menghadapi mea dengan sdm yang optimal melalui perekrutan sesuai jurusan

24
1 PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH MELALUI PEREKRUTAN SUMBER DAYA SESUAI JURUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 HALAMAN JUDUL DISUSUN OLEH Novita Eka Putri NIM. 12030114120114 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: novita-putri

Post on 22-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekonomi syariah

TRANSCRIPT

1

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH MELALUI PEREKRUTAN

SUMBER DAYA SESUAI JURUSAN UNTUK

MENGOPTIMALKAN PERAN DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

HALAMAN JUDUL

DISUSUN OLEH

Novita Eka Putri NIM. 12030114120114

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

2

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PROGRAM KARYA TULIS TINGKAT MAHASISWA

1.. Judul Karya Tulis : “PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA

KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH MELALUI PEREKRUTAN

SUMBER DAYA SESUAI JURUSAN UNTUK

MENGOPTIMALKAN PERAN DALAM

MENGHADPI MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN 2015”

2. Bidang Karya Tulis : Ekonomi

3. Pelaksana Karya Tulis

Nama Lengkap : Novita Eka Putri

NIM : 12030114120114

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Universitas : UNDIP

Alamat Rumah : Prambatan Lor Kaliwungu Kudus

Alamat Email : [email protected]

4. Dosen Pendamping

Nama Lengkap : Darwanto, S.E, M.Si.

Semarang, 19 Februari 2015

Menyetujui,

Dosen Pendamping, Penulis LKTI,

Darwanto, S.E, M.Si. Novita Eka Putri

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Karena hanya dengan ridho,

rahmat, hidayah dan kemudahan-Nya penulisan karya tulis yang berjudul ” Peningkatan

Kompetensi Tenaga Kerja pada Lembaga Keuangan Syariah melalui Perekrutan Sumber

Daya sesuai Jurusan untuk Mengoptimalkan Peran dalam Menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015 “ dapat penulis selesaikan.

Penulisan karya tulis ini mencoba memberikan alternatif gagasan kepada HRD

(Human Resources Development) dan pihak-pihak berkepentingan dalam upaya

pengoptimalan peran dalam menghadapi MEA 2015 melalui perekrutan SDM yang

sesuai jurusan.

Penulis menyadari sebagai manusia pasti memiliki kekurangan, untuk itulah

apabila dalam penulisan ini terdapat kekurangan, penulis menerima saran dan kritik

yang membangun guna kesempurnaan karya tulis ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa memberikan doa, semangat, moril,

maupun spiritual dan materil.

2. Dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Pihak Universitas Diponegoro Semarang yang memfasilitasi kegiatan ini sehingga

memudahkan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang telah memberi kesempatan dan

dukungannya kepada penulis.

5. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Atas segala bantuan yang diberikan dalam penulisan ini, penulis hanya bisa

berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan amal kebaikan yang berlipat

amin.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis dalam bidang kajian ilmu

ekonomi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat, pemerintah, HRD, dan pihak-pihak

yang memiliki kepentingan di Indonesia khususnya penulis pribadi.

Semarang, 15 Februari 2015

Penulis

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...……….…1

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 3

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 4

ABSTRAK ................................................................................................................. 6

BAB I ......................................................................................................................... 7

PENDAHULUAN ...................................................................................................... 7

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 7

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

1.3. Tujuan ........................................................................................................ 8

BAB II ........................................................................................................................ 9

LANDASAN TEORI ................................................................................................. 9

2.1. Pengertian MEA ........................................................................................ 9

2.2. Lembaga Keuangan Syariah, Peran dan Potensi ..................................... 12

2.3. Kriteria Kompetensi Tenaga Kerja Lembaga Keuangan Syariah……….12

Ошибка! Закладка не определена.

BAB III …………………………………………………………………………..13

METODE PENULISAN .......................................................................................... 13

3.1. Pendekatan Penulisan .............................................................................. 13

3.2. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 13

3.3. Sumber Penulisan .................................................................................... 13

3.4. Sasaran Penulisan .................................................................................... 13

3.5. Tahapan Penulisan ................................................................................... 14

BAB IV ..................................................................................................................... 15

PEMBAHASAN ...................................................................................................... 15

5

4.1. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Lembaga Keuangan Syariah melalui

Perekrutan sesuai Jurusan ........................................................................ 15

4.2. Menghadapi MEA dengan SDM yang Optimal melalui Perekrutan sesuai

Jurusan ..................................................................................................... 17

BAB V ...................................................................................................................... 22

PENUTUP ................................................................................................................ 22

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 22

5.2. Saran ........................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23

6

PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH MELALUI PEREKRUTAN SUMBER DAYA SESUAI JURUSAN UNTUK

MENGOPTIMALKAN PERAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN 2015

ABSTRAK

Diberlakukannya MEA mulai tahun 2015 mendorong setiap perusahaan

mengoptimalkan kinerja Sumber Daya Manusia mereka dalam bersaing dengan

perusahaan-perusahaan lain di lingkup ASEAN. Lembaga keuangan sebagai tumpuan

penting perekonomian saat ini berusaha terus-menerus meningkatkan kompetensi SDM-

nya agar dapat mengoptimalkan peran dalam menyambut MEA di tahun ini. Dalam

Lembaga Keuangan Syariah, kompetensi tenaga kerja yang baik sangat diperlukan

mengingat lembaga keuangan ini beroperasi dengan basis syariat Islam. Berbeda dengan

Lembaga Keuangan Konvensional, cara kerja Lembaga Keuangan Syariah berpedoman

pada nilai-nilai dan hukum Islam yang mengharuskan tenaga kerjanya memiliki ilmu

dan skill yang memadai demi mengoptimalkan kinerjanya.

Selama ini Lembaga Keuangan Syariah tidak mewajibkan calon tenaga kerjanya

berasal dari jurusan yang sejalur dengan Lembaga Keuangan Syariah. Hal ini membuat

kinerja dan kompetensi tenaga kerja menjadi kurang. Agar dapat lebih meningkatkan

kompetensi tenaga kerja, Lembaga Keuangan Syariah perlu merekrut calon tenaga

kerjanya sesuai jurusan perkuliahan dan keahlian mengingat semakin banyak dibukanya

jurusan Ekonomi Syariah di berbagai Perguruan Tinggi. Sehingga diharapkan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dapat lebih maksimal demi

mengoptimalkan peran menyambut MEA 2015. Tenaga kerja dengan kompetensi

syariah juga akan tercipta dari perekrutan Sumber Daya Manusia yang sesuai jurusan

sehingga para tenaga kerja akan memiliki sikap dan perilaku berkompetensi syariah

yang dapat mengoptimalkan peran Lembaga Keuangan Syariah.

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) merupakan sistem perdagangan bebas

antara negara-negara di kawasan ASEAN yang memungkinkan terbukanya arus

perdagangan barang dan tenaga kerja secara bebas dalam lingkup ASEAN. Adanya

MEA mengharuskan setiap pelaku ekonomi bersaing lebih ketat karena berhadapan

dengan banyak pelaku ekonomi lain di berbagai negara ASEAN. Segala usaha untuk

meningkatkan kualitas dan kompetensi dilakukan agar tidak tergeser oleh maraknya

persaingan.

Lembaga Keuangan merupakan salah satu tumpuan penting dalam menjalankan

suatu perekonomian. Di era MEA saat ini, Lembaga Keuangan mempunyai peran vital

sebagai penyedia jasa keuangan bagi nasabahnya. Salah satu lembaga keuangan, yaitu

Lembaga Keuangan Syariah kini mulai berkembang dan sedikit demi sedikit berusaha

menjaring para nasabahnya dengan cara kerja berbasis syariah Islam. Menurut OJK

(Otoritas Jasa Keuangan), perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia masih

relatif kecil dengan pangsa pasar 5% - 7%, namun memiliki potensi bertumbuh dan

kemanfaatan yang masih besar. Industri keuangan syariah perlu terus didorong untuk

bertumbuh, meningkatkan daya saing, ketahanan, dan kemanfaatannya bagi

perekonomian nasional. Berdasar penilaian Global Islamic Finance Report (GIFR)

2013, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan potensi pengembangan

industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Naik dua peringkat dari 2012. Dilihat dari potensi besar tersebut, Lembaga Keuangan

Syariah tentu perlu meningkatkan kinerja agar dapat lebih mengembangkan lagi

kualitasnya. Mengingat MEA telah diberlakukan mulai tahun 2015 yang mendorong

persaingan di kawasan perekonomian ASEAN. Salah satu cara meningkatkan kinerja

adalah dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja pada lembaga keuangan syariah.

8

Karena Lembaga Keuangan Syariah beroperasi menggunakan nilai-nilai dan

hukum Islam, lembaga keuangan ini perlu memiliki tenaga kerja yang berkompetensi

syariah dan memiliki skill yang memadai. Peningkatan kompetensi tenaga kerja tersebut

dapat diperoleh dari perekrutan SDM (Sumber Daya Manusia) yang sesuai jurusan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara Lembaga Keuangan Syariah meningkatkan kompetensi

tenaga kerja dalam menghadapi persaingan MEA?

2. Bagaimana pengaruh jurusan dalam kinerja lembaga keuangan?

3. Bagaimana perekrutan SDM sesuai jurusan dapat mengotimalkan peran

lembaga keuangan syariah dalam menghadapi MEA?

1.3. Tujuan

1. Menganalisis cara Lembaga Keuangan Syariah meningkatkan kompetensi

tenaga kerja dalam menghadapi persaingan MEA.

2. Menganalisis pengaruh jurusan dalam kinerja Lembaga Keuangan Syariah.

3. Menganalisis bagaimana perekrutan SDM sesuai jurusan dapat

mengotimalkan peran Lembaga Keuangan Syariah dalam menghadapi MEA.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian MEA

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.

Diberlakukannya MEA memungkinkan perdagangan barang dan jasa dilakukan dengan

bebas di kawasan Negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN

lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau

ASEAN Economic Community (AEC) tersebut. MEA ini merupakan realisasi tujuan

akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada

konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN dengan tujuan untuk

memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru

dengan batas waktu yang jelas. Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke

luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral

serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi

yang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan

basis produksi tunggal, membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan

mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada

inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas,

memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat dan memperkuat

kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan

Masyarakat Ekonomi ASEAN, pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi

terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN

Integration dan inisiatif regional lainnya.

Bentuk Kerjasama dari MEA adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;

2. Pengakuan kualifikasi profesional;

10

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;

4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;

5. Meningkatkan infrastruktur;

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber

daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA).

Sedangkan karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):

1. Pasar dan basis produksi tunggal,

2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata, dan

4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

2.2. Lembaga Keuangan Syariah, Peran dan Potensi

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok

Perbankan, yang dimaksud Lembaga Keuangan adalah semua badan yang rnelalui

kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dan masyarakat dan menyalurkan

uang tersehut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada

nasabab atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan

(flnauial market). Lembaga Keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa

keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan

penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk

pembayaran dana dan transfer dana. Terdapat dua jenis lembaga keuangan yaitu Bank

Umum (Konvensional dan Syariah) dan Bank Perkreditan Rakyat (Konvensional dan

Syariah).

Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kekayaan utamanya

berbentuk aset keuangan, memberikan kredit dan menanamkan dananya dalam surat

berharga, serta menawarkan jasa keuangan lain seperti simpanan, asuransi, investasi,

pembiayaan, dll yang berdasarkan prinsip syariah dan tidak menyalahi dewan syariah

nasional. Secara umum, peran lembaga keuangan syariah adalah sebagai Lembaga

Intermediasi Keuangan, yaitu berperan menjadi perantara antara pihak yang kelebihan

11

dana dan pihak yang membutuhkan dana. Selain itu, lembaga keuangan syariah juga

berfungsi sebagai:

1. Pengalihan Aset ( Assets Transmutation )

Lembaga Keuangan memiliki aset dalam bentuk pijaman kepada pihak lain

dalam jangka waktu tertentu, dana pembiayaan aset tersebut diperoleh dari tabungan

masyarakat. Di dalam sebuah perekonomian terdapat unit-unit yang mengatur surplus

dan defisit dana. Fungsi lembaga keuangan di sini adalah mengalihkan dana dari unit

surplus ke unit defisit. Contohya: pemberian kredit oleh perbankan.

2. Likuiditas ( Liquidity )

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada

saat dibutuhkan. Lembaga keuangan sangat berperan dalam menciptakan likuditas.

Likuiditas berhubungan dengan kemampuan menyediakan uang tunai dan ini sangat

dibutuhkan.

3. Realokasi Pendapatan ( Income Reallocation )

Lembaga Keuangan sebagai tempat realokasi pendapatan untuk persiapan

dimasa yang akan datang. Banyak individu yang memiliki pendapatan tetap dan

memadai berpikir untuk memanfaatkan dana di kemudian hari. Lembaga keuangan

berfungsi untuk menyediakan jasa pengalokasian pendapatan.

4. Transaksi ( Transaction )

Lembaga Keuangan menyediakan jasa untuk mempermudah transaksi moneter.

Aries Mufti (Ketua dewan Pakar Ekonomi Syariah Indonesia) menilai,

bahwa pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di

dunia. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia mencapai 39% setiap

tahunnya. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Lembaga Keuangan

Konvensional yang hanya sebesar 19%. Peranan Lembaga Keuangan Syariah dalam

mengembangkan ekonomi Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa di masa depan.

Oleh karena itu, Lembaga Keuangan Syariah sebagai salah satu kunci tumpuan

perekonomian perlu meningkatkan potensi emasnya dengan melakukan berbagai

peningkatan kompetensi baik produk ataupun SDM-nya apalagi untuk menghadapi

persaingan MEA.

12

2.3. Kriteria Kompetensi Tenaga Kerja Lembaga Keuangan Syariah

Berdasarkan pada arti estimologi, kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang

dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh

pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja. Sehingga dapat dirumuskan bahwa

kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup

atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.

Tenaga kerja pada Lembaga Keuangan Syariah diharuskan memliki standar

kompetensi syariah agar dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai syariat Islam dan

misi lembaga keuangan syariah. Setidaknya, ada empat kompetensi yang harus dimiliki

para tenaga kerja pada Lembaga Keuangan Syariah, yaitu :

1. Kompetensi inti - Lembaga Keuangan Syariah membutuhkan SDM yang

memiliki pandangan dan keyakinan yang sesuai dengan visi dan misi lembaga

keuangan syariah.

2. Kompetensi perilaku - Yakni kemampuan SDM untuk bertindak efektif,

memiliki semangat Islami, fleksibel, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Kompetensi fungsional - Berkaitan dengan background dan keahlian dasar

ekonomi syariah, operasi perbankan dan non perbankan, administrasi keuangan,

dan analisis keuangan.

4. Kompetensi manajerial – Lembaga Keuangan Syariah membutuhkan SDM yang

mampu menjadi team leader, cepat menangkap perubahan dan mampu

membangun hubungan dengan yang lain.

13

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Pendekatan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis

pengoptimalan kompetensi pada lembaga kauangan syariah melalui perekrutan sesuai

jurusan agar semakin siap menghadapi persaingan MEA. Sehingga, penulisan karya

ilmiah ini menggunakan pendekatan kualitatif.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode

pengamatan dan studi pustaka.Metode pengamatan digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan

untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan

pada responden yang tidak terlalu besar. Sedangkan studi pustaka adalah mengambil

dan mengkaji teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang dibahas, berupa

tinjauan, sintesis, atau ringkasan kepustakaan tentang masalah tersebut. Kegiatan ini

mencakup mencari, mengidentifikasi, mempelajari, menganalisis, dan mengevaluasi

literatur yang relevan. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari

internet, buku referensi, dan artikel ilmiah yang kredibel.

3.3. Sumber Penulisan

Sumber penulisan dari karya ilmiah ini diambil dari data sekunder yang

berhubungan dengan MEA, optimalisasi peningkatan kompetensi tenaga kerja dan

perekrutan sesuai jurusan. Sumber penulisan didapatkan dari internet, review penelitian

dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967.

3.4. Sasaran Penulisan

Sasaran penulisan dari karya ilmiah ini adalah kepada HRD (Human Resources

Development) dan pihak-pihak terkait untuk mengoptimalkan peran Lembaga Keuangan

Syariah dalam menghadapi MEA.

14

3.5. Tahapan Penulisan

Tahapan dari penulisan ini yaitu membahas latar belakang dari karya ilmiah ini

yang kemudian ditemukan rumusan masalah serta tujuan dari karya ilmiah ini. Setelah

itu, dilakukan pembahasan ide serta pengembangannya dan kemudian dari karya ilmiah

diharapkan memberi manfaat kepada HRD dan pihak-pihak terkait.

15

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Lembaga Keuangan Syariah melalui

Perekrutan sesuai Jurusan

” Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya;

Kemudian kami kembalikan dia ketempat serendah-rendahnya; kecuali orang-orang

yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada

putus-putusnya” Q.S. At-Tiin/95:4-6 .

Firman Allah tersebut membuktikan, bahwa Al Qur‟an mengandung nilai duna

(development) bagi pembangunan Sumber Daya Manusia. Berdasarkan ayat diatas

dapat diketahui bahwa manusia yang paling baik adalah manusia yang beriman, beramal

saleh dan berilmu dengan artian bahwa manusia yang utama adalah yang

mengutamakan ilmu dalam pekerjaannya.

Kompetensi tenaga kerja yang baik sangat diperlukan oleh Lembaga Keuangan

Syariah dalam menjalankan tugasnya. Karena lembaga keuangan ini berbasis syariat

Islam, tentu dibutuhkan SDM yang mempunyai kompetensi syariah dan skill yang

memadai demi mengoptimalkan perannya. Perlu diketahui bahwa keberhasilan

pengembangan Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya ditentukan oleh keberhasilan

pertumbuhan yang spektakuler atau keberhasilan penyebarluasan informasi, penyusunan

atau penyempurnaan perangkat ketentuan hukum, atau banyaknya pembukaan jaringan

kantor, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya insani para

pelaku/praktisi Lembaga Keuangan Syariah itu sendiri, sehingga bank syariah bisa

berjalan sesuai prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan masyarakat luas sebagai bagian

16

dari sistem keuangan yang rahmatan lil „alamin. Dengan demikian, praktisi Lembaga

Keuangan Syariah tidak hanya terfokus pada pengejaran target yang ditetapkan demi

kepentingan shareholders, tetapi juga berkomitmen pada penerapan nilai-nilai syariah.

Untuk mewujudkan sistem dan tatanan Lembaga Keuangan Syariah yang sehat dan

istiqomah dalam penerapan prinsip syariah dibutuhkan Sumber Daya Insani (SDI) yang

mampu menguasai basis syariah Islam dan teknis lembaga keuangan.

Untuk SDI Lembaga Keuangan Syariah, selain dituntut memiliki kemampuan

teknis perbankan juga dituntut untuk memahami ketentuan dan prinsip syariah yang

baik serta memilik akhlak dan moral yang Islami, yang dapat dijabarkan dan

diselaraskan dengan sifat-sifat yangharus dipenuhi, yaitu:

1. Siddiq, yaitu bersikap jujur terhadap diri sendiri, terhadap orang, dan Allah SWT

2. Fathonah, yaitu profesional, disiplin, menaati peraturan, bekerja keras, dan

inovatif

3. Amanah, yaitu penuh tanggung jawab dan saling menghormati dalam

menjalankan tugas serta melayani mitra usaha

4. Tabligh, yaitu bersikap mendidik, membina, dan memotivasi pihak lain

untuk meningkatkan fungsinya sebagai kalifah di muka bumi

5. Istiqomah, yaitu bersikap teguh, sabar dan bijaksana.

Selain peningkatan kompetensi dan profesionalisme melalui pendidikan dan

pelatihan, perlu juga diciptakan suasana yang mendukung di setiap lembaga keuangan

syariah, tidak terbatas hanya pada layout serta physical performance, melainkan juga

nuansa non fisik yang melibatkan gairah Islamiyah. Hal ini perlu dilakukan sebagai

environmental enforcement, mengingat agar sumber daya yang telah belajar dan

mendapatkan pendidikan serta pelatihan yang baik, ketika masuk ke

dalam pekerjaannya menjadi sia-sia karena lingkungannya tidak mendukung.

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi syariah tersebut,

manajemen sumber daya manusia atau sering disebut HRD (Human Resources

Development) pada tiap Lembaga Keuangan Syariah perlu dengan jeli merekrut

calon tenaga kerjanya. Dengan perekrutan sesuai jurusan perkuliahan, calon tenaga

kerja diharap memiliki lebih kompetensi syariah dan skill memadai yang berasal dari

ilmu-ilmu Lembaga Keuangan Syariah yang dipelajari waktu kuliah.

17

Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar SDM Lembaga Keuangan Syariah,

terutama pada level menengah dan atas, adalah jebolan lembaga keuangan konvensional

dengan berbagai motif. Diperkirakan 70% karyawan Lembaga Keuangan Syariah saat

ini berasal dari Lembaga Keuangan Konvensional dan latar pendidikan non syariah.

Dengan semakin banyak dibukanya jurusan Ekonomi Syariah atau sejenisnya di

berbagai Perguruan Tinggi , perekrutan sesuai jurusan akan meningkatkan

kompetensi dan mengoptimalkan kinerja SDM Lembaga Keuangan Syariah.

Terinternalisasinya tenaga kerja berkompetensi syariah dan berperilaku akhlakul

karimah juga bukan tanpa alasan, karena calon tenaga kerja telah di didik dan diajari

perilaku-perilaku bersyariat Islam semasa perkuliahan. Jadi, perekrutan SDM sesuai

jurusan selain akan membuat calon tenaga kerja lebih handal dalam kompetensi skill

ilmu Lembaga Keuangan Syariah juga akan memiliki sikap akhlakul karimah

sebagai landasan bertindak dan berperilaku dalam menjalankan tugas dan misi

Lembaga Keuangan Syariah.

4.2. Menghadapi MEA dengan SDM yang Optimal melalui Perekrutan sesuai

Jurusan

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 membawa suatu peluang

sekaligus tantangan bagi ekonomi Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir

2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan

tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Melalui MEA akan terjadi

integrasi yang berupa “free trade area” (area perdagangan bebas), penghilangan tarif

perdagangan antar negara ASEAN, serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang

bebas, yang akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

tiap negara.

Setiap negara melakukan berbagai strategi untuk memenangkan pasar dalam

MEA. Di Indonesia sendiri telah menyiapkan strategi jitu yang digunakan dalam

menghadapi MEA, yaitu:

1. Perbaikan Iklim Investasi dan Penguatan Institusi

Terciptanya suatu lingkungan ekonomi makro yang mendukung investasi,

kompetisi dan pembangunan sektor swasta merupakan factor krusial dalam persiapan

integrasi ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah perbaikan dalam hal yang terkait

dengan institusi seperti birokrasi yang kompeten dan efisien, sistem hukum yang maju,

18

dan pengakuan terhadap hak cipta. Selain itu, institusi keuangan juga harus diperkuat

agar dapat mengelola secara efektif peningkatan arus modal masuk dan keluar yang

semakin cepat sebagai dampak dari integrasi ekonomi. Aturan yang tepat juga harus

dibuat untuk menjamin agar dana-dana yang terlibat disalurkan ke sektor-sektor

produktif dan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya krisis keuangan regional

kembali. Yang tak kalah penting, seperti telah dikemukakan di sub-bab sebelumnya,

kebijakan moneter yang prudent perlu tetap dipertahankan karena akan berdampak

positif pada inflasi dan stabilitas ekonomi makro sehingga mendukung investasi.

Selain sejumlah institusi di atas, yang juga sangat penting adalah institusi yang

terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (human capital). Gambaran

kondisi SDM Indonesia yang tidak terlalu menggembirakan menyebabkan pemerintah

harus berpacu dengan waktu untuk mengejar ketertinggalan dalam kualitas SDM.

Alokasi anggaran pemerintah untuk dana pendidikan serta pendirian balai peningkatan

latihan dan keterampilan harus menjadi prioritas. Yang juga penting adalah penguatan

institusi yang secara langsung terkait dengan pengelolaan program-program

pengentasan kemiskinan agar lebih efisien dan efektif dalam memberikan bantuan

kepada golongan miskin dan kaum yang terbelakang. Contoh dari institusi-institusi

tersebut adalah yang terlibat dalam skema-skema redistribusi lahan, kredit mikro, dan

programprogram kesejahteraan sosial. Mayoritas dari orang miskin berada di pedesaan,

sehingga menjadi penting untuk memperkuat kapasitas institusi yang terjun di daerah

tersebut.

Terakhir, terdapat kebutuhan untuk membangun institusi-institusi yang dapat

membantu negara-negara anggota membangun industri-industri utama mereka. Produksi

dari produk-produk dan jasa-jasa yang berbeda-beda dapat membantu meningkatkan

perdagangan intraregional. Untuk keperluan ini, penelitian dan inovasi produk harus

dilakukan sehingga tiap negara dapat mengembangkan produk unggulannya

masingmasing. Besarnya dukungan terhadap riset dan pengembangan teknologi akan

berdampak pada kinerja perdagangan dan pertumbuhan dari negaranegara anggota.

Insentif untuk inovasi sudah seharusnya ditingkatkan, terutama di ekonomiekonomi

kurang maju sehingga memungkinkan negara-negara tersebut memperoleh keuntungan

dari pasar yang lebih besar melalui adanya integrasi. Disamping itu insentif untuk

inovasi juga dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan pendapatan antara negara-negara

19

berpendapatan tinggi dan rendah yang mungkin melebar karena ekonomi-ekonomi yang

lebih maju dan unggul secara teknologi mungkin justru dapat memperoleh manfaat yang

lebih besar dari integrasi.

2. Persiapan di Tingkat Sektoral

Telah ditetapkannya 12 (dua belas) sector sebagai sektor yang akan diliberalisasi

menyebabkan Indonesia tidak memiliki pilihan lain selain mempersiapan sektor-sektor

tersebut. Efek negatif yang mungkin dalam jangka pendek dari liberalisasi harus secara

jelas dikomunikasikan pada sektor-sektor yang terpengaruh untuk membantu persiapan

mereka melalui pelatihan ulang, peningkatan keterampilan, atau peralihan perlahan-

lahan ke pekerjaan lain. Pihak pemerintah juga harus menunjukkan pada sektor-sektor

yang terkena dampaknya tersebut, efek positif dari liberalisasi yang lebih dalam

sehingga mereka dapat memberi apresiasi terhadap kebijakan tersebut. Adanya

konsultasi yang intensif dengan kelompok yang terpengaruh dapat menghindari reaksi

yang tidak diinginkan.

3. Pengamanan Pasar Produk Dalam Negeri

· Dilakukan dengan cara:

- Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang (SKA) dari negara

mitra FTA,

-Penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI, kampanye “Nation Branding”,

-Pengembangan ekonomi kreatif (Inpres No. 6/2009: Program Ekonomi Kreatif yang

harus dilaksanakan 27 Kementerian dan PEMDA).

4. Penguatan Daya Saing Global

· Dilakukan dengan cara:

-Ditetapkan UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),

-Perbaikan pelayanan publik (National Single Window (NSW), National Infrastructure

Quality, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)/ Sistem Pelayanan Informasi dan

Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)

-Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam negeri: revitalisasi pasar

domestik, pemberian KUR, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan pemasaran UMKM

dan pengemb jaringan kemitraan, pengembangan ketrampilan pelaku MUKM,

pengembangan UMKM ekspor, pengembangan perdagangan berjangka komoditi, pasar

lelang dan resi gudang.

20

Pengembangan Infrastruktur lainnya:

-Pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, Reformasi Regulasi, Harmonisasi Regulasi

Pusat dan Daerah, Penyusunan Regulasi

-Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk komoditas strategis dan unggulan

ekspor.

5. Penguatan Ekspor

Dilakukan dengan:

-Peresmian LPEI pada tanggal 1 September 2009 (UU No. 2 tahun 2009), Arah

Pengembangan Indonesia Eximbank Tahun 2010: Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi,

dan Sumber Dana

-Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi

-Program Pengembangan Produk dan Akses Pasar melalui penciptaan brand,

identifikasi potensi ekspor, dan pengembangan produk; serta Peningkatan Kualitas

dan Kuantitas Pelaku Ekspor

-Program Pengembangan Citra Indonesia: Promosi Produk Ekspor Nasional (misi

dagang, penetrasi pasar, dan promosi ekspor), ikut serta dalam World Expo

-Peningkatan Kerjasama dan Diplomasi Perdagangan Internasional ditingkat

Multilateral, Regional dan Bilateral serta Penguatan peran perwakilan Luar Negeri:

ATDAG, ITPC di negara-negara potensi pasar Indonesia.

Untuk menghadapi MEA, para pelaku ekonomi tidak hanya perlu melakukan

perbaikan kualitas produk, namun perlu juga meningkatkan SDM mereka. Berbagai

upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja agar tidak tergeser oleh para pesaing

yang tersebar di dalam Negara ASEAN.

Lembaga Keuangan Syariah sebagai salah satu lembaga keuangan yang sedang

berkembang pesat dan menjadi tumpuan perekonomian tentu perlu meningkatkan

kompetensi kinerja SDM mereka. Dengan perekrutan sesuai jurusan, Lembaga

Keuangan Syariah akan lebih siap menghadapi sengitnya persaingan MEA dan

meningkatkan kualitas. Perekrutan SDM sesuai jurusan memiliki pengaruh besar

dalam kelangsungan suatu lembaga keuangan. Tenaga kerja yang berasal dari

jurusan perkuliahan yang sesuai akan memiliki kompetensi ilmu dan skill yang lebih

baik daripada tenaga kerja yang berasal daripada jurusan yang tidak sejalan. Mereka

akan lebih siap menjalankan tugas yang dibebankan dan memaksimalkan kinerja

21

Lembaga Keuangan Syariah. Selain itu, para SDM yang direkrut sesuai jurusan akan

lebih memiliki kompetensi syariah karena dididik utuk menjadi insan yang bertindak

berlandaskan ajaran Islam. Dengan adanya meningkatan kompetesi tenaga kerja

melalui perekrutan sesuai jurusan, diharapkan Lembaga Keuangan Syariah dapat

lebih mengembangkan lagi kinerja dan perannya serta lebih mantap menghadapi

persaingan ketat MEA akhir tahun 2015 nanti.

22

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) mengharuskan setiap pelaku

ekonomi meningkatkan kualitas dan kinerjanya agar tidak tergeser oleh

persaingan antar negara ASEAN

2. Potensi Lembaga Keuangan Syariah sangat tinggi mencapai 39% setiap tahunnya.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Lembaga Keuangan

Konvensional yang hanya sebesar 19%. Dengan potensi tersebut, Lembaga

Keuangan Syariah perlu meningkatkan kinerja dan kualitas agar berperan optimal

dan siap menghadapi MEA.

3. Peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan dengan perekrutan SDM

yang sesuai jurusan karena akan lebih memiliki kompetensi skill dan kompetensi

perilaku syariah.

4. Dengan perekrutan SDM sesuain jurusan diharapkan Lembaga Keuangan Syariah

mampu mengoptimalkan perannya dalam menghadapi MEA 2015.

5.2. Saran

1. Bagi setiap HRD (Human Resources Development) dan pihak-pihak yang

berkepentingan untuk dapat membuat kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja

Lembaga Keuangan Syariah dalam menghadapi MEA dengan salah catu caranya

menggunakan gagasan dari karya ilmiah ini.

2. Dengan segala kekurangan yang ada dalam gagasan dan penulisan ini, gagasan ini

dapat disempurnakan kembali nantinya.

23

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja

_aec

http://www.ojk.go.id/tinjauan-perkembangan-industri-keuangan-syariah-di-indonesia

http://www.jawapos.com/baca/opinidetail/8786/IndustriKeuanganSyariahMenghadapi-

MEA

http://www.marketing.co.id/apa-itu-masyarakat-ekonomi-asean-mea/

http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertiankarakteristikmasyarakatekon

omi-asean.html

http://www.portalhr.com/berita/perbankan-syariah-butuh-sdm-yang-kompeten/

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan

http://panjiakira.blogspot.com/2012/04/pengertian-ruang-lingkup-lembaga.html

http://www.academia.edu/4739606/Makalah_Lembaga_Keuangan_Syariah

http://www.agustiantocentre.com/?p=445

https://anisaarahman.wordpress.com/tag/kesiapan-indonesia-menghadapi-mea/

http://alazthairku.blogspot.com/2015/01/strategi-dan-persiapan-indonesia.html

24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas Diri

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi MIN Kudus MTsN 1 Kudus SMA N 1 Bae Kudus

Jurusan IPS

Tahun Masuk- Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

1 Nama Lengkap Novita Eka Putri

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Akuntansi

4 NIM 12030114120114

5 Tempat dan

Tanggal Lahir

Kudus, 18 November 1996

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/

HP

085740072243

8 Alamat Desa Prambatan Lor Kec. Kaliwungu

Kab. Kudus