dinkes.jombangkab.go.id spm 201… · i kata pengantar segala puji bagi allah swt, karena dengan...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, karena dengan Rahmat dan karuniaNYA maka
Buku Penetapan Target Indikator Dan Definisi Operasional Dalam Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Jombang Tahun 2019-2024 Edisi Revisi dapat
terbitkan, dan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM bidang kesehatan ini meliputi
indikator SPM urusan wajib dan urusan tambahan sesuai Kebutuhan.
Kami sadari buku ini masih perlu mendapat masukan dan kritikan yang
membangun, untuk kesempurnaan isi maupun tampilannya. Dan alhmadulillah,
segera mendapat koreksi dari teman sejawat dilingkup Dinas Kesehataan dan dapat
kami perbaiki. Koreksi dan Perbaikannya ada pada Formula perhitungan capaian
kinerja (nominator dan denominator) disesuaikan dengan Permenkes Nomor 4 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Penyempurnaan isi Buku ini kami maksudkan untuk akurasi dan konsistensi
kita dalam penerapan, pencatatan dan Pelaporan kegiatan dalam indicator SPM
Bidang SPM.
Semoga buku ini memberi manfaat bagi para pengguna, dan kami sampaikan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan,
maupun dalam memberi koreksi dan feedback terhadap Buku Pedoman ini sehingga
dapat terbit dengan lebih baik.
Jombang, 10 Agustus 2020 KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN JOMBANG
Dr. drg. SUBANDRIYAH, M.KP Pembina Utama Muda NIP. 19640316 198903 2 013
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. ii
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang …………. iv
Target dan Indikator Standar Pelayanan Minimal tahun 2019-2024 ……….. vi
Uraian Definisi Operasional Dan Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal ……………………………………………………
1
I PELAYANAN WAJIB ………………………………………………………. 1
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ……………………………………. 1
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin …………………………………. 8
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir ……………………………... 15
4. Pelayanan Kesehatan Balita ………………………………………… 22
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar ……………… 31
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif ………………………… 38
7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut …………………………… 44
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi ……………………….. 55
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) …………. 60
10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) …. 66
11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberculosis (TB) ……….. 71
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV ……………………. 77
II PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN ………………….. 86
1. Desa Siaga Purnama Mandiri ………………………………………. 86
2. Posyandu Purnama Mandiri ………………………………………… 88
3. PHBS Tatanan Rumah Tangga ..…….……………………………. 91
4. Cakupan Klinik sanitasi …………………………………………….. 94
5. Cakupan Pembinaan Kelompok/ Klub Olah Raga ……………...... 98
iii
6. Cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja …………………………... 100
7. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ……………………… 102
8. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat …… 105
9. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat …………………………………………………………….. 108
10. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat ……………………………………………………………… 110
11. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe …………………………… 113
12. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif …………………………………. 115
13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan …………………. 117
14. Ibu Hamil KEK yang ditangani ………………………………………. 120
15. Desa/ Kelurahan UCI …………………………………………………. 122
16. Cakupan Baduta yang Memperoleh Imunisasi Booster …………… 123
17. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam ……………………………….. 125
18. Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegipty Aegypti ………………………………………………………………….. 126
19. Pemeriksaan kontak intensif kusta …………………………………. 128
20. Penderita DBD yang Ditangani …………………………………….. 130
21. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani ………………………. 134
22. Cakupan Posbindu PTM …………………………………………….. 138
23. Peserta Prolanis Aktif ……………………………………………….. 139
24. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care) …………………………………………… 141
25. Puskesmas Terakreditasi ………………………………………….. 144
26. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan …………………………….. 146
27. Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan) ………………………………………………………………. 149
iv
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS KESEHATAN
JL. KH. Wahid Hasyim No. 131 Jombang. Kode Pos : 61411 Telp. (0321) 866197 Fax. (0321) 866197 Email :
[email protected] Website : www.jombangkab.go.id
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
NOMOR: 188/3340/415.17/2020
TENTANG
PENETAPAN TARGET INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL DALAM STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
DI KABUPATEN JOMBANG
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG,
Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tentang Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional dalam Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Jombang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
6. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025;
v
7. Peraturan Daerah Jombang Nomor 8 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
8. Peraturan Bupati Kabupaten Jombang Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional dalam Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan, sebagaimana lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagian ini.
KEDUA : Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar bagi Dinas Kesehatan dalam penyediaan pelayanan Kesehatan yang merupakan Urusan Pemerintah wajib Kabupaten Jombang yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
KETIGA : SPM Kesehatan di Kabupaten Jombang terdiri atas SPM urusan Wajib dan SPM Urusan Tambahan sesuai Kebutuhan.
KEEMPAT : Dengan adanya Diktum KESATU maka memberikan kewajiban kepada setiap pelaksana program untuk melaksanakan dan membuat laporan evaluasi setiap tribulan dan akhir tahun.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jombang Pada tanggal 3 Juli 2020
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG Dr. drg. SUBANDRIYAH, M.KP
Pembina Utama Muda NIP. 19640316 198903 2 013
vi
Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Nomor : 188/3340/415.17/2020 Tentang : Penetapan Target Indikator dan Definisi Operasional dalam Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Jombang.
TARGET INDIKATOR SPM URUSAN WAJIB
MENURUT PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PADA PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase ibu hamil
mendapatkan pelayanan ibu
hamil
=
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai stnadar
wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun (Nominator)
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (denominator)
X 100%
a) PWS Ibu b) LB3 KIA c) SIMPUS d) Kohort Ibu
vii
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
2
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan
=
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan
persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun.
Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama
X 100%
a) LB 3 KIA b) Laporan Persalinan c) SIMPUS dan SIRS d) Kohort Ibu
3
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
100%
100%
100%
100%
100%
100% Persentase
bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
=
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar
dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah Kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
a) Kohort Bayi b) MTBM c) PWS KIA (Bayi) d) SIMPUS /SIRS
4
Pelayanan Kesehatan Balita
100% 100%
100%
100%
100%
100%
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sesuai Standar
=
Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar1 +
Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar2 + Balita usia 36-59 bulan
mendapatkan pelayanan sesuai standar3
Jumlah balita usia 12-59 bulan
di wilayah kerja Kabupaten tersebut pada kurun waktu satu
tahun yang sama
X
100%
a) PWS Anak b) LB 3 KIA c) MTBS d) Kohort Balita e) Buku KIA f) Laporan SDIDTK
viii
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
100% 100%
100%
100%
100%
100%
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di wilayah kerja kabupaten dalam kurun waktu satu tahun
ajaran
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada di
wilayah kerja di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu 1 tahun ajaran yang
sama
X
100%
a) Data Skrining Klas 1 dan 7 Prog UKS b) Pemenuhan UKS Kit disesuaikan kebutuhan Sasaran di usulkan dalam Penganggaran.
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
100%
100%
100%
100%
100% 100% Persentase
orang usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah orang usia 15-59 tahun di kab yang mendapatkan
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun
Jumlah orang usia 15-59 tahun di kabupaten dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
X
100%
Skrining dilaksanakan : a) Skring Klas 10 SMA (-IVA) b) Skrining penduduk usia 15-59 tahun c. Pemeriksaan kesehatan Haji d. ANC Terpadu (-IVA)
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang
mendapat skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali
yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten dalam kurun waktu
tahun (Nominator)
Jumlah semua warga Negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah Kabupaten dalam kurun waktu satu tahun
yang sama (Denominator)
X
100%
a) Pelayanan di Posy Lansia, b) Pelayanan di Posbindu c) Pelayanan di Poli Lansia Puskesmas
ix
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
8
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penderita Hipertensi usia ≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah estimasi pederita
hipertensi usia ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya
berdasarkan angka prevalensi kabupaten dalam kurun waktu satu berdasar angka prevalensi
kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
a) LB 1 Puskesmas b) di Prolanis : pasien datang sekali dalam 1 bulan diberi pelayanan penanganan hipertensi c) Data Simpus kunjungan pasien *) ( untuk di RS di Poli Penyakit Jantung)
9
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
Jumlah penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun di dalam
wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah estimasi penderita
diabetes mellitus usia ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kabupaten dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
a) Di RS di Poli penyakit Dalam b) LB1 Puskesmas c) Data SIMPUS
=
10
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayananan kesehatan jiwa sesuai
=
Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja kab/kota yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun
Jumlah ODGJ berat berdasarkan
X
100%
LB1 Kunjungan Jiwa (Pelayanan dalam gedung dan Luar gedung)
x
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
standar proyeksi di wilayah kerja kabupaten dalam kurun waktu
satu tahun yang sama 11
Pelayanan Kesehatan Orang terduga Tuberculosis (TB)
100%
100%
100%
100%
100%
100% Persentase
orang terduga TBC mendapatkan pelayananan TBC sesuai standar
=
Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah orang yang terduga TBC dalam kurun waktu satu tahun
yang sama
X 100%
a) Form TB 07 di Puskesmas, RS, Klinik dan Poskestren
12
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV
100%
100%
100%
100%
100%
100% Persentase
orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar
=
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun yang sama
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV di kabupaten
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
a) Poli VCT b) Mobile VCT c) PPIA d) Poli IMS e) Kolaborasi TB -HIV
xi
INDIKATOR SPM URUSAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN BIDANG KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2019-2024 No INDIKATOR PENANGGUNG
JAWAB DEFINISI
OPERASIONAL TARGET TAHUNAN
FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Desa Siaga Purnama Mandiri
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa yang memenuhi kriteria desa siaga Purnama Mandiri dibandingkan dengan jumlah desa siaga yang dibentuk/yang ada.
42% 44% 46% 48% 50% 50% Desa Siaga Purnama Mandiri
Jumlah desa siaga Purnama
Mandiri
Laporan Tahunan Promkes
= x 100% Jumlah semua
desa siaga yang ada
2 Posyandu Purnama Mandiri
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Posyandu yang diukur dengan Pedoman Telaah Kemandirian Posyandu (Versi Jatim) dengan skor minimal 75.
88% 90% 93% 95%
97%
99% Persentase
Posyandu Purnama Mandiri
Jumlah Posyandu Purnama Mandiri
Laporan Tahunan Promkes
= x 100%
Jumlah seluruh Posyandu
3 PHBS tatanan Rumah Tangga Sehat
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase Rumah Tangga yang telah melaksanakan semua indikator PHBS
59% 61% 63% 65% 67% 69%
Persentase PHBS Tatanan Rumah Tangga
Jumlah Rumah Tangga yang
telah memenuhi semua indikator PHBS tatanan Rumah Tangga
dalam satu kurun waktu
tertentu
Laporan Bulanan dan/atau Laporan Tahunan Promkes
= x 100%
Jumlah Rumah Tangga yang di Survey PHBS dalam kurun waktu
sama
xii
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 4 Cakupan
Klinik sanitasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Kegiatan Pemberian Konseling dan tindak lanjut (misal kunjungan rumah, dll.) terhadap Klien guna menganalisa sebab-sebab terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.
20% 20% 20% 20% 20% 20%
Cakupan Klinik
Sanitasi
Jumlah Kunjungan klien Klinik sanitasi, dalam wilayah
kerja pada kurun waktu
tertentu.
Laporan Bulanan Kesling (google. drive)
= x 100%
Jumlah Kunjungan klien
/ pasien penyakit berbasis
lingkungan, dalam wilayah
kerja pada kurun waktu
tertentu
dari jumlah kunjungan pasien penyakit berbasis lingkungan
5 Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Jumlah kelompok/klub olahraga yang dibina di wilayah kerja. Kelompok/klub olah raga adalah kelompok olahraga di sekolah, klub jantung sehat, klub senam asma, kelompok senam usila, kelompok senam ibu hamil, kelompok senam diabetes, kelompok senam osteoporosis,
30% 35% 40% 45% 50% 55% Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Laporan Bulanan Google Drive = x 100%
Jumlah kelompok/klub olah raga yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
xiii
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 klpk kebugaran jemaah haji, klub fitness & kelompok olahraga/ latihan fisik lainnya. Pembinaan kelompok/ klub olahraga meliputi: pendataan kelompok/ klub olahraga, pemerik saan kesehatan & penyuluhan kesehatan olahraga.
6 Cakupan pembinaan kelompok pekerja
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di wilayah kerja. Kelompok pekerja meliputi pekerja formal dan informal.
40% 42%
44% 46% 48% 50%
Cakupan
pembinaan kelompok pekerja
Jumlah kelompok pekerja yang dibina
di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Laporan Bulanan Google Drive
= x 100%
Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
7 Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persentase Jumlah ibu nifas mendapat pelayanan kesehatan nifas sesuai standar minimal 3 kali dengan distribusi pada 6 jam post partum sampai 3 hari minimal 1 kali, 4 hari -28 hari minimal
100% 100% 100% 100% 100% 100% Persentase Pelayanan
Jumlah Pelayanan ibu nifas sesuai
standart di wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu.
a) Kohort Ibu b) PWS Ibu c) SIMPUS
= x 100%
xiv
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 kali dan 28 hari - 42 hari minimal 1 kali di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dibanding dengan Jumlah sasaran ibu nifas yang ada di wilayah kerja selama kurun waktu yg sama.
ibu nifas sesuai standar
Jumlah sasaran ibu nifas 0-42 hari
yang ada di wilayah kerja dalam kurun
waktu yang sama.
8 Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persentase Jumlah siswa tingkat SD/ sederajad kelas 2-6 yg mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam 1 wilayah kerja dibanding dengan Jumlah Sasaran seluruh siswa tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yg ada di wilayah kerja pada periode yg sama.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD/ sederajat
Jumlah siswa tingkat SD/
sederajad kelas 2-6 yang mendapat
pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala
sesuai standar minimal 1 kali dalam
periode tertentu dalam satu wilayah
kerja.
a) Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS c) SIMPUS
= x 100%
Jumlah Sasaran seluruh siswa Tingkat SD/
sederajat kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode
yang sama.
9 Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah siswa tingkat
SMP/sederajat kelas 8-9 yang
mendapat pelayanan
a) Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS
xv
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
kesehatan pemeriksaan
berkala sesuai standar minimal 1
kali periode tertentu dalam satu wilayah
kerja
c) SIMPUS
= x 100%
Jumlah sasaran seluruh siswa
tingkat SMP/sederajad
kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang
sama.
10
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMA/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah sasaran
100% 100% 100% 100% 100% 100% Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
Jumlah siswa tingkat
SMA/sederajad kelas 11-12 yang
mendapat pelayanan kesehatan
pemeriksaan berkala sesuai
standar minimal 1 kali periode
tertentu dalam satu wilayah kerja
a) Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS c) SIMPUS
= x 100%
xvi
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 seluruh siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
Jumlah sasaran seluruh siswa
tingkat SMA/sederajad
kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada
periode yang sama.
11
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
91,5% 92% 92,5% 93% 93,5% 94%
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90
table Fe selama periode
kahamilannya pada wilayah dan
kurun waktu tertentu
Laporan PGZ Laporan PGZ
= x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang
sama
12
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Bayi yang mendapat ASI eksklusif ádalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
84% 84% 84,5%84,5% 85% 85%
Cakupan Bayi
Mendapat ASI
Eksklusif
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat
ASI saja
Laporan PGZ
= x 100%
Jumlah bayi 0-6 bulan yang diperiksa
13
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Balita Gizi Buruk Yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai
100% 100% 100% 100% 100% 100% Cakupan Balita Gizi
Jumlah balita Gizi Buruk yang
dirawat
Laporan PGZ = x 100%
xvii
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Perawatan
tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Buruk Mendapat perawatan
Jumlah semua balita yang ditemukan
14
Ibu Hamil KEK yang ditangani
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Ibu hamil KEK yang ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan yang terdapat disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
100% 100% 100% 100% 100% 100% Ibu Hamil KEK yang ditangani
Jumlah ibu Hamil KEK yang
ditangani pada kurun waktu
tertentu
Laporan PGZ = x 100%
Jumlah ibu Hamil KEK yang ada dalam kurun
waktu yg sama
15
Desa/ Kelurahan UCI
Surveylans dan Imunisasi
Desa/Kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
88% 90% 92% 100% 100% 100%
Cakupan Desa/Kelurahan
UCI
Jumlah desa/kelurahan UCI dalam satu
wilayah dan kurun waktu tertentu
Laporan Bulanan UCI
= x 100%
Jumlah desa/kelurahan yang ada dalam satu wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
16 Cakupan Baduta yang Memperoleh Imunisasi Booster
Surveylans dan Imunisasi
Anak usia 18-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
>95% >95% >95%
>95%
>95%
>95%
Cakupan
Jumlah anak usia 18-24 bulan yang
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak
dalam satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.
Laporan Bulanan Imunisasi Booster Batita
xviii
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Baduta yang Memperoleh Imunisasi Booster
= x 100%
Jumlah anak usia 18-24 bulan,
dalam satu wilayah kerja dan pada
kurun waktu yang sama
17 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
Surveylans dan Imunisasi
Desa atau Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan PE < 24 Jam terhadap KLB pada kurun waktu tertentu.
100% 100% 100% 100% 100% 100% Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditangani <
24 jam dalam kurun waktu
tertentu
Laporan KLB 24 Jam (W1)
= x 100%
Jumlah KLB di desa/kelurahan
yang terjadi dalam kurun waktu yang
sama.
18 Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Rumah/bangunan yang telah diperiksa jentik dan disimpulkan telah bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti di satu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu (1 tahun)
>95% >95% >95%
>95%
>95%
>95%
Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aides
Jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Laporan Bulanan P2 DBD
= x 100%
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di wilayah kerja dan pada kurun waktu
yang sama
xix
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 19 Pemeriksaan
kontak intensif kusta
Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular
Jumlah persentase penderita kusta yg RFT 2-5 thn yang dikontak intensif
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pemeriksaan Kontak Intensif Kusta
Penderita kusta yang RFT 2-5 thn
yang dikontak intensif
Laporan P2 Kusta
= x 100% Jml. Penderita
kusta yang RFT 2-5 tahun
20 Penderita DBD yang Ditangani
Pencegagahn dan Pengendalian Penyakit Menular
Presentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu 1 tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu 1 tahun yang sama.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Penanganan Penderita DBD
Jumlah penderita DBD yang Ditangani sesuai SOP di suatu wilayah dalam waktu satu tahun
SIMPUS, SIRS,KDRS, dan KD-DBD
= x 100%
Jumlah Penderita DBD yang
Ditemukan di satu wilayah
dalam waktu satu tahun yang sama.
21 Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita diare yg datang dan dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di suatu wilyah tertentu dalam waktu 1 tahun
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
Jumlah penderita diare yang datang
dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu.
Catatan Kader/ register penderita/LB1/Laporan Bulanan dan Klinik.
= x 100%
Jumlah perkiraan penderita diare
pada suatu wilayah tertentu
dalam waktu
xx
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 yang sama (10% x 100% dari angka kesakitan diare x
jumlah penduduk)
22 Cakupan Posbindu
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Desa yang mempunyai Posbindu dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah desa yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
80% 85% 90% 95% 100% 100%
Cakupan Posbindu
Desa yang mempunyai
Posbindu dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Profil PTM Tahunan
= x 100%
Jumlah desa yang ada di
wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
23 Peserta Prolanis Aktif
Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Jumlah peserta prolanis yang aktif dibandingkan dengan jumlah peserta Prolanis yang terdaftar pada kurun waktu tertentu.
50% 50% 50% 55% 60% 70% Cakupan Peserta Prolanis Aktif
Jumlah Peserta Prolanis yang
Aktif
Laporan Kegiatan Prolanis
= x 100%
Jumlah Peserta Prolanis aktif
yang terdaftar.
24 Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
Pelayanan Kesehatan
Keluarga rawan (Penderita Penyakit Manular & Tidak Menular, termasuk Jiwa, ibu hamil resiko tinggi & KEK,Balita KEK, miskin) yg dapat
40% 45% 50% 60% 70% 80% Keluarga rawan yang mendapat perawatan
Keluarga rawan mendapat Perawatan kesehatan
masyarakat dalam kurun
waktu tertentu
a).Form dan Register Keperawatan Kesehatan Masyaraka= x 100%
xxi
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 perawatan di rumah oleh tim terpadu PKM (medis, paramedis, bidan, gizi, kesling,dll sesuai kebutu han), untuk penilaian lingkungan (keadaan rumah, keluarga, keuang an) & pemeriksaan fisik (menilai keadaan awal, deteksi penyakit, respon terapi dll) di wilayah kerja Puskesmas pada waktu tertentu. Keluarga rawan adalah keluarga miskin yg punya masalah kesehatan
kesehatan masyara-kat (Home Care)
Jumlah keluarga rawan di Puskesmas pada kurun waktu yang
sama
t dan Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas. b). Peserta PBI
25 Puskesmas Terakreditasi
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas yang terakreditasi adalah Puskesmas yang telah memiliki sertifikat akreditasi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
70% 80% 100% 100% 100% 100% Persentase
Puskes-mas yang Terakredit
asi
Jumlah Seluruh Puskesmas Yang
terakreditasi
Komisi Akreditasitasi, Laporan Tribulanan Yankes
= x 100%
Jumlah Puskesmas yang ada di wilayah
kerja
26 Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
Kefarmasian, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Tersedianya obat untuk pelayanan kesehatan dasar mengacu pada Fornas Obat Tk.I dan SK Kadinkes tentang Fornas di
80% 85% 90% 92% 94% 95% Ketersediaan Obat
Jumlah total item obat, perbekkes,
reagen yang terlaksana/diadakan/diminta dalam
kurun waktu terntentu
LPLPO, Kartu Stok dan RKO (Rencana Kebutuhan Obat)
xxii
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER
DATA 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas)
= x 100%
Jumlah total item obat, perbelkes,
reagen yang akan diadakan/dimint
a dalam kurun waktu yang sama.
27 Sarana Keamanan Pangan yang diterbitkan SPKP (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan)
Kefarmasian, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Sarana keamanan pangan yang lulus penyuluhan keamanan pangan dan mendapatkan SPKP diantara sarana keamanan pangan yang mengusulkan penyuluhan, pada suatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Sertifikat PKP
Jumlah SPKP yang diterbitkan
pada tahun tersebut
Data jumlah sertifikat yang diterbitkan = x 100%
Jumlah SPKP yang diusulkan
pada tahun tersebut
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG Dr. drg. SUBANDRIYAH, M.KP Pembina Utama Muda NIP. 19640316 198903 2 013
1
DEFINISI OPERASIONAL DAN PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
I. PELAYANAN WAJIB 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu
hamil di wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun waktu
kehamilan.
b. Pengertian
1) Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan
dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis
Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register
(STR)
2) Yang disebut dengan standar pelayanan antenatal adalah
pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi
kriteria 10 T yaitu :
a) Pengukuran berat badan.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas/LILA.
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
f) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
h) Tes Laboratorium.
i) Tatalaksana/penanganan kasus.
2
j) Temu wicara (konseling).
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar di wilayah
Kabupaten Jombang tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil
=
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di wilayah kerja kabupaten tersebut dalam kurun waktu satu tahun (Nominator) Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah Kabupaten tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama (denominator)
X 100%
Catatan :
1) Nominator yang dihitung adalah ibu hamil yang telah selesai
menjalani masa kehamilannya (bersalin) di akhir tahun berjalan.
2) Ibu hamil yang belum selesai menjalani masal kehamilannya
pada akhir tahun berjalan tidak dihitung sebagai nominator
akan tetapi dihitung sebagai nominator dan denominator pada
tahun berikutnya.
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”A” terdapat 3 Puskesmas B, C, dan D. Terdapat
estimasi 1000 ibu hamil dan dari hasil pendataan terdapat 750
ibu hamil. Adapaun rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan
fasyankes swasta :
Lokasi Pelayanan
Jumlah Ibu Hamil di
Kabupaten (Proyeksi)
Mendapat Pelayanan
sesuai standar
Mendapat Pelayanan
tidak sesuai
standar
Keterangan
Puskesmas B, (data laporan termasuk dari poskesdes,
350 150 100 100 ibu hamil tidak mendapatkan pelayanan
3
Lokasi Pelayanan
Jumlah Ibu Hamil di
Kabupaten (Proyeksi)
Mendapat Pelayanan
sesuai standar
Mendapat Pelayanan
tidak sesuai
standar
Keterangan
polindes, Pustu, dan Fasyankes Swasta)
sesuai standar misalnya ibu hamil tidak mendapatkan tablet tambah darah.
Puskesmas C, (data laporan termasuk dari poskesdes, polindes, Pustu, dan Fasyankes Swasta)
500 300 100 Fasyankes swasta termasuk rumah sakit harus melapor ke Puskesmas C
Puskesmas D, (data laporan termasuk dari poskesdes, polindes, Pustu, dan Fasyankes Swasta)
150 100 0 Tidak ada sasyankes swasta di wilayah Puskesmas D
Total Kabupaten A (Total Puskesmas B+C+D)
1000 (X)
550 (Y)
200 (Z)
Capaian indikator ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
standar di Kab. A
= Y x 100% X
= 550 x 100% = 55% 1000 Capaian SPM Kabupaten A untuk indikator pelayanan kesehatan
ibu hamil adalah 55%.
4
Catatan :
(i) Capaian SPM kabupaten A belum mencapai 100% yaitu
55%, sehingga kabupaten A harus menganalisis
penyebabnya seperti :
(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan antenatal
(b) Akses ke fasyankes sulit
(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
fasyankes swasta ke Puskesmas
(d) Ibu hamil mendapatkan pelayanan di fasyankes luar
wilayah kerja Kabupaten
(e) Kendala biaya
(f) Sosial budaya
Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah
sehingga pada tahun berikutnya capaian SPM untuk
indikator pelayanan kesehatan ibu hamil mencapai
100%.
(ii) Ibu Hamil di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani
dan dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan
di kabupaten tersebut melainkan dilaporkan ke Kabupaten
sesuai dengan alamat tinggal ibu hamil tersebut.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1.
Vaksin Tetanus Difteri (Td);
1 ampul x Sejumlah sasaran ibu hamil/10 (tergantung status imunisasi ibu)
Pencegahan Tetanus pada ibu dan tetanus pada bayi saat persalinan
2. Tablet tambah darah
90 tablet x jumlah ibu hamil
- Pencegahan anemia difisinensi besi dan defisiensi asam folat.
3. Alat deteksi risiko ibu hamil a. Tes Kehamilan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui
hamil atau
5
No Barang Jumlah Fungsi tidak.
b. Pemeriksaan
Hb
Sejumlah ibu hamil - Mengetahui anemia atau tidak.
c. Pemeriksaan golongan darah
Sejumlah ibu hamil - Mengetahui golongan darah ibu hamil sebagai persiapan mencari pendonor darah bila terjadi komplikasi.
d. Pemeriksaan glukoprotein urin
Sejumlah ibu hamil x 15%
- Mengetahui diabetes dan risiko pre eklamsi dan eklamsi.
4. Kartu ibu / rekam medis ibu
Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu.
5. Buku KIA Sesuai Kebutuhan - Pencatatan kesehatan ibu dan anak sampai umur 6 tahun.
- Media KIE bagi ibu dan keluarganya
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Tenaga Kesehatan meliputi :
(a) Dokter / dokter spesialis kebidanan, atau
(b) Bidan, atau
(c) Perawat
g. Mekanisme Pelayanan :
1) Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah Kabupaten Jombang
dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari
6
hasil survey/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan
oleh Kepala daerah.
2) Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan (K4) dengan kententuan :
(a) Satu kali pada trimester pertama
(b) Satu kali pada trimester kedua
(c) Dua kali pada trimester ketiga
3) Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pelayanan antenatal yang
memenuhi 10 T, meliputi:
a) Pengukuran berat badan.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
d) Pengukluran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
f) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
h) Tes Laboratorium.
i) Tatalaksana/penanganan kasus.
j) Temu wicara (konseking).
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Pendataan Ibu Hamil
Petugas Pendataan ibu hamil Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Jumlah Desa x Biaya transport x frekuensi pendataan (Terintegrasi dengan PIS PK)
Formulir Penggandaan paket pendataan
1 form x kegiatan pendataan x Jumlah Puskesmas
2. Pemeriksaan Antenatal
7
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Pelayanan dalam gedung
petugas Pelayanan Antenatal
Alat Kesehatan
Pengadaan set Pemeriksaan Kehamilan
1 paket x Jumlah Puskesmas, jaringan dan Jejaringnya
Pemeriksaan Laboratorium
Pengadaan Set pemeriksaan Laboratorium Ibu Hamil
(1 Paket x Jumlah Sasaran)/100
Obat Pengadaan Tablet Fe (90 tablet)
90 tablet Fe x Jumlah sasaran Bumil
Vaksin Pengadaan Paket Imunisasi Td
1 paket x jumlah sasaran ibu hamil/10
2. Pelayanan Luar Gedung
Petugas Pelayanan Antenatal Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Biaya transport x Jumlah Kunjungan (rutin dan sweeping)
Alat kesehatan
Pengadaan Set Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal)
1 paket x Jumlah Puskesmas, jaringan dan jejaringnya.
Obat Pengadaan Tblet Fe (90 tablet)
Terintegrasi dengan paket pengadaan Tablet Fe pelayanan dalam gedung
3. Pengisian dan pemanfaat Buku Kia
Petugas Pengisian dan Pemanfaatan Buku KIA
Terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Buku KIA Sesuai Kebutuhan 1 buku x jumlah Sasaran ibu hamil
4. Pengisian kartu Ibu dan Kohort
Register ibu Pengadaan Register Kohort ibu (Antenatal, bersalin, nifas)
1 paket x jumlah Desa (integrasi untuk kebutuhan ibu bersalin dan
8
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
ibu nifas)
Kartu ibu Pengadaan Kartu
Ibu 1 paket x jumlah ibu hamil
Formulir dan ATK
Pengadaan formulir kartu ibu, form pelaporan, dan ATK
1 paket x jumlah Puskesmas
5. Rujukan Petugas Pelayanan kegawatdaruratan maternal Biaya transport petugas/BBM
Jumlah Petugas x Biaya Transport x Jumlah Rujukan
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
a. Pernyataan Standar
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar kepada semua
ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian 1) Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi :
(b) Persalinan normal
(c) Persalinan komplikasi
2) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
(APN) sesuai standar yaitu :
(a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
(b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari :
(i) Dokter dan Bidan, atau
(ii) Dua orang Bidan, atau
(iii) Bidan dan Perawat.
9
3) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar
dan Rujukan.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan
pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di wilayah
kerjanya tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan
=
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja kabupaten dalam kurun waktu satu tahun Jumlah semua ibu bersalin di wilayah kerja Kabupaten tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Kabupaten “D” terdiri dari 3 Puskesmas A, B, dan C. Terdapat
3.500 sasaran ibu bersalin (proyeksi). Rincian ibu yang
mendapatkan pelayanan ibu bersalin di Puskesmas dan
jaringannya serta fasilitas pelayanan lainnya adalah sebagai
berikut :
Lokasi Pelayanan
Jumlah Ibu
bersalin (proyeksi)
Dilayani Sesuai
Standar
Dilayani Tidak Sesuai
Standar
Keterangan
Puskesmas A 800 500 0 Bersalin oleh tenaga kesehatan di Rumah
0 20 Tidak dihitung, karena tidak bersalin di fasyankes. Tetapi dipakai sebagai bahan evaluasi dan perencanaan Puskesmas selanjutnya.
10
Lokasi Pelayanan
Jumlah Ibu
bersalin (proyeksi)
Dilayani Sesuai
Standar
Dilayani Tidak Sesuai
Standar
Keterangan
Bersalin oleh dukun
0 Tidak dihitung, tetapi sebagai bahan evaluasi dan perencanaan berikutnya.
Bersalinan di Polindes dan poskesdes
0 30 Tidak dihitung, kecuali pemerintah daerah menjamin polindes dan poskesdes telah dilengkapi SDM, sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan persalinan
Bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan swasta
200 0 Fasyankes primer dan rujukan melaporkan pelayanan persalinan ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerjanya.
Total Puskesmas A
800 700 50
Total Puskesmas B
1300 900 100
Total Puskesmas C
1400 1000 0
Kabupaten D (Total Puskesmas A+B+C)
3.500 (X)
2.600 (Y)
150 (Z)
*) data bersalin di rumah, Polindes, poskesdes, oleh dukun
dilaporkan ke Puskesmas walaupun tidak dihitung dalam
cakupan.
Capaian indikator Ibu Bersalin mendapat pelayanan standar di
kabupaten “D”
= Y x 100%
11
X = 2600 x 100% = 74,3% 3500
Capaian SPM Kabupaten “D” untuk indikator Pelayanan
kesehatan Ibu Bersalin adalah 74,3%.
Catatan :
(i) Capaian SPM kabupaten “D” belum mencapai 100% (74,3%),
sehingga kabupaten “D” harus menganalisis penyebabnya
seperti :
(i) Kurangnya informasi mengenai pelayanan persalinan
(ii) Akses ke fasyankes yang sulit
(iii)Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
fasyankes swasta ke puskesmas
(iv) Ibu bersalin mendapatkan pelayanan bukan oleh nakes
dan atau tidak di fasyankes
(v) Ibu bersalin mendapatkan pelayanan di luar wilayah
kerja kabupaten
(vi) Kendala biaya
(vii) Sosial budaya
Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah
sehingga pada tahun berikutnya capaian SPM untuk
indicator pelayanan kesehatan ibu bersalin mencapai
100%.
(ii) Ibu bersalin di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani
dan dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan
di kabupaten tersebut melainkan dilaporkan ke Kabupaten
sesuai dengan alamat tinggal ibu bersalin tersebut.
12
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1. Formulir partigraf Sejumlah sasaran
ibu bersalin - Instrumen
pemantauan persalinan
2. Kartu Ibu (Rekam Medis)
Terintegrasi dengan ibu hamil
- Form rekam medis bagi ibu
3. Buku KIA Terintegrasi dengan ibu hamil
- Pencatatan kesehatan ibu dan anak sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan keluarganya
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya manusia
Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi :
(a) Dokter / dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau
(b) Bidan, atau
(c) Perawat
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survey/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala daerah.
2) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinana Normal
(APN) sesuai standar.
a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
(1) Dokter dan bidan, atau
(2) 2 orang bidan, atau
(3) Bidan dan Perawat.
13
3) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar
dan Rujukan.
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Pendataan Ibu Bersalin
Petugas Pendataan ibu Bersalin Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Jumlah Desa x Biaya transport x frekuensi pendataan (Terintegrasi dengan PIS PK)
Formulir Pengadaan paket pendataan
1 form x kegiatan pendataan x Jumlah Puskesmas
2. Pemeriksaan Persalinan
Alat kesehatan sesuai Permenkes yang berlaku mengatur tentang Puskesmas *Pengadaan alkes tidak harus setiap tahun
Pengadaan set persalinan
1 paket X Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menolong persalinan
Pengadaan set Resusitasi Bayi
1 paket x Jumlah Fasilitas Pelayanan kesehatan yang mampu menolong persalinan
Obat Pengadaan paket obat dan BHP untuk persalinan
1 paket x Jumlah Ibu Bersalin
Formulir Partografi
Pengadaan formulir partograf
1 Formulir x Jumlah Ibu Bersalin
3. Pengisian dan pemanfaatan
Buku KIA Sesuai kebutuhan
Terintegrasi dengan pengadaan paket
14
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
Buku KIA buku KIA pada Pelayanan kesehatan Ibu Hamil
4. Pengisian Kartu Ibu dan Kohort Ibu
Register Kohort ibu
Pengadaan Register Kohort Ibu
1 paket x Jumlah Puskesmas, jaringan dan Jejaringnya
Kartu Ibu 1 Paket x Jumlah ibu hamil (terintegrasi dengan pengadaan kohort ibu hamil)
ATK Pengadaan ATK Sudah terintegrasi dengan pengadaan ATK ibu hmail)
5. Rujukan pertolongan persalinan (jika diperlukan)
Petugas Pelayanan kegawatdaruratan maternal Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Biaya transport x Jumlah Rujukan
Alat kesehatan
Set Kegawatdaruratan Maternal
1 paket x Jumlah Fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menolong persalinan
Pendamping Ibu Bersalin
Biaya transport petugas/BBM
Jumlah Pendamping Ibu Bersalin (maksimal 2 orang) x Biaya Transport per Rujukan
Rumah Tunggu
Biaya sewa/operasional (jika diperlukan)
Paket operasional rumah tunggu
15
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a. Pernyataan Standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal
esensial sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang
wajib memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir kepada
semua bayi usia 0-28 hari di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah
pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu
kepada Pelayanan Neonatal Esensial sesuai yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh Bidan dan atau
perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang
memiliki Surat Tanda Register (STR).
2) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar meliputi :
(a) Standar kuantitas
(b) Standar kualitas
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari
cakupan jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
=
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar dakam kurun waktu satu tahun Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah Kabupaten tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
16
e. Contoh Perhitungan
1) Kabupaten “A” terdiri dari 3 Puskesmas B, C, dan D. Terdapat
3.500 sasaran bayi baru lahir (proyeksi). Rincian ibu yang
mendapatkan pelayanan bayi baru lahir di Puskesmas dan
jaringannya serta fasilitas pelayanan lainnya adalah sebagai
berikut :
Lokasi Pelayanan
Jumlah Bayi Baru Lahir
di Kabupaetn (Proyeksi)
Mendapat pelayanan
sesuai standar
Mendapat pelayanan
tidak sesuai
standar
Keterangan
Puskesmas B, (data laporan termasuk dari poskesdes, polindes, Pustu, Rumah sakit dan fasyankes swasta)
350 150 100 100 bayi beru lahir tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar misalnya bayi baru lahir tidak mendapatkan salep mata antibiotik.
Puskesmas C, (data laporan termasuk dari poskesdes, polindes, Pustu, Rumah sakit dan fasyankes swasta)
500 300 100 Rumah Sakit dan Fasyankes swasta harus melapor ke Puskesmas C
Puskesmas D, (data laporan termasuk dari poskesdes, polindes, Pustu)
150 100 0 Tidak ada fasyankes swasta di wilayah Puskesmas C
Total Kabupaten A (Total Puskesmas B+C+D)
1000 (X)
550 (Y)
200 (Z)
17
Capaian indikator bayi baru lahir yang mendapat pelayanan
standar di kabupaten “A”
= Y x 100% X = 550 x 100% = 55% 1000
Capaian SPM Kabupaten “A” untuk indikator Pelayanan
kesehatan Bayi Baru Lahir adalah 55%.
Catatan :
(i) Capaian SPM kabupaten “A” belum mencapai 100% yaitu
55%, sehingga kabupaten “A” harus menganalisis
penyebabnya seperti :
(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan bayi baru lahir
(b) Akses ke fasyankes yang sulit
(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
fasyankes swasta ke puskesmas
(d) Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan di luar wilayah
kerja kabupaten
(e) Kendala biaya
(f) Sosial budaya
Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah
sehingga pada tahun berikutnya capaian SPM untuk
indikator pelayanan bayi baru lahir mencapai 100%.
(ii) Bayi baru lahir di luar wilayah kerja kabupaten tetap
dilayani dan dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan
pelayanan di kabupaten tersebut melainkan dilaporkan ke
Kabupaten sesuai dengan alamat tinggal bayi baru lahir
tersebut.
18
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1. Vaksin Hepatitis B0 Sejumlah
sasaran Bayi Baru Lahir
Pencegahan infeksi Hepatitis B
2. Vitamin K1 Injeksi Sejumlah sasaran Bayi Baru Lahir
Pencegahan perdarahan
3. Salep/tetes mata antibiotik
Sejumlah sasaran Bayi Baru Lahir
Pencegahan infeksi mata
4. Formulir Bayi Baru Lahir
Sejumlah sasaran Bayi Baru Lahir
- Pencatatan hasil pemeriksaan fisik Bayi Baru Lahir
5. Formulir MTBM Sejumlah 3x sasaran Bayi Baru Lahir
- Pencatatan hasil pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan menggunakan Pendekatan MTBM untuk bayi sehat dan sakit
6. Buku KIA Terintegrasi dengan Ibu Hamil
- Pencatatan kesehatan ibu dan anak sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan keluarganya
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Tenaga Kesehatan meliputi :
(a) Dokter / dokter spesialis anak, atau
(b) Bidan, atau
(c) Perawat
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
19
survey/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
2) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama
periode neonatal, dengan ketentuan :
(a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
(b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 - 7 hari
(c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari
3) Standar Kualitas :
(a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam)
Perawatan neonatal esensial saat lahir meliputi :
(i) Pemotongan tali pusat
(ii) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
(iii)Injeksi vitamin K1
(iv) Pemberian salep/tetes mata antibiotik.
(v) Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis HB0)
(b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari)
Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi :
(i) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Eksklusif.
(ii) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan
MTBM.
(iii) Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas
pelayanan kesehatan atau belum mendapatkan injeksi
vitamin K1.
(iv) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia <24 jam
yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
(v) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Pendataan Bayi Baru Lahir
Petugas Pendataan ibu Bayi Baru Lahir Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Jumlah Desa x Biaya transport x frekuensi
20
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
pendataan (Terintegrasi dengan PIS PK)
Formulir Pengadaan paket pendataan
1 form x kegiatan pendataan x Jumlah Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir a. Pelayanan
dalam gedung
Formulir bayi baru lahir
Pengadaan formulir bayi baru lahir
1 paket X Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menolong persalinan
Formulir MTBM
Pengadaan formulir MTBM
Alat kesehatan
Set pelayanan bayi baru lahir (0-6 Jam)
Set kegawatdaruratan neonatal
1 paket x jumlah Puskesmas dan jejaringnya
Vitamin K1 injeksi
Pengadaan Vit. K1 injeksi
1 ampul x jumlah Bayi baru lahir
Salep/Tetes mata antibiotik
Pengadaan salep/tetes mata antibiotik
1 tube x jumlah Bayi baru lahir/5
Pedoman Pelayanan Kesehatan neonatal esensial
Pengadaan pedioman pelayanan kesehatan neonatal esensial
1 paket x jumlah Puskesmas dan jejaringnya
b. Pelayanan luar gedung
Petugas Pelayanan kesehatan neonatal biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x baiaya transport x jumlah kunjungan
Formulir MTBM
Pengadaan formulir MTBM
Terintegrasi dengan pengadaan formulir MTBM pada pelayanana dalam gedung
21
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
Alat kesehatan
Set pelayanan bayi baru lahir (0-6 Jam)
Terintegrasi dengan Pengadaan set pelayanan bayi lahir (0-6 jam) peda pelayanan dalam gedung
Vitamin K1 injeksi
Pengadaan vit K1 injeksi
Terintegrasui dengan Pengadaan set pelayanan bayi lahir (0-6 jam) pada pelayanan dalam gedung
Salep/Tetes mata antibiotik
Pengadaan alep/ tetes mata antibiotik
Terintegrasi dengan pengadaan set pelayanan bayi lahir (0-6 jam) pada pelayanan kesehatan ibu hamil
3. Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
Buku KIA Pengadaan buku KIA sesuai Kebutuhan
Terintegrasi dengan pengandaan paket buku KIA pada Pelayanan kesehatan ibu hamil
4. Pencatatan dan Pelaporan
Register Kohort Bayi
Pengadaan register Kohort bayi
1 Paket x jumlah Puskesmas
Formulir pelaporan SIP
Pengadaan formulir SIP
1 paket x jumlah Puskesmas, terintegrasi dengan pengadaan formulir SIP pelaporan lainnya
Formulir dan ATK
Pengadaan formulir dan ATK
1 paket x jumlah Puskesmas
22
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
5. Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi baru lahir (jika diperlukan)
Petugas Pelayanan kegawatdaruratan neonatal Biaya transport petugas/BBM
Jumlah Petugas x Biaya Transport x Jumlah Rujukan
Alat kesehatan
Set kegawatdaruratan neonatal
Terintegrasi dengan paket pengadaan Set kegawatdaruratan neonatal pada pelayanan kesehatan bayi baru lahir dalam gedung
Pendamping Bayi Baru Lahir
Biaya transport petugas/BBM
Jumlah pendamping bayi baru lahir (maksimal 2 orang) x biaya transport per rujukan
4. Pelayanan Kesehatan Balita
a. Pernyataan Standar
Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada semua anak balita di
wilayah kerja kabupaten dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar.
meliputi :
(a) Pelayanan Kesehatan balita sehat.
(b) Pelayanan kesehatan balita sakit
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan dinilai
23
dari cakupan balita yang mendapat pelayanan kesehatan balita
sehat sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sesuai Standar
=
Jumlah balita usia 12-23 bulan yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai Standar1 + Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan sesuai standar 3 Jumlah balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Kabupaten tersebut pada kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
Catatan :
(1) Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun
berjalan, tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita
usia 0-11 bulan dilakukan setelah balita berulang tahun yang
pertama (balita genap berusia 1 tahun / 12 bulan).
(2) Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun
berjalan tidak dihitung sebagai cakupan balita usia 24-35
bulan. Perhitungan dilakukan setelah berulang tahun yang
kedua (balita genap berusia 2 tahun / 24 bulan).
(3) Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun
berjalan tidak dihitung sebagai cakupan balita usia 36-59
bulan. Perhitungan dilakukan setelah berulang tahun yang
ketiga (balita genap berusia 3 tahun / 36 bulan)
e. Contoh Perhitungan
1) Balita A lahir pada 1 Juni 2018, di akhir tahun berjalan
(Desember 2018) balita A berusia 6 bulan, sudah mendapatkan
penimbangan 4 kali, pengukuran panjang badan 2 kali,
pemantauan perkembangan 1 kali dan Vitamin A 1 kali,
imunisasi HB0 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali
dan IVP 1 kali. Balita A di akhir tahun berjalan (Desember
2018) belum dihitung sebagai cakupan, karena belum
24
mencapai usia 1 tahun dan belum mendapatkan pelayanan
sesuai standar;
2) Balita B lahir pada 1 Oktober 2017, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), balita B berusia 14 bulan. Dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des 2018) Balita B mendaptkan
penimbangan 8 kali (4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),
pengukuran panjang badan sebanyak 2 kali, pemantauan
perkembangan 2 kali, pemberian vitamin A 2 kali dan imunisasi
dasarnya sudah lengkap. Balita B dihitung sebagai cakupan
Balita usia 12-23 bulan pada tahun 2018 karena sudah
mendapatkan pelayanan sesuai standar;
3) Balita C lahir pada 1 November 2016, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), balita C berusia 25 bulan. Dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des 2018) Balita C mendapatkan
penimbangan 8 kali (4 kali di kurun waktu 6 bulan), pengukuran
panjang badan 2 kali, pemantauan perkembangan 2 kali,
vitamin A 2 kali, Imunisasi lanjutan Campak Rubella 1 kali dan
DPT-HB-Hib 1 kali. Balita C dihitung sebagai cakupan balita
usia 24-35 bulan karena mendapatkan pelayanan sesuai
standar.
4) Balita D lahir pada 1 November 2015, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), bayi D berusia 37 bulan. Dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des 2018) Balita D sudah
mendapatkan penimbangan 8 kali (4 kali di kurun waktu 6
bulan), pengukuran panjang badan 2 kali, pemantauan
perkembangan 2 kali, vitamin A 2 kali. Balita D dihitung
sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan karena mendapatkan
pelayanan sesuai standar.
Cara menghitung Cakupan Pelayanan :
Di Kabupaten D, terdapat Puskesmas A dan B. Jumlah sasaran
balita (0-59 Bulan) yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu
25
yang sama sebanyak300 orang Balita. Jumlah balita yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan rincian
sebagai berikut :
Lokasi Pelayanan Jumlah Balita
Balita Mendapat Pelayanan
sesuai standar
Balita Tidak Mendapat Pelayanan
sesuai standar Puskesmas A dan jaringannya
200 150 50
Puskesmas B dan Jaringannya
100 70 30
Jumlah 300 (X)
220 (Y)
80 (Z)
Capaian SPM Balita mendapatkan pelayanan Standar di
Kabupaten D
= Y x 100%
X
= 220 x 100% = 73,3%
300
Capaian SPM Kabupaten D untuk indikator pelayanan balita adalah 73,3%.
Catatan : (i) Capaian SPM Kabupaten D belum mencapai 100% yaitu
73,3%, sehingga kabupaten D harus menganalisis
penyebabnya seperti :
(a) Kurangnya informasi mengenai pelayanan balita
(b) Akses ke fasyankes yang sulit
(c) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
fasyankes swasta ke puskesmas
(d) Balita mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja
kabupaten
(e) Kendala biaya
(f) Sosial budaya
26
Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah
sehingga pada tahun berikutnya capaian SPM untuk
indikator pelayanan Balita mencapai 100%.
(ii) Balita di luar wilayah kerja kabupaten tetap dilayani dan
dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di
kabupaten tersebut melainkan dilaporkan ke Kabupaten
sesuai dengan alamat tinggal bayi dan anak balita tersebut.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP) atau instrumen standar lain yang berlaku
Sesuai Kebutuhan Pemerinksaan Kesehatan Balita
2 Formulir DDTK Sesuai Kebutuhan Pencatatan hasil pelayanan
3 Buku KIA Sejumlah sasaran ibu hamil + jumlah balita yang tidak mempunyai buku KIA
Media informasi dan Pencatatan Kesehatan Ibu dan Anak sampai dengan umur 6 tahun.
4 Vitamin A Biru Sesuai standar 5 Vitamin A Merah
6 Vaksin Imunisasi dasar : HB0 BCG Polio IPV DPT-HB-Hib Campak Rubella
Sesuai standar Memberikan kekebalan tubuh dari penyakit.
7 Vaksinasi imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib Campak Rubella
27
No Barang Jumlah Fungsi 8 Jarum suntik dan
BHP Pemberian
imunisasi pada balita
9 Peralatan anafilatik Pengobatan bila terjadi syok anafilatik akibat penyuntikan.
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya
Manusia Kesehatan
(a) Tenaga Kesehatan :
(2) Dokter, atau
(3) Bidan, atau
(4) Perawat
(5) Gizi
(b) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai
kualifikasi tertentu :
(1) Guru PAUD
(2) Kader Kesehatan
g. Mekanisme Pelayanan 1) Penetapan sasaran balita di wilayah kabupaten dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei / riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
2) Pelayanan Kesehatan Balita sehat adalah pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan
skrining tumbuh kembang, meliputi :
(a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 - 11 bulan :
i. Penimbangan minimal 8 kali setahun,
ii. pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali
setahun
28
iii. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali /tahun
iv. Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali
setahun.
v. Pemberian imunisasi dasar lengkap.
(b) Pelayanan kesehatan Balita usia 12 - 23 bulan :
i. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan).
ii. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
iii. Pemantauan perkembanagan minimal 2 kali/tahun.
iv. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
v. Pemberian Imunisasi Lanjutan.
(c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24 - 59 bulan :
i. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan).
ii. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
iii. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
iv. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
(d) Pemantauan perkembangan balita.
(e) Pemberian kapsul Vitamin A
(f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
(g) Pemberian Imunisasi lanjutan.
(h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
(i) Edukasi dan informasi.
3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita
menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit
(MTBS).
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Pendataan Balita 0-59 bulan
Petugas Pendataan Balita petugas/BBM
Jumlah petugas x Jumlah Desa x Biaya transport x frekuensi
29
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
pendataan (Terintegrasi dengan PIS PK)
Formulir Pengadaan formulir
Jumlah paket x biaya per paket x jumlah Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan Balita a. Pelayanan
dalam gedung
Alat kesehatan Pengadaan set pemeriksaan kesehatan Anak
1 paket x jumlah puskesmas, jaringan, dan jejaringnya
Pengadaan set Imunisasi
1 paket x jumlah puskesmas, jaringan, dan jejaringnya
Pengadan SDIDTK Kit
2 paket x jumlah puskesmas, jaringan, dan jejaringnya
Formulir DDTK Pengadaan frmulir DDTK
1 form x jumlah balita
Formulir Kuisioner Pra Skrining Perkembangan
Pengadaan Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
1 paket x jumlah balita
b. Pelayanan luar gedung
Petugas Pelayanan Kesehatan Balita Biaya transport petugas/BBM (1)
Jumlah petugas x Transpotx Jumlah Kunjungan
Alat Kesehatan Pengadaan Kit Posyandu
1 paket x Jumlah Puskesmas
Pengadaan Kit Imunisasi
Terintegrasi dengan Pengadaan Set Imunisasi pada pelayanan dalam gedung
Pengadaan SDIDTK KIT
Terintegrasi dengan Pengadaan SDIDTK KIT pada pelayanan dalam gedung
Formulir DDTK Pengadaan Terintegrasi
30
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
Formulir DDTK dengan pengadaan dalam gedung
Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Pengadaan Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Terintegrasi dengan pengadaan dalam gedung
3. Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
Buku KIA Pengadaan Buku KIA
Terintegrasi dengan pengadaan paket buku KIA pada Pelayanan kesehatan Ibu Hamil
4. Pencatatan dan Pelaporan
Balita Data Jumlah Balita
Register Kohort bayi, Kohort balita dan Apras
Pengadaan Register Kohort balita
1 paket x Jumlah Desa
Formulir dan ATK
Pengadaan formulir dan ATK
1 paket x Jumlah Puskesmas
5. Pelayanan Rujukan
Petugas kesehatan
Melakukan rujukan secara tepat sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan kesehatan balita yang ditemukan, ke fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan yang mampu menangani
Jumlah Petugas x Biaya Transport x Jumlah Rujukan
31
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
a. Pernyataan Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang
wajib
melakukan pelayanan kesehatan sesuai kepada anak usia
pendidikan dasar di dalam dan luar satuan pendidikan dasar di
wilayah kerja Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu
tahun ajaran.
b. Pengertian
1) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan
kesehatan yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar
minimal satu kali pada kelas 1 dan kelas 7 yang dilakukan oleh
Puskesmas.
2) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar
meliputi :
a) Skrining Kesehatan.
b) Tindak lanjut hasil skrining kesehatan.
Keterangan :
Dilakukan pada anak usia kelas 1 sampai dengan kelas 9 di
sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7
sampai 15 tahun di luar sekolah.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan anak usia pendidikan dasar
dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan
dasar sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun ajaran.
32
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di wilayah kerja Kabaputen Jombang dalam kurun waktu satu tahun ajaran Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada di wilayah kerja Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama.
X 100%
e. Contoh Perhitungan
Di Kabupaten ”E” terdapat 17.000 anak usia pendidikan dasar. Rincian anak yang mendapatkan pelayanan kesehatan di satuan pendidikan dasar dan di luar satuan pendidikan dasar (pondok pesantren/ panti / LKSA /l apas / LPKA / Posyandu remaja sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Anak Usia
Pendidik an Dasar
Jumlah Anak Usia Pendidikan Dasar yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar di
sekolah/madrasah
Jumlah Anak usia
Pendidikan Dasar yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar di
pondok pesantren/panti/LKSA/lapas/LPKA/Posyandu remaja
Tidak mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar
Tidak mendapat pelayanan kesehatan
Puskesmas A 7.500 7.400 55 40 5 Puskesmas B 6.000 5.750 42 200 8 Puskesmas C 3.500 2.677 33 600 190
Jumlah 17.000 15.827 130 840 203
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, anak usia pendidikan dasar
di dalam satu tahun ajaran sebanyak 17.000 orang, yang
mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
sebanyak 15.957 orang (jumlah anak usia pendidikan dasar
mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di
33
sekolah sebanyak 15.827 orang + jumlah anak usia pendidikan
dasar mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar di pondok pesantren/ panti/ LKSA/lapas/LPKA/
Posyandu remaja sebanyak 130 orang).
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”E” dalam
memberikan pelayanan kesehatan anak usia pendidikan dasar
sesuai standar : 15.957 x 100% = 93,86%.
17.000
Catatan :
Capaian Kinerja pemerintah Daerah Kabupaten ”E” belum
mencapai 100%, karena masih mendapat 1.043 anak yang
belum mendapat skrining kesehatan (penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala) sesuai dengan standar, sehingga
perlu untuk dilakukan analisis penyebab (faktor sarana
prasarana, keterbatasan tenaga kesehatan puskesmas
dan/atau kurangnya koordinasi lintas sektor, dan sebagainya).
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Buku Rapor
Kesehatanku Sesuai jumlah Peserta didik di sekolah/madrasah
- Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan dan
- Media KIE 2 Buku
Pemantauan Kesehatan
Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar di luar satuan pendididkan dasar seperti di pondok pesantren/panti/LKSA dan lapas/LPKA/ Posyandu remaja
- Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan dan
- Media KIE
3 Kuesioner Skrining kesehatan
Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar
- Pemeriksaan kesehatan usia pendidikan dasar
4 Formulir Sesuai kebutuhan - Umpan Balik hasil
34
No Barang Jumlah Fungsi Rekapitulasi Hasil Pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja di dalam sekolah
dengan mempertimbangkan jumlah anak usia pendidikan dasar per sekolah/madrasah
skrining/penjaringan kesehatan ke sekolah / madrasah
- Pencatatan dan pelaporan
5 Formulir Rekapitulasi Hasil Pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja di luar sekolah.
Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan jumlah pondok pesantren, panti/ LKSA dan lapas/LPKA/posyandu remaja per puskesmas
- Umpan balik hasil skrining/penjaringan kesehatan di pondok pesantren / panti /LKSA /lapas/LPKA posyandu remaja
- Pencatatan dan pelaporan
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia
Kesehatan
a) Tenaga Kesehatan :
1) Dokter / dokter gigi, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
5) Tenaga kesehatan masyarakat
b) Tenaga non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu :
(1) Guru
(2) Kader Kesehatan/dokter kecil/ peer conselor.
No Kegiatan SDM Kesehatan 1 Skrining Kesehatan - a. Pemeriksaan status gizi - Guru
- Tenaga pendamping di Lapas/ LPKA
- Tenaga pendamping/ pekerja sosial di panti / LKSA
35
No Kegiatan SDM Kesehatan - Dokter kecil, kader
kesehatan remaja termasuk kader posyandu remaja
b. Pemeriksaan tanda tanda vital
- dokter/dokter gigi/ bidan/perawat/ perawat gigi, kader posyandu remaja
c. Pemeriksaan kebersihan diri serta kesehatan gigi dan mulut
- Dokter/dokter gigi/ bidan/perawat/ perawat gigi/, Guru BK, Guru UKS.
g. Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran anak setingkat usia pendidikan dasar (7
sampai dengan 15 tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
2. Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar
dilaksanakan di satuan pendidikan dasar (SD/ MI dan
SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti di
pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,
meliputi :
1) Penilaian status gizi
2) Penilaian tanda vital
3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut
4) Penilaian ketajaman indera
3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :
1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
2) Melakukan rujukan jika diperlukan
3) Memberikan penyuluhan kesehatan
36
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Koordinasi dan Pendataan sasaran
Petugas Puskesmas
Biaya transport
Jumlah petugas x Jumlah sekolah/madrasa, pondok pesantren, panti/LKSA dan lapas/LPKA/posyandu remaja x Biaya transport
2. Pelaksanaan Skrining Kesehatan
Petugas Biaya transport petugas/BBM
Jumlah Petugas Puskesmas x biaya transportasi x jumlah sekolah/ madrasah pondok pesantren, panti/ LKSA dan lapas/ LPKA/posyandu remaja
Alat kesehatan
UKS Kit Biaya UKS kit x 2 x Jumlah puskesmas
Instrumen Pencatatan
Pengadaan buku pencatatan
- Instrumen pencatatan (buku rapor kesehatanku dan kuesioner skrining) x jumlah anak usia pendidikan dasar (kelas 1 sampai 9) di sekolah/madrasahx biaya pengadaan instrumen
- Instrumen pencatatan (buku pemantauan kesehatan dan kuesioner skrining) x jumlah anak usia
37
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
pendidikan dasar di pondok pesantren, panti/LKSA dan lapas/LPKA/posyandu remaja x biaya pengadaan instrumen
Formulir Reka[itulasi hasil skrining kesehatan (Penjaringan Kesehtaan dan Pemeriksaan Berkala)
Pengadaan formulir rekapitulasi di sekolah/luar sekolah dan di puskesmas
• Formulir rekapitulasi di sekolah x jumlah satuan pendidikan dasar (sekolah/madrasah)
• Formulir rekapitulasi di luar sekolah x jumlah pondok pesantren, panti/LKSA dan lapas/LPKA
• Formulir rekapitulasi di Puskesmas x jumlah puskesmas
3. Pelaksanaan tindak lanjut hasil skrining kesehatan
Formulir rujukan
Pengadaan Formulir rujukan x jumlah kasus yang dirujuk
Formulir laporan/rekapitulasi skrining kesehatan (penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala)
Pengadaan formulir laporan/rekapitulasi kabupaten
Formulir laporan/rekapitulasi x jumlah puskesmas
Petugas puskesmas
Biaya transport
Jumlah petugas puskesmas x
38
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
jumlah sekolah/madrasah, pondok pesantren, panti/LKSA dan lapas/LPKA x Biaya transport
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
a. Pernyataan Standar
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai dengan 59 tahun
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining
kesehatan sesuai standar kepada warga negara usia 15-59 tahun di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar meliputi :
1. Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
2. Skrining faktor resiko penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan usia produktif dinilai dari
persentase orang usia 15-59 tahun yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
39
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase orang usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah orang usia 15-59 tahun di Kabupaten Jombang yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun Jumlah orang usia 15-59 tahun yang ada di kabupaten dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”F” terdapat 6000 warga negara berusia 15-59
tahun. Rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama
dengan pemerintah daerah adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Warga Negara
usia 15-59 (proyeksi)
Jumlah Warga Negara yang
Dilakukan Skrining Sesuai
Standar
Jumlah Warga Negara yang
Dilakukan Skrining
Tidak Sesuai
Standar
Jumlah yang Tidak
Dilayani
Keterangan
Puskesmas dan Jaringannya
3450 650 900 650 Tidak ada skrining obesitas
Fasyankes Swasta
800 100 100 100 tidak dilakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim.
Jumlah 6000 4250 750 1000
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, warga negara berusia 15-59
(proyekasi) adalah sebanyak 6000 orang. Sebanyak 4250 orang
mendapat pemeriksaan obesitas, hipertensi dan diabetes melitus,
pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran serta
40
pemeriksaan gangguan mental emosional dan perilaku sesuai
standar.
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”F” dalam
memberikan pelayanan skrining kesehatan warga negara usia
15-59 tahun adalah 4250/6000x100% = 70,83%.
Catatan :
Mengingat Jumlah kunjungan masih 5000 orang diperlukan
rencana strategis tahun depan untuk menjangkau 1000 orang
yang belum berkunjungan. Perlu di analisis sebab-sebab mereka
belum berkunjung apakah persoalan sosialisasi, akses, sudah
memeriksa sendiri atau tidak mau mendapat pelayanan skrining.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang harus mempunyai
strategi untuk menjangkau seluruh warga negara usia 15-59
tahun agar seluruhnya dapat memperoleh pelayanan skrining
sesuai standar setahun sekali.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Pedoman dan
Media KIE Minimal 2 per Puskesmas
- Panduan dalam melakukan skrining kesehatan sesuai standar
2 - Alat ukur berat badan,
- Alat ukur tinggi badan,
- Alat ukur lingkar perut,
- Glukometer, - Tes strip gula
darah, - Lancet - Kapas alkohol, - KIT IVA tes.
Sesuai Jumlah sasaran
Melakukan skrining kesehatan.
3 Formulir pencatatan dan pelaporan Aplikasi Sistem
Sesuai kebutuhan Pencatatan dan pelaporan
41
No Barang Jumlah Fungsi Informasi Penyakit Tidak Menular (SI PTM)
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
Kesehatan
(a) Tenaga kesehatan :
(1) Dokter, atau
(2) Bidan, atau
(3) Perawat
(4) Gizi
(5) Tenaga Kesehatan Masyarakat
(b) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu, kader kesehatan
No Kegiatan SDM Kesehatan 1. Pengukuran TB, BB, Lingkar
perut dan Tekanan Darah Perawat/Petugas Pelaksana Posbindu terlatih.
2. Pemeriksaan kadar gula darah
Dokter/ Perawat/ Bidan/ Petugas Pelaksana Posbindu terlatih
3. Pemeriksaan SADANIS dan IVA (bagi sasaran wanita usia 30-50 tahun)
Dokter/ Bidan terlatih
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
Nutrisi/ Tenaga Gizi/ Petugas Pelaksana Posbindu terlatih
5. Memberikan penyuluhan kesehatan
Dokter/ Perawat/ Bidan/ petugas kesehatan terlatih lainnya/ Petugas Pelaksana Posbindu terlatih
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-59 tahun) di
wilayah kabupaten Jombang dalam satu tahun menggunakan
data proyeksi BPS ata data riil yang diyakini benar, dengan
42
mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/riset yang
terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala daerah.
2) Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah Edukasi yang
dilaksanakan di fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.
3) Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif adalah
skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi :
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pemeriksaan gula darah.
d) Anamnesa perilaku berisiko.
4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :
a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
Keterangan :
Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau mempunyai
riwayat berhubungan seksual berisiko dilakukan pemeriksaan
SADANIS dan Cek IVA.
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Skrining faktor risiko PTM a. Usia 15-
59 tahun
Petugas Pelayanan Skrining
Alat kesehatan Pengadaan Kit Skrining PTM
Suspek penderita
Semua orang sesuai sasaran usia 15-59 tahun
b. Usia 30-50 tahun
Petugas Pelayanan Skrining
Alat kesehatan Pengadaan Kit pemeriksaan IVA
Terintegrasi dengan paket pengadaan peralatan Puskesmas
43
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
Suspek penderita (perempuan)
Data jumlah sasaran usia 30-50 tahun
2. Konseling tentang faktor risiko PTM
Petugas Pelayanan konseling
Media konseling PTM
Pengadaan media konseling PTM
1 paket/ kegiatan x Jumlah Puskesmas
Penderita dengan faktor risiko
Data jumlah penderita dengan faktor risiko
3. Pelayanan rujukan kasus ke fasilitas kesehatan tingkat Pertama
Petugas Pelayanan kesehatan kasus faktor risiko PTM
Penderita dengan faktor risiko PTM
Data jumlah penderita faktor risiko PTM
Alat Kesehatan
Pengadaan kit peralatan PTM
Terintegrasi dengan paket pengadaan peralatan Puskesmas
Laboratorium Pengadaan paket pemeriksaan Laboratorium
Terintegrasi dengan paket pengadaan peralatan Puskesmas
4. Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM
Petugas Pencatatan dan pelaporan
Suspek dengan Faktor risiko
Data jumlah orang dengan faktor Risiko
Formulir dan ATK
Pengadaan formulir& ATK
1 paket x jumlah Puskesmas
44
7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
a. Pernyataan Standar
Setiap warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan
kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan
dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai standar pada
warga Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi :
1) Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada warga
negara usia 60 tahun keatas atau lebih dinilai dari cakupan warga
negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun (Nominator) Jumlah semua warga Negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun yang sama (Denominator)
Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
= X 100%
45
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”G” terdapat Puskesmas A, B, dan C. Jumlah Usia
lanjut yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
yang sama berdasar data proyeksi dari BPS sebanyak 4900
orang. Jumlah usia lanjut yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan rincian sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah orang usia lanjut di
Kabupaten Jombang
Jumlah orang usia
lanjut yang dilayani Sesuai
Standar
Jumlah orang usia
lanjut yang
dilayani tidak
Sesuai Standar
Keterangan
Puskesmas A dan jaringannya, meliputi :
2200 1570 100
1) Pelayanan di Puskesmas A
490 0
2) Posyandu Lansia/ Posbindu
250 40 40 tidak diperiksa kolesterol
3) Rumah sakit Umum Daerah
490 30 30 orang tidak diperiksa gangguan mental emosional/ kognitif
4) Klinik Pratama 240 20 10 orang tidak diperiksa kolesterol, 10 orang tidak diperiksa gula darah.
5) Rumah sakit Swasta
100 10 10 orang tidak diperiksa tingkat kemandirian
46
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah orang usia lanjut di
Kabupaten Jombang
Jumlah orang usia
lanjut yang dilayani Sesuai
Standar
Jumlah orang usia
lanjut yang
dilayani tidak
Sesuai Standar
Keterangan
Puskesmas B dan Jaringannya
1500 1000 50 50 tidak diperiksa kolesterol, gangguan mental emosional
Puskesmas C dan Jaringannya
1200 1000 100 100 tidak diperiksa kolesterol/ gangguan mental emosional/ gangguan kognitif.
Jumlah 4.900 (X)
3.570 (Y)
250 (Z)
Capaian SPM Pelayanan Usia Lanjut mendapat pelayanan
standar di Kabupaten ”G”
= Y x 100%
X
= 3570 x 100% = 72,85%. 4900 Capaian SPM Kabupaten ”G” untuk indikator pelayanan
kesehatan Usia Lanjut adalah 72,85%.
Catatan : a) Capaian SPM Kabupaten ”G” Belum mencapai 100% (72,85%),
sehingga kabupaten G harus menganalisis lebih lanjut untuk
mengetahui penyebabnya misalnya :
47
(1) Kurangnya Informasi mengenai pelayanan kesehatan usia
lanjut
(2) Sulitnya Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan
(3) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
jejaring puskesmas (seperti fasyankes sawsta dll) ke
puskesmas
(4) Adanya usia lanjut yang mendapatkan pelayanan di luar
wilayah kerja Kabupaten Jombang
(5) Terbatasnya biaya
(6) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat yang salah
satunya disebabkan oleh faktor sosial budaya
(7) Ketersediaan sumber daya terbatas
(8) Adanya kematian/mortalitas usia lanjut
(9) Perpindahan penduduk/migrasi
Untuk itu perlu dilakukan intervensi penyelesaian
masalah sehingga pada tahun berikutnya capaian SPM
untuk indikator pelayanan usia lanjut mencapai 100%.
b) Usia lanjut di luar wilayah kerja Kabupaten Jombang tetap
dilayani dan dicatat tetapi tidak masuk sebagai cakupan
pelayanan di Kabupaten Jombang melainkan dilaporkan ke
Kabupaten/Kota sesuai dengan alamat tinggal usia lanjut
tersebut.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Strip uji
pemeriksaan : • Gula darah • kolesterol
Sesuai jumlah sasaran warga negara usia lanjut (≥ 60 tahun)
• Pemeriksaan kadar gula darah dan kolesterol dalam darah
2 Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS), Instrumen Abbreviated
Sesuai jumlah sasaran warga negara usia lanjut (≥ 60 tahun)
• Pemeriksaan kesehatan usia lanjut (≥ 60 tahun) meliputi pemeriksaan status mental,
48
No Barang Jumlah Fungsi Mental Test (AMT), dan Instrumen Activity Daily Living (ADL) dalam paket Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
status kognitif dan tingkat kemandirian pada usia lanjut.
3 Buku kesehatan Lansia
Sesuai jumlah sasaran warga negara usia lanjut (≥ 60 tahun)
• Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan usia lanjut (≥ 60 tahun)
• Media KIE
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia
Kesehatan
(1) Tenaga Kesehatan :
(i) Dokter, atau
(ii) Bidan, atau
(iii) Perawat
(iv) Gizi
(v) Tenaga kesehatan masyarakat
(2) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu, kader kesehatan.
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran usia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih) di
wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/riset yang
terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
2) Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
dan/atau kunjungan rumah.
49
3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining
yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
menular dan penyakit tidak menular meliputi :
(i) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
(ii) Pengukuran tekanan darah
(iii)Pengukuran gula darah
(iv) Pemeriksaan gangguan mental
(v) Pemeriksaan gangguan kognitif
(vi) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
(vii) Anamnesa perilaku berisiko
4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :
(i) Melakukan rujukan jika diperlukan
(ii) Memberikan penyuluhan kesehatan
Keterangan :
Berikut form Instrumen skrining kesehatan usia lanjut yang
digunakan :
(a) Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS)
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) Tanggal : ....................................... Nama : ............................................. Umur/Jenis Kelamin : ............ Tahun/ .................. Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu terakhir. NO PERTANYAAN SKOR 1 Apakah anda pada dasarnya puas
dengan kehidupan anda ? YA TIDAK
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan minat / kesenangan anda ?
YA TIDAK
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa ?
YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan ? YA TIDAK 5 Apakah anda mempunyai semangat
baik setiap saat ? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
YA TIDAK
50
NO PERTANYAAN SKOR 7 Apakah anda merasa bahagia pada
sebagian besar hidup anda ? YA TIDAK
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
YA TIDAK
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
YA TIDAK
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan ?
YA TIDAK
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat kini ?
YA TIDAK
13 Apakah anda merasa penuh semangat ?
YA TIDAK
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
YA TIDAK
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda ?
YA TIDAK
TOTAL SKOR
Panduan pengisian instrumen GDS :
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa akan menanyakan
keadaan perasaannya dalam dua minggu terakhir, tidak ada
jawaban benar salah, jawablah ya atau tidak sesuai dengan
perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini.
b. Bacakan pertanyaan nomor 1-15 sesuai dengan kalimat yang
tertulis, tunggu jawaban pasien. Jika jawaban kurang jelas,
tegaskan lagi apakah pasien ingin menjawab ya atau tidak.
Beri tanda (lingkari) jawaban pasien tersebut.
c. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah
51
jawaban yang bercetak tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang
bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar
ada gangguan depresi.
e. Jumlah skor 10 atau lebih menunjukkan ada gangguan
depresi.
b) Instrumen Abbreviated Mental Test (AMT)
INSTRUMEN ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT) Tanggal : ................................... Nama : ................................... Umur / Jenis Kelamin : ...... tahun/ ...............
No Pertanyaan Salah = 0
Benar =1
A Berpakah umur Anda ? B Jam Berapa sekarang ? C Di mana alamat rumah anda ? D Tahun berapa sekarang ? E Saat ini kita sedang berada di mana ? F Mampukah pasien mengenali dokter
atau perawat ?
G Tahun berapa Indonesia merdeka ? H Siapa nama presiden RI sekarang ? I Tahun berapa Anda lahir ? J Menghitung mundur dari 20-1 Jumlah skor : K Perasaan hati (afek) : pilih yang sesuai dengan kondisi
pasien 1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5.
Cemas
Cara Pelaksanaaan :
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri
tanda centang (v) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1)
jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak
dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
52
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- Skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- Skor 0-3 gangguan ingatan berat
c) Form penilaian Activity Daily Living (ADL) dengan instrumen
Indeks Barthel Modifikasi.
PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DENGAN
INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI
Tanggal : ...................................
Nama : ................................... Umur / Jenis Kelamin :
...... tahun/ ...............
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL 1 Mengendalikan
rangsang Buang Air Besar (BAB)
0 1 2
Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) Kadang-kadang tak terkendali (1x / minggu) Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang Buang Air Kecil (BAK)
0 1 2
Tak terkendali atau pakai kateter Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x 24 jam) Mandiri
3 Membersihkan diri (mencuci wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi)
0 1
Butuh pertolongan orang lain Mandiri
4 Penggunaan WC (keluar masuk WC, melepas/ memakai celana, cebok, menyiram)
0 1
Tergantung Pertolongan orang lain Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat
53
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL 2
mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain Mandiri
5 Makan minum (jika makan harus berupa potongan, dianggap dibantu)
0 1
2
Tidak mampu Perlu ditolong memotong makanan Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur)
0 1 2 3
Tidak mampu Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) Bantuan minimal 1 orang Mandiri
7 Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan, menjalankan kursi roda)
0 1 2 3
Tidak mampu Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang Mandiri
8 Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu, mengencangkan sabuk)
0 1 2
Tergantung orang lain Sebagian dibantu (mis : mengancing baju) Mandiri
9 Naik turun tangga 0 1 2
Tidakmampu Butuh pertolongan Mandiri
10 Mandi 0 1
Tergantung orang lain Mandiri
Skor Total
Skor Penilaian ADL dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi : 20 : Mandiri (A) 12-19 : Ketergantungan ringan (B) 9-11 : Ketergantungan sedang (B) 5-8 : Ketergantungan berat (C)
54
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1) Pendataan sasaran Lansia
1) Petugas Baiya transport petugas/BBM untuk pendataan sasaran usia lanjut
Jumlah petugas x Biaya transport x Jumlah kegiatan pendataan
2) Formulir Pengadaan fromulir
1 formulur x kegitaan pendataan
2) Skrining Kesehatan Lansia
1) Alat kesehatan
Pengadaat Lansia Kit
3 paket (per puskesmas, jaringannya, serta jejaring) dapat terintegrasi dengan paket pengadaan peralatan Puskesmas
Strip uji pemeriksaan kadar fula darah dan kolesterol
Sesuai jumlah sasaran wraga negara usia lanjut 1 strip uji pemeriksaan gula darah dan kolesterol x jumlah sasaran usia lanjut
2) Form Instrumen Pemeriksaan
Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS, Instrumen AbbreviatedMental Test (AMT), dan Instrumen Actitivity Daily Living (ADL) dalam paket instrumen P3G
Sesuai jumlah sasaran usia lanjut 1 instrumen pemeriksaan x jumlah sasaran usia lanjut
55
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
3) Petugas Biaya transport petugas/BBM ke Posyandu lansia/Posbindu/Panti Wreda/Kunjungan rumah
Jumlah petugas x Biaya Transport x Jumlah Kunjungan
3) Pencatatan dan pelaporan termasuk pemberian Buku Kesehatan Lansia
1) Buku Kesehatan Lansia
2) Formulir pencatatan dan Pelaporan
3) ATK
Pengadaan Buku Kesehatan Lansia
1 Buku x Jumlah sasaran usia lanjut
Pengadaan formulir dan ATK
1 paket x jumlah Posyandu Lansa/Posbindu
4) Pelayanan rujukan
petugas Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Biaya Transport x Jumlah rujukan
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
a. Pernyataan Standar
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar meliputi :
1) Pengukuran tekanan darah
2) Edukasi
56
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita
hipertensi, dinilai dari persentase jumlah penderita hipertensi usia
15 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penderita Hipertensi Usia ≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun Jumlah estimasi pederita hipertensi Usia ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama
X 100%
Catatan :
Estimasi penderita Hipertensi Kabupaten Jombang berdasarkan
prevalensi data Riskesdas terbaru.
Nominator : Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun. Pelayanan hipertensi sesuai standar terdiri dari :
pengukuran dan monitoring tekanan darah, edukasi dan terapi
farmokologi.
Denominator : Jumlah estimasi penderita hipertensi usia ≥15
tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka
prevalensi kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun
yang sama.
e. Contoh Perhitungan
1) Prevalensi kasus hipertensi di Kabupaten ”H” adalah 22%
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, dan jumlah Warga
Negara usia 15 tahun ke atas di Kabupaten ”H” pada tahun 2018
adalah 2,3 juta orang. Jumlah estimasi penderita hipertensi yang
57
berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten ”H” tahun 2018 adalah
(22 x 2,3 juta) / 100 = 506.000 penderita hipertensi. Jumlah
penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar 345.000 orang. Jadi persentase penderita hipertensi
yang mendapat pelayanan kesehatan standar adalah :
= (345.000/506.000) x 100%
= 68,18%.
Fasilitas Pelayanan kesehatan
Jumlah Estimasi Penderita Hipertensi berdasarkan prevalensi Kabupaten
Penderita HT yang dilayani sesuai standar
Penderita HT yang dilayani tidak sesuai standar
Penderita HT yang tidak dilayani
Puskesmas dan jaringannya
245.000 60.000 45.000
Fasilitas Kesehatan swasta
100.000 40.000 16.000
506.000 345.000 100.000 61.000
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/ atau Jasa No Barang Jumlah Fungsi 1 Pedoman
pengendalian Hipertensi dan media KIE
Minimal 2 per Puskesmas
Panduan dalam melakukan penatalaksanakan dan edukasi sesuai standar
2 Tensimeter Sesuai kebutuhan
Mengukur tekanan darah
3 Formulir pencatatan dan Pelaporan Aplikasi Sistem Informasi PTM
Sesuai kebutuhan
Pencatatan dan Pelaporan
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
Kesehatan
58
Tenaga kesehatan meliputi :
(a) Dokter, atau
(b) Bidan, atau
(c) Perawat
(d) Tenaga kesehatan masyarakat
No Kegiatan SDM Kesehatan 1 Pengukuran Tekanan
Darah Dokter atau Tenaga Kesehatan yang berkompeten atau tenaga kesehatan yang lain yang terlatih
2 Edukasi Dokter dan/atau Tenaga Kesehatan yang berkompeten dan/atau tenaga kesehatan yang terlatih.
3 Terapi Farmakologi Dokter g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh Kepala
Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi :
(a) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan.
(b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum
obat.
(c) Melakukan rujukan jika diperlukan.
Keterangan :
Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan
pelayanan terapi farmakologi.
h. Teknik Penghitungan Biaya
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume 1. Melakukan
pendataan penderita Hipertensi menurut wilayah kerja Fasilitas kesehatan
Petugas Pendataan penderita Hipertensi
Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Transport x jumlah kegiatan pendataan x jumlah puskesmas
59
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume Tingkat Pertama Penderita
Hipertensi Data jumlah penderita Hipertensi
Alat kesehatan
Pengadaan kit Posbindu PTM sesuai Permenkes yang berlaku
Terintegrasi dengan pengadaan sarana dan prasarana skrining PTM
Formulir Pengadaan formulir
1 paket x kegiatan Pendataan x Jumlah Puskesmas
2. Melakukan penemuan kasus Hipertensi untuk seluruh pasien usia ≥15 tahun di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Petugas Pelayanan Skrining
Alat Kesehatan
Pengadaan Tensimeter digital
Tensimeter dengan pengadaan sarana dan prasarana skrining PTM dan alkes di Puskemas/FKTP
Penderita Hipertensi
Data Jumlah Penderita Hipertensi
2. Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi untuk perubahan gaya hidup (diet seimbang, istirahan yang cukup, aktifitas fisik, dan kelola stress) serta edukasi kepatuhan minum obat dan/atau terapi
Petugas Pelayaanan Kesehatan dan KIE pada penderita Hipertensi
Penderita Hipertensi
Data Jumlah Penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuia standar
Media KIE Pengganadaan Bahan/Media KIE
1 paket x Jumlah Puskesmas
Obat Pengadaan obat Terintegrasi
60
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume farmakologi Hipertensi dengan paket
pengadaan obat Puskesmas, sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di daerah
3. Melakukan rujukan ke FKRTL sesuai kriteria
Petugas Pelayanan rujukan kasus hipertensi sesuai kriteria rujukan
Penderita Data jumlah penderita Hipertensi yang dirujuk
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
a. Pernyataan Standar
Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh
penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas sebagai
upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus sesuai standar
meliputi :
1) Pengukuran gula darah;
2) Edukasi.
3) Terapi Farmakologi
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita
61
DM dinilai dari persentase penderita DM usia 15 tahun ke atas
yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penderita Diabetes Mellitus usia ≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun Jumlah estimasi penderita Diabetes Mellitus usia ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan angka prevalensi Kbaupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
X 100%
Catatan :
Nominator : Jumlah penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun di
dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Denominator : Jumlah estimasi penderita diabetes mellitus usia
≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjanya berdasarkan
angka prevalensi kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.
e. Contoh Perhitungan
1) Kabupaten ”I” mempunyai jumlah warga negara usia ≥15 tahun
sebesar 10.000 jiwa. Berdasarkan prevalensi DM usia ≥15 tahun
kabupaten ”I” sebesar 6,9% maka estimasi jumlah penderita DM
usia ≥15 tahun di kabaputen tersebut adalah sebesar 690 orang.
Dari laporan yang ada kasus yang sudah ditangani di FKTP
sesuai standar sebesar 390 orang, dari upaya penjaringan
skrining kesehatan sesuai standar ditemukan 100 kasus DM
baru. Kasus ini dipantau akses ke pelayanan kesehatan oleh
Pemerintah Kabupaten agar penderita DM mendapatkan
62
pelayanan kesehatan sesuai standar di fasilitas kesehatan yang
mampu menangani.
Dari hasil pemantauan di akhir tahun diketahui 390 kasus DM
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, 10 orang
penderita DM menolak/tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. Pelayanan DM di fasyankes swasta semuanya
dilayani sesuai standar, sehingga capaian kinerja pemerintah
Kabupaten ”I” dalam pencapaian pelayanan kesehatan
penyandang DM adalah :
380 + 100 x 100% = 69,6% 690
Jadi capaian pelayanan DM di kabupaten tersebut hanya 69,6%,
dari estimasi penderita DM usia ≥15 tahun yang harus dilayani
di kabupaten tersebut, sehingga perlu strategis untuk
menjangkau penderita DM yang belum terlayani sesuai standar
ataupun sama sekali belum mendapatkan pelayanan kesehatan
di kabupaten tersebut.
Fasilitasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah estimasi
penderita DM berdasarkan prevalensi kabupaten
Jumlah yang
Dilakukan Pelayanan DM sesuai Standar
Jumlah yang Tidak
Dilayani Sesuai
Standar
Jumlah yang Tidak
Dilayani
Keterangan
Puskesmas dan Jaringanya
380 10 - 10 orang dinyatakan DM namun tidak diperiksa sesuai standar.m 290 orang yang tidak mendapatkan layanan DM
Fasyankes Swasta
100 - - Semua dilayani sesuai standar
JUMLAH 690 480 10 - 200 orang
63
Fasilitasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah estimasi
penderita DM berdasarkan prevalensi kabupaten
Jumlah yang
Dilakukan Pelayanan DM sesuai Standar
Jumlah yang Tidak
Dilayani Sesuai
Standar
Jumlah yang Tidak
Dilayani
Keterangan
yang belum terseleksi sehingga belum ditatalaksana
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Glukometer
Strip tes Gula Darah Kapas Alkohol Lancet
Sesuai kebutuhan Sesuai sasaran Sesuai sasaran Sesuai sasaran
Melakukan pemeriksaan Gula Darah
2 Formulir pencatatan dan pelaporan Aplikasi SI PTM
Sesuai kebutuhan
Pencatatan dan pelaporan
3 Pedoman dan media KIE Minimal 2 per Puskesmas
Panduan dalam melakukan penatalaksanaan sesuai standar
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi :
(e) Dokter, atau
(f) Bidan, atau
(g) Perawat
(h) Gizi
(i) Tenaga kesehatan masyarakat
No Kegiatan SDM Kesehatan 1 Pengukuran Kadar Gula Darah Dokter/Tenaga kesehatan
yang berkompeten 2 Edukasi gaya hidup dan/atau
nutrisi Dokter/Tenaga kesehatan yang berkompeten
3 Terapi Farmakologi Dokter
64
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan diabetes melitus adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang meliputi :
(a) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan
di fasilitas pelayanan kesehatan
(b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
(c) Melakukan rujukan jika diperlukan
Keterangan :
Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan
pelayanan terapi farmakologi.
h. Teknik Penghitungan Biaya
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume
1. Melakukan pendataan penderita DM menurut wilayah kerja Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama
Petugas Pendataan penderita DM
Biaya transport petugas/BBM
Jumlah petugas x Transport x jumlah kegiatan pendataan x jumlah puskesmas
Penderita DM
Data jumlah penderita DM
Formulir Pengadaan Formulir
1 paket x kegiatan Pendataan x Jumlah Puskesmas
2. Melakukan Skrining penderita DM untuk seluruh pesiewn di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Petugas Pelayanan Skrining
Alat kesehatan
Pengadaan Glucometer
Terintegrasi dengan pengadaan sarana dan prasarana skrining PTM
Penderita DM
Dtaa Jumlah penderita DM
65
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume
Pertama 3. Melakukan
Pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi tentang diet makaann dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi
Petugas Pelayanan kesehatan dan KIE pada penderita DM
Penderita DM
Data Jumlah penderita DM
Bahan edukasi
Penggandaan Bahan edukasi
1 paket x Jumlah Puskesmas
Obat Pengadaan Obat DM yang todak termasuk dalam pengadaan obat JKN
Terintegrasi dengan paket pengadaan obat Puskesmas, sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di daerah
Alat Kesehatan
Pengadaan Posbindu Kit PTM
Terintegrasi dengan pengadaan dan prasarana skrining PTM
4. Melakukan Rujukan ke FKRTL untuk pencegahan komplikasi
Petugas Penderita DM
Data Jumlah Penderita DM yang dirujuk
5. Penyediaan peralatan kesehtaan DM
Pemeriksaan Kesehatan DM
Pengadaan Alat dan Reagen (Bahan Habis Pakai) Pemeriksaan kesehatan DM
1 paket x Jumlah kasus
6. Penyediaan Obat DM
Obat DM Pengadaan Obat DM
Terintegrasi dengan paket pengadaan obat Puskesmas
7. Pencatatan dan Pelaporan
Terintegrasi dengan pencatatan dan pelaporan SPM
8. Monitoring dan Terintegrasi
66
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume
Evaluasi dengan monitoring dan evaluasi layanan dan mutu SPM Bidang kesehatan lainnya
10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
a. Pernyataan Standar
Setiap orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah Kabupaten Jombang
wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik
akut dan Skizofrenia meliputi :
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa;
2) Edukasi
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi ODGJ Berat,
dinilai dari jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayananan kesehatan jiwa sesuai standar
=
Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja kab/kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di wilayah kerja Kab / Kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
X
100%
67
Catatan :
Nominator : Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kabupaten
Jombang yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun.
Denominator : Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di
wilayah kerja Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun
yang sama.
Contoh penentua estimasi di awal tahun.
Pada tahun 2018, prevalensi ODGJ berat pada Provinsi A
berdasarkan Riskesdas terkini adalah 4/1000 rumah tangga.
Jumlah rumah tangga Kab/Kota B di Provinsi A tahun 2018 adalah
100.000 rumah tangga. Target sasaran jumlah rumah tangga
dengan ODGJ berat yang menjadi sasaran kinerja di Kab/Kota B
sebanyak = 0,004 x 100.000 = 400 rumah tangga dengan ODGJ
berat. Dengan asumsi 1 rumah tangga ada 1 ODGJ berat, maka di
Kab/Kota B terdapat 400 ODGJ berat.
Sehingga untuk merencanakan kegiatan didapatkan
estimasi/perkiraan di Kab/Kota B, provinsi A terdapat 400 ODGJ
berat pada tahun 2018 sebagai target sasaran kinerja dalam kurun
waktu satu tahun.
Kesimpulan :
Estimasi/perkiraan target sasaran kinerja di Kab/Kota B di tahun
2018 adalah 400 ODGJ berat.
e. Contoh Perhitungan
1) Nominator : Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kab/Kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun.
Denominator : Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di
wilayah kerja Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
68
Estimasi/perkiraan target sasaran kinerja di Kabupaten B di
tahun 2018 adalah 400 ODGJ berat. Namun hanya 350 dari
proyeksi 400 kasus yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar.
Sehingga capaian kinerja pemerintah Kabupaten B dalam kurun
satu tahun adalah :
350 x 100% = 87,5%.
400
Kesimpulan :
Kinerja Kab/Kota B di tahun 2018 adalah 87,5%. Terdapat
kesenjangan antara jumlah ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dengan jumlah ODGJ
berat berdasarkan data proyeksi di wilayah kerja Kabupaten B,
provinsi A tahun 2018.Untuk itu perlu dilakukan analisis faktor-
faktor masih adanya ODGJ berat yang belum mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar, sehingga didapatkan
strategi untuk menutup kesenjangan tersebut di tahun mendatang.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Buku Pedoman
Diagnosis Penggolongan Gangguan Jiwa (PPDGJ III) atau buku Pedoman Diagnosis Penggolongan Gangguan Jiwa terbaru (bila sudah tersedia)
Minimal 1 per Puskesmas
Pedoman gejala klinis ODGJ (Psikotik akut dan Skizofrenia) untuk menentukan diagnosis
2 Kit berisi 2 alat Fiksasi Sesuai kebutuhan
Alat Fiksasi sementara yang digunakan saat ODGJ dalam kondisi akut/gaduh gelisah
3 Penyediaan Formulir Pencatatan dan Pelaporan
Sesuai kebutuhan
Pencatatan dan Pelaporan
4 Media KIE Sesuai Media
69
No Barang Jumlah Fungsi kebutuhan komunikasi,
Informasi, dan Edukasi sebagai alat penyuluhan
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
Kesehatan
Pelayanan kesehatan Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat dilakukan oleh minimal 1 orang dokter dan/atau
perawat terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan lainnya. Jenis
pelayanan dan sumber daya kesehatan yang dibutuhkan
sebagai berikut :
No Kegiatan SDM Kesehatan 1 Pemeriksaan
kesehatan Jiwa Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan terlatih
a Pemeriksaan status mental
Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan terlatih
b Wawancara Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan terlatih
2 Edukasi Dokter dan/atau Perawat yang terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan terlatih
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi :
(a) Pemeriksan status mental
(b) Wawancara
3) Edukasi kepatuhan minum obat.
4) Melakukan rujukan jika diperlukan.
h. Teknik Perhitungan Pembiayaan
70
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume 1. Penderita ODGJ
berat menurut data estimasi wilayah kerja Fasilitas Kesehtaan Tingkat Pertama (FKTP)
Tenaga Kesehatan
Pendataan ODGJ berat
Biaya transport petugas/BBM
Jumlah tenaga kesehatan x Transport x jumlah kegiatan pendataan x jumlah Fasilitas Kesehtaan Tingkat Pertama (FKTP)
Materi KIE Penggandaan Materi
1 paket penggandaan materi KIE x jumlah ODGJ
Buku Kerja (ODGJ, Perawat, Kader)
Penggandaan buku kerja
Buku kerja x Jumlah ODGJ Buku Kerja x Jumlah perawat Buku Kerja x Jumlah kader
Paket Formulir Pencatatan dan Pelaporan
Penggandaan Formulir
1 Paket penggandaan formulir x kegiatan pendataan x jumlah Fasilitas Kesehtaan Tingkat Pertama (FKTP)
2. Melakukan diagnosis terduga ODGJ berat dan melakukan penatalaksanaan medis
Dokter Buku PPDGJ-III (ICD-10)
1 dokter x 1 PPDGJ-III (ICD-10) x jumlah Fasilitas Kesehtaan Tingkat Pertama (FKTP)
Data estimasi Diagnosis jumlah ODGJ berat
ODGJ berat Jumlah ODGJ berat
3. Pelaksanaan kunjungan
Tenaga kesehatan
Biaya transport tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan atau
71
Langkah Kegiatan variabel Komponen Volume rumah (KIE Keswa, melatih perawatan diri, minum obat sesuai anjuran dokter dan berkesinambungan, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja sederhana)
(Dokter dan atau perawat)
atau kader/BBM per kunjungan rumah (unit cost disesuaikan dengan standar biaya yang berlaku di daerah setempat)
kader x Standar Biaya Transpor x Jumlah Kunjungan rumah
4. Melakukan rujukan ke FKRTL atau Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Dokter dan atau perawat fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Biaya Transport tenaga kesehatan/BBM per Rujukan (unit Cost disesuaikan dengan standar biaya yang berlaku di daerah setempat)
Jumlah tenaga kesehatan x Standar Biaya Transport x 30% Jumlah ODGJ x Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Kit berisi 2 alat Fiksasi
Alat Fiksasi tangan dan kaki
2 Alat Fiksasi x Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Laporan Data monitoring dan evaluasi
Terintegrasi dengan laporan SPM di FKTP
11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberculosis
a. Pernyataan Standar
Setiap orang terduga Tuberculosis (TBC) mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar kepada orang terduga TBC di wilayah
kerja Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun.
72
b. Pengertian
1) Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga
TBC meliputi :
i) Pemeriksaan klinis
ii) Pemeriksaan Penunjang
iii) Edukasi
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga
TBC dinilai dari persentase jumlah orang terduga TBC yang
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayananan TBC sesuai standar
=
Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah orang terduga TBC
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
Catatan :
1) Orang terduga TB adalah seseorang yang menunjukkan gejala
batuk >2 minggu disertai dengan gejala lainnya.
2) Nominator : jumlah orang terduga TBC yang dilakukan
pemeriksaan penunjang dalam kurun waktu satu tahun.
3) Denominator : Jumlah orang yang terduga TBC dalam kurun
waktu satu tahun yang sama.
e. Contoh Perhitungan
1) Jumlah penduduk Kabupaten ”K” adalah 1.500.000 jiwa. Pada
tahun 2018 dilakukan skrining pada kelompok risiko terkena TB
(Rumah Tahahan, pondok pesantren, keluarga, penderita TBC,
penderita HIV dll). Dari 200.000 yang diperiksa, 20.000
menunjukkan gejala TBC. Untuk memastikan adanya penyakit
73
TBC 15.000 orang dilakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas
kesehatan untuk pemeriksaan dahak.
Perhitungan :
Jumlah orang terduga TBC : 20.000 orang
Jumlah terduga TBC yang dilayani sesuai standar : 15.000
orang
Capaian kinerja : (15.000 / 20.000) x 100% = 60%.
Kesimpulan : Capaian kinerja Pemerintah Daerah (SPM) belum
tercapai.
Catatan : Mengingat capaian pelayanan terduga TBC sesuai
standar masih di bawah target, diperlukan rencana strategis
tahun depan untuk menjangkau orang yang mendapat
pelayanan dan tatalaksana sesuai standar. Perlu dianalisis
sebab-sebab masyarakat belum berkunjung apakah persoalan
sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau
mendapat pelayanan terduga TBC.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/ atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi
1 Media KIE (leaflet, lembar balik, poster, banner)
Sesuai Kebutuhan Menyampaikan informasi tentang TBC
2 Reagen Zn TB Sesuai jumlah sasaran terduga TBC
Bahan pemeriksaan Terduga TBC
3 Masker jenis rumah tangga dan Masker N95
Sesuai jumlah sasaran terduga TBC
Pencegahan penularan TBC
4 Pot dahak, kaca slide, bahan habis pakai (Oil Emersi, Ether Alkohol, lampu spirtus/bunsen, ose/lidi) rak pengering
Sesuai Kebutuhan Bahan pemeriksaan Terduga TBC
74
No Barang Jumlah Fungsi
5 Catridge tes Cepat Molekuler
Sesuai Kebutuhan Bahan pemeriksaan Terduga TBC
6 Formulir pencatatan dan pelaporan
Sesuai Kebutuhan Pencatatan dan pelaporan
7 Pedoman / standar operasional prosedur
Sesuai Kebutuhan Panduan dalam melakukan penatalaksanaan sesuai standar
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
Kesehatan
1) Tenaga Kesehatan :
i) Dokter/dokter spesialis penyakit dalam /spesialis paru,
atau
ii) Perawat
iii) Analis teknik Laboratorium Medik (ATLM)
iv) Penata Rontgen
v) Tenaga Kesehatan Masyarakat
2) Tenaga Non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu; kader kesehatan
Jenis pelayanan dan sumber daya kesehatan yang
dibutuhkan sebagai berikut :
No Kegiatan SDM Kesehatan
1 Pemeriksa Klinis Perawat / dokter 2 Pemeriksaan Penunjang Analis Teknik Laboratorium
Medik (ATLM) 3 Edukasi/ Promosi Tenaga Kesehatan
Masyarakat / Bidan/ Perawat/ Dokter
4 Melakukan rujukan Dokter
75
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran orang terduga TBC menggunakan data
orang yang kontak erat dengan penderita TBC dan ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
2) Pemeriksaan klinis
Pelayanan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun, adalah pemeriksaan gejala dan tanda.
3) Pemeriksaan penunjang, adalah pemeriksaan dahak dan/atau
bakteriologis dan/atau radiologis.
4) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan.
5) Melakukan rujukan jika diperlukan.
h. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME 1. Pemeriksaan Kinis
a. Pemeriksaan klinis di luar gedung
petugas Transport Jumlah petugas x jumlah keluarga yang diskrining/kontak investigasi/follow up x jumlah kunjungan
b. Pemeriksaan klinis dalam gedung
Petugas Jasa Pelayanan
1 paket
2. Pemeriksaan Penunjang
Alat Bahan Pot Dahak Jumlah pot dahak x perkiraan terduga TBC (kegiatan terintegrasi dengan pengadaan dalam gedung)
Pendataan Formulir Jumlah lembar formulir skrining x perkiraan terduga TBC
Pemeriksaan Kaca Slide Perkiraan jumlah terduga TBC x
76
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME Jumlah pemeriksaan SP/PS (5 buah) unit cost x satuan harga
Reagen Perkiraan jumlah TBC x Jumlah pemeriksaan SP/PS (1 paket reagen/10) x satuan harga
Carttridge Tes Cepat molekuler
Sesuai kebutuhan
Bahan Lab. Lainnya (Oase, oil imersi, dll)
Jumlah bahan Lab (paket) x terduga TBC
Alat pelindung diri
Masker rumah tangga
Jumlah sasaran terduga TBC x jumlah masker (pemakaian 2 bulan=60) x unit cost
Maskker N95 Jumlah sasaran terduga TBC resistan Obat x jumlah kebutuhan masker (pemakaian 2 bulan) x unit cost
3. Edukasi Petugas Transport Jumlah petugas x Transport x jumlah penyuluhan x jumlah puskesmas (dapat terintegrasi dengan program lain)
Media KIE Cetak Media KIE
1 paket x Jumlah Puskesmas
Peserta Konsumsi Snack
77
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME (disesuaikan kebutuhan/kondisi)
4. Rujukan Alat dan Bahan
Formulir rujukan
Sesuai kebutuhan
12. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Resiko Terinfeksi Vius yang
Melemahkan Daya Tahan Tubuh Manusia (Human
Immunodeficiency Virus = HIV)
a. Pernyataan Standar
Setiap orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang
wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
setiap orang dengan resiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV) di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada orang dengan risiko
terinfeksi HIV sesuai standar meliputi :
1) Edukasi perilaku berisiko
2) Skrining
Orang dengan risiko terinfeksi virus HIV yaitu :
1) Ibu hamil, yang setiap perempuan yang sedang hamil.
2) Pasien TBC, yaitu pasien yang terbukti terinfeksi TBC dan
sedang mendapat pelayanan terkait TBC
3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), yaitu pasien yang terbukti
terinfeksi IMS selain HIV dan sedang mendapat pelayanan
terkait IMS.
4) Penjaja seks, yaitu seseorang yang melakukan hubungan
seksual dengan orang lain sebagai sumber penghidupan utama
maupun tambahan, dengan imbalan tertentu berupa uang,
barang atau jasa.
78
5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), yaitu lelaki
yang pernah berhubungan seks dengan lelaki lainnya, sekali,
sesekali atau secara teratur apapun orientasi seksnya
(heteroseksual, homoseksual atau biseksual)
6) Transgender/Waria, yaitu orang yang memiliki identitas gender
atau ekspresi gender yang berbeda dengan jenis kelamin atau
seksnya yang ditunjuk saat lahir, kadang disebut juga
transeksual.
7) Pengguna napza suntik (penasun), yaitu orang yang terbukti
memiliki riwayat menggunakan narkotika dan/ atau zat adiktif
suntik lainnya.
8) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yaitu orang yang dalam
pembinaan pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM dan
telah mendapatkan vonis tetap.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan risiko
terinfeksi HIV dinilai dari persentase orang dengan risiko terinfeksi
HIV yang mendapatkan pelayanan HIV sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar
=
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV di Kabupaten
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
79
Catatan :
Nominator : Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV
(penderita TBC, IMS, penjaja seks, LSL, transgender,
penasun, WBP dan ibu hamil) yang mendapatkan
pelayanan (pemeriksaan rapid test R1) sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun.
Denominator : Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV di
Kabupaten dalam kurun waktu satu tahun yang
sama yang ditetapkan kepala daerah.
e. Contoh Perhitungan
Contoh kasus penyelesaian pelayanan dasar bagi orang dengan
risiko terinfeksi HIV di Kabupaten ”L”, pada tahun 2019. Jumlah
penduduk 220.412 jiwa dengan proyeksi estimasi sasaran jumlah
ibu hamil 4.939 orang, estimasi penderita TBC 634, estimasi
penderita IMS 5.681 orang. Estimasi populasi berperilaku risiko
tinggi terinfeksi HIV berturut – turut : WPS 146, LSL 451,
Transgender 17, Penasun 0, WBP 0 (tidak mempunyai Lapas).
Catatan dalam laporan orang yang datang ke pelayanan
kesehatan dan penjangkauan dalam satu tahun dari seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan dan telah ditelusur berdasarkan
kelompok target orang dengan risiko terinfeksi HIV. Kepala daerah
menetapkan hasil pemetaan/penemuan sebagai berikut : ibu hamil
4.954, penderita TBC 324, penderita IMS 2.618, WPS 164, LSL 201,
Transgender 29 dan penasun terlaporkan 1 orang. Semua orang
berisiko di dalam wilayah saat pelayanan tetap dilayani sekalipun
berasal dari daerah lain.
Laporan jumlah orang yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan atau yang secara aktif dikunjungi, yang dilakukan
pelayanan kesehatan berupa pemberian pemberian informasi dan
edukasi dan pemeriksaan skrining (deteksi dini) HIV dengan reagen
pertama, berturut-turut : perempuan hamil 4.954, penderita TBC
80
324, penderita IMS 2.618, WPS 164, LSL 201, seluruh transgender
sudah diperiksa yaitu sebanyak 29 orang dan seorang mantan
penasun.
Penilaian Kinerja Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal
bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV adalah sebagai berikut :
No Kelompok berisiko
terinfeksi HIV
Proyeksi Estimasi
Pemetaan/ Penemuan
Diperiksa HIV (Tes
Cepat HIV
Pertama)
Kinerja SPM HIV
%
1 Ibu Hamil 4.939 4.954 4.954 100 2 Penderita TBC 634 324 324 100 3 Penderita IMS 5.681 2.618 2.618 100 4 Penjaja Seks 146 164 164 100 5 LSL 451 201 201 100 6 Waria 17 29 29 100 7 Penasun 0 1 1 100 8 WBP 0 0 0 0 J U M L A H 11.868 8.291 8.291 100
Berdasarkan hasil pelayanan minimal tersebut diketahui
bahwa terdapat orang berisiko terinfeksi HIV dari luar wilayah yang
diberikan pelayanan.
f. 1) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
No Barang Jumlah Fungsi 1 Media KIE berupa
lembar balik, leaflet, poster, banner.
Sesuai kebutuhan Menyampaikan informasi tentang HIV AIDS
2 Tes Cepat HIV (RDT) pertama
Sesuai yang kebutuhan
Deteksi dini (Skrining) HIV
3 Bahan medis habis pakai - Handshoen - Alkohol swab - Plester - Lancet/jarum steril - Jarum+spuit yang
sesuai/vacuitainer
Sesuai yang kebutuhan
Pengambilan darah parifer dan atau vena
81
No Barang Jumlah Fungsi dan jarum sesuai
4 - Alat tulis - Rekam medis berisi
nomor rekam medis, Nomor fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana, nomor KTP/NIK
Sesuai yang kebutuhan
Pencatatan dan Pelaporan
2) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya anusia
Kesehatan
a) Tenaga Kesehatan :
(1) Dokter/ dokter Spesialis penyakit dalam/dokter spesialis
kulit dan kelamin, atau
(2) Perawat
(3) Bidan
(4) ATLM
(5) Tenaga kesehatan masyarakat
b) Tenaga non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu :
(1) Pendamping
(2) Penjangkauan
g. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran HIV ditetapkan oleh Kepala Daerah
berdasarkan orang yang berisiko terinveksi HIV (penderita TBC,
IMS, penjaja seks, LSL, transgender, WBP, dan ibu hamil).
2) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan
3) Skrining dilakukan dengan pemeriksaan Tes Cepat HIV minimal
1 kali dalam setahun.
4) Melakukan rujukan jika diperlukan.
82
h. Teknik penghitungan Pembiayaan
No Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
1 Penentuan sasaran
Orang yang berisiko terinfeksi HIV
Ibu Hamil Terintegrasi Populasi kunci
Jumlah Penderita TBC dan penderita IMS
Akses WBP 2 Pemetaan
penemuan kelompok sasaran
Petugas Biaya transport petigas (BBM)
Terintegrasi
Penemuan sasaran
Pelayanan pasif/aktif
Data individu sasaran
KTP/NIK
Formulir Pengadaan kartu penerima pelayanan dasar SPM Keehatan
Paket pengadaan kartu SPM
3 Promosi kesehatan dan penyuluhan
Media KIE Penyiapan, penyusunan dan pengadaan media KIE, termasuk koneksi internet
1 paket x jumlah fasyankes
Petugas Biaya transport petugas (BBM) dan honor
Jumlah petugas x transport x jumlah penyuluhan x jumlah fasyankes
4 Jejaring kerja dan Kemitraan
Tim / kelompok kerja
Penyiapan jejaring kerja, jaringan kerja dan mitra kerja
Terintegrasi
Petugas pada Jejaring kerja dan mitra
Peningkatan kapasitas petugas pada jejaring kerja dan mitra
Jumlah petugas pada jejaring kerja dan mitra x transport x jumlah kegiatan
Petugas Biaya transport petugas (BBM)
Jumlah petugas x transport x jumlah kegiatan
Reagen dan bahan medis habis pakai,
Rujukan bahan/spesimen
1 paket x sasaran
83
No Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
bahan/Spesimen Pelaporan dan
komunikasi Komunikasi dan koneksi internet
Terintegrasi
5 Sosilaisasi Pencegahan
Petugas Program HIV Dinas Kesehatan
Transport + Uang harian
Jumlah petugas x (transport + uang harian) x jumlah kegiatan
Materi sosialisasi
Penyiapan, penyusunan dan penggandaan materi sosialisasi pencegahan
1 paket
Materi pencegahan
Bahan habis pakai pencegahan
1 paket
Narasumber Honor + transport Jumlah orang x (honor+transport) x jumlah kegiatan
6 Pemeriksaan deteksi dini HIV
Ibu hamil, penderita TBC, penderita IMS, penjaja seks, LSL, transgender, penasun dan WBP
Data penerima layanan berupa Nomor KTP/NIK, kmputer, formulir penerima layanan
Terintegrasi
1) Pelayanan dalam gedung
Kunjungan ibu hamil, penderita TBC, penderita IMS, penjaja seks, LSL, transgender, penasun dan WBP di fasyankes dilayani sesuai tupoksi, kompetensi, kewenangan dan penugasan.
Data Jumlah ibu hamil, penderita TBC, penderita IMS, penjaja seks, LSL, transgender, penasun dan WBP
Terintegrasi
Petugas Petugas medis, paramedis petugas
Terintegrasi
84
No Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
laboratorium, petugas pendukung
Alat kesehatan Pengadaan paket deteksi dini HIV (Tes Cepat HI- (RDT) HIV pertama) sesuai kebutuhan
Jumlah sasaran
2) Pelayanan luar gedung
Lokasi sasaran populasi penjaja seks, LSL, transgender, penasun dan WBP
Lokasi sasaran populasi kunci dan lapas/rutan dalam wilayah
Terintegrasi
Petugas Petugas medis, paramedis petugas laboratorium, petugas pendukung
Terintegrasi
Honor, transpor, paket fullday
Alat kesehatan Pengadaan paket deteksi dini HIV (Tes Cepat HI- (RDT) HIV pertama) sesuai kebutuhan seperti di atas
7 Pencatatan dan pelaporan
Petugas pencatatan-analisis-pelaporan
Berbasis NIK Terintegrasi
Formulir pencatatan dan pelaporan deteksi dini HIV, kartu penerima layanan dasar
Pengadaan ATK dan fotokopi/komputer
Sistem informasi
Paket perangkat lunak dan perangkat keras,
85
No Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
jaringan internet 8 Monitoring
dan Evaluasi
- Petugas Puskesmas ke desa/lokasi sasaran, jejaring kerja dan jaringan kerja.
- Petugas Dinas Kesehatan ke Puskesmas
Transpor + uang harian
Terintegrasi
Daftar tilik Monev HIV & IMS
Penggandaan Daftar Tilik Monev HIV & IMS
Umpan balik hasil monev
Laporan dalam bentuk elektronik dan laporan tertulis
9 Penilaian kinerja SPM
Tim / Petugas Transpor + uang harian
Jumlah orang x (transpor + uang harian) x jumlah kegiatan
Kompilasi beban internal dan beban eksternal tingkat kabupaten
Biaya rapat Terintegrasi
Pelaporan capaian pelaksanaan pelayanan dasar SPM tiap 3 bulan
Pembuatan laporan capaian
Petugas Petugas medis, paramedis, petugas laboratorium, petugas pendukung
10 Rujukan jika diperlukan
Ibu hamil dengan HIV, penderita TBC
- Pengadaan pemeriksaan lain yang
1 paket x sasaran
86
No Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
dengan HIV, penderita IMS dengan HIV, populasi kunci (penjaja seks, LSL, trans gender, penasun) dengan HIV, WBP dengan HIV
diperlukan - Pengadaan buku
saku bagi ODHA
Petugas medis/ paramedis/ lainnya
Refreshing/ sosialisasi/ orientasi/ On the Job Training (OJT) kompetensi, kewenangan dan penugasan bila diperlukan
1 paket x jumlah petugas
II. PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN
1. Desa Siaga Purnama Mandiri
a. Pernyataan Standar
Setiap Desa/Kelurahan yang ada diwilayah kerja wajib untuk
diupayakan menjadi desa siaga aktif berstrata Purnama atau
Mandiri.
Setiap Puskesmas wajib memberikan Pelayanan Pemberdayaan
Masyarakat Desa/Kelurahan Siaga pada semua desa di wilayah
kerjanya agar menjadi Desa Siaga Aktif berstrata Purnama atau
Mandiri.
b. Pengertian
1) Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
2) Desa Siaga Purnama-Mandiri adalah desa siaga yang memenuhi
8 indikator desa siaga minimal nilai C.
87
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
mengupayakan desa siaga aktif terhadap desa yang ada dinilai dari
perbandingan Desa yang memenuhi kriteria desa siaga Purnama-
Mandiri (8 indikator minimal nilai C) dengan jumlah desa siaga
yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Desa Siaga Purnama Mandiri
=
Jumlah Desa Siaga Purnama Mandiri
Jumlah semua desa siaga yang ada
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”A” terdapat 250 desa siaga aktif. Dari desa siaga
yang ada ini setelah dilakukan Pengukuran Perkembangan Desa
Siaga, menunjukan hasil bahwa terdapat 100 desa siaga
Pratama, 75 desa siaga Madya dan 50 Desa Siaga Purnama serta
25 desa siaga mandiri.
Capaian kinerja Kabupaten ”A” dalam mengupayakan
pemberdayaan masyarakat Desa Siaga Purnama Mandiri adalah
(50 + 25) / 250 x 100% = 30%
2) Puskesmas ”A” mempunyai mempunyai wilayah kerja 5 desa,
setelah dilakukan pengukuran perkembangan Desa Siaga,
menunjukan hasil, 2 desa siaga berstrata Pratama, 2 desa
berstrata Madya dan 1 desa berstrata Purnama.
Capaian kinerja Puskemas ”A” dalam mengupayakan
pemberdayaan masyarakat Desa Siaga Purnama Mandiri adalah
1 / 5 x 100% = 20%
f. Target Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan Siaga Purnama Mandiri adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 20% 25% 30% 55% 40% 45%
88
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Advokasi kepada pemangku kebijakan desa untuk
pengupayaan desa siaga berstrata purnama atau mandiri.
2) Bina suasana lintas program dan lintas sektor dan masyarakat
sasaran untuk pengupayaan desa siaga berstrata purnama
atau mandiri.
3) Pelaksanaan Pengukuran Perkembangan Desa Siaga
4) Rekapitulasi Pengukuran Perkembangan Desa Siaga
5) Pencatatan dan Pelaporan
h. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan dengan Format Kemandirian Desa siaga,
sedangkan evaluasi dilakukan dengan Format laporan tahunan
hasil pengukuran Perkembangan Desa Siaga.
i. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga Koordinator Promkes Puskesmas
2) Tenaga Bidan di Puskesmas
3) Tenaga Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
2. Posyandu Purnama Mandiri
a. Pernyataan Standar
Setiap Posyandu yang ada wajib diupayakan menjadi Posyandu
yang berstrata Purnama atau Mandiri.
b. Pengertian
1) Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas
terkait.
2) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
89
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/ sosial dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian bayi.
3) Posyandu Purnama Mandiri adalah Posyandu yang memiliki skor
telaah kemandirian Posyandu minimal 75 (versi Dinas Kesehatan
Jawa Timur).
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
mengupayakan Posyandu Purnama mandiri terhadap Posyandu
yang ada dinilai dari persentase Posyandu yang memenuhi
penilaian telaah kemandirian Posyandu dengan skor minimal 75
(versi Jawa Timur) dibandingkan dengan jumlah Posyandu yang
ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Posyandu Purnama Mandiri
=
Jumlah Posyandu Purnama Mandiri
Jumlah seluruh Posyandu
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Kabupaten ”A” telah melakukan telaah kemandirian Posyandu
terhadap 2000 Posyandu dengan hasil sebagai berikut :
No Nama Puskesmas
Strata Posyandu Pratama
Strata Posyandu
Madya
Strata Posyandu Purnama
Strata Posyandu Mandiri
1 Puskesmas R 5 350 130 50 2 Puskesmas S 14 200 140 50 3 Puskesmas T 6 175 125 50 4 Puskesmas U 15 125 135 50 5 Puskesmas V 10 100 170 50
Jumlah Kabupaten
50 950 750 250
Capaian kinerja Kabupaten ”A” dalam pengupayaan Posyandu
Purnama Mandiri adalah (750 + 250) / 2000 = 50%.
90
2) Di Puskesmas ”X” telah dilakukan telaah kemandirian terhadap
200 Posyandu yang ada di wilayah kerjanya dengan hasil
sebagai berikut :
No Nama Desa
Strata Posyandu Pratama
Strata Posyandu
Madya
Strata Posyandu Purnama
Strata Posyandu Mandiri
1 Desa R 1 20 10 5 2 Desa S 1 25 12 7 3 Desa T 1 15 8 3 4 Desa U 1 25 15 5 5 Desa V 1 15 5 5
Jumlah Kabupaten
5 100 50 25
Capaian kinerja Puskesmas ”X” dalam pengupayaan Posyandu
Purnama Mandiri adalah (50 + 25) / 200 = 37,5%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Posyandu Purnama mandiri sebagai
berikut:
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 88% 90% 93% 95% 97% 99%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pelayanan Posyandu dengan lima (5) meja pelayanan setiap
bulan;
2) Pendistribusian blanko telaah kemandirian Posyandu dari Dinas
Kesehatan ke Puskesmas;
3) Pendistribusian blanko telaah kemandirian Posyandu dari
Puskesmas ke Desa (Poskesdes);
4) Pelaksanaan telaah kemandirian Posyandu terhadap seluruh
Posyandu yang ada di wilayah desa tersebut;
5) Rekapitulasi hasil telaah kemandirian Posyandu;
6) Pencatatan dan Pelaporan hasil telaah kemandirian Posyandu;
7) Penyusunan Rencana Tindak Lanjut terhadap masalah dan
kendala yang ada di dalam aspek kemandirian Posyandu.
91
h. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring kemandirian Posyandu menggunakan blanko Format
kemandirian Posyandu.
Evaluasi kemandirian Posyandu menggunakan blanko Format
Laporan SPM dan Laporan Tahunan.
i. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga Bidan Desa
2) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan di Puskesmas
3) Tenaga Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang
3. PHBS Tatanan Rumah Tangga
a. Pernyataan Standar
Setiap rumah tangga di Kabupaten Jombang berperilaku hidup
bersih dan sehat dengan melaksanakan 10 indikator PHBS tatanan
rumah tangga sehat.
Pemerintah Kabupaten Jombang mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Pengertian
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
di masyarakat.
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga Sehat
merupakan sekumpulan perilaku yang terdiri dari 10 indikator
prioritas perilaku kesehatan, antara lain : Pertolongan ditolong
oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya, menimbangkan bayi dan balita setiap bulan sekali,
Mencuci tangan pakai air bersih yang mengalir dan sabun,
92
menggunakan air bersih untuk keperluan keluarga setiap hari,
menggunakan jamban sehat, melaksanakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) di rumah, makan buah dan sayur,
melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam
rumah.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
mengupayakan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku rumah tangga ber PHBS dinilai dari
perbandingan rumah tangga yang telah memenuhi semua indikator
PHBS tatanan rumah tangga dalam kurun waktu tertentu dengan
jumlah rumah tangga yang disurvey PHBS di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase PHBS Tatanan Rumah Tangga
=
Jumlah Rumah Tangga yang telah memenuhi semua indikator PHBS tatanan Rumah Tangga dalam satu kurun waktu tertentu Jumlah Rumah Tangga yang di Survey PHBS dalam kurun waktu sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”A” telah dilakukan survey terhadap 2000 rumah
tangga. Hasil survey menunjukkan 950 rumah tangga ber PHBS
dengan rincian sebagi berikut :
No Nama Puskesmas Jumlah Rumah Tangga Disurvey
Jumlah Rumah Tangga ber PHBS
1 Puskesmas R 400 200 2 Puskesmas S 410 200 3 Puskesmas T 390 200 4 Puskesmas U 420 200 5 Puskesmas V 380 150
Jumlah Kabupaten 2000 950
93
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam
perubahan perilaku masyarakat menjadi perilaku bersih dan
sehat adalah 950 / 2000 x 100% = 47,5%.
2) Di Puskesmas ”X” telah dilakukan survey terhadap 200 rumah
tangga. Hasil survey menunjukkan 95 rumah tangga ber PHBS
dengan rincian sebagi berikut :
No Nama Desa Jumlah Rumah Tangga Disurvey
Jumlah Rumah Tangga ber PHBS
1 Desa R 40 20 2 Desa S 41 20 3 Desa T 39 20 4 Desa U 42 20 5 Desa V 38 15
Jumlah Kabupaten 200 95 Capaian kinerja Puskesmas ”X” dalam perubahan perilaku
masyarakat menjadi perilaku bersih dan sehat adalah 95 / 200
x 100% = 47,5%.
f. Target
Target Capaian Kinerja PHBS tatanan Rumah Tangga adalah
sebagai berikut:
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 59% 61% 63% 65% 67% 69%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pengumpulan data sekunder jumlah rumah tangga di wilayah
kerja
2) Perhitungan besar sampel minimal
3) Pelaksanaan sampling
4) Pengumpulan data primer PHBS tatanan rumah tangga sehat
dengan survey
5) Melakukan pencatatan hasil survey
6) Melakukan coding
7) Melakukan intepretasi hasil survey
8) Pencatatan dan pelaporan
h. Monitoring dan Evaluasi
94
Pelaporan bulanan hasil survey PHBS oleh Puskesmas ke Dinas
Kesehatan tiap bulan sekali.
i. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga kader kesehatan
2) Tenaga bidan desa
3) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas
4) Tenaga koordinator Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
4. Cakupan Klinik Sanitasi
a. Pernyataan Standar
Setiap pasien penyakit berbasis lingkungan atau klien
mendapatkan pelayanan klinik sanitasi sesuai standar.
Setiap Puskesmas wajib memberikan pelayanan klinik sanitasi
kepada setiap pasien penyakit berbasis lingkungan atau klien.
b. Pengertian
1) Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di
Puskesmas.
2) Klien adalah pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah
kesehatan lingkungan.
3) Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu kondisi patologis
berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang
disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu di
sekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Yang tergolong
penyakit berbasis lingkungan misalnya diare, malaria, demam
berdarah dengue (DBD), kulit, kecacingan, ISPA, TB paru,
keracunan makanan, keracunan pestisida/bahan kimia, flu
burung, chikungunya, dan filariasis.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
95
Klinik sanitasi adalah kegiatan konseling, inspeksi kesehatan
lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan terhadap
pasien/klien guna menganalisa sebab-sebab terjadinya penyakit
serta upaya pemecahannya.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Klinik Sanitasi =
Jumlah Kunjungan klien Klinik sanitasi, dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah Kunjungan klien / pasien penyakit berbasis lingkungan, dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”A” diketahui jumlah kunjungan pasien/klien
penyakit berbasis lingkungan dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu sejumlah 10.000 pasien/klien. Dan jumlah
kunjungan pasien/klien ke klinik sanitasi dalam wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu sejumlah 1000 pasien/klien. Maka
cakupan klinik sanitasi sebesar 1000 / 10.000 x 100% = 10%.
No Nama Puskesmas Kunjungan klien Klinik sanitasi,
Kunjungan klien / pasien penyakit
berbasis lingkungan
1 Puskesmas R 200 2100 2 Puskesmas S 210 2000 3 Puskesmas T 190 2300 4 Puskesmas U 230 1900 5 Puskesmas V 170 1700 Jumlah Kabupaten 1000 10.000
2) Di Puskesmas ”P” diketahui jumlah kunjungan pasien/klien
penyakit berbasis lingkungan dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu sejumlah 1000 pasien/klien. Dan jumlah
kunjungan pasien/klien ke klinik sanitasi dalam wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu sejumlah 100 pasien/klien. Maka
96
cakupan klinik sanitasi sebesar 100 dibagi 1000 dikali 100%
yaitu 10%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Klinik Sanitasi, adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Target ditentukan sebesar 20% dari jumlah kunjungan pasien
penyakit berbasis lingkungan.
g. Langkah-langkah Kegiatan
Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas bagi
Pasien Penderita Sakit dijabarkan di bawah ini.
1) Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.
3) Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke
petugas ruang pemeriksaan umum.
4) Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter,
Bidan, Perawat) melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.
5) Pasien selanjutnya menuju Ruang Promosi Kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan Konseling.
6) Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan
Lingkungan mengacu pada Contoh Bagan dan Daftar
Pertanyaan Konseling (terlampir).
7) Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status
kesehatan lingkungan dan selanjutnya Tenaga Kesehatan
Lingkungan memberikan lembar saran/tindak lanjut dan
formulir tindak lanjut Konseling kepada Pasien.
8) Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir
tindak lanjut Konseling.
9) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau
hasil surveilans kesehatan menunjukkan kecenderungan
berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan
97
akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan
Lingkungan membuat janji Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
10) Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat
mengambil obat di Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien
pulang.
Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas bagi
Klien dijabarkan di bawah ini.
1) Pasien mendaftar di Ruang Pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta
Pasien menuju ke Ruang Promosi Kesehatan.
3) Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan
lingkungan atau penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan.
4) Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, dan
selanjutnya memberikan lembar saran atau rekomendasi dan
formulir tindak lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti oleh
Pasien.
5) Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir
tindak lanjut Konseling.
6) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau
kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga
98
Kesehatan Lingkungan membuat janji dengan Pasien untuk
dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya
Pasien dapat pulang.
h. Monitoring dan Evaluasi
Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive
i. Sumber Daya Manusia
Tim klinik sanitasi puskesmas, yang terdiri dari :
1) petugas loket,
2) petugas poli umum,
3) petugas kesehatan lingkungan,
4) petugas promosi kesehatan dan
5) petugas lain yang dianggap mampu melaksanakan kegiatan
klinik sanitasi.
5. Cakupan Pembinaan Kelompok/Klub Olah Raga
a. Pernyataan Standar
Setiap kelompok/klub olah raga mendapatkan pembinaan sesuai
standar.
b. Pengertian
Kelompok/klub olahraga adalah kelompok olahraga di sekolah,
klub jantung sehat, klub senam asma, kelompok senam usila,
kelompok senam ibu hamil, kelompok senam diabetes, kelompok
senam osteoporosis, kelompok kebugaran jemaah haji, klub fitness
dan kelompok olahraga/latihan fisik lainnya.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
99
Pembinaan kelompok/klub olahraga meliputi pendataan
kelompok/klub olahraga, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan olahraga.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga
=
Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah kelompok/klub olah raga yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
e. Contoh Perhitungan
Di Puskesmas ”P” diketahui Jumlah kelompok/klub olah raga yang
ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 20
kelompok/klub, dan telah dilakukan pembinaan terhadap 10
kelompok/klub. Jadi cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga
dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar 10 dibagi
20 dikali 100% yaitu 50%.
Cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga
=
10
20 X
100% = 50%
f. Target
Target Capaian Kinerja pembinaan kelompok/klub olah raga
adalah sebagai berikut:
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 30% 35% 40% 45% 50% 55%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Petugas kesehatan olah raga melakukan pendataan
kelompok/klub olahraga
2) Petugas kesehatan olah raga pemeriksaan kesehatan pada
anggota kelompok/klub olahraga
3) Petugas kesehatan olah raga melakukan penyuluhan kesehatan
olahraga
100
h. Monitoring dan Evaluasi
Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive
i. Sumber Daya Manusia
Petugas Kesehatan Olah Raga
6. Cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja
a. Pernyataan Standar
Setiap kelompok pekerja formal dan informal mendapatkan
pembinaan sesuai standar.
b. Pengertian
1) Program kesehatan kerja merupakan upaya kesehatan kerja bagi
masyarakat pekerja. Bentuk pelayanan kesehatan kerja adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pekerja
mencakup upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2) Kelompok pekerja formal adalah organisasi yang resmi didirikan
dengan anggaran dasar organisasi.
3) Kelompok pekerja informal adalah Perusahaan Non Direktori
(PND) dan Rumah Tangga dengan jumlah tenaga kerja kurang
dari 20 orang.
4) Pekerja informal adalah tenaga kerja informal yang melakukan
pekerjaannya pada suatu unit tertentu, misalnya nelayan,
petani, pengrajin dll.
5) Pekerja informal adalah pekerja yang berstatus berusaha sendiri,
berusaha dengan buruh tidak tetap, bekerja bebas di non
pertanian dan pekerja tidak dibayar.
6) Pekerja informal adalah mereka yang berusaha sendiri, berusaha
sendiri dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja
bebas dan pekerja keluarga/tidak dibayar.
7) Pekerja informal individu adalah pekerja informal yang bekerja
sendiri seperti tukang bakso, tukang becak, pedagang pasar dll.
101
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Jumlah kelompok pekerja formal dan informal yang dibina di
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan pembinaan kelompok pekerja
=
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”E” diketahui Jumlah kelompok pekerja yang ada
di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 200
kelompok, dan telah dilakukan pembinaan terhadap 100
kelompok. Jadi cakupan pembinaan kelompok pekerja dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar 100 dibagi 200
dikali 100% yaitu 50%.
2) Di Puskesmas P diketahui Jumlah kelompok pekerja yang ada di
dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sejumlah 20
kelompok, dan telah dilakukan pembinaan terhadap 10
kelompok. Jadi cakupan pembinaan kelompok pekerja dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu sebesar 10 dibagi 20
dikali 100% yaitu 50%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Pembinaan Pekerja adalah sebagai berikut:
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 30% 35% 40% 45% 50% 55%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Petugas kesehatan kerja melakukan pendataan kelompok pekerja
2) Petugas kesehatan kerja melakukan upaya peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan
3) Petugas kesehatan kerja melakukan pencegahan penyakit
102
4) Petugas kesehatan kerja melakukan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
h. Monitoring dan Evaluasi
Laporan Bulanan Puskesmas via Google Drive
i. Sumber Daya Manusia
Petugas Kesehatan Kerja
7. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
a. Pernyataan Standar
Setiap ibu nifas harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar untuk mencegah terjadinya kesakitan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib menyediakan
sarana dan prasarana terkait pelayanan kesehatan yang sesuai
standar.
b. Pengertian
1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan.
2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu
nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari;
pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian
Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca
Persalinan.
3) Jumlah seluruh Ibu Nifas di hitung melalui estimasi dengan
rumus: 1,05 x Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah Penduduk.
Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data
BPS masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu
tertentu. Nilai 1,05 adalah konstanta untuk menghitung Ibu
Nifas.
4) Dalam pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga pelayanan
neonatus sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah
lahir, pada 3-7 hari dan pada 28 hari setelah lahir yang
dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
103
5) Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
neonatal dasar (ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila
tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis
B1 (bila tidak diberikan pada saat lahir), manajemen terpadu
bayi muda.
6) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.
7) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Perbandingan Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan
kesehatan nifas sesuai standar minimal 3 kali dengan distribusi
pada 6 jam post partum sampai 3 hari minimal 1 kali, 4 hari -28
hari minimal 1 kali dan 28 hari - 42 hari minimal 1 kali di wilayah
kerja dalam kurun waktu tertentu dengan Jumlah sasaran ibu
nifas yang ada di wilayah kerja selama kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Pelayanan ibu nifas sesuai standar
=
Jumlah Pelayanan ibu nifas sesuai standart di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu nifas 0-42 hari yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat 2000 sasaran ibu nifas. Adapun yang
berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di Kabupaten “A” adalah sebagai
berikut:
104
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran ibu Nifas
Jumlah ibu Nifas Yang mendapat
pelayanan standar Puskesmas A 500 495 Puskesmas B 400 399 Puskesmas C 600 595 Puskesmas D 500 498
JUMLAH 2000 1987
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu nifas sebanyak 2000
orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A”
dalam memberikan pelayanan ibu nifas adalah 1987/2000 x
100% = 99,35%.
2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 500 sasaran ibu nifas.
Adapun rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan
jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di
wilayah kerja puskesmas “D” adalah sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran ibu Nifas
Jumlah ibu Nifas Yang mendapat
pelayanan standar
Polindes A 125 125 Polindes B 150 150 Polindes C 125 125 olindes D 100 98
JUMLAH 500 498
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu nifas yang mendapatkan
perawatan sebanyak 98 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “D”
dalam memberikan perawatan kepada ibu nifas adalah
498/500 x 100% = 99,6%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas adalah
sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
105
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pelayanan Nifas sesuai standar (ibu dan neonatus)
2) Pelayanan KB pasca persalinan
3) Pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal
4) Pelayanan rujukan nifas
5) Kunjungan Rumah bagi yang Drop Out
6) Pencatatan dan Pelaporan
7) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi (PWS–KIA, Analisis
Manajemen Program KIA)
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Kohort Ibu
2) PWS Ibu
3) SIMPUS
i. Sumber Daya Manusia
1) Dokter
2) Bidan
3) Perawat
8. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
a. Pernyataan Standar
Setiap siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6) harus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar untuk mencegah terjadinya
kesakitan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib
menyediakan sarana dan prasarana terkait pelayanan kesehatan
yang sesuai standar.
b. Pengertian
Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SD Sederajat (kelas
2-6) adalah memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan
kesehatan berkala kepada siswa tingkat SD sederajat sesuai
standar.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
106
Perbandingan jumlah siswa tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang
mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai
standar minimal 1 kali dalam periode tertentu dalam satu wilayah
kerja dengan Jumlah Sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat
kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SD/ sederajad kelas 2-6 yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali dalam periode tertentu dalam satu wilayah kerja. Jumlah sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
2) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SD
sederajat (kelas 2-6). Adapun yang mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala oleh Puskesmas dan jaringannya
di Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran siswa tingkat SD
sederajat (kelas 2-6)
Jumlah siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala
Puskesmas A 1150 1149 Puskesmas B 850 848 Puskesmas C 1100 1088 Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SD sederajat
(kelas 2-6) sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah
Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat SD sederajat
(kelas 2-6) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.
3) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat
SD sederajat (kelas 2-6). Adapun yang mendapat pelayanan
107
pemeriksaan kesehatan berkala oleh Puskesmas dan jaringannya
di wilayah kerja Puskesmas “D” adalah sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran siswa
tingkat SD sederajat (kelas 2-6)
Jumlah siswa tingkat SD sederajat (kelas 2-6) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala
Polindes A 150 146 Polindes B 250 246 Polindes C 200 198 Polindes D 300 296
JUMLAH 900 886
Capaian kinerja Puskesmas ”D” adalah 886/900 x 100% = 98,44%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa
tingkat SD sederajat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan
2) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit
3) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;
4) Penjaringan kesehatan
5) Pelayanan kesehatan
6) Pencatatan dan pelaporan
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Laporan bulanan UKS
2) Kohort UKS
3) Sistem Informasi Puskesmas
i. Sumber Daya Manusia
1) Dokter Umum
2) Dokter Gigi
3) Perawat
108
9. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar
SMP/sederajat
a. Pernyataan Standar
Setiap siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) harus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar untuk mencegah terjadinya
kesakitan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib
menyediakan sarana dan prasarana terkait pelayanan kesehatan
yang sesuai standar.
b. Pengertian
Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SMP Sederajat
(kelas 8-9) adalah memberikan pelayanan kesehatan berupa
pemeriksaan kesehatan berkala kepada siswa tingkat SMP
sederajat sesuai standar.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Perbandingan antara jumlah siswa tingkat SMP/sederajat yang
mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai
standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja
dengan jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas
8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat kelas 8-9 yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SMP
sederajat (kelas 8-9). Adapun yang mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala oleh Puskesmas dan jaringannya
109
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Kabupaten “A”
adalah sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran siswa tingkat SMP
sederajat (kelas 8-9)
Jumlah siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala
Puskesmas A 1150 1149 Puskesmas B 850 848 Puskesmas C 1100 1088 Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMP sederajat
(kelas 8-9) sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah
Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat SMP
sederajat (kelas 8-9) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.
2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat
SMP sederajat (kelas 8-9). Adapun rincian Jumlah siswa tingkat
SMP sederajat (kelas 8-9) mendapat pelayanan pemeriksaan
kesehatan berkala di wilayah kerja Puskesmas “D” adalah
sebagai berikut:
Sekolah di wilayah kerja
Jumlah Sasaran siswa tingkat SMP
sederajat (kelas 8-9)
Jumlah siswa tingkat SMP sederajat (kelas 8-9) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala
Desa A 150 146 Desa B 250 246 Desa C 200 198 Desa D 300 296
JUMLAH 900 886 Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMP sederajat
(kelas 8-9) yang mendapatkan pelayanan sebanyak 886 orang.
Capaian Kinerja Puskesmas “D” dalam memberikan pelayanan
110
pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat SMP
sederajat (kelas 8-9) adalah 886/900 x 100% = 98,44%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa
tingkat Dasar SMP/sederajat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan
2) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit
3) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;
4) Penjaringan kesehatan
5) Pelayanan kesehatan
6) Pencatatan dan pelaporan
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Laporan bulanan UKS
2) Kohort UKS
3) Sistem Informasi Puskesmas
i. Sumber Daya Manusia
1) Dokter Umum
2) Dokter Gigi
3) Perawat
10. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan
(SMA)/sederajat
a. Pernyataan Standar
Setiap siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) harus
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar untuk
mencegah terjadinya kesakitan. Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang wajib menyediakan sarana dan prasarana terkait
pelayanan kesehatan yang sesuai standar.
111
b. Pengertian
Pelayanan Pemeriksaan Berkala Siswa Tingkat SMA Sederajat
(kelas 11-12) adalah memberikan pelayanan kesehatan berupa
pemeriksaan kesehatan berkala kepada siswa tingkat SMA
sederajat sesuai standar.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMA/sederajat yang
mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai
standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja
dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMA/sederajad
kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan periode yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan 1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran siswa tingkat SMA
sederajat (kelas 11-12). Adapun Jumlah siswa tingkat SMA
sederajat (kelas 11-12) mendapat pelayanan pemeriksaan
kesehatan berkala oleh Puskesmas dan jaringannya adalah
sebagai berikut:
Sekolah di wilayah kerja
Jumlah Sasaran siswa tingkat SMA
sederajat (kelas 11-12)
Jumlah siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala Puskesmas A 1150 1149 Puskesmas B 850 848 Puskesmas C 1100 1088 Puskesmas D 900 898
JUMLAH 4000 3983
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMA sederajat
(kelas 11-12) sebanyak 4000 orang. Capaian Kinerja Pemerintah
112
Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat SMA
sederajat (kelas 11-12) adalah 3983/4000 x 100% = 99,57%.
2) Di wilayah Puskesmas “D” terdapat 900 sasaran siswa tingkat
SMA sederajat (kelas 11-12). Adapun rincian yang berkunjung ke
Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya di wilayah kerja Puskesmas “D” adalah sebagai berikut:
Sekolah di wilayah
kerja
Jumlah Sasaran siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12)
Jumlah siswa tingkat SMA sederajat (kelas 11-12) mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala
Desa A 150 146 Desa B 250 246 Desa C 200 198 Desa D 300 296
JUMLAH 900 886
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, siswa tingkat SMA sederajat
(kelas 11-12) yang mendapatkan pelayanan sebanyak 886 orang.
Capaian Kinerja Puskesmas “D” dalam memberikan pelayanan
pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa tingkat SMA
sederajat (kelas 11-12) adalah 886/900 x 100% = 98,44%.
2) Target Target Capaian Kinerja Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa
tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3) Langkah-langkah Kegiatan a) Pendataan
b) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit
c) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;
d) Penjaringan kesehatan
e) Pelayanan kesehatan
f) Pencatatan dan pelaporan
4) Monitoring dan Evaluasi a) Laporan bulanan UKS
b) Kohort UKS
c) Sistem Informasi Puskesmas
113
5) Sumber Daya Manusia a) Dokter Umum
b) Dokter Gigi
c) Perawat
11. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
a. Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
masa kehamilannya, dimana Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang wajib menyediakan kebutuhan tablet Fe bagi ibu hamil
di Kabupaten Jombang dalam kurun waktu kehamilan.
b. Pengertian
Ibu hamil mendapat 90 tablet besi (Fe) adalah ibu hamil yang pada
setiap kunjungannya ke fasilitas kesehatan atau dikunjungi oleh
petugas di rumah atau di posyandu mulai K1 mendapatkan tablet
Fe sebanyak 90 butir dari petugas kesehatan.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama
periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
=
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kahamilannya pada wilayah dan kurun waktu tertentu Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran ibu hamil. Adapun
yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di Kabupaten “A” adalah sebagai
berikut:
114
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil
Jumlah Yang Mendapat tablet Fe
Puskesmas A 1000 900 Puskesmas B 1000 1000 Puskesmas C 1000 1000 Puskesmas D 1000 850
JUMLAH 4000 3750
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe sebanyak 3750 orang. Capaian Kinerja Pemerintah
Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan tablet Fe ibu hamil
adalah 3750/4000 x 100% = 93,75%.
2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran ibu hamil.
Adapun rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan
jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di
wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil
Jumlah Yang Mendapat Tablet
Fe Polindes A 250 250 Polindes B 250 240 Polindes C 250 250 Polindes D 250 220
JUMLAH 1000 960
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe sebanyak 960 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “B”
dalam memberikan tablet Fe ibu hamil adalah 960/1000 x
100% = 96%.
f. Target
Target capaian kinerja Pelayanan Bumil mendapat 90 tablet Fe
adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 95% 95% 95% 95% 95% 95%
115
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pemberian Fe pada bumil di Puskesmas, Posyandu, Polindes dan
sarana kesehatan lainnya
2) Rekapitulasi hasil cakupan pemberian Fe pada Bumil
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas.
i. Sumber Daya Manusia
1) Pelaksana Gizi
2) Bidan
3) Kader
12. Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif
a. Pernyataan Standar
Setiap bayi yang dilahirkan berhak mendapatkan ASI. ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI eksklusif harus
diberikan kepada semua bayi berusia 0-6 bulan sejak dilahirkan.
Pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat mencegah terjadinya gizi
buruk di masyarakat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memfasilitasi
kebutuhan terkait pelaksanaan program ASI eksklusif.
b. Pengertian
Pemberian ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja
kepada bayi yang baru dilahirkan sampai berusia 6 bulan.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif
=
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja Jumlah bayi 0 – 6 bulan yang diperiksa
X 100%
e. Contoh Perhitungan
116
1) Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran bayi usia 0-6 bulan.
Adapun bayi yang diperiksa di Puskesmas dan jaringannya
maupun di UKBM (Posyandu, Polindes) di Kabupaten “A” adalah
sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah bayi usia 0-6 bulan
Jumlah Yang Mendapat ASI
Eksklusif Puskesmas A 1000 900 Puskesmas B 1000 1000 Puskesmas C 1000 1000 Puskesmas D 1000 850
JUMLAH 4000 3750 Hasil rekapitulasi pada tahun itu, bayi berusia 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 3750 orang. Capaian
Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam memberikan
ASI Eksklusif kepada bayi berusia 0-6 bulan adalah 3750/4000
x 100% = 93,75%.
2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran bayi berusia 0-
6 bulan. Adapun rincian yang diperiksa di Puskesmas dan
jaringannya serta di UKMB di wilayah kerja Puskesmas “B”
adalah sebagai berikut:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah
Jumlah bayi usia 0-6 bulan
Jumlah Yang Mendapat ASI
Eksklusif Desa A 250 250 Desa B 250 240 Desa C 250 250 Desa D 250 220
JUMLAH 1000 960
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, bayi berusia 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 960 orang. Capaian
Kinerja Puskesmas “B” dalam memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi berusia 0-6 bulan adalah 960/1000 x 100% = 96%.
117
f. Target
Target capaian kinerja Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif adalah
sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 80% 80% 80% 80% 80% 80%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Sosialisasi pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif kepada
petugas Puskesmas, Posyandu, Polindes dan sarana kesehatan
lainnya.
2) Sosialisasi pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif kepada
masyarakat.
3) Rekapitulasi hasil cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
berusia 0-6 bulan.
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Sistem Informasi Puskesmas.
i. Sumber Daya Manusia
1) Pelaksana Gizi
2) Bidan
3) Kader
13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
a. Pernyataan Standar
Setiap Balita Gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib
menyediakan sarana dan prasarana terkait pelaksanaan perawatan
balita gizi buruk.
b. Pengertian
1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11bulan) yang ada di Kabupaten/Kota.
2) Gizi buruk adalah status gizi menurut badan badan (BB) dan
tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-
118
tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwasiorkor).
3) Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Balita Gizi Buruk Yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan
sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
=
Jumlah balita Gizi Buruk yang dirawat
Jumlah semua balita yang ditemukan
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat 25 sasaran balita gizi buruk. Adapun
yang mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk di
Kabupaten “A” adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran Balita Gizi Buruk
Jumlah Yang Mendapat ASI
Eksklusif Puskesmas A 5 5 Puskesmas B 6 6 Puskesmas C 4 4 Puskesmas D 10 9
JUMLAH 25 24
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, balita gizi buruk sebanyak 25
anak. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam
memberikan perawatan balita gizi buruk adalah 24/25 x 100% =
96%.
2) Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 10 sasaran balita gizi buruk.
Adapun yang mendapat perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai berikut:
119
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sasaran Balita Gizi Buruk
Jumlah Yang Mendapat ASI
Eksklusif Polindes A 2 2 Polindes B 3 2 Polindes C 3 3 Polindes D 2 2 JUMLAH 10 9
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, balita gizi buruk yang
mendapatkan perawatan sebanyak 9 orang. Capaian Kinerja
Puskesmas “B” dalam memberikan perawatan kepada balita gizi
buruk adalah 9/10 x 100% = 90%.
f. Target
Target capaian kinerja Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif
2) Respon cepat penanganan kasus gizi buruk
3) Pelatihan tatalaksana gizi buruk
4) Penyediaan mineral mix
5) Perawatan kasus gizi buruk di Rumah Sakit, TFC (Therapeutic
Feeding Center)
6) Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat (Community
Therapeutic Center)
7) Bimbingan Teknis (Bimtek) dan supervisi berjenjang
h. Monitoring dan Evaluasi
System Informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Pelaksana Gizi
2) Dokter
3) Perawat/ bidan
120
14. Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis) yang ditangani
a. Pernyataan Standar
Ibu hamil KEK harus mendapatkan penanganan sesuai standar
agar tidak menghasilkan bayi dengan kualitas yang rendah.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib menyediakan
sarana dan prasarana terkait penanganan ibu hamil KEK.
b. Pengertian
Ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein)
yang berlangsung lama atau menahun dan memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm, disertai dengan salah satu
atau beberapa kriteria sebagai berikut :
1) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
2) Tinggi badan ibu < 145 cm
3) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg
4) Indeks masa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17, 00
5) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Ibu hamil KEK yang ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan
yang terdapat disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Ibu Hamil KEK yang ditangani =
Jumlah ibu Hamil KEK yang ditangani pada kurun waktu tertentu
Jumlah ibu Hamil KEK yang ada dalam kurun waktu yang sama
X 100%
e. Contoh Perhitungan
1. Di Kabupaten “A” terdapat 4000 sasaran ibu hamil. Diantara
4000 ibu hamil tersebut terdapat 400 ibu hamil yang status
gizinya Kurang Energi Kronis (KEK). Adapun Bumil KEK yang
ditangani Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya di Kabupaten “A” adalah sebagai berikut:
121
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Ibu Hamil KEK yang ada
Jumlah Ibu Hamil KEK yang ditangani
Puskesmas A 75 75 Puskesmas B 125 125 Puskesmas C 85 85 Puskesmas D 115 115
JUMLAH 400 400
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, ibu hamil KEK yang
ditangani sebanyak 400 orang. Capaian Kinerja Pemerintah
Daerah Kabupaten “A” untuk Bumil KEK ditangani adalah
400/400 x 100% = 100%.
2. Di wilayah Puskesmas “B” terdapat 1000 sasaran ibu hamil.
Adapun Bumil KEK yang ada 40 ibu hamil yang status gizinya
Kurang Energi Kronis (KEK). Jumlah Bumil KEK ditangani
Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya di wilayah kerja Puskesmas “B” adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Ibu Hamil KEK yang ada
Jumlah Ibu Hamil KEK yang ditangani
Polindes A 12 12 Polindes B 8 8 Polindes C 15 15 Polindes D 5 5
JUMLAH 40 40
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, Bumil KEK ditangani
sebanyak 40 orang. Capaian Kinerja Puskesmas “B” untuk
Bumil KEK ditangani adalah 40/40 x 100% = 100%.
f. Target
Target Capaian Kinerja ibu Hamil KEK yang ditangani adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
122
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan Ibu Hamil
2) Pelayanan kesehatan Ibu Hamil
3) Skrining Status Gizi Ibu Hamil
4) Pendataan Ibu Hamil KEK
5) Intervensi Ibu Hamil KEK (pemberian PMT)
6) Monitoring dan Evaluasi.
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Petugas Gizi Puskesmas 2) Bidan Desa
15. Desa/Kelurahan UCI
a. Pernyataan Standar
Setiap desa / kelurahan mencapai desa / kelurahan UCI.
b. Pengertian
1) Desa / kelurahan UCI adalah desa / kelurahan dimana ≥80%
dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
2) Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian imunisasi Hepatitis
B, BCG, Pentavalen1-3, Polio 1-4 dan campak sebelum anak
ulang tahun pertama.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Cakupan desa/kelurahan UCI adalah perbandingan antara
desa/kelurahan UCI dengan jumlah desa/kelurahan yang ada
di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Desa / kelurahan UCI
=
Jumlah desa/kelurahan UCI dalam satu wilayah dan kurun waktu
tertentu
Jumlah desa/kelurahan yang ada dalam satu wilayah dan pada kurun
waktu yang sama
X
100%
e. Contoh Perhitungan
123
1) Di Kabupaten “C” terdapat 306 desa/kelurahan, sedangkan 280
desa/kelurahan telah mencapai UCI. Cakupan desa / kelurahan
UCI Kabupaten “C” adalah 280 / 306 x 100% = 91,5%.
2) Di wilayah kerja Puskesmas A terdapat 10 desa. Pada tahun
2017 terdapat 7 desa yang mencapai UCI, maka cakupan desa
UCI di Puskesmas tersebut adalah 7/10 x 100% = 70%.
3) Sasaran bayi SI di desa A adalah 1.000 anak. Bayi SI yang telah
mencapai imunisasi dasar lengkap sebanyak 950 anak. Cakupan
bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap = 950/1.000 x
100% = 95%. Maka desa A adalah desa UCI
f. Target
Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan UCI adalah sebagai
berikut:
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 88% 90% 92% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan sasaran imunisasi
2) Pemberian imunisasi pada bayi
3) Pencatatan hasil kegiatan imunisasi pada buku KIA dan kohort
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator program imunisasi
2) Bidan Desa
16. Cakupan Baduta yang Mendapatkan Imunisasi Booster
a. Pernyataan Standar
Setiap baduta memperoleh imunisasi booster
b. Pengertian
1. Baduda : Anak usia dibawah dua tahun, yaitu usia 18-24 bulan.
2. Imunisasi Booster : imunisasi setelah mendapat imunisasi dasar
lengkap, yaitu imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
124
Cakupan baduta mendapat imunisasi Booster adalah Baduta yang
telah memperoleh imunisasi booster dibandingkan dengan Baduta
yang ada di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan baduta yang mendapatkan imunisasi booster
Jumlah anak usia 18-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak dalam satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.
= X 100% Jumlah anak usia 18-24
bulan, dalam satu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama.
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “D” terdapat 10.000 baduta yang mendapat
imunisasi booster. Jumlah baduta Kabupaten “D” adalah 19.985
anak. Capaian baduta yang memperoleh imunisasi booster
adalah 10.000 / 19.985 x 100% = 50,04%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat 100 baduta yang mendapat imunisasi
booster. Jumlah baduta di Puskesmas “X” adalah 199 anak.
Capaian baduta yang memperoleh imunisasi booster adalah 100
/ 199 x 100% = 50,25%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Baduta yang Mendapat Imunisasi Booster
adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023 Target 84% 86% 88% 95% 95% 95%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan sasaran imunisasi
2) Pemberian imunisasi pada baduta
3) Pencatatan hasil kegiatan imunisasi pada buku KIA dan kohort
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator program imunisasi
125
2) Bidan Desa
17. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
a. Pernyataan Standar
Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) dilakukan penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
b. Pengertian
1) KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu desa / kelurahan dalam waktu tertentu.
2) Desa / kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit
karantina atau keracunan makanan.
3) Penyelidikan Epidemiologi adalah rangkaian kegiatan
berdasarkan cara–cara epidemiologi untuk memastikan adanya
suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan
mengetahui sumber dan cara penanggulangan.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Cakupan KLB di desa / kelurahan mengalami KLB yang ditangani
< 24 jam terhadap KLB kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB ditangani <24 jam
=
Jumlah KLB di desa ditangani < 24 jam
X 100% Jumlah KLB di desa di wilayah
kerja tertentu
Catatan : Bila dalam 1 desa/kelurahan terjadi lebih dari 1 kali KLB
pada suatu periode, maka jumlah desa/kelurahan yang mengalami
KLB dihitung sesuai dengan frekuensi KLB yang terjadi di
desa/kelurahan tersebut.
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “E” terdapat 4 KLB yang yang ditangani < 24 jam.
Jumlah KLB Kabupaten “E” adalah 4. Cakupan KLB di
126
desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam adalah
4 / 4 x 100% = 100%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat 2 KLB yang yang ditangani < 24 jam.
Jumlah KLB Puskesmas “X” dalam periode waktu tersebut
adalah 2. Cakupan KLB di desa / kelurahan mengalami KLB
yang ditangani < 24 jam adalah 2 / 2 x 100% = 100%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang
dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam adalah sebagai
berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pengumpulan Data
2) Analisa dan penyajian data
3) Pencegahan dan pengendalian KLB
4) Monitoring dan Evaluasi
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator program surveilans
2) Bidan Desa
18. Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti
a. Pernyataan Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib meningkatkan
rumah/bangunan bebas Jentik Aedes Aegypti melalui pengendaian
vector.
b. Pengertian
1) Pengendalian vector adalah kegiatan yang dilaksanakan mulai
dari pengukuran dan pengendalian populasi vector.
2) Yang dimaksud pengukuran adalah mengukur angka bebas
jentik nyamuk penular (Vektor) yang ditemukan dirumah,
127
bangunan, sekolah, kantor, tempat umum,gudang dan tempat
penampungan air lainnya.
3) Pengendalian populasi adalah kegiatan operasional
pemberantasan vector dengan menggunakan cara kimia atau
biologi berdasarkan dengan data pengukuran yang dilaksanakan
(ABJ) Pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan atau
rehabilitatif sesuai dengan standar kepada penghuni
rumah/bangunan yang diperiksa oleh petugas fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Persentase rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
Aegypti dengan jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Rumah/bangunan Bebas Jentik
=
Jumlah rumah/bangunan/penampungan air bebas jentik nyamuk aedes aygepti
pada suatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
Jumlah
rumah/bangunan/penampungan air yang diperiksa di wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
X
100%
e. Contoh Perhitungan
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa sebanyak 1.000 rumah
Jumlah rumah/bangunan yang positif jentik 100
Jumlah rumah yang bebas jentik 1.000 – 100 = 900 rumah
Capaian kinerjanya adalah 900/1.000 x 100 % = 90 %.
f. Target
Target Capaian Kinerja rumah/bangunan bebas jentik nyamuk
Aedes adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2020 2021 2022 Target 95% 95% 95% 95% 95% 95%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan jumlah Rumah/bangunan dalam wilayah kerja
128
2) Pembentukan tim pemantau jentik berkala
3) Penyusunan jadwal pemantauan jentik berkala
4) Pelaksanaan pemantauan jentik berkala
5) Penyusunan laporan rumah/bangunan bebas jentik Aedes
6) Monitoring dan Evaluasi
h. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan dengan daftar tilik PJB,
Evaluasi dilakukan dengan Pelaporan Bulanan dan Pelaporan SPM
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator Program P2PM DBD
2) Koordinator Program Kesehatan Lingkungan
3) Bidan Desa
4) Tiga Pilar
19. Pemeriksaan kontak intensif kusta
a. Pernyataan Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib melakukan
kegiatan pemeriksaan kontak intensif penderita kusta.
b. Pengertian
1) Pemeriksaan kontak intensif kusta adalah salah satu upaya
penemuan penderita secara dini, yang merupakan
pengembangan dari kegiatan pemeriksaan kontak serumah
dengan memeriksa tetangga dari focus (penderita atau mantan
penderita) yang didahului dengan penyuluhan.
2) Fokus adalah penderita kusta yang sedang dalam pengobatan
MDT dan mantan penderita kusta yang sudah RFT atau selesai
berobat 5 tahun terakhir.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Persentase focus (penderita yang sedang dalam pengobatan MDT
dan mantan penderita yang sudah RFT atau selesai berobat 5
tahun terakhir) yang dilakukan pemeriksaan kontak intensif (20
orang/focus) di suatu wilayah kerja kurun waktu 1 tahun.
129
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Pemeriksaan Kontak Intensif Kusta
=
Jumlah Focus yang dilakukan pemeriksaan kontak intensif (20 orang per Focus) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 (satu) tahun
X 100%
Jumlah Focus yang ada di suatu wilayah pada kurun waktu satu tahun
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “A” terdapat focus 23. Adapun rincian penderita
kusta baru dan RFT 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah Focus
Jumlah focus yang dilakukan pemeriksaan
kontak intensif Puskesmas A 10 10 Puskesmas B 5 5 Puskesmas C 6 4 Puskesmas D 2 2 Jumlah 23 21
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah focus yang dilakukan
pemeriksaan kontak intensif sebanyak 21 focus. Capaian kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten “A” dalam pemeriksaan kontak
intensif kusta adalah 21/23 x 100% = 91,30%.
2) Di Puskesmas “X” terdapat focus 7. Adapun rincian penderita
kusta baru dan RFT 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Desa Jumlah Focus
Jumlah focus yang dilakukan pemeriksaan kontak intensif
Desa R 1 1 Desa S 2 2 Desa T 1 1 Desa U 3 3 Jumlah 7 7
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah focus yang dilakukan
pemeriksaan kontak intensif sebanyak 7 focus. Capaian kinerja
Puskesmas “X” dalam Pemeriksaan kontak intensif kusta adalah
7/7 x 100% = 100%
130
3) Target
Target Capaian Kinerja Pemeriksaan Kontak intensif Kusta
adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4) Langkah-langkah Kegiatan
a) Penyuluhan tentang penyakit kusta
b) Pemeriksaan penderita
c) Pencatatan
5) Monitoring dan Evaluasi
Register kohort penderita kusta
6) Sumber Daya Manusia
a) Dokter Puskesmas
b) Pengelola Program Kusta
c) Perawat
d) Bidan Desa
20. Penderita DBD yang Ditangani
a. Pernyataan Standar
Setiap penderita DBD wajib mendapatkan penanganan sesuai
standar dari Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang di semua
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Pengertian
1) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai
dengan:
a) Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas;
b) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniqued
positif);
c) Disertai/tanpa pembesaran hati (Hepatomegali).
2) Hasil pemeriksaan laboratotium :
a) Trombositopenia (Trombosit 100.000)
b) Peningkatan hematrokit
3) Penderita DBD yang ditangani sesuai standar / SOP adalah :
131
a) Penderita DBD yang didiagnosis dan diobati / dirawat sesuai
standar.
b) Ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyelidikan Epidmiologi (EP)
di wilayah penderita DBD.
b.1. Jika hasil PE menunjukkan hasil negative, maka di
wilayah tersebut dilakukan :
Intensifikasi PSN
Larvasidasi
Penyuluhan
b.2. Sebaliknya jika hasil PE menunjukkan hasil positif, maka
di wilayah tersebut ditambah kegiatan
pengasapan/fogging focus (2 siklus interval 1 pekan
dengan radius minimal 200 meter).
4) Penderita DBD adalah :
Penderita penyakit yang memenuhi sekurang-kurangnya 2
kriteria klinis dan 2 kriteria labolatorium dibawah ini :
Kriteria klinis :
a) Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas;
b) Tanda-tanda pendarahan (Sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif);
c) Pembesaran hati;
d) Syok.
Kriteria labolatorium :
a) Trombositopenia (Trombosit = 100.000);
b) Hematrokit naik >20%.
Atau :
Penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI
test atau hasil positif pada pemeriksaan antibody dengue Rapid
Dianogtic Test (RDT)/ ELISA.
Pelayanan penderita DBD ditingkat Puskesmas, adalah
kegiatan yang meliputi :
a) Anamnesis
b) Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital,
observasi kulit dan kongjungtiva, penekanan ulu hati untuk
132
mengetahui nyeri ulu hati akibat adanya perdarahan
lambung, perabaan hati.
c) Uji Torniquet
d) Pemeriksaan labolatorium atau rujukan pemeriksaan
labolatorium (sekurang-kurangnya pemeriksaan trombosit
dan hematrokit).
e) Memberi pengobatan simptomatis
f) Merujuk penderita ke rumah sakit
g) Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir SO) dan di
sampaikan ke Dinkes Kab/Kota.
Pelayanan penderita DBD di Rumah Sakit adalah kegiatan yang
meliputi :
a) Anamnesis
Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital,
observasi kulit dan konjungtiva, penekanan uluhati untuk
mengetahui nyeri uluhati akibat adanya perdarahan
lambung, perabaan hati.
b) Uji Torniquet
c) Pemeriksaan labolatorium (sekurang-kurangnya pemeriksaan
trombosit dan hematrokit)
d) Memberi perawatan
e) Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir KDRS) dan
disampaikan ke Dinkes Kab/kota dengan tembusan ke
Puskesmas
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Presentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu
wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah
penderita DBD yang ditemukan / dilaporkan dalam kurun waktu
satu tahun yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Penderita DBD yang Ditangani
=
Jumlah Penderita DBD yang Ditangani sesuai SOP di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
X 100%
Jumlah Penderita DBD yang Ditemukan di wilayah dan dalam
133
kurun waktu yang sama e. Contoh Perhitungan
Di Puskesmas “X” ditemukan penderita DBD sebanyak 100
penderita.
Penderita yang ditangani sebanyak 95 penderita.
Capaian kinerjanya adalah 95/100 x 100 % = 95 %
f. Target
Target capaian kinerja Penderita DBD yang Ditangani adalah
sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Penegakkan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di
tingkat Puskesmas dan RS.
2) Pelatihan SDM
3) Penanggulangan kasus oleh Puskesmas
4) Penyelidikan epidemiologi
5) Pencatatan dan Pelaporan
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Laporan KDRS Puskesmas
2) Laporan KDRS RS
3) Laporan Bulanan DBD
4) Pertemuan 6 (enam) bulanan Petugas DBD Fasyankes.
i. Sumber Daya Manusia
1) Dokter Spesalis (Penyakit dalam, anak , anestesi dan patalogi
klinik)
2) Dokter Umum
3) Perawat
4) Bidan
5) Petugas labolatorium
6) Entomology
134
21. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
a. Pernyataan Standar
Setiap penderita diare mendapatkan pelayanan diare sesuai
standart.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan kesehatan pada penderita diare di wilayah Kabupaten
Jombang sesuai standart.
b. Pengertian
1) Diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari.
2) Yang dimaksud dengan pelayanan diare sesuai standart adalah
pelayanan yang dilakukan pada penderita diare dengan
memenuhi lima prinsip tatalaksana penderita diare yaitu:
a) Oralit Osmolaritas Rendah
Tujuan pemberian oralit adalah untuk mencegah terjadinya
dehidrasi, jumlah pemberian oralit adalah 6 bungkus per
pasien.
Oralit yang digunakan adalah kemasan 200cc dengan
komposisi sebagi berikut:
- Natrium klorida/ Sodium Chloride 2,6 gram
- Kalium Klorida/ potassium chloride 1,5 gram
- Trisodium sitrat dihidrat/Trisodium citrate dehydrate
10mmol/L
- Glukosa anhidrat/ Glukose anhydrate 75 mmol/L
b) Zinc
Tujuan pemberian Zinc pada balita diare adalah untuk
mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi
frekuensi buang air besar dan volume tinja serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Dosis
pemberian Zinc pada balita adalah:
135
- Usia < 6 bulan diberikan 10 mg (1/2 tablet) zinc per hari;
- Usia > 6 bulan diberikan 20 mg (1 tablet) zinc per hari.
Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare
sudah membaik, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan kedepan.
c) Pemberian ASI/ Makanan
Tujuan pemberian ASI/ makanan selama diare adalah
memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar
tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan.
d) Pemberian Antibiotik Hanya Atas Indikasi
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya
kejadian diare yang memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya
bermanfaat pada anak dengan diare berdarah, suspek kolera.
e) Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus
diberi nasihat tentang:
- Cara memberikan oralit dan Zinc di rumah
- Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan
seperti diare lebih sering, muntah berulang, sangat haus,
makan atau minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah,
tidak membaik dalam 3 hari.
f) Perkiraan penderita diare Semua Umur adalah angka
kesakitan diare semua umur dikali jumlah penduduk dalam
satu tahun ( hasil Rapid Survey Diare tahun 2015 angka
kesakitan diare semua umur adalah 270/1000 penduduk )
g) Target penemuan diare semua umur adalah 10 % dikali
perkiraan penderita diare semua umur dalam satu tahun
h) Perkiraan penderita diare Balita adalah angka kesakitan diare
balita dikali jumlah penduduk balita dalam satu tahun (hasil
136
Rapid Survey Diaretahun 2015 angka kesakitan diare balita
adalah 843/1000 penduduk balita.
i) Target penemuan diare balita adalah 20 % dikali perkiraan
diare balita dalam satu tahun.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Cakupan Penemuan Penderita Diare yang Ditangani adalah jumlah
penderita diare yang datang dan dilayani sesuai standar di wilayah
Kabupaten Jombang dalam kurun waktu satu tahun. Adapun
Cakupan pelayanan diare sebagai berikut :
1) Cakupan pelayanan diare Semua Umur
Adalah prosentase jumlah penderita diare semua umur yang
dilayani dalam satu tahun dibagi target penemuan penderita
semua umur pada tahun yang sama
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
=
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan
kader di satu wilayah tertentu
Jumlah perkiraan penderita diare semua umur pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang sama (10% x angka kesakitan diare x
jumlah penduduk)
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Cakupan Pelayanan Diare Semua Umur
Penduduk Puskesmas A = 30.000 jiwa
Angka kesakitan diare semua umur = 270/1000
penduduk
Perkiraan penderita diare = 270/1000 x 30.000 = 8.100
penduduk
Target penemuan penderita = 10 % x 8.100 = 810 penderita
Bila jumlah penderita diare semua umur yang dilayani di
Puskesmas 500 penderita.
Maka cakupan pelayanan diare semua umur :
500 x 100% = 61,7 %
810
137
2) Cakupan Pelayanan Diare Balita
PendudukbalitaPuskesmas A = 3.000 balita
Angkakesakitandiarebalita = 843/1000 balita
Perkiraanpenderitabalita = 843/1000 x 3.000 = 2.529 balita
Target penemuanpenderitabalita = 20% x 2.529 = 506
penderita
Bila jumlah penderita diare balita yang dilayani di puskesmas
410 penderita.
Maka cakupan pelayanan diare balita :
410 x 100% = 81 %
506
f. Target
Target Capaian Kinerja Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
adalah sebagai berikut :
Tahun 2017 2018 2019 2020 2021 Target 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Tatalaksana Kasus
2) Penyediaan Formulir R/R
3) Pengumpulan, Pengolahan, dan analisa data.
4) Pelatihan Petugas
- Penatalaksana kasus
- Manajemen Program
5) Promosi/penyuluhan
6) Jejaring kerja dan Kemitraan
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Sistem Informasi Puskesmas
2) Pertemuan Evaluasi Program
i. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga Dokter Puskesmas
2) Tenaga Bidan Puskesmas
3) Tenaga Perawat Puskesmas
4) Tenaga Promkes Puskesmas
5) Tenaga Sanitarian Puskesmas
138
22. Cakupan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) Penyakit Tidak
Menular
a. Pernyataan Standar
Setiap desa memiliki Posbindu PTM
b. Pengertian
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor
resiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini
dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM
mengingat hampir semua faktor resiko PTM tidak memberikan
gejala.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Cakupan desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu dalam
kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Posbindu =
Desa yang mempunyai Posbindu dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Jumlah desa yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten ”E” memiliki 306 desa/kelurahan. Dari jumlah itu
terdapat 50 desa yang sudah melakukan kegiatan Posbindu.
Cakupan Posbindu adalah 50 / 306 X 100% = 16, 34%
2) Di wilayah kerja Puskesmas ”A” memiliki 9 desa. Tahun 2017
desa yang sudah melakukan kegiatan Posbindu sebanyak 3 desa,
maka capaian Posbindu PTM Puskesmas tersebut adalah 3/9 X
100% = 33,33%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Posbindu PTM adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 50% 60% 70% 80% 90% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
139
1) Registrasi oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
2) Wawancara
3) Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut
4) Pemeriksaan Tensi, Gula darah, kolesterol dan asam urat
5) Identifikasi factor resiko PTM, konseling / edukasi serta tindak
lanjut
h. Monitoring dan Evaluasi
System informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator PTM
2) Bidan / perawat
3) Kader Posbindu PTM
23. Peserta Prolanis Aktif
a. Pernyataan Standar
Setiap peserta dengan penderita Penyakit Kronis mendapatkan
pelayanan kesehatan.
b. Pengertian
1) Peserta Prolanis adalah : Semua Penderita Penyakit Kronis yang
menjadi peserta BPJS di wilayah kerja.
2) Penderita Penyakit Kronis adalah : Penderita penyakit menahun
Hipertensi dan Diabetes Mellitus.
3) Pelayanan kesehatan Prolanis meliputi : Tes Gula darah Acak,
Pemeriksaan Tekanan Darah, Senam Prolanis, KIE Penyakit
Tidak Menular.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Jumlah peserta prolanis yang aktif dibandingkan dengan jumlah
peserta Prolanis yang terdaftar pada kurun waktu tertentu.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Cakupan Peserta Prolanis Aktif
=
Jumlah Peserta Prolanis yang Aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif yang terdaftar
X
100%
140
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “B” terdapat peserta Prolanis yang terdaftar di
BPJS sebanyak 230 orang dengan rincian sebagai berikut :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Peserta Prolanis yang
aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif yang terdaftar
Puskesmas A 72 80 Puskesmas B 15 20 Puskesmas C 58 70 Puskesmas D 55 60
JUMLAH 200 230
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah peserta Prolanis aktif
yang terdaftar 230 orang. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten “B” dalam pelayanan Peserta Prolanis Aktif adalah
200/230 x 100% = 86,96%.
2) Di Puskesmas “Y” terdapat peserta Prolanis yang terdaftar di
BPJS sebanyak 23 orang dengan rincian sebagai berikut :
Wilayah Kerja Jumlah Peserta Prolanis yang
aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif yang
terdaftar Desa R 3 5 Desa S 5 7 Desa T 6 8 Desa U 2 3
JUMLAH 16 23
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah peserta Prolanis aktif
yang terdaftar 230 orang. Capaian Puskesmas “Y” dalam dalam
pelayanan Peserta Prolanis Aktif adalah 16/23 x 100% =
69,56%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Pelayanan Peserta Prolanis Aktif adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 50% 50% 50% 55% 60% 70%
g. Langkah-langkah Kegiatan
141
1) Mengambil data peserta Prolanis dari BPJS
2) Dinkes Jombang menginformasikan jumlah peserta Prolanis
pada tiap Puskesmas
3) Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan Prolanis setiap
bulan
4) Puskesmas mencatat dan melaporkan pelayanan ke Dinkes
Jombang
5) Monitoring dan Evaluasi
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring pelaksanaan pelayanan Prolanis Aktif di Puskesmas
menggunakan daftar tilik
2) Evaluasi pelaksanaan tiap bulan dengan blanko laporan
bulanan.
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator Prolanis Puskesmas
2) Dokter Puskesmas
3) Instruktur Senam Prolanis
24. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan
masyarakat (Home Care)
a. Pernyataan Standar
Setiap keluarga yang rentan atau beresiko terhadap timbulnya
masalah kesehatan yang dibina, dilayani dan diobati.
b. Pengertian
1) Keluarga rawan adalah keluarga miskin yang mempunyai
masalah kesehatan.
2) Masalah kesehatan antara lain : Penyakit Menular (TB Paru,
Kusta, HIV/AIDS, DBD, dsb) dan Penyakit Tidak Menular
(gangguan jiwa, Hipertensi, Diabetes Mellitus, Benjolan/kanker,
dsb), Gangguan Status Gizi, Komplikasi Kehamilan.
3) Penilaian lingkungan adalah penilaian terhadap keadaan rumah,
keluarga, dan keuangan.
142
4) Pemeriksaan fisik yaitu menilai keadaan awal, deteksi penyakit,
respon terapi, dll.
5) Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan
masyarakat (Home Care) adalah keluarga yang termasuk dalam
keluarga rawan (penderita penyakit menular dan tidak menular
termasuk jiwa, ibu hamil resiko tinggi dan KEK, Balita KEK,
miskin) yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat
untuk penilaian lingkungan (keadaan rumah, keluarga,
keuangan) dan pemeriksaan fisik (menilai keadaan awal, deteksi
penyakit, respon terapi, dll) di wilayah kerja Puskesmas pada
waktu tertentu.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan Keperawatan kesehatan masyarakat adalah
persentase jumlah keluarga rawan yang mendapat perawatan
kesehatan masyarakat di wilayah kerja dan dalam kurun waktu
tertentu dibanding dengan jumlah keluarga rawan yang ada dalam
wilayah kerja dan kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Keluarga rawan yang mendapat perawatan kesehatan masyarakat (Home Care
=
Keluarga rawan mendapat Perawatan kesehatan masyarakat di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu
Jumlah keluarga rawan (2,66% x KK miskin) di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Kabupaten “B” terdapat rumah tangga miskin sebanyak
500.000, sehingga jumlah keluarga rawan sebesar 2.66% x
500.000 = 13.300 keluarga. Keluarga rawan mendapat
perawatan sebanyak 200 orang dengan rincian sebagai berikut :
143
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah keluarga rawan mendapat
perawatan
Jumlah Keluarga rawan yang ada
di wilayah Kabupaten
Puskesmas A 72 300 Puskesmas B 15 250 Puskesmas C 58 600 Puskesmas D 55 180
JUMLAH 200 13.300
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah keluarga rawan yang
ada di wilayah Kabupaten ”B” adalah 13.300 orang. Capaian
Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “B” dalam pelayanan
Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan
masyarakat (Home Care)adalah 200/1330 x 100% = 1,50%.
2) Di Puskesmas “Y” terdapat KK miskin sebanyak 5000 keluarga. Sehingga jumlah keluarga Rawan sebanyak 2.66% x 5000 = 133 keluarga dengan rincian sebagai berikut :
Wilayah Kerja Jumlah keluarga rawan mendapat
perawatan
Jumlah Keluarga rawan yang ada di
wilayah kerja Desa R 25 30 Desa S 20 25 Desa T 50 60 Desa U 10 18
JUMLAH 105 133
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah keluarga rawan yang
mendapat perawatan kesehatan masyarakat di wilayah
Puskesmas “Y” adalah 105 orang. Capaian Kinerja Puskesmas
“Y” dalam pelayanan Keluarga rawan yang mendapat
keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care) adalah 105/133
x 100% = 78,95%.
f. Target Target capaian kinerja Keluarga rawan yang mendapat keperawatan
kesehatan masyarakat (Home Care) adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 40% 45% 50% 60% 70% 80%
g. Langkah-langkah Kegiatan
144
1) Seleksi Keluarga
2) Menyimpulkan Keluarga yang akan dibina
3) Menyusun Rencana Pembinaan
4) Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat Keluarga rawan
5) Monitoring dan evaluasi
h. Monitoring dan Evaluasi
1) Register kohort KK rawan
2) Asuhan keperawatan Keluarga Rawan
i. Sumber Daya Manusia
1) Koordinator Perkesmas
2) Dokter
3) Bidan Desa
4) Perawat
25. Puskesmas Terakreditasi
a. Pernyataan Standar
Setiap Puskesmas wajib mendapatkan pengupayaan sehingga
menjadi Puskesmas terakreditasi.
b. Pengertian
1) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
2) Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar Akreditasi.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dalam
mengupayakan akreditasi puskesmas adalah persentase jumlah
Puskesmtas yang telah terakreditasi dan dalam kurun waktu
145
tertentu dibanding dengan jumlah seluruh puskesmas yang ada
dalam wilayah kerja dan kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Puskesmas yang terakreditasi
=
Jumlah Puskesmas terakreditasi di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu
Jumlah seluruh Puskesmas di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1. Di Kabupaten “X” terdapat 8 puskesmas dengan 4 puskesmas
diantaranya telah terakreditasi dengan rincian sebagai berikut :
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terakreditasi Belum terakreditasi
1 Puskesmas A Dasar 2 Puskesmas B Dasar 3 Puskesmas C Madya 4 Puskesmas D Madya 5 Puskesmas E Belum akreditasi 6 Puskesmas F Belum akreditasi 7 Puskesmas G Belum akreditasi 8 Puskesmas H Belum akreditasi
JUMLAH 4 4 Hasil rekapitulasi pada tahun itu, jumlah puskesmas yang telah
terakreditasi tanpa memandang jenjang akreditasi = 4
puskesmas. Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten “X”
dalam pemenuhan puskesmas`terakreditasi adalah 4/8 x 100%
= 50%.
f. Target
Target capaian kinerja Puskesmas Terakreditasi adalah sebagai
berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2023 Target 70% 80% 100% 80% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
146
1. Persiapan pemenuhan standar akreditasi oleh puskesmas
2. Pendampingan penggalangan komitmen
3. Pendampingan penyusunan self assesment awal dan
penyusunan POA.
4. Pendampingan penyusunan dokumen akreditasi
5. Pendampingan implementasi dokumen
6. Pre survey akreditasi
7. Survey akreditasi
8. Pendampingan pasca akreditasi
h. Monitoring dan Evaluasi
1. Pengumuman hasil survey dari komisi akreditasi
2. Pendampingan pasca akreditasi
i. Sumber Daya Manusia
1. Tim mutu puskesmas
2. Tim Pendamping akreditasi puskesmas
26. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
a. Pernyataan Standar
Setiap Puskesmas wajib menyediakan obat sesuai kebutuhan
sesuai standar dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan Kefarmasian dalam hal ketersediaan Obat sesuai
standar di wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun waktu 1
(satu) tahun.
b. Pengertian
1) Ketersediaan obat adalah tersedianya obat dari sisi jenis dan
jumlah sebagai penunjang dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas sesuai dengan standar Formularium Kabupaten
Jombang.
147
2) Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan adalah tersedianya obat
di Puskesmas untuk menunjang pelayanan kesehatan di
Puskesmas dari sisi jenis dan jumlah sesuai dengan
Formularium Kabupaten Jombang untuk Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) serta Pedoman Penggunaan Obat
Rasional.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan
dinilai dari Persentase Pelayanan Penyediaan Jenis Obat yang
dilaksanakan di Puskemas dalam kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan Jenis Obat, perbelkes, dan/atau reagen yang
direncanakan untuk disediakan Puskesmas sesuai Formularium
Kabupaten dalam Kebijakan yang berlaku, di Puskesmas dalam
kurun waktu yang sama.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Ketersediaan Obat =
Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang disediakan/diadakan/diminta di Puskesmas/Dinkes dalam kurun waktu tertentu Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang direncanakan untuk disediakan/diadakan/diminta Puskesmas / Dinkes sesuai Fornas dalam Kebijakan yang berlaku, di Puskesmas/Dinkes dalam kurun waktu yang sama.
X
100%
e. Contoh Perhitungan
1) Di Dinkes : Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen yang
terlaksana diadakan Dinas Kesehatan dalam kurun tahun
tertentu sejumlah 100 jenis.
Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen yang akan
diadakan (direncanakan) Dinas Kesehatan dalam kurun tahun
tertentu sejumlah 120 jenis.
148
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan Pelayanan Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan
adalah 100/120 x 100% = 83,33%.
2) Di Puskesmas : Jumlah total jenis obat, perbekes, dan reagen
yang ada di Puskesmas ”X” sesuai permintaan ke GFK dalam
kurun tahun tertentu sejumlah 100 jenis. Jumlah jenis obat dari
Fornas yang diadakan sendiri oleh Puskesmas sebanyak 9 jenis.
Jumlah jenis obat yang harus tersedia di Puskesmas ”X” sesuai
standar adalah 144 jenis. Sehingga Capaian kinerja Puskesmas
”X” dalam ketersediaan obata adalah sebesar : 109 / 144 x 100%
= 75,69%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Ketersediaan Obat adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 80% 85% 90% 92% 94% 95%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Merekapitulasi Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas, Gudang
Farmasi Kabupaten, dan Kebutuhan Obat Program.
2) Menyesuaikan hasil dari point 1 dengan ketersediaan anggaran
dan ketersediaan obat di GFK.
3) Melakukan proses pengadaan sesuai ketentuan serta
menyelesaikan proses administrasinya.
h. Monitoring dan Evaluasi
Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP)
i. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga kefarmasian di Puskesmas
2) Tenaga kefarmasian di GFK dan Dinas Kesehatan
3) Tenaga transportasi logistik GFK
4) Pejabat pengadaan obat dan Perbekalan kesehatan di Dinas
Kesehatan.
149
27. Sarana Keamanan Pangan yang Diterbitkan SPKP (Penerbitan
Sertifikat Keamanan Pangan)
a. Pernyataan Standar
Setiap pemilik atau penanggung jawab Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP) mendapatkan pelayanan Penyuluhan Keamanan
pangan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan
pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan di wilayah Kabupaten
Jombang dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
b. Pengertian
1) Pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan sesuai standar adalah
pelayanan sertifikasi kepada pemilik atau penanggung jawab
Industri Rumah Tangga Pangan agar yang bersangkutan
memiliki pemahaman dan kemampuan atas beberapa hal yang
telah ditentukan dan dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
2) Penyuluhan Keamanan Pangan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk melakukan sertifikasi kepada Pemilik atau Penanggung
Jawab Industri Rumah Tangga Pangan agar yang bersangkutan
memiliki pemahaman dan kemampuan atas :
a) Materi Utama :
- Peraturan Perundang-undangan di bidang pangan
- Keamanan dan Mutu Pangan
- Teknologi Proses Pengolahan Pangan
- Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar
- Cara Produksi Pangan yang Baik di Industri Rumah Tangga
- Persyaratan Label dan Iklan Pangan
b) Materi Pendukung :
- Pencantuman Label Halal
- Etika Bisnis dan Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP
150
3) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
4) Industri Rumah Tangga Pangan adalah perusahaan pangan yang
memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan
pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.
c. Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
dinilai dari cakupan Pelayanan Penyuluhan Keamanan Pangan
sesuai standar kepada pemilik atau penanggung jawab Industri
Rumah Tangga Pangan di wilayah Kabupaten Jombang dalam
bentuk penerbitan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP)
dalam kurun waktu satu tahun.
d. Rumus Perhitungan Kinerja
Sarana Keamanan Pangan yang Diterbitkan SPKP (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan
=
Jumlah SPKP yang diterbitkan pada tahun tersebut
Jumlah SPKP yang diusulkan pada
tahun tersebut X
100%
e. Contoh Perhitungan
Di Kabupaten ”A” Jumlah calon peserta Penyuluhan Keamanan
Pangan (Pemilik atau Penanggung jawab Industri Rumah Tangga
Pangan) yang direncanakan pada pelaksanaan Penyuluhan
Keamanan Pangan dalam kurun waktu satu tahun adalah 80 calon
peserta. Jumlah peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (Pemilik
atau Penanggung jawab Industri Rumah Tangga Pangan) yang
dinyatakan lulus panda penyuluhan dimaksud dan berhak
151
menerima Sertifikat Penyuluhan Keamanan pangan sejumlah 75
peserta.
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten ”A” adalah sebesar
75/80 x 100% = 93,75%.
f. Target
Target Capaian Kinerja Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan
Sertifikat Keamanan Pangan) adalah sebagai berikut :
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 100% 100% 100% 100% 100% 100%
g. Langkah-langkah Kegiatan
1) Penyebaran informasi mengenai pelaksanaan Penyuluhan
Keamanan pangan
2) Pembukaan periode pendaftaran calon peserta Penyuluhan
Keamanan Pangan
3) Penyerahan Undangan Penyuluhan Keamanan Pangan kepada
calon peserta
4) Pelaksanaan Penyuluhan Keamanan Pangan
5) Penentuan kelulusan peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
6) Penyerahan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan.
h. Monitoring dan Evaluasi
Laporan Capaian kinerja Renstra/Vis& Misi Bupati Jombang .
i. Sumber Daya Manusia
1) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya sebagai
narasumber
2) Tenaga farmasi di Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT sebagai
narasumber, serta
3) Tenaga sanitarian di seksi Kesehatan Lingkungan, kesehatan
Kerja dan Olah Raga sebagai narasumber.