status anestesi reyhj

13
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU ANESTESI RUMAH SAKIT KOJA: Nama : Reynaldo Rizky Alexander Tanda Tangan NIM : 112014082 Dr. Pembimbing/Penguji : dr. Kamila Hafidz Sp.An IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny. N Jenis kelamin : perempuan Tempat/tanggal lahir : Jakarta / 06 oktober 1963 Suku Bangsa : Jawa Status perkawinan : Sudah Menikah Agama : muslim Pekerjaan : Petani Pendidikan : SLTA Alamat : Warakas I gang 26 No.009, Tanjung Priok A. ANAMNESIS Keluhan utama : Perdarahan dari kemaluan 2 minggu SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang : 4 tahun SMRS, pasien mengeluhkan bengkak lebih kurang sebesar kepala bayi. Nyeri (+). 2 minggu SMRS keluar darah

Upload: novella-iona-tiffany

Post on 30-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jkk

TRANSCRIPT

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU ANESTESIRUMAH SAKIT KOJA:

Nama : Reynaldo Rizky Alexander Tanda TanganNIM : 112014082

Dr. Pembimbing/Penguji : dr. Kamila Hafidz Sp.An

IDENTITAS PASIENNama lengkap : Ny. NJenis kelamin : perempuan

Tempat/tanggal lahir : Jakarta / 06 oktober 1963Suku Bangsa : Jawa

Status perkawinan : Sudah Menikah Agama : muslim

Pekerjaan : PetaniPendidikan : SLTA

Alamat : Warakas I gang 26 No.009, Tanjung Priok

A. ANAMNESISKeluhan utama :Perdarahan dari kemaluan 2 minggu SMRS.Riwayat Penyakit Sekarang :4 tahun SMRS, pasien mengeluhkan bengkak lebih kurang sebesar kepala bayi. Nyeri (+). 2 minggu SMRS keluar darah dari kemaluan, bergumpal dan kehitaman. Jumlah banyak. Pasien ganti pembalut 5 kali sehari.Pasien mengaku tidak menderita asma dan alergi obat obatan, pasien juga tidak memiliki penyakit kelainan darah dan penyakit berat lain seperti hipertensi, diabetes dll.

Riwayat Penyakit Penyerta - Riwayat Operasi sebelumnya Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah kerabat yang menderita :PenyakitYaTidakHubungan

Alergi+

Asma+Ayah

Tuberkulosis+

Artritis+

Rematisme+

Hipertensi+

Jantung+

Ginjal+

Lambung +

B. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan umumKeadaan Umum : Tampak Sakit RinganKesadaran : Compos MentisTinggi badan: -Berat badan : 60 kgTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: 80 kali/menitSuhu: 36,2oCPernafasan (Frekuensi dan tipe): 20 kali/menit

KepalaEkspresi wajah: CemasSimetri muka : SimetrisRambut: Hitam dan merataPembuluh darah temporal : Tidak dilakukan

LeherTekanan vena jugularis (JVP) : Tidak dilakukanKelenjar tiroid : Tidak dilakukanKelenjar limfe : Tidak dilakukanPembesaran KGB (-), Pergerakan normal

Mulut Bibir: Lembab warna merahTonsil : T1-T1 tenangLangit-langit: Tidak ada kelainanBau pernafasan : Tidak ditemukanGigi : Gigi palsu (-)Trismus : Tidak ditemukanFaring: Tidak hiperemisSelaput lendir : Tidak ada kelainanLidah: Tidak ada atrofi papilMalampati Score : 1 Mandibula: Fraktur(-), gerakan sendi temporo mandibularis tidak terbatas

DadaBentuk : Simetris,sela iga normalPembuluh darah: Tidak melebar,spider nevi (-)Buah dada: Simetris

Depan BelakangInspeksiKananSimetris saat statis dan dinamisSimetris saat statis dan dinamis

KiriSimetris saat statis dan dinamisSimetris saat statis dan dinamis

PalpasiKanan Tidak ada benjolan Fremitus tidak dilakukan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada benjolan Fremitus tidak dilakukan Tidak ada nyeri tekan

Kiri Tidak ada benjolan Fremitus tidak dilakukan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada benjolan Fremitus tidak dilakukan Tidak ada nyeri tekan

PerkusiKananSonor di seluruh lapang paruSonor di seluruh lapang paru

KiriSonor di seluruh lapang paruSonor di seluruh lapang paru

AuskultasiKananBunyi nafas vesikulerWheezing (-) Ronki (-)Bunyi nafas vesikulerWheezing (-) Ronki (-)

KiriBunyi nafas vesikulerWheezing (-) Ronki (-)Bunyi nafas vesikulerWheezing (-) Ronki (-)

JantungInspeksiIctus cordis tidak tampak

PalpasiTidak dilakukan perabaan pada ictus cordis

PerkusiTidak dilakukan perkusi batas jantung

AuskultasiBJ I dan II murni reguler, Murmur (-), Gallop (-)

PerutInspeksi: Rata, pembuluh darah (-),caput medusa (-),spider nevi (-),dilatasi vena (-).PalpasiDinding perut: Rigiditas (-), nyeri tekan (+),nyeri lepas (-), defens muskular (+),massa (+)Hati: Tidak terabaLimpa: Tidak terabaGinjal: Tidak terabaLain-lain : -Perkusi: Pekak,undulasi (-),shifting dullnes (-).Auskultasi: Bising usus (+)

Anggota gerakLenganKananKiriOtot:Tonus: Normotonus NormotonusMassa: Eutrofi EutrofiSendi: Tidak ada kelainan Tidak ada kelainanGerakan: AktifAktifKekuatan: Tidak dilakukan Tidak dilakukanLain-lain: Palmar eritem (-),Tremor (-)

Tungkai dan KakiLuka: Tidak ditemukanVarises: Tidak ditemukanOtot (tonus dan massa): NormotonusSendi: Tidak ada kelainanGerakan: AktifKekuatan: Tidak dilakukanEdema: Tidak ditemukanLain-lain: -

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap Hemoglobin : 13,1 g/dl (12 -16) Hematokrit : 37 % (37 47) Trombosit : 258.000 ribu/uL (182.000-369.000) Leukosit : 8000 /mm3 (4000-10.000) RontgenCor: besar dan bentuk normalPulmo : tidak tampak infiltrate,hilus tidak melebar, corakan bronkovaskuler normalKesan : saat ini foto thorax tidak tampak adanya kelainan.USG Uterus Membulat Tampak massa hipoechoic dalam cavum uterus Tak tampak kurk Kesan : massa intra uterine, ab insipens

D. STATUS FISIK ASA

Asa 1 = Pasien tidak memiliki kelainan sistemik lain

E. DIAGNOSIS KERJA

Mioma UteriMioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus dan jaringan ikat sekitarnya. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala yang luas termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan pada pelvis.

F. RENCANA TINDAKAN BEDAH

Laparoskopi

Laparoskopi merupakan suatu proses inspeksi bagian dalam rongga perut degan menggunakan endoskop dengan akses yang minimal.pembedahan laparoskopi disukai karna tekniknya bersifat minimal invasif dan dihubungkan dengan penyembuhan luka yang lebih cepat.

Persiapan operasi- Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi- Pasien tidak menggunakan perhiasaan maupun gigi palsu- Cairan intravena sudah terpasang dan infus mengalir dengan lancar

G. RENCANA TINDAKAN ANESTESIGeneral Anestesi teknik ETTPersiapan Alat dan Obat Anestesi Umum Mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit anestesi, face mask, monitor, tensimeter, saturasi serta mengecek tabung O2, N2O dan isoflurane Mempersiapkan stetoskop, laringoskop (lampu menyala dan terang), ETT jenis non kinking ukuran 7,5 dan suction. Mempersiapkan propofol 120 mg,sedacum 2,5 mg, fentanil 0,15 mg, tramus 100 mg, ketorolac 30 mg, efedrin 10 mg, dan ondansentron 4 mg

Premedikasi Sedacum 2,5 mg Fentanyl 0.015 mg

Induksi Anestesi Akses IV: Propofol 120 mg cek refleks bulu mata, jika telah (-) pasang face mask dan mulai ambu O2 1 L/menit, N2O 1 L/menit dan isofluran 2 vol % (sambil tetap memompa sampai airway bagus) tramus 40 mg setelah obat mulai bekerja + 3 menit, perhatikan pergerakan dada naik dan simetris segera lakukan intubasi

Ekstubasi Memastikan pasien telah bernapas spontan Melakukan suction slem pada airway pasien Menutup isoflurane dan N2O, tinggikan O2 sampai 8 L/menit Mengempiskan balon, pastikan bahwa pasien sudah bangun (biasanya pasien akan mulai batuk-batuk). Melepaskan plester/tape. Cari waktu yang tepat dan segera cabut ETT. Segera pasang face mask dan pastikan airway nya lancar dengan triple manuver. Setelah pasien benar-benar bangun, pasien dipindahkan ke RR.

Instruksi Post OP di RR Awasi tekanan darah, nadi, nafas dan saturasi Oksigenasi dengan O2 3-4 L/menit

PEMBAHASAN Anastesi umumAnestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan nyeri secara sentral yang dihasilkan ketika pasien diberikan obat-obatan untuk amnesia, analgesia, kelumpuhan otot, dan sedasi. Pada pasien yang dilakukan anestesi dapat dianggap berada dalam keadaan ketidaksadaran yang terkontrol dan reversibel. Anestesi memungkinkan pasien untuk mentolerir tindakan pembedahan yang dapat menimbulkan rasa sakit tak tertahankan, yang berpotensi menyebabkan perubahan fisiologis tubuh yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan. Komponen anestesi yang ideal terdiri dari: 1. Hipnotik, 2. Analgetik, 3. Relaksasi otot

Indikasi anestesi umum : 1. Bayi dan anak usia muda2. Dewasa yang memilih anestesi umum3. Pembedahan luas4. Penderita sakit mental5. Pembedahan lama6. Penderita dengan riwayat alergi anestesi lokal7. Penderita dengan pengobatan antikoagulan

Kontra indikasi anestesi umum :Tergantung efek farmakologi pada organ yang mengalami kelainan1. Hepar = obat yang bersifat hepatotoksik2. Jantung = obat obat yang mendepresi miokard3. Ginjal = obat yang di ekskresi di ginjal4. Paru = obat yang merangsang ekskresi paru5. Endokrin = obat yang meningkatkan kadar gula darah

Anestesi LaparoskopiAnestesi umum direkomendasikan untuk pasien yang akan menjalani operasi laparoskopik dalam waktu yang lama.obat yang digunakkan untuk anestesi laparoskopik biasanya terdiri atas obat inhalasi, intravena, dan pelumpuh otot. Anestesi inhalasi yang biasa digunakkan adalah N2O,isofluran,sevofluran dan desfluran sedangkan obat anestesi intravena yang biasa digunakkan adalah propofol,tiopental dan etomidat. Suplementasi opioid seperti fentanyl, remifantanil dan sufentanil biasanya digunakkan untuk mengatasi nyeri.Anestesi umum dengan intubasi endotrakeal dan ventilasi kendali merupakan teknik teraman dan sering digunakkan untuk tindakan bedah laparoskopi.namun pada prosedur laparoskopi yang singkat penggunaan LMA lebih dipilih karna dapat mengurangi nyeri tenggorokan dibanding endotrakeal, namun LMA tidak dapat memberi perlindungan terhadap aspirasi lambung namun LMA jenis pro seal dapat mengatasi hal tersebut karna batas atas airwayseal nya adalah 30 mmHg.Sebenarnya anestesi regional dapat dilakukan dan memberikan banyak keuntungan seperti waktu pulih yang lebih cepat, komplikasi yang dapat di ketahui lebih dini, dan perubahan hemodinamik yang lebih sedikit, namun pada tindakan laparoskopik dengan anestesi regional, operator harus berhati hati dalam memanipulasi organ abdomen agar tidak menibulkan nyeri pada pasien. Karena alasan ini anestesi regional pada bedah laparoskpik biasanya dikombinasikan denga obat sedasi intravena. Efek kombinasi dari pneumoperitoneum dan obat sedasi tersebut dapat menyebabkan hipoventilasi dan desaturasi O2. Karna kompleksnya teknik ini maka jarang dilakukan teknik anestesi regional pada bedah laparoskopik.