program QA,

yaitu:

1) Pemantauan kinerja audit internal: program QA yang selalu sukses dibangun di atas

komitmen terus menerus untuk mutu. CAE harus memastikan mutu yang terus

menerus dipantau melalui inisiatif seperti review pengawasan kertas kerja; mutu

internal / peer review dari penugasan selesai, dan pengukuran yang sedang

berlangsung dan analisis metrik kinerja seperti kepuasan klien dan siklus waktu

audit.

2) Penilaian internal secara berkala kesesuaian audit internal dengan standar IIA:

Dalam melakukan review QA eksternal, direkam bahwa beberapa departemen audit

94

Page 95: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

internal mengabaikan persyaratan untuk melakukan penilaian periodik audit

internal dengan kesalahan serius.

3) Penilaian Eksternal: Banyak CEA yang mempertimbangkan penilaian eksternal

merupakan langkah penting dalam QA secara keseluruhan dan proses perbaikan.

Selain mengkonfirmasikan kepatuhan dengan standar IIA, penilaian yang dirancang

dengan baik akan memberikan tolok ukur eksternal dan pengukuran yang dapat

digunakan untuk terus meningkatkan kinerja audit internal setelah laporan review

QA eksternal dikeluarkan.

Tiga komponen yang direkomendasikan di atas, merupakan hasil temuan Anderson

dan Chambers dalam melakukan tugas review di beberapa perusahaan kliennya. Dimana

tiga permasalahan yang ditampilkan di atas, secara umum berada di area kekurangtaatan

klien terhadap standar yang ditetapkan oleh IIA.

95

Page 96: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

C. PENUTUP

GAGASAN YANG DIAJUKAN

Secara detail gagasan tentang peningkatan mutu audit internal professional, adalah:

a. Melakukan pemantauan kinerja audit internal secara terus menerus, melalui design

program QA yang dibangun di atas komitmen untuk mutu. Misalnya pemantauan

terhadap: review pengawasan kertas kerja; mutu internal / peer review dari

penugasan selesai, dan pengukuran yang sedang berlangsung dan analisis metrik

kinerja seperti kepuasan klien dan siklus waktu audit.

b. Melakukan penilaian internal secara berkala untuk menguji kesesuaian audit

internal dengan standar IIA. Ini dimaksudkan untuk mempersempit area review QA

eksternal, yang tentunya berdampak pada efisiensi perusahaan.

c. Melakukan penilaian eksternal. CEA harus mempertimbangkan untuk penilaian

eksternal yang merupakan langkah penting dalam QA secara keseluruhan dan

proses perbaikan.

TEKNIK IMPLEMENTASI

Setelah dapat merumuskan langkah-langkah strategis penerapan Standar QA

(Review QA) mutu audit internal, maka teknik implementasi yang diajukan adalah:

1) Menyiapkan/menyusun rencana teknis atau program kerja penerapan.

2) Merumuskan visi dan misi: menciptakan mutu audit internal professional melalui

penerapan standar QA.

3) Mengorganisasikan sumberdaya yang tersedia untuk mendukung realisasinya gagasan,

dengan menggunakan pendekatan siklus PDCA.

4) Merumuskan Standar operasional pelaksanaan (SOP) sebagai kebijaksanaan untuk

melaksanakan gagasan.

5) Jika perlu, diperkuat dengan regulasi yang mendukung gagasan.

PREDIKSI HASIL

Dengan menerapkan standar QA untuk meningkatkan mutu audit professional,

melalui strategi dan teknik implementasi yang telah ditetapkan perusahaan, maka hasil

yang diharapkan adalah: Terciptanya mutu audit internal professional sebagai cerminan

dari aktifitas bisnis perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan dan internal audit

perusahaan.

96

Page 97: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

Anderson, Dick and Chamber, Richard, 2006, How Quality Assurance Reviews Can

Strengthen the Strategic Value of Internal Auditing, PricewaterhouseCoopers

LLP.

Moeller, Robert, 2009, Brink’s Modern Intern Auditing, A Common Body of Knowledge,

Edisi ketujuh, Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey,

Published simultaneously in Canada.

Jatnika, Eka, Dadang, 2006, Evaluasi Terhadap Kualitas Internal Audit Melalui

Pendekatan Program Quality Assurance, Thesis, Universitas Diponegoro.

97

Page 98: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB XI

SDA AKUNTANSI

A. PENDAHULUAN

Kinerja di dalam perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan

yang dimiliki perusahaan tersebut. Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu

perusahaan terganggu karena berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya.

Salah satu bentuk perilaku karyawan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan adalah

keinginan berpindah (turnover intentions) dimana karyawan memiliki keputusan untuk

meninggalkan pekerjaannya. Tingginya tingkat turnover di dalam perusahaan akan

mengakibatkan semakin banyak potensi biaya yang akan di keluarkan oleh perusahaan.

Baik untuk biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang

sudah dikorbankan, maupun biaya rekruitmen dan pelatihan kembali.

Profesi akuntan publik merupakan suatu pekerjaan yang berlandaskan pada

pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan

dan latar belakang pendidikan tertentu. Salah satu tugas akuntan publik dalam menjalankan

profesinya adalah menyediakan informasi yang berguna bagi publik untuk pengambilan

keputusan ekonomi. Profesi akuntan public bukan saja dituntut untuk melayani klien, tetapi

lebih mengutamakan tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh sebab itu, akuntan public

diharapkan mampu menjalankan tanggung jawab yang ada dalam profesinya.

Profesi akuntan publik harus bersifat independen dan berkomitmen secara eksplisit

melayani kepentingan publik. Permintaan terhadap jasa audit, pajak, dan manajemen oleh

berbagai organisasi baik lokal maupun multinasional, merupakan tanggung jawab utama

para akuntan professional (Setiawan dan Ghozali 2006). Sebagai perusahaan yang bergerak

di bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah kantor akuntan publik (KAP)

adalah tenaga kerja profesional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor

harus berupaya untuk meningkatkan job performance dalam menjalankan profesinya.

Tercapainya performance yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia

(SDM) yang baik pula.

98

Page 99: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Terkait dengan peningkatan job performance profesional, karakter pribadi

profesional dan kondisi tempat profesional bekerja menjadi konsekuensi penting bagi

KAP, bagi profesional itu sendiri, dan bagi pihak-pihak yang menggunakan jasa

profesional (publik). Beberapa karakter pribadi dan kondisi kerja profesional dapat

menghasilkan tingkat job performance yang berbeda, keadaan psikologis yang berbeda,

dan juga dapat mempengaruhi keputusan professional untuk tetap atau meninggalkan KAP

(turnover). Dapat disimpulkan bahwa tidak hanya karakter pribadi yang mempengaruhi

tindakan seseorang, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang menentukan

kebebasan seseorang.

Meningkatnya kebutuhan akan kualitas dan kinerja auditor pada tingkat individu

maupun perusahaan (lokal dan multinasional), menyebabkan profesi auditor mengalami

perkembangan yang pesat. Agar dapat memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab tersebut,

profesional dituntut untuk dapat meningkatkan job performance pada profesinya.

Profesional yang bekerja dengan job performance yang baik dapat meningkatkan kepuasan

klien, kredibilitas dan eksistensi.

Sasaran pembelajaran dari SDA Akuntansi adalah :

1. Kepuasan kerja di kantor akuntan publik

2. Iklim organisasi di kantor akuntansi publik

3. Konflik organisasi-profesional

4. Dampak konflik peran dan ketidakjelasan peran

5. Peran komunikasi formal dan nonformal serta mentoring

6. Perputaran (turnover) staf di kantor akuntan publik

99

Page 100: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

Aset utama dari perusahaan akuntansi sektor public (CPA) bersertifikat adalah staf

professional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor harus berupaya

untuk meningkatkan job performance dalam menjalankan profesinya. Tercapainya

performance yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik

pula. Seperti yang diungkapkan oleh Hellriegel (2001) bahwa performance yang baik dapat

dicapai saat 1) tujuan yang diinginkan telah tercapai, 2) moderator (kemampuan,

komitmen, motivasi) telah tersedia dan, 3) mediator (petunjuk, usaha, ketekunan, dan

strategi ) telah dijalankan.

Penelitian pada pertimbangan sumber daya manusia di Kantor Akuntan Publik

diperlukan dalam rangka untuk mengidentifikasi faktor-faktor kreatif untuk menciptakan

suasana yang ideal bagi anggota perusahaan berfungsi secara efisien memberikan kepuasan

terhadap pekerjaan mereka. Jenis penelitian ini adalah tumbuh dan sudah mencakup bidang

seperti kepuasan kerja, iklim organisasi, evaluasi kinerja, pergantian staf, motivasi dalam

akuntansi lingkungan, dan semua orang serta karakteristik situasional dari akuntan dan

konsekuensinya.

KEPUASAN KERJA DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan 

atau  tidak pekerjaan  mereka, atau suatu perasaan pegawai atau tidak senang yang relatif

berbeda dari pemikiran obyektif  dan keinginan perilaku (Davis et.al, 1985).

Alasan utama mempelajari kepuasan kerja adalah untuk menyediakan gagasan bagi

para manajer tentang cara  meningkatkan sikap karyawan. Seseorang yang tidak punya

kemampuan  mengaktualisasikan secara profesional menjadi tindakan puas dalam bekerja.

Studi kepuasan kerja dalam semua jenis lingkungan kerja dan kelompok kerja, telah

menyebabkan kesimpulan umum bahwa ada hubungan terbalik antara kepuasan kerja dan

perputaran pekerjaan, seperti kepuasan kerja meningkat, perputaran menurun, (atau

penurunan kepuasan kerja, meningkatkan perputaran pekerjaan). Banyak penelitian telah

berusaha untuk memberikan bukti pada tingkat kepuasan kerja di kantor akuntan publik.

Porter dan Mitchell kuesioner kebutuhan-kepuasan, 3 Strawser, Ivamevich , dan Lyon

100

Page 101: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

menyelidiki kepuasan kerja akuntan dalam perusahaan CPA kecil maupun perusahaan

CPA besar. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kepuasan dari kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri tergantung pada jenis pekerjaan dan jenis perusahaan, tetapi

bahwa Delapan Besar perusahaan menunjukkan tingkat kepuasan tertinggi. Namun

demikian, akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan kecil menunjukkan tingkat

tertinggi kepuasan kebutuhan otonomi.

Carpenter dan Strawser memeriksa tingkat kepuasan dari akuntan akademik. Hasil

penelitian mereka menemukan bahwa akademisi di sekolah-sekolah kecil yang paling puas

dan paling kekurangan dalam empat dari enam kategori perlu dipelajari (Sosial, harga diri,

aktualisasi diri, dan kompensasi). Kekurangan dalam keamanan dan kebutuhan otonomi

yang ditemukan di antara akademisi akuntansi di sekolah-sekolah besar. Perbandingan dari

kepuasan kerja manajer industri dan CPA menunjukkan bahwa kekurangan kebutuhan

terbesar yang dirasakan ditemukan di kategori aktualisasi diri.

Aranya et.all (1982) menganalisis efek komitmen organisasi dan profesional pada

kepuasan kerja para akuntan yang dipekerjakan. Dengan menggunakan komitmen

profesional dan organisasi sebagai predictor kepuasan kerja, dan melaporkan adanya suatu

korelasi nyata secara statistik antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Komitmen

profesional mempengaruhi kepuasan kerja secara tidak langsung  melalui komitmen

organisasi.

Harrell dan Stahl digunakan trikotomi McClelland-of-kebutuhan teori "untuk

memberikan penjelasan konseptual dari kepuasan kerja dan kinerja profesional KAP.”

Teori ini mengasumsikan bahwa individu dimotivasi oleh tiga kebutuhan- kebutuhan

afiliasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk pencapaian. Survei Jarrell dan

Stahl tentang CPA berlatih di salah satu Kantor internasional yang besar menunjukkan

bahwa kebutuhan daya dan kebutuhan untuk pencapaian yang positif terhadap kepuasan

kerja dan kinerja yang unggul.

IKLIM ORGANISASI DI KANTOR AKUNTANSI PUBLIK

Iklim organisasi di kantor akuntan publik adalah penting karena berdampak pada

sikap dan perilaku karyawan. Ini telah diteliti sehubungan dengan konflik akuntan

organisasi-profesional, dampak dari konflik peran dan ambiguitas peran, peran komunikasi

101

Page 102: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

informal dan nonformal serta mentoring, dampak dari gaya kepemimpinan supervisor dan

strategi manajemen kantor akuntan public.

Konflik Organisasi-Profesional

Hubungan antara organisasi dan karyawan profesional telah menjadi subjek

perhatian dan penelitian karena dampaknya terhadap lingkungan kerja dan dampaknya

terhadap sikap dan perilaku karyawan. Organisasi bervariasi dalam tingkat dimana mereka

membiarkan kesempatan profesional untuk bertindak sesuai dengan penilaian profesional

mereka. Selain itu, ketidaksesuaian norma-norma dan nilai-nilai profesi dengan organisasi

telah menciptakan konflik dalam hubungan antara organisasi dan karyawan

professional. Dalam bidang perilaku organisasi, hasil penelitian tentang gagasan

"kesesuaian melekat" telah konsisten. Dalam akuntansi, hasil disfungsional konflik-

organisasi profesional di kantor akuntan publik telah didukung dalam beberapa penelitian.

Dampak Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran

Iklim organisasi di perusahaan akuntan publik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain dari konflik organisasional-profesional. Misalnya, Senatra berpendapat bahwa

ambiguitas peran dan konflik peran dirasakan di kantor akuntan publik dengan senior audit

dapat memiliki tiga konsekuensi potensial: ketegangan berkaitan dengan pekerjaan,

kepuasan kerja, atau kecenderungan untuk meninggalkan organisasi. Sepuluh potensi

sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim organisasi kantor

akuntan publik: pelanggaran dalam rantai komando, formalisasi aturan dan prosedur,

penekanan pada pembangunan personil bawahan, toleransi kesalahan, kesiapan manajemen

puncak, kecukupan koordinasi kerja, keputusan ketepatan waktu, penekanan informasi ,

kecukupan otoritas, dan kecukupan otonomi profesional.

Peran Komunikasi formal dan nonformal serta Mentoring

Iklim organisasi dalam kantor akuntan publik juga merupakan fungsi dari peran

komunikasi formal dan informal serta mentoring dalam mengendalikan anggota.

Menggunakan penelitian, metodologi kualitatif naturalistik, Dirsmith dan Covaleski

dikonfirmasi (1) adanya komunikasi formal di kantor akuntan publik bahwa manfaat

102

Page 103: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

individu tingkat yang lebih rendah, meskipun peran yang terbatas dalam

menginformasikan anggota organisasi politik dan kekuasaan dalam organisasi; dan (2)

peran penting dari komunikasi nonformal dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas audit,

sosialisasi perusahaan individu, instruksi untuk politik dan kekuasaan di perusahaan, serta

manfaat sesuai dengan bawahan, mentor, dan perusahaan.

2.2.4 Dampak Gaya Kepemimpinan Supervisor

Fleisman dan Peters (1962) menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku

konsisten yang diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku

yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti yang

dipersepsikan orang lain. Perilaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu consideration dan

initiating structure.

1. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan

kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan,

menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan.

Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi

yang terbuka dan parsial.

2. Initiating structure (Struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang

menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-

hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang

jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki

kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.

Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan behavior disfunctional oleh

auditor (CAR Report, 1978; Kelley, 1988; Raghunathan, 1991). Part dan Jiambalvo (1982)

menginvestigasi penentuan gaya kepememimpian konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka

menggunakan path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku manajer partner

dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya terdapat pengaruh interaksi yang

signifikan antara perilaku konsiderasi dan kompleksitas tugas. Gaya kepemimpinan

konsiderasi lebih memuaskan bawahan dalam kompleksitas tugas yang rendah. Sedangkan

interaksi antara perilaku struktur inisiatif dengan kompleksitas tugas tidak signifikan,

karena perilaku struktur inisiatif dapat digunakan dalam kompleksitas tugas yang tinggi.

103

Page 104: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

2.2.5 Manajemen Strategi Kantor Akuntan Publik

Strategi manajemen perusahaan akuntan publik menghadapi beberapa kondisi unik

di lingkungan dibedakan menjadi jasa audit dan jasa manajemen. Proyek tim baik dalam

lingkungan mungkin harus menghadapi berbagai tingkat ketidakpastian tugas lingkungan

dan jumlah bervariasi formalisasi struktur tim. Watson menyelidiki pertanyaan penelitian

baik dalam studi eksplorasi menggunakan kedua kuesioner dan format wawancara format.

Hasil konfirmasi kedua pertanyaan, dalam arti bahwa ketidakpastian tugas lingkungan

lebih tinggi untuk layanan manajemen dibandingkan dengan audit, dan hubungan

struktural yang berbeda dikembangkan di tim.

Penemuan ini berkaitan dengan pengamatan Sorensen bahwa ada konflik antara

birokratisme dan profesionalisme di perusahaan CPA besar, kepuasan kerja dipengaruhi

oleh kekurangan profesional, dan migrasi dipengaruhi oleh tugas mengelola birokrasi

profesional hibrida orientation. Perbedaan yang ditemukan didua fungsional bidang jasa

manajemen dan titik audit terhadap fakta bahwa (1) konflik antara birokratisme dan

profesionalisme dapat berbeda antara kedua area fungsional, mengingat organisasi

mekanistik dari departemen audit dan organisasi organismic baik dari departemen auditing

dan jasa pelayanan fungsi manajemen, dan (2) kepuasan kerja dan migrasi mungkin

berbeda antara dua daerah fungsional, dengan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan migrasi

rendah di bidang jasa manajemen.

2.3 EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DALAM AKUNTANSI PUBLIK

Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk sistem reward dan sebagai

cara untuk memberikan umpan balik pengembangan berorientasi kepada karyawan. Dalam

penelitian akuntansi, evaluasi kinerja sering dikutip sebagai sumber utama ketidakpuasan

oleh mereka yang meninggalkan Kantor Akuntan Publik. Beberapa penelitian studi telah

meneliti pertanyaan evaluasi kinerja di perusahaan akuntan publik.

Jiambalvo menggunakan model teori harapan, yang disebut "model evaluasi

pekerjaan usaha diarahkan," untuk memprediksi jumlah waktu CPA bekerja sebagai

auditor, langsung terhadap aspek pekerjaan mereka dan kinerja dari pekerjaan mereka.

Model dinyatakan sebagai berikut:

Wi = 4 E fi • E2 • E 31 (E l i V i ) + lAVii

104

Page 105: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

mana

.1

W, =  Pengaruh diarahkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan dimensi evaluasi i

E. Ce = Harapan bahwa upaya mengarah pada kinerja yang efektif pada dimensi evaluatif i

E N = Harapan bahwa menjadi efektif pada i dimensi

evaluatif mengarah ke dihakimi sebagai efektif pada i dimensi oleh atasan

E 3, = Harapan yang dinilai efektif pada i dimensi evaluatif memberikan kontribusi untuk

evaluasi secara keseluruhan kinerja yang tinggi

E l i = Perantaraan evaluasi keseluruhan kinerja yang tinggi untuk mencapai hasil

pekerjaan i

V j = keinginan (valensi) dari hasil pekerjaan i

1AV 1 = nilai intrinsik atau keinginan untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan

dimensi evaluatif i

AV variabel ditambahkan mengikuti Turney temuan bahwa itu adalah prediktor

yang lebih baik usaha kerja dan kinerja dari teori harapan khas konstruksi. Hasil survei

menggunakan akuntan senior dan manajer audit mereka diverifikasi model dengan

menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk memprediksi jumlah waktu CPA

diarahkan berbagai aspek pekerjaan mereka dan kinerja mereka pada dimensi pekerjaan

berdasarkan pada kedua persepsi - hadiah hubungan dan nilai intrinsik dari aktivitas yang

berhubungan dengan kinerja kerja di bawah baik multiplikasi dan formulasi aditif.

Evaluasi kinerja adalah salah satu perilaku yang dapat dipengaruhi oleh segmentasi.

Dari sini, Jiambalvo, Watson, dan Baumler mengajukan hipotesis berikut "Itu dampak

diferensiasi organisasi model pengambilan keputusan yang digunakan oleh anggota subunit

dalam evaluasi personil, khususnya, bobot ditugaskan untuk kategori evaluasi yang

berbeda, konsistensi dalam penerapan kebijakan evaluasi, wawasan-diri pembuat

keputusan dan perjanjian antar penilai.”

105

Page 106: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Sebuah sampel mitra, manajer, dan sesi staf akuntan dari sebuah perusahaan

internasional yang besar CPA diminta untuk individu hipotesis tingkat sesuai dengan

masing-masing delapan kategori berikut:

1. Kemauan dan kemampuan untuk menerima tanggung jawab;

2. Kemampuan untuk secara efektif memanfaatkan tugas staf dan rencana kerja;

3. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan praktis, solusi yang

terbaik untuk masalah;

4. Kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan menghormati klien;

5. Tingkat kreativitas dipamerkan dalam beradaptasi dengan masalah unik;

6. Pengetahuan dan pengalaman yang tercermin dalam kepatuhan terhadap

prosedur yang dikenal dan dapat diterima dan prinsip;

7. Kemampuan dan keinginan untuk bekerja secara efektif dengan orang; dan

8. Tingkat penilaian eksekusi

PERPUTARAN (TURNOVER) STAF DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Alasan di balik tingginya perputaran perlu diketahui, karena biaya untuk Kantor

Akuntan Publik dan disiplin tinggi. Di antara alasan yang telah diusulkan adalah sebagai

berikut:

1. Perputaran ini karena kedua kegagalan untuk menantang orang-orang yang

berkualitas dan mengurangi keluarnya orang yang tidak memenuhi syarat

2. Yang terbaik dari-mutu yang ditetapkan lebih rendah dari siswa tertarik dengan

akuntansi; umumnya telah mengalami budaya lag di bidang pendidikan dan

bimbingan.

3. Kebutuhan akuntan muda tidak dipenuhi oleh-terkait kegiatan kerja di KAP

tambahan. 

4. Sedangkan dilihat dari mitra mengelola dan staf profesional mereka adalah

kongruen pada tujuan strategis yang paling, staf meminta variasi yang lebih besar

dan komunikasi yang lebih baik kinerja criteria.

5. Sebuah profil kepribadian tinggi serta preferensi untuk atau ilmiah orientasi analitik

ciri sekelompok akuntan yang tetap di akuntan publik itu. Kepribadian karakteristik

serta kepentingan kejuruan tingkat staf akuntan-entri dapat menjadi penentu yang

kuat dari perputaran di perusahaan akuntan publik.

106

Page 107: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

6. Profil kepribadian dari beberapa manajer, mitra, junior, dan senior diketahui

berbeda dan dapat mengakibatkan perputaran tinggi. Menurut salah satu analisis:

"Perbedaan kepribadian mungkin merupakan prediktor sebagian dari perputaran

sejak kantor akuntan publik, seperti organisasi-organisasi besar lainnya dengan

beberapa posisi permanen di bagian atas dan staf yang besar, sering kali kriteria

evaluasi yang mengindikasikan personilnya.

7. Keputusan pergantian di kantor akuntan publik mungkin merupakan fungsi tugas

dihargai hasil negatif, kemungkinan memperoleh hasil tersebut di saat posisi, dan

kesempatan yang lebih besar menyadari keluar positif tertentu.

8. Suasana komunikasi yang buruk mungkin ada dalam perusahaan

publik  akuntansi hanya karena hubungan antara supervisor dan pekerja tidak

sempurna, tetapi juga karena staf akuntan tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam

perusahaan.

9. Kepuasan adalah berbanding terbalik dengan turnover.

10. Perputaran dipengaruhi oleh tugas

mengelola orientasi profesional birokrasi hibrida di kantor akuntansi public.

2.5 MOTIVASI DALAM SEBUAH LINGKUNGAN AKUNTANSI

Pentingnya motivasi terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi kinerja

dan kepuasan kerja. Model teori Harapan umumnya telah digunakan dalam pengaturan

penelitian untuk mempelajari subjek motivasi kerja dan kinerja dasarnya. Teori postulat

hubungan untuk penentuan motivasi (M)  / atau prestasi kerja (P). Berkenaan dengan

motivasi, teori ini menyatakan bahwa motivasi (M) dari seorang individu untuk melakukan

pada tingkat upaya tertentu (E) adalah fungsi dari jumlah aljabar dari produk: (1) individu

harapan yang spesifik hasil atau imbalan (0) akan mengikuti dari usaha yang diberikan, dan

(2) valensi dirasakan penghargaan khusus (V) atau hasil yang terkait dengan melakukan

pada tingkat usaha model.

Dua teori harapan telah dirumuskan untuk untuk mengekspresikan motivasi

individu. Model pertama menyatakan bahwa seseorang akan memilih perilaku tertentu dan

tingkat usaha diberikan atas dasar harapannya bahwa usaha akan

memberikan hasiltertentu dan valensi ditempatkan pada hasil tersebut. Dengan kata Usher,

M = [RE (0) (V)]

107

Page 108: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Model kedua mencakup dua expecancies pada asumsi bahwa individu

biasanya pertemuan, dua hasil: kinerja aktual tugas dan suatu hasil yang dihasilkan dari

kesadaran (Lf hasil pertama). Hasilnya Ini memegang bahwa seorang individu akan

menawarkan perilaku tertentu dan tingkat upaya atas dasar (I) harapan bahwa usaha akan

menghasilkan:. permintaan kinerja, dan (2) harapannya bahwa pemenuhan tugas akan

mengarah ke tingkat hasil yang kedua. Dengan kata lain,

M = (E P) [(P - + 0) (V)]

Hasil bahwa model harapan tidak prediktor yang baik dari staf audit kinerja tetapi

prediktor baik kepuasan kerja karyawan.

KARAKTERISTIK AKUNTAN DAN KONSEKUENSI MEREKA

Bukti dalam ilmu-ilmu perilaku menunjukkan bahwa karakteristik pribadi individu

mempengaruhi bagaimana mereka menanggapi lingkungan kerja. Karakteristik ini

meliputi, misalnya, kepribadian individu dan kepentingan pribadi dan perasaan individu

terhadap lingkungan kerja.  Penelitian telah dilakukan pada beberapa karakteristik:

karakteristik umum dan khas dari mereka yang berurusan dengan akuntansi, komitmen

profesional di akuntan publik, tujuan karir, dan stres kerja di akuntan public.

Akuntan Stereotip

Berbagai penelitian telah menyelidiki banyak karakteristik umum negatif yang

telah dihubungkan dengan akuntan, khususnya sifat-sifat kaku, introvert, berpikir

kuantitatif, dan kurangnya minat dalam hubungan interpersonal. Citra stereotip akuntan itu

dikukuhkan dalam contoh berikut:

1. Akuntan dapat menunjukkan tingkat rendah kompetensi verbal, suka bekerja

dengan angka menjadi tepat dan tepat ketika datang ke detail dan menghindari

menghadapi hal-hal baru tanpa dipersiapkan untuk mereka.

2. Kesesuaian, minat sosial yang rendah, dan kepekaan estetika dari akuntan kurang

berkembang.

3. Tidak seperti siswa lainnya, mahasiswa akuntansi lebih memilih moderat tapi stabil

pendapatan dan kurang bercita-cita untuk bekerja dengan orang-orang yang bekerja

kreatif.

108

Page 109: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

4. Dibandingkan dengan guru, mereka nilai lebih tinggi dalam dominasi dan harga

tetapi lebih rendah pada persepsi dan penerimaan dari diri mereka sendiri.

5. Dibandingkan dengan kreatif siswa menulis, mahasiswa akuntansi mengidentifikasi

secara positif dengan orangtua mereka dan memiliki sikap sebagian besar

menerima terhadap peraturan otoritas dan eksternal, serta terhadap orang-orang

pada umumnya.

6. Subyek Akuntansi adalah terutama jenis giat dan sosial, bukan tipe investigative.

Hasil ini sebagian dikonfirmasi dalam studi lain yang ditemukan, apalagi, bahwa

tipe konvensional dominan antara praktisi tunggal dan mitra di perusahaan kecil,

dan jenis giat dominan di antara para mitra di perusahaan besar.

7. Sebuah survei yang dilakukan oleh Estes menunjukkan bahwa, dalam perbandingan

dengan akuntan, dokter, dan pengacara berasal dari keluarga dengan status sosial

ekonomi lebih tinggi secara signifikan, dan bahwa anak-anak dari dokter memasuki

karir dengan skor SES secara signifikan lebih tinggi. 

Citra stereotip akuntan itu, bagaimanapun, dikonfirmasi dalam satu kasus dengan

bukti bahwa sekelompok akuntan dinilai lebih tinggi dalam keramahan, penerimaan

pribadi, dan sensitivitas psikologis dari kelompok profesional lain yang termasuk dalam

survey. Untuk mencirikan stereotip akuntan, Aranya, Meir, dan Bar-Ilan menggunakan

sebuah teori termasuk stereotip profesional. Kerangka ini didasarkan pada teori Belanda

bahwa seorang individu dalam memilih pekerjaan, mencoba untuk memenuhi cara hidup

dalam konteks kerjanya.

Komitmen Profesional Akuntansi Publik.

Komitmen profesional dalam bidang akuntansi publik, yaitu kekuatan relatif

identifikasi akuntan dengan dan keterlibatan dalam profesi mereka, telah menjadi subjek

investigasi. Perhatian dengan baik komitmen organisasi dan profesional adalah penting

untuk alasan-alasan berikut: kinerja yang lebih baik diperoleh dari karyawan memiliki

komitmen yang tinggi, omset bisa lebih baik diprediksi dari tingkat komitmen organisasi

dari dari kepuasan kerja, dan efektivitas organisasi adalah berkaitan dengan komitmen

organisasi.

Model Aranya, Pollock, dan Armenic's diasumsikan bahwa tiga faktor utama yang

mempengaruhi komitmen profesional untuk profesi, yaitu komitmen organisasi, konflik

109

Page 110: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

organisasi profesional, dan kepuasan dengan imbalan. Hubungan ini juga diasumsikan

dimoderatori oleh tingkat organisasi, berikut temuan Sorensen dan Sorensen tentang

peningkatan orientasi birokrasi dan penurunan orientasi profesional dari bawah ke posisi

yang lebih tinggi, junior ke mitra senior.

Sebuah survei menyewa akuntan Kanada menunjukkan keunggulan komitmen

organisasi dalam memprediksi komitmen profesional dalam semua tingkat

organisasi. Selain itu, komitmen profesional yang ditemukan berhubungan negatif dengan

konflik organisasi profesional dan positif berhubungan dengan kepuasan dengan

penghasilan. Dalam studi lanjutan, Aranya dan Wheeler menemukan bahwa komitmen

akuntan 'untuk kedua profesi dan organisasi pada dasarnya berhubungan dengan nilai

mereka sebagai jenis konvensional dan giat.

Niat Karir

Setelah teori McClelland bahwa individu, secara sadar atau tidak sadar, mencari

lingkungan yang sebangun dengan ukuran dari aplikasi mereka, kekuasaan, dan kebutuhan

berprestasi,” Harrell dan Eickhoff menyarankan bahwa pengaruh-berorientasi auditor

mungkin cenderung untuk memiliki respon afektif lebih positif dibanding Delapan Besar

lingkungan kerja akuntan public. Hasil survei verifikasi hipotesis mereka menunjukkan

bahwa pengaruh-berorientasi auditor mengalami kepuasan kerja yang lebih tinggi di masa

mendatang daripada yang lain, komitmen organisasi masa depan yang lebih besar dari

yang lain, dan Delapan Besar tujuan karir lebih positif dari yang lain. Selain itu, mereka

menunjukkan tingkat perilaku perputaran sukarela masa depan yang lebih rendah daripada

yang lain.

Stres Kerja Akuntansi Publik

Stres telah didefinisikan sebagai "keadaan yang timbul dari ketidakseimbangan

permintaan-kemampuan yang nyata atau dirasakan dalam tindakan vital organisme dan

penyesuaian yang sebagian nyata dengan respon spesifik." Hal ini disebabkan oleh jenis

stressor, "permintaan yang dibuat oleh lingkungan internal atau eksternal organisme yang

mengganggu yang homeostasis, restorasi yang tergantung pada tindakan energi-

pengeluaran non otomatis dan tidak tersedia." Contoh stres dikutip oleh Antonovosky

meliputi: kecelakaan dan yang selamat, pengalaman yang tak diinginkan orang lain dalam

110

Page 111: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

jaringan sosial, yang mengerikan sejarah di mana kita terlibat; intrapsikis, konflik sadar

dan kegelisahan, ketakutan agresi, mutilasi dan kehancuran, membawa peristiwa-peristiwa

sejarah. Di ruang kita, perubahan dunia sempit di mana kita hidup; lain normatif kehidupan

krisis-peran entri dan keluar, sosialisasi yang tidak memadai, melekat konflik dalam semua

hubungan sosial, underboard and overboard dan kesenjangan antara tujuan budaya

ditanamkan dan sarana sosial terstruktur.

Satu studi hipotesis bahwa variabel kepribadian juga sangat terkait dengan stres

kerja. Ini diselidiki disposisi empat kepribadian yang merupakan penentu potensi stres

kerja terkait: tipe A, kontrol, komitmen, dan tantangan.  Tipe kepribadian A dicirikan oleh

gaya-hidup tanggapan perilaku condong ke arah ekstrem, seperti daya saing keras, intens

berjuang untuk pencapaian, rasa urgensi waktu, agresivitas, permusuhan, kewaspadaan,

dan ketidakmampuan untuk merespon sinyal stes jasmani.  Individu tersebut umumnya

tidak dapat mengatasi stres kerja.

Disposisi Control menunjukkan bahwa seorang individu cenderung untuk percaya

dan bertindak seolah-olah ia mengendalikan peristiwa. Hal ini dapat mengurangi efek

situasi stres. Komitmen disposisi menyiratkan bahwa seorang individu suka terlibat dengan

peristiwa yang terjadi kepada mereka. "Ini adalah cara yang baik untuk mengatasi stres.”

Disposisi tantangan menunjukkan bahwa seorang individu lebih suka perubahan terhadap

stabilitas dalam kehidupan kerja karena perubahan menawarkan insentif menarik untuk

pertumbuhan dan bukan ancaman terhadap keamanan. 

SUMBER UMPAN BALIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Kinerja umpan balik pengaturan kerja telah dianggap penting untuk pelatihan

karyawan, kinerja, motivasi, dan kepuasan. Pertanyaan penelitian telah terutama berfokus

pada pengidentifikasian sumber umpan balik, ' bekerja sebagai lingkungan informasi,' dan

mendefinisikan membangun umpan balik. Dalam menilai pentingnya sumber-sumber

potensi yang berbeda informasi prestasi kerja, studi ini dipandang sebagai sebuah

informasi penerima di lingkungan mampu menyediakan berbagai informasi dari sumber

yang berbeda.

Tiga metode yang telah digunakan untuk meneliti konsep umpan balik:

pengetahuan tentang hasil, penilaian manajemen, dan kualitas pekerjaan. Sedangkan

111

Page 112: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

pendekatan masing-masing telah menunjukkan pentingnya umpan balik, mereka telah

dikritik (1) untuk menggunakan tugas-tugas tunggal dengan umpan balik undimensional

dalam kasus-pendekatan hasil, pengetahuan (2) untuk mengambil sikap sederhana dan

preskriptif dalam hal literatur penilaian manajemen, dan (3) untuk membatasi pentingnya

umpan balik untuk menjadi komponen desain pekerjaan dan mengabaikan kemungkinan

bahwa aspek-aspek lain dari umpan balik mungkin ada. Pendekatan penelitian yang

berbeda digunakan oleh Greller dan Herold dan juga oleh Hansen dan Muchinsky. Hal ini

didasarkan pada strategi deduktif untuk menilai pentingnya sumber-sumber potensi yang

berbeda informasi kerja kinerja dan memandang pekerja sebagai penerima informasi dalam

lingkungan yang mengandung banyak kemungkinan sumber umpan balik.

C. PENUTUP

Banyak survei dan percobaan laboratorium telah memeriksa pertimbangan sumber

daya manusia di perusahaan akuntan publik. hasil yang kuat telah ditemukan terutama

berkaitan dengan ketidakpuasan kerja dan turnover tinggi. Beberapa penyebab telah

diidentifikasi, menyediakan awal dari sebuah gambaran yang jelas tentang apa yang salah

dan apa yang benar tentang. iklim organisasi perusahaan akuntan publik. Masih banyak

yang harus dilakukan, sebagai lain variabel sumber daya manusia perlu diperiksa. Diantara

variabel ini absensi, intensitas administratif, otonomi, komunikasi, kompleksitas,

kekerasan konflik, koordinasi, departmentalization, keadilan distributif, efektivitas,

formalisasi, pelatihan umum, ideologi, inovasi, motivasi, kekuatan perlu, membayar

stratifikasi, basis kekuasaan, kekuasaan stratifikasi, basis kekuasaan, stratifikasi prestise,

produktivitas, rutinisasi, ukuran, standardisasi, kerja kohesi kelompok, dan beban kerja di

perusahaan akuntan publik, untuk beberapa nama.

112

Page 113: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

AM Harrell and MJ Stahl, "McClelland's Trichotomy of Needs Theory and the Job

Satisfaction and , Work Performance of CPA Firm

Professionals," Accounting, Organizations and Society (June 1984): 241-252.

CG Carpenter and RH Strawser, "A Study of the Job Satisfaction of Academic

Accountants," Ac-counting Review (July 1971): 509-518.

DC McClelland, Power: The inner Experience (New York , . Irvington, 1975)

EE Lawler, Pay and Organizational Effectiveness: A Psychological View (New York:

McGraw-Hill, 1971); EA Locke, "The Nature and Causes of Job Satisfaction," in MD

Dunnctte, ed., Handbook of Industrial and Organizational Psychology(Chicago: Rand

McNally, 1976), pp. 1297-1349.

JE Sorensen, "Professional and Bureaucratic Organization in Public Accounting

Firms," Accounting Review (July 1967): 553-565.

John M. Ivancevich and Robert H. Strawser, "A Comparative Analysis of the Job

Satisfaction of Industrial Managers and Certified Public Accountants," Academy of

Management Journal (March 1969): 193-203.

KR Ferris, "Perceived Uncertainty and Job Satisfaction in the Accounting

Environment," Accounting, Organizations and Society 2, no. 1 (1977): 23-28.

LW Porter and VF Mitchell, "Comparative Study of Need Satisfaction in Military and

Business Hierarchies," Journal of Applied Psychology ',April 1967): 139144.

N. Aranya, R. Lachman, and J. Armenic, "Accountants' Job Satisfaction: A Path

Analysis," Accounting, Organizations and Society (December 1982): 201-215.

PM Blau and WR Scott, Formal Organization (San Francisco: Chandler, 1962)

113

Page 114: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

Ralph L. Benke, Jr., and JG Rhode, "The Job Satisfaction of Higher Level Employees in

Large Certified Public Accounting Firms," Accounting, Organizations and

Society (July 1980): 187-201.

RH Strawser, JM Ivancevich, and HL Lyon, "A Note on the Job Satisfac tion of

Accountants in Large and Small CPA Firms," Journal of Accounting

Research (Autumn 1969): 339-345.

Sorensen, "Professional and Bureaucratic Organization in Public Accounting

114

Page 115: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

BAB XIII

AKUNTANSI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Akuntansi sosial didefenisikan sebagai ”penyusunan, pengukuran, dan analisis

terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonimi dari perilaku yang berkaitan dengan

pemerintah dan wirausahawan. ”Walaupun akuntansi sosial berfokus baik pada kinerja

pemerintah maupun pelaku bisnis, pembahasan ini akan berkonsentrasi pada akuntansi

sosial sebagaimana diteraokan pada kegiatanb bisnis. Dalam hal ini, akuntansi sosial

berarti identifikasi, mengukurm dan melaporkan hubungan antara bisnis dan

lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas di mana bisnis

tersebut beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan , pelanggan, pesaing, dan perusahaan

serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Proses pelaporam dapat

bersifat baik internal maupun eksternal.

Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan

distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini

dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat.

Suatu pabrik kertas, misalnya tidak hanya menghasilkan bubur kayu dan produk kertas

melainkan juga limbah padat pencemaran udara serta air. Dilain pihak, pabrik tersebut

mungkin memberikan kontribusi kepada komunitas dengan memperbolehkan karyawan

mengambil waktu luang untuk pekerjaan sosial atau dengan mendanai beasiswa universitas

untuk siswa-siswa yang berprestasi. Ditinjau dari perspektid ini, akuntansi sosial dapat

dilihat sebagai pendekatan yang berguna untuk mengukur dan melaporkan kontribusi suatu

perusahaan kepada komunitas.

Laba bersih telah dianggap secar tradisional sebagai kontribusi perusahaan kepada

komunitas. Akuntan sosial memandang hal ini sebagai fokus yang terlalu sempit. Mereka

beranggapan bahwa untuk mengukur kontribusi sosial suatu perusahaan dengan memadai,

biaya maupun laba harus dimasukkan. Laba hanya ada karena beberapa biaya sosial,

seperti polusi airm tidak dimasukkan dalam perhitungan laba perusahaan tersebut.

Sasaran pembelajaran dari akuntansi sosial adalah:

1. Latar belakang sejarah

115

Page 116: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

2. Tanggapan Profesi Akuntan (Akuntansi Untuk Manfaat dan biaya Sosial)

3. Teori Akuntansi Sosial

4. Kuntifikasi Terhadap Biaya dan Manfaa

5. Pelaporan Kinerja Sosial

6. Perkembangan Luar Negeri

7. Kesimpulan

8.

116

Page 117: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

B. PEMBAHASAN

1. Latar belakang Sejarah

Pada awal tahun 1990, para ekonomi telah mencoba untuk memasukkam manfaat

dan biaya sosial dalam modei-model teori ekonomi mikro Neo-Klasik. Meskipun mereka

berusaha, manfaat dan biaya sosial di anggap sebagai anomali dan, sebagian besar,

diabaikan oleh mayoritas ekonom. Tetapi, kemajuan telah dilakukan dalam analisis,

pengukuran, serta penyajian masalah manfaat dan biaya sosial. Hari ini, meskipun berada i

luar arus utama ekonomi, ekonomi lingkungan dan manajemen sumbr dya alam adalah

subdisiplin yang aktif dalam ekonomi. Model akuntansi dasar menggunakan teori ekonomi

mikro untuk menentukan apa yang harus di masukkan dan harus di keluarkan dari

perhitngan akuntansi. Oleh karen itu, telah di abaikan secara tradisional oleh teorotikus dan

praktisi akuntansi.

Pada tahun 1960-an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan etika

lebih banyak orang menyadari dampak dari industrilisasi pada kualitas dari udara, air, dan

tanah. Undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya alam ini an

mengendalikan pembuanan limbah beracun. Hukum menetapkan standar untuk emosi

polusi dan mengenakan denda kepada siapapun yang melanggarnya. Para perlaku bisnis di

minta untuk mengendalikan emisi polusi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk

mengembangkan dan menggerakkan rencana untuk mengurani polusi.

Permasalahan Sosial Indonesia

Jika dilihat dari kondisi Indonesia saat ini,krisis yang berkepanjangan telah

menetapkan bangsa ini pada posisi krisis multi – di mensi yang mencakup hampir seluruh

aspek kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek

ekonomi,sendi-sendi prekonomian (investasi, produksi dan distribusi) lumpuh sehingga

menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya julah pengangguran, menurunnya

pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada

meningkatnya angka jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan.

Krisis ekonomi yang melanda bangsa indonesia mengakibatkan timbunya berbagai

hal yang tidak pasti, sehingga indikator –indikator mengakibatkan timbulnya berbagai hal

yang tdak pasti, sehingga indikator- indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju

inflasi, fluktusi nilai tukar rupiah, indeks harga gabungan, dan sebagianya sangat rentan

terhadap masalah-masalah sosial. Hal inin membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek

117

Page 118: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

politik dapat mengundang sentimen pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi.

Kondisi seperti ini tentunya berdampak sangat buruk bagi peta bisnis dan iklim investasi

di indonesia, terutama untuk mendapatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan

modalnya di indonesia. Upaya – upaya pemerintah untuk meyakinkan dunia internasional

dan stablitas sosial, politik, dan keamanan belum menunjukkan tanda- tanda yan berarti

karena tidak di dukung oleh data dan fakta yang sebenarnya. Bahkan, para investor asing

berencana untuk melakukan realokasi bisnis dan investasinya ke negara-negara Asia

tenggara lainnya seperti Vietnam, thailand, dan kamboja yang di anggap lebih kondusi

untuk investasi.

2. Tanggapan Profesi Akuntan

Akuntansi Untuk Manfaatdan biaya Sosial

Walaupun para akademisi dan praktisi akuntansi telah membahas bagamana

profesi mereka dapat memberikan kontribusi pada tangung jawab sosial perusahaan

sebelum terjadinya gerakan pada tahun 1960- an. Kemajuan utama dalam bidang ini di

buat sejak akhir tahun 1960 –an dengan di berlakunya undang – undang yang menetapkan

program – program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya

menggunakan keahlian mereka untuk mengukur efektivitasdari program tersebut. Lebih

lanjut lagi, sesorang perlu mengukur ingkat respons perusahaan terhadap keprihatinan yang

di suarakan pada tahun 1960 an. Dengan demikian lahirlah akuntansi sosial.

Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi soial datang dari analisis yang di lakukan

oleh A.C pigou terhadap biaya dan mnfaat sosial. AC Pigou adalah seorang ekonom Neo

Klasik yang memperkenalkan pemikiran biaya dan manfaat sosial ke ke dalam ekonomi

mikropada tahun 1920. titik pentingnya adalah bahwa optimalitas- pareto(titik dalam

ekonomi kesejahteraan di mana adalah mungin untuk meningkatkan kesejahteraan

sesorang tanpa mengurangi kesejahteran dari orang lain) tidak dapat di capai selama

produk sosial neto dan produk pribadi neto tidak setara. Pada dasarnya, argumen pigou

adalah sebagi berikut : seorang produsen menciptakan sesuatu produk dari mana ia

memperoleh mamfaat pribadi tertentu.pigou menyebut seluruh manfaat dari produksi suatu

produk tanpa mempedulikan siapa yang menerimanya sebagai manfaat sosial.perbedan

antara manfaat sosial dengan manfaat pribadi, dapat di bagi menjadi ekonom ekonomi

eksternal dan elemen surplus konsumen.

118

Page 119: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

3. Teori Akuntansi Sosial

Berdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu ”kontrak sosial ”

mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfat

sosial. Perusaahan memiliki suatu kontrak tidak tertulis untuk menyediakn suatu manfaat

sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi suatu

perusahaan kepada masyarakat dengan kerugian yang di timbulkan perusahaan tersebut

terhadap masyarakat. Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial

adalah kesulitan dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga

langkah yaitu:

1. menentukan apa yang menyusun biaya manfaat sosial

2. mencoba untuk menguantifikasi semua pos yang relevan

3. menempatkan jumlah moneter pada nilai akhir.

4. Kuntifikasi Terhadap Biaya dan Manfaat

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial di tentukan dan

kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat di

hitung. Dampat tersebut dapat di golongkan sebagai langsung atau tidak langsung.

Walaupun perhitungan ini dapat di lakukan pada beberapa kasus, sering kali adalah sulit

untuk memberikan lebih dari sekedar estimasi kasar atau ukuran pengganti. Untuk

mengukur suatu kerugian di butuhkan informasi mengenai variabel utama, yaitu waktu dan

dampak.

1. Waktu. Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu

beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat.

2. Orang-orang dapat di pengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial

oleh berbagai kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk

mengidentifikasi kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasinya

3. Biaya ekonomi. Biaya-biaya ini meliputi tagihan dan pengobatan rumah sakit

yang tidak di kompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan

yang di derita oleh pekerja.

119

Page 120: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

4. Kerugian Fisik. Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes

akan menderita nafas yang pendek dan kemungikan kematian prematur.

5. Kerugian psikologis. Meskipun banyak penyakit yang dapat terjadi akibat

terkena penyakit yang terkait dengan asbes, pekerja dapat merasa tidak cukup

dan menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil keluarga.

5. Pelaporan Kinerja Sosial

Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial,dan lingkungan dari

program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler. Ada

beberapa cara untuk melakukan hal tersebut salah satu strategi yang di mulai dengan

mengembangkan inventaritas, dan salah satu taktik yang di sarankan adalah meminta

manejer perusahaan untuk mebuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial, setelah itu di

hasilkan, auditor sosial kemudian mencoba untuk memulai dengan mengukur dampak-

dampaknya.

Audit sosial bermanfat bagi perusahaan dengan membuat para manajer menyadari

konsekuensi sosial dari bebarapa tindakan mereka. Hal ini dapat di capai bahkan

dampaknya tidak dapat dikuantifikasi. Selain itu, uadit semacam itu dapat menyebabkan

menejer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam dalam ukuran kinerja sosial

dan ukuran kinerja pada rencana itu. Audi sosial adalah serupa dengan audit keuangan

dalam hal bahwa audit sosial mencoba untuk secara inpenden menganalisis suatu

perusahaan dan menilai kinerja. Tetapi terdapat suatu perbedaan utama mengenai apa yang

di analisis. Setelah audit sosial di selesaikan, perusahaan harus memutusakan apakah

menginformasikan ke publik. Kebanyakan perusahaan menganggap audit sosial sebagai

dokumen internal dan merahasiakan hasilnya. Beberapa perusahaan menerbitkan laporan

khusus yang yang menyoroti kontribusi positifnya kepada para pemegng kepentingan

perusahaan, tetapimengabaikan dampak yang negatif.

120

Page 121: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

6. Perkembangan Luar Negeri

Perusahaan –perusahaan Eropa sudah mempelopori pengungkapan informasi sosial

baik dalam laporan khusus maupun laporan tahunan. Bentuk pelaporan model Eropa yang

telah di gunakan oleh sejumlah perusahaan adalah bentuk yang di gunakan atau di

kembangkan Deutsche Shell. Serupa dari laporan perusahaan-perusahaan di prancis,

laporaran itu menekankan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya. Tetapi,

laporan tersebut juga memberikan infomasi mengenaisejumlah bidang lainnya yang

berurusan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.

Laporan Deutsche berisi beberapa pos yang tidak umum. Selain laporan keuangan

yang umum, terdapat laporan akun-akuk dan laporan nilai tambah, yang keduanya

berkaitan dengan kontribusi perusahaan terhadap masyrakat. Laporan akun-akun sosial

melaporkan aktivitas perusahaan yang memengaruhi para pemangku kepentingan

perusahaan.seperti, karyawan, investor, komunitas prusahaan itu sendiri.

7. Kesimpulan

Walaupun dimensi-dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan berbagai

permasalahan, namun hal tersebut bukan merupakan alasan utama untuk tidak meneruskan

pencarian-pencarian penting untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.

Asperk keprilakuan, terutama bagi pihak investor, akan sangat menetukan perkembangan

akuntansi sosial, di masa akan datang. Terlepas dari semua itu, akuntansi sosial telah

menjadi salah satu cabang akuntansi yang mencoba untuk menguraikan dampak dari suatu

entitas bisnis, baik bagi lingkungan internal maupun eksternalnya.

Selain itu banyak pihak yang meyakini bahwa aspek-aspek keuangan yang belum

mencukupi untuk di gunakan sebagia landasan bagi pengumpulan keputusan bisnis.

Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. Hal ini di tunjukkan banyak

perusahaan yang secara keuangan layak untuk di miliki oleh investor, tetapi belum di lirik

oleh mereka. Pihak investor masih menunggu dari aspek-aspek lain yang melindungi

entitas tersebut. Pengaaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya, dan kondisi

ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.

121

Page 122: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

C. PENUTUP

SOAL LATIHAN

1. Diskusikan bagaimana lingkungan perusahaan dapat memengaruhi pencapaian

tujuan perusahaan.

2. Bagaimana perusahaan dapat membedakan antara:

a. Biaya pribadi dan biaya social

b. Manfaat pribadi dan manfaat social

3. Diskusikan perbedaan antara:

a. Akuntansi keuangan dan akuntansi social

b. Akuntansi manajemen dan akuntansi social.

122

Page 123: Web viewUntuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan ... Sepuluh potensi sumber konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim

DAFTAR BACAAN

A.C, Pigou, 1948. The Economics of Welfare, edisi keempat. (London: MacMillan anda

Co).

D. Linowes, 1968. “Socio-Economic Accounting, “ The Journal of Accountancy

(November): hal. 37-42

Estes. A Comperhensive Social Reporting Model.

K. V. Ramanathan, 1976. “Toward A Theory of Corporate Social Accounting, The

Accounting Review (Juli): hal. 516-528

Larry Ruff,1972.”Economic Common Sense of Pollution, “dalam Economics of The

Environment: R. dan N. Dorf,am (eds) (New York: W.W.Norton & Co).

Linowes. “An Approach to Socio-Economics Accounting.”

Siegel, Gary, dan Marcony H.R., 1989. Behavioral Accounting, South-Western Publishing

Co., Cincinnati, Ohio.

S. Dilley dan J. Weygant, 1973. “Measuring Sosial Responsibility: An Empirical Test,

“The Journal of Accountancy (September): hal. 62-70; R.W. Estes, “A

Comprehensive Social Reporting Model,” The Federal Accountant; L. Seidler, “

Dollar Values in The Social Income Statement, “ dalam Social Accounting: Theory

Issues and Cases; serta L.J. dan L.L Seidler ed. (Los Angeles, Cal: Melville

Publishing Co., 1975).

123