spek khus camp hangat asbuton

29
Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007 SKh. 6.3.b - 1 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 6.3.b CAMPURAN BERASPAL HANGAT DENGAN ASBUTON BUTIR SKh.6.3.b.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir adalah campuran antara agregat dengan peremaja dan Asbuton Butir, yang dicampur di Unit Pencampur Aspal (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan hangat pada temperatur tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan peremaja yang mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya dipanaskan masing-masing pada temperatur tertentu. b) Pekerjaan yang diatur dalam Spesifikasi Khusus ini mencakup pembuatan lapisan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir untuk lapis perata, lapis fondasi, lapis permukaan antara dan lapis aus, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis fondasi atau dan permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan Gambar Rencana. c) Semua jenis Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton), rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan yang sesuai. 2) Jenis Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Jenis campuran beraspal hangat yang menggunakan Asbuton Butir dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar Rencana. Campuran beraspal hangat yang menggunakan Asbuton Butir dapat digunakan untuk lapis permukaan atau lapis fondasi, yaitu terdiri atas Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis Aus (AC-WC Asb-H), Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis Permukaan Antara (AC-BC Asb-H) dan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Asbuton Butir Lapis Fondasi (AC-Base Asb-H). SKh.6.3.b.2 PERSYARATAN 1) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar SNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles SNI 06-2432-1991 : Metoda pengujian daktilitas bahan-bahan aspal SNI 06-2433-1991 : Metoda pengujian titik nyala dan titik bakar dengan alat cleveland open cup SNI 06-2434-1991 : Metoda pengujian titik lembek aspal dan ter SNI 03-2439-1991 : Metode pengujian kelekatan agregat terhadap aspal SNI 06-2440-1991 : Metoda pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan cara A SNI 06-2441-1991 : Metoda pengujian berat jenis aspal padat SNI 06-2456-1991 : Metoda pengujian penetrasi bahan-bahan bitumen SNI 03-3407-1994 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk batu terhadap larutan natrium sulfat dan magnesium sulfat SNI 03-3640-1994 : Metode pengujian kadar aspal dengan cara ekstraksi menggunakan alat soklet

Upload: wpramanto2789

Post on 26-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 1

    SPESIFIKASI KHUSUSSEKSI 6.3.b

    CAMPURAN BERASPAL HANGAT DENGAN ASBUTON BUTIR

    SKh.6.3.b.1 UMUM

    1) Uraiana) Yang dimaksud dengan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir adalah campuran

    antara agregat dengan peremaja dan Asbuton Butir, yang dicampur di Unit PencampurAspal (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan hangat pada temperatur tertentu.Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan peremaja yang mencukupi dalammencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya dipanaskan masing-masing padatemperatur tertentu.

    b) Pekerjaan yang diatur dalam Spesifikasi Khusus ini mencakup pembuatan lapisan CampuranBeraspal Hangat dengan Asbuton Butir untuk lapis perata, lapis fondasi, lapis permukaanantara dan lapis aus, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis fondasi atau dan permukaanjalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan Gambar Rencana.

    c) Semua jenis Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dirancang menggunakanprosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa rancanganyang berkenaan dengan kadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton), rongga udara, stabilitas,kelenturan dan keawetan yang sesuai.

    2) Jenis Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton ButirJenis campuran beraspal hangat yang menggunakan Asbuton Butir dan ketebalan lapisan harusseperti yang ditentukan pada Gambar Rencana.Campuran beraspal hangat yang menggunakan Asbuton Butir dapat digunakan untuk lapispermukaan atau lapis fondasi, yaitu terdiri atas Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton ButirLapis Aus (AC-WC Asb-H), Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis PermukaanAntara (AC-BC Asb-H) dan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Asbuton ButirLapis Fondasi (AC-Base Asb-H).

    SKh.6.3.b.2 PERSYARATAN

    1) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI) :SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasarSNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los AngelesSNI 06-2432-1991 : Metoda pengujian daktilitas bahan-bahan aspalSNI 06-2433-1991 : Metoda pengujian titik nyala dan titik bakar dengan alat cleveland open

    cupSNI 06-2434-1991 : Metoda pengujian titik lembek aspal dan terSNI 03-2439-1991 : Metode pengujian kelekatan agregat terhadap aspalSNI 06-2440-1991 : Metoda pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan cara ASNI 06-2441-1991 : Metoda pengujian berat jenis aspal padatSNI 06-2456-1991 : Metoda pengujian penetrasi bahan-bahan bitumenSNI 03-3407-1994 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk batu terhadap larutan natrium

    sulfat dan magnesium sulfatSNI 03-3640-1994 : Metode pengujian kadar aspal dengan cara ekstraksi menggunakan alat

    soklet

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 2

    SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm)

    SNI 03-4428-1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahanplastis dengan cara setara pasir

    SNI 03-6399-2000 : Tata cara pengambilan contoh aspalSNI 03-6721-2002 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dengan alat sayboltSNI 03-6757-2002 : Metode pengujian berat jenis nyata campuran beraspal padat

    menggunakan benda uji kering permukaan jenuhSNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk campuran beraspalSNI 03-6877-2002 : Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak dipadatkanSNI 03-6885-2002 : Metode pengujian noda aspal minyakSNI 03-6893-2002 : Metode pengujian berat jenis maksimum campuran beraspalSIN 03-6894-2002 : Metode pengujian kadar aspal dan campuran beraspal cara sentrifiusRSNI M-01-2003 : Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat MarshallRSNI M-04-2004 : Metode pengujian kelarutan aspalRSNI M-06-2004 : Cara uji campuran beraspal panas untuk ukuran agregat maksimum dari

    25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci) dengan alat MarshallRSNI T-01-2005 : Cara uji butiran agregat kasar berbentuk pipih, lonjong atau pipih dan

    lonjong.AASHTOAASHTO T283-03 : Resistance of compacted asphalt mixture to moisture induced damageAASHTO T165-97 : Effect of water on cohesion of compacted bituminous paving mixtures

    British StandardBS 598 Part 104 (1989) : The compaction procedure used in the percentage refusal density test

    2) Pekerjaan Seksi Lain Pada Spesifikasi Umum Yang Berkaitan Dengan Spesifikasi Khusus ini.a) Persiapan : Seksi 1.2b) Lapis Resap Perekat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

    3) Toleransia) Toleransi tebal lapisan ditunjukkan pada Tabel 1.b) Bilamana Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang dihampar lebih dari satu

    lapis, seluruh tebal lapisan beraspal tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalamTabel 1.

    c) Seluruh tebal lapisan tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Tebal Nominal Minimum Lapisan Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir dan Toleransi

    Jenis Campuran Beraspal Hangatdengan Asbuton Butir Simbol

    Tebal NominalMinimum (mm)

    ToleransiTebal (mm)

    Lapis Permukaan (Lapis Aus) AC-WC Asb-H 40 3Lapis Permukaan Antara AC-BC Asb-H 50 4Lapis Fondasi AC-Base Asb-H 60 5

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 3

    d) Toleransi kerataan harus memenuhi ketentuan berikut ini :(1) Kerataan Melintang

    Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan tegak lurus sumbujalan tidak boleh melampaui 4 mm untuk lapis aus, 5 mm untuk lapis permukaan antaradan 6 mm untuk lapis fondasi.

    (2) Kerataan MemanjangSetiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar lurus atau mistar lurus berjalan(rolling) sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar dengan sumbu jalan tidak bolehmelampaui 5 mm.

    e) Perbedaan elevasi melintang untuk lapis aus, lapis antara dan lapis fondasi tidak boleh lebih 5%dari kemiringan rencana.

    f) Perbedaan elevasi sumbu jalan dan tepi-tepi untuk setiap 5 m panjang untuk lapis aus tidakboleh lebih dari 5 mm, lapis permukaan antara tidak boleh melampaui 8 mm dan untuk lapisfondasi tidak boleh melampaui 10 mm dari elevasi yang dihitung dari penampang memanjangyang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

    4) Persyaratan Bahana) Agregat

    (1) Umum(a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar

    Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir, yang proporsinya dibuat sesuaidengan rumus perbandingan campuran (lihat Pasal SKh.6.3.b.5)), memenuhi semuaketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 2 sampai dengan Tabel 3.

    (b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh DireksiTeknik. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 1.11 dariSpesifikasi Umum.

    (c) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus sudah melaksanakan pengadaansetiap fraksi agregat pecah dan pasir untuk Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir, paling sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukanpersediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir satu bulan berikutnya.

    (d) Dalam pemilihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah memperhitungkanpenyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspalyang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi kembali hargasatuan dari Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir.

    (e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%.(f) Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halus minimum 2,5 dan

    perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.(g) Fraksi agregat kasar, agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk terpisah.

    (2) Agregat Kasar(a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan No.8 (2,36 mm)

    dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidakdikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 2.

    (b) Fraksi agregat kasar harus batu pecah atau kerikil pecah dan harus disiapkan dalamukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakanyang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukurannominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama(teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.

    (c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel 2.Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yanglebih besar dari 2,36 mm dengan bidang pecah satu atau lebih.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 4

    Tabel 2. Ketentuan Agregat Kasar

    Pengujian Standar Nilai

    Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks. 40%Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95%Angularitas agregat kasar SNI 03-6877-2002 95/90(*)Partikel Pipih dan Lonjong(**) RSNI T-01-2005 Maks. 10%

    Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1%Catatan :(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau

    lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5

    (d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke Unit PencampurAspal melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupasehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.

    (e) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 2 untuk partikel kepipihan dankelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Teknis agar agregat tersebut memenuhisemua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat dipertanggungjawabkan telahdilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik.

    (f) Pembatasan lolos # 200 < 1%, pada ayakan kering karena agregat kasar yangdilekati lumpur tidak dapat dipisahkan pada waktu pengeringan sehingga tidakdapat dilekati aspal.

    (3) Agregat Halus(a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri atas pasir atau pengayakan

    batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm) sesuai SNI 03-6819-2002.

    (b) Pasir boleh digunakan dalam Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir.Persentase maksimum yang dijinkan adalah 10%.

    (c) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, ataubahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batuyang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal SKh.6.3.b.2.4).a).(1). Agar dapatmemenuhi ketentuan Pasal ini batu pecah halus harus diproduksi dari batu yangbersih.

    (d) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan dipasok ke UnitPencampur Aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yangterpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapatdikontrol dengan baik.

    (e) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Ketentuan Agregat HalusPengujian Standar Nilai

    Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 50%Material Lolos Saringan No. 200 SNI 03-4142-1996 Maks. 8%Angularitas SNI 03-6877-2002 Min 45

    (4) Bahan Pengisi (Filler)Bila diperlukan bahan pengisi maka bahan pengisi yang digunakan harus dari semenportland, Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 5

    b) Peremaja dan Asbuton Butir(1) Peremaja yang digunakan untuk Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir

    adalah PH-1000 (peremaja hangat dengan kelas penetrasi 800-1600 cSt atau 100-200detik. PH-1000 dapat dibuat dari campuran antara Aspal Pen 60 dan Bunker Oil (BO)dengan komposisi berkisar 60 : 40 atau dibuat dari campuran antara Aspal Pen 60 danMarine Flux Oil (MFO) dengan komposisi berkisar 70 : 30 atau bahan lain yangdisetujui Direksi Teknis. Bahan peremaja tersebut harus memenuhi persyaratan padaTabel 5. Sedangkan campuran yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan CampuranBeraspal Hangat dengan Asbuton Butir pada Tabel 7 sesuai dengan jenis CampuranBeraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang ditetapkan dalam Gambar Rencana ataupetunjuk Direksi Teknis. Peremaja yang akan digunakan, baik tangki atau drum harusdiberi label yang jelas dan memuat data-data berikut ini :Nama Pemasok :Jenis Bahan Peremaja :Tanggal Pembuatan :

    (2) Batasan penggunaan Asbuton Butir untuk masing-masing tipe sebagaimana ditunjukkanpada Tabel 6 adalah maksimum 7% untuk Asbuton Butir Tipe 5/20; 10% untuk AsbutonButir 15/20; 12,5% untuk Asbuton Butir Tipe 15/25, 15% untuk Asbuton Butir Tipe20/25 dan 16,5% untuk Asbuton Butir Tipe 30/25. Penggunaan Asbuton Butir tersebutharus sudah mempertimbangkan gradasi agregat campuran atau sesuai persetujuanDireksi Pekerjaan. Proporsi penggunaan Asbuton Butir tersebut adalah terhadap berattotal campuran.

    (3) Jenis Asbuton Butir yang digunakan adalah dapat dari salah satu tipe Asbuton butir padaTabel 6 dan harus yang disetujui Direksi Pekerjaan. Takaran pemakaian Asbuton Butirharus sesuai dengan Formula Campuran Rancangan (DMF), sedangkan metoda kerjaproses pencampuran (di pugmill) serta lama pencampurannya harus sesuai denganpetunjuk pabrik pembuatnya.Asbuton Butir yang telah disetujui untuk dikirim harus dalam kemasan kantong ataukemasan lain yang kedap air serta mudah penanganannya saat dicampur di ruangpencampur (pugmill). Asbuton Butir tersebut harus ditempatkan pada tempat yangkering dan beratap sehingga Asbuton Butir terlindung dari hujan atau sinar mataharilangsung. Tinggi penimbunan Asbuton Butir tidak boleh lebih dari 2 meter.Kemasan Asbuton Butir olahan Pabrik harus memiliki label yang jelas dan memuatinformasi berikut: logo pabrik kode pengenal antara lain tipe, berat, penetrasi bitumen, diameter butir dan kelas

    kadar bitumen asbuton(4) Pengambilan contoh Peremaja dan Asbuton Butir

    Pengambilan contoh Peremaja harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-6399-2000.Pengambilan contoh Peremaja dari tiap truk tangki harus dilaksanakan pada bagian atas,tengah dan bawah. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji di laboratoriumlapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan titik lembek. Bitumen/Aspal di dalamtruk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujiancontoh pertama tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi Khusus ini. Bilamanahasil pengujian contoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti Bitumen/ aspaldari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali aspal dan contoh yangmewakili telah memenuhi sernua sifat-sifat Bitumen/aspal yang disyaratkan dalamSpesifikasi Khusus ini.Adapun pengambilan contoh Asbuton Butir olahan Pabrik harus dilakukan untuk setiapakar 3 ( ) dari jumlah kemasan, sedangkan untuk Asbuton Butir yang diolah dilokasipencampur harus dilakukan untuk setiap 50 ton atau diambil minimum 4 contoh darisetiap tempat penimbunan. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji dilaboratorium lapangan untuk memperoleh kadar bitumen, ukuran butir maksimum dannilai penetrasi aspal.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 6

    Asbuton Butir yang dipasok tidak boleh diterima sebelum hasil pengujian contohtersebut memenuhi ketentuan Spesifikasi Khusus ini.Kegagalan dipenuhinya sebagian uji sebagai yang disyaratkan tetap menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa, yang sanksinya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

    c) Gradasi Agregat GabunganGradasi agregat gabungan untuk Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir,ditunjukkan dalam Tabel 4. Gradasi agregat gabungan tersebut merupakan gradasi gabunganantara agregat kasar, halus dan mineral Asbuton Butir. Gradasi Campuran Beraspal Hangatdengan Asbuton Butir harus berada di luar Daerah Larangan (Restriction Zone) dan beradadi dalam batas-batas titik kontrol (control point) yang diberikan dalam Tabel 4.

    Tabel 4. Gradasi Agregat Gabungan Campuran Beraspal Hangat dengan AsbutonButir

    Ukuran Ayakan % Berat Yang LolosASTM (mm) AC-WC Asb-H AC-BC Asb-H AC-Base Asb-H

    1 37,5 1001 25 100 90 100 19 100 90 100 Maks.90 12,5 90 100 Maks.90

    3/8 9,5 Maks.90No.4 4,75No.8 2,36 28 58 23 49 19 45

    No.16 1,18No.30 0,600

    No.200 0,075 4 10 4 8 3 7DAERAH LARANGAN

    No.4 4,75 - - 39,5No.8 2,36 39,1 34,6 26,8 - 30,8

    No.16 1,18 25,6 - 31,6 22,3 - 28,3 18,1 - 24,1No.30 0,600 19,1 - 23,1 16,7 - 20,7 13,6 - 17,6No.50 0,300 15,5 13,7 11,4

    d) Sumber PasokanPersetujuan sumber pemasokan agregat, bitumen/aspal dan asbuton butir serta biladiperlukan bahan pengisi (filler) harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis sebelumpengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus diserahkan, seperti yang diperintahkan DireksiPekerjaan, paling sedikit 30 hari sebelum usulan dimulainya pekerjaan.

    Tabel 5. Persyaratan Peremaja HangatMetoda PersyaratanJenis Pengujian

    Pengujian PH-1000Viskositas: - pada 60C (cSt) atau

    - pada 82,2C, (dtk)AASHTO T-72 800 - 1600

    100 - 200Kelarutan dlm TCE, (%) SNI 06-2438-1991 Min. 99,5Titik nyala, (C) AASHTO T-73 Min. 180Berat Jenis, SNI 06-2441-1991 Min. 0,95Penurunan berat (TFOT), (% terhadap berat awal) SNI 06-2440-1991 Maks. 5Kadar parafin lilin, (%) SNI 03-3639-94 Maks. 2

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 7

    Tabel 6. Persyaratan Asbuton Butir

    Sifat-sifat Asbuton Butir Metoda Pengujian Tipe5/20Tipe15/20

    Tipe15/25

    Tipe20/25

    Tipe30/25

    Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 18-22 18 - 22 23-27 23 - 27 23 - 27Ukuran butir asbuton butir- Lolos Saringan No 4 (4,75 mm); % SNI 03-1968-1990 100 100- Lolos Saringan No 8 (2,36 mm); % SNI 03-1968-1990 100 100 100 Min 95 Min 95- Lolos Saringan No 16 (1,18 mm); % SNI 03-1968-1990 Min 95 Min 95 Min 95 Min 75 Min 75Kadar air, % SNI 06-2490-1991 Mak 2 Mak 2 Mak 2 Mak 2 Mak 2Penetrasi bitumen asbuton pada 25C,100 g, 5 detik; 0,1 mm

    SNI 06-2456-1991 10 10 - 18 10 - 18 19 - 22 28 - 32

    Keterangan:1. Asbuton butir Tipe 5/20 : Kelas penetrasi 5 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 20%.2. Asbuton butir Tipe 15/20 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 20%.3. Asbuton butir Tipe 15/25 : Kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25%.4. Asbuton butir Tipe 20/25 : Kelas penetrasi 20 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25%.5. Asbuton butir Tipe 30/25 : Kelas penetrasi 30 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25%.

    5) Campurana) Komposisi Umum Campuran

    Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir terdiri dari agregat, filler dan peremajaserta asbuton butir. Bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, aditif dapat ditambahkanuntuk menghasilkan sifat-sifat khusus di luar Tabel 8.

    b) Kadar Aspal Dalam CampuranPersentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan bergantung padapenyerapan agregat yang digunakan dan kadar bitumen dari asbuton.

    c) Prosedur Rancangan Campuran(1) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap Campuran Beraspal Hangat dengan

    Asbuton Butir dalam pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semuausulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium dan hasil percobaan penghamparan campuran yang dibuat di instalasipencampur aspal.

    (2) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan penyerapan airuntuk semua agregat yang digunakan. Juga semua pengujian sifat-sifat agregat yangdiminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian pada Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis Maksimum CampuranBeraspal Hangat dengan Asbuton Butir sesuai SNI 03-6893-2002, pengujian sifat-sifatMarshall (RSNI M-01-2003) dan Kepadatan Membal (Refusal Density) campuranrancangan (BS 598 Part 104 1989).

    (3) Contoh agregat diambil dari penampung hangat (hot bin) untuk pencampur jenis takaranberat (weight batching plant) maupun pencampur dengan pemasok menerus (continuousfeed plant).

    (4) Pengujian percobaan campuran harus dilaksanakan dalam beberapa tahapan berikut ini :(a) Memperoleh Gradasi Agregat yang Cocok

    Suatu gradasi agregat yang cocok diperoleh dari penentuan persentase yangmemadai dari setiap fraksi agregat.i) Buat gradasi masing-masing fraksi agregat termasuk gradasi mineral asbuton

    butir hasil ekstraksi (bila digunakan), kemudian buat gradasi campuran(memenuhi Tabel 4)

    ii) Kalibrasi kapasitas bukaan pintu masing-masing bin dingin.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 8

    iii) Periksa kadar air masing-masing fraksi agregat dari bin dingin dan hitung kadarair gabungan (campuran)

    iv) Buat rancangan bukaan pintu bin dingin sehingga gradasi agregat gabunganpaling mendekati gradasi campuran.

    v) Tentukan rancangan kapasitas produksi UPA dengan menggunakan kadar airgabungan.

    Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dapat dibuat bergradasi halus(mendekati batas titik-titik kontrol atas), tetapi akan sulit memperoleh Ronggadalam Agregat (VMA) yang disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal betonbergradasi kasar (mendekati batas titik-titik kontrol bawah).

    (b) Membuat Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula)Setelah dilakukan rancangan dingin, UPA dioperasikan tanpa pemberian peremaja.Ambil contoh dari masing-masing bin panas kemudian lakukan pengujian analisasaringan. Buat gradasi campuran dengan menggabungkan gradasi agregat darimasing-masing bin panas tersebut termasuk gradasi mineral asbuton butir hasilekstraksi.Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall sampai membal (refusal). TetapkanKadar Asbuton Butir dan Perkiraan Peremaja (Pp), sesuai tipe Asbuton Butir yangakan digunakan.Kadar Asbuton Butir dan perkiraan kadar peremaja untuk keperluan perencanaancampuran adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 7.

    Tabel 7. Kadar Asbuton dan Kadar Peremaja PerkiraanUraian Kadar Asbuton dan Peremaja

    Jenis Peremaja PH-1000 PH-1000 PH-1000 PH-1000 PH-1000Tipe asbuton 5/20 15/20 15/25 20/25 30/25Kadar peremaja perkiraan (Pp), %tyerhadap berat total campuran

    4,6 4 2,9 2,3 1,9

    Kadar Asbuton (% terhadap berattotal campuran)

    7 10 12,5 15 16,5

    Keterangan : PH-1000 = Peremaja Hangat Viskositas pada 60C 800-1600 cSt

    Buatlah benda uji dengan kadar peremaja sesuai tipe Asbuton Butir yangdigunakan, dengan tiga kadar peremaja di atas dan dua kadar peremaja di bawahkadar peremaja perkiraan awal. (Contoh, buatlah benda uji dengan kadar peremaja4,5%, dengan 5,0%, 5,5%, dan 6,0%, dengan 4,0% dan 3,5%). Ukurlah berat isibenda uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan stabilitas sisa setelah perendaman.Ukur atau hitunglah kepadatan benda uji pada rongga udara nol (Gmm). HitunglahRongga dalam Agregat (VMA), Rongga Terisi Aspal (VFB), dan Rongga dalamCampuran (VIM). Gambarkan semua hasil tersebut dalam grafik seperti yangditunjukkan dalam Lampiran 6.3.E (Spesifikasi Umum).Buatlah benda uji tambahan dan dipadatkan sampai membal (refusal) denganmenggunakan prosedur PRD-BS 598 untuk tiga kadar peremaja (satu yangmemberikan rongga dalam campuran di atas 5%, satu pada 5% dan satu yang dibawah 5%). Ukur berat isi benda uji dan/atau hitung kepadatannya.Gambarkanlah batas-batas yang disyaratkan dalam grafik untuk setiap parameteryang terdaftar dalam Tabel 9 atau sesuai jenis campuran yang direncanakan, dantentukan rentang kadar peremaja yang memenuhi semua ketentuan dalamSpesifikasi Khusus ini. Gambarkan rentang ini dalam skala balok (seperti disajikanpada Lampiran). Rancangan kadar peremaja umumnya mendekati tengah-tengahrentang kadar peremaja yang memenuhi semua parameter yang disyaratkan.Suatu campuran yang cocok harus memenuhi semua kriteria dari jenis campuranberaspal dalam Tabel 8 dengan Suatu Rentang Kadar Aspal Praktis. Kadar aspal

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 9

    harus di kontrol dengan tebal film aspal pada agregat yang dibatasi padaketebalan minimum 8 mikron. Rentang kadar aspal untuk Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir yang memenuhi semua kriteria rancangan harusmendekati (atau lebih besar dari) satu persen. Rentang kadar peremaja inidimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang sesungguhnya dalam produksiCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir.

    Tabel 8. Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Beraspal Hangat dengan AsbutonButir

    Sifat-sifat Campuran AC-WCAsb-H

    AC-BCAsb-H

    AC-BaseAsb-H

    Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (1)

    Min 4Rongga dalam campuran (%)(3)

    Max 6Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13Rongga terisi aspal (%) Min 65 63 60

    Min 700 1000 (1)Stabilitas Marshall pada temperatur 60C (kg)Max - -Min 3 5(1)Pelelehan (mm)Max - -

    Marshall Quotient (kg/mm) Min 250 300Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah

    perendaman selama 24 jam, 60C Min 75

    Rongga dalam campuran (%) pada (2)

    Kepadatan membal (refusal)Min 2,5

    Catatan :1. Modifikasi Marshall (RSNI M-13-2004 atau lihat Lampiran 6.3 B pada Spesifikasi

    Umum)2. Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk bergetar (vibratory

    hammer) disarankan digunakan untuk menghindari pecahnya butiran agregat dalamcampuran. Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang harus 600untuk cetakan berdiameter 6 in dan 400 untuk cetakan berdiameter 4 in

    3. Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis maksimumcampuran (Gmm - SNI 03-6893-2002)

    (c) Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula)Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harusmenyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan Formula CampuranRancangan (DMF) untuk campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan yangmencakup :i) Ukuran nominal maksimum partikel.ii) Sumber-sumber agregat.iii) Persentase setiap fraksi agregat yang akan digunakan Penyedia Jasa, pada

    penampung dingin dan penampung panas.iv) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam

    Tabel 4.v) Kadar permaja total dan efektif terhadap berat total campuran.vi) Temperatur pencampuran.Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik campuran percobaan laboratoriumuntuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria sesuai jeniscampuran yang direncanakan dalam salah satu Tabel 8. Sifat-sifat benda uji yang

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 10

    sudah dipadatkan harus dihitung menggunakan metode dan rumus yang ditunjukkandalam RSNI M-01-2003 dan RSNI M-06-2004.Dalam tujuh hari Direksi Teknis akan :i) Menerima usulan tersebut jika memenuhi Spesifikasi dan mengijinkan

    Penyedia Jasa untuk melakukan percobaan pelaksanaan.ii) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi.Selanjutnya Penyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran baru dengan biayasendiri untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi.Direksi Teknis, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk memodifikasi sebagianrumus rancangannya atau mencoba agregat lainnya.Bagaimanapun juga pembuatan suatu rumus campuran rancangan yang memenuhiketentuan merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa.

    (d) Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula)i) Segera setelah Formula Campuran Rancangan (DMF) disetujui oleh Direksi

    Pekerjaan, Penyedia Jasa harus melakukan penghamparan percobaan palingsedikit 50 ton. Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat laik kerja,paver mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpasegregasi, tergores, dsb. dan kombinasi penggilas yang diusulkan untuk mampumencapai kepadatan yang disyaratkan selama penghamparan produksi normal.Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuatbenda uji Marshall maupun untuk pemadataan membal (refusal). Hasilpengujian ini harus dibandingkan dengan ketentuan sifat campuran yang dipilihsesuai Tabel 9. Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhi Spesifikasi padasalah satu ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaanharus diulang kembali. Direksi Pekerjaan tidak akan menyetujui campuranrancangan sebagai Formula Campuran Kerja (JMF) sebelum penghamparanpercobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.

    ii) Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari campuran yang digunakandalam penghamparan percobaan dan diambil dari Unit Pencampur Aspal ataudari muatan truk di Unit Pencampur Aspal untuk selanjutnya dibawa kelaboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshall harusdicetak dan dipadatkan pada viskositas yang disyaratkan dalam Tabel 10 danmenggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan. Dari dua belas benda ujiyang memenuhi ketentuan pada Tabel 8 saja yang dirata-ratakan untuk menjadiKepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang selanjutnya digunakansebagai rujukan kepadatan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butirterhampar dalam pekerjaan.

    iii) Percobaan campuran di Unit Pencampur Aspal (UPA) dan percobaanpelaksanaan yang memenuhi ketentuan disetujui sebagai Formula CampuranKerja (JMF).

    (e) Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi Yang Diijinkan(1) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan

    Formula Campuran Kerja, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkandalam Tabel 9 di bawah ini.

    (2) Setiap hari Direksi Teknis akan mengambil benda uji, baik bahan maupuncampurannya seperti yang digariskan dalam Pasal SKh.6.3.b.4.3) danSKh.6.3.b.4.4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggapperlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagalmemenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula Campuran Kerja (JMF) danToleransi Yang Diijinkan harus ditolak.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 11

    Tabel 9. Toleransi Campuran

    Uraian Toleransi1. Agregat Gabungan Lolos Saringan

    - Sama atau lebih besar dari 2,36 mm 5% berat total agregat- 2,36 mm sampai No.50 3% berat total agregat- No.100 dan tertahan No.200 2% berat total agregat- No.200 1% berat total agregat

    2. Kadar aspal (Peremaja+ Bitumen Asbuton) 0,3% berat totalcampuran

    3. Temperatur Campuran keluar dari pugmill 5 C

    (3) Bilamana setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari FormulaCampuran Kerja (JMF) dan toleransi yang diijinkan, tetapi menunjukkanperubahan atau tidak konsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidakdapat diterima atau jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu FormulaCampuran Kerja (JMF) baru atas biaya Penyedia Jasa dan harus diserahkandengan cara seperti yang disebut di atas untuk disetujui, sebelum CampuranBeraspal Hangat dengan Asbuton Butir baru dihampar di lapangan.

    (4) Interpretasi Toleransi Yang DiijinkanBatas-batas absolut yang ditentukan oleh Formula Campuran Kerja maupuntoleransi yang diijinkan menunjukkan bahwa Penyedia Jasa harus bekerjadalam batas-batas yang digariskan pada setiap saat. Adanya batas-batastoleransi tidak berarti gradasi pelaksanaan boleh keluar dari titik-titik kontroldan memotong daerah larangan (restricted zone).

    6) Lapisan PerataAtas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan sebutan :a) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis Aus Perata (AC-WC Asb-H L)b) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis Permukaan Antara Perata (AC-BC

    Asb-H L)c) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Lapis Fondasi Perata (AC-Base Asb-H L).

    7) Unit Pencampur Aspal (UPA)a) Umum

    Unit Pencampur Aspal (UPA) yang dapat digunakan adalah pusat pencampuran dengansistem penakaran (batching)Unit Pencampur Aspal (UPA) harus memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok mesinpenghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan normaldan ketebalan yang dikehendaki. Instalasi ini harus dirancang, dikoordinasi dan dioperasikansedemikian hingga dapat menghasilkan campuran dalam rentang toleransi perbandingancampuran.Unit Pencampur Aspal (UPA) harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dandisetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun protes dari penduduk disekitarnya.Unit Pencampur Aspal (UPA) harus dilengkapi dengan silo filler (filler storage) dan alatpemasok asbuton butir yang dapat menjamin pasokan asbuton ke pugmill atau timbanganfiller secara kontinyu. Bilamana salah satu sistem rusak atau tidak berfungsi maka instalasipencampur aspal tidak boleh dioperasikan.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 12

    b) Timbangan Pada Unit Pencampur Aspal (UPA)(1) Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung (hopper) harus berupa jenis

    jam (pembacaan jarum) tanpa pegas dan merupakan produksi standar serta dirancangdengan ketelitian berkisar antara setengah sampai satu persen dari beban maksimumyang diperlukan.

    (2) Ujung jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan jam dan harus berupajenis yang bebas dari paralaks (pembiasan sinar) yang berlebihan. Timbangan harusdilengkapi dengan tanda (skala) yang dapat disetel untuk mengukur berat masing-masing bahan yang akan ditimbang pada setiap kali pencampuran. Timbangan harusterpasang kokoh dan bilamana mudah berubah harus segera diganti. Semua jam(pembacaan jarum) timbangan harus diletakkan sedemikian hingga mudah terlihat olehoperator pada setiap saat.

    (3) Timbangan yang digunakan untuk menimbang aspal harus memenuhi ketentuan untuktimbangan agregat dengan ketelitian pembacaan tidak boleh melebihi dari 1 kilogramdan harus memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari bahan yang akan ditimbang sertaharus dapat dibaca sampai satu kilogram yang terdekat.

    (4) Bilamana dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan, maka timbangan yang telahdisetujuipun tetap harus diperiksa berulang kali sehingga ketepatannya dapat selaludijamin. Penyedia Jasa harus senantiasa menyediakan tidak kurang dari 10 buah bebanstandar 20 kg untuk pemeriksaan semua timbangan.

    c) Tangki Aspal / PeremajaTangki aspal / peremaja harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan denganefektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang disyaratkan. Pemanasanharus dilakukan melalui pipa oli atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasipipa pemanas. Sirkulasi aspal harus lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian.Temperatur aspal / peremaja yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember penimbang,batang semprot, dan tempat-tempat lainnya dari sistem saluran, harus dipertahankan dengancara isolasi. Bila diperlukan di antara tangki dan alat pencampur dapat ditempatkanbooster (penguat) untuk menaikkan tekanan aspal / peremaja.Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit harusdisediakan dua tangki yang berkapasitas sama. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan kesistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisahtanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat pencampur.

    d) Pemasokan Asbuton ButirApabila jenis campuran yang akan diproduksi adalah campuran beraspal hangat denganmenggunakan asbuton butir maka untuk tempat penyimpanan dan pemasokan pada saatproduksi campuran dapat menggunakan tempat penyimpanan bahan pengisi (filler storageatau silo filler) yang dilengkapi dengan alat pemasoknya (bucket cold elevator screw) dantimbangan atau tempat khusus yang dilengkapi dengan alat pemasok asbuton butir ke tempatpencampur (pugmill) seperti jenis ban berjalan (belt conveyor) atau sesuai persetujuanDireksi Teknik. Kecepatan pasokan asbuton butir, baik dari tempat penyimpanan bahanpengisi (filler storage atau silo filler) ataupun dari jenis ban berjalan (belt conveyor) harusdiatur sehingga sesuai dengan proporsi yang diperlukan.Ruang pencampur (pugmill) harus dilengkapi dengan pintu pemasok asbuton butir denganukuran yang cukup atau dengan memodifikasi sehingga pasokan asbuton butir dapat masukke dalam ruang pencampur (pugmill) tanpa hambatan dan material asbuton harus dapattersebar merata pada seluruh campuran sehingga diperoleh kadar campuran asbuton yangtetap (konstan), baik berasal dari silo filler (filler storage) ataupun tempat khusus yangmenggunakan sejenis ban berjalan.

    e) Pemasok Untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)Pemasok yang terpisah untuk masing-masing agregat harus disediakan. Pemasok untukagregat halus harus dari jenis ban berjalan. Atas persetujuan Direksi Teknik, jenis lain

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 13

    diperkenankan hanya jika pemasok tersebut dapat menyalurkan bahan basah pada kecepatanyang tetap tanpa menyebabkan terjadinya penyumbatan dan penggumpalan. Seluruh pintupenampung (bin gate) harus dikalibrasi. Bukaan pintu dan pengatur kecepatan harus dapatdikunci untuk setiap perbandingan campuran yang telah disetujui. Sekali ditetapkan,kedudukan pintu tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari Direksi Teknik.

    f) Alat Pengering (Drier)Alat pengering berputar harus mampu mengeringkan dan memanaskan agregat sampai ketemperatur yang disyaratkan.

    g) SaringanSaringan harus mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran dan proporsi yangdisyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit di atas kapasitas penuh alat pencampur.Saringan harus memiliki efisiensi pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga agregatyang tertampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung lebih dari 10% bahanyang berukuran lebih atau lebih kecil.

    h) Penampung (Bin) PanasPenampung panas harus berkapasitas cukup dalam melayani alat pencampur biladioperasikan dengan kapasitas penuh. Jumlah penampung minimum tiga buah (tidaktermasuk penampung bahan pengisi) sehingga menjamin kemudahan pembentukan gradasisesuai Formula Campuran Kerja (FCK). Setiap penampung panas harus dilengkapi denganpipa pembuang yang ukuran maupun letaknya sedemikian rupa sehingga dapatmengeluarkan kelebihan kapasitas penampung dan mencegah masuknya bahan ke dalampenampung lainnya. Penampung harus dibuat sedemikian rupa agar benda uji dapat mudahdiambil.

    i) Unit Pengendali Aspal(1) Perlengkapan pengendali aspal yang handal, baik jenis penimbangan ataupun meteran

    harus disediakan untuk memperoleh jumlah aspal yang tepat untuk Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir dengan rentang toleransi yang disyaratkan dalam rumusperbandingan campuran.

    (2) Untuk UPA sistem penakaran (batching plant), perangkat timbangan atau meteran harusdapat menyediakan kuantitas aspal sesuai rancangan untuk setiap penakaran campuran.Untuk UPA sistem menerus (continuous plant), pompa meteran aspal haruslah jenisrotasi dengan sistem pengaliran yang handal serta memiliki susunan nosel penyemprotyang teratur pada alat pencampur. Volume penyaluran dari pompa harus dapatdisinkronkan dengan aliran agregat ke alat pencampur dengan pengendali otomatis.Perlengkapan untuk memeriksa kuantitas atau kecepatan aliran bahan aspal ke alatpencampur harus dikalibrasi terlebih dahulu.

    j) Perlengkapan Pengukur Panas(1) Termometer logam dengan bacaan sampai dengan 200C harus dipasang di tempat

    mengalirnya pasokan aspal dekat katup pengeluaran (discharge) pada alat pencampurdan mudah dibaca dari ruang operasi atau termometer sistim digital.

    (2) Instalasi juga harus dilengkapi dengan termometer, baik jenis arloji (pembacaanjarum), air raksa (mercury-actuated), pyrometer listrik ataupun perlengkapan pengukurpanas lainnya yang disetujui, yang dipasang pada corong pengeluaran dari alatpengering untuk mengukur temperatur agregat yang dipanaskan. Sebuah termo elemen(thermo couple) atau bola sensor (resistance bulb) harus dipasang di dekat dasarpenampung (bin) untuk mengukur temperatur agregat halus sebelum memasuki alatpencampur.

    k) Pengumpul Debu (Dust Collector)UPA harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu baik metoda basah atau metoda keringyang dibuat sedemikian rupa agar dapat membuang atau mengembalikan secara merata keelevator, baik seluruh maupun sebagian bahan yang dikumpulkan, sebagaimanadiperintahkan oleh Direksi Teknik.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 14

    l) Pengendali Waktu PencampuranUPA harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan waktupencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali kalau diubah atasperintah Direksi Pekerjaan.

    m) Timbangan dan Rumah TimbangTimbangan dan rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siapdikirim ke tempat penghamparan.

    n) Ketentuan Keselamatan Kerja(1) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat pencampur dan

    landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit perlengkapan harus dipasang.Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain yangsesuai harus disediakan sehingga Direksi Teknik dapat mengambil benda uji maupunmemeriksa temperatur campuran. Untuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan,pengambilan benda uji dan lain-lainnya, maka suatu sistem pengangkat atau katrol harusdisediakan untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya.Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian bergerak lainnyayang berbahaya harus seluruhnya dipagar dan dilindungi.

    (2) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar tempatpengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari benda yang jatuhdari landasan (platform) alat pencampur.

    o) Ketentuan Khusus Untuk Unit Produksi Campuran Beraspal Sistem Penakaran (Batching Plant)(1) Kotak/ruang Penimbang atau Penampung (Hopper)

    Unit Pencampur Aspal harus memiliki perlengkapan yang akurat dan otomatis (bukanmanual) untuk menimbang masing-masing fraksi agregat dalam kotak penimbang ataupenampung yang terletak di atas timbangan dan berkapasitas cukup untuk setiappenakaran tanpa perlu adanya perataan dengan tangan atau tumpah karena penuh. Kotakpenimbang atau penampung harus ditunjang pada titik tumpu dan penopang tipis, yangdibuat sedemikian rupa agar tidak mudah terlempar dari kedudukannya atau setelannya.Semua tepi-tepi, ujung-ujung dan sisi-sisi penampung timbangan harus bebas darisentuhan setiap batang penahan dan batang kolom atau perlengkapan lainnya yang akanmempengaruhi fungsi penimbangan yang sebenarnya. Ruang bebas yang memadaiantara penampung dan perangkat pendukung harus tersedia sehingga dapat dihindariterisinya celah tersebut oleh bahan-bahan yang tidak dikehendaki. Pintu pengeluaran(discharge gate) kotak penimbang harus terletak sedemikian rupa agar agregat tidakmengalami segregasi saat dituang ke dalam alat pencampur dan harus dapat tertutuprapat sehingga tidak terdapat kebocoran bahan yang akan masuk ke dalam alatpencampur pada saat proses penimbangan campuran berikutnya.

    (2) Alat Pencampur (Mixer)Alat pencampur sistem penakaran (batch) adalah jenis pengaduk putar ganda ("twinpugmill") yang disetujui dan mampu menghasilkan campuran yang homogen danmemenuhi toleransi. Ruang pencampur harus dipanasi dengan selubung uap, minyakpanas, atau cara lainnya yang disetujui Direksi Teknik. Ruang pencampur harusmemiliki kapasitas minimum 600 kg dan harus dibuat sedemikian rupa agar kebocoranyang mungkin terjadi dapat dicegah. Ruang pencampur harus dilengkapi denganpenutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu.Alat pencampur harus memiliki suatu perangkat pengendali waktu yang akurat untukmengendalikan kegiatan dalam satu siklus pencampuran yang lengkap dari penguncianpintu kotak timbangan setelah pengisian ke alat pencampur sampai pembukaan pintualat pencampur. Perangkat pengendali waktu harus dapat mengunci ember aspal selamaperiode pencampuran kering maupun basah. Periode pencampuran kering didefinisikansebagai interval waktu antara pembukaan pintu kotak timbangan dan waktu dimulainyapemberian aspal. Periode pencampuran basah didefinisikan sebagai interval waktu

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 15

    antara penyemprotan bahan aspal ke dalam agregat dan saat pembukaan pintu alatpencampur.Perangkat pengendali waktu harus dapat disetel hingga 60 detik dengan ketelitian 1detik. Penghitung (counter) mekanis penakar yang dirancang harus dipasang sebagaibagian dari perangkat pengendali waktu dan harus dirancang dapat mencatatkeseluruhan jumlah penakaran yang telah selesai dicampur, harus dipasang sebagaibagian dari UPA.Alat pencampur harus dilengkapi pedal (paddle) atau pisau (blade) dengan jumlah yangcukup dan dipasang dengan susunan yang benar untuk menghasilkan campuran yangbenar dan seragam. Ruang bebas antara pisau-pisau (blades) dengan bagian yang tidakbergerak maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali bilamana ukurannominal maksimum agregat yang digunakan lebih besar dari 25 mm. Bilamanadigunakan agregat yang memiliki ukuran nominal maksimum lebih besar dari 25 mm,maka ruang bebas ini harus disetel sedemikian rupa agar agregat kasar tidak pecahselama proses pencampuran.

    p) Peralatan Pengangkut(1) Truk untuk mengangkut Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir harus

    mempunyai bak terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprotdengan sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis, untuk mencegah melekatnyaCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir pada bak. Setiap genangan bahanyang disemprotkan pada lantai bak truk harus dibuang (dump truck dalam posisidumping) sebelum Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dimasukkandalam truk. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yangcocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir terhadap cuaca.

    (2) Truk yang menyebabkan terjadinya segregasi yang berlebihan pada Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir akibat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atauyang menunjukkan kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatanyang tidak semestinya, atas perintah Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaansampai kondisinya diperbaiki.

    (3) Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikatkencang agar Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang tiba di lapanganpada temperatur yang disyaratkan.

    (4) Jumlah truk untuk mengangkut Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir haruscukup dan dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasitanpa berhenti dengan kecepatan yang disetujui.Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan menghasilkan permukaan yangtidak rata sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangiumur rencana akibat beban dinamis. Penyedia Jasa tidak diijinkan memulaipenghamparan sampai minimum terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasokCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir ke peralatan penghampar. Kecepatanperalatan penghampar harus dioperasikan sedemikian rupa sehingga jumlah truk yangdigunakan untuk mengangkut Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir setiaphari dapat menjamin berjalannya peralatan penghampar secara menerus tanpa henti.Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Direksi Pekerjaan akanmengijinkan dilanjutkannya penghamparan bilamana telah tersedia minimum tiga truk dilapangan yang siap memasok Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir keperalatan penghampar dan temperatur campuran/sisa dialat penghampar masihmemenuhi persyaratan. Ketentuan ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang baik danPenyedia Jasa tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atasketerlambatan penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan Penyedia Jasa untukmenjaga kesinambungan pemasokan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butirke peralatan penghampar.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 16

    q) Peralatan Penghampar dan Pembentuk(1) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin sendiri yang

    disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk Campuran Beraspal Hangatdengan Asbuton Butir sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yangdiperlukan.

    (2) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung (hopper) dengan sayap-sayapyang dapat dilipat pada saat setiap Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butirhampir habis untuk menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya dan duabatang ulir pembagi (auger) dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkanCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir secara merata di depan "screed"(sepatu) yang dapat dikendalikan.

    (3) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanis seperti equalizing runners(penyeimbang), straightedge runners (mistar lurus), evener arms (lengan perata), atauperlengkapan lainnya untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan kelurusan garistepi perkerasan tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang tetap (tidak bergerak).

    (4) Alat penghampar harus dilengkapi dengan alat perata (screed) dan dilengkapi denganalat prapemadatan dengan jenis penumbuk (tamper) atau jenis vibrasi serta dilengkapidengan perangkat untuk memanaskan alat perata agar campuran di bawah screed dapattetap hangat pada temperatur penghamparan.

    (5) Alat penghampar dalam operasinya harus dilengkapi dengan alat pengendali ketebalanotomatis yang dapat berupa short skies, long skies, atau taut string sensor.

    r) Peralatan Pemadat(1) Setiap alat penghampar harus disertai 1 (satu) alat pemadat roda baja (steel wheel roller)

    dan 1 (satu) sampai 2 (dua) alat pemadat roda karet. Semua alat pemadat harusmempunyai tenaga penggerak sendiri.

    (2) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak kurang darisembilan roda yang permukaannya rata, halus tanpa cacat dengan ukuran yang sama danmampu dioperasikan pada tekanan ban pompa 7,0 kg/cm2 (95 psi). Untuk ukuran banantara 900 20 dengan 10 ply dengan beban per roda 1700 kg. Roda-roda harus berjaraksama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnyasecara tumpang-tindih (overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanyapada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan angin ban maksimumdan minimum tidak melebihi 0,350 kg/cm2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekananban harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan pompa ban di lapanganpada setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban lain yang digunakan, Penyedia Jasaharus memberikan kepada Direksi Teknik grafik atau tabel yang menunjukkan hubunganantara beban per roda, tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luasbidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berattotal dengan pengaturan beban (ballasting). Tekanan dan beban roda harus disetel sesuaidengan permintaan Direksi Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasikhusus.

    (3) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri, berupa alat pemadat tandem dengan duaatau tiga sumbu.Alat pemadat roda baja harus mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton dan 10 tonuntuk pemadatan akhir. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang bopeng atautonjolan yang merusak permukaan perkerasan.

    (4) Peralatan penunjang terdiri atas:(a) Mesin tumbuk tangan (stamper) berat 50 kg(b) Baby Roller Vibro berat 600 kg(c) Mistar Perata (Straight edge) 3 m(d) Termometer lapangan 200C

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 17

    (e) Mesin gergaji aspal beton(f) Penggaruk bergigi dan penumbuk tepi dengan berat 7,5 kg yang terbuat dari plat

    besi 50 x 10 x 2 cm3

    SKh.6.3.b.3 PELAKSANAAN

    1) Kesiapan PekerjaanSebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan:a) Hasil percobaan pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.b) Contoh dari semua jenis bahan baik agregat maupun aspal yang disetujui untuk digunakan dan

    disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama periode Kontrak untuk keperluan rujukan.c) Laporan tertulis data sifat bahan seperti disyaratkan dalam Pasal SKh.6.3.b.2.4) baik agregat

    maupun aspal beserta asal sumbernya dan untuk aspal berikut sertifikat pabrik.d) Formula Campuran Kerja dan data pengujian yang mendukungnya, seperti yang disyaratkan

    dalam Pasal SKh.6.3.b.2.5), dalam bentuk laporan tertulis.e) Hasil pemeriksaan oleh Direksi Teknik atas peralatan laboratorium dan sertifikat kalibrasinya

    serta peralatan pelaksanaan.f) Rencana kapasitas produksi per jam.g) Jumlah dan kapasitas truk jungkit (dump truck) yang akan digunakan.

    2) Persiapan KerjaSetiap hari sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa menyampaikan kepada Direksi Teknikpengajuan kerja yang dilengkapi data seperti tertera di bawah ini. Direksi Teknik melakukanpemeriksaan terhadap kebenarannya dan memberikan persetujuan untuk memulai kerja.a) Pengukuran pengujian permukaan dasar seperti disyaratkan dalam Pasal SKh.6.3.b.4.1) dalam

    bentuk laporan tertulis.b) Kondisi cuaca telah memungkinkan untuk kelancaran kerja.c) Kesiapan peralatan dan tenaga kerja, ketersediaan bahan.d) Penyiapan lapangan (semua kerusakan termasuk ketidakrataan telah diperbaiki, termasuk lapis

    resap ikat atau lapis perekat) minimal untuk satu hari kerja.e) Laporan tertulis mengenai kepadatan lapis campuran, data pengujian campuran, ketebalan

    lapisan dan dimensi pekerjaan beserta seluruh berat muatan truk yang telah diselesaikan padahari sebelumnya, seperti yang disyaratkan dalam Pasal SKh.6.3.b.4.2), pasal SKh.6.3.b.4.4),pasal SKh.6.3.b.4.5) dan pasal SKh.6.3.b.5

    3) Pembuatan dan Produksi Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butira) Kemajuan Pekerjaan

    Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir tidak boleh diproduksi bilamana tidakcukup tersedia bahan, peralatan, pengangkutan, penghamparan atau pembentukan, ataupekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan pada kapasitas rencana per jam.

    b) Penyiapan bahan peremajaPeremaja harus dipanaskan pada temperatur rencana 1205C di dalam suatu tangki yangdirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat danmampu mengalirkan aspal ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yangmerata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, minimum harusterdapat 30.000 liter peremaja yang sudah siap untuk dialirkan ke alat pencampur.

    c) Penyiapan Agregat(1) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok

    penampung dingin yang terpisah. Setiap fraksi agregat tidak boleh berasal dari hasilpencampuran Agregat untuk Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir harusdikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum dimasukkan ke dalam alatpencampur. Nyala api dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 18

    agar tidak terbentuknya selaput jelaga pada agregat dan temperatur agregat keluar daripengering + 150C.

    (2) Apabila butiran fraksi halus lolos saringan No. 200 yang diambil dari hot bin ternyatamempunyai nilai indeks plastis, maka dust collector harus dioperasikan dengan metodabasah untuk membuang material ini.

    (3) Agregat saat dicampur dengan aspal harus kering dengan temperatur maksimum sesuaitemperatur peremaja, tetapi tidak lebih rendah 15C di bawah temperatur aspal.

    (4) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi (filler)tambahan harus disalurkan ke dalam ruang pencampuran dalam takaran sebagai yangdirencanakan secara merata ditaburkan tepat di atas alat pencampur.

    d) Penyiapan Asbuton ButirApabila Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang akan diproduksimenggunakan asbuton butir maka asbuton butir yang disiapkan harus dalam keadaan keringdan harus tersimpan ditempat yang terlindung dari cuaca dan air dan memiliki kualitas yangsama atau 1(satu) jenis atau tipe yang sama sesuai dengan yang disetujui Direksi Teknik danmemenuhi persyaratan yang ditetapkan pada Tabel 6. Pada setiap hari sebelum prosespencampuran dimulai, Asbuton Butir harus tersedia dan sudah siap untuk dialirkan ke alatpencampur minimum cukup untuk produksi 1 hari atau dengan persetujuan Direksi Teknik.

    e) Penyiapan Pencampuran(1) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus dicampur di

    instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhiFormula Campuran Kerja. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari gradasidengan cara penyaringan basah dari contoh yang diambil dari penampung panas (hotbin) sebelum produksi campuran dimulai dan pada waktu-waktu tertentu, sebagaimanaditetapkan oleh Direksi Teknik, untuk menjamin pengendalian penakaran. Aspal harusditimbang atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yangditetapkan sesuai Formula Campuran Kerja. Bilamana digunakan instalasi pencampursistem penakaran, seluruh agregat kering harus dicampur terlebih dahulu, kemudian barusejumlah aspal yang tepat ditambahkan ke dalam agregat tersebut dan diaduk denganwaktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan pengujian derajat penyelimutanaspal terhadap butiran agregat kasar sesuai dengan prosedur SNI 03-2439-1991(biasanya sekitar 45 detik), untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semuabutiran agregat terselimuti aspal dengan merata. Waktu pencampuran total harusditetapkan oleh Direksi Teknik dan diatur dengan perangkat pengendali waktu yanghandal. Untuk instalasi pencampuran sistem menerus, waktu pencampuran yangdibutuhkan harus ditentukan dengan pengujian derajat penyelimutan aspal terhadapbutiran agregat kasar sesuai dengan prosedur SNI 03-2439-1991 dengan waktupencampuran, paling lama 60 detik yang ditentukan dengan menyetel bukanan pintusekat dalam alat pencampur.

    (2) Temperatur Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir saat dikeluarkan dari alatpencampur harus dalam rentang seperti yang dijelaskan dalam Tabel 10. Tidak adaCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang diterima dalam pekerjaanbilamana temperatur pencampuran melampaui temperatur yang disyaratkan.

    f) Pengangkutan dan Penyerahan di Lapangan(1) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir harus diterima di lapangan untuk

    dihamparkan pada temperatur campuran tertentu sehingga memenuhi ketentuan dalamTabel 10.Temperatur pencampuran dan pemadatan untuk peremaja harus dilakukan pengujian dilaboratorium. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium jenis peremaja tersebut akandiperoleh hubungan antara viskositas dengan temperatur atau dapat menggunakan Tabel10.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 19

    (2) Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang dan setiap muatanharus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat netto.

    (3) Penghamparan dan pemadatan hanya dilaksanakan pada saat masih terang terkecualitersedia penerangan minimal 100 lux yang dapat diterima oleh Direksi Teknik.

    4) Penghamparan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butira) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi

    (1) Semua permukaan yang akan dilapisi atau akan diberi lapis perata harus disiapkansedemikian rupa sehingga didapat kondisi yang baik. Permukaan yang dalam kondisirusak, harus dibongkar dan diperbaiki sampai diperoleh permukaan yang keras denganbahan yang disetujui oleh Direksi Teknik yang setelah diperbaiki memenuhi toleransiyang disyaratkan.

    (2) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan daribahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mekanis (power broom) daancompressor yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis Perekat (tack coat)atau Lapis Resap Ikat (prime coat) harus diterapkan sesuai dengan Seksi 6.1 dariSpesifikasiUmum.

    Tabel 10. Ketentuan Temperatur Peremaja untuk Pencampuran dan Pemadatan

    No. Prosedur PelaksanaanTemperatur CampuranDengan Peremaja (C)

    1. Pencampuran benda uji Marshall 120+52. Pemadatan benda uji Marshall 115+53* Pencampuran, rentang temperatur sasaran 120+54. Menuangkan campuran beraspal dari alat pencampur 100-1205. Pemasokan ke Alat Penghampar 95-1106. Pemadatan

    a. Pemadatan Awal (roda baja) 90-110b. Pemadatan Utama (roda karet) 65-90c. Pemadatan Akhir (roda baja) >65

    Catatan : * Temperatur agregat pada saat pencampuran tidak boleh lebih dari 130C.

    b) Acuan TepiAcuan tepi yang tersedia pada finisher harus digunakan, bila diperlukan dapat puladigunakan balok kayu lurus atau acuan lain yang disetujui dan harus dipasang sesuai dengangaris serta ketinggian sesuai rencana ketebalan hamparan.

    c) Penghamparan dan Pembentukan(1) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) harus bersih, licin, tidak cacat, tidak

    ada butiran batuan atau sisa campuran yang terselip pada sambungan (dibawah crowncontrol) dan harus dipanaskan dengan alat pemanas yang terdapat pada AlatPenghampar. Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir harus dihampar sesuaidengan ketebalan yang direncanakan dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi,serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.

    (2) Pengendalian tebal rencana dapat dilakukan secara manual atau dengan pengendaliantebal mekanis berupa taut string (wire), short skies, dan long skies.

    (3) Crawler atau roda finisher harus duduk di atas lapisan dasar, tidak boleh menginjakceceran-ceceran campuran.

    (4) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang rendah terlebih dahulu bilamana pekerjaanyang dilaksanakan lebih dari satu lajur.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 20

    (5) Peralatan pra-pemadat vibrasi pada alat perata harus dijalankan dan berfungsi denganbaik selama penghamparan dan pembentukan.Bila digunakan alat penumbuk untuk pemadatan awal maka alat penumbuk tidak bolehtelah aus sedemikian rupa sehingga tidak berfungsi memberikan kepadatan awal.

    (6) Temperatur sisa Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang belumterhampar di bawah alat perata harus dipertahankan sesuai temperatur yang disyaratkandalam Tabel 10.

    (7) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang konstan dan tidakmenyebabkan terjadinya segregasi, terseret, retak permukaan, ketidakseragaman ataubentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harusdisesuaikan dengan kapasitas produksi UPA dan ketebalan hamparan sebagai yangdisetujui oleh Direksi Pekerjaan Teknik dan harus ditaati.

    (8) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat penghamparharus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai penyebabnya telah ditemukandan diperbaiki.

    (9) Penaburan tidak boleh dilakukan di atas permukaan hamparan yang telah rapi, butirankasar sisa penaburan di daerah yang tidak rapi tidak boleh dikembalikan untuk dihampar.

    d) Pemadatan(1) Segera setelah Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dihampar dan

    diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yangterjadi harus diperbaiki. Temperatur Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butiryang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulaidalam rentang temperatur yang ditunjukkan pada Tabel 10 dan dilakukan dari sisirendah bergeser ke sisi yang lebih tinggi.

    (2) Penggilasan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir harus terdiri dari tigaoperasi yang terpisah berikut ini :(a) Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)(b) Pemadatan Utama (Intermediate Rolling)(c) Pemadatan Akhir (Finish Rolling)

    (3) Penggilasan awal atau breakdown rolling harus dilaksanakan dengan alat pemadat rodabaja. Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alatpenghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasanawal.Pemadatan utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkindi belakang pemadatan awal dan dilakukan sebanyak mungkin lintasan dalam rentangtemperatur yang disyaratkan sesuai Tabel 10. Pemadatan akhir harus dilaksanakandengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar sampai jejak bekas pemadatan roda karethilang.

    (4) Pelaksanaan pemadatan pada sambungan melintang harus dilakukan dengan terlebihdahulu memasang dua buah balok kayu diluar lajur sejajar sambungan melintang untukdudukan roda pemadat saat berada di luar lajur dengan ketebalan sesuai dengan tebalpadat lapisan. Bila sambungan memanjang dibuat untuk menyambung dengan lajur yangdikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus memadatkan sambungan sebanyak 2lintasan dan selanjutnya dilakukan pemadatan memanjang sesuai dengan prosedur yangberlaku.

    (5) Pemadatan selanjutnya dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan dari sisiterendah menuju ke sisi tinggi Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih(overlap).

    (6) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan awal harusterlebih dahulu menggilas sambungan lajur dengan lajur yang telah dihamparsebelumnya sehingga + dari lebar roda pemadat yang menggilas sisi sambungan yang

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 21

    belum dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan denganmenggeser posisi alat pemadat bertumpang tindih minimal selebar 15 cm.

    (7) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jamuntuk roda karet dan harus selalu dijaga pada kecepatan konstan sehingga tidakmengakibatkan bergesernya campuran hangat tersebut. Garis, kecepatan dan arahpenggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkanterdorong, terbentuknya bekas gilasan Campuran Beraspal Hangat dengan AsbutonButir. Alat pemadat tidak boleh (berhenti) di atas hamparan yang sedang dipadatkan.

    (8) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperolehpemadatan yang merata saat Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir masihdalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidakrataandapat dihilangkan.

    (9) Roda alat pemadat harus dibasahi secara mengkabut terus menerus untuk mencegahpelekatan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir pada roda alat pemadat,tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Untuk menghindari lengketnya butiran-butiran halus Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir pada roda karet, rodadapat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen.

    (10) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang baruselesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.

    (11) Bahan bakar, pelumasan dan gemuk yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atauperlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang sedangdikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan olehPenyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaanperbaikan ini menjadi beban Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mencegah agar tidakterjadi ceceran aspal di atas permukaan perkerasan.

    (12) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan elevasi, lerengmelintang, kelandaian, dan berada dalam batas lereng melintang dan kelandaian yangmemenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir padat yang lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalambentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan lokasisekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir terhampar dengan luas minimal 0,1 m2 (tunggal) yang menunjukkankelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolansetempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi permukaan yangkeropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    (13) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa harusmemotong dengan gergaji tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap hamparan yangberlebihan, dan sambungan memanjang dan melintang yang akan disambung denganlajur baru harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang olehPenyedia Jasa di luar daerah milik jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Teknik.

    e) Sambungan(1) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus diatur

    sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris dengansambungan lapis dibawahnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupaagar sambungan pada lapisan teratas harus berada di pemisah jalur atau pemisah lajurlalu lintas.

    (2) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir tidak boleh dihampar di sampingCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang telah dipadatkan sebelumnyakecuali bilamana tepinya telah dibentuk tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan baru harusdiberikan sebelum Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dihampar disebelah Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang telah digilas

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 22

    sebelumnya. Sapuan aspal lapis perekat tidak boleh mengenai permukaan lapissebelumnya.

    5) Perbaikan Pada Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir Yang Tidak MemenuhiKetentuanLokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan, juga lokasi yang tidakmemenuhi ketentuan dalam segi lainnya, tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Penyedia Jasaseperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat meliputi pembongkaran danpenggantian, penambahan lapisan "Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir" harusmengindahkan tebal lapis minimum dan/atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh DireksiPekerjaan.Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslahvolume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayarantambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untukperbaikan.

    SKh.6.3.b.4 PENGENDALIAN MUTU

    1) Pengujian Permukaan Perkerasana) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 meter, yang disediakan

    oleh Penyedia Jasa, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuaipetunjuk Direksi Pekerjaan. Toleransi harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6.3.b.2.3).f).

    b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus mulai dilaksanakansegera pada awal pemadatan utama, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki denganmembuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkanseperti yang dibutuhkan. Selama penggilasan, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dansetiap ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasiyang cacat dalam tekstur, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh DireksiTeknik.

    2) Ketentuan Kepadatana) Kepadatan semua jenis Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang telah

    dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 98%Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density).

    b) Cara pengambilan benda uji Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dan pemadatanbenda uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan RSNI M-01-2003 untuk ukuranbutir maksimum 25,4 (1 inci) dan RSNI M-06-2004 untuk ukuran maksimum 38 mm (1,5 inci).

    c) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama ataulebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 11. Bilamana rasio kepadatan maksimum danminimum yang ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasiyang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus digantidan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.

    Tabel 11. Ketentuan Kepadatan

    Kepadatan yangdisyaratkan

    (% JSD)

    Jumlah benda ujiper pengujian

    KepadatanMinimum Rata-rata

    (% JSD)

    Nilai minimum setiappengujian tunggal

    (% JSD)

    3 - 4 98,1 95

    5 98,3 94,9

    98

    6 98,5 94,8

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 23

    3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butira) Pengambilan Benda Uji Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir

    Pengambilan benda uji dilakukan pada lokasi UPA di atas truk dengan frekuensi pengujiansetiap 200 ton dan minimum 2 kali perhari. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkanpengambilan benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihanselama pengangkutan dan penghamparan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir.

    b) Pengendalian ProsesFrekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk maksudpengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 12 di bawah ini atau sampaidapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.Contoh yang diambil dari alat penghamparan Campuran Beraspal Hangat dengan AsbutonButir setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yangdiperintahkan dalam Pasal SKh.6.3.b.4.3) dan SKh.6.3.b.4.4). Enam cetakan Marshall harusdibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkandalam Tabel 10 dan dalam jumlah tumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 8. Kepadatanbenda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadiKepadatan Marshall Harian.Contoh yang diambil dari campuran beraspal pada setiap hari harus dengan cara yangdiuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan dalam Pasal SKh.6.3.b.4.3).a) danSKh.6.3.b.4.4).Apabila terjadi kepadatan Marshall harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hariberturut-turut berbeda lebih 1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD), maka Direksi Pekerjaanharus memerintahkan Penyedia Jasa untuk menghentikan produksi campuran danmengevaluasi penyebab dari penyimpangan tersebut. Pekerjaan dapat dimulai kembaliapabila Penyedia Jasa sudah menemukan penyebabnya dan memperbaiki.Ulangi proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana KepadatanMarshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian, PenyediaJasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang lebih panjang (yaitu, padasuatu frekuensi yang lebih besar) dari yang diperlukan dalam Tabel 11.

    c) Pemeriksaan dan Pengujian RutinPemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di bawahpengawasan Direksi Teknik untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuaitoleransi-toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan, pemadatan dan setiap ketentuan lainnyayang disebutkan dalam Spesifikasi ini.Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yangdisyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan tersebutmemenuhi semua ketentuan yang disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan,penggantian bahan maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia Jasaatau untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat diperbaiki, Penyedia Jasa dapat dikenakandenda.

    d) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton ButirPenyedia Jasa harus menyediakan mesin bor uji inti (core) yang mampu memotong benda ujiinti berdiameter 4 maupun atau 6 tergantung dari ukuran butir maksimum campuran padalapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya dan benda uji inti untuk pengendalianproses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan Penyedia Jasa untuk pelaksanaanperkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara terpisah.Dalam kondisi tertentu pasal ini dapat diubah dimana alat uji disediakan oleh Penyedia Jasa,namun pengambilan contoh uji, dan uji dilakukan oleh petugas Direksi Teknik atau ujidilakukan oleh pihak lain dengan biaya Penyedia Jasa.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 24

    4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butira) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut harus diserahkan

    kepada Direksi Pekerjaan tanpa keterlambatan.b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan catatan pengujian berikut

    ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi penghamparan yang sesuai PasalSKh.6.3.b.4.3).(1) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari setiap penampung

    panas.(2) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di Unit Pencampur Aspal (UPA)

    maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).(3) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang diperiksa.(4) Kepadatan dan persentase kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran

    Kerja (Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).(5) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.(6) Kadar peremaja, Asbuton Butir dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi

    kadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton) paling sedikit dua contoh. Bilamana caraekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yangdisyaratkan SNI 03-3640-1994.

    (7) Rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal), yang dihitung berdasarkanBerat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 06-6893-2002).

    (8) Kadar peremaja dan Bitumen Asbuton yang terserap oleh agregat, yang dihitungberdasarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 06-6893-2002).

    5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton ButirDalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengirimanCampuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dari rumah timbang sesuai dengan PasalSKh.6.3.b. 2.3).e) dari Spesifikasi Khusus ini.

    Tabel 12. Pengendalian MutuPengujian Frekwensi pengujian

    Bitumen/Aspal :Peremaja berbentuk drum Dari jumlah drumPeremaja curah Setiap tangkiJenis Pengujian Peremaja :Peremaja drum dan curah mencakup semua parameterpengujian pada Tabel 5:- Viskositas dan kelarutan- Peremaja curah untuk saat kedatangan di lapangan

    mencakup Viskositas dan kelarutan. Paramaterpengujian yang lain dilakukan kemudian.

    Asbuton Butir Dari jumlah kemasan- Kadar Air- Ekstraksi (kadar bitumen)- Ukuran butir- Penetrasi bitumen asbuton

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 25

    Tabel 12. Pengendalian Mutu (lanjutan)

    Pengujian Frekwensi pengujianAgregat :- Abrasi dengan mesin Los Angeles 5000 m3

    - Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan darisumber yang sama

    1000 m3

    - Uji Gradasi agregat dari penampung panas/hot bin setiappenggunaan total agregat dari penampung panas).

    250 m3 (min. 2 pengujian per hari)

    - Nilai setara pasir (sand equivalent) 250 m3

    Campuran :- Temperatur di UPA- Temperatur saat sampai di lapangan

    Setiap batchSetiap truck 3 uji

    - Gradasi dan kadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton) 200 ton (min. 2 pengujian per hari)- Kepadatan, stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient,

    rongga dalam campuran pd. 75 tumbukan200 ton (min. 2 pengujian per hari)

    - Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Membal Setiap 3000 ton- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan agregat/rancanganLapisan yang dihampar :- Benda uji inti (core) berdiameter 4 untuk partikel

    ukuran maksimum 1 dan 6 untuk partikel ukuran diatas 1, baik untuk pemeriksaan pemadatan maupuntebal lapisan : paling sedikit 2 benda uji inti per 30 m /lajur

    200 meter panjang

    Toleransi Pelaksanaan :- Elevasi permukaan, untuk penampang melintang dari

    setiap jalur lalu lintas.Paling sedikit 1 titik setiap tepi lajur

    pada setiap panjang 5 m.

    6) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah PengujianSeluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya harus segeraditutup kembali dengan bahan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir oleh PenyediaJasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yangdiperkenankan dalam Spesifikasi Khusus ini.

    SKh.6.3.b.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

    1) Pengukuran Pekerjaana) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir

    haruslah berdasarkan pada beberapa penyesuaian di bawah ini :(1) Untuk lapisan permukaan (AC-WC Asb-H) jumlah per meter persegi dari bahan yang

    dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian dari panjang ruas yangdiukur dan lebar yang diterima.

    (2) Untuk lapisan perkuatan (AC-BC Asb-H dan AC-Base Asb-H) jumlah meter kubik daribahan yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian luaslokasi dan tebal yang diterima .

    b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparankurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah,retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengankadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton) yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yangdiberikan dalam Spesifikasi Khusus ini tidak akan diterima untuk pembayaran.

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 26

    c) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang dihampar langsung di atas permukaanaspal lama yang dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat Direksi Pekerjaanmemerlukan koreksi bentuk yang cukup besar, harus dihitung berdasarkan tebal rata-rata yangditerima yang dihitung berdasarkan berat Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butiryang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbang dibagi dengan luas penghamparanaktual dan kepadatan lapangan hasil pengujian benda uji inti (core), dan luas lokasipenghamparan yang diterima. Bilamana tebal rata-rata Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir yang telah diperhitungkan, melebihi dari tebal aktual dibutuhkan (diperlukanuntuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang ditentukan dan diterima oleh DireksiPekerjaan harus berdasarkan atas suatu perhitungan yang tidak berat sebelah dari tebal rata-ratayang dibutuhkan.

    d) Kecuali yang disebutkan dalam c) di atas, maka tebal Campuran Beraspal Hangat denganAsbuton Butir yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal nominalrancangan yang ditunjukkan dalam Tabel 1 di atas atau tebal rancangan yang ditentukan dalamGambar Rencana.Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang kurang berdasarkanpertimbangan teknis atau suatu ketebalan lebih untuk lapis perata seperti yang diijinkanmenurut Pasal SKh.6.3.b.5.1).c) dari Spesifikasi ini maka pembayaran Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir akan dihitung berdasarkan luas atau volume hamparan yangdikoreksi menurut butir h) di bawah dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini :

    rancangannominalTebalditerimayangnominalTebalCt

    Diagram penggunaan rumus di atas diberikan terdapat dalam Lampiran dari SpesifikasiKhusus ini.Tidak ada penyesuaian luas atau volume hamparan seperti di atas yang dapat diterapkanuntuk ketebalan yang melebihi tebal nominal rancangan bila Campuran Beraspal Hangatdengan Asbuton Butir tersebut dihampar di atas permukaan yang juga dikerjakan dalamkontrak ini, kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan atau ditunjukkan dalamGambar Rencana.

    e) Lebar hamparan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang akan dibayar harusseperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan harus diukur dengan pita ukur olehPenyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurussumbu jalan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuansepanjang tepi hamparan. Interval jarak pengukuran memanjang harus seperti yangdiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak kurang dari 25meter. Lebar yang akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap lokasiperkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui.

    f) Pelapisan Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir dalam arah memanjang harusdiukur sepanjang sumbu jalan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukurtanah.

    g) Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butirdengan kadar aspal (Peremaja + Bitumen Asbuton) rata-rata yang lebih rendah dari kadar aspal(Peremaja + Bitumen Asbuton) yang ditetapkan dalam rumus perbandingan campuran.Pembayaran Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir akan dihitung berdasarkan luasatau volume hamparan yang dikoreksi menurut dalam butir (h) di bawah dengan menggunakanfaktor koreksi berikut ini. Tidak ada penyesuaian yang akan dibuat untuk kadar aspal (Peremaja+ Bitumen Asbuton) optimum yang dilampaui dalam rumus Perbandingan Campuran.

    CampurananPerbandingRumusdlmditetapkanygAsbuton)Bit.(PeramajaaspalKadarekstraksihasildaridiperolehyangratarataAsbuton)Bit.(PeremajaaspalKadarCb

    h) Luas atau volume yang digunakan untuk pembayaran adalah:

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 27

    Luas atau volume seperti disebutkan pada butir a) di atas x Ct x Cb Bilamana tidak terdapatpenyesuaian maka faktor koreksi Ct dan Cb diambil satu.

    i) Bilamana perbaikan pada Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir yang tidakmemenuhi ketentuan telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan PasalSKh.6.3.b.3.3) dari Spesifikasi ini, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslahkuantitas yang akan dibayar bila pekerjaan semula dapat diterima. Tidak ada pembayarantambahan untuk pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.

    j) Kadar Peremaja + Bitumen Asbuton aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yangdigunakan Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai Campuran BeraspalHangat dengan Asbuton Butir yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkanperkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan denganperbedaan kadar aspal yang disetujui dalam Rumus Perbandingan Campuran dan kadar aspaldalam analisa harga satuan dalam penawaran.

    2) Dasar PembayaranKuantitas yang sesuai dengan ketentuan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuanpengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan dalam Daftar Kuantintasdan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untukmengadakan dan memproduksi dan mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semuapekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang menyelesaikan pekerjaanyang diuraikan dalam Spesifikasi Khusus ini.

    NOMOR MATAPEMBAYARAN URAIAN

    SATUANPENGUKURAN

    SKh 6.3.b.(1a) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisAus (AC-WC Asb-H),Tipe .. (t=.cm)

    Meter Persegi

    SKh 6.3.b.(1b) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisAus Perata (AC-WC Asb-H L) ,Tipe ..

    Ton

    SKh 6.3.b.(2a) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisAntara (AC-BC Asb-H ) ,Tipe ..

    Meter Kubik

    SKh 6.3.b. (2b) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisAntara Perata (AC-BC Asb-H L ) ,Tipe ..

    Ton

    SKh 6.3.b.(3a) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisFondasi (AC-Base Asb-H ) ,Tipe ..

    Meter Kubik

    SKh 6.3.b.(3b) Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir LapisFondasi Perata (AC-Base Asb-H L) ,Tipe ..

    Ton

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 28

    Lampiran 1

    Gambar 1a. Tipikal kurva perencanaan campuran

  • Spek Khusus Campuran Hangat dengan Asbuton-Jan 2007

    SKh. 6.3.b - 29

    Lampiran 2

    Gambar 1b. Penentuan kadar peremaja optimum