reformasi pendidikan di negara maju; sosiologi pendidikan; dadang djoko karyanto

30
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU DADANG DJOKO KARYANTO NIM: P3A116008 Program Doktoral Universitas Jambi September 2016 DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd Prof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Upload: dadang-djokokaryanto

Post on 09-Jan-2017

116 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU 

DADANG DJOKO KARYANTONIM: P3A116008

Program Doktoral Universitas JambiSeptember 2016

DOSEN PENGAMPU:Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd

Prof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

TERMINOLOGI KUNCI

Reformasi Pendidikan adalah upaya perubahan pendidikan.

Negara maju : >standar hidup relatif tinggi melalui teknologi tinggi

> ekonomi yang merata

(Wikipedia Bahasa Indonesia).

, isu yang menjadi faktor pendorong terjadinya reformasi pada akhir abad ke 20 adalah ketidakseimbangan kualitas sumber daya manusia dengan tuntutan era millenium yang mengedepankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis humanism, dan isu lainnya adalah belum berpihaknya kebijakan terhadap pengelolaan pendidikan oleh swasta yang dewasa ini dirasakan dunia pendidikan berorientasi profit atau komersialisasi pendidikan.

ISU PENDORONG

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DUNIA

Awal abad ke 20

kebangkitan pendidikan dirangsang oleh: tekanan ekspansi industri pencarian nasionalisme

ERA DEKOLONISASI (1940AN-1970AN

tumbuhnya kesadaran nasional

• pendidikan: membangun kohesi sosial dan penguatan ekonomi

Isu penting : ekspansi kependidikan

• #perencanaan pendidikan • #pendidikan tingkat menengah yang menyeluuh• #rekonstruksi kurikulum• #perpanjangan wajib belajar

PERIODE 1980AN

Fokus:

• organisasi administratif khususnya yang bergerak kearah desentralisasi dan peralihan kewenangan,

• mencoba menahan pembengkakan anggaran pendidikan yang dibiayai umum.

restrukturisasi pendidikan melalui

AKHIR ABAD 20

perubahan pendidikan :

•penguatan sekolah menengah sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi dan penguasaan teknologi informasi•kemudian diikuti oleh kebijakan tentang pengelolaan pendidikan oleh swasta sebagai private for profit schools, •dan pengelolaan kesempatan memperolehan pendidikan secara non-community (homeschooling).

ISU-ISU DARI ABAD 20 TSBketidakmerataan kesempatan memperoleh pendidikan

isu penyelarasan tujuan pendidikan

Sentralissasi pendidikan

ketidakseimbangan kualitas sumber daya manusia dengan tuntutan era millenium

belum berpihaknya kebijakan (otoritas) terhadap pengelolaan pendidikan oleh swasta yang berorientasi profit

RUMUSAN MASALAH

Apa praktek-praktek reformasi

pendidikan di beberapa negara

maju ?

dan isu apa saja yang menjadi

faktor pendorongnya?

TUJUAN PENULISAN

untuk meninjau praktek-praktek reformasi pendidikan di beberapa negara maju

mengidentifikasi isu-isu yang menjadi faktor pendorong terjadinya reformasi tersebut. 

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS

Undang-Undang Guizot (28 Juni 1883) berfokus pada penyelengaran pendidikan dasar dg dua prinsip penting

• Kebebasan memilih sekolah dasar• organisasi pengajaran dasar publik dibangun terintegrasi di

universitas.

Kurikulumnya ditekankan pada moral, agama katolik, membaca dan menulis bahasa perancis, serta berhitung..

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS.......

Undang-Undang Falloux 15 Maret 1850

• mewajibkan bagi kota dengan penduduk lebih dari 800 orang untuk memiliki sekolah khusus murid perempuan• Secara garis besar undang-undang ini ditujukan untuk mempromosikan ajaran dan pendidikan Katholik • Undang-undang ini menciptakan sistem campuran di mana beberepa sekolah dasar berada dibawah

pengawasan negara (sekolah publik) dan sebagian lainnya di bawah pengawasan Katholik (sekolah yang dikelola individu atau yayasan).

• Jemaat Khatolik boleh mengajar di swasta jika memiliki ijazah /sertifikat pelatihan relevan dari kementerian Agama Perancis. Kurikulum sekolah publik dan Katolik sama yang terdiri dari program wajib (membaca, menulis, berhitung, moral dan agama Katolik) dan program pilihan (sejarah, sain, musik, olah raga, dan menggambar).

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS.......

Undang-Undang Duruy 10 April 1867 pemerintah Perancis membutuhkan pembukaan sekolah puteri sebagai penegasan dari UU sebelumnya, dan penegasan lain adalah penguatan pelajaran sejarah dan geografi Perancis sebagai mata pelajaran wajib

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS.......

Undang-Undang Jules Ferry 1 Juni 1878:

• mewajibkan setiap kota untuk membangun sekolah tanpa diskriminasi murid laki-laki dan perempuan

• Pada 1881 dan 1882, UU Jules Ferry mempraktekkan sekolah gratis, kewajiban sekolah, dan pendidikan sekuler (sekolah harus netral bebas dari simbol dan praktik agama serta politik).

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS....... pendidikan di Perancis dikenal dengan l’ecole

republicaine dg tiga prinsip :pendidikan gratis, pendidikan wajib, dan pendidikan sekuler.

L’ecole republicaine lahir awal Republik Ketiga dengan Undang-Undang Paul Bert 1879, Undang-Undang Jules Fery 1881-1882, Undang-Undang Goblet 1886.

L’ecole republicaine harus mendukung dua proyek penting: (1) meningkatkan kemampuan warga sebagai pekerja masa depan untuk perubahan ekonomi, (2)memperkuat rezim, membentuk warga tercerahkan.

Kurikulum SD nya berisian: (1) kemampuan Bahasa Perancis, (2) pembelajaran sejarah dan geografi, (3) pendidikan kewarganegaraan.

REFORMASI PENDIDIKAN DI PERANCIS.......(IMPORTANT NOTES) sepanjang abad itu pendidikan di Perancis masih

sentralistik reformasi kurikulum sangat diperhatikan oleh

pememrintah. Isu kesetaraaan gender (hak yang sama bagi anak

laki-laki dan perempuan) yang sekaligus menjadi isu pemerataan pendidikan ikut mendorong terjadinya reformasi karakter individual sekolah dari sekolah yang berorientasi gender segmen menjadi sekolah yang non gender segment.

reformasi pendidikan guru di mana guru di latih di sekolah-sekolah khusus yang mempersiapkan ketersediaan guru oleh pemerintah.

REFORMASI PENDIDIKAN DI FINLANDIA.....

Di awal 1970-an, sistem pendidikan Finlandia memperlihatkan performa yang kurang berhasil dan berada dalam keterpurukan ekonomi agraris

Finlandia harus melakukan perubahan sistem pendidikan secara menyeluruh agar mampu mewujudkan ekonomi berbasis pengetahuan

REFORMASI PENDIDIKAN DI FINLANDIA.....

melakukan perubahan pada 1970-an:#mempersipkan dan menseleksi guru untuk kepentingan mendatang #memperoleh guru-guru profesional bergelar master, memiliki level kualitas yang tinggi. .

REFORMASI PENDIDIKAN DI FINLANDIA.....

Reformasi pendidikan Finlandia dimulai sejak akhir 1970-an dan awal 1980-an, melalui tiga fase: (1)  1980-an: Berpikir ulang tentang dasar-

dasar teoretis dan metodologis persekolahan, (2)  1990-an: Peningkatan melalui platform

berjejaring dan perubahan yang dikelola secara mandiri oleh satuan pendidikan,

(3)  2000-an: Efisiensi administrasi dan struktur pendidikan dan persekolahan.

REFORMASI PENDIDIKAN DI FINLANDIA.....

Beberapa poin penting pendidikan Finlandia: (1) guru adalah profesi yang sangat dihormati dan

memiliki otonomi besar dalam mengendalikan konten dan arah pembelajaran,

(2) sekolah negeri sangat mendominasi karena pemerintah berusaha mewujudkan paradigma “setiap sekolah adalah sekolah baik”,

(3) pendidikan Finlandia berusaha mengejar kesetaraan bukan kesempurnaan, berusaha mendorong kooperasi, bukan kompetisi,

(4) (4) Finlandia menggunakan closed loop system yang mendukung lifelong learning

REFORMASI PENDIDIKAN DI INGGRIS

Selama abad pertengahan, sekolah-sekolah didirikan untuk mengajarkan bahasa Latin kepada anak-anak bangsawan sebagai bagian dari persiapan menjadi pendeta dan layanan keagamaan.

Di abad ke 19 gereja Inggris mensponsori pendidikan formal sampai dengan pemerintah Inggris menyediakan pendidikan wajib gratis akhir abad tersebut.

University College London adalah College sekuler pertama di Inggris yang menerima semua mahasiswa dari semua agama ataupun yang tidak beragama.

REFORMASI PENDIDIKAN DI INGGRIS

1811 berdiri National Society for Promoting the Education of the poor in the principles of the etablished Church di Inggris dan Wales. Berdasarkan sejarahnya, sekolah-sekolah yang didanai oleh National Society dinamakan National Schools (masih menjadi bagian dari sistem sekolah negeri/pemerintah)

Pada tahun 1814, penghapusan program magang. Sampai dengan tahun 1831, sekolah minggu di Great Britain

dilaksanakan mingguan bagi 1,250,000 anak, sekitar 25% dari populasi. Karena sekolah semacam ini ada lebih awal dari ekolah pemerintah, sering kali dijadikan pelopor sistem sekolah di Inggris.

Pada tahun 1818, John Pounds yang dikenal dengan “Cripple Cobbler” mendirikan sekolah dan mengajar anak-anak miskin membaca, menulis, dan aritmatika tanpa memungut biaya/gratis. Di tahun 1820, Samuel Wilderspin membuka sekolah bayi yang pertama di Spitalfied.

Di bulan Agustus 1833, parlemen melakukan voting unutk pengalokasian sejumlah dana bagi anak-anak miskin, inilah pertam kalinya pemerintah terlibat dalam pendidikan di Inggris.

Sebuah pertemuan di Manchester pada tahun 1837 diketuai oleh Mark Philips mendirikan Lanchasire Public School Association. Asosiasi ini mengajukan bahwa sekolah-sekolah non denominational (sekolah yang tidak dimiliki satu/kelompok orang) harus didanai dari pajak lokal

REFORMASI PENDIDIKAN DI INGGRIS

Durham University juga berdiri awal abad ke 19. Sampai akhir abad ke 19 berdiri sebuah perguruan tinggi umum dengan nama redbrick. The 1994 Education Act mendirikan sistem Tripartit grammar school dan sekolah menengah modern dan masih berdiri sampai dengan tahun 1972.

REFORMASI PENDIDIKAN DI INGGRIS

Di abad 21 ini, pemerintah Inggris baru saja menerapkan kurikulum baru yang menjadi pembicaraan karena memasukkan materi pemrograman komputer kepada siswa sejak dini untuk melatih kemampuan logika. Perubahan kurikulum dilakukan secara bertahap: diumumkan pada 2010, dilanjutkan penyusunan dan uji publik intensif selama dua tahun, uji coba penerapan pada tahun 2013, diakhiri dengan penerapan bertahap mulai tahun 2014 sampai dengan 2017.

REFORMASI DI JEPANG

Awal abad ke 19 di Jepang perubahan terjadi bukan perubahan yang mendasar pada jumlah sekolah namun pada institusi pendidikan itu sendiri yakni berupa intervensi pemerintah yang sistematis terhadap pendidikan untuk anak-anak.

• peningkatan industri kapitalis. Industrilisasi telah mendorong tuntutan pendidikan bagi masyarakat; sebaliknya perubahan demografi dan dislokasi sosial dampak industrilisasi mendatangkan kecemasan bagi para elite. Kekhawatiran akan bahaya banyaknya massa tidak terdidik yang bisa berdampak ke regulasi sosial membuahkan ide bagaimana mencegah kegelisahan melalui manajemen sosial. Para elit, kaum intelektual, reformis, dan pejabat pemerintah menyadari bahwa sekolah bisa menjadi kenderaan untuk mengajarkan displin, kesederhanaan, dan nilai-nilai kondusif lainnya sebagai bekal menjalankan peran baru mereka sebagai masyarakat industri.

• perkembangan besar lainnya yang ikut membentuk intervensi pemerintah terhadap pendidikan adalah darurat kenegaraan. Keterlibatan aktif seluruh masyarakat dalam kehidupan bernegara seperti menggerakan mereka untuk berbuat bagi negara, dan menanamkan kecintaan pada negara bisa difasilitasi oleh sekolah. Sebagaimana sekolah bisa mempersiapkan manusia dengan peran ekonominya di masyarakat indusrti, sekolah bisa juga mempersiapkan masyarakat dengan peran politiknya di kehidupan bernegara.

Dua faktor utama penyebab fenomena ini adalah

REFORMASI PENDIDIKAN CINA

Pada bulan Juni 2013, pemerintah pusat Cina mengeluarkan panduan untuk seluruh propinsi dalam mereformasi model penilaian mutu pendidikan.

• Perkembangan Moral yang diindikasikan oleh perilaku dan kebiasaan, kewarganegaraan, kepribadian dan karakter, serta ambisi dan prinsip-prinsip yang dianut. • Perkembangan Akademik yang diindikasikan oleh pengetahuan dan keahlian, pemikiran disiplin, kemampuan aplikasi serta kreativitas. • Kesehatan Jiwa dan Raga yang diindikasikan oleh kebugaran fisik, kebiasaan hidup sehat, selera artistik dan keindahan, kesehatan emosional, kemampuan

mengendalikan diri serta komunikasi interpersonal. • Perkembangan Minat dan Bakat Unik yang diindikasikan oleh rasa ingin tahu, bakat dan keahlian unik, serta penemuan dan pengembangan potensi diri.• Pengurangan Beban Akademik yang diindikasikan oleh waktu belajar [mis: lamanya jam pelajaran, pekerjaan rumah, waktu untuk tidur, dll., kualitas instruksi,

tingkat kesulitan pelajaran serta tekanan akademik.

Ada 5 area yang jadi penilaian:

REFORMASI PENDIDIKAN CINA

Pada bulan Agustus 2013, pemerintah Cina mengeluarkan dokumen lanjutan untuk mendorong daerah dan sekolah mengurangi beban akademik bagi siswa pendidikan dasar:

• Penerimaan siswa yang transparan dan hanya berdasarkan domisili siswa, • Pengelompokan siswa dan guru secara seimbang dan acak, tanpa kelas-kelas khusus, • Pengajaran “titik awal nol” dengan asumsi kecakapan siswa mulai nol dan tidak ada ekspektasi akademik tinggi, • Tidak ada pekerjaan rumah tertulis, tapi boleh memberi PR “eksperiensial” dengan ortu dan masyarakat, • Mengurangi ujian. Standardized test dilarang untuk kelas 1-3 SD. Berikutnya, hanya boleh satu per semester, • Evaluasi kategorikal. Sekolah tidak boleh memberi nilai angka, tapi kategori mulai “cukup” sampai “luar biasa”,• Meminimalkan material tambahan. Hanya boleh satu material tambahan selain buku utama, • Tidak boleh ada kelas tambahan, • Kegiatan olahraga minimal satu jam. Sekolah juga harus berikan waktu istirahat dan relaksasi yang cukup, • Memperkuat dukungan pada sekolah. Otoritas pendidikan di semua tingkat kepemerintahan harus melakukan inspeksi secara

periodik dan mengawasi langkah nyata dalam mengurangi beban akademik siswa, serta wajib mempublikasikan temuannya.

KESIMPULAN

Isu-isu umum yang menjadi faktor pendorong reformasi pendidikan di negara maju adalah diantaranya:

• Pemerataan/akses memperoleh pendidikan• Penyelarasan tujuan persekolahan• Kualitas pendidikan, pembiayaan, akuntabilitas

KESIMPULAN

Dari praktek-praktek reformasi pendidikan di negara maju dapat diidentifikasi ranah pembaharuannya:

• Mereformasi kurikulum• Mereformasi pendidikan guru• Desentralisasi terbatas• Mereformasi evaluasi dan penilaian• Mereformasi karakter individual sekolah