stad

27
TUGAS KULIAH: CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) FEBRUARY 13, 2013 BY VIELUVINF 1.A. JUDUL Meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai pada Materi Ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions(STAD) 1.B. PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang KTSP dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 menghendaki pembelajaran yang mengarahkan pada tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan mutu pembelajaran agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi. Karenanya perlu keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam. Mulyasa (2005) dalam Kunandar (2011) menjelaskan secara khusus bahwa pembelajaran KTSP ditujukan untuk memperkenalkan kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep yang dicanangkan oleh UNESCO, yakni learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan). Learning to be (belajar menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar hidup dalam kebersamaan). Oleh karena itu hendaknya siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang dibuat dalam kelas untuk saling memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan

Upload: joehanis-nenohaifeto-anfield

Post on 10-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Stad

TUGAS KULIAH: CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)FEBRUARY 13, 2013 BY VIELUVINF

1. A.      JUDUL

Meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai pada

Materi Ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions(STAD)

1. B.       PENDAHULUAN

2. 1.        Latar Belakang

KTSP dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun

2007 tanggal 23 Mei 2007 menghendaki pembelajaran yang

mengarahkan pada tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan mutu

pembelajaran agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan

berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang

berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,

menemukan, dan memprediksi. Karenanya perlu keterlibatan peserta

didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-

sungguh dan mendalam.

Mulyasa (2005) dalam Kunandar (2011) menjelaskan secara khusus

bahwa pembelajaran KTSP ditujukan untuk memperkenalkan

kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep yang

dicanangkan oleh UNESCO, yakni learning to know (belajar

mengetahui), learning to do (belajar melakukan). Learning to

be (belajar menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar

hidup dalam kebersamaan). Oleh karena itu hendaknya siswa bekerja

sama dalam kelompok kecil yang dibuat dalam kelas untuk saling

memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam

kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran

dengan teknik masyarakat belajar, yang esensinya adalah adanya

komunikasi dua arah.

Page 2: Stad

Hasil observasi peneliti di kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai menunjukkan

bahwa proses pembelajaran di kelas selama ini yang terjadi cenderung

menggunakan komunikasi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari

guru ke arah siswa, sehingga siswa menjadi kurang terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran seperti berbagi gagasan dan pengalaman,

bertanggung jawab terhadap tugas, kemauan menerima pendapat

yang lebih baik, bertanya, dan mendatangkan “ahli” ke kelas, atau

yang lebih buruknya adalah hasil belajar mereka yang mereduksi. Dari

angket menunjukkan bahwa 40% dari 31 siswa mengaku belajar fisika

melelahkan, serta hasil belajar siswa yang masih rendah, hal ini

ditunjukkan dari hasil ulangan harian yaitu 70% dari 31 siswa

memperoleh nilai di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) Fisika

yang ditetapkan sekolah yaitu 6,5

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena ketidaktepatan

penggunaan Strategi pembelajaran yang menyebabkan rendahnya

kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep, prinsip,

dan teori fisika, khususnya pada materi Keseimbangan Benda Tegar.

Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan

kooperatif dan hasil belajar siswa baik secara individual maupun

klasikal. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipestudent teams-achievement

division (STAD). Model pembelajaran ini mempunyai gagasan agar

siswa tergerak untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Tipe STAD ini

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut, yaitu persiapan materi,

presentasi kelas, pembagian tim, mengerjakan kuis individual,

pemberian skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

1. 2.        Rumusan dan Pemecahan Masalah

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

Page 3: Stad

1)        Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran

kooperatif tipe student teams-achievement division di kelas XI IPA 1

MAN 1 Barabai pada materi ajar Keseimbangan Benda Tegar?

2)        Bagaimana keterampilan kooperatif siswa kelas XI IPA 1 MAN 1

Barabai selama pembelajaran kooperatif  tipe student teams-

achievement division pada materi ajar Keseimbangan Benda Tegar?

3)        Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1

MAN 1 Barabai dalam menguasai konsep, prinsip, dan teori fisika pada

materi ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui pembelajaran

kooperatif tipe student teams-achievement division?

4)        Bagaimana respon siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai terhadap

proses pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement

division?

1. Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement

division, sehingga siswa dapat memaksimalkan kondisi belajar dalam

mencapai hasil belajar yang bagus.

1. 3.        Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan keterampilan guru dalam mengelola

pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement

division di kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai?

2. Meningkatkan keterampilan kooperatif siswa kelas XI IPA 1 MAN 1

Barabai selama pembelajaran kooperatif tipe student teams-

achievement division

3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai

dalam menguasai konsep, prinsip, dan teori fisika pada materi

ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui pembelajaran kooperatif

tipe student teams-achievement division

Page 4: Stad

4. Mendeskripsikan respon siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai

terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe student teams-

achievement division

1. 4.        Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut;

1. Manfaat Teorits

Penilitian ini bermanfaat untuk pengembangan metode pembelajaran

Kooperatif tipe student teams-achievement division, serta hasil

penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiran-

pemikiran baru, baik terhadap proses pembelajaran yang efektif.

1. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut;

1)        Siswa: meningkatkan keterampilan kooperatf dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran fisika

2)        Guru: upaya solusi bagi guru dalam kegiatan penelitian

tindakan kelas demi rangka meningkatkan keterampilan kooperatif dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika

3)        Sekolah: meningkatkan hasil belajar fisika juga akan

meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat dan profesionalisme

guru

4)        Pembaca: menambah pengetahuan dan dapat sebagai bahan

perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai

penerapan pembelajaran Kooperatif tipe student teams-achievement

division

5)        Penulis: Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas

di masa yang akan datang.

1. C.      KAJIAN PUSTAKA

2. 1.        Hasil Belajar IPA Menurut KTSP

Page 5: Stad

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ada tiga, yakni:

a. SKL Satuan Pendidikan (SKL-SP); b. SKL Kelompok Mata Pelajaran

(SKL-KMP); dan c. SKL Mata Pelajaran (SKL-MP). Adapun Standar

Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) tersebut

dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan atau

kegiatan setiap kelompok mata pelajaran terkait. Untuk kelompok

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara umum

bertujuan mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis

peserta didik. Adapun secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan

teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan

inovatif secara mandiri

3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar

untuk pemberdayaan diri

4. Menunjukkan sifat kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk

mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek

5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan

masalah kompleks

6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan

sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing

7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung

jawab

8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui

berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi

9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis,

dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

11. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk megikuti

pendidikan tinggi

Dari kesepuluh poin tersebut di atas menunjukkan bahwa kompetensi

kelulusan juga secara umum meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan

Page 6: Stad

berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan

mengevaluasi. Ranah kognitif mencakup watak perilaku, seperti minat,

perasaan, sikap, emosi, dan nilai. Sementara ranah psikomotor

mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi

(Dave, 1967 dalam Direktorat PLP Depdiknas 2003, dalam Kunandar

2011)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum

Sardiman (2008) menjelaskan bahwa diawali dengan seberapa

besarnya motivasi siswa itu sendiri terhadap materi yang diajarkan dan

juga apa saja bentuk aktivitas  siswa yang dilakukan dalam

belajar. Motivation is an essential condition of learning. Makin tepat

motivasi yang diberikan, maka hasil belajar akan menjadi lebih

optimal. Lebih jauh dijelaskannya fungsi motivasi dalam belajar

sebagai berikut: a. motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan; b. menunjukkan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya; dan c. menyeleksi perbuatan

berdasarkan prioritas kemanfaatan.

Dalam Sardiman (2008) disebutkan bahwa banyak jenis aktivitas siswa

yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Paul B. Diedrich membuat

suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain

dapat digolongkan sebagai berikut: a. visual activities, yang termasuk

di dalamya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi,

percobaan; b. oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara,

diskusi, interupsi; c.listening activities; d. writing activities, misalnya

menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; e.drawing

activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram;

f. motor activities, antara lain ,elakukan percobaan, membuat

konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; g. mental

activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; dan

h. emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, berani, tenang, gugup.

Page 7: Stad

1. Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Division (STAD)

Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawanya di

Universitas Jhon Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling

sederhana dan paling langsung dari pembelajaran kooperatif. Tipe ini

digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa

setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Para

siswa di dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing

terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai

anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun

kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja

akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar

melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok.

Secara individual atau kelompok, tiap minggu atau dua minggu

dilakukan  evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka

terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap

kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan

kepada secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi

atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. (Kunandar,

2011: 370)

Slavin (2005) menjelaskan bahwa salah satu keluaran non kognitif

yang dihasilkan dari pengalaman kooperatif di sekolah adalah bahwa

para siswa akan menjadi lebih kooperatif dan altruistik. Salah satu

pengukuran yang sering digunakan dari preferensi terhadap altruisme

atau kooperasi sebagai kebalikan dari maksimalisasi individu atau

kompetisi adalah papan yang dirancang oleh Kagan dan Madsen

(1972) di mana para siswa mengalokasikan penghargaan kepada

teman. Pilihan-pilihan yang dihadapkan kepada para siswa adalah

memberikan si “teman” tersebut lebih banyak penghargaan

(altruisme), jumlah penghargaan yang sama (setara), atau

penghargaan yang lebih sedikit (kompetisi) daripada yang diterima

dirinya sendiri. Banyak para ahli yang meneliti bahwa siswa yang

sering mengikuti Investigasi  Kelompok akan membuat pilihan

altruisme yang banyak, selain itu juga ketika mereka ditempatkan

Page 8: Stad

dalam kelompok kooperatif yang baru, maka kerjasama yang terjalin

jadi jauh lebih baik serta menghasikan produktivitas yang lebih tinggi

dibandingkan siswa yang berasal dari kelas kontrol. Penemuan ini

menganjurkan bahwa pembelajaran yang kooperatif dapat

mengembangkan perilaku semacam perilaku prososial yang semakin

dibutuhkan di dalam masyarakat di mana kemampuan bergaul dengan

orang lain menjadi semakin krusial. Pengaruh secara keseluruhan dari

pembelajaran kooperatif pada rasa harga diri siswa, dukungan

kelompok terhadap pencapaian prestasi, lokus kontrol internal, waktu

mengerjakan tugas, kesukaan pada kelas dan teman sekolah,

kekooperatifan, dan variabel lainnya adalah positif dan sangat kuat.

1. 3.        Materi Pokok Keseimbangan Benda Tegar

Standar Kompetensi     : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika

klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

Kompetensi Dasar          : 2.1 Memformulasikan hubungan  antara

konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan

hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar

1. Keseimbangan Partikel

Syarat keseimbangan partikel

⇛  dan

Keseimbangan tiga gaya sebidang pada sistem partikel

F1

F2

F3

α1

α2

α3

Gambar 1. Keseimbangan tiga gaya pada sistem partikel

 

Page 9: Stad

Dengan

1. Keseimbangan Benda Tegar

Momen Gaya   : , dengan l adalah lengan momen dan F adalah besar

gaya. Momen gaya searah jarum jam diberi tanda positif sedangkan

momen gaya berlawanan jarum jam diberi tanda negatif

Kopel   adalah sepasang gaya sejajar yang memiliki besar sama tetapi

arahnya berlawanan, kopel hanya akan mengasilkan momen kopel

yang menyebabkan gerak rotasi. Besar Momen Kopel   M didefinisikan

sebagai hasil kali antara gaya F dengan jarak kedua gaya d

M = Fd

Kopel yang menghasilkan putaran searah jarum jam ditetapkan

bertanda positif, dan begitu sebaliknya.

Keseimbangan Statik Benda Tegar

Syarat keseimbangan statik benda tegar adalah:

⇛  dan

dan

1. Titik Berat

Titik berat adalah suatu titik dalam suatu benda (dapat juga di luar

benda) di mana gaya berat benda bekerja secara efektif.

Koordinat titik berat sistem partikel dengan berat tiap partikel

diketahui.

Dengan N = banyak partikel

Koordinat titik berat sistem partikel dengan berat tiap partikel

diketahui.

Koordinat titik berat sistem benda pejal homogen, persamaannya sama

dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti  dengan data

volum tiap benda

Koordinat titik berat benda berbangun datar, persamaannya sama

dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti  dengan data

luas bidang

Page 10: Stad

Koordinat titik berat benda berbentuk kurva, persamaannya sama

dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti  dengan data

panjang kurva

1. Jenis Keseimbangan

Gambar 2. Jenis-jenis keseimbangan (Sarifudin, 2009: 129)

 

 

Ada tiga macam keseimbangan, yaitu keseimbangan stabil, labil, dan

netral. Ketiganya dapat diperkirakan dengan memperhatikan apa yang

terjadi dengan kedudukan titik beratnya ketika benda diberi gangguan

kecil. Keseimbangan stabil (mantap) jika setelah gangguan kecil

dihilangkan titik berat bergerak ke atas (gambar a). keseimbangan

labil (tidak stabil/goyah) jika setelah gangguan kecil dihilangkan titik

berat bergerak ke bawah (gambar b). keseimbangan netral (indeferen)

jika titik berat selalu berada pada ketinggian yang tetap.

1. 4.        Penelitian Relevan

Hasil penelitian Harjono (2010) menyatakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan objek siswa kelas X-1 SMA

di Semarang pada semester gasal 2009 mata pelajaran kimia terlihat

bahwa metode ini dapat meningkatkan aktifitas kooperatif siswa dalam

KBM di kelas, di mana ditunjukkan lebih dari 87% dari siswanya

berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok tersebut, dari data

observasi terhadap gurunya juga terlihat bahwa pengelolaan kelas

menjadi jauh lebih baik dari minggu ke minggunya, selain itu yang

paling penting adalah pencapaian hasil belajar siswa dalam menjawab

kuis-kuis setelah melewati 3 siklus meningkat hingga rata-rata kelas

yang didapatkan jadi 75 dari rata-rata kelas 57 sebelumnya.

Adapun hasil penelitian eksperimen Nugroho dkk. (2009) mengenai

penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dengan

subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAN 7 Semarang dinilai

Page 11: Stad

dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini

ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata

post tes dan aktivitas. Sehingga olehnya disarankan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses

dijadikan model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan

pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika.

Sedangkan dari hasil analisa data penelitian Wijaya (2008) model

pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa hasil pos-tes

siswa SDN 1 Menteng Palangkaraya menyatakan bahwa 93% dari

siswanya tuntas dalam pembelajaran yang diiringi peningkatan

pemahaman penguasaan materi, hal ini juga didukung oleh data hasil

aktivitas guru dan siswa, pengelolaan pembelajaran, respon guru dan

siswa terhadap model pembelajaran ini sangat baik.

1. 5.        Hipotesis Tindakan

Adapun rumusan hipotesis tindakan untuk menjawab rumusan masalah

penelitian ini adalah, “Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai

dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran kooperatif

tipe student teams-achievement divisions pada pokok bahasan

Keseimbangan Benda Tegar”

1. D.      METODE PENELITIAN

2. 1.        Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Plan

Reflective

Action/ Observation

Page 12: Stad

Reflective

Action/ Observation

Reflective

Action/ Observation

Revised Plan

Revised Plan

Gambar 3. Model PTK Hopkins (Suyidno, 2012: 10)

Plan

Reflective

Action/ Observation

Reflective

Action/ Observation

Reflective

Action/ Observation

Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa

kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai terhadap materi ajar Keseimbangan

Benda Tegar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipestudent

Page 13: Stad

teams-achievement divisions. Alur PTK ini menggunakan model

Hopkins yang yang digambarkan sebagai berikut:

Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, di mana masing-masing siklus

memiliki 4 tahap yang dirumuskan oleh Hopkins,

yaitu plan (perencanaan), action (tindakan), observation (observasi),

dan reflection (refleksi).

1. a.    Plan (Perencanaan)

Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru

sebelum melakukan sesuatu. Rencana yang dilakukan meliputi:

1)   Menyusun RPP pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

kontekstual untuk 3 siklus (1 siklus dilaksanakan dalam 1 pertemuan).

2)   Menyusun LKS, hand out, LP, dan media pembelajaran yang layak.

3)   Menyusun lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan

keterampilan kooperatif siswa.

4)   Membuat angket respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif

tipe STAD, keterampilan kooperatif, suasana belajar, dan cara guru

mengajar.

1. b.   Action (Tindakan)

Implementasi/tindakan di kelas mestinya sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang disusun dalam rencana pembelajaran yaitu

guru menyajikan materi, lalu para siswa di dalam kelas dibagi dalam

beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota

kelompok , dengan menggunakan lembar kerja akademik, mereka

saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab

atau diskusi antarsesama anggota kelompok. Secara individual atau

kelompok, tiap minggu atau dua minggu dilakukan  evaluasi oleh guru

untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik

yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas

penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada secara individual

atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor

sempurna diberi penghargaan.

Page 14: Stad

1. c.    Observation (Observasi)

Selama melakukan tindakan kelas, maka dilakukan observasi oleh

observer (guru mitra dan teman sejawat) tentang keterlaksanaan RPP,

keterampilan mengelola pembelajaran dan keterampilan kooperatif

yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung,

setelah proses pembelajaran, siswa diberikan angket respon terhadap

proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD.

1. d.   Reflection (Refleksi)

Setelah semua data terkumpul meliputi keterlaksanaan RPP,

keterampilan kooperatif siswa, tes hasil belajar dan angket respon

siswa terhadap proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD,

selanjutnya dilakukan analisis dan refleksi antara guru/peneliti dan

observer. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, paparan, dan

kesimpulan. Selanjutnya refleksi untuk mengkaji tindakan terhadap

keberhasilan pencapaian berbagai tujuan dan perlu tidaknya

ditindaklanjuti dalam rangka mencapai tujuan akhir. Berdasarkan hasil

refleksi, maka kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pembelajaran

dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki kesalahan pada siklus

berikutnya.

1. 2.    Setting Penelitian

2.Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai yang

berjumlah 31 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan

23 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga

petani dan pedagang yang mana bisa dikatakan berasal dari keluarga

dengan status ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka terbiasa

membantu orang tua sehabis pulang dari sekolah dan jarang yang

mengikuti bimbingan belajar di samping karena jumlah pusat

bimbingan belajar yang masih sedikit di kabupaten HST tersebut dan

biaya yang kurang terjangkau oleh ekonomi keluarga siswa.

Kegiatan belajar mengajar di kelas selama ini juga seringnya

dihabiskan dengan ceramah guru saja di kelas, sehingga kebanyakan

Page 15: Stad

siswa sering terlihat bosan dan suntuk yang menyebabkan mereka

malas terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut dan

keterampilan kooperatif yang seharusnya mereka miliki menjadi tidak

berkembang dengan baik, akibat yang lebih fatal adalah dengan

didapatkannya hasil belajar siswa yang rendah yaitu 70% dari 31 siswa

memperoleh nilai di bawah SKM Fisika pada hasil ulangan harian

materi sebelumnya. Oleh karena itu permasalahan hasil belajar ini

menjadi permasalahan yang dianggap sangat mendesak untuk segera

diselesaikan dalam penelitian ini.

1.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Barabai yang beralamat di

kompleks Masjid Agung, kec. Barabai Timur HST pada bulan Mei 2012

sampai September 2012

1. 3.    Definisi Operasional Variabel

2. Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah penilaian

terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran model

kooperatif tipe STAD pada setiap aspek berdasarkan RPP yang

dinyatakan dengan kategori terlaksana dengan baik, cukup baik,

kurang baik, dan tidak baik

3. Keterampilan kooperatif siswa adalah persentase keterampilan

kegiatan kerjasama siswa selama kegiatan pembelajaran model

kooperatif tipe STAD, meliputi: menyampaikan pendapat pada

teman dan guru, bertanya pada teman dan guru, penghargaan

terhadap pendapat teman, mendiskusikan masalah materi ajar

yang diamati dengan menggunakan lembar observasi dengan

kategori sangat aktif, aktif, cukup aktif,  kurang aktif, dan tidak

aktif.

4. Hasil belajar siswa adalah tingkat ketuntasan belajar siswa

terhadap TPK yang telah diajarkan, diukur dengan tes hasil

belajar berupa kuis-kuis yang dilaksanakan setiap 1-2 kali

pertemuan, dan dinyatakan dengan persentase ketuntasan

secara klasikal di akhir pembelajaran

5. Respon siswa adalah pendapat siswa terhadap proses

pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi, dan suasana

Page 16: Stad

pembelajaran model kooperatif tipe STAD yang dinyatakan

dengan suka atau tidak suka dan mudah atau tidak mudah

1. 4.    Perangkat dan Instrumen Penelitian

Perangkat dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP ini disusun berdasarkan model pembelajaran kooperatif

tipe student teams-achievement division dengan materi ajar

keseimbangan benda tegar yang disampaikan selama tiga kali

pertemuan

1. Hand Out

Ringkasan materi keseimbangan benda tegar yang terdiri dari tujuan

pembelajaran, materi keseimbangan benda tegar, titik berat, dan jenis-

jenis keseimbangan, serta dilengkapi dengan contoh soal, kegiatan

siswa, rangkuman, dan pustaka

1. Lembar Kegiatan Siswa

LKS adalah lembar yang berisi serangkaian kegiatan atau tugas yang

harus dilakukan oleh siswa untuk menunjang proses belajarnya guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran

1. Lembar Tes Hasil Belajar

Tes ini disusun berdasarkan indikator yang ingin dicapai sebagai

penjabaran dari kompetensi dasar dengan mempertimbangkan aspek

taksonomi Bloom yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan kreativitas, serta dilakukan setiap

akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essai

(uraian)

Soal yang telah dibuat selanjutnya akan divalidasi oleh pakar atau

praktisi, kemudian dilanjutkan dengan ujicoba instrumen tes pada

siswa yang telah menerima  materi keseimbangan benda tegar. Butir

soal yang akan digunakan harus memenuhi syarat validitas, reliabilitas,

taraf kesukaran, dan daya beda.

Page 17: Stad

1. Lembar Observasi

Pengisian lembar ini untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar dengan model kooperatif tipe STAD dan

bagaimana keterampilan kooperatif siswa selama proses

pembelajaran. Observer adalah guru MAN 1 Barabai dan teman

sejawat.

1. Lembar Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

terhadap proses pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi, dan

suasana pembelajaran model kooperatif tipe STAD

1. Dokumentasi

Dokumen yang diambil dalam penelitian ini antara lain, adalah foto

saat proses berlangsungnya pembelajaran, silabus sekolah, dan hasil

ujian siswa pada materi sebelumnya.

1. 5.    Teknik Analisis Data

2. Analisis Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran

Penilaian menggunakan teknik penskoran, dinilai dengan skor 1 sampai

5, dengan kategori 1 untuk sangat kurang baik, 2 untuk kurang baik, 3

untuk cukup baik, 4 untuk baik, dn 5 untuk sangat baik. Setelah

mendapatkn data mengenai ketermpilan guru tersebut dilakukan

analisis secara deskriptif kualitatif menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= nilai rata-rata

= nilai yang diberikan oleh pengamat

= jumlah pengamat

Skor rata-rata yang diperoleh selanjutnya dikategorikan menurut

kriteria berikut:

Tabel 1. Kriteria Keterampilan Mengelola Pembelajaran

Page 18: Stad

No Persentase (%) Kriteria

1. 30-39Sangat kurang

2. 40-55Kurang

3. 56-65Cukup baik

4. 66-79Baik

5. 80-100Sangat baik

(Adaptasi: Arikunto, 2009)

1. Analisis Keterampilan Kooperatif Siswa

Analisis data hasil pengamatan yang digunakan untuk mendeskripsikan

keterampilan kooperatif siswa adalah secara deskriptif kualitatif

dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

R = Jumlah skor yang didapat

N = Jumlah skor maksimum yang mungkin dicapai oleh kelompok

Persentase yang diperoleh selanjutnya dapat dikategorikan menurut

kriteria berikut:

Tabel 2. Kriteria Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kriteria

21-40Sangat kurang

41-60Kurang

Page 19: Stad

61-80Baik

81-100Sangat baik

(Adaptasi: Direktorat Pembinaan SMA, 2010)

1. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa

Dari tes hasil belajr siswa, dilakukan analisa ketuntasan secara

individual dan kasikal. Siswa secara individual dikatakan telah tuntas

belajar, apabila rata-rata ketercapaian indikator yang mewakili tujuan

pembelajaran memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran Fisika di MAN 1 Barabai yang ditetapkan sebesar 65%.

Sedangkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung

menggunakan rumus :

=

Pembelajaran secara klasikal dikatakan tuntas apabila >= 85%

individu tuntas.

 

Khusus untuk model pembelajaran kooperatif, perlu

ditambahkan:

Skor perkembangan siswa ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Tabel 3. Langkah-langkah Menentukan Skor Perkembangan

Langkah-langkah Keterangan

1. Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberikan skor berdasrkan skor-skor kuis pada putaran sebelumnya.

1. Menghitung skor terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini. Dari nilai kuis yang

Page 20: Stad

didapatkan pada putaran sebelumnya kemudian dibandingkan dengan nilai kuis terkini dan memberikan poin berdasarkan tabel “perhitungan skor individual Slavin, 2005”

1. Menghitung skor perkembangan

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamainya atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang telah ditentukan dan memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin yang diperoleh dalam kelompok.

 

Tabel 4. Perhitungan Skor Individual Oleh Slavin 2005

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal5

10-1 poin di bawah skor awal10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal30

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awa)30

Sedangkan langkah yang kedua digunakan adalah menghargai prestasi

kelompok. Terdapat  tiga macam tingkatan penghargaan diberikan di

sini, ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut:

1)        Rata-rata tim skor tim 15, sebagai TIM BAIK

2)        Rata-rata tim skor tim 16, sebagai TIM SANGAT BAIK

3)        Rata-rata tim skor tim 17, sebagai TIM SUPER

Page 21: Stad

(Slavin, 2005: 160)

1. Analisis Respon Siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap terhadap proses pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi,

dan suasana pembelajaran model kooperatif tipe STAD. Respon siswa

ini dianalisis secara deskriptif kuaitatif dengan persentase sebagai

berikut:

Keterangan:

P   = Persentase

= Jumlah Respon

= Jumlah keseluruhan respon

1. E.  Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Jadwal Penelitian

No

Kegiatan Bulan ke …/Minggu ke …

Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Persiapan

Observasi awal

Penyusunan proposal

Seminar proposal

Penyusunan

Page 22: Stad

perangkat

Penyusunan instrumen

2.Validasi perangkat dan instrumen

Perbaikan instrumen

Uji coba instrumen

Perbaikan instrumen

3.Validasi perangkat dan instrumen

Perbaikan instrumen

4.Uji coba instrumen

Perbaikan instrumen

5.Pelaksanaan PTK

Analisis Data

Pembuatan skripsi

6.Ujian skripsi

7.Perbaikan skripsi

8.Pengumpu

Page 23: Stad

lan skripsi

1. F.       Rancangan Biaya Penelitian

Rancangan biaya yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Obsevasi awal                                     Rp.   100.000,00

2. Menyusun proposal                             Rp.   100.000,00

3. Penyusunan instrumen penelitian        Rp.   500.000,00

4. Uji coba instrumen penelitian             Rp.   500.000,00

5. Revisi instrumen                                  Rp.   350.000,00

6. Pengambilan data                                Rp. 1.000.000.00

7. Analisis data                                        Rp.   500.000,00

8. Menyusun draft laporan                      Rp.   250.000,00

9. Seminar draft laporan                          Rp.   500.000,00

10. Revisi laporan penelitian                     Rp.   500.000,00

11. Penggandaan laporan penelitian          Rp.   500.000,00

12. Biaya tak terduga                                Rp.     500.000,00 +

Total                                                  Rp. 5.300.000,00

 

1. G.      Daftar Pustaka

                             

Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Harjono. 2010. Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran

Kimia Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD. Jurnal Penelitian

Pendidikan.Volume 27, Nomor 1, Tahun 2010, p. 192

Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers

Nugroho, U., Hartono, dan Edi S.S. 2009. Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 108-112, ISSN: 1693-1246,

Tersedia:http://journal.unnes.ac.id (19 Mei 2012)

Page 24: Stad

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Saripudin A., dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media

Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta

Suyidno. 2012. Metodologi Penelitian. Banjarmasin: University Press

Tim. 2012. Panduan Penulisan Skripsi dan Penilaian Skripsi Jurusan

PMIPA UNLAM. Banjarmasin: University Press

Wijaya, Nuriman. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Peta Konsep

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Menteng

Palangkaraya pada Konsep Gaya dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan

dan Kemasyarakatan, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2008

1. H.      Lampiran

2. Instrumen Penelitian

3. Data yang Dianggap Penting