peningkatan kedisiplinan belajar ... -...

16
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) (PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012) Artikel Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : AZIZ LUKMAN HAKIM A 410 080 108 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: lydat

Post on 02-May-2019

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

(PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura

Tahun Ajaran 2011/2012)

Artikel Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sebagai Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Disusun Oleh :

AZIZ LUKMAN HAKIM

A 410 080 108

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

2

PENGESAHAN

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

(PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura

Tahun Ajaran 2011/2012)

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

AZIZ LUKMAN HAKIM

A 410 080 108

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd. ( )

2. Dra. Sri Sutarni, M. Pd ( )

3. Rita Pramujiyanti K, S. Si, M. Sc. ( )

Surakarta, .................................................

Disahkan,

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd

NIK.547

ii

3

ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

STRATEGI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION

(PTK Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Muhammadiyah Kartasura

Tahun Ajaran 2011/2012)

Aziz Lukman Hakim, A 410 080 108, Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2012, 74 halaman

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kedisiplinan belajar matematika melalui strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru matematika sebagai pelaku tindakan kelas. Subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas X-OA SMK Muhammadiyah Kartasura yang berjumlah 39 siswa. Data dikumpulkan melalui metode observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan siswa dalam mematuhi peraturan mengalami peningkatan. Sebelum penelitian (23,08%), putaran I (35,89%), putaran II (48,72%), dan pada putaran III menjadi (71,79%). Kedisiplinan siswa dalam tepat waktu juga mengalami peningkatan. Sebelum penelitian (25,64%), putaran I (43,59%), putaran II (56,41%), dan pada putaran III menjadi (84,62%). Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.

Kata kunci : peningkatan, kedisiplinan, Auditory, Intellectually, Repetition

iii

1

A. Pendahuluan

Kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam upaya

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran matematika. Oleh karena itu

kurangnya kedisiplinan siswa menjadikan suatu masalah yang berdampak

siswa kurang maksimal dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga

berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

Kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan

dan tata tertib yang diberlakukan di sekolah dan setiap siswa dituntut untuk

dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata

tertib yang berlaku di sekolah disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan,

tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku

siswa disebut disiplin sekolah.

Berdasarkan observasi di kelas X-OA SMK Muhammadiyah

Kartasura masih terdapat sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan

belajarnya masih rendah. Sebagai gambaran perilaku tidak disiplin yaitu:

Siswa datang tepat waktu (25,64 %); mematuhi peraturan (23,08 %).

Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini

menempatkan kedisiplinan pada posisi yang penting didalam proses

pembelajaran, akan tetapi realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak

siswa yang tidak mempunyai disiplin belajar yang tinggi khususnya pada

mata pelajaran matematika.

Gejala-gejala yang menunjukkan bahwa siswa tidak mempunyai

kedisiplinan untuk belajar pengaruhnya secara langsung pada proses

pembelajaran. Kedisiplinan belajar siswa, salah satunya disebabkan karena

kurangnya ketertarikan siswa pada strategi yang digunakan guru dalam

pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan guru hendaknya lebih

variatif, sehingga bisa meningkatkan kemauan dan kedisiplinan siswa dalam

belajar, maka memungkinkan proses pembelajaran matematika siswa dapat

berjalan secara efektif .

2

Untuk mengantisipasi masalah tersebut yang berkelanjutan maka

peneliti menerapkan strategi Auditory Intellectually Repetition. Pada strategi

ini merupakan suatu pembelajaran yang haruslah dengan menyimak,

presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, menanggapi,

menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar, menyelidiki,

mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan

masalah, menerapkan melalui tugas atau kuis sebagai pemantapan sehingga

disini siswa dituntut aktif dan disiplin pada saat pembelajaran berlangsung.

Permasalahan umum yang dicari melalui penelitian ini dirumuskan:

“Apakah terdapat peningkatan kedisiplinan belajar matematika setelah

mengunakan strategi Auditory Intellectually Repetition?”

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui proses

pembelajaran matematika melalui strategi Auditory Intelectually Repetition

yang dilakukan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan guru

pada proses pembelajaran dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan

kedisiplinan belajar siswa pokok bahasan luas permukaan bangun ruang

melalui penerapan strategi Auditory Intellectually Repetition.

Manfaat penelitian ini secara teoritis mendapatkan teori baru tentang

peningkatan kedisiplinan belajar matematika siswa melalui strategi Auditory

Intellectually Repetition dan sebagai referensi penelitian berikutnya yang

sejenis. Pada tatanan praktis mempunyai manfaat, yaitu: 1) bagi siswa, proses

pembelajaran ini dapat meningkatkan kedisiplinan belajar dan memberikan

informasi tentang pentingnya kedisiplinan dalam pembelajaran matematika;

2) bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas

pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaraan terutama dalam

rangka meningkatkan karakter kedisiplinan siswa dalam pembelajaran

matematika; 3) bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam

rangka perbaikan tata tertib; dan 4) bagi perpustakaan, penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai perbandingan atau referensi untuk penelitian yang

relevan.

3

B. Landasan Teori

Russefendi (Murniati, 2003: 46) menyatakan bahwa matematika itu

terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, defenisi-defenisi,

aksioma-aksioma dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan

kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut

ilmu deduktif. Menurut Reys (Murniati, 2007: 46) dalam bukunya

mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahan

bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal

itu (Murniati, 2007: 46). Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan

bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan dalam memahami arti dari struktur-struktur,

hubungan-hubungan, simbol-simbol yang ada dalam materi pelajaran

matematika sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002) yang dikutip

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain

knowledge, comprehension, or mastery of though experience or study; 2) to

fix in mind or memory/memorize; 3) to aquire trough experience to become in

forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian

memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,

mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau

menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas

atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah suatu proses

dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan

integrative dengan mengunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai

suatu tujuan (Abu Ahmadi: 126 - 127). Dari pengertian - pengertian tersebut,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dengan lingkungannya serta

tujuan belajar dapat diterima baik oleh masyarakat.

4

Kedisiplinan diartikan sebagai perilaku seseorang mengikuti pola-pola

tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih dahulu baik persetujuan

tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan. Adapun

belajar diartikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang

mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

Berdasarkan dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan kedisiplinan

belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan

aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-

peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan

tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun

dengan orangtua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan,

kecakapan, kebijaksanaan. Menurut Slameto (2003), ada beberapa macam

disiplin belajar yang hendaknya dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan

belajarnya di sekolah yaitu: disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin

siswa dalam mengerjakan tugas, disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di

sekolah, dan disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah.

Strategi Auditory Intellectually Repetition. Model pembelajaran ini

mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu

pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara

siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Menurut Suherman (2004:

20), AIR adalah strategi pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan

tiga hal, yaitu : 1) Auditory, yang berarti indra telinga digunakan dalam

belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, mengemukakan

pemdapat, menanggapi, presentasi, dan argumentasi; 2) Intellectualy, yang

berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar,

mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan

memecahkan masalah; 3) Repetition (pengulangan), yang berarti pemberian

kuis, tugas PR agar pemahaman siswa lebih luas dan mendalam. Langkah-

langkah Strategi Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition, yaitu: siswa

5

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen, kemudian guru

membagikan LKS dan guru mengarahkan serta memberi petunjuk cara

penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan cara eksplorasi media

pembelajaran (Auditory), secara berpasangan siswa tampil di depan berbagi

ide mendemonstrasikan media untuk memecahkan permasalahan

(Intellectually), siswa mengerjakan lembar permasalahan secara individu

dengan cara mengajukan pertanyaan (Intellectually), diskusi kelompok

(sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model,

mengemukakan gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan

(Intellectually), wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain menanggapi,

melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy), dan seorang siswa

wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy).

Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari (2011) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR)

dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Aplikasi Siswa “ dapat disimpulkan

bahwa kemampuan aplikasi siswa menggunakan model pembelajaran AIR

lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Ika Riptiana (2010)

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dengan model pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition lebih tinggi prestasi belajarnya daripada model

pembelajaran Resiprocal Teaching. Nur Supriyatun (2011) menyimpulkan

bahwa terdapat peningkatan minat dan prestasi belajar matematika melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Auditory Intellectually Repetition.

Perilaku disiplin guru kelas mempengaruhi sikap siswa terhadap sekolah dan

guru. Dalam tiga pengaturan, baik hukuman dan agresi berhubungan secara

signifikan dengan tingkat gangguan negatif siswa yang mempengaruhi guru

(Ramon Lewisa, Shlomo Romib, Yaacov J. Katzb, Xing Qui, 2008). Ratna

Dewi Rahmawati (2008) dengan judul “Upaya Peningkatan Kedisiplinan

Siswa Pada Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Cooperative

6

Learning”, menyimpulkan bahwa ada peningkatan kedisiplinan melalui

pendekatan Cooperative Learning.

Hipotesis tindakan yaitu: ”Meningkatnya Kedisiplinan Belajar

Matematika pada Luas Permukaan Bangun Ruang dengan Menggunakan

Strategi Auditory Intellectually Repetition ”

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

classroom action research dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah,

guru matematika dan peneliti dalam upaya peningkatan kedisiplinan belajar

matematika melalui strategi Auditory Intellectually Repetition.

PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian

berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses

belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternative pemecahan masalahnya

dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan

terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (Action) yang

dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan

dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan

masalah tersebut. Jika ternyata program itu belum dapat memecahkan

masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus

kedua) untuk mencoba tindakan yang lain (alternative pemecahan yang lain

sampai permasalahan dapat diatasi) (Sutama: 134).

Tempat yang digunakan untuk penelitian ”Peningkatan Kedisiplinan

Belajar melalui Strategi Auditory Intellectually Repetition ” adalah SMK

Muhammadiyah Kartasura yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 80

Kartasura, Sukoharjo.

Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan februari sampai dengan

bulan juli 2012 meliputi tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan

dan tahap pelaporan. Tahap persiapan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari

2012 sampai dengan 20 April 2012. Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada

7

Perencanaan tindakan dilaksanakan pada 23 Mei 2012 sampai dengan 11

Juni 2012. Tahap terakhir yaitu tahap pelaporan yang dilaksanakan pada

tanggal 4 Juni 2012 sampai dengan 23 Juli 2012.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X-OA SMK Muhammadiyah

Kartasura tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 39 siswa, dengan

pertimbangan bahwa siswa pada sekolah ini mempunyai kemampuan yang

heterogen.

Rencana penelitian dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:

dialog awal, perencanaan, identifikasi masalah dan penyebab, perencanaan

solusi masalah, perencanaan pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, refleksi dan evaluasi.

Metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan

metode bantu. Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi. Metode bantu yang digunakan dokumentasi dan catatan

lapangan. Dokumen didalam penelitian ini berupa catatan yang dilakukan

oleh peneliti dan guru matematika.

Instrumen yang digunakan antara lain: lembar observasi, dokumen

dan pedoman wawancara dialog awal. Lembar observasi ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam menyampaikan materi

mulai dari awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan pada akhir

proses pembalajaran. Pedoman wawancara dialog awal digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengajaran yang dilakukan selama ini, serta sejauh

mana kemajuan siswa dalam kedisiplinan belajar

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk mengolah

data nilai yang berupa kedisiplinan belajar matematika yang dianalisi dengan

pencapaian persentase. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu

data dianalisi sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan

selama proses pembelajaran.

Keabsahan data kualitatif menurut Sukmadinata (2005) dapat

dilakukan melalui observasi secara terus menerus, triangulasi sumber,

metode, dan peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan

8

pengecekan referensi. Penelitian ini keabsahan dilakukan dengan triangulasi

sumber.

D. Hasil Penelitian

Tindakan yang disepakati untuk mengatasi masalah adalah diskusi

antara peneliti dan guru kelas. Dalam hal ini telah dilakukan pada dialog awal

yang dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Mei 2012.

Hasil Pengamatan pada proses pembelajaran langsung masih terdapat

sekelompok siswa yang tingkat kedisiplinan belajarnya masih rendah. Hal ini

nampak pada siswa dalam mengikuti pelajaran terkesan tidak atau kurang

serius bahkan kadang terkesan semaunya. Siswa datang terlambat, siswa

sering tidak mencatat, siswa tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda

masuk telah berbunyi, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa lebih senang

berbicara dengan teman-temannya daripada mencoba mengerjakan soal, tidak

mendengarkan saat guru menerangkan dan masih banyak lagi perilaku tidak

disiplin belajar yang dilakukan siswa di sekolah.

Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan strategi

pembelajaran aktif Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam proses

pembelajaran. Dengan model pembelajaran aktif AIR diharapkan akan

meningkatkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Kedisiplinan dalam belajar matematika

disini dilihat dari 2 macam indikator yaitu: mematuhi peraturan dan tepat

waktu.

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra

diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 39 siswa

sebagai berikut: siswa yang mematuhi peraturan sebanyak 9 siswa (23,08%),

siswa yang tepat waktu sebanyak 10 siswa (25,64%).

Pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan

putaran III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil

penelitian pada tindakan kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa

9

tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan kedisiplinan

belajar siswa. Jadi penerapan strategi pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition (AIR) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

kedisiplinan belajar siswa.

Tabel 4.1

Data Hasil Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA

SMK Muhammadiyah Kartasura

Tindakan Kedisiplinan Belajar Matematika

Taat pada Peraturan Tepat Waktu

Sebelum

Tindakan

9 siswa

(23,08 %)

10 siswa

(25,64 %)

Putaran I 14 Siswa

(35,89 %)

17 Siswa

(43,59 %)

Putaran II 19 Siswa

(48,72 %)

22 Siswa

(56,41 %)

Putaran III 28 Siswa

(71,79 %.)

33 Siswa

(84,62 %)

Adapun grafik peningkatan Kedisiplinan belajar siswa dari sebelum

tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas X-OA

SMK Muhammadiyah Kartasura

10

Adapun proposisi hasil penelitian yaitu taat pada peraturan yang

meliputi: 1) aturan sekolah, aturan kelas dan aturan guru meningkatkan

kedisiplinan belajar matematika siswa; 2) tepat waktu yang meliputi tepat

waktu masuk kelas, mengumpulkan tugas dan pulang sekolah meningkatkan

kedisiplinan belajar matematika siswa; 3) strategi Auditory Intellectually

Repetition meningkatkan kedisiplinan belajar matematika siswa.

E. Kesimpulan dan Saran

Pembelajaran ini khususnya pada Luas Permukaan Bangun Ruang

melalui strategi Auditory Intellectually Repetition. Data peningkatan

kedisiplinan siswa dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar ini

mengalami hasil yang baik. Kedisiplinan belajar siswa sebelum penelitian

23,08%, putaran I meningkat menjadi 39,74%, putaran II 52,56% dan pada

putaran III 78,21%. Kedisiplinan dalam taat pada peraturan setiap putaran

semakin meningkat. Sebelum penelitian hanya 23,93 %, putaran I meningkat

menjadi 35,89 %, putaran II 48,72 % dan pada putaran III meningkat menjadi

71,79 %. Kedisiplinan dalam tepat waktu setiap putaran semakin meningkat.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Sebelum Putaran I Putaran II Putaran III

Taat Peraturan

Tepat Waktu

KED

ISIP

LIN

AN

SIS

WA

(PER

SEN

)

PUTARAN

11

Sebelum penelitian hanya 25,64 %, putaran I meningkat menjadi 43,59 %,

putaran II 56,41 % dan pada putaran III meningkat menjadi 84,62 %.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam usaha peningkatan kedisiplinan siswa di kelas melalui strategi

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), maka diajukan

sejumlah saran, yaitu: 1) kepada guru matematika dalam penyajian masalah

kontekstual, guru matematika perlu memperhatikan tingkat pengetahuan

matematika siswa dan pengalaman keseharian siswa serta guru matematika

perlu mendisiplinkan diri dalam pembelajaran. Hal ini akan dapat membantu

guru untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam proses pembelajaran; 2)

terhadap siswa: setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan

guru dan saling membantu sesama teman agar proses mengajar terjadi secara

efektif dan hasil evaluasi belajarnya juga meningkat. Untuk melatih

kedisiplinan belajar, siswa hendaknya lebih datang tepat waktu dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, mengerjakan tugas, mematuhi peraturan

baik peraturan sekolah, kelas maupun guru serta pulang sekolah tepat waktu.

Setiap siswa hendaknya lebih membekali diri dengan rasa percaya diri yang

tinggi agar mudah dalam meraih hasil belajar yang optimal; 3) kepada peneliti

berikutnya, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengatasi

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika.

Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar disekolah berjalan efektif

tanpa hambatan, sesuai dengan yang diinginkan, dan mampu meningkatkan

daya tarik siswa terhadap matematika.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aunurahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Azizi Yahya, Jamaludin Ramli, Sharin Haslim, Mohd. Ali Ibrahim, raja Roslan

Raja Abd Rahman dan Noordin Yahya. 2009. Dicipline Problems among

12

Secondary School Students in Johor Bahru, Malaysia. Europa Journal of Social Scienses. Volume 11, Number 4

David Osher, George G. Bear, Jeffrey R. Sprague and Walter Doyle. 2010. How

Can We Improve School Disicipline?. Educational Researcher. Vol. 39, No. 1, pp. 48-58

Dedi Rohendi, Heri Sutarno, Lies Puji Lestari. 2011.“Penerapan Model

Pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) dalam Upaya Meningkatkan Kemempuan Aplikasi Siswa “, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol 4 No. 1

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Angkasa http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197944-pengertian-

kedisiplinan-belajar-anak/ http://kedisiplinanbelajarsiswa-ajeng.blogspot.com/ http://www.masbied.com/2012/02/18/pengertian-matematika/ http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/15-air-auditory-intellectualy.html Martini, Yayuk Sri. 2005. “Hubungan Kemampuan Numerik, Aktivitas Belajar

dan Kedisiplinan Belajar”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak diterbitkan). Nur Wahyuni, Esa dan Baharudin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Rahmawati, Ratna Dewi. 2008. “Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Pada

Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Cooperative Learning”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Ramon Lewisa, Shlomo Romib, Yaacov J. Katzb, Xing Qui. 2008. “Students’

reaction to classroom discipline in Australia, Israel, and China”, An International Journal of Research and Studies, Vol. 24 No. 3

Riptiana, Ika. 2010. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika melalui Model

Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dan Reciprocal Teaching ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhunya. Jakarta:

Rineka Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

13

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Badung: Remaja

Rosdakarya. Sumadi. 2008. Matematika: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK) Kelas XI Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Supriyatun, Nur. 2011. “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Auditory Intellectually Repetition”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan

PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama -------. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitaif, Kualitatif, PTK, R dan D.

Surakarta: Fairuz Media