standarisasi menghadapi mea

7
STANDARISASI DI DALAM MENGHADAPI MEA Bagi Indonesia pasar tunggal ASEAN 2015 adalah sebuah tantangan dan sekaligus peluang untuk mengembangkan produk dalam negeri bersaing di pasar ASEAN. Daya saing komoditas perikanan Indonesia dinilai masih relatif lemah menghadapi era persaingan terbuka. Oleh sebab itu daya saing produk perikanan harus terus ditingkatkan agar mampu menghadapi sebuan berbagai produk sejenis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor untuk menghadapi pasar global di kawasan Asia Tenggara pada waktu yang akan datang. Pemerintah dan semua pihak terkait harus bekerja keras untuk meningkatkan daya saing. Adanya MEA menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi negara-negara ASEAN terutama Indonesia. Secara umum daya saing produk perikanan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara produsen atau eksportir produk perikanan lainnya. Kunci untuk bisa menghimpun kesuksesan dan memenangan pasar MEA 2015 adalah daya saing. Daya saing tersebut meliputi dari segi sumber daya manusia dan segi produk. Salah satu kunci yang berkaitan dengan potensi dari UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) olahan perikanan Indonesia adalah daya saing produk yang erat kaitannya dengan standarisasi produk.

Upload: viki-gilang-ramadhan

Post on 17-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Standarisasi Menghadapi Mea

TRANSCRIPT

Page 1: Standarisasi Menghadapi Mea

STANDARISASI DI DALAM MENGHADAPI MEA

Bagi Indonesia pasar tunggal ASEAN 2015 adalah sebuah tantangan dan sekaligus

peluang untuk mengembangkan produk dalam negeri bersaing di pasar ASEAN. Daya saing

komoditas perikanan Indonesia dinilai masih relatif lemah menghadapi era persaingan

terbuka. Oleh sebab itu daya saing produk perikanan harus terus ditingkatkan agar mampu

menghadapi sebuan berbagai produk sejenis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor untuk menghadapi pasar global di kawasan

Asia Tenggara pada waktu yang akan datang. Pemerintah dan semua pihak terkait harus

bekerja keras untuk meningkatkan daya saing. Adanya MEA menjadi sebuah peluang

sekaligus tantangan bagi negara-negara ASEAN terutama Indonesia. Secara umum daya saing

produk perikanan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara produsen atau

eksportir produk perikanan lainnya. Kunci untuk bisa menghimpun kesuksesan dan

memenangan pasar MEA 2015 adalah daya saing. Daya saing tersebut meliputi dari segi

sumber daya manusia dan segi produk. Salah satu kunci yang berkaitan dengan potensi dari

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) olahan perikanan Indonesia adalah daya saing

produk yang erat kaitannya dengan standarisasi produk.

Standardisasi adalah kegiatan penetapan, yang terkait dengan masalah umum atau

potensial, ketentuan untuk penggunaan umum dan berulang, yang ditujukan untuk mencapai

tingkat keseragaman optimum dalam konteks tertentu. Standardisasi merupakan suatu

kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus perdagangan, melindungi kepentingan

masyarakat luas, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri. Peran standardisasi

menjadi semakin nyata setelah liberalisasi dalam perdagangan menjadi bagian tak

terhindarkan dari perkembangan perekonomian dunia. 

Sejak disepakatinya General Agreement on Tariff and Trade (GATT) pada Putaran

Tokyo tahun 1979, nuansa perdagangan bebas semakin mewarnai perekonomian dunia.

Kesepakatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan hambatan yang terjadi dalam

Page 2: Standarisasi Menghadapi Mea

perdagangan. Sejak itu berbagai restriksi perdagangan mulai berangsur-angsur dikurangi

menjadi tiada sama sekali. Hambatan tarif kini tidak lagi diperbolehkan, kecuali untuk

komoditi yang sangat sensitif bagi perekonomian atau keadaan sosial suatu negara.

Persaingan dalam perdagangan internasional semakin terasa meningkat, risiko terhadap

membanjirnya barang impor yang kurang bermutu juga meningkat, sementara perlindungan

terhadap produsen dalam negeri menjadi sangat terbatas. Sehingga, dalam rangka melindungi

kepentingan domestik banyak negara menggunakan instrumen non tarif yaitu standar mutu

produk.

Standardisasi, yang dalam konteks lain disebut sebagai standar dan penilaian

kesesuaian (standards and conformity assessment), dapat berfungsi sebagai alat kontrol teknis

dalam melindungi kepentingan domestik. Standar dapat dipergunakan sebagai persyaratan

spesifikasi minimum yang harus dipenuhi oleh produk impor untuk memasuki pasar

domestik, sekaligus berfungsi sebagai alat perlindungan konsumen, khususnya bagi produk-

produk yang menyangkut kesehatan, keamanan, keselamatan, dan pelestarian fungsi

lingkungan hidup. Meskipun demikian, penggunaan standar dapat digunakan sebagai alat

untuk memproteksi produk dalam negeri harus tidak melanggar ketentuan WTO seperti yang

tertuang dalam agreement on technical barriers to trade (TBT), disebut juga sebagai Standards

Code. Kesepakatan ini menetapkan bahwa penerapan standar tidak boleh menyebabkan

terjadinya hambatan yang tidak wajar dalam perdagangan internasional. Makalah ini

mengemukakan hasil kajian untuk mengetahui sejauh mana kegiatan standardisasi nasional di

Indonesia siap menjalankan fungsinya memfasilitasi perdagangan dan melindungi

kepentingan konsumen dan pelaku usaha domestik.

Melalui standardisasi diharapkan pelaksanaan transaksi perdagangan, baik antara

pemasok dan produsen maupun antara produsen dan konsumen, dapat dilaksanakan secara

efisien dengan tingkat kepastian yang terjamin dan dapat mengurangi biaya transaksi yang

harus ditanggung oleh kedua belah pihak.

Page 3: Standarisasi Menghadapi Mea

Sementara itu, pemerintah akan memastikan bahwa seluruh produk industri yang

beredar di dalam negeri harus memenuhi SNI, dengan cara ini diharapkan bisa meningkatkan

daya saing produk tersebut. Penerapan SNI pada setiap produk perikanan maupun non

perikanan harus diberlakukan karena arus pasar tunggal MEA sangatlah ketat dan setiap

negara memiliki standar prodduk yang berbeda-beda. Adanya pemeriksaan mutu produk dari

sektor-sektor tertentu maka akan meminimalisir barang-barang berkualitas rendah. Setiap

produk harus memiliki standar yang dimiliki yaitu SNI sehingga barang yang tidak sesuai

dengan SNI maka barang tersebut akan ditarik dan akan dicabut. Pemerintah juga akan

menindak hukum bagi barang-barang yang beredar di Indonesia tidak memenuhi standar.

Selain menerapkan standar SNI, saat ini telah diupayakan kesesuaian dan keserasian SNI

produk perikanan dengan standar regional dan internasional seperti standar dari negara-negara

ASEAN, standar ISO, Codex, standar dari Uni Eropa dan standar internasional lainnya. Saat

ini standar produk perikanan yang dimiliki sebanyak 160 Standar Nasional Indonesia (SNI)

produk perikanan yang sudah sesuai dengan standar Codex. Standar Codex digunakan sebagai

referensi bagi negara anggota Codex dalam mengembangkan standaratau regulasi di bidang

pangan dalam rangka melakukan kesesuaian secara internasional. Hal tersebut berarti

sebanyak 160 produk berlabel SNI telah diakui dunia internasional dan siap bersaing dalam

pasar bebas dunia. Oleh karena itu SNI menjadi solusi untuk membendung dan mengatasi

serbuan produk impor serta sebagai cara untuk meningkatkan kualitas produk yang diproduksi

terutama oleh pelaku UMKM.

Page 4: Standarisasi Menghadapi Mea

TUGAS STANDARISASI

STANDARISASI DALAM MENGHADAPI MEA

Disusun oleh:

Viki Gilang Ramadhan

26030112130056

Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro

Semarang

2015