sosialisasi kedisiplinan dalam keluarga suku laut...

44
i SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT DESA TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata I Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji Oleh KAERA ANDRIANI NIM : 110569201067 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: voanh

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

i

SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT DESA

TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Starata I

Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji

Oleh

KAERA ANDRIANI

NIM : 110569201067

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii

ABSTRAK………………………………………………………………………. iii

ABSTRACK………………………………………………………………........... iv

SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT DESA

TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

Pendahuluan…………………………………………………………………….... 1

A. Latar belakang…………………………………………………..................... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………................... 3

C. Tujuan dan Manfaat penelitian……….…………………………................... 4

1. Tujuan…………………………………………………………………….. 4

2. Manfaat....………………………………………………………………… 4

D. Konsep Operasional…………………………..………………………………. 4

E. Metode Penelitian………………………………….…………………………. 6

1. Jenis penelitian…………………………...……………………………….. 6

2. Lokasi penelitian…………………………………………...……………… 7

3. Jenis data…………………………………………………………………… 7

4. Populasi dan sampel………………………………………………............. 7

5. Teknik dan alat pengumpulan data………………………………............... 8

6. Teknik analisa data………………………………………...……………….. 8

F. Kerangka Teoritis……………………..………………………........................ 9

G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………...................... 17

H. Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………………………... 19

I. Penutup……………………...……………………………………................... 38

Daftar Pustaka

Page 3: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

1

ABSTRAK

Sosialisasi adalah suatu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah

proses dimana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain tentang cara berpikir,

merasakan dan bertindak dimana kesemuanya itu merupakan hal hal yang sangat

penting dalama menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Melalui sosiolisasilah

yang bisa membuat seseorang menjadi tahu bagaimana seharusnya seseorang

bertingkah laku ditengah tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.

Permasalahan yang akan diteliti dalam permasalahan ini ialah tentang bagaimana

sosialisasi di dalam keluarga suku laut didesa Tajur Biru Kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga.

Tujuan penelitian merupakan sasaran untuk merealisasikan aktifitas yang akan

dilaksankan suatu penelitian, sehingga dirumuskan perumusan yang jelas dan tepat.

Tujuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang

sosialisasi didalam keluarga suku laut didesa Tajur Biru Kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga. Untuk mengtahui tentang sosiolisasi di dalam di dalam keluarga

suku laut tentang cara penanaman pola hidup, nilai nilai dan norma sosial.

Penelitian ini mengunkan metode kualitatif yang berlokasi di desa Tajur Biru

Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga. Adapun Karkteristik informan dalam

penelitian ini warga suku laut yang sudah berkeluarga yang memiliki anak usia diatas

6 tahun yang sudah bersekolah. Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan

data skunder yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dukumentasi, yang

selanjutnya akan dianalisa secara kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan

verifikasi data.

Dari hasil penelitian ini dapat meyimpulkan bahwa dalam menanamkan pola

hidup, nilai nilai dan norma sosial jarang sekali orang tua mendiidk anaknya dengan

melakukan tindakan kekerasan, kalaupun ada hanya sebatas untuk menkuti anak saja,

tidak sampai menyakiti pisik anak, hal ini disebabkan besarnya kasih syang orang tua

kepada anak. Saran untuk implikasi praktis : ditemukannya efek yang cukup

signifikan mengenai sosialisasi yang orang tua terapkan kepada anak, baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan kepribadian anak. Hal ini

menunjukan bahwa dalam proses sejak sosialisasi, anak masih tetap mengikuti

perilaku yang ditunjukan orang tuanya. Sejak kecil anak belajar untuk mengenal

lingkungannya dengan cara melihat bagaimana orang tua mereka melakukan aktifitas.

Kata kunci : Sosialisasi, KAT dan Keluarga.

Page 4: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

2

SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT DESA

TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

A. LATAR BELAKANG

Sosialisasi merupakan salah satu topik kajian yang dipelajari secara serius.

Mengingat arti sosialisasi itu sendiri merupakan proses alamiah yang membimbing

individu untuk mempelajari, memahami pola dan mempraktikkan nilai-nilai, norma-

norma, pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Keluarga

mempunyai fungsi sosialisasi dalam sebuah keluarga terutama anak, karena pertama

kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga yang merupakan lembaga utama.

Pertama kali anak mengenal akan aturan, norma dan tata nilai dalam sebuah keluarga.

Komunitas Adat Terpencil atau yang selama ini lebih dikenal dengan sebutan

masyarakat terasing adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar

serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi

maupun politik. Komunitas Adat Terpencil yang hidup di perairan Provinsi

Kepulauan Riau, yang hidup berpencar-pencar dan berkelompok atau terkenal dengan

sebutan suku laut.

Lokasi atau wilayah yang menjadi objek kajian peneliti adalah Kabupaten

Lingga, disini masih banyak ditemukan suku laut di berbagai pulau-pulau kecil, yang

hidup berkelompok serta berpencar-pencar. Khususnya di desa Tajur Biru terdapat

dua kelompok masyarakat suku laut, yaitu lokasinya di Dapur Arang dan Kampung

Page 5: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

3

Baru. Kedua komunitas ini sama-sama telah mendapatkan pusat perhatian dari

pemerintah akan tetapi masyarakat suku laut di Kampung Baru lebih terbuka dan

sudah mau berbaur dengan masyarakat luar di lingkungan tempat tinggal mereka, dan

lokasi yang mereka diami pun terbuka dan dekat dengan masyarakat luar (asli Tajur

Biru), tidak heran jika sikap mereka lebih terbuka dan mudah berbaur dengan

masyarakat luar. Berbeda dengan masayarakat suku laut di Dapur Arang, sikap

mereka masih sangat tertutup di sebabkan lokasi keberadaan mereka pun tidak

terbuaka.

Masyarakat KAT suku laut dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya,

seperti berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pangan, mereka tinggal datang di

Tajur Biru dengan mendayung sampan. Mereka memanfaatkan sampan dalam istilah

suku laut yaitu kajang sebagai alat transportasi penghubung dari Kampung Baru

menuju Tajur Biru, dengan jarak tempuh lebih kurang 7-10 menit saja. selain sebagai

sarana penghubung kajang juga merupakan suatu wadah tempat tinggal yang

dianggap sebagai rumah tempat berlindung dari ancaman dan bahaya seperti hujan,

badai, panas bagi KAT suku laut.

Sebagian besar masyarakat suku laut bermata pencaharian sebagai nelayan,

Kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh musim sehingga masyarakat ini pada

dasarnya hidup berkelana di sampan. Masyarakat suku laut sangat tidak patuh pada

negara, mereka tidak mau memeluk agama hanya memahami religi lokal seperti

Page 6: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

4

anamisme (percaya kepada roh). Sebagian besar masyarakat suku laut tidak mengenal

huruf atau tidak tahu baca tulis.

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat suku laut diberikan oleh

pemerintah bantuan rumah. Dengan begitu masyarakat suku laut yang biasanya

tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah, sudah mulai mengenal

agama, dan bagi anak-anak mereka pun telah mengenal pendidikan, bahkan telah

mengenal nilai kedisiplinan. Nilai kedisiplinan di buat agar kegiatan sehari-hari

dapat dilakukan secara beraturan sesuai dengan waktunya. masyarakat suku laut akan

menjalani kehidupan yang baru, dari sampan beralih pada kehidupan selayaknya

masyarakat pada umumnya yaitu di rumah. Disini peneliti ingin melihat lebih dalam

mengenai sosialisasi dalam keluarga suku laut ini dengan mengangkat

judul:“SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT DESA

TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA”.

B. RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana sosialisasi kedisiplinan dalam keluarga suku laut yang berada di Desa

Tajur Biru Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga?”

Page 7: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

5

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

sosialisasi kedisiplinan dalam keluarga suku laut yang berada di perairan Desa Tajur

Biru Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Praktis

Penelitian ini dapat diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu

pengetahuan khususnya bagi peneliti, umumnya bagi masyarakat Desa Tajur

Biru

b. Secara Teoritis

Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi dan sarana informasi dalam

penelitian berikutnya dengan permasalahan dan penelitian yang sama.

D. KONSEP OPERASIONAL

Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar bagi seorang atau

sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan

norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh

kelompoknya. (Setiadi M. Elly, Usman Kolip, 2002:115).

Soaialisasi kedisiplinan yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah

displin waktu yang diterapkan orang tua kepada anaknya di dalam melakukan

Page 8: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

6

aktivitas sehari-hari pada keluarga masyarakat suku laut. Keluarga yang peneliti

maksud dalam penelitian ini ialah keluarga inti yang terdiri dari, ayah, ibu dan anak

yang tinggal dalam satu rumah:

1. Waktu tidur dan bangun tepat waktu, yang dimaksud disini ialah upaya orang

tua dalam mensosialisasikan disiplin waktu tidur dan bangun tepat waktu kepada

anak.

2. Melaksanakan ibadah secara bersama pada waktunya, yang dimaksud disini ialah

cara orang tua mensosialisasikan tentang disiplin dalam hal mengingatkan

waktu ibadah kepada anak untuk menimba ilmu agama.

3. Waktu belajar di rumah, yang dimaksud disini ialah upaya yang dilakukan orang

tua dalam mensosialisasikan disiplin dalam hal mengingatkan waktu belajar di

rumah kepada anak

4. Waktu berangkat sekolah, yang dimaksud disini ialah upaya orang tua dalam

mensosialisasikan disiplin waktu berangkat sekolah agar anak tidak terlambat

datang sekolah.

5. Waktu makan, yang dimaksud disini ialah upaya orang tua dalam

mensosialisasikan disiplin waktu makan kepada anak.

6. Waktu bermain, yang dimaksud disini ialah upaya orang tua dalam

mensosialisasikan disiplin waktu bermain anak.

Page 9: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

7

7. Waktu keluar malam menonton hiburan, yang dimaksud disini ialah upaya yang

dilakukan orang tua dalam mensosialisasikan disiplin waktu keluar malam

kepada anak.

8. Waktu mandi, yang dimkasud disini ialah upaya orang tua dalam

mensosialisasikan disiplin waktu mandi kepada anak.

Dari poin-poin kedisiplinan diatas sosialisasi dalam keluarga suku laut dapat

dilihat dari :

A. Disiplin yang dimaksud disini ialah sosialisasi yang dilakukan orang tua

kepada anak lebih kepada mengingatkan waktu dalam melakukan aktivitas

sehari-hari.

B. Sangsi yang dimaksud disini ialah hukuman yang diterapkan orang tua

kepada anak apabila melanggar nilai kedisiplinan.

C. Strategi yang dimaksud disini ialah upaya yang dilakukan orang tua dalam

memberi motivasi anak agar mau menjalankan nilai kedisplinan yang

berlaku di dalam keluarga.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, ada

upaya yang dilakukan dengan cara mengolah data, mengorganisasikan data,

mensintesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memusatkan apa yang dapat diceritakan

Page 10: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

8

kepada orang lain. Dalam penelitian ini berusaha menjelaskan gambaran yang

nyata tentang sosialisasi kedisiplinan dalam keluarga suku laut Desa Tajur

Biru Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga (Maleong J. Laxy 2014:248).

2. Lokasi Penelitian

Yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini yaitu di Desa Tajur Biru

(Dusun II RW IV RT IX Kampung Baru) Kecamatan Senayang Kabupaten

Lingga.

3. Jenis Data

a. Data primer, data mengenai sosialisasi kedisiplinan anak dalam keluarga

masyarakat suku laut, dimana perolehan data yang diperoleh informan melalui

observasi atau wawancara yang dilakukan oleh peneliti tentang sosialisasi

kedisiplinan dalam keluarga suku laut.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui lembaga, literatur, buku-

buku, majalah dokumentasi, dan arsip yang relevan dengan penelitian.

4. Informan Penelitian

Penentuan informan dapat dilakukan secara purposive sampling, yaitu

informan dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Informasi yang

digunakan sebagai sumber data, dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Untuk

mendapatkan data terkait masyarakat suku laut itu sendiri dengan beberapa

karakteristik informan yaitu: warga suku laut yang sudah berkeluarga, dan

memiliki anak usia diatas 6 tahun yang sudah bersekolah.

Page 11: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

9

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Observasi: pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian.

Disini peneliti akan melakukan pengamatan sosialisasi kedisiplinan dalam

keluarga suku laut dengan melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan

keseharian mereka.

2. Wawancara dalam penelitian ini akan menggunakan pedoman wawancara

3. Dokumentasi: berupa foto dan data terkait seperti foto masyarakat suku laut

desa Tajur Biru yang melakukan aktivitas sehari-hari mereka.

6. Teknik Analisis Data

a. Reduksi data yaitu merangkum memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, data-data yang dianggap tidak penting dibuang atau

disingkirkan.

b. Penyajian data yaitu proses penyajian data dengan teks yang bersifat

deskriptif yang menjelaskan fenomena-fenomena yang sebenarnya terjadi

dilapangan. Selain menyajikan data dengan teks dapat juga berupa tabel

maupun gambar.

c. Verifikasi data yakni upaya membuat kesimpulan dari keseluruhan data

terkumpul selama penelitian berlangsung, dengan mencari data baru yang

mendukung agar menjamin validitas.

Page 12: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

10

F. KERANGKA TEORITIS

1. SOSIALISASI

Sosialisasi atau proses pemasyarakatan ialah suatu proses belajar

mengajar oleh seorang individu dalam usaha untuk menjadi anggota

masyarakat.Sarana sosialisasi yang paling ampuh adalah bahasa individu

menerima dari luar arti resmi apa yang oleh masyarakat berikan kepada

kelakuan atau objek-objek tertentu. Menurut Karel J. Veeger (1992 : 58),

(dalam C. Dewi Wulansari, 2009) menyebutkan bahwa kata-kata “harus”,

“jangan”, “baik-baik”, dan sebagainya menjadi bahan yang membentuk hati

nurani orang dan turut membangun dunianya..

Sosialisasi mengindikasikan bahwa proses tersebut bukanlah proses

atau aktivitas yang dilaksanakan secara sepihak bagaimanapun juga sosialisasi

adalah sebuah proses yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu (1) pihak yang

melakukan sosialisasi dan (2) pihak yang disosialisasikan. Proses sosialisasi

dilakukan oleh anggota-anggota atau warga masyarakat baik secara sadar atau

tidak secara sadar, orang-orang yang memiliki kewibawaan atas individu-

individu yang disosialisasi seperti ayah, ibu kakak, dan orang-orang yang

berkedudukan sederajat dengan pihak yang disosialisasi, seperti teman sebaya,

teman sekelas dan sebagainya. Biasanya orang-orang yang memiliki

kewibawaan melakukan sosialisasi dengan tujuan tercapainya kedisiplinan

pihak yang tersosialisasi. (Setiadi M. Elly, Usman Kolip, 2002:158)

Page 13: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

11

Menurut Hurlock, konsep umum dari disiplin adalah sama dengan

hukuman (punishment). Disiplin hanya digunakan apabila anak melanggar

peraturan dan tata tertib yang diterapkan oleh orang tua guru atau orang

dewasan sehubungan dengan tuntutan masyarakat dimana anak tersebut hidup.

Dengan demikian disiplin terkait dengan peraturan dan hukuman akibat

melanggar peraturan tersebut. Tujuan disiplin sendiri adalah untuk

membentuk tingkah laku sehingga prilaku tersebut sesuai dengan peraturan

yang ditetapkan oleh budaya dimana individu itu berada. Disini terkandung

pengertian bahwa disipin merupakan cara untuk mengajari anak bertingkah

laku menuju kehidupan yang lebih baik, kebikan pribadi dan sosial.

Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar bagi seorang atau

sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-

nilai dan norma sosial agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa

diterima oleh kelompoknya. Menurut Robert. M.Z. Lawang, sosialisasi

merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan

lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam

kehidupon sosial. (Setiadi M. Elly, Usman Kolip, 2002:115).

a. Pola-pola Hidup

Pola adalah mekanisme atau cara dari proses interaksi sosial tersebut

berlangsung di dalam kehidupan sosial. Pola lebih menekankan pada aspek

kebiasaan dalam keteraturan sosial yang biasa dilakukan dalam masyarakat.

Page 14: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

12

Pola-pola kehidupan sosial antara satu dengan lainnya memiliki perbedaan.

Keteraturan sosial merupakan kondisi dinamis suatu masyarakat, dimana

aturan-aturan dasar sebagai cara mencapai tatanan sosial yang tertib yang

menjadi tujuan kehidupan kelompok dapat tercapai. Ketercapaian dari

keteraturan sosial tersebut tergantung dari mekanisme dan kekuatan daya

kontrol sosial dan rasa tanggung jawab masing-masing anggota kelompoknya.

b. Nilai-nilai

Nilai adalah sesuatu menjadi patokan dalam kehidupan sosial yang

mengandung kebaikan, kemaslahatan manfaat, kepatutan yang biasanya

menjadi tujuan kehidupan bersama. Nilai juga dapat diartikan sebagai

kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal tentang baik

buruk benar salah, patut tidak patut, hina mulia maupun penting tidak penting.

c. Norma Sosial

Adapun oreintasi norma aturan-aturan dalam kehidupan sosial secara

kolektif (bersama) yang mengandung berbagai sangsi baik sangsi secara moral

maupun sangsi secara fisik, bagi orang atau sekelompok orang yang

melakukan pelanggaran atas nilai-nilai sosial. Adapun pemberlakuan atas

norma ditujukan untuk menekan anggota masyarakat agar segala perbuatan

(perilaku) yang dilakukan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang telah

disepakati bersama.

Page 15: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

13

Dalam pelaksanaannya sosialisasi dilakukan dengan cara:

a). Sosialisasi refresif (refresive socialization) adalah sosialisasi yang

didalamnya terdapat sangsi jika pihak-pihak yang tersosialisasi seperti anak

atau masyarakat yang melakukan pelanggaran, yang lebih menekankan

hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi refresif adalah

penekanan pada penggunaan materi pada kepatuhan anak dan orang tua.

Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi

perintah. Pelaksanaan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang

tua dan peran keluarga sebagai significant other.

b). Sosialisasi partisipatif (participative socialization) menurut Jaeger

merupakan anak akan diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain itu

hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam sosialisasi ini anak diberikan

kebebasan. Penakanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan

yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. keluarga

menjadi generalized other (orang tua menempatkan anak pada posisi yang

sama dengan mereka.

d. Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan dan eksekusi dalam sebuah aktivitas dalam kurun waktu

tertentu.

Page 16: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

14

2. Agen Sosalisasi

Sosialisasi tidak akan berjalan jika tidak ada agen sosialisasi yang

secara otomatis memiliki peran tersebut adalah lembaga Sosial (Setiadi M.

Elly, Usman Kolip, 2011:176-177). Beberapa agen sosialisasi dalam

sosiologi yaitu:

a. Keluarga

Arti penting agen sosialisasi pertama terletak pada pentingnya

kemampuan yang diajarkan pada tahap ini untuk dapat berinteraksi dengan

significant others pada tahap ini bayi belajar berkomunikasi secara verbal dan

non verbal; ia mulai berkomunikasi bukan saja melalui pendengaran dan

penglihatan tetapi juga melalui panca indra lain terutama sentuhan fisik.

b. Kelompok bermain

Kelompok bermain baik berasal dari kerabat tetangga maupun teman

sekolah merupakan agen sosialisasi yang pengaruhnya besar dalam

pembentukan pola-pola perilaku seseorang. (Suyanto Bagong, J. Dwi

Narwoko, 2010:94).

c. Sekolah

Di sekolah anak dituntut untuk bersikap mandiri dan senantiasa

memperoleh perlakuan yang tidak berbeda dari teman-temannya ( Suyanto

Bagong, J. Dwi Narwoko , 2010:94-95).

Page 17: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

15

d. Media Massa

Light, Keller dan Calhoun (1989) mengemukakan bahwa media massa

yang terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio,

TV, film, internet) merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah

besar orang.

3. PERAN DAN FUNGSI KELUARGA

Soelaiman (dalam Shochib, 1998: 17) berpendapat bahwa, keluarga

adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama

dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin hingga terjadi

saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.

Harton dan Hunt (1984 : 238-242) mengidentifikasikan beberapa diantaranya,

yaitu fungsi pengaturan seks, reproduksi, efeksi, definisi status, perlindungan

dan ekonomi. Pertama keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran

dorongan seks. Kedua reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu

dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. Ketiga,

keluarga berfungsi mensosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat

memerankan apa yang diharapkan darinya. Keempat, keluarga mempunyai

fungsi efeksi: keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Kelima,

keluarga memberi status pada seorang anak, bukan hanya status yang diperoleh

seperti status yang terkait dengan jenis kelamin, urutan kelahiran dan

Page 18: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

16

hubungan kekerabatan tetapi juga termasuk di dalam status yang diperoleh

orang tua yaitu status dalam suatu kelas sosial tertentu. Keenam, keluarga

memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik perlindungan fisik maupun

yang bersifat kejiwaan.

a. Peran Ayah

Untuk dapat berfungsi secara kolektif peran ayah, maka dapat

dirincikan beberapa peran ayah di dalam keluarga, yaitu:

1. Ayah adalah seorang pembangun kestabilan mental.

2. Ayah adalah seorang pembangun keberanian.

3. Ayah sebagai pemberi contoh pemecahan masalah.

4. Ayah sebagai penentu standar maskulinitas.

5. Ayah sebagai pemberi warna cara mengambil keputusan.

b. Peran Ibu

Menurut S. Soedarsono, peran ibu dalam membina keluarga sejahtera

adalah sebagai pendidik utama bagi putra putrinya. Secara langsung ibu

membina kewajiban generasi-generasi penerus dalam keluarga masing-masing

yang merupakan kelompok-kelompok yang akan terjun dalam masyarakat

(Natopuro, 1984:52)

Page 19: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

17

4. KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

Kelompok Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang

bersifat lokal dan terpencil serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan

pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik (Keppres Nomor 111 Tahun

1999). Sebagaimana komunitas lainnya, KAT juga mengalami masalah sosial

dan bahkan lebih bervariasi dan lebih konfleks dilihat dari berbagai sudut

pandang warga KAT pada umumnya bertempat tinggal jauh di pedalaman di

tengah hutan belantera, di daratan tinggi atau pegunungan, di rawa-rawa, di

pasir pantai, di pulau-pulau terpencil dan di daerah perbatasan dengan negara

tetangga. Secara geografis maupun sosial budaya habitat KAT dapat dibagi

menjadi 3 (tiga) kategori, masih berkelana, menetap sementara dan menetap.

Dalam mempertahankan hidupnya, warga KAT umumnya

mengandalkan sumber dan potensi alam dengan menggunakan penerapan

teknologi sangat sederhana. Derasnya arus informasi yang disertai dengan

kemajuan teknologi secara lambat laun kehidupan KAT juga semakin

tertinggal. Bahkan terdesak sehingga terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Permasalahan sosial yang dihadapi warga KAT tidak terletak pada

kebiasaan hidup yang telah mereka jalani akan tetapi diukur dari derajat

kelayakan hidup yang memungkinkan mereka tetap mempertahankan

keberlangsungan hidupnnya (survival), membangun peradaban sendiri

Page 20: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

18

(civilization) serta memenuhi martabat kemanusiaan (human dignity) dan hak-

haknya yang layak bagi kemanusiaan (human right) dalam kesatuan hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

G. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. SEJARAH LOKASI PENELITIAN

Desa Tajur Biru terletak di daerah Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga.

Konon ceritanya desa Tajur Biru mempunyai sejarah bahwa terdapat sumur yang

airnya biru. Sumur tersebut terletak di tajur/tanjung, dan tidak semua masyarakat

yang bisa menemukan air yang berwarna biru tersebut hanya orang-orang tertentu

(orang-orang yang berbadan dingin/sejuk). Sampai sekarang di tanjung/tajur tersebut

banyak terdapat mata air, apabila Tajur Biru mengalami musim kemarau yang

berkepanjangan, ketika orang-orang tidak lagi bisa mendapatkan air di sumur terdekat

maka mereka berbondong-bondong pergi ke tajur/tanjung untuk mandi, mencuci baju

dan mengambil air untuk kebutuhan hidup mereka. Banyak sekali sumur-sumur yang

dangkal milik masyarakat. Untuk membuat sumur di tajur tidak perlu menggali

dengan ukuran yang terlalu dalam karena mata airnya sangat mudah ditemui.

(wawancara dengan bapak Bujal tanggal, 19 september 2015).

2. MASYARAKAT SUKU LAUT DESA TAJUR BIRU

Pertama kali orang suku laut yang bermukim di Tajur Biru adalah Tok

Lang/Soleh bersama istrinya yang bernama Petai, mereka datang bermukim di Tajur

Biru pada Tahun 1960-an datang dari Selat Panjang. Kedatangan mereka ini tidak

Page 21: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

19

pernah dihiraukan oleh pemerintah setempat. Pemerintah hanya beranggapan mereka

ini hanya menumpang singgah atau berteduh di saat-saat musim tertentu, jika mereka

sudah tidak bisa lagi mendapatkan penghasilan maka mereka pindah lagi ke tempat

yang lain, kemudian datang lagi begitulah seterusnya. Sehingga mereka ini tidak

terdaftar sebagai penduduk desa Tajur Biru bahkan tidak memiliki identitas dan

agama, bahkan suku laut ini dikatakan masyarakat yang tidak patuh atau kepada

Negara. (Hasil wawancara dengan bapak Tani, tanggal 24 september 2016)

Jumlah penduduk Masyarakat suku laut Tajur Biru berjumlah 148 jiwa

dengan rincian laki-laki sebanyak 75 jiwa dan perempuan sebanyak 73 jiwa,

Meskipun jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan

kegiatan ekonomi tidak semata-mata hanya dilakukan oleh laki-laki saja.Kondisi

pendidikan masyarakat suku laut di Tajur Biru bisa dikatakan 0% karena tidak ada

satu orang pun diantara masyarakat suku laut yang menamatkan sekolah di bangku

sekolah dasar, terutama bagi orang tua. Yang ada kini hanyalah anak-anak mereka

yang baru menjalankan proses pendidikan tersebut.

Sewaktu hidup di sampan masyakat suku laut di Tjur Biru ini sama sekali

tidak pernah mengenal agama. Telah dirumahkan salah satu agama yang mereka pilih

ialah agama Kristen. Pada umumnya Masyarakat suku laut di Tajur Biru secara

keseluruhan bermata pencaharian sebagai nelayan.

Page 22: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

20

H. SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT

DESA TAJUR BIRU KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

a. IDENTITAS INFORMAN

1. Bapak Akub berusia 54 tahun adalah suami dari ibu Senah mereka

memiliki tiga orang anak.

2. Bapak Edi berusia 38 tahun adalah suami dari ibu Rani mereka

merupakan pasangan suami istri yang muda, baru memiliki satu orang

anak perempuan yang berusia 8 tahun yang baru masuk sekolah SD kelas

satu.

3. Bapak Ta adalah suami dari ibu Lili, mereka hidup dalam kesederhanaan

dan dianugrahkan dua orang anak. Satu orang anak laki-laki dan satu

orang anak perempuan, kedua anak mereka masih bersekolah di bangku

SD. Bapak Ta berusia 37 tahun sedangkan ibu Lili berusia 32 tahun.

4. bapak Landak adalah suami dari ibu Ana. Mereka memiliki dua orang

anak satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, kedua anak mereka

masih bersekolah di bangku SD. Bapak Landak berusia 32 sedangkan ibu

Ana berusia 30 tahun.

5. Bapak Anuar adalah suami dari ibu Ida, mereka memiliki satu orang anak

yang masih bersekolah di bangku SD di kelas III. Bapak Anuar berusia 30

tahun sedangkan ibu Ida berusia 28 tahun.

Page 23: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

21

2. SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT

Sosialisasi merupakan suatu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai

sebuah proses dimana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang

cara berfikir, merasakan, dan bertindak, dimana kesemuanya itu merupakan hal-

hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.

Dalam hal ini peneliti akan melihat peran orang tua atau dalam mensosialisasikan

kedisiplinan kepada anak.

Adapun aturan-aturan (kedisiplinan) yang diterapkan di dalam keluarga

masyarakat suku laut adalah: .

a. Waktu tidur dan bangun tepat waktu

Orang tua perlu menjadwalkan jam tidur secara konsisten sebagai aturan yang

berlaku di rumah. Dan jadwal bangun yang konsisten. Setelah membuat jadwal

tidur yang konsisten maka buatlah aturan bangun yang konsisten juga (Listyo

Yuwanto diakses tanggal, 16 juni 2016, 21:30 wib)

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan kedisiplinan waktu tidur dan bangun tepat

waktu di dalam keluarga suku laut dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya

orang tua tidak pernah membiarkan anak tidur larut malam, adapun batas tidur

anak paling lama dari tiap-tiap keluarga yaitu jam 9-10 malam, dan bagun

jam 5 pagi di hari sekolah.

Page 24: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

22

2. Sangsi

Adapun sangsi yang diterapkan kepada anak jika tidak mau mengikuti

perintah orang tua maka anak akan diberi sangsi, jika anak tidak mau disuruh

tidur dan bangun kebanyakan orang tua menghukum anak dengan

mengancam saja tidak pernah sampai memukuli anak namun ada juga yang

menjewer. Begitu juga dengan bangun pagi jika anak susah dibangunkan,

anak diancam tidak akan dikasi uang jajan, ada juga diantara orang tua

menghukum anak sampai menyiram air apabila tidak mau bangun pagi

bahkan anak diancam disuruh berhenti sekolah apabila tidak mau patuh

kepada orang tua.

3. Strategi

Adapun strategi yang digunakan orang tua berbeda-beda, agar anak

mau tidur tepat waktu jika sudah sampai waktunya orang tua selalu

memadamkan tv dan mesin api agar suasana menjadi gelap, ada juga yang

menakut-nakuti anak dengan hantu dan apabila tidak mau tidur akan disuruh

tidur di luar. Begitu juga bangun pagi kebanyakan orang tua selalu membujuk

dengan memberikan uang jajan, agar anak tetap semangat. Ada juga orang tua

yang membangunkan anak secara paksa, walaupun masih nyenyak tidur

dengan sengaja orang tua mengangkat anak sampai terbangun dan lansung

membawa ke kamar mandi anak tersebut langsung disuruh mandi, hal

demikian dilakukan untuk mengejar waktu agar anak tidak terelambat pergi ke

sekolah.

Page 25: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

23

b. Melaksankan ibadah secara bersama pada waktunya

Melaksanakan ibadah menjadi kewajiban utama bagi seluruh umat beragama,

yang menjadi suatu keharusan apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan jika

ditinggalkan akan mendapat dosa yang sangat besar sebagai bentuk hukuman,

karena tidak menjalani perintah Tuhan. Berbeda agama berbeda pula ketentuan

yang berlaku didalamnya dan berbeda pula cara ibadah yang dilakukan. Dari tiap-

tiap agama mempunyai budaya tersendiri namun pada hakikatnya tujuannya satu

yaitu menyembah Tuhan.

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan anak tentang disiplin melaksanakan ibadah

secara bersama pada waktunya. Jika sudah sampai waktu ibadah kedua orang

tua saling bekerja sama dalam mendisiplinkan waktu ibadah, dengan selalu

mengajak anak untuk pergi ibadah. Adapun rutinitas keagamaan dalam satu

minggu dua kali yaitu hari minggu jam 8 pagi ibadah bagi seluruh umat

Kristen sedangkan, setiap sore sabtu jam 5 sembahyang khususnya bagi ibu-

ibu suku laut dengan diselingi arisan yang dipimpin oleh pak Pendeta bersama

istrinya.

2. Sangsi.

Penerapan sangsi kepada anak bagi yang tidak menjalankan nilai disiplin

yang diterapkan orang tua dalam hal melaksanakan ibadah. Adapun

Page 26: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

24

sangsinya: jika anak tidak mau menuruti apa yang diperintahkan orang tua

atau tidak mau sembahyang maka orang tua memberikan sangsi dengan tidak

memberikan apa yang diinginkan anak tidak akan dibelikan baju baru. Selain

itu adapun sangsi yang di dapat akibat dari malas sembahyang ialah akan

mendapat dosa karena tidak mau menjalankan perintah Tuhan dan akan

mendapatkan hukuman berupa siksa api neraka, selain itu orang tua pun

merasa malu dengan pak Pendeta apabila membiarkan anak malas

sembahyang karena bapak Pendata yang mengajarkan mereka tentang ilmu

agama datang dari jauh. Begitu besarnya penghormatan mereka kepada pak

Pendeta.

3. Strategi

Mengenai strategi yang gunakan orang tua agar anak selalu mematuhi

nilai kedisiplinan dalam hal melaksanakan ibadah. Adapun strateginya jika

anak susah diajak orang tua selalu membujuk anak dengan memberikan apa

yang disenangi anak, dengan memberi apa yang menjadi kesukaan anaknya,

sebagai imbalannya anak akan dikasi uang jajan dan dibelikan baju baru

apabila rajin dan mau beribadah. Saat melaksanakan ibadah anak-anak sangat

termotivasi dengan kawan-kawan, dan pakain baru.

Page 27: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

25

c. Waktu belajar di rumah

Anak yang didampingi orang dewasa akan lebih baik dari pada mereka yang

tidak mendapat pendampingan. Perhatian orang tuanya tersebut membantu anak

tidak merasa sendiri, merasa percaya diri dan merasa diperhatikan. Perasaan

nyaman dan diperhatikan akan menjadi awal belajar yang baik dan menumbuhkan

motivasi belajar anak.

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan kedisiplinan mengenai waktu belajar di rumah.

Sebagai orang tua sudah menjalankan kewajibannya dengan mengontrol anak

jika sudah tiba waktunya, orang tua tidak lupa menyuruh anak untuk belajar.

Adapun waktu belajar yang ditentukan oleh orang tua saat siang hari yaitu

jam 2 sore, setelah makan dan istirahat, dan kalau waktu belajar malam jam 7

setelah selesai makan malam.

2. Sangsi

Adapun sangsi yang berlaku jika anak tidak mau belajar anak akan

dikurung di dalam rumah, tidak akan dikasih keluar bermain dengan temannya

ada juga sebagian orang tua yang menjewer, mencubit dan memukuli anak

jika anak sudah tidak lagi mendengarkan apa yang di suruh orang tua. Selain

dari itu anak juga akan mendapat kerugian yang sangat besar akibat malas

belajar bisa tidak naik kelas dan akan malu di ejek sama kawan-kawannya,

dan orang tua pun mengancam akan memberentikan sekolah jika anak malas

Page 28: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

26

belajar. Seorang anak cenderung lebih takut kepada orang tua laki-laki

ketimbang orang tua perempuan. Jika sang ibu sudah merasa kualahan

menasehatkan anak maka bapaknya yang turun tangan dalam mendidik

anaknya.

3. Strategi

Terdapat berbagai macam strategi yang yang dilakukan orang tua dalam

mendisiplinkan waktu belajar setiap hari anak diawasi langsung oleh orang

tua, setiap hari jika sampai waktunya belajar orang tua selalu mengingatkan

bahkan menjaga anak sampai selesai belajar, kedua orang tua saling bekerja

sama, apabila anak tidak mau menurut perintah ibunya maka bapaknya yang

langsung turun tangan mengawasi anak belajar, jika ada PR yang sulit maka

orang tua pun selalu menemankan anak pergi belajar ke rumah teman, orang

tua juga memberi hadiah kepada anak rajin belajar naik kelas.

d. Waktu makan

Adapun bentuk disiplin yang dilakukan dalam sosialisasi pola makan adalah :

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan pola hidup disiplin mengenai waktu makan,

setiap hari mereka makan dua kali yaitu makan siang jam 12-1 dan makan

malam jam 6-7, setiap pagi mereka sarapan hanya mengkonsumsi air teh atau

kopi dengan beberapa keping roti atau kue, mereka jarang sekali

mengkonsumsi makanan berat saat sarapan pagi. Terkecuali anak sekolah

sarapan pagi di warung dekat sekolah. Ada sebagian diantara anak-anak yang

Page 29: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

27

begitu tidak mementingkan makan saat di rumah, mereka lebih kepada jajan

membeli makanan ringan di warung.

2. Sangsi

Orang tua tidak pernah memberikan sangsi yang berat apabila anak tidak

mau di suruh makan. Sebagai orang tua beranggapan bahwa tidak baik bila

memaksa kehendak anak. Apabila anak tidak mau makan, orang tua hanya

membiarkan saja, namun ada juga diantara orang tua yang merasa khawatir

dan takut terjadi bahaya apabila anak dibiarkan tidak makan, orang tua selalu

mengancam dengan tidak memberikan uang jajan apabila susah disuruh

makan, dan orang tua pun mengancam tidak mau masak apabila anak tidak

makan di rumah agar anak bisa menghargai pengorbanan orang tua. Selain itu

jika anak tidak makan akan berakibat buruk akan bisa jatuh sakit.

3. Strategi

Adapun strategi yang lakukan orang tua saat mendisiplinkan waktu makan

kepada anak, agar makan secara teratur, kebanyakan anak-anak mereka sangat

susah apabila disuruh makan di rumah, ada sebagian orang tua yang tidak

begitu menghiraukan apabila anaknya tidak mau makan, mereka hanya

memberikan anak jajan agar anak bisa makan saat di sekolah, ada juga diantara

orang tua yang mengharuskan anak makan di rumah walaupun sedikit. Agar

Page 30: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

28

anak mau makan di rumah orang tua selalu menyediakan lauk kesukaan

anaknya, dan membatasi uang jajan agar anak tidak banyak makan di luar.

e. Waktu berangkat sekolah

Setiap sekolah pasti memiliki peraturan yang mengikat, yang wajib dipatuhi

oleh siswa dan siswi yang bersekolah di sekolah tersebut. kepatuhan dan ketaatan

siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah itu bisa

disebut disiplin siswa. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara

perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk

berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolah. Perilaku menyimpang yang dimaksud apabila siswa tidak berperilaku

tidak sesuai aturan sekolah. Misalnya datang tidak tepat waktu merupakan salah

satu tindakan penyimpangan karena bertindak tidak sesuai peraturan yang

ditentukan.

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan kedisiplinan mengenai waktu berangkat

sekolah. Anak-anak masyarakat suku laut berangkat ke sekolah secara

bersama-sama, setiap pagi jam 6 mereka sudah diantar menggunakan sampan.

Jika sudah sampai jam 6 mereka tidak lagi mengulurkan waktu, mereka takut

terlambat karena jarak antara rumah dengan sekolah cukup jauh.

Page 31: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

29

2. Sangsi

Adapun sangsi yang berlaku anak apabila anak berangkat sekolah tepat

pada waktunya otomatis akan ditinggal oleh teman-temannya yang lain, anak

akan mendapat hukuman dari guru akibat tidak disiplin, anak akan malu

diejek sama kawan. Terlebih lagi apabila anak malas dan bolos sekolah ada

orang tua yang mengancam tidak akan memberikan uang jajan, anak tidak

akan mendapat banyak kawan, selain itu anak bisa tidak naik kelas dan akan

disuruh berhenti sekolah. Tidak ada diantara orang tua yang sampai memukuli

anak jika malas sekolah karena mereka mempunyai alasan tersendiri menurut

orang tua terdahulu yang sering memberikan nasehat kepada mereka tidak

boleh membiarkan anak nangis di pagi hari akan bisa membuat rezeki jauh

atau sempit.

3. Strategi

Adapun strategi yang digunakan orang tua agar anak tidak terlambat

datang ke sekolah, setiap pagi orang tua selalu membangunkan anak jam 5

pagi, menyuruh mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah, apabila anak

terlalu susah dibangunkan orang tua selalu membujuk dengan memberikan

uang jajan agar anak tetap bersemangat dan mau bangun pagi. Ada juga

diantara orang tua sengaja memaksa anak bangun hal ini dilakukan agar anak

tidak kesiangan bangun. Ternyata masih ada diantara mereka yang kadang

kala bangun kesiangan dan akhirnya terlambat datang sekolah. Walupun

terlambat orang tua tetap mengantarkan anak ke sekolah karena tidak mau

Page 32: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

30

anak ketinggalan pelajaran sekolah, bahkan ada juga diantaranya yang bolos

sekolah karena malu datang terlambat, walaupun sudah dipujuk dengan

dikasih uang jajan namun anak tetap tidak mau, sebagai orang tua pun sudah

kehabisan cara untuk membujuk anak akhirnya orang tua hanya mampu

memberikan nasehat berupa ancaman kepada anak, jika malas sekolah bisa

tidak naik kelas dan akan menjadi orang yang bodoh dan mudah ditipu orang

anak juga yang akan mendapat kerugian.

f. Batas waktu bermain anak

Di usia anak-anak pentingnya bagi orang tua mensosialisasikan nilai disiplin

kepada anak, agar anak bisa mengetahui kapan seharusnya aktivitas itu dilakukan.

Sehingga anak tidak hanya mengenal waktu bermain dan tidak menghabiskan

waktu hanya untuk bermain saja. Akan tetapi banyak ha-hal yang bermanfaat

yang bisa dilakukan anak untuk pengembangan kepribadian anak, misalkan

memperkenalkan kepada anak kapan seharusnya waktu makan, waktu istirahat,

waktu belajar, waktu membantu orang tua dan waktu bermain.

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan disiplin mengenai batasan waktu bermain anak.

Dalam hal ini orang tua selalu memberi batasan waktu bermain anak pada jam

3 sampai jam 5 sore sehabis mengerjakan tugas sebagai anak. Sepulang

sekolah anak diwajibkan makan, belajar dan istirahat barulah anak dibolehkan

bermain. Dalam mendidik anak dari tiap-tiap keluarga tentunya memiliki

Page 33: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

31

perbedaan, ada anak yang suka menurut dan ada juga anak yang

pembangkang. Orang tua yang berperan mendidik anaknya mereka selalu

bekerja sama dan mencari jalan keluar agar anak bisa mendengarkan apa yang

dinasehatkan orang tuanya.

2. Sangsi

Adapun sangsi yang diterapkan kepada anak jika anak tidak mematuhi

perintah orang tua anak tidak dikasi bermain lagi, anak akan dipukul dan

dijewer agar anak takut tapi tidaklah kuat ada juga sebagian orang tua yang

tidak pernah memukul anak akibat dari besarnya kasih sayang orang tua

kepada anak sehingga tidak tega melihat anak tersakiti. Selain membatasi

waktu bermain anak ternyata ada juga diantara orang tua yang membatasi

teman bermain anak, anak tidak boleh berbaur dengan sembarang teman

karena orang tua khawatir anak akan mengikuti jejak temannya yang bandel.

Adapun akibat jika anak tidak mau mendengarkan nasehat orang tua anak

akan menjadi durhaka kepada kedua orang tua.

3. Strategi

Adapun strategi yang digunakan orang tua agar anak bisa mematuhi aturan

yang dibuat, yaitu agar anak bermain tepat pada waktunya, apabila waktu

bermain belum sampai orang tua tidak membuka pintu agar anak tidak bisa

keluar, orang tua selalu mengawasi aktivitas anak. Menyuruh makan,

mengajak anak istirahat, dan menunggu anak sampai selesai belajar, jika

sudah sampai waktunya bermain baru anak dibolehkan bermain dan apabila

Page 34: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

32

anak tidak mendengarkan nasehat ibu, dan ibu pun sudah kehabisan caranya

maka ibu pun melaporkan kepada bapaknya, karena anak cenderung lebih

takut kepada orang tua laki-laki.

g. Batasan waktu keluar malam (menonton hiburan)

Orang tua yang peduli kepada anak ialah orang tua yang menaruh rasa

kekhawatiran yang begitu besar kepada anak. Merasa takut akan terjadi sesuatu

yang tidak diinginkan terlebih kepada anak-anak yang masih dibawah usia 10

tahun, sangat rawan apabila dibiarkan keluar sendirian apalagi di malam hari.

Anak yang dibawah usia 10 tahun belum bisa dilepaskan dari pengawasan orang

tua.

1. Disiplin

Dalam mensosialisasikan disipilin tentang batas waktu keluar malam saat

menonton hiburan di luar, adapun batasan waktu keluar malam saat menonton

hiburan di luar dari masing-masing keluarga yaitu jam 10 malam. Orang tua

pun tidak pernah membebaskan anak untuk keluar sesuka hati, mereka keluar

saat ada hiburan saja, itu pun tetap dalam pengawasan orang tua

2. Sangsi

Adapun sangsi yang terapkan orang tua kepada anak apabila ada anak

yang tidak mau mendengarkan apa yang dinasehatkan orang tua, jika pulang

terlalu malam atau pergi tanpa seizin orang tua maka orang tua tidak segan-

segan memberi hukuman. Adapun hukuman yang diberikan kepada anak;

Page 35: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

33

dipukul, dibiarkan tidur diluar, dan tidak akan dikasi keluar lagi apabila ada

hiburan, bahkan ada juga orang tua yang mengancam akan memberhentikan

anak sekolah apabila tidak mau lagi mendengarkan nasehat orang tua.

3. Strategi

Strategi yang digunakan dalam mendisiplinkan batasan waktu keluar

malam kepada anak. Sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya, mereka

selalu merasa khawatir apabila anak keluar malam dengan teman sebayanya.

Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan orang tua pun tidak pernah

membiarkan anak keluar sendiri, setiap kali menonton hiburan orang tua

selalu meluangkan waktunya untuk menemani anak pergi nonton hiburan, dan

apabila mereka tidak mempunyai waktu anak akan dititipkan pergi bersama

saudara (bibi/paman) dan tidak pernah lupa berpesan tidak boleh pulang

terlalu malam. Jika jam 10 anak belum sampai di rumah maka orang tua pun

langsung menjemput dan mengajak anaknya pulang. Bahkan ada juga

diantara orang tua yang tidak membiarkan anak keluar apabila mereka tidak

bisa menemankan anak nonton anak akan tetap di rumah saja, orang tua tidak

mau menitipkan anak meskipun sama saudara.

h. Waktu mandi

Mandi merupakan suatu kebutuhan yang utama karena ada kaitannya dengan

kesehatan dan kebersihan. Kebersihan merupakan bagian dari iman, orang yang

beriman sudah tentu menjalani pola hidup yang bersih, berawal dari

Page 36: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

34

membersihkan diri sendiri yaitu anggota tubuh, cara membersihkannya tentu

dengan mandi yang bersih dan teratur. Orang yang malas mandi bisa

menyebabkan sakit terutma pada kulit akibat dari panas dalam.

1. Disiplin

Pada umumnya orang tua masyarakat suku laut selalu mengajarkan kepada

anaknya mandi dua kali dalam satu hari yaitu mandi pagi jam 5 sebelum

berangkat sekolah dan sore setelah selesai bermain jam 5. Tapi kebanyakan

diantara mereka tidak begitu mementingkan mandi di sore hari karena mereka

beranggapan bahwa di sore hari mereka tidak berhadapan dengan masyarakat

luar, mereka hanya sekedar di rumah saja. Berbeda dengan pagi hari mereka

selalu mengharuskan kepada anak untuk mandi pagi karena anak akan

berhadapan dengan teman-teman dan guru di sekolah. Ada hal-hal yang

membuat mereka tidak mandi sesuai ketentun, ialah rasa malas yang

ditimbulkan dari pribadi seseorang, keterbatasan air, waktu untuk mengambil

air bersih dan tidak adanya tuntutan yang begitu mengharuskan sehingga

mereka merasa mandi itu harus dan sangat perlu di pagi dan sore hari.

2. Sangsi

Adapun sangsi yang diterapkan kepada anak apabila tidak mau mandi

pagi, ada sebagian orang tua yang hanya mengancam tidak akan memberikan

anak uang jajan, ada orang tua yang hanya marah-marah bisa saja, mereka

tidak sampai memukuli anak karena pantang bagi mereka apabila membuat

Page 37: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

35

anak menangis di pagi hari karena akan bisa membuat rezeki jauh, untuk

menghindari itu mereka hanya sekedar marah-marah biasa saja dengan

mengancam apabila malas mandi badan akan bau, diejek sama kawan, bahkan

tidak ada kawan yang mau berteman. Namun ada juga diantara orang tua yang

sampai memaksa dan menjewer tidak peduli di pagi hari apabila anak tidak

patuh bahkan diancam berhenti sekolah.

3. Strategi

Strategi yang dilakukan orang tua agar anak mau mengikuti perintah orang

tua, jika anak malas mandi setiap pagi orang tua selalu membujuk dengan

memberikan uang jajan yang banyak saat ke sekolah, ada diantara orang tua

yang membujuk dengan membelikan peralatan sabun yang disukai anak agar

anak rajin mandi, ada juga orang tua memasak air panas untuk dicampur

dengan air biasa agar anak tidak dingin saat mandi pagi, karena di pagi hari

cuacanya sangat dingin apalagi kondisi rumah dipinggir pantai. Begitulah

strategi yang dilakukan orang tua agar anak menjalankan nilai disiplin

tersebut.

Jika dilihat dari informan yang menjadi subjek penelitian meneliti, dalam

mensosialisasikan nilai disiplin masyarakat suku laut sudah menjalani kehidupan

seperti mana masyarakat biasa, mereka sudah menjalani sikap hidup yang

disiplin, walaupun belum sepenuhnya nilai disiplin itu mereka jalani dengan baik.

Berdasarkan observasi di lapangan bahwa kedisiplinan yang diterapkan orang

tua masyarakat suku laut kepada anaknya hanya sebatas mengingatkan

Page 38: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

36

anaknya agar melakukan aktivitas sehari-hari tepat waktu dan mengikuti

aturan-aturan yang berlaku. Dalam mensosialisasikan disiplin waktu ini, para

orang tua menggunakan sangsi dan strategi yang berbeda. Sangsi berlaku kepada

anak yang tidak mau mematuhi nilai disiplin. Sangsi dibuat untuk

mempertahankan nilai kedisplinan itu sendiri. Adapun sangsi yang diterapkan

dalam keluarga suku laut berupa ; ancaman, memukul, mencubit, menjewer,

nasehat. Hal itu dilakukan hanya sekedar untuk menakut-nakuti agar anak mau

patuh kepada perintah orang tua, bukan karena sengaja untuk menyakiti fisik

anak, bahkan ada diantara orang tua yang tidak pernah memukuli anak karena

besarnya kasih sayang terhadap anaknya sehingga tidak tega melihat anak

tersakiti. Sedangkan strategi adalah cara atau taktik yang digunakan orang tua

untuk memotivasi anak agar anak mau menjalankan nilai kedisiplinan. Agar

orang tua lebih mudah mensosialisasi nilai kedisiplinan tersebut kepada anak.

Adapun strategi yang digunakan orang tua yaitu dengan cara mencari titik

kelemahan anak atau memberikan apa yang disenangi anak

3. FUNGSI KELUARGA

Fungsi keluarga meliputi beberapa diantaranya; yaitu fungsi pengaturan seks,

repriduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan dan ekonomi.

1. Fungsi Penyaluran Dorongan Seks

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dilihat penyaluran dorongan

Seks didalam didalam keluarga suku laut berjalan dengan semestinya,

seperti pada keluarga-keluarga pada umumnya. Dengan begitu maka penulis

Page 39: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

37

dapat menyimpulkan bahwa fungsi keluarga dalam hal penyaluran dorongan

seks didalam keluarga suku laut yang menjadi informan berjalan dengan bail

dan dengan semestinya.

2. Fungsi Reproduksi

Berdasaarkan hasil penelitian penulis maka dapat dilihat bahwa, dari

semua keluarga suku laut yang menjadikan informan menjalankan fungsi

keluarga dengan baik, terutama dalam hal reproduksi.

3. Fungsi Sosialisasi

Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat dilihat bahwa fungsi

sosialisasi di dalam keluarga suku laut informan berjalan dengan baik mulai.

Bahkan mendapat mengakuan dari orang luar yaitu bapak Rolly sebagai

Pendeta ang tinggal bersama mereka bahwa, masyarakat suku laut dalam

mendidik anaknya selalu melalui hati kehati dalam mendidik anak-anaknya,

mereka tidak pernah berkata kasar ataupun berbicara dengan suara yang

lantang.

4. Fungsi Efeksi

Dalam keluargalah seorang anak mendapatkan rasa sayang dan

pengakuan, karena anggota keluarga akan saling menghargai satu sama

lainnya dan memperoleh kepuasan emosional dan sosial dari hubungan yang

terjalin antara keluarga. seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini proses

fungsi efeksi berupa cinta kasih, kasih sayang dan juga perhatian pada

keluarga suku laut berjalan dengan baik. Fungsi efeksi pada keluarga suku

Page 40: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

38

laut informan berjalan dengan baik, seperti pada keluarga-keluarga umum

lainnya. Keluarga suku laut pun memberikan kasih sayang dam perhatian

yang penuh serta membina pendewasaan kepribadian setiap anggota

keluarganya. Keluarga secara institusif merasakan perasaan dan suasana

anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga. Sehingga terjalin pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. Didalam memberikan cinta

kasih, kasih sayang dan perhatian. Orang tua tidak tega menghukum

anaknya dengan tindakan kekerasan. Hukuman yang diberikan hanya

sebagai simbol saja agar anak bisa mematuhi perintah orang tua. Anak selalu

mendapatkan nasehat-nasehat yang baik sebagai bentuk perhatian orang tua

kepada anak. Anak juga selalu diawasi orang tua dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. Dapat dilihat contoh bentuk kasih sayang dari hasil sosialisasi

kedisiplinan ialah, saat anak susah disuruh makan orang tua selalu mamasak

lauk kesukaan anak, bahkan makan pun sampai disuapkan.

5. Pemberian Status

Keluarga secara otomatis dapat memberikan status pada seseorang yang

menjadi anggota keluarga. Dalam proses difinisi status pada keluarga suku

laut yang menjadi informan berjalan dengan baik, mulai dari pemberian

status jenis kelamin, kelahiran, nama dan hubungan kekerabatan tersebut.

Setiap anak yang dilahirkan oleh orang tua secara otomatis mendapatkan

Page 41: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

39

status tersebut tanpa harus berusaha dan bekerja keras untuk meraihnya

namun status tersebut memang sudah didapatkan.

6. Fungsi Perlindungan

Perlindungan fisik maupun perlindungan kejiwaan yang dilakukan oleh

keluarga khususnya suku laut menunjukkan, dimana terlihat jelas bahwa dari

semua keluarga yang menjadi informan penelitian, mereka menjalankan

fungsi perlindungan

7. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi pada keluarga nelayan yang menjadi informan berjalan

dengan baik sehingga segala kebutuhan dalam keluarga dapat terpenuhi,

meskipun pendapatan dari tiap-tiap keluarga suku laut cukup terbatas,

namun pada umunya keluarga dapat mengatur segala kebutuhan maupun

keperluan seluruh anggota keluarga.

I. PENUTUP

1. KESIMPULAN

Jika dilihat dari cara hidup yang dijalani oleh masyarakat suku laut saat ini

mereka sudah menjalani kehidupan seperti mana masyarakat biasa, mereka pun sudah

menjalani sikap hidup yang disiplin, walaupun belum sepenuhnya nilai disiplin itu

mereka jalani dengan baik. Berdasarkan observasi di lapangan bahwa kedisiplinan

yang diterapkan orang tua masyarakat suku laut kepada anaknya hanya sebatas

mengingatkan anaknya agar melakukan aktivitas sehari-hari tepat pada waktunya

Page 42: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

40

dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Dalam mensosialisasikan disiplin waktu

ini, para orang tua menggunakan sangsi dan strategi yang berbeda. Sangsi berlaku

kepada anak yang tidak mau mematuhi nilai disiplin. Sangsi dibuat untuk

mempertahankan nilai kedisplinan itu sendiri. Adapun sangsi yang diterapkan dalam

keluarga suku laut berupa ; ancaman, memukul, mencubit, menjewer, nasehat. Hal itu

dilakukan hanya sekedar untuk menakut-nakuti agar anak mau patuh kepada perintah

orang tua, bukan karena sengaja untuk menyakiti fisik anak, bahkan ada diantara

orang tua yang tidak pernah memukuli anak karena besarnya kasih sayang terhadap

anaknya sehingga tidak tega melihat anak tersakiti. Sedangkan strategi adalah cara

atau taktik yang digunakan orang tua untuk memotivasi anak agar anak mau

menjalankan nilai kedisiplinan. Agar orang tua lebih mudah mensosialisasi nilai

kedisiplinan tersebut kepada anak. Adapun strategi yang digunakan orang tua titik

kelemahan anak atau memberikan apa yang disenangi anak

2. SARAN

a. Saran untuk Implikasi Teoritis

Seperti lazimnya perbedaan budaya membawa perbedaan pula pada

sosialisasi pada anak. Dengan begitu, penelitian bertema sosialisasi

menjadi salah satu tema yang dapat dikembangkan secara lebih lanjut.

Kajian bertema sosialisasi mengenai anak maupun budaya tampaknya

belum banyak dilakukan dikalangan peminat sosiologi ataupun kaum

sosial lain sehingga dengan begitu dapat mengawinkan dua pendekatan

Page 43: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

41

keilmuan dalam kajian seperti diatas, tentunya akan menjadikan penelitian

tersebut karya warna.

b. Saran untuk Implikasi Praktis

Ditemukam efek yang cukup signifikan mengenai sosialisasi kedisiplinan

yang orang tua terapkan kepada anak, Tentunya saja untuk dapat dijadikan

referensi bagi anak, orang tua harus membekali diri dengan pemahaman

kehidupan sosial yang baik.

c. Saran bagi Peneliti Lanjut

Penelitian ini hanya mencakup sejumlah faktor sosialisasi nilai

kedisiplinan yang diterapkan orang tua kepada anak. Tentunya masih

banyak faktor lain yang dapat dijadikan sebagai predctor bagi munculnya

perkembangan dalam diri anak. Untuk itu bagi peneliti lanjut dapat

mengembangkan lagi.

Page 44: SOSIALISASI KEDISIPLINAN DALAM KELUARGA SUKU LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · tinggal di sampan sekarang sudah mulai tinggal di rumah,

42

DAFTAR PUSTAKA

Bagong Suyanto J, Dwi Narwoko, 2010, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,

Jakarta:Kencana.

Moleong J. Laxy, 2014, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Notoropo. (1984) Peran Wanita dalam Massa Pembangunan Indonesia. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Setiadi M. Elly, Usman Kolip, 2011, Pengantar Sosiologi Pemahamn Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori Aplikasi, dan Pemecahanny,

Jakarta:Pranadamedia group.

Shocib, M. (1998). Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia