spek

Upload: arie-widodo

Post on 12-Jul-2015

207 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB VI SPESIFIKASI TEKNISPEKERJAAN : PERBAIKAN GG. SETIA DESA INDRASARI KECAMATAN MARTAPURA KOTA

Keterangan: Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merek/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produk dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PETUNJUK UNTUK PESERTA

Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk , ketentuan dalam gambar, atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini. BAGIAN I PEKERJAAN PERSIAPAN SEKSI 1.1 PERSYARATAN UMUM RINGKASAN PEKERJAAN 1.1.1 URAIAN BERBAGAI PEKERJAAN YANG TERMASUK DALAM SPESIFIKASI INI Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini : 1. Perbaikan jalan dan penambahan ditempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi tanda dilapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasakan perlu. 2. Pelapisan ulang (overlay) atau pembuatan kembali lapisan kedap permukaan perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan. 3. Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana kerja dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknis di lapangan. 4. Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan Dokumen Kontrak. 5. Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan, drainase dan gorong-gorong. 6. Perbaikan struktur pondasi yang berat maupun yang ringan untuk struktur jalan lainnya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknis di lapangan. SEKSI 1.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.1.2 UMUM 1. Uraian Untuk menjamin kelancaran dan kualitas pekerjaan, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor harus menyediakan Staf Teknik. Staf Teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahanbahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengkoordinasikan tenaga kerja Kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek serta memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan. 2. Pengukuran dan Pemasangan Patok Sebelum pengukuran dan pemasangan Patok dilapangan (setting cut), Kontraktor harus mempelajari gambar rencana kerja dan bersama-sama dengan Direksi Teknis mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan,

sinyalemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan tersebut diatas harus dicatat pada shop drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditanda tangani, serta kepada Direksi Teknis untuk persetujuannya. 3. Patok-patok kilometer dan dipindahkan bila diperlukan. patok stasiun harus diperiksa dan

4. Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan dijadikan acuan. 5. Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada internal tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru. 6. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, maka izin bangunan, bea pungutan resmi, dan izin lainnya akan diurus dan pembiayaannya akan ditanggung oleh Kontraktor (Nilai kontrak sudah termasuk biaya umum, pajak-pajak (PPn/PPh), keuntungan, IMB 1% dari nilai kontrak dan bea pungutan resmi lainnya). 1.1.3 PENGENDALIAN MUTU BAHAN DAN KECAKAPAN KERJA 1. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi Teknis. Sertifikat Ujian Pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang dibuat pabrik termasuk aspal , semen, kapur, baja konstruksi dan kayu. Kontaktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan dilapangan dan bilamana Direksi Teknis meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas sesuai. Sesuai tabel jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu Dalam Prakonstruksi. 2. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian persyaratan spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Pengelola Teknis. Bahan harus diuji dilapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam jadwal Frekwensi Minimum. Pengujian Pengendalian Mutu atas permintaan Direksi Teknis dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran. 3. Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilitas tanah harus disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran, boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknis. 4. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan dilapangan dan disain campuran harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknis. 1.2.3. PENGELOLA LAPANGAN DAN KONTRAKTOR 1. Kontraktor harus menunjuk seorang pemimpin lapangan untuk mengarahkan dan mengatur pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak, termasuk pengoorganisasian tenaga dan peralatan Kontraktor serta bertanggung jawab bagi pengadaan pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan Dokumen Kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman lapangan paling sedikit selama 10 (sepuluh) tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang Sipil yang mampu. Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan,

persyaratan ini tidak diharuskan dan tergantung kepada kompermasi/persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksanan Lapangan yang mampu dan berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam Dokumen Kontrak, termasuk pengawsan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat Dokumen Kontrak. 1.2.4 PENGENDALIAN LINGKUNGAN 1. Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain dan persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya akan ditaati. Kontraktor tidaak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkaan suara sangat keras (gaduh), dan didalam daerah permukiman suara peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor yang dibawah pengendalian kontraktor. Kontaktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat rumah sakit. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman secara teratur terhadap jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal. 1.2.5 PEMATOKAN DAN PEMASANGAN PEKERJAAN DI LAPANGAN 1. Alinyamen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknis sebelum dimulainya pekerjaan. 2. Jika dianggap perlu oleh Pengelola Teknis, kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan. 3. Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambargambar proyek menurut perintah Direksi Teknis. Persetujuan Direksi Teknis atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis yang harus dilaksanakan tanpa penundaan. 4. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru, penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk perhitungaan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada profil dengan skala dan ukuran tertentu oleh Direksi Teknis, serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambargambar profil asli beserta tiga fotocopy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang Asli dan satu fotocopi akan ditahan oleh Direksi Teknis dan dua copy yang sudah ditanda tangani dikembalikan kepada Kontraktor.

2.

3.

4.

5. Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata dilapangan dibawah pengendalian dan pengaturan penuh oleh Direksi Teknis, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknis. 6. Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknis, kontraktor harus menyediakan semua instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan pematokan dilapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan. 1.2.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Semua biaya untuk pekerjaan didalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-pekerjaan yang dimasukkan dalam bab ini.

SEKSI 1.3 STANDAR RUJUKAN 1.3.1 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan. 2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyedia bahan-bahan dan kecepatan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknis. 1. Selama pengadaan Kontraktor harus bertanggungjawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.

13.2

JAMINAN KUALITAS

2. Selama pelaksanaan Direksi teknis mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi kontraktor. 3. Tanggung Jawab Kontraktor Adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknis atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh direksi teknis secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi. 4. Standar-standar Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk,namun tidak terbatas pada standar yang dicantumkan dibawah:

BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII) PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI-1982) iv. PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA(NI2-1971) v. AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2) vi. ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS vii. BS = BRITISH STANDART INSTITUTION viii. MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

i. ii. iii.

SEKSI 1.4 BAHAN-BAHAN PENYIMPANAN 1.4.1 UMUM 1. Uraian Bahan-bahan yang digunakan dakam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut : a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan. b. Untuk kekuatan ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknis. c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui. 2. Penyerahan a. Sebelum mengeluarkan suaru pesanan atau sebelumperubahan suatu daerah galian untuk suatu bahan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi. b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasispesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi Teknis paling sedikit 30 (tiga puluh) hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknis secra tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui. c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen , baja dan kayu struktural serta bahan-bahan buatan pabrik lainnya. Sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknis diberikan. Direksi Teknis memberikan persetujuan ini secara tertulis. 1.4.2. SUMBER BAHAN-BAHAN 1. Sumber-sumber a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknis, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mmengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknis. b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk produksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknis akan menolak atau menerima bahanbahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak. d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatiif dengan daerah sekelilingnya. 2. Pemesanan Bahan a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknis telah memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui Direksi Teknis, maka Direksi Teknis dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti. 1.4.3. PENYIMPANAN BAHAN 1. Umum a. Bahan-bahan harus disimpan dalam caraa sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknis. b. Penimpanan di atas hak millik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa. c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpangan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir. 2. Penumpukan Agregat a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada segresi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter. b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan denngan partisi kayu. c. Penempatann tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air. d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalanjalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukkan material lainnya, khususnya selama musim kering. 3. Penyimpanan Bahan-bahan Aspal Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendaah dan sampah-sampah. Cara penumpukkan untuk berbagai bahn-bahan aspal adalah sebagai berikut : a. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah keatas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya keatas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air diatas tutup drum. b. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin dan aspal out back harus ditumpuk diatas sisinya dengan lubang pengisian disebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur suatu penyimpanan.

c. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk diatas ujung atau diatas sisinya tetapi bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan secara teratur. 4. Penanganan dan Penyimpanan Semen a. Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ketempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah dan kantong semen menjadi rusak. b. Dilapangan semen tersebut harus disimpan didalam gudang yang kedap air, dengan penumpukkan yang rapi dan secara sistimatis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (komsumsi) semen dapat diatur serta tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan. c. Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan. Direksi Teknis secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan dilapangan dan tidak akan mengijinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras. 5. Bahan-bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan Direksi Teknis akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang di pilih harus keras tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahanbahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas. Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah dan bila perlu tanah tersebut di ratakan dengan motor grader. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) diatas dan di bentuk kedalam tempat yang teratur (tidak berserakan disepanjang jalan). 1.4.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Royalty (Keuntungan) Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa royalty (pajak) daan biaya-biaya sejenis akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini. 2. Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis secara tertulis. b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan harus dimasukkan dalam harga satuan dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

SEKSI 1.5 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN 1.5.1 UMUM 1. Uraian Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pejabat Pembuat Komitmen (atau Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor dan akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintaah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam Struktur Hargaa Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam Besarnya Kontrak.Perintaah Perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu addendum. 2. Perintah Perubahan daan Addenda Harus memenuhi hal-hal berikut : a. Perintah Perubahan Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang diparaf oleh kontraktor menunjukkan penerimanya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaiannya pembayaran dan waktu , jika ada untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut Perintah perubahan harus ditertibkan dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang akan menimbulkan suatu perubahan data Dokumen Kontrak atau instruksiinstruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. b. Addenda Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Emplayer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnyakontrak dan telah dituding sebelumnya serta disetujui dibawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan kontraktual tersebut terjadi untuk struktur harga atau Besarnya Kontrak.

3. Penyerahan-penyerahan a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaan secara tertulis yang diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otoritas perubahan-perubahan tersebut. b. Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas. c. Kontraktor akan membentuk setiap pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknis mengevaluasi usulan tersebut. 1.5.2 PROSEDUR AWAL 1. Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengawali Perintah Perubahan (Change Order) dengan menyampaikan kepada kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan: a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek tersebut. b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasispesifikasi yang dirubah dengan merinci perubahan yang diusulkan.

c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan tersebut. d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu harga satuan atau lump sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam suatu addendum. Suatu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja dan tidak merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahanperubahan tersebut atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju. 2. Kontraktor dapat meminta satu perintah perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan tertulis kepada direksi Teknik, berisi: .a Uraian perubahan yang diajukan. .b Pernyataan atasan untuk membuat usulan perubahan. .c Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaan, jika ada. .d Pernyataan pengaruh yang pada pekerjaan-pekerjaan subkontraktor yang terpisah, jika ada. .e Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan dibawah struktur Harga satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga satuan tambahan atau Lump sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui. 1.5.3 PELAKSANAAN PERINTAH PERUBAHAN (CHANGE ORDER) 1. Isi masalah dalam Perintah Perubahan berdasarkan pada : a. Permintaan Pejabat Pembuat Komitmen dan penerimaan kontraktor yang disetujui bersama, atau : b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Pejabat Pembuat Komitmen akan mempersiapkan Perintah Perubahan tersebut dan menyediakan satu nomor Perintah Perubahan. 3. Perintah perubahan tersebuut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan, penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan. 4. Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan menunjukan setiap tambahan harga satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan diantara pemimpin proyek dan kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu addendum. 5. Pejabat Pembuat Komitmen akan menandatangani dan menetapkam tanggal Perintah Perubahan sebagai otoritas bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut. 6. Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal Perintah Perubahan untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya. 1.5.4 PELAKSANAAN ADDENDUM 1. Isi masalah satu Addendum berdasarkan : a. Permintaan Pejabat Pembuat Komitmen dan jawaban kontraktor. b. Permohonan kontraktor untuk perubahan yang direkomendasikan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Pejabat Pembuat Komitmen akan menyiapkan addendum

2. tersebut.

3. Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan tambahan maupun penghapusan beserta revisi dokumen kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud. 4. Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau penyesuaian harga satuan item pembayaran beserta satu perubahan jumlah kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak. 5. Pejabat Pembuat Komitmen dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak. SEKSI 1.6 DOKUMEN REKAMAN PROYEK 1.6.1 UMUM 1. Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak atau akan menyelesaikaan rekaman semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek. 2. Penyerahan-penyerahan a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknis untuk persetujuan rekaman proyek tersebut kontraktor yang dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan atau tanggal lain menurut perintah Pejabat Pembuat Komitmen : b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir (final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat penyelesaian utama dilengkapi dengan catatan-catatan berikut : Nomor dan jadwal proyek. Nama dan Alamat Kontraktor. Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman. Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat. Tanda tangan Kontraktor atau waktunya yang diberi kuasa. 1.6.2 DOKUMEN REKAMAN PROYEK Perangkat Dokumen Proyek. Dengan memenangkan kontrak Kontraktor akan mendapatkkan seperangkat lengkap semua Dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen tanpa beban biaya yang berkaitan dengan kontrak. Dokumen tersebut akan mmeliputi : Persyaratan Umum Kontrak. Gambar Rencana Kontrak. Spesifikasi teknis. Addenda. Modifikasi-modifikasi lain terhadap kontrak (jika perlu). Catatan Pengujian Lapangan. Penyimpanan Dokumen Dokumen proyek tersebut harus disimpan didalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakkan dan hilang sampai pekerjaan selesai, serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman Proyek Akhir (final). Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi Teknik.

SEKSI, 1.7 PEKERJAAN HARIAN 1.7.1 UMUM 1. Uraian Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah Pekerjaan harian dapat termasuk segala sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknis dan dapat meliputi stabilisasi, pengujiaan (testing), perbaikan dan lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. 2. Penyerahan Sebelum memesan material untuk Pekerjaan harian Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan material. Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknis tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar. Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tandatangan Direksi Teknis pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknis telah menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan. 1.7.2 BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN 1. Bahan-bahan Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci dimanapun pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknis. 2. Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui untuk digunakan oleh Direksi Teknis sebelum pekerjaan dimulai. 1.7.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN HARIAN 1. Pengesahan Pekerjaan Harian a. Pekerjaan Harian dapat diminta secara tertulis oleh kontraktor atau diperintahkan oleh Direksi Teknis. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknis mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian. b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan staf pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak jika ada.

c. Direksi Teknis akan menandatangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi pekerjaan harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada kontraktor. 2. Pelaksanaan Pekerjaan harian Operasi Pekejaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuanketentuan dari Bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak memuaskan. Dalam hal ini pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak ditentukan dimanapun pada spesifikasi ini, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi teknis. 3. Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar Swakelola, bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknis ditambah keterangan tambahan seperti: 1). Nama Direksi Teknis yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut. 2). Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan. 3). Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja pada Pekerjaan Harian. 4). Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada Pekerjaan Harian. 5). Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan Perintah Perubahan. b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagihan Pekerjaan Harian dan Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran. 1.7.4 CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN HARIAN 1. Pengukuran Dan Pembayaran Bahan-Bahan a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan (invoice) dan levaransir dan laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui. b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari levaransir yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga berikut ini: 1). Pengadaan dan pengiriman ke lapangan. 2). Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, perlindungan dan penanganan secara umum. 3). Yang terbuang. 4). Biaya-biaya administrasi dan akuntansi dan semua biaya overhead lainnya yang berhubungan. 5). Keuntungan.

c.

Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan harian harus dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran Material untuk Pekerjaan Harian yang tercatat pada Daftar Penawaran.

2. Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah Pekerjaan Harian harus dibuat berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini: a. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadi haknya dan semua biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia: Pedoman untuk Investor asing (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja. b. Pemakaian dan Pemeliharaan perkakas manual. c. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan. d. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan. e. Keuntungan. 3. Pengukuran Peralatan Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang disewa atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dan peralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini: a. Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan diatas untuk tenaga kerja. b. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. c. Overhauls, perbaikan dan pergantian. d. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan. e. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor lapangan dan semua biaya overhead lainnya. f. Biaya pengangkutan ke dan dari lapangan. g. Keuntungan.

BAGIAN II PEKERJAAN PERKERASAN SEKSI. 2.1 LAPIS PONDASI BAWAH AGREGAT UMUM 1. Umum Lapis pondasi bawah (LPB) adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan berbutir diletakkan diatas lapis tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada dibawah lapis tanah pondasi atas perkerasan. Pekerjaan lapis pondasi bawah (LPB) terdiri dari mendapatkan, memproses, mengangkut, menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambargambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. Catatan : suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bila CBR lapis tanah dasar adalah 24 % atau lebih. 2. Toleransi Ukuran a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringaan melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambargambar. Tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus seragam dan seragam. b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur dilapangan dan disetujui oleh Direksi Teknis. 3. Contoh bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 (empat belas) hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data dari pengujian sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini. b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknis, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan diatas.

4. Perbaikan pekerjaan yang tidaak memuaskan. a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakn sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat kerena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan biaya kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis. BAHAN-BAHAN 1. Persyaratan Umum a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi bawah terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami, dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelas A dan Kelas B seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap. c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknis atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi bahan lapis pondasi bawah. 2. Gradasi Lapis Pondasi Bawah Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B diberikan dalam tabel 2.1.2 dibawah ini. Tabel 2.1.2 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH % Lolos Atas Berat Kelas A (