spesifikasi teknis rapak binuang samarinda

Upload: caesar-wahaf

Post on 17-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Spesifikasi

TRANSCRIPT

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 1

    SPESIFIKASI TEKNIS

    1. Gambaran Umum Pekerjaan :

    a. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan dalam pekerjaan ini adalah pembangunan jalan dengan

    menggunakan system rigid pavement yaitu perkerasan kaku, dimana bahan dasarnya

    ada beton dengan campuran K-225 dengan diberi penguat berupa tulangan besi yang

    sudah dirakit atau yg kita kenal dengan wire mesh.

    b. Kondisi Lapangan

    Kondisi lapangan pada pekerjaan ini ada tersebar sepanjang jalan dengan keadan rata.

    c. Pelaporan

    Kontraktor harus mempersiapkan laporan-laporan dan diberikan kepada

    pengawas/direksi pekerjaan setiap bulan sekali pada akhir bulan, dimana laporan-

    laporan itu meliputi :

    Laporan harian

    Yang dikerjakan berdasarkan kondisi harian dilapangan sesuai dengan tahapan

    pekerjaan dilapangan dengan memperhatikan jumlah bahan yang masuk,

    pekerja yang hadir, volume pekerjaan yang sudah dikerjakan dan kondisi cuaca.

    Laporan mingguan

    Yang merupakan rekapitulasi dari laporan harian yang pada pelaporannya

    disertai dengan bobot pekerjaan.

    Laporan bulanan

    Yang merupakan rekapitulasi dari laporan mingguan dengan disertai bobot

    porsentase pekerjaan yang disrertai dengan jadwal pelaksanaan pekerjan, juga

    disertai dengan back up data.

    MC

    MC (monthly certificate) pelaporan mengenai jumlah keuangan proyek dengan

    megacu pada volume dan bobot pada laporan bulanan, MC diserah setiap satu

    bulan sekali

    Photo Dokumentasi

    Yang merupakan photo dokumentasi mulai dari 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%

    Yang diambil pada satu titik tetap

    2. GAMBAR

    a. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar abstrak, gambar detail

    konstruksi, gambar situasi dan sebagainya menunjukkan gambar yang diisyaratkan yang

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 2

    merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan

    pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.

    b. Rekanan tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis

    dari pengguna Jasa/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada

    pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau

    dipergunakan untuk maksud lain.

    c. Bila direksi menganggap perlu maka kontraktor harus membuat tambahan gambar detail

    yang diperiksa dan disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik

    Pemberi Tugas.

    d. Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap

    termasuk RKS, Berita Acara Aanwizjing dan time schdulle (Curva-S) dalam keadaan baik

    dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa

    pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pengguna Jasa/Direksi sewaktu-waktu

    memerlukan.

    3. FASILITAS PELAKSAAN/PENYEDIA JASA, KESEHATAN DAN KEAMANAN

    a. Fasilitas Pelaksana/Penyedia Jasa

    Kontraktor harus mengurus sendiri urusan penyewaan sebagai tempat sementara untuk

    bedeng, bila perlu kantor, tempat tinggal, tempat kerja dan lain-lain termasuk tempat

    penyimpanan/perlindungan untuk persediaan bahan-bahan dan lain-lain yang memadai

    dalam jumlah yang menjamin kemajuan pekerjaan secara tidak terputus-putus

    (tersendat-sendat). Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut menjadi tanggung

    jawab sepenuhnya kontrakrtor. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang

    telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, harus diatur penempatannya

    sedemikian rupoa sehingga memudahkan dalam dalam pengambilan dan menjaga agar

    terhindar dari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material bangunan tersebut.

    b. Penyedia Alat-alat Kesehatan

    Kontraktor harus sepanjang waktu melaksanakan pekerjaannya dan mempekerjakan

    karyawannya dengan cara-cara yang aman dan harus menyediakan dan menggunakan

    alat-alat keselamatan yang pastas dan memadai karena dikehendaki atau diharuskan

    oleh peraturan pemerintah yang meliputi Keselamatan Pekerja. Seandainya Direksi

    memperhatikan bahwa metode keselamatan yang digunakan atau diusulkan oleh

    kontraktor pelaksanan tidak memadai, maka kontraktor dengan segera mengubah

    metode-metode keselamatan tersebut. Kontraktor sepanjang waktu harus memelihara

    pelayanan kesehatan para pekerja dan bertanggung jawab sendiri atas penjagaan

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 3

    wilayah kerja serta harus menyediakan penjagaan siang dan malam di wilayah kerjanya

    dengan biaya sendiri. Semua langkah pengamanan harus dilakukan dengan masyarakat

    setempat atau yang berwajib.

    4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

    a. Tidak ada pekerjaan penting yang boleh dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari Direksi

    atau tanpa pemberitahuan selengkapnya secara tertulis yang disampaikan kepada

    Direksi dan memberikan cukup waktu sebelum pekerjaan dimulai untuk memungkinkan

    Direksi mempersiapkan pengaturan yang perlu untuk melakukan pemeriksaan.

    b. Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan secara

    efisien dengan urutan teratur termasuk semua alat-alat pembantu yang diperlukan

    seperti sandang, alat-alat pengangkatan, alat-alat penarik dan sebagainya yang

    diperlukan untuk semua pekerjaan.

    c. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian-bagian dalam

    gambar dan syarat teknik tidak boleh merusak (membatalkan) Kontrak, akan tetapi

    hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang wajar.

    d. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan

    secara terperinci berupa Barchat dan S-Curve dengan waktu yang direncanakan sesuai

    dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Rencana Kerja tersebut harus

    sudah diajukan kepada Pengguna Jasa, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah

    SPMK diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pengguna Jasa dan

    pengelola teknis harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk dapat selalu

    diikuti perkembangannya. Pengawas lapangan akan menilai prestasi pekerjaan

    Kontraktor berdasarkan grafik rencana kearja tersebut yang selalu diikuti dengan grafik

    kemajuan pekerjaan (Presentasi Kerja).

    5. PERLINDUNGAN PEKERJAAN

    a. Perlindungan pekerjaan dari cuaca

    Pelaksanaan dengan biaya sendiri harus dengan cermat melindungi semua pekerjaan

    bahan-bahan yang dapat rusak atau terpengaruh oleh cuaca. Sedangkan suatu

    pekerjaan menjadi rusak atau terpengaruh oleh kondisi cuaca, pekerjaan harus

    diperbaiki atau diperbaiki atau diganti atau pengganti pekerjaan tersebut atas biaya

    kontraktor, sampai pekerjaan tersebut memenuhi syarat.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 4

    b. Pencegahan Pencemaran

    Pelaksanaan harus setiuap saat memelihara semua aliran air, tempat pekerjaan dan

    tanah milik yang berdekatan, menjadi bersih dan bebas dari pencemaran dan puing-

    puing dari apapun yang timbul diluar pekerjaannya. Dan harus mengganti kerugian

    kepada pemberi pekerjaan terhadap semua tuntutan yang timbul dari pencemaran atau

    puing (sisa-sisa) tersebut. Pelaksana harus senantiasa menjaga dampak lingkungan

    yang ditimbulkan dengan adanya debu dari tanah galian, dengan menjaga kelembaban

    tanah tersebut sehingga tidak mengakibatkan debu yang beterbangan.

    6. PENGANGKUTAN DAN PEMBUANGAN

    Pengankutan bahan yang diperlukan untuk pembuangan dan penyelesaian pekerjaan ke

    lokasi pekerjaan dan tanah galian bila ada maupun bekas bongkaran ke luar lokasi

    pekerjaan tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap kemacetan arus lalu lintas.

    Kontraktor harus mengatur jadwal waktu pengangkutan pada saat arus lalu lintas cukupo

    sepi. Kontraktor harus berkonsultasi dengan pihak polisi lalu lintas untuk mengatur

    kelancaran lalu lintas.

    7. DAFTAR UPAH HARIAN, DAFTAR HARGA, BIAYA DAN PAJAK

    a. Daftar harga dan biaya serta daftar upah harian yang diserahkan kontraktor pada

    dokumen perjanjian, yang menjadi bagian daripada kontrak, harus sudah meliputi

    semua yang berhubungan dengan penyelenggara (handling) semua buruh, material,

    peralatan, instalasi/mesin dan peralatan, penyusutan, overhead, keuntungan,

    pengobatan, ijin pajak, pelayanan sosial, asuransi kecelakan dan semua yang

    berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

    b. Pada lingkup pekerjaan ini, biaya pelaksanaan pada pekerjaan yang di maksud yang

    ditawarkan tidak termasuk PPn 10% (beban PPn)

    8. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

    a. Sebagai pelaksana proyek maka sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan, kontraktor

    harus menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli sesuai dengan bidang keahliannya

    yang diberi kuasa penuh dan selalu berada di tampat pekerjaan.

    b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pelaksana harus mempelajari dan mendalami

    semua isi gambar, bestek dan berita acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan

    konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.

    c. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana dari pemborong berdasarkan

    pendidikan, pengalaman kerja yang pernah dilaksanakan, tingkah laku dan kecakapan.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 5

    Dalam hal ini kontraktor harus segera mendapatkan penggantian pelaksana lain dengan

    persetujuan direksi.

    9. ALAT-ALAT PELAKSANA/PENGUKURAN

    a. Selama pelaksana pekerjaan, kontraktor harus menyediakan/menyiapkan alat-alat

    pekerjaan baik sarana peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil

    pekerjaan antara lain alat ukur, selang ukur dan sebagainya.

    b. Penentu titik duga, letak bangunan siku maupun datar dan tegak lurus harus ditentukan

    dengan memakai alat ukur (waterpass instrument) atau alat sejenisnya sesuai

    keperluan.

    10. JENIS DAN MUTU BAHAN

    a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus mengutamakan bahan-bahan

    produksi dalam negeri sesuai surat kepurtusan bersama Menteri Penerbitan Aparatur

    Negara, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Tanggal 23 Desember 1980 atau dapat

    digunakan bahan lain sesuai petunjuk Direksi.

    b. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa

    keterlambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh

    tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara pengajuan

    yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.

    11. GAMBAR-GAMBAR AS BUILT DRAWING DAN SHOP DRAWING

    a. Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai

    dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan sesuai kenyataan, untuk kebutuhan

    pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan

    pada masa pemeliharaan kepada petugas, setelah disetujui oleh Direksi Lapangan

    (dibuat sebanyak 1 Asli + 5 copy)

    b. Dalam hal-hal tertentu maka untuk kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan pekerjaan

    yang membutuhkan penjelasan-penjelasan, dimana hal-hal tersebut tidak terdapat

    dalam gambar-gambar kerja, maka pemborong diwajibkan mambuat gambar-gambar

    shop drawing untuk kebutuhan tersebut dan mendapat persetujuan dari pengawas

    lapangan.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 6

    12. PEKERJAAN PERSIAPAN

    a. Kontraktor bersama-sama dengan pengawas/direksi melakukan survey ulang pada lokasi

    yang akan dikerjakan, guna mencocokkan volume antara RAB dan lapangan

    b. Survey dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur, dibantu dengan meteran

    panjang dan pendek, survey yang dilkukan adalah dengan mengukur kondisi jalan

    memanjng dan melintang.

    13. PEKERJAAN TANAH

    i. PEKERJAAN LEVELING AGGREGAT B

    a. Lapis Fondasi Agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang

    terletak diantara lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang telah disiapkan. Lapis

    Fondasi Agregat terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda yaitu Kelas A, Kelas B dan

    Kelas C. Agregat Kelas A atau Agregat Kelas B digunakan untuk Lapis Fondasi,

    sedangkan Agregat Kelas C digunakan untuk Lapis Fondasi Bawah, bahu jalan dan

    perkerasan tanpa penutup aspal.

    b. Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup pengadaan, pemasokan,

    pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di

    atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai persyaratan dan detil

    yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau sesuai dengan perintah Direksi

    Pekerjaan, dan memelihara lapis fondasi agregat yang telah selesai sesuai yang

    disyaratkan.

    c. Pengadaan, mencakup pemecahan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya

    yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan pada seksi

    ini. Lapis fondasi agregat pada seksi ini mencakup lapis fondasi bawah dan lapis

    fondasi.

    d. Kontraktor menyediakan alat-alat untuk penghamparan dan peadatan aggregate

    e. Bahan

    i. Sumber Bahan

    ii. Bahan Lapis Fondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui Direksi

    Pekerjaan sesuai dengan Pasal 1.2.7 tentang Logistik, dari Spesifikasi ini.

    iii. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 50 kg contoh

    agregat yang akan digunakan untuk dijadikan rujukan selama pelaksanaan

    pekerjaan.

    iv. Fraksi Agregat Kasar

    v. Agregat kasar (tertahan pada saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel

    yang keras dan awet.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 7

    vi. Agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu kali harus 100% mempunyai

    paling sedikit dua bidang pecah.

    vii. Agregat kasar Kelas B yang berasal dari batu kali harus 65% mempunyai

    paling sedikit satu bidang pecah.

    viii. Agregat kasar Kelas C berasal dari kerikil.

    ix. Fraksi Agregat Halus

    x. Agregat halus (lolos saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel pasir atau

    batu pecah halus dengan atau tanpa clay.

    xi. Sifat-sifat Bahan yang Disyaratkan

    xii. Agregat untuk lapis fondasi harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, harus memenuhi ketentuan gradasi yang diberikan dalam Tabel Lapis Fondasi Aggregat dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam

    xiii. Tabel lapis pondasi aggregat.

    xiv. Pencampuran Bahan untuk Lapis Fondasi Agregat

    xv. Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhi ketentuan yang

    disyaratkan bahan lapis fondadi harus langsung dari instalasi pemecah batu

    atau pencampur yang disetujui oleh Direksi Teknis, dengan menggunakan

    pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang

    menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar.

    Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di

    lapangan dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus

    pulvimixer.

    Tabel Gradasi Lapis Fondasi Agregat

    Ukuran saringan Persen berat yang lolos, % lolos

    ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas C

    3 75 100

    2 50 100 75-100

    1 37,5 100 88 100 60-90

    1 25,0 77 100 70 85 45-78

    3/8 9,50 44 60 40 65 25-55

    No.4 4,75 27 44 25 52 13-45

    No.10 2,0 17 30 15 40 8-36

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 8

    No.40 0,425 7 17 8 20 7-23

    No.200 0,075 2 8 2 - 8 5-15

    Tabel Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat

    Sifat sifat Kelas A Kelas B Kelas C

    Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-

    1990)

    mak. 40% mak. 40% mak. 40%

    Indek Plastis (SNI-03-1966-1990 dan

    SNI-03-1967-1990).

    mak. 6 mak. 6 4 9

    Hasil kali Indek Plastisitas dengan % Lolos

    Saringan No.200

    mak. 25 -- --

    Batas Cair (SNI 03-1967-1990) mak. 25 mak. 25 mak. 35

    Gumpalan Lempung dan Butir-Butir

    Mudah Pecah dalam Agregat (SNI- 03-

    4141-1996)

    0% mak. 1% mak. 1%

    CBR (SNI 03-1744-1989) min. 90% min. 65% min. 35%

    Perbandingan persen lolos #200 dan #40 mak. 2/3 mak. 2/3 mak. 2/3

    f. Peralatan

    - Umum

    Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pada

    Spesifikasi ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan dirawat agar supaya

    selalu dalam keadaan baik. Peralatan yang digunakan oleh sub-Penyedia Jasa

    atau pemasok untuk kepentingan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan

    Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan

    processing harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas

    sedemikian sehingga dapat mencampur agregat, air secara merata sehingga

    menghasilkan campuran yang homogen. Apabila instalasi pencampur digunakan

    maka instalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk

    memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan

    proporsi yang benar.

    - Alat Penghampar

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 9

    Alat penghampar agregat harus menggunakan peralatan mekanis yang mampu

    menyebarkan bahan lapis fondasi agregat dengan lebar dan toleransi permukaan

    yang diinginkan serta tidak menimbulkan segregasi.

    - Alat Pemadat

    Alat pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa penggetar

    atau pemadat roda karet, dapat digunakan untuk pemadatan fondasi agregat.

    - Alat Pengangkut

    Dump truk/truck flad bed yang akan digunakan, bak penampungnya tidak boleh

    bocor dan dilengkapi terpal yang digunakan pada saat pengangkutan bahan ke

    lokasi pekerjaan dan menjamin tidak banyak terjadinya penguapan air sepanjang

    perjalanan.

    g. Persyaratan Kerja

    a) Pengajuan Kesiapan Kerja

    - Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal di bawah

    ini paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal yang diusulkan

    dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapis

    Fondasi Agregat :

    - Penyedia Jasa harus mengirim secara harian hal-hal di bawah ini dalam

    bentuk tertulis kepada Direksi Teknis segera setelah selesainya setiap ruas

    pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan

    lain di atas Lapis Fondasi Agregat :

    b) Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja.

    Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan

    sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau

    bila kadar air bahan tidak berada dalam rentang yang ditentukan

    H. Pelaksanaan

    Pekerjaan Persiapan untuk Lapis Fondasi Agregat

    c) Apabila Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu

    jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama

    harus diperbaiki terlebih dahulu ..

    d) Apabila Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan

    perkerasan lama atau tanah dasar baru, maka lapisan ini harus diselesaikan .

    e) Sebelum pekerjaan Lapisan Fondasi Agregat akan dilaksanakan, maka

    lapisan dasar yang akan dilapisi harus telah disiapkan memenuhi persyaratan

    dan telah ditangani sesuai dengan butir a) dan b) di atas, dan mendapatkan

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 10

    persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis dengan panjang paling sedikit 60

    meter secara menerus. Untuk penyiapan tempat-tempat yang kurang dari 60

    meter karena tidak cukup ruang, seluruh daerah itu harus disiapkan dan disetujui

    sebelum lapis fondasi agregat dihampar.

    f) Apabila Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas

    permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi Teknis dalam

    kondisi tidak rusak, maka harus dilakukan penggaruan atau pengaluran pada

    permukaan perkerasan aspal lama dengan greder agar diperoleh tahanan geser

    yang lebih baik.

    1. Penghamparan

    g) Material Lapis Fondasi Agregat setelah ditempatkan harus segera

    dihampar dan dipadatkan agar tidak terjadi penurunan kadar air.

    h) Bahan Lapis Fondasi Agregat harus diangkut ke badan jalan dan harus

    segera dihampar dan dipadatkan agar tidak terjadi penurunan kadar air sehingga

    kadar air pemadatan yang merata dalam rentang yang disyaratkan . Kadar air

    dalam bahan harus tersebar secara merata.

    i) Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan yang merata agar

    menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.

    Apabila diperlukan penghamparan lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan

    tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

    j) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali

    ukuran terbesar agregat lapis fondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh

    melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.

    2. Pemadatan

    k) Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, setiap lapis harus

    dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan

    disetujui oleh Direksi Teknis, hingga kepadatan akhir mencapai paling sedikit

    100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang

    ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.

    l) Direksi Teknis dapat memerintahkan agar digunakan mesin pemadat

    beroda karet untuk pemadatan lanjutan untuk menghasilkan ikatan butiran yang

    lebih baik dan stabil. Alat pemadat roda besi berpenggetar hanya digunakan

    untuk pemadatan awal.

    m) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam

    rentang 2% di bawah kadar air optimum sampai 2% di atas kadar air optimum,

    kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering

    maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989,

    metode D.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 11

    n) Pelaksanaan pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan

    bergerak ke sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikian juga didaerah

    super-elevasi.

    o) Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan

    lajur lainnya selebar tebal lapisan.

    Pemadatan yang berbatasan dengan kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak

    terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat

    lainnya yang disetujui Direksi Teknis.

    14. PEKERJAAN BETON

    13.1. BETON READY MIX MUTU K-225

    Yang dimaksud dengan perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri dari pelat

    beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau

    menerus dengan tulangan, terletak di atas tanah dasar atau fondasi bawah, tanpa atau

    dengan pengaspalan sebagai lapis penutup permukaan.

    Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini hanya untuk Konstruksi Perkerasan Beton Semen

    Portland yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, yang

    umumnya diletakkan di atas lantai kerja yang dapat berupa beton kurus (lean concrete)

    atau lapis fondasi bawah yang telah dipersiapkan dan diterima sesuai dengan spesifikasi

    ini, menurut elevasi, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir

    yang diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknis.

    Beton yang dituang harus sesuai denga mutu beon yang disyaratkan yaitu mutu beton

    K-225, hal ini dibuktikan dengan sejumlah test pada beton yaitu test kubus dan hammer

    test.

    13.1.a. Pengecoran

    (a) Sebagai persyaratan Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi Teknis secara

    tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai

    suatu pengecoran beton atau meneruskan pengecoran yang telah ditunda lebih

    dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan,

    sifat pekerjaan, kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran beton.

    (b) Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan, beton tidak

    boleh dicor bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan

    seluruh operasi pencampuran dan pengecoran.

    (c) Campuran Beton yang berasal dari batching plant harus diangkut dengan truk

    pencampur / pengaduk dan campuran harus sudah dihampar dan dipadatkan

    maksimum 120 menit sejak air dicampurkan ke dalam campuran. Campuran

    beton yang tertunda penghamparannya melebihi 30 menit harus dibuang dan

    harus dibuat sambungan konstruksi.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 12

    (d) Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu

    sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau

    sampai pekerjaan dihentikan sesuai (c) di atas.

    (e) Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/

    pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor

    ke dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari

    segregasi dengan tinggi jatuh maksimum 1,50 meter.

    (f) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga beton yang baru dicor menyatu

    dengan beton yang dicor sebelumnya dengan memperhatikan butir (c) di atas.

    (g) Bila pelaksanaan perkerasan dilakukan pada cuaca panas dan bila temperatur

    beton basah (fresh concrete) di atas 24C, pencegahan penguapan harus

    dilakukan. Air harus dilindungi terhadap panas sinar matahari, dengan cara

    melakukan pengecatan tankinya dengan warna putih dan mengubur pipa

    penyaluran atau dengan cara lain yang sesuai. Temperatur agregat kasar

    diturunkan dengan menyemprotkan air. Pengecoran beton harus dihentikan bila

    temperatur beton pada saat dituangkan lebih dari 32C.

    Kehilangan kadar air yang cepat dari permukaan perkerasan akan menghasilkan

    pengikatan (setting) yang lebih awal dan mengurangi waktu yang tersedia untuk

    menyelesaikan pekerjaan perataan permukaan, pembuatan alur. Dalam keadaan

    seperti ini tidak diperbolehkan menambahkan air ke permukaan slab. Pada

    kondisi yang sangat terpaksa berkurangnya kadar air bisa diimbangi dengan

    melakukan penyemprotan mengkabut.

    1) Pekerjaan Penyelesaian Akhir

    Sebelum dilakukan pekerjaan penyelesaian akhir, pada waktu beton masih plastis,

    harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerataan dengan mistar 3 m. Bila kerataan

    tidak memenuhi persyaratan maka harus segera diperbaiki.

    p) Pembuatan Tekstur Permukaan (Texturing)

    Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan dipenuhinya persyaratan

    kerataan dan sebelum penerapan perawatan, terhadap permukaan perkerasan

    beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus dilakukan pembuatan

    tekstur permukaan berupa alur (grooving) dalam arah tegak lurus atau sejajar

    terhadap garis sumbu jalan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis.

    Pembuatan tekstur permukaan dapat dilaksanakan secara manual atau masinal

    dengan jarak alur 20 mm dan kedalaman 3 mm. Peralatan yang tidak menghasilkan

    kedalaman merata harus diganti

    Perapian Tepi

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 13

    Pada tepi-tepi atas perkerasan beton harus dibuat penumpulan dengan radius 6

    mm yang dibentuk dengan alat khusus dan dioperasikan secara manual. Sedangkan

    pada tepi atas memanjang lajur penghamparan dan construction joint penumpulan

    dengan radius 3 mm kecuali untuk joint yang digergaji, tidak perlu penumpulan.

    q) Perawatan

    Segera setelah pembuatan tekstur dan perapian tepi selesai, perawatan beton

    harus dimulai.

    Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengaruh

    panas matahari, angin, dan hujan dengan menggunakan konstruksi rangka yang

    ditutup dengan atap dari bahan-bahan yang bersifat merefleksi panas dan

    melindungi dari hujan. Setiap konstruksi atap harus dipasang segera setelah

    penyelesaian permukaan beton dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga

    permukaan beton tidak terganggu.

    Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan waktu

    tercepat/terawal pada saat permukaan tersebut dapat dilakukan penggelaran bahan

    yang bersifat pelindung kelembaban. Bahan ini dapat berupa :

    Kain burlap atau bahan yang bersifat sangat menyerap air lainnya yang disetujui.

    Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar selalu basah untuk jangka waktu

    tidak kurang dari 7 hari. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan

    air tidak cukup baik untuk perawatan dan pengecoran, atau bila bahan perawatan

    lainnya tidak cukup tersedia dilokasi pekerjaan.

    Membran perawatan (lapisan tipis curing compound) yang disetujui oleh Direksi

    Teknis dan sesuai dengan AASHTO M 148, jenis 2 dengan penyemprotan 0,22 liter

    0,27 liter per m2 untuk penyeprotan cara mekanis atau 0,27 liter 0,36 liter per

    m2 untuk penyemprotan manual dengan menggunakan mesin penyemprot tangan

    yang telah disetujui dan dihindarkan dari terpaan angin.

    r) Pembongkaran Acuan

    Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah mengeras dalam

    waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut harus dibongkar dengan hati-

    hati untuk menghindarkan kerusakan.

    Segera setelah acuan dibongkar, maka semua celah siar muai (sambungan

    ekspansi) dan seluruh lebar bagian yang akan terbuka harus dibersihkan. Setiap

    daerah yang menunjukkan adanya sedikit keropos harus ditambal dengan adukan

    yang terdiri atas 1 (satu) bagian semen dan 2 (dua) bagian agregat halus

    berdasarkan berat. Bila Direksi Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang

    ada sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka

    Penyedia Jasa harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 14

    bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian yang dibongkar tersebut

    harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat sepanjang separuh dari panjang pelat.

    Untuk pelat beton bersambung dengan tulangan, perbaikan kekeroposan dilakukan

    pembongkaran sepanjang minimum 3 m dengan lebar dan ketebalan penuh.

    Penyambungan beton baru dengan beton lama dilakukan dengan pemasangan

    dowel atau dengan perekat epoxy.

    s) Persyaratan Permukaan

    Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan selanjutnya harus

    diuji untuk diperiksa kebenarannya (trueness), dengan menggunakan straight-edge

    berukuran 3 meter yang disetujui dan diletakkan di atas permukaan yang

    bersangkutan pada posisi yang berurutan dan tumpang tindih (overlap) 1,5 meter

    melintasi seluruh permukaan. Setiap bagian permukaan yang jika diuji dalam arah

    membujur, menunjukkan suatu perbedaan atau menyimpang dari alat pengujian

    lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 8 mm harus diberi tanda dan segera

    digerinda dengan suatu alat gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut

    tidak lebih dari 4 mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeriksa sambungan

    melintang untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila perbedaan atau

    penyimpangan terhadap alat pengujian lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus

    dibongkar dan diganti oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri. Bagian-bagian yang

    dibongkar tersebut harus separuh dari panjang slab dan untuk seluruh tebal dan

    lebar pelat yang bersangkutan.

    Untuk slab beton bersambung dengan tulangan, perbaikan kerataan dilakukan

    dengan pembongkaran penuh slab atau kelipatannya.

    Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan di bawah alat sraight-

    edge 3 meter yang ditempatkan dalam segala arah beton yang akan dilapis ulang

    dengan suatu lapisan aspal tidak boleh melebihi 10 mm.

    2) Sambungan (Joint)

    Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang

    ditentukan dalam Gambar. Semua siar/sambungan harus dibuat pada jarak

    tertentu, tegak lurus sumbu jalan dan harus dilindungi agar tidak kemasukan

    material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

    13.1.b. Pengendalian Mutu

    Umum

    Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas

    beton memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak dapat dihilangkan dengan

    pengujian yang telah dilaksanakan dan disetujui Direksi Pekerjaan.

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 15

    Pengujian untuk Sifat Kemudahan Pengerjaan

    Satu atau lebih pengujian Slump sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,

    harus dilaksanakan untuk setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian

    tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan kecuali telah disaksikan oleh Direksi

    Pekerjaan atau wakilwakilnya.

    Pengujian Kekuatan

    Penyedia Jasa harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kekuatan untuk

    setiap 20 meter kubik atau sebagian dari padanya dan beton yang dicor. Setiap

    pengujian harus termasuk pembuatan tiga contoh yang identik untuk diuji pada

    umur 3, 7, dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang direncanakan untuk dicor

    dalam satu hari memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh-contoh

    harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara sembarangan. Contoh pertama dari

    contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari disusul pengujian lebih lanjut pada

    umur 7 dan 28 hari.

    Pengujian Tambahan

    Penyedia Jasa harus melaksanakan suatu pengujian tambahan yang mungkin

    diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan, campuran atau pekerjaan

    beton yang telah selesai, sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknis. Pengujian

    tambahan ini dapat meliputi :

    Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan sclerometer atau alat

    penguji lainnya.

    Pengambilan dan pengujian inti beton.

    Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi Pekerjaan

    13.2. WIRE MESH

    Kontraktor harus memasang wire mesh/jarring kawat baja sebagai tulangan pada

    pekerjaan,Wire Mesh didatangkan dan digelar dilapangan, sebelum pekerjaan

    pengecoran, sebelum wire mesh dipasang terlebih dahulu pada lapis aggregate diberi

    lapisan plastic cor.

    Wire Mesh yang dipasang adalah 6 mm dan harus sesuai dengan spesifikasi yang

    sudah disyaratkan yaitu sesuai dengan SNI 07-0663-1995 : Jaring Kawat Baja Las

    untuk Tulangan Beton dengan tegangan leleh untuk baja adala U 24

    13.3. BEKISTING

    Pemasangan bekisting dilakukan dengan tegak lurus, berdasarkan pada ketentuan dan

    ketebalan beton.

    Bekisting dapat dipakai dengan menggunakan kayu atau dari plat besi.

    Kelalaian dalam memasang bekisting akan dapat mengakibatkan cacat mutu pada

    pekerjaan tersebut dan akan berdampak pada luasan volume pekerjaan, biaya

  • SPEK. TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKUNGAN LOKASI RAPAK BINUANG 2 RT. 39 KEL. SEMPAJA SELATAN KEC. SAMARINDA UTARA 16

    pembengkakan volume akibat dari kesalahan pemasangan bekisting ditanggung oleh

    kontraktor.