statistik pendidikan
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
Hal 133 – 137
1. Berikan definisi dari : Nilai rata-rata Hitung (Arithmatic Mean), Nilai rata-rata posisi
pertengahan (Median, Modus), Nilai rata-rata ukur (Geometric Mean), dan Nilai rata-
rata harmonik (Harmonic Mean) ?
Jawab :
Mean merupakan sekumpulan data ditemukan dengan mengambil jumlah dari
data, dan kemudian membagi jumlah tersebut dengan jumlah total nilai di set.
Sebuah rata-rata sering disebut sebagai rata-rata. Atau merupakan teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok
tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh
individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang
ada pada kelompok tersebut.
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas
nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang
terkecil
Modus adalah teknik penjelasan kelompk yang didasarkan atas nilai yang
sedang populer (yang sedang menjadi mode) atau nilai yang sering muncul
dalam kelompok tersebut
Nilai rata-rata ukur dari sekelompok bilangan ialah hasil perkalian bilangan
tersebut, diakar pangkatkan sebanyaknya bilangan itu sendiri. Rata rata ukur
dipakai untuk menggambarkan keseluruhan data khususnya bila data tersebut
mempunyai ciri tertentu yaitu banyaknya nilai data yang satu sama lain saling
berkelipatan sehingga perbandingan tiap dua data yang berurutan tetap atau
hampir tetap. Bila suatu kelompok data mempunyai ciri seperti ini maka rata
rata ukur akan lebih baik dari pada rata rata hitung.
Rata-rata harmonik dari suatu kumpulan data x1, x2, …, xn adalah kebalikan
dari nilai rata-rata hitung (aritmetik mean). Secara matematis dapat dinyatakan
dengan formula berikut:
· Untuk Data Tidak Berkelompok
n
Rh = ----------
∑ (1 / x )
· Untuk Data Berkelompok
f
Rh = --------
∑ ( f / x )
Secara umum, rata-rata harmonic jarang digunakan. Rata-rata ini hanya
digunakan untuk data yang bersifat khusus. Misalnya,rata-rata harmonik
sering digunakan sebagai ukuran tendensi sentral untuk kumpulan data yang
menunjukkan adanya laju perubahan, seperti kecepatan.
2. Mengapa harga rata-rata itu dinamakan measures of central tendency ?
Jawab :
Karena nilai rata-rata dari sekumpulan data yang berupa angka itu pada
umumnya mempunyai kecenderungan untuk berada di sekitar titik pusat penyebaran
data angka tersebut, karena itulah nilai rata-rata atau ukuran rata-rata itu dikenal pula
dengan nama ukuran tendensi pusat.
3. Jealaskan tentang segi-segi kebaikan dan kelemahan yang dimiliki oleh :
a. Mean
b. Median
c. Modus
Jawab :
a. Sebagai ukuran rata-rata, Mean menyandang kelemahan seperti dikemukakan di
bawah ini :
1. Karena mean itu diperoleh atau berasal dari hasil perhitungan terhadap seluruh
angka yang ada, maka jika dibandingkan dengan ukuran rataa-rata lainnya
perhitungannya relatif lebih sukar.
2. Dalam menghitung mean, sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran, lebih –
lebih apabila kita dihadapkan kepada bilangan yang cukup besar, sedangkan
kita tidak memiliki alat bantu perhitungan, seperti; mesin hitung, kalkulator,
dan sebagainya.
3. Sebagai salah satu ukuran rata-rata, mean kadang-kadang sangat diperngaruhi
oleh angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang diperoleh kadang terlalu
jauh dari kenyataan yang ada.
b. Median, kebaikan yang dimiliki oleh median sebagai ukuran rata-rata ialah,
mediannya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, karena proses
perhitungannya sederhana dan mudah. Adapun kelemahannya ialah, median
sebagai ukuran rata-rata sifatnya kurang teliti.
c. Kebaikan modus dapat menolong diri kita dalam waktu yang paling singkat
memperoleh ukuran rata-rata yang merupakan ciri khas dari data yang kita
hadapi. Adapun kelemahannya ialah kurang teliti karena modus terlalu mudah
atau terlalu gampang diperoleh (dicapai). Selain itu, jika frekuensi maksimal yang
terdapat dalam distribusi frekuensi data yang kita teliti itu lebih dari satu buah,
maka akan kita peroleh modus yang banyaknya lebih dari satu buah.
Kemungkinan lainnya, bisa terjadi bahwa dalam suatu distribusi frekuensi tidak
dapat kita cari atau tentukan modusnya, disebabkan karena semua skor yang ada
mempunyai frekuensi yang sama, alhasil sebagai salah satu ukuran rata-rata
Modus sifatnta labil (tidak stabil).
4. Dalam keadaan yang bagaimana seharusnya kita mencari (mwnghitung) :
a. Mean
b. Median
c. Modus.
Jawab :
5. Jelaskan tentang adanya saling hubungan antara mean, median dan modus dengan
mengemukakan contohnya !
Jawab :
6. Berikan definisi (pengertian) tentang :
a. Quartile
b. Decile
c. Percentile
Jawab :
a. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai
yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama
besar, yaitu masing masing sebesar ¼ N. jadi disini akan kita jumpai tiga buah
kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3).
Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita
selidiki menjadi empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N.
b. Desil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari
data yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing
sebesar 1/10 N. jadi disini kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana
kesembilan buah titik desil itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10
bagian yang sama besar. Lambang dari desil adalah D. jadi 9 buah titik desil
dimaksud diatas adalah titik-titik: D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.
c. Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu
distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil sering
disebut ukuran perseratusan. Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus
bagian yang sama besar itu ialah titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, … dan
seterusnya, sampai dengan P99. jadi disini kita dapati sebanyak 99 titik persentil
yang membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar,
masing-masing sebesar 1/ 100N atau 1%,
7. Quartile dapat digunakan sebagai alat atau ukuran untuk mengentahui apakah
distribusi frekuensi dari data yang sedang kita hadapi berbentuk kurva normal (kurva
simetrik), juling positif, atau juling negatif. Jelaskan pernyataan tersebut dengan
menggunakan sebuah contoh !
Jawab :
Misalkan dari 80 orang siswa MAN jurusan IPS diperoleh skor hasil EBTA dalam
bidan studi tata buku sebagaimana disajikan pada tabel distribusi frekuensi beikut ini (
lihat kolom 1 dan 2). Jika kita ingin mencari Q1, Q2, dan Q3, maka proses
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Ø Titik Q1= 1/4N = ¼ X 80 = 20 ( terletak pada interval 35-39). Dengan demikian dapat
kita ketahui: 1= 34,50; fi = 7; fkb = 13, i= 5.
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 34,50 +(20-13) X5
Fi 7
= 34,50 +5
= 39,50
Ø Titik Q2= 2/4N = 2/4 X 80 = 40 ( terletak pada interval 45-49). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 44,50; fi = 17; fkb = 35, i= 5.
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 44,50 +(40-35) X5
Fi 17
= 44,50 +1.47
= 45,97
Ø Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 80 = 60 ( terletak pada interval 55-59). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 54,50; fi = 7; fkb = 59, i= 5.
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 54,50 +(55-59) X5
Fi 7
= 54,50 + 0,71
= 55,21
Tabel 3.12. distribusi frekuensi skor-skor hasil EBTA bidang studi tata buku dari 80
orang siswa man jurusan ips, berikut perhitungan Q1,Q2, dan Q3.
Nilai (x) F Fkb
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
3
5
6
7
7
17
15
7
6
5
2
80
77
72
66
59
52
35
20
13
7
2
Total 80= N -
Diantara kegunaan kuartil adalah untuk mengetahui simetris (normal) atau a
simetrisnya suatu kurva. Dalam hal ini patokan yang kita gunakan adalah sebagai
berikut:
1). Jika Q3-Q2 = Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva normal.
2). Jika Q3-Q2 > Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kiri(juling
positif).
3). Jika Q3-Q2 < Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kanan(juling
negatif).
8. Percentile sangat berguna untuk digunakan sebagai alat atau ukuran untuk :
a. Mengubah raw score menjadi nilai standar sebelas (stanel)
b. Menetapkan nilai batas lulus dalam suatu tes atau seleksi
Kemukakanla sebuah contoh mengenai kedua pernyataan diatas !
Jawab :
Cara mencari persentil untuk data kelompok
Misalkan kembali ingin kita cari P35 dan P95 dari data yang disajikan pada tabel
3.16.
Ø Mencari persentil ke-35 (P35):
Titik P35= 35/100N= 35/100X80= 28 (terletak pada interval 40-44). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 39,50; fi= 15, dan fkb= 20, i=5
P35= 1 + (35/100N-fkb) Xi =39,50 +(45-40) X 5
Fi 8
= 39,50+2,67
= 42,17
Ø Mencari persentil ke-95 (P95):
Titik P95= 95/100N= 95/100X80= 76 (terletak pada interval 65-69). Dengan demikian
dapat kita ketahui: 1= 64,50; fi= 5, dan fkb= 72, i=5
P95= 1 + (95/100N-fkb) Xi =64,50 +(65-69) X 5
Fi 5
= 64,50+4
= 68,50
Tabel 3.16. Perhitungan persentil ke-35 dan persentil ke-95 dari data yang tertera pada tabel
3.14.
Nilai (x) F Fkb
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
3
5
6
7
7
17
15
7
6
5
2
80
77
72
66
59
52
35
20
13
7
2
Total 80= N -
Kegunaan persentil dalam dunia pendidikan adalah:
a. Untuk mengubah rawa score (raw data) menjadi standard score (nilai standar).
Dalam dunia pendidikan, salah satu standard score yang sering digunakan adalah
eleven points scale ( skala sebelas nilai) atau dikenal pula dengan nama standard of
eleven (nilai standard sebelas) yang lazim disingkat dengan stanel.
Pengubahan dari raw score menjadi stanel itu dilakukan dengan jalan
menghitung: P1- P3- P8- P21- P39- P61- P79- P92- P97- dan P99.
Jika data yang kita hadapi berbentuk kurva normal (ingat: norma atau standar selalu
didasarkan pada kurva normal itu), maka dengan 10 titik persentil tersebut diatas akan
diperoleh nilai-nilai standar sebanyak 11 buah, yaitu nilai-nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, dan 10.
b. Persentil dapat digunakan untuk menentukan kedudukan seorang anak didik, yaitu:
pada persentil keberapakah anak didik itu memperoleh kedudukan ditengah-tengah
kelompoknya.
c. Persentil juga dapat digunakan sebagai alat untuk menetapkan nilai batas lulus pada
tes atau seleksi.
Misalkan sejumlah 80 orang individu seperti yang tertera pada tabel 3.16. itu hanya
akan diluluskan 4 orang saja (=4/ 80 X 100%= 5%) dan yang tidak akan diluluskan
adalah 76 orang (= 76X80 X 100%=95%), hal ini berarti bahwa P95 adalah batas nilai
kelulusan. Mereka yang nilai-nilainya berada pada P95 kebawah, dinyatakan tidak
lulus, sedangkan diatas P95 dinyatakan lulus. Dalam perhitungan diatas telah kita
peroleh P95= 68,50; berarti yang dapat diluluskan adalah mereka yang nilainya diatas
68,50 yaitu nilai 69 ke atas.
9. Tunjukkan bahwa antara median, quartile, decile, dan percentile terdapat saling
hubungan dengan mengemukakan sebuah contoh !
Jawab :
10. Kutiplah kembali data no.II.A; setelah itu hitunglah mean, median, dan modus dari
data tersebut!
Jawab :
11. Kutiplah kembali Data No.II.C; setelah itu hitunglah : Q1, Q2, Q3, D3, D6, D9, P10, P25,
dan P70.
Jawab :
12. Kutiplah kembali Data No.II.D; setelah itu hitunglah Mean-nya dengan menggunakan
Rumus Panjang dan Rumus Singkat.
Jawab :
13. Kutiplah Data No.II.B; setelah itu :
a. Hitunglah Q1, Q2, dan Q3;
b. Tetapkan bentuk kurvanya.
Jawab :
14. Kutiplah kembali Data No.II.D. Jika data tersebut merupakan nilai hasil tes Bahasa
Arab dari 60 orang peserta tes seleksi, dan dari jumlah tersebut yang akan diterima
(diluluskan( hanya 5 orang, cobalah saudara cari atau tentukan Nilai Batas Lulusnya
dengan menggunakan Percentile!
Jawab :
15. Kutiplah kembali Data No.II.B. Setelah itu, cobalah Saudara hitung : Mean, median,
dan Modusnya.
Jawab :
16. Kutiplah kembali Data No.II.C. Setelah itu cobalah Saudara cari :
a. Mean-nya dengan menggunakan Rumus Panjang dan Rumus Pendek(Metode
Singkat)
b. Median-nya
c. Modus-nya
Jawab :
17. Dengan Menghitung lebih dahulu Q1, Q2, dan Q3, cobalah Saudara tetapkan bentuk
kurva dari Data NO.II.D.
Jawab :
18. Dari sejumlah 266 orang lulusan SMTA yang mengikuti Tes Seleksi Penerimaan
Calon Mahasiswa Baru pada sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam, berhasil dicatat
skor hasil tes mereka dalam ujian Dirasat, Islamiyah sebagai berikut :
Skor f
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
4
10
14
19
30
33
40
32
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
25
21
18
10
6
3
1
266 = N
Soal :
a. Berapakah Nilai Rata-rata Hitung yang berhasil dicapai oleh 266 orang calon
yang mengikuti Tes Seleksi tersebut (dengan catatan bahwa perhitungan Nilai
Rata-rata Hitung itu hendaknya dilakukan agar menggunakan Metode Panjang
dan Metode Singkat)?
b. Ubahlah skor hasil tes tersebut menjadi stanel (Nilai Standar Sekala Sebelas),
dengan menggunakan ukuran Percentile!
c. Skor berapakah yang merupakan Modus dari data tersebut diatas?
d. Jika dari jumlah 266 orang calon itu yang akan diluluskan (dinyatakan
diterima sebagai mahasiswa baru) hanya 45 orang, tetapkan Nilai Batas
Lulusnya dengan menggunakan ukuran Percentile!
Jawab :
19. Dari kegiatan eksperimen yang dilakukan sebanyak 6 kali, diperoleh skor sebagai
berikut :
Eksperimen ke : Skor
1
2
3
4
5
6
26
13
20
18
10
15
Carilah Nilai Rat-rata Ukur dari skor hasil eksperimen tersebut tanpa menggunakan
Daftar Logaritma.
Jawab :
20. Berapakah Nilai Rata-rata Harmonik dari kumpulan bilangan: 3, 4, 6, 8, dan 12?
Jawab :