staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · web viewtabel 2 menunjukkan...

57
DAMPAK INSENTIF MONETER TERHADAP KINERJA INDIVIDU: PERAN DARI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TARGET KINERJA Bidang Kajian: Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan (AKMK) Ditulis oleh: Oktavia Universitas Kristen Krida Wacana (email address: [email protected]) Hilda Rossieta, PhD. Universitas Indonesia (email address:[email protected] ) Prof. Lindawati Gani Universitas Indonesia (email address: [email protected]) 1

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

DAMPAK INSENTIF MONETER TERHADAP KINERJA INDIVIDU:

PERAN DARI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TARGET KINERJA

Bidang Kajian: Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan (AKMK)

Ditulis oleh:

Oktavia

Universitas Kristen Krida Wacana

(email address: [email protected])

Hilda Rossieta, PhD.

Universitas Indonesia

(email address:[email protected])

Prof. Lindawati Gani

Universitas Indonesia

(email address: [email protected])

1

Page 2: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

DAMPAK INSENTIF MONETER TERHADAP KINERJA INDIVIDU:

PERAN DARI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TARGET KINERJA1

Oktavia

Universitas Kristen Krida Wacana

Hilda Rossieta

Lindawati Gani

Universitas Indonesia

Abstract

This studyuseslaboratoryexperimentswith2x2x2experimental design, includestwo levels oftask complexity(complexandlesscomplex), two performancetargets(performance targetsandhavenoperformancetargets/ doyour besttarget), and two types ofincentivescheme(flat-rate and piece-rate). The purposeof this study was: (1) To investigatewhether the increased of task complexity may reducethe effectivenessofincentiveschemes(piece-rate schemeand flat-rate scheme) on individual performance; (2) Comparingthe performance of individualswho receivepiece-rate incentives scheme with the performance ofindividualswho receivea flat-rateincentives; (3) To investigatewhethertheperformance targetsmakemonetaryincentivesto be moreeffectivein improvingthe individual performance, and;(4)Comparingthe individual performancebefore andafter the introduction ofperformance targets.

The results ofexperimentswere: (1)Theinteractionbetweentask complexity and monetaryincentiveschemes, makingthe effectivenessofmonetaryincentiveschemesonindividual performancewas ineffective; (2) Without existence of performance target, the performance of individualswho receivepiece-rate incentivesare higher than the performance of individuals who receiveflat-rate, but the differencewas not significant; (3) When targetperformanceinteract with incentivescheme,theeffectivenessof incentiveschemein improvingindividualsperformance was increasing; (4) When theindividualtasks areless complex, theperformance ofindividualswhohaveperformance targetsis greater thanthe performance ofindividuals who do nothave a targetthe performance. The same findingsare also present inthecomplextask; (5) Whenthere is a targetperformance, the performanceofindividualswho receivea flat-rateincentiveshigher than the performance ofindividuals who receiveflat-rate incentivesflat-rate, but the differencewas notsignificant, and; (6)Three-wayinteractionbetweentask complexity, performance targetsandincentive schemesdo notsignificantlyaffect theperformance of individuals.

1Penelitianinimerupakan tugas kuliah Seminar Doktoral Akuntansi Manajemen di Program Pascasarjana llmu Akuntansi (PPIA), Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

2

Page 3: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

Keywords: Individual performance, monetary incentives, task complexity, performance target, incentives scheme

1. PENDAHULUAN

Menurut Bonner et al. (2000), peranan penting dari akuntansi manajemen pada praktik

kompensasi adalah untuk menyediakan informasi yang bergunadalam mengevaluasi kinerja individu

dan memotivasi individu agar meningkatkan kinerjanya. Perananini dilaksanakan dengan

caramenghubungkan kompensasi terhadapkinerja individu, khususnya melalui pemberian insentif

moneter.Secara teoritis, pemberian insentif moneter dapat meningkatkan upaya individu dalam

melaksanakan tugasdan pada gilirannya akan meningkatkan kinerja dari individu tersebut. Beberapa

literatur juga menyarankan penggunaan insentif moneter sebagai suatumetode untuk memotivasidan

meningkatkankinerjaindividu yang menggunakandan dipengaruhi olehinformasi akuntansi(Atkinson

et al., 2001; Horngren, Foster, dan Datar, 2000; Zimmerman, 2000).

Terkait dengan uraian di atas, banyak penelitian di bidang akuntansi yang berupaya untuk

menginvestigasi apakah benar insentif moneter efektif dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja

individu(Bailey dan Fessler, 2011; Chong dan Eggleton, 2007; Bonner et al., 2000; Sprinkle, 2000;

Bonner, 1999; Young dan Lewis, 1995; Libby dan Lipe, 1992; Ashton, 1990; Awasthi dan Pratt,

1990), namun hasil yangditemukanmasih sangat bervariasi dan saling bertentangan antara satu

penelitian dengan penelitian lainnya.Menurut Bonner dan Sprinkle (2002)maupun Bailey dan Fessler

(2011), hasil penelitian yang bervariasitersebuttimbul karena adanyapengaruh dari faktor-faktor lain

selain insentif,misalnya kompleksitas tugas.

Dalam setting akuntansi, kompleksitas tugas merupakan salah satu determinan penting dari

kinerja. Kompleksitas tugasdapat berinteraksi denganinsentif moneter untukmempengaruhi kinerja

individu (Bonner dan Sprinkle, 2002; Bailey dan Fessler, 2011). Bailey dan Fessler (2011)

menemukan bahwa insentif moneter lebih efektif dalam meningkatkan kinerja ketika tugas individu

kurang kompleks. Namun ketika kompleksitas tugas meningkat, kebutuhan akan pengetahuan dan

skill yang lebih baik juga meningkat, sehingga menyebabkan kinerja individu menjadi kurang sensitif

terhadap kinerja (Bonner et al., 2000; Bailey dan Fessler, 2011). Kinerja individu tidak mungkin

meningkat meskipun telah dimotivasi oleh pemberian insentif moneter, karena individu tidak dibekali

3

Page 4: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

dengan pengetahuan dan skill yang baik ketika terjadi peningkatan kompleksitas dalam pekerjaannya

(Bonner dan Sprinkle, 2002).

Selain kompleksitas tugas, environmental juga merupakan salah satu faktor penting dalam

menentukan kinerja individu (Bonner et al., 2000). Faktor environmental yang menjadi fokus pada

penelitian ini adalah target kinerja (performance target). Hal ini dikarenakan target kinerja seringkali

digunakan sebagai benchmark dalam mengevaluasi kinerja karyawan, sehingga dapat pula digunakan

untuk memotivasi kinerja dari karyawan (Merchant, 1998; Shields, 2001). Lebih lanjut, Bonner dan

Sprinkle (2002) mengemukakan bahwa target kinerja merupakan komplemen (pelengkap) dari

pemberian insentif moneter kepada karyawan. Dengan adanya penetapan target kinerja yang harus

dicapai oleh individu, insentif moneter yang diberikan kepada individu menjadi lebih efektif dalam

memotivasi kinerja individu tersebut.

Temuan LockedanLatham(1990)mengindikasikan bahwaadanyatarget yang

spesifikmenyebabkan insentif moneter lebih efektif dalam meningkatkan kinerjaindividu, daripada

ketika tidak ada target yang ditetapkan (seringkali diasumsikan secara implisit sebagai target “do your

best”).Namun, jika target kinerja menjadi terlalu sulit untuk dicapai, maka efektivitas dari pemberian

insentif moneter dalam rangka meningkatkan kinerja individu, menjadi semakin semakin

berkurang(Latham dan Locke, 1991; Locke dan Latham, 1990). Target kinerja yang terlalu sulit

dicapai membuat individu menyerah (giving up), dan pada gilirannya insentif yang diberikan menjadi

tidak efektif lagi dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja individu (Bonner dan Sprinkle, 2002).

Apabila kompleksitas tugas dikaitkan dengan skema insentif, Bonner dan Sprinkle (2002)

berargumen bahwa kinerja individu yang menerima insentif dengan skemapiece-rate lebih tinggi

dibandingkan individu yang menerima insentif berskemaflat-rateketika tugas yang dikerjakan kurang

kompleks. Hal ini didukung pula oleh temuan penelitian Bailey dan Fessler (2011) bahwa individu

yang menerima insentif berskema piece-rate memiliki kinerja yang lebih baik ketika tugas yang

dilakukannya kurang kompleks.

Apabila skema insentif dikaitkan dengan target kinerja, FatseasdanHirst (1992), serta Leeetal.

(1997) mengemukakan bahwa kinerja individu yang menerima insentif berskema flat-rate lebih

rendah dibandingkan dengan kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rateketika

4

Page 5: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

target mudah dicapai atau target berupa “do your best target”. Namunketika targetsemakinsulit untuk

dicapai, FatseasdanHirst(1992)sertaLeeetal.(1997)menemukan bahwaskema insentifflat-ratesecara

signifikan menyebabkankinerjayang lebih tinggi dibandingkan dengan skema insentif lainnya.

Karena hasil yang ditemukan oleh penelitian-penelitian terdahulu masih sangat bervariasi,

maka penelitian ini bertujuan untuk: (1)Menginvestigasi apakah peningkatan kompleksitas tugasdapat

mengurangi efektivitas dari skema insentif (skema piece-rate maupun skema flat-rate) dalam

meningkatkan kinerja individu; (2) Membandingkan kinerja individu yang menerima insentif

berskema piece-rate dengan kinerja individu yang menerima insentif flat-rate, baik pada saat tugas

yang dilakukan kurang kompleks maupun pada saat tugas yang dilakukan lebih kompleks; (3)

Menginvestigasi apakah dengan adanya target kinerja membuat upaya pemberian insentif moneter

menjadi lebih efektif dalam meningkatkan kinerja individu, dan; (4) Membandingkan kinerja dari

individu antarasebelum dan setelah adanya target kinerja.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan

skema insentif manakah yang paling efektif untuk memotivasi kinerja individu, dikaitkan dengan

kompleksitas tugas yang dihadapi oleh individu tersebut. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya penetapan target kinerja yang harus dicapai oleh

individu, ketika insentif moneter diberikan kepada individu dengan maksud untuk memotivasi kinerja

dari individu tersebut. Dalam melakukan pengujian hipotesis, penelitian ini akan menggunakan

eksperimen laboratorium dengan desain eksperimen 2 x 2 x 2, meliputi 2 (dua) tingkat kompleksitas

tugas (complex dan less complex), 2 (dua) target kinerja (have target performance dan no target

performance/do your best target), dan2 (dua) jenis skema insentif (flat-rate dan piece-rate). Karena

durasi eksperimen pada penelitian ini pendek/singkat, maka faktor person, yaitu skill dan

pengetahuan, tidak diperlukan dalam mengerjakan experimental task.

Kontribusi dari penelitian ini, yaitu: (1) Menguji apakah dengan adanya penetapan target

kinerja membuat upaya pemberian insentif moneter menjadi lebih efektif dalam memotivasi kinerja

individu. Saat ini, belum ada penelitian yang menguji apakah penetapan mengenai target kinerja yang

harus dicapai oleh individu, membuat upaya pemberian insentif moneter menjadi lebih efektif dalam

memotivasi kinerja individu; (2) Menginteraksikanvariabel kompleksitas tugas, target kinerja, dan

5

Page 6: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

skema insentif (three-wayinteraction), lalu mengaitkannya dengan kinerja individu.Belum ada

penelitian yang menguji interaksi three-waydari variabel kompleksitas tugas, target kinerja, dan

skema insentif, ketika menginvestigasi efektif atau tidaknya pemberian insentif moneter dalam

memotivasi karyawan.

Penelitian Bailey dan Fessler (2011)menginteraksikan variabel kompleksitas tugasmaupun

tingkat keatraktifan tugas dengan skema insentif (three-wayinteraction),ketika menginvestigasi

dampak dari insentif moneter terhadapkinerja individu. Namun, kelemahan dari penelitian Bailey dan

Fessler (2011)adalah tidak mempertimbangkan adanya faktor target kinerja (performance target)

ketika menginvestigasi efektivitas dari insentif moneter dalam meningkatkan kinerja individu.

Padahal, target kinerja merupakan suatu elemen penting dari sistem pengendalian organisasi dan

seringkali digunakan sebagai benchmark dalam mengevaluasi kinerja karyawan, sehingga

membuatnya dapat digunakan untuk memotivasi kinerja dari karyawan (Merchant, 1998; Shields,

2001).

2. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pemberian insentif moneter dapat memotivasi individu untuk berupaya lebih giat lagi, dan pada

gilirannya akan meningkatkan kinerja dari individu tersebut (Atkinson et al., 2001; Horngren, Foster,

dan Datar, 2000; Zimmerman, 2000). Namun, efektivitas dari pemberian insentif ini terhadap kinerja

individu sangat bervariasi. Menurut Bonner dan Sprinkle (2002), selain insentif moneter, masih ada

faktor-faktor penting lain yang dapat mempengaruhi kinerja individu, antara lain:person

(misalnya,pengetahuan dan skill),kompleksitas tugas, dan environmental (misalnya, target kinerja).

Penelitian ini difokuskan pada faktor kompleksitas tugasdan target kinerja saja. Faktorperson tidak

dimasukkan dalam pengujian karena experimental task pada penelitian ini tidak memerlukan

pengetahuan dan skill khusus. Skema yang akan digunakan pada penelitian ini hanya dibatasi pada 2

(dua) skema, yaitu flat-rate dan piece-rate.

6

Page 7: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

2.1. Peran kompleksitas tugasdalam mempengaruhiefektivitas dari skema insentif moneter

terhadapkinerja individu

Menurut Bonner dan Sprinkle (2002), kompleksitas tugas merupakan variabel kunci dalam

menentukan kinerja individu, dan dapatmempengaruhi efektivitas dari pemberian insentif moneter.

Pelham dan Netter (1995) menemukan bahwa insentif moneter berpengaruh positif terhadap kinerja

individu yang memilikitugasyang mudah. Konsisten dengan temuan Pelham dan Netter (1995)

tersebut, Bonner et al. (2000) juga mengemukakan bahwa insentif moneter dapat meningkatkan

kinerja individu apabila tugas yang dilakukan oleh individu tersebut tidak terlalu kompleks. Hal ini

diperkuat oleh studi yang dilakukan oleh Bailey dan Fessler (2011)yang menemukan bahwa insentif

lebih efektif dalam meningkatkan kinerja individu ketika tugas yang dilakukannya kurang kompleks

dan relatif tidak menarik.

Bailey dan Fessler (2011) menemukan bahwa insentif moneter lebih efektif dalam

meningkatkan kinerja ketika tugas individu kurang kompleks. Namun ketika kompleksitas tugas

meningkat, kebutuhan akan pengetahuan dan skill yang lebih baik juga meningkat, sehingga

menyebabkan kinerja individu menjadi kurang sensitif terhadap kinerja (Bonner et al., 2000; Bailey

dan Fessler, 2011). Kinerja individu tidak mungkin meningkat meskipun telah dimotivasi oleh

pemberian insentif moneter, karena individu tersebut tidak dibekali dengan pengetahuan dan skill

yang baik ketika terjadi peningkatan kompleksitas dalam pekerjaannya (Bonner dan Sprinkle, 2002).

Di samping itu, peningkatan kompleksitas tugas yang tidak diiringi dengan peningkatan skill,

menyebabkan tingkat stress karyawan semakin meningkat, dan pada akhirnya dapatmembuat kinerja

individu menurun (Bonner dan Sprinkle, 2002). Lebih lanjut, Bonner dan Sprinkle (2002) juga

mengemukakan bahwa pada studi dengan durasi yang pendek dimana subyek penelitiannya memiliki

sedikit/tidak memiliki pengalaman dengan tugas yang diberikan, efektivitas dari insentif moneter

semakin menurun apabila tugas yang dilakukan oleh subyek penelitian (partisipan)semakin kompleks.

Apabila dikaitkan dengan skema insentif, Bonner dan Sprinkle (2002) mengemukakan bahwa

ketika tugas yang dilakukan oleh individu kurang kompleks, maka kinerja dari individu yang

menerima insentif moneter berskemapiece-rate lebih tinggi dibandingkan individu yang menerima

insentif moneter berskema flat-rate. Hal ini didukung pula oleh hasil penelitianBailey dan Fessler

7

Page 8: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

(2011) yang menemukanbahwa insentif moneter dengan skema piece-ratelebih efektif dalam

meningkatkan kinerja individu yang memiliki tugas kurang kompleks. Selain itu,Bailey dan Fessler

(2011) juga menemukan bahwapada pengerjaan tugas yang kompleks, kinerja individu yang

menerima insentif berskema piece-rate lebih tinggi daripadaindividu yang menerima insentif

berskemaflat-rate. Berdasarkan uraian di atas, (sebelum memasukkan faktor target kinerja)

dikembangkan hipotesis penelitian berikut:

H1: Pada saat kompleksitas tugas meningkat, skema insentif moneter menjadi tidak efektif dalam

memotivasi kinerja individu

H2: Pada saat tugas individu bersifat kurang kompleks maupun kompleks, kinerja individu yang

menerima insentif berskema piece-ratelebih tinggidaripada kinerja individu yang menerima

insentif berskema flat-rate

2.2. Peran target kinerja dalam mempengaruhi efektivitas dari skema insentif moneter

terhadap kinerja individu

Banyak studi yang menyebutkan bahwa target kinerja merupakan suatu elemen penting dari

sistem pengendalian organisasi dan selalu dikembangkan dan direvisi secara berkelanjutan (Locke dan

Latham, 1990; Merchant, 1998; Shields, 2001; Bonner dan Sprinkle, 2002). Target kinerja juga

seringkali digunakan sebagai benchmark dalam mengevaluasi kinerja karyawan, dan pada akhirnya

dapat digunakan untuk memotivasi kinerja dari karyawan (Merchant, 1998; Shields, 2001). menurut

Bonner dan Sprinkle (2002), organisasi harus menggunakan target kinerja sebagai komplemen

(pelengkap) dari pemberian insentif moneter yang bertujuan untuk memotivasi kinerja karyawan.

Dengan kata lain, target kinerja harus diberikan bersamaan dengan pemberian insentif moneter agar

insentif yang diberikan tersebut menjadi lebih efektif dalam memotivasi kinerja individu.

Temuan LockedanLatham(1990)mengindikasikan bahwadengan adanya target yang

spesifikmenyebabkan efektivitas dari insentif moneter terhadap kinerjaindividu menjadi lebih besar

daripada ketika tidak ada target kinerja yang ditetapkan (seringkali diasumsikan secara implisit

sebagai target “do your best”).Dengan adanya target kinerja yang harus dicapai oleh individu, maka

8

Page 9: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

efektivitas dari insentif moneter terhadap kinerja individu akan semakin besar. Namun, jika target

kinerja yang harus dicapai menjadi terlalu sulit, maka efektivitas dari insentif moneter terhadap

kinerja individu justru semakin berkurang, bahkan menjadi tidak efektif (Latham dan Locke, 1991;

Locke dan Latham, 1990). Target kinerja yang terlalu sulit dicapai membuat individu menyerah

(giving up), dan kemudian membuat insentif moneter menjadi tidak efektif lagi dalam memotivasi dan

meningkatkan kinerja individu (Bonner dan Sprinkle, 2002).

Apabila target kinerja dikaitkan dengan skema insentif, FatseasdanHirst (1992), serta Leeetal.

(1997) mengemukakan bahwa ketika tujuan mudah dicapai, kinerja individu yang menerima insentif

berskema flat-rate lebih rendah dibandingkan dengan kinerja individu yang menerima insentif

berskema piece-rate. Namun, ketika tujuanmenjadilebih sulit, baik FatseasdanHirst(1992),

maupunLeeetal.(1997)mengemukakan bahwaskema insentifflat-ratesecara signifikan

menyebabkankinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan skema insentif lainnya.Belum ada

penelitian yang meneliti interaksi dari ketiadaan target (do your best target) dengan skema insentif

moneter. Berdasarkan uraian di atas, maka dikembangkan hipotesis berikut ini:

H3: Target kinerja mempengaruhi efektivitas dari skemainsentif moneter (piece-rate maupun flat-

rate) terhadap kinerja individu

H4: Pada saat tugas individu bersifat kurang kompleks maupun kompleks, kinerja individu yang

ditetapkan target kinerjanya(have target performance) lebih tinggi daripada kinerja individu

yang tidak ditetapkan target kinerjanya(no target performance/do your best target)

H5: ketikaada target kinerja yang ditetapkan kepada individu (have target performance), kinerja

individu yang menerima insentif berskema flat-ratelebih tinggi daripada kinerja individu yang

menerima insentif berskema piece-rate

H6: Terdapat interaksi three-way yang signifikan antara kompleksitas tugas, target kinerja, dan

skema insentif

3. METODE PENELITIAN

9

Page 10: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

3.1. Experimental Task

Experimental task pada penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu less

complextaskdan complex task. Ide pembuatan experimental taskpada penelitian ini berasal dari

experimental taskyang dikembangkan dalam penelitianLibby (2001), dimana simbol-simbol

ditranslasikan ke dalam huruf alphabet, dengan menggunakan suatu translation key.Namun demikian,

bentuk simbol yang digunakan pada penelitian ini berbeda dengan simbol yang digunakan oleh Libby

(2001).

Padaless complextask(tugas kurang kompleks), partisipan hanya diminta untuk mentranslasikan

simbol-simbol ke dalam bentuk huruf alphabet, dimana kumpulan huruf alphabet tersebut akan

membentuk satu kata yang tidak memiliki makna apapun baik dalam bahasa Indonesia maupun

bahasa asing lainnya.Complex taskpada penelitian ini sebenarnya merupakan pengembangan dari less

complex task, dimana perbedaannya adalah partisipan tidak hanya diminta untuk mentranslasikan

simbol-simbol tersebut ke dalam bentuk huruf alphabet saja, namun juga diminta untuk

mentranslasikannya ke dalam bentuk angka.

Sebelum experimental task pada penelitian ini digunakan untuk eksperimen, maka prosedur

pretest terlebih dahulu dilakukan kepada 5 (lima) orang mahasiswa program S1 Kelas Karyawan,

Fakultas EkonomiUniversitas Kristen Krida Wacana. Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah

experimental task layak untuk digunakan dalam eksperimen dan dapat diselesaikan dalam waktu yang

ditentukan, yaitu 4 menit untuk masing-masing task (less complex maupuncomplex). Setelah pre test

dilakukan, maka ditetapkan penggunaan task dalam eksperimen penelitian ini dan waktu pengerjaan

task adalah 4 (empat) menit. Secara rinci, bentukexperimental task pada penelitian ini dapat dilihat

pada bagian lampiran.

3.2. Desain dan Prosedur Eksperimen

Dalam melakukan pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan eksperimen laboratorium

dengan desain eksperimen 2x2x2, yang terdiri dari: 2 (dua) tingkatan kompleksitas tugas (less

complex task dan complex task), 2 (dua) target kinerja (have target performance dan no target

performance / do your best target), dan 2 (dua) skema insentif (piece-rate dan flat-rate). Karena

10

Page 11: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

durasi eksperimen pada penelitian ini relatif pendek, maka faktor skill dan pengetahuan tidak

dibutuhkan ketika mengerjakanexperimental task.

Gambar 1. Cell penelitian

Flat-rate Piece-rate

Less Complex

Task

No Target Performance/ Do your best

(NT)

Cell 1(n = 22 orang)

Cell 2(n = 17 orang)

Have Target Performance

(HT)

Cell 3(n = 17 orang)

Cell 4(n = 22 orang)

Complex Task

No Target Performance/ Do your best

(NT)

Cell 5(n = 22 orang)

Cell 6(n = 17 orang)

Have Target Performance

(HT)

Cell 7(n = 17 orang)

Cell 8(n = 21 orang)

Dengan desain eksperimen di atas, maka terbentuk 8 (delapan) cell yang dapat dilihat pada

gambar 1. Setiapcell terdiri sekelompok partisipan yang ditempatkan di ruangan yang berbeda.

Karena ada 8 (delapan) cell pada penelitian ini, maka digunakan 8 (delapan) ruangan yang berbeda,

dimana setiap ruangan dipandu dan diawasi oleh 2 (dua) asisten penelitian. Sebelum waktu

pengerjaan dimulai, asisten penelitian di setiap ruangan menjelaskan cara pengerjaan soal dan

menginformasikan mengenai honor pengerjaan task kepada seluruh partisipan. Selain itu, asisten juga

akan membagikan amplop tertutup kepada masing-masing partisipan, yang isinya terdiri dari 1 (satu)

berkas task (terdiri dari 10 rangkaian simbol yang hendak ditranslasikan), dan 1 (satu) lembar kertas

jawaban. Setelah pembagian amplop tersebut selesai dilakukan, pengerjaan taskdi seluruh ruangan

dimulai secara serentak pada waktu yang sama (tidak ada yang lebih cepat ataupun yang lebih

lambat). Waktu pengerjaan soal untuk setiap ruangan adalah sama, yaitu 4 (empat) menit.

11

Page 12: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

3.3. Partisipan

Partisipan dari eksperimen ini adalah mahasiswa S1 Kelas Karyawan, Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Krida Wacana. Kriteria partisipan pada penelitian ini adalah: (1) Mahasiswa yang

telah menempuh lebih dari setengah masa studi normal (sesuai ketetapan Universitas adalah 4 tahun),

dan; (2) Diasumsikan memiliki kemampuan yang sama, karena experimental task tidak memerlukan

pengetahuan atau skill yang khusus. Untuk kriteria ini, maka mahasiswa pindahan yang merupakan

mahasiswa drop-out dari Universitas lain, maupun mahasiswa yang masa studinya telah lebih dari 4

tahun, tidak diikut-sertakan dalam eksperimen ini. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, diperoleh

total partisipan final sebanyak 155 orang. Rincian honor yang diterima oleh partisipan penelitian

dijelaskan pada bagian 3.5.

3.4. Variabel Dependen

Kinerja individu pada penelitian ini diukur darijumlah pengerjaan task yang benar (jumlah

jawaban benar). Setiap partisipan akan mengerjakan suatu task yang terdiri dari 10 rangkaian simbol.

Bagi partisipan yang mendapatkan less complex task, rangkaian simbol harus ditanslasikan menjadi

huruf alphabet saja, sedangkan bagi partisipan yang mendapatkancomplex task, diminta untuk

mentranslasikan simbol ke dalam bentuk huruf alphabet maupun angka. Banyaknya rangkaian simbol

yang berhasil ditranslasikan dengan benar dalam waktu 4 menit, menunjukkan kinerja dari individu.

3.5. Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) faktor yang diduga dapat mempengaruhi hubungan antara

insentif moneter dan kinerja individu, yaitu:

a. Kompleksitas tugas

Kompleksitas tugas pada penelitian ini dimanipulasi dengan membagi task ke dalam 2 (dua)

tingkatan kompleksitas, yaitu: less complex dan complex.Pada less complex task, partisipan

diminta mentranslasikansimbol ke dalam bentuk huruf alphabet dalam waktu 4 menit. Namun

untuk complex task, partisipan diminta mentranslasikan simbol ke dalam bentuk huruf alphabet

maupun angka dalam waktu 4 menit.

12

Page 13: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

b. Target kinerja

Target kinerja dimanipulasi menjadi 2 (dua) target, yaitu: have target performance dan no target

performance/ do your best target. Pada kondisi dimana tidak ada target kinerja yang ditetapkan,

partisipan diminta melakukan “do yout best”, dan berapapun jumlah task yang benar, honor

partisipan tetap dibayar. Namun, pada kondisi ada target kinerja yang ditetapkan, maka honor

partisipan akan dibayar hanya jika jumlah task yang dikerjakan dengan benar adalah minimal 70%

dari total task yang diberikan.

c. Skema insentif

Skema insentif yang digunakan pada penelitian ini adalah flat-rate dan piece-rate. Pada skema

insentif flat-rate, honor pengerjaan task yang tidak memiliki target kinerja adalah Rp10.000,-

(tidak peduli berapapun jumlah task yang benar) dan honor pengerjaan task yang memiliki

target kinerja sebesar Rp 12.000,- (dibayar hanya jika jumlah taskyang dikerjakan dengan benar

adalah minimal 70% dari total task yang diberikan).

Pada skema insentif piece-rate, honor pengerjaan task yang tidak memiliki target kinerja adalah

Rp1000,- per 1 (satu) rangkaian simbol yang berhasil ditranslasikan dengan benar. Di samping

itu, berdasarkan skema insentif piece-rate ini, honor pengerjaan task yang memiliki target

kinerja adalah Rp 1200,- per 1 (satu) rangkaian simbol yang berhasil ditranslasikan dengan

benar. Namun honor ini hanya akan dibayar jika jumlah task yang dikerjakan dengan benar

adalah minimal 70% dari total task yang diberikan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Peran kompleksitas tugas dalam mempengaruhi efektivitas skema insentif moneter

terhadap kinerja individu (sebelum ada faktor target kinerja)

Tabel 1 menyajikan hasil Anova yang menunjukkan bahwa peningkatan kompleksitas tugas

secara signifikan mempengaruhi kinerja individu (dilihat nilai p-value atas dampak complexity

terhadap kinerja individu yang kurang dari α (1%). Dari Tabel 1, dapat dilihat pula bahwa sebelum

skema insentif diinteraksikan dengan kompleksitas tugas, nilai signifikansi (p-value) dari skema

insentif adalah 0,111. Kemudian, setelah skema insentif diinteraksikan dengan kompleksitas tugas,

13

Page 14: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

nilai p-value dari interaksi skema insentif dan kompleksitas tugas (Complexity x Incentive Scheme)

menjadi semakin tidak signifikan, yaitu 0,615. Hal ini mengindikasikan bahwaketika kompleksitas

tugas semakin meningkat, insentif moneter menjadi semakin tidak efektif dalam memotivasi kinerja

individu. Temuan ini membuktikan hipotesis H1 bahwa pada saat kompleksitas tugas meningkat,

skema insentif moneter menjadi tidak efektif dalam memotivasi kinerja individu.

Tabel 1. Pengaruh dari kompleksitas tugas dan skema insentif terhadap kinerja individu

(sebelum ada faktor target kinerja) – Menggunakan 4 Cell (Cell1 –Cell4)

Factor df Sum of Squares F-value p-valueComplexity 1 232.621 114.383 0.000*Incentive Scheme 1 5.294 2.603 0.111Complexity x Incentive Scheme 1 0.519 0.255 0.615Error 74 150.495R2 = 0.614 (Adjusted R2 = 0.598)*) Signifikan pada tingkat α = 1%

Tabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2

diketahui bahwa pada saat tugas individu kurang kompleks dan tidak ada target kinerja yang

ditetapkan kepada individu, rata-rata kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rate

lebih tinggi daripada rata-rata kinerja individu yang menerima insentif flat-rate (cell 2 >cell1). Hasil

ini konsisten dengan temuan penelitian Bailey dan Fessler (2011) bahwa insentif moneter dengan

skema piece-rate menghasilkan kinerja individu yang lebih tinggi daripada insentif moneter dengan

skema flat-rate, ketika tugas yang dikerjakan oleh individu bersifat kurang kompleks.Namun, jika

dilihat dari nilaiBonferroni t-statistics, perbedaan rata-rata kinerja cell1dengan rata-rata kinerja

cell2tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis H2 tidak terbukti.

Dari Tabel 2, diketahui pula bahwa pada saat tugas individu lebih kompleks dan tidak ada

target kinerja yang ditetapkan kepada individu, rata-rata kinerja individu yang menerima insentif

berskema piece-rate lebih tinggi daripada rata-rata kinerja individu yang menerima insentif berskema

flat-rate (cell 6 >cell 5). Hasil ini konsisten dengan temuan penelitian Bailey dan Fessler (2011),

namun jika dilihat dari nilai Bonferroni t-statistics yang disajikan pada tabel 2, maka diketahui bahwa

14

Page 15: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

perbedaan rata-rata kinerja cell 5 dengan rata-rata kinerja cell 6 tidak signifikan. Temuan ini kembali

menunjukkan bahwa hipotesis H2 tidak terbukti

Tabel 2. Deskriptif Statistik

Flat-rate Piece-rate Total Description

Less Complex

Task

No Target Performance/ Do your best

(NT)

Cell 1Mean = 8.5455

S.D = 1.4385

(n = 22)

Cell 2 Mean = 9.2353

S.D = 0.9701

(n = 17 orang)

Cell 1 + Cell 2Mean = 8.8904

S.D = 1.2043

(n = 39 orang)

p-value of mean difference

(cell 1 + cell 2) versus

(cell 3 + cell 4) adalah0.013*

Have Target Performance

(HT)

Cell 3 Mean = 9.7059

S.D = 0.5879

(n = 17 orang)

Cell 4Mean = 9.3182

S.D = 1.0861

(n = 22 orang)

Cell 3 + Cell 4Mean = 9.5120

S.D = 0.8370

(n = 39 orang)

Complex Task

No Target Performance/ Do your best

(NT)

Cell 5 Mean = 5.2273

S.D = 1.4119

(n = 22 orang)

Cell 6 Mean = 5.5882

S.D = 1.7698

(n = 17 orang)

Cell 5 + Cell 6Mean = 5.4078

S.D = 1.5909

(n = 39 orang)

p-value of mean difference

(cell 5 + cell 6) versus

(cell 7 + cell 8) adalah0.011*

Have Target Performance

(HT)

Cell 7 Mean = 6.7647

S.D = 1.5624

(n = 17 orang)

Cell 8 Mean = 5.9524

S.D = 1.5322

(n = 21 orang)

Cell 7 + Cell 8Mean = 6.3586

S.D = 1.5473

(n = 38 orang)Bonferroni t-statistic

Difference Mean Diff. Std. Error p-value

Cell 1 dan Cell 2 -0.690 0.461 0.830

Cell 3 dan Cell 4 0.388 0.435 1.000

Cell 5 dan Cell 6 -0.361 0.461 1.000

Cell 7 dan Cell 8 0.812 0.440 1.000

*) Signifikan pada tingkat α = 5%

4.2. Peran dari kompleksitas tugas dan target kinerja dalam mempengaruhi efektivitas skema

insentif moneter terhadap kinerja individu

Pada Tabel 2 diketahui bahwa pada saat tugas individu kurang kompleks (less complex), rata-

rata kinerja dari individu yang ditetapkan target kinerjanya(have target performance) lebih besar

15

Page 16: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

signifikan daripada rata-rata kinerja individu yang tidak ditetapkan target kinerjanya(no target

performance / do your best). Hal ini dilihat dari rata-rata kinerja individu dari cell3 + cell 4

(9,5120)yang lebih besar signifikan daripada rata-rata kinerja individudari cell 1 + cell 2 = 8,8904

(nilai signifikansi dari mean difference = 0.013 < α (0.05)). Temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis

H4 terbukti.

Dari Tabel 2, dapat dilihat pula bahwa saat tugas individu bersifat kompleks (complex), rata-

rata kinerja individu yang ditetapkan target kinerjanya (have target performance) juga lebih besar

signifikan daripada rata-rata kinerja individu yang tidak ditetapkan target kinerjanya (no target

performance / do your best). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kinerja individu dari cell 7 + cell 8

(6,3586) yang lebih besar signifikan daripada rata-rata kinerja individu dari cell 5 + cell 6 = 5,4078

(nilai signifikansi dari mean difference= 0.011< α (0.05)). Temuan ini kembali menunjukkan bahwa

hipotesis H4 terbukti.

Di samping itu, berdasarkanTabel 2 di atas diketahui pula bahwa ketika ada target kinerja yang

ditetapkan kepada individu, rata-rata kinerja dari individu yang menerima insentif berskema flat-rate

lebih tinggi daripada rata-rata kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rate (cell 3 >

cell 4, cell 7 > 8). Temuan ini konsisten temuan FatseasdanHirst(1992), maupunLeeetal.(1997)yang

mengindikasikan bahwa skema insentifflat-ratemenghasilkankinerja yang lebih tinggi dibandingkan

dengan skema insentif lainnya. Namun, jika dilihat dari nilai Bonferroni t-statisticsdi tabel 2, maka

dapat diketahui bahwa rata-rata kinerja individu cell 3 dengan rata-rata kinerja individu cell 4 tidak

berbeda signifikan, begitu pula dengan rata-rata kinerja individu cell 7 dengan rata-rata kinerja

individu cell 8. Temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis H5yang menyatakan bahwa ketika ada

target kinerja yang ditetapkan kepada individu, kinerja individu yang menerima insentif berskema

flat-rate lebih tinggi daripada kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rate,tidak

terbukti.

Hasil pengujian hipotesis H3 dan H6 yangmenggunakan uji Anova disajikan di Tabel

3.Berdasarkan hasil uji Anova diTabel 3,diketahui bahwa nilai p-value dari interaksi skema insentif

dan target kinerja (Incentive Scheme x Target) sebesar 0,011 yang signifikan. Temuan ini

mengindikasikan bahwa ketika target kinerja diinteraksikan dengan skema insentif moneter, maka

16

Page 17: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

skema insentif monetermenjadi semakin efektif dalam meningkatkan kinerja individu.Dengan kata

lain, target kinerja harus diberikan bersamaan dengan pemberian insentif moneter agar insentif

moneter yang diberikan kepada karyawan menjadi lebih efektif dalam memotivasi kinerja karyawan

tersebut. Temuan ini membuktikan hipotesis H3.

Tabel 3. Pengaruh dari kompleksitas tugas, target kinerja, dan skema insentif

terhadapkinerja individu – Menggunakan 8 (delapan) Cell

Factor df Sum of Squares

F-value p-value

Complexity 1 420.132 231.475 0.000*Incentive Scheme 1 0.053 0.029 0.864Target 1 23.589 12.997 0.000*Complexity x Incentive Scheme 1 1.354 0.746 0.389Complexity x Target 1 1.033 0.569 0.452Incentive Scheme x Target 1 12.083 6.657 0.011**Complexity x Incentive Scheme x Target 1 0.022 0.012 0.913Error 147 266.808R2 = 0.636 (Adjusted R2 = 0.619)*) Signifikan pada tingkat α = 1%**) Signifikan pada tingkat α = 5%

Dari Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai p-value dari interaksi antara kompleksitas tugas,

target kinerja, dan skema insentif (Complexity x Incentive Scheme x Target) tidak signifikan. Temuan

ini menunjukkan bahwa hipotesis H6 tidak terbukti. Hasil ini konsisten dengan argumen dari Bonner

dan Sprinkle (2002) bahwa peningkatan kompleksitas tugas yang tidak diiringi dengan peningkatan

skill, dan adanya target kinerja yang semakin sulit, membuat individu menjadi frustasi dan menyerah

(giving up), dan pada akhirnya dapat membuat insentif moneter menjadi tidak efektif lagi dalam

memotivasi dan meningkatkan kinerja individu.

5. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah peningkatan kompleksitas tugas dapat

mengurangi efektivitas dari skema insentif moneter dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja

individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kompleksitas tugas secara signifikan

17

Page 18: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

mempengaruhi kinerja individu. Apabila kompleksitas tugas dikaitkan dengan skema insentif, maka

efektivitas dari skema insentif moneter dalam memotivasi kinerja individu menjadi semakin tidak

efektif. Di samping itu, ditemukan pula bahwa ketika tidak ada target kinerja yang ditetapkan kepada

individu, baik pada tugas yang kompleks maupun kurang kompleks, kinerja dari individu yang

menerima insentif berskema piece-rate lebih tinggi daripada kinerja individu yang menerima insentif

berskema flat-rate, namunperbedaan kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rate

dengan kinerja individu yang menerima insentif berskema flat-rate tidak signifikan.

Penelitian ini juga menginvestigasi apakah dengan adanya target kinerja membuat pemberian

insentif moneter menjadi lebih efektif dalam meningkatkan kinerja individu. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketika target kinerja diinteraksikan dengan skema insentif moneter, maka

efektivitas dari skema insentif dalam meningkatkan kinerja individu menjadi semakin meningkat.

Ditemukan pula bahwa ketika tugas yang dikerjakan individu kurang kompleks (less complex), rata-

rata kinerja individu yang ditetapkan target kinerjanya (have target performance) lebih besar daripada

rata-rata kinerja individu yang tidak ditetapkan target kinerjanya (no target performance / do your

best). Temuan yang sama juga terdapat pada tugasindividu yang kompleks (complex).

Di samping temuan-temuan di atas, ditemukan pula bahwa ketika ada target kinerja yang

ditetapkan kepada individu, kinerja dari individu yang menerima insentif berskema flat-rate lebih

tinggi daripada kinerja individu yang menerima insentif berskema piece-rate, namunperbedaan rata-

rata kinerja individu dari kedua kelompok tersebut tidak signifikan. Terakhir, ditemukan pula bahwa

interaksi three-way antara antara kompleksitas tugas, target kinerja, dan skema insentif tidak

signifikan mempengaruhi kinerja individu. Peningkatan kompleksitas tugas yang tidak diiringi dengan

peningkatan pengetahuan dan skill, serta adanya target kinerja membuat individu menjadi frustasi dan

menyerah (giving up), dan pada akhirnya dapat membuat insentif moneter menjadi tidak efektif lagi

dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja individu.

Keterbatasan dari penelitian ini, antara lain: (1) Durasi eksperimen pendek, dimana faktor

person, yaitu pengalaman dan skill khusus tidak diperhitungkan keberadaannya; (2) Partisipan pada

eksperimen penelitian ini merupakan mahasiswa dari kampus yang sama, sehingga hasil penelitian

mungkin tidak bisa digeneralisasi, dan; (3) Target kinerja yang dimanipulasi pada penelitian ini sangat

18

Page 19: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

sederhana, hanya berupa eksistensi dari target kinerja (ada target atau tidak ada target). Penelitian

selanjutnya diharapkan dapat mengakomodasi keterbatasan-keterbatasan tersebut, dengan cara: (i)

Memperpanjang durasi penelitian dan memasukkan faktor person (misalnya, skill dan pengetahuan)

dalam melakukan pengujian; (ii) Partisipan diperluas, tidak hanya dari satu kampus saja, dan; (iii)

Memperluas spesifikasi dari target kinerja, misalnya menggunakan target kinerja yang low, medium,

dan high.

19

Page 20: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

DAFTAR REFERENSI

Ashton, R. H. 1990. Pressure and performance in accounting decision settings: Paradoxical effects of

incentives, feedback, and justification. Journal of Accounting Research28 (Supplement): 148–

180.

Atkinson, A. A., Banker, R., Kaplan, R. S., & Young, S. M. 2001. Management accounting (3rd

edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Awasthi. V., & J. Pratt. 1990. The effects of monetary incentives on effort and decision performance:

The role of cognitive characteristics. The Accounting Review 65: 797–811.

Bailey, C. D., & N. J. Fessler. 2011. The moderating effects of task complexity and task attractiveness

on the impact of monetary incentives in repeated task. Journal of Management Accounting

Research 23: 189–210.

Bailey, C. D., L. D. Brown, & A. F. Cocco. 1998. The effects of monetary incentives on worker

learning and performance in an assembly task. Journal of Management Accounting Research

10: 119–131.

Banker, R. D., & Datar, S. M. 1989. Sensitivity, precision, and linear aggregation of signals for

performance evaluation. Journal of Accounting Research 27: 21–39.

Bonner, S. E., & G. B. Sprinkle. 2002. The effects of monetary incentives on effort and task

performance: Theories, evidence, and a framework for research. Accounting, Organizations and

Society 27: 303–345.

Bonner, S. E., R. Hastie, G. B. Sprinkle, &S. M. Young. 2000. A review of the effects of financial

incentives on performance in laboratory tasks: Implications for management accounting.

Journal of Management Accounting Research12:19–64.

Bonner, S. E. 1999. Judgment and decision-making research in accounting. Accounting Horizons 13:

385–398.

Bull, C., Schotter, A., & Weigelt, K. 1987. Tournaments and piece rates: an experimental study.

Journal of Political Economy 95: 1–33.

20

Page 21: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

Campbell, D. J. 1988. Task complexity: A review and analysis. Academy of Management Review 13:

40–52.

Campbell, D. J. 1984. The effects of goal-contingent payment on the performance of a complex task.

Personnel Psychology 37: 23–40.

Chong, V. K., & Ian R.C. Eggleton. 2007. The impact of reliance on incentive-based compensation

schemes, information asymmetry and organisational commitment on managerial performance.

Management Accounting Research 18: 312-342.

Chow, C. W. 1983. The effects of job standard tightness and compensation scheme on performance:

an exploration of linkages. The Accounting Review 58: 667–685.

Fatseas, V. A., & Hirst, M. K. 1992. Incentive effects of assigned goals and compensation schemes on

budgetary performance. Accounting and Business Research 22: 347–355.

Feltham, G. A., & Xie, J. 1994. Performance measure congruity and diversity in multi-task

principal/agent relations. The Accounting Review 69: 429–453.

Fessler, N. J. 2003. Experimental evidence on the links among monetary incentives, task

attractiveness, and task performance. Journal of Management Accounting Research15: 159–

174.

Foster, G., & L. Sjoblom. 1996. Quality improvement drivers in the electronics industry. Journal of

Management Accounting Research 8: 55–86.

Horngren, C. T., Foster, G., & Datar, S. M. 2000. Cost accounting: a managerial emphasis (10th

edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Jenkins, G. D. Jr., N. Gupta, A. Mitra, & J. D. Shaw. 1998. Are financial incentives related

toperformance? A meta-analytic review of empirical research. Journal of Applied Psychology

83: 777–787.

Johnson, E. N., Kaplan, S. E., & Reckers, P. M. J. 1998. An examination of potential gender-based

differences in audit managers’ performance evaluation judgments. Behavioral Research in

Accounting 10: 47–75.

Kessler, L., & Ashton, R. H. 1981. Feedback and prediction achievement in financial analysis. Journal

of Accounting Research 19: 146–162.

21

Page 22: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

Klein, H. J., & Wright, P. M. 1994. Antecedents of goal commitment: an empirical examination of

personal and situational factors. Journal of Applied Social Psychology 24: 95–114.

Kluger, A. N., & DeNisi, A. 1996. The effects of feedback interventions on performance: a historical

review, a metaanalysis, and a preliminary feedback intervention theory. Psychological Bulletin

119: 254–284.

Kohn, A. 1993. Why incentive plans cannot work. Harvard Business Review 71: 54–63.

Latham, G., & Locke, E. A. 1991. Self-regulation through goal-setting. Organizational Behavior and

Human Decision Processes 50: 212–247.

Lee, T. W., Locke, E. A., & Phan, S. H. 1997. Explaining the assigned goal-incentive interaction: the

role of self-efficacy and personal goals. Journal of Management 23: 541–559.

Libby, R., Bloomfield, R., & Nelson, M. W. 2001. Experimental research in financial accounting.

Accounting, Organizations and Society (in press).

Libby, T. 2001. Referent cognitions and budgetary Fairness: A Research Note. Journal of

Management Accounting Research 13: 91–105.

Libby, R., & Tan, H-T. 1999. Analysts’ reactions to warnings of negative earnings surprises. Journal

of Accounting Research 37: 415–435.

Libby, R., & Luft, J. 1993. Determinants of judgment performance in accounting settings: ability,

knowledge, motivation, and environment. Accounting, Organizations and Society 5: 425–450.

Libby, R., & M. G. Lipe. 1992. Incentives, effort, and the cognitive processes involved in

accountingrelated judgments. Journal of Accounting Research30: 249–273.

Lipe, M. G. 1993. Analyzing the variance investigation decision: the effects of outcomes, mental

accounting, and framing. The Accounting Review 68: 748–764.

Locke, E. A., & Latham, G. P. 1990. A theory of goal setting and task performance. Englewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Locke, E. A., & Latham, G. P. 1990. A theory of goal setting and task performance. Englewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Locke, E. A., Shaw, K., Saari, L., & Latham, G. 1981. Goal setting and task performance: 1969–1980.

Psychological Bulletin 90: 125–152.

22

Page 23: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

Luft, J. 1994. Bonus and penalty incentives: contract choice by employees. Journal of Accounting and

Economics 18: 181–206.

Merchant, K. A. 1998. Modern management control systems. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Nembhard, D. A. 2000. The effects of task complexity and experience on learning and forgetting: A

field study. Human Factors42: 272–286.

Payne, J. W., Bettman, J. R., & Johnson, E. J. 1990. The adaptive decision maker. New York, NY:

Cambridge University Press.

Pelham, B. W., & Neter, E. 1995. The effect of motivation of judgment depends on the difficulty of

the judgment. Journal of Personality and Social Psychology 68: 581–594.

Scott, W. E. Jr., & J. A. Erskine. 1980. The effects of variations in task design and monetary

reinforcers on task behavior. Organizational Behavior and Human Performance25: 311–335.

Shields, M. D. 2001. Operating budgeting systems. Working paper, Michigan State University.

Smith, V. L., & Walker, M. 1993. Monetary rewards and decision cost in experimental economics.

Economic Inquiry 31: 245–261.

Sprinkle, G. B. 2000. The effect of incentive contracts on learning and performance. The Accounting

Review 75: 299–326.

Sprinkle, G. B. 2001. Perspectives on experimental research in managerial accounting. Accounting,

Organizations and Society (in press).

Stone, D. N., & Ziebart, D. A. 1995. A model of financial incentive effects in decision making.

Organizational Behavior and Human Decision Processes 61: 250–261.

Tan, H., & Libby, R. 1997. Tacit managerial versus technical knowledge as determinants of audit

expertise in the field. Journal of Accounting Research 35: 97–113.

Wood, R. E., Mento, A. J., & Locke, E. A. 1987. Task complexity as a moderator of goal effects: a

meta-analysis. Journal of Applied Psychology 72: 416–425.

Wright, P. M. 1992. An examination of the relationships among monetary incentives, goal level, goal

commitment, and performance. Journal of Management 18: 677–693.

Wright, P. M. 1990. Monetary incentives and task experience as determinants of spontaneous goal

setting, strategy development, and performance. Human Performance 3: 237–258.

23

Page 24: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

Young, S. M. 2001. The effects of earnings predictability on optimism and accuracy in forecasts of

financial analysts. Workingpaper, Emory University.

Young, S. M., & Lewis, B. L. 1995. Experimental incentive contracting research in managerial

accounting. Judgment and decision making research in accounting and auditing (pp. 55–75).

New York, NY: Cambridge University Press.

Young, S. M. 1985. Participative budgeting: the effects of risk aversion and asymmetric information

on budgetary slack. Journal of Accounting Research 23: 829–842.

Zimmerman, J. L. 2000. Accounting for decision making and control (3rd edition). Boston: McGraw-

Hill.

24

Page 25: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

LAMPIRAN 1. OUTPUT SPSS UJI ANOVA

Hasil ANOVA sebelum ada target kinerja (Menggunakan 4 cell: Cell 1, 2, 3, 4)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Performance

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 239.467a 3 79.822 39.250 .000

Intercept 3920.987 1 3920.987 1927.996 .000

Complexity 232.621 1 232.621 114.383 .000

Scheme 5.294 1 5.294 2.603 .111

Complexity * Scheme .519 1 .519 .255 .615

Error 150.495 74 2.034

Total 4339.000 78

Corrected Total 389.962 77

a. R Squared = .614 (Adjusted R Squared = .598)

Hasil ANOVA setelah memasukkan faktor target kinerja (Menggunakan 8 cell)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Performance

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 465.902a 7 66.557 36.670 .000

Intercept 8683.053 1 8683.053 4783.998 .000

Complexity 420.132 1 420.132 231.475 .000

Scheme .053 1 .053 .029 .864

Target 23.589 1 23.589 12.997 .000

Complexity * Scheme 1.354 1 1.354 .746 .389

Complexity * Target 1.033 1 1.033 .569 .452

Scheme * Target 12.083 1 12.083 6.657 .011

Complexity * Scheme *

Target

.022 1 .022 .012 .913

Error 266.808 147 1.815

Total 9489.000 155

Corrected Total 732.710 154

a. R Squared = .636 (Adjusted R Squared = .619)

25

Page 26: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

26

Page 27: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

27

Page 28: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

LAMPIRAN 2. EXPERIMENTAL TASK

(INSTRUMEN PENELITIAN)

KODE:

C = Complex Task

LC = Less Complex Task

HT = Have Target Performance

NT = No Target Performance

FR = Flat-Rate Scheme

PR = Piece-Rate Scheme

28

Page 29: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

29

Page 30: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

30

Page 31: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

INSTRUMEN PENELITIANKODE: LC-NT-PR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf:

= A= B= C = D= E = F = G

= H = I = J = K = L= M = N

= O = P = Q = R = S = T = U

= V = W = X = Y= Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = _______________________________________________________________________

2. = _______________________________________________________________________

3. = _______________________________________________________________________

4. = _______________________________________________________________________

5. = _______________________________________________________________________

6. = _______________________________________________________________________

7. = _______________________________________________________________________

8. = _______________________________________________________________________

9. = _______________________________________________________________________

10. = _______________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi HURUF.

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 1.000,- untuk setiap soal yang berhasil anda translasikan dengan benar.

31

Page 32: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

INSTRUMEN PENELITIANKODE: LC-HT-FR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf:

= A= B= C = D= E = F = G

= H = I = J = K = L= M = N

= O = P = Q = R = S = T = U

= V = W = X = Y= Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = _______________________________________________________________________

2. = _______________________________________________________________________

3. = _______________________________________________________________________

4. = _______________________________________________________________________

5. = _______________________________________________________________________

6. = _______________________________________________________________________

7. = _______________________________________________________________________

8. = _______________________________________________________________________

9. = _______________________________________________________________________

10. = _______________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi HURUF.

32

Page 33: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 12.000,- jika berhasil menjawab benar minimal 70% dari soal yang diberikan. Jikajumlah jawaban benar < 70%, maka insentif tidak diberikan.

33

Page 34: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

INSTRUMEN PENELITIANKODE: LC-HT-PR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf:

= A= B= C = D= E = F = G

= H = I = J = K = L= M = N

= O = P = Q = R = S = T = U

= V = W = X = Y= Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = _______________________________________________________________________

2. = _______________________________________________________________________

3. = _______________________________________________________________________

4. = _______________________________________________________________________

5. = _______________________________________________________________________

6. = _______________________________________________________________________

7. = _______________________________________________________________________

8. = _______________________________________________________________________

9. = _______________________________________________________________________

10. = _______________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi HURUF.

34

Page 35: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 1.200,- untuk setiap soal yang berhasil anda translasikan dengan benar dan jumlah jawaban benar minimal 70%dari soal yang disediakan. Jika jumlah jawaban benar < 70% maka insentif tidak diberikan.

INSTRUMEN PENELITIANKODE: C-NT-FR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf dan angka:

= 1 = A= 2 = B= 3 = C = 4 = D= 5 = E = 6 = F = 7 = G

= 8 = H = 9 = I = 10 = J = 11 = K = 12 = L= 13 = M = 14 = N

= 15 = O = 16 = P = 17 = Q = 18 = R = 19 = S = 20 = T = 21 = U

= 22 = V = 23 = W = 24 = X = 25 = Y= 26 = Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = ______________________________________________________________________

2. = ______________________________________________________________________

3. = ______________________________________________________________________

4. = ______________________________________________________________________

5. = ______________________________________________________________________

6. = ______________________________________________________________________

7. = ______________________________________________________________________

8. = ______________________________________________________________________

9. = ______________________________________________________________________

10. = ______________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

35

Page 36: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi ANGKA dan HURUF.

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 10.000,- setelah waktu pengerjaan dinyatakan selesai.

INSTRUMEN PENELITIANKODE: C-NT-PR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf dan angka:

= 1 = A= 2 = B= 3 = C = 4 = D= 5 = E = 6 = F = 7 = G

= 8 = H = 9 = I = 10 = J = 11 = K = 12 = L= 13 = M = 14 = N

= 15 = O = 16 = P = 17 = Q = 18 = R = 19 = S = 20 = T = 21 = U

= 22 = V = 23 = W = 24 = X = 25 = Y= 26 = Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = ______________________________________________________________________

2. = ______________________________________________________________________

3. = ______________________________________________________________________

4. = ______________________________________________________________________

5. = ______________________________________________________________________

6. = ______________________________________________________________________

7. = ______________________________________________________________________

8. = ______________________________________________________________________

9. = ______________________________________________________________________

10. = ______________________________________________________________________

36

Page 37: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi ANGKA&HURUF.

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 1.000,- untuk setiap soal yang berhasil anda translasikan dengan benar.

INSTRUMEN PRETESTKODE: C-HT-FR

Kode responden: ____________________________________________________________________________________________________________

Tranlasi untuk simbol menjadi huruf dan angka:

= 1 = A= 2 = B= 3 = C = 4 = D= 5 = E = 6 = F = 7 = G

= 8 = H = 9 = I = 10 = J = 11 = K = 12 = L= 13 = M = 14 = N

= 15 = O = 16 = P = 17 = Q = 18 = R = 19 = S = 20 = T = 21 = U

= 22 = V = 23 = W = 24 = X = 25 = Y= 26 = Z

Translasikan simbol-simbol berikut:

1. = ______________________________________________________________________

2. = ______________________________________________________________________

3. = ______________________________________________________________________

4. = ______________________________________________________________________

5. = ______________________________________________________________________

6. = ______________________________________________________________________

7. = ______________________________________________________________________

8. = ______________________________________________________________________

9. = ______________________________________________________________________

37

Page 38: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

10. = ______________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________Instruksi:

1. Anda akan diberikan waktu selama 4 menit untuk mentranslasikan SIMBOL-SIMBOL dalam soal menjadi ANGKA&HURUF.

2. Anda akan diberikan insentif sebesar Rp. 12.000,- jika berhasil menjawab benar minimal 70% dari soal yang diberikan. Jikajumlah jawaban benar < 70% maka insentif tidak diberikan.

38

Page 39: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

39

Page 40: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewTabel 2 menunjukkan deskriptif statistik dari 8 (delapan)cellpada penelitian ini.Dari Tabel 2 diketahui

40