stad
TRANSCRIPT
TUGAS KULIAH: CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)FEBRUARY 13, 2013 BY VIELUVINF
1. A. JUDUL
Meningkatkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai pada
Materi Ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions(STAD)
1. B. PENDAHULUAN
2. 1. Latar Belakang
KTSP dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007 tanggal 23 Mei 2007 menghendaki pembelajaran yang
mengarahkan pada tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan mutu
pembelajaran agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan
berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang
berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,
menemukan, dan memprediksi. Karenanya perlu keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-
sungguh dan mendalam.
Mulyasa (2005) dalam Kunandar (2011) menjelaskan secara khusus
bahwa pembelajaran KTSP ditujukan untuk memperkenalkan
kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep yang
dicanangkan oleh UNESCO, yakni learning to know (belajar
mengetahui), learning to do (belajar melakukan). Learning to
be (belajar menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar
hidup dalam kebersamaan). Oleh karena itu hendaknya siswa bekerja
sama dalam kelompok kecil yang dibuat dalam kelas untuk saling
memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam
kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran
dengan teknik masyarakat belajar, yang esensinya adalah adanya
komunikasi dua arah.
Hasil observasi peneliti di kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai menunjukkan
bahwa proses pembelajaran di kelas selama ini yang terjadi cenderung
menggunakan komunikasi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari
guru ke arah siswa, sehingga siswa menjadi kurang terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran seperti berbagi gagasan dan pengalaman,
bertanggung jawab terhadap tugas, kemauan menerima pendapat
yang lebih baik, bertanya, dan mendatangkan “ahli” ke kelas, atau
yang lebih buruknya adalah hasil belajar mereka yang mereduksi. Dari
angket menunjukkan bahwa 40% dari 31 siswa mengaku belajar fisika
melelahkan, serta hasil belajar siswa yang masih rendah, hal ini
ditunjukkan dari hasil ulangan harian yaitu 70% dari 31 siswa
memperoleh nilai di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) Fisika
yang ditetapkan sekolah yaitu 6,5
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena ketidaktepatan
penggunaan Strategi pembelajaran yang menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep, prinsip,
dan teori fisika, khususnya pada materi Keseimbangan Benda Tegar.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan
kooperatif dan hasil belajar siswa baik secara individual maupun
klasikal. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipestudent teams-achievement
division (STAD). Model pembelajaran ini mempunyai gagasan agar
siswa tergerak untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Tipe STAD ini
mempunyai langkah-langkah sebagai berikut, yaitu persiapan materi,
presentasi kelas, pembagian tim, mengerjakan kuis individual,
pemberian skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.
1. 2. Rumusan dan Pemecahan Masalah
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1) Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
kooperatif tipe student teams-achievement division di kelas XI IPA 1
MAN 1 Barabai pada materi ajar Keseimbangan Benda Tegar?
2) Bagaimana keterampilan kooperatif siswa kelas XI IPA 1 MAN 1
Barabai selama pembelajaran kooperatif tipe student teams-
achievement division pada materi ajar Keseimbangan Benda Tegar?
3) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1
MAN 1 Barabai dalam menguasai konsep, prinsip, dan teori fisika pada
materi ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui pembelajaran
kooperatif tipe student teams-achievement division?
4) Bagaimana respon siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai terhadap
proses pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement
division?
1. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement
division, sehingga siswa dapat memaksimalkan kondisi belajar dalam
mencapai hasil belajar yang bagus.
1. 3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement
division di kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai?
2. Meningkatkan keterampilan kooperatif siswa kelas XI IPA 1 MAN 1
Barabai selama pembelajaran kooperatif tipe student teams-
achievement division
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai
dalam menguasai konsep, prinsip, dan teori fisika pada materi
ajar Keseimbangan Benda Tegar melalui pembelajaran kooperatif
tipe student teams-achievement division
4. Mendeskripsikan respon siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai
terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe student teams-
achievement division
1. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut;
1. Manfaat Teorits
Penilitian ini bermanfaat untuk pengembangan metode pembelajaran
Kooperatif tipe student teams-achievement division, serta hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiran-
pemikiran baru, baik terhadap proses pembelajaran yang efektif.
1. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut;
1) Siswa: meningkatkan keterampilan kooperatf dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fisika
2) Guru: upaya solusi bagi guru dalam kegiatan penelitian
tindakan kelas demi rangka meningkatkan keterampilan kooperatif dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika
3) Sekolah: meningkatkan hasil belajar fisika juga akan
meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat dan profesionalisme
guru
4) Pembaca: menambah pengetahuan dan dapat sebagai bahan
perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
penerapan pembelajaran Kooperatif tipe student teams-achievement
division
5) Penulis: Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas
di masa yang akan datang.
1. C. KAJIAN PUSTAKA
2. 1. Hasil Belajar IPA Menurut KTSP
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ada tiga, yakni:
a. SKL Satuan Pendidikan (SKL-SP); b. SKL Kelompok Mata Pelajaran
(SKL-KMP); dan c. SKL Mata Pelajaran (SKL-MP). Adapun Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) tersebut
dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan atau
kegiatan setiap kelompok mata pelajaran terkait. Untuk kelompok
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara umum
bertujuan mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis
peserta didik. Adapun secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan
teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif
2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif secara mandiri
3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar
untuk pemberdayaan diri
4. Menunjukkan sifat kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek
5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah kompleks
6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan
sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing
7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung
jawab
8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui
berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi
9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis,
dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris
11. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk megikuti
pendidikan tinggi
Dari kesepuluh poin tersebut di atas menunjukkan bahwa kompetensi
kelulusan juga secara umum meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan
berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Ranah kognitif mencakup watak perilaku, seperti minat,
perasaan, sikap, emosi, dan nilai. Sementara ranah psikomotor
mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi
(Dave, 1967 dalam Direktorat PLP Depdiknas 2003, dalam Kunandar
2011)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum
Sardiman (2008) menjelaskan bahwa diawali dengan seberapa
besarnya motivasi siswa itu sendiri terhadap materi yang diajarkan dan
juga apa saja bentuk aktivitas siswa yang dilakukan dalam
belajar. Motivation is an essential condition of learning. Makin tepat
motivasi yang diberikan, maka hasil belajar akan menjadi lebih
optimal. Lebih jauh dijelaskannya fungsi motivasi dalam belajar
sebagai berikut: a. motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan; b. menunjukkan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya; dan c. menyeleksi perbuatan
berdasarkan prioritas kemanfaatan.
Dalam Sardiman (2008) disebutkan bahwa banyak jenis aktivitas siswa
yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Paul B. Diedrich membuat
suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain
dapat digolongkan sebagai berikut: a. visual activities, yang termasuk
di dalamya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi,
percobaan; b. oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara,
diskusi, interupsi; c.listening activities; d. writing activities, misalnya
menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; e.drawing
activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram;
f. motor activities, antara lain ,elakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; g. mental
activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; dan
h. emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, berani, tenang, gugup.
1. Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-
Achievement Division (STAD)
Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawanya di
Universitas Jhon Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling
sederhana dan paling langsung dari pembelajaran kooperatif. Tipe ini
digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa
setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Para
siswa di dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing
terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja
akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar
melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok.
Secara individual atau kelompok, tiap minggu atau dua minggu
dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka
terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap
kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi
atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. (Kunandar,
2011: 370)
Slavin (2005) menjelaskan bahwa salah satu keluaran non kognitif
yang dihasilkan dari pengalaman kooperatif di sekolah adalah bahwa
para siswa akan menjadi lebih kooperatif dan altruistik. Salah satu
pengukuran yang sering digunakan dari preferensi terhadap altruisme
atau kooperasi sebagai kebalikan dari maksimalisasi individu atau
kompetisi adalah papan yang dirancang oleh Kagan dan Madsen
(1972) di mana para siswa mengalokasikan penghargaan kepada
teman. Pilihan-pilihan yang dihadapkan kepada para siswa adalah
memberikan si “teman” tersebut lebih banyak penghargaan
(altruisme), jumlah penghargaan yang sama (setara), atau
penghargaan yang lebih sedikit (kompetisi) daripada yang diterima
dirinya sendiri. Banyak para ahli yang meneliti bahwa siswa yang
sering mengikuti Investigasi Kelompok akan membuat pilihan
altruisme yang banyak, selain itu juga ketika mereka ditempatkan
dalam kelompok kooperatif yang baru, maka kerjasama yang terjalin
jadi jauh lebih baik serta menghasikan produktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan siswa yang berasal dari kelas kontrol. Penemuan ini
menganjurkan bahwa pembelajaran yang kooperatif dapat
mengembangkan perilaku semacam perilaku prososial yang semakin
dibutuhkan di dalam masyarakat di mana kemampuan bergaul dengan
orang lain menjadi semakin krusial. Pengaruh secara keseluruhan dari
pembelajaran kooperatif pada rasa harga diri siswa, dukungan
kelompok terhadap pencapaian prestasi, lokus kontrol internal, waktu
mengerjakan tugas, kesukaan pada kelas dan teman sekolah,
kekooperatifan, dan variabel lainnya adalah positif dan sangat kuat.
1. 3. Materi Pokok Keseimbangan Benda Tegar
Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika
klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Memformulasikan hubungan antara
konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan
hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar
1. Keseimbangan Partikel
Syarat keseimbangan partikel
⇛ dan
Keseimbangan tiga gaya sebidang pada sistem partikel
F1
F2
F3
α1
α2
α3
Gambar 1. Keseimbangan tiga gaya pada sistem partikel
Dengan
1. Keseimbangan Benda Tegar
Momen Gaya : , dengan l adalah lengan momen dan F adalah besar
gaya. Momen gaya searah jarum jam diberi tanda positif sedangkan
momen gaya berlawanan jarum jam diberi tanda negatif
Kopel adalah sepasang gaya sejajar yang memiliki besar sama tetapi
arahnya berlawanan, kopel hanya akan mengasilkan momen kopel
yang menyebabkan gerak rotasi. Besar Momen Kopel M didefinisikan
sebagai hasil kali antara gaya F dengan jarak kedua gaya d
M = Fd
Kopel yang menghasilkan putaran searah jarum jam ditetapkan
bertanda positif, dan begitu sebaliknya.
Keseimbangan Statik Benda Tegar
Syarat keseimbangan statik benda tegar adalah:
⇛ dan
dan
1. Titik Berat
Titik berat adalah suatu titik dalam suatu benda (dapat juga di luar
benda) di mana gaya berat benda bekerja secara efektif.
Koordinat titik berat sistem partikel dengan berat tiap partikel
diketahui.
Dengan N = banyak partikel
Koordinat titik berat sistem partikel dengan berat tiap partikel
diketahui.
Koordinat titik berat sistem benda pejal homogen, persamaannya sama
dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti dengan data
volum tiap benda
Koordinat titik berat benda berbangun datar, persamaannya sama
dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti dengan data
luas bidang
Koordinat titik berat benda berbentuk kurva, persamaannya sama
dengan cara sebelumnya di atas, tapi dengan mengganti dengan data
panjang kurva
1. Jenis Keseimbangan
Gambar 2. Jenis-jenis keseimbangan (Sarifudin, 2009: 129)
Ada tiga macam keseimbangan, yaitu keseimbangan stabil, labil, dan
netral. Ketiganya dapat diperkirakan dengan memperhatikan apa yang
terjadi dengan kedudukan titik beratnya ketika benda diberi gangguan
kecil. Keseimbangan stabil (mantap) jika setelah gangguan kecil
dihilangkan titik berat bergerak ke atas (gambar a). keseimbangan
labil (tidak stabil/goyah) jika setelah gangguan kecil dihilangkan titik
berat bergerak ke bawah (gambar b). keseimbangan netral (indeferen)
jika titik berat selalu berada pada ketinggian yang tetap.
1. 4. Penelitian Relevan
Hasil penelitian Harjono (2010) menyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan objek siswa kelas X-1 SMA
di Semarang pada semester gasal 2009 mata pelajaran kimia terlihat
bahwa metode ini dapat meningkatkan aktifitas kooperatif siswa dalam
KBM di kelas, di mana ditunjukkan lebih dari 87% dari siswanya
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok tersebut, dari data
observasi terhadap gurunya juga terlihat bahwa pengelolaan kelas
menjadi jauh lebih baik dari minggu ke minggunya, selain itu yang
paling penting adalah pencapaian hasil belajar siswa dalam menjawab
kuis-kuis setelah melewati 3 siklus meningkat hingga rata-rata kelas
yang didapatkan jadi 75 dari rata-rata kelas 57 sebelumnya.
Adapun hasil penelitian eksperimen Nugroho dkk. (2009) mengenai
penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAN 7 Semarang dinilai
dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini
ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata
post tes dan aktivitas. Sehingga olehnya disarankan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses
dijadikan model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan
pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika.
Sedangkan dari hasil analisa data penelitian Wijaya (2008) model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa hasil pos-tes
siswa SDN 1 Menteng Palangkaraya menyatakan bahwa 93% dari
siswanya tuntas dalam pembelajaran yang diiringi peningkatan
pemahaman penguasaan materi, hal ini juga didukung oleh data hasil
aktivitas guru dan siswa, pengelolaan pembelajaran, respon guru dan
siswa terhadap model pembelajaran ini sangat baik.
1. 5. Hipotesis Tindakan
Adapun rumusan hipotesis tindakan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian ini adalah, “Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai
dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran kooperatif
tipe student teams-achievement divisions pada pokok bahasan
Keseimbangan Benda Tegar”
1. D. METODE PENELITIAN
2. 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Plan
Reflective
Action/ Observation
Reflective
Action/ Observation
Reflective
Action/ Observation
Revised Plan
Revised Plan
Gambar 3. Model PTK Hopkins (Suyidno, 2012: 10)
Plan
Reflective
Action/ Observation
Reflective
Action/ Observation
Reflective
Action/ Observation
Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa
kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai terhadap materi ajar Keseimbangan
Benda Tegar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipestudent
teams-achievement divisions. Alur PTK ini menggunakan model
Hopkins yang yang digambarkan sebagai berikut:
Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, di mana masing-masing siklus
memiliki 4 tahap yang dirumuskan oleh Hopkins,
yaitu plan (perencanaan), action (tindakan), observation (observasi),
dan reflection (refleksi).
1. a. Plan (Perencanaan)
Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan sesuatu. Rencana yang dilakukan meliputi:
1) Menyusun RPP pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
kontekstual untuk 3 siklus (1 siklus dilaksanakan dalam 1 pertemuan).
2) Menyusun LKS, hand out, LP, dan media pembelajaran yang layak.
3) Menyusun lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan
keterampilan kooperatif siswa.
4) Membuat angket respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif
tipe STAD, keterampilan kooperatif, suasana belajar, dan cara guru
mengajar.
1. b. Action (Tindakan)
Implementasi/tindakan di kelas mestinya sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran yang disusun dalam rencana pembelajaran yaitu
guru menyajikan materi, lalu para siswa di dalam kelas dibagi dalam
beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota
kelompok , dengan menggunakan lembar kerja akademik, mereka
saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab
atau diskusi antarsesama anggota kelompok. Secara individual atau
kelompok, tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru
untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik
yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas
penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada secara individual
atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor
sempurna diberi penghargaan.
1. c. Observation (Observasi)
Selama melakukan tindakan kelas, maka dilakukan observasi oleh
observer (guru mitra dan teman sejawat) tentang keterlaksanaan RPP,
keterampilan mengelola pembelajaran dan keterampilan kooperatif
yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
setelah proses pembelajaran, siswa diberikan angket respon terhadap
proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD.
1. d. Reflection (Refleksi)
Setelah semua data terkumpul meliputi keterlaksanaan RPP,
keterampilan kooperatif siswa, tes hasil belajar dan angket respon
siswa terhadap proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD,
selanjutnya dilakukan analisis dan refleksi antara guru/peneliti dan
observer. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, paparan, dan
kesimpulan. Selanjutnya refleksi untuk mengkaji tindakan terhadap
keberhasilan pencapaian berbagai tujuan dan perlu tidaknya
ditindaklanjuti dalam rangka mencapai tujuan akhir. Berdasarkan hasil
refleksi, maka kesalahan-kesalahan yang terjadi selama pembelajaran
dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki kesalahan pada siklus
berikutnya.
1. 2. Setting Penelitian
2.Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Barabai yang
berjumlah 31 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan
23 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga
petani dan pedagang yang mana bisa dikatakan berasal dari keluarga
dengan status ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka terbiasa
membantu orang tua sehabis pulang dari sekolah dan jarang yang
mengikuti bimbingan belajar di samping karena jumlah pusat
bimbingan belajar yang masih sedikit di kabupaten HST tersebut dan
biaya yang kurang terjangkau oleh ekonomi keluarga siswa.
Kegiatan belajar mengajar di kelas selama ini juga seringnya
dihabiskan dengan ceramah guru saja di kelas, sehingga kebanyakan
siswa sering terlihat bosan dan suntuk yang menyebabkan mereka
malas terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut dan
keterampilan kooperatif yang seharusnya mereka miliki menjadi tidak
berkembang dengan baik, akibat yang lebih fatal adalah dengan
didapatkannya hasil belajar siswa yang rendah yaitu 70% dari 31 siswa
memperoleh nilai di bawah SKM Fisika pada hasil ulangan harian
materi sebelumnya. Oleh karena itu permasalahan hasil belajar ini
menjadi permasalahan yang dianggap sangat mendesak untuk segera
diselesaikan dalam penelitian ini.
1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Barabai yang beralamat di
kompleks Masjid Agung, kec. Barabai Timur HST pada bulan Mei 2012
sampai September 2012
1. 3. Definisi Operasional Variabel
2. Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah penilaian
terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran model
kooperatif tipe STAD pada setiap aspek berdasarkan RPP yang
dinyatakan dengan kategori terlaksana dengan baik, cukup baik,
kurang baik, dan tidak baik
3. Keterampilan kooperatif siswa adalah persentase keterampilan
kegiatan kerjasama siswa selama kegiatan pembelajaran model
kooperatif tipe STAD, meliputi: menyampaikan pendapat pada
teman dan guru, bertanya pada teman dan guru, penghargaan
terhadap pendapat teman, mendiskusikan masalah materi ajar
yang diamati dengan menggunakan lembar observasi dengan
kategori sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif, dan tidak
aktif.
4. Hasil belajar siswa adalah tingkat ketuntasan belajar siswa
terhadap TPK yang telah diajarkan, diukur dengan tes hasil
belajar berupa kuis-kuis yang dilaksanakan setiap 1-2 kali
pertemuan, dan dinyatakan dengan persentase ketuntasan
secara klasikal di akhir pembelajaran
5. Respon siswa adalah pendapat siswa terhadap proses
pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi, dan suasana
pembelajaran model kooperatif tipe STAD yang dinyatakan
dengan suka atau tidak suka dan mudah atau tidak mudah
1. 4. Perangkat dan Instrumen Penelitian
Perangkat dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP ini disusun berdasarkan model pembelajaran kooperatif
tipe student teams-achievement division dengan materi ajar
keseimbangan benda tegar yang disampaikan selama tiga kali
pertemuan
1. Hand Out
Ringkasan materi keseimbangan benda tegar yang terdiri dari tujuan
pembelajaran, materi keseimbangan benda tegar, titik berat, dan jenis-
jenis keseimbangan, serta dilengkapi dengan contoh soal, kegiatan
siswa, rangkuman, dan pustaka
1. Lembar Kegiatan Siswa
LKS adalah lembar yang berisi serangkaian kegiatan atau tugas yang
harus dilakukan oleh siswa untuk menunjang proses belajarnya guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran
1. Lembar Tes Hasil Belajar
Tes ini disusun berdasarkan indikator yang ingin dicapai sebagai
penjabaran dari kompetensi dasar dengan mempertimbangkan aspek
taksonomi Bloom yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan kreativitas, serta dilakukan setiap
akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essai
(uraian)
Soal yang telah dibuat selanjutnya akan divalidasi oleh pakar atau
praktisi, kemudian dilanjutkan dengan ujicoba instrumen tes pada
siswa yang telah menerima materi keseimbangan benda tegar. Butir
soal yang akan digunakan harus memenuhi syarat validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran, dan daya beda.
1. Lembar Observasi
Pengisian lembar ini untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar dengan model kooperatif tipe STAD dan
bagaimana keterampilan kooperatif siswa selama proses
pembelajaran. Observer adalah guru MAN 1 Barabai dan teman
sejawat.
1. Lembar Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
terhadap proses pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi, dan
suasana pembelajaran model kooperatif tipe STAD
1. Dokumentasi
Dokumen yang diambil dalam penelitian ini antara lain, adalah foto
saat proses berlangsungnya pembelajaran, silabus sekolah, dan hasil
ujian siswa pada materi sebelumnya.
1. 5. Teknik Analisis Data
2. Analisis Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran
Penilaian menggunakan teknik penskoran, dinilai dengan skor 1 sampai
5, dengan kategori 1 untuk sangat kurang baik, 2 untuk kurang baik, 3
untuk cukup baik, 4 untuk baik, dn 5 untuk sangat baik. Setelah
mendapatkn data mengenai ketermpilan guru tersebut dilakukan
analisis secara deskriptif kualitatif menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
= nilai rata-rata
= nilai yang diberikan oleh pengamat
= jumlah pengamat
Skor rata-rata yang diperoleh selanjutnya dikategorikan menurut
kriteria berikut:
Tabel 1. Kriteria Keterampilan Mengelola Pembelajaran
No Persentase (%) Kriteria
1. 30-39Sangat kurang
2. 40-55Kurang
3. 56-65Cukup baik
4. 66-79Baik
5. 80-100Sangat baik
(Adaptasi: Arikunto, 2009)
1. Analisis Keterampilan Kooperatif Siswa
Analisis data hasil pengamatan yang digunakan untuk mendeskripsikan
keterampilan kooperatif siswa adalah secara deskriptif kualitatif
dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
R = Jumlah skor yang didapat
N = Jumlah skor maksimum yang mungkin dicapai oleh kelompok
Persentase yang diperoleh selanjutnya dapat dikategorikan menurut
kriteria berikut:
Tabel 2. Kriteria Aktivitas Siswa
Persentase (%) Kriteria
21-40Sangat kurang
41-60Kurang
61-80Baik
81-100Sangat baik
(Adaptasi: Direktorat Pembinaan SMA, 2010)
1. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
Dari tes hasil belajr siswa, dilakukan analisa ketuntasan secara
individual dan kasikal. Siswa secara individual dikatakan telah tuntas
belajar, apabila rata-rata ketercapaian indikator yang mewakili tujuan
pembelajaran memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata
pelajaran Fisika di MAN 1 Barabai yang ditetapkan sebesar 65%.
Sedangkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung
menggunakan rumus :
=
Pembelajaran secara klasikal dikatakan tuntas apabila >= 85%
individu tuntas.
Khusus untuk model pembelajaran kooperatif, perlu
ditambahkan:
Skor perkembangan siswa ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Tabel 3. Langkah-langkah Menentukan Skor Perkembangan
Langkah-langkah Keterangan
1. Menetapkan skor dasar
Setiap siswa diberikan skor berdasrkan skor-skor kuis pada putaran sebelumnya.
1. Menghitung skor terkini
Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini. Dari nilai kuis yang
didapatkan pada putaran sebelumnya kemudian dibandingkan dengan nilai kuis terkini dan memberikan poin berdasarkan tabel “perhitungan skor individual Slavin, 2005”
1. Menghitung skor perkembangan
Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamainya atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang telah ditentukan dan memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin yang diperoleh dalam kelompok.
Tabel 4. Perhitungan Skor Individual Oleh Slavin 2005
Skor Kuis Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal5
10-1 poin di bawah skor awal10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awa)30
Sedangkan langkah yang kedua digunakan adalah menghargai prestasi
kelompok. Terdapat tiga macam tingkatan penghargaan diberikan di
sini, ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut:
1) Rata-rata tim skor tim 15, sebagai TIM BAIK
2) Rata-rata tim skor tim 16, sebagai TIM SANGAT BAIK
3) Rata-rata tim skor tim 17, sebagai TIM SUPER
(Slavin, 2005: 160)
1. Analisis Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap terhadap proses pembelajaran, cara guru mengajar, evaluasi,
dan suasana pembelajaran model kooperatif tipe STAD. Respon siswa
ini dianalisis secara deskriptif kuaitatif dengan persentase sebagai
berikut:
Keterangan:
P = Persentase
= Jumlah Respon
= Jumlah keseluruhan respon
1. E. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan Bulan ke …/Minggu ke …
Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Persiapan
Observasi awal
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Penyusunan
perangkat
Penyusunan instrumen
2.Validasi perangkat dan instrumen
Perbaikan instrumen
Uji coba instrumen
Perbaikan instrumen
3.Validasi perangkat dan instrumen
Perbaikan instrumen
4.Uji coba instrumen
Perbaikan instrumen
5.Pelaksanaan PTK
Analisis Data
Pembuatan skripsi
6.Ujian skripsi
7.Perbaikan skripsi
8.Pengumpu
lan skripsi
1. F. Rancangan Biaya Penelitian
Rancangan biaya yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Obsevasi awal Rp. 100.000,00
2. Menyusun proposal Rp. 100.000,00
3. Penyusunan instrumen penelitian Rp. 500.000,00
4. Uji coba instrumen penelitian Rp. 500.000,00
5. Revisi instrumen Rp. 350.000,00
6. Pengambilan data Rp. 1.000.000.00
7. Analisis data Rp. 500.000,00
8. Menyusun draft laporan Rp. 250.000,00
9. Seminar draft laporan Rp. 500.000,00
10. Revisi laporan penelitian Rp. 500.000,00
11. Penggandaan laporan penelitian Rp. 500.000,00
12. Biaya tak terduga Rp. 500.000,00 +
Total Rp. 5.300.000,00
1. G. Daftar Pustaka
Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Harjono. 2010. Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran
Kimia Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD. Jurnal Penelitian
Pendidikan.Volume 27, Nomor 1, Tahun 2010, p. 192
Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers
Nugroho, U., Hartono, dan Edi S.S. 2009. Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 108-112, ISSN: 1693-1246,
Tersedia:http://journal.unnes.ac.id (19 Mei 2012)
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Saripudin A., dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta
Suyidno. 2012. Metodologi Penelitian. Banjarmasin: University Press
Tim. 2012. Panduan Penulisan Skripsi dan Penilaian Skripsi Jurusan
PMIPA UNLAM. Banjarmasin: University Press
Wijaya, Nuriman. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Peta Konsep
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Menteng
Palangkaraya pada Konsep Gaya dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan
dan Kemasyarakatan, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2008
1. H. Lampiran
2. Instrumen Penelitian
3. Data yang Dianggap Penting