sosiologi pendidikan

Upload: indra-syair

Post on 14-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Membahas tentang Interaksi Kompenen-Komponen Sekolah

TRANSCRIPT

Unit 6

INTERAKSI ANTARA GURU DAN SEKOLAH

H.R. Partino

Pendahuluan

Saudara-saudara, semua mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sarjana-1 (PGSD-S1) pada hakekatnya adalah calon guru sekolah dasar yang profesional. Untuk mencapai profesionalitas yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka program pendidikan PGSD-S1 dipersiapkan secara terencana dan berkesinambungan . Anda mempunyai peluang besar untuk menjadi guru sekolah dasar yang profesional. Namun demikian, tidak disangkal juga bahwa anda bebas mengambil keputusan untuk masuk jalur lain, bukan profesi sebagai guru. Kenyataan ini sangat disadari, bahwa pada jaman milenium yang ditandai dengan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka seorang sarjana mempunyai peluang untuk merambah bidang-bidang lain yang sebenarnya tidak sesuai/klop (matcth)) dengan kesarjanaannya.Penulisn tidak akan membahas calon guru yang akan alih profesi, namun kajian ini akan ditikberatkan pada pendidikan calon guru SD yang profesional. Anda semua semua dipersiapkan menjadin guru SD yang profesional, oleh karena itu, anda seharusnya memahami bagaimana menjadi gruu SD yang profesional. Sebagai seorang guru, anda harus mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif di kelas, terutama ketika berlangsung proses pembelajaran. di samping itu, guru sebagai anggota masyarakat juga harus mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua dan masyarakat. Agar anda memahaminya, pelajarilah dengan seksama unit 6 tentang interaksi guru dengan sekolah, keluarga dan masyarakat. unit6 ini dijabarkan menjadi 2 dub-unit. Sub-unit 1 tentang interaksi antara guru dengan sekolah, dan sub-unit 2 tentang interaksi antara guru dengan orang tua dan masyarakat.

6 - 1 Unit 6

Sosiologi Pendidikan 6- 1

Berkenaan dengan materi yang disajikan, anda diharapkan mampu menguasai kemampuan-kemampuan berikut:1. Menjelaskan letak interaksi guru dengan murid dalam sistem pendidikan..2. Menjelaskan letak interaksi guru dengan Kepala Sekolah dalam sistem pendidikan..3. Menjelaskan letak interaksi guru dengan guru-guru lainnya dalam sistem pendidikan.4. Menjelaskan letak interaksi guru dengan pegawai tata usaha dalam sistem pendidikan..5. Memberikan contoh interaksi guru dengan murid.6. Memberikan contoh interaksi guru dengan Kepala Sekolah.7. Memberikan contoh interaksi guru dengan guru-guru lainnya.8. Memberikan contoh interaksi guru dengan pegawai tata usaha.9. Menjelaskan peran guru dalam Komite Sekolah.

Agar kemampuan-kemampuan diatas dapat anda kuasai ikutilah petunjuk- petunjuk berikut ini :1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, agar anda tahu persis kemampuan-kemampuan apa yang seharusnya anda kuasai2. Baca secara sepintas isi unit agar anda memperoleh gambaran isi unit secara keseluruhan.3. Lanjutkan dengan membaca bagian demi bagian, tandai bagian-bagian penting dengan stabilo atau garis bawah lalu ciptakan bagan materinya : dengan begitu anda akan lebih mudah menguasai materi yang sedang anda pelajari.4. Kerjakan tugas-tugas latihan untuk memperluas wawasan anda mengenai konsep-konsep yang sedang anda pelajari.5. Kerjakan juga soal-soal tes formatif yang ada pada bagian akhir setiap sub unit.

Subunit 1

Interaksi Antara Guru Dengan Sekolah

A. Pengantaranusia pada hakekatnya adalah makhluk yang dinamis, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Ditinjau dari segi fisiologis, dalam jangka

Mwaktu lama, manusia tidak pernah diam, selalu bergerak dan selalu berpindah tempat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ditinjau dari segi psikologis, perasaan dan pikiran manusia tidak pernah diam. Manusia selalu mempunyai gagasan-gagasan, timbul keinginan-keinginan. Manusia akan merasa puas ketika cita-citanya atau keinginannya tercapai. Perasaan puas itu sifatnya sangat sementara, berlaku untuk beberapa saat atau beberapa hari saja. Selanjutnya mereka menyusun cita-cita atau keinginan yang lain. Oleh karena itu, kepuasan yang bersifat permanen tidak pernah akan dicapai oleh manusia.Pada bagian lain telah dijelaskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial, di samping sebagai makhluk individual. Manusia tidak mungkin mampu hidup sendiri di dunia ini, mereka membutuhkan jasa-jasa dari orang lain. Oleh karena itu, manusia harus menjalin hubungan dengan individu lain atau dengan kelompok, baik itu sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Jalinan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok disebut interaksi. Ahmadi (2004) menegaskan bahwa interaksi ini merupakan dasar proses sosial.

B. Uraian MateriGuru dalam Sistem Pendidikan.Tampaknya hapir tidak pernah ada orang yang mempersoalkan batasan tentang sekolah. Orang awam memandang sekolah yang pendidikan. Sekolah adalah tempat pendidikan anak-anak mereka. Sekolah itu mempunyai murid, guru, kepala sekolah, dan gedung. Kelengkapan atau fasilitas lain sekolah tidak pernah terpikirkan. Ahmadi (2004) memberikan batasan sekiolah sebagai suatu lembaga sosial dan merupakan bagian yang lebih besar dari organisasi sosial. Sebagai organisasi sosial yang formal, berarti sekolah mempunyai struktur organisasi. Penanggungjawab utama sekolah adalah Kepala Sekolah yang dibantu oleh satu Wakil Kepala Sekolah

(untuk SD), sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) dibantu oleh lebih dari satu Wakil Kelapa Sekolah, dewan guru merupakan bawahan langsung Kepala Sekolah. Demikian juga dengan Kepala Tata Usaha dan staf sekolah lainnya merupakan tenaga kependidikan yang bertugas ikut melancarkan proses pembelajaran.Jika ditinjau dari pendekatan sistem (system approach) . maka pendidikan dapat dipandang sebagai suatu sistem. Suatu sistem terdiri dari berbagai komponen atau subsistem. Untuk memahami bagaimana interaksi guru dengan sekolah, berikutdigambarkan pendidikan sebagai suatu sistem.

Instrumental- personal input

Raw input

Education

process

Output,Outcome

Environmental input

Gambar 1. Pendidikan sebagai suatu Sistem(Adaptasi dari Suryabrata, 2004)

Pembahasan berikut terbatas hanya mengkaji komponen masukan instrumental- personal dan proses pembelajaran. Pemilihan istilah masukan instrumental-personal digunakan dengan sengaja sebagai bagian dari sistem pendidikan. Alasan mendasar penggunaan istilah tersebut, karena di dalam komponen dimaksud terdapat berbagai macam instrumen, termasuk pendidik. Tenaga pendidik dan kependidikan sebagai imnstrumen mempunyai kepribadian. Ditinjau dari segi manusianya, maka

komponen ini terdiri dari dua kelompok pribadi, yakni pendidik dan tenaga kependidikan. Sistem Pendidikan Nasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2003) mendefinisikan pendidik sebagai tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.Tenaga pendidik merupakan kunci dalam keberhasilan proses pendidikan. Berkaitan dengan peningkatan kualitas lulusan satuan pendidikan, maka pemerintah telah menetapkan standar pendidik. Pendidik pada satuan pendidikan dasar harus memiliki kualifikasi pendidikan minimum D-IV (diploma empat) atau S-1 (sarjana) (Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Berkenaan dengan standar nasional pendidikan (SNP), pendidik harus memiliki empat macam standar kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).Kualitas pendidik (guru) dengan berbagai karakteristiknya sangat menentukan kualitas proses pembelajaran. Aspek-aspek yang termasuk dalam kualitas pendidik antara lain pendidikan terakhir, keahlian, penguasaan bahan ajar, penguasaan metodologi pembelajaran, tingkat kecerdasan umum, kecerdasan emosional-spiritual, bakat, minat, sikap, dll.Komponen proses, yakni proses pendidikan, lebih ditekankan pada proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaraan di sekolah merupakan interaksi fisiologis dan psikologis dari masukan mentah, masukan instrumental-personal dan masukan lingkungan. Di dalam komponen inilah terjadi optimalisasi kegiatan, baik dari pihak guru, murid, maupun faktor-faktor lain dalam proses pembelajaran (Partino, 2006). Guru sebagai penanggung jawab proses pembelajaran memegang kunci keberhasilan kegiatan tersebut. Penelitian Suryadi (1995) menemukan bahwa guru dalam proses pendidikan sangat menentukan keberhasilan murid. Guru adalah sutradara dan sekaligus sebagai pemain dalam interaksi komponen-komponen terkait. Standar kompetensi guru menjadi salah satu penjamin mutu proses pendidikan formal dalam satuan pendidikan tertentu, dan pada akhirnya menjadi salah satu penjamin kualitas lulusan.

Interaksi Guru dan MuridProses pembelajaran yang efektif terjadi, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan murid yang intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran sehingga murid dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan

sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan murid. Peran dimaksud adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar.Guru sebagai guru. Secara awam dan diakui umum, bahwa pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik murid. Guru dengan berbagai kiatnya berusaha agar semua muridnya mampu menguasasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang diajarkannya dengan baik. Bahkan dalam Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Kompas (2006), terunggap bahwa guru masa depan adalah guru intelektual transformatif, bukan sekadar tukang dan operator. Intelektual berarti guru itu harus mempunyai kualifikasi wawasan ilmu pengetahuan yang memadai. Hal ini telah ditunjukkan oleh Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Transformatif berarti guru harus mampu berbagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada orang yang membutuhkannya. Pihak yang sangat membutuhkan jasa guru terutama adalah murid-murid yang menjadi tanggung jawabnya.Mendidik merupakan sisi lain dari tugas yang melekat pada jabatan guru. Akhir dari semua kegiatan pendidikan adalah tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan nasional pendidikan menggambarkan manusia Indonesia yang ideal yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Petikan yang menggambarkan manusia Indonesia ideal adalah beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia ... (Departemen Pendidikan Nasional, 2005).Guru sebagai orang tua. Sebagai orang tua, guru adalah tempat mencurahkan segala perasaan murid. Guru adalah tempat mengadu murid, ketika murid mengalami gangguan, terutama gangguan psikologis. Murid harus merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru. Bahkan murid akan merasa rindu jika tidak bertemu guru, karena masa libur sekolah. Interaksi guru dan murid hendaknya mempunyai nuansa interaksi antara orang tua dan anak yang ideal. Nuansa ini seharusnya tercermin dalam kehangatan, keakraban, dan keharmonisan yang tulus.Guru sebagai teman sejawat. Istilah teman sejawat bagi murid terhadap guru, jangan diartikan sebagai teman sepermainan. Teman sejawat merupakan pasangan untuk berbagi pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Murid secara lugas dapat saja tidak sependapat dengan guru tentang suatu pernyataan (tentu saja harus didasarkan pada fakta atau argumentasi yang logis). Guru seharusnya juga tidak merasa direndahkan oleh murid, jika memang pendapat murid itu yang benar. Guru yang bijaksana tentu akan menerima saran murid yang memang masuk akal. Hubungan guru dan murid ini mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran. Hubungan semacam ini akan menghilangkan rasa

canggung murid dan rasa inferiority, dan sebagai gantinya akan tumbuh rasa percaya diri dan keberanian dalam mengungkapkan suatu pendapat. .

Interaksi Guru dan Kepala SekolahKepala Sekolah di Sekolah Dasar adalah Pimpinan tertinggi di sekolah itu. Kepala Sekolah bertanggung jawab ke dalam sekolah dan ke luar sekolah. Bertanggung jawab ke dalam artinya bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik berkenaan dengan kurikulum maupun di luar kurikulum sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Pembinaan guru, pegawai tata usaha, dan murid juga menjadi tanggung jawab kepala sekolah.Bertanggung jawab ke luar, artinya Kepala Sekolah harus mampu mempertanggung-jawabkan kepada masyarakat dan pemerintah. Tanggung jawab kepala sekolah ini merupakan bentuk akuntabilitas kepala sekolah. Dewasa ini telah diterapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Oleh karena itu, kepala sekolah harus transparan dalam semua kegiatan dan semua penggunaan uang. Ketidak transparanan penggunaan uang masyarakat oleh sekolah, merupakan pemicu mosi tidak percaya masyarakat terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Jika hal ini terjadi, maka tinggal menunggu waktu hancurnya sekolah tersebut.Secara struktural, staf guru sekolah dasar adalah bawahan langsung kepala sekolah. Menurut pengamatan penulis, hubungan atasan bawahan, sebagaimana kepala sekolah dan para guru pada umumnya lebih bersifat administratif struktural. Suparman menegaskan hubungan guru dengan kepala sekolah antar sesama guru dan kepala sekolah lebih banyak bersifat birokratis dan administratif sehingga tidak mendorong terbangunnya suasana dan budaya profesional akademik di kalangan guru.Satu pertanyaan muncul, siapakah yang harus memulai dan membina hubungan yang harmonis antara guru dan kepala sekolah? Jawabannya jelas kepala sekolah. Jabatan kepala sekolah salah satunya berfusng membina seluruh guru, statf tata usaha, dan murid. Interaksi guru dan kepala sekolah harus menguntungkan ke dua belah pihak. Mereka masing-masing harus sadar, bahwa mereka sama-sama membutuhkan, mereka saling keterkaitan dan ketergantungan. Kepala sekolah membutuhkan guru, karena guru lah yang harus mengelola pembelajaran. Beberapa kasus yang ditayangkan di televisi, tindakan mogok masal oleh guru akan merugikan berbagai pihak. Demikian pula guru itu membutuhkan kepala sekolah. Kepala sekolah harus dapat menjadi atasan yang sebenarnya, menjadi penasehat dan pembimbing. Oleh karena itu kepala sekolah padahakekatnya adalah menjadi model, baik oleh guru, pegawai tata usaha, maupun para murid. Kepala sekolah harus

mampu menjadi mitra kerja guru atau sejawat guru. Jika guru dapat mempersepsi bahwa kepala sekolah dapat sebagai sejawat, maka interaksi dan komunikasi guru dan kepala sekolah akan lancar. Guru akan semangat untuk berdiskusi dengan kepala sekolah tanpa ragu-ragu. Di sinilah akan tercipta iklim yang demokratis di sekolah.

Interaksi Guru dengan Pegawai Tata UsahaPegawai tata usaha, termasuk di dalamnya tenaga laboran, pustakawan sekolah, satuan pengamanan (satpam), penjaga sekolah, dan lain-lainnya berfungsi sebagai pendukung dalam memperlancar proses pembelajaran di sekolah. Semua aparat tersebut mempunyai kontribusi di bidangnya masing-masing. Guru harus memandang aparat tersebut sebagai sejawat yang secara bersama-sama membangun kebersamaan demi tujuan sekolah tersebut. Jika semua komponen dapat berkerja sama dengan baik, maka hasil yang akan dicapai tentu saja optimal. Guru harus mengharagi mereka sebagai pribadi, sebagai pegawai yang turut serta andil demi kemajuan sekolah. Jika guru dapat mencipkan hubungan yang hangat dan akrab, maka mereka akan segan, menghargai dan menghormati guru. Coba anda bayangkan saja, jika suatu saat Satpam sekolah itu mogok, tidak mau membuka pintu gerbang sekolah. Apa yang terjadi bagi murid-murid? Tentu saja akan kacau sekolah tersebut. Demikian juga dengan penjaga sekolah. Salah satu tugas penjaga sekolah adalah membuka pintu kelas-kelas. Coba saja seandainya penjaga sekolah itu memboikot untuk tidak membukakan pintu-pintu kelas. Apa yang akan terjadi bagi murid-murid? Tentu saja murid-murid akan ribut, bahkan mungkin orang tua akan berbuat sesuatu.Di bagian depan telah dijelaskan tentang interaksi antara guru dengan murid, guru dengan kepala sekolah, dan guru dengan semua staf tata usaha. Brembeck (Bahar, 1989) mengemukakan sejumlah peran sosial guru di sekolah. Peran guru dimaksud adalah sebagai: (1) alat peraga, (2) penguji, (3) orang yang berdisiplin, (4) orang kepercayaan, (5) pengenal kebudayaan, (6) pengganti orang tua, (7) dan sebagai penasehat murid. Peran guru berkenaan dengan sesama guru dan pegawai administrasi sekolah adalah sebagai: (1) teman sekerja/sejawat, (2) orang ahli/profesional, (3) pegawai/karyawan, (4) bawahan, (5) penasehat/konsultan.

LatihanUntuk lebih memantapkan pemahaman anda terhadap materi Sub Unit 1, kerjakanlah latihan berikut dengan seksama!1. Coba anda buat suatu gambar yang dapat menjelaskan tentang interaksi antara guru dan sekolah.2. Bagaimana sebaiknya interaksi yang efektif antara guru dan kepala sekiolah?3. Bagaimana sebaiknya interaksi yang efektif antara guru dan pegamawi tata usaha?

Rambu-rambu jawaban latihan1. Berikut gambar yang dapat menjelaskan tentang interaksi antara guru dan sekolah.

Guru- guru lain

KepalaSekolah

Guru

Murid- murid

Staf TataUsaha

2. Interaksi guru dengan Kepala Sekolah yang efektif, seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut:a. Interaksi antara bawahan dan atasan b. Interaksi antara teman sejawatc. Interaksi antara anak dengan orang tua (dalam kekeluargaan)3. Interaksi guru dengan Staf Tata Usaha yang efektif, seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut:

d. Interaksi antara teman sejawate. Interaksi antara ahli dan tidak ahli f. Interaksi dalam kekeluargaan

RangkumanGru merupakan masukan instrumental-personal dalam sistem pendidikan. Guru sebagai tenaga profesional, bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajarn, menilai hasil pemebelajaran, dan memberikan bimbingan. Guru adalah kunci dalam mencapai keberhasilan pendidikan.Komponen proses pendidikan lebih ditekankan pada proses pembelajaran di sekolah. proses ini merupakan interaksi fisiologis dan psikologis dari masukan mentah, masukan instrumental-personal, dan masukan lingkungan. Di dalam proses ini terjadi optimalisasi baik dari pihak guru, murid maupun faktor-faktor lain dalam proses pembelajaran.Guru mempunyai berbagai peran terhadap murid-muridnya. Guru sebagai guru mengacu itu adalah pekerjaan profesionalnya, yakni mebelajarkan murid. Guru sebagai orang tua, menunjuk bahwa guru merupakan tempat mencurahkan segala perasaaan murid, tempat mengeluh dan tempat mengadu, karena murid mengalami gangguan. Guru sebagai teman sejawat mengarah pada sebagai pasangana untuk berbagi pengalaman, untuk beradu argumentasi, baik pada berdiskusi formal maupun informal. Murid dapat saja secara lugas dan tegas tidak sependapat dengan guru tentang sesuatu fenomena, namun semua ini harus didasarkan pada fakta atau argumentasi yang logis.Interaksi guru dengan Kepala Sekolah harus menguntungkan ke dua belah pihak; mereka saling membutuhkan dan mereka saling ketergantungan dalam melaksanakan tugas sekolah. Kepala Sekolah harus mampu menjadi mitra kerja guru atau teman sejawat guru. Interaksi antara guru dengan pegawai tata usaha seharusnya bersifat kesejawatan dan kekeluargaan.Peran sosial guru di sekolah dasar adalah : (1) alat peraga, (2) penguji, (3) orang yang berdisiplin, (4) orang kepercayaan, (5) pengenal kebudayaan, (6) pengganti orang tua, dan (7) sebagai penasehat murid. Peran guru berkaitan dengan guru lainnya dan dengan pegawai tata usaha adalah sebagai: (1) teman sekerja/sejawat, (2) orang ahli/profesional, (3) pegawai/karyawan, dan (4) penasehat/konsultan.

Tes FormatifUntuk mengetahui tingkat daya serap anda terhadap materi Sub Unit 1, kerjakanlah soal-soal berikut ini!Petunjuk:1. Kerjakan di lembar tersendiri2. Pilihlah jawaban A. Jika alternatif jawaban (1), (2) dan (3) benar semuaB. Jika alternatif jawaban (1) dan (2) benarC. Jika alternatif jawaban (2) dan (3) benarD. Jika alternatif jawaban (1), (2) dan (3) salah semua1. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan benar, yakni:(1) Orang kebanyakan memandang sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak mereka.(2) Sekolah sebagai sutu lembaga sosial(3) Sekolah merupakan lembaga sosial yang lebih kecil daripada organisasi sosial2. Berikut ini adalah komponen-komponen dalam sistem pendidikan, antara lain adalah:(1) Masukan mentah(2) Masukan instrumental-personal(3) Masukan lingkungan3. Proses dalam sistem pendidikan akan menghasilkan: (1) Outbond(2) Output. (3) Outcome4. Berkenaan dengan kebutuhan murid, guru mempunyai sejumlah peran strategis, kecuali guru sebagai:(1) Guru(2) Teman sejawat(3) Orang tua5. Guru SD yang profesional bukan hanya sekedar tukan atau operator, tetapi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:(1) Mempunyai kapastitas intelektual tinggi(2) Transformatif(3) Revolusioner6. Peran guru sebagai orang tua adalah:(1) Pelindung murid-murid dari gangguan dan ancaman lingkungan. (2) Menerima dan menampung pengaduan murid-muridnya.(3) Membantu dan menyelesaikan masalah-masalah murid

7. Guru dapat berperan sebagai teman sejawat bagi murid-muridnya. Maksud pernyataan teman sejawat adalah:(1). Sama dengan teman sepermainan(2) Menghargai setiap pendapat murid(3) Merupakan pasangan untuk berbagi pengalaman8. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap hari guru berinteraksi dengan Kepala Sekolah. Berikut bentuk interaksi guru dengan Kepala Sekolah yang dapat menumbuhkan produktivitas kerja, kecuali:(1) Bawahan-atasan (2) Teman sejawat (3) Anak-Orang tua9. Interaraksi antara guru dan pegawai tata usaha yang efektif dapata berbentuk: (1) Hubungan majikan-buruh(2) Hubungan atasan-bawahan(3) Tidak ada hubungan sama sekali, karena mereka mempunyai tugas-tugas yang berbeda10. Brembeck mengajukan sejumlah peran soial guru di sekolah. Peran-peran guru dimaksud antara lain adalah:(1) Pengannti orang tua(2) Orang yang berdisiplin(3) orang kepercayaan

Umpan Balik dan Tindak LanjutSetelah anda selesai mengerjakan Tes Formatif 1, pekerjaan berikutnya adalah mencocokkan hasil pekerjaan anda dengan kunci jawaban. Kunci jawaban terdapat pada bagian akhir Unit 1. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian masukan ke dalam rumus berikut;Jumlah jawaban benarTingkat Penguasaan = -------------------------- x 100% Jumlah soal

Rentangan tingkat penguasaan sebagai berikut:90- 100 %= baik sekali

80- 89%= baik

70- 79%= cukup

0- 69%= kurang

Berapa tingkat penguasaan anda terhadap bahan yang telah dipelajari? Jika hasil perhitungan menunjukkan angka 80% ke atas, bagus sekali, dan selamat untuk anda. hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar telah menguasai bahan dengan memadai. Selanjutnya anda dapat mempelajari Sub Unit 2. namun jika penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda disarankan untuk mempelajari kembali, terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai itu. Anda harus optimis dan berpikir positif, bahwa diri anda akan mampu menguasai bahan dimaksud.

Subunit 2

Interaksi Antara Guru Dengan Orang Tua

Dan Masyarakat

A. Pegantaranusia pada hakekatnya adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individual, manusia harus berupaya untuk memenuhi

Mkebutuhan dirinya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan dimaksud, manusia harus berhubungan dengan orang lain, baik orang itu sebagai individu, sebagai anggota kelompok, maupun sebagai anggota masyarakat yang lebih besar. Di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mustahil manusia tanpa membutuhkan jasa orang lain. Demikian juga dengan orang lain, mereka juga membutuhkan jasa orang lain juga. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa manusia hidup itu saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Di sinilah terjadi interdependency (saling ketergantungan) antara manusia satu dengan lainnya.Pada bagian berikut, yakni sub-unit 2 akan dibahas berkenaan dengan interaksi antara guru dengan orang tua dan interaksi antara guru dengan masyarakat. Guru sebagai individu dan sebagai pribadi tidak mungkin terhindar dari interaksi dengan orang tua dan masyarakat. Guru sebenarnya diberi kepercayaan oleh orang tua dan masyarakat untuk melayani kebutuhan murid-murid dalam bidang pendidikan, terutama berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan performansi.

B. Uraian Materi1. Interaksi Guru dengan Orang TuaSecara kodrati, semua makhluk hidup, termasuk manusia mempunyai dorongan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenisnya. Untuk mempertahankan diri manusia membutuhkan makan, minum dan tempat berlindung. Untuk mengembangkan diri, manusia membutuhkan pasangan hidup. Oleh karena itu, semua manusia dewasa normal berkeinginan untuk berkeluarga (berumah tangga). Buah hasil dari rumah tangga adalah lahirnya sang anak. Berkeluarga dan mempunyai anak itu adalah insting manusia. Mempunyai anak bagi manusia itu sama artinya dengan orang yang bersangkutan sudah menjadi orang tua, meskipun terdapat juga tidak mempunyai anak dipertimbangkan sebagai orang tua. Misalnya guru,

meskipun masih bujang, baik guru laki-laki maupun guru perempuan tetap dianggap sebagai orang tua. Hal ini dapat diperiksa pada interaksi antara guru dengan murid, guru dengan guru. Tampaknya jarang sekali, atau bahkan tidak dijumpai seorang guru dipanggil dik oleh orang tua murid. Meskipun guru jauh lebih mudah dari orang tua murid, mereka tetap disapa dengan pak guru atau bu guru. Jabatan guru tetap melekat di manapun guru itu berada, lebih-lebih jika berada di sekolah.Tugas orang tua adalah mendidik anaknya menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Sebagian dari tugas orang pada umumnya dipercayakan kepada sekolah, yakni sejak pendidikan usia dini (Taman Kanak-Kanak) sampai perguruan tinggi. Memang ditemui terdapat orang tua yang mendidik anak sepenuhnya, tanpa diserahkan pada sekolah. Namun demikian, kasus semacam ini sangat terbatas, karena hanya ada satu dari sekian juta orang tua. Hal semacam ini patut untuk diabaikan.Orang tua menyerahkan anaknya untuk dididik di sekolah dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan dimaksud setidaknya dapat ditinjau dari tiga hal: (1) orang tua tidak mempunyai waktu cukup untuk mendidik anak, karena kesibukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; (2) orang tua tidak mempunyai kompetensi (kemampuan) dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mendidik anak; dan (3) orang tua tidak menguasai ilmu dan teknologi dalam membelajarkan anak.Sekolah mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik murid-murid. Pendidikan di sekolah hampir sepenuhnya diserahkan kepada guru kelas untuk hampir semua sekolah dasar. Orang tua percaya, bahkan sangat percaya terhadap kualitas sekolah yang dipilih untuk mendidik anaknya. Pandangan yang berlebihan mengatakan bahwa sekolah adalah segala-galanya untuk anaknya, karena sekolah dapat memberikan apa yang diharapkan oleh orang tua. Dalam kenyataannya, sekolah tidak demikian, karena sekolah mempunyai sejumlah keterbatasan.Guru sebagai representasi sekolah dasar menerima kepercayaan orang tua untuk mendidik anaknya. Untuk itu guru harus dapat dipercaya (thrustworty) oleh orang tua murid (Partino, 2005). Segala harapan orang tua ditumpahkan pada guru dan sekolah. Guru yang profesional akan berbuat yang terbaik dan bertanggung jawab untuk mendidik murid-murid. Guru harus mampu mengaktualisasikan diri sebagai guru yang merupakan perwujudan dari kebutuhan tertinggi menurut Maslow (Partino, 2006). Inilah merupakan pertanggung jawaban guru terhadap kepercayaan yang diberikan oleh orang tua.Di sekolah, semua kegiatan murid menjadi tanggung jawab sekolah, khususnya adalah kepala sekolah. Berkenaan dengan proses pembelajaran di sekolah, baik di

kelas maupun di luar kelas yang telah dirancang guru, guru kelaslah yang sepenuhnya bertanggung jawab. Di rumah, orang tua yang bertanggung jawab penuh atas anaknya. Kedua belah pihak, baik guru kelas (mewakili sekolah) maupun orang tua mempunyai tanggung jawab bersama dalam aspek yang berbeda demi untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.Interaksi dan komunikasi yang dibangun oleh guru adalah interaksi dan komunikasi kesejawatan. Guru dapat meminta kepada orang tua murid untuk menyampaiakan aspek-aspek keunggulan anaknya, demikian juga aspek-aspek kelemahan dari anaknya itu. Mencari dan mengetahui kelemahan-kelemahan murid, bagi guru adalah dengan tujuan yang muliah, bukan untuk memojokkan murid. Guru semacam ini akan dapat merancang pengajaran yang mempertimbangkan perbedaan individual diantara murid-muridnya. Dengan demikian guru akan dapat mengambil manfaat guna mendidik anak yang bersangkutan.Di samping informasi tentang anak dari orang tua, guru dapat memberikan informasi tentang perilaku anaknya selama di sekolah kepada orang tuanya. Contoh kasus di kelas, misalnya Si Badu jarang sekali mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk kasus murid semacam ini, guru harus mengetahui, mengapa Si Badu tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Misalnya tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena di rumah membantu orang tua. Waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tidak ada. Apakah alasan murid itu sama dengan fakta atau kenyataan yang dilakukan di rumah? Guru sebaiknya mengecek keabsahan apa yang dikatakan oleh murid tersebut. Jadi interaksi guru dengan orang tua harus selalu terbina, saling memberikan informasi tentang anak/murid, baik informasi positif maupun negatif. Jika informasi negatif diketahui ke dua belah pihak sejak dini, maka masih cukup waktu bagi sekolah dan orang tua untuk memperbaikinya.Jika interaksi dan komunikasi antara guru dengan orang tua tidak lancar atau tersumbat, maka akibat bagi murid akan lebih parah. Untuk menangani murid semacam ini membutuhkan waktu cukup lama dan menghabiskan tenaga yang cukup banyak. Oleh karena itu, seyogyanya secara berkala orang tua memberikan informasi tentang kemajuan anak kepada orang tua. Pekerjaan ini tentunya bukan terbatas ketika orang tua mengambil laporan pendidikan. Lebih baik lagi jika orang tua mempunyai inisiatif datang ke sekolah untuk menanyakan tentang kemajuan- kemajuan yang dicapai anaknya. Guru dapat melayani orang tua di kantor dengan waktu 15 sampai 30 menit di kantor. Jika guru harus berkunjung ke tiap-tiap orang tua, tampaknya merupakan pekerjaan tambahan yang cukup berat. Memang harus disadari, guru yang baik harus berkunjung ke rumah murid. Kunjungan guru tersebut tentunya untuk hal-hal yang memang harus dilakukan. Misalnya si Udin adalah

murid yang rajin, baik rajin masuk sekolah maupun rajin dalam mengerjakan tugas- tugas sekolah. Pada suatu ketika, Udin tidak masuk sekolah. Tidak satu muridpun mengetahui menapa Udin tidak masuk sekolah. Untuk itu, guru harus mengambil tindakan dengan cara berkunjung (home visit) ke rumah Udin, sehingga guru tahu betul alasan Udin tidak masuk sekolah.

Interaksi guru dengan mayarakat.Istilah community dialihbahasakan menjadi masyarakat atau komunitas. Pengertian masyarakat dapat dibatasi sebagai sekelompok orang yang tinggal di tempat (daerah) yang sama dan di bawah pemerintahan yang sama pula (Kamus Online, 2007). Kelompok masyarakat ini didasarkan pada kedekatan dan kadang- kadang saling berhadapan (face to face). (Williams, 2006). Di dalam penggunaan sehari-hari, pengertian masyarakat yang bersifat umum itu berkembang. Secara khusus, masyarakat adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama, misalnya masyarakat ilmiah, masyarakat bisnis. Contoh lain lagi adalah komunitas seni, komunitas petani, komunitas gelandangan, komunitas Tionghoa.Guru, lebih khusus guru sekolah dasar adalah jabatan fungsional akademik di sekolah. Meskipun jabatan fungsional di sekolah, namun sebutan itu selalu melekat di mana guru berada. Orang pada umumnya tidak tahu (atau bahkan tidak mau peduli) apakah guru itu jabatan sekolah atau jabatan di masyarakat. Bagi mereka yang penting, di masyarakatpun disebut pak guru.Guru, setelah pulang dari sekolah kembali ke keluarga (tentunya bagi mereka yang sudah berkeluarga). Mereka tinggal bersama keluarganya di tengah-tengah masyarakat. Mereka menjadi salah satu anggota masyarakat dan bergaul dengan masyarakat itu pula. Bagi daerah-daerah pinggiran kota, pedalaman, terpencil, dan terisolasi, orang-orang pada umumnya memandang guru adalah segala-galanya. Guru adalah sebagai salah satu orang pintar di lingkungannya. Hampir semua kegiatan melibatkan guru. Misalnya Panitia Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dan panitia-panitia perlombaan melibatkan guru. Panitia Pemilihan Umum tingkat nasional, panitia pemilihan gubernur, panitia pemilihan bupati/walikota, semua kegiatan tersebut melibatkan guru. Jabatan Ketua Rukun Wilayah (RW), Rukun Tetangga (RT) di kota-kota juga dijabat oleh guru, Demikian juga dengan acara peminangan, ritual pernikahan dan resepsi pernikahan, biasanya guru masuk dalam jajaran panitia, dan memegang posisi penting. Satu hal lagi, khusus untuk Tanah Papua yang mayoritas berkeyakinan Kristen Protestan, para guru yang bertugas di daerah pinggiran atau pedalaman biasanya dipercaya untuk menggantikan positi Pendeta guna memimpin ibadah di gereja, jika Pendeta tidak hadir. Demikian

juga dengan ibadah-ibadah lainnya seperti pengucapan syukur dan ibadah di rumah keluarga, biasanya dipimpin oleh guru.Bertitik tolak dari tugas-tugas yang diemban oleh guru di luar jabatannya, sebagai konsekuensi guru harus dapat membawa dan menempatkan diri. Guru di daerah-daerah semacam itu mempunyai status sosial yang cukup bagus (tinggi). Guru menjadi teladan dalam kehidupan masyarakat setempat. Menurut Bandura (2003), guru semacam itu merupakan model bagi seluruh masyarakat.Brembeck (Bahar, 1989) menegaskan bahwa dalam masyarakat, banyak harapan dibebankan kepada guru untuk mengemban tugas-tugas kemasyarakatan. Masyarakat menganggap guru itu sebagai school master, yaitu orang-orang yang mempunyai disiplin dan mempunyai kepribadian yang kokoh. Guru juga sebagai orang yang memegang teguh norma-norma agama, moral, dan jujur. Jika suatu ketika guru bertindak tidak sesuai dengan norma-norma agama dan moral, maka nilai guru akan jatuh pada posisi paling dasar. Hal ini berarti guru tidak akan disegani dan dihargai lagi oleh masyarakat setempat.Persepsi masyarakat akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan kompleks. Brembeck (Bahar,1989) menegaskan peran guru dalam masyarakat sebagai berikut:

Peserta atau sebagai anggota masyarakatKeikut sertaan atau partisipasi dalam masyarakat merupakan salah satu ciri kehidupan seorang guru. Penelitian yang dilakukan oleh Roy (Bahar, 1989) di Pensylvania Amerika Serikat terhadap 1.100 guru, menyimpulkan bahwa pada umumnya para guru ikut bepartisipasi terhadap masyarakat sebagai partisipan penuh. Hal ini berarti bahwa guru mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat dibandingkan dengan pegawai lainnya, seperti pegawai perusahaan atau para pejabat. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Association) menegaskan bahwa 4 dari 5 guru atau sebanyak 80% guru aktif dalam satu atau dua kegiatan di masyarakat. Fakta ini tentu saja juga dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia di manapun guru berada. Guru-guru sebagaimana contoh di atas, menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan interaksi dan komunikasi dengan masyarakat setempat. Guru yang demikian itu akan diterima baik sebagai anggota masyarakat, dan bahkan kadang-kadang guru diperlakukan secara istimewa. Misalnya dalam acara-acara keluarga (lamaran atau peminangan, pernikahan, sunatan, sidi), acara-acara penting di desa guru biasanya duduk di tempat tamu-tamu terhormat layaknya para pimpinan di kampung, desa atau kecamatan.

PemimpinKeikut sertaan guru dalam masyarakat berbeda dengan guru sebagai pemimpin masyarakat. Orang, lebih khusus guru berpartisipasi dalam masyarakat bukan berarti secara otomatis dia sebagai pemimpin masyarakat. Guru pada dasarnya dipersiapkan sebagai pemimpin dalam pembelajaran atau sebagai pemimpin murid di sekolah dasar. Dia tidak secara khusus dipersiapkan sebagai pemimpin masyarakat. Meskipun demikian, tidak sedikit guru yang menjadi pemimpin masyarakat, baik pemimpin secara formal maupun informal. Hal ini sangat beralasan, karena guru memiliki sejumlah pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai moral dan agama yang dapat menjadi acuan bagi masyarakat setempat. Jika sebagai pemimpin, maka guru harus mampu berinteraksi dengan semua warga masyarakat. Sebagai pemimpin, guru dapat membimbing dan menunjukkan jalan terbaik bagi masyarakatnya. Interaksi yang efektif akan meningkatkan dan mengokohkan posisi guru sebagai pemimpin masyarakat.

Pembuka jalanGuru biasanya dipertimbangkan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, karena guru profesional itu dituntut berpendidikan tinggi dan berpendidikan profesi. Masyarakat mengharapkan kepada guru agar guru menjadi pembuka jalan atau perintis pembangunan di masyarakat. Untuk itu, guru harus pandai berinteraksi dengan masyarakat, karena banyak harapan-harapan masyarakat yang dilimpahkan pada guru. Di samping itu, guru sebagai wakil masyarakat harus mampu beinteraksi dengan pihak lain, misalnya dengan pemerintah kecamatan, kabupaten atau lainnya. Jadi di siniguru berfungsi ganda, yakni sebagai wakil masyarakat dan sekaligus sebagai jembatan dari pemerintah untuk membantu menyampaikan pesan-pesan pemerintah.

Pembimbing anakPada umumnya masyarakat sangat mendambakan bahwa para guru memberikan perhatian penuh pada anak-anak mereka, terutama di sekolah. Interaksi dengan anak- anak di masyarakat ini dapat berlangsung baik, jika interaksi guru dan murid di sekolah baik. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru dan murid di sekolah kurang baik, maka anak-anak akan menghindar dari guru ketika berada di lingkungannya. Sebanarnya, untuk membantu anak-anak di lingkungannya, guru telah mempunyai sejumlah kompetensi. Guru telah dibekali dengan pengetahuan tentang psikologi perkembangan, khususnya perkembangan peserta didik anak usia

sekolah dasar. Pengetahuan ini semestinya dapat dijadikan sebagai andalan dalam bergaul dengan anak-anak di kampungnya.

Komite Sekolah sebagai MasyarakatSuryadi (2003) menegaskan bahwa masyarakat adalah stakeholder pendidikan yang memiliki kepentingan akan keberhasilan pendidikan di sekolah. Masyarakat adalah pembayar pendidikan, baik melalui uang sekolah maupun pajak, sehingga sekolah-sekolah seharusnya bertanggungjawab terhadap masyarakat. Selanjutnya dijelaskan bahwa entitas yang disebut masyarakat itu sangat kompleks dan tak berbatas (borderless) sehingga sangat sulit bagi sekolah untuk berinteraksi dengan masyarakat sebagai stakeholder pendidikan. Untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah, konsep masyarakat itu perlu disederhanakan (simplified) agar menjadi mudah bagi sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat itu.Suryadi (2003) menambahkan bahwa penyederhanaan konsep masyarakat itu dapat dilakukan melalui perwakilan fungsi stakeholder, dengan jalan membentuk Komite Sekolah (KS) pada setiap sekolah dan Dewan Pendidikan (DP) di setiap kabupaten/kota. DP-KS sedapat mungkin bisa merepresentasikan keragaman yang ada agar benar-benar dapat mewakili masyarakat. Dengan demikian, interaksi antara sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan melalui mekanisme pengambilan keputusan antara sekolah- sekolah dengan Komite Sekolah, dan interaksi antara para pejabat pendidikan di pemerintah kabupaten/kota dengan Dewan Pendidikan. Bukti tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan diwujudkan dalam fungsi yang melekat pada DP dan KS, yaitu fungsi pemberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, fungsi kontrol dan akuntabilitas publik, fungsi pendukungan (supports), serta fungsi mediator antara sekolah dengan masyarakat yang diwakilinya.Komite sekolah merupakan mitra sekolah yang mempunyai kedudukan sama dengan sekolah. Komite sekolah dan sekolah berkerja bersama-sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar melalui Peningkatan Mutu Pembelajaran yang disebut Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SD- MI, dan Pembelajaran Kontekstual di SLTP-MTs. (School Development.Com,2007). Komite sekolah juga berfungsi memantau pelaksanaan program sekolah dan mempermudah akses informasi sekolah bagi orang tua.Interaksi dan komunikasi guru dengan Komite Sekolah (sebagai representasi masyarakat) dapat berjalan lancar, mengingat para guru juga masuk dalam Komite Sekolah sebagai wakil dari sekolah. Guru dan wakil masyarakat yang duduk di Komite Sekolah dapat berbagi pengalaman dan

berbagi ilmu demi peningkatan kualitas sekolah. Di dalam Komite Sekolah, hubungan di antara para anggotanya akan terbina dengan baik, terutama melalui rapat-rapat yang diselenggarakan secara berkala oleh Komite Sekolah. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh sekolah dapat dikomunikasikan dalam forum rapat-rapat Komite Sekolah yang dapat dilaksanakan secara insidental mengingat pentingnya persoalan tersebut.

LatihanUntuk lebih memantapkan pemahaman anda terhadap materi Sub Unit 2, kerjakanlah soal-soal berikut.1. Bagaimana seharusnya interaksi guru dengan orang tua?2. Sebutkan peran guru di masyarakat menurut Brembeck!3. Bagaimana seharusnya peran guru di dalam Komite Sekolah?

Rambu-rambu Jawaban Latihan1. Interaksi guru dengan orang tua seharusnya adalah interaksi kesejawatan. Guru bukan atasan atau bawahan orang tua, demikian juga orang tua bukan atas atau bawahan guru. Guru dan orang tua mempunyai tujuan yang sama dalam mendidik anak, namun mempunyai tugas yang berbeda. Guru dan orang tua adalah mitra kerja.2. Peran guru di masyarakat menurut Brembeck adalah sebagai anggota masyarakat (peserta), sebagai pemimpin, sebagai pembuka jalan, dan sebagai pembimbing anak.3. Peran guru di dalam Komite Sekolah. Guru seharusnya aktif dan kreatif di dalam Komite Sekolah. Segala sesuatu yang menghambat peningkatan kualitas pembelajaran sekolah harus dikomunikasikan sesegera mungkin ke Komite Sekolah, sehingga tidak akan terjadi kemacetan. Guru sebaiknya mampu berkreasi menciptakan terobosan-terobosan untuk meningkatkan kualitas pemebalajaran. Gagasan-gagasan ini baik sekali jika ditawarkan kepa Komite Sekolah.

RangkumanInteraksi dan komunikasi yang dibangun oleh guru adalah interaksi dan komunikasi kesejawatan. Guru dapat meminta kepada orang tua murid untuk menyampaiakan aspek-aspek keunggulan anaknya, demikian juga aspek-aspek kelemahan dari anaknya itu. Mencari dan mengetahui kelemahan-kelemahan murid, bagi guru adalah dengan tujuan yang muliah, bukan untuk memojokkan murid. Guru semacam ini akan dapat merancang pengajaran yang mempertimbangkan perbedaan individual diantara murid-muridnya. Dengan demikian guru akan dapat mengambil manfaat guna mendidik anak yang bersangkutan.Peran guru dalama masyarakat menurut Brembeck antara lain adalah sebagai peserta atau anggota massyarakat, sebagai pemimpin, sebagai pembuka jalan, dan sebagai pembimbing anak-anak.Masyarakat adalah stakeholder pendidikan yang memiliki kepentingan akan keberhasilan pendidikan di sekolah. Masyarakat adalah pembayar pendidikan, oleh karena itu sekolah-sekolah seharusnya bertanggungjawab terhadap masyarakat. Entitas yang disebut masyarakat itu sangat kompleks dan tak berbatas (borderless) sehingga sangat sulit bagi sekolah untuk berinteraksi dengan masyarakat sebagai stakeholder pendidikan. Untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah, konsep masyarakat itu perlu disederhanakan (simplified) agar menjadi mudah bagi sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat itu. Penyederhanaan konsep masyarakat itu dapat dilakukan melalui perwakilan fungsi stakeholder, dengan jalan membentuk Komite Sekolah (KS) pada setiap sekolah dan Dewan Pendidikan (DP) di setiap kabupaten/kota

Tes FormatifUntuk mengetahui daya serap anda terhadap materi Sub Unit 2, kerjakan soal-soal berikut ini.

Petunjuk:1. Kerjakan di lembar tersendiri.2. Pilihlah jawaban A. Jika alternatif jawaban (1), (2) dan (3) benar semuaE. Jika alternatif jawaban (1) dan (2) benarF. Jika alternatif jawaban (2) dan (3) benarG. Jika alternatif jawaban (1), (2) dan (3) salah semua

1. Manusia normal pada hakekatnya mempunyai keinginan untuk: (1) Mengembangkan diri.(2) Mempertahankan diri. (3) Merusak diri2. Manakah dari pernyataan berikut yang benar:(1) Proses pembelajaran di sekolah hampir sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru kelas.(2) Guru harus dapat dipercaya oleh orang tua murid. (3) Pada hakekatnya guru sekolah dasar adalah model.3. Interaksi antara guru dengan orang tua adalah interaksi: (1) Antara atasan dengan bawahan(2) Antara bawahan dengan atasan(3) Antara guru dan orang tua tidak terjadi interaksi4. Manakah kegitan berikut yang benar:(1) Orang tua tidak perlu menyampaikan kepada guru kelas tentang kelemahan- kelemahan anaknya, karena itu adalah aib (memalukan) keluarga.(2) Guru harus merahasiakan prestasi belajar murid yang jelek, meskipun kepada orang tua murid, karena tidak etis.(3) Laporan guru tentang kelambatan murid dalam proses pembelajaran seharusnya disampaikan kepada orang tua ketika orang tua menrima hasil laporan pendidikan (buku raport).5. Guru harus mengkomunikasikan kemajuan anak di sekolah kepada orang tua berkenaan dengan:(1) Khusunya tindakan anak yang bersifat kriminal(2) Semua hal yang positif(3) Semua hal yang negatif

6. Guru yang profesional adalah orang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) model bagi masyarakat.(2) memegang teguh norma agama, moral dan jujur. (3) school master7. Brembeck mengajukan sejumlah peran guru dal;am masyarakat. Manakah yang bukan merupakan peran guru di masyarakat:(1) sebagai peserta.(2) sebagai pemimpin.(3) sebagai pembuka jalan8. Guru-guru di perdesaan biasanya mempunyai peran banyak. Peran guru tersebut antara lain adalah:(1) Pemimpin masyarakat(2) Membimbing anak-anak dan pemuda(3) Tidak berperan, mengingat tugas-tugas guru di sekolah telalu berat9. Komite sekolah merupakan penyederhanaan dari msyarakat yang dapat dikatakan tidak terbatas. Anggota Komite Sekolah terdiri dari:(1) Murid-murid di sekolah tersebut(2) Guru di sekolah tersebut(3) Orang tua murid di sekolah tersebut10. Komite sekolah mempunyai sejumlah pekerjaan. Tugas Komite Sekolah antara lain adalah:(1) memantau program sekolah apakah telah dilaksanakan sesuai dengan perencamnaan.(2) memantau kondisi sekolah(3) memantau dan memeriksa kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan sekolah, karena masyarakat yang mendanai sekolah.

Umpan Balik dan Tindak LanjutSetelah anda selesai mengerjakan Tes Formatif 1, pekerjaan berikutnya adalah mencocokkan hasil pekerjaan anda dengan kunci jawaban. Kunci jawaban terdapat pada bagian akhir Unit 1. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian masukan ke dalam rumus berikut;Jumlah jawaban benarTingkat Penguasaan = -------------------------- x 100% Jumlah soalRentangan tingkat penguasaan sebagai berikut:90 - 100 % = baik sekali80 - 89% = baik70 - 79% = cukup0 - 69% = kurangBerapa tingkat penguasaan anda terhadap bahan yang telah dipelajari? Jika hasil perhitungan menunjukkan angka 80% ke atas, bagus sekali, dan selamat untuk anda. hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar telah menguasai bahan dengan memadai. Selanjutnya anda dapat mempelajari Sub Unit 2. namun jika penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda disarankan untuk mempelajari kembali, terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai itu. Anda harus optimis dan berpikir positif, bahwa diri anda akan mampu menguasai bahan dimaksud.

Kunci jawaban Tes Formatif

Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1BJawaban 1 dan 2 benar, sedangkan jawaban 3 salah karena tidak sesuai dengan kenyataan

2AJawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

3CJawaban 2 dan 3 benr, sedangkan jawaban 1 bukan merupakan hasil dari sistem pendidikan

4DJawaban 1, 2 dan 3 salah semua

5BJawaban 1 dan 2 benar, jawaban 3 salah karena revolusioner bukan merupakan cirri guru profesional

6AJawaban 1, 2 dan 3 benar semua

7CJawaban 2 dan 3 benar, jawban 1 salah karena teman sejawat tidak sama pengertiannya dengan teman sepermainan

8AJawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

9DJawaban 1, 2 dan 3 semuanya salah

10AJawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

Kunci Jawaban Tes Formatir 2

1 B Jawaban 1 dan 2 benar, jawaban 3 salah karena tidak ada manusia normal yang merusak diri

2 A Jawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

3 D Jawaban 1, 2 dan 3 semuanya salah

4 D Jawaban 1, 2 dan 3 semuanya salah

5 C Jawaban 2 dan 3 benar, jawaban 1 khusunya tindakan anak yang bersifat kriminal termasuk pada jawaban 3

6 A Jawaban 1, 2 dan 3 semuanya benar

7 D Jawaban 1, 2 dan 3 semuanya salah

8 B Jawaban betul adalah 1 dan 2, jawaban 3 salah, karena tidak berperan, mengingat tugas-tugas guru di sekolah telalu berat

9 C Jawaban betul adalah 2 dan 3, jawaban 1 salah, karena murid tidak termasuk dalam Komite Sekolah

10 B Jawaban betul adalah a dan b, sedangkan c salah, karena Komite Sekolah tidak berhak memeriksa kesalahan-kesalahan fatal

Glossarium

Guru : adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Interaksi : adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu lain, atau antara individu dengan kelompok,Komite Sekolah : adalah lembaga yang didirikan oleh sekolah yang beranggotakan guru pegawai administrasi dan orang tua. Tujuan komite sekolah adalah membantu memperlancar tugas-tugas sekolah dan meningkatkan kualitas sekolahMasyarakat : adalah sekolompok orang yang tinggal di suatu wilayah yang sama dan di bawah pemerintahan yang sama.Orang tua : adalah ayah dan ibu atau wali yang mempunyai anak sekolah yang belajar di sekolah dasar

Daftar Pustaka

Ahmadi, A. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahar, A. 1989. Landasan Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Peningkatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Nomor 20 tahun2003: Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

--------------. 2005. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005: Tentang guru dan dosen. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kamus Online. 2007. Library > Words > Dictionary. file:///H:/community.htm

Kompas. 2006. Susahnya benahi profesi guru. Terbit 21-02-2006.file:///C:/Documents%20and%20Settings/TOSHIBA/My%20Document s/Int-JKT/2341110.htm.kompas.htm

Partino, H.R. 2005. Upaya peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun: Makalah disajikan dalam pembekalan mahasiswa kuliah kerja nyata waib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Jayapura: Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Cenderawasih. (bahan tidak diterbitkan)

--------------. 2006. Mutu pelayanan pendidikan di tanah Papua. (Bahan disajikan dalam Bimbingan Teknis bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Anggota Majelis Rakyat Papua, dan Stake Holder. Jayapura: Penerbit Pusat Kajian Demokrasi, Universitas Cenderawasih.Suryabrata, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suryadi, A. 1995. Studi peningkatan mutu pendidikan dasar di negara berkembangdan implikasinya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia: Studi

Meta Analisis). Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan dan Kebudayaan. November001. 72-94.

--------------. 2003. Dewan pendidikan dan komite sekolah: Mewujudkan sekolah- sekolah yang mandiri dan otonom. Bahan disampaikan pada Sosialisasi Pemberdayaan Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah selama Juni 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Williams, R. 2007. Keywords. file:///H:/definition.html