spm bab 3 govindarajan
DESCRIPTION
sistem pengendalian manajemen bab 3 sumber : govindarajanTRANSCRIPT
-
13. Perilaku dalam Organisasi
3.1. Definisi Keselarasan Tujuan
Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa
sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan
untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapi tujuan-tujuan
organisasi.
Keselarasan tujuan adalah dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia
diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka
sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan umum.
3.2. Faktor-Faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
3.2.1.Faktor-Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma yang diharapkan di dalam
masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya.
Norma-norma ini mencakup :
Sikap, yang secara kolektif sering juga disebut etos kerja,
Diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi,
Keuletan,
Semangat,
Dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugasnya
3.2.2.Faktor-Faktor Internal
Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu
sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai yang dianut, norma-norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara
eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat
terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap
bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka,
-
2dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap
CEO.
Organisasi Informal
Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses
pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari
hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.
Persepsi dan Komunikasi
Pesan-pesan yang diserap berbagai sumber bisa jadi bertentangan satu
sama lain; atau bahkan memiliki intepretasi yang beragam
3.3. Sistem Pengendalian Formal
3.3.1.Aturan-Aturan
Aturan-aturan adalah seperangkat tulisan yang memuat semua jenis intruksi
dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah:
Instruksi-instruksi jabatan
Pembagian kerja
Prosedur standar operasi
Panduan-panduan, dan
Tuntutan-tuntutan etis
Hampir semua aturan biasanya bersifat jangka panjang; yaitu, aturan-aturan
tersebut akan selalu ada sampai aturan-aturan itu dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat dibawah ini :
Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi,
passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
Manual
Dengan berlalunya waktu, sejumlah aturan akan menjadi kadaluwarsa.
Dengan membiarkan aturan-aturan tersebut tercantum dalam manual akan
mengurangi validitas manual tersebut secara keseluruhan
Pengamanan Sistem
-
3Berbagai peraturan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi
untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat
akurat dan mencegah kecurangan. Hal ini meliputi:
Pemeriksaan silang secara terperinci,
Pembubuhan tanda-tangan dan bukti-bukti lain bahwa transaksi
telah dijalankan
Melakukan pemilihan
Menghitung uang yang ada serta aktiva-aktiva yang mudah
dibawa sesering mungkin; serta
Sejumlah prosedur lain yang akan diuraikan dalam buku teks
mengenai auditing
Sistem Pengendalian Tugas
Proses untuk menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara
efektif dan efisien.
3.3.2.Proses Kendali Secara Formal
Gambar diatas adalah rangkaian proses pengendalian manajemen secara
formal. Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini.
Perencanaan strategis tersebut kemudian dikonversi menjadi anggaran tahuan yang
fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanankan untuk masing-masing pusat
tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan dan
informasi formal lain. Pusat-pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-
aturan dan informasi formal lain. Pusat kemudian dinilai dan dilaporkan. Hasil-hasil
aktual kemudian dibandingkan dengan target yang tercantum dalam anggaran untuk
menentukan apakah kinerjanya memuaskan atau tidak. Jika memuaskan, maka pusat
tanggung jawab menerima umpan balik dalam bentuk pujian atau penghargaan lain.
Jika tidak memuaskan, maka umpan balik yang diterima akan mendorong
dilakukannya tindakan-tindakan korektif di pusat tanggung jawab serta kemungkinan
untuk dilakukannya revisi dalam rencana.
3.4. Jenis-Jenis Organisasi
-
43.4.1.Tiga kategori umum organisasi
Struktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi dan pemasaran.
Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi
sebagai bagian yang semi independen dari perusahaan.
Organisasi Fungsional
-
5 Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung
jawab ganda.
3.4.2.Organisasi-Organisasi Fungsional
Alasan dan Keunggulan
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan bahwa
seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan
Organisasi Fungsional
Organisasi Matriks
Organisasi Unit Bisnis
-
6yang berkaitan dengan fungsi spesifik. Sebagaimana seorang manajer yang
terampil pada tingkat yang lebih tinggi harus mampu melakukan pengawasan
yang lebih baik atas para manajer di tingkat yang lebih rendah.
Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur ini adalah efisiensi
Tiga Kelemahan Struktur fungsional
Dalam sebuah organisasi fungsional terrdapat ketidak jelasan dalam
menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah karena
tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil
akhir.
Jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih
tinggi dari fungsi tersebut maka perselisihan antar para manajer dari
fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas,
meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih
rendah.
Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam
3.4.3.Unit-Unit Bisnis
Keunggulan
Struktur ini dapat berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen
secara umum
Lebih dekat dengan pasar dari produk-produknya dibandingkan
dengan kantor pusat, maka para manajer unit bisnis dapat membuat
keputusan-keputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik
dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat.
Kelemahan
Ada kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis menduplikasi
sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional, dikerjakan di
kantor pusat.
Perselisihan yang terjadi diantara spesialis fungsional dalam
organisasi perusahaan fungsional digantiksn dengan perselisihan di
antara unit-unit bisnis dalam organisasi unit bisnis.
-
73.4.4.Implikasi Terhadap Rancangan Sistem
Suatu perancang sistem harus mencocokan sistem ke dalam organisasi bukan
sebaliknya. Dengan kata lain, meskipun dampak-dampak pengendalian dari berbagai
struktur organisasi harus ditinjau oleh para manajer senior, tetapi begitu pihak
manajemen telah memutuskan bahwa sebuah struktur dinilai paling baik, setelah
mempertimbangkan segala sesuatunya, maka perancang sistem harus menganggap
struktur apa adanya.
3.5. Fungsi Kontroler
3.5.1.Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem
pengendalian manajemen
3.5.2.Fungsi-fungsi kontroler
Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, mengintepretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkosolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta
menjalankan audit operasional
Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendali
-
83.5.3.Relasi ke Jajaran Organisasi
Para kontroler bertindak selayaknya manajer, perbedaannya adalah bahwa
keputusan mereka dapat dibatalkan oleh jajaran manajer, kepada siapa para manajer
bawahan bertangggung jawab
3.5.4.Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka.
Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan pada kontroler korporat, yang memegang
tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Di sisi lain, mereka
juga berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa
mereka memberikan bantuan. Dua kemungkinan jenis hubungan itu digambarkan
dalam gambar dibawah: